Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN WISATA BAHARI DALAM PENGELOLAAN SUBERDAYA

LAUT DI PANTAI KOLBANO KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN


PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Stefanus Nahas
Universitas Negeri Malang
nahasstefanus05@yahoo.com

Abstrak
Pantai Kolbano merupakan salah satu pantai terbaik di pulau timor. Letaknya di Desa
Kolbano, sebuah desa unik di Pantai Selatan Pulau Timor, Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pantai Kolbano memiliki keunikan yakni hamparan
beribu-ribu batu yang berwarna merah, hijau, kuning, hitam, dan percampuran warna yang
takan pernah habis menggantikan pasir. Pantai kolbano sangar lah bersih dan berwarna biru
krem. Selain memiliki pantai yang indah masyarakat desa kolbano kaya akan budaya dan
Adat istiada melekat erat pada kebiasaan masyarakat setempat. Untuk menjamin tingkat
ketertarikan akan wisata di pantai kolbano ini perlu adanya perencanaan penataan dan
pengembangan wilayah, salah satunya dengan pembangunan infrastruktur yang memadai dan
publikasi. Infrastruktur memiliki peran sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial di
dalam tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan alam dan publikasi memiliki peran
memberikan informasi.

Kata Kunci: pantai kolbano, keunikan sumberdaya laut pantai kolbano, pengembangan
wisata.
A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan, dimana terdiri dari beribu-ribu
pulau. Secara geografis indonesia terletak pada 60 LU sampai 11 LS dan 92 sampai 142
BT, dengan kurang lebih 17.502 buah pulau, dan garis pantai sepanjang 81.000 km dengan
Luas wilayah perikanan di laut sekitar 5,8 juta km, yang terdiri dari perairan kepulauan dan
teritorial seluas 3,1 juta km serta perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) seluas
2,7 juta km. Fakta tersebut menunjukkan bahwa prospek pembangunan perikanan dan
kelautan Indonesia dinilai sangat cerah dan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang
strategis. Indonesia juga memiliki luas daratan 1,3% dari seluruh daratan bumi, garis pantai
sepanjang 108.000 km, dan keanekaragaman flora dan fauna yang unik dan menakjubkan.
Sekitar 10% spesies berbunga, 12% spesies mamalia, 16% spesies reptil dan amphibia, 17%
spesies burung serta 25% spesies ikan dunia (Dahuri R 2000).
Dengan beranekaragam pulau yang terdiri dari pulau besar dan pulau kecil ini, pulau-
pulau di indonesia memiliki keunikan yang sangat berfariasi sumberdaya alamnya.
Sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di pulau-pulau kecil maupun pulau
besar terdiri atas sumberdaya dapat pulih (renewable resources) atau sering juga disebut
sumberdaya alam hayati, sumberdaya tidak dapat pulih (nonrenewable resources) atau
disebut sumberdaya alam non-hayati, dan jasa-jasa lingkungan pesisir dan laut
(environmental services). Sumberdaya dapat pulih/hayati terdiri dari, terumbu karang (coral
reef), rumput laut (seaweed), lamun (seagrass), mangrove, berbagai jenis flora dan fauna
daratan, ikan, mamalia laut, krustasea, dan moluska. Sumberdaya tidak dapat pulih/non-
hayati meliputi minyak bumi dan gas, mineral, bahan tambang/galian seperti bijih besi, pasir,
timah,bauksit, serta bahan tambang lainnya, sedangkan yang termasuk jasa-jasa lingkungan
pulau salah satunya adalah wisata bahari.
Menurut Badan Pusat Statistik (2010), posisi indeks daya saing pariwisata Indonesia
jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan
Thailand. Indeks daya pariwisata Singapura menempati peringkat 16 dengan skor 5.06,
disusul kemudian Malaysia pada peringkat 32 dengan skor 5.06, kemudian Thailand pada
posisi 42 dengan skor 4.37. Sementara negara-negara ASEAN dengan indeks daya saing
pariwisata di bawah Indonesia terdapat Philipina, Vietnam, dan Kamboja masing-masing
pada peringkat 81,96, dan 112. Padahal dilihat potensi sumberdaya hayati yang dimiliki
Indonesia seharusnya memiliki peringkat yang jauh lebih baik. Hal ini dapat kita kaji dari
jumlah potensi pariwisata dibidang kelautan yang dimiliki indonesia jauh banyak dibanding
singapura dan negara lainya. Data Badan Pusat Statistik secara keseluruhan menunjukan
bahwa jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia pada Mei
2010 mencapai 600.031 orang, mengalami kenaikan sebesar 15,01% dibanding bulan yang
sama tahun sebelumnya. Demikian pula jika dibanding April 2010, jumlah wisman Mei 2010
mengalami kenaikan sebesar 7,94%. Secara kumulatif, selama Januari-Mei 2010, jumlah
wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 2.767.122 orang, yang berarti meningkat
14,59% dibanding jumlah wisman pada periode yang sama tahun 2009. Hal ini menujukan
ada perkembangan yang cukup baik pada bidang pariwisata disetiap daerah potensi. Salah
satu propinsi yang sedang mengembangkan wisatanya adalah Nusa Tenggara Timur.
Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas 566
pulau besar dan kecil. Di antaranya pulaupulau yang cukup besar, antara lain adalah Pulau
Flores, Pulau Sumba, Pulau Rote, Pulau Alor, dan Pulau Timor (bagian barat). Keadaan
topografi daerah yang berbukit-bukit yang mencakup 70 persen luas wilayah mempunyai
tingkat kemiringan lebih dari 50 persen sehingga menyebabkan kondisi alam di Nusa
Tenggara Timur pada umumnya rawan erosi. Iklim daerah Nusa Tenggara Timur termasuk
tropis kering dengan musim kemarau yang cukup panjang, yaitu sekitar 8 bulan per tahun
dengan penyebaran curah hujan yang tidak merata. Suhu udara beragam antara 21,2 celcius -
33,4 celcius. Kondisi iklim ini menyebabkan kurang suburnya sebagian lahan pertanian di
daerah tersebut. Curah hujan tertinggi terdapat di bagian barat Flores, Timor bagian tengah,
dan Sumba Barat. Propinsi Nusa Tenggara Timur mempunyai beberapa kawasan rawan
bencana alam geologis terutama di beberapa bagian dari Pulau Flores dan Kepulauan Alor.
Pariwisata di Indonesia menurut UU Kepariwisataan No. 9 tahun 1990 pasal 1 (5)
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata serta usaha-usaha yang terkait di
bidangnya. Pada dasarnya Indonesia umumnya memiliki kekayaan bahari yang berlimpah
namun yang menjadi kendala saat ini adalah publikasi dan infraktstruktur, dimana hanya laut
pada pulau-pulau tertentu yang dikenal dunia padahal banyak sekali laut disekitar pulau-
pulau terpencil yang sangat berpotensi sebagai obyek wisata yang meiliki sumberdaya laut
yang sangat luar biasa bagus. Pulau timor merupakan salah satu dari beribu pulau di
indonesia yang memili potensi besar untuk dikembangkan ekowisata lautnya. Pulau timor
merupakan salah satu pulau di propinsi nusa tenggara timur yang memiliki keunikan dan
daya tarik yang sangat tinggi jika dikembangkan sebagai obyek wisata. Selain daya tarik
keindahan dan keunikan laut dipulau timor, letak pulau ini juga sangat strategis dikarenakan
menjadi pulau yang berbatasan lansung dengan negara tetangga Timor Leste.
Sebagai pulau bagian timur yang belum terekspos secara baik keunikan lautnya, pulau
Timor memiliki potensi alam yang banyak menawarkan keanekaragaman daya tarik wisata
laut maupun budaya yang dapat dikembangkan menjadi tujuan pariwisata yang layak
diperhitungkan untuk dikunjungi. Salah satu pantai yang sangat berpotensi adalah pantai
kolbano. Pantai Kolbano terletak di Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor
Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Pantai ini masih sangat alami dan
memiliki keindahan alam yang sangat berpotensi menjadi wisata yang terkenal. Yang
menjadi kendala adalah infrastruktur dan pengolahan pantai terkait penataan yang membuat
pantai ini lebih berdaya tarik masih sangat kurang. Maka dari itu perlu adanya pengolahan
dan pengembangan lanjutan sehingga pantai Kolbano ini dapat diketahui dunia sebagai suatu
tempat wisata yang memiliki keunikan dan keindahan alam yang menakjubkan.
Tujuan utama penelitian adalah membuat suatu rancangan Pengembangan Wisata
Bahari Dalam Pengelolaan Suberdaya Laut Di Pantai Kolbano Kabupaten Timor Tengah
Selatan Propinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk itu, penelitian ini memiliki beberapa tujuan
yaitu: Pengembangan potensi sumberdaya ekowisata yang terdapat di pantai Kolbano dan
pengembangan wisata budaya terkait karakteristik masyarakat desa kolbano yang unik.

B. METODE
Metode pada penelitian ini menggunakan sistem kuisioner, pengamatan lansung
dimasa lampau dan study literatur. Data yang didapat dalam bentuk deskripsi dari hasil
kuisioner dan foto alam lingkungan pantai kolbano, kemudian di analisis dan di bahas secara
deskriptif.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Keunikan Pantai Kolbano
Berdasarkan data dari responden keunikan pantai kolbano memang tidak diragukan.
Pantai Kolbano memiliki keunikan yakni hamparan beribu-ribu batu yang berwarna merah,
hijau, kuning, hitam, dan percampuran warna yang takan pernah habis menggantikan pasir.
Pantai kolbano sangar lah bersih dan berwarna biru krem. Lautnya yang begitu biru sangatlah
cocok untuk menikmati terbit dan terbenamnya sang mentari. Pantai Kolbano tidak habis
memiliki daya tarik, selain unik dengan batuan berwarna yang menghiasinya, Pantai ini pun
memiliki batu karang raksasa yang berdiri tegak berbentuk kepala singga menjadi daya tarik
tersendiri, masyarakat desa Kolbano biasa menyebutnya Fatu Un. Pantai Kolbano juga
terkenal sebagai penghasil ikan di TTS. Disaat pasokan ikan dari Kupang menurun, biasanya
ikan dari Kolbano-lah yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan ikan di SoE. Walaupun
sejauh ini nelayan Kolbano masih mengandalkan pola tradisionl dengan peralatan seadanya.
Daya tarik pemandangan pantai kolbano memang sangat menakjubkan.berikut ini beberapa
pemandanga pantai kolbano.

(Sumber : Foto Pribadi)


Berdasarkan pengamatan di lapangan ternyata banyak terjadi permasalahan dan
keluhan baik dari wisatawan, investor maupun pemerintah sebagai fasilitator. Dari hasil
pengamatan menunjukkan bahwa pengelolaan pantai-pantai di kabupaten TTS masih sangat
kurang dan perlu pembenahan. Salah satu contoh kasus yaitu obyek wisata pantai kolbano,
keberadaan potensi alam pantainya cukup menarik sehingga banyak wisatawan yang datang
kesana. Obyek wisata ini belum ada pengolahan. Dimana tidak adanya pengolahan terhadap
infrastruktur, tempat penginapan, publikasi dan fasilitas umum lainnya. Sehingga wisatawan
yang datang adalah masyarakat sekitar kabupaten.
2. Deskripsi Lokasi dan Keunikan Budaya disekitar Pantai Kolbano
Pantai Kolbano merupakan salah satu pantai terbaik di pulau timor. Letaknya di Desa
Kolbano, sebuah desa unik di Pantai Selatan Pulau Timor, Kabupaten Timor Tengah Selatan-
NTT, berjarak sekitar 90 km dari SoE (ibu kota kabupaten) dan 140 km dari Kupang (ibukota
provinsi).
Berdasarkan hasil wawancara pengetahuan dan informasi dari responden menunjukan
bahwa daya tarik pantai ini sangat menakjubkan. Responden menjelaskan bahwa pantai
kolbano memang sangat indah dijadikan sebagai obyek wisata paten yang dapat
mendatangkan wisatawan dari luar daerah maupun manca negara. Dari kesekian responden
semuanya menunjukan atau mendeskripsikan keindahan alam pantai kolbano dengan
gambaran yang hampir sama yakni sangat indah. Namun semua responden mejelaskan
kendala utama pantai kolbano tidak banyak yang mengunjungi yakni infrastruktur kurang
memadai, akses yang sulit (transportasi), dan kurangnya publikasi. selain pantai yang
menakjubkan para responden juga menjelaskan keunikan budaya masyarakat desa kolbano
yang unik

(sumber : google earth)


Selain memiliki pantai yang indah masyarakat desa kolbano kaya akan budaya dan
Adat istiada melekat erat pada kebiasaan masyarakat setempat. Selain memiliki budaya yang
sangat unuk pantai kolbano juga memiliki dongeng yang dipercaya masyarakat sekitar. Desa
Kolbano memiliki sebuah Mite (cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan
dianggap suci oleh yang empunya cerita) yang cukup terkenal di bumi TTS dan Timor
umumnya. Mite (mitos) yang sudah ada sejak berabad lalu yaitu kisah Bi Kabin. Cerita
tentang seorang gadis anak manusia bernama Bi Kabin yang menikah dengan Raja Laut (Na
Besimnasi = Buaya). Konon pada jaman dahulu, untuk menjaga kelestarian alam dan
hubungan kekerabatan dengan Na Besimnasi, keluarga Bi Kabin bersama warga desa selalu
melakukan ritual tahunan tertentu di pantai ini. Sebagai ucapan terimakasih dari sang Raja
Laut, pantai Kolbano selalu dilimpahi kekayaan ikan dan mudah ditangkap tanpa merusak
pantai.
(Budaya Berpakaian Masyarakat Desa Kolbano)
Keanekaragaman budaya kolbano menjadi daya tarik tersendiri ketika pantai kolbano
ini dijadikan suatu ekowisata yang tertata secara baik. Kearifan lokal masyarakat setempat
juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Contohnya : tarian tradisional, ritual
adat dan masih banyak acara adat lainnya.
3. Keanekaragaman Biota Pantai Kolbano
Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis. Ekosistem
ini mempunyai produktivitas organik yang sangat tinggi. Demikian pula dengan
keanekaragaman biota yang ada didalamnya. Komponen biota tersebut meliputi hewan
karang batu (stony coral), hewan yang tergolong ractinia yang kerangnya terbuat dari bahan
kapur. Disamping itu adanya berbagai jenis biota lainnya yang hidupnya mempunyai kaitan
erat dengan karang batu ini, seperti misalnya ikan, plankton, alga, lamun, moluska dan yang
lainnya. Kesemuanya terjalin dalam hubungan fungsional yang harmonis dalam satu
ekosistem terumbu karang (Ketut Wikantika, 2008).
Berdasarkan hasil survey dan wawancara respoden yang pernah mengunjungi pantai
kolbano menunjukan hasil yang cukup mengagumkan, dimana menurut informasi responden
kehidupan biota pantai kolbano juga sangat berfariasi dan indah. Namun yang menjadi
kendala para responden tidak sempat mendokumentasikan gambar biota lau seperti terumbu
karang yang ada.
Keanekaragaman ekosistem pantai kolbano sangat mengagumkan. Berdasarkan
wawancara dan pengamatan secara personal, beberapa responden memiliki foto biota yang
terdapat di sekitar pantai kolbano. Namun informasi biota laut seperti terumbu karang ini
tidak spesifik karena kurangnya pengetahuan pengunjung terhadap jenis dan nama biota yang
ada. Maka penelitian keanekaragaman biota di pantai kolbano memang sangat dibutuhkan.
(Sumber : Foto Secara Langsung dari Responden)
Dengan adanya penelitian lebih lanjut, pantai kolbano berpotensi juga menghasilkan
wisata menikmati terumbu karang apabila hasil penelitian menunjukan keanekaragaman biota
yang tinggi. Selain terumbu karang di pantai kolbano juga memiliki keanekaragaman ikan
yang lumayan banyak. Hal ini dilihat dari hasil tangkapan ikan nelayan setempat dan foto
ikan hias disekitar pantai kolbano. Namun juga belum ada penelitian terkait ikan yang ada di
pantai kolbano yang mungkin berpotensi memiliki fungsi senbagai indikator. Menurut
Nybakken (1992) ikan indikator merupakan ikan yang aktif memangsa koloni karang, seperti
ikan Kepe-Kepe (Chaetodontidae), ikan Kakak Tua (Scaridae), ikan Pakal Tato (Balistidae),
dan ikan Buntal (Tretaodontidae), begitu juga Myer (1983) menyebutkan kehadiran ikan
Kepe-Kepe tidak terlepas dari keberadaan terumbu karang, karena ikan ini merupakan salah
satu indikator kesehatan karang. Semakin beragamnya spesies ikan dari kelompok ini
menandakan tingkat kesehatan karang semakin tinggi. Keanekaragaman spesies ikan yang
tinggi juga disebabkan oleh variasi habitat yang ada di ekosistem terumbu karang. Variasi
habitat seperti daerah berpasir, berbagai lekuk dan celah, daerah alga, serta perairan yang
dangkal atau dalam dapat menambah keragaman tidak hanya ikan tetapi juga biota laut
lainnya, seperti berbagai jenis dari mega benthos. Maka dari itu perlu adanya penelitian lagi
terkait biota yang ada di pantai kolbano.
4. Kebijakan Pariwisata
Menurut Goeldner il. ali es., tourism policy adalah: Suatu kelompok peraturan,
ketentuan, tujuan dan strategi untuk pengembangan/promosi, yang menyediakan suatu
kerangka untuk mengambil keputusan secara kolektif dan invidual yang mempengaruhi
pengembangan pariwisata secara langsung, serta aktifitas harian dalam suatu destinasi.
Dapat dikatakan bahwa kebijakan pariwisata mencoba untuk menyediakan
pengalaman pengunjung yang berkualitas dan memberikan keuntungan kepada para
stakeholder destinasi sambil memastikan bahwa destinasi tidak dikompromi dalam integritas
lingkungan, sosial dan budaya. Terdapat beberapa fungsi dari kebijakan pariwisata, yakni
sebagai berikut :
1. Menentukan aktifitas dan perilaku yang diharapkan.
2. Memberikan suatu arahan (direction) dan bimbingan untuk semua stakeholder
pariwisata di suatu destinasi
3. Memfasilitasi consensus berdasarkan strategi dan tujuan yang spesifik untuk suatu
daerah destinasi tertentu.
4. Memberikan kerangkan untuk diskusi public/swasta tentang peran dan kontribusi dari
sektor pariwisata kepada ekonomi dan kepada masyarakat secara umum.
5. Memberikan kerangka untuk diskusi publik/swasta tentang peran dan kontribusi dari
sektor pariwisata kepada ekonomi dan kepada masyarakat secara umum.
6. Memungkinkan pariwisata bisa berhadapan bersama dengan sektor-sektor lain dari
ekonomi.
Dengan adanya kebijakan seperti ini diharapkan ketika pengembangan wisata di
pantai kolbano ini dapat meningkatkan kualitas pantai semakin baik bukan membawa
dampak buruk. Kegiatan wisata dapat dikembangkan dengan konsep ekowisata bahari yakni
1). Wisata pantai merupakan kegiatan wisata yang mengutama sumberdaya pantai dan
budaya masyarakat pantai sebagai rekreasi, olahraga dan menikmati pemandangan, dan 2).
Wisata bahari merupakan kegiatan wisata yang mengutamakan sumberdaya bawah laut dan
dinamika air laut seperti diving, snorkling, selancar, jet ski, perahu kaca, wisata lamun dan
wisata satwa (Yulianda 2007). Dengan keanekaragaman yang ada di pantai kolbano ini,
kedua konsep ini dapat dapat diterapkan dan dikembangkan di pantai kolbano sebab potensi
yang ada memiliki daya tarik yang sangat tinggi.
5. Perencanaan Pariwisata
Kebijakan pariwisata memberikan filsafat dasar untuk pembangunan dan menentukan
arah pengembangan pariwisata di destinasi tersebut untuk masa depan. Sebuah destinasi
dapat dikatakan akan melakukan pengembangan wisata jika sebelumnya sudah ada aktivitas
wisata. Dalam pelaksanaan pengembangan, perencanaan merupakan faktor yang perlu
dilakukan dan dipertimbangkan.
Perencanaan adalah proses kumpulan kebijakan dan bagaimana
mengimplementasikannya. Pendapat yang sama dikemukakan juga oleh Claire A. Gunn
(1993: 141) yang menegaskan bahwa ada beberapa hal penting di dalam fungsi kebijakan
regional dan lokal sebagai alat yang sangat penting di dalam kegiatan kepariwisataan, yaitu
antara lain:
1. Perencanaan harus mampu meningkatkan pertumbuhan yang berkualitas,
membutuhkan perubahanperubahan yang membangun, disamping pengembangan
lokasi yang potensial untuk mengembangkan kualitas atraksi yang dapat dijual.
2. Kebijakan kepariwisataan harus lebih memiliki peranan penting dari kegiatan
promosi, kebijakan tersebut harus didukung oleh penelitian.
3. Perencanaan kepariwisataan memerlukan kerjasama publik dan privat agar segala
harapan stakeholders bisa terpenuhi.
4. Perencanaan kebijakan regional dan lokal harus dapat memperkuat semua
perencanaan, mendukung pembangunan pariwisata yang baik hingga pada tingkat
destinasi.
5. Perencanaan kebijakan regional dan lokal harus dapat merangsang usaha (bisnis)
untuk memberikan sumbangsihnya kepada pembangunan daerah. Keenam, kebijakan
harus dapat menghubungkan bisnis dengan pemerintah dan non-profit atraction,
seperti kebijakan perencanaan usaha atraksi (alam dan budaya) harus didukung oleh
bisnis perjalanan dan akomodasi lainnya.
Menurut Inskeep (1991:29), terdapat beberapa pendekatan yang menjadi
pertimbangan dalam melakukan perencanaan pariwisata, diantaranya:
1. Continous Incremental, and Flexible Approach, dimana perencanaan dilihat sebagai
proses yang akan terus berlangsung didasarkan pada kebutuhan dengan memonitor
feed back yang ada.
2. System Approach, dimana pariwisata dipandang sebagai hubungan sistem dan perlu
direncanakan seperti dengan tehnik analisa sistem.
3. Comprehensive Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem diatas, dimana
semua aspek dari pengembangan pariwisata termasuk didalamnya institusi elemen
dan lingkungan serta implikasi sosial ekonomi, sebagai pendekatan holistik.
4. Integrated Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem dan keseluruhan
dimana pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai sistem dan keseluruhan
dimana pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai sistem yang terintegrasi
dalam seluruh rencana dan total bentuk pengembangan pada area.
5. Environmental and sustainable development approach, pariwisata direncanakan,
dikembangkan, dan dimanajemeni dalam cara dimana sumber daya alam dan budaya
tidak mengalami penurunan kualitas dan diharapkan tetap dapat lestari sehingga
analisa daya dukung lingkungan perlu diterapkan pada pendekatan ini.
6. Community Approach, menekankan pada pentingnya memaksimalkan keterlibatan
masyarakat lokal dalam perencanaan danproses pengambilan keputusan pariwisata,
untuk dapat meningkatkan yang diinginkan dan kemungkinan, perlu memaksimalkan
partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan manajemen yang dilaksanakan
dalam pariwisata dan manfaatnya terhadap sosial ekonomi.
7. Implementable Approach, kebijakan pengembangan pariwisata, rencana, dan
rekomendasi diformulasikan menjadi realistis dan dapat diterapkan, dengan tehnik
yang digunakan adalah tehnik implementasi termasuk pengembangan, program aksi
atau strategi, khususnya dalam mengidentifikasi dan mengadopsi.
Untuk menjamin tingkat ketertarikan akan wisata di pantai kolbano ini perlu adanya
pengembangan wilayah, salah satunya dengan pembangunan infrastruktur yang memadai.
Infrastruktur memiliki peran sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial di dalam
tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan alam (Grigg dalam Kodoatie, 2005).
Pembangunan infrastruktur merupakan suatu strategi dalam penyediaan sarana dan prasarana.
Peran infrastruktur tidak hanya berpengaruh pada pengembangan wilayah, tetapi juga pada
bidang kepariwisataan. Infrastruktur berperan sangat penting dalam mendorong kualitas
wisata itu sendiri serta pada lingkungan sekitarnya. Menurut UNWTO (2014) jenis wisata
yang banyak diminati oleh masyarakat adalah wisata alam. Salah satu jenis pariwisata alam
yang paling banyak mendatangkan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara adalah
wisata bahari dan pantai kolbano memiliki potensi besar untuk menjadi obyek wisata bahari
yang menarik. Selain infrastruktur publikasi juga menjadi bagian penting yang perlu di
kembangkan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan informasi terkait obyek
wisata pantai kolbano pada wisatawan yang belum mengetahui adanya pantai kolbano yang
indah permai.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Pada dasarnya Indonesia umumnya memiliki kekayaan bahari yang berlimpah namun
yang menjadi kendala saat ini adalah publikasi dan infraktstruktur, dimana hanya laut pada
pulau-pulau tertentu yang dikenal dunia padahal banyak sekali laut disekitar pulau-pulau
terpencil yang sangat berpotensi sebagai obyek wisata yang meiliki sumberdaya laut yang
sangat luar biasa bagus. Pulau timor merupakan salah satu dari beribu pulau di indonesia
yang memili potensi besar untuk dikembangkan ekowisata lautnya. Salah satunya adalah
pantai Kolbano.
1. Keunikan Pantai Kolbano
Pantai Kolbano memiliki keunikan yakni hamparan beribu-ribu batu yang berwarna
merah, hijau, kuning, hitam, dan percampuran warna yang takan pernah habis menggantikan
pasir. Pantai kolbano sangar lah bersih dan berwarna biru krem. Lautnya yang begitu biru
sangatlah cocok untuk menikmati terbit dan terbenamnya sang mentari. Pantai Kolbano tidak
habis memiliki daya tarik, selain unik dengan batuan berwarna yang menghiasinya, Pantai ini
pun memiliki batu karang raksasa yang berdiri tegak berbentuk kepala singga menjadi daya
tarik tersendiri, masyarakat desa Kolbano biasa menyebutnya Fatu Un. Pantai Kolbano juga
terkenal sebagai penghasil ikan di TTS. Disaat pasokan ikan dari Kupang menurun, biasanya
ikan dari Kolbano-lah yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan ikan di SoE. Walaupun
sejauh ini nelayan Kolbano masih mengandalkan pola tradisionl dengan peralatan seadanya.
2. Deskripsi Lokasi dan Keunikan Budaya disekitar Pantai Kolbano
Pantai Kolbano merupakan salah satu pantai terbaik di pulau timor. Letaknya di Desa
Kolbano, sebuah desa unik di Pantai Selatan Pulau Timor, Kabupaten Timor Tengah Selatan-
NTT, berjarak sekitar 90 km dari SoE (ibu kota kabupaten) dan 140 km dari Kupang (ibukota
provinsi). Selain memiliki pantai yang indah masyarakat desa kolbano kaya akan budaya.
Adat istiada melekat erat pada kebiasaan masyarakat setempat. Selain memiliki budaya yang
sangat unuk pantai kolbano juga memiliki dongeng yang dipercaya masyarakat sekitar.
3. Keanekaragaman Biota Pantai Kolbano
Keanekaragaman ekosistem pantai kolbano sangat mengagumkan. Berdasarkan
wawancara dan pengamatan secara personal, beberapa responden memiliki foto biota yang
terdapat di sekitar pantai kolbano. Namun informasi biota laut seperti terumbu karang ini
tidak spesifik karena kurangnya pengetahuan pengunjung terhadap jenis dan nama biota yang
ada. Maka penelitian keanekaragaman biota di pantai kolbano memang sangat dibutuhkan.

4. Kebijakan Pariwisata
Menurut Goeldner il. ali es., tourism policy adalah: Suatu kelompok peraturan,
ketentuan, tujuan dan strategi untuk pengembangan/promosi, yang menyediakan suatu
kerangka untuk mengambil keputusan secara kolektif dan invidual yang mempengaruhi
pengembangan pariwisata secara langsung, serta aktifitas harian dalam suatu destinasi.
Dapat dikatakan bahwa kebijakan pariwisata mencoba untuk menyediakan pengalaman
pengunjung yang berkualitas dan memberikan keuntungan kepada para stakeholder destinasi
sambil memastikan bahwa destinasi tidak dikompromi dalam integritas lingkungan, sosial
dan budaya.

5. Perencanaan Pariwisata
Untuk menjamin tingkat ketertarikan akan wisata di pantai kolbano ini perlu adanya
pengembangan wilayah, salah satunya dengan pembangunan infrastruktur yang memadai.
Infrastruktur memiliki peran sebagai mediator antara sistem ekonomi dan sosial di dalam
tatanan kehidupan manusia dengan lingkungan alam.

Anda mungkin juga menyukai