Anda di halaman 1dari 42

APLIKASI TEKNOLOGI MEMBRAN PADA

PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

Author:
Hana Timoti
hana@nawapanca.com

PT NAWAPANCA ADHI CIPTA


2005
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virgin Coconut Oil atau VCO adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa
segar. Berbeda dengan minyak kelapa biasa, VCO dihasilkan tidak melalui
penambahan bahan kimia atau pun proses yang melibatkan panas yang tinggi.
Selain warna dan rasa yang berbeda, VCO mempunyai asam lemak yang tidak
terhidrogenasi seperti pada minyak kelapa biasa. VCO menjadi populer karena
manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan VCO mengandung banyak
asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty Acid/MCFA). Sifat MCFA
yang mudah diserap sampai ke mitokondria akan meningkatkan metabolisme
tubuh. Penambahan energi yang dihasilkan oleh metabolisme itu menghasilkan
efek stimulasi dalam seluruh tubuh manusia sehingga meningkatkan tingkat
energi yang dihasilkan. MCFA yang paling banyak terkandung dalam VCO adalah
asam laurat (lauric acid).

Manfaat lain dari VCO diantaranya adalah peningkatan daya tahan terhadap
penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Manfaat tersebut ditimbulkan
dari peningkatan metabolisme dari penambahan energi yang dihasilkan, sehingga
mengakibatkan sel-sel dalam tubuh bekerja lebih efisien. Mereka membentuk sel-
sel baru serta mengganti sel-sel yang rusak dengan lebih cepat. VCO di dalam
tubuh menghasilkan energi saja tidak seperti minyak sayur yang berakhir di dalam
tubuh sebagai energi, kolestrol dan lemak.

VCO memiliki harga jual yang jauh lebih mahal daripada harga minyak kelapa
biasa, hal ini disebabkan masih kurangnya ketersediaan VCO serta berkaitan
dengan manfaatnya yang besar bagi kesehatan. Harga VCO berada pada kisaran
US$ 10-15 per liter, ditambah dengan harga bahan baku yang murah dan
berlimpah serta proses yang relatih mudah membuat investasi di bidang ini sangat
menarik.

I-1
Bab I Pendahuluan I-2

1.2 Sifat Kimia Fisik VCO

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat sifat kimia fisik VCO serta di Tabel 1.2 adalah
komposisi asam lemak yang ada dalam VCO.

Tabel 1.1 Sifat kimia fisik VCO.


Properties Value
Color Colorless to brownish yellow
Specific gravity at 25oC 0.917 0.919
FreeFatty Acid value 0.01 1.00
Saponification value 250 264
Iodine value 7.50 10.50
Refractive index at 40oC 1.448 1.449
Moisture 0.10 0.25
Viscosity at 50oC (cP) 24

Tabel 1.2 Komposisi Asam Lemak VCO.


Asam Lemak Komposisi
Lauric acid 46.0 %
Myristic acid 19.9 %
Palmitic acid 9.8 %
Caprylic acid 6.8 %
Oleic acid 6.4 %
Capric acid 6.0 %
Stearic acid 3.4 %
Linoleic acid 1.3 %
Caproic acid 0.4 %

1.3 Spesifikasi dan Kegunaan VCO

Minyak Kelapa (Cocus nucifera) adalah minyak yang paling sehat dan paling
aman dibandingkan dengan minyak goreng golongan Minyak Sayur seperti
Minyak Jagung, Minyak Kedele, Minyak Biji Bunga Matahari dan Canola. Virgin
Coconut Oil atau VCO merupakan minyak kelapa yang diperoleh dengan tidak
melibatkan bahan kimia ataupun panas yang tinggi. Spesifikasi VCO yang umum
di pasaran dapat terlihat pada Tabel 1.3.

Banyaknya manfaat VCO disebabkan oleh tingginya kandungan asam lemak


jenuh yang tinggi (90%-w). Asam lemak yang bersifat jenuh ini mengakibatkan
tidak mudahnya asam lemak ini untuk teroksidasi oleh radikal bebas. Asam lemak

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab I Pendahuluan I-3

yang teroksidasi oleh radikal bebas mengakibatkan terbentuknya LDL kolesterol


teroksidasi yang dapat menyumbat pembuluh darah. Seperti yang diketahui bahwa
komposisi asam lemak jenuh terdiri dari asam lemak jenuh berantai rendah,
medium dan panjang. Asam lemak jenuh berantai rendah dan medium memiliki
sifat antimikrobial dan menunjang sistem kekebalan tubuh sehingga dapat
menjaga tubuh kita dari virus, jamur dan bakteri patogen lainnya.

Tabel 1.3 Komposisi Asam Lemak VCO.

Properties Value
Color, Odor and Taste Colorless oil, sediment free, with natural
fresh coconut scent, free from odors or
tastes indicating alteration
FreeFatty Acid (% as Lauric Acid) 0.2% max.
Moisture and volatile content 0.2% max.
Food additives None permitted
Peroxide value 3 meq/kg oil
Saponification value 250 265
Iodine value 7.50 10.50
Acid value 4 max.
Unsaponifiables (g/kg) 15 max
Refractive index at 40oC 1.448 1.449
Melting Point (C) 22-26
Density at 60C (kg/ltr) 0.890-0.895

VCO dapat dibuktikan bermanfaat dalam pengobatan berbagai jenis penyakit


berbahaya seperti kanker dan HIV/AIDS, karena di dalam coconut oil terdapat
kandungan senyawa penting yaitu Medium Triglyceride Chain (MTC) yang dapat
berperan sebagai zat aktif penyerang penyakit. Zat ini sebenarnya dihasilkan
secara alami oleh kelenjar manusia guna membentuk sistem pertahanan tubuh.
Selain itu juga VCO mempunyai kandungan MCFA (Medium Chain Fatty Acid)
yang merangsang pembentukan kolesterol baik di dalam tubuh. Bila minyak ini
digunakan sebagai minyak goreng, akan mengurangi resiko penumpukan
kolesterol di dalam darah yang bisa menjadi penyebab penyakit obesitas serta
jantung. Berikut ini adalah daftar manfaat VCO bagi kesehatan yang banyak
dipublikasikan oleh banyak peneliti di dunia:

9 menambah sistem kekebalan tubuh

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab I Pendahuluan I-4

9 membantu mencegah infeksi bakteri, virus dan jamur


9 mengurangi bahaya kanker
9 membantu mengendalikan diabetes
9 membantu menghilangkan batu ginjal
9 mengurangi resiko atherosclerosis dan serangan jantung
9 memperbaiki pencernaan dan penyerapan makanan
9 menjaga kulit lembut dan halus
9 sebagai carrier oil yang baik untuk aromaterapi

HEART

INTESTINE
LC FATS VLDL
C14-C22 LIVER IDL
MUCOSAL CELL LDL
MC FATS
C6-C12

CHOLESTEROL
TISSUES
ENERGY

Gambar 1.1 Perbandingan konsumsi Long Chain Fats (LC Fats) dengan Medium Chain
(MC Fats) di dalam tubuh.

1.4 Aspek Pasar VCO

Kebutuhan VCO untuk Indonesia dan dunia belum terpetakan dengan baik.
Berdasarkan hasil pemantauan berbagai media, kebutuhan akan VCO sangatlah
besar. Contohnya data dari majalah Trubus yang melaporkan bahwa Singapura
memerlukan pasokan sebesar 243.000 liter sedangkan Amerika meminta 200 ton
VCO untuk periode Juli Agustus, belum lagi ditambah kebutuhan domestik.
Semua permintaan tersebut belum terpenuhi oleh produksi VCO di dalam negeri.
Salah satu penyebabnya adalah proses pembuatan VCO yang digunakan sekarang
ini belum mampu menutupi kebutuhan pasar yang sangat besar.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab I Pendahuluan I-5

Untuk pemasaran VCO, pemasokan produk bisa dilakukan dengan menyuplai ke


perusahaan yang sudah mempunyai kontrak kerja atau kerja sama dengan
perusahaan oleokimia yang sudah ada. Cara penjualan langsung (direct selling)
dapat juga dilakukan, karena VCO masih sulit ditemukan di toko ataupun
supermarket.

1.5 Potensi Pengembangan / Aplikasi VCO di Indonesia

Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia memiliki kebun kelapa (Cocos


nucifera) terluas di dunia, seluas 3.745.000 hektar, yang hampir seluruhnya adalah
perkebunan rakyat dan merupakan sumber penghasilan sekitar dua setengah juta
keluarga petani. Namun, nilai ekspor minyak kelapa Indonesia (32,2 persen)
masih di bawah Filipina (45,6 persen dari total ekspor dunia). Selain itu ekspor
Indonesia masih dalam bentuk minyak kelapa biasa, sedangkan Filipina sudah
mulai menjangkau dunia dengan VCO-nya dengan harga yang tiga atau empat kali
minyak kelapa biasa.

Pada Tabel 1.4 terlihat bahwa luas lahan yang ditanami pohon kelapa yang
terbesar ada di Indonesia, sehingga produksi kelapa yang terbesar adalah
Indonesia. Berdasarkan data dari Tabel 1.4, maka sudah sewajarnya jika Indonesia
menjadi penghasil VCO terbesar di dunia.

Faktor lain yang membuat potensi pengembangan VCO di Indonesia sangat besar
ialah masih sedikit perusahaan yang mengolah kelapa menjadi VCO. Produksi
VCO sekarang ini lebih banyak dihasilkan dari industri rumah tangga, kemudian
dikumpulkan oleh sebauah pengumpul untuk selanjutnya di-ekspor atau dijual ke
perusahaan oleokimia yang memerlukan VCO sebagai bahan baku.

Secara ringkas faktor-faktor yang menjadikan potensi pengembangan VCO


Indonesia sangat besar, diantaranya:

Ketersediaan bahan mentah yang melimpah;


Kebutuhan VCO dari luar maupun dalam negeri yang sangat besar;

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab I Pendahuluan I-6

Produksi dengan kapasitas yang besar serta manajemen industri yang baik
masih sedikit (masih didominasi oleh industri rumah tangga).

Tabel 1.4 Luas area dan produksi kelapa di berbagai negara di dunia (1996).

Area Percentage Production Percentage


No Country
(in 1000 ha) share million nuts share
F.S.
1. 17 0.15 40.00 0.07
Micronesia
2. Fiji 65 0.56 196.40 0.37
3. India 1796 15.51 13968.00 26.06
4. Indonesia 3745 32.35 13595.00 25.36

5. Malaysia 280 2.42 722.00 1.35


6. Papua 14 0.12 70.00 0.13
Papau New
7. 260 2.25 960.00 1.79
Guinea
8. Philippines 3093 26.71 11935.00 22.27
Solomon
9. 59 0.51 287.00 0.54
Islands
10. Sri Lanka 416 3.62 2546.00 4.75
11. Thailand 377 3.26 1130.00 2.11
12 Vanatu 96 0.83 346.00 0.65
13. Vietnam 190 1.64 1065.00 1.99
14. West Samoa 75 0.65 160.00 0.30
15. Others 1092 9.43 6576.55 12.27
Total 11578 100.00 53597.55 100.00

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1 Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) adalah
buah kelapa (Cocos nucifera) yang berumur 11 12 bulan dengan kulit sabut
berwarna cokelat. Jenis buah kelapa yang digunakan berasal dari jenis kelapa
dalam dengan varietas berdaging tebal atau jenis hibrida lokal. Varietas ini
memiliki kadar air yang lebih sedikit dibanding varietas buah kelapa lainnya serta
menghasilkan minyak lebih banyak. Ketuaan serta varietas kelapa harus
diperhatikan karena berpengaruh terhadap kualitas minyak yang dihasilkan.

Buah kelapa terdiri dari beberapa bagian, yaitu kulit luar (epicarp), sabut
(mesocarp), tempurung (endocarp), kulit daging buah (testa), daging buah
(endosperm), air kelapa dan lembaga. Bagian yang menghasilkan VCO adalah
daging buahnya. Selain daging buah, bagian kelapa yang lainnya berguna untuk
hal yang lain. Contoh, ampas daging buah yang sudah diambil minyaknya
berguna sebagai bahan baku pembuatan makanan (untuk kue, dan sebagainya)
dapat juga digunakan sebagai bahan baku pangan ternak. Pada Gambar 2.1 dapat
terlihat diagram pemanfaatan bagian-bagaian dari buah kelapa.

Gambar 2.1 Manfaat dari bagian-bagian buah kelapa.

II - 1
Bab II Deskripsi Proses II - 2

2.2 Karakteristik Produk

Virgin Coconut Oil (VCO) sering disebut juga sebagai minyak kelapa murni.
Penyebutan nama pada minyak kelapa jenis ini dengan penambahan atribut
murni mengindikasikan terdapatnya beberapa perbedaan pada penampakan,
sifat fisik, dan prinsip proses pengolahannya terhadap jenis minyak kelapa biasa.
Warna minyak kelapa murni ini relatif lebih bening dan tak berwarna apabila
dibandingkan dengan minyak kelapa biasa. Kadar air dalam minyak kelapa murni
yang rendah menyebabkan minyak ini tidak mudah berbau tengik. Kandungan
kimiawi yang berbeda dengan minyak kelapa biasa, menyebabkan sifat khas dari
minyak kelapa murni. Hal ini disebabkan kandungan asam lemak jenuh (rantai
pendek dan medium) yang tinggi. Asam lemak jenuh ini memiliki potensi
kegunaan yang sangat besar baik bagi dunia kesehatan, industri farmasi,
kosmetika maupun sebagai pendukung industri pangan.

Karena tidak menggunakan pemanasan yang tinggi, maka kandungan asam lemak
trans menjadi tidak ada, sedangkan kandungan asam laurat yang tinggi
menyebabkan VCO bersifat anti bakteri. Komoditas VCO masih belum
terpublikasikan secara luas sehingga standar produknya masih belum dikenal
umum seperti minyak kelapa biasa. Pada Gambar 2.2, dapat dilihat salah satu
contoh produk VCO. Kemudian pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 dapat dilihat
komposisi kandungan kimia yang ada pada VCO serta standar mutu VCO dari
berbagai sumber.

Gambar 2.2 Contoh produk VCO, bening tak berwarna.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab II Deskripsi Proses II - 3

Tabel 2.1 Komposisi kandungan kimia VCO.

Kadar %-w
Nama Asam Lemak Jenuh Jenis Rantai Versi [1] Versi [2] Versi [3] Versi [4]
Asam Butirat (C4H8O2) 0 0 0 0
Asam Kaproat(C6H12O2) pendek 0,4-0,6 0,05-0,7 0,5 0,0-0,8
Asam Kaprilat(C8H16O2) 5,0-10 4,6-10 7,5 4,1-4,8
Asam Kaprat (C10H20O2) 4,5-8,0 5,0-8,0 6,3 4,5-9,7
medium
Asam Laurat (C12H24O2) 43-51 45,1-53,2 47,0 44,1-51,3
Asam Miristat(C14H28O2) 16-21 16,8-21,0 17,5 13,1-18,5
Asam Palmitat(C16H32O2) panjang 7,5-10 7,5-10,2 8,8 7,5-10,5
Asam Stearat (C18H36O2) 2,0-4,0 2,0-4,0 3,0 1,0-3,2
Nama Asam Lemak Tak Jenuh
Asam Oleat (C18:1) 5,0-10,0 5,0-10,0 7,5 5,0-8,2
Asam Linoleat (C18:2) 1,0-2,5 1,0-2,5 1,8 1,0-2,6
Omega 3 LNA Poly (C18:3)
panjang
Omega 6 AA Poly (C20:1)
(Lain2) <0,5 (Lain2) <0,6 0,0 0,0
Omega 3 EPA Poly (C20:2)
Omega 3 DHA Poly (C22:1)
Total % asam lemak rantai pendek 5,4-10,6 4,65-10,6 8,00 4,1-5,6
Total % asam lemak rantai medium 47,5-59 50,1-61,2 53,30 48,6-61
Total % asam lemak rantai panjang 31,5-47,5 32,9-48,3 38,50 27,6-43
[1] Kokonut Pacific (http://www.kokonutpacific.com.au/)
[2] CODEX STAN 210-1999 (Named Vegetable Oils, Rev.1-2001; http://www.codexalimentarius.net/)
[3] Thieme, J.G. 1968 dalam Palungkun, R. 2001
[4] Watson, Greg. Jan 2002 (http://optimalhealth.cia.com.au/)

Tabel 2.2 Standar mutu VCO.

Persyaratan
Karakteristik Versi [1] Versi [2] Versi [3]
kadar air (%-w) 0,10% 0,20% 0,30%
kotoran 0,05% 0,50%
bilangan Iod (mg Iod/ g sampel - Wijs) 6-11 6,3-10,6 8 - 10,0
bilangan penyabunan (mg KOH/g) 248-265 248-265 255-265
bilangan peroksida (mg oksigen/ g sampel) 0,002 0,015 1
bilangan tak-tersabunkan (g/Kg) 15 15
bilangan Reichert 6-8,5 6-8,5 N/A
bilangan Polenske 13-18 13-18
asam lemak bebas (sbg asam laurat) 0,20% 0,30%
logam Cu (mg/Kg) 0,4
Logam Fe (mg/Kg) 5
N/A 0
Logam Pb (mg/Kg) 0,1
Logam As (mg/Kg) 0,1
warna (skala Pt-Co) 50
normal
bau
densitas (40 oC/air 20 oC) 0,908-0,921 0,908-0,921
indeks bias (nD 40 oC) 1,448-1,450 1,448-1,451 N/A
[1] Kokonut Pacific (http://www.kokonutpacific.com.au/)
[2] CODEX STAN 210-1999 (Named Vegetable Oils, Rev.1-2001; http://www.codexalimentarius.net/)
[3] Standar Industri Indonesia dalam Palungkun, R. 2001

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab II Deskripsi Proses II - 4

2.3 Proses Pengolahan VCO Konvensional

Proses-proses konvensional pengolahan VCO yang banyak ditemukan diantaranya


adalah:

1. Fermentasi
Buah kelapa yang telah diparut diberi air, kemudian parutan daging
diperas. Santan yang dihasilkan disaring dan ditampung dalam wadah
transparan lalu ditutup dan didiamkan. Satu jam berselang krim yang
terbentuk dipisahkan dari air. Setelah ditambahkan mikroba dan diaduk,
krim didiamkan selama 10 jam hingga menghasilkan minyak. Mikroba
membantu penggumpalan protein agar terpisah dengan minyak.

Kelapa

Pengupasan kulit dan


cangkang

Pemarutan daging
buah

Penyantanan Air

Ampas
Penyaringan
Kelapa

Air
Air santan didiamkan
dibuang

Krim Mikroba

VCO Sisa Krim

Gambar 2.3 Skema pembuatan VCO dengan cara fermentasi.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab II Deskripsi Proses II - 5

2. Sentrifugasi
Pengolahan awalnya sama dengan cara fermentasi, hanya berbeda pada
teknik pengambilan minyaknya. Buah kelapa yang telah diparut diberi air
kemudian parutan dagingnya diperas. Setelah dihasilkan santan, kemudian
disaring dan ditampung dalam wadah. Proses selanjutnya, santan
disentrifugasi sehingga menghasilkan tiga lapisan, yaitu lapisan protein,
air serta minyak. Terbentuknya ketiga lapisan tersebut meruipakan
pemanfaatan beda berat jenis komponen dalam santan. Lapisan paling atas
yang berupa minyak merupakan produk hasil yang diinginkan yaitu VCO.

Kelapa

Pengupasan kulit dan


cangkang

Pemarutan daging
buah

Penyantanan Air

Ampas
Penyaringan
Kelapa

Air santan Air


disentrifugasi dibuang

Terbentuk tiga lapisan

Lapisan paling atas: Produk samping:


VCO air dan protein

Gambar 2.4 Skema pembuatan VCO cara sentrifugasi.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab II Deskripsi Proses II - 6

2.4 Potensi Aplikasi Teknologi Membran

Proses inti pada pembuatan VCO terletak pada pemisahan minyak dari air dan
protein. Pada berbagai proses, pemisahan tersebut dilakukan dengan
memanfaatkan berat jenis minyak yang lebih ringan. Akan tetapi cara tersebut
mempunyai kendala yaitu waktu yang lama (pada cara fermentasi) serta kesulitan
dalam kemurnian produk (pada cara sentrifugasi, karena pemisahan dilakukan
dengan cara dekantasi).

Berkembangnya teknologi membran memberikan alternatif proses lain pada


produksi VCO. Dengan memanfaatkan besar molekul, kendala pemisahan,
diantaranya waktu yang lama serta kemurnian produk pada proses lain, dapat
dihindari. Proses produksi VCO dengan memakai teknologi membran yang
diusulkan adalah sebagai berikut:
a. Pemisahan daging buah dan tempurung.
Buah kelapa yang digunakan hendaknya cukup tua. Daging buah kelapa
dipisahkan dari tempurungnya dengan menggunakan linggis.
b. Pemarutan
Pemarutan ini berfungsi untuk memperkecil ukuran dan merusak sel-sel
daging buah kelapa agar minyaknya mudah dikeluarkan.
c. Pemerasan
Parutan kelapa diperas untuk mendapatkan santannya. Minyak dapat
dikeluarkan dari buah kelapa dengan membentuk emulsi santan dengan
air.
d. Penyaringan
Untuk memisahkan santan yang dihasilkan dengan cake (parutan kelapa
yang sudah diperas).
e. Pemisahan
Dilakukan secara dua tahap yaitu:
a. ultrafiltrasi, untuk memisahkan protein dari air dan minyak
b. reverse osmosis, untuk memisahkan minyak dari air

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab II Deskripsi Proses II - 7

VCO yang dihasilkan dengan melibatkan teknologi membran ini diharapkan dapat
mempermudah produksi VCO dengan spesifikasi produksi yang berkualitas
sangat tinggi.

Kelapa

Pengupasan kulit dan


cangkang

Pemarutan daging
buah

Penyantanan Air

Ampas
Penyaringan
Kelapa

Ultra filtrasi Protein

Reverse osmosis Air

VCO

Gambar 2.5 Skema pembuatan VCO dengan aplikasi teknologi membran.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


BAB III
PROSES MEMBRAN

Proses pemisahan VCO dari larutan santan dilakukan dengan menggunakan


ultrafiltrasi dan reverse osmosis. Keduanya merupakan teknik pemisahan yang
menggunakan membran sebagai komponen utamanya. Ultrafiltrasi digunakan
untuk memisahkan protein dari air dan minyak sedangkan reverse osmosis
berperan dalam pemisahan minyak (asam lemak) sebagai produk dari air yang
merupakan pelarutnya. Proses ultrafiltrasi dan reverse osmosis mempunyai
spesifikasi tersendiri baik dari segi material maupun fenomena perpindahannya.

3.1 Material dan Proses Pembuatan Membran

Berdasarkan prinsip struktur dan pemisahannya, membran dibagi menjadi tiga tipe
dasar, yaitu:
membran porous (mikrofiltrasi, ultrafiltrasi)
membran nonporous (separasi gas, pervaporasi, dialisis)
membran carier
Definisi porous menurut IUPAC adalah sebagai berikut:
- macropores > 50 nm
- mesopores 2 nm < pore size < 50 nm
- micropores < 2 nm
Pada pembentukannya, membran porous dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah
ini, yaitu:
konsentrasi polimer yang rendah
tingginya afinitas bersama antara solvent dan nonsolvent
penambahan nonsolvent pada larutan polimer
rendahnya aktivitas nonsolvent
penambahan polimer kedua pada larutan polimer, misalnya
polyvinylpyrrolidone

III - 1
Bab III Proses Membran III - 2

Gambar 3.1 Skema klasifikasi membran.

Pembuatan membran sintesis berdasarkan teknik pembuatannya:


- sintering
- stretching
- track-etching
- phase inversion
- sol-gel process
- vapour deposition
- solution coating
Untuk phase inversion (inversi fasa), teknik penyiapannya adalah sebagai
berikut:
a. Presipitasi dengan penguapan pelarut
b. Presipitasi fasa uap
c. Presipitasi dengan penguapan terkendali
d. Presipitasi termal
e. Presipitasi imersi

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab III Proses Membran III - 3

Membran yang dipakai ialah:


Membran datar
Membran tubular
- Hollow fiber
- Kapiler
- Tubular (wet, melt, dry spinning)

Gambar 3.2 Mesin pembuatan membran.

3.1.1 Ultrafiltrasi
Membran yang dipakai untuk ultrafiltrasi adalah membran porous sintesis yang
terbuat dari polimer. Struktur membran-nya asimetrik dengan metode produksi
phase inversion, bahan yang digunakan adalah polysulfone serta bentuknya berupa
flat.

3.1.2 Reverse Osmosis


Untuk reverse osmosis digunakan juga membran porous sintesis yang terbuat dari
polimer. Bahan polimer yang dipakai yaitu cellulose triacetate dengan metode
produksi phase inversion, struktur membran-nya asimetrik sedangkan bentuknya
berupa hollow fiber. Bahan cellulose banyak digunakan sebagai bahan pembuatan
membran dialisis. Di samping properties yang sangat bagus untuk sebuah
membran, akan tetapi jenis cellulose ester sangat sensitif terhadap degradasi

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab III Proses Membran III - 4

panas, bahan kimia dan biologis. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, pH-nya
harus dijaga antara 4 dan 6,5 pada temperatur lingkungan.

Gambar 3.3 Representasi Skematik Peralatan Pabrikasi Flat RO/UF.

Gambar 3.4 Mesin Spinning Hollow Fiber.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab III Proses Membran III - 5

3.2 Karakteristik dan Metoda Karakterisasi Membran

3.2.1 Ultrafiltrasi
Spesifikasi ultrafiltrasi yang akan digunakan untuk pemisahan protein dari air dan
minyak dalam produksi VCO, adalah sebagai berikut:
Membran : asimetrik porous
Ketebalan : 150 m
Ukuran pori : 2 nm
Driving force : tekanan (5 bar)
Prinsip pemisahan : sieving mechanism
Material membran : polysulfone

Gambar 3.5 Morfologi membran untuk ultrafiltrasi dari polysulfone.

3.2.2 Reverse Osmosis


Spesifikasi reverse osmosis yang akan digunakan untuk pemisahan asam lemak
dari air dalam produksi VCO, adalah sebagai berikut:
Membran : asimetrik
Ketebalan : sublayer = 150 mm; toplayer = 1mm
Ukuran pori : < 2 nm
Driving force : tekanan (20 bar)
Prinsip pemisahan : solution diffusion
Material membran : cellulose triacetate

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab III Proses Membran III - 6

VCO mengandung molekul organik asam laurat sebagai komponen utama dengan
Mr sekitar 100, sedangkan perkiraan dimensi molekul sebesar 0,5 nm.
Berdasarkan data tersebut diperkirakan membran yang diperlukan adalah sebesar
0,4 nm atau 4 Angstrom (besar molekul air adalah 0,2 nm, sehingga pori membran
tidak lebih kecil dari 0,2 nm).

3.2.3 Metoda Karakterisasi Membran


Beberapa metoda karakterisasi membran porous diantaranya adalah:
- gas adsorption-desorption
- thermoporometry
- permporometry
- liquid displacement
- solute rejection measurements
Karakterisasi ini diperlukan untuk mengukur ukuran membran apakah sudah
sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan atau belum.

Karakterisasi membran untuk ultrafiltrasi dan reverse osmosis pada proses ini
dilakukan dengan metode solute rejection measurements (pengukuran rejeksi
solut).

Gambar 3.6 Perbandingan karakteristik rejeksi suatu membran sharp cut-off dengan
diffuse cut-off.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab III Proses Membran III - 7

3.3 Fenomena Perpindahan

Terjadinya perpindahan disebabkan adanya driving force. Proses perpindahan


dalam membran secara garis besar dapat dikelompokkan dua driving force yaitu:
ditimbulkan oleh perbedaan beda potensial kimia dan beda potensial listrik.
Berdasarkan kedua driving force tersebut, kemudian diturunkan model-model
persamaan lebih spesifik untuk masing-masing jenis membran. Model
perpindahan untuk membran porous, adalah sebagai berikut:

Gambar 3.7 Proses perpindahan pasif suatu komponen dari fasa potensial tinggi ke fasa
potensial rendah.

Gambar 3.8 Peristiwa perpindahan pada membran asimetrik.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab III Proses Membran III - 8

Perpindahan pada ultrafiltrasi dan reverse osmosis disebabkan oleh beda potensial
kimia, lebih spesifik lagi disebabkan oleh faktor tekanan. Besarnya perpindahan
digambarkan sebagai fluks, yaitu jumlah mol per luas area membran per waktu.
driving force
flux =
viscosity . total resistance

Pada ultrafiltrasi, besarnya fluks dapat digambarkan oleh persamaan berikut:

J = K.P
J adalah fluks-nya, K konstanta permeabilitas dan P adalah perbedaan tekanan.

Pada reverse osmosis, total fluks adalah penjumlahan dari fluks air (Jw) dan fluks
yang terlarut (Js). Fluks yang terlarut dapat diabaikan karena selektivitas membran
yang tinggi.

Jtotal = Jw + Js = Jw
Dw cw,1m Vw ( P )
Jw =
l RT
J w = Aw ( P )

Ds K s c
Js =
l
J s = B.c

Aw adalah koefisien permeabilitas air sedangkan B adalah koefiesien permeabilitas


solute. Persamaan di atas menunjukkan bahwa fluks air (atau pelarut) pada reverse
osmosis sebanding dengan perbedaan tekanan efektif sedangkan fluks solute
sebanding dengan perbedaan konsentrasi.

3.4 Fouling dan Polarisasi Konsentrasi

Untuk mengukur kecenderungan fouling pada ultrafiltrasi dan reverse osmosis


maka dilakukan tes fouling. Parameter-parameter yang dapat menggambarkan
fenomena fouling adalah:
- silting index (SI)
- plugging index (PI)

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab III Proses Membran III - 9

- fouling index (FI) atau silt density index (SDI)


- modified fouling index atau membrane filtration index (MFI)

Parameter yang akan digunakan untuk mengukur fouling adalah MFI. Beberapa
keuntungan dari MFI adalah:
- dengan membandingkan beberapa larutan, kecenderungan fouling yang
berbeda dapat terobservasi,
- nilai maksimum MFI yang diijinkan dapat diberikan spesifik untuk sebuah
pabrik,
- penurunan fluks dapat diprediksi untuk beberapa tingkat

Beberapa metode untuk mengurangi fouling antara lain:


- Pretreatment larutan umpan
- Properties membran
- Kondisi modul dan proses
- Cleaning
o Hydraulic cleaning
o Mechanical cleaning
o Chemical cleaning
o Electric cleaning

Untuk produksi VCO ini, beberapa metode yang digunakan untuk mengurangi
fouling, yaitu:
- umpan sebelum masuk unit ultafiltrasi sudah dilakukan pretreatment
dengan adanya unit filtrasi, untuk menahan parutan kelapa
- unit ultrafiltrasi sebagai pretreatment sebelum memasuki unit reverse
osmosis
- properties membran disesuaikan dengan kondisi umpan
- dilakukan cleaning dengan hydraulic dan mechanical cleaning
- kondisi proses dilakukan agar polarisasi konsentrasinya rendah

Polarisasi konsentrasi terjadi karena konsentrasi di sekitar permukaan membran


naik yang disebabkan tertahannya solute oleh membran. Akan tetapi hal ini dapat
diimbangi dengan perpindahan solute dari permukaan membran menuju ke arah

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab III Proses Membran III - 10

umpan masuk. Sehingga pada pengimplementasiannya, konsentrasi protein pada


ultrafiltrasi dan konsentrasi VCO pada reverse osmosis yang tertinggi ada di dekat
permukaan membran sesuai dengan fenomena polarisasi konsentrasi yang umum
terjadi pada membran.

Konsekuensi dari peristiwa polarisasi konsentrasi tersebut antara lain:


- penyerapan akan lebih rendah,
merupakan kasus yang umum untuk solute dengan Mr yang rendah,
- penyerapan akan lebih tinggi,
terjadi pada campuran makromolekul solute ketika polarisasi konsentrasi
dapat mempengaruhi selektivitas,
- fluks akan lebih rendah,
fluks sebanding dengan driving force, karena polarisasi konsentrasi
menaikkan resistance yang menyebabkan driving force turun, maka fluks
akan menurun.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


BAB IV
PERANCANGAN DAN DESAIN PERALATAN PROSES

Berdasarkan pertimbangan proses yang akan dilakukan serta jenis membran yang
dipakai, maka desain peralatan ultrafiltrasi dan reverse osmosis yang akan
digunakan dalam proses pembuatan VCO diuraikan dalam bab berikut ini.

4.1 Desain Modul

Modul membran merupakan unit terkecil membran yang memiliki luas tertentu.
Aspek aspek perancangan modul membran ialah:
Packing density
Manajemen fluida
Kemampuan menampung SS
Kemudahan cleaning
Kemudahan penggantian
Energi
Biaya investasi
Variabel cost

modul
umpan retentat

permeat

Gambar 4.1 Skema modul membran.

Tipe modul yang umum digunakan dalam peralatan pemisahan membran


diantaranya adalah:
Plate-and-frame
Spiral-wound

IV - 1
Bab IV Perancangan dan Desain Peralatan Proses IV - 2

Tubular
Capillary
Hollow fiber

Setiap modul memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yang


terangkum dalam Tabel 4.1. Oleh karena itu pemilihan modul membran
disesuaikan dengan pemisahan yang dilakukan.

Tabel 4.1 Perbandingan modul-modul membran.

Konfigurasi
Plate & Frame Spiral wound Shell & Tube Hollow fiber
Karakteristik

Packing density Cukup Cukup Rendah Tinggi


(m2/m3) (200-400) (300-900) (150-300) (9000-30000)
Manajemen fluida Baik Baik Kurang Baik
Kemampuan
Cukup Rendah Baik Rendah
menampung SS
Kadang-kadang Mudah
Kemudahan sulit (jika ada (memungkinkan
Sedang Mudah
pencucian halangan dari untuk
spacer) backflushing)
Replacement Sheet /
Element Tube/element Element
(penggantian) cartridge

Rendah-sedang Sedang (spacer Tinggi Rendah (laminar


Energi
(aliran laminar) pressure losses) (turbulen) atau dead-end)

Untuk ultrafiltrasi digunakan modul plate & frame sedangkan untuk reverse
osmosis digunakan modul hollow fiber. Pemilihan modul tersebut berdasarkan
pada pertimbangan packing density, manajemen fluida dan energi.

Modul plate & frame yang digunakan untuk ultrafiltrasi karena mempunyai
kelebihan pada manajemen fluida dan energi dibandingkan dengan shell & tube
yang mempunayi kelebihan pada kemampuan menampung SS (suspended solid).
Kemampuan menampung SS menjadi pertimbangan utama pada ultrafiltrasi
produksi VCO, karena protein yang akan dipisahkan berbentuk SS. Sedangkan
pemilihan hollow fiber untuk reverse osmosis, berdasarkan pada pertimbangan
packing density-nya yang tinggi. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab IV Perancangan dan Desain Peralatan Proses IV - 3

pemisahan asam lemak dengan air relatif cukup sulit, sehingga diperlukan luas
membran yang cukup besar untuk mencapai spesifikasi produk yang diinginkan.
Oleh sebab itu pertimbangan packing density menjadi pertimbangan yang utama.

Gambar 4.2 Modul membran plate & frame.

Gambar 4.3 Modul membran hollow fiber.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab IV Perancangan dan Desain Peralatan Proses IV - 4

4.2 Pola Aliran

Pola aliran yang digunakan dalam ultrafiltrasi produksi VCO adalah dead-end
sedangkan untuk reverse osmosis adalah cross flow.

Feed

Permeate
Flux

(cake th.)

J (flux)

Time

Gambar 4.4 Pola aliran dead-end.

Feed Conc.

Permeate
Flux

J (flux)
(cake th.)

Time

Gambar 4.5 Pola aliran cross flow.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab IV Perancangan dan Desain Peralatan Proses IV - 5

Gambar 4.6 Skema pola aliran modul plate & frame.

Gambar 4.7 Skema pola aliran modul hollow fiber.

4.3 Sistem Operasi

Desain sistem operasi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:


Ultra filtrasi : single pass
Reverse osmosis : batch
Pemakaian sistem operasi single pass pada ultrafiltrasi disebabkan oleh
kemudahan pemisahan protein yang berbentuk SS dari larutan, selain itu tidak
diperlukan spesifikasi tertentu untuk produknya. Sedangkan pemilihan sistem
batch pada reverse osmosis didasarkan pada pertimbangan pemisahan asam lemak
dari air yang relatif lebih sulit serta untuk memenuhi spesifikasi produk yang telah
ditetapkan.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab IV Perancangan dan Desain Peralatan Proses IV - 6

Gambar 4.8 Sistem operasi single pass.

Gambar 4.9 Sistem operasi batch.

4.4 Parameter Proses dan Sistem

Karakteristik kinerja membran digambarkan oleh retention dan permeation rate.


Secara umum pemisahan dengan membran terdiri dari tiga aliran utama yaitu
umpan, permeate dan retentate. Konsentrasi umpan akan lebih kecil dari permeate
atau retentate nya. Berdasarkan fenomena tersebut maka ada beberapa parameter
proses yang dapat membedakan proses satu dengan proses lainnya.

4.4.1 Rejeksi dan Selektifitas


Koefisien rejeksi atau koefisien retention adalah:
c f cp cp
R= = 1
cf cf

cf = konsentrasi feed, cp = konsentrasi permeate.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab IV Perancangan dan Desain Peralatan Proses IV - 7

Sedangkan selektifitas adalah:


y A yB
=
x A xB
y = konsentrasi A dan B di permeate, x = konsentrasi A dan B di feed.
Baik pada proses ultrafiltrasi maupun reverse osmosis produksi VCO, diharapkan
rejeksi dan selektifitas yang tinggi, untuk menghasilkan produk yang diinginkan.

4.4.2 Resirkulasi
Sistem yang memakai resirkulasi adalah pada bagian reverse osmosis yang
bertujuan untuk mencapai spesifikasi produk.

4.4.3 Waktu Proses


Desain waktu proses dilakukan sesingkat mungkin tanpa mengurangi kualitas
produk yang dihasilkan. Waktu yang diperlukan pada ultrafiltrasi sangat singkat
karena memakai sistem single pass, sedangkan untuk reverse osmosis yang
memakai sistem batch, waktu proses diperkirakan selama 30 menit untuk
menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi.

4.5 Peralatan Proses

4.5.1 Modul Membran dan Housing


Modul membran yang dipakai adalah plate & frame untuk ultrafiltrasi dan hollow
fiber dengan housing tubular untuk reverse osmosis.

4.5.2 Pompa
Pompa yang digunakan untuk ultrafiltrasi mempunyai tekanan 5 bar sedangkan
untuk reverse osmosis bertekanan 20 bar.

4.5.3 Sistem Backwash / Cleaning in Place (CIP)


Jika terjadi fouling yang mengakibatkan jalannya proses terganggu, maka
dilakukan cleaning. Pada kondisi normal, cleaning dengan cara backwash
dilakukan pada jadwal yang telah ditentukan. Backwash dilakukan dengan
membalikkan arah aliran untuk menghilangkan atau mengurangi fouling.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab IV Perancangan dan Desain Peralatan Proses IV - 8

(b)

(a)

Gambar 4.10 (a) Housing plate & frame. (b) Housing tubular.

4.5.4 Pretreatment
Pretreatment yang dilakukan sebelum umpan memasuki ultrafiltrasi dan reverse
osmosis ialah dengan pemasangan filter biasa untuk menyaring ampas kelapa.
Ultrafiltrasi juga merupakan pretreatment sebelum memasuki reverse osmosis.

4.5.5 Perpipaan
Perpipaan harus disesuaikan dengan kondisi unit ultrafiltrasi yang memakai
modul plate & frame dan reverse osmosis yang memakai modul hollow fiber.
Perpipaan dirancang agar pressure drop yang terjadi seminimal mungkin sehingga
driving force pada membran lebih optimal.

4.5.6 Skid
Skid disesuaikan dengan housing membran, yaitu plate & frame pada ultrafiltrasi
dan tubular untuk reverse osmosis.

4.5.7 Valve
Pemasangan valve pada sistem ultrafiltrasi diletakkan pada aliran umpan masuk
membran serta pada aliran keluarnya. Valve berfungsi untuk mengatur tekanan

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab IV Perancangan dan Desain Peralatan Proses IV - 9

yang masuk modul agar sesuai dengan yang diinginkan. Pada reverse osmosis,
pemasangan valve juga dilakukan di aliran resirkulasi sehingga laju resirkulasi
dapat diatur.

4.6 Peralatan Proses

4.6.1 Start-up
Start-up dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Pelarutan parutan kelapa dengan air (pembuatan santan).
Penyaringan parutan kelapa dengan filter press, sehingga dihasilkan air
santan.
Air santan dipompa menuju unit ultrafiltrasi, tekanan pompa dinaikkan
secara bertahap dari 1 bar menuju tekanan maksimal 5 bar.
Penampungan air santan bebas protein sesuai dengan kapasitas yang telah
dirancang.
Air santan bebas protein yang ditampung, kemudian dimasukkan dalam
unit reverse osmosis, tekanan pompa dinaikkan secara bertahap sampai 20
bar. Sebelum tekanan sampai 20 bar, aliran disirkulasi semuanya sehingga
belum ada produk yang keluar. Setelah 30 menit mencapai tekanan 20 bar,
baru valve aliran produk dibuka agar diperoleh VCO.

4.6.2 Sistem Operasi Pretreatment


Pretreatment yang dilakukan adalah pemisahan ampas kelapa dari larutan santan
dengan memakai alat filter press. Kemudian memasuki unit ultrafiltrasi sebagai
pretreatment dari unit reverse osmosis sebagai unit yang menghasilkan produk.

4.6.3 Perlakuan Lanjut (Post-Treatment)


Produk VCO yang dihasilkan dari reverse osmosis ditampung dalam tangki
penampungan. Tangki penampungan tidak boleh kontak dengan udara terbuka
terlalu lama karena dapat merusak produk. VCO dari tangki penampungan
kemudian dikemas dalam kemasan botol untuk dipasarkan.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab IV Perancangan dan Desain Peralatan Proses IV - 10

4.6.4 Kebutuhan Energi Proses


Pemisahan dengan proses membran merupakan proses yang tidak reversibel,
energi hilang secara kontinyu jika terjadi perpindahan melalui membran. Fluks
berhubungan dengan driving force maka jika driving force naik maka kebutuhan
energi dan fluks akan naik. Driving force merupakan parameter engineering yang
umum, dengan menaikkan driving force, fluks meningkat dan area membran yang
diperlukan akan menurun sehingga biaya investasi juga turun.
Kebutuhan energi terbesar produksi VCO dengan proses membran ini terletak
pada pompa. Pompa diperlukan untuk mencapai tekanan 5 dan 20 bar.

4.7 Maintenance dan Troubleshooting


4.7.1 General Maintenace
Pemeliharaan yang harus dilakukan untuk proses ultrafiltrasi dan reverse osmosis
ini, yaitu:
- pembersihan membran dengan mechanical dan hydraulical cleaning
- penggantian membran
Penggantian membran pada reverse osmosis akan sering terjadi disebabkan bahan
membran yang digunakan adalah cellulose acetate yang tidak tahan lama.

4.7.2 Troubleshooting
Pada sistem pemisahan dengan membran seringkali terjadi masalah (trouble).
Masalah yang terjadi, dapat berupa masalah yang umum dijumpai ataupun
masalah yang spesifik berkaitan dengan sistem yang digunakan. Untuk masalah-
masalah yang spesifik, diperlukan investigasi secara khusus terhadap sistem
tersebut. Sehingga pemecahannya akan berbeda-beda sesuai dengan situasi dan
kondisi sistem pemisahannya.

Masalah yang umum dijumpai merupakan masalah yang sering ditemukan dengan
sistem sejenis. Penyelesaian masalah (troubleshooting) ini, dapat mengambil
contoh dari sistem-sistem sebelumnya dan tidak memerlukan investigasi khusus.
Beberapa masalah umum yang mungkin terjadi dalam proses ultrafiltrasi dan
reverse osmosis yang digunakan, yaitu:

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab IV Perancangan dan Desain Peralatan Proses IV - 11

- tekanan air keluar rendah


- tidak ada air yang keluar
- kemurnian produk tidak sesuai dengan yang dirancang
- dsb.

Troubleshooting secara umum dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Matriks troubleshooting pengoperasian pemisahan dengan membaran.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


BAB V
TINJAUAN EKONOMI PROSES

Pemisahan dengan proses memban dirancang dengan mempertimbangkan aspek


ekonomisnya. Aspek ekonomis suatu proses terdiri dari biaya kapital dan
operasional. Biaya kapital, investasi instalasi, dapat dibagi menjadi tiga bagian:
- modul membran
- biaya perpipaan, pompa, elektronik, vessel
- pretreatment dan post-treatment
Untuk menghitung biaya per liter atau per meter kubik dari produk, biaya kapital
didepresiasikan sampai waktu tertentu. Bunga harus dibayar selama waktu
tersebut sesuai dengan besarnya biaya. Untuk biaya operasional dapat dibagi
menjadi:
- kebutuhan energi
- penggantian membran
- tenaga kerja
- pemeliharaan
Berikut ini adalah uraian pembiayaan pembangunan pabrik VCO kapasitas 5 ton /
jam dengan proses membran.

5.1 Biaya Investasi

1. Pre-Operating Cost Rp. 120.000.000


2. Land Rp. 150.000.000
3. Factory Building & Structure Rp. 740.500.000
4. Processing Plant Rp. 3.900.000.000
5. Delivery Rp. 175.000.000
6. Erection, Commmissioning & Training Rp. 258.000.000
7. Vehicles and Another Equipment Rp. 315.000.000
TOTAL Rp. 5.658.500.000

V-1
Bab V Tinjauan Ekonomi Proses V-2

1. Pre-Operating Cost
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Cost of Legal Permit Ls
2. Study Awal dan mobilisasi Ls 1 20.000.000 20.000.000
3. Engineering Cost (Design, Ls 1 100.000.000 100.000.000
Drawing, manual)
TOTAL 120.000.000

2. Land
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Land Acquisition M2 3000 50.000 150.000.000
TOTAL 150.000.000

3. Factory Building & Structure


No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Land Preparing M2 3000 5.000 1.500.000
2. Fence m 500 165.000 82.500.000
3. Factory Building M2 625 500.000 312.500.000
4. Foundation of Machinery Ls 1 100.000.000 100.000.000
5. Effluent Treatment/Pond M3 4000 26.000 104.000.000
6. Access Road M2 1000 40.000 40.000.000
7. Scale foundation & house Ls 1 50.000.000 50.000.000
8. Stock Yard & Water Ls 1 50.000.000 50.000.000
Drainage
TOTAL 740.500.000

4. Processing Plant
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Processing Unit Unit 1 2.500.000.000 2.500.000.000
Bunch Reception Unit 1
Reverse Osmosis unit Unit 1
Ultrafiltration unit Unit 1
Palm fruits oil expeller Unit 1
Filter Press Unit 1
Oil Clarifier Unit 2
Nut Fibre separator Unit 1
Palm fruit stripper Unit 1
Accessories & spares Unit 1
Electric Motor & starter Unit 1
Digester Unit 2
2. Water Supply Unit 1 100.000.000 100.000.000
Water Intake System Unit 1
Water Tower Unit 1
Feed Water Pump Unit 1

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab V Tinjauan Ekonomi Proses V-3

3. Hot Water Boiler & Unit 1 110.000.000 110.000.000


Pump
4. Electrical Unit 1 330.000.000 330.000.000
Generator Unit 1
Main Panel & Unit 1
Distribution
Switching & Cable Unit 1
5. Conveyor Unit 1 100.000.000 100.000.000
Loading Ramp Unit 1
Screw Conveyor Unit 1
6. Tank 350.000.000 350.000.000
VCO storage with Unit 1
heater
Kernel Oil Storage Unit 1
Buffer Tank Unit 1
7. Kernel Processing Unit Unit 1 250.000.000 250.000.000
Kernel Dryer Unit 1
Kernel Screw Press Unit 1
Kernel Oil Clarifier Unit 1
8. Steam & Oil Pipe Ls 1 70.000.000 70.000.000
9. Pump & Ls 1 90.000.000 90.000.000
Instrumentation
TOTAL 3.900.000.000

5. Delivery
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Delivery Cost Ls 1 150.000.000 150.000.000
2. Packaging Cost Ls 1 25.000.000 25.000.000
TOTAL 175.000.000

6. Erection, Commmissioning & Training


No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Erection Ls 1 150.000.000 150.000.000
2. Commissioning Ls 1 100.000.000 100.000.000
3. Training Ls 1 8.000.000 8.000.000
TOTAL 258.000.000

7. Vehicles and Another Equipment


No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Emergency Generator Unit 1 150.000.000 150.000.000
2. Laboratory Equipment Set 1 15.000.000 15.000.000
3. Workshop Tools Set 1 50.000.000 50.000.000
2. Water Treatment Set 1 100.000.000 100.000.000
3. Truck, Car, etc Unit -
TOTAL 315.000.000

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab V Tinjauan Ekonomi Proses V-4

5.2 Biaya Operasional

1. Biaya Kantor Rp. 12.600.000,-


2. Gaji dan Upah Karyawan Rp. 26.800.000,-
3. Consumable Cost Rp. 638.600.000,-
4. Consumable Cost Rp. 40.000.000,-
TOTAL Rp. 718.000.000,-

1. Biaya Kantor
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Manajer Man 3 1.500.000 4.500.000
2. Administrasi & Keuangan Man 3 700.000 2.100.000
3. Perlengkapan Kantor Ls 1 500.000 500.000
2. Umum (meal, drink, etc) Ls 55 20.000 5.500.000
TOTAL 12.600.000

2. Gaji dan Upah Karyawan


No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Operator Produksi Man 18 700.000 12.600.000
a. Boiler & Genset
b. Sterilizer
c. Clarification & Kernel
Plant
2. Technician Man 6 800.000 2.400.000
3. Helper Man 18 500.000 9.000.000
4. Security Man 4 700.000 2.800.000
TOTAL 26.800.000

3. Consumable Cost (5 Ton/Jam, Per Hari 15 Jam, sebulan 25 Hari)


No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Bahan Baku TBS Ton 1875 320.000 600.000.000
2. Generator Set
a. Solar Liter 1500 2.000 3.000.000
b. Olie Liter 130 20.000 2.600.000
c. Spare Part Ls 1 3.000.000 3.000.000
3. Boiler
a. Solar 15000 2.000 30.000.000
b. Sabut Kelapa - - - -
TOTAL 638.600.000

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


Bab V Tinjauan Ekonomi Proses V-5

4. Consumable Cost
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Depresiasi Mesin & Ls 1 40.000.000 40.000.000
Bangunan (10 th)
TOTAL 40.000.000

5.3 Analisis dan Evaluasi Ekonomi

5.3.1 Penjualan VCO


Penjualan VCO sebagai pemasukan dalam perhitungan ekonomi, memakai asumsi
sebagai berikut:
Asumsi VCO yang diperoleh adalah 25% dari TBS
Asumsi PKO (Palm Kernel Oil) yang diperoleh adalah 5% dari TBS

No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)


1. Penjualan VCO Ton 468.75 2.500.000 1.171.875.000
2. Penjualan PKO Ton 93.75 2.500.000 234.375.000
TOTAL 1.406.250.000

5.3.2 Margin Kotor per Bulan


Margin per bulan = Penjualan VCO Production Cost
= Rp. 1.406.250.000 Rp. 718.000.000,-
= Rp. 688.250.000,-

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)


BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan


sebagai berikut:
1. Aplikasi teknologi membran pada produksi Virgin Coconut Oil (VCO)
dapat diimplementasikan.
2. Konfigurasi sistem yang dipakai adalah ultrafiltrasi dengan modul plat &
frame serta pola aliran dead-end untuk menghilangkan protein, disambung
dengan reverse osmosis yang memakai modul hollow fiber dan pola aliran
cross flow untuk menghasilkan VCO dari air.
3. Spesifikasi produk VCO yang dihasilkan sesuai dengan standar yang
diperlukan.
4. Produksi VCO dengan memakai teknologi membran sangat ideal karena
tidak melibatkan energi panas yang dapat merusak kualitas VCO.
5. Harga VCO yang dihasilkan sangat bergantung dengan harga instalasi
ultrafiltrasi dan reverse osmosis yang digunakan.

6.2 Saran

Adapun saran-saran untuk aplikasi teknologi membran pada pembuatan VCO ini
adalah:
1. Konfigurasi sistem ultrafiltrasi dan reverse osmosis dapat dioptimalkan
lagi dengan membuat sistem operasi membran yang lebih spesifik untuk
pemisahan asam lemak dari protein dan air.
2. Perlunya penambahan pretreatement agar asam lemak yang terkandung
dalam buah kelapa terlarut dalam air secara maksimal, sehingga yield
VCO akan semakin naik.

VI - 1
Bab VI Penutup VI - 2

3. Kendala utama implementasi teknologi membran adalah pemeliharaan dan


pengoperasiannya memerlukan skill yang tinggi serta harganya yang
mahal. Sehingga perlu adanya edukasi masyarakat tentang membran agar
tidak terlalu awam dengan teknologi ini serta jaminan ketersediaan
membran supaya harganya tidak mahal serta fluktuatif.

Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO)

Anda mungkin juga menyukai