PERIODE 2009/2010
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Pengertian
1. Tata kerja Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian yang selanjutnya disebut TK DPM Faperta adalah tata
laksana DPM A dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan keputusan sidang DPM Faperta.
2. TK DPM Faperta merupakan tata laksana kerja yang terencana, terarah, terpadu, sistematis dan berkesinambungan
untuk mencapai tujuan lembaga legislatif kemahasiswaan Faperta.
Pasal 2
TK DPM Faperta ditetapkan untuk memberikan pedoman dan arahan bagi DPM Faperta dalam melaksananakan aktivitasnya.
Pasal 3
Landasan
BAB II
KEORGANISASIAN
Bagian Satu
Struktur Organisasi
Pasal 4
Struktur Organisasi
Terlampir
Bagian Dua
Badan Pengurus Harian
Pasal 5
1. Mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anggota DPM Faperta lainnya.
3. Berhak mengundurkan diri dari jabatan ketua DPM Faperta dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
melalui rapat pleno.
4. Mengkoordinir dan memimpin dalam usaha menjalankan DPM Faperta sesuai dengan AD/ART KM IPB dan AD/ART
KM Faperta IPB dan TK DPM Faperta.
7. Memberi mandat kepada wakil ketua atau anggota DPM Faperta untuk menjadi penanggung jawab sementara ketua
DPM Faperta pada saat ketua berhalangan.
8. Memberi mandat kepada anggota DPM Faperta untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang berhubungan dengan DPM
Faperta.
9. Memberikan teguran dan peringatan kepada anggota DPM Faperta yang tidak melaksanakan tugas dengan baik.
Pasal 6
1. Menggantikan jabatan dan fungsi ketua DPM Faperta pada saat ketua berhalangan
2. Mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan angota DPM Faperta lainnya.
4. Berhak mengundurkan diri dari jabatan wakil ketua DPM Faperta dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
melalui rapat pleno.
Pasal 7
1. Berkoordinasi dengan pihak dekanat Fakultas Pertanian dalam hal pengelolaan dana kemahasiswaan.
2. Berkoordinasi dengan bendahara yang berada dalam lembaga kemahasiswaan Faperta dalam membuat dan
melaporkan secara berkala dan sistematis tentang laporan keuangannya kepada pihak yang terkait.
5. Menyampaikan laporan keuangan kepada ketua DPM Faperta dan kepada forum dalam Rapat Pleno.
Bagian Tiga
Staf Ahli
Pasal 7
4. Menjalin komunikasi dan hubungan yang baik dengan sesama anggota DPM Faperta.
Bagian empat
Komisi
Pasal 8
4. Membuat dan melaporkan hasil evaluasi kegiatan masing-masing komisi setiap tiga bulan selama masa
kepengurusan kepada ketua DPM Faperta.
5. Membuat dan melaporkan hasil evaluasi akhir kegiatan masing-masing komisi di akhir masa kepengurusan.
Pasal 9
1. Mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anggota komisi lainnya.
3. Menyampaikan laporan tugas yang telah dilaksanakan kepada ketua DPM Faperta.
4. Berhak mengundurkan diri dari jabatan ketua komisi dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan melalui
rapat komisi.
7. Memberikan teguran dan peringatan kepada anggota komisi apabila tidak melaksanakan tugasnya.
Pasal 10
3. Mempunyai hak bicara dan hak suara yang sama dalam rapat komisi.
4. Berhak menerima mandat dari ketua komisi untuk melaksanakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan komisi yang
bersangkutan.
6. Berhak pindah ke komisi lain dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan melalui rapat komisi dan diputuskan
dalam rapat pleno.
7. Berkewajiban mengawasi kegiatan BEM A sesuai dengan mandat yang diberikan oleh Komisi Pengawasan BEM
(KPB).
Pasal 11
1. Merencanakan dan melaksanakan program kerja yang bersifat intern DPM Faperta.
2. Melakukan koordinasi yang bersifat intern dengan Lembaga Kemahasiswaan yang ada di lingkungan Faperta.
3. Merumuskan aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan umum yang mengikat bagi kelembagaan mahasiswa Faperta.
4. Meminta pergantian anggota DPM Faperta kepada mahasiswa apabila wakil mereka kehilangan status keanggotaan
di DPM Faperta.
5. Menyeleksi kelayakan calon anggota DPM Faperta susulan atau pergantian untuk kemudian dibahas dalam rapat
pleno.
6. Mengadakan Pemira Faperta untuk memilih ketua BEM Faperta dan anggota DPM Faperta periode kepengurusan
selanjutnya.
7. Menyampaikan laporan program kerja yang telah dilaksanakan kepada ketua DPM Faperta dan kepada forum dalam
Rapat Pleno.
Pasal 12
1. Merencanakan dan melaksanakan program kerja yang bersifat ekstern DPM Faperta.
2. Menjalin hubungan dengan pihak atau lembaga lain di luar Lembaga Kemahasiswaan Faperta sesuai dengan peran
DPM Faperta.
3. Berkewajiban menyampaikan laporan program yang telah dilaksanakan kepada ketua DPM Faperta dan kepada
forum dalam Rapat Pleno.
Pasal 13
1. Melakukan kegiatan yang menjembatani hubungan antara mahasiswa, institusi, lembaga kemahasiswaan, serta
lembaga lain di lingkungan Faperta dalam proses advokasi.
3. Aktif memfasilitasi dan menyelesaikan permasalahan advokasi, aspirasi dan kesejahteraan mahasiswa.
4. Berkewajiban menyampaikan laporan program yang telah dilaksanakan kepada ketua DPM Faperta dan kepada
forum dalam Rapat Pleno.
Pasal 14
2. Melakukan koordinasi dengan seluruh sekretaris administratif lembaga kemahasiswaan Fakultas Pertanian dalam
usaha penyelenggaraan keadministrasian Faperta yang baik dan benar.
4. Berkewajiban menyampaikan laporan program yang telah dilaksanakan kepada ketua DPM Faperta dan kepada
forum dalam Rapat Pleno.
Pasal 16
4. Berkoordinasi dengan kepengurusan, kepanitiaan atau elemen lain dari BEM Faperta.
6. Berkewajiban menyampaikan laporan program yang telah dilaksanakan kepada ketua DPM Faperta dan kepada
forum dalam Rapat Pleno.
Bagian lima
Pengambilan Kebijakan
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
BAB III
Bagian Satu
Pasal 19
Pengertian
Forum Luar Biasa adalah forum yang dibentuk oleh DPM Faperta untuk membantu kebijakan teknis lapangan sesuai dengan
kebutuhan dan lingkup jabatan.
Pasal 20
Bagian Dua
Forum Dekanat
Pasal 21
Pengertian
Forum Luar Biasa yang anggotanya terdiri dari pejabat institusi Dekanat dan ketua-ketua Lembaga Kemahasiswaan Fakultas
Pertanian.
Pasal 22
Bagian Tiga
Forum Kelembagaan
Pasal 23
Pengertian
Forum Luar Biasa yang anggotanya terdiri dari Ketua-ketua Kelembagaan Mahasiswa Fakultas Pertanian.
Pasal 24
Bagian Empat
Forum Bendahara
Pasal 25
Pengertian
Forum Luar Biasa yang anggotanya terdiri dari bendahara-bendahara dan elemen keuangan Lembagaan Kemahasiswaan
Fakultas Pertanian.
Pasal 26
2. Merumuskan aturan-aturan keuangan Lembaga Kemahasiswaan dari seluruh dana kemahasiswaan Faperta
Bagian Lima
Forum Kesekretariatan
Pasal 27
Pengertian
Forum Luar Biasa yang anggotanya terdiri dari sekretaris-sekretaris administrasi dan elemen kesekretariatan Lembagaan
Kemahasiswaan Fakultas Pertanian.
Pasal 28
Bagian Enam
Forum Eksternal
Pasal 29
Pengertian
Forum Luar Biasa yang anggotanya terdiri dari perwakilan seluruh komisi eksternal dari lembaga legislatif yang ada di IPB.
Pasal 30
BAB IV
Bagian Satu
Pasal 31
Terlampir
Bagian Dua
Mekanisme Hubungan
Pasal 32
2. Ketua BEM dilegalkan oleh DPM Faperta dengan Ketetapan Sidang Umum.
4. Koordinasi antara DPM Faperta dengan BEM Faperta melalui Rapat Koordinasi antara DPM dengan BEM, Komisi
Pengawas BEM dengan BEM/Departemen BEM, Komisi DPM dengan BEM/Departemen BEM dan atau mandataris
Komisi Pengawas BEM sebagai pengawas program kerja BEM/Departemen BEM dan atau kepanitiaan program
tersebut.
Pasal 33
2. Ketua Badan Pengawas Himpro dilegalkan oleh DPM Faperta dengan Ketetapan Rapat Pleno.
4. Koordinasi antara DPM Faperta dengan Badan Pengawas Himpro melaui Rapat Kordinasi antara DPM dengan Badan
Pengawas Himpro
Pasal 34
1. DPM Faperta adalah lembaga pengarah, aspirator, pemantau, budgeter, dan pemberi pertimbangan atas kinerja
himpro
2. Ketua Himpro dilegalkan oleh Badan Pengawas Himpro sebagai penjelmaan DPM Faperta di departemen dengan
Ketetapan Rapat Umum Anggota Himpro.
3. DPM Faperta melalui Badan Pengawas Himpro berhak atas pertanggungjawaban Ketua Himpro.
4. Koordinasi antara DPM Faperta dengan Himpro dilakukan melalui Rapat Koordinasi
Pasal 35
1. DPM Faperta adalah lembaga pengarah, aspirator, pengawas, pemantau, budgeter dan pemberi pertimbangan atas
kinerja Lembaga Struktural BEM Faperta sebagai lembaga bentukan BEM Faperta
2. Ketua Lembaga Struktural dilegalkan oleh BEM Faperta dengan Ketetapan Ketua BEM Faperta.
3. DPM Faperta berhak atas pertanggungjawaban Lembaga Struktural BEM Faperta melalui pertanggungjawaban ketua
BEM Faperta.
4. Koordinasi antara DPM Faperta dengan Lembaga Struktural BEM Faperta melaui Rapat Kordinasi antara DPM dengan
Lembaga Struktural BEM Faperta, Komisi Pengawas BEM dengan Lembaga Struktural BEM Faperta/Departemen LS
BEM, Komisi DPM dengan LS BEM/Departemen LS BEM dan atau mandataris Komisi Pengawas BEM sebagai
pengawas program kerja LS BEM/Departemen LS BEM dan atau kepanitiaan program tersebut.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 36
Quota
Setiap anggota DPM Faperta mewakili 90 mahasiswa dari departemen yang diwakilinya.
Pasal 37
1. Berperan aktif dalam mencari, menampung, dan menyalurkan aspirasi mahasiswa Faperta.
4. Berhak memilih dan dipilih menjadi badan pengurus harian DPM Faperta.
5. Mempunyai hak bicara dan hak suara yang sama dalam persidangan DPM Faperta.
6. Berhak menerima mandat dari ketua DPM Faperta untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang berhubungan dengan
DPM Faperta.
8. Berhak mengajukan cuti dari keanggotaan DPM Faperta dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
9. Berhak mengundurkan diri dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan melalui rapat pleno.
Pasal 38
Penon-aktifan Anggota
1. Anggota DPM Faperta yang tidak mengikuti rapat pleno DPM Faperta selama tiga kali berturut-turut dan atau selama
tiga kali tanpa alasan atau keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan akan mendapatkan surat peringatan
pertama untuk menjelaskan ketidakhadirannya kepada anggota DPM Faperta.
2. Apabila satu pekan setelah surat peringatan pertama anggota tersebut tidak mengindahkan panggilan tersebut maka
akan dilayangkan surat peringatan kedua yang berisi teguran keras untuk menjelaskan ketidakhadirannya kepada
anggota DPM Faperta.
3. Apabila dua pekan setelah surat peringatan kedua anggota tersebut tidak mengindahkan panggilan tersebut maka
akan dilayangkan surat pemberitahuan yang berisi hilangnya keangotaan dan diputuskan melalui rapat pleno.
Pasal 39
Kehilangan Keanggotaan
1. Dicabut hak keanggotaanya oleh rapat pleno DPM Faperta karena tidak memenuhi keputusan-keputusan DPM
Faperta dan atau tidak melaksanakan kewajiban sebagai anggota DPM Faperta.
Pasal 40
Pasal 41
DPM Faperta merekomendasikan kepada komisi internal untuk melaksanakan pemilihan ulang pada departemen yang
kehilangan wakilnya.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 42
Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam tata kerja ini akan diatur kemudian dalam peraturan yang ditetapkan oleh DPM Faperta.