Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN BESAR RUMAH SAKIT H.

MOCH, ANSHARI SALEH


06.32 AIDY90 NO COMMENTS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaaan pasien dan keadaan
klinis, status gizi dan status metabolisme tubuhnya. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) merupakan salah
satu fasilitas dan pelayanan yang harus ada di rumah sakit. Program pelayanan gizi rumah sakit bertujuan
untuk meningkatkan kulitas pelayanan rumah sakit melalui penyediaan makanan yang sesuai guna mencapai
syarat gizi di rumah sakit perlu sesuatu suatu pengetahuan dan keterampilan yang meliputi pengadaan
makanan sampai dengan produksi makanan dan evaluasi makanan.
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi sangat diperlukan dalam era globalisasi saat ini. Hal ini
berkaitan dengan kemampuan bersaing dengan negara lain pada berbagai aspek. Untuk mendapatkan sumber
daya manusia yang berkualitas diperlukan peranan faktor lain seperti kesehatan dan gizi. Kesehatan dan gizi
merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia disuatu Negara. Untuk
mewujudkan hal tersebut perlu upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi
masyarakat melalui upaya perbaikan gizi dalam keluarga maupun pelayanan gizi dan individu yang karena
sesuatu mereka harus tinggal disuatu institusi kesehatan diantaranya rumah sakit. Kegiatan pelayanan gizi di
rumah sakit meliputi asuhan gizi, penyelenggaraan makanan, dan kegiatan penelitian dan pengembangan gizi.
Untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu sesuai sesuai dengan kebutuhan pasar kerja
atau dunia usaha dan industri di era globalisasi saat ini, perlu adanya hubungan timbal balik antara dunia
usaha/industri dengan lembaga pendidikan. Salah satu bentuk hubungan timbal balik ini adalah
dilaksanakannya kerjasama yang saling menguntungkan dalam proses kegiatan pembelajaran mahasiswa
sebagai upaya peningkatan relevansi pengetahuan dan kemampuan praktek mahsiswa dengan dunia nyata. Di
sisi lain, dunia usaha/industri akan merasa terbantu secara gratis dalam mengembangkan usaha mereka.
Kurikulum Akademi Gizi Departemen Kesehatan RI Tahun 1996 mencantumkan wilayah tujuh peran yang
harus dicapai oleh para lulusan Diploma III Gizi, diantaranya adalah sebagai pengelola system
penyelenggaraan makanan institusi, penyuluhan dan institusi penyuluhan atau konsultasi gizi, pelaku
pendayagunaan bahan mkanan, dan penilai mutu gizi makanan.
Dalam kurikulum tersebut peserta didik dapat memilih permintaan dalam bidang Gizi klinik atau bidang Gizi
Masyarakat untuk pedalaman ilmunya seorang Dietition dan Nutrition.
Peserta didik memilih peminatan dalam bidang gizi klinik harus dapat menjalankan beberapa peran khususnya
sebagai pengelola system penyelenggaraan makanan. Untuk lulusan dituntut mempunyai kemampuan tertentu
yang dijalanakan secara professional dan memenuhi tuntutan masyarakat.
Untuk dapat mewujudkan tuntutan tersebut maka peserta didik atau setiap mahasiswa diwajibkan
menjalanakan praktek mata kuliah pelayanan gizi institusi salah satunya di instalasi gizi senior untuk rumah
sakit kelas C di bawah bimbingan intensif dari ahli gizi senior dirumah sakit tersebut. Penyelenggaraan
makanan di rumah sakit meliputi penggadaan makanan sampai dengan produksi makanan dan evaluasi
makanan. Tahapan kegiatan tersebut antara lain : 1.) Pemesanan dan Pembeliaan bahan, 2.) Penerimaan,
Penyaluran, dan Penyimpanan, 3.) Persiapan dan Pengolahan Makanan , 4.) Sisitem distribusi dan Penyajian
Makanan, 5.) Pengawasan mutu makanan dan, 6.) Evaluasi dan Penyelenggaraan makanan.
Dengan menjalankan praktek kerja lapangan tersebut diharapkan dapat diperolehnya lulusan yang siap kerja
dan lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya di masyarakat, khususnya dalam manajemen sistem
penyelenggaran makanan.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penyelenggaraan Praktek Kerja Lapangan (PKL) manajemen sistem penyelenggaran makanan
pada rumah sakit tipe B adalah memberikan gambaran system penyelenggaran makanan di instalasi gizi
rumah sakit yang meliputi pengorganisasian, ketenagaan, sistem penyelenggaran makanan di instalasi quality
control dan evaluasi penyelenggaraan makanan, membuat laporan, menyusun dan menyajikan laporan
praktek.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Menganalisis kebutuhan tenaga
b. Menganalisis sistem pengelolaan makanan di institusi
c. Menilai dan dapur dan peralatan
d. Menilai mutu makanan yang di produksi
e. Mengkaji dan mengembangkan menu yang lebih unggul
f. Menganilisis harga makanan konsumen perporsi
g. Menilai kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi.
1.3 Manfaat
a. Bagi institusi rumah sakit
Sebagai bahan evaluasi sehingga menjadi salah satu masukan untuk lebih meningkatkan sistem
penyelenggaraan makanan di institusi rumah sakit
b. Bagi mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang sistem penyelenggaran makanan institusi rumah
sakit.

BAB II
PELAKSANAAN PELAYANAN GIZI

2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit


2.1.1 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh
Sebelum rumah sakit menempati bangunan baru di jalan Brigjen H.Hasan Basry Banjarmasin, maka rumah
sakit ini terlebih dahulu menempati di jalan Letjen R.Soeprapto no. 41 Banjarmasin.
Rumah sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang merupakan peninggalan pemerintah Belanda yang
pernah menjajah negri ini selama 3,5 abad dan perkirakan dibangun sekitar tahun 1926 diatas tanah seluas 7,4
65 m2 yang mula-mula hanya digunakan sebagai rumah sakit umum, waktu itu penduduk kurang lebih
50.000 orang.
Kemudian setelah pecah perang dunia II sewaktu pengambilan alihan kekuasaan dari pemerintah Belanda
kepala pemerintah Jepang. Rumah sakit ini oleh pemerintah Jepang di bubarkan dan para pasien mental
dipulangkan ke keluarga masing masing dan sebagian dipindahkan ke Rumah Sakit Kota Baru (Pulau Laut)
Kalimantan Selatan. Begitu pula Rumah Sakit Umum Daerah Ulin, sedang gedung lama tesrebut tentara
Jepang dipergunakan sebagai mess pertahanan dan segala macam kegiatan militernya di daerah ini setelah
perang dunia II, maka gedung tersebut dijadikan perawatan orang sakit jiwa yang menampung penderita
berasal dari daerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Setelah revolusi kemerdekaan bagi pemerintah Indonesia (17 Agustus 1945), rumah sakit jiwa ini mulai
berfungsi sebagai rumah sakit jiwa walaupun dengan segala keterbatasan, baik fasilitas peralatan, obat
obatan, tenaga medis dan paramedis, tenaga rumah tangga, tenaga administrasi dan kepegawaian masih
dikerjakan oleh inspektur kesehatan provinsi kalimatan Selatan. Tempat perawatan orang sakit jiwa pada
waktu itu masih berstatus otonom yang dipimpinnya dirangkap oleh inspektur kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan. Setelah itu, rumah sakit ini diserah terimakan oleh inspektur kesehatan statusnya kepada
Kepemerintahan kesehatan (DepKes) yang pada itu ditandatangani langsung oleh jawatan rumah sakit iwa
tersebut diubah menjadi Rumah Sakit Perawatan Sakit Jiwa Banjarmasin sejak tahun 1952 dengan kapasitas
100 tempat tidur.
Sekarang Rumah sakit Jiwa Banjarmasin berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr.H.Moch Anshari Saleh yang
bertempat di jalan Brigjen H.Hasan Basry dan dibangun sejak tahun 1980 di atas seluas 88.09832 m2. Adapun
operasi kegiatannya mulai sejak tanggal 22 Juli 1985 dan diresmikan pemakaian nya oleh Bapak Menteri
Republik Indonesia Dr. Soewardjo Soerjaningrat pada tanggal 3 September 1985.
Tahun 2002, Rumah Sakit Jiwa Banjarmasin (RSAS) sedang dalam proses penatapan kelas Rumahy Sakit
Jiwa kelas B menjadi kelas A, tahun 2001 diberlakukan otonomi daerah. RSAS diserahkan ke Pemerintah
Daerah. Pemprov Kalsel mengusulkan melalui surat Gubernur Kalimantan Selatan Nomor : 061/00611/ORG,
tanggal 30 april 2001, perihal usulan konversi dari RS Jiwa Banjarmasin kelas B non pendidikan.
Adapun dokter dokter yang pernah menjabat Direktorat Rumah Sakit Jiwa Banjarmasin adalah sebagai
berikut :
a. Dr. Moersito, beliau adalah inspektur kesehatan merangkap pimpinan Rumah Sakit Jiwa Banjarmasin.
Menjabat sejak tahun 1945 sampai 31 Mei 1952.
b. Dr. Mas Soenarto, beliau selain menjabat Direktur Umum RSU Ulin Banjarmasin, juga menjabat sebagai
Direktur Rumah Sakit Jiwa Banjarmasin sejak tanggal 31 Mei 1952 sampai dengan 5 Januari 1972.
c. Dr. Prawito Suryasudarno, menjabat sejak tanggal 5 Januari 1972 sampai dengan 15 September 1976.
d. Dr. Pandu Setiawan ( Psikiater ), menjabat sejak tanggal 15 September 1976 sampai dengan 15
Sepptember 1984.
e. Dr. Solihan Patah ( Psikiater ), menjabat sejak tanggal 15 September 1984 sampai dengan 15 September
1988.
f. Dr. Yulizar Darwis ( Psikiater ), menjabat sejak tanggal 15 September 1988 sampai dengan tahun 2003.
g. Dr. Fauzi, MARS.
h. Dr. Asyikin Noor.
i. Dr. Sriyanto, M. Kes.

2.1.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan peraturan daerah Provinsi Kalimantan Selatan No. 18 tanggal 8 November 2001. Tentang
susunan organisasi RSU Dr. H. Moch. Ansari Saleh Provinsi Kalimantan Selatan sebagain satuan kerja
perangkat daerah yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemerintah Kalimantan Selatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan seperti peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan di bidang
kesehatan umum dan kesehatan lainnya sebagai Rumah Sakit Umum Daerah kelas B oleh Menteri Kesehatan
Republik Indonesia melalui surat keputusan nomor : 372/MENKES/SK/IV/2 maka dengan motto Pelayanan
Kesehatan Prima Andalan Kami Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
menyelenggarakan pelayanan dengan :
1. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan terdepan yang terjangkau oleh masyarakat menegah kebawah
.Pengembangan fasilitas yang ditargetkan dapat sedikit menggeser segmentasi pasar yang tidak hanya
berkutat pada masyarakat mrnegah kebawah, tetapi juga menegah keatas.
2. Mengutamakan kenyamanan san keselamatan pasien yang melalui keramahan pelayanan,
kecepatan/kelancaran pelayanan serta kebersihan sarana dan prasarana di Lingkungan Rumah sakit.
Rumah sakit Dr. H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin adalah unit pelaksnaan teknis dinas kesehatan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui kepala dinas kesehatan.
Susunan organisasi rumah sakit terdiri dari :
Direktur
Wakil direktur
Kepala Bagian Seketariat
Kasubag Penyusunan Program dan Laporan
Kasubag Tata Usaha
Kasubag Rumah Tangga dan Kepegawaian
Ksubag Pencatatan Medik
Kepala Bidang Pelayanan Medik
Kepala Seksi Pelayanan Medik
Kepala Bidang Penunjang Medik
Kepala Bidang Keperawatan
Kepala Seksi Keperawatan I
Kepala Seksi Keperawatan II
Kepala Seksi Keperawatan III
Kepala Seksi Keperawatan IV
Kepala Komite Medik
Staff Medik Fungsional
Satuan Pengawasan Intern
Instalasi instalasi Eselon IIb
Eselon IIIa
Eselon IIIb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IIIb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IIIb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IVb
Eselon IVb
Fungsional
Fungsional
Fungsional
Fungsional

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Dr. Moch . Ansari Saleh Banjarmasin Provinsi
Kalimantan Selatan sesuai struktur organisasi yang ditetapkan, di dukung ketersediaan sarana dan prasarana
kelembangaan ,sistem prosedur yang baku serta jumlah pegawai yang cukup dan penyediaan anggaran yang
memadai.
2.1.3 Tugas dan Fungsi .
Tugas dan fungsi seperti dalam perda no 18 Tahun 2001 adalah sebagai berikut adalah menyelenggarakan
dan melaksankan pelayanan, pencegahan, pemulihan dan rehabilitas dibidang kesehatan jiwa dan kesehatan
umum lainnya.sedangkan fungsi rumah sakit sesuai dengan pasal 5 Perda no.18 tahun 2001.
1. Pelaksanaan usaha pelayanan kesehatan jiwa dan pencegahan
2. Pelaksanaan dan usaha kesehatan jiwa dan pemulihan
3. Pelaksanaan usaha dan pelayanan kesehatan jiwa rehabilitasi
4. Pelaksanaan kesehatan jiwa kemasyarakatan
5. Pelaksanaan sistem rujukan (system referal)
6. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum lainnya
7. Pelaksanaan kegiatan pendidikan riset dan penelitian
2.1.4 Visi, Misi, dan Motto
a. Visi
Pelayanan gizi yang bermutu dan berkualitas untuk mewujudkan pelayanan yang terbaik
b. Misi
- Meningkatkan dan mengemebangkan kualitas pelayanan dan sumber daya manusia
- Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit
- Menyelenggarakan system informasi manajemen rumah sakit efektif dan efesien
- Menjadikan pusat pelayanan kesehatan umum dengan unggulan kebidanan, penyakit dalam dan jiwa
c. Motto
Anda Puas,Kami Bangga :
Profesional, Utamakan Pelanggan, Agamis, Sejahtera
2.1.5 Tujuan, Sasaran, Kebijakan,dan Program
a. Tujuan
- Meningkatnya kualitas dan kuantitas jenis pelayanan
- Meningkatkannya kualitas sumber daya manusia
- Tersedianya sarana dan prasarana rumah sakit yang reparesentatif
- Akuritasasi pelayanan
- Terselenggarannya pelayanan yang menyeluruh.
b. Sasaran
- Terciptanya kepuasan masyarakat atas pelayanan kesehatan di rumah sakit
- Terciptanya tenaga professional
- Terpenuhinya fasilitas pelayanan cepat dan tepat
- Terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
c. Kebijakan
- Penyelenggaraan pelayanan yang berpihak kepada masyarakat
- Penyelenggaraan pelayanan secara professional
- Pembangunan dan pemeliharaan fasilitas rumah sakit
- Pemenuhan sarana sistem informasi manajemen rumah sakit
- Perluasaan pelayanan kesehatan umum dengan unggulan kebidanan, penyakit dalam dan jiwa
d. Program
- Peningkatan pelayanan kesehatan
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia
- Peningkatan fasilitas rumah sakit
- Peningkatan pelayanan melalui sistem informasi manajemen rumah sakit.
2.1.6 Sarana dan Prasarana
Secara umum sarana dan prasarana rumah sakit terdiri dari :
a. Sarana fisik
Luas tanah seluruhnya : 87.675 m2
Luas bangunan : 10.552 m2
Tempat parkir : 860 m2
Halaman atau taman : 320 m2
Lain lain : 76.481 m2
b. Fasilitas Tempat Tidur dan Rencana Pembangunan
Berdasarkan jenis pelayanannya yaitu pelayanan umum pelayanan jiwa, penambahan baru, dan fasilitas
tempat tidur yang tersedia di Rumah Sakit Dr. H. Moch. Anshari Saleh pada tahun 2007 berjumlah 238 TT,
tahun 2009 berjumlah 400 TT dan tahun 2010 berjumlah TT.
Fasilitas penunjang lainnya seperti mobil ambulance ada 3 buah dan mobil jenazah ada 2 buah. Pada waktu
mendatang masih diperlukan beberapa kenderaan opersional.
2.1.7 Fasilitas pelayanan
a. Rawat jalan
IGD umum
IGD jiwa
Poli Penyakit Dalam
Poli Kandungan
Poli Bedah
Poli Anak
Poli THT
Poli Jiwa
Poli HIV/AIDS
Poli Konsultasi Psikologi
Poli Kulit dan Kelamin
Poli Mata
Poli Gizi
Poli Jantung
Poli Orthopedi
Poli Syaraf
b. Rawat inap
Kebidanan dan Kandungan
Penyakit Dalam
Bedah
Anak
Bayi
ICU
THT
Mata
Jiwa
Jantung
c. Pelayanan Medik
Pelayanan Medik berupa :
Intensif Care Unit (ICU)
Rehabilitasi Psikiatrik Pria
Rehabilitasi Psikiatrik Wanita
Rehabilitasi Medik dan Fisioterapi
Kamar Operasi

d. Pelayanan penunjang
Pelayanan penungjang berupa :
Instalasi labolatorium Klinik/IPA
Instalasi Farmasi
Instalasi pendidikan dan pelatihan
Instalasi Gizi
Instalasi radiologi
Instalasi Pemusaran Jenazah
Instalsi pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
2.2 Gambaran Umum Instalasi gizi
2.2.1 Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Gizi
Instalasi gizi rumah sakit adalah wadah yang mengelola kegiatan pelayanan gizi rumah sakit. Dalam surat
keputusan Menteri Kesehatan No. 134/MenKes/SK/IV/1978 tentang susunan oraganisasi dan tata kerja rumah
sakit umum, dinyatakan bahwa instalasi gizi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengolahan,
penyediaan, penyaluran makanan dan penyuluhan gizi di lakukan oleh tenaga atau pegawai dalam jabatan
fungsional .
Secara fungsional instalasi gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Anshari Saleh Banjarmasin dalam melaksanakan
tugas pokoknya dikelompokkan dalam 3 kegiatan :
a) Kegiatan pelaksanaan
b) Kegiatan Penyelenggaraan makanan.
c) Kegiatan penyuluhan dan konsultasi gizi serta pengembangan gizi terapan
Kegiatan tersebut diatas dituangkan dalam uraian tugas sebagai berikut :
1. Kegiatan Pelaksanaan
Membuat struktur organisasi
Membuat atau menyusun protap
Membuat standar
Menginvestasikan kegiatan-kegiatan
2. Kegiatan Penyelenggaraan Makanan
Melakukan penyimpanan bahan makanan
Mengelola kegiatan pengadaan makanan
Melakukan kegiatan pramusaji
Mengatur kegiatan pendistribusian makanan
Menyediakan snack karyawan/karyawati
Melaksanakan dan mengawasi kegiatan penyediaan makanan
Mengawasi distribusi makanan
Menyusun anggaran belanja makanan pasien
Merencanakan menu
Merencanakan bahan makanan pasien
Merencanakan bahan makanan petugas khusus

3. Kegiatan penyuluhan dan konsultasi gizi serta pengembangan gizi terapan :


Mengelola kegaiatan gizi di ruang rawat inap
Memantau status gizi pasien selama rawat inap
Konseling di ruang rawat inap dan poli gizi
Memonitoring kegiatan pelayanan gizi
Evaluasi hasil pelayanan
Fungsi instalasi gizi sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan kegiatan administrasi di unit kerja instalasi gizi dan melaksanakan perencanaan
kebutuhan dan bahan makanan sesuai dengan permintaan standar menu dan pelayanan gizi.
2. Menyelenggarakan pengolahan dan penyaluran makanan untuk pasien, dokter muda serta pegawai khusus.
3. Menyelenggarakan pengolahan perbekalan bahan makanan dan perlengkapan pelayanan gizi sesuai
dengan kebutuhan yang berlaku.
4. Menyelenggarakan peningkatan dan pengembangan pelayanan gizi.
5. Menyelenggarakan penyuluhan dan konsultasi gizi
6.
2.2.2 Keadaan Umum Instalasi Gizi
a. Letak Instalasi Gizi
Instalasi gizi terletak berdampingan dengan ruangan (Loundry) dan ruang perawatan kelas III pria serta
ruangan diklat sehingga cukup sehingga strategis untuk menunjang kelancaran kegiatan pelayanan gizi di
rumah sakit.
b. Keadaan Fisik Dapur
Keadaan fisik instalasi gizi di Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh telah memenuhi beberapa persyaratan
antara lain :

1. Instalasi gizi dapat dicapai semua ruangan perawatan sehingga pelayanan gizi dapat diberikan merata untuk
semua pasien.
2. Instalasi gizi terletak sedemikian rupa keributan dan kegaduhan dari instalasi gizi tidak menganggu ruangan
lain.
3. Instalasi gizi mudah dicapai kenderaan dari luar, sehingga memudahkan pengiriman bahan makanan.
Instalasi gizi mempunyai jalan tersendiri dari luar untuk lalu lintas bahan makanan.
4. Instalasi gizi mendapatkan udara dan sinar matahari yang cukup.
Lantai instalasi gizi terbuat dari beton dilapisi tehel putih, lantai cukup kuat, mudah dibersihkan dan kedap air.
Lantai selalu dibersihkan setiap hari dan setelah selesai kegiatan. Dinding intalasi gizi terbuat dari beton di cat
putih.dinding mudah dibersihkan, tahan cairan dan dapat memantulkan cahaya yang cukup terang bagi
ruangan.
Penerangan di dapur sudah cukup, berasal dari listrik, kaca, ataupun ventilasi. Hal ini di tunjang oleh warna
ruangan yang dapat memantulkan cahaya.
c. Hygiene dan sanitasi
Tujuan kegiatan sanitasi dalam penyelenggaran makan di rumah sakit adalah :

1. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi kesehatan konsumen.
2. Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit/gangguan kesehatan melalui makanan.
3. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan di rumah sakit.
Pengelolaan sanitasi dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit meliputi pengelolaan terhadap :
Bahan makanan
Sarana fisik/ ruangan
Peralatan dapur
Fasilitas sanitasi
Penjamah makanan
Secara umum di instalasi gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh masih belum memenuhi persyaratan ,
khususnya mengenai limbah. Tidak ada tempat pengaliran khusus untuk pembuangan limbah di instalasi gizi.
Peralatan yang di gunakan untuk kegiatan penyelenggaraan makanan dibersihkan terlebih dahulu sebelum
digunakan. Lantai ruangan dapur dapat dibersihkan setiap hari, setiap pagi dan sore hari.
Sumber air yang digunakan untuk kegiatan di instalasi gizi menggunakan air ledeng dari PDAM, sehingga
terjamin kebersihannya. Air tersebut dialirkan melalui kran air yang terdapat di bagian belakang dan ditampung
dalam sebuah bak air, di dalam ruangan gizi terdapat kran gizi dan bak cuci.
Sampah hasil kegiatan penyelenggaran makanan di instalasi gizi di tangani dengan cara buang/ ditampung
dalam tempat bak sampah sementara, kemudian di buang ke pembuangan akhit setelah itu di bakar.
d. Arus kerja
Arus kerja yang dimaksud adalah urutan urutan kegiatan kerja dalam memproses bahan makanan menjadi
hidangan. Hal ini meliputi gerak dari penerimaan bahan makanan, persiapan, pemasakan,
pembagian/distribusi makanan. Yang perlu di perhatikan dalam arus kerja penyelenggaraan makanan adalah :
1. Pekerjaan sedapat mungkin dilakukan searah atau satu jurusan.
2. Pekerjaan dapat lancar sehingga energi dan waktu dapat dihemat.
3. Bahan tidak dibiarkan lama sebelum diproses
4. Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin, tidak bolak balik.
5. Ruang dan alat dapat di pakai efektif mungkin.
6. Ongkos produksi dapat ditekan
Arus kerja di instalasi gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin di mulai dari pembelian bahan
makanan yang dilakukan oleh reverensil dan dibawa keruangan penerimaan bahan makanan kemudian
ditimbang oleh petugas penerimaan barang yang sesuai dengan permintaan. Setelah itu diserahkan ke bagian
instalasi gizi/yang berwenang. Bahan makanan basah di bawa ke tempat persiapan untuk diolah, sedangkan
bahan makanan kering disimpan di gudang penyimpanan (gudang kering) jika diperlukan sesuai dengan
permintaan/kebutuhan per hari tersebut (sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasien sehari).
2.2.3 Struktur Organisasi dan Ketenagaan Instalasi Gizi
Instalasi gizi sebagai wadah fasilitas penunjang medik rumah sakit yang menyelenggarakan kegiatan
pengelolaan makanan, pemberian terapi diet, penyuluhan dan konsultasi gizi, serta penelitian pengembangan
gizi terapan dalam meningkatkan pelayanan gizi diperlukan upaya penetapan serta pemantauan mutu
pelayanan gizi yang dibuat struktur organisasi. Struktur organisasi di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch.
Ansahari Saleh Banjarmasin dipimpin oleh kepala yang langsung bertanggung jawab kepada direktur. Kepala
instalasi gizi dibantu oleh wakil kepala instalasi gizi. Kepala instalasi gizi langsung membawahi semua unit
kegiatan instalasi gizi.
Jumlah total tenaga instalasi gizi 2009 sebanyak 30 orang sedangkan pada tahun 2010 jumlah tenaga
sebanyak 32 orang adanya penambahan tenaga sebanyak 2 orang. Untuk lebih jelasnya jumlah tenaga
instalasi gizi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Distribusi Ketenagaan Instalasi Gizi Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Pendidikan Tahun 2009
(orang) Tahun 2010
(orang) Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
S1 Kesling/FKM
S1 Gizi
D4 Gizi
D3 Gizi
D1 Gizi/SPAG
SMK/Boga
SMA
STM/Teknik
SMP-SD 2
-
-
13
2
8
-
-
54
-
-
13
1
7
2
-
5
1:75
1:25
1:6
Jumlah 30 32

Tabel 2. Distribusi Ketenagaan Berdasarkan jenis Kepegawaian


No Jenis kepegawaian Tahun 2009
(orang) Tahun 2010
(orang) Keterangan
1.
2.
3.
4. Pegawai Negeri Sipil
Honor
Magang
Kontrak 17
1
2
10 18
1
1
12
Jumlah 30 32
Tabel 3. Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Tahun 2010 (orang) Keterangan
1.
2. Laki-laki
Perempuan 3
29
32

2.2.4 Job Discription Instalasi Gizi


a) Perencanaan dan Pengembangan instalasi gizi
1. Membuat perencanaan dan pengembangan instalasi gizi
2. Membuat perencanaan dan pengajuan amprahan bahan makanan dan harian
3. Membuat laporan bulanan pemakaian bahan makanan
4. Membuat laporan harian pemakaian bahan makanan jiwa dan umum
5. Mengisi buku harian/tabel laris penerimaan dan pemakaian bahan makanan
6. Perencanaan menu penderita kelas VIP, I, II, dan III jiwa umum
7. Perencanaan diet khusus
8. Perencanaan petugas dinas pagi, sore dan shubuh
9. Mengajukan perbaikan barang yang rusak
10. Mengajukan permintaan barang atau alat-alat keperluan instalasi gizi
11. Mengajukan permintaan bahan bakar atau gas elpiji

b) Penyimpanan
1. Menyimpan barang yang diterima dan membukukannya sesuai dengan peraturan.
2. Menerima dan membukukan barang atau alat keperluan dapur
3. Menerima bahan makanan kering bulanan dan harian
4. Menerima dan membukukan jumlah penderita dari ruangan laki laki dan wanita serta menulis pada papan
yang telah disediakan
5. Menerima bahan bakar
6. Dan lain-lain yang dianggap perlu
c) Pengelolaan
Ada dua kegiatan dalam pengelolaan yaitu pengadaan makanan dan kebersihan ruangan.
2.2.5 Kegiatan kegiatan Instalasi Gizi
Pada SK Menkes No.134 tahun 1978 dinyatakan bahwa wadah yang menangani kegiatan gizi di rumah sakit
disebut instalasi gizi. SK Menkes tersebut kemudian disempurnakan dalam rapat konsultasi perjabat rumah
sakit yang I,II, dan III tahun 1980 dan 1981 yang menajabarkan bahwa kegaiatan pelayanan gizi rumah sakit
dikelompokan menjadi :
a. Kegiatan pengadaan penyediaan makanan
b. Kegiatan pelayanan gizi di ruang inap
c. Kegiatan penyuluhan/konsultasi dan rujukan gizi
d. Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan.
Di Instalasi Gizi Di Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
adalah :
1. Pengadaan makanan
Pengadaan makanan merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan macam dan jumlah
bahan makanan hingga proses penyediaan makanan matang bagi pasien dan karyawan rumah sakit. Proses
ini mencakup 10 kegiatan yaitu :
a. Perencanaan Anggaran Belanja
Perencanaan/penyusunan anggaran belanja adalah suatu kegiatan penyusunan anggaran biaya yang
diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani. Adapun tujuan dari
perencanaan anggaran belanja yaitu agar tersedianya taksiran anggaran belanja makanan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani sesuai
dengan standar kecukupan gizi.
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, perencanaan anggaran belanja
dilakukan per tahun. Sehingga untuk anggaran belanja juga dilakukan per tahun. Sedangkan anggaran belanja
per orang per hari di buat berdasarkan bentuk, jenis diet dan kelas perawatan.
Perencanaan anggaran belanja untuk peralatan instalasi gizi diajukan pada pihak rumah sakit setiap tahun,
anggaranya meliputi, peralatan, persiapan, pemasakan, dan lain lain.
b. Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk memenuhi selera
konsumen pasien, dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang. Tujuan perencanaan menu
yaitu agar tersedianya menu sesuai klasifikasi pelayanan yang ada di rumah sakit (misalnya 10 hari/seminggu).
Di Instalasi Gizi Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin perencanan menu dibuat dengan siklus menu 10 hari
+ 1 hari (hari 31). Menu tersebut dibuat berdasarkan standar menu yang ada, makanan biasa, makanan lunak,
makanan cair saring dan bubur.
Siklus menu yang dibuat tidak selalu dapat dilaksanakan karena dipengaruhi oleh keadaan atau ketersediaan
bahan makanan di pasar
c. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan untuk menetapkan kegiatan untuk
menetapkan jumlah, macam, atau jenis kualitas bahan makanan yang dibutuhkan untuk kurun waktu tertentu
sebagai hasil dari kegiatan ini adalah adanya taksiran kebutuhan bahan makanan yang akan dibeli.
Perencanaan kebutuhan bahan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
dibuat dengan cara sebagai berikut :

- Menentukan rata rata jumlah pasien sehari


- Menentukan standar porsi tiap tahun makanan berat kotornya
- Menentukan berapa kali pemakaian bahan makanan sehari.
- Mengkalkulasinya dengan mengalikan ketiga hal diatas.
Jumlah Pasien x Berat Kotor x Kerap Pemakaian
d. Pembelian Bahan Makanan
Pembelian bahan makanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan berdasarkan menu atau
pedoman menu dan rata rata jumlah konsumen atau pasien yang dilayani dalam upaya memenuhi
kebutuhan bahan makanan.
Di Instalasi Gizi Di Rumah Sakit Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pembelian bahan makanan basah
setiap melalui leveransir. Hal ini dikarenakan jumlah pasien yang tidak terlalu banyak, sehingga bahan
makanan yang diperlukan dalam keadaan segar bisa di peroleh setiap hari.
e. Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan atau penelitian pencatatan
pelaporan tentang macam, kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta
spesifikasi tang telah ditetapkan.
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, melaksanakan kegiatan penerimaan bahan makanan,
baik bahan makanan kering maupun basah melalui proses penerimaan.
f. Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata menyimpan, memelihara keamanan bahan
makanan kering atau basah, baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering atau basah
serta pencatatan dan pelaporan.
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, penyimpanan bahan makanan dilakukan setelah
bahan makanan datang dan diterima. Bahan makanan yang disimpan di gudang atau lemari kaca, sedangkan
bahan makanan basah langsung dibawa ketempat persiapan dan disimpan dilemari pendingin. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh tenaga pelaksana gizi.
g. Persiapan Bahan Makanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan bahan makanan, yaitu meliputi
berbagai proses antara lain membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam dan sebagainya,
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, bahan makanan basah langsung diterima dan dibawa
ketempat penyimpanan. Lauk pauk untuk siang dan sore hari, serta esok pagi di persiapan pada pagi hari.
Bumbu dan sayuran disiapkan sebelum kegiatan pemasakan, kemudian bahan makanan yang telah disiapkan
dibawa ke tempat pemasakan atau disimpan di lemari pendingin/kulkas. Kegiatan persiapan dilakukan oleh
petugas gizi.

h. Pengolahan Bahan Makanan


Pengolahan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan siap
di makan, berkualitas dan aman untuk di konsumsi sesuai dengan resep, dengan menggunakan media cair,
lemak, udara, atau kombinasi dan ketiganya.
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, kegiatan pemasakan dilakukan dengan
memperhatikan macam diet yang dilayani. Diet tersebut antara lain :
a. Diet Tinggi Kalori Protein (TKTP)
b. Diet rendah kalori
c. Diet rendah garam
d. Diet pada penyakit saluran cerna
e. Diet pada penyakit hati dan kantung empedu
Diet lambung
Diet rendah serat
f. Diet Diabetes mellitus
g. Diet pada jantung dan pembuluh darah
Diet jantung
Diet hipoproteinemia
h. Diet pada penyakit ginjal dan saluran kemih
Diet hipertensi
Diet kegagalan faal ginjal (Renal Failure)
Diet penyakit ginjal dengan proteinuri (Nefrotik Sydrome).
Diet batu ginjal
i. Diet rendah purin
j. Diet komplikasi kehamilan
Diet hipermesis gravidarum
Diet preklamsi
k. Makanan prabedah
l. Makanan pasca bedah
m. Makanan formula
n. Modesco
i. Pendistribusian Makanan
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan yang sesuai dengan jumlah, porsi
dan jenis makanan konsumen yang telah dilayani (makanan biasa maupun makanan khusus), yang mencakup
pembagian makanan dan penyampaian makanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pendistribusian makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, dengan cara steralisasi
yaitu pendistribusian makanan yang dipusatkan di instalasi gizi. Makanan di bagikan oleh petugas instalasi gizi
dengan jadwal pendistribusian makanan sebagai berikut :
Makan pagi pukul 06.30 07.30 WITA
Snack pukul 09.30 10.30 WITA
Makan siang 11.30 12.30 WITA
Makan sore 16.30 17.30 WITA
j. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi
Pencatatan dan pelaporan serangkaian kegiatan pengumpulan dan pengolahan data kegiatan pelayanan gizi
dalam jangka waktu tertentu, untuk menghasilkan bahan bagi evaluasi . kegiatan PGRS dan pengambilan
keputusan pencatatan dilaksanakan di setiap langkah kegiatan yang sesuai dilakukan secara berkala sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit.
Perencanaan dan pelaporan yang dilakukan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, terdiri
dari :
Pencatatan dan pelaporan jadwal dinas pegawai
Pencatatan dan pelaporan bahan makanan kering
Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi diet pasien (harian, bulanan, dan tahunan)
Pencatatan dan pelaporan keuangan
Pencatatan dan pelaporan jenis dan jumlah konsultasi
2. Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Inap
Kegiatan pelayanan di ruangan rawat inap merupakan serangkaian kegiatan yang di mulai dari upaya
perencanaan penyusunan diet pasien sehingga pelaksanaan evaluasinya di ruang rawat inap. Kegiatan ini
merupakan tindak lanjut dari kegiatan pengadaan makanan yang diperlukan dalam upaya mempercepat
proses penyembuhan.
Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Ansari Saleh Banjarmasin, kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap sudah
dilaksanakan, tetapi belum berjalan optimal karena kurangnya sarana peralatan yang dimiliki. Demikian pula
dengan konsultasi ruangan, kegiatan ini masih belum berjalan secara efektif, karena tenaga ahli gizi yang
dimiliki selain bertugas memberikan konsultasi rawat inap juga dibutuhkan dalam penyelenggaraan makanan
dinstalasi gizi.
3. Penyuluhan, Konsultasi, dan Rujukan Gizi
Kegiatan penyuluhan, konsultasi, dan rujukan gizi di rumah sakit adalah serangkaian kegiatan penyampaian
pesan pesan gizi yang bertujuan menanamkan dan meningkatakan pengertian, sikap, dan perilaku bagi
individu dan masyarakat rumah sakit. Sedangkan kegiatan rujukan menyangkut orang sakit yang memerlukan
penyuluhan/konsultasi/rujukan tenaga gizi sebagai upaya untuk menambahkan atau meningkatkan
pengetahuannya di bidang kesehatan.
Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Kegiatan ini juga belum dilaksanakan
secara optimal, hanya dilaksanakan jika ada pasien umum yang dirujuk oleh dokter dan konsultasi gizi
dilaksanakan apabila diperlukan.
4. Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan
Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan di instalasi gizi rumah sakit adalah kegiatan yang
mendukung pelaksanaan kegiatan kegiatan gizi yang terencana, terarah, dan terus menerus seperti halnya
kegiatan gizi yang lain dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan gizi yang diberikan rumah sakit.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan cara kerja yang tepat untuk mencapai kualitas pelayanan gizi
yang tepat dari aspek klinis dan gizi terapan.
2.3 Unit unit Instalasi Gizi
2.3.1 Ruang Penerimaan Bahan Makanan
Ruang penerimaan bahan makanan adalah ruang yang digunakan untuk menerima bahan makanan dan
mengecek kualitas bahan makanan.Biasanya terdapat peralatan berupa timbangan 10 500 kg. sistem
pemesanan dan penerimaan barang menggunakan sistem revaransir, yang merupakan orang ketiga dalam
penerimaan barang barang yang diperlukan di instalasi gizi. Dimana pemesanan menggunakan bon
permintaan bahan makanan dengan format yang sudah terlampir.
Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin terdapat ruang penerimaan makanan dan
didalamnya terdapat sebuah timbangan 100 -300 kg.
2.3.2 Ruang Penyimpanan Bahan Makanan Kering dan Basah
Ada dua jenis tempat penyimpanan bahan makanan yaitu tempat penyimpanan bahan makanan kering
(gudang) dan penyimpanan bahan makanan basah (kulkas). Contoh bahan makanan yang biasanya disimpan
dalam gudang penyimpanan bahan makanan kering yaitu seperti makaroni, gula pasir, telur, beras, mie kering,
dan bahan makanan lainnya, sedangkan contoh bahan makanan yang disimpan di gudang basah (kulkas)
seperti jenis sayuran (wortel. Karawila, buncis, kacang dan sayuran lainnya), dan buah-buahan, lauk nabati
(tahu, dan tempe) maupun hewani (ayam, ikan dan daging).
Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin terdapat ruang penyimpanan bahan
makanan kering (gudang) dan tempat penyimpanan bahan makanan basah (kulkas I buah). Di dalam gudang
bahan makanan terdapat lemari kaca, keadaan lantai cukup kuat, kedap air, mudah dibersihkan, dan gudang
beras agak gelap.
2.3.3 Ruang Persiapan Bahan Makanan
Ruang penyimpanan bahan makanan merupakan tempat untuk mempersiapkan bahan makanan dan bumbu
yang meliputi kegiatan membersihkan, mencuci, mengupas, menumbuk, menggiling, memotong, merendam,
dan lain lain sebelum bahan makanan dimasak atau diolah.
Ruangan penyimpanan harus cukup luas untuk bahan alat, pegawai, transportasi, cukup terang, cukup
ventilasi, lantai kuat dan kedap air.
Ruang persiapan Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin terdapat ruang induk
distribusi. Tempatnya cukup luas dan tersedia peralatan peralatan pokok untuk kegiatan persiapan.

2.3.4 Ruang Pemasakan dan Distribusi Masakan


Ruang pemasakan merupakan suatu tempat proses pemasakan atau pengolahan bahan makanan. Ruang
pemasakan biasanya dikelompokkan menurut bahan makanan yang dimasak antara lain masakan biasa dan
makanan diet khusus. Kemudian makanan biasa dibagi menjadi kelompok nasi, sayuran, lauk pauk, dan
makanan selingan serta buah.
Ruangan cukup luas, cukup penerangan dan ventilasi, cukup kebutuhan peralatan untuk pemasakan dan
distribusi makanan antara lain, panci aluminium, kompor, wajan, mixer, blender dan kulkas, meja kerja, bak
cuci, rak alat, meja membagi dan kereta dorong.
Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, ruang pemasakan dan distribusi
makanan berada dalam satu ruang induk dan berdekatan sehingga mempermudah proses pemasakan dan
distribusi. Ruangan cukup luas, cukup penerangan, dan ventilasi.
Proses pemasakan terbagi antara pemasakan biasa dan khusus. Bahan bakar yang digunakan adalah gas
(elpiji) untuk kompor gas.
2.3.5 Tempat Pencucian dan Penyimpanan
Tempat pencucian dan penyimpanan alat Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
letaknya terpisah. Tempat penyimpanan alat berupa rak yang terdapat di ruang dapur. Ruang penyimpanan
alat dan ruang pemasakan tidak terpisah, sehingga tidak menghambat proses pemasakan.
2.3.6 Tempat Pembuangan Sampah
Tempat pembuangan sampah Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin bersifat
sementara dan segera dikosongkan begitu terkumpul. Tempat sampah tidak dilengkapi dengan tutup sehingga
menimbulkan bau tak sedap. Tempat pembuangan sampah sementara terletak di luar instalasi gizi.
2.3.7 Ruang fasilitas Pegawai
Ruang pegawai Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin tersedia fasilitas berupa
meja kerja, mesin tik, televisi, komputer/laptop, dan sekaligus ruang istirahat bagi pegawai, juga terdapat
sebuah kamar kecil (tempat ibadah), dan toilet.
2.3.8 Ruang Perkantoran
Ruang perkantoran Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin terdiri dari ruangan
kepala instalasi gizi beserta staff, kegiatan administrasi, dilakukan di ruang kepala instalasi gizi maupun ruang
staf.
Ruangan ruangan tersebut berdekatan dengan ruangan kegiatan kerja, sehingga memudahkan untuk
berkomunikasi dengan melakukan pengawasan.

BAB III
PERMASALAHAN DAN ALTERNATIF PEMECAHAN

3.1 Permasalahan
Berdasarkan hasil penggumpulan data secara obeservasi langsung dan wawancara selama Praktek Kerja
Lapangan (PKL) Di Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin mulai tanggal 21 Maret 16 April
2011 terdapat beberapa permasalahan sebagai berikut :
a. Keadaan Lantai
Keadaan lantai di ruang pengolahan makanan terbuat dari permukaan halus, sehingga apabila terkena air atau
minyak menyebabkan lantai menjadi licin. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti tergelincir yang
pernah dialami salah satu petugas. Jika dibiarkan terus menerus dapat membahayakan keselamatan kerja.
b. Hygiene dan Sanitasi
Untuk hygiene petugas makanan sudah cukup, namun untuk hygiene bahan makanan kurang, karena pada
persiapan sayuran tidak dicuci terlebih dahulu. Untuk sanitasi di luar ruangan instalasi gizi tepatnya di tempat
pembuangan sampah sementara. Sampah dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, sehingga muncul aroma
yang kurang enak dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu petugas kebersihan yang dimiliki tidak
langsung mengambil sampah yang berada ditempat pembuangan sementara.
c. Persiapan bahan Makanan
Proses persiapan bahan makanan tidak dilakukan pada tempatnya.
d. Tenaga Ahli Gizi
Tenaga ahli gizi Di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin melebihi ketentuan
(Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit ) yang ada disamping itu, kegiatan yang dilakukan ahli gizi tidak
sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai ahli gizi.
3.2 Alternatif Pemecahan Masalah
a. Keadaan lantai
Sebaiknya lantai ruangan pengolahan tersebut dari bahan yang permukaannya kasar, sehingga tidak
menyebabkan lantai menjadi licin jika terkena minyak atau air. Jika hal ini tidak memungkinkan minimal harus
diupayakan agar lantai tetap dalam keadaan kering , yaitu melapisi dengan kain dan mempelnya dengan
bersih,
b. Sebaiknya Hygiene dan Sanitasi
Sebaiknya sayuran dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong. Tempat pembuangan sampah sebaiknya selalu
dibersihkan setiap saat dan semaksimal mungkin, dihindarkan terkena genangan air agar tidak tercium bau
yang kurang enak.
c. Persiapan Bahan Makanan
Sebaiknya proses persiapan dilakukan pada tempat yang sudah disediakan demi menjaga kualitas bahan
makanan sebelum diolah.
d. Tenaga Ahli Gizi
Tenaga ahli gizi untuk tiap 75 100 orang tempat tidur diperlukan 1 (satu) tenaga ahli gizi dan dua tenaga
menengah gizi, dan untuk 5 atau 6 tempat tidur dibutuhkan satu tenaga pemasak, 60 75 tempat tidur untuk
satu pekarya pembersih. Dan juga sebaiknya tenaga ahli gizi disesuaikan dengan tugas dan fungsinya dalam
pengolahan dan pendistribusian makanan tersebut.

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
a. Dari keempat kegiatan pokok pelayanan rumah sakit yang terlaksana di instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H.
Moch. Ansari Saleh Banjarmasin hanya dua kegiatan yang optimal yang dilaksanakan yaitu, pengadaan bahan
makanan dan pelayanan gizi di ruangan rawat inap , sedangkan kegiatan konsultasi atau rujukan gizi dan
penelitian serta pengembangan gizi terapan belum optimal dilaksanakan.
b. Pelaksanaan penyuluhan dan konsultasi belum dilaksanakan secara optimal.
4.2 Saran
a. Lantai dapur diupayakan agar selalu dalam keadaan kering yaitu dilapisi dengan kain dalam mempel atau
membersihkannya
b. Bahan makanan seperti sayuran dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong
c. Petugas cleaning Service dioptimalkan jangan sampai sampah yang ada bertumpuk ditempat pembuangan
sampah sementara.
d. Tenaga ahli gizi sebaiknya dioptimalkan dalam hal konsultasi atau rujukan gizi sesuai tugas dan fungsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Brata, Renuh. 1981. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.


Haryani, dkk. 2003. Laporan PKL MSPM Di RS. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, Banjarmasin : Poltekkes
Jurusan Gizi
Haqueena, dkk, 2009. Laporan PKL MSPM Di RS. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin, Banjarmasin :
Poltekkes Jurusan Gizi
Laporan Akhir Tahunan Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. H. Moch, Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2009.
Khotimah, dkk, 2009. Laporan PKL MSPM Di RS. H. Moch, Ansari Saleh Banjarmasin. Banjarmasin :
Poltekkes Jurusan Gizi

Anda mungkin juga menyukai