Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam pembuatan konstruksi jembatan, gedung, bendungan dan lain-lain perlu
diperhatikan tentang hal-hal yang menyangkut bagaimana mengetahui letak yang baik dan
cocok dengan rencana yang diinginkan, serta bagaimana cara mendapatkan hasil yang
maksimal.
Oleh karena itu diperlukan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang struktur
kayu dan sambungan kayu serta mengerti akan konstruksi kayu tersebut. Maka dari itu untuk
memenuhi kebutuhan itu diperlukan latihan-latihan tentang konstruksi kayu.

1.2. Tujuan dan Manfaat


Tujuannya antara lain untuk mendapatkan kekuatan dan konstruksi yang baik dan
benar. Maupun juga tujuan dari pekerjaan tersebut agar dapat memahami dan mengetahui
pekerjaan-pekerjaan apa saja yang ada pada konstruksi kayu.

1.3. Pembatasan Masalah


Didalam hal ini yang terpenting yaitu bagaimana penerapan ilmu kerja kayu di
lapangan dan bagaimana dalam menggunakan peralatan yang digunakan dalam pekrjaan kerja
kayu. Dan juga bagaimana cara menggunakan alat-alat mesin maupun manual.

1.4 Metode Pembahasan


Metode pembahasan dilakukan dengan memakai suatu metode studi literature, yaitu
dengan mengumpulkan data-data dari berbagai macam buku yang berhubungan dengan
permasalahan serta dengan menggunakan metode pengambilan data-data di lapangan pada
saat melaksanakan pekerjaan kayu.

1
BAB II
URAIAN DASAR TEORI

2.1. PENGENALAN BAHAN

Kayu adalah salah satu bahan konstruksi yang diperoleh dari tumbuhan di alam, yang
juga tidak hanya merupakan bahan konstruksi pertama, tetapi juga mungkin yang terakhir
dalam suatu konstruksi. Melihat dan luas dan pentingnya benda-benda yang terbuat dari kayu
maka diperlukan keahlian dan tehnik-tehnik tertentu dalam proses pembuatan benda-benda
konstruksi kayu tersebut
.
Konstruksi kayu mempunyai kegunaan antara lain yaitu sebagai berikut :
a. Sebagai konstruksi berat
misal : jembatan dan bangunan gedung tinggi
b. Sebagai konstruksi sedang
misal : bangunan rumah tinggal
c. Konstruksi komponen bangunan
misal : kusen pintu dan kusen jendela, daun pintu dan jendela dan kuda-kuda
d. Konstruksi komponen perabotan
misal : meja, lemari, kursi dan lain-lain

Dibawah ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan konstruksi kayu
antara lain :
a. Industri bangunan
b. Teknologi kayu dan bahan-bahan
c. Alat-alat pengokoh
d. Pengetahuan alat-alat perkakas dan peralatan mesin
e. Sambungan-sambungan kayu
f. Konstruksi rangka atap dan rangka dinding
g. Finshing

2
Sebagai pengetahuan dasar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guna
kesuksesan dalam pelaksanaan industri bangunan bagi ahli teknik seperti :
a. Pemahaman bahan-bahan bangunan yang digunakan
b. Pengetahuan praktis tentang konstruksi
c. Pengetahuan tentang pelaksanaan
d. Kemampuan dalam merencaana
e. Menguasai berbagai peralatan yang diperdagangkan di pasaran

Kayu untuk keperluan konstruksi mempunyai sifat yang menguntungkan dan


merugikan yaitu :
Keuntungan kayu antara lain :
a. Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh listrik danbahan kimia
b. Kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah
c. Mudah dalam pengerjaan
d. Mudah didapat dalam waktu yang relatif singkat
e. Murah dan dapat mudah diganti
f. Kayu dapat meredam getaran
g. Tidak menghantarkan panas dan listrik
h. Mempunyai tekstur yang bagus

Kerugian kayu antara lain :


a. Kurang homogen
b. Dapat memuai dan menyusut
c. Mudah terbakar
d. Perawatannya lebih sulit
e. Mudah lapuk karena serangga
f. Mudah dimakan rayap
g. Bersifat kurang awet dalam keadaan tertentu
h. Mempunyai cacat-cacat kayu
i. Kekuatan kayu tidak seragam walaupun dari jenis pohon yang sama

3
2.2. KLASIFIKASI KAYU

1. Kelas Berdasarkan Keawetan

Kelas awet kayu merupakan kemampuan daya tahan kayu tehadap situasi tertentu.
Berikut adalah tabel kelas awet kayu :

KELAS AWET I II III IV V


a. selalu berhubungan dengan 8 tahun 5 tahun 3 tahun Sangat Sangat
tanah lembab pendek pendek
b. hanya terbuka terhadap angin 20 tahun 15 tahun 10 tahun Beberapa Sangat
dan iklim tetapi dilindungi tahun pendek
terhadap air dan kelemasan.
c. di bawah atap tidak terkena Tak Tak Sangat Beberapa
Pendek
dengan tanah lembab dan terbatas terbatas lama tahun
dilindungi terhadap kelemasan
d. seperti c, tetapi terpelihara Tak Tak Tak 20 tahun 20 tahun
dengan baik, dicat terbatas terbatas terbatas
Serangan oleh rayap Tidak Jarang Agak Sangat Sangat
cepat cepat cepat
Serangan oleh bubuk kayu kering Tidak Tidak Hampir Cepat Sangat
tidak cepat

2. Kelas Berdasarkan Kekuatan Atau Kelas Kuat

Kelas kuat ditentukan oleh :


a. berat jeins kering udara kayu tersebut
b. keteguhan lentur mutlak kayu tersebut
c. keteguhan tekan mutlak kayu tersebut

3. Kelas Berdasarkan Berat Kayu Atau Kelas Berat

Kelas berat ditentukan oleh faktor berat jenis kayu dan berat suatu benda ditentukan
oleh massa dan volume tertentu.
Kelas berat Berat jenis
a. sangat lebih berat dari 0,90
b. berat 0,75 0,90

4
c. agak berat berat 0,69 0,75
d. ringan lebih kecil dari 0,65

Klasifikasi kayu yang kita kenal dapat dibedakan menjadi :


1. Kayu kelas I
Digunakan untuk kontruksi berat , kayu kelas I jarang digunakan karena harganya
sangat mahal

2. Kayu kelas II
Digunakan untuk konstuksi berat atau dapat digunakan sebagai komponen bangunan ,
misal : kusen

3. Kayu kelas III


Kayu kelas ini juga biasa digunakan untuk komponen bangunan.

4. Kayu kelas IV
Kayu jenis ini biasa digunakan sebagai konstruksi pembantu,biasanya digunakan
untuk pembuatan gudang dan bangunan darurat.

Jenis kayu yang terdapat dialam perdagangan :


a. Kayu Jati
Warna coklat muda jika sudah lama terkena cahaya dan udara , warnanya
menjadi sawo matang.Banyak dipergunakan untuk perabot rumah tangga,dan pada
bangunan rumah seperti kusen ,daun pintu , jendela ,dinding ,lantai loteng, dan
sebagainya.

b. Kayu Merbabu
Warnanya coklat muda dan jika telah lama akan menjadi coklat tua.Banyak
dipergunakan untuk bangunan diluar dan atap karena kuat serta tahan terhadap
rayap,pengembangan dan penyusutan kecil.Karena tingginya kadar O2 paku atau baut
ataupun bahan yang terbuat dari besi yang berhubung dengan kayu tersebut .Kejelekan
kayu ini adalah mudalah terbakar.

c. Kayu Rasmala

5
Warnanya merah dan coklat kehitam-hitaman. Banyak digunakan untuk
rangkap atap, balok, loteng, tiang-tiang dan lain sebagainya. Kayu ini tahan terhadap
rayap dan jika terlindung iklim tidak menyebabkan banyak perubahan kadar lengas
tahan terhadap bubuk. Kayu ini mengalami pengembangan dan penyusutan besar
berlebih-lebih jika kadar lengas cepat dan besar, maka dapat memilin, dan banyak
tumbuh didaerah Jawa Barat dan Sumatera.

d. Kayu Merawan
Warnanya coklat muda yang lama kelamaaan menjadi coklat tua.Banyak
digunakan untuk bangunan rumah dan perabotan dan banyak didapat di Sumatera dan
Kalimantan.

e. Kayu Meranti
Tediri dari dua jenis yaitu meranti merah dan meranti putih.Kayu ini banyak
digunakan untuk kasau , reng , bangunan yang ringan , papan , cetakan beton , tiang
papan cetakan , dan lain-lain.

f. Kayu Kamfer
Berwarna kuning kemerah-merahan. Kayu ini tahan bubukan tetapi tidak tahan
rayap.Oleh karena itu kayu ini hanya digunakan pada bangunan-bangunan bawah atap,
seperti rangka atap, balok loteng , papan loteng , dan sebagainya.

g. Kayu Zeungiing
Warnanya putih dan coklat muda. Kayunya agak lunak dan kembang susutnya
sangat besar namun agak tahan terhadap rayap. Banyak dipakai untuk bangunan
sederhana dan baik sekali untuk bangunan dengan konstruksi paku.

2.3. TEORI KAYU

2.3.1. Persyaratan Teknis Kayu Sesuai Dengan Kegunaannya

6
Kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda seperti tingkat kelenturan, susut muai,
berat, dan sifat-sifat lain. Untuk dapat mengatur, menyesuaikan, dan menentukan perlakuan
kita terhadap kayu yang akan digunakan, kita harus dapat memperhitungkan untung ruginya,
baik secara ekonomis ataupun secara pengerjaannya.

Berikut ini beberapa persyaratan teknis kayu sesuai penggunaannya :


a. Bangunan (konstruksi)
a) Persyaratan teknis : kuat, kaku, keras, berukuran besar, keawetan tinggi.
b) Jenis kayu : balau, bengkirai, belangran, jati, kuruing, rasamala, dan sebagainya.

b. Finir (biasa)
a) Persyaratan khusus : berdiameter besar, bulat, bebas cacat, berat sedang.
b) Jenis kayu : meranti, nyatoh, dan agathis.

c. Finir (lux)
a) Persyaratan teknis : seperti finir biasa tetapi kayu bernilai dekoratif.
b) Jenis kayu ; jati, eboni, rengas, lasi, dan mahoni.

d. Meubel
a) Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan.
b) Jenis kayu : jati, eboni, meranti, mahoni, suren dan sonokeling.

e. Lantai
a) Persyaratan teknis : keras, mudah dipaku, cukup kuat, daya abrasi tinggi dan tahan
asam.
b) Jenis kayu : balau, bengkirai, belangeran, jati.

f. Bantalan kereta api


a) Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku dan awet.
b) Janis kayu : balau, bengkirai, belangeran, ulin.

g. Tiang listrik/telpon
a) Persyaratan teknis : kuat, ringan, awet dan bentuk lurus.
b) Jenis kayu : balau, jati merbau, lara, ulin

7
h. Perkapalan
a) Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
b) Jenis kayu : ulin, kaur, bengkirai.

i. Patung dan ukiran


a) Persyaratan teknis : serat lurus, teratur, keras, terkstur halus, tidak mudah patah,
warna gelap.
b) Janis kayu : jati, sonokeling, eboni, melur, salimuli.

j. Moulding
a) Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur lurus, mudah dikerjakan dan
dekoratif.
b) Jenis kayu : jaluntung, meranti, ramin, pulai.

k. Bekisting
a) Persyaratan teknis : ringan, mudah dipaku, mudah dikerjakan.
b) Jenis kayu : terentang, surem.

2.3.2. Metode Pengergajian Kayu

Tujuan dari penggergajian ini yaitu merubah kayu dolk yang panjangnya berkisar 4 5
meter menjadi ukuran-ukuran tertentu.

1. Penggergajian Langsung (Sawing Through/Tanguncut)


Kayu dolk diubah menjadi ukuran papan dengan menggergaji sejajar tanpa
memutar kayu dolk.
Keuntungannya yaitu cara yang cepat, murah dan mudah.
Kerugiannya yaitu papan akan cenderung melengkung.

2. Penggergajian Memutar (Sawing Around)


Membelah pada kira-kira pada posisi tangensial terhadap lingkaran tahun. Cara ini
menyangkut pemutaran dolk selama proses penggergajian.

8
Keuntungannya yaitu tidak mudah pecah ketika dipaku dan tekstur serat kelihatan
bagus.
Kerugiannya yaitu cenderung untuk melengkung, cacat kayu kelihatan melintang
dipermukaan kayu serta penyusutan terjadi pada arah melebar.

3. Penggergajian Seperempat (Quarter Sawing)


Penggergajian ini bertujuan untuk mendapatkan papan yang terhidar dari
melengkung dan cocok untuk sambungan lidah dan alur.
Keuntungannya yaitu kayu sedikit mengalami perlengkungan.
Kerugiannya yaitu kayu banyak terbuang oleh penggergajian, cenderung mudah pecah
bila dipaku dari permukaan serta tesktur kayu kurang dekoratif.

2.3.3. Cacat-Cacat Kayu

Cacat kayu dapat menimbulkan akibat sampingan yang serius terhadap kekuatan,
kekakuan dan keindahan kayu. Perubahan tersebut karena penyusutan, dapat kita tinjau dari
tiga arah penampang kayu yaitu :

a. Tangensial
Penampang menyinggung arah melintang tumbuh dengan arah penyusutan
bervariasi antara 4,3 14 %.

b. Radial
Penampang yang melintang lingkaran tumbuh dengan besar angka penyusutan
antara 2,1 18 %.

c. Aksial
Penampang dalam arah memanjang kayu dengan besar angka arah penyusutan
antara 0,1 0,3 %.

Macam-macam cacat kayu setelah penggergajian akibat penyusutan :


a. Spring yaitu perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada bagian tepi/sisi
kayu.

9
b. Bow (bentuk busur) yaitu perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada bagian
permukaan.
c. Cup (bentuk mangkuk) yaitu perubahan bentuk melengkung pada arah melebar kayu.
d. Twist (melenting) yaitu pemutiran melenting perubahan kayu berlawanan arah pada
masing-masing ujung.
e. Pecah permukaan (surface checks) yaitu peceh-pecah dangkal yang meluas sepanjang
serat kayu baik yang dipermukaan kayu maupun di ujung-ujung kayu.
f. Pecah ujung (end split) yaitu pecah yang mulai dari ujung hingga menjalar sepanjang
pohon.

Macam-macam cacat alami dari pohon :


a. Mata kayu sehat yaitu mata kayu yang tidak busuk, penampang keras, tumbuh kokoh
dan rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dengan kayu sekitarnya.
b. Mata kayu lepas yaitu mata kayu ayng tidak dapat tumbuh rapat, biasanya pada proses
penggergajian mata kayu mudah lepas dan tidak ada gejala busuk.
c. Mata kayu busuk yaitu mata kayu yang biasanya bergerombol pada bagian-bagian
kayu yang lunak atau rapuh berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya.
d. Hati rapuh yaitu cacat kayu yang dapat terjadi karena daya tahan yang patah kemudian
patahan ini membusuk dan menjalar terus masuk ke dalam hati.
e. Serangga perusak kayu yaitu cacat kayu yang terjadi oleh binatang perusak antara
lain : serangga, kumbang, ulat dan lebah.
f. Cacat kayu gubal yaitu cacat kayu yang terjadi bila pada saat penebangan belum
cukup umur kemudian dalam jangka waktu yang lama sedang kulitnya tidak dikupas.

Cacat-cacat kayu tersebut dapat mengakibatkan adanya perlemahan pada kayu. Untuk
mengatasi perlemahan tersebut ada beberapa cara yaitu :
a. Mudah terbakar diatasi dengan diberi pelapis seperti cat dan penyimpanannya jauh
dari api.
b. Kembang susut diatasi dengan pemasangan dengan cara berselang-seling.
c. Mudah lapuk karena serangga diatasi dengan merendam dalam suatu bahan yang dapat
mengawetkan serta disemprot dengan cat.
d. Tidak homogen diatasi dengan sistem konveksi atau dengan pembelahan kayu.

10
e. Tidak tahan terhadap cuaca diatasi dengan menghindari tempat terbuka yang
terlindungi dari panas dan hujan serta penumpukan yang sesuai dnegan ketentuan dan
syarat-syaratnya.

2.3.4. Penyimpanan Dan Pengawetan Kayu

Kayu mempunyai keawetan tinggi bila dapat mempunyai umur yang lama. Adapun
faktor perusak kayu dapat digolongkan menjadi dua penyebab yaitu :
1. Penyebab non makhluk hidup
a. Faktor fisik (suhu udara, panas, air dan sebagainya)
b. Faktor mekanik (pukulan, gesekan, tarikan, tekanan dan sebagainya)

2. Faktor dari makhluk hidup


a. Jenis jamur ( menyebabkan pembusukan dan pelapukan)
b. Serangga
c. Binatang laut

Syarat-syarat penyusunan kayu yang baik yaitu :


a. Tempat harus datar dan rata yang bebas dari genangan air
b. Terlindung dari hujan dan cukup sirkulasi udara
c. Sumber hama dan penyakit kayu harus dihilangkan
d. Untuk papankering ganjalan boleh dipasang setiap delapan lapis dan maksimal
3 meter.
e. Jarak timbunan dari lantai 50 cm untuk sirkulasi udara.
f. Antara penumpukan harus ada pembatas untuk lalu lintas udara.
g. Antara kayu yang satu dengan kayu yang lain harus diberi jarak lebih kurang
2-5 cm.

Cara penumpukan kayu :


a. Penumpukan secara vertikal
b. Penumpukan standar (end pilling)
c. Penumpukan silang (end raaacking)
d. Penumpukan secara horizontal
e. Penumpukan sejajar

11
f. Penumpukan persegi
g. Penumpukan bersilang
h. Penumpukan segitiga

2.3.5. Tempat Atau Lokasi Kerja

Syarat-syarat tempat atau lokasi kerja :


a. Kering
Tempat pelaksanaan kerja kayu diutamakan tempat yang kering apabila tempat
pelaksanaan lembab atau basah bukan tak mungkin dapat menyebabkan dan
mempengaruhi bahan yang akan dikerjakan.

b. Di atap
Tempat pelaksanaan juga diusahakan untuk memiliki atap agar bahan-bahan
dan peralatan yang akan digunakan dapat terjaga dari berbagai kondisi cuaca.

c. Sumber listrik
Sumber listrik harus sangat diperlukan terutama untuk menjalankan alat-alat
yang berhubungan listrik.

d. Alat bantu (K3)


Dalam suatu lokasi kerja harus ada kotak k3 yang dalam hal ini sangat penting
mengingat bila terjadi suatu kecelakaan.

e. Penerangan yang cukup


Penerangan sangat membantu dalam pelaksanaan kerja sehingga hasil
pekerjaan kita rapi dan baik.

f. Sirkulasi udara yang baik


Dalam lokasi kerja diperlukan udara yang cukup sehingga orang-orang yang
bekerja di dalam ruangan tidak sukar atau sesak bernafas sehingga dapst bekerja
dengan lancar.
g. Tidak menimbulkan suara yang bising

12
Tempat kita bekerja diusahakan untuk tidak mengeluarkan suara bising yang
dapat mengganggu lingkungan sekitar.

h. Penyedot debu
Alat ini sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga udara di dalam ruangan
tempat kita bekerja selalu bersih dan tidak mengganggu pernafasan.

13
BAB III
PERALATAN-PERALATAN KERJA KAYU

A. Kerja Kayu Menggunakan Alat-alat Tangan

1. Gergaji
1.1 Gergaji tangan
Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong kayu dalamukuran
dan bentuk yang dikehendaki.Gergaji tangan terdiri dari daun baja dengan barisan
gigi yang telah dikikir.Daunnya dijepit pada pegangan kayu dengan perentaraan
baut.
Proses pengergajian pada suatu gergaji yang baik adalah didasarkan pada
kerataan dan ketajaman gigignya, yang bekerja merupakan sebagai pahat-pahat
kecil.Serpih / tatal gerhaji akan dibuang deng sendirinya searah dorongan gergaji
oleh takikan gigi-gigi gergaji.
Garis gigi adalah garis sepanjang mata gigi dan panjang gergaji adalah
sepanjang gigi-gigi gergaji tersebut.

Gergaji tangan terdiri dari dari 2 macam yaitu:


a. Gergaji Belah
Adalah gergaji yang digunakan untuk mengergaji kayu sejajar dengn arah
serat kayu.Pengergajiaan harus didorong menjauh , untuk ini hanya dorongan
kedepan saja yang ditekan sedang untuk tarikan gergaji cukup digeserkan
saja.Gunakanlah sepanjang mungkin gergaji.Untuk membelah kayu sudut
pengergajian yang tepat adalah 600 terhadap kayu untuk mendapatkan hasil
pembelahan

Bentuk gigi
Gigi-gigi gegaji belah dikuak secara berselang-seling, yang berarti bahwa
pucuk-pucuk gigi berselang-seling terbengkok kesatu pihak dan pihak
lain.Gigi-gigi gergaji belah dikikir tegak lurus pada daunnya sehinggga gigi-
gigi tersebut berlaku seperti pahat-pahat kecil,yang mengetam dasar
alurnya.Lebar dari takik gergajian harus kira-kira 1,5 x tebal daun dan untuk

14
mengergaji kayu basah 2x tebal kayu.Maka dengan kekuatan gig-giginya
akan tercegah gergaji terjepit ditakik ( potongan terbuat oleh gergajinya ).
Kejadian ini terutama terjadi bila daunnya menjadi panas oleh gesekan.
Gergaji belah mempunyai gerigi dengan sebutan lerengan muka positif.
Lerengan muka berarti : lereng dari muka gigi gergaji diukur dari garis tegak
lurus kegaris pucuk-pucuk gigi gergaji.Untuk gergaji tangan biasanya sudut
giginya 600 .Bentuk giginya bermacam-macam,ada membentuk sudut
800,900,1000. Kedalaman giginya juga berbeda-beda ukurannya, ada yang 4,3
dan 2 mm.

b. Gegaji Potong
Adalah gegaji yang digunakan untuk mengergaji melintang / tegak lurus
arah serat kayu.Untuk mendapatkan aksi pemotongan , gergaji harus didorong
menjauh.Proses pemotongannya jenis gigi gergaji ini bisa memotong
(memakan) dalam arah bolak-balik.Posisi pengergajiaan memotong yang baik
adalah membentuk sudut 450. Gigi-gigi gergaji potong dikuak untuk
menghindari jepitan dalam pengergajiaan.Lebar dari takik-gergajian kira-kira
1,5 x tebal daun.Ujung gigi-giginya membentuk pucuk-pucuk yang tajam
(runcing),yang berfungsi menggurat/memotong serat-serat kayu.

Cara mempergunakan gergaji tangn :


1. Sebelum mulai melaksanakan pengergajiaan ,lukislah garis batas/ tanda gores
dimana tempat gerigi gergaji akan memotong.
2. Kukuhkan benda kerja pada bangku kerja.
3. Pada permulaan mengergaji, tempatkan daun gergaji diarah kanan tepat
letaknya pada lukisan garis dengan bantuan ibu jari tangan kiri.
4. Posisi badan yang baik ialah berdiri dengan kaki kiri didepan dan kaki kanan
dibelakang .posisi tangn yang memegang gegaji harus bebas dari badan.

1.2. Gergaji Punggung


Gergaji punggung terbuat dari baja yang sangat tipis dan pada bagian
atasnya atau punggungnya diberi tulang. Tulang ini gunanya supaya daun
gergaji cukup kaku. Gergaji punggung sering digunakan pada pekerjaan kayu

15
yang kecil-kecil dan yang halus-halus, misalnya pada pembuatan purus,
membuat serongan 45 derajat terutama pada pembuatan mebel.

2. KETAM
2.1. Ketam pendek kasar (Jack Plane)
Alat ini berguna untuk menghilangkan permukaan kayu yang kasar
bekas gergajian atau bekas pemotongan.

2.2. Ketam pendek halus


Alat ini berguna untuk menghaluskan permukaan kayu yang sudah
diketam aterlebih dahulu leh ketam pendek kasar.
2.3. Ketam panjang
Alat ini berguna untuk menetam kayu yang panjang-panjang supaya
permukaan kayu itu menjadi lebih kurus
2.4. Ketam sponing
Ketam sponing terdapat dua macam yaitu :
a. Ketam sponing tetap, besarnya tidak dapat dirubah. Rumah ketam sponing
macam ini mempunyai berbagai ukuran besarnya, sesuai dengan mata
ketam. Ketam ini digunakan untuk membuat sponing untuk pada posisi
sudut yang searah dengan arah urat kayu.
b. Ketam sponing dapat diatur berfungsi sama dengan ketam sponing tetap
2.5. Ketam pinggir
Ketam pinggir sebaliknya dari ketam sponing. Ketam pinggir tidak
mempunyai pengatur ukuran, dan termasuk golongan ketam lepas. Ketam
berfungsi sebagai alat untuk membersihkan/menghaluskan hasil pengetaman
sponing yang masih kasar/kurang sempurna.
2.6. Ketam cekung dan cembung
Ketam cekung digunakan untuk mengetam sisi sudut dan bidang
permukaan menjadi bundar atau cembung kebalaikan dari mata ketamnya.
Ketam cembung digunakan untuk mengetam sisi sudut dan bidang permukaan
kayu menjadi cekung
2.7. Ketam alur/bajak
Ketam alur/bajak tetap tidak mempunyai pengatur lebar , sedangakn
ketam alur dapa diatur mempunyai pengatur lebar dan dalamnya pengetaman.

16
2.8. Ketam pipi
Ketam pipi digunakan untuk pekerjana mengetam pipi papan panil
yang dimiringkan dalam istilah lain untuk mengetam Bossing dimana ketam
ini dapat memotong urat kayu dengan adanya pisau muka befungsi sebagai
pemotong urat kayu.
2.9 Ketam les
Ketam ini disebut pula ketam profil termasuk dalam golongan ketam
yang bersifat tetap. Ketam digunakan untuk membentuk bidang sudut
permukaan kayu sesuai dengan bentuk les atau profil.
2.10 Ketam alur dan lidah
Ketam ini digunakan untuk dalam pekerjaan membuat sambungan
memperlebar papan.
2.11. Ketam tungkat
Ketam ini digunakan untuk mengetam bulat panjang, sisi lengkung dan
sisi cekung baik yang buntu ataupun langsung.
2.12. Ketam dasar
Ketam ini digunakan untuk pekerjaan membersihkan/menghaluskan
lubang alur melintang, cowakan tembus dan buntu, cowakan liku-liku (zigzag).
2.13. Ketam gigi
Ketam ini digunakan untuk mengikis permukaan kayu yang
berurat/berserat bolak-balik. Juga unutk mengetam sisi permukaan yang akan
disambungkan dengan jalan direkat/dilem, agar dapat lebih meresap ke dalam
kayu dan sambungan akan menjadi rapat dan kuat.

3. PAHAT
Pahat ialah suatu alat untuk memotong serat kayu. Berdasarkan pekerjaan
pemotongan yang bermacam-macam, maka dibuatlah bentuk-bentuk pahat-pahat yang
disesuikan dengan pekerjaan tersebut antara lain :

3.1. Pahat tusuk


- Gunanya untuk menusuk kayu.
- Sudut penajaman dari 30 hingga 35 derajat atau dapat juga dengan
ketentuan lain yaitu dua kali tebal pahat.

17
- Sisi penusuk dari mata pahat dibuat lengkung sedikit, menjaga supaya
sudut pahat tidak menusuk ke dalam.
- Ukuran pahat tusuk pada sisi lebarnya mulai dari 1/8 hingga 5/8 dengan
kenaikan masing-masing 1/8 dan dari sampai dengan 2 dengan
kenaikan masing-masing

3.2. Pahat Lubang


- Pahat lubang terdiri dari :
a. Pahat lubang tipis
b. Pahat lubang berpunggung
c. Pahat lubang besar
- Kepala tangkai pahat lubang dibuat demikian bentuknya untuk lebih
mudahnya bila dipukul dengan palu kayu.
- Pahat lubang tiis gunanya untuk membuat lubang-lubang yang kecil-kecil,
seperti halnya membuat lubang daun jendela atau pintu.
- Sudut mata pahat lubang sama dengan pahat tusuk yaitu 30 derajat sampai
dengan 35 derajat.
- Pahat lubang berpunggung dan pahat lubang besar, dangkal seperti
pekerjaan membuat lubang ambang kesen pintu atau jendela.

3.3. Pahat kuku


- Guna dari pahat kuku cekung ialah untuk memahat tusuk sisi yang
berbentuk cekung.
- Pahat cembung digunakan untuk membersihkan sisi-sisi alur yang dibuat
bundaran buntu atau pekerjaan pemahatan lain.

3.4. Pahat engsel


- Gunanya untuk memahat lubang yang sempit-sempit, seperti memasang
engsel bersayap
- Pahat ini tidak bertangkai.
- Bentuk pahat engsel ini mempunyai tiga punggung yang menonjol,
sehingga ada ruangan diatara punggung-punggung itu untuk mengeluarkan
sisi pemahatan.

18
4. Penggerek (Bor)

Macam-macam jenis penggerek yaitu :


4.1. Penggerek pusat
- Terdapat sebuah pusat (point) yang menjadi titik pusat penggerekan.
- Terdapat pisau muka (spur) sebagai pemotong urat kayu.
- Terdapat sebuah pisau gerek yang mengeluarkan sisa kayu yang digerek.
- Garis tengah batang gurdi lebih kecil daripada garis tengah badan bagian
bawah sehingga lubang betul-betul lurus.
- Pisau muka lebih rendah daripada pisau gerek, untuk
mempercepat/melancarkan pengeboran.
- Pemakaian penggerek pusat ini, diputar sambil ditekan untuk mendapatkan
pengeboran terhadap kayu.

4.2. Penggerek pusat dapat diatur


- Mempunyai sebuah pusat yang berbentuk ulir sekrup.
- Dilengkapi pisau muka sebagai pemotongan urat dan serat kayu yang
terpotong.
- Terdapat pula pisau gerak yang berfungsi pengeruk sisa kayu yang
digerakkan.

4.3. Penggerek Pilin (Irwin Bor)


4.3.a. Penggerek pilin yang diputar dengan tungkat
- Mempunyai sebuah pusat yang berbentuk ukuran sekrup.
- Terdapat dua buah pisau muka guna memotong urat dan serat kayu.
- Terdapat dua buah pisau gerek untuk mengeruk sisa kayu.
- Batang berbentuk uliran sekrup dan mempunyai batang yang panjang.
- Diameter batang dari atas samai yang paling bawah sama agar hasil
pengerukan lubang lurus.
- Pisau muka letaknya lebih rendah dari pisau gerek berfungsi sebagai
pemotongan urat kayu.
- Bagian atas batang terdapat cincin guna memmasukkan tongkat pemotar.

19
4.3.b. Penggerek pilin yang diputar dengan tangkai penggerek
- Mempunyai dua buah isau gerek gunanya ntuk mengeruk kayu yang
digerek.
- Batangnya berbentuk sekrup.
- Diameter batang dari ats hingga ke bawah sama.
- Pisau muka letaknya selalu lebih rendah dari pada pisau gerek, gunanya
untuk mempercepat pengeboran.

4.4. Penggerek sendok


- Tidak mempunai pusat oleh sebab itu agak sukar juga dalam menentukan
suatu titik yang tepat sesuai dengan yang diinginkan.
- Pemakaian pengegerek semacam ini selalu harus ditekan sambil diputar.
- Digunakan untuk membuat lubang yang sangat kecil.

4.5. Penggerek lilit


- Pengerek ini digunakan untuk membuat lubang pada tempat ayng kecil.
- Mempunyai sebuah pusat sehingga mudah ditempatkan pada suatu titik
yang diingikan.
- Sisa kayu hasil penggerek dengan mudah terbawa ke atas, karena
mempunyai batang yang berkelit-kelit.
- Mengasah bor ini dapat dikerjakan pada sisi bagian dalam ataupun pada
sisi luar, terutama pada bagian mata tajamnya.

4.6. Penggerek sekerup


4.6.a. Penggerek sekrup bertangkai
- Penggerek ini digunakan untuk menggerek lubang yang kecil-kecil.
- Mempunyai sebuah pusat sehingga mudah ditempatkan terhadap sebuah titi
yang dikehendaki.
- Ditekan sambil diputar dengan tangan.
- Sisa kayu hasil pengerekan mudah keluar.

4.6.b. Penggerek Serup Tidak Bertangkai.


- Batangnya lebih besar dan digerakkan diputar dengan menggunakan
tangkai penggerek.

20
- Gunanya untuk menggerek lubang-lubang sambungan pintu dan jendela.

4.7. Penggerek Benam


- Penggerek ini digunakan untuk menggerek serong atau membesarkan
lubang guna menempatkan kepala sekrup sehingga terbenam dan rata pada
permukaan kayu.
- Diputar dengan tangkai penggerek
- Mempunyai pusat sehingga mudah untuk menempatkan titik.

4.8. Tangkai Penggerek


4.8.a. Penggerek Langsung
- Kepala dan tangannya dibuat dari kayu yang kenyal dan padat. Tangaki dan
bagian lainnya dibuat dari besi.
- Pada bagian bawahnya dari tangkai, terdapat alat penjepit penggerek yaitu
sebuah chuck yang bagian dalamnya dilengkapi dengan sebuah tabung
sekrup yang disebut rahang/raw.
- Untuk membuat lubang bersifat langsung.
- Untuk membuat lubang yang tegak lurus. Tangkai penggerek diputar dalam
posisi yang tegak lurus terhadap bidang kayu yang akan dibor dengan
menggunakan siku-siku.
4.8.b. Tangkai Penggerek Berderik
- Kepala, tangan-tangan dan tangkai sama betuknya dengan tangkai
penggerek langsung.
- Tombol dari tangkai penggerek berderik dipasang daam sebuah aling-aling
peluru yang dapat diatur.
- Tangkai penggerek berderik dapat diputar ke kanan dan ke kiri.
4.8.c. Tangkai Penggerek Incar/Spiral
- Selain tangkai penggerek terdapat pula tangkai penggerek incar/spiral yang
terdiri dari satu batang lurus dan bergigi.
- Penggerek dapat diutar ke kanan dan ke kiri dengan memutar pegengan
bolak-balik.
- Tangkai penggerek macam ini dipakai untuk membuat lubang kecil.
4.8.d. Tangkai Penggerek Roda Gigi

21
Keistimewaan penggerek ini mempunyai batang yang berpenampang bulat
dengan lilitan pada bagian bawahnya berdiameter sama dengan batangnya
dan mempunyai satu titik pusat. Penggerek ini disebut juga Twist Drill.

B. Alat-alat Bantu

1. Siku
Ada bermacam-macam jenis siku yaitu :
1.1. Siku Biasa
Gunanya untuk menarik garis lukisan pada kayu pekerjaan di atas
permuikaan dengan garis siku (90 derajat) terhadap bidang lain yang telah diberi
tanda pating. Juga untuk memeriksa bidang permukaan kayu yang sedang diketam
apa sudah lurus, rata dan siku erhadap bidang lain.
1.2. Siku Serong
Gunanya untuk menarik garis lukisan pada bidang atas kayu pekerjaan
dalam bentuk garis miring. Juga untuk alat pemeriksaan suatu pengetaman yang
dibaut miring tehadap bidang tegak.
1.3. Siku Goyang
Guna dari siku goyang ini untuk menarik garis lukisan pada bidang
permukaan kayu pekerjaan dalam bentuk garis sudut 0 hingga 180 derajat.

1.3. Siku Rangka


Siku rangka disebut juga framing square. Seluruh bagian dibuat dari baja
berbentuk plat/rata seluruh bidangnya, dengan sudut siku yang tidak dapat diubah-
ubah. Digunakan untuk menarik garis lukisan tegak terhadap kayu pekerjaan yang
berdiri menyudut seperti tangga lurus, kuda-kuda konstruksi papan.

2. Meteran
Ada bermacam-macam bentuk yaitu :
2.1. Meteran Lurus/Plat Meter
Terbuat dari baja tipis yang panjangnya 30 cm, pada kedua sisinya
terdapat satuan pengukuran dalam cm, inci. Meteran ini digunakan untuk
pekerjaan yang kecil dan ringan.
2.2. Meteran Lipat

22
Suatu meteran yang dapat dilipat dalam 4 @ 8 lipatan, pada umumnya
terbuat dari kayu tipis dilengkapi dengan lipatan engsel dari abaj atau kuningan,
panjangnya 1 @ 2 meter. Digunakan untuk pengukuran yang agak panjang dan
besar dari dolok kayu yang akan dikerjakan.
2.3. Meteran Gulung/Rol Meter
Seluruh bagian terbuat dari baja atau plastik, di dalam rumahnya terdapat
pegas sehingga pita meter dapat ditarik dan menggulung kembali secara otomatis.
Panjangnya 2 @ 5 meter. Digunakan untuk ukuran dari segala pekerjaan.

3. Potlot dan Kraspen

Bentuk penampang kraspen ini berbentuk bulat telur, termasuk dalam


golongan kraspen keras. Digunakan untuk menggambar/melukis garis konstruksi
di atas bidang permukaan kayu agar hasil pekerjaan tepat.

4. Palu
Ada bermacam-macam jenis palu yaitu :
4.1. Palu kayu
Terdiri dari dua bagian yaitu kepala dan tangkai. Bahan untuk kepala dan
tangkainya harus dibuat dari kayu yang padat dan kenyal sehingga sukar untuk
dapat belah . palu kayu digunakan untuk memukul benda kerja dari kayu

4.2. Palu Besi


Menurut bentuknya terdapat dua jenis yaitu :Palu pantak dan palu kuku
atau disebut palu kaki kambing.

4.3. Palu karet/plastik


Palu ini terbuat dari karet atau dari plastik.

4.4 Palu cakar


Palu cakar digunakan untuk mencabut paku dan untuk memaku paku
dipermukaan kayu.

23
5. Perusut
Perusut tunggal digunakan untuk melukis satu garis sejajar terhadap sisi bidang
kayu memanjang yang telah diketam, sedangkan perusut kembar dapat melukis dua
garis sejajar sesuai dengan jarak dua garis yang telah ditentukan, seperti menarik garis
sponing dengan perusut tunggal sedang lebar lubang sambungan dengan perusut
kembar

6. Obeng
Obeng/pemutar sekrup ada bermacam-macam jenisnya yaitu :
6.1. Obeng tetap
Obeng tetap adalah obeng yang bersifat tetap tidak dapat diubah.

6.2. Obeng tangkai penggerek


Bentuk obeng macam ini tidak diberi pegangan seperti obeng tetap, tetapi
di atas badannya terdapat kepala untuk dapat dimasukkan ke dalam chuck yang
terdapat pada tangkai penggerek.

6.3. Obeng derik


Obeng derik dapat digerakkan ke kanan dan ke kiri dengan cara
memindahkan sebuah palng yang terdapat di bagian bawah pegangan dan
dipasang pada sebuah tabung pengatur arah putaran sehingga tidak perlu lagi
mengalihkan tangan dari pegangan.

6.4. Obeng incar/spiral


Badan obeng tidak berkepala seperti obeng tangkai penggerek tetapi bulat
panjang dan bagian atasnya dieri cowakan pengunci antar obeng dengan chuck

6.5. Obeng kembang/istimewa


Keistimewaan dari obeng macam ini ialah terletak dari bentuk matanya.
Obeng ini matanya dibuat semata-mata hanya mempunyai alur silang, sehingga
waktu obeng diputar tidak akan terpeleset/tergelincir dari alur sekrupnya.

24
7. Unting-unting
Gunanya untuk mengukur/memeriksa tegak lurusnya suatu pekerjaan yang perlu
ditegakkan, seperti mengukur atau memeriksa lurus berdirinya dinding tembok dan
sebagainya.

8. Penyipat datar/water pas


Suatu alat yang terdiri dari :
a. Rumah-rumah yang terbuat dari kayu keras dan padat atau dari aluminium.
b. Tabung kaca yang berbentuk lengkung berisi zat cair yang dipasang di
tengah-tengah.
Alat ini berguna untuk memeriksa rata mendatarnya atau rata tegaknya suatu
pekerjaan pasangan.

9. Jangka
Dalam menukang kayu ada 4 macam jangka yaitu :
9.1. Jangka tusuk
Dibuat dari baja dan pada salah satu kakinya dipasang pensil. Gunanya untuk
melukis lingkaran-lingkaran kecil dan dpat pula digunakan untuk memindahkan
ukuran pada bidang permukaan kayu pekerjaan.

9.2. Jangka antara/jangka siar


Kedua kakinya dihubungkan dengan pegas berbentuk pita. Gunanya untuk
memindahkan ukuran kayu yang telah ditentukan semula pada kayu pekerjaan.

9.3. Jangka luar


Disebut pula jangka bengkok, jangka macam ini semata-mata digunakan untuk
mengukur kayu yang berbentuk silinder.

9.4. Jangka dalam


Jangka dalam ini sebagai alat untuk mengukur lubang.

25
10. Kikir kayu
Kegunaannya yaitu untuk mengikir benda-benda pekerjaan yang sulit diketam
ataupun dipahat sehubungan dengan terdapatnya serat-serat kayu yang bolak-balik
atau pada bidang permukaan kayu yang terdapat mata kayu. Alat yang lebih baik dari
kikir kayu ialah ketam parud.

11. Penjepit atau klem


Ada 3 macam bentuk klem yaitu :
11.1. Penjepit panjang
Berukuran dari sampai 2 m panjangnya. Blok penahan dapat digeser-
geser dengan dipaksa oleh sepotong besi bulat ke dalam lubang-lubang yang terdapat
pada batang penjepit panjang sedang blok penjepit didorong oleh uliran yang dipasang
pada kepala penjepit dengan diputar menggunakan tangkai pemutar. Alat ini
digunakan untuk merapatkan suatu sambungan kayu yang lebarnya lebih dari 1 m
samapai dengan 2 m.

11.2. Penjepit berbentuk huruf f dan c


Keduanya berfungsi sama sebagai alat penjepit dalam jaraj pendek atau
sambungan sambungan pendek terdiri dari blok penahan tetap dan blok penjepit yang
dapat diatur melalui batang ulir yang dihubungkan dengan tangkai pemutar.

C. Alat-alat Mesin Kayu

Mesin Gergaji Bundar Berlengan (Radial Arm Saw)


Mesin gergaji bundar berlengan ialah mesin gergaji bundar yang daun
gergajinya dapat digerakkan di atas meja sepanjang lengan. Lengan dipasang pada
tiang (column) yang dapat berputar 180 derajat dan naik turun.
Mesin ini digunakan untuk memotong tegak atau miring, juga bisa digunakan
untuk pekerjaan-pekerjaan :
a. Membentuk cowakan tegak atau miring.
b. Membentuk alur dan cowakan
c. Memotong/membelah champer atau bevel.
d. Membuat sponing.

26
e. Membuat purus.
f. Memotong miring berganda (compound mitre).

Konstruksi terdiri dari bagian-bagian :


- Motor dan daun gergaji
- Rangka penggantung
- Lengan-lengan
- Tiang baja bulat
- Meja dari kayu
- Penghatar yang dapat dipindah-pindah
- Rangka meja dari besi serta berkaki empat buah

Ukuran dan skala :


- Ukuran mesin ialah jarak terjauh dari pengantar terhadap daun gergaji

Tiga buah skala penyetelan ialah :


a. Pada rangka motor menentukan kedudukan daun gergaji terhadap meja
b. Pada lengan menentukan jarak pemotongan
c. Pada tiang menentukan kedudukan lengan terhadap pengantar

Mesin Gergaji Bundar (circular saw)


Gunanya :
Pekerjaan pokok :
a. Memotong kayu (cross cutting)
b. Membelah kayu (ripping)
c. Mengiris kayu (resawing)
Pekerjaan lain-lain :
a. Membuat champer atau bevel
b. Membuat sponing (rabbet)
c. Membuat alur (grove)
d. Membuat alur memotong urat kayu (dado)
e. Membuat tirus
f. Membuat purus
g. Membuat cekung

27
Ukuran :
- Ditentukan dengan maksimum garis tengah daun gergaji yang dapat
dipasang
- Kecepatan tergantung dari garis tengah daun gergaji

Mesin Ketam Perata (surfacer)


Gunanya :
Pekerjaan pokok :
a. mengetam rata dan lurus permukaan kayu
b. mengetam rata dan lurus, siku-siku sisi tebal kayu

Pekerjaan-pekerjaan lain :
a. mengetam miring
b. mengetam sponing/les
c. mengetam tirus
d. mengetam cowakan
e. mengetam kepala kayu

Ukuran :
- Ditentukan oleh panjang sumbu ketam

Mesin Ketam Penebal


Gunanya :
Untuk penyelesaian pengetaman yang telah diketam pada mesin perata
menentukan sama tebal dalam keadaan halus dan rata.

Ukuran :
Maksimum lebar, sama dengan lebar meja/panjang sumbu pisau.
Maksimum panjang yang boleh diketam jarak antara as ke as pada meja.
Adapun minimum tebal kayu yang boleh diketam tidak menentukan ukuran
mesin, dan tebal minimum kayu yang boleh diketam sama dengan tinggi profil
meja ditambah dengan 5 mm (bila tidak menggunakan alas).

28
Mesin Gergaji Pita (band saw)
Gunanya :
Penggunaan mesin gergaji pita biasanya tergantung pada besar kecilnya
mesin itu sendiri.
Di pabrik atau industri-industri bahan bangunan yang mengerjakan
balok-balok besar menggunakan mesin gergaji pita untuk membelah untuk
ukuran mesin yang besar.
Di sekolah (bengkel sekolah) menggunakn mesin gergaji pita ukuran
sedang untuk memotong lengkungan-lengkungan atau untuk membelah.
Pada industri ringan umumnya menggunakan mesin gergaji pita ukuran
kecil untuk memotong bentuk yang tidak beraturan/berliku-liku.

Ukuran mesin ditentukan oleh :


- Diameter roda-roda
- Maksimum naik pengantar daun gergaji bagina yang paling bawah
terhadap meja mesin

Mesin Bor Tekan (Hollow Chisel Mortiser)


Gunanya :
Membuat lubang bulat.
Membuat lubang persegi dengan perlengkapan khusus.
Mengamplas.
Menggerinda.
Mengerjakan profil pada pinggiran kayu.

Mesin Bubut Kayu (Wood Turning Lathe)


Gunanya :
Membuat bulat torak
Membuat bulat lonjong
Membuat bulat piringan
Membuat bulat spiral

29
Mesin Pembentuk
Pekerjaan yang biasa dilakukan pada mesin ini yaitu membentuk profil,
alur,lidah sponing dan sebagainya.

Mesin Router
Gunanya :
Membuat sponing
Membuat profil
Membuat alur
Membuat cowakan
Membuat sambungan ekor burung

Sambungan-sambungan kayu
Macam-macam sambungan kayu :
1. Sambungan kayu arah memanjang
2. Sambungan kayu arah melebar
3. Sambungan kayu arah menyudut
4. Sambungan kayu bentuk rangka

Alat-alat pengokoh sambungan kayu antara lain :


1. Paku
2. Sekrup
3. Mur dan baut
4. Lem
5. Alat pengokoh modern antara lain : cincin, papan paku, dowel dan lain-lain

Cara pemasangan lem :


1. Untuk lem kuning digunakan pengencer thinner lalu dioleskan seluruhnya dan
ditunggu sampai kering kemudian ditempelkan dengan kayu yang telah
dioleskan dan langsung dipress dengan menggunakan klem.
2. Untuk lem putih digunakan pengencer air bening lalu dioleskan seluruhnya
kemudian ditempelkan dengan kayu yang telah dioleskan dan langsung dipress
dengan menggunakan klem.

30
BAB III
URAIAN KERJA

Job I : PRAKTEK KERJA KAYU 2


Judul : MEMBUAT RANGKA BATANG

TUJUAN PRAKTEK
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek membuat rangka batang mahasiswa
diharapkan dapat :
1. Memahami dan menjelaskan fungsi, bagian, cara pengoperasian maupun
perawatannya berikut aturan keselamtan kerja dari mesin mesin kerja kayu, dengan
benar untuk mesin gegaji bundar berlengan, mesin gergaji bundar, mesin ketam
perata, mesin ketam penebal, mesin pahat, mesin moulder serta mesin router.
2. Menyetel untuk membuat bentuk bentuk tertentu serta mengoperasikan mesin
mesin tersebut.
3. Menyebutkan serta menjelaskan fungsi utam a berikut bagian bagian dari kusen
pintu / jendela pada suatu bangunan dengan benar.
4. Membuat bagian kusen pintu / jendela sesuai gambar dengan tahapan yang benar
dan hasil yang baik.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1. Mesin gergaji bundar berlengan
2. Mesin gergaji bundar
3. Mesin ketam perata
4. Mesin bor pahat
5. Mesin router
6. Meteran, siku siku, pensil
7. Palu kayu, palu besi
8. Pahat pukul, pahat tusuk
9. Gergaji punggung

31
10. Ketam block

BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Kayu meranti ukuran 3 / 25 400 cm
2. Paku ukuran 1,5 2

KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah selalu pakaian kerja dengan rapi saat praktek
2. Pakailah selalu alat alat pelindung diri sesuai dengan kondisi pekerjaan
3. Pastikan peralatan yang akan didunakan selalu dalam keadaan baik dan dan siap
pakai
4. Kontrol bahan yang akan dipakai dan pastikan bebas dari benda yang akan
mengganggu dalam proses pengerjaan
5. Selalu pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan
6. Tanyakan pada instruktur apabila ada keraguan dalam penyetelan penggunaan
mesin san hal hal yang perlu / penting.

LANGKAH KERJA PELAKSANAAN


1. Hitung kebutuhan bahan dan rencanakan bentuk pemotongan sehingga sedikit
mungkin bahan yang tersisa / terbuang.
2. Siapkan bahan yang akan digunakan, pilih ukuran dan kondisi bahan yang sesuai.
3. Siapkan peralatan yang digunakan, kondisi peralatan agar siap digunakan.
4. Potong bahan sesuai dengan rencana pemotongan ( pemotongan kasar adalah ukuran
bersih ditambah 1 2 cm ) dengan menggunakan mesin gergaji bundar berlengan.
5. Ketam kedua sisi tebal dan lebar kayu hingga lurus, rata dan siku tipis tipis saja
dengan menggunakan mesin ketam perata.
6. Ketam sisi tebal dan lebar lainnya dengan mesin penebal hingga mencapai ukuran
yang dikehendaki.
7. Lukis benda kerja tersebut sesuai dengan bentuk masing masing dan diberi tanda
supaya tidak tertukar atau salah pemotongan.
8. Membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan:
o Membelah papan ukuran 3/25 400 menjadi 2,5/5 345 cm
sebanyak 4 buah dengan menggunakan mesin band saw
o Potong menjadi membentuk sudut 450 sebanyak 11 buah

32
o Lalu rakit bahan tersebut menjadi rangka batang dengn paku
2
9. Setel tiap sambungan dengan teliti dan hati hati ( harus siku, rata,rapat, dan rapi )
10. Membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan:
o Membentuk purus / pen dengan mesin gergaji bundar /
mesin gergaji bundar berlengan
o Membuat lubang persegi dengan mesin pahat
o Membuat verstek dan cowakan dengan mesin gergaji bundar
berlengan
o Membuat sponing dengan menggunakan mesin gergaji
bundar
o Membuat alur kapur dengan menggunakan mesin gergaji
bundar
o Membuat tirus telingga dengan menggunakn mesin gergaji
bundar berlengan
o Membuat profil sudut kayu dengan menggunakan mesin
moulder.
11. Setel tiap sambungan dengan teliti dan hati hati (harus siku, rata,rapat, dan rapi)
12. Jika ada yang kurang tepat, dibetulkan dahulu dengan teliti (menggunakan
peralatan manual)
13. Rakit semua komponen yang sudah siap dengan benar, teliti dan diperkuat dengan
paku. Perhatikan semua sambungan harus rapat, rapi serta siku.
14. Amplas hingga halus dan periksalah hasil kerja anda dengan instuktur.

33
Gambar Rangka Batang

Gambar Potongan Rangka Batang

34
Gambar Rangka Batang Tampak Depan Dan Tampak Samping

Job II : PRAKTEK KERJA KAYU 2

Judul : MEMBUAT KUSEN PINTU DAN JENDELA

TUJUAN PRAKTEK
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek membuat kusen pintu / kusen jendela
mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami dan menjelaskan fungsi, bagian, cara pengoperasian maupun
perawatannya berikut aturan keselamtan kerja dari mesin mesin kerja kayu, dengan
benar untuk mesin gegaji bundar berlengan, mesin gergaji bundar, mesin ketam
perata, mesin ketam penebal, mesin pahat, mesin moulder serta mesin router.
2. Menyetel untuk membuat bentuk bentuk tertentu serta mengoperasikan mesin
mesin tersebut.
3. Menyebutkan serta menjelaskan fungsi utam a berikut bagian bagian dari kusen
pintu / jendela pada suatu bangunan dengan benar.
4. Membuat bagian kusen pintu / jendela sesuai gambar dengan tahapan yang benar
dan hasil yang baik.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1. Mesin gergaji bundar berlengan
2. Mesin gergaji bundar
3. Mesin ketam perata
4. Mesin ketam penebal
5. Mesin bor pahat
6. Mesin moulder

35
7. Mesin router
8. Meteran, siku siku, pensil
9. Palu kayu, palu besi
10. Pahat pukul, pahat tusuk
11. Gergaji punggung
12. Ketam block

BAHAN YANG DIGUNAKAN


Kayu unlen ukuran 7 / 13 400 cm

KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah selalu pakaian kerja dengan rapi saat praktek
2. Pakailah selalu alat alat pelindung diri sesuai dengan kondisi pekerjaan
3. Pastikan peralatan yang akan didunakan selalu dalam keadaan baik dan dan siap
pakai
4. Kontrol bahan yang akan dipakai dan pastikan bebas dari benda yang akan
mengganggu dalam proses pengerjaan
5. Selalu pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan
6. Tanyakan pada instruktur apabila ada keraguan dalam penyetelan penggunaan
mesin san hal hal yang perlu / penting.

LANGKAH KERJA PELAKSANAAN


1. Hitung kebutuhan bahan dan rencanakan bentuk pemotongan sehingga sedikit
mungkin bahan yang tersisa / terbuang.
2. Siapkan bahan yang akan digunakan, pilih ukuran dan kondisi bahan yang sesuai.
3. Siapkan peralatan yang digunakan, kondisi peralatan agar siap digunakan.
4. Potong bahan sesuai dengan rencana pemotongan ( pemotongan kasar adalah
ukuran bersih ditambah 1 2 cm ) dengan menggunakan mesin gergaji bundar
berlengan.
5. Ketam kedua sisi tebal dan lebar kayu hingga lurus, rata dan siku tipis tipis saja
dengan menggunakan mesin ketam perata.
6. Ketam sisi tebal dan lebar lainnya dengan mesin penebal hingga mencapai ukuran
yang dikehendaki.

36
7. Lukis benda kerja tersebut sesuai dengan bentuk masing masing dan diberi tanda
supaya tidak tertukar atau salah pemotongan.
8. Membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan:
o Membentuk purus / pen dengan mesin gergaji bundar /
mesin gergaji bundar berlengan
o Membuat lubang persegi dengan mesin pahat
o Membuat verstek dan cowakan dengan mesin gergaji bundar
berlengan
o Membuat sponing dengan menggunakan mesin gergaji
bundar
o Membuat alur kapur dengan menggunakan mesin gergaji
bundar
o Membuat tirus telingga dengan menggunakn mesin gergaji
bundar berlengan
o Membuat profil sudut kayu dengan menggunakan mesin
moulder.
9. Setel tiap sambungan dengan teliti dan hati hati (harus siku, rata,rapat, dan rapi)
10. Jika ada yang kurang tepat, dibetulkan dahulu dengan teliti (menggunakan
peralatan manual)
11. Rakit semua komponen yang sudah siap dengan benar, teliti dan diperkuat dengan
paku. Perhatikan semua sambungan harus rapat, rapi serta siku.
12. Amplas hingga halus dan periksalah hasil kerja anda dengan instuktur.

37
Gambar Kusen Pintu

38
Job III : KERJA KAYU II
Judul : MEMBUAT MEJA

TUJUAN PRAKTEK
- Agar dapat membuat meja sesuai dengan yang diperlukan dan tepat ukuran
serta bentuk yang bervariasi.
- Dapat menghitung kebutuhan bahan yang diinginkan
- Dapat memahami dan mengoperasikan peralatan yang bersangkutan dengan
finishing

SPESIFIKASI BAHAN
Adapun spesipikasi kursi yang akan dibuat adalah :
1. Kaki meja dengan ukuran
2. ambang atas dan bawah dengan ukuran
3. ambang tengah dengan ukuran

PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1. Mesin Gergaji bundar
2. Mesin Brenda meja
3. Klem penjepit
4. Mistar siku
5. Mesin Ketam Penebal
6. Mesin Ketam Perata
7. Pensil

BAHAN YANG DIGUNAKAN


1. Lem kayu untuk merekatkan
2. Paku
3. Kayu unlen

KESELAMATAN KERJA
o pakailah selalu pakaian kerja pada saat praktek hingga tidak canggung
o pakailah masker dengan benar dan berfungsi dengan baik

39
o pastikan bahwa peralatan yang dipakai dalam kondisi baik dan aman
o jagalah selalu ruang kerja dan ruang pengeringan bebas debu
o konsentrasi hanya padapekerjaan yang sedang dilakukan
o tanyakan pada instruktur apabila ada keraguan dalam penyetelan peralatan

LANGKAH KERJA PELAKSANAAN


1. Pelajari rencana kerja yang akan dilaksanakan
2. Mulailah hitung keseluruhan kayu atau bahan yang akan digunakan
3. Ukurlah atau tandai kayu yang akan dipotong
4. Potonglah kayu yang diperlukan dengan mesin gergaji bundar berlengan
5. Ketam bagian siku dengan menggunakan ketam perata
6. Ketam keseluruhan bagian permukaan kayu dengan mesin ketam penabal
7. Pilihlah kayu yang akan digambar untuk dibuat pen dan dipahat untuk lubang pen
8. Apabila semua kayu telah selesai dibuat pen dan lobang, sambung atau rangkai
pen dan lobang dengan menggunakan sambungan yang tepat, dengan
menggunakan lem kayu dan untuk memperkuat sambungan gunakan paku
9. Apabila kursi sudah mulai kelihatan bentuknya, rapikan permukaannya dengan
cara mengamplas bagian permukaannya
10. Apabila semua permukaan telah halus maka lakukanlah finishing.

40
Gambar meja
Tampak depan

Gambar meja
Tampak samping

41
Job III : PRAKTEK KERJA KAYU 2

Judul : MEMBUAT TEMPAT TIDUR

TUJUAN PRAKTEK
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek membuat tempat tidur mahasiswa diharapkan
dapat :
1. Agar dapat membuat suatu tempat tidur bertingkat ataupun single bed yang
lain dengan baik dan benar
2. Dapat mengoperasikan mesin-mesin kayu sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya.
3. Terampil menggunakan alat-alat/mesin-mesin.

PERALATAN YANG DIGUNAKAN


1. Gergaji bundar berlengan.
2. Gergaji bundar.
3. Mesin ketam perata.
4. Mesin ketam penebal.
5. Mesin bor tekan.
6. Meteran dan siku.
7. Pahat.
8. Pensil dan perusut.
9. Palu besi dan palu kayu.
10. Klem C dan F

BAHAN YANG DIGUNAKAN


Papan ukuran 3/20 x 400 cm.

KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah selalu pakaian kerja dengan rapi saat praktek
2. Pakailah selalu alat alat pelindung diri sesuai dengan kondisi pekerjaan
3. Pastikan peralatan yang akan didunakan selalu dalam keadaan baik dan dan
siap pakai

42
4. Kontrol bahan yang akan dipakai dan pastikan bebas dari benda yang akan
mengganggu dalam proses pengerjaan
5. Selalu pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan
6. Tanyakan pada instruktur apabila ada keraguan dalam penyetelan penggunaan
mesin san hal hal yang perlu / penting.

LANGKAH KERJA PELAKSANAAN


1. Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan.
2. Potong kayu menjadi ukuran-ukuran yang diinginkan dengan menggunakan
gergaji bundar berlengan.
3. Ketam kayu (muka I dan muka II) dengan menggunakan mesin ketam perata.
Ketam kayu tersebut hingga menjadi rata, sesuai dengan ukuran yang
diinginkan dengan menggunakan mesin ketam perata.
4. Ketam kayu bagian tebal dan lebar (muka III dan muka IV) sampai batas
ukuran yang kita inginkan dengan menggunakan mesin ketam penebal. Kayu
tersebut harus rata, halus dan siku.
5. Lukislah kayu untuk membuat sambungan pen dan lubang seperti gambar.
6. Lukislah kayu untuk membuat sambungan pen dan simplek seperti dalam
gambar.
7. Buat lubang dengan menggunakan mesin pahat.
8. Pen dibuat dengan menggunakan mesin gergaji bundar berlengan.
9. Menyetel semua bagian panel yang telah dibuat dengan rapi dan rapat.
10. Untuk memperkuat sambungan, gunakan lem dan baut pada bagian-bagian
tertentu.
11. Lakukan finishing setelah semua pekerjaan selesai

43
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN
a. Mengetahui dan dapat menggunakan peralatan kerja baik tangan maupun mesin
dengan baik dan benar.
b. Mengetahui langkah-langkah kerja dalam pembuatan benda kerja batu.
c. Ketelitian, konsentrasi dan keselamatan harus benar-benar diperhatikan untuk
mencapai hasil yang maksimal.
d. Dalam menggunakan mesin, hasil yang didapat lebih baik dan lebih efisien.
e. Dalam menjalankan mesin kerja batu tidak boleh lepas dari ketelitian dan kedisiplinan
dalam melaksanakan pekerjaan.

4.2. SARAN
a. Hendaknya dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
b. Ikutilah prosedur yang telah ditentukan.
c. Kerjakan sesuai dengan instruksi dari instruktur.
d. Didalam bekerja tidak perlu cepat selesai, tetapi kita mengerjakannya dengan baik,
rapi, teliti, serta sesuai dengan langkah-langkah kerja yang ditentukan.
e. Dalam melaksanakan praktek kerja batu jangan ragu-ragu bertanya kepada
instruktur.

44

Anda mungkin juga menyukai