Laporan Kayu II
Laporan Kayu II
PENDAHULUAN
1
BAB II
URAIAN DASAR TEORI
Kayu adalah salah satu bahan konstruksi yang diperoleh dari tumbuhan di alam, yang
juga tidak hanya merupakan bahan konstruksi pertama, tetapi juga mungkin yang terakhir
dalam suatu konstruksi. Melihat dan luas dan pentingnya benda-benda yang terbuat dari kayu
maka diperlukan keahlian dan tehnik-tehnik tertentu dalam proses pembuatan benda-benda
konstruksi kayu tersebut
.
Konstruksi kayu mempunyai kegunaan antara lain yaitu sebagai berikut :
a. Sebagai konstruksi berat
misal : jembatan dan bangunan gedung tinggi
b. Sebagai konstruksi sedang
misal : bangunan rumah tinggal
c. Konstruksi komponen bangunan
misal : kusen pintu dan kusen jendela, daun pintu dan jendela dan kuda-kuda
d. Konstruksi komponen perabotan
misal : meja, lemari, kursi dan lain-lain
Dibawah ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan konstruksi kayu
antara lain :
a. Industri bangunan
b. Teknologi kayu dan bahan-bahan
c. Alat-alat pengokoh
d. Pengetahuan alat-alat perkakas dan peralatan mesin
e. Sambungan-sambungan kayu
f. Konstruksi rangka atap dan rangka dinding
g. Finshing
2
Sebagai pengetahuan dasar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guna
kesuksesan dalam pelaksanaan industri bangunan bagi ahli teknik seperti :
a. Pemahaman bahan-bahan bangunan yang digunakan
b. Pengetahuan praktis tentang konstruksi
c. Pengetahuan tentang pelaksanaan
d. Kemampuan dalam merencaana
e. Menguasai berbagai peralatan yang diperdagangkan di pasaran
3
2.2. KLASIFIKASI KAYU
Kelas awet kayu merupakan kemampuan daya tahan kayu tehadap situasi tertentu.
Berikut adalah tabel kelas awet kayu :
Kelas berat ditentukan oleh faktor berat jenis kayu dan berat suatu benda ditentukan
oleh massa dan volume tertentu.
Kelas berat Berat jenis
a. sangat lebih berat dari 0,90
b. berat 0,75 0,90
4
c. agak berat berat 0,69 0,75
d. ringan lebih kecil dari 0,65
2. Kayu kelas II
Digunakan untuk konstuksi berat atau dapat digunakan sebagai komponen bangunan ,
misal : kusen
4. Kayu kelas IV
Kayu jenis ini biasa digunakan sebagai konstruksi pembantu,biasanya digunakan
untuk pembuatan gudang dan bangunan darurat.
b. Kayu Merbabu
Warnanya coklat muda dan jika telah lama akan menjadi coklat tua.Banyak
dipergunakan untuk bangunan diluar dan atap karena kuat serta tahan terhadap
rayap,pengembangan dan penyusutan kecil.Karena tingginya kadar O2 paku atau baut
ataupun bahan yang terbuat dari besi yang berhubung dengan kayu tersebut .Kejelekan
kayu ini adalah mudalah terbakar.
c. Kayu Rasmala
5
Warnanya merah dan coklat kehitam-hitaman. Banyak digunakan untuk
rangkap atap, balok, loteng, tiang-tiang dan lain sebagainya. Kayu ini tahan terhadap
rayap dan jika terlindung iklim tidak menyebabkan banyak perubahan kadar lengas
tahan terhadap bubuk. Kayu ini mengalami pengembangan dan penyusutan besar
berlebih-lebih jika kadar lengas cepat dan besar, maka dapat memilin, dan banyak
tumbuh didaerah Jawa Barat dan Sumatera.
d. Kayu Merawan
Warnanya coklat muda yang lama kelamaaan menjadi coklat tua.Banyak
digunakan untuk bangunan rumah dan perabotan dan banyak didapat di Sumatera dan
Kalimantan.
e. Kayu Meranti
Tediri dari dua jenis yaitu meranti merah dan meranti putih.Kayu ini banyak
digunakan untuk kasau , reng , bangunan yang ringan , papan , cetakan beton , tiang
papan cetakan , dan lain-lain.
f. Kayu Kamfer
Berwarna kuning kemerah-merahan. Kayu ini tahan bubukan tetapi tidak tahan
rayap.Oleh karena itu kayu ini hanya digunakan pada bangunan-bangunan bawah atap,
seperti rangka atap, balok loteng , papan loteng , dan sebagainya.
g. Kayu Zeungiing
Warnanya putih dan coklat muda. Kayunya agak lunak dan kembang susutnya
sangat besar namun agak tahan terhadap rayap. Banyak dipakai untuk bangunan
sederhana dan baik sekali untuk bangunan dengan konstruksi paku.
6
Kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda seperti tingkat kelenturan, susut muai,
berat, dan sifat-sifat lain. Untuk dapat mengatur, menyesuaikan, dan menentukan perlakuan
kita terhadap kayu yang akan digunakan, kita harus dapat memperhitungkan untung ruginya,
baik secara ekonomis ataupun secara pengerjaannya.
b. Finir (biasa)
a) Persyaratan khusus : berdiameter besar, bulat, bebas cacat, berat sedang.
b) Jenis kayu : meranti, nyatoh, dan agathis.
c. Finir (lux)
a) Persyaratan teknis : seperti finir biasa tetapi kayu bernilai dekoratif.
b) Jenis kayu ; jati, eboni, rengas, lasi, dan mahoni.
d. Meubel
a) Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan.
b) Jenis kayu : jati, eboni, meranti, mahoni, suren dan sonokeling.
e. Lantai
a) Persyaratan teknis : keras, mudah dipaku, cukup kuat, daya abrasi tinggi dan tahan
asam.
b) Jenis kayu : balau, bengkirai, belangeran, jati.
g. Tiang listrik/telpon
a) Persyaratan teknis : kuat, ringan, awet dan bentuk lurus.
b) Jenis kayu : balau, jati merbau, lara, ulin
7
h. Perkapalan
a) Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
b) Jenis kayu : ulin, kaur, bengkirai.
j. Moulding
a) Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur lurus, mudah dikerjakan dan
dekoratif.
b) Jenis kayu : jaluntung, meranti, ramin, pulai.
k. Bekisting
a) Persyaratan teknis : ringan, mudah dipaku, mudah dikerjakan.
b) Jenis kayu : terentang, surem.
Tujuan dari penggergajian ini yaitu merubah kayu dolk yang panjangnya berkisar 4 5
meter menjadi ukuran-ukuran tertentu.
8
Keuntungannya yaitu tidak mudah pecah ketika dipaku dan tekstur serat kelihatan
bagus.
Kerugiannya yaitu cenderung untuk melengkung, cacat kayu kelihatan melintang
dipermukaan kayu serta penyusutan terjadi pada arah melebar.
Cacat kayu dapat menimbulkan akibat sampingan yang serius terhadap kekuatan,
kekakuan dan keindahan kayu. Perubahan tersebut karena penyusutan, dapat kita tinjau dari
tiga arah penampang kayu yaitu :
a. Tangensial
Penampang menyinggung arah melintang tumbuh dengan arah penyusutan
bervariasi antara 4,3 14 %.
b. Radial
Penampang yang melintang lingkaran tumbuh dengan besar angka penyusutan
antara 2,1 18 %.
c. Aksial
Penampang dalam arah memanjang kayu dengan besar angka arah penyusutan
antara 0,1 0,3 %.
9
b. Bow (bentuk busur) yaitu perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada bagian
permukaan.
c. Cup (bentuk mangkuk) yaitu perubahan bentuk melengkung pada arah melebar kayu.
d. Twist (melenting) yaitu pemutiran melenting perubahan kayu berlawanan arah pada
masing-masing ujung.
e. Pecah permukaan (surface checks) yaitu peceh-pecah dangkal yang meluas sepanjang
serat kayu baik yang dipermukaan kayu maupun di ujung-ujung kayu.
f. Pecah ujung (end split) yaitu pecah yang mulai dari ujung hingga menjalar sepanjang
pohon.
Cacat-cacat kayu tersebut dapat mengakibatkan adanya perlemahan pada kayu. Untuk
mengatasi perlemahan tersebut ada beberapa cara yaitu :
a. Mudah terbakar diatasi dengan diberi pelapis seperti cat dan penyimpanannya jauh
dari api.
b. Kembang susut diatasi dengan pemasangan dengan cara berselang-seling.
c. Mudah lapuk karena serangga diatasi dengan merendam dalam suatu bahan yang dapat
mengawetkan serta disemprot dengan cat.
d. Tidak homogen diatasi dengan sistem konveksi atau dengan pembelahan kayu.
10
e. Tidak tahan terhadap cuaca diatasi dengan menghindari tempat terbuka yang
terlindungi dari panas dan hujan serta penumpukan yang sesuai dnegan ketentuan dan
syarat-syaratnya.
Kayu mempunyai keawetan tinggi bila dapat mempunyai umur yang lama. Adapun
faktor perusak kayu dapat digolongkan menjadi dua penyebab yaitu :
1. Penyebab non makhluk hidup
a. Faktor fisik (suhu udara, panas, air dan sebagainya)
b. Faktor mekanik (pukulan, gesekan, tarikan, tekanan dan sebagainya)
11
f. Penumpukan persegi
g. Penumpukan bersilang
h. Penumpukan segitiga
b. Di atap
Tempat pelaksanaan juga diusahakan untuk memiliki atap agar bahan-bahan
dan peralatan yang akan digunakan dapat terjaga dari berbagai kondisi cuaca.
c. Sumber listrik
Sumber listrik harus sangat diperlukan terutama untuk menjalankan alat-alat
yang berhubungan listrik.
12
Tempat kita bekerja diusahakan untuk tidak mengeluarkan suara bising yang
dapat mengganggu lingkungan sekitar.
h. Penyedot debu
Alat ini sangat diperlukan dalam pekerjaan sehingga udara di dalam ruangan
tempat kita bekerja selalu bersih dan tidak mengganggu pernafasan.
13
BAB III
PERALATAN-PERALATAN KERJA KAYU
1. Gergaji
1.1 Gergaji tangan
Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong kayu dalamukuran
dan bentuk yang dikehendaki.Gergaji tangan terdiri dari daun baja dengan barisan
gigi yang telah dikikir.Daunnya dijepit pada pegangan kayu dengan perentaraan
baut.
Proses pengergajian pada suatu gergaji yang baik adalah didasarkan pada
kerataan dan ketajaman gigignya, yang bekerja merupakan sebagai pahat-pahat
kecil.Serpih / tatal gerhaji akan dibuang deng sendirinya searah dorongan gergaji
oleh takikan gigi-gigi gergaji.
Garis gigi adalah garis sepanjang mata gigi dan panjang gergaji adalah
sepanjang gigi-gigi gergaji tersebut.
Bentuk gigi
Gigi-gigi gegaji belah dikuak secara berselang-seling, yang berarti bahwa
pucuk-pucuk gigi berselang-seling terbengkok kesatu pihak dan pihak
lain.Gigi-gigi gergaji belah dikikir tegak lurus pada daunnya sehinggga gigi-
gigi tersebut berlaku seperti pahat-pahat kecil,yang mengetam dasar
alurnya.Lebar dari takik gergajian harus kira-kira 1,5 x tebal daun dan untuk
14
mengergaji kayu basah 2x tebal kayu.Maka dengan kekuatan gig-giginya
akan tercegah gergaji terjepit ditakik ( potongan terbuat oleh gergajinya ).
Kejadian ini terutama terjadi bila daunnya menjadi panas oleh gesekan.
Gergaji belah mempunyai gerigi dengan sebutan lerengan muka positif.
Lerengan muka berarti : lereng dari muka gigi gergaji diukur dari garis tegak
lurus kegaris pucuk-pucuk gigi gergaji.Untuk gergaji tangan biasanya sudut
giginya 600 .Bentuk giginya bermacam-macam,ada membentuk sudut
800,900,1000. Kedalaman giginya juga berbeda-beda ukurannya, ada yang 4,3
dan 2 mm.
b. Gegaji Potong
Adalah gegaji yang digunakan untuk mengergaji melintang / tegak lurus
arah serat kayu.Untuk mendapatkan aksi pemotongan , gergaji harus didorong
menjauh.Proses pemotongannya jenis gigi gergaji ini bisa memotong
(memakan) dalam arah bolak-balik.Posisi pengergajiaan memotong yang baik
adalah membentuk sudut 450. Gigi-gigi gergaji potong dikuak untuk
menghindari jepitan dalam pengergajiaan.Lebar dari takik-gergajian kira-kira
1,5 x tebal daun.Ujung gigi-giginya membentuk pucuk-pucuk yang tajam
(runcing),yang berfungsi menggurat/memotong serat-serat kayu.
15
yang kecil-kecil dan yang halus-halus, misalnya pada pembuatan purus,
membuat serongan 45 derajat terutama pada pembuatan mebel.
2. KETAM
2.1. Ketam pendek kasar (Jack Plane)
Alat ini berguna untuk menghilangkan permukaan kayu yang kasar
bekas gergajian atau bekas pemotongan.
16
2.8. Ketam pipi
Ketam pipi digunakan untuk pekerjana mengetam pipi papan panil
yang dimiringkan dalam istilah lain untuk mengetam Bossing dimana ketam
ini dapat memotong urat kayu dengan adanya pisau muka befungsi sebagai
pemotong urat kayu.
2.9 Ketam les
Ketam ini disebut pula ketam profil termasuk dalam golongan ketam
yang bersifat tetap. Ketam digunakan untuk membentuk bidang sudut
permukaan kayu sesuai dengan bentuk les atau profil.
2.10 Ketam alur dan lidah
Ketam ini digunakan untuk dalam pekerjaan membuat sambungan
memperlebar papan.
2.11. Ketam tungkat
Ketam ini digunakan untuk mengetam bulat panjang, sisi lengkung dan
sisi cekung baik yang buntu ataupun langsung.
2.12. Ketam dasar
Ketam ini digunakan untuk pekerjaan membersihkan/menghaluskan
lubang alur melintang, cowakan tembus dan buntu, cowakan liku-liku (zigzag).
2.13. Ketam gigi
Ketam ini digunakan untuk mengikis permukaan kayu yang
berurat/berserat bolak-balik. Juga unutk mengetam sisi permukaan yang akan
disambungkan dengan jalan direkat/dilem, agar dapat lebih meresap ke dalam
kayu dan sambungan akan menjadi rapat dan kuat.
3. PAHAT
Pahat ialah suatu alat untuk memotong serat kayu. Berdasarkan pekerjaan
pemotongan yang bermacam-macam, maka dibuatlah bentuk-bentuk pahat-pahat yang
disesuikan dengan pekerjaan tersebut antara lain :
17
- Sisi penusuk dari mata pahat dibuat lengkung sedikit, menjaga supaya
sudut pahat tidak menusuk ke dalam.
- Ukuran pahat tusuk pada sisi lebarnya mulai dari 1/8 hingga 5/8 dengan
kenaikan masing-masing 1/8 dan dari sampai dengan 2 dengan
kenaikan masing-masing
18
4. Penggerek (Bor)
19
4.3.b. Penggerek pilin yang diputar dengan tangkai penggerek
- Mempunyai dua buah isau gerek gunanya ntuk mengeruk kayu yang
digerek.
- Batangnya berbentuk sekrup.
- Diameter batang dari ats hingga ke bawah sama.
- Pisau muka letaknya selalu lebih rendah dari pada pisau gerek, gunanya
untuk mempercepat pengeboran.
20
- Gunanya untuk menggerek lubang-lubang sambungan pintu dan jendela.
21
Keistimewaan penggerek ini mempunyai batang yang berpenampang bulat
dengan lilitan pada bagian bawahnya berdiameter sama dengan batangnya
dan mempunyai satu titik pusat. Penggerek ini disebut juga Twist Drill.
B. Alat-alat Bantu
1. Siku
Ada bermacam-macam jenis siku yaitu :
1.1. Siku Biasa
Gunanya untuk menarik garis lukisan pada kayu pekerjaan di atas
permuikaan dengan garis siku (90 derajat) terhadap bidang lain yang telah diberi
tanda pating. Juga untuk memeriksa bidang permukaan kayu yang sedang diketam
apa sudah lurus, rata dan siku erhadap bidang lain.
1.2. Siku Serong
Gunanya untuk menarik garis lukisan pada bidang atas kayu pekerjaan
dalam bentuk garis miring. Juga untuk alat pemeriksaan suatu pengetaman yang
dibaut miring tehadap bidang tegak.
1.3. Siku Goyang
Guna dari siku goyang ini untuk menarik garis lukisan pada bidang
permukaan kayu pekerjaan dalam bentuk garis sudut 0 hingga 180 derajat.
2. Meteran
Ada bermacam-macam bentuk yaitu :
2.1. Meteran Lurus/Plat Meter
Terbuat dari baja tipis yang panjangnya 30 cm, pada kedua sisinya
terdapat satuan pengukuran dalam cm, inci. Meteran ini digunakan untuk
pekerjaan yang kecil dan ringan.
2.2. Meteran Lipat
22
Suatu meteran yang dapat dilipat dalam 4 @ 8 lipatan, pada umumnya
terbuat dari kayu tipis dilengkapi dengan lipatan engsel dari abaj atau kuningan,
panjangnya 1 @ 2 meter. Digunakan untuk pengukuran yang agak panjang dan
besar dari dolok kayu yang akan dikerjakan.
2.3. Meteran Gulung/Rol Meter
Seluruh bagian terbuat dari baja atau plastik, di dalam rumahnya terdapat
pegas sehingga pita meter dapat ditarik dan menggulung kembali secara otomatis.
Panjangnya 2 @ 5 meter. Digunakan untuk ukuran dari segala pekerjaan.
4. Palu
Ada bermacam-macam jenis palu yaitu :
4.1. Palu kayu
Terdiri dari dua bagian yaitu kepala dan tangkai. Bahan untuk kepala dan
tangkainya harus dibuat dari kayu yang padat dan kenyal sehingga sukar untuk
dapat belah . palu kayu digunakan untuk memukul benda kerja dari kayu
23
5. Perusut
Perusut tunggal digunakan untuk melukis satu garis sejajar terhadap sisi bidang
kayu memanjang yang telah diketam, sedangkan perusut kembar dapat melukis dua
garis sejajar sesuai dengan jarak dua garis yang telah ditentukan, seperti menarik garis
sponing dengan perusut tunggal sedang lebar lubang sambungan dengan perusut
kembar
6. Obeng
Obeng/pemutar sekrup ada bermacam-macam jenisnya yaitu :
6.1. Obeng tetap
Obeng tetap adalah obeng yang bersifat tetap tidak dapat diubah.
24
7. Unting-unting
Gunanya untuk mengukur/memeriksa tegak lurusnya suatu pekerjaan yang perlu
ditegakkan, seperti mengukur atau memeriksa lurus berdirinya dinding tembok dan
sebagainya.
9. Jangka
Dalam menukang kayu ada 4 macam jangka yaitu :
9.1. Jangka tusuk
Dibuat dari baja dan pada salah satu kakinya dipasang pensil. Gunanya untuk
melukis lingkaran-lingkaran kecil dan dpat pula digunakan untuk memindahkan
ukuran pada bidang permukaan kayu pekerjaan.
25
10. Kikir kayu
Kegunaannya yaitu untuk mengikir benda-benda pekerjaan yang sulit diketam
ataupun dipahat sehubungan dengan terdapatnya serat-serat kayu yang bolak-balik
atau pada bidang permukaan kayu yang terdapat mata kayu. Alat yang lebih baik dari
kikir kayu ialah ketam parud.
26
e. Membuat purus.
f. Memotong miring berganda (compound mitre).
27
Ukuran :
- Ditentukan dengan maksimum garis tengah daun gergaji yang dapat
dipasang
- Kecepatan tergantung dari garis tengah daun gergaji
Pekerjaan-pekerjaan lain :
a. mengetam miring
b. mengetam sponing/les
c. mengetam tirus
d. mengetam cowakan
e. mengetam kepala kayu
Ukuran :
- Ditentukan oleh panjang sumbu ketam
Ukuran :
Maksimum lebar, sama dengan lebar meja/panjang sumbu pisau.
Maksimum panjang yang boleh diketam jarak antara as ke as pada meja.
Adapun minimum tebal kayu yang boleh diketam tidak menentukan ukuran
mesin, dan tebal minimum kayu yang boleh diketam sama dengan tinggi profil
meja ditambah dengan 5 mm (bila tidak menggunakan alas).
28
Mesin Gergaji Pita (band saw)
Gunanya :
Penggunaan mesin gergaji pita biasanya tergantung pada besar kecilnya
mesin itu sendiri.
Di pabrik atau industri-industri bahan bangunan yang mengerjakan
balok-balok besar menggunakan mesin gergaji pita untuk membelah untuk
ukuran mesin yang besar.
Di sekolah (bengkel sekolah) menggunakn mesin gergaji pita ukuran
sedang untuk memotong lengkungan-lengkungan atau untuk membelah.
Pada industri ringan umumnya menggunakan mesin gergaji pita ukuran
kecil untuk memotong bentuk yang tidak beraturan/berliku-liku.
29
Mesin Pembentuk
Pekerjaan yang biasa dilakukan pada mesin ini yaitu membentuk profil,
alur,lidah sponing dan sebagainya.
Mesin Router
Gunanya :
Membuat sponing
Membuat profil
Membuat alur
Membuat cowakan
Membuat sambungan ekor burung
Sambungan-sambungan kayu
Macam-macam sambungan kayu :
1. Sambungan kayu arah memanjang
2. Sambungan kayu arah melebar
3. Sambungan kayu arah menyudut
4. Sambungan kayu bentuk rangka
30
BAB III
URAIAN KERJA
TUJUAN PRAKTEK
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek membuat rangka batang mahasiswa
diharapkan dapat :
1. Memahami dan menjelaskan fungsi, bagian, cara pengoperasian maupun
perawatannya berikut aturan keselamtan kerja dari mesin mesin kerja kayu, dengan
benar untuk mesin gegaji bundar berlengan, mesin gergaji bundar, mesin ketam
perata, mesin ketam penebal, mesin pahat, mesin moulder serta mesin router.
2. Menyetel untuk membuat bentuk bentuk tertentu serta mengoperasikan mesin
mesin tersebut.
3. Menyebutkan serta menjelaskan fungsi utam a berikut bagian bagian dari kusen
pintu / jendela pada suatu bangunan dengan benar.
4. Membuat bagian kusen pintu / jendela sesuai gambar dengan tahapan yang benar
dan hasil yang baik.
31
10. Ketam block
KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah selalu pakaian kerja dengan rapi saat praktek
2. Pakailah selalu alat alat pelindung diri sesuai dengan kondisi pekerjaan
3. Pastikan peralatan yang akan didunakan selalu dalam keadaan baik dan dan siap
pakai
4. Kontrol bahan yang akan dipakai dan pastikan bebas dari benda yang akan
mengganggu dalam proses pengerjaan
5. Selalu pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan
6. Tanyakan pada instruktur apabila ada keraguan dalam penyetelan penggunaan
mesin san hal hal yang perlu / penting.
32
o Lalu rakit bahan tersebut menjadi rangka batang dengn paku
2
9. Setel tiap sambungan dengan teliti dan hati hati ( harus siku, rata,rapat, dan rapi )
10. Membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan:
o Membentuk purus / pen dengan mesin gergaji bundar /
mesin gergaji bundar berlengan
o Membuat lubang persegi dengan mesin pahat
o Membuat verstek dan cowakan dengan mesin gergaji bundar
berlengan
o Membuat sponing dengan menggunakan mesin gergaji
bundar
o Membuat alur kapur dengan menggunakan mesin gergaji
bundar
o Membuat tirus telingga dengan menggunakn mesin gergaji
bundar berlengan
o Membuat profil sudut kayu dengan menggunakan mesin
moulder.
11. Setel tiap sambungan dengan teliti dan hati hati (harus siku, rata,rapat, dan rapi)
12. Jika ada yang kurang tepat, dibetulkan dahulu dengan teliti (menggunakan
peralatan manual)
13. Rakit semua komponen yang sudah siap dengan benar, teliti dan diperkuat dengan
paku. Perhatikan semua sambungan harus rapat, rapi serta siku.
14. Amplas hingga halus dan periksalah hasil kerja anda dengan instuktur.
33
Gambar Rangka Batang
34
Gambar Rangka Batang Tampak Depan Dan Tampak Samping
TUJUAN PRAKTEK
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek membuat kusen pintu / kusen jendela
mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memahami dan menjelaskan fungsi, bagian, cara pengoperasian maupun
perawatannya berikut aturan keselamtan kerja dari mesin mesin kerja kayu, dengan
benar untuk mesin gegaji bundar berlengan, mesin gergaji bundar, mesin ketam
perata, mesin ketam penebal, mesin pahat, mesin moulder serta mesin router.
2. Menyetel untuk membuat bentuk bentuk tertentu serta mengoperasikan mesin
mesin tersebut.
3. Menyebutkan serta menjelaskan fungsi utam a berikut bagian bagian dari kusen
pintu / jendela pada suatu bangunan dengan benar.
4. Membuat bagian kusen pintu / jendela sesuai gambar dengan tahapan yang benar
dan hasil yang baik.
35
7. Mesin router
8. Meteran, siku siku, pensil
9. Palu kayu, palu besi
10. Pahat pukul, pahat tusuk
11. Gergaji punggung
12. Ketam block
KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah selalu pakaian kerja dengan rapi saat praktek
2. Pakailah selalu alat alat pelindung diri sesuai dengan kondisi pekerjaan
3. Pastikan peralatan yang akan didunakan selalu dalam keadaan baik dan dan siap
pakai
4. Kontrol bahan yang akan dipakai dan pastikan bebas dari benda yang akan
mengganggu dalam proses pengerjaan
5. Selalu pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan
6. Tanyakan pada instruktur apabila ada keraguan dalam penyetelan penggunaan
mesin san hal hal yang perlu / penting.
36
7. Lukis benda kerja tersebut sesuai dengan bentuk masing masing dan diberi tanda
supaya tidak tertukar atau salah pemotongan.
8. Membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan:
o Membentuk purus / pen dengan mesin gergaji bundar /
mesin gergaji bundar berlengan
o Membuat lubang persegi dengan mesin pahat
o Membuat verstek dan cowakan dengan mesin gergaji bundar
berlengan
o Membuat sponing dengan menggunakan mesin gergaji
bundar
o Membuat alur kapur dengan menggunakan mesin gergaji
bundar
o Membuat tirus telingga dengan menggunakn mesin gergaji
bundar berlengan
o Membuat profil sudut kayu dengan menggunakan mesin
moulder.
9. Setel tiap sambungan dengan teliti dan hati hati (harus siku, rata,rapat, dan rapi)
10. Jika ada yang kurang tepat, dibetulkan dahulu dengan teliti (menggunakan
peralatan manual)
11. Rakit semua komponen yang sudah siap dengan benar, teliti dan diperkuat dengan
paku. Perhatikan semua sambungan harus rapat, rapi serta siku.
12. Amplas hingga halus dan periksalah hasil kerja anda dengan instuktur.
37
Gambar Kusen Pintu
38
Job III : KERJA KAYU II
Judul : MEMBUAT MEJA
TUJUAN PRAKTEK
- Agar dapat membuat meja sesuai dengan yang diperlukan dan tepat ukuran
serta bentuk yang bervariasi.
- Dapat menghitung kebutuhan bahan yang diinginkan
- Dapat memahami dan mengoperasikan peralatan yang bersangkutan dengan
finishing
SPESIFIKASI BAHAN
Adapun spesipikasi kursi yang akan dibuat adalah :
1. Kaki meja dengan ukuran
2. ambang atas dan bawah dengan ukuran
3. ambang tengah dengan ukuran
KESELAMATAN KERJA
o pakailah selalu pakaian kerja pada saat praktek hingga tidak canggung
o pakailah masker dengan benar dan berfungsi dengan baik
39
o pastikan bahwa peralatan yang dipakai dalam kondisi baik dan aman
o jagalah selalu ruang kerja dan ruang pengeringan bebas debu
o konsentrasi hanya padapekerjaan yang sedang dilakukan
o tanyakan pada instruktur apabila ada keraguan dalam penyetelan peralatan
40
Gambar meja
Tampak depan
Gambar meja
Tampak samping
41
Job III : PRAKTEK KERJA KAYU 2
TUJUAN PRAKTEK
Setelah menyelesaikan kegiatan praktek membuat tempat tidur mahasiswa diharapkan
dapat :
1. Agar dapat membuat suatu tempat tidur bertingkat ataupun single bed yang
lain dengan baik dan benar
2. Dapat mengoperasikan mesin-mesin kayu sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya.
3. Terampil menggunakan alat-alat/mesin-mesin.
KESELAMATAN KERJA
1. Pakailah selalu pakaian kerja dengan rapi saat praktek
2. Pakailah selalu alat alat pelindung diri sesuai dengan kondisi pekerjaan
3. Pastikan peralatan yang akan didunakan selalu dalam keadaan baik dan dan
siap pakai
42
4. Kontrol bahan yang akan dipakai dan pastikan bebas dari benda yang akan
mengganggu dalam proses pengerjaan
5. Selalu pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan
6. Tanyakan pada instruktur apabila ada keraguan dalam penyetelan penggunaan
mesin san hal hal yang perlu / penting.
43
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
a. Mengetahui dan dapat menggunakan peralatan kerja baik tangan maupun mesin
dengan baik dan benar.
b. Mengetahui langkah-langkah kerja dalam pembuatan benda kerja batu.
c. Ketelitian, konsentrasi dan keselamatan harus benar-benar diperhatikan untuk
mencapai hasil yang maksimal.
d. Dalam menggunakan mesin, hasil yang didapat lebih baik dan lebih efisien.
e. Dalam menjalankan mesin kerja batu tidak boleh lepas dari ketelitian dan kedisiplinan
dalam melaksanakan pekerjaan.
4.2. SARAN
a. Hendaknya dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
b. Ikutilah prosedur yang telah ditentukan.
c. Kerjakan sesuai dengan instruksi dari instruktur.
d. Didalam bekerja tidak perlu cepat selesai, tetapi kita mengerjakannya dengan baik,
rapi, teliti, serta sesuai dengan langkah-langkah kerja yang ditentukan.
e. Dalam melaksanakan praktek kerja batu jangan ragu-ragu bertanya kepada
instruktur.
44