3. Fermentasi Aerob
Fermentasi aerob dimulai dengan mengalirkan oksigen steril ke dalam fermentor. Pada
fermentasi ini produksi asam propionate semakin terhambat dengan adanya oksigen dan
suasana netral. Didalam sel, 5,6 denzimidazolobalamida (DBC) akan tersintesis menjadi
koenzim B. Koenzim B ini dikenal sebagai vitamin B12, namun masih perlu dilakukan
pemurnian.
Biomassa dipisahkan dengan cara disentrifugasi untuk mendapatkan konsentrat massa sel,
yang kemudian dikeringkan dengan pemanasan pada suhu 80-120C selama 30 menit dan
dengan pH 6,5-8,5. Alternatif lain yaitu seluruh isi fermentor yang telah terkonsentrasi
dikeringkan dengan spray dryer. Sel akan lisis dengan memanaskan sentrifugasi yang berisi
massa sel pada larutan air, atau dengan metode lain untuk mendapatkan kobalamin.
Kobalamin dikonversi menjadi vitamin B12 atau sianokobalamin dengan penambahan kalium
sianida.
Pemurnian dilakukan melalui penyerapan dengan zink klorida, penjernihan atau penyaringan
dengan diendapkan oleh penambahan tanin atau kresol untuk memberikan produk kemurnian
80%, yang cocok untuk digunakan sebagai aditif maknan ternak. Kemudian ditambahkan
dengan larutan sianida untuk memisahkan DBC dan ppropionivitamin B12. Akibatnya
cyanocobalamine (Vit B12) dilepaskan bebas dalam larutan.
Sianokobalamin dalam cairan dipisahkan dengan menggunakan kromatografi kolom adsorpsi
dengan resin IRC-50. Sianokobalamin yang teradsorbsi kemudian dielusi keluar dari kolom
dengan menggunakan pelarut fenolik. Fraksi pelarut diuapkan dengan cara evaporasi. Sebagai
hasil didapat kristal sianokobalamin.