Anda di halaman 1dari 30

SEJARAH INDONESIA

KERAJAAN KALINGGA DAN KERAJAAN SRIWIJAYA

DISUSUN OLEH:

EVAN SYAM SEPTIADI

FARAH AZZAHRA

FATHI ADITYA

FIFI NIKEN GAYATRI

FIKRI DARMAWAN

GABRIELLA DESMEANA FLORENCE

ICHWANDANNY FATHURAHMAN

X MIPA 10

SMAN 1 BEKASI

TAHUN AJARAN 2014/2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami mencoba menyusun makalah ini dengan sedemikian rupa dengan
harapan dapat membatu teman-teman dalam memahami pelajaran sejarah yang
merupakan judul dari makalah kami, yaitu, Kerajaan Kalingga dan Kerajaan
Sriwijaya Disamping itu, kami berharap bahwa makalah sejarah ini dapat dijadikan
bekal pengetahuan untuk melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah sejarah ini masih ada
kekurangan, sehingga kami berharap kritik dan saran dari teman-teman, khususnya
dari guru mata pelajaran sejarah, Ibu Hendriyati, agar kami dapat menyajikan
makalah yang lebih baik lagi untuk selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

Bekasi, 26 Oktober 2014

Kelompok 2
KERAJAAN KALINGGA

Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah


kerajaan bercorak Budha yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 Masehi.
Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara
Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Kerajaan ini pernah
diperintah oleh Ratu Sima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang
mencuri, akan dipotong tangannya.

Sumber Sejarah
Nama Kerajaan Ho-ling sempat tercatat dalam kronik dinasti Tang yang
memerintah Cina pada 618-906 M. Menurut catatan kronik tersebut, penduduk Ho-
ling biasa makan tanpa menggunakan sendok atau cupit, melainkan dengan jari-jari
tangannya saja, dan gemar minum semacam tuak yang mereka buat dari getah
bunga pohon kelapa (aren). Ibukota Kerajaan Ho-ling dikelilingi pagar dari kayu.
Raja mendiami istana yang bertingkat dua yang beratapkan daun palma. Raja duduk
di atas bangku yang terbuat dari gading, memergunakan juga tikar yang terbuat dari
kulit bambu. Dicatat pula bahwa Ho-ling mempunyai sebuah bukit yang disebut
Lang-pi-ya, yang sering dikunjungi raja untuk melihat laut (Proyek Penelitian dan
Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1978:50).
Mengenai Kerajaan Ho-ling, terdapat sumber lain selain kronik dari Dinasti
Tang. Seorang pendeta Budha bernama I-tsing, menyatakan bahwa dalam tahun
664 M telah datang seorang pendeta bernama Hwi-Ning di Ho-ling, dan tinggal di
situ selama 3 tahun. Dengan bantuan Pendeta Ho-ling, Jnanabhadra, ia
menerjemahkan berbagai kitab suci agama Budha Hinayana (Soekmono, 1973:37).

Pemerintahan Dan Kehidupan Masyarakat


Menurut berita china, Kerajaan Holing atau Kalingga diperintah oleh seorang
wanita bernama Ratu Sima. Masa pemerintahannya dimulai sekitar tahun 674 M.
Kepemimpinan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Setiap
pelanggar diberikan sanksi tegas. Tidak peduli apakah pelanggar tersebut adalah
warga istana atau bukan. Rakyat selau tunduk dan taat pada ratu sima, begitu juga
dengan pejabat kerajaan. Oleh karena itu ketertiban dan ketentraman di Kalingga
berjalan dengan baik.
Menurut naskah Carita Parahyangan, Ratu Sima memiliki cucu bernama Sahana
yang menikah dengan Raja Brantasenawa dari Kerajaan Galuh. Sahana memiliki
anak bernama Sanjaya yang kelak menjadi Dinasti Sanjaya. Sepeninggalan Ratu
Sima, Kerajaan Kalingga ditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat terpengaruh oleh ajaran
Budha. Oleh karena itu, Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha. Holing
memiliki seorang pendeta yang bernama Jnanabhadra. Hal itu menyebabkan
masyarakat Holing mayoritas beragama Budha.
Pada suatu hari, seorang pendeta Budha dari Cina berkeinginan menuntut ilmu
di Holing. Pendeta itu bernama Hwi-Ning. Ia pergi Holing untuk menerjemahkan
kitab Hinayana dari bahasa sansekerta ke bahasa Cina.
Kehidupan perekonomian masyarakat kerajaan kalingga / holing berkembang
pesat. Masyarakat kerajaan kalingga telah mengenal hubungan perdagangan.
Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang di sebut dengan
pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan dengan teratur. Selain itu,
kegiatan ekonomi masyarakat lainnya, di antaranya bercocok tanam, menghasilkan
kulit, penyu, emas, perak, cula badak, dan gading serta membuat garam. Kehidupan
masyarakat holing tentram. Hal itu di sebabkan karena di Holing tidak ada kejahatan
dan kebohongan. Berkat kondisi itu, rakyat Holing memperhatikan pendidikan. Hal
itu terbukti dengan adanya rakyat Holing telah mengenal tulisan dan ilmu
perbintangan.

Masa Kejayaan
Pada tahun 674 Masehi, kerajaan kalingga/holing diperintah oleh seorang raja
putri yang bernama Ratu Sima. Ratu sima merupakan raja yang terkenal di
pemerintahan kerajaan holing. Dibawah kekuasaan Ratu sima ini, kerajaan
kalingga/holing mengalami masa kejayaan. Pada saat itu, semua rakyat hidup
dengan tenteram dan makmur. Mereka tunduk dan patuh terhadap segala perintah
ratu sima bahkan tidak ada seorang pun rakyat atau pejabat kerajaan yang berani
melanggarnya.
Pada suatu hari, ada seorang raja yang sangat penasaran dengan kejujuran
rakyat holing. Raja itu bernama Raja Tache. Ia berkeinginan untuk menguji kejujuran
rakyat holing. Untuk membuktikannya, raja Tache mengirim utusan ke holing.
Utusan tersebut diperintahkan untuk meletakkan pundi-pundi emas secara diam-
diam di tengah jalan dekat keramaian pasar. Tetapi tidak ada seorang pun yang
berani menyentuh pundi-pundi emas tersebut hingga 3 tahun lamanya. Namun,
pada suatu hari sang putera mahkota sedang berjalan-jalan melewati pasar tersebut.
Ketika berjalan, kaki putera mahkota tidak sengaja menyenggol pundi-pundi emas.
Salah seorang warga melihat kejadian itu dan ia melaporkan kepada pemerintah
kerajaan. Laporan tersebut terdengar oleh ratu sima. Ia langsung memerintahkan
kepada hakim untuk membunuh anaknya sendiri. Ratu sima menganggap itu
merupakan tindakan kejahatan pencurian. Beberapa patih kerajaan tidak setuju
dengan keputusan yang diambil oleh ratu sima. Mereka mengajukan pembelaan
untuk putera mahkota kepda ratu sima. Mereka meminta agar putera mahkota tidak
dibunuh melainkan hanya dipotong kakinya saja. Pembelaan patih kerajaan disetujui
oleh ratu sima. Oleh karena itu, untuk menebus kesalahan kaki putera mahkota
dipotong.

Masa Keruntuhan
Keruntuhan kerajaan Ho-ling terjadi pada tahun 752, karena Kerajaan Ho-ling
menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan
perdagangan Hindu, bersama Malayu dan Tarumanagara yang sebelumnya telah
ditaklukan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan
perdagangan Sriwijaya-Buddha
KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu
kerajaan besar yang pernah berdiri di pulau
Sumatera. Kerajaan yang dikenal dengan
kekuatan maritimnya tersebut berhasil
menguasi pulau Sumatera, Jawa, Pesisir
Kalimantan, Kamboja, Thailand Selatan,
dan Semenanjung Malaya yang kemudian
menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai
kerajaan yang berhasil menguasai
perdagangan di Asia Tenggara pada masa
itu. Dalam bahasa Sansekerta, sri berarti
bercahaya dan wijaya berarti
kemenangan. Jadi Sriwijaya berarti
kemenangan yang gemilang.
Tidak banyak bukti sejarah yang
menerangkan kapan berdirinya Kerajaan
Sriwijaya. Bukti tertua datangnya dari berita
dari Cina yaitu pada tahun 682 M terdapat seorang pendeta Tiongkok bernama I-
Tsing yang ingin belajar agama Budha di India, singgah terlebih dahulu di Sriwijaya
untuk mendalami bahasa Sanskerta selama 6 Bulan. Tercatat juga Kerajaan
Sriwijaya pada saat itu dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
Selain berita dari luar, terdapat juga beberapa prasasti peninggalan Kerajaan
Sriwijaya, diantaranya adalah prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isi
dari prasasti tersebut adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa mengadakan ekspansi 8
hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan
menguasai beberapa daerah seperti wilayah Kerajaan Melayu, Jambi dan Bengkulu.
Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur. Dari kedua bukti tertua di atas
bisa disimpulkan Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertamanya
adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
Cikal bakal keberadaan kerajaan yang terletak di seputar kota Palembang,
Sumatera Selatan sekarang ini menurut catatan sudah ada pada tahun 500-an.
Kerajaan ini terdiri atas tiga daerah utama: daerah ibukota yang berpusatkan di
sekitar Palembang, lembah Sungai Musi dan daerah-daerah muara. Mengingat
lokasinya, kerajaan ini diperkirakan menjadi pusat perdagangan dan merupakan
negara maritim penting pada abad keenam.

Prasasti-Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya


Sebagai Kerajaan Maritim yang besar, wilayah kekuasaan Sriwijaya juga
amat sangat besar, hal ini dibuktikan dengan peninggalan prasastinya yang dapat
ditemukan diberbagai tempat, seperti yang berikut ini.
1. Prasasti Ligor
Prasasti Ligor merupakan prasasti yang terdapat di Ligor (sekarang Nakhon Si
Thammarat, selatan Thailand). Prasasti ini merupakan pahatan ditulis pada dua sisi,
bagian pertama disebut prasasti Ligor A atau dikenal juga dengan nama manuskrip
Viang Sa sedangkan di bagian lainnya disebut dengan prasasti Ligor B.
Isi: Dari manuskrip Ligor A ini berisikan berita tentang raja Sriwijaya, raja dari
segala raja yang ada di dunia, yang mendirikan Trisamaya caitya untuk Kajara.
Sedangkan dari manuskrip Ligor B berangka tahun 775, berisikan berita tentang
nama Visnu yang bergelar Sri Maharaja, dari keluarga ailendravama serta dijuluki
dengan esavvrimadavimathana (pembunuh musuh-musuh yang sombong tidak
bersisa).

2. Prasasti Palas Pasemah


Prasasti Palas Pasemah, prasasti pada batu,
ditemukan di Palas Pasemah, di tepi Way (Sungai) Pisang,
Lampung. Ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa
Melayu Kuna sebanyak 13 baris. Meskipun tidak berangka
tahun, namun dari bentuk aksaranya diperkirakan prasasti
itu berasal dari akhir abad ke-7 Masehi.
Isi: Isinya mengenai kutukan bagi orang-orang yang tidak
tunduk kepada Sriwijaya.

3. Prasasti Leiden
Prasasti Leiden merupakan manuskrip yan ditulis pada lempengan tembaga
berangka tahun 1005 yang terdiri dari bahasa Sanskerta dan bahasa Tamil. Prasasti
ini dinamakan sesuai dengan tempat berada sekarang yaitu pada KITLV Leiden,
Belanda.
Isi: Prasasti ini memperlihatkan hubungan antara dinasti Sailendra dari Sriwijaya
dengan dinasti Chola dari Tamil, selatan India.

4. Prasasti Kota Kapur


Prasasti ini ditemukan di pesisir barat Pulau Bangka.
Prasasti ini dinamakan menurut tempat penemuannya yaitu
sebuah dusun kecil yang bernama "Kotakapur". Tulisan pada
prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan menggunakan
bahasa Melayu Kuna, serta merupakan salah satu dokumen
tertulis tertua berbahasa Melayu. Prasasti ini ditemukan oleh
J.K. van der Meulen pada bulan Desember 1892.
Isi: Prasasti Kota Kapur adalah salah satu dari lima buah
batu prasasti kutukan yang dibuat oleh Dapunta Hiya,
seorang penguasa dari Kadtuan rwijaya.
5. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Kedukan Bukit
ditemukan oleh M. Batenburg pada
tanggal 29 November 1920 di
Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan
35 Ilir, Palembang,Sumatera
Selatan, di tepi Sungai Tatang yang
mengalir ke Sungai Musi. Prasasti
ini berbentuk batu kecil berukuran
45 80 cm, ditulis dalam aksara
Pallawa, menggunakan bahasa
Melayu Kuna. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Indonesia.
Isi: Menyatakan bahwa Dapunta Hyang mengada- kan perjalanan suci
(sidhayarta) dengan perahu dan membawa 2.000 orang. Dalam perjalanan tersebut,
ia berhasil menaklukkan beberapa daerah.

6. Prasasti Hujung Langit


Prasasti Hujung Langit, yang dikenal juga
dengan nama Prasasti Bawang, adalah sebuah
prasasti batu yang ditemukan di desa Haur
Kuning, Lampung, Indonesia. Aksara yang
digunakan di prasasti ini adalah Pallawa dengan
bahasa Melayu Kuna.

7. Prasasti Talang Tuwo


Prasasti Talang Tuwo ditemukan
oleh Louis Constant Westenenk (residen
Palembang kontemporer) pada tanggal 17
November 1920 di kaki Bukit Seguntang.
Isi: Isi prasasti Talang Tuo adalah
berupa doa-doa dedikasi, dimana hingga
kini, doa-doa demikian masih dijalankan
dan diyakini. Prasasti ini memperkuat
bahwa terdapat pengaruh yang kuat dari
cara pandang Mahayana pada masa
tersebut, dengan ditemukannya kata-kata
seperti bodhicitta, mahasattva, vajrasarira, danannuttarabhisamyaksamvodhi,
dimana istilah-istilah bahasa Sanskerta tersebut memang digunakan secara umum
dalam ajaran Mahayana.
8. Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Batu 1 ditemukan
di sekitar kolam Telaga Biru (tidak jauh dari
Sabokingking), Kel. 3 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Kota
Palembang, Sumatera Selatan, pada tahun
1935. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum
Nasional dengan No. D.155. Di sekitar lokasi
penemuan prasasti ini juga ditemukan prasasti
Telaga Batu 2, yang berisi tentang keberadaan
suatu vihara di sekitar prasasti. Pada tahun-
tahun sebelumnya ditemukan lebih dari 30 buah
prasasti Siddhayatra. Bersama-sama dengan
Prasasti Telaga Batu, prasasti-prasasti tersebut kini disimpan di Museum Nasional,
Jakarta.
Isinya tentang kutukan terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan di
kedatuan Sriwijaya dan tidak taat kepada perintah dtu. Casparis berpendapat
bahwa orang-orang yang disebut pada prasasti ini merupakan orang-orang yang
berkategori berbahaya dan berpotensi untuk melawan kepada kedatuan Sriwijaya
sehingga perlu disumpah.

9. Prasasti Karang Birahi

Prasasti Karang Brahi adalah sebuah prasasti dari


zaman kerajaan Sriwijaya yang ditemukan pada tahun
1904 oleh Kontrolir L.M. Berkhout di tepian Batang
Merangin. Prasasti ini terletak pada Dusun Batu
Bersurat, Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang,
Kabupaten Merangin, Jambi.

Isinya tentang kutukan bagi orang yang tidak tunduk


atau setia kepada raja dan orang-orang yang berbuat
jahat. Kutukan pada isi prasasti ini mirip dengan yang terdapat pada Prasasti Kota
Kapur dan Prasasti Telaga Batu.

Perkembangan Kerajaan Sriwijaya

Beberapa faktor yang mendukung perkembangan kerajaan sriwijaya menjadi


kerajaan yang besar bahkan dapat dikatakan kerajaan maritim nasional :

Faktor geografis: letak yang strategis dlm jalur dagang antara india dan
tiongkok, bahkan bertambah ramai lagi setelah jalan darat india-tiongkok
terputus.
Muara sungai yang lebar memudahkan untuk dilayari.
Faktor ekonomis: di Sumatra banyak menghasilkan penyu, gading, kapur
barus dan lainnya.
Keruntuhan Kerajaan Funan pada abad ke VII yang dulu berpengaruh di Asia
Tenggara, secara tidak langsung memberikan peluang Sriwijaya untuk
menggantikan posisinya.

Perkembangan Politik Dan Pemerintahan

Kehidupan politik kerajaan Sriwijaya dapat ditinjau dari wilayah kekuasaan,


dan raja-raja yang memerintah.
Wilayah Kekuasaan
Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke-7. Dalam Prasasti
Kedukan Bukit dan Talang Tuo telah ditulis sebutan Dapunta Hyang. Dapunta Hyang
banyak melakukan usaha perluasan daerah.
Setelah berhasil menguasai Palembang, ibu kota Kerajaan Sriwijaya
dipindahakan dari Muara Takus ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya
dengan mudah dapat menguasai daerah-daerah di sekitarnya seperti:

Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional,


daerah ini dikuasai Sriwijaya pada tahun 686 M berdasarkan (Prasasti Kapur).
Daerah Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari. Daerah ini memiliki
kedudukan penting, untuk memperlancar perdagangan di pantai timur
Sumatra. Sriwijaya menaklukan kira-kira tahun 686 M (Prasasti Karang
Berahi).
Maka dalam abad ke-7 Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai kunci-kunci
jalan perdagangan yang penting seperti Selat Sunda, Selat Bangka, dan Laut Jawa
bagian barat.
Pada abad ke-8 M, perluasan Kerajaan Sriwijaya ditujukan ke arah utara, yaitu
menduduki:

Tanah Genting Kra merupakan tanah genting bagian utara Semenanjung


Melayu. Kedudukan Tanah Genting Kra sangat penting, jarak antara pantai
barat dan pantai timur sangat dekat sehingga para pedagang dari Cina
berlabuh dahulu di pantai timur dan membongkar dagangannya untuk
diangkut ke pantai barat. Kemudian berlayar ke India. Penguasaan Sriwijaya
di daerah ini tahun 775 M dari Prasasti Ligor.
Daerah lain yang menjadi kekuasaan Sriwijaya diantaranya:

Tulang-Bawang yang terletak di daerah Lampung.


Daerah Kedah yang terletak di pantai barat Semenanjung Melayu. Daerah ini
sangat penting bagi usaha pengembangan perdagangan India. Menurut I-
ysing, penaklukan Sriwijaya atas Kedah pada tahun 682-685 M.
Diketahui pula menurut berita Cina, adanya serangan barat sehingga mendesak
Kerajaan Kalingga pindah ke sebelah timur. Sriwijaya ingin menguasai pantai utara
Jawa bagian tengah karena merupakan jalur perdagangan yang penting.
Pada abad ke-8 Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai seluruh jalur
perdagangan Asia Tenggara, melalui Selat Malaka, Selat Karimata, dan Tanah
Genting Kra.
Dengan kekuasaan wilayah itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan laut
terbesar di seluruh Asia Tenggara.

Raja Raja yang Memerintah


Raja raja yang terkenal dalam masa pemerintahannya di Kerajaan Sriwijaya,
antara lain:
1) Dapunta Hyang Srijayanasa
Beliau merupakan pendiri kerajaan Sriwijaya. Pada masa pemerintahannya sejak
tahun 671 M, ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan sampai wilayah Jambi
dengan menduduki daerah Minangatamwan yang terletak di dekat jalur
perhubungan pelayaran perdagangan di Selat Malaka. Sejak awal ia telah mencita-
citakan agar Sriwijaya menjadi kerajaan maritim. Pada masa pemerintahannya,
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan.
2) Balaputera Dewa
Awalnya, Balaputradewa adalah raja di Kerajaan Syailendra. Ketika terjadi
perang saudara antara Balaputra Dewa dan Pramodhawardani (kakaknya) yang
dibantu oleh Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya), Balaputra Dewa mengalami
kekalahan. Akibatnya ia lari ke Kerajaan Sriwijaya, dimana Raja Dharma Setru
(kakak dari ibu Raja Balaputra Dewa) tengah berkuasa. Karena ia tak mempunyai
keturunan, ia mengangkat Balaputradewa sebagi raja.
Masa pemerintahan Balaputradewa diperkirakan dimulai pada tahun 850 M.
Sriwijaya mengalami perkembangan pesat dengan meingkatkan kegiatan pelayaran
dan perdagangan rakyat. Pada masa pemerintahannya pula, Sriwijaya mengadakan
hubungan dengan Kerajaan Chola dan Benggala (Nalanda) dalam bidang
pengembangan agama Buddha, bahkan menjadi pusat penyebaran agama Buddha
di Asia Tenggara.
3) Sri Sanggaramawijayatunggawarman
Beliau memimpin Kerajaan Sriwijaya sejak tahun 1025 M. Pada masa
pemerintahannya, Sriwijaya dikhianati dan diserang oleh Kerajaan Chola. Sang raja
ditawan dan baru dilepaskan pada masa pemerintahan Raja Kulottungga I di Chola.

Perkembangan Ekonomi
Pada awalnya kehidupan ekonomi masyarakat Sriwijaya bertumpu pada bidang
pertanian. Namun dikarenakan letaknya yang strategis, yaitu di persimpangan jalur
perdagangan internasional, membuat hasil bumi menjadi modal utama untuk
memulai kegiatan perdagangan dan pelayaran.
Karena letak yang strategis pula, para pedagang China yang akan ke India
bongkarmuat di Sriwijaya, dan begitu juga dengan pedagang India yang akan ke
China. Dengan demikian pelabuhan Sriwijaya semakin ramai hingga Sriwijaya
menjadi pusat perdagangan se-Asia Tenggara. Perairan di Laut Natuna, Selat
Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa berada di bawah kekuasaan Sriwijaya.
Selain menjalin hubungan dagang dengan India dan Tiongkok, Sriwijaya juga
menjalin perdagangan dengan tanah Arab. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya
memiliki aneka komoditas seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala,
kepulaga, gading, emas, dan timah, yang membuat raja Sriwijaya sekaya raja-raja di
India.

Sumber Sejarah

Sumber berita asing tentang kemajuan ekonomi kerajaan sriwijaya:


1. Berita dari Cina
Karena letaknya yang strategis Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha
Mahayana di seluruh Asia Tenggara. Dikatakan dalam perjalanannya untuk
menimba ilmu agama Buddha di India, I-Tsing pendeta dari Cina, singgah di Shi-li-
fo-shih (Sriwijaya) selama enam bulan dan mempelajari parama sastra atau tata
bahasa Sanskerta. Kemudian, bersama guru Buddhis, Sakyakirti, ia menyalin kitab
Hastadandasastra ke dalam bahasa Cina. Kesimpulan I-Tsing mengenai Sriwijaya
adalah negara ini telah maju dalam bidang agama Buddha.
2. Berita Arab
Menyebutkan adanya negara Zabag (Sriwijaya). Ibu Hordadheh mengatakan bahwa
Raja Zabag banyak menghasilkan emas. Setiap tahunnya emas yang dihasilkan
seberat 206 kg. Berita lain disebutkan oleh Alberuni. Ia mengatakan bahwa Zabag
lebih dekat dengan Cina daripada India. Negara ini terletak di daerah yang disebut
Swarnadwipa (Pulau Emas) karena banyak menghasilkan emas.

5 Faktor Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

1. Tidak adanya raja yang cakap memerintah


Setelah Raja Balaputradewa wafat, tidak ada raja yang cakap untuk memerintah
Kerajaan Sriwijaya. Hal tersebut menyebabkan Kerajaan Sriwijaya semakin
mengalami kemunduran.

2. Letak Kota Palembang semakin jauh dari laut


Akibat pengendapan lumpur yang dibawa oleh
Sungai Musi dan sungai lainya, akhirnya Kota
Palembang semakin jauh dari laut.
3. Berkurangnya kapal dagang yang singgah

Akibat semakin jauhnya Kota


Palembang dari laut menyebabkab
daerah tersebut tidak strategis lagi.
Kapal-kapal dagang lebih memilih
singgah di tempat lain. Hal tersebut
menyebabkan kegiatan
perdagangan berkunrang dan
pendapatan kerajaan dari pajak
menurun.

4. Banyak daerah yang melepaskan diri dari Sriwijaya

Akibat semakin melemahnya


perekonomian Kerajaan Sriwijaya maka
penguasa kerajaan tidak mampu lagi
mengontrol daerah kekuasaanya. Daerah
kekuasaan Kerajaan Sriwijaya yang telah
melepaskan diri adalah Jawa Tengah dan
Melayu.

5. Terjadinya serangan atas Sriwijaya dari kerajaan lain


Serangan yang dilakukan oleh Raja Teguh Darmawangsa dari Kerajaan
Medang atas wilayah Sriwijaya bagian selatan pada tahun 992.
Serangan yang dilakukan oleh Kerajaan Colamandala dari India Selatan atas
Semenanjung Malaka pada tahun 1017.
Pendudukan yang dilakukan oleh Raja Kertanegara dari Singosari atas
wiayah Melayu pada tahun 1270. Pendudukan ini dikenal sebagai Ekspedisi
Pamalayu.
Pendudukan yang dilakukan Kerajaan Majapahit atas seluruh wilayah
Sriwijaya pada tahun 1377. Pendudukan tersebut dalam upaya mewujudkan
kesatuan Nusantara.
Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudra Pasai.
SOAL
1. Kerajaan Holing merupakan nama lain dari kerajaan. . . .
a. Sriwijaya
b. Kediri
c. Majapahit
d. Kutai
e. Kalingga

2. Kerajaan Kalingga diperkirakan bediri sejak abad ke. . . .


a. 1 Masehi
b. 3 Masehi
c. 6 Masehi
d. 2 Masehi
e. 4 Masehi

3. Menurut berita china, Kerajaan Holing atau Kalingga diperintah oleh. . . .


a. Sima
b. Mulawarman
c. Aswawarman
d. Purnawarman
e. Ken Arok

4. Ratu Sima memerintah Kerajaan Kalingga pada tahun. . . .


a. 670 Masehi
b. 672 Masehi
c. 674 Masehi
d. 676 Masehi
e. 678 Masehi

5. Runtuhnya Kerajaan Kalingga disebabkan karena ditaklukannya Kerajaan


Kalingga oleh kerajaan. . . .
a. Mataram Kuno
b. Sriwijaya
c. Kediri
d. Majapahit
e. Singasari

6. Kerajaan Kalingga diperintah oleh Ratu Sima yang dikenal tegas dengan
peraturan barang siapa yang mencuri akan. . . .
a. Dicambuk
b. Dibunuh
c. Dipenjara
d. Di potong tangannya
e. Diasingkan

7. Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan yang bercorak. . . .


a. Hindu
b. Budha
c. Islam
d. Kristen
e. Konghucu

8. Seorang pendeta Budha dari Cina berkeinginan menuntut ilmu di Holing


bernama. . . .
a. Hwi-Ning
b. Ling-wai-tai-ta
c. Chen-wai
d. Lee-hai
e. Yi-xing

9. Menurut naskah Carita Parahyangan, Ratu Sima memiliki cucu bernama. . . .


a. Sanjaya
b. Sahana
c. Syailendra
d. Anusapati
e. Tohjoyo

10. Berikut ini merupakan kegiatan ekonomi masyarakat Kerajaan Kalingga,


kecuali. . .
a. Bercocok tanam
b. Berdagang
c. Menghasilkan emas
d. Membuat garam
e. Mencari ikan

11. Di pulau manakah kerajaan Sriwijaya berdiri ?


a. Jawa
b. Papua
c. Kalimantan
d. Sumatera
e. Bali

12. Nama kerajaan Sriwijaya berasal dari bahasa...


a. Indonesia
b. Melayu
c. Sansekerta
d. Inggris
e. Latin

13. Apa arti kata Sriwijaya ?


a. Kemenangan yang gemilang
b. Kerajaan maritim
c. Daerah yang maju
d. Daerah yang luas
e. Perdagangan yang sukses

14. Karena Sriwijaya dapat menguasai beberapa daerah, Sriwijaya menjadi


penguasa dalam...
a. Pertanian
b. Kerajaan
c. Pertambangan
d. Perkebunan
e. Perdagangan

15. Bukti tertua tentang kapan kerajaan Sriwijaya berdiri ada dua yaitu...
a. Prasasti dan candi
b. Berita dari Cina dan Prasasti
c. Berita dari Cina dan Yupa
d. Yupa dan Kitab - Kitab
e. Fosil dan Candi

16. Pendeta I-Tsing singgah di kerajaan Sriwijaya untuk...


a. Melihat daerah kerajaan Sriwijaya
b. Mempelajari bahasa Sansekerta
c. Berdagang
d. Bertemu raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa
e. Belajar agama Budha

17. Pada saat pendeta I-Tsing datang ke kerajaan Sriwijaya, siapakah raja pada
saat itu?
a. Dapunta Hyang Sri Jayanasa
b. Mulawarman
c. Dharanindra Sanggramadhananjaya
d. Balaputradewa
e. Samaratungga
18. Dapunta Hyang Sri Jayanasa mengadakan ekspansi selama...hari dengan
membawa...tentara
a. 17 hari ; 3.000 tentara
b. 1 hari ; 1 tentara
c. 29 hari ; 2.900 tentara
d. 8 hari ; 20.000 tentara
e. 365 hari ; 365 tentara

19. Apa kesimpulan yang dapat diambil dari dua bukti tertua mengenai kerajaan
Sriwijaya ?
a. Kerajaan berdiri pada abad ke tujuh
b. Raja pertama adalah Dapunta Hyang Sri jayanasa
c. Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke tujuh dengan raja pertama Dapunta
Hyang Sri Jayanasa
d. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim
e. Sriwijaya berarti kemenangan yang gemilang

20. Kerajaan Sriwijaya terdiri atas tiga daerah utama yaitu


a. Palembang , Medan dan Gunung Jaya Wijaya
b. Ibukota sekitar Palembang, lembang Sungai Musi dan daerah daerah
muara
c. Medan, lembah Sungai Musi, dan daerah pegunungan
d. Ibukota sekitar Palembang, Sungai Kapuas, Semenanjung Malaka
e. Jawa, Selat Sunda, daerah daerah muara

21. Disebut apa prasasti ligor A?


a. Van Buyten
b. Viang Sa
c. Van Tea
d. Viang Chi
e. Goreut

22. apa isi dari prasasti ligor A?


a. Tentang perang dunia
b. Tentang sungai mahakam
c. Tentang raja Sriwijaya
d. Tentang pemerintahan
e. Tentang kutukan

23. Dimana ditemukannya prasasti palas pasemah?


a. Wates
b. Trinil
c. Ngandong
d. Madiun
e. Palas pasemah

24. Apa isi dari prasasti palas pasemah?


a. Tentang sungai mahakam
b. Tentang dataran sunda
c. Tentang kutukan pada penduduk yang tidak tunduk pada Sriwijaya
d. Tentang asal mula Sriwijaya
e. Tentang Gajah Mada

25. Prasasti Leiden menggunakan 2 bahasa, yaitu. . . .


a. Sanskerta dan Malaya
b. Sanskerta dan India
c. Sanskerta dan Tamil
d. Sanskerta dan Latin
e. India dan Taiwan

26. Apa isi dari prasasti Leiden?


a. Melambangkan hubungan Syailendra dari Sriwijaya
b. Melambangkan kekuatan maritim
c. Melambangkan kesejahteraan
d. Melambangkan kutukan
e. Melambangkan hubungan Jawa dan Madura

27. Dimanakah ditemukannya prasasti kota kapur?


a. Pesisir Pulau Jawa
b. Pesisir Sungai Mahakam
c. Daerah Trinil
d. Daerah Ngandong
e. Pesisir barat Pulau Bangka

28. Prasasti Kota Kapur ditulis dengan huruf pallawa dengan bahasa. . . .
a. India
b. China
c. Korea
d. Melayu
e. Perancis

29. Siapakah tokoh penemu prasasti Kota Kapur?


a. J. K. Van der Batenburg
b. Van der Wiel
c. Cornelis de France
d. Stephen Courtois
e. Bill James Houtman

30. Siapa tokoh penemu prasasti Kedukan Bukit?


a. Alexander Batenburg
b. Ian Wisdom
c. Franz Gouter
d. M. Batenburg
e. Naismith Outer

31. Sebutan Dapunta Hyang ditulis dalam Prasasti?


a. Prasasti Telaga Batu
b. Prasasti Kedukan Bukit
c. Prasasti Kapur
d. Prasasti Karang Berahi
e. Prasasti Ligor

32. Pulau Bangka dikuasai Sriwijaya pada tahun?


a. 775 M
b. 656 M
c. 686 M
d. 990 M
e. 682 M

33. Daerah Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari memperlancar perdagangan di


pantai timur...
a. Sumatra
b. Jawa
c. Sulawesi
d. Kalimantan
e. Melayu

34. Pada abad ke-7, sebelum Sriwijaya menguasai daerah-daerah lainnya.


Sriwijaya telah menguasai...
a. Jambi
b. Semenanjung Melayu
c. Lampung
d. Pulau Bangka
e. Palembang
35. Salah satu kunci jalan perdagangan yang dikuasai Sriwijaya pada abad ke-7
adalah...
a. Selat Bangka
b. Selat Karimata
c. Tanah Genting Kra
d. Pantai Utara Jawa
e. Semenanjung Melayu

36. Pada abad ke-8 M, perluasan Kerajaan Sriwijaya ditujukan ke arah?


a. Barat
b. Utara
c. Timur
d. Selatan
e. Cina Selatan

37. Penguasaan Sriwijaya di Tanah Genting Kra dari Prasasti?


a. Prasasti Karang Berahi
b. Prasasti Kedukan Bukit
c. Prasasti Talang Tuo
d. Prasasti Ligor
e. Prasasti Kapur

38. Tulang-Bawang terletak di daerah?


a. Lampung
b. Jawa
c. Sulawesi
d. Melayu
e. Palembang

39. Menurut berita Cina, Sriwijaya mendesak kerajaan...


a. Kerajaan Kutai
b. Kerajaan Kediri
c. Kerajaan Singhasari
d. Kerajaan Kalingga
e. Kerajaan Majapahit

40. Pada abad ke-8 Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai seluruh jalur
perdagangan?
a. Jawa
b. Asia Tenggara
c. Sumatera
d. Melayu
e. Cina Selatan

41. Pendiri kerajaan sriwijaya adalah. . . .


a. Balaputra Dewa
b. Dapunta Hyang
c. Wishnu
d. Maharaja
e. Sri Sanggaramawijayatunggawarman

42. Pada masa pemerintahan Dapunta Hyang, ia berhasil memperluas wilayah


kerajaan sampai ke wilayah. . . .
a. Jawa
b. Padang
c. Sumatera utara
d. Jambi
e. Kalimantan

43. Sebelum menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya, Balaputra Dewa merupakan


seorang raja di Kerajaan. . . .
a. Kutai
b. Tarumanegara
c. Syailendra
d. Kalingga
e. Majapahit

44. Masa pemerintahan Balaputra Dewa diperkirakan dimulai pada tahun. . . .


a. 600 M
b. 650 M
c. 780 M
d. 820 M
e. 850 M

45. Kerajaan Sriwijaya diserang oleh Kerajaan Chola pada masa pemerintahan. . .
.
a. Balaputra Dewa
b. Dapunta Hyang
c. Wishnu
d. Maharaja
e. Sri Sanggaramawijayatunggawarman

46. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan. .


..
a. Balaputra Dewa
b. Dapunta Hyang
c. Wishnu
d. Maharaja
e. Sri Sanggaramawijayatunggawarman

47. Masa pemerintahan Dapunta Hyang dimulai sejak tahun. . . .


a. 670 M
b. 671 M
c. 672 M
d. 673 M
e. 674 M

48. Masa pemerintahan Sri Sanggawarmawijayatunggawarman dimulai sejak


tahun. . . .
a. 1000 M
b. 1025 M
c. 1050 M
d. 1075 M
e. 1100 M

49. Balaputra Dewa diangkat menjadi raja oleh. . . .


a. Dharma Setru
b. Saelendra
c. Maharaja
d. Wishnu
e. Rudrawikrama

50. Sriwijaya mengadakan hubungan dengan Kerajaan Chola dan Benggala


(Nalanda) dalam bidang pengembangan. . . .
a. Ekonomi
b. Pertanian
c. Perdagangan
d. Budaya
e. Agama
51. Mengapa perekonomian Kerajaan Sriwijaya maju di kegiatan perdagangan
dan pelayanan?
a. Letaknya di dataran tinggi
b. Letaknya yang dekat dengan kerajaan lain
c. Melimpahnya hasil pertanian
d. Memiliki perjanjian dengan kerajaan lain
e. Letaknya yang strategis, yaitu di persimpangan jalur perdagangan
internasional

52. Agama apa yang dianut Kerajaan Sriwijaya?


a. Islam
b. Konghucu
c. Budha
d. Kristen
e. Hindu

53. Menurut berita Arab, apa nama lain dari Sriwijaya?


a. Zabag
b. Sriwmas
c. Shi-li-fo-shih
d. Goldebband
e. Swarnadwipa

54. Apa tujuan I-Tsing datang ke Sriwijaya?


a. Mempelajari bahasa sanskerta
b. Berdagang
c. Membeli rempah rempah
d. Membeli emas
e. Mengajarkan agama Budha

55. Candi Muara Takus merupakan bukti peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Candi
Muara Takus terletak di. . . .
a. Jember
b. Makassar
c. Sumatra
d. Palembang
e. Riau

56. Berikut ini faktor kemunduran kerajaan Sriwijaya, kecuali. . . .


a. Rajanya yang kurang cakap memerintah
b. Letaknya yang semakin jauh dari laut
c. Diserang kerajaan lain
d. Perang saudara
e. Banyak daerah yang memisahkan diri

57. Serangan Majapahit ke Kerajaan Sriwijaya terjadi pada tahun. . . .


a. 1377
b. 1270
c. 1017
d. 997
e. 1375

58. Apa yang mengakibatkan Kerajaan Sriwijaya semakin jauh dari laut?
a. Pemanasan global
b. Penjajahan kerajaan lain sehingga Sriwijaya pindah
c. Tanahnya tidak subur lagi
d. Banjir bandang
e. Akibat pengendapan lumpur yang dibawa oleh Sungai Musi dan sungai
lainnya

59. Daerah Kerajaan Sriwijaya yang memisahkan diri adalah. . . .


a. Jawa Timur dan Riau
b. Jawa Tengah dan Melayu
c. Jawa Barat dan Palembang
d. Palembang dan Jawa Tengah
e. Riau dan Palembang

60. Apa isi prasasti Kedukan Bukit?


a. Balaputradewa yang membangun tempat tinggal untuk para pelajar dan
sebuah biara di Benggala
b. Bangunan Trisamaya
c. Daerah Lampung Selatan telah diduduki oleh Kerajaan Sriwijaya
d. Raja Sriwijaya (Dapunta Hyang) yang mengadakan perjalanan suci dari
Minanga Tamwan untuk mendparkan Siddhayatra E. Usaha Kerajaan
Sriwijaya dalam menduduki Pulau Jawa.
e. Masa kejayaan Sriwijaya
PEMBAHASAN

1. Jawaban : E
Kerajaan Holing merupakan nama lain dari Kerajaan Kalingga yang
merupakan sebutan dari sumber Tiongkok.

2. Jawaban : C
Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah
kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6
Masehi.

3. Jawaban : A
Kerajaan Kalingga pernah diperintah oleh Ratu Sima, yang dikenal sebagai
pemimpin yang tegas, jujur, dan sangat bijaksana.

4. Jawaban : C
Menurut berita china, Kerajaan Holing atau Kalingga diperintah oleh seorang
wanita bernama Ratu Sima. Masa pemerintahannya dimulai sekitar tahun 674
M.

5. Jawaban : B
Keruntuhan kerajaan Ho-ling terjadi pada tahun 752, karena Kerajaan Ho-ling
menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian
jaringan perdagangan Hindu, bersama Malayu dan Tarumanagara yang
sebelumnya telah ditaklukan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi
pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha

6. Jawaban : D
Kerajaan Kalingga pernah diperintah oleh Ratu Sima, yang dikenal memiliki
peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

7. Jawaban : B
Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat terpengaruh oleh ajaran
Budha. Oleh karena itu, Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha.
Holing memiliki seorang pendeta yang bernama Jnanabhadra. Hal itu
menyebabkan masyarakat Holing mayoritas beragama Budha.

8. Jawaban : A
Pada suatu hari, seorang pendeta Budha dari Cina berkeinginan menuntut
ilmu di Holing. Pendeta itu bernama Hwi-Ning. Ia pergi Holing untuk
menerjemahkan kitab Hinayana dari bahasa sansekerta ke bahasa Cina.

9. Jawaban : B
Menurut naskah Carita Parahyangan, Ratu Sima memiliki cucu bernama
Sahana yang menikah dengan Raja Brantasenawa dari Kerajaan Galuh.
Sahana memiliki anak bernama Sanjaya yang kelak menjadi Dinasti Sanjaya.
10. Jawaban : E
Kehidupan perekonomian masyarakat kerajaan kalingga / holing berkembang
pesat. Masyarakat kerajaan kalingga telah mengenal hubungan perdagangan.
Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang di sebut
dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan dengan
teratur. Selain itu, kegiatan ekonomi masyarakat lainnya, di antaranya
bercocok tanam, menghasilkan kulit, penyu, emas, perak, cula badak, dan
gading serta membuat garam.

11. Jawaban : D
Kerajaan Sriwijaya berada di pulau Sumatera. Lebih spesifiknya di
Palembang, Sumatera Barat.

12. Jawaban : C
Kata Sriwijaya berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata sri dan
wijaya.

13. Jawaban : A
Kata Sriwijaya terdiri dari sri berarti bercahaya dan wijaya berarti
kemenangan. Jadi Sriwijaya berarti kemenangan yang gemilang.

14. Jawaban : E
Dapat menguasai pulau Sumatera, Jawa, Pesisir Kalimantan, Kamboja,
Thailand Selatan, dan Semenanjung Malaya menjadikan kerajaan Sriwijaya
berhasil menjadi penguasa dalam perdagangan di Asia Tenggara.

15. Jawaban : B
Bukti tertua mengenai kapan terdirinya kerajaan Sriwijaya ada dua yaitu berita
dari Cina dan prasasti Kedukan Bukit.

16. Jawaban : B. Mempelajari bahasa Sansekerta


Pendeta I-Tsing singgah di kerajaan Sriwijaya dalam perjalanannya ke India
untuk mempelajari bahasa Sansekerta selama enam bulan.

17. Jawaban : A
Pada saat pendeta I-Tsing singgah di kerajaan Sriwijaya tercatat bahwa raja
pada saat itu adalah Dapunta Hyang Sri Jayanasa.

18. Jawaban : D
Berdasarkan isi prasasti Kedukan Bukit, Dapunta Hyang Sri Jayanasa
mengadakan ekspansi selama 8 hari dengan membawa 20.000 tentara.

19. Jawaban : C
Dari dua bukti tertua di atas dapat disimpulkan kerajaan Sriwijaya berdiri pada
abad ke tujuh dengan raja pertama Dapunta Hyang Sri Jayanasa.

20. Jawaban : B
Kerajaan Sriwijaya terdiri atas tiga daerah utama yaitu: ibukota yang berpusat
di daerah sekitar Palembang, lembah sungai Musi dan daerah daerah
muara.
21. Jawaban : B
Prasasti Ligor A atau dikenal juga dengan nama manuskrip Viang Sa.

22. Jawaban : C
Dari manuskrip Ligor A ini berisikan berifa tentang raja Sriwijaya, raja dari
segala raja yang ada di dunia, yang mendirikan Trisamaya Caitya untuk
Kajara.

23. Jawaban : E
Prasasti Palas Pasemah, prasasti pada batu, ditemukan di Palas Pasemah, di
tepi Way (sungai) Pisang, Lampung.

24. Jawaban : C
Isinya mengenai kutukan bagi orang orang yang tidak tunduk pada
Sriwijaya.

25. Jawaban : C
Prasasti Leiden merupakan manuskrip yang ditulis pada lempengan tembaga
berangka tahun 1005 yang terdiri dari bahasa Sanskerta dan bahasa Tamil.

26. Jawaban : A
Prasasti ini memperlihatkan hubungan antara dinasi Syailendra dari Sriwijaya
dengan dinasi Chola dari Tamil, selatan India.

27. Jawaban : E
Prasasti ini ditemukan di pesisir barat Pulau Bangka. Prasasti ini dinamakan
menurut tempat penemuannya yaitu sebuah dusun kecil yang bernama Kota
Kapur.

28. Jawaban : D
Tulisan pada prasasti ini ditulus dalam aksara pallawa dan menggunakan
bahasa Melayu Kuna.

29. Jawaban : A
Prasasti ini ditemukan oleh J. K. Van der Meulen pada bulan Desember 1892.

30. Jawaban : D
Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh M. Batenburg pada tanggal 29
November 1920 di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang,
Sumatera Selatan.

31. Jawaban: B
Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke-7. Dalam Prasasti
Kedukan Bukit dan Talang Tuo telah ditulis sebutan Dapunta Hyang.

32. Jawaban: C
Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional,
daerah ini dikuasai Sriwijaya pada tahun 686 M berdasarkan (Prasasti Kapur).
33. Jawaban: A
Daerah Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari. Daerah ini memiliki
kedudukan penting, untuk memperlancar perdagangan di pantai timur
Sumatra.

34. Jawaban: E
Setelah berhasil menguasai Palembang, ibu kota Kerajaan Sriwijaya
dipindahakan dari Muara Takus ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan
Sriwijaya dengan mudah dapat menguasai daerah-daerah di sekitarnya.

35. Jawaban: A
Dalam abad ke-7 Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai kunci-kunci
jalan perdagangan yang penting seperti Selat Sunda, Selat Bangka, dan Laut
Jawa bagian barat.

36. Jawaban: B
Pada abad ke-8 M, perluasan Kerajaan Sriwijaya ditujukan ke arah utara.

37. Jawaban: D
Penguasaan Sriwijaya di daerah Tanah Genting Kra tahun 775 M dari
Prasasti Ligor.

38. Jawaban: A
Tulang-Bawang yang terletak di daerah Lampung.

39. Jawaban: D
Diketahui pula menurut berita Cina, adanya serangan barat sehingga
mendesak Kerajaan Kalingga.

40. Jawaban: B
Pada abad ke-8 Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai seluruh jalur
perdagangan Asia Tenggara.

41. Jawaban : B
Beliau merupakan pendiri kerajaan Sriwijaya. Pada masa pemerintahannya
sejak tahun 671 M, ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan sampai
wilayah Jambi.

42. Jawaban : D
Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan sampai wilayah Jambi dengan
menduduki daerah Minangatamwan yang terletak di dekat jalur perhubungan
pelayaran perdagangan di Selat Malaka.

43. Jawaban : C
Awalnya, Balaputradewa adalah raja di Kerajaan Syailendra. Ketika terjadi
perang saudara antara Balaputra Dewa dan Pramodhawardani (kakaknya)
yang dibantu oleh Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya), Balaputra Dewa
mengalami kekalahan. Akibatnya ia lari ke Kerajaan Sriwijaya, dimana Raja
Dharma Setru (kakak dari ibu Raja Balaputra Dewa) tengah berkuasa. Karena
ia tak mempunyai keturunan, ia mengangkat Balaputradewa sebagi raja.
44. Jawaban : E
Masa pemerintahan Balaputradewa diperkirakan dimulai pada tahun 850 M.
Sriwijaya mengalami perkembangan pesat dengan meingkatkan kegiatan
pelayaran dan perdagangan rakyat.

45. Jawaban : E
Beliau memimpin Kerajaan Sriwijaya sejak tahun 1025 M. Pada masa
pemerintahannya, Sriwijaya dikhianati dan diserang oleh Kerajaan Chola.
Sang raja ditawan dan baru dilepaskan pada masa pemerintahan Raja
Kulottungga I di Chola.

46. Jawaban : B
Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan
karena ia telah berhasil memperluas wilayah Kerajaan Sriwijaya dan
menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim.

47. Jawaban : B
Masa pemerintahan Dapunta Hyang dimulai sejak tahun 671 Masehi.

48. Jawaban : B
Masa pemerintahan Sri Sanggawarmawijayatunggawarman dimulai sejak
tahun 1025 Masehi.

49. Jawaban : A
Akibat kekalahan Balaputradewa, ia lari ke Kerajaan Sriwijaya, dimana Raja
Dharma Setru (kakak dari ibu Raja Balaputra Dewa) tengah berkuasa. Karena
ia tak mempunyai keturunan, ia mengangkat Balaputradewa sebagi raja.

50. Jawaban : E
Sriwijaya mengadakan hubungan dengan Kerajaan Chola dan Benggala
(Nalanda) dalam bidang pengembangan agama Buddha, bahkan menjadi
pusat penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara.

51. Jawaban : D
Hasil bumi menjadi modal utama untuk berdagang. Sehingga banyak negara
yang berdagang dengan Kerajaan Sriwijaya.

52. Jawaban : C
Dibuktikan dengan adanya candi candi, arca arca Budha, wihara, dan
prasasti prasastinya, Kerajaan Sriwijaya juga merupakan pusat agama
Budha di Asia Tenggara.

53. Jawaban : A
Dikutip dari sumber sejarah berita Arab yaitu Zabag (Sriwijaya) yang banyak
menghasilkan emas.

54. Jawaban : A
sebab ia mempelajari agama Budha dengan menyalin kitab
Hastadandasastra yang berbahsa Sanskerta ke dalam bahasa Cina.
55. Jawaban : D
Tepatnya Candi Muara Takus terletak di desa Muara Takus, Kecamatan
Tigabelas Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jaraknya sekitar
128km dari Pekanbaru, ibu kota provinsi Riau.

56. Jawaban : D
Karena faktor utama kemunduran Kerajaan Sriwijaya adalah sebagai berikut:
1) Tidak adanya raja yang cakap memerintah
2) Letaknya yang semakin jauh dari laut
3) Berkurangnya kapal yang singgah
4) Banyak daerah yang memisahkan diri
5) Serangan dari kerajaan lain

57. Jawaban : A
Pendudukan yang dilakukan Kerajaan Majapahit atas seluruh wilayah
Sriwijaya pada tahun 1377. Pendudukan tersebut dalam upaya mewujudkan
kesatuan Nusantara.

58. Jawaban : E
Akibat pengendapan lumpur yang dibawa oleh Sungai Musi dan sungai
lainnya. Dikarenakan hal tersebut, kota Palembang semakin jauh dari laut dan
kapal kapal tidak singgah di Kerajaan Sriwijaya.

59. Jawaban : B
Akibat menurunnya perekonomian Kerajaan Sriwijaya, daerah tersebut
memisahkan diri dari Kerajaan Sriwijaya.

60. Jawaban : D
Raja Sriwijaya (Dapunta Hyang) yang mengadakan perjalanan suci dari
Minanga Tamwan untuk mendapatkan Sidhayatra di prasasti Kedukan Bukit
terkandung pula keberhasilan Dapunta Hyang dalam memakmurkan Kerajaan
Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai