Bab 5
Menghargai Karya Orang Lain
Sebagai muslim yang baik, kita tidak boleh melakukan perbuatan apapun yang sifatnya
merendahkan, mengejek dan menghina orang lain baik dari segi kepribadiannya, karyanya,
postur tubuhnya maupun keadaan sosialnya. Karena penghinaan, celaan, apalagi merendahkan
akan memunculkan perasaan sakit hati dan dendam. Oleh karena itu, setiap individu muslim
hendaknya berusaha sekuat kemampuan untuk menahan dari dari sikap yang membuat orang lain
merasa direndahkan. Manusia yang baik adalah mereka yang selalu memperhatikan dan
memberikan pertolongan kepada orang-orang yang tidak mampu atau lemah disekitarnya. Inilah
ajaran yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW
) (
Artinya : Sebaik-baik manusia adalah orang yang selalu memberi manfaat kepada manusia
lain. )HR Muttafaqun Alaih(
A. Peduli Terhadap Orang Lain.
Dalam Al Quran surat Al Fath ayat 29, Allah menerangkan kepada kita bahwa Muhammad
adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya dan dia adalah keras terhadap orang kafir,
tetapi berkasih sayang bersama mereka. Ayat ini menjelaskan bahwa nabi diutus kepada semua
umat manusia dalam rangka memberi peringatan dan kabar gembira, menerangi kehidupan
manusia yang dulunya berada dalam kebodohan agar mereka tidak lagi berbuat sewenang-
wenang terhadap orang lain. Sebagai contoh, pada zaman jahiliyah, kaum Quraisy dianggap
penguasa, sedangkan orang miskin dan lemah dianggap sebagai budak. Hukum ketika itu bersifat
eksklusif dan melindungi orang-orang tertentu saja sehingga orang-orang kuat menindas orang-
orang lemah.
Allah mengutus Rasulullah SAW untuk mengembalikan hak-hak dan martabat manusia yang
rusak. Rasulullah memulai kembali dengan menata perilaku seluruh umatnya yang selama ini
terjebak dalam kejahiliyahan dan mengangkat derajat mereka sebagai manusia yang mulia.
Orang-orang yang kuat selalu diarahkan untuk berlemah lembut dan mengasihi orang yang
lemah, membantu dan melindungi mereka. Manusia dianggap sama keberadaannya di hadapan
Allah, yang membedakannya hanyalah ketakwaannya. Dengan demikian, kita sebagai generasi
penerus muslim hendaknya turut mengasah kepekaan terhadap orang yang lemah atau duafa
dengan mengikuti sifat kasih sayang dan lemah lembut yang telah diteladankan oleh Rasulullah
SAW
( )
Artinya : Allah itu senantiasa menolong hamba-Nya, selagi hamba-Nya itu menolong
saudaranya. )HR Asy Syaikhan(.
) (
Artinya : Perumpamaan seorang mukmin itu )dalam kasih sayang mereka, lemah lembutnya,
dan rasa cinta mereka) bagaikan satu jasad atau badan yang apabila sakit salah satu anggota
tubuhnya maka seluruh tubuhnya merasakan sakitnya. )HR Bukhari(
B. Menghargai Karya Orang Lain
Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya membina keserasian dan
kerukunan hidup antar manusia agar terwujud kehidupan masyarakat yang saling menghormati
dan menghargai sesuai dengan harkat dan derajat seseorang sebagai manusia. Menumbuhkan
sikap menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap yang terpuji karena hasil karya
tersebut merupakan pencerminan pribadi penciptanya sebagai manusia yang ingin diharagai.
Hadits Nabi Muhammad saw yang artinya :Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bekerja dan menekuni kerjanya. )HR Baihaqi(
Menghormati dan menghargai karya orang lain harus dilakukan tanpa memandang derajat,
status, warna kulit, atau pekerjaan orang tersebut karena hasil karya merupakan pencerminan
pribadi seseorang. Berkarya artinya melakukan atau mengerjakan sesuatu sampai menghasilkan
sesuatu yang menimbulkan kegunaan atau manfaat dan berarti bagi semua orang. Karya tersebut
dapat berupa benda, jasa atau hal lainnya
Islam sangat menganjurkan umatnya agar saling menghargai satu sama lain. Sikap menghargai
terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun atau al hilmu yang dapat menumbuhkan
sikap menghargai orang di luar dirinya. Kemampuan tersebut harus dilatih terlebih dahulu untuk
mendidik jiwa manusia sehingga mampu bersikap penyantun. Seperti contoh, ketika bersama-
sama menghadapi persoalan tertentu, seseorang harus berusaha saling memberi dan menerima
saran, pendapat atau nasehat dari orang lain yang pada awalnya pasti akan terasa sulit. Sikap dan
perilaku ini akan terwujud bila pribadi seseorang telah mampu menekan ego pribadinya melalui
pembiasaan dan pengasahan rasa empati melalui pendidikan akhlak.
Artinya : Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah )HR Asy Syaikhan(
Keberhasilan seseorang tidak dapat dicapai dengan mudah dan santai tapi dengan perjuangan
yang gigih, ulet, rajin dan tekun serta dengan resiko yang menyertainya. Oleh karena itu, kita
patut memberikan penghargaan atas jerih payah tersebut. Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh kerjaan yang lain. )QS Al
Insyirah : 5-7)
Cara yang bisa diwujudkan untuk menghargai hasil karya orang lain adalah dengan tidak
mencela hasil karya orang tersebut meskipun hasil karya itu menurut kita jelek. Memberikan
penghargaan terhadap hasil karya orang lain sama dengan menghargai penciptanya sebagai
manusia yang ingin dan harus dihargai. Bisa menghargai hasil karya orang lain merupakan sikap
yang luhur dan mulia yang menggambarkan keadilan seseorang karena mampu menghargai hasil
karya yang merupakan saksi hidup dan bagian dari diri orang lain tanpa melihat kedudukan,
derajat, martabat, status, warna kulit dan pekerjaan orang tersebut.
Beberapa sikap yang menunjukkan perilaku menghargai karya orang lain adalah:
1. Menggunakan hasil karya tersebut dengan cara yang baik dan semestinya.
2. Memberi penghargaan, semangat, dan dorongan agar orang lain terus berkarya.
3. Tidak merusak, meniru, dan memalsukan karya orang lain tanpa izin dari pemiliknya.
4. Menghindarkan perasaan dengki atas prestasi atau hasil karya orang lain.
5. Meneladani prestasi yang telah dicapai.
Bahaya tidak menghargai karya orang lain adalah:
1. Membahayakan keimanan
Tidak menghargai karya orang lain dapat membawa pada sikap iri hati, dengki, hingga suuzan
pada orang lain.
2. Membahayakan akhlak
Seseorang yang terbelit oleh perasaan tamak dan tidak peduli lagi dengan hasil karya orang lain
akan melakukan tindak pelanggaran dan kejahatan, seperti pembajakan hak cipta, pembunuhan
karakter, dan beragam kejahatan lainnya.
3. Membahayakan masyarakat
Beberapa orang yang tidak bermoral tertarik untuk menjiplak hasil karya tertentu, mencetaknya,
dan menjualnya dengan harga yang jauh lebih murah.
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berkarya untuk kemaslahatan umat sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Untuk itu, perlu dikembangkan sikap menghargai karya orang lain
agar tercipta kompetisi dalam berkarya untuk kemaslahatan umat (Islam).
1.Mengakui dan menghormati kemampuan dan kreatifitas orang lain dalam berkarya.
Setiap orang memiliki kemampuan masing-masing sesuai bidangnya. Dengan kemampuannya
itulah, kemudian ia berkreatifitas untuk menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat. Maka kita
perlu mengakui dan menghormati kemampuan orang lain dalam menghasilkan karya di
bidangnya, yang mungkin tidak kita miliki dalam bidang tersebut.
2.Mengucapkan kata-kata yang menyenangkan berupa pujian atau memotivasi terhadap karya
yang dihasilkan oleh teman atau orang lain.
Kekuatan kata-kata sangat besar pengaruhnya terhadap sikap mental dan psikis seseorang. Kata-
kata yang memberi semangat, pujian, atau memotivasi akan meresap dalam alam bawah sadar
seseorang dan memberikan kekuatan untuk berkarya lebih baik lagi. Karena itu, bila kita melihat
karya teman kita, maka ucapkanlah kata-kata yang menyenangkan hatinya, apalagi jika faktanya
memang karya tersebut bagus.
3.Tidak mencaci atau mengejek bila ada karya teman atau orang lain yang menurut kita kurang
bagus dan biasa saja.
Kurang bagus menurut kita belum tentu menurut orang lain. Setiap manusia memiliki pandangan
masing-masing dalam menilai sebuah hasil karya. Boleh jadi kita menilai karya tersebut kurang
bagus atau biasa saja karena tidak tertarik dengan bidang itu, sehingga mempengaruhi penilaian
kita. Karena itu, sikap terbaik adalah jangan pernah menghina hasil karya seseorang. Selain hal
tersebut tidak bermanfaat, dapat melukai perasaan orang lain, dan mematikan kreatifis seseorang,
juga bertentangan dengan ajaran Islam.
4.Tidak merusak karya orang lain meskipun kita tidak menyukainya dan merasa kurang
bermanfaat bagi kita.
Jika mengejek karya orang saja tidak boleh, apalagi jika sampai merusaknya. Kurang bermanfaat
bagi kita belum tentu bagi orang lain. Contohnya, Pak Hasan adalah seorang pengrajin kompor
minyak tanah. Dengan ketekunannya, ia bisa menghasilkan tiga buah kompor minyak tanah
dalam sehari. Ini juga merupakan sebuah hasil karya.
Bagi orang yang tinggal di kota-kota besar yang terbiasa memakai kompor gas atau listrik,
mungkin karya Pak Hasan tidak bermanfaat bagi mereka. Tetapi bagi orang-orang di pedesaan,
justru karya Pak Hasan sangat bermanfaat bagi mereka.
Jadi, kita sangat dilarang merusak hasil karya orang lain dalam bentuk apapun dan dengan cara
apapun.
5.Menjauhkan sikap iri hati terhadap karya yang dihasilkan orang lain.
Tidak ada kebaikan sedikitpun pada sikap iri hati. Bila ada teman atau orang lain yang berhasil
menghasilkan karya yang bagus dan mendapat pengharagaan, maka sikap kita mestinya
menghargai karya tersebut dan termotivasi untuk menghasilkan karya yang sama baiknya atau
bahkan lebih baik lagi.
Itulah kelima perilaku yang mencerminkan sikap menghargai karya orang lain. Menghormati dan
menghargai karya orang lain menunjukkan jati diri kita sebagai orang yang beragama (Islam)
dan berakhlak. Menghargai karya orang lain adalah sikap terpuji yang perlu diaktualisasikan
dalam kehidupan sehari-hari lewat pembiasaan-pembiasaan.
Hal ini bisa dimulai dari diri sendiri dan di lingkungan keluarga. Kemudian berlanjut ke sekolah
dan masyarakat. Inti atau kunci agar bisa bersikap menghargai karya orang lain adalah adanya
kesadaran dalam diri bahwa setiap manusia dikaruniai kelebihan di bidangnya masing-masing
yang membedakannya dengan orang lain. Tidak ada manusia yang mampu menguasai dan mahir
semua bidang pengetahuan, keahlian, atau keterampilan. Kita mungkin mahir di bidang tertentu,
tapi tidak menguasai bidang lainnya.
Jadi, menghargai karya orang lain sejatinya merupakan suatu keniscayaan dari diri manusia yang
terbatas kemampuannya, yang tidak mungkin menguasai seluruh bidang pengetahuan, keahlian,
dan keterampilan.