Author:
Hana Timoti
hana@nawapanca.com
Virgin Coconut Oil atau VCO adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa
segar. Berbeda dengan minyak kelapa biasa, VCO dihasilkan tidak melalui
penambahan bahan kimia atau pun proses yang melibatkan panas yang tinggi.
Selain warna dan rasa yang berbeda, VCO mempunyai asam lemak yang tidak
terhidrogenasi seperti pada minyak kelapa biasa. VCO menjadi populer karena
manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan VCO mengandung banyak
asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty Acid/MCFA). Sifat MCFA
yang mudah diserap sampai ke mitokondria akan meningkatkan metabolisme
tubuh. Penambahan energi yang dihasilkan oleh metabolisme itu menghasilkan
efek stimulasi dalam seluruh tubuh manusia sehingga meningkatkan tingkat
energi yang dihasilkan. MCFA yang paling banyak terkandung dalam VCO adalah
asam laurat (lauric acid).
Manfaat lain dari VCO diantaranya adalah peningkatan daya tahan terhadap
penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Manfaat tersebut ditimbulkan
dari peningkatan metabolisme dari penambahan energi yang dihasilkan, sehingga
mengakibatkan sel-sel dalam tubuh bekerja lebih efisien. Mereka membentuk sel-
sel baru serta mengganti sel-sel yang rusak dengan lebih cepat. VCO di dalam
tubuh menghasilkan energi saja tidak seperti minyak sayur yang berakhir di dalam
tubuh sebagai energi, kolestrol dan lemak.
VCO memiliki harga jual yang jauh lebih mahal daripada harga minyak kelapa
biasa, hal ini disebabkan masih kurangnya ketersediaan VCO serta berkaitan
dengan manfaatnya yang besar bagi kesehatan. Harga VCO berada pada kisaran
US$ 10-15 per liter, ditambah dengan harga bahan baku yang murah dan
berlimpah serta proses yang relatih mudah membuat investasi di bidang ini sangat
menarik.
I-1
Bab I Pendahuluan I-2
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat sifat kimia fisik VCO serta di Tabel 1.2 adalah
komposisi asam lemak yang ada dalam VCO.
Minyak Kelapa (Cocus nucifera) adalah minyak yang paling sehat dan paling
aman dibandingkan dengan minyak goreng golongan Minyak Sayur seperti
Minyak Jagung, Minyak Kedele, Minyak Biji Bunga Matahari dan Canola. Virgin
Coconut Oil atau VCO merupakan minyak kelapa yang diperoleh dengan tidak
melibatkan bahan kimia ataupun panas yang tinggi. Spesifikasi VCO yang umum
di pasaran dapat terlihat pada Tabel 1.3.
Properties Value
Color, Odor and Taste Colorless oil, sediment free, with natural
fresh coconut scent, free from odors or
tastes indicating alteration
FreeFatty Acid (% as Lauric Acid) 0.2% max.
Moisture and volatile content 0.2% max.
Food additives None permitted
Peroxide value 3 meq/kg oil
Saponification value 250 265
Iodine value 7.50 10.50
Acid value 4 max.
Unsaponifiables (g/kg) 15 max
Refractive index at 40oC 1.448 1.449
Melting Point (C) 22-26
Density at 60C (kg/ltr) 0.890-0.895
HEART
INTESTINE
LC FATS VLDL
C14-C22 LIVER IDL
MUCOSAL CELL LDL
MC FATS
C6-C12
CHOLESTEROL
TISSUES
ENERGY
Gambar 1.1 Perbandingan konsumsi Long Chain Fats (LC Fats) dengan Medium Chain
(MC Fats) di dalam tubuh.
Kebutuhan VCO untuk Indonesia dan dunia belum terpetakan dengan baik.
Berdasarkan hasil pemantauan berbagai media, kebutuhan akan VCO sangatlah
besar. Contohnya data dari majalah Trubus yang melaporkan bahwa Singapura
memerlukan pasokan sebesar 243.000 liter sedangkan Amerika meminta 200 ton
VCO untuk periode Juli Agustus, belum lagi ditambah kebutuhan domestik.
Semua permintaan tersebut belum terpenuhi oleh produksi VCO di dalam negeri.
Salah satu penyebabnya adalah proses pembuatan VCO yang digunakan sekarang
ini belum mampu menutupi kebutuhan pasar yang sangat besar.
Pada Tabel 1.4 terlihat bahwa luas lahan yang ditanami pohon kelapa yang
terbesar ada di Indonesia, sehingga produksi kelapa yang terbesar adalah
Indonesia. Berdasarkan data dari Tabel 1.4, maka sudah sewajarnya jika Indonesia
menjadi penghasil VCO terbesar di dunia.
Faktor lain yang membuat potensi pengembangan VCO di Indonesia sangat besar
ialah masih sedikit perusahaan yang mengolah kelapa menjadi VCO. Produksi
VCO sekarang ini lebih banyak dihasilkan dari industri rumah tangga, kemudian
dikumpulkan oleh sebauah pengumpul untuk selanjutnya di-ekspor atau dijual ke
perusahaan oleokimia yang memerlukan VCO sebagai bahan baku.
Produksi dengan kapasitas yang besar serta manajemen industri yang baik
masih sedikit (masih didominasi oleh industri rumah tangga).
Tabel 1.4 Luas area dan produksi kelapa di berbagai negara di dunia (1996).
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) adalah
buah kelapa (Cocos nucifera) yang berumur 11 12 bulan dengan kulit sabut
berwarna cokelat. Jenis buah kelapa yang digunakan berasal dari jenis kelapa
dalam dengan varietas berdaging tebal atau jenis hibrida lokal. Varietas ini
memiliki kadar air yang lebih sedikit dibanding varietas buah kelapa lainnya serta
menghasilkan minyak lebih banyak. Ketuaan serta varietas kelapa harus
diperhatikan karena berpengaruh terhadap kualitas minyak yang dihasilkan.
Buah kelapa terdiri dari beberapa bagian, yaitu kulit luar (epicarp), sabut
(mesocarp), tempurung (endocarp), kulit daging buah (testa), daging buah
(endosperm), air kelapa dan lembaga. Bagian yang menghasilkan VCO adalah
daging buahnya. Selain daging buah, bagian kelapa yang lainnya berguna untuk
hal yang lain. Contoh, ampas daging buah yang sudah diambil minyaknya
berguna sebagai bahan baku pembuatan makanan (untuk kue, dan sebagainya)
dapat juga digunakan sebagai bahan baku pangan ternak. Pada Gambar 2.1 dapat
terlihat diagram pemanfaatan bagian-bagaian dari buah kelapa.
II - 1
Bab II Deskripsi Proses II - 2
Virgin Coconut Oil (VCO) sering disebut juga sebagai minyak kelapa murni.
Penyebutan nama pada minyak kelapa jenis ini dengan penambahan atribut
murni mengindikasikan terdapatnya beberapa perbedaan pada penampakan,
sifat fisik, dan prinsip proses pengolahannya terhadap jenis minyak kelapa biasa.
Warna minyak kelapa murni ini relatif lebih bening dan tak berwarna apabila
dibandingkan dengan minyak kelapa biasa. Kadar air dalam minyak kelapa murni
yang rendah menyebabkan minyak ini tidak mudah berbau tengik. Kandungan
kimiawi yang berbeda dengan minyak kelapa biasa, menyebabkan sifat khas dari
minyak kelapa murni. Hal ini disebabkan kandungan asam lemak jenuh (rantai
pendek dan medium) yang tinggi. Asam lemak jenuh ini memiliki potensi
kegunaan yang sangat besar baik bagi dunia kesehatan, industri farmasi,
kosmetika maupun sebagai pendukung industri pangan.
Karena tidak menggunakan pemanasan yang tinggi, maka kandungan asam lemak
trans menjadi tidak ada, sedangkan kandungan asam laurat yang tinggi
menyebabkan VCO bersifat anti bakteri. Komoditas VCO masih belum
terpublikasikan secara luas sehingga standar produknya masih belum dikenal
umum seperti minyak kelapa biasa. Pada Gambar 2.2, dapat dilihat salah satu
contoh produk VCO. Kemudian pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 dapat dilihat
komposisi kandungan kimia yang ada pada VCO serta standar mutu VCO dari
berbagai sumber.
Kadar %-w
Nama Asam Lemak Jenuh Jenis Rantai Versi [1] Versi [2] Versi [3] Versi [4]
Asam Butirat (C4H8O2) 0 0 0 0
Asam Kaproat(C6H12O2) pendek 0,4-0,6 0,05-0,7 0,5 0,0-0,8
Asam Kaprilat(C8H16O2) 5,0-10 4,6-10 7,5 4,1-4,8
Asam Kaprat (C10H20O2) 4,5-8,0 5,0-8,0 6,3 4,5-9,7
medium
Asam Laurat (C12H24O2) 43-51 45,1-53,2 47,0 44,1-51,3
Asam Miristat(C14H28O2) 16-21 16,8-21,0 17,5 13,1-18,5
Asam Palmitat(C16H32O2) panjang 7,5-10 7,5-10,2 8,8 7,5-10,5
Asam Stearat (C18H36O2) 2,0-4,0 2,0-4,0 3,0 1,0-3,2
Nama Asam Lemak Tak Jenuh
Asam Oleat (C18:1) 5,0-10,0 5,0-10,0 7,5 5,0-8,2
Asam Linoleat (C18:2) 1,0-2,5 1,0-2,5 1,8 1,0-2,6
Omega 3 LNA Poly (C18:3)
panjang
Omega 6 AA Poly (C20:1)
(Lain2) <0,5 (Lain2) <0,6 0,0 0,0
Omega 3 EPA Poly (C20:2)
Omega 3 DHA Poly (C22:1)
Total % asam lemak rantai pendek 5,4-10,6 4,65-10,6 8,00 4,1-5,6
Total % asam lemak rantai medium 47,5-59 50,1-61,2 53,30 48,6-61
Total % asam lemak rantai panjang 31,5-47,5 32,9-48,3 38,50 27,6-43
[1] Kokonut Pacific (http://www.kokonutpacific.com.au/)
[2] CODEX STAN 210-1999 (Named Vegetable Oils, Rev.1-2001; http://www.codexalimentarius.net/)
[3] Thieme, J.G. 1968 dalam Palungkun, R. 2001
[4] Watson, Greg. Jan 2002 (http://optimalhealth.cia.com.au/)
Persyaratan
Karakteristik Versi [1] Versi [2] Versi [3]
kadar air (%-w) 0,10% 0,20% 0,30%
kotoran 0,05% 0,50%
bilangan Iod (mg Iod/ g sampel - Wijs) 6-11 6,3-10,6 8 - 10,0
bilangan penyabunan (mg KOH/g) 248-265 248-265 255-265
bilangan peroksida (mg oksigen/ g sampel) 0,002 0,015 1
bilangan tak-tersabunkan (g/Kg) 15 15
bilangan Reichert 6-8,5 6-8,5 N/A
bilangan Polenske 13-18 13-18
asam lemak bebas (sbg asam laurat) 0,20% 0,30%
logam Cu (mg/Kg) 0,4
Logam Fe (mg/Kg) 5
N/A 0
Logam Pb (mg/Kg) 0,1
Logam As (mg/Kg) 0,1
warna (skala Pt-Co) 50
normal
bau
densitas (40 oC/air 20 oC) 0,908-0,921 0,908-0,921
indeks bias (nD 40 oC) 1,448-1,450 1,448-1,451 N/A
[1] Kokonut Pacific (http://www.kokonutpacific.com.au/)
[2] CODEX STAN 210-1999 (Named Vegetable Oils, Rev.1-2001; http://www.codexalimentarius.net/)
[3] Standar Industri Indonesia dalam Palungkun, R. 2001
1. Fermentasi
Buah kelapa yang telah diparut diberi air, kemudian parutan daging
diperas. Santan yang dihasilkan disaring dan ditampung dalam wadah
transparan lalu ditutup dan didiamkan. Satu jam berselang krim yang
terbentuk dipisahkan dari air. Setelah ditambahkan mikroba dan diaduk,
krim didiamkan selama 10 jam hingga menghasilkan minyak. Mikroba
membantu penggumpalan protein agar terpisah dengan minyak.
Kelapa
Pemarutan daging
buah
Penyantanan Air
Ampas
Penyaringan
Kelapa
Air
Air santan didiamkan
dibuang
Krim Mikroba
2. Sentrifugasi
Pengolahan awalnya sama dengan cara fermentasi, hanya berbeda pada
teknik pengambilan minyaknya. Buah kelapa yang telah diparut diberi air
kemudian parutan dagingnya diperas. Setelah dihasilkan santan, kemudian
disaring dan ditampung dalam wadah. Proses selanjutnya, santan
disentrifugasi sehingga menghasilkan tiga lapisan, yaitu lapisan protein,
air serta minyak. Terbentuknya ketiga lapisan tersebut meruipakan
pemanfaatan beda berat jenis komponen dalam santan. Lapisan paling atas
yang berupa minyak merupakan produk hasil yang diinginkan yaitu VCO.
Kelapa
Pemarutan daging
buah
Penyantanan Air
Ampas
Penyaringan
Kelapa
Proses inti pada pembuatan VCO terletak pada pemisahan minyak dari air dan
protein. Pada berbagai proses, pemisahan tersebut dilakukan dengan
memanfaatkan berat jenis minyak yang lebih ringan. Akan tetapi cara tersebut
mempunyai kendala yaitu waktu yang lama (pada cara fermentasi) serta kesulitan
dalam kemurnian produk (pada cara sentrifugasi, karena pemisahan dilakukan
dengan cara dekantasi).
VCO yang dihasilkan dengan melibatkan teknologi membran ini diharapkan dapat
mempermudah produksi VCO dengan spesifikasi produksi yang berkualitas
sangat tinggi.
Kelapa
Pemarutan daging
buah
Penyantanan Air
Ampas
Penyaringan
Kelapa
VCO
Berdasarkan prinsip struktur dan pemisahannya, membran dibagi menjadi tiga tipe
dasar, yaitu:
membran porous (mikrofiltrasi, ultrafiltrasi)
membran nonporous (separasi gas, pervaporasi, dialisis)
membran carier
Definisi porous menurut IUPAC adalah sebagai berikut:
- macropores > 50 nm
- mesopores 2 nm < pore size < 50 nm
- micropores < 2 nm
Pada pembentukannya, membran porous dipengaruhi oleh faktor-faktor di bawah
ini, yaitu:
konsentrasi polimer yang rendah
tingginya afinitas bersama antara solvent dan nonsolvent
penambahan nonsolvent pada larutan polimer
rendahnya aktivitas nonsolvent
penambahan polimer kedua pada larutan polimer, misalnya
polyvinylpyrrolidone
III - 1
Bab III Proses Membran III - 2
3.1.1 Ultrafiltrasi
Membran yang dipakai untuk ultrafiltrasi adalah membran porous sintesis yang
terbuat dari polimer. Struktur membran-nya asimetrik dengan metode produksi
phase inversion, bahan yang digunakan adalah polysulfone serta bentuknya berupa
flat.
panas, bahan kimia dan biologis. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, pH-nya
harus dijaga antara 4 dan 6,5 pada temperatur lingkungan.
3.2.1 Ultrafiltrasi
Spesifikasi ultrafiltrasi yang akan digunakan untuk pemisahan protein dari air dan
minyak dalam produksi VCO, adalah sebagai berikut:
Membran : asimetrik porous
Ketebalan : 150 m
Ukuran pori : 2 nm
Driving force : tekanan (5 bar)
Prinsip pemisahan : sieving mechanism
Material membran : polysulfone
VCO mengandung molekul organik asam laurat sebagai komponen utama dengan
Mr sekitar 100, sedangkan perkiraan dimensi molekul sebesar 0,5 nm.
Berdasarkan data tersebut diperkirakan membran yang diperlukan adalah sebesar
0,4 nm atau 4 Angstrom (besar molekul air adalah 0,2 nm, sehingga pori membran
tidak lebih kecil dari 0,2 nm).
Karakterisasi membran untuk ultrafiltrasi dan reverse osmosis pada proses ini
dilakukan dengan metode solute rejection measurements (pengukuran rejeksi
solut).
Gambar 3.6 Perbandingan karakteristik rejeksi suatu membran sharp cut-off dengan
diffuse cut-off.
Gambar 3.7 Proses perpindahan pasif suatu komponen dari fasa potensial tinggi ke fasa
potensial rendah.
Perpindahan pada ultrafiltrasi dan reverse osmosis disebabkan oleh beda potensial
kimia, lebih spesifik lagi disebabkan oleh faktor tekanan. Besarnya perpindahan
digambarkan sebagai fluks, yaitu jumlah mol per luas area membran per waktu.
driving force
flux =
viscosity . total resistance
J = K.P
J adalah fluks-nya, K konstanta permeabilitas dan P adalah perbedaan tekanan.
Pada reverse osmosis, total fluks adalah penjumlahan dari fluks air (Jw) dan fluks
yang terlarut (Js). Fluks yang terlarut dapat diabaikan karena selektivitas membran
yang tinggi.
Jtotal = Jw + Js = Jw
Dw cw,1m Vw ( P )
Jw =
l RT
J w = Aw ( P )
Ds K s c
Js =
l
J s = B.c
Parameter yang akan digunakan untuk mengukur fouling adalah MFI. Beberapa
keuntungan dari MFI adalah:
- dengan membandingkan beberapa larutan, kecenderungan fouling yang
berbeda dapat terobservasi,
- nilai maksimum MFI yang diijinkan dapat diberikan spesifik untuk sebuah
pabrik,
- penurunan fluks dapat diprediksi untuk beberapa tingkat
Untuk produksi VCO ini, beberapa metode yang digunakan untuk mengurangi
fouling, yaitu:
- umpan sebelum masuk unit ultafiltrasi sudah dilakukan pretreatment
dengan adanya unit filtrasi, untuk menahan parutan kelapa
- unit ultrafiltrasi sebagai pretreatment sebelum memasuki unit reverse
osmosis
- properties membran disesuaikan dengan kondisi umpan
- dilakukan cleaning dengan hydraulic dan mechanical cleaning
- kondisi proses dilakukan agar polarisasi konsentrasinya rendah
Berdasarkan pertimbangan proses yang akan dilakukan serta jenis membran yang
dipakai, maka desain peralatan ultrafiltrasi dan reverse osmosis yang akan
digunakan dalam proses pembuatan VCO diuraikan dalam bab berikut ini.
Modul membran merupakan unit terkecil membran yang memiliki luas tertentu.
Aspek aspek perancangan modul membran ialah:
Packing density
Manajemen fluida
Kemampuan menampung SS
Kemudahan cleaning
Kemudahan penggantian
Energi
Biaya investasi
Variabel cost
modul
umpan retentat
permeat
IV - 1
Bab IV Perancangan dan Desain Peralatan Proses IV - 2
Tubular
Capillary
Hollow fiber
Konfigurasi
Plate & Frame Spiral wound Shell & Tube Hollow fiber
Karakteristik
Untuk ultrafiltrasi digunakan modul plate & frame sedangkan untuk reverse
osmosis digunakan modul hollow fiber. Pemilihan modul tersebut berdasarkan
pada pertimbangan packing density, manajemen fluida dan energi.
Modul plate & frame yang digunakan untuk ultrafiltrasi karena mempunyai
kelebihan pada manajemen fluida dan energi dibandingkan dengan shell & tube
yang mempunayi kelebihan pada kemampuan menampung SS (suspended solid).
Kemampuan menampung SS menjadi pertimbangan utama pada ultrafiltrasi
produksi VCO, karena protein yang akan dipisahkan berbentuk SS. Sedangkan
pemilihan hollow fiber untuk reverse osmosis, berdasarkan pada pertimbangan
packing density-nya yang tinggi. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat
pemisahan asam lemak dengan air relatif cukup sulit, sehingga diperlukan luas
membran yang cukup besar untuk mencapai spesifikasi produk yang diinginkan.
Oleh sebab itu pertimbangan packing density menjadi pertimbangan yang utama.
Pola aliran yang digunakan dalam ultrafiltrasi produksi VCO adalah dead-end
sedangkan untuk reverse osmosis adalah cross flow.
Feed
Permeate
Flux
(cake th.)
J (flux)
Time
Feed Conc.
Permeate
Flux
J (flux)
(cake th.)
Time
4.4.2 Resirkulasi
Sistem yang memakai resirkulasi adalah pada bagian reverse osmosis yang
bertujuan untuk mencapai spesifikasi produk.
4.5.2 Pompa
Pompa yang digunakan untuk ultrafiltrasi mempunyai tekanan 5 bar sedangkan
untuk reverse osmosis bertekanan 20 bar.
(b)
(a)
Gambar 4.10 (a) Housing plate & frame. (b) Housing tubular.
4.5.4 Pretreatment
Pretreatment yang dilakukan sebelum umpan memasuki ultrafiltrasi dan reverse
osmosis ialah dengan pemasangan filter biasa untuk menyaring ampas kelapa.
Ultrafiltrasi juga merupakan pretreatment sebelum memasuki reverse osmosis.
4.5.5 Perpipaan
Perpipaan harus disesuaikan dengan kondisi unit ultrafiltrasi yang memakai
modul plate & frame dan reverse osmosis yang memakai modul hollow fiber.
Perpipaan dirancang agar pressure drop yang terjadi seminimal mungkin sehingga
driving force pada membran lebih optimal.
4.5.6 Skid
Skid disesuaikan dengan housing membran, yaitu plate & frame pada ultrafiltrasi
dan tubular untuk reverse osmosis.
4.5.7 Valve
Pemasangan valve pada sistem ultrafiltrasi diletakkan pada aliran umpan masuk
membran serta pada aliran keluarnya. Valve berfungsi untuk mengatur tekanan
yang masuk modul agar sesuai dengan yang diinginkan. Pada reverse osmosis,
pemasangan valve juga dilakukan di aliran resirkulasi sehingga laju resirkulasi
dapat diatur.
4.6.1 Start-up
Start-up dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Pelarutan parutan kelapa dengan air (pembuatan santan).
Penyaringan parutan kelapa dengan filter press, sehingga dihasilkan air
santan.
Air santan dipompa menuju unit ultrafiltrasi, tekanan pompa dinaikkan
secara bertahap dari 1 bar menuju tekanan maksimal 5 bar.
Penampungan air santan bebas protein sesuai dengan kapasitas yang telah
dirancang.
Air santan bebas protein yang ditampung, kemudian dimasukkan dalam
unit reverse osmosis, tekanan pompa dinaikkan secara bertahap sampai 20
bar. Sebelum tekanan sampai 20 bar, aliran disirkulasi semuanya sehingga
belum ada produk yang keluar. Setelah 30 menit mencapai tekanan 20 bar,
baru valve aliran produk dibuka agar diperoleh VCO.
4.7.2 Troubleshooting
Pada sistem pemisahan dengan membran seringkali terjadi masalah (trouble).
Masalah yang terjadi, dapat berupa masalah yang umum dijumpai ataupun
masalah yang spesifik berkaitan dengan sistem yang digunakan. Untuk masalah-
masalah yang spesifik, diperlukan investigasi secara khusus terhadap sistem
tersebut. Sehingga pemecahannya akan berbeda-beda sesuai dengan situasi dan
kondisi sistem pemisahannya.
Masalah yang umum dijumpai merupakan masalah yang sering ditemukan dengan
sistem sejenis. Penyelesaian masalah (troubleshooting) ini, dapat mengambil
contoh dari sistem-sistem sebelumnya dan tidak memerlukan investigasi khusus.
Beberapa masalah umum yang mungkin terjadi dalam proses ultrafiltrasi dan
reverse osmosis yang digunakan, yaitu:
Troubleshooting secara umum dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
V-1
Bab V Tinjauan Ekonomi Proses V-2
1. Pre-Operating Cost
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Cost of Legal Permit Ls
2. Study Awal dan mobilisasi Ls 1 20.000.000 20.000.000
3. Engineering Cost (Design, Ls 1 100.000.000 100.000.000
Drawing, manual)
TOTAL 120.000.000
2. Land
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Land Acquisition M2 3000 50.000 150.000.000
TOTAL 150.000.000
4. Processing Plant
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Processing Unit Unit 1 2.500.000.000 2.500.000.000
Bunch Reception Unit 1
Reverse Osmosis unit Unit 1
Ultrafiltration unit Unit 1
Palm fruits oil expeller Unit 1
Filter Press Unit 1
Oil Clarifier Unit 2
Nut Fibre separator Unit 1
Palm fruit stripper Unit 1
Accessories & spares Unit 1
Electric Motor & starter Unit 1
Digester Unit 2
2. Water Supply Unit 1 100.000.000 100.000.000
Water Intake System Unit 1
Water Tower Unit 1
Feed Water Pump Unit 1
5. Delivery
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Delivery Cost Ls 1 150.000.000 150.000.000
2. Packaging Cost Ls 1 25.000.000 25.000.000
TOTAL 175.000.000
1. Biaya Kantor
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Manajer Man 3 1.500.000 4.500.000
2. Administrasi & Keuangan Man 3 700.000 2.100.000
3. Perlengkapan Kantor Ls 1 500.000 500.000
2. Umum (meal, drink, etc) Ls 55 20.000 5.500.000
TOTAL 12.600.000
4. Consumable Cost
No Deskripsi Satuan QTY Rate (Rp) Total (Rp)
1. Depresiasi Mesin & Ls 1 40.000.000 40.000.000
Bangunan (10 th)
TOTAL 40.000.000
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Adapun saran-saran untuk aplikasi teknologi membran pada pembuatan VCO ini
adalah:
1. Konfigurasi sistem ultrafiltrasi dan reverse osmosis dapat dioptimalkan
lagi dengan membuat sistem operasi membran yang lebih spesifik untuk
pemisahan asam lemak dari protein dan air.
2. Perlunya penambahan pretreatement agar asam lemak yang terkandung
dalam buah kelapa terlarut dalam air secara maksimal, sehingga yield
VCO akan semakin naik.
VI - 1
Bab VI Penutup VI - 2