Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


STATUS KONVULSI / EPILEPTIKUS (ICD 10: G41.9)

NO. DOKUMEN Ditetapkan


RSD BALUNG
Jl. Rambipuji No. 19 Balung ..... Direktur Rumah Sakit Daerah Balung
- Jember 68161 TANGGAL TERBIT
..... Drg .Nur Cahyohadi,MARS.
NIP. 19640912 199203 1 007

PENGERTIAN : Status konvulsi adalah keadaan dimana terjadinya dua


atau lebih rangkaian kejang tanpa adanya pemulihan
kesadaran diantara kejang, atau serangan yang
berlangsung terus menerus selama 30 menit atau
lebih.
Anamnesis : Lama kejang
Sifat kejang (fokal, umum, tonik/klonik)
Tingkat kesadaran diantara kejang
Riwayat kejang sebelumnya, riwayat kejang dalam
keluarga
Riwayat epilepsi, dan pengobatannya
Panas, trauma kepala
Riwayat persalinan, tumbuh kembang
Penyakit yang sedang diderita
Pemeriksaan Fisik : Tingkat kesadaran
Pupil
Refleks fisiologis dan patologi
Ubun-ubun besar
Tanda-tanda perdarahan
Lateralisasi.
Aktivitas susunan saraf simpatis: takikardi,
hipertensi, keringat berlebihan, hipersalivasi.
Papilledema, tanda peningkatan tekanan
intrakranial.
Fitur neurologis juga tampak seperti tonus yang
meningkat dan refleks asimetris.
Kriteria Diagnosis : dua atau lebih rangkaian kejang yang berurutan
dimana tidak ada pemulihan kesadaran diantara
kejang
atau aktivitas kejang yang terus-menerus
selama lebih dari 30 menit.
Diagnosis Kerja : Status Konvulsi/Epileptikus
Diagnosis Banding 1. Ensefalitis
2. Heat stroke
3. Gangguan elektrolit (Hipernatremi, Hipokalsemi,
Hipoglikemi
4. Sindrom Neuroleptik Maligna
PemeriksaanPenunjang 1. Pemeriksaan Laboratoriuma.
a. Kadar obat antikonvulsan
b. Lumbal Punksi
c. Kimia darah rutin
2. EEG
3. Brain Imaging
Brain imaging dengan menggunakan CT Scan dapat
menentukan tempat lesi di otak. Jika pemeriksaan CT
menunjukkan keadaan yang normal, maka dilanjutkan
PROSEDUR

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSD BALUNG ..... ..... 2/4
Jl. Rambipuji No. 19
Balung - Jember 68161

dengan pemeriksaan MRI untuk lebih mengkonfirmasi


adanya lesi di otak.
Terapi Stadium I (0-10 menit):
- Memperbaiki fungsi kardio-respiratorik
- Memperbaiki jalan nafas, pemberian oksigen,
resusitasi
Stadium II (0-60 menit):
- Memasang infus pada pembuluh darah besar
- Mengambil 50-100 cc darah untuk pemeriksaan
lab
- Pemberian OAE emergensi : Diazepam 10-20
mg iv (kecepatan pemberian < 2-5 mg/menit
atau rectal dapat diulang 15 menit kemudian.
- Memasukan 50 cc glukosa 40% dengan atau
tanpa thiamin 250 mg intravena.
- Menangani asidosis
Stadium III (0-60 - 90 menit):
- Menentukan etiologi
- Bila kejang berlangsung terus 30 menit setelah
pemberian diazepam pertama, beri phenytoin iv
15-18 mg/kgBB dengan kecepatan 50 mg/menit
- Memulai terapi dengan vasopresor bila
diperlukan
- Mengoreksi komplikasi
Edukasi
Prognosis Ad Vitam : dubio ad bonam
Ad Sanationam : dubio ad bonam
Ad fungsionam : dubio ad bonam
Tingkat Evidens IV
Tingkat Rekomendasi C
Penelaah kritis
Indikator Medis 1. Tingkat kesadaran membaik
2. Kejang berhenti
3. Tanda-tanda vital membaik.
Kepustakaan 1. Standar Pelayanan Medik PERDOSSI

34

Anda mungkin juga menyukai