Anda di halaman 1dari 21

FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH

1) Fraktur Kolum Femur


Klasifikasi fraktur kolum femur :
Fraktur intrakapsuler
Fraktur ekstrakapsuler

a) Fraktur Intrakapsuler (Collum Femur)


o Mekanisme Fraktur
Fraktur intrakapsuler ini (collum femur) dapat disebabkan oleh
trauma langsung (direct) dan trauma tak langsung (indirect).
o Trauma Langsung (direct)
Biasanya penderita terjatuh dengan posisi miring, dimana daerah
trokanter mayor langsung terbentur dengan benda keras (jalanan)
o Trauma tak langsung (indirect)
Disebabkan gerakan eksorotasi yang mendadak dari tungkai
bawah. Karena kepala femur terikat kuat dengan ligament
iliofemoral dan kapsul sendi, mengakibatkan fraktur di daerah
kolum femur. Pada dewasa muda apabila terjadi fraktur
intrakapsuler (collum femur) berarti traumanya cukup hebat.
Sedangkan kebanyakan pada fraktur kolum ini (intrakapsuler),
kebanyakan terjadi pada wanita tua (60 tahun ke atas) dimana
tulangnya sudah mengalami osteoporotic. Trauma yang dialami
oleh wanita tua ini biasanya ringan (jatuh di kamar mandi ).
Pada umumnya pembagian klasifikasi fraktur kolum femur berdasarkan :
a) Lokasi anatomi
b) Arah garis patah
c) Dislokasi atau tidak dari fragmennya

a) Berdasarkan lokasi anatomi dibagi menjadi tiga :


- Fraktur Subkapital
- Fraktur trans-servikal
- Fraktur basis kolum femur
b) Berdasarkan arah sudut garis patah dibagi menurut Pauwel :
- Tipe I : Sudut 30
- Tipe II : Sudut 50
- Tipe III : Sudut 70
c) Berdasarkan dislokasi atau tidak fragmen di bagi menurut Garden :
- Garden I : Incomplete (Impacted)
- Garden II : Fraktur kolum femur tanpa dislokasi
- Garden III : Fraktur kolum femur dengan sebagian dislokasi
- Garden IV : Fraktur kolum femur dan dislokasi total

Pemeriksaan Fisik
Pada penderita muda ditemukan riwayat mengalami kecelakaan berat
(tabrakan ). Pada penderita tua biasanya traumannya ringan (kepleset di kamar
mandi ). Penderita tak dapat berdiri karena rasa sakit sekali pada panggul. Posisi
panggul dalam keadaan fleksi dan eksorotasi. Didapatkan juga adanya
perpendekan dari tungkai yang cedera. Paha dalam posisi abduksi dan fleksidan
eksorotasi. Pada palpasi sering ditemukan adannya hematom di panggul. Pada
impacted, biasanya penderita masih dapat berjalan disertai rasa sakit yang tak
begitu hebat. Posisi tungkai masih tetap dalam posisi netral.

Pemeriksaan radiologi
Proyeksi anteroposterior dan lateral kadang-kadang diperlukan aksial.
Pada proyeksi anteroposterior kadang-kadang tidak jelas ditemukan adanya
fraktur (pada kasus yang impacted). Untuk ini perlu dengan pemeriksaan proyeksi
aksial.

Terapi
Impacted Fraktur
Pada fraktur intrakapsuler terdapat perbedaan pada daerah kolum femur
dibanding fraktur tulang di tempat lain. Pada kolum femur periosteumnya sangat
tipis sehingga daya osteogenesisnya sangat kecil,sehingga seluruh penyambungan
fraktur kolum femur boleh dikata tergantung pada pembentukan kalus endosteal.
Lagipula aliran pembuluh darah yang melewati kolum femur pada fraktur kolum
femur terjadi kerusakan. Lebih lagi terjadinya hemartrosis akan menyebabkan
aliran darah di sekitar fraktur tertekan alirannya. Maka mudah dimengerti apabila
terjadi fraktur intrakapsuler dengan dengan dislokasi akan terjadi avaskuler
nekrosis.

Penanggulangan
Impacted Fraktur
Pada fraktur,kolum femur yang benar-benar impacted dan stabil. Maka
penderita masih dapat berjalan selama beberapa hari. Gejalannya ringan, sakit
sedikit pada daerah panggul. Kalau impactednya cukup kuat, penderita dirawat 3-
4 minggu kemudian diperbolehkan berobat jalan dengan memakai tongkat selama
8 minggu. Kalau pada X-Ray foto impacted nya kurang kuat, ditakutkan terjadi
disimpacted, penderita di anjurkan untuk operasi dipasang internal fiksasi.
Operasi yang dikerjakan untuk impacted fraktur biasanya dengan multi pin teknik
perkutaneus.

Penanggulangan Dislokasi Fraktur kolum femur


Penderita segera dirawat di Rumah sakit, tungkai yang sakit dilakukan
pemasangan tarikan kulit (skin traction) dengan Buck-extension. Dalam waktu 24-
48 jam dilakukan tindakan reposisi, yang dilanjutkan dengan pemasangan internal
fiksasi. Reposisi yang dilakukan dicoba dulu dengan reposisi tertutup dengan
salah satu cara yaitu : menurut leadbetter. Penderita terlentang di meja operasi.
Asisten memfiksir pelvis. Lutut dan coxae dibuat fleksi 90 derajat untuk
mengundurkan kapsul dan otot-otot di sekitar panggul. Dengan sedikit abduksi
paha ditarik ke atas, kemudian dengan pelan-pelan dilakukan gerakan endorotasi
panggul 45 derajat. Kemudian sendi panggul dilakukan gerakan memutar dengan
melakukan gerakan abduksi dan ekstensi. Setelah itu dilakukan test.
Palm heel test : Tumit kaki yang cedera diletakkan di atas telapak tangan. Bila
posisi kaki tetap dalam kedudukan abduksi dan endorotasi berarti reposisi berhasil
baik.
Setelah reposisi berhasil dilakukan tindakan pemasangan internal fiksasi dengan
teknik multi pin perkutaneus. Kalau reposisi pertama gagal dapat diulangi sampai
tiga kali,dilakukan open reduksi. Dilakukan reposisi terbuka setelah tereposisi
dilakukan internal fiksasi. Macm-macam alat internal fiksasi di antaranya :
- Knowless pin
- Cancellous screw
- Plate
Pada fraktur kolum femur penderita tua (>60 tahun ) penanggulangannya agak
berlainan. Bila penderita tidak bersedia dioperasi atau dilakukan prinsip
penanggulangan : do nothing dalam arti tidak dilakukan tindakan internal fiksasi,
caranya penderita di rawat, dilakukan skin traksi 3 minggu sampai rasa sakitnya
hilang. Kemudian penderita dilatih berjalan dengan menggunakan tongkat (cruth).
Kalau penderita bersedia dilakukan operasi, akan digunakan prinsip pengobatan
do something yaitu dilakukan tindakan operasi artroplasti dengan pemasangan
protese Austine Moore.

Komplikasi
- Avaskular nekrosis
- Non union
- Infeksi

Fraktur intertrokanter femur


Merupakan fraktur antara trokanter mayor dan trokanter minor femur.
Fraktur ini termasuk fraktur ekstrakapsular. Banyak terjadi pada orang tua
terutama pada wanita (diatas usia 60 tahun ). Biasanya trauma ringan, jatuh
kepleset,daerah pangkal paha ke bentur lantai. Hal ini dapat dapat terjadi karena
pada wanita tua, tulang sudah mengalami osteoporosis post menopause. Pada
orang dewasa dapat terjadi fraktur ini disebabkan oleh trauma dengan kecepatan
tinggi (tabrakan motor).

Klasifikasi
Banyak klasifikasi yang dibuat oleh para ahli. Tetapi yang banyak dianut
di banyak Negara yaitu klasifikasi dari Evan-massie. Klasifikasi Evan-Massie
dibagi menjadi dua :
a) Stabil
- Garis fraktur intertrochanter-undisplaced
- Garis fraktur intertrochanter displaced menjadi varus
b) Tidak stabil
- Garis fraktur kominutiva dan displaced varus
- Garis fraktur intertrokanter dan subtrokanter

Gejala klinis
Biasanya penderita wanita tua dengan riwayat setelah jatuh kepleset,penderita tak
dapat jalan. Pada pemeriksaan kaki yang cedera dalam posisi eksternal rotasi.
Tungkai yang cedera lebih pendek. Pada pangkal paha sakit dan bengkak.

Pemeriksaan radiologi
Dengan proyeksi anteroposterior dan lateral dengan rontgen foto dapat ditentukan
stabil atau tidak stabil jenis patahnya.
Penanggulangan
Umumnya fraktur trokanter mudah menyambung kembali karena daerah trokanter
kaya akan avaskularisasi.

Non-Operatif
Dengan balans traksi umumnya memerlukan waktu sampai 12 sampai 16
minggu. Pada penderita yang sudah tua diatas 60 tahun penanggulanganya dengan
traksi akan menimbulkan penyulit yaitu terjadi komplikasi berupa pneumonia
hipostatik,bronkopneumonia,dekubitus, emboli paru,thrombosis arterifemoralis
untuk menghindari hal tersebut di atas dipilih cara lain dengan jalan operatif.
Teknik operasi tergantung tipe frakturnya stabil atau tidak stabil. Pada fraktur
yang tidak stabil dilakukan tindakan medialisasi menurut Dimon dan Hughston
baru dilakukan internal fiksasi diantaranya dengan Jewett nail atau angle blade
plate (Ao)
Pada tipe yang stabil, tidak perlu dilakukan medialisasi, langsung dilakukan
internal fiksasi dengan alat Jawett nail dan angle blade plate (Ao)

FRAKTUR SUBTROKANTER FEMUR


Fraktur subtrokanter ialah fraktur dimana garis patah berada 5 cm distal
dari trokanter minor. Mekanisme fraktur biasanya karena trauma langsung, dapat
terjadi pada orang tua biasanya disebabkan oleh trauma yang ringan (jatuh
kepleset). Dan pada orang muda biasanya karena trauma dengan kecepetan.

Klasifikasi
Banyak klasifikasi yang dipakai di antaranya :
- Klasifikasi Zickel
- Klasifikasi Scinshaemer
- Klasifikasi Fielding dan magliato

Yang sederhana dan mudah dipahami adalah klasifikasi Fieldinng dan magliato.
Tipe 1 : Garis fraktur satu level dengan trokanter minor
Tipe 2 : Garis patah berada 1 2 inch di bawah dari batas atas trokanter minor
Tipe 3 : Garis patah berada 2 3 inch di distal dari batas atas trochanter minor.

Pemeriksaan Fisik
Tungkai bawah yang cedera lebih pendek dan rotasi eksternal (eksorotasi) di
daerah panggul ditemukan hematoma atau ekimosis.
Radiologi
Dibuat proyeksi anterioposterior dan lateral. Pada fraktur subtrokanter
dimana trokanternya masih utuh, biasanya kedudukan fragmen bagian atas dalam
posisi abduksi dan fleksi dan fragmen distal dalam posisi abduksi.
Abduksi karena tarikan dari otot-otot abductor. Fleksi karena tarikan otot
iliopsoas dan adduksi karena tarikan otot adductor magnus.

Penanggulangan
Dilakukan terapi non-operatif dan operatif.
Non-operatif
Dengan melakukan skeletal traksi dan system balans dengan posisi tungkai bagian
distal dibuat abduksi dan fleksi.
Penanggulangan ini banyak kelemahannya yaitu mordibitas lama dan mortalitas
yang lebih tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan penanggulangan
operasi.
Operatif
Dengan melakukan open reduksi dan pemasangan internal fiksasi.
Macam-macam alat untuk fiksasi, diantaranya :
- Angle blade plate (Ao)
- Jewett nail
- Sliding compression screw
- Zickel nail

Komplikasi
- Malunion
- Non Union

FRAKTUR BATANG FEMUR (DEWASA)


Mekanisme trauma
Daerah tulang-tulang ini sering mengalami patah. Biasanya terjadi karena
trauma langsung akibat kecelakaan lalu lintas di kota-kota besar atau jatuh dari
ketinggian. Kebanyakan dialami oleh penderita laki-laki dewasa. Patah pada
daerah ini dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak,mengakibatkan
penderita jatuh dalam syok.
Klasifikasi fraktur batang femur
Salah satu klasifikasi fraktur batang femur dubagi berdasarkan adanya luka yang
berhubungan dengan daerah yang patah. Dibagi menjadi :
- Tertutup
- Terbuka
Fraktur femur terbuka
Ketentuan terbuka bila terdapat hubungan antara tulang patah dengan dunia luar.
Fraktur terbuka ini dibagi menjadi tiga derajat :
Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia luar, timbul luka
kecil,biasanya diakibatkan tusukan fragment tulang dari dalam
menembus ke luar
Derajat II : Lukanya lebih besar (>1cm), luka ini disebabkan karena benturan
benda dari luar
Derajat III : Lukanya lebih luas dari derajat II, lebih kotor,jaringan lunak banyak
yang ikut rusak (otot,saraf,pembuluh darah)

Pada umumnya bentuk penanggulangan fraktur terbuka, dilakukan


tindakan debridement,sebaik-baiknya kemudian penanggulangan untuk tulangnya
sendiri, dilakukan tindakan yang sama seperti pada penanggulangan fraktur
tertutup.

Pemeriksaan Fisik
Daerah paha yang patah tulangnya sangat membengkak, ditemukan tanda
functiolaesa (tungkai bawah tidak dapat diangkat). Nyeri tekan,nyeri gerak.
Tampak adanya deformitas angulasi ke lateral atau angulasi anterior,rotasi (ekso
atau endo). Tungkai bawah ditemukan adanya perpendekan tungkai. Pada fraktur
1/3 tengah femur, pada pemeriksaan harus diperhatikan pula kemungkinan adanya
dislokasi sendi panggul dan robeknya ligament dari daerah lutut. Kecuali itu juga
diperiksa keadaan saraf sciatica dan arteri dorsalis pedis.

Radiologi
Cukup dengan dua proyeksi AP dan LAT. Dalam pembuatan foto harus mencakup
dua sendi : Panggul dan lutut.

Penanggulangan
Pada fraktur femur tertutup, untuk sementara dilakukan skin traksi dengan
metode Buck extension. Atau dilakukan dulu pemakaian Thomas Splint, tungkai
ditraksi dalam keadaan ekstensi. Tujuan skin traksi adalah untuk mengurangi rasa
sakit dan mencegah kerusakan yang lebih lanjut jaringan lunak di sekitar daerah
yang patah. Setelah dilakukan traksi kulit dapat dipilih pengobatan non operatif
atau operatif.

Non-Operatif
Dilakukan skeletal traksi. Yang sering digunakan ialah metode perkin dan metode
balans skeletal traksi.
Metode Perkin
Digunakan apabila fasilitas peralatan terbatas. Alat yang diperlukan :
Steinman pin, Tali, Beban katrol
Penderita tidur terlentang 1-2 jari di bawah tuberositas tibia, dibor dengan
Steinman pin, dipasang staple, ditarik dengan tali. Paha ditopang dengan
3-4 bantal. Tarikan dipertahankan sampai lebih dari 12 minggu sampai
terbentuk kalus yang cukup kuat. Sementara itu tungkai bawah dapat
dilatih untuk gerakan ekstensi dan fleksi.

Metode balance skeletal traction


Diperlukan alat-alat yang lebih banyak
- Thomas splint
- Pearson attachment
- Steinman pin
- Tali
- Katrol
- Beban
- Frame
- Stapler
Penderita tidur terlentang, 1-2 jari di bawah tuberositas tibia dibor
dengan Steinman pin, dipasang stapler pada Steinman pin. Paha
ditopang dengan Thomas splint, sedangkan tungkai bawah
ditopang oleh Pearson attachment. Tarikan dipertahankan sampai
12 minggu atau lebih sampai tulangnya membentuk kalus yang
cukup. Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.
Kadang-kadang untuk mempersingkat waktu rawat, setelah ditraksi
8 minggu kemudian dipasang gips hemispica atau cast bracing.

Operatif
Pada fraktur femur 1/3 tengah sangat baik untuk dipasang intramedullary
nail. Terdapat bermacam-macam intramedullary nail untuk femur, diantaranya :
- Kuntscher nail
- Sneider nail
- Ao nail
Diantara ke tiga nail tersebut yang paling terkenal adalah kuntscher nail.
Pemasangan intramedullary nail dapat dilakukan secara terbuka dan tertutup.
Cara terbuka yaitu dengan menyayat kulit fasia sampai ke tulang yang
patah. Pen dipasang secara retrograde.
Cara tertutup yaitu dengan menyayat daerah yang patah. Pen dimasukkan
melalui ujung trokanter mayor dengan bantuan image intersifier (C.arm).
Tulang dapat di reposisi dan pen dapat masuk ke dalam fragment bagian
distal.
Keuntungan tidak menimbulkan bekas sayatan lebar dan perdarahan terbatas.
Indikasi operatif :
1) Penanggulangan non operatif gagal
2) Multipel fraktur
3) Robeknya arteri femoralis
4) Patologik fraktur
5) Orang tua

Komplikasi dini :
Yang segera terjadi dapat berupa : syok dan emboli lemak. Emboli lemak ini
jaranf terjadi
Komplikasi lambat :
- Delayed union
- Non union
- Mal union
- Kekakuan sendi lutut
- Infeksi
Pada non union dapat diatasi dengan tandur alih tulang spongiosa
(autogenesus cancellous bone graft). Kekakuan sendi dimana, sendi lutut terbatas
gerakan (ROM -0-60 atau <) dapat ditolong melakukan operasi pembebasan
perlengkapan otot-otot kuadriseps dan patella.

FRAKTUR BATANG FEMUR (ANAK-ANAK)


Pada anak-anak sering juga mengalami fraktur femur. Penyebab terbanyak ialah
jatuh waktu bermain di rumah atau di sekolah, diagnose mudah ditegakkan.

Penanggulangan
Umumnya dengan terapi non operatif akan menyambung baik. Perpendekan
kurang 2 cm masih dapat diterima karena dikemudian hari perpendekan ini akan
sama panjangnya dengan tungkai yang normal.
Hal ini dimungkinkan karena anak-anak daya remodellingnya masih tinggi.
Penanggulangan non operatif dengan traksi kulit anak berumur di bawah 3 tahun.

Traksi kulit-Bryant traksi


Anak tidur terlentang di tempat tidur, kedua tungkai dipasang traksi kulit,
kemudian kedua tungkainya ditegakkan ke atas, di tarik dengan tali yang diberi
beban 1-2 kg, sampai kedua bokong anak tersebut terangkat dari tempat tidur.

Komplikasi : pemakaian Bryan traksi :


Terjadinya iskemik paralisis. Hal ini disebabkan karena terganggunya aliran darah
pada tungkai yang ditinggikan.
Anak umur 3 tahun-13 tahun :
Dilakukan pemasangan Rusell traksi,untuk traksi ini diperlukan :
- Frame
- Katrol
- Tali
- Plester

Anak tidur terlentang dipasang plester dari batas lutut. Dipasang sling di daerah
poplitea,sling dihubungkan dengan tali, dimana tali tersebut dihubungkan dengan
beban penarik.
Untuk waktu rawat setelah 4 minggu ditraksi,kalus sudah terbentuk tetapi belum
kuat benar. Traksi dilepas kemudian dipasang gip hemispika.
FRAKTUR PROKSIMAL TIBIA (Bumper fraktur atau fraktur tibia plateau)

Daerah ujung proksimal tibia merupakan tulang yang lemah, terdiri dari tulang
spongiosa dan dibatasi korteks yang tipis. Kecuali pada orang tua tulangnya
secara keseluruhan sudah mengalami osteoporotic. Maka mudah dimengerti bila
terjadi trauma langsung di daerah lutut akan terjadi fraktur intraartikular tibia(tibia
plateau)

Mekanisme trauma
Biasanya terjadi trauma langsung dari arah samping lutut, dimana kakinya masih
terfiksir di tanah (orang sedang berjalan ditabrak mobil dari samping-bumper
fraktur)
Gaya dari samping ini menyebabkan lutut didorong sangat kuat kea rah valgus.
Hal ini menyebabkan permukaan sendi bagian lateral tibia (tibia plateau) akan
menerima beban yang sangat besar dan akhirnya menyebabkan fraktur
intraartikular atau terjadi amblasnya permukaan sendi bagian lateral tibia.
Kemungkinan yang lain, penderita jatuh dari ketinggian yang menyebabkan
penekanan vertical pada permukaan sendi tibia. Hal ini akan menyebabkan patah
intrartikular berbentuk T atau Y.

Klasifikasi
Menurut Hone M. dan Moore T.M dibagi menjadi lima tipe :
a) Split fracture
b) Entire plateau fracture
c) Rim avulsion
d) Rim compression
e) Four part fracture

Gejala Klinik
Lutut yang cedera membengkak dan disertai rasa sakit. Kadang-kadang ditemukan
deformitas (varus atau valgus pada lutut)
Pada permukaan lebih aktif, gerak sendi lutut terbatas karena rasa sakit atau
adanya hemartrosis. Varus dan valgus stress test kadang positif. Hal ini
disebabkan karena fragmen tulang yang amblas atau disertai dengan rupturnya
ligament kolateral lateral atau lligament kolateral medial.

Radiologi
Cukup dengan membuat dua proyeksi anteroposterior dan lateral. Dari gambar
radiologi dapat ditentukan tipe patahnya.
Penanggulangan
Terdiri dari non operatif dan operatif.
Untuk fraktur yang tidak mengalami dislokasi dapat ditanggulangi dengan
beberapa cara, diantaranya dengan memasang :
- Verband elastic (Robert Jones teknik)
- Dengan memasang gip (long leg plaster)
- Skeletal traksi

Skeletal traksi yang biasa digunakan adalah menurut cara Appley.


Caranya : Penderita tidur terlentang. Pada tibia 1/3 proksimal dipasang Steinman
pin, langsung ditarik dengan beban yang cukup (>6kg). Sementara dilakukan
traksi lutut penderita yang cedera dapat digerakkan. Hal ini penting untuk
mencegah terjadinya kekakuan sendi.

Operatif
Apabila terjadi dislokasi yang cukup lebar atau apabila permukaan sendi tibia
amblas lebih dari 8 mm, dilakukan open reduksi dan dipasang internal fiksasi
dengan buttress plate dan cancellous screw.
Pada kasus dimana permukaan sendi tibia amblas,harus dilakukan
rekonstruksi,permukaan yang amblas diangkat kembali ke atas dan bekas
lubangnya diisi dengan tulang spongiosa dari tempat lain (autogenous bone graft)

Komplikasi
1. Kekakuan sendi lutut
Hal ini disebabkan karena terjadinya perlengketan intraartikular dan perlengketan
peri-artikular. Bila terjadi hal tersebut di atas dapat dilakukan manipulasi dengan
pemberian anestesi umum.
2. Lesi dari n.poplitea
Akibat penekanan fragmen tulang atau akibat penekanan gip
3. Artritis post traumatika
Diakibatkan karena permukaan sendi yang tidak rata.

FRAKTUR TULANG TIBIA DAN FIBULA


Fraktur kruris merupakan terbanyak dari kecelakaan lalu lintas. Melihat susunan
anatomis kruris dimana permukaan medial tibia hanya dilindungi jaringan
subkutan,hal ini menyebabkan mudahnya terjadi fraktur kruris terbuka yang
menimbulkan masalah dalam pengobatan.
Anatomi
Terdapat empat grup otot yang penting di kruris yaitu :
1. Otot ekstensor
2. Otot abductor
3. Otot trisep surae
4. Otot fleksor
Keempat grup otot tersebut membentuk tiga kompartemen
Group I : Membentuk kompartemen anterior
Group II : membentuk kompartemen lateral
Group III : membentuk kompartemen posterior yang terdiri dari kompartemen
superficial dan kompartemen dalam.
Arteri
- Arteri tibialis anterior
- Arteri tibialis posterior
- Arteri peroneus
Saraf
- n. Tibialis anterior dan n.Peroneus untuk mensarafi otot ekstensor dan
abductor
- n. Tibialis posterior dan n.Poplitea untuk mensarafi otot fleksor dan otot trosep
surae.

Mekanisme trauma
Trauma langsung dan trauma tidak langsung
Trauma langsung-energi tinggi
Akibat kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian lebih dari 4 meter, fraktur
yang terjadi biasanya fraktur terbuka.
Trauma langsung-energi rendah
Akibat cedera pada waktu olahraga. Biasanya fraktur yang terjadi fraktur tertutup.
Trauma tidak langsung
Diakibatkan oleh gaya gerak tubuh sendiri. Biasanya berupa torsi tubuh ,kekuatan
trauma disalurkan melalui sendi. Akibat yang terjadi biasanya fraktur tibia fibula
dengan garis patah spiral dan tidak sama tinggi pada tibia di bagian distal sedang
pada fibula bagian proksimal.
Klasifikasi
- Fraktur tertutup
- Fraktur terbuka
Fraktur terbuka
Ketentuan fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara tulang yang patah dengan
dunia luar. Fraktur terbuka ini dibagi menjadi tiga derajat :
Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia luar,timbul luka kecil,biasanya
diakibatkan tuskan fragmen tulang dari dalam menembus luar.
Derajat II : Lukanya lebih besar (>1cm),luka ini disebabkan karena benturan
benda dari luar.
Derajat III : Lukanya lebih luasa dari derajat II,lebih kotor,jaringan lunak banyak
yang ikut rusak (0tot,saraf,pembuluh darah)

Pada umumnya bentuk penanggulangan fraktur terbuka dilakukan tindakan


debridement,sebaik-baiknya kemudian penanggulangan untuk tulangnya sendiri,
dilakukan tindakan yang sama seperti pada penanggulangan fraktur tertutup.

Gejala klinik
Daerah yang patah tampak bengkak. Tampak deformitas angulasi atau
endo/eksorotasi ditemukan nyeri gerak,nyeri tekan pada daerah yang patah.
Radiologi
Umumnya cukup dibuat 2 proyeksi anterior posterior dan lateral.
Penanggulangan
Fraktur tertutup dilakukan reposisi tertutup.
Imobilisasi dengan gips
Caranya : penderita tidur terlentang diatas meja periksa. Kedua lutut dalam posisi
fleksi 90 derajat, sedangkan kedua tungkai bawah menggantung di tepi
meja.Tungkai bawah yang patah ditarik kea rah bawah. Rotasi diperbaiki, setelah
tereposisi baru dipasang gips melingkar. Ada beberapa cara pemasangan gips,yaitu
:
1. Cara long leg plester :
Imobilisasi cara ini dilakukan dengan pemasangan gips mulai pangkal jari kaki
sampai proksimal femur dengan sendi talokrural dalam posisi netral sedang posisi
lutut dalam fleksi 20 derajat.
2. Cara Sarmiento :
Pemasangan gips dimulai dari jari kaki sampai diatas sendi talokrural dengan
molding sekitar malleolus. Kemudian setelah kering segera dilanjutkan ke atas
sampai 1 inci di bawah tuberositas tibia dengan molding pada permukaan anterior
tibia, gips dilanjutkan sampai ujung proksimal patella. Keuntungan cara ini : kaki
dapat diinjakkan lebih cepat.

Setelah dilakukan reposisi tertutup ternyata hasilnya masih kurang baik.


Masih terjadi angulasi,perpendekan lebih dari 2cm,tidak ada kontak antara kedua
ujung fragmen tulang. Dapat dianjurkan untuk dilakukan open reduksi dengan
operasi dan pemasangan internal fiksasi.
Macam-macam internal fiksasi diantaranya :
- Screw
- Plate + screw
- Tibial nail

Fraktur Terbuka
Lukanya dilakukan debridement,kemudian tulang yang patah dilakukan reposisi
secara terbuka. Setelah itu dilakukan imobilisasi.
Bermacam-macam cara imobilisasi untuk fraktur terbuka :
Cara Trueta :
Luka setelah dilakuakn debridement tetap dibiarkan terbuka,tidak perlu
dijahit. Setelah tulangnya direposisi, gips dipasang langsung tanpa pelindung kulit
kecuali pada derajat SIAS,kalkaneus dan tendo Achilles.
Gips dibuka setelah berbau dan basah
Cara ini sudah ditinggalkan orang. Dahulu banyak dikerjakan pada zaman
perang
Cara long leg plaster :
Cara seperti ini telah diuraikan di atas. Hanya untuk fraktur terbuka dibuat
jendela setelah beberapa hari di atas luka. Dari lubang jendela ini luka dirawat
sampai sembuh.

Cara dengan memakai pen di luar tulang (Fixateur externa) :


Cara ini sangat baik untuk fraktur terbuka kruris grade III. Dengan cara ini
perawatan luka yang luas di kruris sangat mudah.
Macam-macam bentuk fiksateur externa,diantaranya :
- Judet fiksateur eksterna
- Roger Anderson Hoffman
- Screw + Methyl methacrylate (INOE teknik)

Komplikasi
Dini :
Sindrom kompartemen
Komplikasi ini terutama terjadi pada fraktur proksima tibia tertutup
Komplikasi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan gangguan
vaskularisasi tungkai bawah yang dapat mengancam kelangsungan hidup tungkai
bawah. Yang palin sering terjadi yaitu sindrom kompartemen anterior.
Mekanisme : Dengan terjadi fraktur tibia terjadi perdarahan
intrakompartemen,hal ini akan menyebabkan tekanan intrakompartemen
meninggi,menyebabkan aliran balik darah vena terganggu. Hal ini akan
menyebabkan edema. Dengan adanya edema,tekanan intrakompartemen makin
meninggi sampai akhirnya menyumbat arteri di intrakompartemen.
Gejala : rasa sakit pada tungkai bawah dan ditemukan paraestasia. Rasa sakit
akan bertambah bila jari digerakan secara pasif. Kalau hal ini berlangsung cukup
lama dapat terjadi paralise pada otot ekstensor halusis longus,ekstensor digitorum
longus dan tibial anterior.
Tekanan intrakompartemen dapat diukur langsung dengan cara whitesides.
Penanganan : Dalam waktu kurang dari 12 jam harus dilakukan fasiotomi.
Lanjut :
Malunion : Biasanya terjadi pada fraktur yang kominutiva sedang
imobilisasinya longgar,sehingga terjadi angulasi dan rotasi. Untuk memperbaiki
perlu dilakukan osteotomi.
Delayed union : Terutama terjadi pada fraktur terbuka yang diikuti dengan
infeksi atau pada fraktur yang kominutiva. Hal ini dapat diatasi dengan operasi
tandur alih tulang spongiosa.
Non union : disebabkan karena terjadi kehilangan segmen tulang tibia disertai
dengan infeksi. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan bone grafting menurut
cara papineau.
Kekakuan sendi : Hal ini disebabkan karena pemakaian gips yang terlalu lama.
Pada persendian kaki dan jari-jari biasanya terjadi hambatan gerak. Hal ini dapat
diatasi dengan fisioterapi.

FRAKTUR DAN FRAKTUR DISLOKASI DARI PERGELANGAN KAKI


Fraktur pada pergelangan kaki sering terjadi pada penderita yang mengalami
kecelakaan (kecelakaan lalu lintas atau jatuh). Bidang gerak sendi pergelangan
kaki hanya terbatas pada satu bidang yaitu untuk pergerakan dorsofleksi dan
plantar fleksi. Maka mudah dimengerti bila terjadi gerakan-gerakan diluar bidang
tersebut,dapat menyebabkan fraktur atau fraktur dislokasi pada daerah
pergelangan kaki.
Bagian yang sering menimbulkan fraktur dan fraktur dislokasi yaitu : gaya
abduksi, adduksi,endorotasi atau eksorotasi.

Anatomi pergelangan kaki


Secara anatomi sendi pergelangan kaki,dibentuk oleh 3 tulang yaitu dari tulang
tibia,fibula dan talus. Bagian dinding medial sendi berupa tulang maelleolus
lateralis. Bagian posterior dibatasi oleh tulang tibia yang melengkun, dan disebut
maleolus posterior.
Persendian pergelangan kaki merupakan sendi yang kuat karena terdapatnya
ligament-ligamen yang menghubungkan antara tulang di daerah tersebut.
Antara maleolus medialis dengan tulang-tulang tarsal, dihubungkan oleh
ligament. Tibio kalkaneal,ligament tibia talar dan ligament tibio navikular.
Ketiga ligament tersebut disebut sebagai ligament deltoid. Antara maleolus
lateral dan tulang tarsal dihubungkan oleh ligament kalkaneofibular dan ligament
talofibular.
Antara tibia dan fibula bagian distal dihubungkan dengan ligament,tibiofibula
anterior dan posterior.

Mekanisme trauma
Apabila terjadi gaya abduksi maka akan terjadi dorongan yang mendorong
maleolus lateral. Hal ini akan menyebabkan fraktur dari maleolus lateral setinggi
permukaan sendi atau di atasnya. Sedangkan ujung maleolus medial tertarik
sangat kuat oleh ligament deltoid,menyebabkan fraktur avulse pada ujung
maleolus medialis.
Gaya adduksi : akan mendorong tulang talius pada maleolus medialis
menyebabkan fraktur maleolus medialis di atas permukaan sendi. Sedang gaya
rotasi dari kaki dapat menyebabkan fraktur kedua malleolus disertai robeknya
ligament tibiofibula bagian distal. Atau dapat disertai fraktur malleolus posterior.
Kalau terjadi robekan ligament tibiafibula bagian distal maka tulang talus akan
mengalami dislokasi kea rah lateral.

Gejala klinik
Pada fraktur pergelangan kaki penderita akan mengeluh sakit sekali dan tak dapat
berjalan. Di daerah pergelangan kaki sangat bengkak. Bila terjadi fraktur kedua
maleolus akan jelas tampak deformitas.
Radiologi
Umumnya dengan proyeksi anteroposterior dan lateral dapat diketahui adanya
fraktur di daerah pergelangan kaki.

Penanggulangan
Fraktur Malleolus medialis
Dapat dicoba dengan reposisi tertutup. Bila berhasil baik dipertahankan dengan
imobilisasi gips di bawah lutut selama 8 minggu. Bila hasil reposisi jelek,harus
dipikirkan kemungkinan terjadinya interposisi di periosteum antara kedua
fragmen. Untuk hal ini harus dilakukan tindakan operasi,dipasang internal fiksasi
dengan pemasangan screw.
Fraktur maleolus lateral
Umumnya dengan melakukan reposisi tertutup hasilnya baik. Imobilisasi dengan
gips di bawah lutut selama 6 minggu.
Fraktur maleolus lateral disertai dengan robeknya ligament deltoid.
Terjadinya fraktur maleolus lateral dan dislokasi dari tulang talus ke lateral. Pada
radiologis jelas tampak jarak maleolus medial dan tulang talus melebar. Hal ini
dapat dicoba ditanggulangi dengan reposisi tertutup. Bila hasil reposisi tertutup
gagal , dilakukan tindakan open reduksi dengan pemasangan internal fiksasi pada
tulang fibula.
Fraktur maleolus lateral dan maleolus medial (Bimalleolus) : terjadi
fraktur maleolus lateral dimana garis patahnya terletak di atas permukaan sendi
pergelangan kaki dan fraktur avulse maleolus medialis. Hal ini dapat dicoba
dengan reposisi tertutup kalau hasilnya jelek dilakukan operasi reposisi terbuka
dengan pemasangan internal pada kedua maleolus.

Fraktur trimaleolus (Fraktur maleolus medial lateral dan posteriaor )


Prinsipnya sama dengan penanggulangan fraktur bimaleolus.

Komplikasi
Kekauan sendi (ankilosis). Hal ini disebabkan karena kerusakan ligament-
ligamen , dapat diatasi dengan melakukan fisioterapi.
Mal union : Biasanya pada penanganan non operatif dimana terjadi reposisi
yang tidak tepat. Arteritis post traumatic disebabkan karena mal union.

FRAKTUR TALUS
Tulang talus merupakan salah satu tulang yang sangat penting untuk menahan dan
menyebar beban berat badan. Tulang talus sering mengalami fraktur.

Mekanisme trauma
Bisa disebabkan trauma yang tak langsung, hal ini terjadi pada penderita sewaktu
mengendarai mobil mengalami kecelakaan dengan mendadak dan sekuat tenaga
kaki menginjak pijakan rem. Posisi kaki secara mendadak dalam posisi
hiperdorsofleksi,hal ini akan menyebabkan fraktur di daerah leher talus. Atau
jatuh dari suatu ketinggian akan menimbulkan gaya tekan aksial pada tulang talus.
Hal ini akan menyebabkan fraktur di daerah korpus. Kemungkinan yang lain,
sewaktu posisi kaki dalam plantar fleksi terjadi kecelakaan dimana terjadi gaya
dorong pada metatarsal diteruskan ke tulang navikular yang akhirnya
menyebabkan fraktur pada kepala talus.

Klasifikasi
Berdasarkan lokalisasi garis patah :
- Fraktur leher talus
- Fraktur korpus talus
- Fraktur kepala talus

Pemeriksaan fisik
Mengalami kecelakaan berat (tabrakan mobil jatuh dari ketinggian). Terasa sakit
sekali di daerah pergelangan kaki dan kaki. Daerah pergelangan kaki dan kaki
sangat membengkak.

Radiologi
Proyeksi anterioposterior dan obliqus untuk melihat daerah korpus talus. Proyeksi
lateral untuk melihat daerah leher dan kepala talus.
Penanggulangan
Bila tidak terjadi dislokasi fragmenya, dilakukan imobilisasi dengan gips sirkuler
di bawah lutut. Gips dipertahankan + 3 bulan sampai terjadi union. Bila terjadi
dislokasi, dicoba dengan melakukan reposisi dalam narkose. Bila kedudukan
berhasil baik,dipasang imobilisasi dengan gips sirkuler di bawah lutut. Bila
kedudukan fragmennya tetap dislokasi,dilakukan operasi open reduksi difiksasi
dengan skrup.

Komplikasi
- Infeksi
- Mal union
- Avaskuler nekrosis
- Delayed union
- Artritis post traumatika

FRAKTUR KALKANEUS
Tulang kalkaneus terdiri dari tulang spongiosa,dengan korteks yang tipis. Pada
tulang kalkaneus kaya akan vaskularisasi ,maka mudah dimengerti pada fraktur
kalkaneus mudah terjadi penyembuhan.
Mekanisme trauma
Dapat disebabkan daya puntir yang akan menyebabkan terjadinya fraktur
kalkaneus ekstraartikular. Sedangkan daya tekan vertikel akibat jatuh dari
ketinggian akan menyebabkan fraktur intrartikular.

Klasifikasi
Ekstrartikular fraktur,dimana garis patahnya tidak menembus permukaan sendi
subtalar. Intraartikular fraktur, dimana garis patah menembus permukaan sendi
subtalar.

Pemeriksaan fisik
Rasa sakit dan nyeri tekan di daerah sinus tarsi. Bengkak pada jenis
ekstraartikular tidak begitu jelas. Penderita tak dapat bediri. Pada jenis
intraartikular pembengkakan tumit pada daerah yang patah lebih pendek.
Harus diperhatikan pula kemungkinan adanya nyeri di daerah lumbal atau
dorsolumbal. Kemungkinan adanya fraktur vertebra lumbal atau vertebra
torakalis. Hal ini penting karena menurut carve 10% dari fraktur kalkaneus diikuti
oleh fraktur vertebra lumbal atau vertebra torakal.

Radiologi
Proyeksi anteroposterior,proyeksi lateral dan proyeksi aksial

Penanggulangan
Pada jenis ekstraartikular,bila tidak terjadi dislokasi garis patahnya cukup
dilakukan imobilisasi dengan gips sirkuler dibawah lutut. Bila terjadi dislokasi
dilakukan reposisi dengan menekan fragmen yang menonjol kea rah dalam posisi
kaki dibuat equines,baru dipasang gips sirkuler di bawah lutut. Untuk jenis
intraartikular dimana permukaan sendi subtalar amblas,harus dilakukan open
reduksi. Yang amblas diangkat kembali dan daerah yang berlubang ditanam alih
tulang spongiosa,setelah itu dilakukan imobilisasi dengan gips sirkuler di bawah
lutut + 6 minggu.

Komplikasi
- Mal union
- Artritis post traumatic

FRAKTUR METATARSAL
Mekanisme trauma
Trauma langsung (direct), karena kejatuhan barang yang cukup berat atau karena
trauma tak langsung (indirect),hal ini dapat terjadi sewaktu kaki menginjak tanah
dengan kuat secara tiba-tiba badan melakukan gerakan putar.

Pemeriksaan fisik
Penderita mengeluh sakit di daerah pedis. Tampak pembengkakan dan ekimosis.
Pada palpasi dapat ditemukan nyeri tekan,krepitasi dan nyeri sumbu.

Radiologi
- Proyeksi anteroposterior
- Proyeksi oblique
- Proyeksi lateral
Penanggulangan
Bila fragmen fraktur tak mengalami dislokasi dilakukan imobilisasi dengan
pemasangan gips sirkuler (short walking cast),dipertahankan sampai 4-6 minggu.
Bila terjadi dislokasi terutama pada kepala metatarsal kearah plantar harus
dilakukan reposisi tertutup. Kalau gagal dilakukan open reduksi dengan
pemasangan internal fiksasi dengan Kirschner wire.

Anda mungkin juga menyukai