Anda di halaman 1dari 11

BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum hernia merupakan penonjolan (protrusi) sebagian atau seluruh viscus dari

posisi normalnya melalui suatu celah (defek atau bukaan) dimana organ dalam itu berada.

Hernia eksternal merupakan protrusi abnormal organ intra-abdominal melewati defek fascia

pada dinding abdominal. Hernia yang sering terjadi adalah inguinal, femoral, umbilical, dan

paraumbilikal. Hernia inguinalis merupakan protrusi viscus (organ) dari kavum peritoneal ke

dalam canalis inguinalis.

Semua hernia terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding

abdomen yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau

berkelanjutan

Etiologi

1. Defek congenital

Kantong peritoneal kongenital merupakan factor predisposisi terjadinya hernia pada awal

kehidupan, dapat berupa:

Prosesus vaginalis persisten yang dapat menyebabkan terbentuknya hernia inguinal indirek

Obliterasi inkomplit dari umbilicus yang mnyebabkan terjadinya hernia umbilical

2. Defek aquisita

Kelemahan pada dinding abdomen anterior yang dapat disebabkan oleh:

Insisi pembedahan yang menyebabkan hernia insisional

Kelemahan otot akibat obesitas dengan infiltrasi lemak, kehamilan, atau proses ketuaan

normal

Faktor presipitasi
Herniasi terjadi ketika tekanan intraabdomen naik karena beberapa factor seperti:

Batuk kronis

Konstipasi

Obstruksi leher vesika atau uretral

Parturisi

Muntah

Penggunaan otot berlebihan

Keganasan abdomen dengan ascites

Macam-macam hernia:

Berdasarkan keadaaan klinisnya:

1. Hernia reponibilis

Merupakan hernia yang dapat direposisi tanpa operasi

2. Hernia ireponibilis

Adalah hernia yang tidak dapat kembali ke cavum abdominale kecuali dengan bantuan

operasi

3. Hernia incarserata

Merupakan hernia ireponibilis yang sudah disertai tanda-tanda ileus mekanis (usus terjepit

sehingga aliran makanan tidak bisa lewat)


Berdasarkan arah hernia:

1. Hernia eksternal

Merupakan hernia yang arah penonjolannya dapat dilihat ke arah luar

Klasifikasinya adalah:

Hernia inguinalis

Hernia femoralis

Hernia umbilical dan para-umbilikal

Hernia epigastrika

Hernia insisional

Hernia obturator

Hernia spigelian

Hernia lumbar

Hernia gluteal

Hernia skiatik

Hernia perineal

2. Hernia internal

Jika isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya masuk ke cavum thorax, bursa

omentalis, atau masuk ke dalam cavum abdomen

Pada cavum abdominal:

Hernia epiploica winslowi

Hernia bursa omentalis

Hernia mesenterika

Hernia retroperitonealis
Pada cavum thorax:

Hernia diafragmatica traumatic

Hernia diafragmatica non-traumatica

HERNIA INGUINALIS

Hernia inguinalis merupakan hernia yang paling sering terjadi. Jenis-jenis hernia inguinalis:

1. Hernia inguinalis indirek atau lateralis

2. Hernia inguinalis direk atau medialis

HERNIA INGUINALIS LATERALIS

Merupakan hernia yang memasuki kanalis inguinalis melalui cincin inguinal interna yang

terletak lateral dari vasa epigastrika inferior dan berjalan sepanjang kanalis di depan korda.

Lapisan-lapisan hernia inguinal indirek/lateralis:

Peritoneum

Lemak ekstraperitoneal

Fasia spermatika interna (berasal dari fasia transversalis pada cincin interna)

Otot dan fasia kremaster (berasal dai m. obliqus interna dan m. transersum abdominis serta

jaringan areolar antara kedua otot tersebut)

Fasia spermatika eksterna

Fasia superfisialis dan kulit

Patogenesis

Hernia indirek bersifat congenital dan disebabkan oleh kegagalan penutupan prosesus

vaginalis ( kantong hernia) sewaktu turun ke dalam skrotum. Kantong yang dihasilkan bisa

meluas sepanjang kanalis inguinalis; jika meluas kedalam skrotum maka disebut hernia
lengkap. Karena processus vaginalis terletak didalam funikulus spermatikus, maka prosessus

ini dikelilingi oleh muskulus kremater dan dibentuk oleh pleksus venosus pampiniformis,

duktus spermatikus dan arteria spermatika. Lubang interna ke dalam kavitas peritonealis

selalu lateral terhadap arteria epigastrica profunda dngan adanya hernia inguinalis indirek,

sedangkan lubang interna medial terhadap pembuluh darah ini bila hernianya direk.

Kanalis inguinalais adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke 8 kehamilan, terjadi

desenden testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke

daerah skrotu sehingga terjadi penonjolan peritoneum yeng disebut prosessus vaginalis

peritonei.

Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosessus ini telah mengalami obliterasi sehingga isi

rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, seringkali

kanlalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis

kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka.

Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.

Bila prosessus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia

inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena

merupakan lokkus minoris resistensie, maka pada keadaan yang dapat menyebabkan tekanan

intraabdominal meningkat , kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis

lateralis akuisita.

Hernia inguinalis sering timbul pada pria dan lebih sering pada sisi kanan dibandingkan sisi

kiri. Peningkatan tekanan intra abdomen akibat berbagai sebab, yang mencakup pengejanan

yang mendadak, gerak badan yang terlalu aktif, obesitas, batuk menahun, asites, mengejan

pada waktu buang air besar, kehamilan dan adanya massa abdomen yang besar,
mempredisposisi pasienke perkembangan hernia. Peningkatan tekanan intra abdomen ini

akan mendorong bagian dari usus dan lambung ke dalam kanalis ini, atau bahkan kedalam

scrotum.

HERNIA INGUINALIS

DIAGNOSIS

1. Gejala-gejala

Hernia yang tak memperlihatkan gejala-gejala diketemukan pada waktu pemeriksaan rutin.

Suatu penonjolan atau gumpalan pada skrotum, dan pada waktu batuk dan defekasi

penonjolan semakin menonjol. Juga pada waktu menangkat sesuatu atau kegiatan fisik

lainnya. Pada beberapa kasus tertentu massa menjulur sampai ke dalam skrotum, daerah

pangkal paha terasa tidak enak, terutama kalau hernia membesar.

2. Tanda-tanda

a. Suatu masa di daerah pangkal paha, reponibel atau inkarserata, kadang-kadang sampai ke

daerah skrotum. Pada bayi dan wanita adanya masa itu satu-satunya tanda yang ada. Hernia

kecil yang tak memperlihatkan gejala tak akan terlihat dari luar.

b. Pada anak laki yang lebih besar dan pria, maka harus dilakukan penanganan sebagai

berikut. Skrotum dimasuki jari telunjuk dan jari ditempatkan pada atau melalui annulus

inguinalis eksterna. Instrusikan pada pasien untuk menekan (mengedan) seakan-akan hendak

buang air besar. Ini akan meningkatkan tekanan intraabdominal. Kantung hernia merupakan

suatu struktur bagaikan balon yang menekan jari secara langsung atau dari sisi lateral.

Annulus eksterna yang membesar bukan hernia, meskipun kemungkinan hernia yang

menyebabkan pembesaran itu dan hernia harus dicari dengan cermat kalau annulus cukup

besar sehingga jari telunjuk dapat masuk. Hernia inguinalis paling mudah diperagakan kalau
pasien berdiri tetapi periksalah pasien baik dalam posisi berdiri maupun dalam posisi

telentang.

c. Indirek vs direk.

Hernia indirek merupakan suatu massa elips yang berjalan turun dan miring ke dalam kanal

inguinalis. Mungkin akan masuk ke dalam skrotum. Massa ini menekan sisi lateral jari yang

dipakai untuk memeriksa. Dengan menekan bagian atas annulus interna dengan satu tangan

maka dapat dicegah jangan sampai hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis.

Hernia direk adalah suatu massa sferis, yang jarang turun sampai ke skrotum. Massa itu

menekan jari yang memeriksa langsung dari sebelah depan. Dengan menekan annulus interna

dengan tangan kita tak dapat mengurangi hernia tersebut.

HERNIA INGUINALIS

(Sabiston Buku Ajar Bedah)

MANIFESTASI KLINIS

Sebagian besar hernia adalah asimtomatik, dan kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan

fisik rutin dengan palpasti benjolan pada annulus inguinalis superfisialis atau suatu kantong

setinggi annulus inguinalis profundus. Yang terakhir dubuat terasa lebih menonjol bila pasien

batuk. Salah satu tanda pertama adalah adanya massa dalam daerah inguinalis manapun atau

bagian atas skrotum. Dengan berlalunya waktu, sejumlah hernia turun ke dalam skrotum

sehingga skrotum membesar. Pasien hernia sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada

daerah ini, yang dapat dihilangkan dengan reposisi manual hernia ke dalam kavitas

peritonealis. Tetapi dengan berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia

muncul lagi.
PEMERIKSAAN FISIK

Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi. Sering benjolan muncul dalam

lipat paha dan terlihat cukup jelas. Kemudian jari telunjuk ditempatkan pada sisi lateral kulit

skrotum dan dimasukkan sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah mencapai

annulus inguinalis profundus. Suatu kantong yang diperjelas oleh batuk biasanya dapat diraba

pada titik ini. Jika jari tangan tak dapat melewati annulus inguinalis profundus karena adanya

massa, maka umumnya diindikasikan adanya hernia. Hernia juga diindikasikan, bila

seseorang meraba jaringan yang bergerak turun ke dalam kanalis inguinalis sepanjang jari

tangan pemeriksa selama batuk.

Walaupun terdapat tanda-tanda yang menunjukkan apakah hernia itu indirek atau direk,

namun umumnya hanya sedikit kegunaannya, karena keduanya biasanya memerlukan

penatalaksaan bedah, dan diagnosis anatomi yang tepat hanya dapat dibuat waktu operasi.

Gambaran yang menyokong adanya hernia indirek mencakup turunnya ke dalam skrotum,

yang sering ditemukan dalam hernia indirek , tetapi tak lazim dalam bentuk hernia direk.

Hernia direk lebih cenderung timbul sebagai massa yang terletak pada annulus inguinalis

superfisialis dan massa ini biasanya dapat direposisi ke dalam kavitas peritonealis, terutama

jika pasien dalam posisi terbaring. Pada umumnya dengan jari tangan pemeriksa di dalam

kanalis inguinalis, maka hernia inguinalis indirek maju menuruni kanalis pada samping jari

tangan, sedangkan penonjolan yang langsung ke ujung jari tangan adalah khas dari hernia

direk.

Diagnosis banding hernia inguinalis mencakup massa lain dalam lipat paha seperti

limfadenopati, varikokel, testis yang tidak turun, lipoma, dan hematoma.

HERNIA

(Kapita Selekta Kedokteran)


MANIFESTASI KLINIS & PEMERIKSAAN FISIK

1. Hernia Inguinalis Lateralis (Indirek)

Umumnya pasien pengatakan turun berok, burut, atau kelingsir, atau mengatakan adanya

benjolan di selangkangan/kemaluan. Benjolan tersebut bias mengecil atau menghilang pada

waktu tidur, dan bila menangis, mengejan, atau mengangkat benda berat atau bila posisi

pasien berdiri dapat timbul kembali. Bila telah terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri.

Keadaan umum pasien biasanya baik. Bila benjolan tidak nampak, pasien dapat disuruh

mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila ada hernia maka akan tampak

benjolan. Bila memang sudah tampak benjolan, harus diperiksan apakah benjolan tersebut

dapat dimasukkan kembali. Pasien diminta berbaring, bernapas dengan mulut untuk

mengurangi tekanan intraabdominal, lalu skrotum diangkat perlahan-lahan. Diagnosis pasti

hernia pada umumnya sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis yang teliti.

Keadaan cincin hernia juga perlu diperiksa. Melalui skrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas

lateral dari tuberkulum pubikum. Ikuti fasikulus spermatikus sampai ke annulus inguinalis

internus. Pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk. Pasien diminta mengejan dan

merasakan apakah ada massa yang menyentuh jari tangan. Bila massa tersebut menyentuh

ujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila menyentuh sisi jari maka

diagnosisnya adalah hernia inguinalis medialis.

2. Hernia Inguinalis Medialis (Direk)

Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada annulus inguinalis eksterna yang mudah

mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini

jarang sekali menjadi irreponibilis.

Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju annulus inguinalis eksterna sehingga

meskipun annulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan
timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian atas

skrotum, sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari massa hernia.

Bila jari dimasukkan dalam annulus inguinalis eksterna, tidak akan ditemukan dinding

belakang. Bila pasien disuruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung jari dengan

mudah dapat meraba ligamentum Cowperi pada ramus superior tulang pubis. Pada pasien

kadang-kadang ditemukan gejala mudah kencing karena buli-buli ikut membentuk dinding

medial hernia.

Pengelolaan hernia

Memakai ikat pinggang khusus yang disebut truss (untuk menyokong hernia dan

menjaganya dari menonjol)

Menghindari aktivitas yang menyebabkan peregangan abdomen (abdominal strain)

Herniorrhapy

Ada beberapa cara, yaitu

Di bawah anestesi general, surgeon menarik kembali benjolan peritoneum melalui lobang

kemudian menutup defek dengan melekatkan satu sama lain. Akan tetapi, ini menyebabkan

pasien perlu istirahat untuk menahan dinding perut tertutup, ahli bedah harus menempatkan

beberapa perlengketan, di bawah derajat regangan pada jaringan profunda, mengulang proses

sampai dia nyaman menyambungkannya. Akan tetapi, pasien harus membatasi aktivitas fisik

selama beberapa minggu.

Menggunakan anestesi local, incisi kecil dibuat di atas tempat hernia. Penonjolan peritonel

dikembalikan ke abdomen, tapi perbaikan dicapai dengan penempatan potongan fine (inert

and sterile) mesh pada pembukaan jaringan. Ini ditahan pada tempat dan incisi yang luar

ditutup. Operasi memakan waktu beberapa menituntuk melakukan. Tehnik ini tidak

membutuhkan perlekatan bersama jaringan otot, jadi mengeliminasi tegangan yang diinduksi

oleh metode. Proses penyembuhan mulai langsung -(ditempatkannya fine mesh)- otot dan
tendon mengirim jaringan fibrosa yang tumbuh sekelilingdan melalui mesh. Tehnik ini tidak

perlu mondok, bahkan setelah operasi. Pasien mampu untuk berjalan langsung setelah

operasi.

Anda mungkin juga menyukai