Gangguan Penyakit Saraf Tepi
Gangguan Penyakit Saraf Tepi
PENDAHULUAN
Sistem saraf menerima rangsangan dari sekitarnya dan dari dalam tubuh
sendiri, serta mengarahkan fungsi tubuh dengan memperngaruhi aktivitas otot dan
fungsi saraf otonom. Gangguan Sistem Saraf dapat disebabkan oleh beberapa hal,
Berbagai penyebab yang lain meliputi obat obatan, toksin (missal, logam
berat, alcohol), radiasi, inflamasi, dan infeksi (virus, bakteri, prion, dan penyakit
autoimun. Fungsi efektor diperifer (reseptor sensorik, otot, dan organ yang
dipersarafi oleh system saraf otonom), konduksi saraf perifer, fungsi medulla
spinalis, dan/atau system saraf supraspinal dapat terganggu akibat gangguan system
saraf.
tertentu, yang dapat bersifat local (mengenai satu otot) atau bersifat umum
(mengenai seluruh otot). Kerusakan seperti ini dapat mengakibatkan aktivitas yang
berlebihan (misalnya kram otot yang bersifat involuntary atau aktivitas reseptor
sensorik yang tidak adekwat dengan kesalahan persepsi sensorik), atau defisit
fungsional (paralisis otot atau defisit sensorik). Meskipun reseptor sensorik tetap
utuh, persepsi sensorik terutama melalui mata atau telinga, dapat terganggu jika
1
Penyakit Saraf dan Otot adalah merupakan bagian dari penyakit saraf yang
disebabkan terganggunya fungsi saraf tepi atau otot. Untuk memahami penyakit
tersebut perlu dikuasai anatomi, fisiologi, biokemistri dan farmakologi sistem saraf
baik pusat maupun tepi. Susunan Saraf Pusat terdiri dari Otak dan Medula Spinalis
sedangkan Susunan Saraf Tepi terdiri dari sel saraf dan serabut-serabutnya yang
dapat berasal dari otak seperti saraf kepala (saraf kranialis) atau medula spinalis
2
BAB II
TEORI
2.1 Anatomi
1. n. olfaktorius
2. n. optikus
3. n. oftalmikus
4. n. trokhlearis
5. n. trigeminus
6. n. abduscens
7. n. fasialis
8. n. vestibulocochlearis
9. n glossofaringeus
10. n. vagus
11. n. accessories
12. n. hipoglosus
satu sehingga dikenal sebagai nervi servikales, nervi torakales, nervi lumbales, dan
nervi sakrales. Gabungan saraf tepi semacam ini disebut juga pleksus, sehingga
dikenal pleksus servikotorakales (gabungan radiks C1-8 dan T1) dan pleksus
3
2.2 Patomekanisme
Gangguan faal pada saraf tepi dapat berasal dari gangguan biokemistri
proksimal ke distal serabut saraf (akson) mempunyai selubung yang disebut mielin.
Mielin diproduksi oleh sel Schwann yang membalut akson dan pada titik tertentu
(serabut saraf eferen), atau sebaliknya dari reseptor lebih cepat sampai ke sentral
(serabut saraf aferen). Tidak semua serabut saraf bermielin, ada juga serabut saraf
yang kecil dan pendek tidak bermielin dan saling menghubungkan sesama sel saraf
di otak. Pada penyakit saraf tepi kerusakan dapat terjadi pada akson, disebut
aksonopati, atau pada mielin (mielinolisis) dan kombinasi keduanya dapat saja
demikian halnya bila pada mielin lebih besar kemungkinan cepat kembali seperti
semula.
Salah satu diantara penyakit saraf tepi yang populer adalah polio yang nama
terkena sebenarnya adalah mielum bagian anterior yang disebut juga kornu anterior
sehingga lesi yang ditimbulkan berupa kelumpuhan tipe perifer karena inti sel saraf
di kornu anterior mengalami nekrosis. Akibatnya adalah serabut saraf yang terkena
4
terutama aksonnya tidak berfungsi lagi dan otot yang dipersarafi lama kelamaan
(dan proses berlangsung cepat) menjadi atrofi. Otot yang atrofi menjadi kecil dan
Tidak ada terapi khusus pada polio sehingga terapi pada penyakit ini lebih
bersifat suportif.
Hindari menggunakan terapi suntik pada penderita yang panas saat epidemi
polio sedang berjangkit (outbreak) karena akan memicu lebih banyak sel saraf yang
mati. Kehati-hatian ini juga menjadi penting karena makin banyaknya kegiatan
Nama lain:
3. Infectious polyneuritis,
4. Landry-Guillain-Barre syndrome
5. French Polio
bersifat akut. Sebenarnya jarang ditemukan, dimana sel-sel sistim imun menyerang
selubung myelin saraf tepi. Saraf tepi menghubungkan otak dan medulla spinalis
dengan bagian tubuh lain. Kerusakan pada saraf tepi akan menimbulkan gangguan
5
hantaran sinyal sebagai akibatnya otot akan berkurang kekuatannya, penyebab
sebenarnya penyakit ini belum diketahui tetapi dapat dipicu oleh infeksi, operasi
dan vaksinasi.
Gejala pertama biasanya adalah panas atau demam yang dapat tinggi atau
sedang dan pada hari ketiga diikuti oleh kelemahan dan kesemutan (gringgingen) di
kedua tungkai. Kemudian gejala ini akan memanjat keatas. Pada keadaan yang
parah terjadi kelumpuhan total. Penyakit ini mengancam nyawa bila otot
pernafasan diserang. Pada keadaan seperti ini diperlukan respirator. Keadaan yang
parah akan berlangsung beberapa pekan, kemudian menjadi stabil dan membaik
dengan perawatan yang baik pula. Ada pula perbaikan yang memakan waktu sangat
jenis GBS, tetapi bila tidak diberi keterangan lain maka yang dimaksud adalah GBS
2.5 Epidemiologi
dan tangan juga terkena tidak terkecuali otot pernafasan dan wajah. Karena
merupakan lesi saraf tepi makan refleks tendon akan menghilang. Dengan
6
pasen dapat pulih normal kembali. GBS juga menjadi penyebab kelumpuhan yang
2.6 Patomekanisme
Serabut saraf terdiri dari lembaran myelin yang membungkus akson. Akson
sendiri adalah perpanjangan sel saraf yang menjulur sampai ke bagian tubuh yang
kelompok sel saraf yang terletak di cornu anterior medula spinali segmen lumbal
Otak adalah kumpulan sel-sel otak yang banyak sekali jumlahnya. Untuk
dapat menggerakkan anggota tubuh seperti lengan dan tungkai maka dari otak sel
otak tersebut akan menjulurkan bagian sel otak yang disebut akson. Akson akan
terus berjalan sepanjang tubuh dan mencapai organ yang ditujunya (AA). Otak
terdiri dari dua belahan yang disebut hemisfer. Hemisfer serebri sebelah kiri erat
tugasnya dengan tugas menghitung dan bicara bahasa sedangkan hemisfer sebelah
kanan erat tugasnya dengan seni dan ketrampilan ruang. Otak mempunyai banyak
lekuk untuk menghemat ruang yang akan mampu menampung 200 milyar sel otak
yang terdiri dari sel otak neuron dan sel glia (AA). Lobus frontalis mengontrol
7
Lobus parietalis menginterpretasikan informasi sensorik, rasa, suhu, dan
sentuhan.
(AA).
menyelaraskan informasi sensor dari mata, telinga, dan otot untuk koordinasi gerak.
sesuatu.
mengawasi fungsi kehidupan yang vital seperti detak jantung, nafas dan tekanan
darah. Di daerah ini pula terletak kendali tidur dan kesadaran (AA).
Thalamus bekerja sebagai pintu gerbang pesan yang masuk antara otak dan
medulla spinalis Hipothalamus mengontrol emosi dan mengatur suhu, makan dan
8
2.8 Sel Saraf
Sel Saraf memiliki dua tipe cabang yaitu neurite atau akson dan dendrite.
Dendrit membawa impuls dari luar kea rah sel dan neurite membawa impuls dari
sel kea rah luar. Sel saraf saling berhubungan dengan sesame sel saraf melalui
dendrite tersebut sehingga tercipta komunikasi yang efeisien dan cepat sekali (AA).
Saraf tepi adalah semua saraf di tubuh keluar dari otak dan medulla spinalis.
Bekerja sebagai penghantar antara otak dan anggota tubuh. Misalnya tangan
menyentuh setrika panas maka seketika tangan akan ditarik karena informasi panas
dibawa ke otak dan otak memerintahkan untuk menarik tangan dari setrika. Ini
2.10 Neurotransmitters
Neurotransmiter lepas ke sinaps suatu celah antara dua sel saraf dan
menempel ke reseptor di sel penerima. Proses ini terjadi berulang antara neuron ke
Pada GBS terjadi gangguan pada saraf tepi sehingga kekuatan kedua
9
Terdapat enam jenis GBS yaitu:
Miller Fisher syndrome (MFS) adalah jenis yang jarang karena berupa
kelumpuhan yang menurun dari atas ke bawah jadi kebalikan dari GBS.
ataxia, dan areflexia. Antibodi Anti-GQ1b sering dijumpai pada 90% kasus.
axoplasm saraf tepi. Sering terjadi pada musim tertentu dan penyembuhan
hanya juga disertai serangan pada serabut saraf sensorik dengan kerusakan
mulut, gatal, mual dan muntah sering terjadi dan disfagia. Konstipasi juga
dapat terjadi yang tidak hilang dengan laksan. Dan bisa pula berganti
10
dengan diare. Gejala awal biasanya lelah dan lemas seperti lethargy, fatigue,
otonomik seperti pusing bila berdiri, mata kabur, nyeri perut, diare, mata
kering, dan gangguan kencing. Yang paling sering adalah pusing bila berdiri,
patologi terutama di batang otak, pons, midbrain, dan medulla. Meski pada
kesamaan.
Pada GBS terjadi gangguan pada saraf tepi sehingga kekuatan kedua
Klasifikasi
Miller Fisher syndrome (MFS) adalah jenis yang jarang karena berupa
kelumpuhan yang menurun dari atas ke bawah jadi kebalikan dari GBS.
11
ataxia, dan areflexia. Antibodi Anti-GQ1b sering dijumpai pada 90% kasus.
axoplasm saraf tepi. Sering terjadi pada musim tertentu dan penyembuhan
lebih cepat. Pada pasen akan terdapat anti-GD1a antibody [9]. Antibody
hanya juga disertai serangan pada serabut saraf sensorik dengan kerusakan
mulut, gatal, mual dan muntah sering terjadi dan disfagia. Konstipasi juga
dapat terjadi yang tidak hilang dengan laksan. Dan bisa pula berganti
dengan diare. Gejala awal biasanya lelah dan lemas seperti lethargy, fatigue,
otonomik seperti pusing bila berdiri, mata kabur, nyeri perut, diare, mata
kering, dan gangguan kencing. Yang paling sering adalah pusing bila berdiri,
12
syndrome. Ditandai oleh acute onset ophthalmoplegia, ataxia, gangguan
patologi terutama di batang otak, pons, midbrain, dan medulla. Meski pada
kesamaan.
terasa berat dan merasakan seperti ada beban dan perasaan gringgingen serta
tebal. Ada juga rasa disestesia (numbness atau tingling). Penyakit berlanjut
keatas dalam waktu beberapa jam atau hari dan kemudian otot wajah dan lengan
mulai lemah. Sering kali saraf otak bagian bawah terkena. Disebut juga
kesulitan menelan mengisap air liur dan sulit bernafas. Sebagian besar pasen
perlu perawatan rumah sakit (MRS) dan sekitar 30% perlu bantuan ventilator
[11]. Kelemahan otot wajah dapat terjadi tapi otot mata jarang terkena. Bila otot
wajah dan otot mata terkena maka kemungkinan besar kasus tersebut adalah
13
tendo) tanda khas GBS. Hilangnya sensasi nyeri dan suhu biasanya ringan. Dan
semsasi nyeri bahkan bertambah pada otot yang terkena. Rasanya seperti nyeri
orang yang kelelahan. Nyeri ini biasanya hilang sendiri dan dapat diobati
dengan analgesic biasa. Gangguan kandung kencing dapat terjadi pula pada
kasus yang parah. Tetapi bersifat sementara. Bila gangguan kandung kencing
Demam jarang ada dan bila ada harus dipikirkan kemungkinan suatu
Pada keadaan yang berat hilangnya fungsi otonom dapat terjadi berupa tekanan
darah yang naik dan turun berfluktuasi, hipotensi orthostatik dan aritmia
jantung.
(CSF)). Gangguan pemberian SIADH dapat terjadi akibat pemberian air dan
garam secara intravena yang tidak tepat. Gejalanya serupa dengan progressive
inflammatory neuropathy.[12]
Penyebab
immune terhadap antigen asing (seperti infeksi) yang menjadi salah sasaran.
Target sebenarnya dari antigen tersebut diduga adalah gangliosides, suatu bahan
alami yang terdapat dalam junlah besar dalam saraf manusia. Sedangkan infeksi
demikian 60% kasus tidak diketahui kuman penyebabnya, dimana diduga dapat
14
berupa virus influenza atau semacam reaksi imun terhadap virus influenza.
Akibat serangan otot imun terhadap saraf tepi adalah kerusakan mielin
Pada kasus yang ringan akson mungkin tidak terlalu terganggu dan
kasus yang parah terjadi kerusakan akson dan penyembuhan berlangsung lama.
penyakit ALS (Lou Gehrigs disease (ALS), yang menyebabkan kerusakan otak
Diagnosis
areflexia, tidak ada demam saat kelumpuhan, dan hasil pemeriksaan cairan
elektromiografi (EMG) berupa tes hantaran saraf pada otot yang lumpuh.
jumlah sel tetap. Protein naik hingga 1001000 mg/dL, tanpa disertai
Elektrodiagnosis
15
Pemeriksaan Electromyography (EMG) dan nerve conduction study (NCS)
blok hantaran dan potensial aksi kompleks pada kasus demielinating. Pada
Kriteria Diagnosis
Utama
akibat neuropati.
Areflexia
Pendukung
Kelumpuhan yang relative simetris dan adanya nyeri atau rasa tebak pada
demielinasi
Diagnosis Banding
16
diphtheria dengan disfungsi oropharyngeal yang cepat
(tick-borne)
vasculitis neuropatia
miastenia gravis
arsen
astrositoma spinal
Virus West Nile dapat menimbulkan penyakit neurologis yang fatal seperti
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk
menjalankan otot dan organ tubuh. Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf
tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya rentan terhadap racun dan luka
mekanis.
Sistem saraf tepi terbagi menjadi sistem saraf simpatik dan sistem saraf
urat pra ganglionyang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu.
bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf
sumsum sambung.
18
DAFTAR PUSTAKA
Leksmono P. Neuralgia Trigeminal, PKB III Ilmu Penyakit Saraf, Nyeri : Diagnosis
dan Penatalaksanaannya, Surabaya, 1997.
19