Anda di halaman 1dari 4

1.

Tidak menyertakan link sumber terpercaya


Link sumber bukan sembarang link sumber informasi, tapi harus link sumber dari
situs web/blog terpercaya. Media online besar dan terpercaya selalu memiliki
struktur kepengurusan seperti penanggung jawab konten, halaman kontak dan
redaksi.

Pada umumnya, informasi palsu atau berita palsu (hoax) di internet disebarkan
ulang dengan cara copy dan paste. Setelah di copas, konten di edit sedemikian rupa
dan di sisipi dengan ideologi hoaxers tanpa menyertakan link sumber.

Saya sering sekali menemukan konten berita atau informasi palsu yang menyebar di
media online tanpa links sumber. Perilaku tersebut dilakukan untuk mengecoh
netizen, karena berita dan informasi asli sudah di pelintir sedemikian rupa untuk
memberikan efek berita polos tanpa propaganda.

2. Link sumber palsu dan tanpa laman landas


Ciri-ciri informasi palsu di internet yang beredar luas saat ini banyak menggunakan
metode tempel link palsu. Metode link sumber palsu misalnya:

Situs resmi www.ninoartikel.com adalah situs nomor satu di Lampung dan


sudah mendapatkan penghargaan dari Gubernur Lampung Muhammad Ridho
Ficardo. Bapak Muhammad Ridho Ficardo menganggap situs Nino Artikel
sudah cukup bla bla bla. Selain itu juga pemerintah Lampung mengapresiasi
dengan cara melakukan publikasi artikel terkait penghargaan melalui situs
resmi Provinsi Lampung yang beralamat di http://lampungprov.go.id.

Contoh format pesan palsu seperti itu sudah bisa disebarkan melalui Broadcast
BBM, WhatsApp dan lain sebagainya.

Cara tersebut masih sangat ampuh untuk mengelabui si penerima pesan hoax,
mengingat pengguna yang baru melek internet pada umumnya memiliki
kecenderungan mudah mempercayai segala sesuatu yang berhubungan dengan
internet.

Apalagi jika berita hoax di sebar luaskan oleh orang terdekat dan orang-orang yang
memiliki otoritas, maka efek seperti kerbau yang di cucuk hidungnya akan terlihat.
Mayoritas pengguna internet yang baru melek internet cenderung mudah meyakini
dan diyakinkan. Para netizen lupa sekaligus tidak tahu cara melakukan pengecekan
berita asli, palsu, setengah asli, setengah palsu, situs web kredibel, situs web abal-
abal dan semacamnya.

Dibagian tanpa laman landas pola pengalihan nya pun sama, hanya saja diberikan
sedikit perbedaan pada link sumber dengan metode edit permalink agar penerima
konten palsu (berita hoax) lebih mudah untuk diyakinkan.
Misalnya, permanen link (permalink) asli http://lampungprov.go.id/berita/gubernur-
lantik-pejabat-tinggi-pratama-pemprov-lampung.html. Setelah itu di ubah menjadi
http://lampungprov.go.id/berita/gubernur-berikan-penghargaan-situs-ninoartikel.html
agar link terlihat asli dan natural.

Bagaimana, apakah sudah terlihat meyakinkan link sumber berita hoax karya saya
tersebut? Jika link sumber palsu tersebut di klik, maka Anda tidak akan menemukan
berita terkait penghargaan. Nah, laman menyesatkan seperti itu saya istilahkan
sebagai link sumber tanpa laman landas (fake link).

3. Di paksa untuk menyebarkan ulang informasi


Pernahkah Anda merasa tertekan dan takut karena pesan siaran (broadcast) atau
informasi yang Anda baca memiliki pola ancaman langsung dan tak langsung? Bagi
yang akrab dengan BBM, Line, WhatsApp serta media sosial chat lainnya, pasti tak
asing lagi dengan hal-hal yang saya maksud.

Saya tidak akan berbicara panjang lebar atau pun memberikan contoh paksaan
penyebaran informasi palsu tersebut di pos artikel ini, karena sebelumnya saya
pernah menulis artikel tentang hal semacam itu dengan judul "broadcast BBM janjikan
surga".

4. Tidak masuk akal


Informasi atau berita yang tak masuk akal umumnya dijadikan sebagai jurus paling
ampuh untuk menyebarkan berita hoax (palsu). Jadi mulai sekarang, gunakan lah
akal sehat bukan hanya di dunia nyata, tetapi juga saat Anda berada di dunia maya,
karena keduanya memiliki potensi yang sama.

Baik konten artikel, gambar dan video akan mereka format sedemikian rupa agar
target atau penerima berita hoax memiliki rasa penasaran yang tinggi dan akhirnya
terdorong ingin menyebarkan ulang informasi tersebut dari mulut ke mulut dan dari
media sosial ke media sosial lainnya.

Yang sering terjadi, korban tidak sadar turut serta berkontribusi dengan cara
menyebarkan ulang konten hoax tanpa menyibak lebih jauh (menganalisa) informasi
yang beredar luas di internet.

Hal tersebut tak ubahnya seperti virus yang disebarkan secara otomatis dan
menyebar dengan mudah karena dianggap sebagai anti virus (AV).

Jika program jahat sudah dianggap sebagai bagian dari kinerja sistem penolong,
maka pada akhirnya virus akan mendominasi dan menandai program baik sebagai
program jahat.

5. Tidak merespons pertanyaan


Ciri-ciri informasi palsu di internet yang disebarkan melalui media online, percaya atau
tidak percaya sudah diterima dengan baik setiap harinya. Korban informasi palsu
biasanya tak sadar melakukan posting ulang atau penyebaran ulang berita hoax
secara membabi buta.

Jika informasi hoax sudah dapat mewakili perasaan pengguna internet (netizen),
maka korban informasi palsu tersebut dapat dipastikan akan menutup diri dan
pikirannya. Bukan hanya itu, korban konten palsu pun dengan suka rela berdebat kusir
dengan netizen lain yang mungkin lebih mengerti dan memahami.

Kalau kita mau cermat, kita dapat melakukan uji coba dengan cara mencari informasi
sensasional atau informasi yang bombastis di media sosial facebook, google plus,
thread di forum dan semacamnya.

Setelah Anda menemukan berita atau informasi dengan nuansa hoax, perhatikan
bagaimana penebar berita bohong itu membalas pesan atau merespons komentar
Anda dan komentar para netizen.

Seandainya penebar informasi sama sekali tidak ikut dalam diskusi panas yang dia
buat, kemungkinan besar pembuat informasi tersebut adalah salah satu atau bagian
dari hoaxers yang sedang me-manipulasi fakta dan atau melakukan strategi
pengacau situasi.

Perilaku tersebut tidak selalu dilakukan karena kepentingan kelompok, tapi bisa juga
untuk kepuasan dan keuntungan pribadi.

Apakah berita bohong banyak disebarkan oleh pembohong juga mas?! Tidak, korban
berita palsu (hoax) yang melakukan re-posting atau membagikan ulang berita bohong
tersebut pada umumnya sedang tidak sadar karena keterbatasan wawasan dan
informasi.

Ciri-ciri khusus pengguna internet (netizen) yang akan dijadikan target utama hoaxers
adalah sekumpulan netizen yang memiliki wawasan minim dan baru saja melek
internet.

Selain itu, ciri khusus lainnya terkait korban hoaxers yang membagikan ulang berita
bohong secara tidak sadar hanya akan membalas beberapa pesan dari
komentator yang pro hoax dan beberapa komentator kontra yang memiliki
argumentasi tipis.

Kesimpulan
Pemberitaan palsu/hoax yang dibuat sebaik apa pun tetap akan memiliki celah dan
ciri/tanda khusus. Ciri-ciri khusus tersebut dapat kita kaji, asalkan kita mau mengkaji
nya.

Lebih baik menjadi pribadi (individu) yang tidak mudah percaya sebelum mengetahui
kebenaran informasi, daripada harus menjadi orang yang mudah percaya dan mudah
di tarik kedalam permainan pikiran mereka para penebar informasi palsu.

Semoga 6 ciri-ciri informasi palsu di internet yang sudah saya ulas dapat dengan
mudah Anda pahami, agar kita semua ter-lindung dari arus informasi yang merugikan.
Apakah ada pertanyaan terkait hoax dan hoaxers? Anda bisa kirim pertanyaan di
komentar. Salam sadar.

Anda mungkin juga menyukai