Pengembangan Wisata Bahari Dalam Pengelolaan Suberdaya Laut Di Pantai Kolbano Kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur
Pengembangan Wisata Bahari Dalam Pengelolaan Suberdaya Laut Di Pantai Kolbano Kabupaten Timor Tengah Selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur
Stefanus Nahas
Universitas Negeri Malang
nahasstefanus05@yahoo.com
Abstrak
Pantai Kolbano merupakan salah satu pantai terbaik di pulau timor. Letaknya di Desa
Kolbano, sebuah desa unik di Pantai Selatan Pulau Timor, Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pantai Kolbano memiliki keunikan yakni hamparan
beribu-ribu batu yang berwarna merah, hijau, kuning, hitam, dan percampuran warna yang
takan pernah habis menggantikan pasir. Pantai kolbano sangar lah bersih dan berwarna biru
krem. Selain memiliki pantai yang indah masyarakat desa kolbano kaya akan budaya dan
Adat istiada melekat erat pada kebiasaan masyarakat setempat. Untuk menjamin tingkat
ketertarikan akan wisata di pantai kolbano ini perlu adanya perencanaan penataan dan
pengembangan wilayah, salah satunya dengan pembangunan infrastruktur yang memadai dan
publikasi. Infrastruktur memiliki peran sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial di
dalam tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan alam dan publikasi memiliki peran
memberikan informasi.
Kata Kunci: pantai kolbano, keunikan sumberdaya laut pantai kolbano, pengembangan
wisata.
A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan, dimana terdiri dari beribu-ribu
pulau. Secara geografis indonesia terletak pada 60 LU sampai 11 LS dan 92 sampai 142
BT, dengan kurang lebih 17.502 buah pulau, dan garis pantai sepanjang 81.000 km dengan
Luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 juta km, yang terdiri dari perairan kepulauan dan
teritorial seluas 3,1 juta km serta perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) seluas
2,7 juta km. Fakta tersebut menunjukkan bahwa prospek pembangunan perikanan dan
kelautan Indonesia dinilai sangat cerah dan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang
strategis. Indonesia juga memiliki luas daratan 1,3% dari seluruh daratan bumi, garis pantai
sepanjang 108.000 km, dan keanekaragaman flora dan fauna yang unik dan menakjubkan.
Sekitar 10% spesies berbunga, 12% spesies mamalia, 16% spesies reptil dan amphibia, 17%
spesies burung serta 25% spesies ikan dunia (Dahuri R 2000).
Dengan beranekaragam pulau yang terdiri dari pulau besar dan pulau kecil ini, pulau-
pulau di indonesia memiliki keunikan yang sangat berfariasi sumberdaya alamnya.
Sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di pulau-pulau kecil maupun pulau
besar terdiri atas sumberdaya dapat pulih (renewable resources) atau sering juga disebut
sumberdaya alam hayati, sumberdaya tidak dapat pulih (nonrenewable resources) atau
disebut sumberdaya alam non-hayati, dan jasa-jasa lingkungan pesisir dan laut
(environmental services). Sumberdaya dapat pulih/hayati terdiri dari, terumbu karang (coral
reef), rumput laut (seaweed), lamun (seagrass), mangrove, berbagai jenis flora dan fauna
daratan, ikan, mamalia laut, krustasea, dan moluska. Sumberdaya tidak dapat pulih/non-
hayati meliputi minyak bumi dan gas, mineral, bahan tambang/galian seperti bijih besi, pasir,
timah,bauksit, serta bahan tambang lainnya, sedangkan yang termasuk jasa-jasa lingkungan
pulau salah satunya adalah wisata bahari.
Menurut Badan Pusat Statistik (2010), posisi indeks daya saing pariwisata Indonesia
jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan
Thailand. Indeks daya pariwisata Singapura menempati peringkat 16 dengan skor 5.06,
disusul kemudian Malaysia pada peringkat 32 dengan skor 5.06, kemudian Thailand pada
posisi 42 dengan skor 4.37. Sementara negara-negara ASEAN dengan indeks daya saing
pariwisata di bawah Indonesia terdapat Philipina, Vietnam, dan Kamboja masing-masing
pada peringkat 81,96, dan 112. Padahal dilihat potensi sumberdaya hayati yang dimiliki
Indonesia seharusnya memiliki peringkat yang jauh lebih baik. Hal ini dapat kita kaji dari
jumlah potensi pariwisata dibidang kelautan yang dimiliki indonesia jauh banyak dibanding
singapura dan negara lainya. Data Badan Pusat Statistik secara keseluruhan menunjukan
bahwa jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia pada Mei
2010 mencapai 600.031 orang, mengalami kenaikan sebesar 15,01% dibanding bulan yang
sama tahun sebelumnya. Demikian pula jika dibanding April 2010, jumlah wisman Mei 2010
mengalami kenaikan sebesar 7,94%. Secara kumulatif, selama Januari-Mei 2010, jumlah
wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 2.767.122 orang, yang berarti meningkat
14,59% dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2009. Hal ini menujukan
ada perkembangan yang cukup baik pada bidang pariwisata disetiap daerah potensi. Salah
satu propinsi yang sedang mengembangkan wisatanya adalah Nusa Tenggara Timur.
Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas 566
pulau besar dan kecil. Di antaranya pulaupulau yang cukup besar, antara lain adalah Pulau
Flores, Pulau Sumba, Pulau Rote, Pulau Alor, dan Pulau Timor (bagian barat). Keadaan
topografi daerah yang berbukit-bukit yang mencakup 70 persen luas wilayah mempunyai
tingkat kemiringan lebih dari 50 persen sehingga menyebabkan kondisi alam di Nusa
Tenggara Timur pada umumnya rawan erosi. Iklim daerah Nusa Tenggara Timur termasuk
tropis kering dengan musim kemarau yang cukup panjang, yaitu sekitar 8 bulan per tahun
dengan penyebaran curah hujan yang tidak merata. Suhu udara beragam antara 21,2 celcius -
33,4 celcius. Kondisi iklim ini menyebabkan kurang suburnya sebagian lahan pertanian di
daerah tersebut. Curah hujan tertinggi terdapat di bagian barat Flores, Timor bagian tengah,
dan Sumba Barat. Propinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai beberapa kawasan rawan
bencana alam geologis terutama di beberapa bagian dari Pulau Flores dan Kepulauan Alor.
Pariwisata di Indonesia menurut UU Kepariwisataan No. 9 tahun 1990 pasal 1 (5)
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata serta usaha-usaha yang terkait di
bidangnya. Pada dasarnya Indonesia umumnya memiliki kekayaan bahari yang berlimpah
namun yang menjadi kendala saat ini adalah publikasi dan infraktstruktur, dimana hanya laut
pada pulau-pulau tertentu yang dikenal dunia padahal banyak sekali laut disekitar pulau-
pulau terpencil yang sangat berpotensi sebagai obyek wisata yang meiliki sumberdaya laut
yang sangat luar biasa bagus. Pulau timor merupakan salah satu dari beribu pulau di
indonesia yang memili potensi besar untuk dikembangkan ekowisata lautnya. Pulau timor
merupakan salah satu pulau di propinsi nusa tenggara timur yang memiliki keunikan dan
daya tarik yang sangat tinggi jika dikembangkan sebagai obyek wisata. Selain daya tarik
keindahan dan keunikan laut dipulau timor, letak pulau ini juga sangat strategis dikarenakan
menjadi pulau yang berbatasan lansung dengan negara tetangga Timor Leste.
Sebagai pulau bagian timur yang belum terekspos secara baik keunikan lautnya, pulau
Timor memiliki potensi alam yang banyak menawarkan keanekaragaman daya tarik wisata
laut maupun budaya yang dapat dikembangkan menjadi tujuan pariwisata yang layak
diperhitungkan untuk dikunjungi. Salah satu pantai yang sangat berpotensi adalah pantai
kolbano. Pantai Kolbano terletak di Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor
Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Pantai ini masih sangat alami dan
memiliki keindahan alam yang sangat berpotensi menjadi wisata yang terkenal. Yang
menjadi kendala adalah infrastruktur dan pengolahan pantai terkait penataan yang membuat
pantai ini lebih berdaya tarik masih sangat kurang. Maka dari itu perlu adanya pengolahan
dan pengembangan lanjutan sehingga pantai Kolbano ini dapat diketahui dunia sebagai suatu
tempat wisata yang memiliki keunikan dan keindahan alam yang menakjubkan.
Tujuan utama penelitian adalah membuat suatu rancangan Pengembangan Wisata
Bahari Dalam Pengelolaan Suberdaya Laut Di Pantai Kolbano Kabupaten Timor Tengah
Selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk itu, penelitian ini memiliki beberapa tujuan
yaitu: Pengembangan potensi sumberdaya ekowisata yang terdapat di pantai Kolbano dan
pengembangan wisata budaya terkait karakteristik masyarakat desa kolbano yang unik.
B. METODE
Metode pada penelitian ini menggunakan sistem kuisioner, pengamatan lansung
dimasa lampau dan study literatur. Data yang didapat dalam bentuk deskripsi dari hasil
kuisioner dan foto alam lingkungan pantai kolbano, kemudian di analisis dan di bahas secara
deskriptif.
4. Kebijakan Pariwisata
Menurut Goeldner il. ali es., tourism policy adalah: Suatu kelompok peraturan,
ketentuan, tujuan dan strategi untuk pengembangan/promosi, yang menyediakan suatu
kerangka untuk mengambil keputusan secara kolektif dan invidual yang mempengaruhi
pengembangan pariwisata secara langsung, serta aktifitas harian dalam suatu destinasi.
Dapat dikatakan bahwa kebijakan pariwisata mencoba untuk menyediakan pengalaman
pengunjung yang berkualitas dan memberikan keuntungan kepada para stakeholder destinasi
sambil memastikan bahwa destinasi tidak dikompromi dalam integritas lingkungan, sosial
dan budaya.
5. Perencanaan Pariwisata
Untuk menjamin tingkat ketertarikan akan wisata di pantai kolbano ini perlu adanya
pengembangan wilayah, salah satunya dengan pembangunan infrastruktur yang memadai.
Infrastruktur memiliki peran sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial di dalam
tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan alam.