Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak terkait akan data dan informasi kesehatan
khususnya yang berkaitan dengan situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah
dilakukan oleh pemerintah, diperlukan adanya suatu bentuk laporan akhir tahun yang dibuat oleh
institusi kesehatan. Salah satu bentuk laporan tersebut adalah Profil Kesehatan Puskesmas.
Profil Kesehatan Puskesmas Tahun 2016 merupakan gambaran situasi kesehatan di
wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I serta hasil evaluasi terhadap sejauh mana berbagai
upaya pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan selama Tahun 2016 yang nantinya
digunakan untuk menyusun rencana pembangunan di bidang kesehatan kedepan, khusunya di
wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I, yang disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan
grafik.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan data dan informasi kesehatan sebagai dasar perencanaan, monitoring dan
evaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I
Tahun 2016.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Memberikan informasi mengenai situasi derajat kesehatan di wilayah Puskesmas
Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016
2. Memberikan informasi mengenai situasi upaya kesehatan di wilayah Puskesmas
Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016
3. Memberikan informasi mengenai situasi sumber daya kesehatan di wilayah
Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 1


1.3 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun
2016 mengacu pada Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan
oleh Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Tahun 2008 dan Indonesia Health Profile
2006 by Ministry of Health, Republic of Indonesia 2008. Adapun sistematika penyajiannya
adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan Puskesmas
Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 dan sistematika penyajiannya.

BAB II GAMBARAN UMUM


Bab ini menyajikan tentang gambaran umum wilayah Puskesmas Rawat Jalan
Muntilan I yang meliputi uraian tentang letak geografis, administratif serta informasi pendukung
lainnya. Selain itu bab ini juga membahas mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan, serta faktor penting lainnya meliputi kependudukan dan ekonomi.

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN


Bab ini menguraikan tentang indikator mengenai angka kematian (bayi, balita, ibu
maternal), angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat di wilayah Puskesmas Rawat Jalan
Muntilan I.

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN


Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan
dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi
dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan serta upaya
pelayanan pengembangan.
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir
indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 2


BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB VI KESIMPULAN
Bab ini menyajikan tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih
lanjut dari Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016. Selain keberhasilan-
keberhasilan juga dikemukakan hal-hal yang masih kurang.

LAMPIRAN
Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I
dan 80 data tabel .

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 3


BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 KEADAAN GEOGRAFIS


Wilayah kerja Puskesmas Rawat jalan Muntilan I merupakan sebagaian dari wilayah
Kecamatan Muntilan yang berjarak sekitar 5 km dari Kota Mungkid ibu Kabupaten Magelang.
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Rawat jalan Muntilan I adalah ;
Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Muntilan II
Selatan : Kecamatan Borobudur dan Kab Kulon Progo
Barat : Kec Mungkid
Timur : Kec Salam dan Kecamatan Ngluwar

Gambar 1. Peta Wilayah kerja Puskesmas Muntilan

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 4


2.2 WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Wilayah kerja Puskesmas Rawat jalan Muntilan I secara administratif terdiri dari 8
desa dari keseluruhan 14 desa yang ada di Kec Muntilan dengan luas wilayah wilayah kerja
53,15 km2 dengan kondisi geografis yang sebagian besar adalah wilayah pertanian.
Untuk jangkauan ke Rumah Sakit adalah sbb ;
RSU Tidar, RSJ & RST Kota Magelang : 20 km
RSU Muntilan ( RS Kabupaten ) : 04 km
RSU Paru- Paru Ngawen, Salatiga : 60 km
RSUP Dr Karyadi, Semarang : 85 km
RSUP Dr Sarjito, Jogjakarta : 50 km
Penggunaan luas wilayah Puskesmas Rawat jalan Muntilan I Tahun 2016 antara lain
untuk lahan pertanian (lahan sawah dan bukan sawah/perkebunan) dan lahan bukan pertanian
(rumah, bangunan dan halaman).

2.3 KONDISI DEMOGRAFI


2.3.1 Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data Kecamatan Muntilan dalam Angka menunjukkan bahwa jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat jalan Muntilan I Tahun 2016 sebesar 29.261 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 1.128 jiwa perkilometer persegi dan rata-rata angota keluarga setiap
rumah tangga 3,7 jiwa di bulatkan menjadi 4 jiwa. Data jumlah penduduk disajikan Lampiran
pada tabel 1 dengan jumlah penduduk terbanyak ada di Desa Keji Muntilan ( 6.004 jiwa ).

2.3.2 Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin


Struktur penduduk wilayah kerja Puskesmas Rawat jalan Muntilan I menurut golongan
umur dan jenis kelamin disajikan dalam grafik 2.1 sebagai berikut:

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 5


Grafik 2.1 Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin di wilayah
kerja Puskesmas Rawat jalan Muntilan I Tahun 2016

50000

0
<1 1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th 45 - 64 th >= 65 th

Perempuan 193 800 2156 6710 3600 1349


Laki-laki 191 780 2119 6503 3479 1376

Sumber : Statistik Kecamatan Muntilan Tahun 2016


(Lampiran Tabel 2)

Jumlah penduduk pada Tahun 2016 yang paling banyak yaitu kelompok usia 15-44
tahun, baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Sedangkan proporsi penduduk menurut jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Rawat jalan Muntilan I Tahun 2016 adalah jumlah penduduk perempuan lebih sedikit yaitu
sejumlah 14.453 jiwa (49,3%) dibandingkan penduduk laki-laki yaitu sejumlah 14.808 jiwa
(50,7%)

2.3.3 Rasio Jenis Kelamin Penduduk


Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan merupakan
perkembangan penduduk menurut jenis kelamin. Rasio jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Rawat jalan Muntilan I Tahun 2016 adalah 102,46. Hal ini menggambarkan bahwa jumlah
penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Data dan informasi
mengenai rasio jenis kelamin terdapat pada tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin,
Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin dan Kecamatan Muntilan
Tahun 2016 di lampiran tabel 2.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 6


2.4 KEADAAN SOSIAL EKONOMI
Mata pencaharian penduduk
Sebagian besar adalah petani atau buruh tani ( 40,12% )dan hanya sebagian kecil
sebagai PNS/TNI/POLRI/Pensiunan( 2,4% ).

2.5 TINGKAT PENDIDIKAN


Tingkat pendidikan penduduk laki-laki berusia 10 tahun ke atas dirinci menurut tingkat
pendidikan tertinggi yang ditamatkan di wilayah kerja Puskesmas Rawat jalan Muntilan I Tahun 2016
terlihat tingkat pendidikannya masih rendah dimana penduduk yang tidak sekolah / tidak tamat SD ada
9,37% dan pendidikan SD 44,35%,sedangkan yang pendidikan Akademi / Perguruan tinggi baru 0,9%.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 7


BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Menurut Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan


sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
Menurut H.L. Blum derajat kesehatan individu / masyarakat dipengaruhi oleh empat
faktor. Keempat faktor tersebut terdiri dari faktor perilaku / gaya hidup (life style) individu atau
kelompok masyarakat, faktor lingkungan (sosial, ekonomi, fisik politik), faktor pelayanan
kesehatan (jenis, cakupan, dan kualitasnya), dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor
tersebut saling berinteraksi satu sama lain secara dinamis untuk mempengaruhi derajat kesehatan
individu maupun kelompok masyarakat.
Dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat bisa dilihat dari pencapaian beberapa
indikator Pembangunan Kesehatan yaitu angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi.

3.1 ANGKA KEMATIAN


Kematian atau mortalitas adalah salah satu dari tiga komponen proses demografi yang
berpengaruh terhadap struktur penduduk. Tinggi rendahnya kematian penduduk di suatu daerah
tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer dari tinggi
rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.

3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA)
Jumlah kematian bayi dan balita di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun

2016 adalah 2 kematian bayi dari 368 kelahiran hidup dan untuk kematian balita tidak ada data.

Bayi lahir hidup merupakan suatu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya di
dalam kandungan, dimana bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas, ada
denyut jantung atau gerakan otot.
Sedangkan jumlah bayi lahir mati untuk Tahun 2016 ada 2. Bayi lahir mati (still birth)
merupakan kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim (berumur paling
sedikit 28 minggu), tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 8


Kematian bayi (infant mortality) merupakan kematian setelah bayi lahir hidup hingga
berumur kurang dari satu tahun. Angka kematian bayi merupakan hasil dari pembagian antara
jumlah bayi yang meninggal dengan jumlah kelahiran hidup dikalikan 1.000. Sedangkan angka
kematian balita adalah hasil pembagian antara jumlah anak di bawah 5 tahun yang meninggal
dengan jumlah kelahiran hidup dikalikan 1.000.
Dibandingkan Tahun 2016, kematian bayi di wilayah Puskesmas Rawat Jalan
Muntilan I Tahun 2016 mengalami kenaikan. Pada Tahun 2015 tidak ada kematian bayi dari
1035 kelahiran hidup (5,79 per 1000 kelahiran hidup), sedangkan Tahun 2016 kematian bayi ada
2 dari 405 kelahiran hidup (5,54 per 1000 kelahiran hidup). Hal ini berarti bahwa secara kualitas
angka kematian bayi di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 masih perlu
diperbaiki jika dibandingkan terhadap target dalam Indikator Indonesia Sehat 2010 sebesar 40
per 1000 kelahiran hidup.

3.1.2 Angka Kematian Ibu Maternal


Menurut Budi Utomo dalam Mantra Ida (2003), kematian ibu merupakan

kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi

kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang

disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain

seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain per 100.000 kelahiran hidup. Untuk Tahun 2016, dari

480 persalinan, tidak ada 1 kematian ibu.

Berdasarkan hasil SDKI tahun 2002, angka kematian ibu di Indonesia sebanyak 307
per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2004 di Propinsi Jawa Tengah dilaksanakan survei
kesehatan kesehatan daerah dan dari survei tersebut diperoleh angka kematian ibu sebesar 155
per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu maternal di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun
2016 dan 2010 sedikit mengalami perubahan karena di Tahun 2016 ditemukan 0` kematian ibu
maternal. Jika dibandingkan dengan Indikator Indonesia Sehat 2010 angka kematian ibu
maternal di wilayah Puskesmas Rawat Jalan I Tahun 2016 masih baik.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 9


Informasi mengenai angka kematian ibu maternal akan bermanfaat untuk memacu
perkembangan peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat
kehamilan yang aman dan bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), program peningkatan
jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam
penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong
kelahiran. Semua upaya tersebut bertujuan untuk lebih menurunkan angka kematian ibu maternal
dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi.

3.2 ANGKA KESAKITAN


Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit serta mencegah terjadinya
penyebaran penyakit menular. Selain itu juga untuk mengurangi dampak sosial sehingga tidak
menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Upaya tersebut diprioritaskan pada bayi, balita, ibu
serta kelompok usia kerja.

3.2.1 Penyakit Tuberculosis Paru (TB Paru)


Tuberculosis merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan kuman
mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui
udara pernafasan ke dalam paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian
tubuh lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfa, melalui saluran pernafasan
(bronchus) atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 perkiraan kasus TB Paru
BTA (+) sebanyak 6 orang. Cakupan penemuan kasus TB Paru BTA (+)/Case Detection Rate
(CDR) mencapai 50% (3 kasus) dari perkiraan penderita TB paru BTA (+). Cakupan tersebut
masih di bawah target yang ditetapkan Standar Pelayanan Minimal Propinsi Jawa Tengah
sebesar 70%.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 10


3.2.2 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Pneumonia merupakan penyebab kematian balita peringkat pertama pada Surkenas
2001. Balita penderita Pneuomonia di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016
ada 4 kasus ( 10,25% ) dari perkiraan 39 kasus.

3.2.3 Penyakit HIV/AIDS


AIDS didefinisikan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan
karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium akhir
infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Tidak ditemukan adanya kasus HIV/AIDS pada Tahun 2016 di wilayah Puskesmas
Rawat Jalan Muntilan I.

3.2.4 Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS)


Pada Tahun 2016 di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I tidak ditemukan kasus
Infeksi Menular Seksual (IMS).

3.2.5 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penderita DBD merupakan seseorang yang mengalami demam tinggi mendadak terus-
menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda perdarahan dari atau
pembesaran hati, serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif DBD. Pada Tahun
2016 di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I ditemukan 15 kasus DBD tanpa ada
kematian.

3.2.6 Penyakit Diarrhe (Diare)


Pada Tahun 2016 di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I sasaran 626 ditangani
698 kasus diare balita tanpa ada kematian balita karena diare, prosentase sebesar 128,2 %.
Peningkatan cakupan penemuan penderita diare penting karena dengan meningkatnya
cakupan berarti semakin banyak kasus diare ditemukan dan ditangani sehingga diharapkan
mengurangi kasus kematian akibat terlambatnya penanganan diare.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 11


3.2.7 Penyakit Malaria
Pada Tahun 2016 tidak ditemukan kasus malaria di wilayah Puskesmas Rawat Jalan
Muntilan 1.

3.2.8 Penyakit Kusta


Pada Tahun 2016 tidak ditemukan ( 0 ) kasus Kusta di wilayah Puskesmas Rawat Jalan
Muntilan I.

3.2.9 Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi


Jumlah kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi pada Tahun 2016
ditunjukkan di tabel 3.1:

Tabel 3.1 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
dan Angka Kesakitan Penyakit Campak per-100.000 Penduduk di wilayah
Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016
Sumber: Jumlah Kasus PD3I
SIMPU Angka Kesakitan
Difter Tetanus Hepatitis
S Pertusis Tetanus Campak Polio Campak
i neonatorum B
Puskes
0 0 0 0 0 0 0 0
mas
Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016
(Lampiran: Tabel 14)

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa ada beberapa penyakit menular yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu defteri, pertusis, tetanus, tetanus neonatorum, campak,
polio dan hepatitis B. Tahun 2016 di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I tidak
ditemukan kasus campak.

3.2.10 Penyakit Filariasis


Pada Tahun 2016 di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I tidak ditemukan
( 0 ) kasus penyakit filariasis.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 12


3.3 STATUS GIZI
Status gizi masyarakat merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan
masyarakat. Cakupan kunjungan neonatus KN2 100 % dan kunjungan bayi 100%
Bayi lahir dengan berat badan rendah ( BBLR ) yaitu kurang dari 2500 gram yang perlu
mendapatkan penanganan serius. Hal ini disebabkan karena pada kondisi tersebut bayi akan
menghadapi berbagai resiko yang dapat mengakibatkan kematian. Terjadinya BBLR biasanya
disebabkan karena lahir prematur atau kurangnya supply gizi pada waktu dalam kandungan.
Cakupan BBLR di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 adalah 12
(3,2%) kasus dan semua ditangani.
Perkembangan keadaan gizi masyarakat yang dapat dipantau berdasarkan hasil
pencatatan dan pelaporan (RR) program gizi. Laporan hasil penimbangan balita di posyandu
dapat mencerminkan tingkat status gizi masyarakat wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I
Tahun 2016. Cakupan balita yang ditimbang di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I
Tahun 2016 adalah 100%.
Cakupan balita yang ditimbang tersebutn 92,3% telah melebihi target yang telah
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal Propinsi Jawa Tengah sebesar 80%.
Kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi adalah
kelompok bayi dan balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi
masyarakat adalah melalui status gizi balita. Status gizi balita dipantau melalui kegiatan
pemantauan status gizi (PSG) di posyandu yang dilaksanakan secara rutin dan
berkesinambungan setiap tahun sekali.
Persentase status gizi balita di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I adalah balita
yang berat badan naik sebanyak 1780 (84,4%), BGM (Bawah Garis Merah) sebanyak 15 (0,8%),
gizi buruk sebanyak 2 (1,243%).
BGM (Bawah Garis Merah) merupakan hasil penimbangan di mana berat badan balita di
bawah garis merah pada KMS. Jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) di wilayah Puskesmas
Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 masih cukup tinggi. Jika cakupan tersebut dibandingkan
dengan target Standar Pelayanan Minimal Propinsi Jawa Tengah sebesar < 1,5% masih berada di
atas target maksimal. Oleh karena itu perlu penanganan agar kasus balita BGM bisa diturunkan
lagi.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 13


Upaya pemerintah untuk menekan jumlah BGM (Bawah Garis Merah) dan gizi buruk
melalui program perbaikan gizi masyarakat yang kegiatannya berupa pelacakan balita gizi buruk,
rujukan dan perawatan balita gizi buruk, pemberian paket makanan tambahan (PMT) kepada
balita gizi buruk dan kurang dari keluarga miskin, yang didukung pula oleh peningkatan
penyuluhan gizi dan pemberdayaan posyandu.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 14


BAB IV
KESIMPULAN

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 bertujuan untuk
memberikan data dan informasi kesehatan berdasarkan monitoring dan evaluasi pencapaian
pembangunan kesehatan Tahun 2016 dan sebagai dasar perencanaan dalam upaya mencapai visi
Muntilan Sehat. Dalam kesimpulan profil ini disajikan informasi utama, yaitu tentang derajat
kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan di Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I
Tahun 2016.

I. DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan jika dilihat dari angka kematian (bayi, balita, dan ibu maternal),
Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 sudah sehat. Hal ini karena semua angka
kematian (bayi, balita, dan ibu maternal) dibawah target Indikator Indonesia Sehat 2010. Tetapi
jika dilihat secara kualitas derajat kesehatan perlu ditingkatkan, walaupun pada Tahun 2016
angka kematian bayi mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015.
Jika dilihat dari angka kesakitan,untuk DBD (Demam Berdarah Dengue) Tahun 2016 jika
dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal Propinsi Jawa Tengah Tahun 2016, sudah
masuk dalam kategori sehat, karena dibawah target maksimal, begitu juga dengan angka
kesakitan malaria yang sudah masuk dalam kategori sehat, karena masih dibawah target
maksimal Indikator Indonesia Sehat 2010.
Cakupan balita gizi buruk di Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 jika
dibandingkan dengan Indikator Indonesia Sehat 2010 masih dibawah target maksimal. Hal ini
berarti derajat kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2016 sudah baik dilihat dari status gizi
buruk pada balita.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 15


II. UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
Beberapa indikator dalam upaya kesehatan Tahun 2016 yang perlu ditingkatkan karena
belum memenuhi target yang telah ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal Propinsi
Jawa Tengah yaitu:
a. Persentase cakupan kunjungan keempat ibu hamil (K4)
b. Persentase desa/kelurahan UCI (universal child immunization)
c. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif
d. Persentase Keluarga Sadar Gizi
e. Persentase cakupan posyandu purnama
f. Persentase rumah sehat
g. Persentase keluarga yang diperiksa mempunyai akses air bersih

III. SUMBER DAYA KESEHATAN


Apabila dibandingkan dengan rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk yang ideal
dari masing-masing jenis tenaga, kondisi Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016
masih jauh dari rasio ideal.
Kekurangan tenaga kesehatan di Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I diharapkan secara
bertahap dapat dipenuhi khususnya oleh Pemerintah Kabupaten Magelang maupun oleh
Kementrian Kesehatan.
Demikian juga halnya dengan sumber daya obat-obatan dan bahan habis pakai yang
untuk Tahun 2016 terjadi kekosongan lama serta untuk bahan habis pakai tertentu tidak bisa
digunakan karena kwalitas barangnya yang kurang baik.

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 16


Daftar Pustaka

1. Profil Kasehatan Kabupaten Magelang Tahun 2016


2. Buku Saku Kesehatan Tahun 2016

Profil Kesehatan Puskesmas Rawat Jalan Muntilan I Tahun 2016 Page 17

Anda mungkin juga menyukai