Anda di halaman 1dari 35

FENOMENA PERPINDAHAN

Dr. Ir. Muhammad Faizal, DEA


Prodi Magister (S2) Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Palembang
BAB I

VISKOSITAS DAN MEKANISME


TRANPORT MOMENTUM
Pendahuluan
Industri proses UNIT OPERASI

Karakter bahan Transfer


baku momentum
BAHAN BAKU

PRODUK
Perubahan/
Reaksi Transfer
energi

Separasi
Transfer
massa
Pendahuluan
Variabel fundamental
 Tekanan : gaya per satuan luas (tegak lurus)
 Konsentrasi : massa atau mol per satuan volume
 Temperatur : oC, oF, K
 Shear stress : gaya per satuan luas (sejajar)

DP : konvektif
DC : difusif massa
DT : difusif energi Gaya-gaya antar molekul
DU : difusif momentum

Rate = (gaya gerak) / (hambatan)


Perpindahan
momentum
BIDANG BERGERAK
Ux Ux

t1
t = t0

t=
FLUIDA t2 y
yx
t=

Ux = 0
BIDANG DIAM

(F / A )   yx  (U x / y) 0 x dan Ux

F/A adalah gaya per luas per satuan


 Laju (rate) = F
waktu
 Hambatan (Resistance y / A A adalah luas
= m adalah viskositas
 Gaya gerak (Driving force)= U x
Tanda (=) diperlukan sebab momentum berpindah dari kecepatan tinggi
ke rendah
FLUIDA

Fluida adalah sub-himpunan dari wujud benda, termasuk cairan,


gas, plasma dan padat. Fluida mempunyai karakter tidak menolak
terhadap perubahan bentuk dan berkemampuan untuk mengalir
(atau umumnya kemampuannya mengambil bentuk dari
tempatnya). Karakter ini disebabkan oleh suatu fungsi dari
ketidakmampuan mereka mengadakan gaya gesek "shear stress"
dalam keadaan kesetimbangan statik. Akibat dari karekter ini
adalah hukum Pascal yang menekankan pentingnya tekanan dalam
mengkarakterisasi bentuk fluida.
FLUIDA NEWTONIAN

Fluida Newtonian (istilah yang diperoleh dari nama Isaac


Newton) :
Merupakan suatu fluida yang memiliki kurva
tegangan/regangan yang linier.

Keunikan dari fluida newtonian adalah fluida ini akan terus


mengalir sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida.

Hal ini disebabkan karena viskositas dari suatu fluida


newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya yang bekerja
pada fluida. Viskositas dari suatu fluida newtonian hanya
bergantung pada temperatur dan tekanan.
1.1 Hukum Newton tentang viskositas
 Pada saat steady state, gaya dorong (F) yang terjadi di pelat bagian bawah
dan Fluk momentum x kearah y adalah sama dengan tegangan gesernya
yang ditulis sebagai τyx, berlakulah :
1.2 Non-Newtonian fluida

 Pada saat steady state, materi yang tergolong Reology


secara umum diekspresikan sebagai :
Dalam Non-newtonian fluida
menggunakan lima macam model yaitu

 Model Bingham

dvx
 yx    o dy  o  yx
 o

dvx
dy
 0  yx
 o
 Model Ostwald-de  Model Eyring
waele

dvx dvx   1 dvx 


 yx  A arcsin h B dy 
n 1
 yx
 m
dy dy

Model Ellis

dvx 
     yx 
x 1

 yx

dy  o 1
Model reiner Plilippoff

 
 
 
 
dvx  1 
   yx
dy    
  o oo

 x   yx  2 
 1   
   
  x 
Viskositas tergantung tekanan
dan temperatur
 Viskositas dari gas pada densitas rendah akan
semakin meningkat dan viskositas dari larutan
menurun dengan meningkatnya temperatur

 Nilai viskositas (µc) dapat dihitung dengan dua cara


yaitu :
 Jika nilai viskositas diketahui sebagai fungsi reduced
pressure dan temperature maka

 c
 /  r

 Jika datanya pada saat kritis P-V-T maka nilai µ c


menjadi
µc = 61,6 (MTc)1/2( c)-3/2
Teori viskositas gas pada
densitas rendah
 Kecepatan satu molekul gas ideal :

 Mean free path

 Dari profil kecepatan dan mean free path, diturunkan


 Viskositas gas juga dapat diperkirakan sebagai fungsi
dari parameter dan di Lennard-Jones potensial
Teori viskositas dari larutan

 Untuk menghitung nilai viskositas dari larutan kita menggunakan


rumus :

 Energi penguapan pada titik didh norma dapat diperhitungkan dari


persamaan Trouton’s

U vap  H vap  R T b  9,4 R T b


 Dua persamaan digabung menghasilkan persamaan

µ=
DATA-DATA FLUIDA
DATA-DATA FLUIDA
DATA-DATA FLUIDA
CONTOH SOAL
CONTOH SOAL
VISKOSITAS GAS
CONTOH SOAL
BAB II
DITRIBUSI KECEPATAN DALAM
LAMINAR FLOW
 Kesetimbangan shell momentum dan
kecepatan dalam laminar flow

Dari gambar dibawah (a) laminar flow, dimana fluida


bergerak secara halus ke satu arah didalam pipa; (b)
Turbulent flow, dimana pola aliran fluidanya komplek
Aliran pada Falling film

Diagram sistematik dari percobaan falling f


menunjukkan efek akhir dari fluida yang mele
Laju alir fluida di Falling Film
berlaku

 Kecepatan maksimum pada saat x = 0 adalah

 Kecepatan rata rata () dari fluida dalam falling film


adalah :
 Massa rata-rata yang mengalir (w) didapatkan dari kecepatan
rata-rata atau integral dari distribusi kecepatan

 Ketebalan dari plat () didapat dari persamaan kecepatan rata-


rata atau laju perpindahan massa

 Gaya per unit area dalam arah x diatas permukaan unsur adalah +
dan pada x = . Komponen z dari gaya F di permukaan fluida padat
didapat dari integral shear stress permukaan fluida-solid yaitu
Aliran pada Circular Tube

 Gambar ; silinder shell dari fluid dimana z-


momentum dibuat kearah axial didalam tube
circular
Gambar: Distribusi Momentum fluk dan
distribusi kecepatan untuk fluida yang
mengalir kebawah didalam pipa circular
 Kecepatan maksimum max terjadi pada saat r = 0

 Kecepatan rata rata didapat dari total laju alir volumetric dibagi dengan
luas daerah

 Laju alir massa (w) adalah produk dari luas daerah, densitas dan
kecepatan rata rata

 Komponen Z untuk gaya Fz dari fluida adalah :


Aliran yang melewati
annulus
 Gambar disamping adalah laju alir fluida dalam annulus.
Distribusi flux-momentum dan distribusi kecepatan untuk
laju alir keraah atas didalam annulus silindris.
 Kecepatan maksimumnya adalah

 Kecepatan rata-ratanya adalah

 laju alir dari massa adalah

 Gaya exerted oleh fluida dalam permukaan padat didapat


dari penjumlahan gaya yang terjadi didalam dan diluar
silinder.
Aliran dari dua fluida yang
berdekatan
 Gambar aliran dari dua fluida diantara dua
pasang pelat horizontal dibawah pengaruh
tekanan.
 profil fluk momentum dan kecepatan adalah

 Kecepatan rata rata tiap layer adalah

Anda mungkin juga menyukai