Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Eksplorasi Seismik

APLIKASI TESSERAL DALAM MEMAHAMI


RAMBAT GELOMBANG UNTUK INTERPRETASI
LAPISAN TANAH DAN BATUAN

Moh. Faisal Amir


3714100035
DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

24 Oktober 2016
Laporan Praktikum Eksplorasi Seismik BAB I
APLIKASI TESSERAL DALAM
MEMAHAMI RAMBAT GELOMBANG PENDAHULUAN
UNTUK INTERPRETASI LAPISAN
1.1 Latar Belakang
TANAH DAN BATUAN

Moh. Faisal Amir Seismologi melibatkan analisa gerakan


tanah yang disebabkan oleh sumber
3714100044
energi di dalam bumi, seperti gempa
DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA bumi atau ledakan. Gejala gelombang
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN dalam media bumi padat akan
PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI menyebabkan adanya peristiwa vibrasi
SEPULUH NOPEMBER SURABAYA atau getaran terhadap podium yang
2016 dilalui gelombang. Gejala vibrasi dari
medium akan menyebabkan efek
deformasi pada medium batuan yang
ABSTRAK pada akhirnya besaran-besaran
deformasinya akan bergabung pada
Telah dilakukan praktikum aplikasi konstanta-konstanta pada elastisitas
Tesseral . Praktikum ini bertujuan untuk medium yang mengalami vibrasi akibat
Mengetahui penggunakan aplikasi Tesseral gejala gelombang.
dan memahami rambat gelombang dengan
prinsipnya dalam interpretasi lapisan Gelombang menjadi pokok bahasan
bumi. Dengan hasil yaitu ketika semakin utama dalam berbagai studi geofisika.
tinggi nila densitasnya maka kecepatan Melalui penjabarannya, gelombang
perambatan medium akan semakin didiskripsikan oleh komponen-
besar.Gelombang yang dipantulkan komponennya. Dimulai dengan
memiliki sudut yang sama dengan sudut perioda, frekuensi, hingga amplitude
gelombang datangGelombang yang dan cepat rambatannya. Semua
terpantul dari lapisan bawah permukaan komponen tersebut di dalam studi
dapat kembali ke permukaan sehingga seismic perambatan gelombang dapat
menjadi gelombang baru.Semakin besar dikonversi menjadi sebuah pemetaan
frekuensi maka semakin besar lebar/kedalaman dengan salah satu
kemungkinan data perlapisan itu akan program/aplikasi yaitu Tesseral.
terlihat lebih jelas.
Tesseral adalah sebuah jenis software
pemodelan 2D dan 3D bawah
permukaan dengan data-data awal
berupa gelombang yang diubah
meenjadi peta pemodelannya. Tesseral
memproduksi mengumpulkan sintetis,
snapshot dari medan gelombang,
bidang waktu gelombang insiden,
potongan melintang waktu dan gambar dengan teliti komponen kinematika dan
gempa lainnya. Software Tesseral dinamika gelombang permukaan,
memudahkan penggambaran gelombang satelit, refraksi, dll).
underground dengan diskripsi
pemodelan karakterisasi setiap lapisan model Thin-berlapis yang dibangun atas
dengan bias kecepatan perambatan dasar akustik dan kepadatan sumur .
gelombang yang berbeda. model media yang transversally isotropik
dengan sumbu simetri miring, yang
1.2 Tujuan mungkin rumit rumit dengan sistem
patahan miring.
1. Mengetahui penggunakan aplikasi
Tesseral. Model dengan sifat visco-elastis (Q-
2. Memahami penjalaran gelombang faktor) tambahan yang memungkinkan
serta prinsipnya dalam interpretasi simulasi penyerapan energi seismik dan
lapisan bumi. efek gelombang seperti dispersi kecepatan.

Model untuk media cairan jenuh berpori


BAB II (Gasman pendekatan);

DASAR TEORI Model Builder memungkinkan pengguna


untuk dengan cepat membangun model
2.1 Tesseral dengan tingkat properti batu dan structural
Tesseral merupakan sebuah software untuk kompleksitas tinggi. Sonic data log dalam
memproduksi mengumpulkan sintetis, format LAS dapat digunakan untuk Vp
snapshot dari medan gelombang, bidang input, Vs, dan nilai-nilai densitas untuk
waktu gelombang insiden, potongan dengan mudahmenciptakan model berlapis
melintang waktu dan gambar gempa tipis yang adalah representasi akurat dari
lainnya. waduk proyek yang sebenarnya. Sistem
patahan dalam hingga tiga zona masing-
AVO-dependensi untuk: masing dengan orientasi azimut yang
berbeda, baik secara vertikal dan
Model hampir mendekati kompleksitas horizontal, dapat didefinisikan.
termasuk dengan kecepatan lateral yang
kuat. Sebaliknya, batas curam, Viewer interaktif menyajikan hasil
kompartementalisasi, dan zona kaustik, pemodelan dalam format visual yang
memproduksi gelombang kompleks ray- memungkinkan tampilan yang propagasi
jalan termasuk yang tercermin dari batas- gelombang film melalui model geologi.
batas vertikal dll Film dapat berjalan ke depan atau mundur
untuk memungkinkan pengguna untuk
Model dengan kompleks topografi dan menentukan asal-usul dari semua peristiwa
berbagai kondisi nearsurface, termasuk dan artefak yang diamati pada catatan
situasi ketika sumber / penerima dengan tembakan sintetis. flipping sesaat antara
ketinggian yang berbeda, perangkap, vertikal, X dan Y-arah dan gelombang
permafrost, zona kecepatan variable tekanan catatan memungkinkan
rendah. Ketebalan (memperhitungkan
pemahaman penuh dan kaya nilai multi- (rotasi) partikel-partikel medium. Apabila
komponen rekaman. medium bersifat elastis sempurna, maka
setelah mengalami deformasi sesaat tadi
Prosedur Pencitraan seismik medium kembali ke keadaan semula. 16
memungkinkan pengolahan pemodelan Menurut cara bergetarnya gelombang
(sintetis) data. Kemampuan termasuk seismik dibagi menjadi dua macam yaitu: 1.
analisis kecepatan, CDP susun, waktu pre-
stack dan migrasi kedalaman, waktu dan Gelombang Primer
kedalaman VSP migrasi, dan AVO-
modeling. Sumber dan data yang dihasilkan (longitudinal/compussional wave)
dalam format file yang populer dapat Gelombang primer adalah gelombang yang
digunakan atau output untuk analisa lebih arah pergerakan atau getaran partikel
lanjut dan pengolahan di paket lain. medium searah dengan arah perambatan
Perangkat lunak ini berjalan perhitungan gelombang tersebut. Gelombang ini
diparalelkan pada berbagai platform mempunyai kecepatan rambat paling besar
perangkat lunak termasuk Windows dan diantara gelombang seismik yang lain. 2.
cluster Linux, mempekerjakan terbaru Gelombang Sekunder
multicore dan GPU teknologi.
(transversal/shear wave) Gelombang
2.2 Gelombang Seismik sekunder adalah gelombang yang arah
Sumber gelombang seismik pada mulanya getarannya tegak lurus terhadap arah
berasal dari gempabumi alam yang dapat perambatan gelombang. Gelombang ini
berupa gempa vulkanik maupun gempa hanya dapat merambat pada material padat
tektonik, akan tetapi dalam seismik saja dan mempunyai kecepatan gelombang
eksplorasi sumber gelombang yang yan lebih kecil dibandingkan gelombang
digunakan adalah gelombang seismik primer.
buatan. Ada beberapa macam sumber IPenjalaran Gelombang Seismik Untuk
gelombang seismik buatan seperti dinamit, memahami penjalaran gelombang seismik
benda jatuh, airgun, watergun, vaporchoc, pada bawah permukaan diperlukan
sparker, maupun vibroseis. Sumber beberapa asumsi sebagai berikut :
gelombang seismik buatan tersebut pada
hakekatnya membangkitkan gangguan 1. Panjang gelombang seismik yang
sesaat dan lokal yang disebut sebagai digunakan jauh lebih kecil dibandingkan
gradien tegangan (stress). Gradien tegangan dengan ketebalan lapisan batuan. Dengan
mengakibatkan terganggunya kondisi seperti ini memungkinkan setiap
keseimbangan gaya-gaya di dalam medium, lapisan batuan akan terdeteksi.
sehingga terjadi pergeseran titik materi
2. Gelombang seismik dipandang sebagai
yang menyebabkan deformasi yang
sinar yang memenuhi Hukum Snellius,
menjalar dari suatu titik ke titik lain.
Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat.
Deformasi ini dapat berupa pemampatan
3. Medium bumi dianggap berlapis-lapis
dan perenggangan partikel-partikel
dan setiap lapisan menjalarkan gelombang
medium yang menyebabkan osilasi
seismik dengan kecepatan yang berbeda-
densitas/tekanan maupun pemutaran
beda.
4. Pada bidang batas antar lapisan,
gelombang seismik menjalar dengan
kecepatan gelombang pada lapisan di
bawahnya. 17 5. Semakin bertambahnya
kedalaman lapisan batuan, maka semakin
kompak lapisan batuannya, sehingga Lambang 1,2 merujuk pada sudut datang
kecepatan gelombang pun semakin dan sudut bias, v1 dan v2 pada kecepatan
bertambah seiring dengan bertambahnya cahaya sinar datang dan sinar bias.
kedalaman. Lambang n1 merujuk pada indeks bias
medium yang dilalui sinar datang,
sedangkan n2 adalah indeks bias medium
yang dilalui sinar bias. Gambar 7.

Hukum Fisika Gelombang Seismik


Keterangan : Pembiasan cahaya pada
1. Hukum Snellius Hukum snellius bidang antarmuka antara dua medium
menyatakan bahwa bila suatu gelombang dengan indeks bias berbeda, dengan n2 >
jatuh pada bidang batas dua medium yang n1. Karena kecepatan cahaya lebih rendah
mempunyai perbedaan densitas, maka di medium kedua (v2 < v1), sudut bias 2
gelombang tersebut akan dibiaskan, jika lebih kecil dari sudut datang 1; dengan
sudut datang gelombang lebih kecil atau kata lain, berkas di medium berindeks lebih
sama dengan sudut kritisnya. Gelombang tinggi lebih dekat ke garis normal.
akan dipantulkan, jika sudut datangnya
lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang 2. Prinsip Huygens menyatakan
datang, gelombang bias, gelombang pantul bahwa setiap titik-titik pengganggu yang
terletak pada suatu bidang datar. 18 berada di depan muka gelombang utama
Perumusan matematis hukum Snellius akan menjadi sumber bagi terbentuknya
adalah : deretan gelombang yang baru. Jumlah
energi total deretan gelombang baru
tersebut sama dengan energi utama.
Gambar di bawah ini menunjukkan prinsip METODOLOGI
Huygens.
3.1. Penggunaan Tesseral
Langkah-langkah melakukan permodelan
menggunakan Tesseral adalah sebagai
berikut.
1. Buka Program Tesseral lalu atur
tingkat ketelitian data yang akan
digunakan dan atur jarak/ panjang
dari daerah pengukuran serta
tentukan kedalaman yang hendak
Di dalam eksplorasi seismik titik-titik di diinterpretasikan.
atas dapat berupa patahan, rekahan,
pembajian, antiklin, dll. Sedangkan deretan
gelombang baru berupa gelombang
difraksi. Untuk menghilangkan efek ini
dilakukanlah proses migrasi.

3. Prinsip Fermat menyatakan bahwa


jika sebuah gelombang merambat dari satu
titik ke titik yang lain, maka gelombang
tersebut akan memilih jejak yang tercepat.
Kata tercepat diboldkan untuk memberikan
penekanan bahwa jejak 20 yang akan
dilalui oleh sebuah gelombang adalah jejak
yang secara waktu tercepat bukan yang
terpendek secara jarak. Tidak selamanya
yang terpendek itu tercepat.

Dengan demikian, jika gelombang


melewati sebuah medium yang memiliki
variasi kecepatan gelombang seismik, maka
gelombang tersebut akan cenderung
melalui zona-zona kecepatan tinggi dan Gambar 3.2 Penentuan ketelitian dan
menghindari zona-zona kecepatan rendah. Penentuan Jarak dan Kedalaman
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di
bawah ini. 2. Lalu akan muncul kotak dialog
pembuatan permodelan lapisan.
Pada tabel ini dapat ditentukan Vs
dan Vp pada polygon awal dan
dapat dilakukan pembuatan lapisan

BAB III
awal dari batuan. 5. Lakukan Run-Acoustic Modelling
dengan cara klik tab menu Run,
pilih Accoustic Modelling. Tunggu
Hingga Proses berakhir.

Gambar 3.3 Penentuan Poligon Awal


3. Lakukan pembentukan lapisan
dengan memilih tools New
Polygon. Pada bagian ini dapat
dibuat lapisan dengan jenis yang
berbeda-beda mulai dari patern,
Vp,Vs dan Densitas.

Gambar 3.6 Acoustic modeling


6. Kemudian didapatkan nilai
modeling dari frekuensi
90Hz
Gambar 3.4 Pemodelan Geologi
4. Kemudian pilih Framework dan
atur source, frekuensi dan jumlah
source.

Gambar 3.7 Modeling 90Hz

7. Lakukan pemodelan dengan


frekuensi yang berbeda
(10Hz)

Gambar 3.5 framework


Gambar 3.8 Modeling 10Hz

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisa Data
Data yang diinputkan pada tesseral adalah Vp, Vs dan densitas serta lebar dan panjang
penampang yang diinginkan.
Tabel 4.1 Data yang diinputkan pada tesseral

Top 0

Bottom 1500 m

Left 0

Right 2000 m

Vp 1200 m/s

Vs 650 m/s

Densitas 1700 kg/m 3

Source Frequency 10 Hz and 90 Hz


Tabel 4.2 Data Lapisan pada Permodelan Geologi

4.2. Hasil Run Data


Dari data hasil prektikum di area percobaan degan satu sumber gelombang, 68 penerima
gelombang (receiver), interval antar receiver 15 meter, frekuensi awal 50 Hz, line 1000
meter, sampling rate 0.01 s, dan kedalaman 300 meter diketahui bahwa terdapat lima jenis
lapis batuan dengan indikasi yaitu terdapat enam perbedaan kecepatan gelombang (Vp1 =
1000m/s, Vp2 = 600 m/s, Vp3 = 400 m/s, Vp4 = 200 m/s, Vp5 = 100 m/s)
Dengan asumsi bahwa Vp1 adalah batuan intrusive gabro, sedangka yang lain adalah sedimen ( yaitu
Vp2 Limestone, Vp3 Shale, Vp4 Sandclay, Vp5 Sand ).

Model yang ter representasikan oleh perambatan gelombang seismik refleksi adalah
lapisan 1,2,3. Lapisan 4 dan 5 tidak terepresentasikan karena selisih akustik impedan pada
kedua lapisan tersebut kecil sehingga kontras tidak terlihat. Denga visualisasi sebagai
berikut :

Dengan hasil pengolahan sebagai berikut :


4.2.1. Model Geologi

4.2.2. Run-Acoustic Modelling


Dengan frekuensi 10 Hz
Dengan frekuensi 90 Hz

4.3 Pembahasan
Telah dilakukan percoban perambatan gelombang dengan menggunakan aplikasi
tesseral. Prektikum ini memiliki tujuan untuk Mengetahui penggunaan aplikasi software
tesseral dan untuk Memahami rambat gelombang serta prinsipnya dalam interpretasi
lapisan bumi. Pada praktikum, digunakan source yang ditembakkan dari atas permukaan
dan receiver berada berjejer di atas permukaan. Frekuensi yang digunakan adalah 10 Hz
dan 90 Hz. Pada pemodelan geologi dilakukan variasi jenis batuan yang tentunya akan
memiliki variasi Vp,Vs, dan densitas bataun tersebut. Setelah di run acoustic modeling
dapat dilihat bahwa pada source memancarakan sinyal/gelombang yang berbentuk V
terbalik dan hasil pantulan/refleksi dari batuan akan terekam oleh receiver/geophone dan
juga pembiasan/refraksi dapat dilihat ketika gelombang melewati suatu lapisan dan menuju
lapisan selanjutnya yang dapat dikatakan mengalami perambatan ke medium yang lain akan
mengalami pembelokan/refraksi.
Kecepatan gelombang akan semakin besar seiring bertambahnya kedalaman, hal itu
dapat dilihat dari warna gelombangnya dan kerapatan dari gelombangnya. Juga dapat
dilihat bahwa energi gelombang mekanik yang diberikan akan semakin kecil dan lama
kelamaan akan hilang. Untuk gelombang yang dipantulkan, maka gelombangnya akan
kembali ke arah permukaan, hal ini merupakan pembuktian dari hukum snellius yang
mengatakan bahwa jika gelombang datang dari medium yang kurang rapat menuju medium
yang lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya gelombang yang datang
dari medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat dibiaskan menjauhi garis
normal . ketika gelombang hasil refleksi mencapai permukaan gelombang baru muncul
kembali dari permukaan dan kembali menuju bawah permukaan. Hal ini didasari oleh
Prinsip Huygens yang menyatakan bahwa setiap titik-titik pengganggu yang berada di
depan muka gelombang utama akan menjadi sumber bagi terbentuknya deretan gelombang
yang baru. Besarnya nilai dari semua gelombang baru sama dengan besarnya nilai dari
gelombang awal nya .
Pada hasil dapat kita lihat bahwa semakin rapat(semakin besar Densitas) sebuah lapisan
maka lapisan tersebut akan dirambati oleh gelombang lebih cepat. Pada hasil juga kita dapat
melihat bentuk V terbalik, itu merupakan perambatan gelombang langsung yang diterima
oleh geophone/reseptor dan itu adalah data yang biasa didapat karena gelombang
awal/source akan merambat membentuk setengah lingkaran sehingga diterima oleh
reseptor lebih cepat. Data tersebut merupakan data yang tidak terlalu berpengaruh dan dapat
dikatakan bahwa itu merupakan noise. Dengan semakin besarnya nilai dari frekuensi, yang
di mana nilai frekuensi akan berbanding terbalik dengan panjang gelombang, maka lapisan
yang dilalui dapat digambarkan dengan baik. Panjang gelombang seismik yang digunakan
jauh lebih kecil dibandingkan dengan ketebalan lapisan batuan.

BAB V
KESIMPULAN
Ketika semakin tinggi nila densitasnya maka kecepatan perambatan medium akan
semakin besar.
Gelombang yang dipantulkan memiliki sudut yang sama dengan sudut gelombang
datang
Gelombang yang terpantul dari lapisan bawah permukaan dapat kembali ke
permukaan sehingga menjadi gelombang baru.
Semakin besar frekuensi maka semakin besar kemungkinan data perlapisan itu akan
terlihat lebih jelas.

Anda mungkin juga menyukai