RS AR BUNDA PRABUMULIH
TAHUN 2017
Standar PMPK 3.1 (IAK.1) : Angka kelengkapan pengisian rekam medis dalam
waktu 24 jam
Defenisi Operasional Asesmen awal medis terhadap pasien baru adalah penilaian yang
dilakukan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP
untuk memastikan bahwa perencanaan medis yang dilakukan tepat bagi
pasien. Asesmen awal medis meliputi : Identitas pasien, anamnesis,
diagnosis, pemeriksaan fisik/penunjang, penatalaksanaan / perencanaan
pelayanan, tanggal/jam, tanda tangan dokter dan nama mulai dari pasien
di rawat di ruang rawat inap.
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Beberapa bukti menunjukan asesmen awal medis belum sesuai dengan
standar kurang dari 24 jam harus sudah lengkap pengisiannya
Periode analisa data & pelaporan Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala ruangan rawat inap
bertanggungjawab melakukan analisa data terhadap kepatuhan dokter
dalam mengisi lembar asesmen awal medis sebagai informasi awal untuk
unitnya dan didokumentasikan. Setelah itu data dilaporkan ke Kepala
Bagian Pelayanan setiap bulan. Setiap Triwulan data dilaporkan ke
Komite Mutu untuk dianalisa dan dievaluasi kemudian data tersebut
dilaporkan ke Direktur untuk dilakukan tindak lanjut.
Formula Jumlah lembar asesmen awal medis yang terisi lengkap : Jumlah lembar
asesmen awal medis seluruhnya X 100% = %
Standar 100 %
Sumber Data Data Rekam Medis
Standar PMKP 3.1. ( IAK.2) Kesalahan penulisan hasil Laboratorium yang diinput
secara manual ke SIM RS
Judul Indikator Kesalahan penulisan hasil Laboratorium yang diinput secara manual ke
SIM RS
Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &
OUTCOME
Dimensi Mutu Effisien
Defenisi Operasional Kesalahan penulisan hasil Laboratorium yang diinput secara manual ke
SIM RS
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Angka kesalahan penulisan hasil laboratorium ini merupakan alat ukur
untuk sejauh mana ketelitian petugas laboratorium dalam mengentry /
memasukan data hasil pemeriksaan laboratorium dari manual ke SIM RS
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilaksanakan setiap bulan, dilakukan oleh petugas
laboratorium
Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala unit
laboratorium setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah
itu data dilaporkan ke Kepala Bagian Pelayanan, kemudian setiap 3 (tiga)
bulan data akan dilaporkan ke Komite Mutu. Secara umum data akan di
analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit
Numerator Jumlah kesalahan penulisan hasil laboratorium yang di entry per bulan
Formula Jumlah kesalahan penulisan hasil labor yang di entry per bulan Jumlah
pemeriksaan Laboratorium selama 1 (satu) bulanX 100 % =___%
Standar 0%
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan setiap hari dengan menggunakan tekhnik
total populasi.
Inklusi : Seluruh pemeriksaan labratorium
Eksklusi : -
Area Unit Laboratorium
Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Unit Laboratorium
data / PJ
3. Area Monitoring :Ruang Rawat Inap
Standar PMKP 3.1. (IAK.3) : Ketepatan waktu pemberian antibiotik
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Angka ketepatan waktu pemberian obat antibiotik ini merupakan alat
ukur sejauh mana kedisplinan perawat dalam memberikan obat
antibiotik tepat pada waktunya
Frekwensi pengumpulan data Pecatatan dilakukan setiap hari dilakukan oleh perawat ruangan
Standar 100 %
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total populasi, yaitu dengan
mendokumentasikan seluruh pasien rawat inap yang mendapatkan
antibiotik setiap harinya
Inklusi : Seluruh pasien rawat inap yang mendapatkan antibiotik
Eksklusi : -
Area Rawat Inap
Penanggung Jawab Pengumpul Kepala ruang rawat inap
data / PJ
4. Area Monitoring :Kamar Operasi
Standar PMKP 3.1. (IAK.4) : Penilaian status pulih sadar anestesi
Judul Indikator Pasien pasca pembiusan di transfer dari Recovery Room unit kamar
operasi ke ruang rawat inap sesuai dengan status pulih sadar anestesi
Defenisi Operasional Penilaian status pulih sadar anestesi adalah standar nilai yang di
tetapkan oleh AHA ( Asosiation Heart of anestesi ) sebagai kesimpulan
layak atau tidak nya pasien yang telah selesai di operasi untuk pindah ke
ruang rawat inap
Ada 3 ( tiga ) macam penilaian pulih sadar anestesi antara lain sebagai
berikut :
1. Untuk anetesi umum pada pasien dewasa, Jika Alderete score 8
pasien boleh pindah ke ruang rawat inap
2. Untuk anestesi umum pada pasien anak, Jika Steward score 5
pasien boleh pindah ke ruang rawat inap
3. Untuk pasien yang dilakukan anestesi Regional / spinal, jika
Bromage score 2 pasien boleh pindah keruangan
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Ketelitian petugas anestesi dalam menilai status pulih sadar post anestesi
sangat diperlukan ketelitian agar pasien yang sudah selesai di operasi
pada saat pindah ke ruang rawat inap sudah benar - benar sadar penuh
dan tidak ada efek samping setelah pindah keruang rawat inap
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap hari terutama saat dilakukan tindakan
operasi
Periode analisa Data 1 bulan di kamar operasi
3 bulan di komite mutu
Numerator Jumlah pasien post anestesi yang dilakukan penilaian status pulih sadar
berdasarkan standar yang ditetapkan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dilakukan tindakan anestesi
Formula Jumlah pasien post anestesi yang dilakukan penilaian status pulih sadar
berdasarkan standar yang ditetapkan Jumlah seluruh pasien yang
dilakukan tindakan anestesi 100 % = ___%
Standar 100 %
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
mendokumentasikan seluruh pasien yang dilakukan tindakan anestesi
Inklusi : Seluruh pasien rawat inap yang dilakuan tindakan anestesi
Eksklusi : - Anestesi lokal
- Anestesi pasien One Day Care ( ODC )
Tujuan Untuk mengetahui sejauh mana ketelitian petugas kamar operasi baik
dokter atau pun petugas kamar operasi dalam melengkapi, mencatat dan
melengkapi blangko laporan operasi setelah pasien di lakukan tindakan
operasi
Defenisi Operasional Laporan operasi yang lengkap adalah laporan tertulis dari operator
bedah / dokter yang melakukan tindakan operasi tentang kegiatan dari
awal operasi dilakukan sampai operasi selesai.
Adapun syarat laporan operasi yang lengkap meliputi :
1. Identitas pasien yang tulis dengan jelas dan lengkap
2. Identitas petugas yang terlibat dalam tindakan operasi harus di tulis
dengan lengkap antara lain :
- Nama operator dan dokter anestesi
- Nama asisten bedah dan perawat sirkuler
3. Jenis operasi dan tekhnik anestesi yang dilakuan
4. Tanggal dan jam operasi dilakukan
5. Uraian kegiatan selama operasi berlangsung
6. Jumlah perdarahan
7. Tanda tangan dokter
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap hari terutama saat dilakukan tindakan
operasi
Standar 100 %
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
mendokumentasikan seluruh pasien yang dilakukan tindakan anestesi
Inklusi : Seluruh pasien rawat inap yang dilakuan tindakan operasi
Eksklusi : -
Definisi Operasional Alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh, tenaga
kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di RS
seperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boots dan
gaun
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Tersedianya APD di Rumah Sakit merupakan syarat mutlak yang
harus disediakan oleh pihak Rumah Sakit yang berguna untuk
melindungi tubuh, tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung dari
penularan penyakit di RS seperti masker, sarung tangan karet, penutup
kepala, sepatu boots dan gaun
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilaksanakan setiap bulan oleh petugas PPI ( IPCN )
dengan mencatat adanya ketidak lengkapan APD di tiap tiap ruangan
Periode analisa data Setiap bulan di Komite PPI
Setiap 3 bulan di Komite Mutu
Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Ketua Komite
PPI setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian
setiap 3 ( tiga ) bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara
umum data akan di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan
kepada direksi / manajemen Rumah Sakit
Numerator Jumlah ruangan / unit yang menyediakan APD
Standar 75 %
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey ke seluruh
ruangan rawat inap / unit dengan mencatat kelengkapan tersedianya
APD
Inklusi : Seluruh ruangan / unit pelayanan rawat inap
Eksklusi : -
Area Ruang rawat inap / unit
Definisi Operasional Infeksi daerah operasi (IDO) adalah infeksi akibat tindakan
Pembedahan, dapat mengenai berbagai lapisan jaringan tubuh,
superfisial atau dalam
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh petugas PPI ( IPCN dan
IPCLN) dengan mencatat adanya ketidak lengkapan APD di tiap tiap
ruangan
Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh IPCNsetiap
bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap 3 ( tiga )
bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan
di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi /
manajemen Rumah Sakit
Kriteria Inklusi :
1. Seluruh pasien yang dilakukan operasi
2. Kejadian infeksi tanpa implant 30 hari pasca operasi, dengan
implant 90 hari pasca operasi
3. Terdapat tanda-tanda inflamasi seperti :
Merah
Panas
Bengkak
Nyeri
Penurunan fungsi
Terdapat tanda klinis : demam > 38c, menggigil, adanya pus
pada luka operasi
Kriteria eksklusi :
1. Kejadian infeksi tanpa implant > 30 hari pasca operasi
2. Kejadian infeksi dengan implant > 90 hari pasca operasi
3. Infeksi pada luka operasi yang dilakukan di luar RS AR Bunda
Prabumulih
Area Ruang rawat inap / unit
Rawat jalan
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh petugas PPI ( IPCN dan
IPCLN) dengan mencatat adanya kejadian ISK di tiap tiap ruangan
Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh IPCNsetiap
bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap 3 ( tiga )
bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan
di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi /
manajemen Rumah Sakit
Numerator Jumlah pasien yang mengalami Infeksi saluran kemih (ISK) sesuai
dengan kriteria inklusi
Denominator Jumlah lama hari pemakaian dower kateter
Formula Jumlah pasien yang mengalami Infeksi saluran kemih (ISK) sesuai
dengan kriteria inklusi Jumlah lama hari pemakaian dower kateter
1000 = ___
Kriteria eksklusi :
Pasien terpasang dower kateter < 48 jam
Ketika masuk RS sudah terdapat tanda klinis ISK
Saat masuk RS, pasien terpasang dower kateter dari RS lain
Area Ruang rawat inap / unit
Rawat jalan
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh petugas PPI ( IPCN dan
IPCLN) dengan mencatat adanya ketidak lengkapan APD di tiap tiap
ruangan
Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh IPCNsetiap
bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap 3 ( tiga )
bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan
di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi /
manajemen Rumah Sakit
Kriteria eksklusi :
Pasien terpasang kateter intravena < 48 jam
Flebitis disebabkan oleh faktor mekanis atau kimiawi
Saat masuk RS, pasien terpasang kateter intravena dari RS lain
Area Ruang rawat inap / unit
Kriteria Inklusi :
1. Pasien dirawat > 24 jam
Pada Pasien paling tidak mempunyai 2 gejala dan tanda berikut,
yang tidak diketahui penyebab lainnya : kemerahan, sakit, atau
pembengkakkan di tepian luka dekubitus
kriteria eksklusi :
pasien yang sudah mengalami dekubitus sebelum masuk rumah sakit
AR Bunda Prabumulih
Area Ruang rawat inap / unit
Rawat jalan
Tujuan Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga akan bahaya merokok
yang dapat memperberat terjadinya gagal jantung
Defenisi Operasional Konseling bahaya merokok pada pasien gagal jantung adalah salah satu
bentuk pemberian edukasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan
kepada pasien yang sudah menderita gagal jantung atau keluarga pasien
yang potensial beresiko terjadinya gagal jantung apabila masih tetap
merokok
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Konseling Bahaya Merokok Pada Pasien Gagal Jantung Dewasa sangat
diperlukan sebagai bentuk kepedulian Rumah Sakit dalam upaya
meminimalkan dampak yang akan terjadi bila pasien yang menderita gagal
jantung tetap merokok.
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap hari pada saat ada pasien rawat inap dengan
diagnsa heart failure
Periode Analisa data 1 bulan di ruang rawat inap
3 bulan di komite mutu
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala ruang
Periode analisa data & pelaporan rawat inap setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah
itu data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3 ( tiga
) bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di
analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit
Numerator Jumlah pasien heart failure yang dilakukan edukasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien heart failure yang di rawat inap dalam satu bulan
Formula Jumlah pasien heart failure yang dilakukan edukasi dalam satu bulan
Jumlah seluruh pasien heart failure yang di rawat inap dalam satu bulan
100 % = ___%
Standar 100 %
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melakukan edukasi ke seluruh pasien rawat inap yang menderita heart
failure
Inklusi : Seluruh pasien heart failure yang dirawat inap
Eksklusi : -
Area Rawat inap
Tujuan Memberikan edukasi kepada pasien dengan diagnosa stroke dan keluarga
selama di rawat di rumah sakit.
Defenisi Operasional Konseling mengenai penyakit stroke adalah salah satu bentuk pemberian
edukasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada pasien penderita
stroke atau keluarga pasien yang di rawat di rumah sakit.
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Konseling tentang penyakit stroke sangat diperlukan sebagai bentuk kepedulian
Rumah Sakit dalam upaya bagaimana penanganan pasien stroke dan
meminimalkan dampak lanjutan yang akan terjadi.
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap hari pada saat ada pasien rawat inap dengan
diagnsa stroke
Periode analisa daata 1 bulan di ruang rawat inap
3 bulan di komite mutu
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala ruang
Periode analisa data & pelaporan rawat inap setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah
itu data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3 ( tiga
) bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di
analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit
Numerator Jumlah pasien stroke yang dilakukan edukasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien stroke yang di rawat inap dalam satu bulan
Formula Jumlah pasien stroke yang dilakukan edukasi dalam satu bulan
Jumlah seluruh pasien stroke yang di rawat inap dalam satu bulan 100
% = ___%
Standar 100 %
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melakukan edukasi ke seluruh pasien rawat inap yang menderita stroke
Inklusi : Seluruh pasien stroke yang dirawat inap
Eksklusi : -
Area Rawat inap
Judul Indikator Peresepan obat beta blocker pada pasien AMI yang akan pulang
Tujuan Agar pasien yang menderita AMI mendapatkan obat golongan beta
blocker sebelum pulang setelah di rawat inap
Defenisi Operasional Peresepan obat beta blocker pada pasien AMI yang akan pulang
adalah resep obat yang telah di ambil oleh petugas di ruang rawat inap
untuk seterusnya diserahkan kepada pasien yang menderita AMI
sebelum pasien tersebut pulang ke rumah
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Mencegah terjadinya kesalahan prosedur dimana pada saat pasien
pulang obat pasien AMI tersebut tidak diresepkan atau lupa di berikan
kepada pasien tersebut
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan / pengumpulan data dilakukan setiap ada pasien AMI yang
di rawat inap
Formula Jumlah pasien AMI yang di resepkan obat golongan beta blocker
sebelum pulang ke rumah Jumlah seluruh pasien AMI yang di rawat
inap dalam satu bulan 100 % = ___%
Standar 100 %
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melakukan edukasi ke seluruh pasien rawat inap yang menderita AMI
Inklusi : Seluruh pasien stroke yang dirawat inap
Eksklusi : -
Area Rawat inap
Judul Indikator Persentase tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida
usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup
Sectio Caesarea (SC) adalah tindakan bedah untuk mengeluarkan janin melalui
sayatan pada dinding perut dan dinding rahim,tidak termasuk pengangkatan
janin dari rongga perut dalam kasus kehamilan normal
Definisi Operasional Primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal
hidup adalah ibu dengan kehamilan pertama kali yang usia kehamilannya
mencapai 37-42 minggu serta dengan posisi bayi normal tanpa komplikasi, satu
bayi dan dapat dilahirkan dengan spontan.
Alasan/Implikasi/ Rasionalisasi
Penelitian menunjukkan bahwa apabila kelahiran dipaksakan saat cervix belum
siap, maka outcomenya akan buruk. Faktor dokter merupakan pemicu utama
adanya perbedaan angka kelahiran anak pertama dengan induksi dan angka
admisi kelahiran prematur anak pertama dibanding faktor karakteristik pasien
atau diagnosa obstetrik.
Frekuensi Pengumpulan Data Setiap hari terutama saat ada pasien primigravida usia kehamilan 37-42
minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala ruang rawat inap
Periode analisa data & setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah itu data dilaporkan
pelaporan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3 ( tiga ) bulan data akan
dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di analisa dan dievaluasi
kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen Rumah Sakit
Numerator Jumlah tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia
kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam satu
bulan (tindakan)
Jumlah seluruh primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi
Denominator normal tunggal hidup dalam bulan yang sama
Jumlah tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia
kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam satu
Formula bulan (tindakan) : Jumlah seluruh primigravida usia kehamilan 37-42 minggu
dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam bulan yang sama (orang) x
100%
10 %
Standar
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat
seluruh pasien Primigravida yang dilakukan operasi SC
Inklusi : Seluruh pasien pasien primigravida usia kehamilan 37-42 minggu
Sumber Data
dengan bayi posisi normal tunggal hidup
Eksklusi : -
Instalasi kebidanan
Area
Kepala Instalasi Kebidanan
Penanggung Jawab
11. Area Pengumpulan : International Library Measure
Standar I-CAC-2 : Systemic Cortocosteroids for Children Inpatient
Asthma
Judul Indikator Pemberian kortikosteroid untuk pasien ashma anak yang dirawat
di rumah sakit.
Defenisi Operasional Penggunaan kortikosteroid sistemik (oral dan iv) untuk pasien-
pasien pediatric yang menjadi pasien rawat inap dengan penyakit
ashma
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Asma adalah penyakit kronis yang paling sering ditemukan pada
anak-anak dan merupakan komponen utama dari angka kesakitan
dan penyebab meningkatnya pembiayaan kesehatan secara
nasional. Bagi anak-anak, ashma adalah salah satu penyebab
utama alasan dirawat inap di rumah sakit. Penanganan asma
yang tidak sesuai standar dianggap menjadi penyabab utama
tingginya angka morbiditas dan mortalitas karena asma.
Frekuensi Pengumpulan Data Pencatatan dilakukan pada saat ada pasien anak yang dirawat
yang menerima kortikosteroid sistemik
Periode Analisa Data dan Pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit setiap
bulan , kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala bagian
Pelayanan.Secara umum data akan dievaluasi dan didesiminasikan
kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3 bula yang akan
dikoordinasikan oleh Komite Mutu.
Numerator Pasien anak-anak yang menerima kortikosteroid sistemik selama
dirawat inap di rumah sakit
Standar 100%
1. Area Pemantauan : Pengadaan Rutin Peralatan Kesehatan Dan Obat-Obatan Penting Untuk
Memenuhi Kebutuhan Pasien.
Standar PMKP 3.2. ( IAM.1) Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan
obat-obatan penting untuk memenuhi kebutuhan pasien
Judul Indikator Ketersedian alkes dan obat penting (emergency) di ruang resusitasi
IGD
Tujuan Tergambarnya mutu manajemen alkes dan ketersediaan stok obat life
saving Rumah Sakit
Defenisi Operasional Ketersedian alkes dan obat penting (emergency) di ruang resusitasi IGD
adalah alkes dan obat yang harus selalu siap pakai ketika sewaktu -
waktu di butuhkan / dalam keadaan emergency.
Adapun daftar obat life saving di
IGD adalah :
1. Adrenalin inj
2. SA inj
3. Aminophylin inj
4. Meylon inj
5. Dobuject inj
6. Dopamin inj
7. Cedocard tab
8. Dexamethasone inj
9. Pethidine/morphin inj
10. Midazolam inj
11. Tyarid inj
12. Aristra
13. Nipherdiphine
14. Diazepam inj
15. D 40%
16. MgSO4
17. KCL
18. Dll
Adapun alkes yang harus dibutuhkan di IGD :
1. Infus set sesuai kebutuhan
2. Spalk sesuai ukuran
3. NGT Dan Balon Kateter sesuai ukuran
4. Spuit sesuai dengan ukuran
5. Gipsona dan tensocerp sesuai ukuran
6. dll
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Jumlah kekosongan ini merupakan alat ukur untuk mengetahui
manajemen obat yang dilaksanakan di rumah sakit. Apabila obat
telah dipenuhi oleh rumah sakit maka keterlambatan pelayanan
obat tidak akan terjadi.
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui stok obat dan
alkes yang kosong di IGD
Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
IGDsetiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah itu
data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3
( tiga ) bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum
data akan di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada
direksi / manajemen Rumah Sakit
Numerator Jumlah kekosongan stock obat -obatan life saving yang ada di
IGD perbulan
Denominator Jumlah stock obat-obatan life saving yang ada di IGD perbulan
Formula Jumlah stok obat yang kosong (item) Jumlah stock obat-obatan
life saving yang ada di IGD perbulan X 100 % =___%
Standar 0%
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh stok obat life saving di ruang IGD yang
kosong.
Inklusi : seluruh item obat life saving
Eksklusi : -
Area InstalasiGawat Darurat dan Ruang Rawat Intensif.
Judul Indikator Ketepatan waktu pengiriman laporan kegiatan rumah sakit ( RM)
ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
Defenisi Operasional Jumlah laporan bulanan yang dapat dikirim tepat waktu ( tanggal
10 bulan berikutnya) ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan
adapun jenis laporan yang dikirim ke dinas kesehatan Adalah
1. Laporan RL 5.1
2. Laporan RL 5.2
3. Laporan RL 5.3
4. Laporan RL 5.4
5.
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Ketepatan waktu pengiriman laporanmerupakan kewajiban setiap
rumah sakit sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan pada unit kerja masing masing.
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap bulan oleh petugas rekam medis
Periode Analisis data Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala unit
rekam medis setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya,
setelah itu data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan dan
dikirimkkan ke DINKES Provinsi SUMSEL, kemudian setiap 3
( tiga ) bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum
data akan di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada
direksi / manajemen Rumah Sakit.
Numerator Jumlah Laporan Bulanan yang harus dikirim tanggal 10 bulan
berikutnya
Standar 100%
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan setiap bulan oleh staf Bagian
Pelaporan mengenai laporan yang dikirim setiap bulan
Inklusi : Laporan yang dikirim setiap bulan ke Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Selatan
Eksklusi : -
Area Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih
Defenisi Operasional Insiden tertusuk jarum adalah kondisi cidera yang tidak diinginkan
yang beresiko terjadi pada seluruh staf yang berada di RSAR
Bunda Prabumulih baik staf medis, penunjang atau non medis.
Penanganan ini sesuai dengan prosedur tindakan penanganan
pajanan ditempat kerja oleh Manajemen resiko.
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan oleh tim PPI rumah sakit bekerja sama dengan ruang
rawat inap setiap ada insiden tertusuk jarunm suntik
Periode Analisa data 1 bulan di Tim PPI
3 bulan di komite mutu
Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala ruang
rawat inap / unit setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya,
setelah itu data dilaporkan ke ketua komite PPI dan sub komite
keselamatan pasien, kemudian setiap 3 ( tiga ) bulan data akan
dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di analisa dan
dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih.
Standar 0%
Sumber Data Pengumpulan data dilaksanakan setiap ada insiden tertusuk jarum,
dilakukan oleh IPCN dari setiap unit yang mengalami insiden.
Inklusi : Seluruh insiden
Eksklusi : -
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan pada saat pasien di rawat inap terutama
pada hari senin dan kamis
Denominator Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam bulan yang sama
Standar 80%
Eksklusi :
- Penunggu pasien
- Keluarga pasien
- Pasien dengan gangguan jiwa
- Pasien pulang meninggal
Penanggung Jawab Pengumpul data / PJ Kepala ruangan rawat inap& rawat jalan
6. Area Pemantauan : Harapan Dan Kepuasan Staf
Standar PMKP 3.2. (IAM 6) : Harapan dan kepuasan Staf
Periode analisa data Pencatatan dilakukan selama 2 kali dalam setahun yaitu pada
bulan Juni dan bulan Desember
Denominator Jumlah seluruh staf yang disurvey dalam periode yang sama
Inklusi :
- Staf yang telah bekerja minimal 1 tahun
- Staf yang secara aktif masih bekerja di RS AR Bunda
Prabumulih
Eksklusi :
- Staf yang sedang cuti
- Staf yang sedang tugas belajar
- Staf yang sedang sakit
Judul Indikator Trend 10 besar diagnosa dan data demografi yang bersangkutan
Defenisi Operasional 10 besar diagnose dan data demografi yang dimaksud adalah 10
penyakit yang memiliki jumlah pasien yang dirawat di RS AR
Bunda Prabumulih berdasarkan data demografi yang meliputi
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa,
daerah asal dan agama
Numerator -
Denominator -
Formula
Standar -
Sumber Data Rekapitulasi dilaksanakan oleh staf Rekam Medis
Standar 100 %
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap bulan oleh tim PPI bekerja sama
dengan kepala ruang rawat inap
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan
mencatat seluruh petugas yang patuh dalam menggunakan APD
Periode analisa data & pelaporan Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala ruangan rawat
inap bertanggungjawab melakukan analisa data terhadap
kepatuhan perawat menjelaskan mamfaat gelang pada pasien.
Setelah itu data dilaporkan ke Kepala Bagian Pelayanan setiap
bulan. Setiap Triwulan data dilaporkan ke Komite Mutu untuk
dianalisa dan dievaluasi kemudian data tersebut dilaporkan ke
Direktur untuk dilakukan tindak lanjut.
Periode analisa data & pelaporan Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala ruangan rawat
inap bertanggungjawab melakukan analisa data terhadap
kepatuhan dokter dalam menandatangani lembar komunikasi via
telepon di CPPT. Setelah itu data dilaporkan ke Kepala Bagian
Pelayanan setiap bulan. Setiap Triwulan data dilaporkan ke Komite
Mutu untuk dianalisa dan dievaluasi kemudian data tersebut
dilaporkan ke Direktur untuk dilakukan tindak lanjut.
Formula Prosedur operasi yang dilakukan proses time out : Seluruh prosedur
operasi
Standar 100 %
Sumber Data Hasil survey
Inklusi : Seluruh pasien yang dilakukan operasi
Eksklusi :
- Jumlah prosedur operasi yang dilakukan time out
- Prosedur operasi yang idak dilakukan time out.
Area Kamar Operasi
Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Kamar Operasi
data / PJ
Periode analisa data & pelaporan Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala ruangan rawat
inap bertanggungjawab melakukan analisa data terhadap
kepatuhan perawat dalam melakukan setiap kegiatan pencegahan
jatuh sesuai SPO.Setelah itu data dilaporkan ke Kepala Bagian
Pelayanan setiap bulan. Setiap Triwulan data dilaporkan ke Komite
Mutu untuk dianalisa dan dievaluasi kemudian data tersebut
dilaporkan ke Direktur untuk dilakukan tindak lanjut.
Numerator Jumlah staf keperawatan yang melakukan seluruh langkah
pencegahan jatuh berdasarkan SPO
Denominator Jumlah staf keperawatan yang seharusnya melakukanseluruh
langkah pencegahan jatuh berdasarkan SPO
Formula Jumlah staf keperawatan yang seharusnya melakukan seluruh
langkah pencegahan jatuh sesuai SPO: Jumlah staf keperawatan
yang melakukan seluruh langkah pencegahan jatuh sesuai SPO X
100% = %
Standar 100 %
Sumber Data Hasil survey
Inklusi : Seluruh pasien rawat inap
Eksklusi :
- Pasien anak-anak usia 3 tahun keatas
- Pasien geriatric
- Pasien jantung,vertigo,stroke ringan
Area Ruang Rawat Inap