Gerak Reflek Fisiologis Dan Patologis
Gerak Reflek Fisiologis Dan Patologis
PENDAHULUAN
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa
disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari
reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil
olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus
dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara
otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan
gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak
refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Jalur jalur saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks dikenal
sebagai lengkung refleks. Refleks sangat penting untuk pemeriksaan keadaan fisis secara
umum, fungsi nervus, dan koordinasi tubuh. Dari refleks atau respon yang diberikan oleh
anggota tubuh ketika sesuatu mengenainya dapat diketahui normal tidaknya fungsi dalam
tubuh. Oleh karena itu, pelaksanaan praktikum ini sangat penting agar diketahui bagaimana
cara memeriksa refleks fisiologis yang ada pada manusia.
Pada penulisan makalah tentang Refleks Fisiologis dan Refleks Patologis ini dapat
kita tarik rumusan masalah yaitu :
2. Bagaimana Cara Mengetahui Terjadi Nya Refleks Fisiologis Dan Refleks Patologis ?
Tujuan dari penulisan makalah tentang Refleks Fisiologis dan Refleks Patologis ini yaitu :
1. Agar Kita Mengetahui Apa Itu Reflek Fisiologis Dan Refleks Patologis.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Mengetahui Terjadi Nya Refleks Fisiologis Dan Refleks
Patologis.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Pemeriksaan Refleks Fisiologis Dan Refleks Patologis.
BAB II
KONSEP TEORI
Refleks adalah respon yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar. Ada dua jenis
refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar, yaitu refleks built-in yang tidak perlu
dipelajari, misalnya mengedipkan mata jika ada benda asing yang masuk; dan refleks didapat
atau refleks terkondisi, yang terjadi ketika belajar dan berlatih, misalnya seorang pianis yang
menekan tuts tertentu sewaktu melihat suatu di kertas partitur.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya
berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan
pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori
ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak
langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau
kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks.
Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi)
berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan
refleks sumsum tulang belakang bila sel saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang
belakang misalnya refleks pada lutut. Unit dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah
lengkung reflex. Lengkung reflex ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih
sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatis, serat saraf eferen, dan
efektor. Pada mamalia, hubungan (sinaps) antara neuron somatil aferen dan eferen biasanya
terdapat di otak atau medulla spinalis. Serat neuron aferen masuk susunan saraf pusat melalui
radiks dorsalis medulla spinalis atau melalui nervus kranialis, sedangkan badan selnya akan
terdapat di ganglion-ganglion homolog nervi kranialis atau melalui nervus cranial yang
sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis bersifat sensorik dan radiks ventralis
bersifat motorik dikenal sebagai hokum Bell-Magendie.
Reflek motorik merupakan kontraksi yang tidak disadari dari respon otot atau
kelompok otot yang meregang tiba-tiba dekat daerah otot yang di ransang. Tendon
terpengaruh langsung dengan palu reflek atau secara tidak langsung melalui benturan pada
ibu jari penguji yang ditempatkan rekat pada tendon. Uji reflek ini memungkinkan orang
yang menguji dapat mengkaji lengkung reflek yang tidak disadari, yang bergantung pada
adanya reseptor bagian aferen, sinap spinal, serabut eferen motorik dan adanya beberapa
pengaruh perubahan yang bervariasi pada tingkat yang lebih tinggi. Biasanya reflek yang
dapat diuji mencakup reflek bideps, brakhioradialis triseps, patela, dan pergelangan kaki (atau
Achiles).
3+-hiperaktif
2+-normal
1+-hipoaktif
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Refeks Fisologis
Refleks Fisiologis adalah reflex regang otot (muscle stretch reflex) yang muncul
sebagai akibat rangsangan terhadap tendon atau periosteum atau kadang - kadang terhadap
tulang, sendi, fasia atau aponeurosis. Refleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai
refleks fisiologis. Kerusakan pada sistem syaraf dapat menimbulkan refleks yang seharusnya
tidak terjadi atau refleks patologis. Keadaan inilah yang dapat dimanfaatkan praktisi agar
dapat mengetahui ada atau tidaknya kelainan sistem syaraf dari refleks.
Refleks patologis merupakan respon yang tidak umum dijumpai pada individu
normal. Refleks patologis pada ekstemitas bawah lebih konstan, lebih mudah muncul, lebih
reliable dan lebih mempunyai korelasi secara klinis dibandingkan pada ekstremitas atas.
1. Refleks Tromner
3. Leri : fleksi maksimal tangan pada pergelangan tangan, sikap lengan diluruskan dengan
bagian ventral menghadap ke atas. Respon : tidak terjadi fleksi di sendi siku.
4. Mayer : fleksi maksimal jari tengah pasien ke arah telapak tangan. Respon : tidak terjadi
oposisi ibu jari.
1. Babinski : gores telapak kaki di lateral dari bawah ke atas ==> + bila dorsofleksi ibu jari,
dan abduksi ke lateral empat jari lain
2. 2. Chaddok : gores bagian bawah malleolus medial ==> + sama dengan babinski
3. Oppenheim : gores dengan dua sendi interfalang jari tengah dan jari telunjung di
sepanjang os tibia/cruris==> + sama dgn babinski
6. Gonda : fleksi-kan jari ke 4 secara maksimal, lalu lepas ==> + sama dengan babinski
7. Bing : tusuk jari kaki ke lima pada metacarpal/ pangkal ==> + sama dengan babinski
9. Rossolimo : pengetukan ada telapak kaki. Respon : fleksi jari-jari longlegs pada sendi
interfalangeal.