Alat Transportasi Fluida
Alat Transportasi Fluida
Fluida adalah suatu zat yang tak dapat menahan distorsi terus menerus sehingga
bentuknya selalu berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Fluida yang sebenarnya adalah
cairan dan gas, tetapi sekarang padatan pun dapat digolongkan sebagai fluida bila padatan itu
berupa butiran-butiran kecil (serbuk). Pada umumnya transportasi fluida lebih mudah bila
dibandingkan dengan zat padat. Untuk memilih alat-alat yang akan dipergunakan untuk
pengaliran fluida perlu diperhatikan sifat fisis dan kimia dari fluida tersebut, serta kondisi
pengerjaannya Sifat-sifat fisis dan kondisi yang dimaksud adalah :
(Wahyudi, 2012)
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara
permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida
tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan mengalir di atas
lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk tersebut, terdapat
tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung pada viskositas fluida dan laju alir
fluida relatif terhadap arah tertentu.
Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan
hilang sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada temperatur dan tekanan
tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh
oleh perubahan yang suhu dan tekanan yang relatif besar, fluida tersebut bersifat
incompressible. Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan variabel temperatur dan
tekanan, fluida tersebut digolongkan compresible . Zat cair biasanya dianggap zat yang
incompresible, sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang compresible.
a. Positive Displacement Pump, pada pompa jenis ini, volume tertentu zat cair terperangkap
di dalam satu ruang yang berganti-ganti diisi melalui pemasuk dan dikosongkan pada
tekanan yang lebih tinggi melalui pembuang. Ada 2 jenis positive displacement pump.
Pada reciprocating pump ruang tersebut adalah silinder stasioner yang berisi piston atau
plunger. Pada pompa putar ruangnya bergerak dari pemasuk sampai pembuang dan masuk
lagi ke inlet. . Contoh reciprocating pump antara lain pompa piston, pompa plunger, dan
pompa diafragma. Sedangkan jenis-jenis pompa putar antara lain gear pump, lobe pump,
screw pump, cam pump, dan vane pump.
b. Pompa Sentrifugal, pada jenis pompa ini energi mekanik zat cair ditingkatkan dengan aksi
sentrifugal. Pompa ini paling banyak digunakan dipabrik.
PIPA TUBE
Paling panjang 20 40 ft Bisa berates ft
Pada umumnya dindingnya tebal Dindingnya tipis
Pipa apat dibuat ulir Tidak dapat dibuat ulir
Disambung dengan screw, flange, dan las Disambung dengan compression fitting,
soldered, dan flare fitting
Dindingnya kasar Dindingnya kasar
Cara pembuatannya : Las, Casting Cara pembuatannya : extrusion (Cara
(Peleburan), dan Piercing (Penembusan). membuat mie), dn Cold drawn.
F. Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
- Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian kecil dari material
yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga
- Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan material ketiga
sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya. Pipa
dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan : Screw Fitting,
Flange, atau Welding (las).
1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian luat dengan
menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered ( makin keujung mankin
mengerucut ). Oleh karena itu dinding pipa dapat menjadi lemah dan sambungan yang terjadi
tidak terlalu kuat.
Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number yang dua kali lebih besar. Screw
fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari 12 karena kesukaran dalam membuat
ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya screw fitting digunakan untuk pipa antara 3 12.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
Close nipple
Short nipple
Long nipple
Coupling
Union
Elbow street
Elbow tee
Reducer
Plug
Cross
Cap
Busching
2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang dari 2. Selain
dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding. Penyambungan flange dilakukan dengan
cara mempertemukan disk (cakram) atau cincin metal dan diikat bersama gasket diantara
kedua flange yang diikat. Flange ini diikat ke pipa dengan cara screw atau welding.
Macam macam tipe flange tergantung dari penggunaanya pada sambungan, yaitu :
raised face, male and female, tongue and groove, ring joint, full face, dan knife eage.
Keuntungan dari penggunaan flange dalam sambungan adalah sambungannya yang dapat
dibuka, dan kerugiannya karena konstruksinya yang akan menjadi berat karena berat flange
itu sendiri. Kekuatan sambungan menggunakan flange ini tergantung dari penggunaan gasket
yang disisipkan diantara kedua flange.
Macam macam tipe gasket :
a. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan rendah digunakan gasket yang lunak seperti
gabus atau karet.
b. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan tinggi digunakan gasket yang keras seperti
Pb, Cu, Al, dan Baja.
c. Untuk pemakaian yang tekanannya sangat tinggi biasannya tidak menggunakan gasket
tetapi sambungan antara flange diperkuat.
3. Welding ( las )
a. Las
Digunakan untuk menyambung pipa yang diameternya lebih dari 2, dan merupakan
metode standar untuk menyambung pipa pada flange dengan tekanan tinggi. Macam
macam las yaitu Butt Welding dan Lap Welding. Keuntungan dari sambungan menggunakan
metode las yaitu :
1. Merupakan sambungan yang kuat dan tidak melemahkan dinding pipa.
2. Murah dan tahan kebocoran.
3. Lebih enteng dibandingkan tipe sambungan lain.
4. Tidak mengganggu aliran dengan sambungan uliran.
Kerugiannya yaitu sambungan dengan las tidak dapat dilepas kecuali dengan memotong
atau merusak sambungan tersebut.
b. Soldering
Untuk pipa dan tube dengan permukaan yang sangat kecil biasannya disambung dengan
cara solder. Seperti halnya dengan cara welding, maka sambungan ini tidak akan
melemahkan dinding pipa. Sambungan dengan menggunakan solder ini dapat dibuka kembali
dengan melebur bahan solder (remelting) tanpa merusak pipa. Biasannya bahan solder yang
digunakan adalah timah.
c. Brazing
Digunakan untuk melekatkan flange ke pipa induknya. Begitu juga untuk menyambung
flange dengan tube nya. Bahan brazing yang biasannya digunakan adal tembaga atau perak.
2. VALVE
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan bentuk
yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan menutup penuh aliran,
ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju aliran fluida, ada pula valve yang
berfungsi mengatur agar aliran fluida cair terjadi pada satu arah saja. Berikut beberapa jenis
valve yang paling sering digunakan :
1. Gate Valve
Gate Valve adalah valve yang paling sering dipakai pada sistem perpipaan. Fungsinya
untuk membuka dan menutup aliran (on-off), tetapi tidak untuk mengatur besar kecil aliran
(throttling). Kelebihan Gate Valve, minimnya halangan/ resistan saat valve ini dibuka penuh,
sehingga aliran bisa maksimal. Gate Valve mengontrol aliran melalui badan valve yang
berbentuk pipa, dengan sebuah lempengan atau baji vertikal (lihat gambar dibawah ini) yang
bisa bergeser naik turun saat handel valve diputar. Valve ini didesain untuk posisi terbuka
penuh, atau tertutup penuh. Jika valve ini dalam keadaan setengah terbuka, maka akan
menyebabkan pengikisan pada badan valve, dan turbulensi aliran zat bisa menyebabkan
getaran pada baji valve sehingga menghasilkan suara gemeretak.
2. Globe Valve
Globe Valve biasanya digunakan pada situasi dimana pengaturan besar kecil aliran
(throttling) diperlukan. Dengan mudah memutar handel valve, besarnya aliran zat yang
melewati valve bisa diatur. Dudukan valve yang sejajar dengan aliran, membuat globe valve
efisien ketika mengatur besar kecilnya aliran dengan minimum erosi piringan dan dudukan.
Namun demikian tahanan didalam valve cukup besar. Desain Globe Valve yang sedemikian
rupa, memaksa adanya perubahan arah aliran zat didalam valve, sehingga tekanan menurun
drastis dan menyebabkan turbulensi di dalam valve itu sendiri. Dengan demikian, Globe
Valve tidak disarankan diinstal pada sistem yang menghindari penurunan tekanan, dan sistem
yang menghindari tahanan pada aliran.
3. Angle Valve
Sama seperti globe valve, angle valve juga digunakan pada situasi dimana pengaturan
besar kecil aliran diperlukan (throttling). Namun angle valve di buat dengan sudut 90, hal ini
untuk mengurangi pemakaian elbow 90 dan fitting tambahan.
4. Ball Valve
Ball Valve adalah alternatif murah dari jenis valve-valve yang lain. Ball valve
menggunakan bola logam yang tengahnya ada lubang tembus, diapit oleh dudukan valve
untuk mengontrol aliran. Sering dipakai pada proses hydrocarbon, ball valve mampu
mengatur besar kecil aliran gas dan uap terutama untuk tekanan rendah. Valve ini dapat
dengan cepat ditutup dan cukup kedap untuk menahan fluida/ zat cair. Ball valve tidak
menggunakan handwheel, tetapi menggunakan ankle untuk membuka atau menutup valve
dengan sudut 90. Disainnya yang simpel, meminimalkan turunnya tekanan pada saat valve
dibuka penuh.
5. Butterfly Valve
Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan dengan valve-valve yang
lain. Butterfly menggunakan plat bundar atau wafer yang dioperasikan dengan ankel untuk
posisi membuka penuh atau menutup penuh dengan sudut 90. Wafer ini tetap berada
ditengah aliran, dan dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan tertutup,
wafer tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran terbendung, dan saat valve
terbuka wafer sejajar/ segaris dengan aliran, sehingga zat dapat mengalir melalui valve.
Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure drop) yang
minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off ataupun throttling, dan bagus untuk
mengontrol aliran zat cair atau gas dalam jumlah yang besar. Namun demikian valve ini
biasanya tidak memiliki kekedapan yang bagus, dan harus digunakan pada situasi/ sistem
yang memiliki tekanan rendah (low-pressure).
6. Relief Valve
Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari valve-valve yang lain. Valve ini
didesain khusus untuk melepas tekanan berlebih yang ada di equipment dan sistem perpipaan.
Untuk mencegah kerusakan pada equipment, dan lebih penting lagi cedera pada pekerja,
relief valve dapat melepas kenaikan tekanan sebelum menjadi lebih ekstrim. Relief valve
menggunakan pegas baja yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level
yang tidak aman. Level tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada
level tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika tekanan kembali normal, relief valve
secara otomatis akan tertutup kembali.
7. Check Valve
Check Valve memiliki perbedaan yang signifikan dari Gate Valve dan Globe Valve.
Valve ini di desain untuk mencegah aliran balik. Ada beberapa jenis check valve, tapi ada 2
jenis yang paling umum yaitu Swing Check dan Lift Check. Swing Check Valve biasanya
dipasangkan dengan Gate Valve, sedangkan Lift Check Valve oleh beberapa pabrikan
digunakan untuk menggantikan fungsi Ball Valve sebagai Ball Check Valve. Check Valve
tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi dan tekanan
dari aliran fluida itu sendiri. Karena fungsinya yang dapat mencegah aliran balik (backflow)
Check Valve sering digunakan sebagai pengaman dari sebuah equipment dalam sistem
perpipaan.
Beberapa rule of thumb yang penting dalam penyusunan aliran pipa, antara lain:
1. Pipa-pipa harus sejajar dengan belokan-belokan tegak lurus pipa-pipa disusun
sedemikian sehingga dapat dibuka bila perlu untuk mengganti pipa yang rusak atau
membersihkannya.
2. Dalam sistem aliran gravitasi, pipa harus dibuat lebih besar daripada seharusnya dan
belokan dirancang sesedikit mungkin. Pengotoran saluran sangat mengganggu bila
aliran berlangsung dengan gravitasi saja, karena tinggi tekan fluida tidak dapat
ditambah untuk meningkatkan laju aliran saat pipa mengecil karena fouling.
3. Kebocoran valve harus selalu diperhtungkan. Valve harus dipasang vertikal dengan
batangnya ke atas. Valve harus mudah dicapai, dan didukung tanpa mengalami
regangan, dan diberi allowance untuk menampung ekspansi termal pipa di
sebelahnya.
3. POMPA
Pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair. Istilsh pompa (pump), kipas (fan),
blower (penghembus) dan kompressortidaklah mempunyai arti yang tepat. Misalnya pompa
angin (air pump) dan pompa vakum (vacuum pump) adalah mesin-msin untuk memampatkan
gas. Namun demikian, pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair, sedangkan kipas,
blower atau kompressor berfungsi untuk menambahkan energi pada gas. Kipas membuang
gas (biasanya udara) dalam volume besar ke ruang terbuka atau talang besar, biasanya berupa
mesin putar kecepatan rendah dan tekanan yang dibangkitkannya hanyalah beberapa inchi air
saja.
Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung pabrik yang
membuatnya. Pompa dapat digolongkan m enjadi 2 golongan :
1. Positive Displacement Pump (PDP)
a. Reciprocating pump
b. Rotary pump
2. Variable Head Capacity Pump (VHCP)
a. Pompa sentrifugal
b. Pompa turbin
Perbedaan kedua golongan pompa itu antara lain :
1. Pada VHCP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya putaran kipas
2. Pada PDP, kapasitas dan head terbentuk karena adanya gerakan perpindahan
3. Pada PDP, tidak memerlukan priming, sedangkan pada VHCP sangat diperlukan priming.
Priming
Priming atau pemula (pemancing) adalah cara yang dilakukan di pompa VHCP agar
dapat terjadi aliran. Cara-cara priming :
1. Dengan jalan pengisian : secara langsung atau secara tak langsung
2. Dengan cara vakum : pengaliran berlangsung karena adanya vakum. Keadaan vakum ini
diciptakan dengan melakukan penyedotan atau menggunakan jet ejektor.
Head
Head merupakan besaran energi yang terdapat di dalam persamaan neraca energi dari
sistem aliran fluida, yaitu persamaan Bernoulli. Satuan dari setiap head adalah energi per
satuan berat fluida, misalnya ft-lb/lb atau cm-gr/gr. Secara umum satuan yang biasa dipakai
adalah satuan panjang dari kolom fluida, ft atau cm.
Di dalam sistem aliran fluida terdapat dua macam head, yaitu :
1. Static Head : energi yang diakibatkan adanya perbedaan tinggi antara permukaan liquid
dengan pusat pompa (Z). Berdasarkan perbedaan dengan posisi pompa, maka static head
dibedakan atas : static head dan static discharge head.
2. Dynamic Head ; terdiri dari :
- Tekanan pada discharge yang diinginkan
- Velocity discharge yang diinginkan
- Hf pada sistem (friksi)
Dynamic Head adalah energi yang diakibatkan oleh adanya sifat air fluida, seperti
velocity head, pressure head, dan friction head (energi yang diakibatkan oleh adanya
kecepatan air fluida atau tekanan fluida atau energi yang hilang karena adanya friksi dari
fluida).
Net Positive Suction Head (NPSH)
Definisi dari NPSH adalah selisih tekanan pada pompa inlet dengan tekanan uap likuid,
yang dinyatakan dalam ft dari likuid. Ada dua harga NPSH yang dikenal, yaitu : NPSH
available (NPSHav) yaitu NPSH yang dibentuk karena sitem pengaliran fluida., dan NPSH
required (NPSHreq) yaiutu NPSH yang tentukan oleh pabrik pembuatnya.
Dimana :
PB = tekanan pada pompa inlet
PB, = tekana upa dari liquid
Harga NPSHav harus lebih besar dari NPSHreq. Bila hal ini terjadi kebalikannya, maka
akan terjadi pemutusan aliran ( aliran tidak ada ). Bila PB > PB, maka harga NPSHav positif.
Pada keadaan ini akan terjadi aliran. Bila PB > PB maka harga NPSHav akan negatif
sehingga cairan pada pompa casing akan menguap. Bila terjadi penguapan akan terjadi :
pemutusan aliran atau kerusakan pada bagian pompa. Besarnya PB dan PB tergantung dari
jenis dan rancangan pompa.
WHP dan BHP
WHP adalah likuid horse power, merupakan tenaga yang dibawa oleh fluida keluar dari
suatu pompa, yang satuanya HP (horse power). Sedangkan BHP (brake horse power) adalah
tenaga yang digunakan untuk mengerakan pompa, yang berasal dari steam atau power.
Kavitasi
Kavitasi adalah kondisi dari pompa dimana terjadi lokal pressure drop sehingga
ruangan pompa menjadi terisi oleh uap air. Kavitasi ini terjadi karena harga NPSH = 0. Hal
ini terjadi karena :
1. Static suction lift bertambah (Zb>>)
2. Fraksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pomnpa inlet (Hfs>>)
3. Menurunnya tekanan atau karena ketingggian (Pa>>)
4. Naiknya temperatur dari pompa likuid (Pv>>)
5. Terjadinya penurunan tekanan absolut dari sistem fluida itu sendiri, misalnya :
pemompaan dari vessel yang vakum.
Tanda-tanda kavitasi :
1. Adanya noise dan vibrasi dari pompa.
2. Terjadi penurunan kurva dari head capcity dan efisiensi sehingga karakteristik pompa
akan lebih rendah dari semula (yang akan merugikan operasi).
3. Terjadinya lobang-lobang pada impeller, karena adanya uap air.
4. Korosi terhadap logam pompa, yang akan merusak pompa tersebut.
A. Positive Displacement Pump ( PDP )
A.1.Reciprocating Pump
Reciprocating Pump adalah suatu jenis dari PDP yang menggunakan aksi displacement.
Pompa ini digunakan untuk :
a) Proses yang memerlukan head yang tinggi.
b) Kapasitas fluida yang rendah.
c) Liquid yang kental (viskos) dan slurries (seperti lumpur)
d) Liquid yang mudah menguap (high volatile)
Macam-macam tpe dari reciprocating pump antara lain adalah : pompa plugner dan
pompa diafragma. Material yang digunakan untuk konstruksi reciprocating pump adalah
material yang di standarisasi oleh SHI (Standard of the Hydraulic Institute), yaitu :
1. Bronze Fitted (BF)
2. Fully Bronze (FBF)
3. Acid Recisting (AR)
4. All Bronze (AB)
5. All Iron (AI)
6. Standard
Bagian-bagian dari reciprocating pump :
Silinder, ada dua macam, yaitu : liquid silinder dan steam silinder
Packing, yang materialnya terdiri dari : asbestos, grafit, karet, gabus, kulit, fiber atau
metalic ring (untuk tekanan tinggi)
Kerangan : disc valve, wing valve, ball valve
Air Chamber : berisi suatu medium elastis agar aliran menjadi smooth
Kapasitas dari reciprocating pump dibedakan atas kapasitas teoritis dan kapasitas aktual,
dimana kapasitas teoritis tersebut tergantung pada perpindahan dari likuid pistonnya.
Kapasitas teoristis pompa ini tidak pernah tercapai karena adanya slip, yang dapat disebabkan
oleh :
Tidak sempurnanya packing, kebocoran pada kerangan
Rusaknya kerangan sehingga tidak menutup sempurna pada saat piston bergerak
kembali.
1. POMPA TORAK
Pompa torak merupakan pompa yang banyak digunakan dalam kelompok pompa desak
gerak bolak-balik. Menurut cara kerjanya pompa torak dapat dikelompokkan dalam kerja
tunggal dan kerja ganda. Sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan, dapat
dikelompokkan dalam pompa torak sinder tunggal dan pompa torak silinder banyak.
a) Cara kerja
Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal, aliran cairan terjadi sebagai
berikut. Bila batang torak dan torak bergerak ke atas, zat cair akan terisap oleh katup isap di
sebelah bawah dan pada saat yang sama cairan yang ada disebelah atas torak akan
terkempakan ke luar. Jika torak bergerak ke bawah katup isap akan tertutup dan katup kempa
terbuka sehingga cairan tertekan ke atas torak melalui katup kempa. Dengan gerakan ini
maka akan terjadi kerja isap dan kerja kempa secara bergantian. Aliran cairan yang dihasilkan
terputus-putus.
Cara kerja pompa torak kerja ganda pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa
torak kerja tunggal, tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup isap dan dua
katup kempa yang masing-masing bekerja secara bergantian. Sehingga pada saat yang sama
terjadi kerja isap dan kerja kempa. Karena itu aliran zat cair menjadi relatif lebih teratur.
Untuk memperoleh kecepatan aliran zat cair yang lebih konstan dapat digunakan pompa torak
kerja ganda dengan silinder banyak.
b) Kegunaan
Pompa torak cocok digunakan untuk pekerjaan pemompaan dengan daya isap (suction
head) yang tinggi disamping itu pompa torak dapat digunakan untuk memompa udara dalam
kapasitas yang besar.
3. POMPA MEMBRAN
A. Cara kerja
Pada pompa ini, pembesaran dan pengecilan ruang dalam rumah pompa disebabkan
oleh membran yang kenyal. Seperti halnya pompa torak, pompa membran dapat digunakan
sebagai kerja tunggal dan kerja ganda, dan juga memberikan aliran cairan yang terputus-
putus.
B. Kegunaan
Pompa membran sering digunakan untuk memompa air kotor (pompa kepala kucing)
dan dapat digunakan untuk pompa bahan bakar.
Rotary Pump
Rotary Pump adalah suatu jenis dari PDP yang melakukan aksi rotasi. Fluida di trap
dalam suatu expanding chamber di dekat inlet, lalu digerakkan ke outlet dan ditekan ke luar
discharge line. Ciri dari pompa jenis ini adalah :
Tidak mempunyai check valve
Tidak terjadi kebocoran atau aliran balik
Cocok untuk fluida kental (minyak pelumas atau lilin)
Tekanan dischargenya sampai 3000 psia atau lebih.
Macam-macam tipe dari rotary pump :
1. Lobe Pump : seperti gear pump, tapi giginya lebih sedikit
2. Gear Pump : tipe external dan internal gear pump
3. Screw Pump : one screw dan double screw pump
4. Vane Pump : sliding vane and bucke vanet pump
Sliding vane : untuk liquid sedikit volatil, dan untuk operasi vakum
Bucket vane : untuk non-volatil, sebanyak 1500 gpm fluida pada 500 psia
e. Susunan seri dan paralel pompa : untuk keadaan tertentu sering digunakan
susunan seri dan paralel dari berbagai pompa. Pompa susunan seri digunakan
untuk memperoleh head yang tinggi, yaitu bila untuk sejumlah kenaikan head
tidak bisa dicapai oleh satu pompa saja. Kecepatan alirannya sama dengan pompa
tunggal. Pompa susunan paralel digunakan untuk memperoleh kapasitas yang
tinggi, yaitu apabila sejumlah kapasitas itu tidak bisa dicapai satu pompa saja,
tetapi head yang dihasilkan susunan paralel sama seperti pada pompa tunggal.
B.2.Turbine Pump
Turbine pump adalah salah satu jenis dari VHCP dengan menggunak aksi sentrifugal.
Pompa jenis ini digunakan untuk keperluan yang tidak terus menerus dan untuk flushing
(penyemprotan), misalnya pada pemadam kebakaran.
Kelebihan pompa turbin adalah baik digunakan untuk flushing dengan kapasitas operasi
sekitar 1 - 20 gpm. Sedangkan kekurangannya adalah tidak cocok untuk operasi yang terus-
menerus; cairan yang dipompakan harus jernih, karena kalau tidak jernih akan merusak
blade; cairan yang digunakan tidak boleh korosif; dan temperatur cairan tidak boleh > 350 oF.
(Tanjung, dkk., 2013)
Dokumen.tips
Upload Login /
Prosedur pencampuran yaitu garam dan lada dicampur terlebih dahulu denganmenggunakan
pelarut. Jenis pelarut yang digunakan ialah air. Air merupakan jenispelarut yang bersifat
netral yang memiliki pH = 7 (Kurniawan, 2011). Gambar 1. Proses Pencampuran garam
dan lada didalam air (Kurniawan, 2011)Tujuan pencampuran ini untuk
memperoleh suatu campuran yang bersifatlarutan, agar dapat diproses pada tahap
berikutnya.FiltrasiFiltrasi adalah operasi dimana campuran yang heterogen antara fluida
danpartikel-partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida
tetapimenahan partikel-partikel padatan. Hal yang paling utama dalam filtrasi
adalahmengalirkan fluida melalui media berpori. Filtrasi dapat terjadi karena adanya
gayadorong, misalnya ; gravitasi, tekanan dan gaya sentrifugal (Anonim, 2012c).
diberikan kepada bahan tersebut. Panas ini dapat diberikan melalui berbagai sumber,seperti
kayu api, minyak dan gas, arang baru ataupun tenaga surya (Hasibuan, 2009).
Pengeringan juga dapat berlangsung dengan cara lain yaitu
denganmemecahkan ikatan molekul-molekul air yang terdapat di dalam bahan.
Apabilaikatan molekul-molekul air yang terdiri dari unsur dasar oksigen dan
hidrogendipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar dari bahan. Akibatnya bahan
tersebutakan kehilangan air yang dikandungnya (Hasibuan, 2009).Setelah hasil evaporasi
diperoleh larutan garam y