1. Jelaskan perbedaan penerapan push dan pull system dalam konteks Lean
Manufacturing System
Jawaban :
Pada Pull system, metode produksi produk dilakukan atas permintaan,
bukan forecast. Strategi pull tidak harus selalu menjalankan aktifitas produksi
make-to-order. Jika perusahaan menerapkan pull system makan akan terhindar
dari waste (pemborosan) karena penumpukan inventori dan obsolete product,
Produksi dan distribusi dilakukan atas dasar permintaan pelanggan sehingga
terhindar dari aktifitas non-value add, menurunkan keseluruhan lead time. Contoh
perusahaan yang menerapkan pull system adalah Toyota Motors Manufacturing.
Perusahaan ini tidak selalu melakukan produksi berdasarkan order. Mereka
mengikuti model supermarket, yaitu mereka menyimpan sedikit inventori (dalam
jumlah terbatas) untuk memenuhi permintaan-permintaan. Setiap ada item dari
inventori yang terjual, mereka akan menggantinya dalam jumlah yang sama. Di
Toyota, kartu Kanban digunakan sebagai tanda jika mereka harus mengisi ulang
inventori tersebut.
Pada strategi push perpindahan material dan pembuatan produk dilakukan
dengan cara mendorong material dari satu proses ke proses berikutnya dengan
dimulai dari proses paling awal menuju ke proses paling akhir. Sekali beroperasi,
maka pekerjaan akan mengalir terus dari satu proses ke proses berikutnya tanpa
mempertimbangkan bagaimana dan apa yang akan terjadi pada proses paling akhir.
Aktivitas ini akan berlangsung terus menerus meskipun proses-proses sesudah
(subsequent process) tidak mengkonsumsi jumlah material pada tingkat yang sama
dengan material yang didorong dari proses sebelum (preceding process). Pada push
system sistem produksinya berbasis kepada forecasting dan menghasilkan output
dalam jumlah besar yang nantinya akan masuk kedalam inventori sebelum
disalurkan kepada pelanggan. Penggunaan push system akan membuat ketidak-
mampuan untuk memenuhi permintaan pasar yang berubah-ubah, penumpukan
inventori, yang akan mendatangkan bertambahnya alat bantu angkut (hand lift,
forklift, dll), membutuhkan banyak ruang penyimpanan, memerlukan orang untuk
Egintha Cahyani-21070113120022
Rahmad Agustian Tambunan-21070113120066
David Kurnia-21070113130081
Randy Maulana Nasir-21070113140113
mengawasi, handling fisik dan administrasi (paperwork), potensi masalah kualitas,
dan penggunaan modal kerja, batch produksi besar, dan risiko obsolete product
besar.
Pull System
Toyota Motors Manufacturing adalah salah satu perusahaan yang
menggunakan pull system, namun tidak selalu melakukan produksi berdasarkan
order. Toyota mengembangkan sistem kanban untuk memindahkan material
dalam suatu lingkungan yang terkontrol melalui pengendalian penggunaan part
itu.Mereka mengikuti model supermarket, yaitu mereka menyimpan sedikit
inventori (dalam jumlah terbatas) untuk memenuhi permintaan-permintaan. Setiap
ada item dari inventori yang terjual, mereka akan menggantinya dalam jumlah
yang sama. Di Toyota, kartu Kanban digunakan sebagai tanda jika mereka harus
mengisi ulang inventori tersebut.
Dell menggunakan prinsip pull system dimana dimulai dengan pelanggan
menghubungi perusahaan melalui telepon atau internet. Terdapat tiga alternatif
Egintha Cahyani-21070113120022
Rahmad Agustian Tambunan-21070113120066
David Kurnia-21070113130081
Randy Maulana Nasir-21070113140113
pemesanan, yaitu melalui telepon, internet, dan digital. Seorang pelanggan dapat
memesan selama 24 jam melalui online atau dari pagi hingga sore melalui telepon
dimana perwakilan dari Dell akan menawarkan pilihan system yang sesuai dan
cocok untuk pelanggan tersebut untuk memenuh kebutuhannya. Pada website
pelanggan dapat mengakses informasi mengenai produk dan harga produk
tersubut saat itu juga. Selanjutnya Dell akan mengkonfirmasi pemesanan dan
pembayaran. Pabrik Dell akan menerima cetakan pemesanan dan memulai
pengerjaan dalam beberapa jam. setelah pengecekan terakhir, komputer dikemas
dan dikirim pada pusat distribusi yang akan mengirimkan barang tersebut. Dell
akan memberikan jaminan bahwa komputer akan sampai dalam 5 hari kerja,
bahkan seringkali komputer sampai sebelum hari kelima. [1]
Tesco merupakan slaah satu retail grosir terbesar di Inggris. Pada tahun 1999,
perusahaan menerapkan continous replenishment system, dimana sistem tersebut
berbeda dengan sistem sebelumnya dengna berfokus pada data historis penjualan
sehingga memberikan gambaran informasi penjualan yang sesungguhnya (real-
time). Menggunakan sistem ini, Tesco dapat menyuplai kebutuhan beberpaa kali
dalam satu hari berdasarkan pesanan yang ada. Keuntungan yang diperoleh adalah
berkurangnya biaya inventory, dan meningkatkan tingkat ketersediaan produk dan
sekaligus menjaga kualitas produk.[2]
[1] See M. Christopher and D. R. Towill, "Supply Chain Migration from Lean and Functional to
Agile and Customized," Supply Chain Management: An International Journal.
[2] S. Zhao, "Analyzing and Evaluating Critically Tesco,s Current Operations Management,"
Journal of Management and Sustainability, 2014.
[3] Lean & Evironment Case Study : Columbia Paint & Coatings, 2008.