Anda di halaman 1dari 8

LINE BALANCING PADA PRODUKSI SOSIS IKAN

Dewasa ini semakin tinggi kesadaran masyarakat perikanan untuk memanfaatkan hasil
perikanan yang melimpah. Selain dengan mengaplikasikan cara-cara pengawetan yang telah
dikenal, pemanfaatan hasil perikanan juga semakin berkembang dengan disosialisasikannya
diversifikasi produk olahan hasil perikanan. Secara umum tujuan dari diversifikasi produk
perikanan adalah peningkatan nilai ekonomis produk hasil perikanan, memperbaiki cita rasa
produk hasil perikanan, meningkatkan daya simpan produk dan memperluas distribusi atau
pemasaran produk.

Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan
sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan dan diberi bumbu-
bumbu, dimasukkan dalam pembungkis berbentuk bulat panjang berupa usus hewan atau
pembungkus buatan baik dengan atau tanpa dimasak maupun dengan atau tanpa diasap. Akhir-
akhir ini sosis tidak dibuat dari daging saja tetapi juga dari kedelai dan ikan. Sosis ikan merupakan
salah satu produk olahan yang berasal dari ikan dan memiliki kandungan protein tinggi yang
mudah dikonsumsi.

Menurut Borgstron (1965) dalam Rinawati (2004), komposisi gizi sosis ikan terdiri dari kadar air
67 68%, protein 14,15% dan lemak 5 6%.

A) MENGGAMBAR DIAGRAM PRIORITAS (Precedence Diagram)

Berdasarkan inventaris pekerjaan diatas, maka diagram presedensi proses produksi


Sosis Ikan yang dapat dibuat sebagai berikut:

B ) BAHAN MEMBUAT SOSIS IKAN


1. Ikan tenggiri yang telah digiling, 600 gram.
2. Es serut,150 gram.
3. Minyak nabati, 100 ml.
4. Tepung tapioka, 3 sendok makan.
5. Garam halus, 1 sendok teh.
6. Gula pasir, 1 sendok teh.
7. Merica bubuk, sendok teh.
8. Ketumbar bubuk, sendok teh.
9. Bawang putih yang telah dicincang halus, 1 sendok makan.
10. Putih telur dari 1 butir telur.
11. Penyedap rasa sesuai selera.

C ) CARA MEMBUAT SOSIS IKAN:


1. Masukkan ikan tenggiri yang telah digiling, sedikites serut,dan garam ke dalam blender.
Aduk dengan kecepatan sedang hingga tercampur, tambah kecepatan hingga tinggi.
2. Tambahkan minyak nabati, gunakan kecepatan sedang.
3. Tambahkan juga tepung tapioka, es serut yang masih tersisa, putih telur, dan semua
bumbu. Aduk-aduk hingga adonan merata.
4. Selanjutnya adonan dipindahkan ke dalam baskom yang kering dan bersih.
5. Siapkan casing sosis. Kemudian adonan yang telah dibuat dimasukkan ke dalam plastik
berbentuk segitiga.
6. Masukkan adonan sosis ke dalam casing sosis sampai casing terisi penuh oleh adonan.
7. Casing sosis kemudian diikat ujungnya dengan menggunakan benang, mengikatnya tiap
per 10 cm.
8. Casing yang telah diikat kemudian direbus dengan menggunakan air panas yang belum
mendidih, merebusnya kira-kira 15 sampai 20 menit, tunggu sampai matang.
9. Setelah matang casing sosis diangkat dan celupkan ke dalam air yang dingin. Lepaskan
ikatan benang, dan tiriskan. Tunggu hingga dingin.
10. Setelah sosis dingin simpan di wadah tertutup dan masukkan ke dalam freezer.
D) DIAGRAM ALIR PEMBUATAN SOSIS IKAN

1) Menginventariskan kegiatan yang ada


Berdasarkan data yang diperoleh, inventaris kegiatan yang ada pabrik sosis terdiri dari
7 stasiun kerja. Masing-masing stasiun kerja memiliki waktu penyelesaian yang berbeda-beda
tergantung pada lamanya proses produksi yang dilakukan. Untuk satu alat produksi
menghasilkan sebanyak 200 Sosis ikan untuk sekali produksi.

Tabel Penjadwalan pekerjaan dan waktu kerja penyelesaian proses produksi sosis ikan
untuk satu unit sekali produksi 200 tahu
No Pekerjaan Simbol Elemen yang Waktu Tugas (Menit)
Mendahului
1 Pencucian A - 30
2 Penggilingan dan B A 10
pencampuran bumbu
3 Pemasukan ke dalam C B 30
cacing sosis
4 Perebusan D C 20
5 Pendinginan E D 30
6 Pemotongan F E 7
7 Pengemasan G F 35
Total 162
Sumber: Data primer sosis ikan yang telah diolah
2) Menggambar Diagram Prioritas (Precedence Diagram)
Berdasarkan inventaris pekerjaan diatas, maka diagram presedensi proses produksi
UD Sumber Ayem yang dapat dibuat sebagai berikut:

3) Menentukan Waktu Siklus yang Diizinkan


Dengan asumsi waktu yang tersedia untuk masing-masing alat produksi tahu adalah
11 jam. Maka, untuk menentukan waktu siklus yang diizinkan untuk membuat produk pada
satu stasiun kerja adalah sebagai berikut:

Waktu operasi per hari


Waktu Siklus =
Tingkat yang diinginkan
11 jam 60 menit 660 menit
= 15 kali produksi = 15 kali produksi = 44 menit

Berdasarkan perhitungan diatas, maka waktu siklus yang diizinkan pada setiap stasiun
kerja yang masing-masing terbagi dalam 3 alat produksi membutuhkan waktu siklus yang
diizinkan sebesar 44 menit.

4) Perhitungan Jumlah Stasiun Kerja Minimum


Perhitungan jumlah stasiun kerja minimum menunjukan secara teori berapa jumlah
stasiun kerja yang seharusnya disusun pada suatu lini produksi. Besaran jumlah minimum
stasiun kerja yang harus disusun pada lini produksi Sosis ikan adalah sebagai berikut:

162 menit
min = Waktu siklus = 44 menit = 3,68
(dibulatkan menjadi 4 stasiun kerja)

Data yang diperoleh untuk mengelompokkan elemen-elemen pekerjaan yang ada di


Sosis Ikan adalah dengan menggunakan 4 stasiun kerja.

5) Menghitung Kapasitas Maksimum

Setelah dilakukan penugasan dari elemen-elemen pekerjaan ke dalam stasiun kerja


akan diketahui bahwa elemen proses terlama yang ada di pabrik Sosis Ikan yaitu terjadi pada
stasiun kerja kedua dengan waktu siklus kerja 50 menit.

Waktu operasi per hari


Tingkat output =
Waktu siklus
11 jam 60 menit 660 menit
= 50 menit
= 50 menit
= 13,2 proses produksi
6) Penentuan elemen pekerjaan pada setiap stasiun kerja beserta perhitungan waktu
menganggur (idle time)

Langkah selanjutnya dengan melakukan penentuan pekerjaan pada setiap stasiun kerja
beserta perhitungan waktu menganggur (idle time) pada waktu siklus kerja 50 menit dan 44
menit.
a) Waktu siklus kerja 50 menit adalah sebagai dasar waktu siklus kerja berdasarkan kondisi
nyata dan telah ditentukan oleh pabrik Sosis Ikan.

Tabel Perhitungan total waktu kerja siklus dan waktu menganggur pada siklus 50
menit

Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun Total


Kerja I Kerja Kerja Kerja Waktu
II III IV (Menit)
Waktu 40 50 37 35 162
Kumulatif
Siklus Kerja 50 50 50 50 200

Waktu 10 0 13 15 38
Menganggur

Sumber: Data primer Sosis Ikan telah diolah

Berdasarkan perhitungan tabel tersebut, maka dapat diketahui persentase waktu


menganggur pada siklus kerja 50 menit adalah sebagai berikut:

Waktu menganggur per siklus


Persentase waktu menganggur = 100%
aktual Waktu siklus
38 menit 38 menit
= 450 menit 100% = 200 menit 100% = 19%

Tabel Perhitungan total waktu kerja siklus dan waktu menganggur


pada siklus 44 menit tahun 2016

Stasiun Kerja Stasiun Kerja Stasiun Kerja Stasiun Kerja Total Waktu
I II III IV (Menit)
Waktu Kumulatif 40 50 37 35 162

Siklus Kerja 44 44 44 44 176

Waktu Menganggur 4 6 7 9 14

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan perhitungan tabel diatas, maka dapat diketahui persentase waktu


menganggur pada siklus kerja 44 menit adalah sebagai berikut:
Waktu menganggur per siklus
Persentase waktu menganggur = 100%
aktual Waktu siklus
14 menit 14 menit
= 444 menit 100% = 176 menit 100% = 7,95%

Dapat diketahui bahwa persentase waktu menganggur pada siklus kerja 50 menit
adalah sebesar 19%. Sedangkan pada siklus kerja 44 menit memiliki persentase waktu
menganggur lebih kecil yaitu 7,95%.

7) Menentukan Efektivitas

Perhitungan efektivitas lini merupakan rasio antara tingkat output yang dicapai
dengan tingkat output yang dikehendaki oleh perusahaan. Efektivitas lini dalam perusahaan
dapat diketahui dengan menentukan tingkat output (kapasitas maksimum yang memadai)
terlebih dahulu.
a) Perhitungan efektivitas lini pada siklus kerja 50 menit

Waktu operasi per hari


Tingkat Output =
Waktu siklus
11 jam 60 menit
=
50 menit
660 menit
= = 13,2 proses produksi
50 menit

Setelah diketahui tingkat output yang dicapai oleh perusahaan pada siklus kerja
50 menit adalah 13,2 proses produksi, maka selanjutnya dilakukan perhitungan
efektivitas lini perusahaan sebagai berikut:

Output per hari yang dicapai


Efektivitas =Output perhari yang dikehendaki 100%
13,2 proses produksi
= 100%
15 proses produksi
= 88 %

b) Perhitungan efektivitas lini pada siklus kerja 44 menit


Waktu operasi per hari
Tingkat Output =
Waktu siklus
11 jam 60 menit
=
44 menit
660 menit
= 44 menit = 15 proses produksi

Setelah diketahui tingkat output yang dicapai oleh perusahaan pada siklus kerja
44 menit adalah 15 proses produksi, maka selanjutnya dilakukan perhitungan
efektivitas lini perusahaan sebagai berikut:
Output per hari yang dicapai
Efektivitas = Output perhari yang dikehendaki 100%
15 proses produksi
= 100%
15 proses produksi
= 100%

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka efektivitas lini pada siklus kerja 44


menit lebih besar dibandingkan dengan siklus kerja 50 menit. Pada siklus kerja 44
menit total efektivitas lininya adalah 100% sedangkan pada siklus kerja 50 menit
hanya 88%.

8) Menentukan Efisiensi

Efisiensi dalam keseimbangan lini dapat dilihat dari seberapa besar persentase
waktu menganggur (idle time) pada suatu stasiun kerja. Berikut ini adalah perhitungan
tingkat efisiensi pada siklus kerja kondisi nyata 50 menit dan siklus kerja yang diizinkan
44 menit.

a) Perhitungan efisiensi lini pada siklus kerja 50 menit


Efisiensi = 100% Persentase waktu menganggur
= 100% 19%
= 81%
b) Perhitungan efisiensi lini pada siklus kerja 44 menit
Efisiensi = 100% Persentase waktu menganggur
= 100% 7,95%
= 92,05%

Dapat diketahui bahwa perhitungan tingkat efisiensi lini pada siklus kerja yang
diizinkan 44 menit lebih besar dibandingkan dengan siklus kerja kondisi nyata perusahaan
50 menit. Pada siklus kerja 44 menit total efisiensi lininya mencapai 92,05% sedangkan
pada siklus kerja 50 menit efisiensi lininya hanya 81%.

9) Perbandingan hasil analisis keseimbangan lini

Berdasarkan keseluruhan analisis keseimbangan lini diatas, maka penulis dapat


memberikan kesimpulan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel Hasil Analisis Keseimbangan Lini Berdasarkan Aturan Siklus Kerja Terlama LOT
(Longest Operations Time)

Hasil Analisis Siklus Kerja Perbedaan (Selisih)


Keterangan Siklus Kerja Siklus Kerja
50 menit 44 menit

Total waktu 38 menit 14 menit 24 menit


menganggur
Efisiensi 81% 92,05% 11,05%

Efektivitas 88% 100% 12%

Tingkat 19% 7,95% 11,05%


penundaan
Sumber: Data primer,diolah
Pada tabel diatas dapat dilihat perbandingan pada hasil analisis keseimbangan lini
terhadap siklus kerja bahwa pada siklus kerja yang diizinkan 44 menit tingkat efisiensi,
efektivitas dan waktu menganggur pada lini perakitan atau produksi lebih baik dibandingkan
dengan menggunakan siklus kerja 50 menit.
Pada waktu siklus kerja kondisi nyata perusahaan 50 menit dapat diketahui bahwa total
waktu menganggur yang dimiliki sebesar 38 menit dengan tingkat efisiensi lini hanya sebesar
81%, Efektivitas lini sebesar 88%, dan persentase tingkat penundaan sebesar 19%.
Sedangkan pada waktu siklus kerja yang diizinkan 44 menit memiliki total waktu
menganggur yang jauh lebih kecil 14 menit. Dengan tingkat efisiensi lini mencapai 92,05%,
efektivitas lini sebesar 100 %, dan persentase tingkat penundaan sebesar 7,95%.
Dari perbandingan diatas, maka siklus kerja yang diizinkan 44 menit merupakan solusi
dengan efisiensi lini paling baik saat ini. Sehingga, apabila perusahaan menerapkan siklus
kerja 44 menit pada produksinya dengan baik dan tepat maka perusahaan dapat meningkatkan
efisiensi lini layout fasilitas produksinya dan memperkecil waktu menganggur pada setiap
stasiun kerja yang ada. Oleh karena itu, adanya evaluasi pada layout fasilitas produksi UD
Sumber Ayem perlu dilakukan untuk memperoleh efisiensi lini yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai