MODUL PRAKTIKUM
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I
Di Susun Oleh:
Kata Pengantar
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Puji serta syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang elah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga modul praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia I ini dapat tersusun. Modul praktikum ini berisi konsep dan panduan praktikum
untuk aplikasi mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia yang diperuntukkan bagi
mahasiswa program studi D III Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung.
Semoga dengan adanya modul praktikum ini dapat membantu proses belajar
mengajar khususnya kegiatan praktikum mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia I
dengan lebih baik lagi.
Penulis
Mahasiswa juga harus segera lapor kepada penanggung jawab praktikum untuk
merencanakan praktikum pengganti.
IDENTITAS MAHASISWA
NAMA : ............
NIM : .
SEMESTER : .
KELAS : ..............
BAB I
PENDAHULUAN
D. Strategi Perkuliahan
Pendekatan perkuliahan ini adalah pendekatan Student Center Learning.
Dimana Mahasiswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode yang
digunakan lebih banyak menggunakan metode ISS (Interactive skill station) dan
Problem base learning. Interactive skill station diharapkan mahasiswa belajar
mencari materi secara mandiri menggunakan berbagai sumber kepustakaan seperti
internet, expert dan lainlain, yang nantinya akan didiskusikan dalam kelompok yang
telah ditentukan. Sedangkan untuk beberapa pertemuan dosen akan memberikan
kuliah singkat diawal untuk memberikan kerangka pikir dalam diskusi. Untuk
materi-materi yang memerlukan keterampilan, metode yang yang akan dilakukan
adalah simulasi dan demonstrasi di laboratorium
E. Bahan Bacaan
Buku/Bacaan Wajib (BW)
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta. EGC
Buku/bacaan anjuran (BA)
PERSONAL HIGYENE
B. Dasar Teori
I. Memandikan pasien
Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada
pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan,
dengan cara membersihkan pasien dengan air dan sabun.
Tujuan :
a. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
b. Memberikan rasa nyaman
c. Merangsang peredaran darah
d. Sebagai pengobatan
e. Mencagah infeksi kulit
f. Mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan.
Dilakukan pada:
Pada pasien baru, terutama bila kotor sekali dan keadaan umumnya
memungkinkan.
Pada pasien yang dirawat, sekurang-kurangnya dua kali sehari
dengan kondisinya.
Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala
meliputi sebagai berikut:
Pola kebersihan diri klien normal
Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat
Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri
Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.
Memandikan pasien
1. Baskom mandi 2 buah yang berisikan air dingin dan air hangat
2. Pakaian pengganti
3. Kain penutup
4. Handuk dan waslap
5. Tempat untuk pakaian kotor
6. Skrin (sampiran)
7. Sabun
Mengeramasi pasien
1. Handuk 2 buah
2. Talang
3. Kain pel
4. Baskom berisi air hangat
5. Gayung
6. Shampoo dalam tempatnya
7. Sisir
8. Kain kassa dan kapas
9. Ember kosong
10. Sarung tangan bersih
11. Celemek untuk petugas
Oral Higyene
1. Tissue
2. Gelas kumur berisi air matang hangat
3. Sikat gigi dan pastanya
4. Sarung tangan bersih
5. Bengkok
6. Perlak dan alasnya/handuk kecil
Menggunting Kuku
1. Pengalas atau perlak
2. Gunting kuku
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 10
Modul Praktikum KDM I 2015
3. Handuk
4. Bengkok berisi lisol 5%
5. Baskom berisi air hangat (37-40c)
6. Sabun
7. Sikat kuku
8. Sarung tangan bersih
9. Kapas
D. Petunjuk Umum
4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau
kurang dimengerti
E. Keselamatan Kerja
2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah
dijangkau
F. Langkah Kerja
3 Informed consent:
Menjelaskan tujuan tindakan yang
dilakukan
8 Membasuh Muka
Membentangkan perlak kecil dan
handuk kecil di bawah kepala
Menawarkan pasien
menggunakan sabun atau tidak
Membersihkan muka, telinga
dengan waslap lembab lali di
keringkan
Menggulung perlak dan handuk
9 Membasuh Lengan
Menurunkan selimut mandi
kebagian perut klien
Memasang handuk besar diatas
dada klien secara melintang dan
kedua tangan klien diletakkan
diatas handuk
Membasahi tangan klien dengan
waslap air bersih, disabun,
kemudian dibilas dengan air hangat
(lakukan mulai dari ekstremitas
terjauh klien)
11 Membasuh Punggung
Memiringkan pasien kearah
perawat
Membentangkan handuk di
belakang punggung hingga bokong
12 Membasuh Kaki
Mengeluarkan kaki pasien dari
selimut mandi dengan benar
Membentangkan handuk dibawah
kaki tersebut, menekuk lutut
Membasahi kaki mulai dari
pergelangan sampai pangkal
paha, disabun, dibilas dengan air
bersih, kemudian dikeringkan
Melakukan tindakan yang sama
untuk kaki yang lain
17 Mencuci tangan
MENGKERAMASI PASIEN
22 Membereskan alat
23 Mengevaluasi hasil tindakan : menanyakan
respon pasien
ORAL HIGYENE
9 Menyiapkan bengkok
15 Mengeringkan bibir
menggunakan tissue
17 Membereskan alat
21 Mendokumentasikan kegiatan
yang telah dilakukan
Key Point :
Catat waktu, tindakan yang
dilakukan, tanda tangan
MENGGUNTING KUKU
15 Membereskan alat
G. Evaluasi Praktikum
B. Dasar Teori
D. Petunjuk Umum
4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang
dimengerti
E. Keselamatan Kerja
2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah
dijangkau
F. Langkah Kerja
G. Evaluasi Praktikum
PENCEGAHAN INFEKSI
b. Dasar Teori
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. APD adalah seperangkat alat yang digunakan
oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
Syarat-syarat :
Enak dipakai.
Tidak mengganggu kerja.
Memberikan perlindungan efektif sesuai dengan jenis bahaya di
tempat kerja.
Kelemahan APD :
1. Kemampuan perlindungan yang kurang sempurna:
a. Tidak tepat
b. Salah cara penggunaan
c. Kualitas APD
2. Sering APD tidak dipakai karena kurang nyaman.
3. Mengganggu penampilan
2 Masker
3 Topi
4 Barack Short
6 Sepatu
MENCUCI TANGAN
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara
bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
kemudian dibilas dibawah aliran air.
Mencuci Tangan
2. Sabun
3. Alat pengering
d. Petunjuk Umum
4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang
dimengerti
e. Keselamatan Kerja
2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah
dijangkau
f. Langkah Kerja
Mencuci tangan
g. Evaluasi Praktikum
PEMBERIAN OKSIGEN
B. DASAR TEORI
Pengertian
Indikasi
1. Gagal nafas
6. Trauma paru
Paru-paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan
mengalami gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi
7. Metabolisme yang meningkat : luka bakar
Pada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat
sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme.
8. Post operasi
Setelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari obat
bius akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sel tidak
mendapat asupan oksigen yang cukup.
D. PETUNJUK UMUM
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan
3. Ikuti petunjuk yang terdapat dalam modul praktikum
4. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti atau
dipahami
E. KESELAMATAN KERJA
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan
2. Susun dan letakan peralatan atu bahan pada tempat yang mudah dijangkau
F. LANGKAH KERJA
G. EVALUASI PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
2. Mahasiswa mampu melakukan therapi oksigen dengan menggunakan nasal
kanul
LANGKAH KERJA
Therapi oksigen menggunakan masker
Evaluasi praktikum
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
2. Mahasiswa mampu melakukan therapi oksigen dengan menggunakan masker
POSTURAL DRAINASE
B. DASAR TEORI
Pengertian
Postural darinase (PD) merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari
paru dengan mempergunakan gaya berat dan sekret itu sendiri. Postural
Drainase (PD) dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam
saluran nafas tetapi mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi
ateletaksis.Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak postural
drainase lebih efektif bila disertai dengan perkusi dan vibrasi dada.
Kontraindikasi
Tension pneumotoraks
Hemoptisis
Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark
miokard akutrd infark dan aritmia.
Edema paru
Efusi pleura yang luas
D. PETUNJUK UMUM
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan
Ikuti petunjuk yang terdapat dalam modul praktikum
Tanyakan pada doen bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti atau
dipahami
E. KESELAMATAN KERJA
Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan
Susun dan letakan peralatan atu bahan pada tempat yang mudah
dijangkau
Pakailah bahan, peralatan dan perlengkapan sesuai dengan fungsinya
Perhatikan setiap postural drainase
F. LANGKAH KERJA
5 Atur posisi :
Semi-fowler bersandar ke
kanan, ke kiri lalu kedepan
apabila daerah yang akan di
drainase pada lobus atas
bronkus apikal
Tegak dengan sudut 45
Vibrasi
Suction
G. EVALUASI PRAKTIKUM
Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
Mahasiswa mampu melakukan postural draimase
Leher
Menyentuh dagu ke sternum
Ekstensi leher dengan dagu mengarah ke atas
Menekuk leher secara lateral
Rotasi leher dengan telinga mengarah ke dada
Fleksi 70 90
Hiperekstensi 55
Penekukan lateral 35
Rotasi 70 ke kiri dan ke kanan.
Tulang Belakang Menekuk ke depan pada pinggang
Menekuk ke belakang
Menekuk ke tiap sisi Fleksi 75
Ekstensi 30
Penekukan lateral 35
Fleksi 180
Ekstensi 60
Siku Ekstensi lengan bawah ke batas terjauh normal
Fleksi lengan bawah ke arah bisep
Hiperekstensi lengan di luar batas normalnya
Supinasi lengan bawah
Pronasi lengan bawah Ekstensi 150
Fleksi 150
Hiperekstensi 0o 10
Supinasi 90
Pronasi 90
Pergelangan
Tangan Fleksi pergelangan ke arah lengan bawah
Fleksi pergelangan ke arah belakang
Oposisi setiap jari mampu menyentu ibu jari Fleksi 80- 100 (bervariasi
tergantung pada sendinya)
Ekstensi 0 45
Abduksi antara jari-jari 20
Abduksi (jari-jari bersentuhan)
Meliputi abduksi, rotasi dan fleksi.
Panggul Naikkan tungkai dengan lutut lurus
Naikkan tungkai dengan lutut fleksi
Berbaring tengkurap, ekstensikan tungkai lurus ke belakang
Abduksi sebagian tungkai yang fleksi ke arah luar
adduksi sebagian tungkai yang fleksi ke arah dalam
Fleksi lutut dan ayunkan kaki menjauhi garis tengah
Fleksi lutut dan ayun kaki ke arah garis tengah Fleksi 90
Fleksi 110 120
Ekstensi 30
Abduksi 45 50
Adduksi 20 30
Rotasi internal 35- 40
Rotasi eksternal 45
Lutut Fleksi lutut dengan betis menyentuh paha
Ekstensikan lutut di luar batas normal ekstensinya
Putar lutut dan tungkai bawah ke arah garis tengah Fleksi 130
Hiperekstensi 15
Rotasi internal 10
Tumit Dorsifleksikan kaki dengan ibu jari mengarah ke kepala
Plantar kaki fleksi dengan ibu jari mengarah ke bawah
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 78
Modul Praktikum KDM I 2015
Konsep fisiologis.
1. Bioritme manusia:
bioritme manusia adalah, siklus fungsi tubuh alami, yang tidak diaktifkan oleh
perubahan lingkungan, tetapi bersipat endogen, timbul dari dalam tubuh manusia
sendiri dan sinkron dengan lingkungan manusia seperti :
a. gravitasi
b. cahaya.
c. Kegelapan.
d. Rangsangan elektromagnetik.
Dalam kehidupan sehari hari tiap individu memiliki pola/irama yang berbeda
satu dengan yang lainnya.seperti :
a. kerja.
b. Rekreasi.
c. Istirahat.
d. Makan dsb.
2. Kapasitas fungsional.
Kottke (2006) mengemukakan konsep kapasitas fungsional, potensial maksimal
fisiologis dan cadangan potensial untuk memahami dampak negatif pada klien
dengan imobilitas.
Kapasitas fungsional :
Adalah angka metabolisme maksimal pada individu yang sama, yang mampu
dicapai sesudah melakukan latihan fisik yang terencana.
Cadangan potensial :
setelah latihan
exercise
Keterangan :
A: kapasitas fungsional
B : cadangan potensial
Tingkat permulaan
Sakit/cedera
Setelah istirahat
Keterangan :
A : kapasitas fungsional
B : cadangan potensial
A. PENGERTIAN
1. Mobilisasi adalah suatu kemampuan untuk bergerak dengan bebas, mudah dan
berirama sesuai dengan.lingkungan.
2. Manusia bergerak untuk memperoleh makanan dan air, untuk melindungi diri
dari trauma dan bahaya, dan untuk memenuhi kebutuhan dasr yang lain.
3. Mobilisasi penting untuk kemandirian seseorang.
4. Kesehatan dan aktivitas fisik sering diartikan dengan kemampuan seseorang
untuk bergerak.
Faktor faktor yang mempengaruhi mobilisasi :
2. ketidakmampuan :
a. primer.
b. Sekunder.
3. tingkat energi seseorang : setiap orang tingkat energinya berbeda.
4. umur : semakin bertambah usia maka aktifitas yang dilakukan akam mengalami
kemunduran/terbatas.
Respon fsiologi terhadap immobilisasi.
Sistem muskuloskeletal
1. 20 % kekuatan otot dapat hilang setelah satu minggu bedrest dan 20 % setiap
minggu selanjutnya.
2. demineralisai tulang terjadi pada hari kedua/ketiga imobilisasi kehilangan kalsium
dari tulang dapat diukur setelah dua minggu bedrest.
3. osteoporosis adalah akibat dari kehilangan daya tahan berat tubuh, penurunan
aktifitas otot dan endokrin serta gangguan metabolisme.
4. fibrosis : penambahan jaringan serat konektif.
5. ankilosis : fiksasi srtuktur persendian karena sendi tidak bergerak secara
normal.
.
Perubahan metabolisme dan sekresi endokrin
a. perubahan metabolisme jaringan.
b. Atrofi jaringan dan katabolisme protein.
c. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
d. Demineralisasi tulang.
e. Gangguan pertukaran nutrisi.
f. Gangguan gastrointestinal.
Perubahab respiratorius
a. Penurunan kapasitas vital.
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 83
Modul Praktikum KDM I 2015
Perubahan muskuloskeletal
a. penurunan kekuatan otot.
b. Penurunan masa otot.
c. Atrofi.
d. Koordinasi yang memburuk.
e. Osteoporosis.
f. Ankilosis dan fibrosis pada persendian.
Masalah psikososial
a. depresi.
b. Perubahan siklus bangun tidur.
c. Penurunan kemampuan penanganan masalah
Perubahan metabolisme jaringan
Immobilitas kebutuhan O2 sel menurun metabolisme sel
menurun
meningkat
Exercise
Pengkajian
Pengukuran antrophometri.
a. tinggi badan dan berat badan.
b. Lingkar lengan.
c. Tebal otot.
sistem pernapasan.
sistem kardiovaskuler
sistem muskuloskeletal.
a. tonus otot.
b. Pengurangan masa otot
c. Kontraktur.
d. Osteoporosis.
PENGERTIAN
Patofisiologi nyeri akut.
Aspek lain dari respon trauma akut adalah pengaruhnya pada organ target utama
meliputi sistem kardiovaskuler, paru paru dan sistem syaraf pusat, hubungan
antara kerusakan fungsi organ target dengan meningktanya morbidity pasca bedah
telah diteliti.
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 87
Modul Praktikum KDM I 2015
disalurkan secara lambat oleh serat C yang tidak bermielin menghasilkan nyeri terus
menerus, lama, sensasi panas, dingin, zatzat kimia dan mekanis. Tidak seperti
banyak nociceptor yang lain yang menjadi kurang responsive terhadap pengulangan
rangsangan, maka polymodal reseptor nyeri menjadi lebih responsive terhadap
pengulangan rangsangan. Serat nyeri dari perifer masuk ke spinal cord melalui akar
saraf dorsal naik dan turun melalui traktus Lissauers dan berakhir dimasa kelabu
tanduk dorsal.dari tanduk dorsal rangsangan bergerak dari serat saraf pendek ke
serat saraf yang lebih panjang melintas kejalan anterolateral spinothalmik (
merupakan traktus utama pada sistem saraf pusat yang menghantarkan nyeri).
Teori nyeri
1. Teori specificity :
Teori yang mengatakan bahwa ujung saraf spesifik berkorelasi dengan sensasi
yang spesifik : seperti sentuhan, hangat, dingin, dan nyeri. Sensasi nyeri
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 90
Modul Praktikum KDM I 2015
PENGKAJIAN NYERI
1. Indikator perilaku.
a. tangisan.
b. Ekspresi wajah.
c. Gerakan tubuh.
2. Indikator fisiologis.
a. tekanan darah.
b. Nadi.
c. pernapasan
3. Pada sistem pernapasan.
a. Menurunnya volume tidal.
b. Menurunnya fungsi kafasitas residual.
c. Menurunnya kemampuan untuk batuk.
d. Tetahannya sputum di paru paru.
e. Terjadi infeksi.
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 91
Modul Praktikum KDM I 2015
f. Atelektasis.
g. Menurunnya PO2 dan meningkatnya PCO2.
4. sistem kardiovaskuler.
a. Tackhycardia.
b. Hypertensi.
c. Meningkatnya pekerjaan jantung.
d. Meningkatannya hambatan pada pembuluh darah perifer.
e. Meningkatnya konsumsi O2.
8. Sistem saraf pusat : menimbulkan rasa cemas dan tidak dapat tidur.
1. Definisi
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas
dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare, 2002).
Menurut National Safety Council (2004), bahwa teknik relaksasi nafas dalam
saat ini masih menjadi metode relaksasi yang termudah. Metode ini mudah dilakukan
karena pernafasan itu sendiri merupakan tindakan yang dapat dilakukan secara
normal tanpa perlu berfikir atau merasa ragu.
Sementara Smeltzer dan Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan dari teknik
relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara
pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk mengurangi
stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan
menurunkan kecemasan. Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan oleh klien setelah
melakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah dapat menghilangkan nyeri,
ketenteraman hati, dan berkurangnya rasa cemas.
1. Definisi
Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap
nyeri (Prasetyo, 2010).
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 94
Modul Praktikum KDM I 2015
b. Distraksi pendengaran
Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercik air. Klien
dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik yang tenang, seperti
musik klasik. Klien diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien
juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu, seperti
bergoyang, mengetukkan jari atau kaki (Tamsuri, 2007).
c. Distraksi pernafasan
Cara pertama, yaitu bernafas ritmik. Anjurkan klien untuk memandang fokus
pada satu objek atau memejamkan mata, lalu lakukan inhalasi perlahan melalui
hidung dengan hitungan satu sampai empat (dalam hati), kemudian
menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu
sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi
pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan teknik ini
hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Cara kedua, yaitu bernafas ritmik dan
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 95
Modul Praktikum KDM I 2015
massase, instruksikan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat
yang bersamaan.
1. Definisi
Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan untuk mengurangi
stress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai. Imajinasi terbimbing atau
imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran saat sadar
maupun tidak sadar untuk menciptakan bayangan gambar yang membawa
ketenangan dan keheningan (National Safety Council, 2004).
2. Manfaat Imajinasi Terbimbing
Imajinasi terbimbing merupakan salah satu jenis dari teknik relaksasi sehingga
manfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik relaksasi
yang lain. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan
membantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan
asma (Holistic-online, 2006).
Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi
pada kesan tersebut, sehingga secara bertahap mampu mengurangi ketegangan dan
nyeri (Potter dan Perry, 2006).
3. Dasar Imajinasi Terbimbing
1) Analgesik Narkotik
Opiate merupakan obat yang paling umum digunakan untuk mengatasi nyeri pada
klien, untuk nyeri sedang hingga nyeri berat.
2) Analgesik lokal
Analgesik lokal bekerja dengan memblokade konduksi saraf saat diberikan langsung
ke serabut saraf.
3) Analgesik yang dikontrol klien
Sistem analgesik yang dikontrol klien terdiri dari infus yang di isi narkotik menurut
resep, dipasang dengan pengatur pada lubang injeksi intravena. Penggunaan narkotik
yang dikendalikan klien dipakai pada klien dengan nyeri pasca bedah, nyeri kanker,
krisis sel.
4) Obat-Obat Nonsteroid (NSAIDs)
Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini menghambat agregasi platelet,
kontraindikasi meliputi klien dengan gangguan koagulasi atau klien dengan terapi
antikoagulan. Contohnya : Ibuprofen, Naproksen, Indometasin, Tolmetin, Piroxicam,
serta Ketorolac (Toradol). Selain itu terdapat pula golongan NSAIDs yang lain
b) Asam Mefenamat
Farmakodinamik :
Asam mefenamat merupakan asam fenilantranilat yang mengalami N-subtitusi.
Senyawa fenamat mempunyai sifat anti-radang, anti-piretik dan analgesik. Pada uji
analgesia, asam mefenamat merupakan satu-satunya fenamat yang menunjukkan
kerja pusat dan kerja perifer. Senyawa fenamat memiliki sifat-sifat tersebut terutama
karena kemampuannya menghambat siklooksigenase. Selain itu senyawa fenamat
juga mengantagonis efek prostaglandin tertentu (Goodman dan Gilman, 2008).
Farmakokinetik :
Konsentrasi puncak dalam plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam setelah pemberian
oral dalam dosis tunggal. Pada manusia, sekitar 50% dosis asam mefenamat
diekskresi dalam urin, terutama sebagai matabolit 3-hidroksimetil terkonjugasi dan
metabolit 3-karboksil serta konjugatnya. Dua puluh persen obat ini ditemukan dalam
feses, terutama sebagai metabolit 3-karboksil yang tidak terkonjugasi (Goodman dan
Gilman, 2008).
Sedangkan Setiabudy (2007) menyatakan bahwa asam mefenamat terikat sangat
kuat pada protein plasma. Dengan demikian interkasi terhadap obat antikoagulan
harus dihentikan.
c) Piroksikam
Farmakodinamik :
Piroksikam merupakan suatu obat anti radang yang efektif, potensinya sebagai
inhibitor biosintesis prostaglandin in viro. Piroksikam dapat menghambat aktivasi
neurofil yang tidak tergantung pada kemampuannya untuk menghambat
siklooksigenase (Goodman dan Gilman, 2008). Selain itu piroksikam juga sebagai
penghambat COX nonselektif, tetapi pada konsentrasi tinggi juga dapat menghambat
migrasi leukosit polimorfonuklear, mengurangi produksi radikal oksigen dan
menghambat fungsi limfosit (Katzung, 2002).
Farmakokinetik :
d) Ibuprofen
Farmakodinamik :
Ibuprofen merupakan obat turunan sederhana dari phenylpropionic acid. Obat ini
mempunyai aktivitas anti-radang, analgesik, anti-piretik yang bermanfaat bagi
menusia. Ibuprofen merupakan inhibitor siklooksigenase yang efektif. Ibuprofen
mempunyai efek penghambatan yang nyata terhadap fungsi leukosit (Goodman dan
Gilman, 2008).
Farmakokinetik :
Ibuprofen diabsorpsi dengan cepat setelah pemberial oral, dan konsentrasi puncak
dalam plasma adalah 15 - 30 menit. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam.
Ekskresi ibuprofen cepat dan sempurna, lebih dari 90% dosis yang teringesti
diekskresikan melalui urin sebagai metabolit atau konjugatnya. Metabolit utamanya
adalah suatu senyawa terhidroksilasi dan terkarboksilasi (Goodman dan Gilman,
2008). Sementara Katzung (2002) menyatakan bahwa ibuprofen lebih dari 99%
terikat dengan protein plasma, dengan mudah dibersihkan dan mempunyai waktu
paruh terminal lebih dari 1 - 2 jam. Ibuprofen dimetabolisme secara ekstensif di
dalam hati.
PEMERIKSAAN FISIK
B. Dasar Teori
masalah kesehatan/penyakit pasien saat ini. Informasi ini menjadi bagian dari
catatan/rekam medis (medical record) pasien, menjadi dasar data awal dari
sepanjang waktu.
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
Timbangan
Penlight
Snellan chart
Kapas
reflek hammer
spekulum hidung
spekulum telinga
tong spatel
hand scoon
garpu tala
jam tangan
alat tulis
D. Petunjuk Umum
4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang
dimengerti
E. Keselamatan Kerja
2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah dijangkau
F. Langkah Kerja
8 Kulit :
Inpeksi & palpasi Hiperpigmentasi,
sianosis, edema, turgor, makula,
papula, vesikula, pustula, bula, nodul,
sikatriks,nevi.
9 Kepala :
Inspeksi & palpasi rambut
(jenis, warna, kelainan) edema / tdk,
kebersihan
sklera, konjungtiva
Palpasi Hidung
13 Mulut / Gigi :
Inspeksi bibir, gigi, lidah,
palatoskisis
Perkusi dada
Auskultasi dada
Palpasi
Auskultasi
17 Genetalia
Inspeksi & palpasi tumor, luka
parut
18 Ekstremitas :
Inpeksi, palpasi, perkusi :bentuk,
ukuran,kelainan
19 Punggung :
Inspeksi, palpasi skoliosis, kifosis,
lordosis
20 Membereskan alat
23 Mencuci tangan
G. Evaluasi Praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik.
Jakarta. EGC
Carolyn Richardson, Et, Al, 1999, Therapeistic Exercise For Spinal Segmental
Kisner, Carolyn And Lynn Allen Colby, 2007, Therapeutik Exercise Foundation
Nugroho. D.S, 7-10 Maret 2001, Neurofisiologi Nyeri Dari Aspek Kedokteran