Anda di halaman 1dari 14

TATA TERTIB

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Tata Tertib ini yang dimaksud dengan:


1. Keluarga Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung yang selanjutnya disebut KEMA
POLBAN adalah suatu wadah formal dan legal yang menaungi semua aktivitas
kemahasiswaan yang di dalamnya terdapat 4 elemen yaitu Majelis Perwakilan
Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung, Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri
Bandung, Unit Kegiatan Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung, dan Himpunan
Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung sesuai dengan amanat Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga KEMA POLBAN.

2. Majelis Perwakilan Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung yang selanjutnya disebut


MPM POLBAN adalah lembaga legislatif dan yudikatif tertinggi dalam KEMA
POLBAN sesuai dengan amanat Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga KEMA
POLBAN.

3. Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung yang selanjutnya disebut BEM
POLBAN adalah lembaga eksekutif pelaksana kegiatan dalam KEMA POLBAN sesuai
dengan amanat Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga KEMA POLBAN.

4. Unit Kegiatan Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung yang selanjutnya disebut UKM
POLBAN adalah organisasi yang berada di tingkat pusat yang mewadahi mahasiswa
dalam pengembangan minat dan bakat.

5. Himpunan Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung yang selanjutnya disebut HIMA


POLBAN adalah organisasi independen yang mewadahi mahasiswa sesuai dengan
jurusan masing-masing sesuai amanat Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
KEMA POLBAN.
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG

Pasal 2

1. MPM POLBAN merupakan lembaga tertinggi dalam KEMA POLBAN.


2. Kedudukan tertinggi berada di tangan mahasiswa dan dilaksanakan oleh MPM
POLBAN.

Pasal 3

MPM POLBAN mempunyai tugas:


1) Membentuk Garis Besar Kebijakan Organisasi (GBKO) KEMA POLBAN.
2) Melaksanakan lima fungsi MPM POLBAN adalah sebagai berikut:
1. Aspirasi.
2. Legislasi.
3. Mediasi.
4. Pengawasan.
5. Yudikasi.

Pasal 4

MPM POLBAN mempunyai wewenang:


(1) Melantik dan mengangkat Ketua BEM POLBAN berdasarkan hasil PEMIRA.
(2) Memberhentikan Ketua BEM POLBAN tanpa melalui mekanisme Sidang Umum dengan
syarat:
a. Ketua BEM POLBAN menyimpang dari Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga dan Garis Besar Kebijakan Organisasi (GBKO) KEMA POLBAN.
b. Ketua BEM POLBAN melakukan tindakan kriminal dan/atau asusila.
c. Ketua BEM POLBAN sudah tidak terdaftar atau cuti di Politeknik Negeri Bandung.
d. Ketua BEM POLBAN mengundurkan diri.
e. Ketua BEM POLBAN meninggal dunia.
(3) Membentuk dan mengesahkan peraturan yang belum diatur di dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga KEMA POLBAN.
BAB III
KEANGGOTAAN DAN SISTEM KERJA INTERNAL
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 5

Susunan kepengurusan MPM POLBAN minimal terdiri atas:


1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Komisi

Pasal 6

1. Anggota MPM POLBAN adalah perwakilan dari UKM dan HIMA POLBAN.
2. Komposisi jumlah perwakilan dari HIMA POLBAN adalah sebagai berikut:
a. HIMA yang jumlah anggotanya ≤ 200 diwakili oleh 2 orang.
b. HIMA yang jumlah anggotanya 201 ̶ 300 diwakili oleh 3 orang.
c. HIMA yang jumlah anggotanya 301 ̶ 400 diwakili oleh 4 orang.
d. HIMA yang jumlah anggotanya 401 ̶ 500 diwakili oleh 5 orang.
e. HIMA yang jumlah anggotanya ≥ 501 diwakili oleh 6 orang.
3. Setiap UKM POLBAN mewakilkan 1 orang anggotanya untuk menjadi anggota MPM
POLBAN.
Pasal 7

Masa keanggotaan MPM POLBAN adalah 1 (satu) periode kepengurusan dan berakhir
bersamaan dengan pelantikan Anggota MPM POLBAN yang baru.

Pasal 8

Anggota MPM POLBAN berhenti sebelum masa keanggotaan berakhir karena:


1. Diketahui di kemudian hari tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi Anggota
MPM POLBAN.
2. Dicabut status keanggotaan MPM POLBAN.
3. Dipanggil kembali oleh Organisasi Mahasiswa, yang selanjutnya disebut ORMAWA,
yang mewakilkannya.
4. Mengundurkan diri dari keanggotaan MPM POLBAN.
5. Tidak berstatus sebagai mahasiswa POLBAN.
6. Meninggal dunia.
Pasal 9

Setiap anggota MPM POLBAN tidak diperbolehkan untuk:


1. Menjadi anggota dan/atau pengurus BEM POLBAN.
2. Menjadi pengurus inti ORMAWA KEMA POLBAN sesuai AD/ART KEMA
POLBAN.
3. Menjadi panitia inti kegiatan di ORMAWA masing-masing, kecuali mendapat
perizinan dari Ketua MPM POLBAN.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban

Pasal 10

Setiap anggota MPM POLBAN memiliki hak sebagai berikut:


1. Hak Amandemen adalah hak untuk melakukan amandemen Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga KEMA POLBAN.
2. Hak Angket adalah hak untuk melakukan penyelidikan secara langsung apabila terjadi
penyimpangan oleh BEM POLBAN.
3. Hak Interpelasi adalah hak untuk meminta keterangan sejelas-jelasnya terhadap BEM
POLBAN.
4. Hak Imunitas adalah hak untuk tidak dapat dituntut di muka persidangan terhadap
pernyataan dan pendapat yang dikemukakan.
5. Menerima, mempertimbangkan, dan memutuskan Laporan Pertanggungjawaban BEM
POLBAN untuk diterima, diterima dengan catatan, atau ditolak.
6. Mewakili MPM POLBAN berdasarkan mandataris dari Ketua MPM POLBAN.
7. Dapat memberhentikan Ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa tanpa melalui
mekanisme Sidang Umum apabila:
a. Ketua MPM POLBAN menyimpang dari Anggaran Dasar/Anggaran Rumah
Tangga KEMA POLBAN.
b. Ketua MPM POLBAN melakukan tindakan kriminal dan/atau asusila.
c. Ketua MPM POLBAN sudah tidak terdaftar atau cuti di Politeknik Negeri
Bandung.
d. Ketua MPM POLBAN mengundurkan diri.
e. Ketua MPM POLBAN meninggal dunia.

Pasal 11

Setiap Anggota MPM POLBAN mempunyai kewajiban:


1. Menjunjung tinggi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga KEMA POLBAN.
2. Menjunjung tinggi Kode Etik dan Tata Tertib MPM POLBAN.
3. Dalam menjalankan tugasnya, MPM POLBAN membentuk komisi-komisi.
4. Mengikuti persidangan-persidangan sesuai dengan tugas dan fungsi jabatannya di
MPM POLBAN.
5. Mematuhi segala keputusan yang dihasilkan oleh persidangan MPM POLBAN.
6. Melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya.

BAB IV
ORGAN KELEMBAGAAN
Bagian Kesatu
Susunan

Pasal 12

1. Perangkat MPM POLBAN dibentuk dalam rangka untuk menjalankan tugas dan
wewenang MPM POLBAN.
2. Perangkat MPM POLBAN terdiri atas:
a. Dewan Pengurus Harian.
b. Kelembagaan.
c. Komisi/Badan.
d. Panitia Khusus.
e. Alat kelengkapan lainnya.

Bagian Kedua
Dewan Pengurus Harian

Pasal 13

Dewan Pengurus Harian terdiri atas:


1. Ketua Umum.
2. Wakil Ketua Umum.
3. Sekretaris.
4. Bendahara.

Pasal 14

Ketua Umum adalah penanggung jawab tertinggi di MPM POLBAN.


Pasal 15

Tugas dan Wewenang Ketua Umum adalah:


1. Mengoordinasikan pembagian kerja MPM POLBAN kepada seluruh Anggota MPM
POLBAN dan memastikan bahwa Anggota MPM POLBAN bekerja sesuai dengan
tugasnya masing-masing.
2. Membuat struktur kepengurusan MPM POLBAN dengan persetujuan Anggota MPM
POLBAN.
3. Membuat deskripsi kerja anggota dan berkoordinasi dengan Anggota MPM POLBAN.
4. Memimpin musyawarah MPM POLBAN dan menyimpulkan hasil musyawarah untuk
pengambilan keputusan.
5. Memiliki kewenangan atas seluruh kegiatan yang menyangkut fungsi dan kegiatan
MPM POLBAN.
6. Mewakili MPM POLBAN di setiap pertemuan internal maupun eksternal kampus.
7. Bertanggung jawab pada pembuatan laporan pertanggungjawaban MPM POLBAN.
8. Menjaga hubungan MPM POLBAN dengan lembaga legislatif ORMAWA di KEMA
POLBAN.

Pasal 16

Tugas dan Wewenang Wakil Ketua Umum adalah:


1. Menggantikan tugas dan peran Ketua Umum ketika berhalangan hadir dalam kegiatan
internal MPM POLBAN dan kegiatan internal kampus.
2. Melakukan koordinasi dengan perangkat MPM POLBAN dan memastikan bahwa
anggota MPM POLBAN bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing.
3. Melaporkan segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya kepada
Ketua Umum.

Pasal 17

Tugas dan Wewenang Sekretaris adalah:


1. Menyusun agenda kegiatan MPM POLBAN.
2. Membuat notula di setiap agenda MPM POLBAN.
3. Bertanggung jawab terhadap regulasi surat masuk dan surat keluar.
4. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administratif MPM POLBAN.
5. Membantu laporan pengembangan aktivitas MPM POLBAN.
6. Membantu Ketua Umum dalam penyusunan jadwal kegiatan dan administratif MPM
POLBAN.
7. Bertanggung jawab terhadap arsip dan dokumentasi data MPM POLBAN.
Pasal 18

Tugas dan Wewenang Bendahara adalah:


1. Bertanggung jawab untuk mengatur keuangan internal MPM POLBAN.
2. Menyimpan bukti asli penerimaan dan pengeluaran yang telah tervalidasi.
3. Mengontrol efektivitas dan efisiensi pengeluaran masing-masing
Komisi/Badan/Lembaga agar sesuai dengan rencana anggaran yang telah dibuat.
4. Mengoordinasikan kegiatan penyusunan anggaran dan biaya organisasi
5. Melakukan koordinasi dengan semua komisi dan memastikan mereka bekerja sesuai
dengan fungsinya.
6. Mengurus pencatatan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas internal MPM POLBAN.
7. Menyusun laporan keuangan organisasi sebagai pertanggungjawaban Ketua Umum
MPM POLBAN.

Bagian Ketiga
Kelembagaan

Pasal 19

1. Kelembagaan merupakan kelengkapan MPM POLBAN yang berfungsi menjaga


kinerja Anggota MPM POLBAN melalui pengembangan sumber daya mahasiswa dan
menjaga sinergitas dan hubungan baik dengan lembaga/institusi luar kampus.
2. Kelembagaan dapat berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendapatkan keterangan
sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsinya.
3. Kelembagaan berhak mengadakan penyelidikan sendiri guna memperoleh keterangan
sehubungan dengan tugas dan fungsinya.
4. Segala sesuatu tentang pengaturan internal kelembagaan menjadi urusan masing-
masing bidang kelembagaan tersebut.
5. Kelembagaan berhak mengajukan anggaran biaya sesuai dengan kebutuhan dan
fungsinya.
6. Kelembagaan melaporkan segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya
kepada seluruh Anggota MPM POLBAN dalam bentuk rapat koordinasi minimal dua
bulan sekali.
7. Kelembagaan wajib melaporkan kinerja tertulis setiap bulan kepada pimpinan MPM
POLBAN.
8. Kelembagaan wajib menjaring aspirasi yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
9. Seluruh bagian dari kelembagaan berkewajiban membuat program kerja dalam rangka
memenuhi fungsinya masing-masing dan disosialisasikan dalam rapat kerja MPM
POLBAN.
Pasal 20

Bidang-bidang kelembagaan MPM POLBAN:


1. Lembaga Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa dan Organisasi (PSDMO) yang
selanjutnya disebut Lembaga PSDMO memiliki tugas:
a. Membuat sistem kaderisasi internal MPM POLBAN secara kelembagaan serta
berkesinambungan.
b. Merancang dan mengembangkan kegiatan-kegiatan internal MPM POLBAN
yang bersifat pengembangan pola pikir dan kompetensi Anggota MPM
POLBAN.
c. Melakukan evaluasi kinerja secara berkala.
d. Melaksanakan kerja dengan menjunjung tinggi Kode Etik dan Tata Tertib
MPM POLBAN.

2. Lembaga Hubungan Luar Kampus memiliki tugas:


a. Melakukan kajian intensif terhadap isu-isu sosial dan politik di luar kampus.
b. Membina dan menumbuh kembangkan hubungan kerjasama dengan lembaga
luar kampus baik secara bilateral maupun multilateral.
c. Menyiapkan dan merekomendasikan Sumber Daya Mahasiswa untuk
diikutsertakan dalam kegiatan kelegislatifan di luar kampus.
d. Melakukan pemantauan kegiatan organisasi eksternal kampus yang
berkembang di internal kampus.
e. Melakukan pelegalan media publikasi dan pemantauan kegiatan organisasi
ekstra kampus yang berkembang di internal kampus.

Bagian Keempat
Komisi/Badan

Pasal 21

1. Komisi/badan adalah organ kelembagaan yang dibentuk untuk memudahkan tugas dan
fungsi MPM POLBAN yang jumlah dan fungsinya disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Komisi/badan dapat berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mendapatkan keterangan
sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsinya.
3. Komisi/badan berhak mengadakan penyelidikan sendiri guna memperoleh keterangan
sehubungan dengan tugas dan fungsinya.
4. Segala sesuatu tentang pengaturan internal komisi/badan menjadi urusan masing-
masing komisi/badan.
5. Komisi/badan berhak mengajukan anggaran biaya sesuai dengan kebutuhan dan
fungsinya.
6. Komisi/badan melaporkan segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya
kepada seluruh Anggota MPM POLBAN dalam bentuk rapat koordinasi minimal satu
bulan sekali.
7. Komisi/badan wajib melaporkan kinerja tertulis setiap bulan kepada pimpinan MPM
POLBAN.
8. Komisi/badan wajib menjaring aspirasi yang sesuai dengan tugas dan fungsinya.
9. Seluruh komisi/badan berkewajiban membuat program kerja dalam rangka memenuhi
fungsinya masing-masing dan disosialisasikan dalam rapat kerja MPM POLBAN.

Pasal 22

1. Komisi/badan dipimpin oleh ketua komisi/badan.


2. Anggota suatu komisi/badan tidak boleh merangkap jabatan dalam komisi/badan atau
bagian dari organ kelembagaan lain, tetapi dapat mengikuti sidang komisi lain dengan
seizin ketua komisi/badan yang bersangkutan.
3. Ketua komisi/badan bertanggung jawab terhadap komisi/badan yang dipimpinnya dan
berhak menyelenggarakan dan memimpin sidang komisi.

Pasal 23

Komisi-komisi MPM POLBAN :


1. Komisi 1 Administrasi dan Keuangan memiliki tugas:
a. Mengambil sikap terhadap kebijakan-kebijakan institusi dalam hal anggaran,
administrasi, dan keuangan.
b. Bekerja sama dengan bendahara umum terkait dengan hal-hal yang berkaitan
dengan keuangan internal MPM POLBAN.
c. Membentuk Panitia Khusus Administrasi dan Keuangan.
d. Mengatur anggaran keuangan kegiatan kemahasiswaan di KEMA POLBAN.
e. Membuat sistem dan program perolehan dana mandiri MPM POLBAN.

2. Komisi 2 Aspirasi dan Advokasi memiliki tugas:


a. Menjaring aspirasi Mahasiswa POLBAN.
b. Menindaklanjuti aspirasi yang masuk dari mahasiswa ke MPM POLBAN.
c. Memberikan bantuan advokasi kepada Mahasiswa POLBAN baik dalam hal
akademik, keuangan, maupun kesejahteraan mahasiswa.
d. Membantu penyelesaian sengketa antar ORMAWA.
e. Melakukan kajian intensif terhadap isu sosial dan politik internal kampus.
f. Melakukan pengawasan terhadap peraturan perundangan dan kebijakan yang
ada dan dikeluarkan oleh institusi POLBAN.

3. Komisi 3 Pengawasan memiliki tugas:


a. Melakukan hubungan dan koordinasi yang baik dengan BEM POLBAN.
b. Melakukan pengawasan terhadap kinerja BEM POLBAN.
c. Melakukan evaluasi terhadap kinerja BEM POLBAN secara berkala maupun
setelah dilaksanakannya program kerja.
d. Melakukan sidang pada awal, tengah, dan akhir periode kepengurusan BEM
POLBAN.

4. Komisi 4 Legislasi memiliki tugas:


a. Merumuskan peraturan/perundang-undangan yang dianggap perlu untuk
kemajuan KEMA POLBAN dengan berkoordinasi dengan
Komisi/Badan/Lembaga di MPM POLBAN.
b. Bekerja sama dengan Komisi 2 Aspirasi dan Advokasi dalam mengkaji isu
sosial dan politik internal kampus.
c. Bekerja sama dengan Lembaga PSDMO untuk melakukan pengawasan
terhadap pengimplementasian dan pengembangan peraturan perundang-
undangan di internal MPM POLBAN.

5. Komisi 5 Komunikasi dan Informasi memiliki tugas:


a. Bertanggungjawab terhadap jaringan komunikasi internal MPM POLBAN.
b. Mempublikasikan kegiatan MPM POLBAN yang harus dipublikasikan melalui
media majalah dinding maupun media sosial yang ada sebagai bentuk
transparansi kegiatan MPM POLBAN.
c. Bekerja sama dengan seluruh Komisi/Badan/Lembaga terkait dengan
penyebaran info kegiatan MPM POLBAN.
d. Bekerja sama dengan seluruh elemen KEMA POLBAN dalam penyebaran
informasi kegiatan dan perkembangan setiap elemen KEMA POLBAN.

6. Badan Urusan UKM memiliki tugas:


a. Melakukan verifikasi administrasi UKM POLBAN.
b. Melakukan penyaringan aspirasi dari UKM POLBAN.
c. Menindaklanjuti aspirasi yang masuk dari UKM POLBAN.
d. Melakukan koordinasi antar-UKM POLBAN dalam menentukan kebijakan
MPM POLBAN terhadap seluruh kegiatan UKM POLBAN maupun aspirasi
dari UKM POLBAN untuk kelangsungan KEMA POLBAN.
e. Bekerja sama dengan Komisi 4 Legislasi untuk merumuskan aturan aturan yang
dianggap perlu untuk kemajuan UKM POLBAN
f. Melakukan pengawasan terhadap Calon UKM POLBAN
g. Bekerja sama dengan Komisi 1 Administrasi dan Keuangan dan Pansus dalam
berkoordinasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa.

Bagian Kelima
Panitia Khusus

Pasal 24

1. Panitia Khusus yang selanjutnya disebut PANSUS adalah panitia yang dibentuk dan
diberi tugas oleh MPM POLBAN untuk melakukan tugas-tugas khusus.
2. PANSUS terdiri dari Anggota MPM POLBAN dengan atau tanpa elemen lain.
3. PANSUS bertanggung jawab kepada MPM POLBAN.
4. Hak dan Kewajiban PANSUS ditetapkan pada sidang.

Bagian Keenam
Alat Kelengkapan Lain

Pasal 25

1. Alat Kelengkapan Lain adalah perangkat penunjang yang dibentuk dan diberhentikan
oleh MPM POLBAN untuk memudahkan tugas dan fungsi MPM POLBAN.
2. Alat Kelengkapan Lain beranggotakan Mahasiswa POLBAN, non-MPM POLBAN,
dan non-BEM POLBAN yang ditetapkan melalui sidang.
3. Hak dan kewajiban Alat Kelengkapan Lain ditetapkan pada sidang.

BAB V
MUSYAWARAH MPM POLBAN

Pasal 26

Musyawarah MPM POLBAN terdiri atas:


1. Sidang Umum MPM POLBAN
2. Sidang Tengah Periode MPM POLBAN
3. Sidang Komisi MPM POLBAN
4. Sidang Istimewa MPM POLBAN
5. Rapat

Pasal 27

1. Tugas pokok Sidang Umum:


a. Meminta pertanggungjawaban Ketua BEM POLBAN selama satu periode
kepengurusan.
b. Membahas Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
c. Menetapkan GBKO.
d. Melantik dan mengesahkan Ketua BEM POLBAN.
e. Mengesahkan program kerja BEM POLBAN.
f. Membentuk Dewan Presidium.

2. Tugas pokok Sidang Tengah Periode:


Menilai pertanggungjawaban Ketua BEM POLBAN selama enam bulan untuk
selanjutnya dapat diterima, diterima dengan catatan, atau tidak diterima.
3. Tugas pokok Sidang Komisi:
a. Mengawasi jalannya program kerja BEM POLBAN sesuai dengan bidang
komisi yang telah ditetapkan dalam Sidang Umum.
b. Sidang Komisi dapat memanggil dan meminta penjelasan Ketua BEM
POLBAN dan/atau Ketua Departemen bersangkutan.

4. Tugas pokok Sidang Istimewa:


Menyelesaikan permasalahan di KEMA POLBAN yang bersifat mendesak atas
permintaan 2/3 dari jumlah anggota MPM POLBAN.

5. Rapat
Rapat diadakan apabila diperlukan.

BAB VI
SANKSI DAN PEMBELAAN
Bagian Kesatu
Sanksi

Pasal 28

Sanksi berupa:
1. Lisan
2. Tulisan
3. Dikembalikan kepada ORMAWA yang mendelegasikannya.

Pasal 29

1. Sanksi lisan diberikan kepada anggota yang melanggar ketentuan pasal 11 tentang
kewajiban anggota MPM POLBAN.
2. Sanksi tertulis diberikan kepada:
a. Anggota MPM POLBAN yang mendapat sanksi lisan atas kesalahan yang sama
sebanyak dua kali.
b. Anggota MPM POLBAN yang melanggar pasal 9.
c. Anggota MPM POLBAN yang diketahui membocorkan informasi pada sidang
rapat tertutup MPM POLBAN.
3. Dikembalikan kepada ORMAWA yang mendelegasikannya apabila anggota mendapat
sanksi tertulis sebanyak tiga kali dan selama proses dipanggil kembali anggota yang
bersangkutan mendapat skorsing dari keanggotaan MPM POLBAN.
Pasal 30

Sanksi dikembalikan kepada ORMAWA yang mendelegasikannya melalui mekanisme rapat.

Pasal 31

Sanksi diberikan setelah mekanisme pembelaan.

Bagian Kedua
Pembelaan

Pasal 32

1. Pihak yang akan diberikan sanksi dapat melakukan pembelaan pada rapat.
2. Mekanisme pembelaan:
a. MPM POLBAN melakukan rapat dengan pihak yang akan diberikan sanksi
untuk mendengarkan pembelaannya.
b. Setelah mendapat keterangan dari pihak yang akan diberikan sanksi
sebagaimana yang dimaksud poin (a), rapat dilanjutkan untuk mengambil
keputusan tanpa menghadirkan pihak yang akan diberikan sanksi.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

(1) Dengan diberlakukannya tata tertib ini, maka ketentuan yang mengatur tentang tata
tertib sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam ketetapan ini akan diatur kemudian hari.
(3) Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Student Center POLBAN


Tanggal : 18 Februari 2019
Pukul : .... WIB

Ketua Umum
Majelis Perwakilan Mahasiswa
Politeknik Negeri Bandung,

Fauzan Hanif Mahendra


NIM 171221009

Anda mungkin juga menyukai