Anda di halaman 1dari 3

Contoh Kasus Pengendalian Mutu dan Kinerja Perusahaan

Pertamina Sukses Melakukan Pengendalian

Liputan6.com, Jakarta: Upaya Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara
(Pertamina) dalam menjaga standar mutu produk membuahkan hasil yang memuaskan.
Buktinya, laboratorium Pertamina Unit Produksi Pelumas Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur,
mendapatkan sertifikat akreditasi ISO 17025:2000 dari Komite Akreditasi Nasional, Senin,
16 Juni 2003. Itu tandanya kinerja pengujian mutu di laboratorium badan usaha milik negara
ini telah memenuhi standar regional dan internasional. "Dengan memiliki standar yang diakui
ini, maka kami lebih leluasa untuk menjual produk dan juga dapat memperkuat brand image.
Khususnya untuk pelumas Pertamina, " kata Direktur Hilir Pertamina Muchsin Bahar.

Direktur Komite Akreditasi Nasional-Badan Standarisasi Nasional (KAN-BSN) Sunarya


mengatakan laboratorium yang telah diakreditasi tersebut mempunyai kemampuan teknis
untuk melakukan pengujian dengan baik. Namun, untuk dapat meraih akreditasi ini
perjalanannya cukup panjang. Satu laboratorium harus menerapkan ISO 17025 dengan semua
prosedurnya. Tenaga kerja yang dimiliki juga harus terlatih baik. Setelah minimal tiga bulan
menerapkan ISO 17025, Pertamina kemudian harus mengaplikasikannya ke Komite
Akreditasi Nasional dan kemudian dilakukan assessment (penaksiran harga). "Apabila dalam
assessment itu baik dan sesuai dengan ISO 17025, maka panitia teknis akan memberi
penilaian yang sesuai dengan persyaratan," terang Sunarya.

ISO 17025:2000 adalah tanggung jawab besar bagi Pertamina. Sebab, pengakuan dari sebuah
lembaga yang berwenang mengandung konsekuensi tersendiri. Laboratorium sebagai
pengendali mutu produk harus terus menjaga kepercayaan konsumen. Dan selama itu pula
Tim Surveillance dari KAN-BSN--sebagai penjamin sistem manajemen mutu--secara
periodik, selama setahun sekali memantau konsistensi dan komitmen yang telah ditetapkan
laboratorium.

Menurut Deputi Direktur Bidang Pemasaran dan Niaga Pertamina Rachmat Drajat,
pemberlakuan sistem manajemen mutu yang sudah dilaksanakan sejak lima tahun silam
adalah keharusan. Itu juga termasuk satu di antara strategi bisnis untuk memuaskan
pelanggan. Dengan demikian, konsumen mempunyai keyakinan terhadap produk Pertamina--
dari sisi kualitas maupun jaminan kualitas. "Produk yang [dihasilkan] Pertamina melalui
proses pemeriksaan laboratorium yang mendapatkan pengakuan secara internasional," ujar
Rachmat Drajat.

Hingga saat ini Pertamina masih menjadi pemimpin dalam pasar pelumas di Indonesia
dengan penguasaan pangsa pasar lebih dari 60 persen. Soal masuknya sejumlah pemain baru
di pasar oli, Pertamina tak gentar. Hal itu malah mendorong perusahaan yang berdiri pada
1968 ini untuk mempertahankan posisinya di pasar lokal, sekaligus mengambil peran penting
di pasar internasional.

Sebagai produsen migas yang memegang pasar terbesar di Tanah Air, Pertamina terus
menunjukkan upaya seriusnya dalam persaingan di era pasar bebas. Satu di antara upaya
tersebut adalah mengembangkan mutu pelumas yang menjadi produk unggulan. Nantinya,
produk ini diharapkan mampu bersaing di pasar lokal, regional, dan internasional. Itulah
sebabnya, Pertamina berambisi mewujudkan mimpinya untuk merajai produk pelumas di
negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Saat ini Pertamina sedang menjajaki sejumlah
negara di kawasan Indo Cina seperti Laos, Vietnam, Kamboja, dan Thailand.

General Manager Pelumas Pertamina Djaelani Soetomo mengatakan, dengan memiliki


laboratorium yang sudah terakreditasi para konsumen tak perlu ragu lagi. Para staf
perusahaan yang bekerja di bagian produksi dan pemasaran juga meyakini produk yang
dipasarkan sudah layak digunakan dan dapat memuaskan konsumen. "Insya Allah minggu
depan kita sudah mulai mengekspor perdana pelumas kita ke India," kata Djaelani
Soetomo.(LIA/Tim Usaha Anda)
Sumber:
http://news.liputan6.com/read/57042/pelumas-pertamina-jaminan-mutu/2015/11/08/21:23

Anda mungkin juga menyukai