[ARTIKEL REVIEW]]
Abstract
Hypertension is defined an increasing blood pressure more than normal value or as a systolic blood pressure of 140 mmHg
or more, or a diastolic blood pressure of 90 mmHg or more. According to the American Society of Hypertension (ASH),
Hypertension is a syndrome or collection symtoms that influences of progressiveness a cardiovascular problem, the
collection symtoms are result from many interconected condition such as aging process, because of hypertension is an
interaction of multiple genetic and environmental factors.The complication of hypertension is do toe uncontrolled high
blood pressure, in which can lead to heart attack or coronary artery deseases, heart failure, stroke, kidney desease and
retinopaty. Although the etiologies of hypertension are not clear yet, but the impact of hypertension was very dangeorous
for an incresing mortality and morbidity, so that hypertension called the silent killer. Several factors are known to cause
hypertension consist of causal factors that can be modified (diet, obesity, smoking, diabetes and diseases) and the causes
that can not be modified (age, ras, sex and genetic).
Abstrak
Hipertensi merupakan penyakit peningkatan tekanan darah di atas nilai normal. Menurut American Society of
Hypertension (ASH), hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif akibat dari
kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. Komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi adalah penyakit
jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal kronik, dan retinopati. Penyebab terjadinya hipertensi sampai saat ini
belum dapat dipastikan, namun dampak dari hipertensi mengakibatkan morbiditas yang memerlukan penanganan serius,
dan mortalitas yang cukup tinggi sehingga hipertensi disebut sebagai the silent killer. Beberapa faktor yang diketahui
menyebabkan terjadinya hipertensi terdiri dari faktor penyebab yang dapat dimodifikasi (diet, obesitas, merokok, dan
penyakit DM) dan faktor penyebab yang tidak dapat dimodifikasi (usia, ras, jenis kelamin dan genetik).
...
Korespondensi : Bianti Nuraini | biantinuraini17@gmail.com
Pendahuluan
Tekanan darah merupakan gaya melalui pembuluh darah dengan kekuatan
yang diberikan darah terhadap dinding berlebih.1
pembuluh darah dan ditimbulkan oleh Hipertensi merupakan suatu
desakan darah terhadap dinding arteri keadaan meningkatnya tekanan darah
ketika darah tersebut dipompa dari sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg
jantung ke jaringan. Besar tekanan dan diastolik lebih dari sama dengan 90
bervariasi tergantung pada pembuluh mmHg setelah dua kali pengukuran
darah dan denyut jantung. Tekanan darah terpisah.2
paling tinggi terjadi ketika ventrikel Hipertensi dapat diklasifikasikan
berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer
rendah ketika ventrikel berelaksasi atau esensial yang penyebabnya tidak
(tekanan diastolik). Pada keadaan diketahui dan hipertensi sekunder yang
hipertensi, tekanan darah meningkat yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,
ditimbulkan karena darah dipompakan penyakit endokrin, penyakit jantung, dan
gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali
menurunkan tahanan perifer yang akan Thomas S Bowman dari Brigmans and
menurunkan tekanan darah (untuk Womens Hospital, Massachussetts
hipertensi) dan melatih otot jantung terhadap 28.236 subyek yang awalnya
sehingga menjadi terbiasa apabila tidak ada riwayat hipertensi, 51%
jantung harus melakukan pekerjaan subyek tidak merokok, 36% merupakan
yang lebih berat karena adanya kondisi perokok pemula, 5% subyek merokok
tertentu. Kurangnya aktivitas fisik 1-14 batang rokok perhari dan 8%
menaikan risiko tekanan darah tinggi subyek yang merokok lebih dari 15
karena bertambahnya risiko untuk batang perhari. Subyek terus diteliti
menjadi gemuk. Orang-orang yang dan dalam median waktu 9,8 tahun.
tidak aktif cenderung mempunyai detak Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu
jantung lebih cepat dan otot jantung kejadian hipertensi terbanyak pada
mereka harus bekerja lebih keras pada kelompok subyek dengan kebiasaan
setiap kontraksi, semakin keras dan merokok lebih dari 15 batang perhari.15
sering jantung harus memompa
semakin besar pula kekuaan yang Patofisiologi Hipertensi
mendesak arteri.10
6. Pola asupan garam dalam diet: badan Tekanan darah dipengaruhi volume
kesehatan dunia yaitu World Health sekuncup dan total peripheral resistance.
Organization (WHO) Apabila terjadi peningkatan salah satu dari
merekomendasikan pola konsumsi variabel tersebut yang tidak
garam yang dapat mengurangi risiko terkompensasi maka dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi. Kadar sodium timbulnya hipertensi. Tubuh memiliki
yang direkomendasikan adalah tidak sistem yang berfungsi mencegah
lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram perubahan tekanan darah secara akut
sodium atau 6 gram garam) perhari. yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi
Konsumsi natrium yang berlebih dan mempertahankan stabilitas tekanan
menyebabkan konsentrasi natrium di darah dalam jangka panjang. Sistem
dalam cairan ekstraseluler meningkat. pengendalian tekanan darah sangat
Untuk menormalkannya cairan kompleks. Pengendalian dimulai dari
intraseluler ditarik ke luar, sehingga sistem reaksi cepat seperti reflex
volume cairan ekstraseluler meningkat. kardiovaskuler melalui sistem saraf,
Meningkatnya volume cairan refleks kemoreseptor, respon iskemia,
ekstraseluler tersebut menyebabkan susunan saraf pusat yang berasal dari
meningkatnya volume darah, sehingga atrium, dan arteri pulmonalis otot polos.
berdampak kepada timbulnya Sedangkan sistem pengendalian reaksi
hipertensi. 13 lambat melalui perpindahan cairan antara
7. Kebiasaan Merokok: merokok sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang
menyebabkan peninggian tekanan dikontrol oleh hormon angiotensin dan
darah. Perokok berat dapat vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem
dihubungkan dengan peningkatan poten dan berlangsung dalam jangka
insiden hipertensi maligna dan risiko panjang yang dipertahankan oleh sistem
terjadinya stenosis arteri renal yang pengaturan jumlah cairan tubuh yang
mengalami ateriosklerosis.14 Dalam melibatkan berbagai organ.16
penelitian kohort prospektif oleh dr.
mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata mengalami hipertropi atau penebalan,
berupa perdarahan retina, gangguan sehingga aliran darah ke daerah-daerah
penglihatan sampai dengan kebutaan. yang diperdarahinya akan berkurang.
Gagal jantung merupakan kelainan yang Arteri-arteri di otak yang mengalami
sering ditemukan pada hipertensi berat arterosklerosis melemah sehingga
selain kelainan koroner dan miokard. Pada meningkatkan kemungkinan terbentuknya
otak sering terjadi stroke dimana terjadi aneurisma. Ensefalopati juga dapat terjadi
perdarahan yang disebabkan oleh terutama pada hipertensi maligna atau
pecahnya mikroaneurisma yang dapat hipertensi dengan onset cepat. Tekanan
mengakibakan kematian. Kelainan lain yang tinggi pada kelainan tersebut
yang dapat terjadi adalah proses menyebabkan peningkatan tekanan
tromboemboli dan serangan iskemia otak kapiler, sehingga mendorong cairan masuk
sementara (Transient Ischemic ke dalam ruang intertisium di seluruh
Attack/TIA). Gagal ginjal sering dijumpai susunan saraf pusat. Hal tersebut
sebagai komplikasi hipertensi yang lama menyebabkan neuron-neuron di
dan pada proses akut seperti pada sekitarnya kolap dan terjadi koma bahkan
hipertensi maligna.22 kematian.19
Hipertensi dapat menimbulkan
kerusakan organ tubuh, baik secara Kardiovaskular
langsung maupun tidak langsung. Infark miokard dapat terjadi apabila
Beberapa penelitian menemukan bahwa arteri koroner mengalami arterosklerosis
penyebab kerusakan organ-organ tersebut atau apabila terbentuk trombus yang
dapat melalui akibat langsung dari menghambat aliran darah yang melalui
kenaikan tekanan darah pada organ, atau pembuluh darah tersebut, sehingga
karena efek tidak langsung, antara lain miokardium tidak mendapatkan suplai
adanya autoantibodi terhadap reseptor oksigen yang cukup. Kebutuhan oksigen
angiotensin II, stress oksidatif. Penelitian miokardium yang tidak terpenuhi
lain juga membuktikan bahwa diet tinggi menyebabkan terjadinya iskemia jantung,
garam dan sensitivitas terhadap garam yang pada akhirnya dapat menjadi
berperan besar dalam timbulnya infark.24
kerusakan organ target, misalnya
kerusakan pembuluh darah akibat Ginjal
meningkatnya ekspresi transforming Penyakit ginjal kronik dapat terjadi
growth factor- (TGF-).23 karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kepiler ginjal dan
Otak glomerolus. Kerusakan glomerulus akan
Stroke merupakan kerusakan target mengakibatkan darah mengalir ke unit-
organ pada otak yang diakibatkan oleh unit fungsional ginjal, sehingga nefron
hipertensi. Stroke timbul karena akan terganggu dan berlanjut menjadi
perdarahan, tekanan intra kranial yang hipoksia dan kematian ginjal. Kerusakan
meninggi, atau akibat embolus yang membran glomerulus juga akan
terlepas dari pembuluh non otak yang menyebabkan protein keluar melalui urin
terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat sehingga sering dijumpai edema sebagai
terjadi pada hipertensi kronik apabila akibat dari tekanan osmotik koloid plasma
arteri-arteri yang mendarahi otak
contoh obat anti hipertensi antaralain muda dari umur 50 tahun. Hal ini
yaitu: disebabkan oleh karena kesulitan
a. betabloker, (misalnya propanolol, pengontrolan TDS umumnya terjadi pada
atenolol), pasien yang berumur lebih tua. Percobaan
b. penghambat angiotensin converting klinik terbaru, memperlihatkan
enzymes (misalnya captopril, pengontrolan tekanan darah efektif dapat
enalapril), ditemukan pada hampir semua pasien
c. antagonis angiotensin II (misalnya hipertensi, namun kebanyakan mereka
candesartan, losartan), menggunakan dua atau lebih obat
d. calcium channel blocker (misalnya kombinasi. Namun ketika dokter gagal
amlodipin, nifedipin) dan dengan modifikasi gaya hidup, dengan
e. alphablocker (misalnya dosis obat-obat antihipertensi yang
28
doksasozin). adekuat, atau dengan kombinasi obat
Yang lebih jarang digunakan adalah yang sesuai, maka akan menghasilkan
vasodilator dan antihipertensi kerja pengontrolan tekanan darah yang tidak
sentral dan yang jarang dipakai, adekuat.30
guanetidin, yang diindikasikan untuk
keadaan krisis hipertensi.29 Pencegahan
Penanganan menurunkan tekanan
darah dapat memberikan penurunan Pengobatan hipertensi memang
insidensi stroke dengan persentase penting tetapi tidak lengkap jika tanpa
sebesar 35-40%; infark mioakrd, 20-25%; dilakukan tindakan pencegahan untuk
gagal jantung, lebih dari 50%. Diperkirakan menurunkan faktor resiko penyakit
bahwa pada pasien dengan hipertensi kardiovaskuler akibat hipertensi. Menurut
stage 1 (Tekanan darah sistolik 140-159 Bustan MN (1995) dan Budistio (2001),
mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99 upaya pencegahan dan penanggulangan
mmHg) yang disertai dengan faktor resiko hipertensi didasarkan pada perubahan
penyakit kardiovaskuler, jika dapat pola makan dan gaya hidup. Upaya
menurunkan tekanan darahnya sebesar 12 pencegahan yang dapat dilakukan
mmHg selama 10 tahun akan mencegah 1 meliputi:
kematian dari setiap 11 pasien yang Perubahan pola makan
diobati. Pada pasien dengan penyakit Pembatasan penggunaan garam hingga
kardiovaskuler atau kerusakan organ, 4-6gr per hari, makanan yang
hanya 9 pasien yang diketahui melakukan mengandung soda kue, bumbu
pengontrolan tekanan darah dalam penyedap dan pengawet makanan.
mencegah kematian.29 Mengurangi makanan yang
Target terapi pengontrolan tekanan mengandung kolesterol tinggi (jeroan,
darah ialah tekanan darah sistolik (TDS) kuning telur, cumi-cumi, kerang,
<140 mmHg, dan tekanan darah diastolik kepiting, coklat, mentega, dan
(TDD) <90 mmHg. Pada pasien umunya, margarin).
pengontrolan tekanan darah sistolik (TDS) Menghentikan kebiasaan merokok,
merupakan hal yang lebih penting minum alkohol
hubungannya dengan faktor resiko Olah raga teratur
kardiovakuler dibandingkan tekanan darah Hindari stres
diastolik (TDD) kecuali pada pasien lebih