Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

PERAWATAN MESIN
PREVENTIVE MAINTENANCE

Disusun oleh :

Randi Isdaryanto ( 14320020 )

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
2016
Preventive Maintenance

Secara definisi, preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai
analisis teknis dan analisis ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu mesin atau peralatan produksi
dan memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan.

Tujuan Preventive Maintenance

Untuk mengurangi periode waktu no operation dan kerusakan mesin. Selain itu juga
dapat memperpanjang umur peralatan atau mesin. Kegiatan ini adalah memantau dan
mendeteksi suatu keadaan yang menunjukkan gejala-gejala sebelum terjadinya kerusakan pada
mesin atau fasilitas.

Dengan mengetahui gejala tersebut maka dapat segera dilakukan penanganan perbaikan
secara berkala. Perbaikan berkala ini mempunyai implikasi yang relatif lebih kecil terhadap
kelancaran produksi daripada kerusakan mesin total.

Perbaikan secara berkala ini juga mempunyai tujuan untuk memudahkan pengerjaan
bagi karyawan. Kecenderungan juga bagi para karyawan bagian maintenance, mereka lebih
menyukai pekerjaan yang teratur dan sudah terjadwal daripada pekerjaan mendadak yang
membutuhkan penanganan saat itu juga. Oleh karena itu sebagai seorang enggineer harus
berpikir bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada, baik SDA maupun SDM untuk
memperpanjang peralatan produksi dan mesin-mesin yang digunakannya.

Bentuk mesin produksi semakin canggih, dengan demikian harga mesin produksi
semakin hari semakin mahal. Kenaikan harga tersebut diikuti juga dengan suku cadangnya
karena tuntutan teknologi yang meminimalkan kegagalan mesin sehingga suku cadang hanya
diproduksi terbatas, sesuai dengan pesanan saja. Beberapa suku cadang sangat langka di pasaran
karena jarang sekali pembelinya.

Oleh karena itu harus ada suatu program maintenance yang terjadwal sehingga bias menentukan
kapan waktunya memerlukan suku cadang yang diinginkan.

Program maintenance terjadwal memang harus dilakukan terhadap seluruh mesin dan
fasilitas. Yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana caranya agar perlakuan maintenance
tersebut tidak mengganggu proses produksi yang sedang berjalan. Untuk itu harus ada fokus
pada mesin-mesin kritis atau rawan terjadinya masalah. Artinya perhatian preventive
maintenance diarahkan secara terperinci pada mesin-mesin yang dianggap kritis. Dengan kata
lain, mesin yang dimasukan dalam kegiatan preventive maintenance apabila kegiatan tersebut
lebih menghemat biaya dibanding dengan biaya maintenance secara tidak terjadwal (random).
Biaya preventive maintenance harus lebih rendah dari biaya akibat terhentinya mesin, biaya
perbaikan atau biaya penggantian dengan mesin baru.

Beberapa kriteria mesin-mesin bisa dianggap kritis atau rawan terjadinya masalah yang harus
dijadikan prioritas :

1. Kerusakan mesin yang dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan karyawan.


2. Kerusakan mesin yang dapat mempengaruhi kualitas.
3. Kerusakan mesin yang dapat menyebabkan proses produksi terhenti.
4. Jumlah modal yang tertanam pada mesin tersebut dinilai cukup tinggi.

Program Preventive Maintenance

1. Inspeksi (inspection) : Kegiatan ini untuk memastikan pemeliharaan secara terjadwal serta
memeriksa kondisi mesin dan peralatan produksi beserta komponen-komponen
pendukungnya. Selain itu area sekitar peralatan produksi juga tidak luput dari pengamatan
ini. Pemeliharaan mesin menggunakan indra, lihat, dengar, rasakan. Normal atau tidak mesin
tersebut.

2. Pemeliharaan berjalan (running maintenance) : maintenance yang dilaksanakan tanpa


menghentikan kerja mesin dan peralatan.

3. Penggantian komponen kecil (small repair)

4. Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance), maintenance yang dapat dilakukan hanya


pada saat peralatan produksi berhenti.

Seperti telah diketahui, preventive maintenance berfungsi menangani langsung hal-hal


yang bersifat mencegah terjadinya kerusakan pada fasilitas fasilitas yang dilakukan dengan jalan
memeriksa alat/fasilitas secara teratur dan berkala serta memperbaiki kerusakan kecil yang
dijumpai selama pemeriksaan. Bagaimanapun baiknya kondisi suatu peralatan produksi yang
telah direncanakan, keausan dan kerusakan selama pemakaian pada umumnya masih dapat
terjadi, namun demikian laju keausan dan kerusakan ini masih dapat diperkirakan besarnya bila
peralatan produksi/alat dipakai dalam kondisi normal.
Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, koordinasi yang baik antara bagian
produksi dan maintenance maka akan diperoleh keuntungan antara lain:

- Pencatatan kejadian (history record) maintenance dapat terekam dengan baik


- Mengurangi stop peralatan produksi (down time diperkecil)
- Mengurangi biaya perbaikan yang mahal
- Fleksibel yang memungkinkan penyesuaian terhadap jadwal produksi
- Menurunkan tingkat kegiatan pekerjaan yang bersifat darurat
- Meningkatkan mutu pengendalian suku cadang.
- Memperpanjang umur mesin dan fungsionalitasnya
- Meningkatkan kondisi safety yang lebih baik.

Selain itu Preventive maintenance memiliki kekurangan yang tidak bisa dianggap sepele
sebagai berikut :

- terjadi pemborosan suku cadang


- Masih adanya kemungkinan kegagalan dari kegiatan yang dilakukan
- Pengerjaan yang intensif
- Masih terdapat pekerjaan yang sebetulnya tidak diperlukan
- Adanya penyediaan suku cadang potensi kerusakan yang tidak dibutuhkan

Anda mungkin juga menyukai