Anda di halaman 1dari 13

KIMIA

Laporan Praktikum Bab Kesetimbangan Kimia

ARIF RACHMAN HAKIM (04)


IRZA SANIKA AULIA (11)
JASLIN BONITA AUREYGA (13)
MAS DEN RUM (18)
XI MIPA 7
Bab 4 KESETIMBANGAN KIMIA
KEGIATAN 4.1
Halaman 134 - 135

❖ JUDUL : Reaksi Bolak - Balik

❖ PELAKU PRAKTIKUM :
Yang melakukan praktikum kimia Bab 4 mengenai Reaksi Bolak-Balik pada
Kegiatan 4.1 adalah siswa-siswi kelas XI MIPA 7. Pada laporan ini, praktikum
mengenai dilaksanakan oleh:
Arif Rachman Hakim (04)
Irza Sanika Aulia (11)
Jaslin Bonita Aureyga (13)
Mas Den Rum (18)

❖ TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM :


Praktikum ini telah dilaksanakan pada
o Hari / tanggal : Rabu, 18 November 2015
o Waktu : Jam ke 7 dan 8
o Tempat : Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Gresik

❖ TUJUAN :
Untuk mengamati suatu reaksi kimia yang berlangsung bolak - balik

Pada kegiatan ini akan ditunjukkan adanya reaksi bolak-balik yang terjadi
antara timbal (II) sulfat dengan larutn iodida. Reaksi yang terjadi adalah :
PbSO4 (s) + 2NaI (aq) → PbI2 (s) + Na2SO4 (aq)
(Padatan putih) (Larutan tak berwarna) (Padatan kuning) (Larutan tak berwarna)
Reaksi sebaliknya terjadi antara timbal (II) iodida dengan larutan sulfat.
Reaksi yang terjadi adalah :
PbI2 (s) + Na2SO4 (aq) → PbSO4 (s) + 2NaI (aq)
(Padatan kuning) (Larutan tak berwarna) (Padatan putih) (Larutan tak berwarna)
❖ ALAT DAN BAHAN
ALAT JUMLAH BAHAN JUMLAH
Tabung reaksi sedang 2 buah Larutan NaI 0,1 M 25 mL
Rak tabung reaksi 1 buah PbSO4 padat 2 gram
Gelas kimia 25 mL 1 buah Larutan Na2SO4 1 M 25 mL
Pipet tetes 2 buah
Spatula kaca 1 buah

❖ CARA KERJA DAN PENGAMATAN

NO LANGKAH KERJA GAMBAR

Mengambil sepucuk spatula timbal(II) sulfat padat dan


1.
memasukkannya ke dalam tabung reaksi.

Dengan menggunakan pipet tetes, menambahkan


larutan KI 0,1 M sebanyak 20 tetes ke dalam padatan
2.
timbal(II) sulfat tersebut. Mengamati perubahan yang
terjadi.

Dekantasi (membuang cairannya sampai habis dengan


memiringkan tabung reaksi) larutan dalam tabung
3,
tersebut sampai tertinggal endapannya. Mengamati
endapan yang terbentuk.
Menambahkan ke dalam endapan, larutan Na2SO4 1 M
4, tetes demi tetes sampai warna endapannya berubah.
Mengamati yang terjadi.

Membandingkan warna endapan terakhir dengan


5.
padatan PbSO4 yang ada dalam wadah.

Membuat tabel pengamatan dan mendiskusikan hasil


6.
pengama tan dengan kelompok.

❖ HASIL PENGAMATAN
KETERANGAN
NO REAKTAN PRODUK
SEBELUM SESUDAH
Serbuk PbSO4 berwarna Endapan berwarna
1. PbSO4(s) + 2KI(aq) PbI2(s) + K2SO4(aq) putih dan larutan KI kuning dan larutan
tidak berwarna (bening) tidak berwarna (bening)
Endapan berubah warna
Endapan berwarna menjadi putih lembali
2. PbI2(s) + K2SO4(aq) PbSO4 + 2KI(aq) kuning dan larutan seperti semula dan
tidak berwarna (bening) larutan tidak berwarna
(bening)

❖ PERTANYAAN/BAHAN DISKUSI

1 Apa yang dapat anda jelaskan dari hasil pengamatan pada langkah 2 (a)
dan langkah 2 (b)? Zat apakah yang anda dapatkan pada langkah 2 (b)
dan apa warnanya?
2 Bagaimana pendapat anda dengan langkah 2 (c) dan langkah 2 (d)? Zat
apa yang anda dapatkan dari langkah 2 (d) dan apa warnanya?
3 Tuliskan reaksi yang terjadi pada langkah 2 (b) dan 2 (d).
4 Coba gabungkan kedua reaksi yang Anda tuliskan tersebut.
❖ JAWABAN
a. Apa yang dapat anda jelaskan dari hasil pengamatan pada langkah 2 (a) dan
langkah 2 (b)? Zat apakah yang anda dapatkan pada langkah 2 (b) dan apa
warnanya?
➔ Pada langkah 2 (a) di masukkan sepucuk PbSO4 yang berwarna putih ke dalam
tabung reaksi dan tidak terjadi perubahan apapun, namun setelah diakukan langkah
2 (b) yaitu diberi 20 tetes larutan KI 0,1 M terjadi perubahan warna pada campuran
tersebut yaitu menjadi warna kuning.

b. Bagaimana pendapat anda dengan langkah 2 (c) dan langkah 2 (d)? Zat apa
yang anda dapatkan dari langkah 2 (d) dan apa warnanya?
➔ Pada langkah 2 (c) setelah cairannya dibuang, tersisa endapan yang berwarna
kuning. Lalu pada langkah 2 (d) ditambahkan larutan Na2SO4 1 M tetes demi tetes
dan endapan pun berubah warna menjadi putih kembali seperti semula.

c. Tuliskan reaksi yang terjadi pada langkah 2 (b) dan 2 (d).


➔ Reaksi pada langkah 2 (b) => PbSO4(s) + 2KI(aq) -> PbI2(s) + K2SO4(aq)
➔ Reaksi pada langkah 2 (d) => PbI2(s) + K2SO4(aq) -> PbSO4 + 2KI(aq)

d. Coba gabungkan kedua reaksi yang Anda tuliskan tersebut.


➔ PbSO4(s) + 2KI(aq) ↔ PbI2(s) + K2SO4(aq)

❖ KESIMPULAN
Pada percobaan di atas, terlihat bahwa reaksi yang pertama dan kedua saling
berkebalikan. Itu dapat dilihat dari berubahnya warna serbuk yang pada awalnya
berwarna putih berubah menjadi kuning lalu dapat berubah lagi menjadi putih. Hal
tersebut disebut reaksi dapat balik.
Jika kedua reaksi tersebut berlangsung secara bersamaan (serentak), maka
disebut reaksi bolak – balik.
Bab 4 KESETIMBANGAN KIMIA
KEGIATAN 4.4
Halaman 150 - 151

❖ JUDUL : Pergeseran Kesetimbangan

❖ PELAKU PRAKTIKUM :
Yang melakukan praktikum kimia Bab 4 mengenai Pergeseran
Kesetimbangan pada Kegiatan 4.4 adalah siswa-siswi kelas XI MIPA 7. Pada laporan
ini, praktikum mengenai dilaksanakan oleh:
Arif Rachman Hakim (04)
Irza Sanika Aulia (11)
Jaslin Bonita Aureyga (13)
Mas Den Rum (18)

❖ TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM :


Praktikum ini telah dilaksanakan pada
o Hari / tanggal : Rabu, 18 November 2015
o Waktu : Jam ke 7 dan 8
o Tempat : Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Gresik

❖ TUJUAN :
Untuk mengetahui faktor apa saja yang yang dapat menimbulkan perubahan
pada sistem kesetimbangan (pengaruh perubahan konsentrasi dan volume pada
kesetimbangan)

❖ DASAR TEORI
Asas Le Chatelier menyatakan : Jika dalam suatu sistem kesetimbangan
diberikan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi atau berubah sedemikian rupa
sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya.
Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan
yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran
kesetimbangan.
Bagi reaksi: A + B ↔ C + D

➢ KEMUNGKINAN TERJADINYA PERGESERAN


1 Dari kiri ke kanan, berarti A bereaksi dengan B memhentuk C dan D,
sehingga jumlah mol A dan Bherkurang, sedangkan C dan D
bertambah.
2 Dari kanan ke kiri, berarti C dan D bereaksi membentuk A dan B.
sehingga jumlah mol C dan D berkurang, sedangkan A dan B
bertambah.

➢ FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN


KESETIMBANGAN
a Perubahan konsentrasi salah satu zat
b Perubahan volume atau tekanan
c Perubahan suhu
d Pengaruh katalis pada reaksi setimbang
Katalistor tidak mempengaruhi pergeseran kesetimbangan,
tetapi hanya mempercepat tercapainya keadaan kesetimbangan.

Suatu sistem dikatakan setimbang jika dua proses yang berlawanan terjadi
dengan laju yang sama atau dengan kata lain tidak terjadi perubahan dalam sistem
yang setimbang.
Salah satu indikator saat terjadi kesetimbangan adalah tidak terjadi perubahan
konsentrasi semua komponen yaitu reaktan dan produk.

❖ ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
NAMA ALAT / JUMLAH NAMA BAHAN / JUMLAH
UKURAN UKURAN
Tabung reaksi (sedang) 7 buah Larutan FeCl3 1 M 5 cm3
Rak tabung reaksi 1 buah Larutan KSCN 1 M 5 cm3
Pipet tetes 2 buah Kristal Na2HPO4 3 butir
Gelas kimia 150 cm3 2 buah Akuades 200 cm3
Silinder ukur 100 cm3 1 buah
Pengaduk

❖ CARA KERJA DAN PENGAMATAN

NO LANGKAH KERJA GAMBAR

Mengambil 5 cm3 akuades dan masukkan ke


1
dalam gelas kimia

Meneteskan ke dalam akuades tersebut


masing – masing 3 tetes larutan KSCN 1 M
2.
dan FeCl3 1 M dan mengaduk sampai
warnanya tetap
Membagi larutan tersebut ke dalam 5 tabung
3. reaksi sama banyak. Tabung ke-1 digunakan
sebagai pembanding

Menambahkan berturut – turut :


➢ Pada tabung 2 : Larutan FeCl3 1 M
sebanyak 2 tetes
➢ Pada tabung 3 : Larutan KSCN 1 M
4.
sebanyak 1 tetes
➢ Pada tabung 4 : Larutan Kristal
Na2HPO4 2 butir
➢ Pada tabung 5 : Akuades 5 cm3
Membandingkan warna pada tabung 2, 3, dan
5.
4 dengan tabung 1

Membandingkan pula warna tabung 5 dengan 1 3 2 5


6.
tabung 1 (Dilihat dari atas) 4
❖ HASIL PENGAMATAN
WARNA
NO
PERLAKUAN ARTI PERLAKUAN DIBANDINGKAN KESIMPULAN
TABUNG
DENGAN TABUNG 1
Kesetimbangan akan
bergeser ke kanan, yang
Penambahan ion Fe3+
berakibat pada
dalam sistem berarti Merah yang lebih pekat /
2 Ditambah Fe3+ konsentrasi SCN‒
konsentrasi Fe3+ tua (gelap)
berkurang dan
diperbesar
konsentrasi FeSCN2+
bertambah
Kesetimbangan akan
bergeser ke kanan, yang
Penambahan ion SCN‒
Merah yang lebih pekat / berakibat pada
Ditambah dalam sistem berarti
3 tua (gelap) dan sedikit konsentrasi Fe3+
SCN‒ konsentrasi SCN‒
lebih pekat dari tabung 2 berkurang dan
diperbesar
konsentrasi FeSCN2+
bertambah
Kesetimbangan akan
Penambahan ion Lebih encer, warna bergeser ke kiri karena di
Ditambah HPO42- dalam sistem merah memudar, dalam sistem ion Fe3+
4
HPO42- berarti konsentrasi mendekati bening, jernih dikurangi, sehingga
HPO42- diperbesar dan terang konsentrasi FeSCN2+
berkurang
Kesetimbangan akan
bergeser ke kiri atau ke
Tidak terjadi perubahan
arah jumlah partikel yang
Penambahan volume atau hampir sama dengan
besar, karena konsentrasi
5 Ditambah air atau volume zat pembanding (Tabung 1)
ion FeSCN2+ berkurang
diperbesar dan merah lebih bening
dan konsentrasi ion Fe3+
dan terang
dan SCN- bertambah,
sehingga K1 = K2
❖ PEMBAHASAN
Dalam sistem, kesetimbangan dapat mengalami perubahan konsentrasi yang
ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi lebih tua atau lebih muda.
Perubahan tersebut terjadi apabila ada aksi dari luar, misalnya adanya penambahan
larutan FeCl3, KSCN, atau kristal fosfat (Na2HPO4) ke dalam sistem kesetimbangan,
serta perubahan volume dengan penambahan air ke dalam sistem kesetimbangan.
Fe3+ (aq) + SCN‒ (aq) ⇌ FeSCN2+
(Kuning) (Tak berwarna) (Merah)
➢ Jika ke dalam sistem ditambahkan ion Fe3+ yang berarti bahwa konsentrasi ion
Fe3+ diperbesar / ditingkatkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan
(kesetimbangan bergeser menjauhi / bergeser ke arah lawan yaitu produk).
Akibatnya, konsentrasi SCN‒ berkurang dan konsentrasi FeSCN2+ bertambah.
o Hal tersebut ditandai dengan warna merah FeSCN2+ yang lebih tua /
pekat / gelap dibandingkan tabung 1 (pembanding)
➢ Jika ke dalam sistem ditambahkan ion SCN‒ yang berarti bahwa konsentrasi
SCN‒ diperbesar / ditingkatkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan,
yang berakibat pada konsentrasi Fe3+ berkurang dan konsentrasi FeSCN2+
bertambah.
o Hal tersebut ditandai dengan warna merah FeSCN2+ yang lebih tua /
pekat / gelap dibandingkan tabung 1 (pembanding) dan sedikit gelap
daripada tabung 2.
➢ Jika ke dalam sistem ion Fe3+ dikurangi dengan menambahkan ion HPO42- yang
berfungsi mengikat / mengurangi ion Fe3+ yang berarti bahwa konsentrasi
HPO42- diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Akibatnya,
konsentrasi FeSCN2+ berkurang.
o Hal tersebut ditandai dengan warna merah FeSCN2+ yang memudar,
mendekati bening, jernih dan terang
➢ Jika ke dalam sistem ditambahkan akuades, yang berarti bahwa volume
diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri atau ke arah jumlah
partikel yang besar (Jumlah partikel sebelum reaksi : 2 dan jumlah partikel
sesudah reaksi : 1).
o Untuk mendapatkan K1 = K2, maka konsentrasi ion FeSCN2+ akan
berkurang dan konsentrasi ion Fe3+ dan SCN- bertambah.
o Hal tersebut ditandai dengan tidak adanya perubahan warna atau
hampir sama dengan pembanding (Tabung 1). Namun warna merah
lebih bening dan terang

❖ PERTANYAAN / BAHAN DISKUSI

1 Bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi salah satu komponen dalam


sistem kesetimbangan?
2 Bagaimana pengaruh pengurangan konsentrasi salah satu komponen
dalam sistem kesetimbangan?
3 Bagaimana pengaruh perubahan volume terhadap sistem kesetimbangan?

❖ JAWABAN
1. Pengaruh penambahan konsentrasi salah satu komponen dalam kesetimbangan
adalah pergeseran kesetimbangan akan bergerak ke arah lawan.
 Misalnya jika reaktan atau pereaksi mengalami penambahan konsentrasi maka
konsentrasi reaktan berkurang dan konsentrasi produk bertambah. Hal ini
mengalami pergeseran kesetimbangan ke kanan atau ke arah lawan yaitu
produk (dari arah yang ditambah) begitu juga sebaliknya.

2. Pengaruh pengurangan konsentrasi salah satu komponen dalam kesetimbangan


adalah pergeseran kesetimbangan akan bergerak ke arah kawan
 Misalnya jika reaktan atau pereaksi mengalami pengurangan konsentrasi maka
konsentrasi produk akan berkurang dan konsentrasi reaktan akan bertambah.
Hal ini mengalami pergeseran kesetimbangan ke kiri atau ke arah kawan yaitu
reaktan / pereaksi (ke arah yang dikurangi) begitu juga sebaliknya.

3 Pengaruh perubahan volume terhadap sistem kesetimbangan adalah kesetimbangan


akan bergeser ke arah ruas yang mempunyai jumlah partikel (koefisien) yang besar
atau yang kecil.
- Bila volume kesetimbangan diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke
ruas yang mempunyai jumlah partikel (koefisien) yang besar
- Bila volume kesetimbangan diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke
ruas yang mempunyai jumlah partikel (koefisien) yang kecil
Perubahan volume tidak berpengaruh jika jumlah partikel sebelum dan
sesudah reaksinya sama. Jumlah partikel dihitung dari koefisien persamaan reaksi.

❖ KESIMPULAN
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan :
a Perubahan Konsentrasi
- Penambahan konsentrasi salah satu komponen (ruas) dalam
kesetimbangan, maka terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah
lawan.
o Jika konsentrasi zat di ruas kiri diperbesar (ditambah),
kesetimbangan akan bergeser ke arah kanan.
o Jika konsentrasi zat di ruas kiri diperkecil (dikurangi),
kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.

b Perubahan Volume Atau Tekanan


- Jika tekanan diperbesar, (volume diperkecil) maka reaksi bergeser ke
arah jumlah koefisien gas yang kecil.
- Jika tekanan diperkecil, (volume diperbesar) maka reaksi bergeser
kearah jumlah koefisien gas yang besar.
- Jika koefisien kanan = koefisien kiri, perubahan tekanan / volume
tidak menggeser kesetimbangan (tetap).

c Perubahan Suhu
- Jika suhu dinaikkan, reaksi bergeser ke arah reaksi endoterm.
- Jika suhu diturunkan, reaksi bergeser ke arah reaksi eksoterm.

d Pengaruh Katalisator
Katalistor tidak mempengaruhi pergeseran kesetimbangan, tetapi
hanya mempercepat tercapainya keadaan kesetimbangan.

Anda mungkin juga menyukai