Anda di halaman 1dari 14

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKALAH
BIOLOGI SEL DAN MOLEKUL
ENDOSITOSIS DAN EKSOSITOSIS

OLEH :

NAMA : ILHAM SUMARSONO


STAMBUK : N11115315
KELAS : B

MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah biologi sel dan molekul ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah biologi sel dan molekul.

Makalah ini berisi mengenai penjelasan yang disertai gambar


tentang endositosis dan eksositosis yang diambil dari berbagai literatur,
baik dari internet maupun buku.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk


itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.

Besar harapan saya, agar makalah ini dapat diterima dan


bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya
kepada kita.

Makassar, 15 September 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Endositosis
2.2 Eksositosis
2.3 Perbedaan Eksositosis dan Endositosis
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transport molekul-molekul melalui membran baik secara pasif
maupun dengan bantuan protein yang ada di membran sel tidak
mampu melewatkan molekul-molekul besar seperti protein,
polinukleotid atau polisakarida. Tetapi pada kenyataannya sebagian
besar sel dapat memasukkan dan mengeluarkan molekul-molekul
besar tersebut.
Pelepasan bahan-bahan ke luar sel seperti pada sel-sel
kelenjar disebut eksositosis, dimulai dengan menyatunya membran
yang mengelilingi vesikel sekreton dengan membran sel yang disusul
dengan terbukanya membran. Sebaliknya, memasukkan bahan-bahan
ke dalam sel yang dinamakan endositosis. Dimulai dengan
melekuknya membran sel ke arah sitoplasma sehingga bahan-bahan
yang hendak ditelan semakin dilingkupi dan akhirnya terbentuk
gelembung yang dibatasi oleh membran yang akan dilepaskan dari
membran sel.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan endositosis ?
b. Apakah yang dimaksud dengan eksositosis ?
c. Bagaimanakah pembagian jenis pada endositosis ?
d. Bagaimanakah perbedaan antara eksositosis dan endositosis ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Eksositosis dan
Endositosis ini adalah untuk memberikan penjelasan lebih lanjut
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan endositosis dan eksositosis,
pembagian jenis endositosis dan perbedaan antara eksositois dan
endositosis.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Endositosis
Endositosis merupakan mekanisme pemindahan benda dari
luar ke dalam sel. Endositosis merupakan proses pemasukan suatu
bahan dari luar sel ke dalam sel dengan cara melingkupi bahan
tersebut dengan ,membran plasma. Istilah endositosis berasal dari
bahasa Yunani, endo artinya ke dalam dan cytos artinya sel. Membran
sel membentuk pelipatan ke dalam (invaginasi) dan memakan benda
yang akan dipindahkan ke dalam sel. Terdapat tiga jenis endositosis
yaitu fagositosis, pinositosis, dan endositosis yang diperantarai
reseptor (receptor-mediated endocytosis).

a. Pinositosis (pinein = minum)

Pinositosis merupakan peristiwa masuknya cairan beserta zat


yang terlarut dengan membentuk lekukan-lekukan membran sel. Pada
proses ini cairan akan dimasukkan dalam sel termasuk zat-zat yang
larut didalamnya. Pinositosis yang dilakukan oleh ameba pada larutan
yang mengandung protein telah diamati oelh Mast dan Doyle pada
tahun 1934 dan pengamatan pada sel lain dilakukan oleh Lewis pada
sel yang dikultur.

Pada pengamatan pinositosis yang terjadi dalam tubuh ameba


ternyata bahwa proses ini dapat terjadi bila dalam larutan terdapat
bahan-bahan yang dibutuhkan terutama protein, asam-asam amino,
dan ion-ion. Dalam percobaan diamati bahwa bila ameba ditaruh
dalam air tidak akan terjadi pinositosis demikian pula apabila ke dalam
air dimasukkan karbohidrat. Ternyata pinositosis akan segera mulai
berjalan bila ke dalam air dimasukkan asam amino, protein, atau ion-
ion tertentu.
Gambar 2.1.1 Pinositosis.

Mula-mula, membran plasma akan membentuk lekukan


pada suatu kawasan di lapisan membran. Lekukan ini menjadi
semakin mendalam, dan akhirnya lekukan tersebut akan
membentuk vesikel yang melingkupi cairan. Melalui vesikel inilah
cairan ekstraseluler dibawa masuk ke dalam sel.

b. Fagositosis (phagein = makan)

Fagositosis merupakan peristiwa yang sama seperti pada


pinositosis tetapi terjadi pada benda padat yang ukurannya lebih
besar.

Gambar 2.1.2 Fagositosis.


Proses ini banyak dijumpai pada sel protozoa sebagai salah
satu usaha untuk mendapatkan makanan sedangkan pada sel-sel
metazoa lebih ditujukan untuk pertahan diri terhadap benda asing
seperti misalnya fagositosis terhadap bakteri, debu, dan benda-benda
lain yang dianggap berbahaya bagi sel.

Sebagai contoh peristiwa fagositosis adalah proses memakan


bakteri atau benda mikroskopis lainnya oleh Amoeba, kemudian
proses memakan kuman oleh sel-sel darah putih.

Kemampuan untuk melakukan fagositosis pada tubuh manusia


sangat berkembang dalam sel lekosit bergranula dan sel-sel yang
termasuk dalam sel makrofag atau sistem retikulo-endotel
(macrophagic or reticulo endothelial system). Sel-sel yang termasuk
dalam golongan ini diantaranya ialah histiosit yang terdapat dalam
jaringan ikat, sel-sel retikuler dalam sistem hemopeotik, sel-sel endotel
dalam kapiler/sinusoid dalam jaringan hati, kelenjar adrenal, hipofise,
dan lain-lain.

Gambar 2.1.3 Fagositosis pada Amoeba.


Pada fagositosis, Amoeba menelan suatu partikel dengan
pseudopod yang membalut di sekeliling partikel tersebut dan
membungkusnya di dalam kantong yang berlapis membran yang
cukup besar untuk bisa digolongkan sebagai vakuola. Partikel ini
dicerna setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang
mengandung enzim hidrolitik.

c. Endositosis yang diperantarai reseptor (receptor-mediated


endocytosis)

Endositosis yang diperantarai reseptor merupakan proses


endositosis yang menggunakan reseptor khusus untuk partikel
tertentu.

Gambar 2.1.4 Endositosis yang diperantarai reseptor.

Endositosis yang diperantarai reseptor sangat spesifik. Yang


tertanam dalam membran adalah protein dengan tempat reseptor
spesifik yang dipaparkan ke fluida ekstraseluler. Ekstraseluler yang
terikat pada reseptor disebut ligan, suatu istilah umum untuk setiap
molekul yang terikat khususnya pada tempat reseptor molekul lain.
Protein reseptor biasanya mengelompok dalam daerah membran
yang disebut membran terlapisi, yang sisi sitoplasmiknya dilapisi
oleh lapisan protein samar. Protein pelapis ini mungkin membantu
memperdalam lubang dan membentuk vesikula.

Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel


dapat memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah,
sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi
dalam fluida ekstraseluler. Misalnya, sel manusia menggunakan
proses ini untuk menyerap kolesterol dan digunakan dalam sintesis
membran dan sebagai prekursor untuk sintesis steroid
lainnya. Vesikula tidak saja mentranspor substansi antara sel dan
sekelilingnya, vesikula ini juga memberikan suatu mekanisme untuk
membentuk kembali membran plasma.

Terdapat mekanisme endositosis yang melibatkan reseptor


yang ada pada membran sel. Mekanisme endositosis begini sangat
bermanfaat untuk pengambilan kolesterol dan darah oleh sel. Untuk
memberikan sifat kelenturan membran sel dalam dwi-lapis lipid
dibutuhkan molekul-molekul kolesterol. Apabila pengambilan
kolesterol dan darah meningkat kadarnya dan dapat berperan dalam
pembentukan plak pada permukaan dinding pembuluh darah sebagai
awal terjadinya arteriosklerosis.

Sebagian besar dari kolesterol diangkat dalam darah sebagai


ikatan dengan protein yang disebut LDL (low density lipoprotein).
Partikel-partikel berbentuk bola-bola kecil ini (20 nm) permukaannya
dilapisi oleh dwi-lapis lipid dengan protein. Di dalam bola LDL ini
terdapat kolesterol dan rantai asam lemak.

Apabila sel hewan membutuhkan kolesterol untuk


pembentukan membrannya, maka sel tersebut mensintesis protein
untuk reseptor pada permukaan sel. Reseptor inilah yang akan
mengikat protein pada permukaan LDL yang kemudian dilanjutkan
dengan endositosis, Endosom yang berisi LDL tersebut akan bersatu
dengan lisosom sehingga ester kolesterol dihidrolisis menjadi
kolesterol bebas. Kolesterol bebas terdapat dalam sitoplasma
sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan membran sel. Apabila
dalam sitoplasma terdapat terlalu banyak kolesterol makan terjadi
umpan balik dalam bentuk hambatan sintesis membran dan reseptor
LDL pada membran.

Pada orang-orang tertentu terjadi gangguan pembentukan


reseptor karena menderita gangguan genetik. Akibatnya sel-sel
penderita gangguan ini tidak mampu mengambil LDL dari darah yang
selanjutnya dapat berkambang menjadi arterisklerosis umur muda.

2.2 Eksositosis

Gambar 2.2.1 Eksositosis.

Proses Amoeba mengeluarkan sisa-sisa makanan melalui


vakuolanya adalah satu contoh eksositosis. Istilah eksositosis berasal
dari bahasa Yunani, exo artinya keluar dan cytosartinya sel. Vakuola
atau selubung membran melingkupi sisa zat makanan yang sudah
dicerna. Kemudian, bergabung kembali dengan membran sel dan sisa
zat makanan untuk di buang keluar sel. Jadi, eksositosis adalah
proses mengeluarkan benda dari dalam sel ke luar sel. Membran yang
menyelubungi sel tersebut akan bersatu atau berfusi dengan
membran sel. Cara ini adalah salah satu mekanisme yang digunakan
sel-sel kelenjar untuk mensekresikan hasil metabolisme. Misalnya,
sel-sel kelenjar di pankreas yang mengeluarkan enzim ke saluran
pankreas yang bermuara di usus halus. Sel-sel tersebut
mengeluarkan enzim dari dalam sel menggunakan mekanisme
eksositosis

2.3 Perbedaan Eksositiosis dan Endositosis


Tabel berikut akan membandingkan dan eksositosis dan
endositosis secara jelas untuk membantu menjelaskan proses yang
lebih baik.

Eksositosis Endositosis

Hasil eksositosis adalah Endositosis membantu


mengusir molekul di luar sel. membawa molekul masuk sel.

Eksositosis Endositosis
menyebabkan kerusakan menyebabkan penciptaan
vesikel. vesikel.

Ada pelepasan enzim, Proses endositosis


hormon, protein dan glukosa menerima nutrisi.
untuk digunakan di bagian
tubuh lainnya.

Mereka mungkin Sel menelan patogen


memiliki neurotransmitter dalam tubuh dan
dalam kasus sel-sel neuron. menghancurkan mereka.

Sel-sel berkomunikasi Endositosis digunakan


dengan sistem kekebalan
tubuh atau mekanisme untuk migrasi sel dan adhesi.
pertahanan dari sel atau badan
dalam kasus infeksi.

Eksositosis membantu Proses ini berfungsi


dalam mengeluarkan sampah sebagai reseptor sinyal.
dari tubuh.

Ini adalah beberapa poin yang membantu untuk


membandingkan dengan jelas eksositosis dan endositosis. Kedua
mekanisme ini sangat penting bagi keberadaan sel.
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Endositosis merupakan proses pemasukan suatu bahan dari
luar sel ke dalam sel dengan cara melingkupi bahan tersebut dengan
,membran plasma. Terdapat tiga jenis endositosis yaitu fagositosis
untuk benda padat, pinositosis untuk bernda cair, dan endositosis
yang diperantarai reseptor (receptor-mediated endocytosis) yaitu yang
menggunakan reseptor khusus.
Eksositosis adalah proses di mana sel mengusir molekul dan
benda-benda lainnya yang terlalu besar untuk melewati struktur
membran sel.
Terdapat beberapa perbedaan antara eksositosis dan
endositosis, diantaranya yaitu pada eksositosis mengusir molekul di
luar sel, sedangkan endositosis membawa molekul masuk sel. Pada
eksositosis menyebabkan kerusakan vesikel, sedangkan endositosis
menyebabkan penciptaan vesikel dan perbedaan lainnya.

3.2 Saran
Penyusun menyarankan agar pembaca membaca lebih banyak
literatur lainnya yang membahas tentang endositosis dan eksositosis,
agar dapat membandingkan isi makalah dan memperluas wawasan
pembaca mengenai endositosis dan eksositosis.
DAFTAR PUSTAKA

Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung : Angkasa.

Juwono., Achmad Z. J. 2002. Biologi Sel. Jakarta: EGC.

http://diniasri25.blogspot.co.id/2013/06/transpor-aktif.html (diakses pada


15 September 2015)

http://www.sridianti.com/perbedaan-antara-eksositosis-dan-
endositosis.html (diakses pada 14 September 2015)

Anda mungkin juga menyukai