Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Jantung Hipertensi (HHD) mencakup spectrum kelainan yang di
hasilkan dari adaptasi structural dan fungsional terhadap tekanan kronis yang
berlebihan. Manifestasi klinis dari rentang HHD dari Hipertrovi ventrikal kiri
yang tidak bergejala (LVH) ke gagal jantung bergejala. HHD telah dikaitkan
dengan peningkatan risiko morbiditas kardiovaskuler dan semua penyebab
kematian.
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu tiap
tahunnya pada penyakit tidak menular (PTM). Penyakit kardiovaskuler adalah
penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti
penyakit jantung koroner, penyakit gagal jantung, atau payah jantung, hipertensi
dan stroke.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan pembunuh diam-diam karena
pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun. Hipertensi
merupakan salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan serangan jantung
dan stroke, yang menyerang sebagian besar penduduk dunia.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah 140/90
mmHg atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95
mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Pengukuran tekanan darah minimal sebanyak
dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (WHO, 2005).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian HHD?
2. Apa Etiologi HHD ?
3. Apa Patofisiologi HHD ?
4. Apa Askep HHD ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui informasi tentang Hypertensi Heartd Disease (HHD)
mulai dari definisi, etiologi, patofisiologi serta dapat memberikan Asuhan
Keperawatan secara Optimal.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian Hypertensi Heart Disease
2. Untuk mengetahui Etiologi Hypertensi Heart Disease
3. Untuk mengetahui Patofisiologi Hypertensi Heart Disease
4. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Hypertensi Heart Disease

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Hypertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan pembunuh diam-diam karena
pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala apapun. Hipertensi
merupakan salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan serangan jantung
dan stroke, yang menyerang sebagian besar penduduk dunia. Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih untuk
usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas
50 tahun. Pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih
memastikan keadaan tersebut (WHO, 2005).
Hipertensi dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu: Hipertensi prime
atau essensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang
tidak atau belum diketahui penyebabnya. Hipertensi primer menyebabkan
perubahan pada jantung dan pembuluh darah. Sedangkan hipertensi sekunder
adalah hipertensi yang disebabkan atau sebagai akibat dari adanya penyakit lain
dan biasanya penyebabnya sudah diketahui, seperti penyakit ginjal dan kelainan
hormonal atau pemakaian obat tertentu (Anggraini, 2009).
2.2 Definisi Hypertensi Heart Disease
Hypertensi Heard Disease adalah penyakit jantung hipertensif ditegakan bila
diketahui ventrikel, kiri sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap-tahap,
pertahanan pembuluh perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Factor yang
menentukan hipertensi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan
diastole. Pengaruh factor genetic disini lebih jelas, fungsi-fungsi pompa ventrikel
kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan
terjadinya arterosklerosis koroner. (FKUI, 1999, Media Aqesculapius, Jakarta).
Joint Committee on Detection, Evaluation and Treatment of hight Blood
Pressure (JNC) Hipertensi adalah tekanan yang lebih dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan
darah normal tinggi sampai hipertensi maligna.
3
Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle
hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit
jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Klasifikasi Hipertensi menurut Doenges, 1999 yaitu :
1. Hipertensi berat diklasifikasikan pada orang dewasa sebagai peningkatan
diastolic sampai 130 mmHg
2. Hasil pengukuran diastoliv diatas 130 mmHg dipertimbangkan sebagai
peningkatan pertama, kemudian maligna, Hipertensi sistolik juga merupakan
factor risiko yang ditentukan untuk penyakit serebrovaskular dan penyakit
iskemik jantung bila tekanan diastolic 90-115 mmHg.
2.3 Etiologi
Menurut Lany Gunawan, 2001. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat
dibedakan menjadi 2 golongan besar, yaitu :
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, yaitu :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
4
1. Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2. Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), Kegemukan atau makan
berlebihan, Stress, Merokok, Minum alcohol,l dan Minum obat-obatan
(ephedrine, prednison, epineprin)
Sedangkan factor sekunder yaitu bisa terjadi pada Ginjal yiatu :
Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis Tubular Akut. Pada Vascular dapat
terjadi Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombhosis Emboli kolestrol, dan
Vaskulitis. Pada Kelainan endokrin DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme.
Pada Saraf bisa terjadi Stroke, Ensepalitis, dan SGB.
2.4 Patofisiologi
Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi ventrikel
kiri yang terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan
pembuluh darah perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang menentukan
hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan diastole.
Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-adrenal yang
meningkat dan peningkatan aktivasi system renin-angiotensin-aldosteron (RAA)
belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel kiri
selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan terjadinya
aterosklerosis primer.
Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus
(konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat
tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada
stadium selanjutnya, karena pen Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat,
tahanan pembuluh koroner juga meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner
berkurang. Perubahan-perubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi
berhubungan erat dengan derajat hipertrofi otot jantung.
5
Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner, yaitu:
1) penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot polos
pembuluh darah resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) seluruh
badan. Kemudian terjadi retensi garam dan air yang mengakibatkan
berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini dan mengakibatkan
tahanan perifer;
2) hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler per
unit otot jantung bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak difusi
antara kapiler dan serat otot yang hipertrofik menjadi factor utama pada
stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini.
Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit,
meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan
aktifitas mekanik ventrikel kiri. yakir berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak
teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas
pada jantung dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio
antara massa dan volume, oleh karena meningkatnya volume diastolik akhir.
Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa
(penurunan fraksi ejeksi), peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat
sistol dan konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal yang memperburuk fungsi
mekanik ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan penyakit
jantung koroner.
2.5 Manifestasi Klinis
Menurut : Edward K Chung, 1995 Tanda dan gejala pada hipertensi
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.
Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai
hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini
6
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
2.6 Klasifikasi
Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan
rekomendasi dari JNC – VI, 1997 sebagai berikut :
No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120 – 129 80 – 84
3. High Normal 130 – 139 85 – 89
4. Hipertensi, yaitu :
1. Grade 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
2. Grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
3. Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119
4. Grade 4 (sangat berat) >210 >120

2.7 Pemeriksaan Penunjang


Berikut data penunjang, yaitu :
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal
dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal, pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
7. Foto dada dan CT scan.

7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan melalui kegiatan
pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat pasien guna mengetahui
berbagai permasalahan yang ada.
1. Aktivitas istirahat
Gejala yaitu : Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, dan gaya
hidup.
Tanda yaitu : Frekuensi jantung meningkat dan perubahan trauma jantung
2. Sirkulasi
Gejala yaitu : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi, perspirasi.
Tanda yaitu : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit
pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler mungkin
lambat/ bertunda.
3. Integritas Ego
Gejala yaitu : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan
Tanda yaitu : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian,
tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola
bicara.
4. Eliminasi
Gejala yaitu : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).
5. Makanan/cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak
serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun) Riwayat penggunaan diuretic.
8
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
3. Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
3.3 Intervensi Keperawatan
A. Intervensi untuk diagnose pertama : Resiko tinggi terhadap penurunan curah
jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular.
1. Pantau TTD

2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentraldan perifer

3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas

4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler

5. Catat edema umum/tertentu

6. Berikan lingkungan tenang dan nyaman, kurangi aktivitas/keributan


lingkungan, batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal.

7. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi, jadwal


periode istirahat tanpa gangguan, bantu pasien melakukan perawatan diri
sesuai kebutuhan.

B. Intervensi untuk diagnose kedua : Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

1. Kaji respon klien terhadap aktivitas, perhatian frekuensi nadi lebih dari 20x
per menit di atas frekuensi istirahat, peningkatan TD yang nyata
selama/sesudah aktivitas, dispnea, nyeri dada, keletihan dan kelemahan yang
berlebihan, diaphoresis, pusing atau pingsan.
9
2. Intruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi, misalnya:
menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat
gigi, melakukan aktifitas dengan perlahan.

3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika


dapat ditoleransi, berikan bantuan sesuai kebutuhan.

C. Intervensi untuk diagnose ketiga : Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan


tekanan vaskuler serebral.
1. mempertahankan tirah baring selama fase akut

2. berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala


misalnya: kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang,
redupkan lampu kamar, tehnik relaksasi (panduan imajinasi, diktraksi) dan
aktifitas waktu senggang.

3. Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit


kepala misalnya: mengejan saat BAB, batuk panjang dan membungkuk.

4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

5. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi
pendarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikan
pendarahan

6. kolaborasi pemberian obat analgesik

7. kolaborasi pemberian obat Antiansietas misalnya lorazepanm (ativan),


diazepam (valium)

10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama yang menyebabkan
serangan jantung dan stroke, yang menyerang sebagian besar penduduk dunia.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg
atau lebih untuk usia 13 – 50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg
untuk usia di atas 50 tahun.
Hypertensi Heard Disease adalah penyakit jantung hipertensif ditegakan bila
diketahui ventrikel, kiri sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap-tahap,
pertahanan pembuluh perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Factor yang
menentukan hipertensi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan
diastole. Pengaruh factor genetic disini lebih jelas, fungsi-fungsi pompa ventrikel
kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan
terjadinya arterosklerosis koroner.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aziz alimul. 2009. Kosep Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika


Asuhan Keperawatan pada pasien Hipertensi.eprints.umpo.ac.id
Asuhan Keperawatan pada pasien Hipertensi Eprints.ums.ac.id
Journal.fkm.unand.ac.id

12

Anda mungkin juga menyukai