Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KESETIMBANGAN KIMIA

I. JUDUL

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan

II. TUJUAN :

a. Percobaan I

- Mengamati pergeseran kesetimbangan pada senyawa Fe3SCN denganpenambahan salah satu komponennya
- Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan asas Le Chatelier
-
b. Percobaan II

- Untuk membuktikan adanya reaksi dapat balik.

c. Percobaan III

- Mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap sistem kesetimbangan.

III. DASAR TEORI:


a. Asas La Chatelier
Asas La Chatelier menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan
mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.
Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya
aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan.

b. Pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan


Apabila dalam sistem kesetimbangan konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat dikurangi,
maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut.

c. Pengaruh volume dan tekanan terhadap pergeseran kesetimbangan.

Pengaruh volume dan tekanan hanya berpengaruh pada zat yang berwujud gas. Dan jumlah koefisien
pereaksi tidak sama dengan jumlah koefisien hasil reaksi.
Jika tekanan diperbesar/ volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien
reaksi yang kecil.
Jika tekanan di perkecil/ volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien
reaksi yang besar.

d. Pengaruh suhu terhadap pergeseran kesetimbangan.


Menurut Vant Haff, Bila pada sistem kesetimbangan suhu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan
bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm).
Bila suatu reaksi kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang
membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).

IV. ALAT DAN BAHAN

1. Percobaan I

1. ALAT:
- Gelas ukur 25 ml
- Gelas kimia 100 ml
- Pengaduk
- Tabung reaksi
- Pipa tetes

2. BAHAN:
- KSCN I M
- FeCl3 1 M
- FeCl3 pekat
- KSCN pekat
- Kristal dinatrium hydrogen fosfat (Na2HPO4)

1. Percobaan II

Alat
1. Tabung reaksi + rak
2. Spatula
3. Pipa tetes
4. Silinder ukur
5. Neraca
Bahan
1. Aquadest
2. PbSO4 padat
3. Larutan KI 1 M
4. Larutan K2SO4 1 M

2. Percobaan III
Alat
1. Cawan Penguap
2. Bunsen, kaki tiga, kawat kasa
3. Gabus
4. Neraca
Bahan
1. Padatan CuSO45H2O
2. Air
II. PROSEDUR KERJA

1. Percobaan I

a. Masukkan 25 ml air ke dalam gelas kimia. Tambahkan 2 tetes larutan KSCN 1 M dan 2 tetes larutan FeCl3 1
M. Aduk larutan, kemudian bagi larutan sama banyak ke dalam 5 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama
digunakan sebagai pembanding.
b. Tambahkan kedalam 4 tabung reaksi, masing-masing :
- 1 tetes larutan pekat KSCN pada tabung reaksi 2
- 1 tetes larutan pekat FeCl3 pada tabung reaksi 3
-
Sedikit Kristal Na2HPO4 pada tabung reaksi 4 (fungsi HPO42+ untuk mengikat Fe3+ )
-
5 ml air pada tabung reaksi 5
c. Guncangkan tabung reaksi-tabung reaksi tersebut dan bandingkan warna larutan dari tiap-tiap tabung reaksi
dengan tabung reaksi 1 (lihat dari atas tabung reaksi ke bawah)

2. Percobaan II

a. Masukkan 1 spatula PbSO4 ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 5 mL larutan KI 1 M. Aduk
campuran dan catat hasil pengamatan anda
b. Dekantasi (mengendapkan larutan kemudian membuangnya), kemudian cuci endapan dengan aquades dan
endapkan kemudian buang larutannya sebanyak 10 kali
c. Kemudian tambahkan larutan K2SO4 1 M sebanyak 5 mL,kemudian aduk dan hasil pengamatan
d. Dekantasi lagi larutannya,dan cuci dengan aquades kemudian tambahkan dengan larutan Kl 1 M

3. Percobaan III

a. Panaskan 10 gr CuSO45H2O dalam cawan penguap. Amati perubahan warna yang terjadi.
b. Biarkan padatan mendingin, setelah dingin, tetesi dengan air. Amati perubahan yang terjadi.
c. Tuliskan pengamatan anda dalam bentuk table.

III. Data Pengamatan

1. Percobaan I

Penambahan Perubahan Arah Pergeseran


Tabel Penambahan Senyawa
Ion Warna Kesetimbangan
1 FeCl3 + KSCN Fe3SCN + KCl - Warnanya tetap Tidak terjadi
yakni berwarna pergeseran
-
(FeCl3 berwarna coklat pekat. KSCN coklat muda seperti kesetimbangan
berwarna jernih. Fe3SCN berwarna teh
coklat kemerahan. KCl berwarna jernih.)
2 KSCN SCN- Warnanya berubah Bergeser ke arah
(jernih) lebih tua, yakni produk
menjadi coklat
pekat kemerahan
3 FeCl3 Fe3+ Warnanya berubah Bergeser ke arah
(berwarna coklat pekat) menjadi lebih tua, produk
yakni menjadi
coklat pekat
kemerahan
4 Na2HPO4 HPO42+ Warnanya berubah Bergeser ke arah
(berwarna putih) menjadi lebih reaktan
jernih, yakni
menjadi warna
coklat muda seperti
teh namun lebih
jernih.
5 H2O Warnanya berubah
(berwarna jernih) menjadi lebih
jernih, yakni
menjadi warna
coklat muda seperti
teh namun lebih
jernih.

2. Percobaan II
a. Warna PbSO4 mula-mula = Putih
b. PbSO4 + larutan KI = kuning
c. Warna endapan + K2SO4 = Putih

3. Percobaan III

No Aktivitas Pengamatan
1 Sebelum dipanaskan krisral berbentuk bongkahan dan berwarna biru tua
2 Sesudah dipanaskan Kristal berbentuk serbuk dan berwarna biru telur asin
3 Ditambah air Kristal berbentuk padat dan berwarna biru telur
asin agak tua.

IV. ANALISI DATA

1. Percobaan I
Dari percobaan diatas, reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
FeCl3 + KSCN Fe3SCN + KCl
Adanya pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan kimia dari reaksi tersebut dapat diamati dengan
perubahan warna larutan Fe3SCN. Jika salah satu zat pereaksi ditambah, maka warna coklat kemerahan pada
Fe3SCN semakin pekat. Sebaliknya ketika larutan kita tambahkan kristal Na2HPO4 yang dapat mengikat ion
Fe3+, akan mengakibatkan konsentrasi ion fe3+ berkurang. Sehingga menyebabkan warna coklat kemerahan
dari larutan Fe3SCN akan memudar.

Ketika larutan pada pada tabung reaksi 1 tidak ditambah apa-apa. Maka reaksi tersebut tidak mengalami
pergeseran kesetimbangan apapun. Hal ini diindikasikan dengan tidak terjadinya perubahan warna apapun.
Tabung reaksi 1 tidak ditambah zat apapun supaya bisa dijadikan pembanding warna dengan tabung reaksi
lain.
Larutan pada tabung reaksi 2 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 1 tetes larutan pekat
KSCN yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat tua agak kemerahan. Hal ini
karena penambahan konsentrasi KSCN akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah produk/ Fe 3SCN
+ KCl terbentuk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 2 telah mengalami pergeseran
kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna larutan. Serta pergeseran kesetimbangan pada
tabung reaksi 2 mengarah ke arah produk/ hasil reaksi.
Larutan pada tabung reaksi 3 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 1 tetes larutan pekat
FeCl3 yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat tua agak kemerahan. Hal ini
karena penambahan konsentrasi FeCl3akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah produk/ Fe3SCN +
KCl terbentuk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 3 telah mengalami pergeseran
kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi
3 mengarah ke arah produk/ hasil reaksi.
Larutan pada tabung reaksi 4 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan sedikit kristal
Na2HPO4 yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat muda seperti teh namun
lebih jernih. Hal ini karena penambahan konsentrasi Na2HPO4 akan mengikat Fe3+ dan otomatis akan
mengurangi jumlah konsentrasi Fe3SCN dalam larutan. Hal iniakan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke
arah reaktan/ Fe3SCN + KCl terurai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 4 telah
mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran
kesetimbangan pada tabung reaksi 4 mengarah ke arah reaktan/ pereaksi.
Larutan pada tabung reaksi 5 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 5 ml H2O yakni warna
yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat muda seperti teh namun lebih jernih.
Penambahan H2O dalam reaksi tersebut, akan menyebabkan larutnya ion-ion pereaksi oleh H2O. Hal ini akan
menyebabkan berkurangnya jumlah senyawa FeCl3 dan KSCNyang akan bereaksi. Hal ini akan meyebabkan
bergesernya kesetimbangan ke arah reaktan dengan diindikasikan oleh suatu perubahan warna yang menjadi
lebih jernih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 5 telah mengalami pergeseran
kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi
4 mengarah ke arah reaktan/ pereaksi.

2. Percobaan II

Reaksi pada percobaan di atas memiliki persamaan reaksi sebagai berikut:


PbSO4 + 2KI PbI + K2SO4
Ketika PbSO4 ditambahkan dengan KI, maka akan menghasilkan endapan yang berwarna kuning.
Setelah endapan dicuci dengan Aquades sebanyak 10 kali, endapan tersebut akan ditambahkan K2SO4 dan
warnanya berubah menjadi putih kembali. Endapan berwarna kuning tersebut merupakan PbI dan endapan
yang berwarna putih tersebut merupakan PbSO4. Ketika larutan KI kita tambah, maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah produk/ hasil reaksi. Dan ketika larutan K2SO4kita tambah, maka kesetimbangan akan
bergeser kea rah reaktan.

3. Percobaan III

Reaksi pada percobaan di atas memiliki persamaan reaksi sebagai berikut:


CuSO45H2O(s) CuSO4 (s) + 5 H2O(g).
Ketika suhu dinaikkan, maka CuSO45H2O akan berubah menjadi CuSO4 dalam bentuk
serbuk dan H2O dalam bentuk gas. Hal ini menunjukkan reaksi penguraian CuSO45H2O merupakan reaksi
endoterm. Karena jika suhu ditingkatkan maka pergeseran kesetimbangan akan mengarah ke reaksi endoterm.
Setelah terbentuk CuSO4, dan diberi air. Maka warnanya akan berubah menjadi biru telur asin agak tua dan
wujudnya berubah menjadi padat. Hal ini membuktikan bahwa penambahan konsentrasi H2O akan
menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaktan.

V. PERTANYAAN

1. Percobaan I

a. Apa pengaruh penambahan larutan KSCN, FeCl3, Na2HPO4,dan aquades terhadap larutan pada percobaan di
atas?

Jawab:

Larutan pada tabung reaksi 1 tidak mengalami perubahan warna karena tidak ditambahkan ion atau
zat apapun. Sehingga pada tabung reaksi 1 tidak mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan
tidak adanya perubahan warna.
Larutan pada tabung reaksi 2 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 1 tetes larutan pekat
KSCN yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat tua agak kemerahan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 2 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang
ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 2 mengarah ke arah
produk/ hasil reaksi.
Larutan pada tabung reaksi 3 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 1 tetes larutan pekat
FeCl3 yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat tua agak kemerahan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 3 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang
ditandai dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 3 mengarah ke arah
produk/ hasil reaksi.
Larutan pada tabung reaksi 4 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan sedikit kristal
Na2HPO4 yakni warna yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat muda seperti teh namun
lebih jernih. Hal ini karena penambahan konsentrasi Na2HPO4 akan mengikat Fe3+ dan otomatis akan
mengurangi jumlah konsentrasi Fe3SCN dalam larutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tabung
reaksi 4 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai dengan adanya perubahan warna.
Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 4 mengarah ke arah reaktan/ pereaksi.
Larutan pada tabung reaksi 5 mengalami perubahan warna setelah ditambahkan 5 ml H2O yakni warna
yang semula coklat muda seperti teh, berubah menjadi coklat muda seperti teh namun lebih jernih. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada tabung reaksi 5 telah mengalami pergeseran kesetimbangan yang ditandai
dengan adanya perubahan warna. Pergeseran kesetimbangan pada tabung reaksi 4 mengarah ke arah reaktan/
pereaksi.

b. Apakah bedanya pengaruh pengenceran pada campuran ion SCN- dan Fe3+ dibandingkan dengan pengenceran
air teh? Jelaskan!

Jawab :

Jika dilihat dari persamaannya, pengenceran campuran ion SCN- dan Fe3+ dengan pengenceran air teh,
warnanya akan sama-sam berubah menjadi lebih jernih. Namun hal itu akan sangat berbeda jika kita lihat dari
reaksinya.
FeCl3 + KSCN Fe3SCN + KCl
Penambahan H2O dalam reaksi tersebut, akan menyebabkan larutnya ion-ion pereaksi oleh H2O. Hal ini akan
menyebabkan berkurangnya jumlah senyawa FeCl3 dan KSCN yang akan bereaksi. Hal ini akan meyebabkan
bergesernya kesetimbangan ke arah reaktan dengan diindikasikan oleh suatu perubahan warna yang menjadi
lebih jernih.
Sedangkan dalam kasus pengenceran air teh, tidak ada reaksi apapun yang menyebabkan perubahan warna.
Namun hanya saja, kepekatan warna teh saja yang berkurang setelah ditambahkan dengan H2O. Sehingga air
teh berubah menjadi lebih jernih.

2. Percobaan II

a. Tuliskan kedua reaksi yang terjadi dari percobaan di atas?

Jawab :

PbSO4 + 2KI PbI + K2SO4

PbSO4 : berwarna putih


KI : berwarna jernih
PbI : berwarna kuning
K2SO4 : berwarna jernih

b. Bagaimana hubungan antara kedua reaksi tersebut?

Jawab :

Ketika PbSO4 ditambahkan dengan KI, maka akan menghasilkan endapan yang berwarna kuning. Setelah
endapan dicuci dengan Aquades sebanyak 10 kali, endapan tersebut akan ditambahkan K2SO4 dan warnanya
berubah menjadi putih kembali. Endapan berwarna kuning tersebut merupakan PbI dan endapan yang
berwarna putih tersebut merupakan PbSO4. Perubahan warna tersebut mengindikasikan bahwa
teori tentang konsentrasi larutan dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia itu benar. Ketika larutan KI kita
tambah, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah produk/ hasil reaksi. Dan ketika larutan K 2SO4 kita
tambah, maka kesetimbangan akan bergeser kea rah reaktan. Hal ini mengindikasikan bahwa konsentrasi
larutan dapat mempengaruhi kesetimbangan kimia.

3. Percobaan III
a. Bagaimanakah warna tembaga (II) sulfat sebelum dipanaskan dan setelah di tambah air?

Jawab :

Warna tembaga (II) sulfat sebelum dipanaskan adalah biru tua, sedangkan setelah ditambah air adalah
berwarna biru tua telur asin.

b. Termasuk ke dalam reaksi jenis apa pemanasan CuSO45H2O?

Jawab :

Reaksi pemanasan CuSO45H2O merupakan reaksi penguraian CuSO45H2O yang menghasilkan


CuSO4 dalam bentuk serbuk dan H2O dalam bentuk gas. Sedangkan reaksi penguraian CuSO45H2O
merupakan reaksi endoterm, hal ini terbukti dari analisi data kami diatas.

c. Apakah yang dapat anda simpulkan dari percobaaan ini?

Jawab :

Suhu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pergeseran kesetimbangan hal ini
terbukti dalam percobaan III yang telah kami lakukan. Sebelum itu, lebih enaknya kita mengetahui reaksi
pemanasan CuSO45H2O.

CuSO45H2O(s) CuSO4 (s) + 5 H2O(g).

Ketika CuSO45H2O dipanaskan, maka bulir-bulir air yang terkandung didalamnya akan menguap dan
menghasilkan zat baru yaitu CuSO4 dalam bentuk butiran. Hal ini mengindikasikan bahwa CuSO45H2O
merupakan reaksi endoterm. Setelah CuSO4 ditambah air (dengan kata lain konsentrasi H2O ditambah) maka
kesetimbangan akan bergeaser kearah reaktan, terbukti dengan perubahan warna yang menjadi lebih tua
(walaupun warnya tidak seperti semula) dan teksturnya menjadi keras.

VI. KESIMPULAN

a. Percobaan I

1. Penambahan konsentrasi salah satu zat (berwujud aq atau gas) akan menyebabkan sistem kesetimbangan
bergeser ke arah yang berlawanan dari zat yang ditambah. Dengan kata lain, jika konsentrasi reaktan ditambah
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah hasil reaksi. Sedangkan jika konsentrasi hasil reaksi ditambah
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaktan. Hal ini terbukti ketika kita menambahkan konsentrasi
KSCN dan konsentrasi FeCl3 ke dalam larutan, akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah produk/
hasil reaksi. Sedangkan ketika kita menambahkan konsentrasi Na2HPO4 dan konsentrasi H2O ke dalam
larutan, akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke arah reaktan.
2. Pengurangan konsentrasi salah satu zat (berwujud aq atau gas) akan menyebabkan sistem kesetimbangan
bergeser ke arah zat itu sendiri. Dengan kata lain, jika konsentrasi reaktan dikurangi maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaktan. Sedangkan jika konsentrasi hasil reaksi dikurangi maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah hasil reaksi.
3. Asas La Chatelier yang menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan
mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya. adalah asas yang
terbukti benar karena jika kita mengadakan aksi (dalam hal ini konsentrasi larutan ditambah) maka sistem
akan mengalami reaksi yakni terdapat perubahan warna dan pergeseran sistem kesetimbangan.

b. Percobaan II

Reaksi dapat balik atau reaksi setimbang memang benar-benar ada. Buktinya adalah ketika
PbSO4 ditambahkan KI akan menghasilkan endapan PbI yang warnanya kuning. Sedangkan endapan PbI
setelah ditambahkan K2SO4, akan menghasilkan endapan PbSO4 yang berwarna putih. Hal ini disebabkan oleh
penambahan konsentrasi salah satu zat akan menyebabkan bergesernya kesetimbangan ke arah zat yang
ditambah. Sehingga reaksi tersebut merupakan reaksi dapat balik dan persamaan reaksi dapat balik tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut:

PbSO4 + 2KI PbI + K2SO4

c. Percobaan III:

1. Peningkatan temperatur atau suhu akan menyebabkan sistem bergeser ke arah reaksi endoterm
2. Penurunan temperatur atau suhu akan mengakibatkan sistem bergeser ke arah reaksi eksoterm.
Hal ini terbukti dengan fakta bahwa ketika kita memanaskan CuSO45H2O akan
menghasilkan CuSO4 dalam bentuk serbuk dan H2O(g). Disisi lain penguraian CuSO45H2Omenjadi zat-zat
yang telah disebutkan tadi merupakan reaksi endoterm.

Anda mungkin juga menyukai