Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN TETAP INSTRUMENTASI

DAN TEKNIK PENGUKURAN


PENURUNAN TEKANAN DALAM PIPA ALIRAN FLUIDA III

DISUSUN OLEH :

1. Afifah Amalia (061540411881)

2. Dio Rizky Wicaksono (061540411887)

3. M. Bintang Cendikia (061540411892)

4. Muhammad Jaka Dewantara (061540411895)

5. Ridual Hijria Gandha (061540411899)

6. Shanti Novalia (061540411901)

7. Wahyu Triaji Rahadianto (061540411904)

8. Bima Santri Mulya (061540412257)

DOSEN PENGAMPU : Zurohaina, S.T., M.T.

PRODI TEKNIK ENERGI


JURUSAN TENIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2017
PENURUNAN TEKANAN DALAM PIPA
ALIRAN FLUIDA III

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mempelajari kehilangan tekanan pada pipa Venturi, Diaframa (P8-P9)
dan Valve (P3-P4), (P4-P5) dan (P5-P6).

II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


Alat yang digunakan:
Seperangkat alat dynamic of fluids.

Bahan yang digunakan:

Air.

III. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

IV. DASAR TEORI


1. Venturi Meter
Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian
tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa
pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya
tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa
bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian tengahnya atau
diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian tengahnya. Zat cair
dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir
melalui pipa yang memiliki penampang yang lebih sempit, dengan demikian
maka akan terjadi perubahan kecepatan. Apabila kecepatan aliran yang melalui
penampang lebih besar adalah v1 dan kecepatan aliran yang melalui pipa sempit
adalah v2, maka kecepatan yang lewat pipa sempit akan memiliki laju yang lebih
besar (v1 < v2). Dengan cara demikian tekanan yang ada pada bagian pipa lebih
sempit akan menjadi lebih kecil daripada tekanan pada bagian pipa yang
berpenampang lebih besar. Lihat gambar di bawah ini.
Gambar Venturimeter
Dalam aliran seperti yang digambarkan di atas akan berlaku Hukum
Bernoulli sebagai berikut:
P1 + gh1 + v21 = P2 + gh2 + v22
pipa dalam keadaan mendatar h1 = h2
gh1 + gh2
sehingga:
P1 + v21 = P2 + v22
di sini v1 > v2 maka p2 < p1
akibatnya P1 P2 = (v22 - v21)
padahal : P1 = Pb + gha
P2 = Pb = ghb
selanjutnya didapat:
P1 P2 = g (ha - hb)
Apabila ha - hb = h yakni selisih tinggi antara permukaan zat cair bagian kiri dan
kanan, maka akan didapat:
P1 P2 = gh
Dengan mengetahui selisih tinggi permukaan zat cair pada pipa
pengendalli akan dapat diketahui perubahan tekanannya yang selanjutnya
perubahan kecepatan dapat juga diketahui. Oleh sebab itu pipa venturi ini akan
sangat berguna untuk pengaturan aliran bensin dalam sistem pengapian pada
kendaraan bermotor
2. Orifice Meter
Orifice merupakan salah satu komponen dari perangkat primer (primary
device) untuk mengukur aliran dengan menggunakan prinsip mengubah
kecepatan aliran, riilnya yaitu mengubah luasan yang dilalui aliran fluida
tersebut (orifice).
Orifice adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran
volum atau massa fluida di dalam saluran yang tertutup (pipa) berdasarkan
prinsip beda tekanan. Alat ini berupa plat tipis dengan gagang yang diapit
diantara flens pipa. Fungsi dari gagang orifice adalah untuk memudahkan dalam
proses pemasangan dan penggantian. Orifice termasuk alat ukur laju aliran
dengan metode rintangan aliran (Obstruction Device). Karena geometrinya
sederhana, biayanya rendah dan mudah dipasang atau diganti.
Orifice Plate (sebuah plat lubang) adalah pelat tipis dengan lubang di
tengah. Hal ini biasanya ditempatkan dalam pipa aliran fluida di mana ketika
cairan mencapai pelat orifice dengan lubang di tengah, cairan dipaksa untuk
berkumpul untuk pergi melalui lubang kecil, titik konvergensi maksimum
sebenarnya terjadi tak lama hilir orifice fisik, pada titik kava disebut contracta
(lihat gambar sebelah kanan). Seperti tidak demikian, kecepatan dan perubahan
tekanan. Di luar contracta vena, cairan mengembang dan kecepatan dan tekanan
perubahan sekali lagi. Dengan mengukur perbedaan tekanan fluida antara bagian
pipa normal dan di vena contracta, tingkat aliran volumetrik dan massa dapat
diperoleh dari persamaan Bernoulli.

Gambar : Plate Orifice


Perubahan kecepatan setelah melalui orifice plate tersebut berkaitan
dengan perubahan tekanan (differential pressure). Perubahan tekanan ini yang
kemudian diukur (di tapping) dan kemudian diasosiakan dengan laju aliran.
Dalam kaitannya dengan Orifice dan pengukuran aliran, umumnya yang diukur
adalah differential pressure.

Dan dalam pemasangan dengan sistem orifice dapat digambarkan sebagai


berikut:

Oriface plate terbuat dari plate tipis stainless steel, pada bagian tengahnya
dilubangi dengan ukuran yang telah dihitung besarnya, kemudian dipasang pada
pipa alir untuk memberikan beda tekanan. Orifice dapat dipakai untuk semua
fluida yang bersih dan gas, tetapi tidak umum dipakai untuk fuida yang
mengandung solid/kotoran.
Pelat Orifice yang paling sering digunakan untuk pengukuran kontinyu
cairan di dalam pipa. Pelat Orifice juga digunakan dalam beberapa sistem sungai
kecil untuk mengukur aliran sungai di mana lokasi aliran sungai melewati
gorong-gorong atau saluran. Dalam lingkungan alam pelat orifice besar
digunakan untuk mengontrol aliran bendungan banjir. dalam struktur sebuah
bendungan, pelat orifice ditempatkan di seberang sungai dan dalam operasi
normal, air mengalir melalui pelat orifice sebagai lubang substansial besar dari
aliran normal cross. Namun ketika banjir, naik laju aliran banjir keluar pelat
orifice yang kemudian hanya dapat melewati aliran yang ditentukan oleh
dimensi fisik lubang tersebut. Arus ini kemudian muncul kembali di belakang
bendungan yang rendah dalam reservoir sementara, yang perlahan dibuang
melalui mulut lubang ketika banjir reda. Perbandingan antara diameter orifice
dengan laju aliran dapat diperlihatkan dengan tabel dan grafik berikut:
Jenis-Jenis Plate Orifice:
Concentric Orifice
Concentric Orifice merupakan jenis orifice yang paling banyak
digunakan. Profil lubang orifice ini mempuyai takik (bevel) dengan kemiringan
45 pada tepi bagian downstream(lihat gambar di bawah). Hal ini akan
mengurangi jarak tempuh dari aliran tersebut mengalami perbedaan tekanan
melintang. Setelah aliran melewati orifice akan terjadi penurunan tekanan dan
kemudian mencoba kembali ke tekanan semula tetapi terjadi sedikit tekanan
yang hilang permanen (permanent pressure loss) sehingga perbedaan tekanan
upstream dan downstream tidak terlalu besar. Perbandingan diameter orifice dan
diameter dalam pipa dilambangkan dengan . Orifice jenis ini memiliki
ketentuan untuk nilai yaitu antara 0.2-0.7 karena akurasinya akan berkurang
untuk nilai diluar batas tersebut. Letak lubang penghalang konsentris dengan
penampang pipa. Digunakan untuk mengukur volume gas, liquid dan steam
dalam jumlah yang besar.

Counter Bore Orifice


Counter bore orifice pada prinsipnya sama dengan concentric Orifice.
Perbedaanya terdapat pada profil lubangnya, orifice ini tidak mempuyai takik
(bevel) tapi diameter lubangya lebih besar pada bagian downstream daripada
diameter lubang pada bagian upstream.

Eccentric Orifice
Eccentric orifice mempunyai profil lubang yang sama dengan concentric
orifice. Akan tetapi, pada eccentric orifice lubang tidak terletak tepat di tengah.
Diameter takik (bevel) bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter
dalam dari pipa (lihat gambar di bawah). Titik pusat lubang penghalang tidak
satu garis pusat dengan pusat penampang pipa. Pemasangan lubang yang tidak
konsentris ini dimaksud untuk mengurangi masalah jika fluida yang diukur
membawa berbagai benda padat (solid).
Quadrant Bore Orifice
Quadrant bore orifice digunakan untuk mengukur aliran fluida dengan
viscositas tinggi dan direkomendasikan untuk bilangan Reynold di bawah
10000. Profil dari lubang Quadrant bore orifice dapat dilihat pada gambar di
bawah. Radius R merupakan fungsi dari . Ketebalan orifice sebanding
dengan kuadran radius R.

Segmental Orifice
Segmental orifice didesain untuk fluida dengan kandungan sedimen yang
tinggi. Profil dari lubang segmental orifice dapat dilihat pada gambar di bawah.
Diameter D bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam dari
pipa. H merupakan tinggi dari lingkaran lubang. Rasio merupakan diameter
lubang D dibagi dengan diameter dalam dari pipa. Segmental orifice
merupakan jenis orifice yang paling sulit dalam proses manufaktur,diperlukan
proses finishing secara manual. Segmental orifice plates digunakan terutama
pada service yang sama dengan eccentric orifices, sehingga kelebihan dan
kekurangan adalah kurang lebih sama.

Restriction Orifice
Tujuan dari instalasi Restriction orifice adalah untuk menghasilkan
presure drop yang besar. Restriction orifice biasanya ditunjukkan dengan RO
atau FO. Restriction orifice dapat menghasilkan pressure drop sampai 50 %
untuk fluida gas. Profil lubang Restriction orifice berbeda dengan orifice yang
lain (lihat gambar di bawah). Profil lubangnya lurus sehingga tekanan yang
hilang secara pemanen cukup besar akibatnya perbedaan tekanan upstream dan
tekanan downstream cukup mencolok.

1. Needle Valve
Needle valve didasarkan atas globe valve. Konstruksi bahan biasanya
perunggu, stainless steel, kuningan dan campuran-campuran lainnya. Ujungnya
biasanya dimasukkan benang ke dalam lubang jarum.
2. Ball Valve
Ball Valve pada dasarnya adalah suatu bagian jalur dalam suatu ruang.
Posisi buka dan tutup memerlukan 90o putaran. Ada 2 jenis ball valve, fixed ball
dan Floating Ball.
Dan ada 2 jenis jalur pada ball valve, full bore dan reduced bore.

Valve adalah suatu alat yang digunakan untuk mengontrol aliran dengan cara
menghidupkan dan mematikan.

Usage ( Fungsi ) Ball Valve:


1. Flow control/pengendalian Aliran
2. Pressure control/pengendali tekanan
3. Shut off
4. Cocok untuk high pressure dan temperatures/tekanan dan suhu yang tinggi

Advantages/kelebihan ball valve:


1. A very low pressure drop/kehilangan tekanan sangat rendah
2. Low leakage/cukup jarang bocor
3. Small in size dan ball valve tidak begitu berat jika dibandingkan dengan
valve lain yang sejenis
4. Mudah dibuka dan tidak mudah terkontaminasi.
Disadvantages/kekurangan ball valve :
1. Seat bisa rusak karena adanya gesekan antara ball dengan seat;
Pembukaan handle yang cepat bisa menimbulkan water hammer/palu air pada
system sehingga terjadi tekanan yang besar yang bisa merusak
sistem/sambungan dan dinding pipa.
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menutup katup pembuangan yang terletak di bawah tangki.
2. Mengisi air yang dalam tangki.
3. Menghubungkan steker listrik ke stop kontak.
4. Memutar pasokan listrik saklar utama dalam posisin horizontal.
5. Lampu indikator akan menyala.
6. Menghubungkan konektor ke pipa yang digunakan konektor (+) pada up
stream dan konektor (-) pada down stream.
7. Tekan tombol hijau Power Pump.
8. Menghilangkan udara yang ada dalam selang dengan cara membuka dua
katup buangan dan kemudian tutup.
9. Untuk mendapatkan beda tekan sama dengan nol dilakukan:
a. Menutup valve yang ada di atas tangki.
b. Untuk mendapatkan beda tekan nol laju alir dibuat nol, indikator
menunjukan misal x bar, nilai ini sama dengan 0 atmosfer.
c. Harga x bar digunakan untuk faktor pengurangan setiap pengukuran.
10. Membuka valve dan menentukan laju alir yang digunakan.

Prosedur di atas dilakukan juga untuk pipa (P8-P9), valve (P3-P4), (P4-P5),
dan (P5-P6)
VI. DATA PENGAMATAN

Secara Digital
Pipa Venturi

Laju Alir Volume/Debit (liter/jam) 500 1000 1500


Nilai Pengukuran
Kehilangan Tekanan (mbar) 4,8374 24,1893 43,5371
Nilai Perhitungan
3
Laju Alir Volume/Debit (m /detik) 1,552 10-4 0,3466 10-3 4,65 10-4
Koefisien gesekan 7,065 10-6 7,0475 10-6 7,05 10-4
Kehilangan Tekanan Teoritis (Pa) 179,968 899,38 1602,64

Pipa Orifice/Diafragma (P8-P9)

Laju Alir Volume/Debit (liter/jam) 500 1000 1500


Nilai Pengukuran
Kehilangan Tekanan (mbar) 3,86996 17,4148 39,66718
Nilai Perhitungan
3
Laju Alir Volume/Debit (m /detik) 22,594 10-5 47,93 10-5 72,33 10-5
Koefisien gesekan 1,1486 10-5 1,148 10-5 1,148 10-5
Kehilangan Tekanan Teoritis (Pa) 380,4192 1715,96 3889,35
VII. PERHITUNGAN
Pipa Venturi
A. Laju Alir Volume 500 L/jam
Kehilangan Tekanan
P = 5 cmH2O
10 mmH2 O 1 mmHg 1 bar 1000 mbar
= 5 cmH2O | | 13,6 mmH O| 760 mmHg| |
1 cmH2 O 2 1 bar
= 4,8374 mbar
1 bar 1,0 x 105 Pa
4,8374 mbar |1000 mbar| | = 483,74 Pa = 483,74 kg/ms 2
1 bar

Laju Alir/Debit
P . 2
Q= 1 1
8 . ( 4 4)
d D

22 2
483,74 kg/ms2 . ( )
7
=
1 1
8 . 999 kg/m3 { 4 4}
(13,9 x 103 ) (26,7 x 103 )

4778,1665 kg/ms2
=
7.992 kg/m3 (24.820.349,19 m4 )

4778,1665
=
1,9836 x 1011

= 2,408 x 108
= 1,552 x 104 m3 /s

Koefisien Gesekan
Q = K P
Q 1,552 x 104 m3 /s 1,552 x 104
K= = = = 7,056 x 106
P 483,74 kg/ms2 21,994

Kehilangan Tekanan Secara Teori


Q 1,552 x 104 m3 /s
V1 = = = 0,2761 m/s
A1 5,64 x 104 m2
m3
Q 1,552 x 104 s
V2 = = = 0,6604 m/s
A2 2,35 x 104 m2
1
P = . (V2 2 V1 2 )
2
1
= . 999 kg/m3 {(0,6604 m/s)2 (0,2761 m/s)2 }
2
= 499,5 kg/m3 (0,3598 m2 /s2 )
= 179,768 kg/ms 2
= 179,768 Pa
B. Laju Alir Volume 1000 L/jam
Kehilangan Tekanan
P = 42 cmH2O
10 mmH2 O 1 mmHg 1 bar 1000 mbar
= 42 cmH2O | | 13,6 mmH O| 760 mmHg| |
1 cmH2 O 2 1 bar
= 40,6346 mbar
1 bar 1,0 x 105 Pa
40,6346 mbar |1000 mbar| | = 4.063,46 Pa
1 bar
= 4.063,46 kg/ms 2

Laju Alir/Debit
P . 2
Q= 1 1
8 . ( 4 4)
d D

22 2
4063,46 kg/ms2 . ( )
7
=
1 1
8 . 999 kg/m3 { 4 4}
3
(13,6 x 10 ) (26,7 x 103 )

40.137,033 kg/ms2
=
7.992 kg/m3 (24.820.349,19 m4 )

40.137,033
=
1,9836 x 1011

= 2,023 x 107 m3 /s
= 4,4982 x 104 m3 /s

Koefisien Gesekan
Q = K P
Q 4,4982 x 104 m3 /s 4,4982 x 104
K= = = = 7,0565 x 106
P 4063,46 kg/ms2 63,7452

Kehilangan Tekanan Secara Teori


Q 4,4982 x 104 m3 /s
V1 = = = 0,7975 m/s
A1 5,64 x 104 m2
m3
Q 4,4982 x 104 s
V2 = = = 1,9141 m/s
A2 2,35 x 104 m2
1
P = . (V2 2 V1 2 )
2
1
= 2 . 999 kg/m3 {(1,9141 m/s)2 (0,7975 m/s)2 }
= 499,5 kg/m3 (3,0277 m2 /s2 )
= 1.512,372 kg/ms 2
= 1.512,372 Pa
C. Laju Alir Volume 1500 L/jam
Kehilangan Tekanan
P = 46 cmH2O
10 mmH2 O 1 mmHg 1 bar 1000 mbar
= 46 cmH2O | | 13,6 mmH O| 760 mmHg| |
1 cmH2 O 2 1 bar
= 44,5046 mbar
1 bar 1,0 x 105 Pa
44,5046 mbar |1000 mbar| | = 4.450,46 Pa
1 bar
= 4.450,46 kg/ms 2

Laju Alir/Debit
P . 2
Q= 1 1
8 . ( 4 4)
d D

22 2
4450,46 kg/ms2 . ( )
7
=
1 1
8 . 999 kg/m3 { 4 4}
3
(13,9 x 10 ) (26,7 x 103 )

43.959,645 kg/ms2
=
7.992 kg/m3 (24.820.349,19 m4 )

43.959,645
=
1,9836 x 1011

= 2,216 x 107 m3 /s
= 4,707 x 104 m3 /s

Koefisien Gesekan
Q = K P
Q 4,707 x 104 m3 /s 4,707 x 104
K= = = = 7,0558 x 106
P 4450,46 kg/ms2 66,711

Kehilangan Tekanan Secara Teori


Q 4,707 x 104 m3 /s
V1 = = = 0,8345 m/s
A1 5,64 x 104 m2
m3
Q 4,707 x 104 s
V2 = = = 2,0029 m/s
A2 2,35 x 104 m2
1
P = . (V2 2 V1 2 )
2
1
= 2 . 999 kg/m3 {(2,0029 m/s)2 (0,8345 m/s)2 }
= 499,5 kg/m3 (3,3152 m2 /s2 )
= 1.655,9424 kg/ms 2
= 1.655,9424 Pa
Pipa Orifice (P8-P9)
A. Laju Alir Volume 500 L/jam
Kehilangan Tekanan
P = 2 cmH2O
10 mmH2 O 1 mmHg 1 bar 1000 mbar
= 2 cmH2O | | 13,6 mmH O| 760 mmHg| |
1 cmH2 O 2 1 bar
= 1,9346 mbar
1 bar 1,0 x 105 Pa
1,9346 mbar |1000 mbar| | = 483,74 Pa
1 bar
= 193,46 kg/ms 2

Laju Alir/Debit
P . 2
Q= 1 1
8 . ( 4 4)
d D

22 2
193,46 kg/ms2 . ( )
7
=
1 1
8 . 999 kg/m3 { 4 4}
3
(17,24 x 10 ) (26,7 x 103 )

1910,911 kg/ms2
=
7.992 kg/m3 (9.352.435,814 m4 )

1910,911
=
7,474 x 1010

= 2,556 x 108
= 1,9989 x 104 m3 /s

Koefisien Gesekan
Q = K P
Q 1,5989 x 104 m3 /s 1,5989 x 104
K= = = = 1,1496 x 105
P 193,46 kg/ms2 13,908

Kehilangan Tekanan Secara Teori


4
Q 1,5989 x 10 m3 /s
V1 = = = 0,2834 m/s
A1 5,64 x 104 m2
3
Q 1,5989 x 104 ms
V2 = = = 0,6802 m/s
A2 2,35 x 104 m2
1
P = . (V2 2 V1 2 )
2
1
= 2 . 999 kg/m3 {(0,6802 m/s)2 (0,2834 m/s)2 }
= 499,5 kg/m3 (0,3823 m2 /s2 )
= 190,98 kg/ms 2
= 190,98 Pa
B. Laju Alir Volume 1000 L/jam
Kehilangan Tekanan
P = 20 cmH2O
10 mmH2 O 1 mmHg 1 bar 1000 mbar
= 20 cmH2O | | 13,6 mmH O| 760 mmHg| |
1 cmH2 O 2 1 bar
= 19,3498 mbar
1 bar 1,0 x 105 Pa
19,3498 mbar |1000 mbar| | = 1.934,98 Pa
1 bar
= 1.934,98 kg/ms 2

Laju Alir/Debit
P . 2
Q= 1 1
8 . ( 4 4)
d D

22 2
1934,98 kg/ms2 . ( )
7
=
1 1
8 . 999 kg/m3 { 4 4}
3
(17,24 x 10 ) (26,7 x 103 )

19.112,8636 kg/ms2
=
7.992 kg/m3 (9.352.435,814 m4 )

19.112,8636
=
7,474 x 1010

= 2,5572 x 107 m3 /s
= 5,056 x 104 m3 /s

Koefisien Gesekan
Q = K P
Q 5,056 x 104 m3 /s 5,056 x 104
K= = = = 1,1493 x 106
P 1934,98 kg/ms2 43,9884

Kehilangan Tekanan Secara Teori


Q 5,056 x 104 m3 /s
V1 = = = 0,8964 m/s
A1 5,64 x 104 m2
3
4 m
Q 5,056 x 10
V2 = = s = 2,1514 m/s
A2 2,35 x 104 m2
1
P = . (V2 2 V1 2 )
2
1
= . 999 kg/m3 {(2,1514 m/s)2 (0,8964 m/s)2 }
2
= 499,5 kg/m3 (3,8249 m2 /s2 )
= 1.910,582 kg/ms 2
= 1. 910,582 Pa
C. Laju Alir Volume 1500 L/jam
Kehilangan Tekanan
P = 39 cmH2O
10 mmH2 O 1 mmHg 1 bar 1000 mbar
= 39 cmH2O | | 13,6 mmH O| 760 mmHg| |
1 cmH2 O 2 1 bar
= 37,7321 mbar
1 bar 1,0 x 105 Pa
37,7321 mbar |1000 mbar| | = 3.773,21 Pa
1 bar
= 3.773,21 kg/ms

Laju Alir/Debit
P . 2
Q= 1 1
8 . ( 4 4)
d D

22 2
3773,21 kg/ms2 . ( )
7
=
1 1
8 . 999 kg/m3 { 4 4}
(17,24 x 103) (26,7 x 103 )

37.270,074 kg/ms2
=
7.992 kg/m3 (9.352.435,814 m4 )

37.270,074
=
7,474 x 1010

= 4,9866 x 107 m3 /s
= 7,0616 x 104 m3 /s

Koefisien Gesekan
Q = K P
Q 7,0616 x 104 m3 /s 7,0616 x 104
K= = = = 1,1496 x 105
P 3.773,21 kg/ms2 61,4264

Kehilangan Tekanan Secara Teori


Q 7,0616 x 104 m3 /s
V1 = = = 1,2520 m/s
A1 5,64 x 104 m2
m3
Q 7,0616 x 104 s
V2 = = = 3,0049 m/s
A2 2,35 x 104 m2
1
P = . (V2 2 V1 2 )
2
1
= 2 . 999 kg/m3 {(3,0049 m/s)2 (1,2520 m/s)2 }
= 499,5 kg/m3 (7,4619 m2 /s2 )
= 3.727,229 kg/ms 2
= 3.727,229 Pa
VIII. ANALISIS DATA

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang Penurunan


Tekanan pada pipa Venturi dan pipa Orifice/Diafragma (P8-P9) dapat dianalisa
bahwa tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari kehilangan tekanan dalam
peralatan pengukur dan pengatur laju alir tersebut. Kehilangan tekanan
merupakan kehilangan energi (Head Losses) akibat gesekan fluida terhadap pipa
venturi dan pipa orifice/diafragma (P8-P9).
Pada praktikum kali ini dilakukan pengukuran kehilangan tekanan secara
digital. Pengukuran ini menggunakan detector valve dan mengubahnya dalam
bentuk sinyal listrik lalu terbaca secara digital nilai dari penurunan tekanannya.
Pada praktikum ini menggunakan laju alir yang bervariasi yaitu 500
liter/jam, 1000 liter/jam, dan 1500 liter/jam. Setelah melakukan praktikum ini,
dapat dianalisa bahwa kehilangan tekanan akan menjadi semakin besar apabila
laju alir/debit juga semakin besar walaupun dalam variasi laju alir tersebut nilai
koefisien geseknya sama tetapi akibat besarnya laju alir maka penurunan
tekanannya semakin besar karena semakin besar laju alir fluida maka semakin
besar gaya gesek yang terjadi antara fluida dan venturi meter, dimana fluida
melewati upstream dengan penampang yang kecil dan keluar ke downstream
dengan penampang yang besar. Kemudian pada diafragma juga terjadi hubungan
sebanding antara laju alir dan penurunan tekanan. Nilai penurunan tekanan yang
terjadi dalam pipa venturi lebih besar dibandingkan dengan penurunan tekanan
pada pipa orifice/ diafragma (P8-P9). Hal tersebut dikarenakan pada pipa
orifice/diafragma (P8-P9) aliran fluidanya hanya mengalir melalui piringan
diafragma yang memiliki diameter yang kecil tetapi kemudian akan mengalir
seperti biasa, maka dari itu berbeda halnya dengan pipa venturi yaitu terjadi dua
kali perubahan luas penampang yang menyebabkan naik dan turunnya tekanan
sehingga membuat kehilangan tekanan yang jauh lebih besar.
IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:
Pipa venturi dapat digunakan untuk mengetahui permukaan air yang ada
sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan sedangkan pipa Orifice
dapat digunakan untuk mengukur aliran dengan menggunakan prinsip
mengubah kecepatan aliran, riilnya yaitu mengubah luasan yang dilalui
aliran fluida tersebut (orifice).

Kehilangan tekanan dalam suatu aliran fluida dalam pipa dapat disebabkan
oleh adanya alat ukur laju alir fluida (venturi dan diafragma) dan alat
pengatur laju alir fluida (plug valve dan needle valve).

Semakin besar laju alir fluida/debit maka semakin besar kehilangan


tekanannya hal ini dikarenakan semakin besar laju alir fluida maka
gesekannya akan semakin besar.

Penurunan tekanan pada venturimeter lebih besar dibandingkan pada diafragma


hal ini dikarenakan adanya hambatan yang lebih banyak pada venturimeter
berupa dua kali perubahan luas penampang sementara pada diafragma hanya
terdapat sekali hambatan yang berakibat pada besarnya gaya gesek dan berakibat
pada penurunan tekanan.
DAFTAR PUSTAKA

Kasie Lab ITP.2014.Penuntun Praktikum Pengendalian


Proses.Palembang:Politeknik Negeri Sriwijaya.Hal.71-82

http://niarahmawati2012.blogspot.com/2013/10/laporan-mekanika-fluida-
majorlosses.html

https://id.scribd.com/doc/244993908/VENTURI-DIAFRAGMA-dan-VALVE
GAMBARA ALAT

Seperangkat Alat Dynamic of Fluids

Anda mungkin juga menyukai