Anda di halaman 1dari 53

KAMUS INDIKATOR MUTU KUNCI

RS AR BUNDA PRABUMULIH
TAHUN 2017

RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH


Jl. Angkatan 45 Kel Gunung Ibul Prabumulih Timur
TELP. 0713-322954 FAX. 0713-323895
PRABUMULIH
INDIKATOR AREA KLINIS

RUMAH SAKIT AR. BUNDA

RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH


Jl. Angkatan 45 Kel Gunung Ibul Prabumulih Timur
TELP. 0713-322954 FAX. 0713-323895
PRABUMULIH

1. Area Pemantauan : Assesmen Pasien

Standar PMPK 3.1 (IAK.1) : Angka kelengkapan pengisian rekam medis dalam
waktu 24 jam

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME
Dimensi Mutu Keselamatan, kesinambungan dan ketepatan waktu

Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam melakukan asesmen medis


dalam 24 jam

Defenisi Operasional Asesmen awal medis terhadap pasien baru adalah penilaian yang
dilakukan oleh dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP
untuk memastikan bahwa perencanaan medis yang dilakukan tepat bagi
pasien. Asesmen awal medis meliputi : Identitas pasien, anamnesis,
diagnosis, pemeriksaan fisik/penunjang, penatalaksanaan / perencanaan
pelayanan, tanggal/jam, tanda tangan dokter dan nama mulai dari pasien
di rawat di ruang rawat inap.

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Beberapa bukti menunjukan asesmen awal medis belum sesuai dengan
standar kurang dari 24 jam harus sudah lengkap pengisiannya

Frekwensi pengumpulan data Setiap hari

Periode Analisis Data 1 bulan di ruang rawat inap


3 bulan di komite mutu

Periode analisa data & pelaporan Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala ruangan rawat inap
bertanggungjawab melakukan analisa data terhadap kepatuhan dokter
dalam mengisi lembar asesmen awal medis sebagai informasi awal untuk
unitnya dan didokumentasikan. Setelah itu data dilaporkan ke Kepala
Bagian Pelayanan setiap bulan. Setiap Triwulan data dilaporkan ke
Komite Mutu untuk dianalisa dan dievaluasi kemudian data tersebut
dilaporkan ke Direktur untuk dilakukan tindak lanjut.

Numerator Jumlah lembar asesmen awal medis yang terisi lengkap

Denominator Jumlah lembar asesmen awal medis seluruhnya

Formula Jumlah lembar asesmen awal medis yang terisi lengkap : Jumlah lembar
asesmen awal medis seluruhnya X 100% = %

Standar 100 %
Sumber Data Data Rekam Medis

Inklusi : Seluruh status rekam medis pasien rawat inap


Eksklusi :
- Pasien meninggal < dari 24 jam
- Pasien APS < dari 24 jam
Area Ruang rawat Inap

Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Ruangan


data / PJ
2. Area Pemantauan : Laboratorium

Standar PMKP 3.1. ( IAK.2) Kesalahan penulisan hasil Laboratorium yang diinput
secara manual ke SIM RS
Judul Indikator Kesalahan penulisan hasil Laboratorium yang diinput secara manual ke
SIM RS
Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &
OUTCOME
Dimensi Mutu Effisien

Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan petugas laboratorium dalam


penulisan hasil laborat yang diinput secara manual ke SIM RS

Defenisi Operasional Kesalahan penulisan hasil Laboratorium yang diinput secara manual ke
SIM RS

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Angka kesalahan penulisan hasil laboratorium ini merupakan alat ukur
untuk sejauh mana ketelitian petugas laboratorium dalam mengentry /
memasukan data hasil pemeriksaan laboratorium dari manual ke SIM RS

Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilaksanakan setiap bulan, dilakukan oleh petugas
laboratorium

Periode Analisis data 1 bulan di Laboratoirum


3 bulan di komite mutu

Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala unit
laboratorium setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah
itu data dilaporkan ke Kepala Bagian Pelayanan, kemudian setiap 3 (tiga)
bulan data akan dilaporkan ke Komite Mutu. Secara umum data akan di
analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit

Numerator Jumlah kesalahan penulisan hasil laboratorium yang di entry per bulan

Denominator Jumlah pemeriksaan Laboratorium selama 1 ( satu ) bulan

Formula Jumlah kesalahan penulisan hasil labor yang di entry per bulan Jumlah
pemeriksaan Laboratorium selama 1 (satu) bulanX 100 % =___%

Standar 0%

Sumber Data Pengumpulan data dilakukan setiap hari dengan menggunakan tekhnik
total populasi.
Inklusi : Seluruh pemeriksaan labratorium
Eksklusi : -
Area Unit Laboratorium
Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Unit Laboratorium
data / PJ
3. Area Monitoring :Ruang Rawat Inap
Standar PMKP 3.1. (IAK.3) : Ketepatan waktu pemberian antibiotik

Judul Indikator Ketepatan waktu pemberian antibiotik

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Safety

Tujuan Tergambarnya kedisiplinan perawat dalam memberikan antibiotik tepat


waktu sesuai dengan waktu paruh obat tersebut.
Defenisi Operasional Ketepatan waktu pemberian antibiotik adalah ketepatan jadwal
pemberian antibiotik sesuai dengan dosis yang telah ditentukan oleh
dokter

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Angka ketepatan waktu pemberian obat antibiotik ini merupakan alat
ukur sejauh mana kedisplinan perawat dalam memberikan obat
antibiotik tepat pada waktunya

Frekwensi pengumpulan data Pecatatan dilakukan setiap hari dilakukan oleh perawat ruangan

Periode analisa data 1 bulan di Rawat Inap


3 bulan di Komite Mutu

Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala ruang


Periode analisa data & pelaporan rawat inap setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah itu
data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3 ( tiga )
bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di
analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pemberian antibiotik tepat pada waktunya

Denominator Jumlah seluruh pasien yang mendapatkan antibiotic

Formula Jumlah pemberian antibiotik tepat pada waktunya Jumlah seluruh


pasien yang mendapatkan antibiotik 100 % = ___%

Standar 100 %

Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total populasi, yaitu dengan
mendokumentasikan seluruh pasien rawat inap yang mendapatkan
antibiotik setiap harinya
Inklusi : Seluruh pasien rawat inap yang mendapatkan antibiotik
Eksklusi : -
Area Rawat Inap
Penanggung Jawab Pengumpul Kepala ruang rawat inap
data / PJ
4. Area Monitoring :Kamar Operasi
Standar PMKP 3.1. (IAK.4) : Penilaian status pulih sadar anestesi

Judul Indikator Pasien pasca pembiusan di transfer dari Recovery Room unit kamar
operasi ke ruang rawat inap sesuai dengan status pulih sadar anestesi

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME
Dimensi Mutu Safety

Tujuan Tergambarnya kedisiplinan petugas anestesi dalam melakukan penilaian


status pulih sadar pada pasien secara tepat dan sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh AHA ( Asosiation Heart of anestesi )

Defenisi Operasional Penilaian status pulih sadar anestesi adalah standar nilai yang di
tetapkan oleh AHA ( Asosiation Heart of anestesi ) sebagai kesimpulan
layak atau tidak nya pasien yang telah selesai di operasi untuk pindah ke
ruang rawat inap
Ada 3 ( tiga ) macam penilaian pulih sadar anestesi antara lain sebagai
berikut :
1. Untuk anetesi umum pada pasien dewasa, Jika Alderete score 8
pasien boleh pindah ke ruang rawat inap
2. Untuk anestesi umum pada pasien anak, Jika Steward score 5
pasien boleh pindah ke ruang rawat inap
3. Untuk pasien yang dilakukan anestesi Regional / spinal, jika
Bromage score 2 pasien boleh pindah keruangan

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Ketelitian petugas anestesi dalam menilai status pulih sadar post anestesi
sangat diperlukan ketelitian agar pasien yang sudah selesai di operasi
pada saat pindah ke ruang rawat inap sudah benar - benar sadar penuh
dan tidak ada efek samping setelah pindah keruang rawat inap

Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap hari terutama saat dilakukan tindakan
operasi
Periode analisa Data 1 bulan di kamar operasi
3 bulan di komite mutu

Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala unit kamar


Periode analisa data & pelaporan operasi setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah itu
data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3 ( tiga )
bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di
analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien post anestesi yang dilakukan penilaian status pulih sadar
berdasarkan standar yang ditetapkan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dilakukan tindakan anestesi

Formula Jumlah pasien post anestesi yang dilakukan penilaian status pulih sadar
berdasarkan standar yang ditetapkan Jumlah seluruh pasien yang
dilakukan tindakan anestesi 100 % = ___%

Standar 100 %

Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
mendokumentasikan seluruh pasien yang dilakukan tindakan anestesi
Inklusi : Seluruh pasien rawat inap yang dilakuan tindakan anestesi
Eksklusi : - Anestesi lokal
- Anestesi pasien One Day Care ( ODC )

Area Kamar Operasi

Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Unit Kamar Operasi


data / PJ
5. Area Monitoring :Kamar Operasi
Standar PMKP 3.1. (IAK.5) : Kelengkapan laporan operasi

Judul Indikator Kelengkapan isi dokumen laporan operasi

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME
Dimensi Mutu Safety

Tujuan Untuk mengetahui sejauh mana ketelitian petugas kamar operasi baik
dokter atau pun petugas kamar operasi dalam melengkapi, mencatat dan
melengkapi blangko laporan operasi setelah pasien di lakukan tindakan
operasi

Defenisi Operasional Laporan operasi yang lengkap adalah laporan tertulis dari operator
bedah / dokter yang melakukan tindakan operasi tentang kegiatan dari
awal operasi dilakukan sampai operasi selesai.
Adapun syarat laporan operasi yang lengkap meliputi :
1. Identitas pasien yang tulis dengan jelas dan lengkap
2. Identitas petugas yang terlibat dalam tindakan operasi harus di tulis
dengan lengkap antara lain :
- Nama operator dan dokter anestesi
- Nama asisten bedah dan perawat sirkuler
3. Jenis operasi dan tekhnik anestesi yang dilakuan
4. Tanggal dan jam operasi dilakukan
5. Uraian kegiatan selama operasi berlangsung
6. Jumlah perdarahan
7. Tanda tangan dokter

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Ketelitian petugas kamar operasi dalam melengkapi blangko laporan


operasi sangat diperlukan agar terciptanya pelayanan yang terintegrasi
dan sebagai dokumentasi resmi bagi Rumah sakit

Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap hari terutama saat dilakukan tindakan
operasi

Periode analisa 1 bulan di kamar operasi


3 bulan di komite mutu

Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala unit kamar


Periode analisa data & pelaporan operasi setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah itu
data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3 ( tiga )
bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di
analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit

Numerator Jumlah laporan operasi yang lengkap dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien yang dilakukan tindakan operasi


Formula Jumlah laporan operasi yang lengkap dalam satu bulan Jumlah
seluruh pasien yang dilakukan tindakan operasi 100 % = ___%

Standar 100 %

Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
mendokumentasikan seluruh pasien yang dilakukan tindakan anestesi
Inklusi : Seluruh pasien rawat inap yang dilakuan tindakan operasi
Eksklusi : -

Area Kamar operasi

Penanggung Jawab Pengumpul Kepala unit kamar operasi


data / PJ

6.1 Area Monitoring : PPI


Standar PMKP 3.1. (IAK.6.1) : Koordinasi APD

Judul Indikator Tersedianya APD (Alat Pelindung Diri)

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Safety

Tujuan Tersedianya APD di setiap instalasi RS

Definisi Operasional Alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh, tenaga
kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di RS
seperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boots dan
gaun
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Tersedianya APD di Rumah Sakit merupakan syarat mutlak yang
harus disediakan oleh pihak Rumah Sakit yang berguna untuk
melindungi tubuh, tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung dari
penularan penyakit di RS seperti masker, sarung tangan karet, penutup
kepala, sepatu boots dan gaun
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilaksanakan setiap bulan oleh petugas PPI ( IPCN )
dengan mencatat adanya ketidak lengkapan APD di tiap tiap ruangan
Periode analisa data Setiap bulan di Komite PPI
Setiap 3 bulan di Komite Mutu

Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Ketua Komite
PPI setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian
setiap 3 ( tiga ) bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara
umum data akan di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan
kepada direksi / manajemen Rumah Sakit
Numerator Jumlah ruangan / unit yang menyediakan APD

Denominator Jumlah seluruh ruangan / unit yang ada di Rumah Sakit

Formula Jumlah ruangan / unit yang menyediakan APD


Jumlah seluruh ruangan / unit yang ada di Rumah Sakit
100% = ___%

Standar 75 %
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survey ke seluruh
ruangan rawat inap / unit dengan mencatat kelengkapan tersedianya
APD
Inklusi : Seluruh ruangan / unit pelayanan rawat inap
Eksklusi : -
Area Ruang rawat inap / unit

Penanggung jawab IPCN


Tim PPI RS
6.2 Area Monitoring : PPI
Infeksi Daerah Operasi ( IDO )
Standar PMKP 3.1. (IAK.6.2.1) : Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi
nosokomial di rumah sakit tentang Infeksi Daerah Operasi (IDO)

Judul Indikator Terlaksana kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di


rumah sakit tentang Infeksi Daerah Operasi (IDO)

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Safety

Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan infeksi di RS tentang


infeksi daerah operasi

Definisi Operasional Infeksi daerah operasi (IDO) adalah infeksi akibat tindakan
Pembedahan, dapat mengenai berbagai lapisan jaringan tubuh,
superfisial atau dalam

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit


merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan untuk memantau,
mengamati dan melakukan pencatatan serta pelaporan infeksi di
rumah sakit

Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh petugas PPI ( IPCN dan
IPCLN) dengan mencatat adanya ketidak lengkapan APD di tiap tiap
ruangan

Periode analisa data Setiap bulan di Komite PPI


Setiap 3 bulan di Komite Mutu

Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh IPCNsetiap
bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap 3 ( tiga )
bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan
di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi /
manajemen Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang mengalami Infeksi daerah operasi (IDO)


Denominator Jumlah pasien yang dilakukan operasi di RS AR Bunda Prabumulih
Formula Jumlah pasien yang mengalami Infeksi daerah operasi (IDO)
Jumlah pasien yang dilakukan operasi di RS AR Bunda Prabumulih
100% = ___%

Standar Incident rate IDO di RS AR Bunda Prabumulih < 1,5 %

Sumber Data Rekam Medik


Laporan kepuasan pasien
Laporan survey infeksi rumah sakit

Kriteria Inklusi :
1. Seluruh pasien yang dilakukan operasi
2. Kejadian infeksi tanpa implant 30 hari pasca operasi, dengan
implant 90 hari pasca operasi
3. Terdapat tanda-tanda inflamasi seperti :
Merah
Panas
Bengkak
Nyeri
Penurunan fungsi
Terdapat tanda klinis : demam > 38c, menggigil, adanya pus
pada luka operasi
Kriteria eksklusi :
1. Kejadian infeksi tanpa implant > 30 hari pasca operasi
2. Kejadian infeksi dengan implant > 90 hari pasca operasi
3. Infeksi pada luka operasi yang dilakukan di luar RS AR Bunda
Prabumulih
Area Ruang rawat inap / unit
Rawat jalan

Penanggung jawab IPCN


IPCLN
6.3Area Monitoring : PPI
Infeksi Saluran Kemih ( ISK )
Standar PMKP 3.1. (IAK.6.2.2) : Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi
nosokomial di rumah sakit tentang ISK.

Judul Indikator Terlaksana kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di


rumah sakit tentang Infeksi saluran kemih ( ISK )

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Safety

Tujuan Mendapatkan data dasar kejadian infeksi saluran kemih (ISK)


Mencegah dan mengendalikan infeksi saluran kemih (ISK)
Definisi Operasional Infeksi saluran kemih (ISK) : Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah
Infeksi saluran kemih pada pasien yang terpasang dower kateter > 48
jam.

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit


merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan untuk memantau,
mengamati dan melakukan pencatatan serta pelaporan infeksi di
rumah sakit

Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh petugas PPI ( IPCN dan
IPCLN) dengan mencatat adanya kejadian ISK di tiap tiap ruangan

Periode analisa data Setiap bulan di Komite PPI


Setiap 3 bulan di Komite Mutu

Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh IPCNsetiap
bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap 3 ( tiga )
bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan
di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi /
manajemen Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang mengalami Infeksi saluran kemih (ISK) sesuai
dengan kriteria inklusi
Denominator Jumlah lama hari pemakaian dower kateter
Formula Jumlah pasien yang mengalami Infeksi saluran kemih (ISK) sesuai
dengan kriteria inklusi Jumlah lama hari pemakaian dower kateter
1000 = ___

Standar Incident rate ISK di RS AR Bunda Prabumulih = < 1


Sumber Data Rekam Medik
Laporan kepuasan pasien
Laporan survey infeksi rumah sakit
Kriteria Inklusi :
1. Pasien terpasang dower kateter > 48 jam
2. Pada waktu masuk tidak terdapat tanda klinis ISK
3. Ditemukan gejala umum :
Demam ( > 38 C ) atau Hipotermi <37 C per rektal
Urgensi
Frekuensi
Disuria, atau
Nyeri Supra Pubik

4. Ditemukan paling sedikit dua dari tanda atau gejala sebagai


berikut :
Nyeri local atau nyeri tekan pada daerah yang dicurigai
terinfeksi
Apnea
Bradikardia
Letargia
Muntah-muntah, dan sekurang-kurangnya terdapat paling
sedikit satu hal berikut
Ada pus dari tempat yang dicurigai terinfeksi.
Terdapat bukti adanya infeksi pada pemeriksaan radiologi
(USG, CT Scan, MRI, Radiolabel Scan).
Diagnosis infeksi oleh dokter yang menangani.
Dokter yang menangani memberikan pengobatan
antimikroba yang sesuai

Kriteria eksklusi :
Pasien terpasang dower kateter < 48 jam
Ketika masuk RS sudah terdapat tanda klinis ISK
Saat masuk RS, pasien terpasang dower kateter dari RS lain
Area Ruang rawat inap / unit
Rawat jalan

Penanggung jawab IPCN


IPCLN
\

6.4 Area Monitoring : PPI


Flebitis.
Standar PMKP 3.1. (IAK.6.2.3.) : Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi
nosokomial di rumah sakit tentang Flebitis.

Judul Indikator Terlaksana kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di


rumah sakit tentang Flebitis

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Safety

Tujuan Mendapatkan data dasar kejadian flebitis karena Mikroorganisme


Mencegah dan mengendalikan infeksi flebitis karena
mikroorganisme
Definisi Operasional Flebitis adalah peradangan pada vena atau arteri yang ditandai dengan
merah, panas, nyeri dan bengkak di daerah permukaan atau di
sepanjang vena

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit


merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan untuk memantau,
mengamati dan melakukan pencatatan serta pelaporan infeksi di
rumah sakit

Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh petugas PPI ( IPCN dan
IPCLN) dengan mencatat adanya ketidak lengkapan APD di tiap tiap
ruangan

Periode analisa data Setiap bulan di Komite PPI


Setiap 3 bulan di Komite Mutu

Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh IPCNsetiap
bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap 3 ( tiga )
bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan
di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi /
manajemen Rumah Sakit

Numerator Jumlah pasien yang mengalami flebitis karena mikroorganisme.


Denominator Jumlah lama hari pemakaian kateter intravena
Formula Jumlah pasien yang mengalami flebitis karena mikroorganisme
Jumlah lama hari pemakaian kateter intravena 1000 = ___

Standar Incident rate flebitis di RS AR Bunda Prabumulih < 3,5


Sumber Data Rekam Medik
Laporan kepuasan pasien
Laporan survey infeksi rumah sakit
Kriteria Inklusi :
1. Terpasang kateter intravena > 48 jam di rumah sakit AR Bunda
Prabumulih
2. Ketika masuk Rumah Sakit tidak ada tanda klinis Infeksi aliran
darah
3. Terdapat 2 atau lebih tanda berikut ini
Terdapat tanda inflamasi (merah, panas, bengkak, nyeri,
penurunan fungsi)
Ditemukan salah satu gejala klinis seperti : demam > 38C,
menggigil, hipotensi. Pada pasien berumur < 1 tahun paling
sedikit satu dari tanda-tanda demam > 38C, hipotermia <
37C, apnue, bradikardia
Ada pus di daerah tusukan cateter intavena

Kriteria eksklusi :
Pasien terpasang kateter intravena < 48 jam
Flebitis disebabkan oleh faktor mekanis atau kimiawi
Saat masuk RS, pasien terpasang kateter intravena dari RS lain
Area Ruang rawat inap / unit

Penanggung jawab IPCN


IPCLN
6.5 Area Monitoring : PPI
Infeksi Dekubitus
Standar PMKP 3.1. (IAK.6.2.4) : Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi
nosokomial di rumah sakit tentang Dekubitus.

Judul Indikator Terlaksana kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di


rumah sakit tentang Dekubitus

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Safety

Tujuan Mendapatkan data dasar kejadian dekubitus


Mencegah dan mengendalikan Dekubitus
Definisi Operasional Dekubitus merupakan sebuah ulkus akibat tekanan yang terlokalisis
pada kulit dan/atau pada dasar jaringan yang biasanya terjadi
pada area tonjolan tulang, sebagai akibat dari tekanan atau
tekanan yang dikombinasi dengan pergeseran dan/atau gesekan
(National Pressure Ulcer Advisory Panel, NPUAP, 2009). Insiden
dekubitus akibat perawatan di temukan atau di dokumentasikan 1 x 24
jam setelah pasien dirawat
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial di rumah sakit
merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan untuk memantau,
mengamati dan melakukan pencatatan serta pelaporan infeksi di
rumah sakit
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilaksanakan setiap hari oleh petugas PPI ( IPCN dan
IPCLN) dengan mencatat adanya kejadian dekubitus di tiap tiap
ruangan

Periode analisa data Setiap bulan di Komite PPI


Setiap 3 bulan di komite mutu
Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh IPCNsetiap
bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, kemudian setiap 3 ( tiga )
bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan
di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi /
manajemen Rumah Sakit
Numerator Jumlah pasien yang mengalami Dekubitus sesuai dengan kriteria
inklusi
Denominator Jumlah lama hari tirah baring
Formula Jumlah pasien yang mengalami dekubitus sesuai dengan kriteria
inklusi Jumlah lama hari tirah baring 1000 = ___

Standar Incident rate ISK di RS AR Bunda Prabumulih = < 1


Sumber Data Rekam Medik
Laporan kepuasan pasien
Laporan survey infeksi rumah sakit

Kriteria Inklusi :
1. Pasien dirawat > 24 jam
Pada Pasien paling tidak mempunyai 2 gejala dan tanda berikut,
yang tidak diketahui penyebab lainnya : kemerahan, sakit, atau
pembengkakkan di tepian luka dekubitus

kriteria eksklusi :
pasien yang sudah mengalami dekubitus sebelum masuk rumah sakit
AR Bunda Prabumulih
Area Ruang rawat inap / unit
Rawat jalan

Penanggung jawab IPCN


IPCLN
7. Area Monitoring : International Library Measure
Standar PMKP 3.1. (IAK.7) : Heart Failure
Judul Indikator Konseling Bahaya Merokok Pada Pasien Gagal Jantung Dewasa di
ruang rawat inap
Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &
OUTCOME

Dimensi Mutu Safety

Tujuan Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga akan bahaya merokok
yang dapat memperberat terjadinya gagal jantung
Defenisi Operasional Konseling bahaya merokok pada pasien gagal jantung adalah salah satu
bentuk pemberian edukasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan
kepada pasien yang sudah menderita gagal jantung atau keluarga pasien
yang potensial beresiko terjadinya gagal jantung apabila masih tetap
merokok
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Konseling Bahaya Merokok Pada Pasien Gagal Jantung Dewasa sangat
diperlukan sebagai bentuk kepedulian Rumah Sakit dalam upaya
meminimalkan dampak yang akan terjadi bila pasien yang menderita gagal
jantung tetap merokok.
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap hari pada saat ada pasien rawat inap dengan
diagnsa heart failure
Periode Analisa data 1 bulan di ruang rawat inap
3 bulan di komite mutu
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala ruang
Periode analisa data & pelaporan rawat inap setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah
itu data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3 ( tiga
) bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di
analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit
Numerator Jumlah pasien heart failure yang dilakukan edukasi dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien heart failure yang di rawat inap dalam satu bulan

Formula Jumlah pasien heart failure yang dilakukan edukasi dalam satu bulan
Jumlah seluruh pasien heart failure yang di rawat inap dalam satu bulan
100 % = ___%

Standar 100 %

Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melakukan edukasi ke seluruh pasien rawat inap yang menderita heart
failure
Inklusi : Seluruh pasien heart failure yang dirawat inap
Eksklusi : -
Area Rawat inap

Penanggung Jawab Pengumpul Kepala ruang rawat inap


data / PJ

8. Area Monitoring : International Library Measure


Standar PMKP 3.1. (IAK.8) : Stroke

Judul Indikator Pemberian Konseling/Edukasi Pada Pasien Stroke Selama Dirawat Di


Rumah Sakit

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME
Dimensi Mutu Safety

Tujuan Memberikan edukasi kepada pasien dengan diagnosa stroke dan keluarga
selama di rawat di rumah sakit.
Defenisi Operasional Konseling mengenai penyakit stroke adalah salah satu bentuk pemberian
edukasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada pasien penderita
stroke atau keluarga pasien yang di rawat di rumah sakit.

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Konseling tentang penyakit stroke sangat diperlukan sebagai bentuk kepedulian
Rumah Sakit dalam upaya bagaimana penanganan pasien stroke dan
meminimalkan dampak lanjutan yang akan terjadi.
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap hari pada saat ada pasien rawat inap dengan
diagnsa stroke
Periode analisa daata 1 bulan di ruang rawat inap
3 bulan di komite mutu
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala ruang
Periode analisa data & pelaporan rawat inap setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah
itu data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3 ( tiga
) bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di
analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit
Numerator Jumlah pasien stroke yang dilakukan edukasi dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien stroke yang di rawat inap dalam satu bulan

Formula Jumlah pasien stroke yang dilakukan edukasi dalam satu bulan
Jumlah seluruh pasien stroke yang di rawat inap dalam satu bulan 100
% = ___%

Standar 100 %
Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melakukan edukasi ke seluruh pasien rawat inap yang menderita stroke
Inklusi : Seluruh pasien stroke yang dirawat inap
Eksklusi : -
Area Rawat inap

Penanggung Jawab Pengumpul Kepala ruang rawat inap


data / PJ

9. Area Monitoring : International Library Measure


Standar PMKP 3.1. (IAK.9) : Acute Miocardiac Infark

Judul Indikator Peresepan obat beta blocker pada pasien AMI yang akan pulang

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME
Dimensi Mutu Safety

Tujuan Agar pasien yang menderita AMI mendapatkan obat golongan beta
blocker sebelum pulang setelah di rawat inap
Defenisi Operasional Peresepan obat beta blocker pada pasien AMI yang akan pulang
adalah resep obat yang telah di ambil oleh petugas di ruang rawat inap
untuk seterusnya diserahkan kepada pasien yang menderita AMI
sebelum pasien tersebut pulang ke rumah
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Mencegah terjadinya kesalahan prosedur dimana pada saat pasien
pulang obat pasien AMI tersebut tidak diresepkan atau lupa di berikan
kepada pasien tersebut
Frekwensi pengumpulan data Pencatatan / pengumpulan data dilakukan setiap ada pasien AMI yang
di rawat inap

Periode analisa daata 1 bulan di ruang rawat inap


3 bulan di komite mutu
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala ruang
Periode analisa data & pelaporan rawat inap setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah
itu data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3 ( tiga
) bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di
analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit
Numerator Jumlah pasien AMI yang di resepkan obat golongan beta blocker
sebelum pulang ke rumah
Denominator Jumlah seluruh pasien AMI yang di rawat inap dalam satu bulan

Formula Jumlah pasien AMI yang di resepkan obat golongan beta blocker
sebelum pulang ke rumah Jumlah seluruh pasien AMI yang di rawat
inap dalam satu bulan 100 % = ___%

Standar 100 %

Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melakukan edukasi ke seluruh pasien rawat inap yang menderita AMI
Inklusi : Seluruh pasien stroke yang dirawat inap
Eksklusi : -
Area Rawat inap

Penanggung Jawab Pengumpul Kepala ruang rawat inap


data / PJ

10. Area Pengumpulan : International Library Measure

Standar I-PC-02 : Cesarean Section : Nulliparous women withvertex position delivered


by cesarean section

Judul Indikator Persentase tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida
usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup

INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


Tipe Indikator
OUTCOME
Dimensi Mutu Safety

Untuk mengetahui kualitas pelayanan kehamilan pada primigravida usia


Tujuan
kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup

Sectio Caesarea (SC) adalah tindakan bedah untuk mengeluarkan janin melalui
sayatan pada dinding perut dan dinding rahim,tidak termasuk pengangkatan
janin dari rongga perut dalam kasus kehamilan normal
Definisi Operasional Primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal
hidup adalah ibu dengan kehamilan pertama kali yang usia kehamilannya
mencapai 37-42 minggu serta dengan posisi bayi normal tanpa komplikasi, satu
bayi dan dapat dilahirkan dengan spontan.

Alasan/Implikasi/ Rasionalisasi
Penelitian menunjukkan bahwa apabila kelahiran dipaksakan saat cervix belum
siap, maka outcomenya akan buruk. Faktor dokter merupakan pemicu utama
adanya perbedaan angka kelahiran anak pertama dengan induksi dan angka
admisi kelahiran prematur anak pertama dibanding faktor karakteristik pasien
atau diagnosa obstetrik.

Frekuensi Pengumpulan Data Setiap hari terutama saat ada pasien primigravida usia kehamilan 37-42
minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup

Periode analisa daata 1 bulan di ruang rawat kebidanan


3 bulan di komite mutu

Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala ruang rawat inap
Periode analisa data & setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah itu data dilaporkan
pelaporan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3 ( tiga ) bulan data akan
dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di analisa dan dievaluasi
kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen Rumah Sakit
Numerator Jumlah tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia
kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam satu
bulan (tindakan)
Jumlah seluruh primigravida usia kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi
Denominator normal tunggal hidup dalam bulan yang sama

Jumlah tindakan Sectio Caesarea (SC) yang dilakukan pada primigravida usia
kehamilan 37-42 minggu dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam satu
Formula bulan (tindakan) : Jumlah seluruh primigravida usia kehamilan 37-42 minggu
dengan bayi posisi normal tunggal hidup dalam bulan yang sama (orang) x
100%

10 %
Standar
Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan mencatat
seluruh pasien Primigravida yang dilakukan operasi SC
Inklusi : Seluruh pasien pasien primigravida usia kehamilan 37-42 minggu
Sumber Data
dengan bayi posisi normal tunggal hidup
Eksklusi : -

Instalasi kebidanan
Area
Kepala Instalasi Kebidanan
Penanggung Jawab
11. Area Pengumpulan : International Library Measure
Standar I-CAC-2 : Systemic Cortocosteroids for Children Inpatient
Asthma

Judul Indikator Pemberian kortikosteroid untuk pasien ashma anak yang dirawat
di rumah sakit.

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Library Measure

Tujuan Tergambarnya kualitas pelayanan keperawatan dirumah sakit


terhadap perawatan pasien ashma anak yang dirawat dirumah
sakit

Defenisi Operasional Penggunaan kortikosteroid sistemik (oral dan iv) untuk pasien-
pasien pediatric yang menjadi pasien rawat inap dengan penyakit
ashma

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Asma adalah penyakit kronis yang paling sering ditemukan pada
anak-anak dan merupakan komponen utama dari angka kesakitan
dan penyebab meningkatnya pembiayaan kesehatan secara
nasional. Bagi anak-anak, ashma adalah salah satu penyebab
utama alasan dirawat inap di rumah sakit. Penanganan asma
yang tidak sesuai standar dianggap menjadi penyabab utama
tingginya angka morbiditas dan mortalitas karena asma.

Frekuensi Pengumpulan Data Pencatatan dilakukan pada saat ada pasien anak yang dirawat
yang menerima kortikosteroid sistemik

Periode analisa daata 1 bulan di ruang rawat inap


3 bulan di komite mutu

Periode Analisa Data dan Pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit setiap
bulan , kemudian data akan dilaporkan kepada Kepala bagian
Pelayanan.Secara umum data akan dievaluasi dan didesiminasikan
kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3 bula yang akan
dikoordinasikan oleh Komite Mutu.
Numerator Pasien anak-anak yang menerima kortikosteroid sistemik selama
dirawat inap di rumah sakit

Denumerator Pasien pediatrik dengan asma (usia 2 tahun sampai 17 tahun)


yang keluar rumah sakit dengan diagnosis utama asma

Formula Pasien anak-anak yang menerima kortikosteroid sistemik selama


dirawat inap di rumah sakit Pasien pediatrik dengan asma (usia
2 tahun sampai 17 tahun) yang keluar rumah sakit dengan
diagnosis utama asma x 100% = ___%

Standar 100%

Sumber data Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat seluruh pasien


anak sesuai kriteria inklusi dan eksklusi untuk pasien rawat inap
dalam satu bulan
Inklusi : Pasien pediatrik dengan asma (usia 2 tahun sampai 14
tahun yang keluar rumah sakit dengan diagnosa utama
asma
Ekslusi :
Pasien asma berusia > 17 tahun
Pasien yang kondisinya tidak stabil (hemodinamik, nyeri
tidak terkontrol)

Area Pengumpul Ruangan Perawatan Anak (pediatrik) dan Ranap

Penanggung Jawab Pengumpul data / PJ Kepala Instalasi Rawat Inap


INDIKATOR AREA MANAJEMEN

RUMAH SAKIT AR. BUNDA


RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH
Jl. Angkatan 45 Kel Gunung Ibul Prabumulih Timur
TELP. 0713-322954 FAX. 0713-323895
PRABUMULIH

1. Area Pemantauan : Pengadaan Rutin Peralatan Kesehatan Dan Obat-Obatan Penting Untuk
Memenuhi Kebutuhan Pasien.
Standar PMKP 3.2. ( IAM.1) Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan
obat-obatan penting untuk memenuhi kebutuhan pasien

Judul Indikator Ketersedian alkes dan obat penting (emergency) di ruang resusitasi
IGD

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCO PROSES &


ME OUTCOME

Dimensi Mutu Effisien

Tujuan Tergambarnya mutu manajemen alkes dan ketersediaan stok obat life
saving Rumah Sakit

Defenisi Operasional Ketersedian alkes dan obat penting (emergency) di ruang resusitasi IGD
adalah alkes dan obat yang harus selalu siap pakai ketika sewaktu -
waktu di butuhkan / dalam keadaan emergency.
Adapun daftar obat life saving di
IGD adalah :
1. Adrenalin inj
2. SA inj
3. Aminophylin inj
4. Meylon inj
5. Dobuject inj
6. Dopamin inj
7. Cedocard tab
8. Dexamethasone inj
9. Pethidine/morphin inj
10. Midazolam inj
11. Tyarid inj
12. Aristra
13. Nipherdiphine
14. Diazepam inj
15. D 40%
16. MgSO4
17. KCL
18. Dll
Adapun alkes yang harus dibutuhkan di IGD :
1. Infus set sesuai kebutuhan
2. Spalk sesuai ukuran
3. NGT Dan Balon Kateter sesuai ukuran
4. Spuit sesuai dengan ukuran
5. Gipsona dan tensocerp sesuai ukuran
6. dll
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Jumlah kekosongan ini merupakan alat ukur untuk mengetahui
manajemen obat yang dilaksanakan di rumah sakit. Apabila obat
telah dipenuhi oleh rumah sakit maka keterlambatan pelayanan
obat tidak akan terjadi.

Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui stok obat dan
alkes yang kosong di IGD

Periode Analisa 1 bulan di IGD


3 bulan di komite mutu

Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
IGDsetiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya, setelah itu
data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan, kemudian setiap 3
( tiga ) bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum
data akan di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada
direksi / manajemen Rumah Sakit

Numerator Jumlah kekosongan stock obat -obatan life saving yang ada di
IGD perbulan

Denominator Jumlah stock obat-obatan life saving yang ada di IGD perbulan

Formula Jumlah stok obat yang kosong (item) Jumlah stock obat-obatan
life saving yang ada di IGD perbulan X 100 % =___%

Standar 0%

Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat/observasi seluruh stok obat life saving di ruang IGD yang
kosong.
Inklusi : seluruh item obat life saving
Eksklusi : -
Area InstalasiGawat Darurat dan Ruang Rawat Intensif.

Penanggung Jawab Pengumpul data / PJ Kepala Ruang IGD


2. Area Pemantauan : Pelaporan Kegiatan Seperti Diatur Oleh Undang Undang Dan Peraturan
Standar PMKP 3.2. (IAM.2 Pelaporan kegiatan seperti diatur oleh undang
undang )

Judul Indikator Ketepatan waktu pengiriman laporan kegiatan rumah sakit ( RM)
ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Effisien

Tujuan Tergambarnya ketepatan waktu pengiriman laporan RM ke


DINKES Prov SUMSEL

Defenisi Operasional Jumlah laporan bulanan yang dapat dikirim tepat waktu ( tanggal
10 bulan berikutnya) ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Selatan
adapun jenis laporan yang dikirim ke dinas kesehatan Adalah
1. Laporan RL 5.1
2. Laporan RL 5.2
3. Laporan RL 5.3
4. Laporan RL 5.4
5.
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Ketepatan waktu pengiriman laporanmerupakan kewajiban setiap
rumah sakit sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan pada unit kerja masing masing.

Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap bulan oleh petugas rekam medis

Periode Analisa data 1 bulan di Rekam Medis


3 bulan di komite mutu

Periode Analisis data Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala unit
rekam medis setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya,
setelah itu data dilaporkan ke Kepala bagian pelayanan dan
dikirimkkan ke DINKES Provinsi SUMSEL, kemudian setiap 3
( tiga ) bulan data akan dilaporkan ke komite mutu. Secara umum
data akan di analisa dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada
direksi / manajemen Rumah Sakit.
Numerator Jumlah Laporan Bulanan yang harus dikirim tanggal 10 bulan
berikutnya

Denominator Jumlah Laporan Bulanan yang dikirim melewati tanggal 10 bulan


berikutnya

Formula Jumlah Laporan yang harus dikirim tgl 10 (pcs) Jumlah


Laporan yang dikirim melewati tanggal 10 (pcs) x 100% = ___%

Standar 100%

Sumber Data Pengumpulan data dilakukan setiap bulan oleh staf Bagian
Pelaporan mengenai laporan yang dikirim setiap bulan
Inklusi : Laporan yang dikirim setiap bulan ke Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Selatan
Eksklusi : -
Area Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih

Penanggung Jawab Pengumpul data / PJ Kepala Unit Rekam Medik


3. Area Pemantauan : Manajemen Resiko
Standar PMKP 3.2. ( IAM.3) Manajemen Resiko

Judul Indikator Insiden tertusuk jarum suntik

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Care

Tujuan Mengetahui peran manajemen rumah sakit dalam mengidentifikasi


insiden tertusuk jarum suntik serta kualitas manajemen dalam
perlindungan petugas.

Defenisi Operasional Insiden tertusuk jarum adalah kondisi cidera yang tidak diinginkan
yang beresiko terjadi pada seluruh staf yang berada di RSAR
Bunda Prabumulih baik staf medis, penunjang atau non medis.
Penanganan ini sesuai dengan prosedur tindakan penanganan
pajanan ditempat kerja oleh Manajemen resiko.

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Manajemen ini perlu dilaksanakan untuk mencegah terjadinya


indiden yang terus menerus, dengan melaksanakan FMEA.
Pencegahan ini dapat terlaksana jika data insiden ini dapat
teridentifikasi secara rutin oleh Risk Manajemen.

Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan oleh tim PPI rumah sakit bekerja sama dengan ruang
rawat inap setiap ada insiden tertusuk jarunm suntik
Periode Analisa data 1 bulan di Tim PPI
3 bulan di komite mutu

Periode analisa data & pelaporan Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala ruang
rawat inap / unit setiap bulan sebagai informasi awal untuk unitnya,
setelah itu data dilaporkan ke ketua komite PPI dan sub komite
keselamatan pasien, kemudian setiap 3 ( tiga ) bulan data akan
dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di analisa dan
dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi / manajemen
Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih.

Numerator Angka kejadian tenaga kesehatan yang tertusuk jarum suntik.


Denominator Jumlah insiden tenaga kesehatan yang tertusuk jarum selama 1
bulan

Formula Jumlah insiden tertusuk jarum suntik (orang)

Standar 0%

Sumber Data Pengumpulan data dilaksanakan setiap ada insiden tertusuk jarum,
dilakukan oleh IPCN dari setiap unit yang mengalami insiden.
Inklusi : Seluruh insiden
Eksklusi : -

Area Seluruh Instalasi/Unit/Ruang Perawatan

Penanggung Jawab Pengumpul data / PJ IPCN.


4. Area Pemantauan : Manajemen Utilisasi
Standar PMKP 3.2. (IAM.4) Manajemen Utilisasi
Judul Indikator Pemanfaatan alat otoacoustic emission (OAE). Jumlah bayi
deteksi dini gangguan pendengaran pada bayi baru lahir
Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &
OUTCOME

Dimensi Mutu Effisien


Tujuan Mengetahui manajemen utilisasi alat yang efektif dan efisien
Defenisi Operasional Pemanfaatan alat OAE adalah angka yang menunjukkan
jumlah pemakaian alat OAE sesuai dengan indikasi dan
urgensi keperluan penggunaan alat OAE. Alat OAE yang
digunakan memang benar-benar sesuai dengan indikasi
perawatan yang dibutuhkan untuk melihatgambaran yang
lebih baik dari foto konvensional. Dalam
pengukuranindicator ini akan difokuskan untuk OAE kepala
dalam prosespenegakan diagnose pasien yang dilaksanakan di
Instalasi Radiologi
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Pemanfaatan alat OAE ini harus dipantau untuk mengurangi
unit cost, pengeluaran rumah sakit, sehingga sumber daya
rumah sakit dapat dihemat secara efektif dan efisien
Frekwensi pengumpulan data 1 bulan di ruang Kebidanan
3 bulan di komite mutu
Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh
Periode analisa data & pelaporan Kepala ruang instalasi kebidanan setiap bulan sebagai informasi
awal untuk instalasiya, setelah itu data dilaporkan ke Kepala
bagian pelayanan, kemudian setiap 3 ( tiga ) bulan data akan
dilaporkan ke komite mutu. Secara umum data akan di analisa
dan dievaluasi kemudian dilaporkan kepada direksi /
manajemen Rumah Sakit

Numerator Jumlah bayi yang dilakukan pemeriksaan OAE yang dicatat


sesuai dengan indikasi dalam 1 bulan
Denominator Jumlah seluruh bayi yang lahir dalam bulan yang sama

Formula Jumlah bayi yang dilakukan pemeriksaan OAE yang dicatat


sesuai dengan indikasi dalam 1 bulan Jumlah seluruh bayi
yang lahir dalam bulan yang sama 100% = ___%
Standar 100 %

Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu


dengan mencatat seluruh pasien yang dilakukan
pemeriksaan OAE,dilaksanakan oleh dokter THT

Area Instalasi Kebidanan

Penanggung Jawab Pengumpul data / PJ Kepala ruangan instalasi kebidanan

5. Area Pemantauan : Kepuasan Pasien Dan Keluarga


Standar PMKP 3.2. (IAM5) : Kepuasan pasien dan keluarga

Judul Indikator Kepuasan Pelanggan

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Equity

Tujuan Tergambarnya persepsi pasien terhadap mutu pelayanan


berdasarkan elemen-elemen tingkat kepuasan pelanggan yang
ditetapkan.

Defenisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan


dan kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai
memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen
penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih
efisien dan lebih efektif.
pernyataan puas oleh pelanggan terhadap pelayanan rumah sakit
dengan indeks kepuasan>3berdasarkan elemen elemen tingkat
kepuasan pelanggan yang ditetapkan.
Pelanggan yang dimaksud adalah pasien dewasa yang telah dirawat
inap minimal 3 hari dan pulang hidup.

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Kepuasan pelanggan menggambarkan kualitas pelayanan yang


diberikankan penilaian menyeluruh atas keunggulan jasa.

Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan pada saat pasien di rawat inap terutama
pada hari senin dan kamis

Periode Analisa Data 1 bulan di ruang rawat inap


3 bulan di komite mutu

Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh bagian


Periode analisa data & pelaporan Humas dibantu oleh tim yang telah ditunjuk dari setiap
instalasi/unit/ruang perawatan dan rawat jalan. sebagai informasi
awal untuk unitnya, kemudian data akan dilaporkan kepada
komite mutusetiap 3 (tiga ) bulan. Secara umum data akan
dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh komponen
rumah sakit setiap 3 bulan yang akan dikoordinasikan oleh
komite mutu

Numerator Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan rumah


sakit (indeks kepuasan > 3) dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien yang disurvey dalam bulan yang sama

Formula Jumlah pasien yang menyatakan puas terhadap pelayanan rumah


sakit (indeks kepuasan 3) dalam satu bulan (orang) Jumlah
seluruh pasien yang disurvey dalam bulan yang sama (orang)
100% = ___%

Standar 80%

Sumber Data Pengumpulan data


Inklusi :
- Pasien dewasa (umur 21 tahun)
- orang tua pasien jika usia pasien 21tahun
- Pasien telah dirawat inap minimal tiga hari
- Pasien tanpa diit khusus
- Pasien pulang hidup setiap hari Senin dan Kamis

Eksklusi :
- Penunggu pasien
- Keluarga pasien
- Pasien dengan gangguan jiwa
- Pasien pulang meninggal

Area Ruang rawat inap& rawat jalan

Penanggung Jawab Pengumpul data / PJ Kepala ruangan rawat inap& rawat jalan
6. Area Pemantauan : Harapan Dan Kepuasan Staf
Standar PMKP 3.2. (IAM 6) : Harapan dan kepuasan Staf

Judul Indikator Kepuasan Staf

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Equity

Tujuan Tergambarnya kepuasan kerja staf di RS AR Bunda Prabumulih

Defenisi Operasional Kepuasan stafmeliputi dimensi - dimensi:


1. Kepuasanterhadap budaya dan nilai organisasi
2. Kepuasan dalam memberikan peluang bagi staf
3. Kepuasandalam berkomnikasi
4. Kepuasandalam kepemimpinan
5. Kepuasanterhadap aktivitas kerja
6. Kepuasanterhadap lingkungan kerja
7. Kepuasan terhadap pemberian kompensasi
Staf yang dimaksud adalah staf yang telah bekerja minimal 1
tahun, tidak sedang cuti, dan secara aktif masih bekerja di RS
AR Bunda Prabumulih

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Kepuasan kerja staf adalah terpenuhi atau tidaknya keinginan


mereka terhadap pekerjaan. Apabila dalam lingkungan kerja
seorang staf tidak mendapatkan apa yang diharapkan
diantaranya peluang promosi yang adil, pendapatan yang baik,
rekan kerja dan atasan yang menyenangkan serta kepuasan
terhadap pekerjaan itu sendiri maka dapat dipastikan kinerja
staf akan buruk (Timmreck, 2001)

Frekwensi pengumpulan data Setiap 6 (enam ) bulan sekali

Periode analisa data Pencatatan dilakukan selama 2 kali dalam setahun yaitu pada
bulan Juni dan bulan Desember

Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala


Periode analisa data & pelaporan Bagian SDM& Kesekretariatan dibantu oleh tim yang telah
ditunjuk dari setiap ruang rawat inap dan rawat jalan sebagai
informasi awal untuk unitnya, analisa dan pelaporan
dilaksanakan Kepala Bagian SDM dan Kesekretarian, maksimal
terselesaikan setiap 6 (enam ) bulan, kemudian dilaporkan
kepada Komite Mutu dan Direktur. Secara umum data akan
dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh komponen
rumah sakit setiap 2 ( dua ) kali dalam satu tahun yang akan
dikoordinasikan oleh Komite Mutu

Numerator Jumlah staf yang menyatakan puas terhadap elemen elemen


tingkat kepuasan staf yang ditetapkan rumah sakit dalam 1
tahun (orang).

Denominator Jumlah seluruh staf yang disurvey dalam periode yang sama

Formula Jumlah pegawai yang menyatakan puas terhadap elemen


elemen tingkat kepuasan pegawai yang ditetapkan rumah sakit
(indeks kepuasan 3 ) dalam 1 tahun (orang) Jumlah seluruh
pegawai yang disurvey dalam periode yang sama = ___%

Standar > 80%

Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan sampling, sampel yang


digunakan dengan proporsi minimal 15% dari keseluruhan
populasi staf RS AR Bunda Prabumulih.

Inklusi :
- Staf yang telah bekerja minimal 1 tahun
- Staf yang secara aktif masih bekerja di RS AR Bunda
Prabumulih

Eksklusi :
- Staf yang sedang cuti
- Staf yang sedang tugas belajar
- Staf yang sedang sakit

Area Seluruh area Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih

Penanggung Jawab Pengumpul data / PJ Kepala Bagian SDM dan Kesekretariatan


7. Area Pemantauan : Demografi dan diagnosis klinis pasien

Standar PMKP 3.2. (IAM7) : Demografi dan diagnosis klinis pasien

Judul Indikator Trend 10 besar diagnosa dan data demografi yang bersangkutan

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCO PROSES &


ME OUTCOME
Dimensi Mutu Effisien

Tujuan Tergambarnya distribusi 10 besar diagnose dan data demografi


yang bersangkutan untuk dapat dilaksanakan pelaporan dengan
cepat dan tindak lanjutnya

Defenisi Operasional 10 besar diagnose dan data demografi yang dimaksud adalah 10
penyakit yang memiliki jumlah pasien yang dirawat di RS AR
Bunda Prabumulih berdasarkan data demografi yang meliputi
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa,
daerah asal dan agama

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Pencatatan yang regular sangat diperlukan untuk memberikan


informasi kepada unit kesehatan masyarakat dalam rangka
kegiatan preventif untuk mengurangi penyebaran penyakit yang
dapat terjadi

Periode analisa data Pencatatan dilakukan setiap awal bulan berikutnya

Frekwensi pengumpulan data 1 bulan di Rekam Medis


3 bulan di Komite Mutu

Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala


Periode analisa data & pelaporan unit Rekam Medis sebagai informasi awal untuk unitnya,
kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada komite
mutudan Direktur. Secara Umum data akan dievaluasi serta
didesiminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap 3
bulan yang akan dikoordinasikan oleh komite mutu

Numerator -
Denominator -

Formula

Standar -
Sumber Data Rekapitulasi dilaksanakan oleh staf Rekam Medis

Area Rekam Medis

Penanggung Jawab Pengumpul data / PJ Kepala Rekam Medis

8. Area Pemantauan : Manajemen Keuangan

Standar PMKP 3.2. (IAM8) : Ketepatan waktu pembayaran tagihan


(piutang) Perusahaan
Judul Indikator Ketepatan waktu pembayaran tagihan (piutang) oleh
Perusahaan
Tipe Indikator

Tujuan Tergambarnya Ketepatan waktu pembayaran tagihan (piutang)


oleh Perusahaan
Dimensi Mutu Efisien
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Terjaminnya mutu pembayaran piutang perusaan yang
ditagihkan ke Rumah Sakit ke perusahaan yang di tuju agar
terhindar dari keterlambatan pembayaran

Definisi operasional Ketepatan waktu pembayaran tagihan (piutang) oleh


Perusahaan adalah Informasi tagihan dari meliputi semua
tagihan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan tagihan
ambulance.
Ketepatan waktu pembayaran tagihan (piutang) oleh BPJS
adalah waktu mulai tagihan dikirim sampai dengan
pelaksanaan pembayaran setelah 20 30 hari setelah invoice
dari rumah sakit diterima oleh perusahaan yang bersangkutan.
Adapun perusahaan yang wajib membayar piutang perusahaan
adalah 5 besar perusahaan yang melakukan kerjas dengan
Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih.
Ke lima perusahaan itu adalah :
1. PT KAI
2. PT RECON
3. PT MHP
4. PT KAI
5. BPJS
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan di bagian keuangan
3 bulan di komite mutu
Periode Analisa Pencatata dilakukan setiap bulan yang dilakukan oleh bagian
keuangan.
Periode analisis Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
bagian keuangan sebagai informasi awal setiap bulannya,
Kemudian data akan dilaporkan kepada komite mutu setiap 3
( tiga ) bulan. Secara Umum data akan dievaluasi serta
didesiminasikan kepada manajemen / direksi

Numerator Jumlah kumulatif waktu pembayaran tagihan oleh BPJS yang


diamati dalam satu bulan

Denominator Jumlah total pembayaran tagihan dari seluruh perusahaan yang


diamati dalam satu bulan

Formula Jumlah kumulatif waktu pembayaran tagihan oleh BPJS yang


diamati dalam satu bulan Jumlah total pembayaran tagihan
dari seluruh perusahaan yang diamati dalam satu bulan = ___%

Sumber data Total tagihan 5 perusahaan besar yang dilakukan pengambilan


data

Standar 100 %

Penanggung jawab Bagian Keuangan


9. Area Pemantauan : Pencegahan Dan Pengendalian Peristiwa Yang Membahayakan
Keselamatan Pasien, Keluarga Pasien, Dan Staff

Standar PMKP 3.2. (IAM9) : Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri


(APD)

Judul Indikator Kepatuhan petugas dalam menggunakan Alat Pelindung Diri


(APD) di ruangan

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME

Dimensi Mutu Safety

Tujuan Tergambarnya kepatuhan petugas dalam menggunakan APD pada


saat bekerja.

Defenisi Operasional Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah


kedisiplinan petugas dalam menggunakan APD pada saat
bekerja / melakukan tindakan

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Terjaminnya mutu sasaran keselamatan petugas dalam melakukan


pekerjaan

Frekwensi pengumpulan data Pencatatan dilakukan setiap bulan oleh tim PPI bekerja sama
dengan kepala ruang rawat inap

Periode analisa 1 bulan di ruangan / unit


3 bulan di komite mutu

Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala


Periode analisa data & pelaporan ruangan atau kepala unit sebagai informasi awal untuk unitnya,
kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan ke kepala bagian
pelayanan. Setiap 3 bulan data di serahkan ke komite mutu.
Secara Umum data akan dievaluasi serta didesiminasikan kepada
seluruh komponen rumah sakit setiap tahun yang akan
dikoordinasikan oleh komite mutu

Numerator Jumlah kepatuhan petugas dalam menggunakan APD di ruangan /


unit

Denominator Jumlah petugas yang menggunakan APD di ruangan / unit

Formula Jumlah kepatuhan petugas dalam menggunakan APD di ruangan /


uni Jumlah petugas yang menggunakan APD di ruangan / unit
100 % = ___%
Standar > 100 %

Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan
mencatat seluruh petugas yang patuh dalam menggunakan APD

Inklusi : Seluruh petugas yang bekerja pada saat survey


Eksklusi :
- Petugas yang libur
- Petugas yang lagi mengikuti pelatihan di luar Rumah
Sakit

Area Seluruh ruangan / unit

Penanggung Jawab Pengumpul data / PJ IPCN dan Kepala Ruang / unit


INDIKATOR AREA KESELAMATAN PASIEN

RUMAH SAKIT AR. BUNDA

RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH


Jl. Angkatan 45 Kel Gunung Ibul Prabumulih Timur
TELP. 0713-322954 FAX. 0713-323895
PRABUMULIH
1. Ketepatan identifikasi pasien

Standar SKP I : Ketepatan identifikasi pasien


Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &
OUTCOME
Dimensi Mutu Keselamatan

Tujuan Tergambarnya kepatuhan perawat menjelaskan tentang manfaat


gelang pada saat pemasangan gelang.
Defenisi Operasional Identifikasi pasien adalah proses mencocokkan gelang pada pasien
dengan identitas pasien. Identifikasi pasien dilakukan sebelum
pemberian obat, sebelum melakukan tindakan atau prosedur,
sebelum memberikan pengobatan, sebelum memberikan darah
atau produk darah, sebelum pengambilan spesimen darah. Gelang
identitas pasien merupakan identitas pasien di Rumah Sakit AR
Bunda Prabumulih. Identitas pasien dirumah sakit AR Bunda
meliputi nama lengkap,tanggal lahir dan nomor rekam medik.
Macam-macam gelang dan pin :
1. Gelang bewarna pink untuk perempuan
2. Gelang bewarna biru untuk laki-laki
3. Pin bewarna kuning penanda resiko jatuh
4. Pin bewarna merah penanda alergi
5. Pin bewarna ungu penanda tidak dilakukan resusitasi

Alasan/Implikasi/rasionalisasi Perlunya pengetahuan pasien tentang manfaat gelang


Frekwensi pengumpulan data Setiap hari

Periode Analisis Data 1 bulan di ruang rawat inap


3 bulan di komite mutu

Periode analisa data & pelaporan Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala ruangan rawat
inap bertanggungjawab melakukan analisa data terhadap
kepatuhan perawat menjelaskan mamfaat gelang pada pasien.
Setelah itu data dilaporkan ke Kepala Bagian Pelayanan setiap
bulan. Setiap Triwulan data dilaporkan ke Komite Mutu untuk
dianalisa dan dievaluasi kemudian data tersebut dilaporkan ke
Direktur untuk dilakukan tindak lanjut.

Numerator Jumlah pasien yang terpasang gelang.


Denominator Jumlah pasien yang dijelaskan mamfaat pemasangan gelang oleh
perawat.
Formula Jumlah pasien yang dijelaskan mamfaat gelang : jumlah pasien
yang terpasang gelang X 100%
Standar 100 %
Sumber Data Hasil survey
Inklusi : Seluruh pasien yang dipasang gelang
Eksklusi :
- Pasien yang hanya terpasang gelang pengenal
- Pasien yang dipasang pin jatuh/pin alergi/pin DNR
Area Ruang Rawat Inap

Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Ruangan


data / PJ

2. Peningkatan komunikasi efektif


Standar SKP 2 : Peningkatan komunikasi yang efektif

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME
Dimensi Mutu Keselamatan, kesinambungan.

Tujuan Tergambarnya kepatuhan dokter dalam menandatangani lembar


komunikasi via telepon di CPPT.
Defenisi Operasional Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tepat waktu,
akurat.lengkap, tidak ragu-ragu dan dimengerti oleh penerima
instruksi akan mengurangi kesalahan-kesalahan dan akan
meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat dilakukan
secara elektronik, lisan atau tertulis.Tujuannya adalah untuk
meningkatkan efektifitas komunikasi diantara petugas dengan
memastikan bahwa instruksi dan petunjuk yang diberikan secara
lisan/ melalui telepon adalah jelas bagi penerima instruksi dan
dikonfirmasi oleh pemberi instruksi
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Kurangnya kepatuhan dokter dalam menandatangani lembar
komunikasi via telepon di CPPT.
Frekwensi pengumpulan data Setiap hari

Periode Analisis Data 1 bulan di ruang rawat inap


3 bulan di komite mutu

Periode analisa data & pelaporan Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala ruangan rawat
inap bertanggungjawab melakukan analisa data terhadap
kepatuhan dokter dalam menandatangani lembar komunikasi via
telepon di CPPT. Setelah itu data dilaporkan ke Kepala Bagian
Pelayanan setiap bulan. Setiap Triwulan data dilaporkan ke Komite
Mutu untuk dianalisa dan dievaluasi kemudian data tersebut
dilaporkan ke Direktur untuk dilakukan tindak lanjut.

Numerator Jumlah seluruh dokter yang menandatangani lembar komunikasi


via telepon di CPPT.
Denominator Jumlah dokter yang tidak menandatangani lembar komunikasi via
telepon di CPPT.
Formula Jumlah dokter yang tidak menandatangani lembar komunikasi via
telepon di CPPT : Jumlah seluruh dokter yang menandatangani
lembar komunikasi via telepon di CPPT X 100 %
Standar 100 %

Sumber Data Hasil survey


Inklusi : Seluruh file pasien yang dilakukan komunikasi via
telepon
Eksklusi :
- CPPT yang tidak ditanda tangani dokter
- CPPT yang di tanda tangani dokter
Area Ruang Rawat Inap

Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Ruangan


data / PJ

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

Standar SKP 3: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai


Defenisi Operasional Kejadian salah pemberian obat: sesuai dengan 5 Benar:

1. Salah Pasien: dikarenakan salah nama dan tidak sesuai


identitas pada medikal record
2. Salah Waktu:
a. Terlambat pemberian obat (30 menit setelah
jadual)
b. Pemberian obat yang terlalu cepat (30 menit
sebelum jadwal)
c. Obat stop tetap dilanjutkan
3. Salah cara pemberian/route: adalah salah cara memberikan
obat (oral, IV,IM,SC, Supostoria, Drip)
4. Salah Dosis:
a. Dosis berlebih: adalah jika obat diberikan melebihi dosis
obat yang diresepkan dokter
b. Dosis kurang adalah jika dosis obat yang diberikan kurang
dari dosis yang diresepkan dokter
5. Salah obat: adalah obat yang diberikan kepada pasien tidak
sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter
Kriteria KTD (kejadian tidak diharapkan) : Suatu kejadian salah
pemberian obat yang mengakibatkan cidera yang tidak diharapkan
karena suatu tindakan atau karena tidak bertindak
Kriteria KNC (kejadian nyaris cidera): suatu kesalaha pemberian obat
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil, yang dapat menciderai pasien tetapi cidera
serius tidak terjadi karena keberuntungan karena pencegahan atau
peringatan
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Kesalahan pemberian obat antibiotik dapat mengakibatkan
kurangnya maksimalnya pengobatan bahkan membahayakan bagi
pasien
Frekwensi pengumpulan data Setiap hari

Periode Analisis Data 1 bulan di ruang rawat inap


3 bulan di komite mutu
Periode analisa data & pelaporan Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala ruangan rawat
inap bertanggungjawab melakukan analisa data terhadap kejadian
kesalahan dispensing obat Setelah itu data dilaporkan ke Kepala
Bagian Pelayanan setiap bulan. Setiap Triwulan data dilaporkan ke
Komite Mutu untuk dianalisa dan dievaluasi kemudian data
tersebut dilaporkan ke Direktur untuk dilakukan tindak lanjut.
Numerator Jumlah insiden (yang terkena KNC/KTD) dalam dispensing obat

Denominator Jumlah pasien yang mendapatkan obat.


Formula Jumlah pasien yang mendapatkan obat :Jumlah insiden (yang
terkena KNC/KTD) dalam dispensing obat X 100 %
Standar 100 %
Sumber Data Hasil survey
Inklusi :
Total pasien yang menggunakan antibiotik di setiap ruang rawat
Eksklusi :
- Pasien yang mendapat terapi antibiotik
- Pasien yang tidak mendapat terapi antibiotik
Area Ruang Rawat Inap
Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Ruangan
data / PJ

4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan teoat pasien operasi

Standar SKP 4 : Kepastian tepat lokasi,tepat prosedur, tepat pasien operasi

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kepatuhan dokter dalam melaksanakan time out
Defenisi Operasional Fase Time Out adalah fase setiap anggota tim operasi
memperkenalkan diri dan peran masing-masing. Tim operasi
memastikan bahwa semua orang di ruang operasi saling kenal.
Sebelum melakukan sayatan pertama pada kulit tim
mengkonfirmasi dengan suara yang keras mereka melakukan
operasi yang benar, pada pasien yang benar. Mereka juga
mengkonfirmasi bahwa antibiotik profilaksis telah diberikan dalam
60 menit sebelumnya
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Kuranngnya kepatuhan dokter dalam melaksanakan time out

Frekwensi pengumpulan data Setiap hari


Periode Analisis Data 1 bulan di kamar operasi
3 bulan di komite mutu
Periode analisa data & pelaporan Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala kamar operasi
bertanggung jawab melakukan analisa terhadap kepatuhan dokter
dalam melakukan time out dan didokumentasikan. Setelah itu data
dilaporkan ke Kepala Bagian Pelayanan setiap bulan. Setiap
Triwulan data dilaporkan ke Komite Mutu untuk dianalisa dan
dievaluasi kemudian data tersebut dilaporkan ke Direktur untuk
dilakukan tindak lanjut.
Numerator Seluruh prosedur operasi
Denominator Prosedur operasi yang dilakukan proses time out.

Formula Prosedur operasi yang dilakukan proses time out : Seluruh prosedur
operasi
Standar 100 %
Sumber Data Hasil survey
Inklusi : Seluruh pasien yang dilakukan operasi
Eksklusi :
- Jumlah prosedur operasi yang dilakukan time out
- Prosedur operasi yang idak dilakukan time out.
Area Kamar Operasi
Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Kamar Operasi
data / PJ

5. Pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan


Standar SKP 5 : Pengurangan infeksi terkait pelayanan kesehatan

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME
Dimensi Mutu Keselamatan, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kepatuhan perawat dalam melakukan setiap
kegiatan yang sesuai standar sehingga mengurangi resiko
terjadinya dekubitus pada pasien
Defenisi Operasional Perawat melaksanakan upaya pencegahan kejadian dekubitus
sesuai dengan bundel pencegahan dekubitus
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Tingginya kejadian dekubitus pada pasien stroke total, penurunan
kesadaran.
Frekwensi pengumpulan data Setiap hari
Periode Analisis Data 1 bulan di ruang rawat inap
3 bulan di komite mutu
Periode analisa data & pelaporan Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala ruangan rawat
inap bertanggungjawab melakukan analisa data terhadap
kepatuhan perawat dalam upaya pencegahan kejadian dekubitus
pada pasien. Setelah itu data dilaporkan ke Kepala Bagian
Pelayanan setiap bulan. Setiap Triwulan data dilaporkan ke Komite
Mutu untuk dianalisa dan dievaluasi kemudian data tersebut
dilaporkan ke Direktur untuk dilakukan tindak lanjut.
Numerator Jumlah staf keperawatan yang melakukan seluruh langkah
pencegahan dekubitus sesuai bundel
Denominator Jumlah staf keperawatan yang seharusnya melakukan seluruh
langkah pencegahan dekubitus berdasarkan bundel
Formula Jumlah staf keperawatan yang seharusnya melakukan seluruh
langkah pencegahan dekubitus berdasarkan bundel : Jumlah staf
keperawatan yang melakukan seluruh langkah pencegahan
dekubitus sesuai bundel X 100% = %
Standar 100 %
Sumber Data Hasil survey
Inklusi : Seluruh pasien yang d rawat inap
Eksklusi :
- Pasien Stroke total
- Pasien dengan penurunan kesadaran
Area Ruang Rawat Inap

Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Ruangan


data / PJ

6. Pengurangan Resiko Jatuh

Standar SKP 6 : Pengurangan Resiko Jatuh

Tipe Indikator INPUT PROSES OUTCOME PROSES &


OUTCOME
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kepatuhan perawat dalam melakukan setiap
kegiatan pencegahan jatuh sesuai SPO sehingga mengurangi
resiko yang timbul untuk pasien
Defenisi Operasional Perawat melaksanakan upaya pencegahan kejadian jatuh sesuai
dengan SPO pencegahan jatuh
Alasan/Implikasi/rasionalisasi Masih tingginya angka Kejadian Nyaris Cidera (KNC) pada pasien
Frekwensi pengumpulan data Setiap hari

Periode Analisis Data 1 bulan di ruang rawat inap


3 bulan di komite mutu

Periode analisa data & pelaporan Setelah data dikumpulkan selama satu bulan, kepala ruangan rawat
inap bertanggungjawab melakukan analisa data terhadap
kepatuhan perawat dalam melakukan setiap kegiatan pencegahan
jatuh sesuai SPO.Setelah itu data dilaporkan ke Kepala Bagian
Pelayanan setiap bulan. Setiap Triwulan data dilaporkan ke Komite
Mutu untuk dianalisa dan dievaluasi kemudian data tersebut
dilaporkan ke Direktur untuk dilakukan tindak lanjut.
Numerator Jumlah staf keperawatan yang melakukan seluruh langkah
pencegahan jatuh berdasarkan SPO
Denominator Jumlah staf keperawatan yang seharusnya melakukanseluruh
langkah pencegahan jatuh berdasarkan SPO
Formula Jumlah staf keperawatan yang seharusnya melakukan seluruh
langkah pencegahan jatuh sesuai SPO: Jumlah staf keperawatan
yang melakukan seluruh langkah pencegahan jatuh sesuai SPO X
100% = %
Standar 100 %
Sumber Data Hasil survey
Inklusi : Seluruh pasien rawat inap
Eksklusi :
- Pasien anak-anak usia 3 tahun keatas
- Pasien geriatric
- Pasien jantung,vertigo,stroke ringan
Area Ruang Rawat Inap

Penanggung Jawab Pengumpul Kepala Ruangan


data / PJ

Anda mungkin juga menyukai