Anda di halaman 1dari 69

MODUL PRAKTIKUM

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA I

Di Susun Oleh:
Ns. Ria Andriani, M.Kep., Sp.Kep.A
Iman Firmansyah,S.Kep

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI (UMMI)
2017

1 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang elah memberikan rahmat dan

hidayah- Nya kepada saya sehingga modul praktikum Kebutuhan Dasar Manusia I ini dapat

tersusun. Modul praktikum ini berisi konsep dan panduan praktikum untuk aplikasi mata

kuliah Kebutuhan Dasar Manusia yang diperuntukkan bagi mahasiswa program studi D III

Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung. Diharapkan mahasiswa yang mengikuti

praktikum dapat mengikuti semua kegiatan praktikum dengan baik dan dapat melaksanakan

semua prosedur praktikum dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa dalam

penyususnan modul ini tentunya masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga penulis

bersedia menerima saran dan kritik dari berbagai pihak untuk dapat menyempurnakan

modul praktikum ini di kemudian hari.

Semoga dengan adanya modul praktikum ini dapat membantu proses belajar mengajar

khususnya kegiatan praktikum mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia I dengan lebih baik

lagi.

Sukabumi April 2017

Penulis,

2 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Mata Ajar


Fokus mata ajar Kebutuhan Dasar Manusia I membahas tentang konsep kebutuhan dasar

yang meliputi kebutuhan bio, psiko, sosio, spiritual termasuk kebutuhan personal hygiene,

pemeriksaan fisik, mobilisasi dan aktifitas, rasa aman dan nyaman. Penerapan proses

keperawatan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dasar tersebut. Aktivitas belajar meliputi

kuliah, diskusi, penugasan, demonstrasi dan simulasi di kelas dan praktikum di laboratorium

institusi. Proses pembelajaran difokuskan pada diskusi dan ceramah di kelas dan

pengalaman belajar praktikum di laboratorium. Penugasan individu dan kelompok dalam

bentuk seminar dan membuat pelaporan tentang praktikum

B. Tujuan Mata Ajar

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu membuat asuhan

keperawatan dan mendemonstrasikan praktikumnya tentang personal hygiene, pemeriksaan

fisik, mobilisasi dan aktifitas, rasa aman dan nyaman.

C. Kompetensi Mata ajar

1. Konsep kebutuhan dasar manusia

2. Asuhan keperawatan pada lingkup kebutuhan dasar manusia

3. Konsep kebutuhan fisiologis : personal hygiene, mobilisasi aktifitas serta rasa aman dan
nyaman

D. Strategi Perkuliahan

Pendekatan perkuliahan ini adalah pendekatan Student Center Learning. Dimana

Mahasiswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan lebih

banyak menggunakan metode ISS (Interactive skill station) dan Problem base learning.

Interactive skill station diharapkan mahasiswa belajar mencari materi secara mandiri

menggunakan berbagai sumber kepustakaan seperti internet, expert dan lainlain, yang

nantinya akan didiskusikan dalam kelompok yang telah ditentukan. Sedangkan untuk

3 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017


beberapa pertemuan dosen akan memberikan kuliah singkat diawal untuk memberikan

kerangka pikir dalam diskusi. Untuk materi- materi yang memerlukan keterampilan, metode

yang yang akan dilakukanadalah simulasi dan demonstrasi di laboratorium

E. Bahan Bacaan

Buku/Bacaan Wajib (BW) Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan :

Konsep, Proses &Praktik . Jakarta. EGC

Buku/bacaan anjuran (BA) Hanke, Grace. 2007. Med-Math : Perhitungan Dosis,

Preparat dan Cara Pemberian Obat Edisi 2. Jakarta : EGC.

Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC.

Potter, Patricia A, Pocket guide to health assessment, hal.346-348

Tamsuri, 2007, Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri EGC, Jakarta

Borenfein, Gb, 1995, Lbp Medical Diagnosis And Comprehensiv e M SecondEdition,

Philadelpia : Wb Soundres

Carolyn Richardson, Et, Al, 1999, Therapeistic Ex ercise For Spinal Segmental

Stabilization In Low Back Pain London Chur Chill, Living Stone Kisner, Carolyn And

Lynn Allen Colby, 2007, Therapeutik Exercise

Foundation And Techiques Fifh Edition, Philadelphian : F.A Davis Company

Nugroho. D.S, 7-10 Maret 2001, Neurofisiologi Nyeri Dari Aspek Kedokteran

Makalah yang Disampaik an Pada pelatihan Penatalaksanaan Fisioterapi

Komprehensif pada Nyeri, Surakarta

4 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017


BAB II

PERSONAL HIGYENE

A. Tujuan Pe mbe lajaran Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan tindakan personal Personal Higyene berupa memandikan

pasien, mengeramasi pasien, oral higyene dan gunting kuku secara sistematis dan setiap

langkah dilakukan secara tepat.

B. Dasar Teori

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai

dengan kondisi kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak

dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatutindakan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang

perawatan diri adalah kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan

kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 ).

I. Memandikan pasien

Memandikan pasien merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan pada pasien yang

tidak mampu mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan, dengan cara membersihkan

pasien dengan air dan sabun.

Tujuan :

a. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan

b. Memberikan rasa nyaman

c. Merangsang peredaran darah

d. Sebagai pengobatan

e. Mencagah infeksi kulit

5 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017


f. Mendidik pasien dalam kebersihan perseorangan, dilakukan terhadap :

Pada pasien baru, terutama bila kotor sekali dan keadaan umumnya memungkinkan.

Pada pasien yang dirawat, sekurang- kurangnya dua kali sehari dengan kondisinya.

II. Mengeramasi pasien

Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah,tidak terlalu berminyak dan terlalu

kering serta tidak berketombedan berkutu.

Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai

berikut :

Pola kebersihan diri klien normal

Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat

Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri

Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri

Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut.

III. Oral higyene

Oral hygiene merupakan tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan

gusi (Clark, 2005). Menurut Taylor et al (2000), Oral hygiene adalah tindakan yang ditujukan

untuk menjaga kontiunitas bibir, lidah dan mukosa membran mulut mencegah terjadinya

infeksi rongga mulut dan melembabkan mukosa membran mulut dan bibir.

IV. Gunting kuku

Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang terdiri dari sel- sel yang

masih hidup. Bentuk kuku bermacam- macam tergantung dari kegunaannya ada yangpipih,

bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud, 1986:21). Guna kuku adalah sebagai pelindung

jari, alatkecantikan, senjata ,pengais dan pemegang (Depdikbud ,1986:22). Bila untuk

keindahan bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka harus dirawat terutama

dalamhalkebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga

kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadisarang kuman penyakit

yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain.


6 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
C. Alat dan Bahan

Memandikan pasien :

1. Baskom mandi 2 buah yang berisikan air dingin dan air hangat

2. Pakaian pengganti

3. Kain penutup

4. Handuk dan waslap

5. Tempat untuk pakaian kotor

6. Skrin (sampiran)

7. Sabun

Mengeramasi pasien :

1. Handuk 2 buah 2. Talang

3. Kain pel 4. Baskom berisi air hangat

5. Gayung 6. Shampoo dalam tempatnya

7. Sisir 8. Kain kassa dan kapas

9. Ember kosong 10. Sarung tangan bersih

11. Celemek untuk petugas

Oral Higyene :

1. Tissue 2. Gelas kumur berisi air matang hangat

3. Sikat gigi dan pastanya 4. Sarung tangan bersih

5. Bengkok 6. Perlak dan alasnya/handuk kecil

Menggunting Kuku :

1. Pengalas atau perlak

2. Gunting kuku

3. Handuk
7 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
4. Bengkok berisi lisol 5%

5. Baskom berisi air hangat (37-40c)

6. Sabun

7. Sikat kuku

8. Sarung tangan bersih

9. Kapas

D. Petunjuk Umum

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan

3. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul

4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal- hal yang tidak dipahami atau

kurang dimengerti.

E. Keselamatan Kerja

1. Pusatkan pertanyaan pada pekerjaan yang dilakukan

2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah dijangkau

3. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya

4. Perhatikan setiap langkah

8 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017


F. Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. pastikan air tidak terlalu panas atau dingin (hangat)

3. Menyapa pasien atau keluarga dan memperkenalkan diri

4. Informe d consent: Menjelaskan tujuan tindakan yang dilakukan

5. Menjaga privasi pasien : tutup sampiran

6. Cuci tangan efektif 7 langkah, mengguankan sabun, dibawah air mengalir dan

dikeringkan

7. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi

8. Melepas pakaian atas klien

9. Membasuh Muka

Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil di bawah kepala

Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak

Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lali di keringkan

Menggulung perlak dan handuk

10. Membasuh Le ngan

Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien

Memasang handuk besar diatas dada klien secara melintang dan kedua tangan

klien diletakkan diatas handuk

Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih, disabun, kemudian dibilas

dengan air hangat (lakukan mulai dari ekstremitas terjauh klien)

11. Me mbasuh Dada Dan Pe rut

Melepas pakaian bawah klien dan menurunkan selimut hingga perut bagian

bawah, kedua tangan diletakkan diatas bagian kepala, membentangkan handuk

pada sisi klien

9 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017


Membasuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap basah, disabun, kemudian

dibilas dengan air hangat dan dikeringkan, kemudian menutup dengan handuk

12. Membasuh Punggung

Memiringkan pasien kearah perawat Membentangkan handuk di belakang

punggung hingga bokong

Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap, disabun, kemudian dibilas

dengan air hangat dan dikeringkan

Memberi bedak pada punggung

Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian membantu pasien mengenakan

pakaian

13. Membasuh Kaki

Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan benar

Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut, menekuk lutut

Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal paha, disabun, dibilas

dengan air bersih, kemudian dikeringkan

Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain

14. Membasuh Daerah Lipat Paha dan Genital

Membentangkan handuk dibawah bokong, kemudian selimut mandi bagian bawah

dibuka

Membasahi daerah lipat paha dan genital dengan air, disabun, dibilas, kemudian

dikeringkan

Mengangkat handuk, membantu mengenakan pakaian bawah klien

Merapikan klien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur

10 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017


15. Membereskan alat

16. Mengevaluasi hasil tindakan : menanyakan respon pasien

17. Berpamitan dengan pasien

18. Mencuci tangan

19. Mendokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan

MENGKERAMASI PASIEN

1 Menyiapkan alat dan bahan

Pastikan air tidak terlalu panas atau dingin

(hangat)

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 19

Modul Praktikum KDM I 2015

2 Menyapa pasien atau keluarga dan

memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan tindakan yang

dilakukan

4 Menjaga privasi pasien : tutup sampiran

5 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah air mengalir

dan dikeringkan

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 20

Modul Praktikum KDM I 2015

6 Mengenakan sarung tangan dan celemek


11 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
7 Mengganti selimut klien dengan selimut

mandi

8 Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala

dipinggir tempat tidur

9 Memasang handuk dibawah kepala 10 Memasang ember dialasi kain pel

11 Memasang talang dengan ujung berada

didalam ember

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 21

Modul Praktikum KDM I 2015

12 Menutup dada dengan handuk sampai ke

leher

13 Menyisir rambut

14 Menutup lubang telinga dengan kapas dan

mata dengan kain kassa/sapu tanganpasien

15 Menyiram dengan air hangat, menggosok

(memijit- mijit) kulit kepala dan rambut

dengan shampoo

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 22

Modul Praktikum KDM I 2015

16 Membilas rambut dengan air hangat sampai

bersih

17 Melepas kapas penutup lubang telinga dan

kain kassa penutup mata

18 Mengangkat talang, mengeringkan rambut

dengan handuk

19 Menyisir rambut

20 Meletakkan kepala pada bantal yang telah

dialasi handuk kering


12 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 23

Modul Praktikum KDM I 2015

21 Merapikan pasien, ganti selimut mandi

dengan selimut tidur

22 Membereskan alat

23 Mengevaluasi hasil tindakan : menanyakan

respon pasien

24 Berpamitan dengan pasien

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 24

Modul Praktikum KDM I 2015

25 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah air mengalir

dan dikeringkan

26 Mendokumentasikan kegiatan yang telah

dilakukan

Key Point :

Catat waktu, tindakan yang dilakukan,

tanda tangan

No Langkah Pe ngerjaan dan

ke y point

1 Menyiapkan alat dan bahan

ORAL HIGYENE

Ilustrasi gambar

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 25

2 Menyapa pasien atau keluarga

dan memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan tindakan

yang dilakukan
13 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
4 Menjaga privasi pasien : tutup

sampiran

5 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah

air mengalir dan dikeringkan

Modul Praktikum KDM I 2015

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 26

6 Memasang perlak dan

alasnya/handuk dibawah dagu

pasien

7 Memakai sarung tangan

8 Membantu pasien untuk

berkumur sambil

Modul Praktikum KDM I 2015

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 27

9 Menyiapkan bengkok

10 Membantu menyiapkan sikat

gigi dan pastanya

11 Membantu pasien menyikat

gigi bagian depan, samping

dan dalam

12 Membantu pasien untuk

berkumur sambil menyiapkan

bengkok

Modul Praktikum KDM I 2015

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 28

13 Mengulangi membantu pasien

menyikat gigi bagian depan,


14 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
samping dan dalam

14 Membantu pasien untuk

berkumur sambil menyiapkan

bengkok

15 Mengeringkan bibir

menggunakan tissue

Modul Praktikum KDM I 2015

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 29

16 Merapikan pasien dan

memberikan posisi senyaman

mungkin

17 Membereskan alat

18 Mengevaluasi hasil tindakan :

menanyakan respon pasien

Modul Praktikum KDM I 2015

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 30

19 Berpamitan dengan pasien

20 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah

air mengalir dan dikeringkan

21 Mendokumentasikan kegiatan

yang telah dilakukan

Key Point :

Catat waktu, tindakan yang

dilakukan, tanda tangan

Modul Praktikum KDM I 2015

MENGGUNTING KUKU

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 31


15 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Modul Praktikum KDM I 2015

No Langkah Pe ngerjaan dan ke y point Ilustrasi gambar

1 Menyiapkan alat dan bahan

2 Menyapa pasien atau keluarga dan

memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan tindakan yang

dilakukan

4 Menjaga privasi pasien : tutup sampiran

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 32

Modul Praktikum KDM I 2015

5 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah air mengalir

dan dikeringkan

6 Mengenakan sarung tangan dan celemek

7 Dekatkan alat ke pasien

8 pasang pengalas di bawah tangan

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 33

Modul Praktikum KDM I 2015

9 rendam kuku dengan air hangat, jika kotor

kuku di sikat. Keringkan dengan handuk

10 letakkan tangan di atas bengkok yang

berisi lisol

11 potong kuku, setelah selesai letakkan

gunting kuku di atas bengkok

12 kikir kuku agar rata

13 lepaskan sarung tangan dan letakkan di

dalam bengkok

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 34


16 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Modul Praktikum KDM I 2015

14 Merapikan pasien dan memberikan posisi

senyaman mungkin

15 Membereskan alat

16 Mengevaluasi hasil tindakan : menanyakan

respon pasien

17 Berpamitan dengan pasien

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 35

Modul Praktikum KDM I 2015

18 Cuci tangan efektif 7 langkah,

menggunakan sabun, dibawah air mengalir

dan dikeringkan

19 Mendokumentasikan kegiatan yang telah

dilakukan

Key Point :

Catat waktu, tindakan yang dilakukan,

tanda tangan

G. Evaluasi Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan tindakan personal Personal Higyene berupa

memandikan pasien, mengeramasi pasien, oral higyene dan gunting kuku secara

sistematis dan setiap langkah dilakukan secara tepat.

3. Mahasiswa memperhatikan tingkat kenyaman pasien dan privasinya selama

prosedur

4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum pada

jam praktikum mandiri

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 36

Modul Praktikum KDM I 2015


17 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
BAD MAKING (Me nyiapkan Te mpat Tidur)

A. Tujuan Pe mbe lajaran Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu menyiapkan tempat tidur pasien secara sistematis dan

setiap langkah dilakukan secara tepat.

B. Dasar Te ori

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 37

Modul Praktikum KDM I 2015

Jenis Tempat tidur dan metode yang digunakan untuk mengoperasikannya

dapat berbeda diberbagai fasilitas kesehatan tetapi prinsip dasar merapikan

tempat tidur adalah sama. Baik untuk yang tinggal ditempat tidur, maupun

yang akan merawatnya, kwalitas tempat tidur menjadi sangat penting. Suatu

tempat tidur secara umum harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:

1. Individu harus dengan mudah masuk dan keluar. Baik dengan bantuan maupun

sendiri.

2. Keamanan harus terjamin, meskipun dengan beberapa alat bantu.

3. Pasien atau penghuni harus dengan mudah dapat dirawat (terutama tinggi

tempat kerja penting disini).

4. Diatas tempat tidur harus dapat dietkkan beberapa alat bantu.

5. Tempat tidur, kasur dan bantal harus dapat dibersihkan dengan baik.

Sebuah tempat tidur disamping memenuhi syarat- syarat diatas sebaiknya juga

harus dapat disetel dalam berbagai posisi dan berada diatas roda- roda. Kain

yang dipakai untuk tempat tidur adalah kebanyakan katun atau kain imitasi

katun.

C. Alat dan Bahan

Tempat tidur, kasur dan bantal.

Alat tenun disusun menurut pemakainnya.

Alas kasur
18 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Laken/sprei besar

Perlak

Stik Laken/Sprei melintang

Boven Laken

Selimut dilipat terbalik(bagian dalam selimut dilipatan luar)

Sarung bantal

Over laken/sprei penutup

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 38

D. Pe tunjuk Umum

Modul Praktikum KDM I 2015

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan

3. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul

4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal- hal yang tidak dipahami atau kurang

dimengerti

E. Ke se lamatan Ke rja

1. Pusatkan pertanyaan pada pekerjaan yang dilakukan

2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah

dijangkau

3. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya

4. Perhatikan setiap langkah

F. Langkah Ke rja

No Langkah Pe ngerjaan dan ke y

point

Ilustrasi gambar

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 39

1 Menyiapkan alat dan bahan

Modul Praktikum KDM I 2015


19 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
2 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah air

mengalir dan dikeringkan

3 Letakkan alat tenun yang telah disusun

sesuai pemakaian didekat tempat tidur.

4 Pasang alas kasur dan kasur.

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 40

Modul Praktikum KDM I 2015

5 Pasang sprei besar/ laken dengan

ketentuan berikut:

Garis tengah lipatan diletakkan

tepat ditengah kasur.

Bentangkan sprei, masukkan sprei

bagian kepala ke bawah kasur

30cm; demikian juga pada

bagian kaki, tarik setegang

mungkin.

Pada ujung setiap sisi kasur

bentuk sisi 90, lalu masukkan

seluruh tepi sprei kebawah kasur

dengan rapi dan tegang

6 Letakkan perlak melintang pada kasur

50cm dari bagian kepala.

7 Letakkan stik laken diatas sprei

melintang kemudian masukkan

sisi- sisinya kebawah kasur bersama

dengan perlak.

8 Pasang boven pada kasur daerah


20 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
bagia kaki, pada bagian atas yang

terbalik masukkan kebawah kasur

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 41

Modul Praktikum KDM I 2015

10cm kemudian ujung sisi bagian

bawah (kaki) dibentuk 90 dan

masukkan kebawah kasur. Tarik sisi

atas sampai terbentang.

9 Pasang selimut pada kasur bagian

kaki, pada bagian atas yang terbalik

dimasukkan kebawah kasur 10cm

kemudian ujung sisi- sisinya dibentuk

90 dan masukkan kebawah kasur.

Tarik sisi atas sampai terbentang.

10 Lipat ujung atas boven sampai tampak

garis atau pitanya.

11 Masukkan bantal kedalam sarungnya

dan letakkan diatas tempat tidur

dengan Bagian yang terbuka dibagian

bawah.

12 Pasang sprei penutup (over laken).

13 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah air

mengalir dan dikeringkan

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 42

G. Evaluasi Praktikum

Modul Praktikum KDM I 2015

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap


21 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
2. Mahasiswa mampu menyiapkan tempat tidur pasien secara sistematis dan

setiap langkah dilakukan secara tepat.

3. Mahasiswa memperhatikan tingkat kenyaman pasien dan privasinya selama

prosedur

4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum

pada jam praktikum mandiri

PENCEGAHAN INFEKSI

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 43

a. Tujuan Pe mbe lajaran Praktikum

Modul Praktikum KDM I 2015

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan pencegahan terhadap infeksi secara

sistematis dan setiap langkah dilakukan secara tepat.

b. Dasar Te ori

Pencegahan infeksi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencuci

tangan dan pemakaian APD.

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu

sendiri dan orang di sekelilingnya. APD adalah seperangkat alat yang digunakan

oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap

kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.

Syarat-syarat :

Enak dipakai.

Tidak mengganggu kerja.

Memberikan perlindungan efektif sesuai dengan jenis bahaya di

tempat kerja.

Ke le mahan APD :

1. Kemampuan perlindungan yang kurang sempurna:


22 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
a. Tidak tepat b. Salah cara penggunaan

c. Kualitas APD

2. Sering APD tidak dipakai karena kurang nyaman.

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 44

3. Mengganggu penampilan

Modul Praktikum KDM I 2015

APD yang untuk te naga Ke se hatan:

No Alat APD Ilustrasi Gambar

1 Handscoon

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 45

2 Masker

3 Topi

Modul Praktikum KDM I 2015

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 46

4 Barack Short

5 Google/ Kaca mata

Modul Praktikum KDM I 2015

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 47

6 Sepatu

Modul Praktikum KDM I 2015

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 48

Modul Praktikum KDM I 2015

MENCUCI TANGAN

Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara

bersama- sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas

kemudian dibilas dibawah aliran air.

a. Tujuan cuci tangan :

Supaya tangan bersih Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme


23 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh Mencegah penularan melalui kontak

b. Waktu yang te pat untuk cuci tangan :

Sebelum dan sesudah makan Setelah buang air besar

Setelah bermain Sebelum dan sesudah melakukan tindakan

c. Alat dan Bahan

Mencuci Tangan

1. Tempat mencuci tangan dengan air mengalir

2. Sabun

3. Alat pengering

d. Pe tunjuk Umum

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 49

Modul Praktikum KDM I 2015

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan

3. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul

4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal- hal yang tidak dipahami atau kurang

dimengerti

e. Ke se lamatan Ke rja

1. Pusatkan pertanyaan pada pekerjaan yang dilakukan

2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah

dijangkau

3. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya

4. Perhatikan setiap langkah

f. Langkah Ke rja

Me ncuci tangan

No Langkah Pe ngerjaan dan ke y point Ilustrasi gambar

1 Gulung lengan baju sampai atas

pergelangan tangan , lepaskan cincin, jam


24 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
tangan dan perhiasan tangan lain

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 50

Modul Praktikum KDM I 2015

2 Basahi tangan sampai sepertiga lengan

dibawah air mengalir

3 Ambil sabun kira- kira 5 ml,ratakan pada

tangan yang telah dibasahi

4 Gosok telapak tangan

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 51

5 Kemudian Punggung Tangan

Modul Praktikum KDM I 2015

6 Setelah itu gosok sela- sela jari tangan

7 Kemudian Kuku- kuku tangan

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 52

8 Kemudian Buku- buku tangan

9 Kemudian Ibu jari tangan

10 Dan kemudian seluruh tangan

Modul Praktikum KDM I 2015

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 53

g. Evaluasi Praktikum

Modul Praktikum KDM I 2015

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan pencegahan terhadap infeksi secara sistematis

dan setiap langkah dilakukan secara tepat.

3. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum pada

jam praktikum mandiri

PEMBERIAN OKSIGEN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM


25 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

b. Mahasiswa mampu melakukan pemberian therapi oksigen sesuai dengan

kebutuhan

B. DASAR TEORI

Pe ngertian

Pemberian oksigen ke dalam paru- paru melalui saluran pernapasan dengan

menggunakan alat bantu dan oksigen.Pemberian oksigen pada klien dapat melalui

kanula nasal dan masker oksigen. (Suparmi, 2012:66)

Indikasi

Efektif diberikan pada klien yang mengalami :

1. Gagal nafas

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 54

Modul Praktikum KDM I 2015

Ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal

O2 dan CO2 di dalam darah, disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan

CO2 sehingga sistem pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh

2. Gangguan jantung (gagal jantung)

Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen

3. Kelumpuhan alat pernafasan

Suatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan pada alat pernapasan untuk

memenuhi kebutuhan oksigen karena kehilangan kemampuan ventilasi secara

adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas O2 dan CO2.

4. Perubahan pola napas

Hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), dyspnea (kesulitan bernapas,

misal pada pasien asma),sianosis (perubahan warna menjadi kebiru- biruan

pada permukaan kulit karena kekurangan oksigen), apnea (tidak bernapas/

berhenti bernapas), bradipnea (pernapasan lebih lambat dari normal dengan


26 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
frekuensi kurang dari 16x/menit), takipnea (pernapasan lebih cepat dari normal

dengan frekuensi lebih dari 24x/menit (Tarwoto&Wartonah, 2010:35)

5. Keadaan gawat (misalnya : koma)

Pada keadaan gawat, misal pada pasien koma tidak dapat mempertahankan

sendiri jalan napas yang adekuat sehingga mengalami penurunan oksigenasi

6. Trauma paru

Paru- paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan

mengalami gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi

7. Metabolisme yang meningkat : luka bakar

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 55

Modul Praktikum KDM I 2015

Pada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat

sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme.

8. Post operasi

Setelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari obat

bius akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sel tidak

mendapat asupan oksigen yang cukup.

9. Keracunan karbon monoksida

Keberadaan CO di dalam tubuh akan sangat berbahaya jika dihirup karena

akan menggantikan posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin dalam

darah.(Aryani, 2009:53)

C. BAHAN, PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

a) Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier

b) Kanul nasal

c) Masker Oksigen

D. PETUNJUK UMUM

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan


27 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
3. Ikuti petunjuk yang terdapat dalam modul praktikum

4. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal- hal yang kurang dimengerti atau

dipahami

E. KESELAMATAN KERJA

1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan

2. Susun dan letakan peralatan atu bahan pada tempat yang mudah dijangkau

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 56

Modul Praktikum KDM I 2015

3. Pakailah bahan, peralatan dan perlengkapan sesuai dengan fungsinya

4. Perhatikan setiap langkah Therrapi Oksigen

F. LANGKAH KERJA

The rapi Oksigen de ngan Nasal Kanul

No. Langkah Pe ngerjaan dan Ke y

Point

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menyapa pasien atau keluarga dan

memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan pemasangan

kanul nasal

Ilustrasi Gambar

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 57

Modul Praktikum KDM I 2015

4. Cuci tangan efektif secara 7 langkah,

menggunakan sabun dibawah air

mengalir dan dikeringkan dengan

handuk bersih dan kering

5. Atur aliran oksigen sesuai dengan

kecepatan yang dibutuhkan,


28 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
biasanya 1-6 LPM kemudian,

observasi humidifier dengan melihat

air bergelembung

6. Pasang kanul nasal pada hidung dan

atur pengikat untuk kenyamanan

pasien

7. Kaji cuping, septum, dan mukosa

hidung serta periksa kecepatan aliran

oksigen setiap 6-8 jam

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 58

Modul Praktikum KDM I 2015

8 Membereskan peralatan sesuai

dengan prinsip PI

9 Cuci tangan efektif secara 7

langkah, menggunakan sabun di

bawah air mengalir dan keringkan

dengan handuk yang bersih dan

kering

10 Dokumentasikan kecepatan aliran

oksigen, rute pemberian, dan respon

klien pada catatan perkembangan

pasien

G. EVALUASI PRAKTIKUM

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan therapi oksigen dengan menggunakan nasal

kanul

LANGKAH KERJA

The rapi oksigen me nggunakan maske r


29 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 59

Modul Praktikum KDM I 2015

No. Langkah Pe ngerjaan dan Ke y

Point

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menyapa pasien atau keluarga dan

memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan pemberian terapi

intravena

Ilustrasi Gambar

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 60

Modul Praktikum KDM I 2015

4. Cuci tangan efektif secara 7 langkah,

menggunakan sabun dibawah air

mengalir dan dikeringkan dengan

handuk bersih dan kering

5. Atur Posisi semi fowler

6. Atur aliran oksigen sesuai dengan

kecepatan yang dibutuhkan, biasanya

6-10 LPM

7. Tempatkan masker oksigen diatas

mulut dan hidung dan atur pengikat

untuk kenyamanan pasien

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 61

Modul Praktikum KDM I 2015

8. Periksa masker tiap 6-8 jam

9. Kaji cuping, septum, dan mukosa

hidung serta periksa kecepatan aliran


30 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
oksigen setiap 6-8 jam

12 LPM kemudian, observasi humidifier

dengan melihat air bergelembung

13 Membereskan peralatan sesuai dengan

prinsip PI

14 Cuci tangan efektif secara 7 langkah,

menggunakan sabun di bawah air

mengalir dan keringkan dengan

handuk yang bersih dan kering

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 62

Modul Praktikum KDM I 2015

15 Dokumentasikan kecepatan aliran

oksigen, rute pemberian, dan respon

klien pada catatan perkembangan

pasien

Evaluasi praktikum 1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan therapi oksigen dengan menggunakan masker

PRAKTIKUM SISTEM RESPIRASI

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 63

Modul Praktikum KDM I 2015

POSTURAL DRAINASE

A. TUJUAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM

Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

Mahasiswa mampu melakukan tindakan suction

B. DASAR TEORI

Pe ngertian

Postural drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan

sekresi dari berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya


31 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
gravitasi..Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka

PD dilakukan pada berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya.

Waktu yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan

pagi dan sekitar 1 jam sebelumtidur pada malam hari.

Postural darinase (PD) merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari

paru dengan mempergunakan gaya berat dan sekret itu sendiri. Postural

Drainase (PD) dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam

saluran nafas tetapi mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi

ateletaksis.Pada penderita dengan produksi sputum yang banyak postural

drainase lebih efektif bila disertai dengan perkusi dan vibrasi dada.

Tujuan dilakukan Postural Drainase

Untuk mengeluarkan secret yang tertampung.

Untuk mencegah akumulasi secret agar tidak terjadi atelektasis.

Mencegah dan mengeluarkan secret

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 64

Modul Praktikum KDM I 2015

Indikasi dan Kontra Indikasi Klie n yang Me ndapat Drainase Postural

Mencegah penumpukan secret yaitu pada:

pasien yang memakai ventilasi

pasien yang melakukan tirah baring yang lama

pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik,

bronkiektasis

mobilisasi secret yang tertahan

pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh secret

pasien dengan abses paru

pasien dengan pneumonia

Kontraindikasi

Tension pneumotoraks
32 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Hemoptisis

Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark

miokard akutrd infark dan aritmia.

Edema paru

Efusi pleura yang luas

C. BAHAN, PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

a. Pot sputum berisi desinfektan

b. Tissu

c. Dua balok tempat tidur (untuk postural drainase)

d. Satu bantal (untuk postural drainase)

e. Stetoskop

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 65

Modul Praktikum KDM I 2015

D. PETUNJUK UMUM

Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan

Ikuti petunjuk yang terdapat dalam modul praktikum

Tanyakan pada doen bila terdapat hal- hal yang kurang dimengerti atau

dipahami

E. KESELAMATAN KERJA

Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan

Susun dan letakan peralatan atu bahan pada tempat yang mudah

dijangkau

Pakailah bahan, peralatan dan perlengkapan sesuai dengan fungsinya

Perhatikan setiap postural drainase

F. LANGKAH KERJA

No. Langkah Pe ngerjaan dan Ke y

Point
33 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
1 . Menyiapkan alat dan bahan

Ilustrasi Gambar

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 66

Modul Praktikum KDM I 2015

2 Menyapa pasien atau keluarga dan

memperkenalkan diri

3 Menjelaskan tujuan pemberian

terapi intravena

4 Cuci tangan efektif secara 7

langkah, menggunakan sabun

dibawah air mengalir dan

dikeringkan dengan handuk bersih

dan kering

5 Atur posisi :

Semi- fowler bersandar ke

kanan, ke kiri lalu kedepan

apabila daerah yang akan di

drainase pada lobus atas

bronkus apikal

Tegak dengan sudut 45

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 67

Modul Praktikum KDM I 2015

membungkuk ke depan pada

bantal dengan 45 ke kiri dan

ke kanan apabila daerah yang

akn di drainase bronkus

posterior

berbaring dengan bantal


34 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
dibawah lutut apabila yang

akan di drainase bronkus

anterior

Posisi Trendelenburg dengan

sudut 30 atau dnegan

manaikkan kaki tempat tidur

35-40cm, sedikit miring ke

kiri apabila yang akan di

drainase pada lobus tengah

(bronkus lateral dan medial)

Posis Trendelenburg dengan

sudut 30 atas dengan

menaikkan kaki tempat tidur

35-40cm, sedikit miring ke

kanan apabila daerah yang

akan di drainase bronkus

superior dan inferior

Condong dengan bantal

dibawah panggul, apabila

drainase yang akan di

drainase bronkus apikal

Posis Trendelenburg dengan

sudut 45 atau dengan

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 68

Modul Praktikum KDM I 2015

menaikkan kaki temapt tidur

45-50cm ke samping kanan,

apabila yang akan di drainase


35 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
bronkus medial

Posis Trendelenburg dengan

sudut 45 atau dengan

menaikkan kaki tempat tidur

45-50cm ke samping kiri,

apabila yang di drainase

bronkus lateral

Posis Trendelenburg condong

dengan sudut 45 dengan

bantal dibawah panggul,

apabila yang akan di drainase

bronkus posterior

6 Lama pengaturan posisi pertama

kali adalah 10menit, kemudian

periode selanjutnya kurang lebih

15-30 menit

7 Lakukan observasi tanda- tanda

vital selama prosedur

8 Setelah pelaksanaan postural

drainase lakukan clapping, vibrasi,

dan penghisapan (suction )

Clapping

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 69

Modul Praktikum KDM I 2015

9 Cuci tangan efektif secara 7

langkah, menggunakan sabun di

bawah air mengalir dan keringkan

dengan handuk yang bersih dan


36 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
kering

Vibrasi

Suction

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 70

Modul Praktikum KDM I 2015

10 Dokumentasikan kecepatan aliran

oksigen, rute pemberian, dan

respon klien pada catatan

perkembangan pasien

G. EVALUASI PRAKTIKUM

Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

Mahasiswa mampu melakukan postural draimase

MELAKUKAN RANGE OF MOTION (ROM)

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 71

Modul Praktikum KDM I 2015

Te rminologi untuk posisi re ntang ge rak s e ndi normal

Istilah Re ntang Ge rak Contoh Se ndi

Fleksi Gerakan memperkecil sudut antara dua tulang yang menyatu ; penekukan

ekstremitas Siku, jari dan lutut

Ekstensi Gerakan mempesar sudut antara dua tulang yang menyatu Siku, jari dan

lutut

Hiperekstensi Gerakan bagian- bagian tubuh melebihi batas normal posisi

ekstensinya Kepala

Pronasi Permukaan depan atau ventral bagian tubuh menghadap ke bawah Tangan

dan lengan bawah

Supinasi Permukaan depan atau ventral bagian tubuh menghadap ke atas Tangan

dan lengan bawah

Abduksi Gerakan ekstremitas menjauh dari garis tengah tubuh Tungkai, lengan dan
37 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
jari

Adduksi Gerakan ekstremitas ke arah garis tengah tubuh Tungkai, lengan dan jari

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 72

Modul Praktikum KDM I 2015

Rotasi internal Rotasi sendi ke arah dalam Lutut dan panggul

Rotasi eksternal Rotasi sendi ke arah luar Lutut dan panggul

Eversi Pembalikan bagian tubuh menjauh dari garis tengah Telapak kaki

Inversi Pembalikan bagian tubuh ke arah garis tengah Telapak kaki

Dorsifleksi Fleksi dari telapak kaki dan jari- jarinya ke atas Telapak kaki

Plantar fleksi Penekukan telapak kaki dan jari- jarinya ke bawah Telapak kaki.

Sumber : Potter, Patricia A, Pocket guide to health assessment, hal.345.

Re ntang Ge rak Se ndi Normal

Anggota Tubuh Ge rakan Pe ngukuran

Rahang Membuka dan menutup rahang Gerakkan rahang dari sisi ke sisi

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 73

Gerakkan rahang ke depan Mampu memasukkan tiga jari

Modul Praktikum KDM I 2015

Sisi dasar gigi tumpang tindih dengan puncak sisi gigi.

Puncak gigi jatuh di belakang gigi bawah

Leher Menyentuh dagu ke sternum

Ekstensi leher dengan dagu mengarah ke atas

Menekuk leher secara lateral

Rotasi leher dengan telinga mengarah ke dada Fleksi 70 90

Hiperekstensi 55

Penekukan lateral 35

Rotasi 70 ke kiri dan ke kanan.

Tulang Belakang Menekuk ke depan pada pinggang

Menekuk ke belakang
38 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Menekuk ke tiap sisi Fleksi 75

Ekstensi 30

Penekukan lateral 35

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 74

Modul Praktikum KDM I 2015

Bahu Abduksi lengan lurus ke atas

Adduksi lengan ke arah garis tengah tubuh

Abduksi lengan secara horizontal lurus dengan lantai ; tarik lengan ke belakang

ke arah tulang belakang dan ke depan menyilang terhadap dada

Fleksi ke depan atau elevasi dengan lengan lurus

Ekstensi ke belakang dengan lengan lurus Abduksi 180

Adduksi 45

Ekstensi horizontal 45

Fleksi horizontal 130

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 75

Fleksi 180

Ekstensi 60

Modul Praktikum KDM I 2015

Siku Ekstensi lengan bawah ke batas terjauh normal

Fleksi lengan bawah ke arah bisep

Hiperekstensi lengan di luar batas normalnya

Supinasi lengan bawah

Pronasi lengan bawah Ekstensi 150

Fleksi 150

Hiperekstensi 0o 10

Supinasi 90

Pronasi 90

Pergelangan
39 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Tangan Fleksi pergelangan ke arah lengan bawah

Fleksi pergelangan ke arah belakang

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 76

Modul Praktikum KDM I 2015

Simpangkan secara lateral pergelangan ke arah radial Simpangkan lateral pergelangan

ke arah ulnar Fleksi 80 90

Ekstensi 70

Penyimpangan ke arah radial 20

Penyimpangan ke arah ulnar 30 50

Jari- jari Fleksikan jari- jari membentuk sebuah kepalan kemudian

Ekstensikan sampai datar

Buka jari- jari sampai terpisah

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 77

Silangkan jari- jari bersamaan

Modul Praktikum KDM I 2015

Oposisi setiap jari mampu menyentu ibu jari Fleksi 80- 100 (bervariasi

tergantung pada sendinya)

Ekstensi 0 45

Abduksi antara jari- jari 20

Abduksi (jari- jari bersentuhan)

Meliputi abduksi, rotasi dan fleksi.

Panggul Naikkan tungkai dengan lutut lurus

Naikkan tungkai dengan lutut fleksi

Berbaring tengkurap, ekstensikan tungkai lurus ke belakang

Abduksi sebagian tungkai yang fleksi ke arah luar

adduksi sebagian tungkai yang fleksi ke arah dalam

Fleksi lutut dan ayunkan kaki menjauhi garis tengah

Fleksi lutut dan ayun kaki ke arah garis tengah Fleksi 90


40 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Fleksi 110 120

Ekstensi 30

Abduksi 45 50

Adduksi 20 30

Rotasi internal 35- 40

Rotasi eksternal 45

Lutut Fleksi lutut dengan betis menyentuh paha

Ekstensikan lutut di luar batas normal ekstensinya

Putar lutut dan tungkai bawah ke arah garis tengah Fleksi 130

Hiperekstensi 15

Rotasi internal 10

Tumit Dorsifleksikan kaki dengan ibu jari mengarah ke kepala

Plantar kaki fleksi dengan ibu jari mengarah ke bawah

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 78

Modul Praktikum KDM I 2015

Putar balik kaki menjauh dari garis tengah

Putar balik kaki mengarah ke garis tengah Dorsifleksi 20

Plantar fleksi 45

Eversi 20

Inversi 30

Ibu Jari Lekukan ibu jari kaki di bawah telapak kaki

Angkat ibu jari ke atas

Ibu jari kaki diregangkan Fleksi 35- 60

Ekstensi 0- 90

KEBUTUHAN AKTIFITAS (BODY MOVEMENT)

Konsep fisiologis.

1. Bioritme manusia:

bioritme manusia adalah, siklus fungsi tubuh alami, yang tidak diaktifkan oleh
41 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
perubahan lingkungan, tetapi bersipat endogen, timbul dari dalam tubuh manusia

sendiri dan sinkron dengan lingkungan manusia seperti :

a. gravitasi

b. cahaya.

c. Kegelapan.

d. Rangsangan elektromagnetik.

Dalam kehidupan sehari hari tiap individu memiliki pola/irama yang berbeda

satu dengan yang lainnya.seperti :

a. kerja.

b. Rekreasi.

c. Istirahat.

d. Makan dsb.

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 79

Kegiatan ini mempengaruhi :

a. siklus suhu tubuh.

b. Denyut jantung.

Modul Praktikum KDM I 2015

c. Tekanan darah.

d. Sekresi hormon dan elektrolit.

e. Metabolisme.

f. Ketajaman sensorik.

g. Pembentukan urine

h. Pembelahan sel

i. Siklus bangun - tidur dan kerja

2. Kapasitas fungsional.

Kottke (2006) mengemukakan konsep kapasitas fungsional, potensial maksimal

fisiologis dan cadangan potensial untuk memahami dampak negatif pada klien

dengan imobilitas.
42 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Kapasitas fungsional :

Adalah angka metabolisme maksimal yang dicapai sesorang pada saat

mengerahkan tenaganya.

Potensial maksimal fisiologis.

Adalah angka metabolisme maksimal pada individu yang sama, yang mampu

dicapai sesudah melakukan latihan fisik yang terencana.

Cadangan potensial :

Adalah perbedaan kapasitas fungsional dan potensial maksimal fisiologis.

Pada umumnya kapasitas fungsional seseorang lebih rendah daripada

kemampuan maksimal fisiologisnya.

Pengaruh aktivitas dan latihan terhadap KF, PMF, CD

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 80

Modul Praktikum KDM I 2015

setelah latihan

Keterangan :

A: kapasitas fungsional

B : cadangan potensial

exerci s e

A + B : potensial maksimal fisiologis.

Dampak kesakitan/cedera terhadap KF, CP, PMF

Setelah kegiatan yang melelahkan

Setelah latihan terencana

Tingkat permulaan

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 81

Sakit/cedera
43 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Setelah istirahat

Modul Praktikum KDM I 2015

Setelah beristirahat lama

Keterangan :

A : kapasitas fungsional

B : cadangan potensial

C : potensial maksimal fisiologis.

A. PENGERTIAN

MOBILISASI DAN IMOBILITAS

1. Mobilisasi adalah suatu kemampuan untuk bergerak dengan bebas, mudah dan

berirama sesuai dengan.lingkungan.

2. Manusia bergerak untuk memperoleh makanan dan air, untuk melindungi diri

dari trauma dan bahaya, dan untuk memenuhi kebutuhan dasr yang lain.

3. Mobilisasi penting untuk kemandirian seseorang.

4. Kesehatan dan aktivitas fisik sering diartikan dengan kemampuan seseorang

untuk bergerak.

Faktor faktor yang mempengaruhi mobilisasi :

1. gaya hidup : merupakan rangkaian atau pola aktifitas seseorang yang

dilakukannya dalam kehidupan sehari hari.

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 82

2. ketidakmampuan :

a. primer.

Modul Praktikum KDM I 2015

b. Sekunder.

3. tingkat energi seseorang : setiap orang tingkat energinya berbeda.

4. umur : semakin bertambah usia maka aktifitas yang dilakukan akam mengalami

kemunduran/terbatas.

Respon fsiologi terhadap immobilisasi.


44 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Sistem muskuloskeletal

1. 20 % kekuatan otot dapat hilang setelah satu minggu bedrest dan 20 % setiap

minggu selanjutnya.

2. demineralisai tulang terjadi pada hari kedua/ketiga imobilisasi kehilangan kalsium

dari tulang dapat diukur setelah dua minggu bedrest.

3. osteoporosis adalah akibat dari kehilangan daya tahan berat tubuh, penurunan

aktifitas otot dan endokrin serta gangguan metabolisme.

4. fibrosis : penambahan jaringan serat konektif.

5. ankilosis : fiksasi srtuktur persendian karena sendi tidak bergerak secara

normal.

Perubahan metabolisme dan sekresi endokrin

a. perubahan metabolisme jaringan.

b. Atrofi jaringan dan katabolisme protein.

c. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

d. Demineralisasi tulang.

e. Gangguan pertukaran nutrisi.

f. Gangguan gastrointestinal.

Perubahab respiratorius

a. Penurunan kapasitas vital.

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 83

Modul Praktikum KDM I 2015

b. Penurunan ventilasi volunter maksimal.

c. Perubahan ventilasi setempat.

d. Mekanisme batuk yang memburuk.

Perubahan sistem kardiovaskuler

a. peningkatan kerja jantung.

b. Peningkatan denyut nadi.


45 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
c. Penurunan cardiac reserve.

d. Orthostatik hipotensi.

e. Phlebothrombosis

Perubahan muskuloskeletal

a. penurunan kekuatan otot.

b. Penurunan masa otot.

c. Atrofi.

d. Koordinasi yang memburuk.

e. Osteoporosis.

f. Ankilosis dan fibrosis pada persendian.

Masalah psikososial

a. depresi.

b. Perubahan siklus bangun tidur.

c. Penurunan kemampuan penanganan masalah

Perubahan metabolisme jaringan

Immobilitas kebutuhan O

sel menurun metabolisme sel

menurun

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 84

Modul Praktikum KDM I 2015

Infeksi kebutuhan O

sel meningkat metabolisme sel

meningkat

Atrofi jaringan dan metabolisme protein

a. Immobilitas proses anabolik menurun

Exercise
46 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
b. Proses katabolik meningkat

1. sesuai dengan otot yang kontraksi :

a. isotonic exercise

b. isometrik exercise.

c. Isokinetik exercise.

2. berdasarkan gerakan tubuh.

a. aerobic exercise.

b. Stretching exercise.

c. Strength and endurance exercise.

d. Aktivitas sehari hari.

3. ROM

4. ganti posisi.

Pe ngkajian

1. ROM dari tiap sendi.

2. kekuatan otot.

3. sikap tubuh.

4. pengkajian terhadap dampak imobilitas.

Pengkajian fisik

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 85

Modul Praktikum KDM I 2015

Pengukuran antrophometri.

a. tinggi badan dan berat badan.

b. Lingkar lengan.

c. Tebal otot.

sistem pernapasan.

sistem kardiovaskuler

sistem muskuloskeletal.

a. tonus otot.
47 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
b. Pengurangan masa otot

c. Kontraktur.

d. Osteoporosis.

PAIN MANAGEMENT (PENANGANAN RASA NYERI)

PENGERTIAN

Patofisiologi nyeri akut.

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 86

Modul Praktikum KDM I 2015

Nyeri bisa didefinisikan karena adanya jaringan luka. Persepsi nyeri

menggambarkan peningian nocireceptor oleh rangsangan yang membahayakan secara

langsung atau oleh mediator yang dikeluarkan oleh jaringan yang luka. Transmisi nyeri

melalui serat afferent ke spinal cord dan disampaikan melalui dorsal horn kepusat yang

lebih tinggi.

Persepsi nyeri dibagi dalam dua komponen utama yaitu:

1. perbedaan komponen sensori, dapat menjelaskan lokasi dan kualitas

rangsangan. Rangsangan disalurkan melalui serat bermielin ( serat A delta) dan

disampaikan ke neothalamus dan somatosensori kortek. Komponen ini adalah

organ yang mempunyai sinyal yang cepat, sehingga menghasilkan reaksi yang

cepat untuk menerik tubuh dari rangsangan yang membahayakan.

2. komponen perasaan motivasi, rangsangan disalurkan lebih lambat melalui serat

C yang tidak bermielin diperifer dan mengadakan banyak kontak sinaptic

diotak, nukleus otak tengah ( midbrain melei ) dan sistem kortikal limbik.

Komponen ini yang bertangung jawab terhadap perilaku untuk menghindar dari

rangsangan yang membahayakan.

Perubahan patofissiologi pada trauma bedah akut adalah sebagai berikut :

1. perubahan neurohumoral pada persepsi nyeri ditempat dan area yang

berbatasan dengan luka.

2. perubahan fungsi sinaptic dan proses nociceptive dai spinal cord di dorsal horn.
48 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
3. respon neuroendocrine menimbulkan hyperglikemia dan keseimbangan nitrogen

negatif.

4. pengaktifan sympahoadrenal menghasilkan peningkatan denyut jantung dati

tekanan darah serta pengurangan aliran darah setempat.

Aspek lain dari respon trauma akut adalah pengaruhnya pada organ target utama

meliputi sistem kardiovaskuler, paru paru dan sistem syaraf pusat, hubungan

antara kerusakan fungsi organ target dengan meningktanya morbidity pasca bedah

telah diteliti.

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 87

Modul Praktikum KDM I 2015

Re spon taruma : ke pe kaan pe rife r

Jaringan yang luka diikuti oleh reaksi seri neurohumoral yaitu terdiri dari 3 (

tiga ) respon, masing masing adalah meningkatnya aliran darah, udem jaringan dan

nocireceftor yang sensitif ( hyperalgesia ).

Walaupun pada tahun tahun terakhir ini mediator biokimia yang

mendasari beberapa aspek respon taruma telah diketahui, namun mekanisme yang

tepat atau mekanisme yang bertanggung jawab pada peningkatan kepekaan reseptor

belum dapat digolongkan.

Trauma bedah disertai dengan keluarnya ion K dari intrasel dan ion Na dari

ekstrasel serta cepatnya pembentukan dan pelepasan bradykini dan serotonin.

Bradykinin adalar algesic peptida kuat yang mempermuda pengaktifan serat C dan

menimbulkan nyeri yang hebat setelah pemberian intradermal atau intra arterial.

Serotonin juga mampu meningkatkan nyeri terutama bertangungjawab terhadap

timbulnya reaksi peningkatan aliran darah dan udem jaringan.

Pe rjalanan Rasa Nyeri

Niciceptor ( reseptor nyeri ) pada kulit dan jaringan menghasilkan rangsang

nyeri yang mengikuti trauma. Para dokter percaya bahwa nociceptor bereaksi

terhadap nyeri yang ditimbulkan oleh zat zat kimia seperti bradykinin, histamin, dan
49 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
prostaglandin yang dilepas oleh jaringan yang rusak. Zat zat ini yang dapat

menurunkan ambang nociceptor sampai rangsang yang tidak menyakitkan ( non

painful ) menimbulkan nyeri. Karena phenomena ini prostaglandin sebagai sintesis,

seperti aspirin yang menghasilka analgesia.

Berdasarkan kecepatan konduksi, serat saraf dapat dikategorikan sebagai

serat A, B, dan C, tapi hanya serat A delta dan serat C yang nampak terlihat didalam

transmisi nyeri. Rangsangan dibawa dengan cepat oleh serat A delta yang bermielin

pada saraf perifer yang menghasilkan nyeri tajam dan menusuk. Rangsang yang

disalurkan secara perifer menghasilakan nyeri tajam dan menusuk. Rangsang yang

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 88

Modul Praktikum KDM I 2015

disalurkan secara lambat oleh serat C yang tidak bermielin menghasilkan nyeri terus

menerus, lama, sensasi panas, dingin, zatzat kimia dan mekanis. Tidak seperti

banyak nociceptor yang lain yang menjadi kurang responsive terhadap pengulangan

rangsangan, maka polymodal reseptor nyeri menjadi lebih responsive terhadap

pengulangan rangsangan. Serat nyeri dari perifer masuk ke spinal cord melalui akar

saraf dorsal naik dan turun melalui traktus Lissauers dan berakhir dimasa kelabu

tanduk dorsal.dari tanduk dorsal rangsangan bergerak dari serat saraf pendek ke

serat saraf yang lebih panjang melintas kejalan anterolateral spinothalmik (

merupakan traktus utama pada sistem saraf pusat yang menghantarkan nyeri).

Jalan naik ke spinotalmik mempunyai dua bagian yaitu :

1. traktus neospinotalamik

2. traktus paleospinotalamik.

Traktus spinotalamik naik melalui massa putih spinal cord, membawa

rangsang yang diangkut oleh serat perifer A delta. Rangsang dibawa dengan cepat,

membawa nyeri, nyeri tajam dan terlokalisasi, persepsi nyeri jelas dimana lokasinya

dan intensitasnya. Hal ini menimbulkan mekanisme perilaku, seperti reaksi berjuang

melawan atau melarikan diri ( fight or flight ).


50 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Traktus peleospinotalamik menghantarkan lebih lambat daripada traktus

neospinotalamik. Akibatnya, traktus spinotalamik ada hubungannya dengan rasa

terbakar, nyeri tumpul, sensasi lokasi buruk. Karena ini dipengaruhi oleh struktur

otak yang mengontrol ingatan dan mengilang kembali, maka melibatkan reaksi emosi.

Banyak rangsang nyeri berakhir dithalamus dan rangsang lain tiba diarea

retikular ( area batang otak ). Keduanya menyumbang pengaktifan sistem retikuler (

RAS ) yang kemudian mengaktifkan kortek serbral.

Walaupun peranan pasti kortek serebral tetap tidak jelas, itu memungkinkan

melibatkan persepsi nyeri dan interprestasinya berdasrkan ingatan seseorang tentang

nyeri yang pernah mereka alami. Di dalam kortek, traktus spinotalamik mempunyai

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 89

Modul Praktikum KDM I 2015

synap perantara enkephalin yang bisa berkomunikasi langsung dengan anterior

pituitary, tempat beta endorphin diproduksi.

Dengan keadaan itu kortek dapat langsung memodifikasi sensasi nyeri ia

dapat menghambat atau mempertinggi sensasi ke tingkat spinal cord dengan

mengirim pesan turun melalui jalan turun ( decending spinal patways ) Peptida

peptida otak. Sistem saraf pusat memodifikasi nyeri dangan melepaskan endogenous

opiats, seperti endorphin dan enkephalin, untuk menghamabt transmisi rangsang pada

tingkat perifer dan mengubah persepsi nyeri pada tingkat kortek. Rangsang yang

menyakitkan memicu pelepasan endogenous opiats, yang kemudian membalut

reseptor opiats disepanjang sistem saraf terutama ditanduk dorsal, hambtan

melepaskan meurotransmiter.

Te rdapat tiga group opiats:

1. Enkephalin, peptida berukuran kecilyang efek analgesiknya lemah, berikatan

dengan reseptor opiats di spinal cord, brain stem, sitem limbik, hipotalamus,

adrenal dari traktus gastrointestinal.

2. Endorphin, peptida yang berukuran besar, bisa disintesa dan disimpan di


51 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
kelenjar pitiutary, Ia juga ditemukan dihipotalamus, otak tengah dan sistem

limbik.

3. Dynorphin, menghasilkan efek analgesik 50 kali lebih kuat dari beta

endorphin ia ditemukan di kelnjar pituitary, hipotalamus dan spinal cord.

Beberapa terapi untuk meringankan nyeri, seperti akupuntur, pelberian plasebo, TENS (

merangsang saraf pada kulit dengan alat listrik ) mungkin efektif karena alat alat

tersebut merangsang pelepasan endogenoue opiats.

Teori nyeri

1. Teori specificity :

Teori yang mengatakan bahwa ujung saraf spesifik berkorelasi dengan sensasi

yang spesifik : seperti sentuhan, hangat, dingin, dan nyeri. Sensasi nyeri

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 90

Modul Praktikum KDM I 2015

berhubungan dengan pengaktifan ujung ujung saraf bebas oleh rangsangan

mekanis, kimia, dan temperatur yang berlebihan.

2. Teori intensity

Nyeri adalah hasil rangsangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap rangsangan

sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika menggunakan intensitas

yang cukup.

3. The gate control theory

Teori ini menjelaskan mekanisme transmisi nyeri. Kegiatannya tergantung pada

aktifitas serat saraf afferent yang berdiameter be sar atau ke cil yang dapat,

mempengaruhi sel saraf subtansia ge latinosa. Aktifita saraf berdiameter be sar

menghambat transmisi artinya pintu ditutup sedangkan yang berdiameter ke cil

memfasilitasi transmisi artinya pintu dibuka. Hambatan /fasilitasi hanya terjadi

bila serat tersebut dirangsang secara berturut turut.

PENGKAJIAN NYERI

1. Indikator perilaku.
52 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
a. tangisan.

b. Ekspresi wajah.

c. Gerakan tubuh.

2. Indikator fisiologis.

a. tekanan darah.

b. Nadi.

c. pernapasan

3. Pada sistem pernapasan.

a. Menurunnya volume tidal.

b. Menurunnya fungsi kafasitas residual.

c. Menurunnya kemampuan untuk batuk.

d. Tetahannya sputum di paru paru.

e. Terjadi infeksi.

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 91

f. Atelektasis.

g. Menurunnya PO

4. sistem kardiovaskuler.

a. Tackhycardia.

Modul Praktikum KDM I 2015

dan meningkatnya PCO

b. Hypertensi.

c. Meningkatnya pekerjaan jantung.

d. Meningkatannya hambatan pada pembuluh darah perifer.

e. Meningkatnya konsumsi O

2
53 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
.

f. Bisa menimbulkan miokard infark ischenia. 5. Sistem pencernaan : menurunnya motilitas

atau pergerakan usus.

6. Sistem perkemihan : terjadi hambatan pengeluaran air kemih.

7. Sistem endokrine : meningkatnya hormon Aldosteron, ADH, cortisol dan

kathekolamin akan menghamabat natrium dan H

O dan hyperglycemia.

8. Sistem saraf pusat : menimbulkan rasa cemas dan tidak dapat tidur.

Dampak nyeri te rhadap ke butuhan dasar :

1. gangguan rasa nyaman.

2. gangguan kebutuhan sehari hari.

3. gangguan nutrisi.

4. gangguan istirahat dan tidur.

5. gangguan rasa aman.

ALAT PENGKAJIAN PENGUKURAN RASA NYERI

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 92

Modul Praktikum KDM I 2015

UPAYA MENGATASI NYERI

Metode dan tehnik yang dapat dilakukan dan upaya untuk mengatasi nyeri adalah:

I. Te knik Re laksasi Nafas Dalam

1. De finisi Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,

yang

dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas

dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana

menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,

teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan

meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer dan Bare, 2002).


54 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
2. Tujuan dan Manfaat Te knik Re laksasi Nafas Dalam

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 93

Modul Praktikum KDM I 2015

Menurut National Safety Council (2004), bahwa teknik relaksasi nafas dalam

saat ini masih menjadi metode relaksasi yang termudah. Metode ini mudah dilakukan

karena pernafasan itu sendiri merupakan tindakan yang dapat dilakukan secara

normal tanpa perlu berfikir atau merasa ragu.

Sementara Smeltzer dan Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan dari teknik

relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara

pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk mengurangi

stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan

menurunkan kecemasan. Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan oleh klien setelah

melakukan teknik relaksasi nafas dalam adalah dapat menghilangkan nyeri,

ketenteraman hati, dan berkurangnya rasa cemas.

Lebih lanjut Priharjo (2003) menyatakan bahwa adapun langkah- langkah teknik

relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :

1. Usahakan rileks dan tenang

2. Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan hitungan 1,2,3, kemudian

tahan sekitar 5-10 detik

3. Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan- lahan.

4. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskannya lagi melalui mulut

secara perlahan- lahan

5. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang

6. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

II. Te knik Dis traks i

1. De finisi Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat

menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap

nyeri (Prasetyo, 2010).


55 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 94

Modul Praktikum KDM I 2015

2. Tujuan dan Manfaat Te knik Distraksi

Tujuan penggunaan teknik distraksi dalam intervensi keperawatan adalah untuk

pengalihan atau menjauhkan perhatian klien terhadap sesuatu yang sedang

dihadapi, misalnya rasa nyeri. Sedangkan manfaat dari penggunaan teknik ini, yaitu

agar seseorang yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa

berada pada situasi yang lebih menyenangkan (Widyastuti, 2010).

3. Prose dur Te knik Distraksi Prosedur teknik distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain :

a. Distraksi visual Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat

pemandangan, dan gambar (Prasetyo, 2010).

b. Distraksi pe nde ngaran Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau

gemercik air. Klien

dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik yang tenang, seperti

musik klasik. Klien diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien

juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu, seperti

bergoyang, mengetukkan jari atau kaki (Tamsuri, 2007).

c. Distraksi pe rnafasan Cara pertama, yaitu bernafas ritmik. Anjurkan klien untuk

memandang fokus

pada satu objek atau memejamkan mata, lalu lakukan inhalasi perlahan melalui

hidung dengan hitungan satu sampai empat (dalam hati), kemudian

menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu

sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi

pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan teknik ini

hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Cara kedua, yaitu bernafas ritmik dan

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 95

Modul Praktikum KDM I 2015

massase, instruksikan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat
56 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
yang bersamaan.

III. Imajinasi Te rbimbing

1. De finisi Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan untuk

mengurangi

stress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai. Imajinasi terbimbing atau

imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran saat sadar

maupun tidak sadar untuk menciptakan bayangan gambar yang membawa

ketenangan dan keheningan (National Safety Council, 2004).

2. Manfaat Imajinasi Te rbimbing Imajinasi terbimbing merupakan salah satu jenis dari

teknik relaksasi sehingga

manfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan manfaat dari teknik relaksasi

yang lain. Teknik ini dapat mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan dan

membantu tubuh mengurangi berbagai macam penyakit seperti depresi, alergi dan

asma (Holistic- online, 2006).

Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi

pada kesan tersebut, sehingga secara bertahap mampu mengurangi ketegangan dan

nyeri (Potter dan Perry, 2006).

3. Das ar Imajinas i Te rbimbing

Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk berkomunikasi

dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan diproses oleh tubuh melalui

bayangan. Imajinasi terbentuk melalui rangasangan yang diterima oleh berbagai indera

seperti gambar, aroma, rasa, suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006). Respon

tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara bayangan dan aktifitas

nyata (Tusek, 2000 yang dikutip dalam anonim, 2008).

4. Pros e s As os ias i Imajinas i

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 96

Modul Praktikum KDM I 2015

Imajinasi terbimbing merupakan suatu teknik yang menuntut seseorang untuk


57 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
membentuk sebuah bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Imajinasi yang

terbentuk tersebut akan diterima sebagai rangsang oleh berbagai indra, kemudian

rangsangan tersebut akan dijalankan ke batang otak menuju sensor thalamus.

Ditalamus rangsang diformat sesuai dengan bahasa otak, sebagian kecil rangsangan itu

ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus sekitarnya dan sebagian besar lagi dikirim

ke korteks serebri, dikorteks serebri terjadi proses asosiasi pengindraan dimana

rangsangan dianalisis, dipahami dan disusun menjadi sesuatu yang nyata sehingga otak

mengenali objek dan arti kehadiran tersebut. Hipokampus berperan sebagai penentu

sinyal sensorik dianggap penting atau tidak sehingga jika hipokampus memutuskan

sinyal yang masuk adalah penting maka sinyal tersebut akan disimpan sebagai ingatan.

Hal-hal yang disukai dianggap sebagai sinyal penting oleh hipokampus sehingga

diproses menjadi memori. Ketika terdapat rangsangan berupa bayangan tentang hal-hal

yang disukai tersebut, memori yang telah tersimpan akan muncul kembali dan

menimbulkan suatu persepsi dari pengalaman sensasi yang sebenarnya, walaupun

pengaruh/akibat yang timbul hanyalah suatu memori dari suatu sensasi (Guyton dan

Hall, 2008).

5. Macam-Macam Te knik Imajinas i te rbimbing

Berdasarkan pada penggunaannya terdapat beberapa macam teknik imajinasi

terbimbing (Holistic- Online, 2006) :

a. Guided Walk ing Imagery Pada teknik ini pasien dianjurkan untuk mengimajinasikan

pemandangan standar

seperti padang rumput, pegunungan, pantai dll. kemudian imajinasi pasien dikaji

untuk mengetahui sumber konflik.

b. Autogenic Abeaction Dalam teknik ini pasien diminta untuk memilih sebuah perilaku

negatif yang ada

dalam pikirannya kemudian pasien mengungkapkan secara verbal tanpa batasan. Bila

berhasil akan tampak perubahan dalam hal emosional dan raut muka pasien.

c. Covert sensitization
58 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 97

Modul Praktikum KDM I 2015

Teknik ini berdasar pada paradigma reinforcement yang menyimpulkan bahwa

proses imajinasi dapat dimodifikasi berdasarkan pada prinsip yang sama dalam

modifikasi perilaku. d. Covert Behaviour Rehearsal

Teknik ini mengajak seseorang untuk mengimajinasikan perilaku koping yang dia

inginkan.

UPAYA MENGATASI NYERI DENGAN TINDAKAN FARMAKOLOGI

Menurut Prasetyo (2010) menyatakan bahwa manajemen dalam penanganan nyeri

terbagi atas tindakan farmakologis dan non farmakologis serta pembedahan. a. Tindakan

Farmakologi

1) Analgesik Narkotik Opiate merupakan obat yang paling umum digunakan untuk

mengatasi nyeri pada

klien, untuk nyeri sedang hingga nyeri berat. 2) Analgesik lokal

Analgesik lokal bekerja dengan memblokade konduksi saraf saat diberikan langsung

ke serabut saraf.

3) Analgesik yang dikontrol klien Sistem analgesik yang dikontrol klien terdiri dari infus yang

di isi narkotik menurut

resep, dipasang dengan pengatur pada lubang injeksi intravena. Penggunaan narkotik

yang dikendalikan klien dipakai pada klien dengan nyeri pasca bedah, nyeri kanker,

krisis sel. 4) Obat- Obat Nonsteroid (NSAIDs)

Obat- obat yang termasuk dalam kelompok ini menghambat agregasi platelet,

kontraindikasi meliputi klien dengan gangguan koagulasi atau klien dengan terapi

antikoagulan. Contohnya : Ibuprofen, Naproksen, Indometasin, Tolmetin, Piroxicam,

serta Ketorolac (Toradol). Selain itu terdapat pula golongan NSAIDs yang lain

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 98

Modul Praktikum KDM I 2015

seperti Asam Mefenamat, Meclofenomate serta Phenylbutazone, dll (Goodman dan


59 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Gilman, 2008).

Be be rapa contoh me kanisme ke rja NSAIDs adalah s e bagai be rikut: a) Ke torolac

Farmakodinamik :

Ketorolac tromethamine merupakan suatu obat analgesik non narkotik. Obat ini

bukan sebagai anti- inflamasi (meskipun ketorolac mempunyai sifat- sifat AINS yang

khas (Katzung, 2002). Pernyataan Katzung (2002) tersebut berbeda dengan

Goodman dan Gilman (2008) yang menyatakan bahwa efek ketorolac tromethamine

menghambat biosistesis prostaglandin dan tromboksan A2. Ketorolac tromethamine

dapat memberikan efek anti- inflamasi dengan menghambat peletakan granulosit pada

pembuluh darah yang rusak. Menstabilkan membrane lisosom dan menghambat

migrasi leukosit polimorfonuklear dan magrofag ke tempat peradangan.

Farmakokinetik : Ketorolac tromethamine diserap dengan cepat dan lengkap setelah

pemberian

intramuskuler dengan konsentrasi puncak rata- rata dalam plasma 2,2 mcg/ml setelah

50 menit pemberian dosis tunggal 30 mg. Ketersediaan hayati oral sekitar 80%, dan

obat ini akan diekskresikan dalam waktu paru eliminasi 4 sampai 6 jam. Lebih dari

99% ketorolac tromethamine diikat oleh protein dan sebagian besar di metabolisme

dihati. Metabolismenya adalah hidroksilate. Dan yang tidak dimetabolisme

(unchanged drug) akan diekskresikan melalui urin (Goodman dan Gilman, 2008).

Sedangkan Setiabudy (2007) menyatakan bahwa pemberian ketorolac secara

intarmuskular sebagai analgesik pasca bedah memperlihatkan efektivitas sebanding

morfin/meperidin dosis umum. Masa kerjanya lebih panjang dan efek sampingnya

lebih ringan. Obat ini juga dapat diberikan secara oral. Absorpsi oral dan

intramuskular berlangsung cepat dan mencapai puncak dalam 30 - 50 menit.

Bioavailabilitas oral mencapai 80% dan hampir seluruhnya terikat protein plasma.

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 99

b) Asam Me fe namat Farmakodinamik :

Modul Praktikum KDM I 2015


60 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Asam mefenamat merupakan asam fenilantranilat yang mengalami N-subtitusi.

Senyawa fenamat mempunyai sifat anti- radang, anti- piretik dan analgesik. Pada uji

analgesia, asam mefenamat merupakan satu- satunya fenamat yang menunjukkan

kerja pusat dan kerja perifer. Senyawa fenamat memiliki sifat- sifat tersebut terutama

karena kemampuannya menghambat siklooksigenase. Selain itu senyawa fenamat

juga mengantagonis efek prostaglandin tertentu (Goodman dan Gilman, 2008).

Farmakokinetik : Konsentrasi puncak dalam plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam setelah

pemberian

oral dalam dosis tunggal. Pada manusia, sekitar 50% dosis asam mefenamat

diekskresi dalam urin, terutama sebagai matabolit 3-hidroksimetil terkonjugasi dan

metabolit 3-karboksil serta konjugatnya. Dua puluh persen obat ini ditemukan dalam

feses, terutama sebagai metabolit 3-karboksil yang tidak terkonjugasi (Goodman dan

Gilman, 2008). Sedangkan Setiabudy (2007) menyatakan bahwa asam mefenamat terikat

sangat

kuat pada protein plasma. Dengan demikian interkasi terhadap obat antikoagulan

harus dihentikan.

c) Piroksikam Farmakodinamik :

Piroksikam merupakan suatu obat anti radang yang efektif, potensinya sebagai

inhibitor biosintesis prostaglandin in v iro. Piroksikam dapat menghambat aktivasi

neurofil yang tidak tergantung pada kemampuannya untuk menghambat

siklooksigenase (Goodman dan Gilman, 2008). Selain itu piroksikam juga sebagai

penghambat COX nonselektif, tetapi pada konsentrasi tinggi juga dapat menghambat

migrasi leukosit polimorfonuklear, mengurangi produksi radikal oksigen dan

menghambat fungsi limfosit (Katzung, 2002). Farmakokinetik :

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 100

Modul Praktikum KDM I 2015

Goodman dan Gilman (2008) menyatakan bahwa piroksikam diabsorpsi sempurna

setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak dalam plasma terjadi dalam 2 sampai 4
61 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
jam. Terjadi siklus enterohepatik piroksikam, dan perkiraan waktu paruh dalam

plasma beragam dengan nilai rata- rata sekitar 50 jam. Setelah diabsopsi, piroksikam

banyak terikat pada protein plasma (99%). Pada keadaan tunak (misalnya 7 sampai

12 hari), konsentrasi piroksikam dalam plasma dan cairan sinovial kira- kira sama.

Kurang dari 5% obat ini diekskresi dalam urin.

d) Ibuprofe n Farmakodinamik :

Ibuprofen merupakan obat turunan sederhana dari phenylpropionic acid. Obat ini

mempunyai aktivitas anti- radang, analgesik, anti- piretik yang bermanfaat bagi

menusia. Ibuprofen merupakan inhibitor siklooksigenase yang efektif. Ibuprofen

mempunyai efek penghambatan yang nyata terhadap fungsi leukosit (Goodman dan

Gilman, 2008). Farmakokinetik :

Ibuprofen diabsorpsi dengan cepat setelah pemberial oral, dan konsentrasi puncak

dalam plasma adalah 15 - 30 menit. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam.

Ekskresi ibuprofen cepat dan sempurna, lebih dari 90% dosis yang teringesti

diekskresikan melalui urin sebagai metabolit atau konjugatnya. Metabolit utamanya

adalah suatu senyawa terhidroksilasi dan terkarboksilasi (Goodman dan Gilman,

2008). Sementara Katzung (2002) menyatakan bahwa ibuprofen lebih dari 99%

terikat dengan protein plasma, dengan mudah dibersihkan dan mempunyai waktu

paruh terminal lebih dari 1 - 2 jam. Ibuprofen dimetabolisme secara ekstensif di

dalam hati.

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 101

Modul Praktikum KDM I 2015

PEMERIKSAAN FISIK

A. Tujuan Pe mbe lajaran Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan tindakan Pemeriksaaan fisik secara sistematis

dan setiap langkah dilakukan secara tepat.

B. Dasar Te ori
62 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Tujuan dilakukan pemeriksaan fisik Untuk memperoleh informasi mengenai status

kesehatan pasien. Tujuan definitif pemeriksaan fisik adalah, pertama, untuk

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 102

Modul Praktikum KDM I 2015

mengidentifikasi status normal dan kemudian mengetahui adanya variasi dari

keadaan normal tersebut dengan cara memvalidasi keluhan- keluhan dan

gejala- gejala pasien, penapisan/skrining keadaan wellbeing pasien, dan pemantauan

masalah kesehatan/penyakit pasien saat ini. Informasi ini menjadi bagian dari

catatan/rekam medis (medical record) pasien, menjadi dasar data awal dari

temuantemuan klinis yang kemudian selalu diperbarui (updated) dan ditambahkan

sepanjang waktu.

C. Alat dan Bahan

Tensimeter

Stetoskop

Termometer

Timbangan

Meteran tinggi badan

Penlight

Snellan chart

Kapas

Minyak kayu putih

kopi, gula, garam

reflek hammer

spekulum hidung

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 103

spekulum telinga

tong spatel

hand scoon
63 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
garpu tala

jam tangan

alat tulis

D. Pe tunjuk Umum

Modul Praktikum KDM I 2015

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

2. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan

3. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul

4. Tanyakan kepada dosen bila ada hal- hal yang tidak dipahami atau kurang

dimengerti

E. Ke se lamatan Ke rja

1. Pusatkan pertanyaan pada pekerjaan yang dilakukan

2. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah dijangkau

3. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya

4. Perhatikan setiap langkah

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 104

F. Langkah Ke rja

Modul Praktikum KDM I 2015

Langkah Pe ngerjaan Ilustrasi gambar

1 Persiapkan Alat

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 105

Modul Praktikum KDM I 2015

2 Menyapa pasien atau keluarga dan

memperkenalkan diri

4 Menjaga privasi pasien : tutup

sampiran
64 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
5 Cuci tangan efektif 7 langkah,

mengguankan sabun, dibawah air

mengalir dan dikeringkan

6 Tibang Berat Badan dan Ukur Tinggi

Badan

7 Inspeksi derajat kesadaran

Auskultasi Vital Sign (Mengukur

(kompos mentis, apatis, letargi, somnolen,

sopor, koma)

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 106

Modul Praktikum KDM I 2015

Tensi, menghitung pernafasan,

menghitung nadi dan menghitung

pernafasan)

8 Kulit :

Inpeksi & palpasi Hiperpigmentasi,

sianosis, edema, turgor, makula,

papula, vesikula, pustula, bula, nodul,

sikatriks,nevi.

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 107

Modul Praktikum KDM I 2015

9 Ke pala :

Inspeksi & palpasi rambut

(jenis, warna, kelainan) edema / tdk,

kebersihan

10 Mata :

Inspeksi & palpasi

Starbismus, konjungtiva, sclera,


65 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
lapang pandang

Inspeksi ukuran pupil mata

sklera, konjungtiva

Inspeksi lapang pandang

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 108

Modul Praktikum KDM I 2015

11 Te linga :

Inspeksi & palpasi Serumen,

tinitus, tes pendengaran

Palpasi telinga

Pemeriksaan Serumen dan adanya massa

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 109

Modul Praktikum KDM I 2015

Pemeriksaan pendengaran (Tes Rinne, Tes

Weber, Tes Swabach)

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 110

Modul Praktikum KDM I 2015

12 Hidung :

Inspeksi & palpasi epistaksis,

ingus

Inspeksi Hidung

Palpasi Hidung

Mengetes fungsi penciuman

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 111

Modul Praktikum KDM I 2015

13 Mulut / Gigi :

Inspeksi bibir, gigi, lidah,

palatoskisis
66 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 112

Modul Praktikum KDM I 2015

14 Le he r :

Inspeksi & palpasi pembesaran

kelenjar thyroid

Auskultasi Kelenjar Thyroid

Palpasi Kelenjar Thyroid

Auskultasi Kelenjar Thyroid

15 Dada : Inspeksi dan palpasi dada

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 113

Modul Praktikum KDM I 2015

Inspeksi simetris, retraksi, benjolan

patologis, keadaan mammae

Perkusi dada

Lokasi Perkusi dada

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 114

Modul Praktikum KDM I 2015

16 Pe rut :

Inspeksi & palpasi hepar, gaster,

nyeri tekan

Auskultasi dada

Inspeksi Perut

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 115

Modul Praktikum KDM I 2015

Palpasi

Auskultasi

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 116

Modul Praktikum KDM I 2015


67 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
17 Ge ne talia

Inspeksi & palpasi tumor, luka

parut

18 Ekstre mitas :

Inpeksi, palpasi, perkusi :bentuk,

ukuran,kelainan

19 Punggung :

Inspeksi, palpasi skoliosis, kifosis,

lordosis

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 117

20 Membereskan alat

Modul Praktikum KDM I 2015

21 Mengevaluasi hasil tindakan :

menanyakan respon pasien

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 118

22 Berpamitan dengan pasien

23 Mencuci tangan

Modul Praktikum KDM I 2015

24 Mendokumentasikan kegiatan yang

telah dilakukan

Key Point :

Catat waktu, tindakan yang dilakukan,

tanda tangan

G. Evaluasi Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap

2. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan infus

3. Mahasiswa mempertahankan kenyamanan dan privasi klien selama prosedur

dilakukan
68 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017
Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 119

Modul Praktikum KDM I 2015

4. Mahasiswa wajib berlatih dengan menggunakan panduan modul praktikum

pada jam praktikum mandiri

DAFTAR PUSTAKA

Hanke, Grace. 2007. Med-Math : Perhitungan Dosis, Preparat dan Cara

Pemberian Obat Edisi 2. Jakarta : EGC.

Kusyati, Eni. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium. Jakarta : EGC.

Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik .

Jakarta. EGC

Potter, Patricia A, Pocket guide to health assessment, hal.346-348

A. Tamsuri, 2007, Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri EGC, Jakarta

Borenfein, Gb, 1995, Lbp Medical Diagnosis And Comprehensiv e M Second

Edition, Philadelpia : Wb Soundres

Carolyn Richardson, Et, Al, 1999, Therapeistic Ex ercise For Spinal Segmental

Stabilization In Low Back Pain London Chur Chill, Living Stone

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 120

Modul Praktikum KDM I 2015

Kisner, Carolyn And Lynn Allen Colby, 2007, Therapeutik Ex ercise Foundation

And Techiques Fifh Edition, Philadelphian : F.A Davis Company

Nugroho. D.S, 7-10 Maret 2001, Neurofisiologi Nyeri Dari Aspek Kedokteran

Makalah yang Disampaik an Pada pelatihan Penatalaksanaan Fisioterapi

Komprehensif pada Nyeri, Surakarta

Ns. Arie Sulistiyawati., M.Kep Page 121

69 Modul Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2017

Anda mungkin juga menyukai