Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN

1.1. Dasar Teori


Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman
budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang
sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang
tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman
lain yang ada di dekat atau disekitar tanaman pokok tersebut. Pendapat para ahli
gulma yang lain ada yang mengatakan bahwa gulma disebut juga sebagai
tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tidak
diinginkan dan menimbulkan kerugian (Hanfiah, 2010).
Berdasar sifat morfologinya, gulma dibedakan menjadi gulma berdaun sempit
(grasses), gulma teki-tekian (sedges), gulma berdaun lebar (broad leaves), dan
gulma pakis-pakisan (ferns). Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat dibedakan
menjadigulma semusim (annual weeds), gulma semusim (biannual weeds), dan
gulma tahunan (prennial weeds). Berdasarkan habitat tumbuhnya gulma dapat
dibedakan menjadi gulma air (aquatic weeds) dan gulma daratan (terestrial
weeds). Identifikasi gulma dapat ditempuh dengan satu cara atau kombinasi
dengan cara; 1) Membandingkan gulma tersebut dengan material yang sudah ada
(herbarium); 2) Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang
bersangkutan; 3) Mencari sendiri melalui kunci identifikasi; 4) Membandingkan
dengan determinasi yang telah ada; 5) Membandingkan dengan ilustrasi yang
telah tersedia. Bagian-bagian yang harus diperhatikan untuk memperoleh efisiensi
pendataan vegetasi diantaranya adalah: keadaan geologi tanah, topografi, dan
data-data sebelumnya serta fasilitas kerja atau keadaan seperti peta,lokasi yang
dicapai, waktu yang tersedia dan sebagainya. Vegetasi menggambarkan perpaduan
berbagai jenis tumbuhan suatu wilayah atau daerah. Suatu analisis vegetasi
kadang kala dibagi menjadi beberapa komunitas yang tumbuh bersama dalam satu
wilayah.komunitas tumbuhan (asosiasi) sering kali digunakan oleh ahli ekologi
untuk menjelaskan suatu vegetasi di sustu wilayah (Hakim, 1986).

1.2. Tujuan Praktikum

1
Tujuan dari praktikum organisme pengganggu tumbuhan yaitu untuk
mengetahui dominansi gulma dan pengaruh adanya gulma bagi tanaman.

2
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1. Tempat dan Waktu


Praktikum pengendalian gulma dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3
Januari 201 7 pukul 10.00 WIB, di Lahan Kebun, Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

2.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum pengendalian gulma yaitu, Tali rapia,
Kayu,Handpone untuk dokumentasi, dan bahan yang di gunakan Lahan Kebun
Jagung Berukuran 3 m x 1 m, dan Gulma.

3.3. Cara Kerja


1. Amati gulma yang ada di sekitar Lahan.
2. Catat nama gulma, siklus hidup tanaman, morfologi, habitat, serta deskripsi
lainnya.
3. Gambar tumbuhan/gulma tersebut.

3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Jenis Gulma Petak Contoh/plot KM KN% FM FN% SDR


1 2 3 4 5 6 7 8 9 %
Rumput Teki 2 4 1 3 3 - 11 5 1 30 29,41 8 20 49,4
(Cyperus rotundus) 1
Alang-alang 1 - - 2 1 3 5 2 3 17 16,67 7 17,5 34,1
(Imperata cylindricaI) 7
Babandotan 1 1 - 2 4 2 - 1 - 11 10,78 6 15 25,7
(Agaretum sp) 8
Meniran 2 1 1 5 1 - - 3 2 15 14,70 7 17,5 32,2
(Phyliantushirum)

4
Rumput Mutiara 7 5 2 1 - - - 1 - 16 15,68 5 12,5 28,1
( Hedyotis corymbosa L) 8
Karamunting 1 1 - 2 1 5 1 3 - 13 12,74 7 17,5 30,2
(Melastoma malabatricum) 4

Tabel Inventarisasi Gulma pada tanaman Jagung (Zea mays)


Penjumlahan dari data diatas

KM = Jumlah individu tiap jenis gulma/vegetasi yang di temukan

KN = X 100%

FM = Jumlah kemunculan tiap jenis vegetasi

FN = X 100%

5
SDR = KN+FN

6
1. KM = 30 2. KM = 17 3. KM = 11

KN = X 100% KN = X 100% KN = X 100%

= 29,41 = 16,67 = 10,78


5. KM = 16
FM = 8 FM = 7 FM = 6

KN = X 100%
FN = X 100% FN = X 100% FN = X 100%

= 15,68
= 20 = 17,5 = 15
FM = 5
SDR = 29,41+20 SDR = 16,67+17,5 SDR = 10,78+15

4. KM ==15
49,41 = 34,17 6. KM = 13= 25,78
FN = X 100%

KN = X 100% = 12,5 KN = X 100%

SDR = 15,68+12,5
= 14,70 = 12,74
= 28,18
FM = 7 FM = 7

FN = X 100% FN = X 100%

= 17,5 = 17,5

SDR = 14,70+17,5 SDR = 12,74+17,5

= 32,2 = 30,24

7
3.2 Pembahasan

3.2.1 Rumput Teki (Cyperus rotundus)

Dari hasil pengamatan yang dilakukan


bahwa rumput teki lebih mendominasi dalam
pertumbuhannya dibandingkan tanaman gulma
lain dalam areal lahan tanaman jagung dan hal itu
terbukti dari jumlah kerapatan mutlak yaitu 30
dan frekuensi mutlaknya yaitu 8 invidu tanaman.
Ciri-ciri tumbuhan rumput teki, yaitu Rumput
teki termasuk dalam rumput semu menahun,
Memiliki ketinggian antara 1 100 cm, Batang rumputnya membentuk segitiga
menajam kearah atas, Memiliki daun antara 4 10 helai dan terkumpul di pangkal
batang, Akar dan pelepah daunnya tertutup oleh tanah, helaiian daun seperti pita
yang bersilang berjajar, permukaan atas berwarna hijau mengkilat dan memanjang
antara 10 -30 cm dengan lebar mencapai 3 6 cm, memiliki allelophat yang dapat
membunuh tumbuhan lainnya, Perbungaan tumbuhan rumput teki adalah bunga
majemuk berupa bulir dan berjumlah sekitar 7 25 bunga, dengan bentuk seperti
payung serta memiliki warna kuning atau kuning kecoklat-coklatan dandMemiliki
umbi yang menjalar, berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, memiliki rambut
halus, berwarna kecoklatan, dan biasanya berkumpul berupa rumpun.
Klasifikasi Rumput Teki (Cyperus rotundus)
Kingdom : Tumbuhan atau Plantae
Subkingdom : Tumbuhan pembuluh atau Tracheobionto
Super Divisi : Tumbuhan menghasilkan biji atau Spermatophyta
Divisi : Tumbuhan berbunga atau Magnoliophyta
Kelas : Tumbuhan monokotil atau Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus

8
Cara untuk mengendalikan gulma ini dapat dilakukan dengan cara; yang
pertama, teknik budidaya tanaman yaitu dengan cara menanam varietas yang
tahna penyakit, melakukan pengolahan lahan, kedua, dengan cara fisik yaitu
dengan cara membakar gulma tersebut, ketiga, secara mekanis yaitu dengan
memotong gulma tersebut, keempat, secara biologi yaitu dengan memutus daur
hidup oorganisme pengganggu gulma tersebu, menanam tanaman kompetitornya,
kelima, secara kimia yaitu dengan menggunakan pestisida untuk mengendalikan
pertubuhan gulma. Herbisida yang non selektif adalah herbisida yang meracuni
hampir semua jenis tumbuhan, terutama yang masih hijau, termasuk tanaman
pokoknya. Contohnya bahan aktif Gliposat, sulfosat dan paraquat.

3.2.2 Alang-alang (Imperata cylindrica)

Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa


rumput alang-alang (Imperta cylindrica) lebih
mendominasi dalam pertumbuhannya
dibandingkan tanaman gulma lain dalam
areal lahan tanaman jagung dan hal itu
terbukti dari jumlah kerapatan mutlak yaitu 17
dan frekuensi mutlaknya yaitu 7 invidu tanaman.
Ciri-ciri tumbuhan alang-alang (Imperata
cylindrica), yaitu tumbuhan yang termasuk
kedalam tumbuhan monokotil yang memiliki ciri-ciri akar serabut, batang beruas-
ruas, daun sejajar/melengkung, dan memiliki biji berkeping satu.
Klasifikasi Rumput Teki (Cyperus rotundus)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Imperata

9
Spesies : Imperata cylindrica
Cara untuk mengendalikan gulma ini dapat dilakukan dengan cara; yang
pertama, teknik budidaya tanaman yaitu dengan cara menanam varietas yang
tahna penyakit, melakukan pengolahan lahan, kedua, dengan cara fisik yaitu
dengan cara membakar gulma tersebut, ketiga, secara mekanis yaitu dengan
memotong gulma tersebut, keempat, secara biologi yaitu dengan memutus daur
hidup oorganisme pengganggu gulma tersebu, menanam tanaman kompetitornya,
kelima, secara kimia yaitu dengan menggunakan pestisida untuk mengendalikan
pertubuhan gulma. herbisida non-selektif bisa digunakan untuk mengendalikan
gulma pada tanaman jagung, khususnya herbisida kontak seperti paraquat. Teknik
pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan teknik direct spray yang menggunakan
sungkup atau corong agar tidak mengenai tanaman jagung. Namun dewasa ini
telah ada beberapa jenis herbisida yang bisa diaplikasikan langsung keatas
tanaman jagung . Herbisida selektif ini mempunyai bahan aktif campuran atrazin
dan mesotrion serta berbahan aktif tunggal ametrin yang dapat diaplikasikan pada
saat jagung berumur 7 sampai 14 hari dengan kondisi tanah yang lembab, dan
jagung mempunyai 3-4 helai daun.

3.2.3 Rumput Babadotan (Agaretum sp)

Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa


rumput alang-alang (Imperta cylindrica) lebih
mendominasi dalam pertumbuhannya
dibandingkan tanaman gulma lain dalam
areal lahan tanaman jagung dan hal itu
terbukti dari jumlah kerapatan mutlak yaitu 15
dan frekuensi mutlaknya yaitu 6 invidu tanaman.
Ciri-ciri tumbuhan Rumput Babadotan (Agaretum
sp) yaitu Daun bertangkai, letaknya saling
berhadapan dan bersilang (composite), helaian daun bulat telur dengan pangkal
membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1 10 cm, lebar 0,5 6 cm,
kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di

10
permukaan bawah daun, warna hijau; Batang bulat berambut panjang, jika
menyentuh tanah akan mengeluarkan akar; Kecil, berwarna putih keunguan.
Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari
ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6 8 mm, dengan tangkai
yang berambut; Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil.
Klasifikasi Rumput Babadotan (Agaretum sp)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Orde : Asterales
Family : Asteraceae/Compositae
Trive : Eupatorieae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides
Cara untuk mengendalikan gulma ini dapat dilakukan dengan cara; yang
pertama, teknik budidaya tanaman yaitu dengan cara menanam varietas yang
tahna penyakit, melakukan pengolahan lahan, kedua, dengan cara fisik yaitu
dengan cara membakar gulma tersebut, ketiga, secara mekanis yaitu dengan
memotong gulma tersebut, keempat, secara biologi yaitu dengan memutus daur
hidup oorganisme pengganggu gulma tersebu, menanam tanaman kompetitornya,
kelima, secara kimia yaitu dengan menggunakan pestisida untuk mengendalikan
pertubuhan gulma. herbisida non-selektif bisa digunakan untuk mengendalikan
gulma pada tanaman jagung, khususnya herbisida kontak seperti paraquat. Teknik
pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan teknik direct spray yang menggunakan
sungkup atau corong agar tidak mengenai tanaman jagung. Namun dewasa ini
telah ada beberapa jenis herbisida yang bisa diaplikasikan langsung keatas
tanaman jagung . Herbisida selektif ini mempunyai bahan aktif campuran atrazin
dan mesotrion serta berbahan aktif tunggal ametrin yang dapat diaplikasikan pada
saat jagung berumur 7 sampai 14 hari dengan kondisi tanah yang lembab, dan
jagung mempunyai 3-4 helai daun.

11
3.2.4 Rumput Meniran (Phyliantushirum)

Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa


rumput alang-alang (Imperta cylindrica) lebih
mendominasa dalam pertumbuhannya
dibandingkan tanaman gulma lain dalam
areal lahan tanaman jagung dan hal itu
terbukti dari jumlah kerapatan mutlak yaitu 15
dan frekuensi mutlaknya yaitu 7 invidu tanaman.
Ciri-ciri tumbuhan Rumput maniran
(Phyliantushirum) yaitu memiliki bentuk batang bulat, basah dan tinggi kurang
dari 50 cm, Daun dari tanaman meniran bertulang menyirip genap, setiap satu
tangkai memiliki daun majemuk dengan ukuran yang kecil dan berbentuk lonjong,
Bunga tumbuhan ini terdapat pada setiap ketiak daun serta menghadap ke bagian
bawah, Meniran umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput
biasa, Meniran tumbuh subur di tempat yang lembab pada dataran rendah
sampaiketinggian 1000 meter di atas permukaan lautSenyawa kimia yang
terkandung di dalam tubuh meniran adalah zat filantin, kalium, damar dan zat
penyamak.
Klasifikasi Rumput Meniran(Phylianthushirum)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
Spesies : Phyllanthusniruri
Cara untuk mengendalikan gulma ini dapat dilakukan dengan cara; yang
pertama, teknik budidaya tanaman yaitu dengan cara menanam varietas yang
tahna penyakit, melakukan pengolahan lahan, kedua, dengan cara fisik yaitu
dengan cara membakar gulma tersebut, ketiga, secara mekanis yaitu dengan

12
memotong gulma tersebut, keempat, secara biologi yaitu dengan memutus daur
hidup oorganisme pengganggu gulma tersebu, menanam tanaman kompetitornya,
kelima, secara kimia yaitu dengan menggunakan pestisida untuk mengendalikan
pertubuhan gulma. herbisida non-selektif bisa digunakan untuk mengendalikan
gulma pada tanaman jagung, khususnya herbisida kontak seperti paraquat. Teknik
pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan teknik direct spray yang menggunakan
sungkup atau corong agar tidak mengenai tanaman jagung. Namun dewasa ini
telah ada beberapa jenis herbisida yang bisa diaplikasikan langsung keatas
tanaman jagung . Herbisida selektif ini mempunyai bahan aktif campuran atrazin
dan mesotrion serta berbahan aktif tunggal ametrin yang dapat diaplikasikan pada
saat jagung berumur 7 sampai 14 hari dengan kondisi tanah yang lembab, dan
jagung mempunyai 3-4 helai daun.
3.2.5 Rumput mutiara ( Hedyotis corymbosa )

Dari hasil pengamatan yang dilakukan


bahwa rumput mutiara (Hedyotis
corymbosa ) lebih mendominasi dalam
pertumbuhannya dibandingkan tanaman gulma
lain dalam areal lahan tanaman jagung dan hal
itu terbukti dari jumlah kerapatan mutlak yaitu
11 dan frekuensi mutlaknya yaitu 6 invidu
tanaman. Ciri-ciri tumbuhan rumput mutiara
(Hedyotis corymbosa ) yaitu Rumput mutiara
berpenampakan tegak atau condong,sering bercabang mulal dari pangkal
batangnya dengan tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang rumput ini bersegi empat, gundul
atau dengan sisik sangat pendek, bercabang, dengan tebal 1 mm dan
berwarna hijau kecoklatan sampai hijau keabu-abuan. Daunnya relatif kecil
dengan panjang daun 2 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung
dan pangkal daunnya runcing, berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil
sepanjang tepi daunnya dengan tangkai daun sangat pendek dan memiliki rambut
pendek pada ujungnya. Akar tanaman herba ini merupakan akar tunggang dengan
garis tengah rata-rata 1 mm dengan akar cabang berbentuk benang.

13
Klasifikasi Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa )
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Hedyotis
Spesies : Hedyotis corymbosa L
Cara untuk mengendalikan gulma ini dapat dilakukan dengan cara; yang
pertama, teknik budidaya tanaman yaitu dengan cara menanam varietas yang
tahna penyakit, melakukan pengolahan lahan, kedua, dengan cara fisik yaitu
dengan cara membakar gulma tersebut, ketiga, secara mekanis yaitu dengan
memotong gulma tersebut, keempat, secara biologi yaitu dengan memutus daur
hidup oorganisme pengganggu gulma tersebu, menanam tanaman kompetitornya,
kelima, secara kimia yaitu dengan menggunakan pestisida untuk mengendalikan
pertubuhan gulma. herbisida non-selektif bisa digunakan untuk mengendalikan
gulma pada tanaman jagung, khususnya herbisida kontak seperti paraquat. Teknik
pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan teknik direct spray yang menggunakan
sungkup atau corong agar tidak mengenai tanaman jagung. Namun dewasa ini
telah ada beberapa jenis herbisida yang bisa diaplikasikan langsung keatas
tanaman jagung . Herbisida selektif ini mempunyai bahan aktif campuran atrazin
dan mesotrion serta berbahan aktif tunggal ametrin yang dapat diaplikasikan pada
saat jagung berumur 7 sampai 14 hari dengan kondisi tanah yang lembab, dan
jagung mempunyai 3-4 helai daun.

3.2.6 Karamunting (Melastoma malabatricum)

Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa rumput Karamunting


(Melastoma malabatricum)lebih mendominasa dalam pertumbuhannya
dibandingkan tanaman gulma lain dalam areal lahan tanaman jagung dan
hal itu terbukti dari jumlah kerapatan mutlak yaitu 13 dan frekuensi mutlaknya

14
yaitu 7 invidu tanaman. Ciri-ciri tumbuhan Karamunting (Melastoma
malabatricum) yaitu Karamunting (Melastoma malabathricum) adalah tumbuhan
yang tumbuh liar pada tempat yang mendapat sinar matahari yang cukup, seperti
di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang tidak terlalu gersang. Tumbuhan
ini biasanya ditemukan sampai pada ketinggian 1.650 meter di atas permukaan
laut. Ciri-ciri termasuk dalam kelompok perdu, daun tunggal, bangun elips
memanjang sampai lonjonng, duduk daun berhadapan bersilang, permukaan daun
berambut bila diraba terasa kasar, pangkal daun membulat, tepi daun rata, ujung
daun meruncing. Bunga termasuk bunga majemuk berwarna ungu kemerah-
merahan, buahnya dapat dimakan mempunyai biji berukuran kecil.
Klasifikasi Rumput Karamunting (Melastma malabatricum)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Melastomataceae
Genus : Melastoma
Species : Melastoma malabatricum
Cara untuk mengendalikan gulma ini dapat dilakukan dengan cara; yang
pertama, teknik budidaya tanaman yaitu dengan cara menanam varietas yang
tahna penyakit, melakukan pengolahan lahan, kedua, dengan cara fisik yaitu
dengan cara membakar gulma tersebut, ketiga, secara mekanis yaitu dengan
memotong gulma tersebut, keempat, secara biologi yaitu dengan memutus daur
hidup oorganisme pengganggu gulma tersebu, menanam tanaman kompetitornya,
kelima, secara kimia yaitu dengan menggunakan pestisida untuk mengendalikan
pertubuhan gulma. herbisida non-selektif bisa digunakan untuk mengendalikan
gulma pada tanaman jagung, khususnya herbisida kontak seperti paraquat. Teknik
pengaplikasiannya dapat dilakukan dengan teknik direct spray yang menggunakan
sungkup atau corong agar tidak mengenai tanaman jagung. Namun dewasa ini

15
telah ada beberapa jenis herbisida yang bisa diaplikasikan langsung keatas
tanaman jagung . Herbisida selektif ini mempunyai bahan aktif campuran atrazin
dan mesotrion serta berbahan aktif tunggal ametrin yang dapat diaplikasikan pada
saat jagung berumur 7 sampai 14 hari dengan kondisi tanah yang lembab, dan
jagung mempunyai 3-4 helai daun.

1V. PENUTUP

16
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa gulma
adalahsuatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya, tumbuhan
yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang sengaja ditanam) atau
semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh
sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di
dekat atau disekitar tanaman pokok tersebut, dan hasil pengamatan yang
mendominasi gulma pada area lahan tanaman jagung (Zea mays) yaitu gulma
rumput teki (Chyperus rotundus). Berdasarkan habitat tumbuhnya gulma dapat
dibedakan menjadi gulma air (aquatic weeds) dan gulma daratan (terestrial
weeds). Identifikasi gulma dapat ditempuh dengan satu cara atau kombinasi
dengan cara; 1) Membandingkan gulma tersebut dengan material yang sudah ada
(herbarium); 2) Konsultasi langsung dengan para ahli dibidang yang
bersangkutan; 3) Mencari sendiri melalui kunci identifikasi; 4) Membandingkan
dengan determinasi yang telah ada; 5) Membandingkan dengan ilustrasi yang
telah tersedia. Bagian-bagian yang harus diperhatikan untuk memperoleh efisiensi
pendataan vegetasi diantaranya adalah: keadaan geologi tanah, topografi, dan
data-data sebelumnya serta fasilitas kerja atau keadaan seperti peta,lokasi yang
dicapai, waktu yang tersedia dan sebagainya. Vegetasi menggambarkan perpaduan
berbagai jenis tumbuhan suatu wilayah atau daerah.

4.2 Saran
Dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami
mengharapkan saran dan masukkan dari pembaca, agar laporan ini lebih lengkap.
Terimakasi.

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Dkk. 1986.inventarisasi gulma.


Universitas Lampung: Lampung

17
Hanafiah, Ali Kemas. 2010.pengertian gulma. Raja Grafindo Persada:
Jakarta.
Hardjowigeno, H. S. 1987. Klasifikasi gulma dan morfologi gulma. Akademika
Pressindo: Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai