Anda di halaman 1dari 7

Waham/ Delusi

Suatu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru, berdasarkan simpulan yang
keliru, tidak konsisten dengan intelegensia dan latar belakang budayapasien, dan tidak bias
diubah lewat penalaran atau dengan jalan penyajian fakta
Beberapa jenis waham:
1. Waham Bizzare
Keyakinan yang keliru, mustahil, dan aneh. Contoh: makhluk luar angkasa
menanamkan elektroda di otak manusia.
2. Waham Sistematik
Keyakinan yang keliru atau keyakinan yang tergabung dalam satu tema atau
kejadian.
3. Waham Nihilistik
Perasaan yang keliru bahwa diri dan lingkungannya atau dunia tidak ada atau
menuju kiamat.
4. Waham Paranoid
Terdiri atas:
a. Waham Kebesaran
Keyakinan atau kepercayaan biasanya bersifat prikotik bahwa dirinya
adalah orang yang sangat kuat dan berkuasa. Contoh: pasien merasa bahwa
dirinya adalah jelmaan nabi.
b. Waham Kejar (Persekutorik)
Keyakinan bahwa dirinya adalah korban dari usaha untuk melukainya atau
mendorong agar dia gagal dalam tindakannya. Contoh: pasien menyakini bahwa
anaknya berusaha untuk membunuh dirinya untuk merebut harta warisan.
c. Waham Rujukan (Delusion of reference)
Suatu kepercayaan yang keliru yang meyakini bahwa tingkah laku orang
lain itu pasti akan memfitnah, membahayakan, atau menjahati dirinya.
d. Waham Dikendalikan
Keyakinan yang keliru bahwa keinginan, pikiran, atau perasaannya
dikendalikan oleh kekuatan dari luar, termasuk didalamnya:
Thought Withdrawal
Wahan bahwa ikirannya ditarik oleh orang lain atau kekuatan lain
Thought Insertion
Waham bahwa pikirannya disisipi oleh orang lain atau kekuatan lain
Thought Broadcasting
Waham bahwa pikirannya dapat diketahui oleh orang lain/ tersiar di udara.
Thought Control
Waham bahwa pikirannya dikendalikan oleh orang lain atau kekuatan lain.
5. Waham Cemburu
Keyakinan yang keliru yang berasal dari cemburu patologis tentang pasangan
yang tidak setia.
Obsesi
Suatu ide yang menetap dan seringkali tidak rasional, yang biasaya dibarengi suatu
kompulsi untuk melakukan suatu perbuatan, tidak dapat dihilangkan dengan usaha yang logis,
berhubungan dengan kecemasan.

Kompulsi
Kebutuhan dan tindakan patologis untuk melaksanakan suatu impuls, jika diahan akan
menimbulkan kecemasan, perilku berulang sebagai respon dari obsesi atau timbul untuk
memenuhi aturan tertentu.

Fobia
Ketakutan patologis yang persisten, irasional, berlebihan, dan selalu terjadi berhubungan
dengan stimulus atau situasi spesifik yang mengakhibatkan keinginan yang memaksa untuk
menghindari stimulus tersebut. Contoh: agoraphobia (takut di tempat terbuka), klautrofobia
(takut berada di tempat sempit), fobia social (ketakutan dipermalukan di depan public seperti
rasa takut untuk berbicara, tampil, atau makan di tempat umum), dll.

PERSEPSI
Adalah sebuah proses mental yang merupakan pegiriman stimulasi fisik menjadi
informasi psikologis sehingga stimulus sensorik dapat diterima secara sadar. Beberapa contoh
gangguan persepsi:
1. Depersonalisasi
Suatu kondisi patologis yang muncul sebagai akibat dari perasaan subyektif
dengan gambaran seseorang mengalami atau merasakan diri sendiri (atau tubuhnya)
sebagai tidak nyata.
2. Derealisasi
Perasaan subyekif bahwa lingkungannya menjadi asing, tidak nyata.
3. Ilusi
Suatu persepsi yang keliru atau menyimpang dari stimulasi eksternal yang nyata.
4. Halusinasi
Persepsi atau tanggapa palsu, tidak berhubungan dengan stimulus eksternal yang
nyata, menghayati gejala- gejala yang dikhayalkan sebagai hal yang nyata. Beberapa
jenis halusinasi yang biasa dijumpai:
Halusinasi Hipnagogik: Persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika mulai jatuh
tertidur, secara umum bukan tergolong fenomena patologis.

Halusinasi Hipnapompik: Persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika seseorang


mulai terbangun, secara umum bukan tergolong fenomena patologis.
Halusinasi Auditorik: Persepsi suara yang keliru, biasanya berupa suara orang
meski dapat saja berupa suara lain seperti musik.
Halusinasi Visual: Persepsi pengelihatan yang keliru yang dapat berupa bentuk
yang jelas (orang), bentuk tidak jelas (kilatan cahaya).
Halusinasi Penciuman: Persepsi penghidu yang keliru.
Halusinasi Pengecapan: Persepsi pengecapan yang keliru.
Halusinasi Taktil: Persepsi perabaan keliru seperti phantom libs (sensasi anggota
tubuh teramputasi), atau formikasi (sensasi merayap di bawah kulit).
Halusinasi Somatik: Sensasi keliru yang terjadi pada atau di dalam tubuh, lebih
sering manyangkut organ dalam.

Reality Testing Ability (RTA)


Kemampuan ini akan menentukan persepsi, respon emosi, dan perilaku dalam berelasi
dengan realitas kehidupan. Kekacauan perilaku, waham, dan halusinasi adalah salah satu contoh
penggambaran gangguan berat dalam kemampuan menilai realitas.

Daya Nilai
Merupakan kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai
dengan situasi tersebut.
Daya nilai sosial: Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai
dalam situasi tersebut dengan memperhatikan kaidah sosial yang berlaku dalam kehidupan sosial
berbudaya.
Uji daya nilai: Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dalam
situasi imajiner yang diberikan.

Tilikan
Kemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi.
Tilikan terganggu artinya kehilangan kemampuan untuk memahami kenyataan obyektif akan
kondisi dan situasi dirinya.
Jenis- jenis tilikan :
Tilikan I : Penyangkalan total terhadap penyakitnya.
Tilikan II : Ambivalen terhadap penyakitnya.
Tilikan III : Menyalahkan factor lain sebagai penyebab dari penyakitnya.
Tilikan IV : Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami
penyebab sakitnya.
Tilikan V :Menyadari penyakitnya dan factor yang berhubungan dengan penyakitnya
namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya.
Tilikan VI : Menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk
mencapai perbaikan.

Diagnosis Multiaksial
Evaluasi multiaksial bermanfaat untuk memahami pasien secara menyeluruh baik dari
segi:
1. Ada tidaknya gangguan jiwa
2. Gangguan kepribadian
3. Kondisi medik/ fisik
4. Masalah psikososial dan lingkungan
5. Fungsinya sebagai makhluk psikososial secara menyeluruh
AKSIS I
F00-F09 Gangguan Mental Organik (+ simptomatik)
F10-F19 Gangguan Mental dan Perilaku Zat Psikoaktif
F20-F29 Skizofrenia, Gangguan Skizotipal & Gangguan Waham
F30-F39 Gangguan Suasana Perasaan (Afektif/ Mood)
F40-F48 Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform
F50-F59 Sindrom perilaku gangguan fisiologi/ fisik
F62-F68 Perubahan kepribadian non organik; Gangguan impuls, Gangguan seks
F80-F89 Gangguan perkembangan psikologi
F90-F98 Gangguan perilaku & emosional onset kanak- kanak
F99 Gangguan jiwa YTT
Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis
Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis I
R 69 Diagnosis aksis I tertunda

AKSIS II
F60 Gangguan Kepribadian Khas
F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
F60.1 Gangguan kepribadian schizoid
F60.2 Gangguan kepribadian dissosial
F60.3 Gangguan kepribadian emosional tak stabil
F60.4 Gangguan kepribadian histrionic
F60.5 Gangguan kepribadian anankastik
F60.6 Gangguan kepribadian cemas (menghindar)
F60.7 Gangguan kepribadian dependen
F60.8 Gangguan kepribadian khas lainnya
F60.9 Gangguan kepribadian YTT
F61 Gangguan Kepribadian Campuran danLlainnya
F61.0 Gangguan kepribadian campuran
F61.1 Perubahan kepribadian yang bermasalah
Gambaran Kepribadian Maladatif
Mekanisme Defensif Maladatif
F70-F79 Retardasi Mental
Z 03.2 Tidak ada diagnosis Aksis II
R 46.8 Diagnosis aksis II tertunta

AKSIS III
Bab I Penyaki ineksi dan parasite tertentu
Bab II Neoplasma
Bab IV Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolism
Bab VI Penyakit susunan saraf
Bab VII Penyakit mata dan adneksa
Bab VIII Penyakit telinga & proses mastoid
Bab IX Penyakit sistem sirkulasi
Bab X Penyakit sistem pernapasan
Bab XI Penyakit sistem pencernaan
Bab XII Penyakit sistem kulit dan jaringan subkutan
Bab XIII Penyakit sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat
Bab XIV Penyakit sistem genitourinaria
Bab XV Kehamilan, kelahiran anak, dan masa nifas
Bab XVII Malformasi kongenital, deformitas, kelaian kromosom
Bab XVIII Gejala, tanda, dan temuan klinis- lab. Abnormal
Bab XIX Cedera, keracunan, dan akibat kuasa eksternal
Bab X Kausa eksternal dari morbiditas dan mortilitas
BabXXI Faktor -> status kesehatan dan pelayanan kesehatan

AKSIS IV
Masalah dengan primary support group (keluarga)
Masalah berkaita dengan lingkungan sosial
Masalah pendidikan
Masalah oekerjaan
Masalah Perumahan
Masalah Ekonomi
Masalah akses ke layanan kesehatan
Masalah berkaitan interaksi dengan hukum atau criminal
Masalah psikososial dan lingkungan lain

AKSIS V GLOBAL ASSESSMENT OF FUNCTIONAL (GAF) SCALE


100-91 Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak tertanggulangi.
90-81 Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa.
80-71 Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, ekolah,
dll.
70-61 Beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
masih baik.
60-51 Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
50-41 Gejala berat (serious), disabilitas berat
40-31 Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas berat
dalam beberapa fungsi.
30-21 Disabilitas berat dalam komunikasi & daya nilai, tidk mampu berfungsi hamper
semua bidang
20-11 Bahaya mencederai diri/ orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan
mengurus diri.
10-01 Seperti diatas > persiten dan lebih serius
0 Informasi tidak adekuat

GANGGUAN MENTAL ORGANIK


Merupakan gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/ gangguan sistemik atau
otak yang dapat didiagnosis tersendiri. Termasuk, gangguan mental simptomatik, dimana
pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder dari penyakit/ gangguan sistemik di luar otak
(extracerebral).
Gambaran utama:
Gangguan fungsi kognitif (mis: daya ingat, daya piker, kemampuan belajar)
Gangguan sensorium (gangguan kesadaran dan perhatian)
Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang: persepsi (halusinasi); isi pikir
(waham); suasana perasaan dan emosi.
Beberapa jenis gangguan mental organik:
1. Demensia
Merupakan sindrom akibat penyakit/ gangguan otak yang biasanya bersifat
kronik- progresif dimana terdapat gangguan fungsi kortikal luhur yang multipel,
termasuk: daya ingat, daya pikir, daya tangkap, berhitung, kamampuan belajar,
berbahasa, dan daya nilai. Umunya disertai da nada kalanya diawali dengan kemerosotan
dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, dan motivasi hidup.
Kriteria diagnostik:
Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, yang sampai
mengganggu kegiatan harian seseorang seperti mandi, berpakaian, makan,
kebersihan diri, buang air besar dan kecil.
Tidak ada gangguan kesadaran
Gejala dan disabilitas seudah nyata selama minimal 6 bulan.
Tipe demensia:
Demensia pada penyakit Alzheimer
Demensia vascular
Demensia pada penyakit lain
Demensia YTT
Terapi demensia:
Terapi psikososial: psikoterapi suportif dan edukasional
Farmakoterapi: insomnia & ansietas benzodiazepam; depresi antidepresan;
halusinasi/ waham antipsikotik

2. Sindrom Amnesik
Terdapat hendaya daya ingat, berupa berkurangnya daya ingat jangka pendek;
amnesia antegrad dan retrograd, dan menurunnya kemampuan untuk mengingat
dan mengungkapkan pengalaman yang telah lalu dalam urutan terbalik menurut
kejadiannya.
Riwayat atau bukti nyata adanya cedera atau penyakit pada otak (terutama bila
mengenai struktur diensefalon dan temporal medial secara bilateral).
Tidak berkurangnya daya ingat segera, misalnya diuji untuk mengingat deret
angka, tidak ada gangguan perhatian dan kesadaran dan tidak adanya hendaya
intelektual secara umum.

3. Delirium
Gejala klinis delirium terdiri dari gangguan kesadaran dan gangguan kognisi.
Delirium bukan penyakit tetapi merupakan gejala sehingga menentukan delirium harus
didasarkan penyebabnya.
Klasifikasi:
Delirium yang berhubungan dengan kondisi medik umum.
Delirium yang diindikasi oleh zat (intoksikas zat & putus zat)
Delirium akibat etiologi multipel
Delirium yang tidak tergolongkan
Kriteria diagnostik delirium yang tidak disebabkan alcohol & zat psikoaktif:
1. Gangguan kesadaran (kesadaran berkabut sampai dengan koma) & gangguan
perhatian (menurunnya kemampuan mengarahkan, memusatkan, mempertahankan,
dan mengalihkan perhatian).
2. Gangguan kognitif secara umum:
Distorsi persepsi, ilusi, dan halusinasi (seringkali visual).
Hendaya daya pikir & pengertian abstrak, dengan atau tanpa waham yang
bersifat sementara, tetapi sangat khas terdapat inkoherensi ringan.
Hendaya daya ingat segera & jangka pendek, namun daya ingat jangka
panjang relatif masih utuh.
Disorientasi waktu, pada kasus berat terdapat disorientasi tempat dan orang.
3. Gangguan psikomotor:
Hipo atau hiperaktivitas & pengalihan aktivitas yang tidak terduga dari satu
ke yang lain.
Waktu bereaksi yang lebih panjang.
Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang.
Reaksi terperenjat meningkat.
4. Gangguan siklus tidur bangun:
Insomnia atau pada kasus yang berat tidak dapat tidur sama sekali atau
terbaliknya siklus tidur-bangun; mengantuk di siang hari.
Gejala yangmemburuk pada malam hari.
Mimpi yang mengganggu atau mimpi buruk, yang dapat berlanjut menjadi
halusinasi setelah bangun tidur.
5. Gangguan emosional: depresi, anxietas atau takut, lekas marah, auforia, apais, atau
rasa kehilangan akal.
Terapi Delirium: adalah mengobati penyebab yang mendasari. Dua gejala utama
delirium yang mungkin memerlukan pengibatan adalah psikosis diberikan
haloperidol dan insomnia diberikan golongan benzodiazepine yang memiliki yaktu
paruh pendek.

Anda mungkin juga menyukai