Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER

NAMA : ONGGY ARIES SEKA

NIM : 94221001

MATA KULIAH : AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Ani Aryati, S.Ag. M.Pd.I


Dr. Drs. Antoni, M.H,I
Dr. Sayyid Habiburrahman, S.Pd.I., M.Pd.I
TAHUN AJARAN : 2022/2023

TANGGAL : 21 JANUARI 2022

PROGRAM PASCA SARJANA ( S2 ) FAKULTAS TEKHNIK , JURUSAN TEKHNIK KIMIA UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH PALEMBANG.

SOAL NO 3

3. Menurut Putusan Tarjih Muhammadiyah bahwa pagelaran Seni dan Budaya itu
hukumnya Mubah, apabila tidak mengakibatkan; fasad, dlarar, issyan, dan ba’id
anillah. Jelaskan apa maksudnya? (bobot 20%)
JAWAB

Fasad. Artinya: merusak, maksudnya mencipta dan menikmatinya berakibat merusak, baik
merusak orang yang menciptakannya maupun merusak orang lain maupun lingkungan:
meliputi akidah, ibadah, dan hubungan sosial.

Darar. Artinya: bahaya, maksudnya mencipta dan menikmatinya tidak menimbulkan bahaya
pada diri orang yang menciptakannya atau pada orang yang menikmatinya.

‘Isyan. Artinya: kedurhakaan, maksudnya mencipta dan menikmatinya tidak mendorong


kepada pelanggaran hukum agama atau kedurhakaan kepada Allah, orang tua, atau suami istri
bagi orang berkeluarga.

Ba’id ‘anillah. Artinya: jauh dari Allah, maksudnya tidak membuat jauh dari Allah atau
menghalangi pelaksanaan ibadah.

SOAL NO 4

1. Jelaskan! Apa saja yang menjadi faktor penyebab ada perbedaan faham agama antara
Muhammadiyah dan Nahdhotul Ulama? (bobot 20%)

JAWAB

Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah merupakan dua organisasi massa Islam terbesar di
Indonesia yang setidaknya meliputi 100 juta penduduk Indonesia. Konsekuensinya adalah
kiprah, sumbangsih, peran, serta dan tanggung jawab kedua ormas tersebut merupakan
partisipasi yang sangat nyata bagi Indonesia. Secara umum Nahdlatul Ulama dan
Muhammadiyah mempunyai beberapa perbedaan terutama dalam pengamalan ibadah yang
bersifat furuiyah (cabang-cabang) dalam syariat Islam seperti bacaan qunut, tahlil, dan
lainnya. Hal ini diakibatkan dari adanya distingsi perbedaan pengaruh pemikiran serta
orientasi kegamaan. Didalam muhmmadiyah wajib membaci qunut sedangkan pada Nu tidak
membaca qunut tidak apa-apa , di dalam muhmmadiyah tidak wajib menggelar acara tahlilan
pasca saudara meninggal di dalam nu menggelar tahlilan guna menghibur kuluarga yang di
tinggalkan.
SOAL NO 5

2. Surat Ali Imran (3) ayat 104 sebagai berikut:

Tulis kembali ayat tesebut beserta harokatnya dan jelaskan apa hubungan ayat tersebut
dengan pemikiran KH. Ahmad Dahlan? (bobot 20%)

JAWAB

Harokat surah al-imran ( 3 ) ayat 104

1. Idgham bighunnah karena huruf nun sukun bertemu huruf mim bertasydid. Dibaca masuk
dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.

2. Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf kaf. Cara membacanya samar dengan
dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi "ng".

3. Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf hamzah. Cara membacanya
dengan jelas.
4. Ghunnah sebab mim bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan
3 harakat.

5. Idgham bighunnah karena huruf ta berharakat dhamah tanwin bertemu huruf ya bertasydid.
Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.

6. Qalqalah sughra karena huruf qalqalah dal berharakat sukun dan posisinya di tengah
kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.

7. Mad asli atau mad thabi’i karena huruf 'ain berharakat dhamah bertemu wau sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2
harakat.

8. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf kha. Dibaca secara jelas.

9. Mad lin karena huruf ya sukun didahului oleh huruf kha berharakat fathah. Dibaca panjang
2 harakat.

10. Mad asli atau mad thabi’i karena huruf ra berharakat dhamah bertemu wau sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2
harakat.

11. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf mim. Dibaca secara jelas.

12. Mad asli atau mad thabi’i karena huruf ra berharakat dhamah bertemu wau sukun dan
setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2
harakat.

13. Idzhar sebab huruf nun sukun bertemu huruf  ha. Dibaca jelas tidak berdengung sama
sekali.

14. Mad lin karena huruf wau sukun didahului oleh huruf ha berharakat fathah. Dibaca
panjang 2 harakat.

15. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf mim. Dibaca secara jelas.

16. Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf kaf. Cara membacanya samar dengan
dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi "ng".

17. Mad wajib muttashil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Dibaca panjang 4 atau 5 harakat.

18. Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf mim. Dibaca secara jelas.

19. Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara
membacanya dengan dipanjangkan 2 sampai 6 harakat.

Pemaknaan K.H Ahmad Dahlan pada QS. Ali Imran 104 dititikberatkan tentang pentingnya
sebuah perkumpulan yang terorganisir dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar. Gerakan
yang terorganisir mampu menjangkau banyak aspek. Proses berpikir K.H Ahmad Dahlan
tentang “perkumpulan yang menyeru kepada yang ma’ruf dan menjauhi yang mungkar” dan
“masyarakat islam” bagaikan anak tangga. Ali Imran 104 adalah dasarnya
SOAL NO 6
3. Konsep pendidikan yang dibangun oleh KH. Ahmad Dahlan terinspirasi dari surat al-
Ma’un. Jelaskan bagaimana pengaruh teologi al-Ma’un terhadap konsep pendidikan
Muhammadiyah? (bobot 20%)
JAWAB

Pengaruh teologi al-Ma’un terhadap konsep pendidikan Muhammadiyah : Dilandasi oleh


semangat al-MaÂ’un, Muhammadiyah mengaktualisasikan doktrin-doktrin agama itu
dalam gerakan kongkrit. Doktrin-doktrin itu lebih dikenal dengan teologi al-MaÂ’un atau
teologi keberpihakan. Penelitian ini bertujuan untuk:
1). Mendeskripsikan konsep teologi al-MaÂ’un dalam pendidikan Muhammadiyah
2). Mengkritisi implementasi teologi al-MaÂ’un dari waktu ke waktu yang dinilai
mengalami
penyimpangan, terlebih karena pengaruh globalisasi tersebut.
Akhir dari Penelitian ini menemukan kesimpulan bahwa sebagai sebuah konsep,
teologi al-MaÂ’un memang cukup ideal karena bukan hanya diterapkan pada awal-awal
kelahiran Muhammadiyah, namun juga tertuang dalam dokumen-dokumen penting
Muhammadiyah seperti hasil Munas maupun Muktamar. Namun dalam implementasinya
ia mengalami pembelokan-pembelokan atas pengaruh globalisasi. Dalam perkembangan
terkini diharapkan al-MaÂ’un dapat menjadi alternatif counter hegemony atas
menggejalanya kapitalisasi pendidikan. Atas kenyataan di atas, maka revitalisasi teologi
al-MaÂ’un dalam pendidikan Muhammadiyah menjadi sebuah agenda besar. Gagasan ini
adalah sebuah ikhtiar mencari alteranatif pengentasan kemiskinan dan mewujudkan hak
dasar manusia atas pendidikan.
SOAL NO 7

4. Secara umum, menyebutkan bahwa Sumber Hukum Islam yaitu al-Qur’an, as-
Sunnah, Ijmak dan Qiyas. Sedang menurut Manhaj Tarjih Muhammadiyah adalah al-
Qur’an, as-Sunnah, dan Ijtihad. Jelaskan! Pemahaman saudara tentang kedua
pandangan tersebut? (bobot 20%)

JAWAB

Empat sumber hukum Islam beserta kedudukannya:


 Al-Quran
Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam
hukum Islam, Al-quran merupakan sumber utama. Karena Alquran dijamin
keontentikannya dan juga terhindar dari intervensi tangan manusia. Meski merupakan
sumber hukum utama, Abdullah Ahmad An-Naim dalam buku Dekonstruksi Syariah
menyebut bahwa Alquran bukanlah kitab hukum maupun kitab kumpulan hukum.
 Hadist
Menurut Al-Ghouri dalam Mu’jam al-Mushthalahat al-Haditsah, hadist adalah segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW dari perkataan, perbuatan, taqrir
(keputusan), atau sifat. Dalam agama Islam, hadist merupakan sumber hukum setelah
Alquran.
 Ijma
Secara bahasa, ijma adalah memutuskan dan menyepakati sesuatu. Ijma dapat
dipahami sebagai sebuah kesepakatan ulama mengenai suatu perkara bila tidak
terdapat penjelasan yang spesifik dalam Alquran dan Hadist.
 Qiyas
Qiyas merupakan perluasan dari hukum yang ada. Qiyas adalah salah satu metode
untuk menentukan hukum sesuatu yang baru dan belum dikenal sebelumnya, dengan
cara mencari padanannya dengan hal yang sebelumnya diketahui dan sudah diatur
dalam Alquran dan Hadits.

Pengertian Ijtihad Menurut Manhaj Tarjih Muhammadiyah


 Kata ijtihad berasal dari kata “al-jahd” atau “al-juhd”, yang memiliki arti “al-
masyoqot” (kesulitan atau kesusahan) dan “athoqot” (kesanggupan dan kemampuan)
atas dasar pada firman Allah Swt dalam QS. Yunus ayat 9 yang artinya: ..”dan
(mencela) orang yang tidak memperoleh (sesuatu untuk disedekahkan) selain
kesanggupan”. Pengertian ijtihad sendiri dapat dilihat dari dua sisi, yakni pengertian
ijtihad secara etimologi dan pengertian ijtihad secara terminologi. Pengertian ijtihad
secara etimologi memiliki pengertian: “pengerahan segala kemampuan untuk
mengerjakan sesuatu yang sulit”. Sedangkan pengertian ijtihad secara terminologi
adalah penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu yang terdekat pada
kitabullah (syara) dan sunnah rasul atau yang lainnya untuk memperoleh nash yang
ma’qu; agar maksud dan tujuan umum dari hikmah syariah yang terkenal dengan
maslahat. Kemudian Imam al-Amidi menjelaskan pengertian ijtihad yaitu
mencurahkan semua kemampuan untuk mencari hukum syara yang bersifat dhanni,
sampai merasa dirinya tidak mampu untuk mencari tambahan kemampuannya itu.
Sedangkan menurut mayoritas ulama ushul fiqh, pengertian ijtihad adalah pencurahan
segenap kesanggupan (secara maksimal) seorang ahli fikih untuk mendapatkan
pengertian tingkat dhanni terhadap hukum syariat.

Anda mungkin juga menyukai