TERMODINAMIKA
Oleh:
Berlian Putri
NIM A1C015041
A. Latar Belakang
perpindahan energi dan perubahan energi. Seperti telah diketahui bahwa energi
didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan
kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang
elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain. Selain itu energi di alam
semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi
adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada
pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau
kekekalan energi.
B. Tujuan
Gas dan uap secara alami berkaitan dengan pangan dan sistem pengolahan
Demikian juga dalam proses evaporasi atau penguapan air dari bahan pangan akan
terjadi perubahan fase dari air menjadi uap, dimana sifat-sifat dari cair dan fase
Fase adalah kuantitas zat yang mempunyai sturktur fisika dan komposisi
kimia yang seragam. Struktur fisika dikatakan seragam apabila zat terdiri dari gas
saja, cair saja atau padat saja. Komposisi kimia dikatakan seragam apabila suatu
zat hanya terdiri dari suatu bahan kimia yang dapat berbentuk padat, cair, atau gas
atau campuran dari dua atau tiga bentuk itu. Zat murni mempunyau koposisi
kimia yang seragam dan tidak berubah Zat murni dapat berada dalam beberpa
fase : (1) Fase padat biasanya dikenal dengan es ; (2) Fase cair; (3) Fase uap; (4)
Campuran kesetimbangan fase cair dan uap; (5) Campuran kesetimbangan fase
padat dan cair; (6) Campuran kesetimbangan fase padat dan uap (Tim asisten,
2016).
Zat murni kebanyakan mengandung lebih dari satu fase, tetapi komposisi
kimianya sama untuk semua fase. Cairan air, campuran dari cairan air dan uap air
atau campuran es dan cairan air adalah Zat murni karena setiap fase mempunyai
Perubahan fase H2O merupakan salah satu bentuk penyesuaian H2O dengan
suhu dari benda lain yang berkontak langsung dengan H2O tersebut untuk
hukum termodinamika ke-nol yang berbunyi: Ketika dua sistem dalam keadaan
setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dapat saling setimbang satu
Air (H2 O) dalam fase padat bentuk dan volumenya tidak berubah. Air dalam
fase padat disebut es. Jika es dinaikkan temperaturnya, es mulai mencair dan
akhirnya es berubah menjadi air semuanya. Dalam perubahan fase dari fase padat
ke fase cair temperatur zat tetap dan disebut sebagai titik lebur. Kalor yang terlibat
dalam perubahan fase ini disebut kalor laten, dalam hal ini disebut kalor lebur.
Sedangkan proses perubahan fase padat ke fase cair disebut mencair (Tim asisten,
2016).
Air (H2O) dalam fase cair disebut air. Air volumenya tetap tetapi bentuknya
air mulai mendidih dan berubah sifatnya menjadi uap air (H2O). Dalam perubahan
fase dari fase cair ke fase gas temperatur zat tetap dan disebut sebagai titik uap.
Kalor yang terlibat dalam perubahan fase ini disebut kalor laten, dalam hal ini
disebut kalor penguapan. Sedangkan proses perubahan fase cair ke fase gas
Proses sebaliknya adalah perubahan fase gas ke fase cair dan dari fase cair
ke fase padat. Perubahan dari fase gas ke fase cair zat melepaskan kalor dan
temperaturnya turun. Dalam perubahan fase ini dikenal titik embun dan kalor
yang terlibat di dalamnya disebut kalor pengembunan. Proses perubahan fase gas
ke fase cair disebut mengembun. Sedangkan pada proses perubahan fase cair ke
fase padat dikenal titik beku dan kalor yang terlibat di dalamnya disebut sebagai
kalor pembekuan. Proses perubahan fase cair ke fase padat disebut membeku(Tim
asisten, 2016).
Jika kondisi alam memungkinkan, maka fase gas dapat berubah langsung ke
fase padat atau sebaliknya. Perubahan dari fase gas ke fase padat disebut
menyublim. Dalam peristiwa menyublim dikenal titik sublimasi dan kalor yang
terlibat di dalamnya disebut kalor sublimasi. Sedangkan perubahan dari fase padat
ke fase gas disebut melenyap (ada orang yang menyebut menyublim). Dalam
peristiwa melenyap dikenal titik lenyap (ada orang yang menyebut titik sublimasi)
dan kalor yang terlibat di dalamnya disebut kalor pelenyapan (ada orang yang
Dari uraian tersebut di atas dikenal temperatur tetap pada perubahan fase
zat, yaitu: (1) titik embun = titik uap; (2) titk lebur = titik beku; dan (3) titik
sublimasi = titik lenyap. Kalor laten, yaitu kalor yang diperlukan atau dilepaskan
pada saat perubahan fase zat. Kalor laten tersebut adalah: (1) kalor pengembunan
= kalor penguapan; (2) kalor lebur = kalor beku; dan (3) kalor sublimasi = kalor
digunakan untuk melakukan kalibrasi terhadap alat ukur suhu. Kalibrasi adalah
oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai yang diwakili oleh bahan
ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran dalam
kondisi tertentu. Kalibrasi berguna untuk mengetahui kelayakan alat ukur untuk
nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai
yang diwakili oleh bahan ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
oleh suatu alat ukur dengan harga yang sebenarnya dari besaran yang diukur. Bila
Kalibrasi diperlukan untuk: 1). Perangkat baru. 2). Suatu perangkat setiap
waktu tertentu. 3). Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam
operasi). 4). Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang
berpotensi mengubah kalibrasi. 5) Ketika hasil pengamatan dipertanyakan
(Godfrey, 2000). Menurut ISO / IEC Guide 17025 : 2005 dan vocabulary of
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur
dengan nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (yang berkaitan dengan
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai-nilai yang
diabadikan pada sutu bahan ukur dengan cara membandingkan dengan nilai
konvensional yang diwakili oleh standar ukur yang memiliki kemampuan telusur
kestandart nasional atau internasional. Dengan kata lain, kalibrasi adalah suatu
kalibrasi ini adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap
Adapun persyaratan kalibrasi, yaitu; (1) Standar acuan yang mampu telusur
kestandar nasional ataupun internasional; (2) Metode kalibrasi yang telah diakui;
(3) Personil kalibrasi yang terlatih, yang jika perlu telah dibuktikan dengan
sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi; (4) Ruangan atau tempat kalibrasi
yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara dan kedap
getaran; (5) Alat yang dikalibrsi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak
(Hendayana, 1994).
IV. METODOLOGI
1. Thermometer
2. Es Batu
3. Stop Watch/ jam
4. Beker Gelas
5. Kasa Kaki Tiga
6. Bunsen
B. Prosedur Kerja
1. Kalibrasi
2. Perubahan fase
suhunya diukur).
Panas adalah energi yang ditransfer melintasi batas dari suatu sistem karena
Q = m.c.t..(1)
Dengan ketentuan :
Q = m.L..(2)
Q = m.U..(3)
Q = 0 Jika tidak terjadi perubahan atau perubahan bersih dalam perubahan kalor
Q adalah positif + jika T akhir > T awal dan adalah negatif jika T akhir < T
awal.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Diketahui :
L : 80 kal/ g
v : 540 kal/ g 0C
TA-B : 15
TB-C : 14
TC-D : 51
TD-E : 0
A-B = Q = m x Ces x T
= 1125 kal
B-C = Q =mxL
= 150 x 80
= 1200 kal
C-D = Q = m x Cair x T
= 16065000 kal
D-E = Q =mxv
= 150 x 540
= 81000 kal
Diketahui :
L : 80 kal/ g
v : 540 kal/ g 0C
TA-B : 22
TB-C : 18
TC-D :34
TD-E : 77
A-B = Q = m x Ces x T
= 1650 kal
B-C = Q =mxL
= 150 x 80
= 1200 kal
C-D = Q = m x Cair x T
= 5040000 kal
D-E = Q =mxv
= 150 x 540
= 81000 kal
Gambar 4. Grafik kelompok 1 dan 3
B. Pembahasan
nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai
yang diwakili oleh bahan ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
oleh suatu alat ukur dengan harga yang sebenarnya dari besaran yang diukur. Bila
Kalibrasi diperlukan untuk: 1). Perangkat baru. 2). Suatu perangkat setiap
waktu tertentu. 3). Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam
operasi). 4). Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang
(Godfrey, 2000). Menurut ISO / IEC Guide 17025 : 2005 dan vocabulary of
yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur
dengan nilai yang sudah diketahui tingkat kebenarannya (yang berkaitan dengan
ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai-nilai yang
diabadikan pada sutu bahan ukur dengan cara membandingkan dengan nilai
konvensional yang diwakili oleh standar ukur yang memiliki kemampuan telusur
kestandart nasional atau internasional. Dengan kata lain, kalibrasi adalah suatu
kalibrasi ini adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap
Adapun persyaratan kalibrasi, yaitu; (1) Standar acuan yang mampu telusur
kestandar nasional ataupun internasional; (2) Metode kalibrasi yang telah diakui;
(3) Personil kalibrasi yang terlatih, yang jika perlu telah dibuktikan dengan
sertifikasi dari laboratorium yang terakreditasi; (4) Ruangan atau tempat kalibrasi
yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara dan kedap
getaran; (5) Alat yang dikalibrsi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak
(Hendayana, 1994).
masing dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga, maka mereka juga
dalam kesetimbangan dengan satu sama lain. Hasil praktikum tercatat singkat
dalam grafik 6 dan 7. Tetapi grafik tersebut tidak memenuhi grafik ideal hukum
antar praktikan dan asisten. Tetapi untuk teori hukum termodinamika pada
praktikum kali ini, teori tersebut berlaku. Hal tersebut karenaa es mencair karena
adanya kalor dari api (bunsen) yang terkonduksi oleh gelas ukur dan seiring waktu
jika gelas ukur masih diberi kalor(api/panas) maka air tersebut akan mengikuti
fasenya berbeda. Titik (0, 0) yaitu titik A, (2, 15) yaitu titik B, (16, 29) adalah titik
C, titik (70,7, 80) titik D dan E, titik D dan E sama karena praktikan tidak bisa
membedakan antara mendidih dan menguap. Pada teorinya, titik A-B adalah fase
mencair atau, es mulai berubah menjadi air, fase B-C yaitu fase melebur atau, fase
dimana es mulai membaur dengan air, fase C-D yaitu fase mendidih, yaitu fase
dimana air mulai membentuk gelembung-gelembung kecil, dan fase terahir D-E
Faktor-faktor yang mempengaruhi kalor pada suatu zat yaitu; (1) massa zat
(gram, kilogram), semakin tinggi massanya maka semakin tinggi pula kalornya;
(2) kalor jenis (joule/kilogram oc ) semakin tinggi kalir jenisnya maka semakin
tinggi pula kalornya; (3) perubahan suhu (t2 t1) semakin tinggi perubahan
suhunya maka semakin tinggi pula kalornya; (4) Kalor lebur (kal/g) semakin besar
nilai kalor leburnya maka semakin tinggi pula kalornya; (5) Kalor uap (kal/g)
Dalam kehidupan sehari hari hukum ke nol ini banyakan ditemukan atau di
gunakan. Seperti pada saat kita memasukkan es batu kedalam air hangat, yang
terjadi yaitu es batu akan mencair (suhu es meningkat) dan suhu air hangat
menjadi turun, kemudian lama kelamaan es nya mencair semua dan tinggalah air
dingin. Air dingin ini menunjukkan campuran antara es batu dan air hangat yang
bersuhu sama atau kata lainnya sudah masuk dalam keadaan kesetimbangan
termal.contoh lainnya yaitu pada saat kita memasak air didalam panci, benda
pertama panci dan benda kedua air. Panci dibakar dengan api sehingga
apakah dua benda memiliki temperatur yang sama, maka kedua benda tersebut
tidak perlu disentuhakan dan diamati perubahan sifatnya. Yang perlu dilakukana
dengan benda ketiga. Benda ketiga tersebut adalah termometer. Biasanya yang
yaitu benda apapun yang memiliki sedikitnya satu sifat yang berubah terhadap
kaca. Termometer kaca terdiri dari pipa kaca kapiler yang berhubungan dengan
bola kaca yang berisi cairan air raksa atau alkohol. Ruang di atas cairan berisi uap
cairan atau gas inert. Saat temperatur meningkat, volume cairan bertambah
sehinggan panjang cairan dalam pipa kapiler bertambah. Panjang cairan dalam
pipa kapiler bergantung pada temperatur cairan. Jenis termometer lainnya yaitu
termometer volume gas tetap yang memiliki ketelitian dan keakuratan yang sangat
termometrik berupa tekanan yang dihasilkan gas. Tekanan yang dihasilkan diukur
berdasarkan prinsip apabila ada dua buah metal dari jenis yang berbeda
dilekatkan, maka dalam rangkaian tersebut akan dihasilkan gaya gerak listrik yang
menyetuh benda dengan suhu tertentu maka akan terjadi kesetimbangan termal
perubahan tekanan pada termometer gas tetap, dan gaya gerak listrik pada
termokopel.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Cara kalibrasi ; (1) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan; (2) Campurkan
air dan bongkahan es pada gelas beker; (3) Letakan termometer dan perhatikan
ketika es telah mencair merata dan tandai permukaan cairan termometer yang
telah konstan tidak berubah sebagai titik leleh air (0oC).; (4) Panaskan air tersebut
ketinggian yang konstan dan tandai sebagai titik didih air (100oC).(5) Lakukan
Perubahan fase H2O merupakan salah satu bentuk penyesuaian H2O dengan
suhu dari benda lain yang berkontak langsung dengan H2O tersebut untuk
hukum termodinamika ke-nol yang berbunyi: Ketika dua sistem dalam keadaan
setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dapat saling setimbang satu
dengan lainnya.
B. Saran
tetapi pada saat praktikum, asisten kurang mengawasi perubahan fase pada
praktikan sehingga datanya tidak akurat dan grafiknya tidak sesuai dengan teori.
intens.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Kukuh. S. 2000. Validasi Metode Uji. Pusat Standarisasi dan Akreditasi
Laboratorium BSN : Jakarta.
Godfrey, A.2000. Juran's Quality Handbook. Oxford University Press. New York.