Jurnal No19 Thn11 Desember2012
Jurnal No19 Thn11 Desember2012
I S S N : 1412-2588
Penanggung Jawab
Ir. Budi Tarbudin, MBA.
Pemimpin Redaksi
Prof. Dr. BP. Sitepu, M.A.
Sekretaris Redaksi
Rosmawati Situmorang
Dewan Editor
Prof. Dr. BP. Sitepu, M.A.
Prof. Dr. Theresia K. Brahim
Dr. Ir. Hadiyanto Budisetio, M.M.
Ir. Budyanto Lestyana, M.Si.
Dra. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd.
Alamat Redaksi :
Jln. Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lt. 5, Jakarta Barat 11470
Telepon (021) 5606773-76, Faks. (021) 5666968
http://www.bpkpenabur.or.id
E-mail : jurnalpenabur@bpkpenabur.or.id
Jurnal Pendidikan Penabur
Nomor 19/Tahun ke-11/ Desember 2012
ISSN: 1412-2588
Daftar Isi i
Pengantar Redaksi ii - v
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning Berbasis Web dengan Prinsip e-Pedagogy dalam
Meningkatkan Hasil Belajar, Muksin Wijaya, 20-37
Resensi buku: Pemasaran Jasa Pendidikan, Debora L. Kana dan Imma Helianti Kusuma,
104-107
Redaksi
Sugiharti
E-mail: sugiwinarno@yahoo.co.id
SMAK 4 BPK PENABUR Jakarta
Abstrak
egiatan menulis bagi banyak kalangan dianggap sebagai kegiatan yang sangat sulit.
K Kegiatan ini akhirnya menjadi momok bagi masyarakat pelajar dan siswa pada khususnya.
Masalah yang dihadapi bagaimana guru dapat membuat siswa mampu mengungkapkan
gagasan dalam bentuk tulisan esai. Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas dalam
dua siklus, yang berlangsung selama dua bulan yaitu Februari Maret 2012, penelitian ini mengatasi
masalah tersebut baik bagi guru maupun siswa SMAK 4 BPK PENABUR Jakarta dengan meman-
faatkan karikatur sebagai media pembelajaran menulis esai. Pada akhir siklus dua terlihat siswa
bersemangat untuk melakukan proses menulis, merasa senang dalam melakukan pembelajaran
menulis esai, dan tidak merasa terbelenggu oleh aturan main proses penulisan esai. Agar siswa
tidak lagi merasa kesulitan mengawali proses penulisan, disarankan proses pembelajaran menulis
esai menggunakan media karikatur yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Kata-kata kunci: Gambar karikatur, media pembelajaran, menulis esai
Abstract
Many people find expressing ideas through writing properly difficult to do. This expreience is also faced by
the students at school. The problem then is how the teacher teaches wasthe students to express their ideas and
feeling in written essay. This action reasearch conducted in two cycles to solve the writing problem. The
research took place at SMAK 4 BPK PENABUR Jakarta as from February through March 2012 applying
caricature as an instructional medium. At the end of the second cycle, the students were motivated to learn and
found essay writing joyful and were able to express their ideas freely. As the students learning outcome is also
significantly improved, the research suggests the teacher to use relevant caricature to motivate students in
essay writing.
p e r l u d i k e m b a ng ka n s e d i ni m u ng k i n
Pendahuluan Penguasaan bahasa mencakup kemampuan
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang Oleh karena itu, keempat kemampuan itu harus
dipergunakan oleh manusia dalam menyam- dilatihkan pada anak sejak dia memasuki
paikan informasi, gagasan, perasaan, dan pendidikan dasar.
keinginannya kepada orang lain. Oleh karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
itu penguasaan bahasa sangat penting dan (KTSP) yang tertuang dalam Silabus Bahasa
Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 6
Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai
Indonesia terbagi ke dalam sejumlah unit. Setiap kan pendapat, ide, dan gagasan dalam bentuk
unit mengandung pokok bahasan mendengar- esai; serta (3) siswa dapat percaya diri dan
kan, berbicara, membaca, dan menulis yang di bertanggung jawab atas segala pernyataannya.
dalamnya sudah berisi kebahasaan dan sastra. Manfaat penelitian ialah (1) proses belajar
Penekanan pembelajaran bahasa Indonesia m e ng a j a r B a ha s a Ind o ne s i a d i S M A K 4
dalam sistem KTSP tidak lagi berorientasi pada P EN A BU R J ak a rt a m e nj a di me na r ik da n
teori semata, tetapi pada pembimbingan siswa m e ny e na ngk a n; ( 2 ) d i t e m u k a n s t r a t e g i
(peserta didik) agar menjadi pengguna bahasa pembelajaran yang tepat (tidak konvensional),
yang terampil. tetapi bersifat variatif; (3) keaktifan siswa dalam
Dalam kenyataannya di lapangan, proses menulis menjadi lebih baik; (4) keberanian siswa
b e l aj a r m eng a j a r y a ng b e r u s aha m e la t i h mengungkapkan ide, pendapat, gagasan, dan
keterampilan siswa untuk mampu menulis saran meningkat; dan (5) hasil belajar siswa
menjadi masalah besar. Misalnya kegiatan awal dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di
siswa menulis atau menuangkan ide selalu SMAK 4 PENABUR Jakarta meningkat.
tertunda karena bingung atau tidak mengerti
apa dulu yang harus ditulis. Titik awal kesulitan Kajian Pustaka
inilah yang kemudian membuat siswa malas dan
berakhir dengan rendahnya kemauan menulis. Hakikat Menulis
Pengalaman di atas memunculkan masalah, Menulis adalah aktivitas yang menunjukkan
bagaimana strategi dan metode membelajarkan s im b o l- s i mb o l y a ng t a mp a k m a t a d a la m
siswa dalam menulis sehingga siswa mampu mengomunikasikan sesuatu kepada orang
mengungkapkan gagasan tersebut dalam bentuk lain.Menulis membantu kita meningkatkan ilmu
esai? dan juga mewadahi aktivitas seseorang. Di sisi
Selama ini terdapat beberapa metode yang l a i n, ha s i l m e nu l i s a t a u t u l i s a n m a m p u
dipergunakan dalam pembelajaran bahasa menim bulkan im aaji dan membangk itkan
khusu snya di d alam meni ngkatkan siswa metafor yang mengandung banyak arti bagi
menulis, seperti penugasan membuat resensi, imajinasi dari pengalaman seseorang (Hernowo:
membuat macam-macam karangan, menulis 2001, 80). Melengkapi pernyataan tersebut Ismail
laporan berdasarkan pengamatan, mengapre- Marahimin (2002) mendefinisikan menulis
s i a s i k a n p u i s i , da n m e m b u a t c e r p e n. s e b a g a i ke g i a t a n m e ng e r a hk an s e l u r u h
Penggunaan metode pembelajaran tersebut pada pengetahuan dan kelaziman kebahasaan yang
umumnya disertai dengan pemanfaatan media. d i m i l i k i s e s e o r a ng , t e r m a s u k k o s a k a t a ,
Penelitian ini mempergunakan karikatur sebagai tatabahasa, dan sebagainya, di samping juga
media pembelajaran untuk mengembangkan hal-hal lain yang berkaitan dengan suasana
keterampilan menulis esai. Dengan demikian hatinya pada saat penulisan, serta banyak faktor
masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: lain. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa
Apakah gambar karikatur dapat dimanfaatkan ketika menulis, seseorangmencurahkan seluruh
sebagai media pembelajaran menulis esai siswa kepribadiannya dalam tulisannya.
kelas XII SMAK 4 PENABUR Jakarta? Karikatur
dipilih sebagai media pembelajaran karena Membelajarkan Siswa Menulis
merupakan gambar nonverbal yang menarik Ismail Marahimin d alam makalah MMAS
perhatian siswa dan masih sesuai untuk kelas (Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra)
XII, serta mengandung muatan fenomena di menyatakan langkah-langkah berikut yang
masyarakat dan bersifat dinamis. harus dilakukan oleh mereka yang mengajar
Penelitian ini bertujuan agar (1) guru maupun yang belajar menulis.
dapat meningkatkan strategi dan kualitas a. Langsung menulis, teori belakangan saja
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMAK 4 (kalau diperlukan)
PENABUR Jakarta dalam materi menulis esai; Penekanan aspek ini adalah kenyataan
( 2 ) s i s w a m e r a s a d i r i ny a m end a p a t k a n bahwa menulis sebagai sebuah keteram-
perhatian dan kesempatan untuk menyampai- pilan, bukan ilmu. Sebagai keterampilan,
Pengamatan
S e t e l a h di l a k s a na k a n p e r e nca na a n d a n
tindakan, didapat fakta bahwa data yang
diperoleh terdapat beberapa ketidak sesuaian
antara perencanaan, tindakan, dan tujuan
penelitian.
Hasil yang diperoleh adalah:
1. Masih ditemukan siswa yang harus berla-
ma-lama untuk memulai mengarang.
2. Masih ditemukan siswa merasa bingung
harus mulai dari mana.
3 . P a d a s a a t p e l a ks a na a n, s i s w a m a s i h
bertanya-tanya tentang konsep esai
4. Aktivitas awal menulis lebih didominasi
dengan suasana kelas yang agak ribut
2) Menggunakan bahasa Indonesia yang karena siswa berusaha memahami gambar
baik dan benar. karikatur yang tersaji, berdiskusi dengan
3) Menggunakan Ejaan yang Disempur- teman berkaitan dengan gambar karikatur.
nakan.
4) Unsur yang dinilai: Refleksi
isi tulisan Lembar Refleksi
- kesesuaian topik dengan pembahasan. 1. Berapa l ama And a berani menuli skan
- kedalaman dan ketuntasan pembahasan gagasan atau mengungkapkan karangan
materi. berbentuk esai?
Dalam benak saya tak ada alasan apa pun untuk tidak setuju bahwa keadilan dalam bidang
hukum di Negara Kesatua Republik Indonesia, yang bernotabene adalah Negara hukum, telah
mengalami degradasi. Layaknya sebilah pisau, hukum di Indonesia terasa runcing ke bawah,
tetapi tumpul ke atas. Mengapa tidak? Toh, buktinya jelas! Meski sepuluh pengacara telah turun
tangan untuk membela sepasang sandal, tetap saja hal itu tidak membuahkan hasil. Sebuah ironi?
Ataukah sebuah tontonan konsumsi masyarakat yang tak akan berakhir?
Apabila sepasang sandal Ando putih itu dapat mengatakan siapa pemiliknya, maka kasus
yang terjadi AAL, seorang remaja berusia lima belas tahun, tak akan pernah tercatat dalam
Pengadilan Negeri Palu. Namun, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya, sandal itu tetaplah
sandal biasa yang membisu, tidak ada yang dapat mengetahui kebenarannya tentang sandal putih
tersebut. Ah, tetapi saat hakim meminta si Pemilik untuk mengenakan sandal tersebut, tidak
tampak bahwa sandal tersebut berukuran pas dengannya. Sandal itu tampak kekecilan! Mungkin
hal itu tidak mengherankan bagi AAL, sebab si Pemilik, yang merupakan seorang Brigadir Polisi
Satu (Briptu), menyatakan kehilangan sepasang sandal bermerek Eiger, bukan Ando.
ALL memang mengambil sepasang sandal yang bukan miliknya, tetapi si Pemilik pun tak
seharusnya melayangkan pukulan-pukulan saat menginterogasi AAL. Sungguh mengesankan!
Hukum justru lebih memilih anak berusia lima belas tahun yang tidak memiliki kuasa apapun
ketimbang seorang Briptu yang tindakannya tidak dapat dibenarkan karena telah melakukan
penganiayaan kepada seorang anak di bawah umur. Bukankah hal itu pun merupakan perbuatan
yang melanggar hukum? Sungguh, hukum di Indonesia takluk pada kekuasaan dan jabatan (dan
harta yang terutama).
Entah apa yang terjadi. Entah apa maksud para penegak hukum ketika memutuskan suatu
kasus sederhana dengan sanksi yang berat, sementara kasus yang memakan milliaran uang Negara
dengan sanksi yang sama, bahkan lebih ringan. Entah kepada siapa lagi rakyat Indonesia harus
mendapatkan hak dan perasaan aman di tengah segala krisis yang melanda. Entah mau dibawa
ke mana lagi Negara Indonesia ini ketika lembaga yang seharusnya mengayomi masyarakat justru
menyerang kedudukan masyarakat yang lemah. Akankah sebilah pisau itu terus menyayat segala
sesuatu yang berada di bawahnya?
Begini nasib jadi bujangan. Kemana-mana, asalkan suka. Tiada orang yang melarang. Inilah
sepenggal lirik lagu Bujangan yang dinyanyikan oleh Koes Plus. Lirik ini menceritakan tentang
kebebasan dan kebahagiaan menjadi bujangan. Tentunya dalam kehidupan nyata, semua orang
ingin bebasan dan kebahagiaan walaupun bukan bujangan, baik mereka rakyat kecil pun juga
demikian. Namun kenyataan dan harapan yang terjadi. Jauh berbeda hasilnya. Rakyat kecil dalam
kasus AAL pencurian sandal jepit tidak dapat merasakan kebebasan, kebahagiaan bahkan
keadilan itu.
Kasus ini menimpa AAL, pelajar sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri yang iseng
mencuri sepasang sandal jepit milik oknum anggota polisi. Akibatnya tak main-main, selain
diinterogasi, bahkan dipukuli dengan tangan dan benda tumpul, ia juga terancam lima tahun bui
atau hukuman penjara. Kini kasusnya sedang diproses di pengadilan. Mengetahui hal tersebut,
simpati public pun menyeruak. Berbagai elemen masyarakat didukung oleh sejumlah Lembaga
Swadaya Masayarakat (LSM), beramai-ramai mengadu ke Komisi Perlindungan Anak (KPA).
Kasus AAL tidak hanya menjadi perhatian public nasional. Dunia pun memberikan skandal
sandal jepit ini. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa Indonesia belum dapat menegakkan keadilan.
Bagaimana bisa dikatakan bahwa mencuri sandal jepit merupakan tindakan kriminal dan anak
tersebut diancam bui selama 5 tahun? Apakah ini yang namanya hukum? Bagaimana dengan
kasus para koruptor seperti Gayus yang masih dapat menikmati kebebasan dalam masa
hukumannya? Ini benar-benar mengusik rasa keadilan di masyarakat. Setiap anak berhak
memperoleh perlindungan baik secara fisik, mental, maupun sosial agar dapat tumbuh dan
berkembang secara sehat dan wajar. Perlakuan sama juga harus diterima anak yang tengah
berhadapan dengan proses hukum.
Berdasarkan pasal 16 Undang-Undang Nomor 23 tahun 20002 tentang perlindungan anak,
UU Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, serta keputusan bersama Mahkamah Agung,
Kejaksaan Agung, dan Polri, penahanan atau pemenjaraan anak adalah upaya terakhir. Sebenarnya
telah banyak kejanggalan yang diungkapkan oleh beberapa saksi, salah satunya adalah barang
bukti. Barang bukti yang diajukan ke persidangan bukan sandal yang awalnya dikatakan hilang.
Awalnya oknum polisi tersebut, Rusdi mengaku kehilangan sandal merek Eiger. Namun, yang
dibawa jaksa sebagai barang bukti bermerek Ando.
Dari kasus tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa penyebab kasus tersebut merupakan
hal yang sepele saja. Dimulai dari keisengan sang anak dan tindakan hiperbola sang oknum, kasus
ini pun sampai ke pengadilan. Sebagai masyarakat yang toleran, kita pun ketika menjadi sang
polisi dapat menempuh jalan damai yaitu dengan menasihati sang anak dengan baik-baik. Jangan
karena kita polisi, semua pelanggaran harus melalui jalur hukum, padahal polisi sekarang lebih
menyukai jalur damai. Coba polisi tersebut dapat memposisikan dirinya sebagai ayah anak
tersebut yang melihat kasus tersebut, maupun orang lain pasti akan mengatakan, namanya juga
anak kecil, merespon dari keisengan anak tersebut.
Format Penilaian Hasil Menulis Esai Siklus I 1. Kesesuaian topik dengan pembahasan
A. Kemampuan untukmengungkapkan isi/
gagasan dengan memperhatikan panjang
karangan 250 kata dengan persentase
20%.
Tindakan
1 Siswa yang terlibat dalam kegiatan ini sama
yaitu siswa kelas XII IPA 2 dengan jumlah
29 siswa.
Durasi waktu 2 jam pelajaran X 45 menit
dengan materi pembelajaran Menulis Esai.
2 Berpedoman pada contoh penulisan yang
benar dan baik, guru memberikan fotokopi
hasil penulisan esai yang benar dan baik, Keterangan:
sebagai bahan perbandingan pada saat 1) Panjang karangan + 250 kata.
nanti mereka akan menulis. 2) Menggunakan bahasa Indonesia yang
3 Guru mengulas bagian-bagian penulisan baik dan benar.
tersebut secara runtut termasuk ulasan 3) Menggunakan Ejaan yang Disempur-
tentang EyD. nakan.
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa 4) Unsur yang dinilai:
untuk bertanya jawab berkaitan dengan isi tulisan
proses penulisan selanjutnya. - kesesuaian topik dengan pembahasan.
- kedalaman dan ketuntasan pembahasan 4. Hasil kegiatan sudah sesuai dengan rencana
materi. penilaian.
struktur penulisan
- kohesi dan koherensi Refleksi
- tingkat kelogisan Menurut siswa, penggunaan karikatur sebagai
- diksi/pilihan kata m ed i a d a l am p em b e la j a ra n me nu li s es a i
- penggunaan Ejaan yang Disempurnakan mengurangi la manya gagas an te rungk ap.
(EyD) Kesulitan utama siswa dalam menentukan tema
esai dapat diatasi dengan mudah melalui sajian
11 . G ur u m enje l as ka n k ai da h p enu li sa n
tema karikatur. Kemampuan mengungkapkan
karangan:
gagasan dalam sajian kalimat bagi siswa sangat
a) Kemampuan mengungkapkan karang-
leluasa/tidak terikat.
an 60 %
Berdasarkan pengamatan terdapat perbeda-
b) Keberadaan strukturkalimat (30%):
an kondisi pada saat siswa membuat esai dengan
Perbendaharaan kata , kaidah sintaksis,
tema- tema yang sudah um um (peris tiwa,
ga ya p engu ngk apan ga gasa n, d an
lingkungan, dll.) dengan menggunakan media
tingkat penalaran/logika.
karikatur sebagai tema/ide/inspirasi.
c) Penguasaan EyD (10%): Huruf kapital,
Berbagai jawaban ditulis oleh siswa. antara
tanda baca, penggunaan kata
lain adalah (1) dengan menggunakan media
12. Siswa membuat karangan esai argumentasi.
karikatur tema/ide lebih variatif dan luas, (2)
13 G u r u m e nc a t a t du r a s i w a k t u a na k
ide atau tema dari karikatur lebih jelas, (3) mun-
menuliskan ide atau gagasannya.
culnya ide-ide baru dalam pengembangan ka-
14 Guru mengakhiri aktivitas menulis esai
rangan jauh lebih banyak, (4) dengan media kari-
(sesuai dengan durasi waktu).
katur siswa sudah mendapat gambaran yang
15 Pada tahap akhir, guru dan siswa melaku-
akan diulas, serta (5) cara mengerjakan lebih cepat.
kan umpan balik atau refleksi terhadap pro-
ses pembelajaran yang telah berlangsung.
Penilaian proses
Penggunaan karikatur sebagai media dalam
Pengamatan
pembelajaran menulis esai mengurangi lamanya
1. Kemampuan mengarang siswa sangat
gagasan terungkap. Kesulitan utama siswa
memuaskan, walaupun esai berbentuk argu-
dalam menentukan tema esai dapat diatasi
mentasi masih kurang sempurna. Namun,
dengan mudah melalui sajian tema karikatur.
sudah terdapat keberanian siswa untuk
Kemampuan mengungkapkan gagasan dalam
mengungkapkan ide gagasan secara tertulis.
sajian kalimat bagi siswa sangat leluasa/tidak
2. Siswa masih harus terus dilatih untuk
terikat. Pengusaan EyD menjadi bagian atau
penekanan karangan argumentasi
rujukan ketika siswa menghadapi permasalahan
3. Kesempatan membaca artikel dan contoh
dalam proses penulisan.
model karangan esai yang sesuai dengan
Dibandingkan dengan siklus I pada siklus
sistematika sangat membantu siswa dalam
II dapat peningkatan kemampuan menulis esai
kemampuan mengungkapkan ide.
siswa.
keadilan telah mati. Aparat penegak hukum memakai kacamata kuda ketika harus berhadapan
dengan kaum kelas atas. Semua lurus, sesuai pemegang kendali kuda, yaitu kaum borjuis.
Sebaik apapun konstitusi Indonesia disusun oleh petinggi negara, tetap konstitusi itu bisu.
Keputusan akhir seluruhnya berada di tangan penegak hukum. Untuk kasus Rasminah yang
harusnya dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan harus melalui birokrasi hukum yang sulit.
Dengan dicanangkannya program restorative justice, seharusnya permasalahan Rasminah harus
segera dieliminasi dari daftar kasus pengadilan. Hal ini dilakukan mengingat kerugian yang
ditimbulkan amat minim. Tapi apa daya, Rasminah harus diadili di tingkat tertinggi peradilan
Indonesia.
Aparat penegak hukum memang pasif menjalankan tugas sesungguhnya. Tetapi mereka
sangat aktif bahkan hiperaktif ketika uang beraksi. Sungguh mengenaskan. Apa yang saya rasakan
persis yang Taufik Ismail rasakan, malu aku jadi orang Indonesia!
Hasil Esai dari Karikatur Siklus II
Kalau boleh saya ibaratkan lembaga peradilan di Indonesia dengan sebuah kata, maka saya
akan segera menuliskan kata BURAM. Ya, buram! Saya yakin Anda pun tak akan bertanya
mengapa saya menyebutkan demikian. Negeri ini memang sesak dengan adegan tipu-menipu!
Sungguh! Namun, yang menjadi pertanyaan dalah apakah semua ini adalah sebuah tragedi nyata?
Ataukah sebuah ilusi?
Alih-alih mendapatkan kesetaraan hukum dan keadilan dari lembaga peradilan Indonesia,
rakyat (yang saya maksud tentunya rakyat biasa yang tidak memiliki kekuatan dan jabatan) Justru
harus menelan kenyataan yang sebaliknya. Lembaga peradilan bak memancarkan sebuah kekuatan,
sebuah gaya tolak, sebuah gaya pental yang seolah menyatakan bahwa semakin masyarakat terlibat
di dalamnya, maka masyarakat akan merasa semakin jauh dari rasa adil itu sendiri. Sebab, rasanya
tak perlu bagi seorang hakim untuk mendalami kasus yang tengah terjadi. Seakan hukum Indonesia
menganut sistem hukum rimba, di mana yang menang ialah yang memiliki kekuatan. Ironis memang.
Namun, hal itulah yang tengah terjadi.
Kasus yang menimpa Rasminah merupakan salah satu contoh dari ratusan, bahkan ribuan.
Kasus serupa, di mana lembaga peradilan memutuskan sebuah perkara hanya demi kepentingan
salah satu pihak. Tidak ada yang tahu kebenarannya tentang kejadian yang sesungguhnya terjadi.
Enam piring yang menjadi barang bukti pun tak akan mampu disulap untuk dapat bersaksi di
arena pengadilan. Namun, rasanya sungguh tak adil apabila seorang perempuan yang sudah
lanjut usia harus mengemban hukuman empat bulan kurungan.
Entah apa yang tengah terjadi. Entah harus kepada siapa lagi rakyat mendapatkan
perlindungan dan keadilan. Entah sampai kapan cerita buruk ini akan berlanjut. Entah harus
berapa ribu kasus lagi yang terjadi. Apakah system peradilan kita akan tetap menjadi buram?
Akankah ia akan terus menolak segalanya yang masuk ke dalamnya? Akankah hukum rimba akan
terus menjadi pedoman lembaga peradilan kita ?
Format Penilaian Hasil Menulis Esai Siklus II B. Isi tulisan dengan persentase 40% men-
A. Kemampuan untuk mengungkapkan isi/ cakup:
gagasan dengan memperhatikan panjang 1. Kesesuaian topik dengan pembahasan.
karangan 250 kata dengan persentase 20%. 2. Kedalaman dan ketuntasan pembahasan
materi.
H a l i ni b e s a r k em u ng k i na n k a r e na
pemakaian tanda baca bagi siswa menjadi
p e r m a s a l a ha n b e s a r k a r e na s i s w a ha r u s
dihadapkan dengan buku panduan Ejaan yang
Disempurnakan (EyD).
Penulisan kata masih sama yaitu sebesar 45%
katagori cukup memadai. Penulisan kata yang
Gambar 13: Gaya Pengungkapan Gagasan mencakup penulisan kata, kata turunan, gabung
Berkaitan dengan Diksi/pilihan kata kata, kata baku, kata serapan, dan imbuhan.
Pemahaman siswa untuk bagian EyD memang
Berdasarkan data menunjukkan kemam- m a s i h m e nj a d i p e rm a s a l a ha n d a n p a d a
puan gaya pengungkapan sudah bagus umumnya penguasaan ejaan menjadi bagian
yaitu sebesar 80%. Gaya pengungkapan yang rumit karena semua telah ada aturannya.
dalam karangan yang dipengaruhi oleh
diksi/pilihan kata yang dipakai oleh siswa Analisis Data
sudah menggunakan pilihan kata yang
tepat. Perbendaharaan diksi/pilihan kata Evaluasi dalam pembelajaran ini dilakuan
s i s w a y a ng d i p e nga r u hi o l e h s a j i a n dengan dua cara, yaitu evaluasi proses dan
kar anga n es ai p ada s iklu s I memb eri evaluasi hasil. Secara umum, selama proses
dampak kepada siswa yang lain untuk l ebih p e m b e l a j ar a n, s i s w a c u k u p pe r ha t i a n,
leluasa, senang atau bebas dalam mengung- bersemangat, dan merasa senang dalam melaku-
kapkan gagasannya pada siklus II. kan pembelajaran menulis esai. Artinya, secara
afektif, siswa tidak lagi merasa kesulitan untuk
C. Struktur Penulisan dengan persentase 10% mengawali proses penulisan.
1. Penguasaan EyD dalam karangan dengan Penilaian hasil juga berlangsung dengan
persentase 10% baik dan menyenangkan, penuh pujian. Secara
Penguasaan siswa terhadap pemakaian umum, nilai yang diperoleh siswa masuk dalam
huruf kapital memiliki kemampuan yang kategori baik, yaitu rata-rata 83,3. Tidak ada yang
sama dengan siklus I yaitu sebesar 40%, di bawah standar ketuntasan belajar Bahasa dan
persentase tersebut masih termasuk cukup Sastra Indonesia, yaitu > 75.
memadai. Pemakaian tanda baca pun Mengingat pembelajaran menulis esai
memiliki kemampuan yang sama dan adalah materi baru di kelas XII dan belum pernah
termasuk rendah yaitu sebesar 15%. tersaji di jenjang sebelumnya seperti di SLTP atau
di kelas X dan XI. Sementara kita ketahui materi aspek penting dalam memahami pesan yang
esai lebih layak diarahkan ke dalam materi diungkapkan oleh sebuah karikatur.
jenjang perguruan tinggi karena aktualisasi dan
logika menjadi fondasi dalam proses bernalar. Keunggulan Hasil Pemanfaatan Karikatur
Materi esai memiliki tingkat kesulitan yang sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai
sangat tinggi. Hakikat esai: Esai adalah tinjauan Karangan esai siswa ternyata rata-rata bagus,
dalam bentuk prosa yang digunakan pengarang kemampuan berargumentasi mereka cukup
untuk menampilkan pendapat pribadinya beragam. Paragraf pembuka proses menulis
mengenai suatu masalah (aktual). variatif, ada yang mengawali dengan larik lagu,
Menyadari akan kemampuan menulis siswa pantun, penggalan cerpen atau dialog. Keberaga-
sangat memprihatinkan sementara menulis esai man tema dan sudut pandang esai yang ditulis
adalah sebuah materi yang menuntut siswa cukup menarik. Dari Karikatur yang sama,
untuk menerapkan kemampuan bernalar yang ternyata lahir berbagai interpretasi atau respons
logis dan mampu berargumentasi dengan benar. siswa terhadap apa yang terjadi di masyarakat
Penerapan metode pembelajaran melalui media sesuai dengan batas bernalar seusia mereka.
k a r i k a t u r s e b a g a i m e d i a p e ng u ng k a p a n
kemampuan menulis dengan perolehan nilai Kesimpulan
t e r t i ng g i 9 0 , 0 d a n t e r e nd a h 7 6 , 5 a d a l a h
perolehan nilai yang sangat signifikan untuk Pe m a nf a a t a n k a r i k a t u r s e b a g a i m e d i a
kemampuan menulis. pembelajaran menulis esai siswa kelas XII
Pada dasarnya kesulitan menulis siswa SMAK4 BPK PENABUR Jakarta pada tahap
terjadi bukan karena siswa tidak dapat menulis, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran berjalan
tetapi lebih pada proses pemicu awal. Melalui dinamis, variatif, dan menyenangkan. Siswa
media karikatur, secara proses kemampuan benar-benar terlibat dalam seluruh proses
pengungkapan gagasan jauh lebih dinamis, kegiatan yang diskenariokan, baik secara fisik
aktif, interaktif, dan melibatkan emosi siswa. maupun emosi.
Sebagaimana tertulis dalam hakikat karikatur: Berdasarkan data penilaian hasil diperoleh
Karikatur merupakan salah satu bentuk karya k es im pu la n ba hw a pe mb el aj ar an d enga n
jurnalistik nonverbal yang cukup efektif dan menggunakan media karikatur dapat mening-
mengena b aik da lam pe nyampa ian pe san katkan hasil belajar. Rata-rata pencapaian siswa
maupun kritik sosial. Dalam sebuah karikatur adalah 83,3 dengan nilai terendah 76,5 dan
dapat ditemukan adanya perpaduan dari unsur- tertinggi 90,0. Kelebihan karikatur sebagai media
unsur kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan me ngu ra ngi la manya si swa untuk b era ni
berpikir kritis serta ekspresif yang dituangkan mengungkapkan ide, mengurangi kesulitan
melalui seni gambar. Karikatur pada umumnya mengungkapkan gagasan. Perbedaan yang
m e r u p a k a n b e nt u k r e a k s i m a s y a r a k a t didapat siswa menulis esai dengan media
(karikaturis), dalam menanggapi fenomena karikatur tema/ide lebih variatif dan luas, ide
permasalahan yang muncul dalam kehidupan atau tema dari karikatur lebih jelas, munculnya
masyarakat luas. ide-ide baru dalam pengembangan karangan
Mengingat bentuknya yang nonverbal jauh lebih banyak, siswa sudah mendapat
inilah maka para pembaca dirangsang dan g a m b a r a n y a ng a k an d i u l a s , d a n c a r a
didorong untuk secara kreatif mengembangkan mengerjakan lebih cepat.
sendiri berbagai interpretasi sebagai respons Berdasarkan hasil refleksi siswa secara lisan
t e r ha d a p a p a y a ng d i u ng k a p k a n o l e h maupun tulisan, proses pembelajaran menulis
karikaturis dalam karyanya. Dengan demikian, esai dengan menggunakan media karikatur lebih
masalah interpretasi merupakan salah satu variatif dan dinamis.
Muksin Wijaya
E-mail: muksin.wj@gmail.com
Bidang Pembinaan dan Program Pendidikan BPK PENABUR Bandung
Abstrak
embelajaran mata pelajaran ekonomi di SMA sampai saat ini masih menghadapi masalah,
P diantaranya para siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep
perekonomian dan hasil belajar yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang
sudah ditetapkan sekolah. Oleh karena itu penulis memandang perlu adanya model
pembelajaran yang lebih baik yang dapat meningkatkan pemahaman siswa atas konsep-konsep
perekonomian dan hasil belajar yang meningkat pula. Model pembelajaran yang dikembangkan
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode Research and
Development yang dikembangkan oleh Gall dan Borg. Dari sepuluh langkah penelitian tersebut,
kemudian disederhanakan menjadi tiga tahap utama, yaitu: pendahuluan, pengembangan, dan
pengujian. Hasil pengujian efektifitas model menunjukkan bahwa model pembelajaran e-learning
berbasis web dengan prinsip e-pedagogy dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
materi mata pelajaran ekonomi dengan lebih baik yang dibuktikan dengan adanya peningkatan
hasil belajar yang dicapai. Model ini memperhatikan beberapa karakteristik: (1) Tujuan Model
pembelajaran difokuskan pada usaha pembelajaran mandiri yang terpusat pada siswa sebagai
subjek belajar (student-centred), (2) Kedudukan guru dalam model pembelajaran ini sebagai fasilitator
yang membantu dan memotivasi siswa dalam mengembangkan integritas belajar, (3) Pelaksanaan
pembelajaran tetap dilakukan dalam kelas, dengan memadukan pertemuan klasikal dengan e-
learning (blended learning). Berkaitan dengan digunakannya internet sebagai sumber belajar, maka
dukungan perangkat komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet menjadi salah satu syarat
penting. Dengan demikian pada akhirnya disarankan kepada sekolah untuk melaksanakan model
pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy sebagai model pembelajaran pada
mata pelajaran ekonomi di jenjang SMA.
Kata-kata kunci: Model pembelajaran, e-learning, pembelajaran berbasis web, e-pedagogi, blended-
learning.
Abstract
Teaching economy subject in high school is still facing problems, such students who still have difficulty in
understanding economic concepts and learning outcomes that have not reached a minimum completeness
criteria that have been established school. Therefore, the researcher looked at the need for a better learning
model that can enhance students understanding of economic concepts and learning outcomes are improved as
20 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning
well. Learning model which developed in this study is a web-based e-learning model with the principles of e-
pedagogy. This study uses qualitative and quantitative approach to the method of Research and Development,
developed by Gall and Borg. Of the ten steps to the study, and then simplified into three main phases: the
information collecting, develop preliminary form of model, and model testing. The results of testing the
effectiveness of the model shows that web-based e-learning model with the principles of e-pedagogy significanly
to improve students ability to understand economy matter better and learning outcomes are improve. These
of learning models is focused on independent learning efforts are centered on students as subjects of learning
(student-centered), (2) teachers in this learning model as a facilitator to help and motivate students in developing
the learning, and (3) learning activities still being done in the classroom, by combining a classical face to face
with e-learning (blended learning). Associated with use of the Internet as a learning resource, the support of
computer devices which connected to the Internet network to be one important condition. Thus in the end,
researcher recommended the school to implement web-based e-learning model with the principles e-pedagogy
as a model in taught economic subjects in the high school level.
pembelajaran berbasis web bisa menjadi sebagai suatu proses yang aktif, dan
pembelajaran yang menyenangkan, memiliki pengetahuan tidak dapat diterima dari luar
unsur interaktivitas yang tinggi, menyebabkan mapun dari orang lain. Siswa sebaiknya
peserta didik mengingat lebih banyak materi diberi kesempatan untuk membangun
pelajaran, serta mengurangi biaya-biaya pengetahuan bukan diberi pengetahuan
operasional yang biasanya dikeluarkan oleh melalui pengajaran.
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
(contohnya uang jajan/biaya transportasi ke 3. Aplikasi e-Learning Berbasis Web di dalam
sekolah). Kelas
Dengan adanya perkembangan teknologi
2. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran informasi dalam bidang pendidikan, maka pada
Berbasis Web saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan
Menerapkan pembelajaran berbasis web dapat belajar jarak jauh dengan menggunakan media
dilihat sebagai proses yang kompleks yang tidak internet untuk menghubungkan antara siswa
hanya sekedar menjalankan langkah-langkah dengan gurunya, melihat nilai siswa secara
dalam model desain instruksional. Ada tiga teori online, mengecek keuangan, melihat jadwal
belajar utama yang digunakan sebagai dasar pelajaran, mengirimkan berkas tugas yang
pembelajaran berbasis web yaitu: behaviorisme, diberikan guru dan sebagainya, semuanya itu
kognitivisme dan konstrukstivisme. sudah dapat dilakukan. Faktor utama dalam
a. Behaviorisme distance learning yang selama ini dianggap
Behaviorisme melihat belajar adalah masalah adalah tidak adanya interaksi antara
perubahan perilaku yang dapat diamati guru dan siswanya.
yang disebabkan oleh stimulus eksternal. Namun demikian, dengan media Internet
Mereka melihat pikiran sebagai kotak sangat dimungkinkan untuk melakukan
hitam, respons terhadap suatu stimulus interaksi antara guru dan siswa baik dalam
dapat diamati secara kuantitatif, dengan bentuk real time atau tidak. Dalam bentuk realtime
mengabaikan pengaruh proses berfikir yang dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom,
terjadi di pikiran. interaksi langsung dengan real audio atau real
b. Kognitivisme video, dan online meeting. Interaksi yang tidak real
Kognitivisme melihat belajar merupakan time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion
proses internal yang melibatkan memori, group, newsgroup, dan bulletin board. Dengan cara
motivasi, refleksi, berfikir, dan meta kognisi. di atas interaksi guru dan siswa di kelas
Dalam pandangan aliran tersebut, pikiran mungkin akan tergantikan walaupun tidak
manusia memanipulasi simbol-simbol 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara
seperti komputer memanipulasi data. pendidikan lainnya dapat juga diimple-
Karena itu, pembelajar dianggap sebagai mentasikan ke dalam web, seperti materi guru
prosesor informasi. Psikologi kognitif dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat
meliputi proses belajar dari pemprosesan di download oleh siswa. Demikian pula dengan
informasi, dimana informasi diterima di ujian dan kuis yang dibuat oleh guru dapat pula
bermacam-macam indera, ditransfer ke dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian
memori jangka pendek dan jangka panjang. administrasi juga dapat diselesaikan langsung
Informasi menjalani aliran transformasi dalam satu proses registrasi saja, apalagi
dalam pikiran manusia sampai informasi didukung dengan metode pembayaran online.
tersebut tersimpan secara permanen di Sampai saat ini dunia masih memerlukan
memori jangka panjang dalam bentuk paket- para guru dengan jumlah yang lebih banyak
paket pengetahuan. dengan kualitas yang lebih baik. Konferensi
c. Konstruktivisme Dakar mengungkapkan bahwa masih ada 100
Konstruktivisme melihat siswa membangun juta anak-anak yang putus sekolah mereka
pengetahuannya dari pengalaman memerlukan para guru seiring dengan target
belajarnya sendiri. Belajar dapat dilihat dunia untuk pendidikan di tahun 2015.
learning. (Hadjerrouit, 2007: 286). Bhonk dan baik di dalam menyiapkan materi ajar, metode
Graham (2006) menjelaskan bahwa blended mengajar, maupun model pembelajarannya.
learning adalah gabungan dari dua sejarah Di dalam menyiapkan materi ajar, pada saat
model perpisahan mengajar dan belajar: sistem ini seorang guru diberi peluang untuk dapat
pembelajaran tradisional dan sistem penyebaran memanfaatkan informasi yang ada dan tanpa
pembelajaran, yang menekankan peran pusat batas untuk menghasilkan suatu materi ajar
teknologi berbasis komputer dalam blended yang lebih memiliki tingkat kualitas yang lebih
learning. Penjelasan mereka tentang konsep tinggi. Di dalam metode mengajar pun
blended learning dijelaskan pada gambar 1. seharusnya guru sudah menggunakan metode
yang lebih interaktif yang benar-benar dapat
4. Penerapan Prinsip-Prinsip e-Pedagogy menempatkan pembelajaran yang berpusat pada
dalam Model Pembelajaran e- Learning siswa (students-centered). Demikian juga dengan
Berbasis Web model pembelajaran, perlu disesuaikan dengan
Kenyataan kita lihat saat ini adalah semakin keterkinian karakteristik siswa dan keterkinian
banyak dan semakin berkembangnya perangkat perangkat yang dapat digunakan untuk semakin
yang dapat membantu kita di dalam mengajar meningkatkan kualitas pembelajaran.
at au p u n di dal am p embe l aj aran, namu n Berkaitan dengan apa yang diuraikan di
perkembangan itu tidak secepat perkembangan atas, George Siemen (2004) memperkenalkan
metode mengajar dan metode pembelajaran itu teori pedagogi connectivism yang dituangkan di
sendiri. Metode mengajar tradisional kerapkali dalam makalahnya yang bertema : Learning as
masih diterapkan di dalam lingkungan belajar network creation, yang di dalam makalahnya itu
baru yang sekarang kita hadapi dengan alasan: beliau memadukan teori belajar behaviorisme
pertama, tidak terlalu perlu metode mengajar dan konstruktivisme pada pembelajaran e-
dirubah karena metode tradisional yang learning. Connectivism yang di kemukakan
diterapkan sudah lama cukup teruji baik, alasan George mengungkapkan pengetahuan dan
kedua karena belum adanya metode mengajar pembelajaran sebagai suatu jejaring yang terdiri
yang baru yang benar-benar sesuai dengan dari simpul-simpul yang saling berhubungan.
perkembangan terkini. Para kelompok Pengetahuan menurut George sebagai suatu
pendukung adanya suatu perubahan di dalam simpul dari sekian simpul-simpul yang ada yang
mengajar dan pembelajaran sangat menentang saling berhubungan. Posisi belajar dalam
kedua alasan yang berkembang tersebut. konsep George adalah sebagai suatu hal yang
Sebagaimana diuraikan di depan, bagian membuat hubungan-hubungan baru yang
revolusi teknologi dibidang pendidikan adalah melengkapi simpul-simpul yang saling
muncul dan semakin berkembangnya e-learning terhubung dan yang sudah ada. Jadi belajar
atau blended learning. Di masa datang e-learning menurut connectivisim adalah penciptaan
akan semakin luas diterapkan tidak hanya di simpul-simpul dan keterhubungan setiap
jenjang pendidikan tinggi, tetapi mulai jenjang simpul-simpul tersebut.
pendidikan dasar karena e-learning pada Menurut George (2004) di dalam teori
dasarnya sangat mendukung dan sangat connectivism, ada delapan prinsip e-pedagogis :
mengakomodasikan konsep pendidikan seumur 1. Pembelajaran dan pengetahuan berada
hidup (life-long learning). Dalam berbagai dalam keanekaragaman ( d i v e r s i t y )
penerapan, e-learning di sampaikan melalui pandangan/pendapat/opini.
suatu lingkungan belajar yang bersifat online dan 2. Pembelajaran merupakan suatu proses
virtual seperti Blackboard dan Moodle. menghubungkan sumber-sumber informasi
Perubahan lingkungan yang menfasilitasi terutama simpul-simpul khusus.
belajar sebagaimana yang ada di dalam e-learning 3. Pembelajaran dapat terjadi dari sesuatu di
tentu akan memberikan dampak kepada guru luar manusia.
4. Kemampuan untuk memahami adalah lebih 163 - 145). Produk yang dikembangkan dalam
penting daripada apa yang dipahami penelitian adalah suatu model pembelajaran e-
sekarang. learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy
5. Menjaga kesinambungan dalam belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
sangat diperlukan untuk kelanjutan Berdasarkan pada langkah penelitian ini
pembelajaran. secara umum mengacu pada pendapat Gall dan
6. Kemampuan untuk melihat hubungan Borg (1989) di atas, Sukmadinata (2005:189)
diantara ide dan konsep sebagai suatu memodifikasi untuk menyederhanakannya
ketrampilan inti dalam pembelajaran. menjadi tiga tahap utama, yaitu pendahuluan,
7. Keterkinian (keakuratan, pengetahuan pengembangan, dan pengujian, seperti terlihat
mutakhir, up to date) adalah sesuatu yang pada gambar 2.
utama di dalam belajar Penelitian pendahuluan, yaitu tahap
8. Pengambilan keputusan dalam memilih apa persiapan untuk pengembangan model. Tahap
yang akan dipelajari sangat penting dalam ini terdiri atas dua langkah yaitu studi
proses pembelajaran dalam menghadapi kepustakaan dan survei lapangan. Tahap
banjir informasi. pengembangan terdiri dari tiga kegiatan yaitu
pengembangan draf awal, uji coba model
Metode Penelitian terbatas, dan uji coba lebih luas. Tahap ketiga,
adalah validasi yaitu melakukan penelitian
Pendekatan Penelitian dengan menggunakan metode eksperimen anta-
Penelitian ini menggunakan pendekatan ra kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
kualitatif dan kuantitatif dengan metode
Penelitian dan Pengembangan (Research and Hasil Penelitian
Development). Metode ini dirancang untuk
mengembangkan suatu produk baru dan atau 1. Hasil Studi Pendahuluan
menyempurnakan produk yang telah ada Tujuan studi awal adalah untuk mengetahui
dengan langkah-langkah yang dapat kondisi umum pelaksanaan Kurikulum 2006
dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2005; (KTSP) dan pembelajaran Ekonomi di tempat
penelitian. Desain awal pembelajaran disusun sebagai seorang guru, diperoleh jawaban
berdasarkan hasil studi awal dan dikembangkan atas angket
melalui tahap-tahap pelaksanaan uji model. Dari jawaban angket tersebut di atas,
Melaksanakan studi awal dalam penelitian tergambar untuk aspek tujuan mengajar,
pengembangan model dipandang perlu, karena seluruh responden guru (100%) memilih
dalam penelitian ini akan diujicobakan suatu seluruh pilihan yang tersedia, artinya
model dalam rangka peningkatan kualitas bahwa seluruh responden memiliki tujuan
pembelajaran. Pengembangan model tersebut mengajar sebagai profesinya yang relatif
harus didasarkan kepada data lapangan, sama yaitu melaksanakan tugas profesinya,
tentang bagaimana kondisi lapangan yang akan transfer ilmu pengetahuan kepada siswa,
diteliti. memberikan pengetahuan kepada siswa
Aspek yang diteliti pada tahap studi awal dan juga mengubah tingkah laku siswa ke
adalah: (1) keadaan guru, siswa, sumber belajar arah positif.
dan fasilitas pendukung; (2) penerapan U n t u k as p e k h a r a p a n k e p a d a s i s w a
pembelajaran yang sedang berlangsung; (3) seluruh responden (100%) memilih semua
pandangan awal guru terhadap model pilihan yang ada, artinya seluruh guru
pembelajaran e-learning berbasis web. Pada m e m i l i k i h a r a p a n y a ng r e l a t i f s a m a
penelitian inipun, akan diteliti pandangan dan terhadap siswa didiknya yaitu agar siswa
pemahaman awal para guru tentang Kurikulum didiknya menjadi siswa yang mandiri,
2006 (KTSP) yang sudah diimplementasikan pintar, patuh.
sejak tahun pelajaran 2006-2007. Berikut rincian Untuk aspek pemberian tugas, tiga orang
hasil studi awal atas aspek-aspek yang dikaji responden (50%) menyatakan sebagai
sebagaimana disebutkan di atas: pekerjaan rutin dari semester ke semester,
a. Keadaan Guru, Siswa dan Sumber belajar dan tiga orang responden (50%)
1) Keadaan Guru menyatakan sebagai suatu kewajiban yang
Secara umum latar belakang responden harus dilakukan berdasarkan perintah, hal
guru berpendidikan tinggi dengan ini sudah diantisipasi dengan melihat pada
spesialisasi mata pelajaran ekonomi umur dan lamanya responden tersebut
sehingga jawaban-jawaban yang diberikan sebagai guru, ada yang sudah lama dan ada
melalui angket dapat dianggap layak untuk juga yang masih baru.
dianalisis. Untuk aspek penguasaan materi pelajaran,
Dilihat dari latar belakang pendidikan dua orang responden (33.3%) menyatakan
responden guru, pada umumnya para guru baik dan empat orang guru (66.7%) menya-
yang mengajar mata pelajaran ekonomi takan belum cukup, hal ini mengindika-
merupakan lulusan Strata satu (S1) ekonomi sikan adanya suatu motivasi dari para guru
kependidikan dan non kependidikan untuk terus menimba dan memutakhirkan
dengan pengalaman mengajar mata pengetahuan yang secara khusus berkaitan
pelajaran ekonomi di SMA antara 3 20 dengan mata pelajaran ekonomi yang
tahun, hal ini sangat memungkinkan dapat diampunya. Dari wawancara, beberapa hal
memberikan jawaban yang signifikan praktis yang mereka lakukan untuk semakin
terhadap wawancara dan pertanyaan menambah pengetahuan mereka adalah
angket yang diberikan. Selain ini para guru antara lain dengan membaca, berdiskusi
tersebut pada umumnya pernah mengikuti dengan guru mata pelajaran yang sama,
berbagai jenis pelatihan/penataran serta mengikuti kuliah pada jenjang pendidikan
lokakarya-lokakarya baik tingkat propinsi yang lebih tinggi, dan mengikuti lokakarya
maupun tingkat nasional lainnya. dan penataran yang berkaitan dengan mata
Selain hal tersebut di atas, berdasarkan pada pelajaran yang diampunya.
angket yang disebarkan untuk melihat Untuk aspek keinginan untuk memperbaiki
aktualisasi diri dari guru yang bersang- cara mengajar, seluruh responden (100%)
kutan terhadap tugas dan profesinya menyatakan keinginannya untuk dapat
memperbaiki cara mengajarnya, hal ini negatif yaitu merasa berat atas materi yang
mengindikasikan adanya suatu motivasi dirasakan terlalu banyak dan juga cara guru
yang besar dari seluruh guru yang menjadi dalam mengajar yang cenderung ceramah,
responden untuk dapat mengajar dengan sehingga dirasakan membosankan.
cara yang baru. Sedangkan untuk aspek Untuk tugas-tugas diberikan oleh para guru,
penguasaan kelas, tiga responden (50%) pada umumnya responden para siswa
menyatakan baik dan tiga responden (50%) ( 5 7 . 2 % ) m e ny a t a k a n t e r l al u b a n y a k
m e n y a t ak an b e l u m b a i k . Ha l i n i sehingga dirasakan mereka tidak sempat
mengindikasikan perlunya suatu model mengerjakannya, tetapi di sisi lain para
pembelajaran yang lebih variatis sehingga responden siswa (28.5%) juga menyadari
tidak membuat siswa merasa bosan dan bahwa pemberian tugas dapat membantu
monoton dengan pembelajaran yang selama mereka untuk dapat lebih menguasai
ini dijalaninya. pelajaran.
Data hasil jawaban angket divalidasi oleh Untuk aspek jumlah jam belajar di rumah,
peneliti dengan mengadakan visitasi kelas pada umumnya responden siswa (71.4%)
atas seijin dan kepala sekolah, dan ternyata menyatakan jam belajar di rumah kurang
memang bahwa jawaban para responden dari satu jam, kalaupun lebih dari satu jam
pada angket dengan kenyataannya relatif biasanya maksimal adalah dua jam saja
sama baik pada keseriusan ketika para (28.6%).
responden mengajar dan keterampilan di Untuk pertanyaan pembaharuan model
dalam mengelola kelas. pembelajaran, seluruh responden siswa
2) Kondisi Siswa (100%) menyatakan perlu adanya suatu
Siswa kelas X yang akan dijadikan subjek pembaharuan model pembelajaran.
penelitian berjumlah 35 orang yang terdiri P e r ny at a a n b a h w a s i s wa s e l u r u h n y a
dari 20 orang siswa dan 15 orang siswi menyetujui adanya pembaharuan model
dengan kemampuan akademik yang relatif pembelajaran ini merupakan kesan penting
sama, hal ini secara empiris dapat dilihat bagi peneliti untuk dapat melanjutkan
dari hasil pretest yang dilakukan sebelum pengembangan model sebagaimana yang
uji coba model dilakukan. Berdasarkan dirancang oleh penulis dalam penelitian ini
pada angket yang disebarkan untuk melihat karena memang dari hasil angket hal ini
aktualisasi diri dari para siswa. sesuai dengan kebutuhan dan keperluan
Dari jawaban angket yang disebarkan kondisi di lapangan.
kepada siswa, tergambar bahwa untuk 3) Sumber Belajar
aspek tujuan sekolah sebagian besar (77%) Sumber belajar yang digunakan adalah
responden siswa menyatakan menyenang- buku Ekonomi Kurikulum 2006 (KTSP).
kan karena dapat memperoleh ilmu yang Penggunaan buku s um ber para guru
banyak dan juga dapat berkumpul dengan beragam, tidak hanya mengacu pada satu
teman-teman, sebagian kecil (23%) buku sumber saja, melainkan menggunakan
menyatakan tidak menyenangkan karena sedikitnya 3 buku sumber dari penulis dan
dirasakan mata pelajaran terlalu banyak penerbit yang berbeda.
dan guru-guru yang kurang profesional. 4) Media dan Alat Pelajaran
Pada aspek kesan bersekolah, sebagian Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
besar responden siswa (77%) menyatakan efektif dan efisien, perlu dukungan pihak
h a l p o s it i f k a r e n a s e b a gi a n b e s a r sekolah, di antaranya berupa kelengkapan
menyatakan kesan bahwa bersekolah dapat s a r a n a da n p r a s a r a n a p em b e l a j a r a n ,
membuat mereka semakin pandai karena termasuk media pembelajaran yang
mereka mendapatkan banyak ilmu memadai. Media pembelajaran dapat
pengetahuan, tetapi sebagian kecil memotivasi siswa dalam belajar. Pada
responden siswa (23%) menyatakan kesan dasarnya sekolah memiliki sarana
empat orang responden menjawab baik (B) Kurikulum 2006 (KTSP) yang menjelaskan
dan satu orang responden menjawab cukup pengalaman belajar yang secara eksplisit
baik (CB). Untuk pernyataan bahwa dicantumkan. Seluruh responden menjawab
k e s e s u ai a n l a n d a s a n p e n g em b a n g a n Ya , begitu pula dengan pertanyaan-
kurikulum dengan karakteristik kurikulum pertanyaan lainnya, jawaban responden
2 0 0 6 ( K TS P) , l i m a o r a n g re sp o n d e n seluruhnya Ya. Semua jawaban yang
menjawab baik (B) dan satu orang diberikan disertai dengan alasan yang
responden menjawab cukup baik (CB). beragam. Dari hasil wawancara ini, dapat
Untuk pernyataan relevansi desain disimpulkan bahwa responden cukup
kurikulum dengan karakteristik siswa responsif terhadap Kurikulum 2006 (KTSP).
SMA, lima orang responden menjawab baik
(B) dan satu orang responden menjawab 2. Pengembangan Model Pembelajaran e-
cukup baik (CB). Untuk pernyataan atas Learning Berbasis Web pada pembelajaran
kejelasan tujuan dalam kurikulum 2006 Mata Pelajaran Ekonomi
(KTSP), satu orang menjawab baik (B) dan Berdasarkan data dari studi awal, penulis
lima orang responden menjawab cukup baik mengambil kesimpulan bahwa pengembangan
(CB). Untuk pernyataan bahwa desain model pembelajaran e-learning berbasis web pada
kurikulum 2006 (KTSP) sesuai dengan mata pelajaran ekonomi dapat dilakukan dengan
strategi pembelajaran yang digunakan, memperhatikan komponen-komponen : desain,
semua responden menjawab baik (B). Pada pengembangan, penggunaan, pengorganisasian
p e r n y a ta a n b a h w a e v a lu a s i m o d e l dan evaluasi. Kegiatan-kegiatan yang ditempuh
pembelajaran dengan pendekatan sebelum mengimplementasikan model
kompetensi dalam evaluasinya memerlukan pembelajaran e-learning berbasis web adalah
evaluasi formatif dan sumatif, empat orang penyusunan rancangan model dan penyusunan
responden menjawab sangat baik (SB), satu model awal, dimana kedua kegiatan itu dapat
orang responden menjawab baik (B), dan dideskripsikan sebagai berikut.
satu orang responden menjawab cukup baik a. Penyusunan Rancangan Model
(CB). Semua semua guru menyatakan baik Penyusunan rancangan model pembel-
bahwa evaluasi Kurikulum 2006 (KTSP) ajaran e-learning berbasis web diawali dari
memuat kemampuan-kemampun yang studi pustaka. Pengembangan model
bersifat praktis. pembelajaran e-learning berbasis web
B e r d a s a r ka n w a w a n c a r a le b i h l a n j u t didasarkan pada pemahaman bahwa dalam
dengan para guru dan kepala sekolah, mempelajari mata pelajaran ekonomi siswa
menurut mereka kurikulum 2006 (KTSP) tidak sekadar menghafal saja tetapi juga
jauh lebih baik dari kurikulum 2004 (KBK). harus dapat menghubungkan pengetahuan
Dari pertanyaan yang diajukan yang terkait baru dari apa yang sudah siswa dapatkan
dengan Kurikulum 2006 (KTSP) dengan dari pertemuan di dalam kelas ataupun dari
membandingkan dengan kurikulum 2004 hasil informasi yang di dapatkan di internet
(KBK). (e-learning). Pengembangan model e-learning
Pertanyaan terkait dengan kemampuan menggabungkan dengan pembelajaran di
siswa dalam Kurikulum 2006 (KTSP) adalah k e l a s , t a t a p m u k a a nt a r a g u r u d a n
berpusat pada potensi setiap siswa untuk siswakhususnya pada paparan aplikasi e-
dapat melakukan sesuatu dalam berbagai learning berbasis web di dalam kelas.
konteks, menurut para guru, kompetensi
terkait dengan hal tersebut. Alasan yang b. Penyusunan Model
diberikan untuk pertanyaan ini adalah Penyusunan model pembelajaran
dengan kemampuan dalam berbagai dilakukan dengan memperhatikan
konteks siswa mampu menghadapi komponen-komponen sebagaimana yang
lingkungannya. Pertanyaan yang berhu- dikemukakan Seels dan Richey (1994), yaitu:
bungan dengan kompetensi dalam desain, pengembangan, penggunaan,
Hasil belajar siswa, dengan memban- didukung oleh berbagai faktor guru, sarana
dingkan hasil pre test dan post test ternyata prasarana (infrastruktur), sumber belajar, media
perbedaannya signifikan pada setiap uji coba. dan alat bantu belajar, ukuran dan kondisi kelas,
Begitu pula rata-rata hasil belajar siswa setiap dan waktu. Guru berkaitan dengan kemampuan
uji coba terus mengalami peningkatan. dalam berbagai aspek, diantaranya latar
belakang pendidikan, potensi dan kondisi, dan
4. Penguasaan Materi Pelajaran oleh Siswa kemampuan melaksanakan serta mengelola
Dalam aspek pengetahuan, kedua kategori pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
kemampuan awal yang menjadi kelompok model pembelajaran yang dipergunakan. Siswa,
eksperimen yaitu kelompok tinggi, dan kelompok berkenaan dengan karakteristik, potensi, minat
sedang memperlihatkan perbedaan yang kemampuan dan persepsi terhadap pembel-
signifikan antara peningkatan tes awal dengan ajaran ekonomi serta pelajaran pendukungnya.
tes akhir. Jika hasil tes dipandang sebagai tingkat Sarana prasarana, sumber belajar, media dan alat
kemampuan siswa, berati bahwa model bantu belajar, berkenaan dengan ketersediaan,
pembelajaran e-learning berbasis web hasilnya keberdayaan dan kreativitas penyajian dan
lebih tinggi bila digunakan pada kelompok pemanfaatannya oleh guru. Ukuran berkaitan
siswa pandai dan sedang. Hal itu dapat dengan luas dan pemanfaatan ukuran kelas,
dijelaskan karena model pembelajaran e-learning kondisi kelas berkenaan dengan penataan
melibatkan proses berpikir tahap menengah dan sarana dan prasarana di kelas sehingga
tinggi, seperti aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi kondusif untuk pembelajaran e-learning berbasis
dan kreativitas (Anderson & Kratchwohl 2000) web sedangkan suasana kelas berkenaan dengan
Perbedaan peningkatan tersebut diperkuat iklim belajar. Waktu, efektivitas implementasi
oleh hasil uji perbedaan dengan kelompok pembelajaran e-learning membutuhkan waktu
konvensional (kontrol). Dalam setiap pasangan untuk mempersiapan website tuntunan belajar.
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol Namun jika website tuntutnan belajar sudah
diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata dari dihasilkan efisiensi waktu pembelajaran bisa
kelompok eksperimen (yang menggunakan dihemat, yang pada gilirannya waktu guru
model pembelajaran e-learning) hasilnya lebih dapat lebih untuk memperhatikan kelompok
tinggi dari rata-rata nilai kelompok kontrol (yang siswa yang berkemampuan awal rendah.
menggunakan model pembelajaran konven-
sional), dan khususnya pada siswa berkemam- 6. Hambatan dan Optimalisasi Pelaksanaan
puan awal tinggi dan sedang perbedaannya Model Pembelajaran e-learning
sangat signifikan. Hal itu memperlihatkan Dari proses ujicoba pengembangan model
bahwa melalui model pembelajaran e-learning pembelajaran e-learning pada sejumlah objek
para siswa dapat menguasai pengetahuan yang yang diteliti, ditemukan beberapa masalah yang
lebih mendalam dan lebih luas dibandingkan dapat menjadi hambatan dalam pelaksanaan
dengan pembelajaran biasa. pembelajaran.
Disamping model pembelajaran e-learning Pertama, hambatan yang berkenaan dengan
menekankan latihan yang disesuaikan dengan guru. Baik dalam pelaksanaan ujicoba terbatas
kecepatan belajar siswa, jika siswa kecepatan maupun ujicoba lebih luas didapatkan temuan
belajar tinggi maka akan dibeirkan tambahan bahwa guru tidak langsung dapat melaksa-
latihan untuk menyelaraskan waktu belajar nakan model pembelajaran e-learning secara
dengan siswa yang kecepatan belajarnya kurang. efektif. Guru memerlukan waktu beradaptasi
Pelajaran akan meningkat sesuai dengan tingkat dan pembiasaan. Pada ujicoba terbatas ketiga
kesulitan dan kecepatan belajar siswa. guru-guru baru dapat melaksanakannya
dengan efektif, pada uji coba lebih luas dapat
5. Faktor Pendukung Model Pembelajaran e- lebih lancar dan efektif yaitu setelah ujicoba
Learning pertama.
Efektifitas pembuatan rancangan dan imple- B e r t o la k d a r i t e m u a n t e r s e b u t d a p a t
mentasi model pembelajaran ini sangat dimaknai bahwa guru-guru tidak dapat segera
menetapkan model pembelajaran yang baru atau pengembangan dalam pembelajaran. Para guru
suatu inovasi. Para guru memerlukan latihan, juga berusaha membuat persiapan mengajar
pengalaman, dan masukan dari pengala- sebaik mungkin, menjalin kerjasama dengan
mannya sendiri, sebelum dapat melaksa- berbagai pihak untuk mengusahakan dan
nakannya dengan benar. Dari sisi yang lain mengembangkan sumber belajar, dan melaksa-
hal ini juga menandakan bahwa guru-guru nakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
belum biasa menggunakan pembelajaran yang
mengaktifkan siswa yang merupakan inti di Kesimpulan
dalam belajar. Para guru memerlukan waktu
untuk merubah kebiasaan lama yang dilaku- Guru memandang model pembelajaran e-learning
kannya sebelumnya, pengajaran masih berbasis web sebagai suatu model yang baik
mengikuti pembelajaran model lama. Penye- karena bukan hanya pengembangan pembel-
bab lain adalah model model pembelajaran ajaran untuk siswanya saja tetapi juga wahana
lain belum banyak yang mengembangkan. untuk pengembangan kompetensi diri sebagai
Kedua, hambatan pada siswa. Hambatan seorang guru yang profesional. Berbagai tujuan
yang dihadapi adalah kebiasaan siswa minta pembelajaran dapat diakomodasikan oleh model
bantuan langsung ke guru pada waktu bekerja, ini seperti siswa dapat berpikir kreatif, dan aktif,
sehingga awalnya suasana menjadi gaduh. s e r t a s is w a d a p a t b e l a j a r se s u a i t i n g k a t
Masalah tersebut dapat diatasi dengan kecepatan belajar masing-masing siswa itu
mengatur tempat duduk kelompok dengan sendiri, dan berbagai hal lainnya. Berdasarkan
komposisi ada siswa yang pandai dan siswa penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa bagi
yang kurang. Guru menekankan prioritas guru yang memiliki dedikasi dan tanggung
bertanya kepada rekannya dulu, jika dirasa jawab yang tinggi terhadap peningkatan mutu
kurang baru bertanya ke gurunya. Untuk pembelajaran, akan melihat model ini sebagai
menciptakan keadaan tersebut dibutuhkan suatu cara dalam mengembangkan kemampuan
waktu dan perhatian dari guru. Ternyata dirinya, melakukan inovasi dan pengembangan
kebiasaan ini juga menunjukkan kesamaan dalam pembelajaran.
dengan guru, bahwa siswa memerlukan adaptasi Siswa memandang model pembelajaran e-
dan pembiasaan melalui pengalaman dan latihan learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogi
dalam pembelajaran dengan model pembelajaran sebagai suatu pembelajaran yang menyenang-
yang baru. kan, dan mereka terlibat langsung dalam
Ketiga adalah keterbatasan waktu. Awalnya pembelajaran dan pembentukan pengalaman
diperlukan waktu belajar yang relatif lebih lama. belajarnya sendiri. Berdasarkan pada hasil
Permasalahan ini dapat diatasi dengan menejemen penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
kelas yang baik, penentuan sasaran dan waktu model model pembelajaran e-learning berbasis
pada setiap tahap kegiatan, monitoring dan web dengan prinsip e-pedagogi minat siswa
peringatan untuk melakukan prosedur yang benar. dalam belajar semakin meningkat, proses
Kegiatan semacam ini juga membutuhkan latihan belajarpun dirasakan menarik dan tidak
dan pembiasaan, pada awalnya para siswa membosankan karena siswa secara aktif terlibat
kurang dapat mengatur waktu dengan baik, tetapi dalam pembelajaran.
setelah beberapa kegiatan, hal itu menjadi suatu
kebiasaan. Rekomendasi
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan
pembelajaran e-learning berbasis web, guru Mengacu pada hasil penelitian ini, maka
memegang peranan utama. Guru yang memiliki disarankan, pertama untuk menerapkan model
dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi pembelajaran e-learning berbasis web dengan
terhadap peningkatan mutu pembelajaran, akan prinsip e-pedagogy, guru perlu memperoleh
berusaha semaksimal mungkin melakukan pelatihan khusus dalam mengembangkan
b e r b a g a i u p a y a u n t u k m en g e m b a n g k a n rancangan pembelajaran, karena rancangan
kemampuan dirinya, melakukan inovasi dan pembelajaran ini dapat menentukan tehadap
penerapan secara lebih akurat dan mencapai Anderson P. (2007), What is web 2.0? Ideas, techno-
hasil yang optimal. Kedua, optimalisasi logies and implication for education. JISC
pendayagunaan sarana dan prasarana Technology and Standards Watch, Feb. 2007
pendukung belajar, Kepala sekolah sebagai Banks, James A, (1985). Teaching strategies for the
pihak yang paling strategis dan memiliki social studies. New York & London:
kewenangan dalam menentukan kebijakan- Longman
kebijakan pendidikan dituntut untuk dapat Barnes K., Mareto R.C., Ferris S.P., Teaching and
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya learning with the net generation. Tersedia
kepada para guru untuk meningkatkan di http://www.innovateonline.info
kemampuannya dalam melaksanakan pembel- [diakses pada Juli 2009]
ajaran, baik melalui pendidikan formal, atau Bates, T. (1997), The impact of technological change
pendidikan pascasarjana bagi guru yang on open and distance learning. Distance
berpendidikan S1. Di samping itu wadah Education
pengembangan profesional guru perlu terus Bloom, B. S. (1982). Human characteristics and
diberdayakan, seperti kegiatan MGMP, workshop school learning. New York: McGraw Hill
dan sebagainya. Bruce Joyce et al. (2000). Models of Teaching. Fifth
Ketiga, dalam meningkatkan profesional Edition. Boston: Ally & Bacon
guru secara optimal, LPTK sebagai lembaga yang
Collis, B. & Monen, J. (2001). Flexible learning in a
berfungsi mencetak dan mempersiapkan guru digital world: experiences and expectations.
perlu membekali mahasiswa calon guru dengan London: Kogan Page
berbagai kemampuan profesional guru yang Cousin, G. (2003). Learning from cyberspace. JISC
diperlukan, termasuk mengenai penguasaan Departemen Pendidikan Nasional. (2006).
mengenai model-model pembelajaran yang lebih Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata
inovatif. Keempat, dalam upaya pengembangan pelajaran ekonomi Sekolah Menengah Atas.
model pembelajaran yang memafaatkan Jakarta: Departemen Pendidikan
teknologi informasi dan komunikasi selanjutnya Nasional
yang lebih mutakhir, maka perlu dilakukan Elangovan, T. (1997), Internet based on-line teaching
penelitian lanjutan dengan topik dan metodologi application with learning space. Paper
dengan melibatkan variabel yang lebih besar. Hal presented at the International
ini dimaksudkan untuk memberikan sentuhan Symposium on Distance Education and
yang lebih luas kepada guru-guru ekonomi Open Learning organized by MONE
tentang model pembelajaran yang dapat Indonesia, IDLN, SEAMOLEC, ICDE,
merangsang aktivitas dan kreativitas siswa UNDP and UNESCO, Tuban, Bali,
sehingga kualitas proses dan hasil pembelajaran Indonesia, 17-20 November 1997
mata pelajaran ekonomi dapat lebih meningkat Ely, D. P. (1996). Trends in educational technology.
lagi di masa-masa yang akan datang. Selain itu Syracuse, NY: ERIC Clearinghouse on
diharapkan dengan penelitian lanjut akan Information and Technology, Syracuse
ditemukan faktor-fakror lainnya yang dapat University
diterapkan pada mata pelajaran lainnya. Gagne, R. M., Briggs, L. J. & Wagner, W. W. (1992).
Principles of instructional design (4th ed.).
Daftar Pustaka New York: Holt, Reihhart and Winston
Gall, M. Borg, W. (2003), Educational research an
Abdulhak, I., dan Sanjaya, W. (1995). Media introduction. Colopon, United States of
pendidikan (Suatu pengantar). Bandung: America
Pusat Pelayanan dan Pengembangan Hamalik, Oemar. (2000), Kurikulum dan
Media Pendidikan IKIP Bandung pembelajaran, Jakarta. Bumi Aksara
Abdulhak, I. (2000). Metodologi pembelajaran Hamalik , Oemar. (1993). Strategi belajar mengajar,
orang dewasa. Bandung: Andira Bandung. Mandar Maju
Harmon, S.W., & Jones, M.G. (1999). The five levels Piaget, J. (1977). The grasp of consciousness.
of web use in education : Factors to considers London: Routledge and Kegan Paul
in planning an online course. Educational [online]. Tersedia di alamat http://
Technology romisatriawahono.net
Ibrahim, R. & Kayadi, B. (1994). Pengembangan Sari, Riri Fitri.(2005). Implementasi dan integrasi
Inovasi dalam Kurikulum. Jakarta: UT, aplikasi learning management system dan
Depdikbud grid computing untuk meningkatkan
Jarmon, L. (2008). Pedagogy and learning in the efektifitas online course. Disampaikan
virtual world of second life, Encyclopedia pada Seminar Nasional Information
of Distance and Online Learning, 2nd Communication and Telecommunication
Edition (ICTEL 2005), STT Telkom, Bandung, 21-
Joyce , B. & Weil, M. (2000). Models of teaching. 22 September 2005
Sixth Edition. Engle Wood Cliffs N.J. : Saylor, J. Galen, et.all. (1981). Curriculum Planning
Prentice Hall International, Inc for Better Teaching and Learning. Fourth
Jones, M.G., & Farquhar, J.D. (1997). User interface Edition. New York: Holt, Rinehart and
design for web-based instruction. Winston
Englewood Cliffs, NJ:Educational Seels, B. B. (Ed.) (1995). Instructional design
Technology Publication fundamentals: A reconsideration.
Koehler, M. J., & Mishra, P. (2009). What is Englewood Cliffs, NJ: Educational
technological pedagogical content Technology Publications
knowledge? Contemporary Issues in Seels, B. B., & Richey, R. C. (1994). Instructional
Technology and Teacher Education technology: The definition and domains of
Koentjaraningrat. (1991). Pengantar antropologi. the field. Washington, DC: Association for
Rineka Cipta. Jakarta Educational Com mu ni cations and
Munir, (2008). Kurikulum berbasis teknologi Technology
informasi dan komunikasi. Bandung: C.V. Skinner, B. F. (1968). Technology of teaching.
Alfabeta Paramus, NJ: Prentice Hall
Munir, (2009). Pembelajaran jarak jauh berbasis Sukmadinata, N.S. (2000), Pengembangan
teknologi informasi dan komunikasi. kurikulum : Teori dan praktek. Bandung:
Bandung: C.V. Alfabeta Remaja Rosda Karya
Nasution, S. (2003). Berbagai pendekatan dalam Sudjana, Nana. (1991). Penilaian hasil proses
proses belajar & mengajar. Jakarta: P.T. belajar mengajar. Bandung: Remaja
Bumi Aksara Rosdakarya
Nicole and Retta. (2006). Hybrid learning . Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar proses belajar
Dipublikasikan pada Journal of mengajar. Bandung: Sinar Baru
Information Technology Education Volume Willis, B. (1993). Distance education: A practical
5 tahun 2006 guide. Englewood Cliffs, NJ: Educational
Oblinger , D. (2003).Education the next generation. Technology Publications
Educause July/August 2003. Tersedia di Wilson, B. G. (Ed.) (1996). Constructivist learning
http://www.educause.edu. [diakses environments: Case studies in instructional
pada Juli 2009] design . Englewood Cliffs, NJ:
Oliva, Peter F., (1992), Developing the curriculum , Educational Technology Publications
3rd Edition, New York, Harper Collins Williams, B. (1999). The Internet for Teachers. IDG
Publishers. Books Worldwide.Inc. New York
Pannen, P. (2005). Pemanfaatan ICT dalam Zais, Robert. S. (1976), Curriculum principles and
pembelajaran. Presentasi pada Seminar foundations, New York, Harper & Row.
Sun Commitment in Education and Publisher, Inc
Research Industry, Jakarta, 29 Juni 2005
Widodo
E-mail: widodo_gbu@yahoo.com
SMPK-SMAK BPK PENABUR Tasikmalaya
Abstrak
ekolah Dasar (SD) merupakan tingkat pendidikan formal yang paling rendah atau
S permulaan yang memberikan dasar bagi siswa untuk mampu mempelajari ilmu
pengetahuan. Siswa kelas I dan II SD rata-rata berumur siswa 6 8 tahun sehingga tergolong
pendidikan anak usia dini. Periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
otak, kemampuan gerak, kemampuan bicara, pembentukan moral, pembentukan visi, dan
pembentukan percaya diri. SD dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
tidak memberikan beban berat seperti yang dilakukan SD di Indonesia selama ini. Kurikulum SD
BPK PENABUR Unggulan yang diusulkan dalam tulisan ini menyajikan pembelajaran yang mampu
menghadirkan kesukacitaan dalam belajar dan menekankan pada kemampuan membaca, menulis,
dan berhitung dengan pembiasaan karakter berdasarkan Nilai-Nilai Kristiani (Calt-C = calistung
plus karakter). Menggunakan prosedur penilaian non tes (kecuali Bahasa Indonesia dan
Matematika), dan buku pegangan siswa yang diwajibkan hanya 3 (tiga) buah untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Matematika, dan Mandarin, sangat meringankan beban siswa. Penguasaan
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung dengan pembiasaan karakter berdasarkan Nilai-
Nilai Kristiani merupakan modal yang kuat bagi siswa untuk meningkatkan keinginan mempelajari
pengetahuan yang lebih luas.
Abstract
Primary school is the lowest education level that gives students ability to learn basic knowledge. The average
age of the first and second grade students are between six to eight years. This period is the time when brain
grows, skills and speech skills develop, moral building begins, vision formulates, and self-confidence establishes.
The problem is the existing elementry schools curriculum tends to give heavy burden to the students. This
article discusses an ideal curriculum suitable for SD BPK PENABUR.Which presents the learning process to
bring joy in learning and focus on reading, writing and arithmetic by using habituation of Christian values
character. Using non-test assessment procedures (except for the Indonesian language and Mathematics), and
the student handbooks for Indonesian, Mathematics, and Mandarin subjects, will deerease the students
burden. Mastery of reading, writing, and arithmatic by using the habituation of Christian values character
based is a strong key to strengthen the students learning motivation.
belajar di TK tidak pernah ada ulangan (tes), UNESCO memberi batasan anak usia dini
tetapi pada tahun yang sama ketika mulai belajar sebagai periode anak sejak lahir sampai berusia
di SD anak harus menghadapi ulangan (tes) delapan tahun (World Vision, 2005). Periode ini
harian, ulangan tengah semester, dan ulangan merupakan masa pertumbuhan dan perkem-
akhir semester. Semua mata pelajaran dinilai bangan otak, kemampuan gerak, kemampuan
melalui ulangan (tes). bicara, pembentukan moral, pembentukan visi,
Perbedaan jenjang pendidikan dari TK ke dan pembentukan percaya diri. Periode ini juga
SD membawa dampak perubahan sangat besar merupakan dasar pembangunan kualitas hidup
bagi peserta didik. Beban yang dibawa dari manusia. Jika pendidikan pada periode ini
ringan menjadi sangat berat, tuntutan belajar dari mengalami hambatan, dapat mengakibatkan
r i ng a n m e nj a d i s a nga t b e r a t d a n r u m i t . tidak maksimalnya perkembangan belajar pada
Perubahan tersebut dapat mengakibatkan periode selanjutnya.
pertumbuhan fisik dan mental terganggu, dan Usia peserta didik kelas I dan II tergolong
pelampiasan kebebasan bermain sehingga pada dalam periode anak usia dini. Anak usia dini
saat anak dituntut serius menjadi tidak serius memerlukan banyak bermain untuk memaksi-
dan cenderung mengganggu teman-temannya. malkan pertumbuhan gerak. Beban belajar yang
Dikuatirkan kemunduran semangat belajar dan diberikan selama ini terlalu berat sehingga
kejenuhan belajar akan dialami oleh peserta mengurangi kegiatan bermain bersama teman-
didik ketika mereka duduk di jenjang Sekolah temannya yang lebih dibutuhkan peserta didik.
Menengah Atas dan Perguruan Tinggi. Perbedaan beban belajar yang sangat jauh
Berdasarkan latar belakang tersebut dalam antara TK dan SD (terutama kelas I dan II) dilihat
pendahuluan, dapat dirumuskan masalah d ar i j u ml a hn ma t a p e la j ar a n, pe m be r ia n
pokok, yaitu: Bagaimana sekolah menyusun pekerjaan rumah (PR), dan ulangan (tes) terasa
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) berat bagi anak dan terlalu cepat mengubah
yang peduli terhadap perkembangan usia ke cer iaa n me nja di kes eri usa n. A kib atnya
peserta didik. banyak di antara peserta didik pada periode
bel ajar sel anjut nya masi h ber main ket ika
Kajian Pustaka seharusnya serius. Alangkah menyenangkan
bila kita dapat memberik an lebih b anyak
Belajar menurut Mohamad Surya (2004:48), kesempatan bermain di dalam pembelajaran
adalah suatu proses usaha yang dilakukan pada akhir periode emas ini.
individu untuk memperoleh suatu perubahan Menurut Soegeng Santoso guru besar
perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai Universitas Negeri Jakarta (UNJ), yang dianggap
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam pembelajaran unggul oleh masyarakat adalah
i nt e r a k s i d e ng a n li ng k u ng a nny a . M a s i h hasilnya, padahal yang tepat, adalah harus
menurut Mohamad Surya (2004: 51-52) kualitas proses dan hasilnya. Dengan menekankan pada
belajar yang perlu dikembangkan dalam diri hasil anak dituntut menjadi juara kelas, nilainya
para siswa adalah (1) belajar untuk menjadi diri selalu bagus. Anak kemudian diikutkan dalam
sendiri (learning to be) untuk menjadi pribadi bimbingan belajar, sebab hasil pembelajaran di
yang mandiri, (2) belajar untuk belajar (learning sekolah dirasakan kurang. Cara ini kadang-
to learn) mendorong siswa untuk belajar lebih kadang mengenyampingkan proses pendidikan,
l a nj u t s e um u r hi d u p a t a u b e la j a r u nt u k y a i t u m e m b e nt u k ke p r i b a d i a n a na k .
menguasai pengetahuan (learning to know), (3) Sebenarnya yang utama dalam pendidikan
belajar untuk berbuat (learning to do) sebagai adalah proses. Hanya saja, tidak sedikit sekolah
bekal untuk bekerja produktif dan efektif, dan yang lehih mengedepankan pada hasil akhir. Ini
(4) belajar untuk hidup bersama (learning to live menyebabkan anak didik kurang memperoleh
together) dengan bekal nilai-nilai universal kesempatan untuk bersenang-senang. Pelajaran
mampu menerima dan menghormati orang lain menjadi tidak menyenangkan. Padahal, dalam
sebagai sesama ciptaan Tuhan. pembelajaran, guru wajib memberikan suasana
senang. Jangan sampai siswa takut kepada guru, menengah setelah memperhatikan pertim-
takut pada mata pelajaran. Siswa harus dibuat b anga n da ri k om it e se ko la h at au k om it e
senang dengan pelajaran dan senang belajar. madrasah.
Menakut-nakuti dalam mendidik tidak baik. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
H ind ar i k a t a ja nga n k ar e na a na k b i as a (Depdiknas, BSNP, 2006: 6-7) adalah sebagai
bereksperimen. (Republika: 16 April 2004). berikut.
Pendidikan seharusnya tidak membuat a. Berpusat pada potensi, perkembangan,
anak kecil menjadi tertekan (Santrock, 2002:243). kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
Tes atau ulangan berpotensi menimbulkan stres dan lingkungannya.
pada anak. Tinggi rendahnya stres ditentukan b. Beragam dan terpadu.
oleh tinggi rendahnya kerugian dan ancaman, c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu
tantangan, sarana, dan kemampuan menangani pengetahuan, teknologi, dan seni.
cobaan. Bila kerugian dan ancaman tinggi, d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
sementara tantangan, sarana, dan kemampuan- e. Menyeluruh dan berkesinambungan.
nya rendah, biasanya stresnya akan tinggi. f. Belajar sepanjang hayat.
(Santrock, 2002:302-303). Anak-anak usia 6 8 g. Seimbang antara kepentingan nasional dan
tahun menghendaki nilai (angka rapor) yang kepentingan daerah.
baik, tanpa mengingat apakah prestasinya Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada
memang pantas diberi nilai baik atau tidak. prinsip-prinsip (Depdiknas, BSNP, 2006:7-8),
(Yusuf, 2004:25). sebagai berikut.
Abin Syamsuddin M dan Nana Syaodih S., a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada
d a l a m S y a m s u Y u s u f ( Y u s u f , 2 0 04 : 1 7 9 ) potensi perkembangan dan kondisi peserta
m e ny a t a k an, b a hw a u s i a s e k ol a h d a s a r didik untuk menguasai kompetensi yang
m e r u p a k a n m a s a b er k e m b a ng p e s a t ny a berguna bagi dirinya.
k e m a m p u a n m e ng e na l d a n m e ng u a s a i b. K u r i k u l u m d i l ak s a na k a n d e ng a n
perbendaharaan kata. Pada awal usia sekolah menegakkan ke lima pilar belajar, yaitu (1)
dasar, anak mampu menguasai sekitar 2.500 belajar untuk beriman dan bertakwa kepada
kata, dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) Tuhan Yang Maha Esa, (2) belajar untuk
mampu menguasai 50.000 kata. Dikuasainya memahami dan menghayati, (3) belajar
keterampilan membaca dan berkomunikasi untuk mampu melaksanakan dan berbuat
dengan orang lain, memungkinkan anak gemar secara efektif, (4) belajar untuk hidup
membaca dan mendengarkan cerita yang bersifat bersama dan berguna bagi orang lain, dan
kritis. Dengan demikian pembiasaan berbahasa ( 5 ) b e l a j a r u ntu k m e m b a ng u n d a n
yang baik pada anak usia sekolah dasar akan m ene m uk a n j a t i d ir i , m e l al u i p r o se s
membantunya mampu berkomunikasi dengan pembelajartan yang aktif, kreatif, efektif, dan
baik. menyenangkan.
Kurikulum 2006, berdasarkan Peraturan c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan
M e nt e r i Pe nd i d i k a n N a s i o na l R e p u b l i k peserta didik mendapat pelayanan yang
Ind ones ia N omor 22 T ahun, mem beri kan bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau
kesempatan setiap sekolah menyusun kurikulum percepatan sesuai dengan potensi, tahap
sendiri yang berbeda dengan sekolah lain. perkembangan, dan kondisi peserta didik
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) d eng an me m pe r ha t i ka n k e te r pa d ua n
je nj ang pe nd id ik an d as ar d an m enenga h pengembangan pribadi peserta didik yang
dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,
berpedoman pada standar kompetensi lulusan kesosialan, dan moral.
( S K L ) , d a n s t a nd a r i s i , s e r t a p e d o m a n d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana
penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP hubungan peserta didik dan pendidik yang
(Depdiknas, BSNP, 2006: 6). Kurikulum satuan saling menerima dan menghargai, akrab,
pendidikan dasar dan menengah ditetapkan ter buka, dan hangat, dengan pri nsip tut
oleh kepala satuan pendidikan dasar dan wuri handayani, ing madyo mangun karso, ing
ngarso sung tulodo (di belakang memberi a. Mata Pelajaran , yang terdiri atas; (1)
daya dan kekuatan, di tengah membangun Pendidikan Agama dan akhlak mulia, (2)
s e m a ng a t d a n p ra k a r s a , d i d e p a n P e nd i d i k a n k e w ar g a ne g a r a a n d a n
memberikan contoh). kepribadian, (3)Ilmu Pengetahuan dan
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggu- Tek nolo gi, y ang terdi ri a tas: Bahasa
na k an p e nde k a t a n m u l t i s tr a t e g i d a n Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan
multimedia, sumber belajar dan teknologi Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial, (4)
yang memadai, dan memanfaatkan ling- Estetika, yang terdiri atas : Seni Budaya dan
kungan sekitar sebagai sumber belajar, Keterampilan, (5) Pendidikan jasmani, Olah
dengan prinsip alam takambang jadi guru raga dan Kesehatan
(semua yang terjadi, tergelar, dan berkem- b. Muatan Lokal, yang merupakan kegiatan
bang di masyarakat dan lingkungan sekitar kurikuler untuk mengembangkan kompe-
serta lingkungan alam semesta dijadikan tensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
sumber belajar, contoh, dan teladan). potensi daerah, termasuk keunggulan
f. K u r i k u l u m d i l ak s a na k a n d e ng a n d a e r a h y a ng m a t er i ny a t i d a k d a p a t
mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan dikelompokkan ke dalam mata pelajaran
bud aya sert a ke kaya an d aera h untuk y a ng a d a . S u b s t ans i m u a t a n l o k a l
keberhasilan pendidikan dengan muatan ditentukan oleh satuan pendidikan.
seluruh bahan kajian secara optimal. c. Pe ng emb an ga n D ir i, ya ng b er tu ju an
g. K u r i k u l u m y a ng m e nc a k u p s e l u r u h memberikan kesempatan kepada peserta
komponen kompetensi mata pelajaran didik untuk mengembangan dan mengeks-
muatan lokal dan pengembangan diri presikan diri sesuai dengan kebutuhan,
diselenggarakan dalam keseimbangan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
keterkaitan, dan kesinambungan yang dengan kondisi sekolah.
cocok dan memadai antarkelas dan jenis Kurikulum untuk semua tingkat satuan
serta jenjang pendidikan. pendidikan dapat memasukkan pendidikan
Standar isi (Depdiknas, BSNP, 2006: 3) b e r b a s i s k e u ng g u l an l o k a l d a n g l o b a l .
secara keseluruhan mencakup hal-hal sebagai Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
berikut. global adalah pendidikan yang memanfaatkan
a Kerangka dasar dan struktur kurikulum keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing
y a ng m e r u p a k a n p e d o m a n d a l a m global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan teknologi informasi dan komunikasi, ekologi,
pendidikan. dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
b Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pengembangan kompetensi peserta didik.
pendidikan dasar dan menengah Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
c Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang global dapat merupakan bagian dari semua mata
akan dikembangkan oleh satuan pendi- pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran
dikan berdasarkan panduan penyusunan muatan lokal. Satuan pendidikan dasar dan
kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan menengah dapat mengembangkan kurikulum
dari standar isi. dengan standar yang lebih tinggi dari standar
d Kalender pendidikan untuk penyeleng- isi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
garaan pendidikan pada satuan pendidi- Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
k a n j e nj a ng p e ndi d i k a n d a s a r d a n tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
menengah. Dasar dan Menengah dan Standar Kompetensi
Menurut Menteri Pendidikan Nasional Lulusan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Republik Indonesia (Depdiknas, BSNP, 2006:9), Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Ibtidaiah (SD/MI) terdiri atas 3 (tiga) komponen, untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
yaitu: (Depdiknas, BSNP, 2006: 284).
1. Pendidikan Agama
Pendidikan
2.
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
B. Muatan Lokal
9.
10.
C. Pengembangan Diri
11
Jumlah 26 27
sendiri jam tatap muka setiap mata pelajaran, BPK PENABUR yang diusulkan seperti tertera
m a t a p e l a j a r a n mu a t a n l o k a l , d a n pada Tabel 2.
pengembangan diri, dengan jumlah jam tatap Pengembangan struktur kurikulum yang
muka sampai dengan 32 jam pelajaran per diusulkan seperti tersebut di atas memberikan
minggu untuk kelas 1, 2,dan 3. Sekolah secara kesan luas dengan jumlah tatap muka jauh
tidak langsung diperkenankan menambah jam melebihi ketentuan kurikulum. Belum lagi bila
tatap muka lebih dari 32 jam pelajaran per ditambahkan dengan upacara atau kebaktian,
minggu dengan alasan yang dapat dipertang- jumlah jam tatap muka akan melebihi 41 jam
gungjawaban. Adapun struktur kurikulum SDK t a t a p m u k a p e r m ing g u . P e ng e mb a ng a n
1. Pendidikan Agama 4 4
Pendidikan
2. 2 2
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia 5 5
4. Matematika 6 6
B. Muatan Lokal
9. Bahasa Daerah 1 1
Pendidikan Lingkungan
10. 1 1
Hidup
C. Pengembangan Diri
13. Komputer 2 2
14. Bimbingan 1 1
15. Perpustakaan 1 1
Jumlah 41 41
ketekunan, ketaatan, keberanian, dan kepedu- rendah hati, kesetiaan, kejujuran, ketekunan,
lian). Kemampuan membaca, menulis, dan ketaatan dan keberanian. Prosedur penilaian
percakapan yang baik merupakan modal dasar mel alui akti vitas ana k, ke mampu an a nak
untuk belajar lebih baik di tingkat di atasnya. melakukan perintah guru, dan perubahan
Prosedur penilaian menggunakan tes atau p e r i l a k u y a ng m e nc er m i nk a n ni l a i - ni l a i
ulangan baik formatif, tengah semester, maupun kristiani, bukan berdasarkan hasil tes atau
akhir semester, dan juga dapat menggunakan ulangan sehingga tidak membebani siswa dalam
penilaian non tes dalam berbagai aktivitas. belajar.
Pembelajaran Matematika menekankan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
siswa mampu berhitung sederhana dengan melalui cerita, penayangan gambar atau film
materi sekurang-kurangnya sesuai tuntutan melalui LCD proyektor, dapat membuat siswa
kurikulum. Waktu tatap muka sebanyak 6 mampu mem ahami kedudukannya dalam
(enam) jam pelajara n dalam satu minggu keluarga, kebiasaan hidup menjaga kebersihan
diharapkan siswa mampu memenuhi target lingkungan rumah, peristiwa penting dalam
mengoperasikan penambahan angka maupun keluarga dan pentingnya menjaga dokumen,
pengurangan angka. Praktik penambahan dan dan kedudukan dan peran anggota dalam
pengurangan menggunakan gambar atau simbol keluarga dengan lingkungan tetangga. Waktu
atau benda memudahkan siswa memahami tatap muka sebanyak 2 jam pelajaran dalam satu
pengoper-asiannya. Pembelajaran yang menarik minggu diharapkan siswa mampu mengerti dan
dan mudah dapat memupuk siswa mencintai mencintai ilmu pengetahuan sosial. Siswa dapat
matematika yang berguna di berbagai disiplin juga dilatih menuliskan dan membaca beberapa
ilmu. Nilai-nilai kristiani yang dapat dibiasakan kalimat yang berhubungan dengan indikator
adalah: rendah hati, kesetiaan, kejujuran, pembelajaran. Nilai-nilai kristiani yang dapat
ketekunan, ketaatan dan keberanian. Penilaian dibiasakan adalah: kasih, rendah hati, kesetiaan,
menggunakan prosedur tes atau ulangan dan kejujuran, ketekunan, ketaatan, keberanian dan
juga dapat menggunakan penilaian non tes kepedulian. Prosedur penilaian melalui aktivitas
dalam berbagai aktivitas. anak, kemampuan anak melakukan perintah
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA guru, dan perubahan perilaku yang mencer-
atau Sains) memperkenalkan kepada siswa minkan nilai-nilai kristiani, bukan berdasarkan
anggota tubuh dan kegunaannya serta cara ha s i l t e s a t a u u l ang a n s e hi ng g a t i d a k
merawatnya, cara memelihara lingkungan agar membebani siswa dalam belajar.
tetap sehat, berbagai sifat benda dan kegunaan, P e m b e l a j a r a n Se ni B u d a y a d a n
b er ba ga i b entu k e ne rg i d an m anf aa tnya , Keterampilan (SBK) dengan waktu tatap muka 4
berbagai benda langit dan peristiwa alam serta (empat) jam pelajaran dalam satu minggu
pengaruhnya terhadap kegiatan manusia, dan diharapkan dapat membuat siswa mampu
makhluk hidup dan proses kehidupannya. mengenal seni rupa, seni musik, menyanyi lagu-
Waktu tatap muka sebanyak 3 jam pelajaran lagu nasional, menyanyikan lagu-lagu rohani
dalam satu minggu diharapkan siswa mampu anak, dan seni tari/gerak. Pembelajaran seni
mengerti dan mencintai ilmu pengetahuan alam. budaya dan keterampilan merupakan pelajaran
Sis wa dap at ju ga dil atih menul iskan dan yang menarik bagi anak, karena banyak praktik
membaca beberapa kalimat yang berhubungan dan ada hasil yang dapat dilihat siswa. Guru
dengan indikator pembelajaran. Melalui LCD yang dibekali keterampilan menggambar dan
proyektor guru dapat memperkenalkan contoh- membuat berbagai bentuk dari kertas akan selalu
c o nt o h a ng o t a - a ng g o t a t u b u h d a n c a r a mampu memberikan suatu kenangan yang
merawatnya, lingkungan sehat dan tidak sehat, dapat dibawa pulang siswa. Guru musik yang
m ac a m- m a ca m b e nd a da n k e gu na annya , juga dibekali keterampilan gerak akan selalu
macam-macam energi, benda-benda langit dan menghadirkan suasana ceria dalam setiap
berbagai peristiwa alam, dan mengenai makhluk pertemuan. Siswa dapat juga dilatih menuliskan
hidup dan proses kehidupannya. Nilai-nilai d a n m e m b a c a b e b er a p a k a l i m a t y a ng
kristiani yang dapat dibiasakan adalah: kasih, berhubungan dengan indikator pembelajaran.
Nilai-nilai kristiani yang dapat dibiasakan melakukan perintah guru, unjuk kemampuan,
adalah: kasih, rendah hati, kesetiaan, kejujuran, dan perubahan perilaku yang mencerminkan
ketekunan, ketaatan, keberanian, dan kepedu- nilai-nilai kristiani, bukan berdasarkan hasil tes
lian. Prosedur penilaian melalui aktivitas anak, atau ulangan sehingga tidak membebani siswa
kemampuan anak melakukan perintah guru, dalam belajar.
unjuk kemampuan, dan perubahan perilaku Pembelajaran Bahasa Inggris menguta-
yang mencerminkan nilai-nilai kristiani, bukan ma kan perc aka pan seha ri-hari , me ngenal
berdasarkan hasil tes atau ulangan sehingga beberapa istilah dan mampu mengucapkannya
tidak membebani siswa dalam belajar. dengan benar, dan membangkitkan keberanian
Pembelajaran Bahasa Daerah dengan waktu siswa untuk menggunakan Bahasa Inggris.
tatap muka satu jam pelajaran setiap minggu Pembelajaran yang kreatif, atraktif, dan ceria
memperkenalkan kepada siswa beberapa istilah m e la l u i pe r m a i na n, p ena y a nga n g a mb a r
yang lazim digunakan sehari-hari, budaya (menggunakan LCD proyektor ), film, lagu-lagu,
daerah, kesenian daerah, dan percakapan. cerita, percakapan, dan tanya jawab, serta
Jangan melatihkan kepada siswa menulis tulisan didukung pembiasaan sehari-hari akan mampu
bahasa daerah bila berbeda dengan kaidah menimbul-kan keberanian siswa berbahasa
p e nu l i s a n b a ha s a I nd o ne s i a , a g a r t i d a k Ing gris . Wa ktu tata p mu ka s elam a 4 jam
membingungkan siswa. Melalui proyektor LCD pelajaran dalam satu minggu dengan hari yang
guru dapat memperkenalkan contoh-contoh b e r b e d a d a p a t m em u ng k i nk a n s i s w a
budaya daerah, cerita yang difilmkan, kesenian membiasakan diri untuk berbahasa Inggris.
daerah dan ehidupan sehari-hari. Nilai-nilai Nilai-nilai kristiani yang dapat dibiasakan
kristiani yang dapat dibiasakan adalah: kasih, adalah: kasih, rendah hati, kesetiaan, kejujuran,
rendah hati, kesetiaan, kejujuran, ketekunan, ketekunan, ketaatan dan keberanian. Prosedur
ketaatan, keberanian, dan kepedu-lian. Prosedur penilaian melalui aktivitas anak, kemampuan
penilaian melalui aktivitas anak, kemampuan a na k m e l a k u k a n p er i nt a h g u r u , u nj u k
a na k m e l a k u k a n p er i nt a h g u r u , u nj u k kemampuan, dan perubahan perilaku yang
kemampuan, dan perubahan perilaku yang mencer minkan nil ai-nilai k ristiani, bukan
mencer minkan nil ai-nilai k ristiani, bukan berdasarkan hasil tes atau ulangan sehingga
berdasarkan hasil tes atau ulangan sehingga tidak membebani siswa dalam belajar.
tidak membebani siswa dalam belajar. Pembelajaran Bahasa Mandarin menguta-
Pembelajaran Pendidikan Lingkungan makan memperkenalkan istilah sederhana
Hidup (PLH) dengan waktu tatap muka satu jam untuk percakapan sehari-hari, misalnya sapaan,
pelajaran dalam satu minggu memperkenalkan nama hari, nama buah, nama pakaian, dan nama
l i ng k u ng an hi d u p d a n m a nf a at ny a b a g i anggota tubuh. Pembelajaran dilakukan melalui
manusia, dan cara-cara menjaga kelangsungan penayangan gambar dan siswa diminta meniru-
lingkungan hidup agar tetap lestari. Melalui kan pengucapan guru, dan lagu-lagu sederhana.
LCD proyektor guru dapat memperkenalkan Mengingat belum banyak model pengenalan
c o nt o h- c o nt o h l i ng k u ng a n hi d u p d a n Bahasa Mandarin, maka diperlukan buku
manfaatnya, lingkungan hidup yang rusak pegangan siswa sekaligus sebagai buku kerja
k ar e na pe r il a ku ma nu si a d a n a ki b at nya , siswa. Waktu tatap muka 2 jam pelajaran dalam
lingkungan hidup yang terjaga kelestariannya satu minggu yang dikemas dengan menarik,
dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. c uk u p d a pa t m e m ba ntu s is w a m eng e na l
Siswa dapat diajak melakukan tindakan nyata beberapa istilah sehari-hari. Nilai-nilai kristiani
mencintai dan merawat lingkungan secara yang dapat dibiasakan adalah: kasih, rendah
sederhana, misalnya membuang sampah di hati, kesetiaan, kejujuran, ketekunan, ketaatan
tempatnya dan menyiram tanaman. Nilai-nilai dan keberanian. Prosedur penilaian melalui
kristiani yang dapat dibiasakan adalah: kasih, aktivitas anak, kemampuan anak melakukan
rendah hati, kesetiaan, kejujuran, ketekunan, p e r i nt a h g u r u , u nj u k k e m a m p u a n, d a n
ketaatan dan keberanian. Prosedur penilaian perubahan perilaku yang mencerminkan nilai-
mel alui akti vitas ana k, ke mampu an a nak nilai kristiani, bukan berdasarkan hasil tes atau
Hilda Karli
E-mail: temasain@yahoo.co.id
Universitas Terbuka - Bandung
Abstrak
alah satu untuk membangun semangat kewirausahaan adalah memasyarakatkan dan
Abstract
Cooperate and entrepreneurship can be promoted and developed through education as early as possibl. How
ever in practice there are still some problems in implementing cooperate and entrepreneurship education
making the objectives can not be obtained as expected. This article discusses how cooperate and entrepreneurship
can be developed through thematic learning approach in grade 1-3 of primary school. The entrepreneurial
spirit to be developed includes confidentce, task and result oriented attitude, risk taking, leadership,originality,
and future-oriented thinking. By this approach the students are expexted to behave more innovative,creative,
like change, progress and challenges.
menghubungkannya dengan konsep lain yang e. Hukuman dan ketaatan artinya menurut
sudah mereka pahami. Jika dibandingkan Lawrence Kohlberg anak pada usia 6 11
dengan pendekatan konvensional, pembelajaran t a hu n m e ng hi nd ar i hu k u m a n l e b i h
tematik lebih melibatkan siswa aktif secara dikarenakan rasa takut bukan karena rasa
mental dan fisik di dalam kegiatan belajar hormat. Karena pada tahap ini hukuman
mengajar di kelas. atau pujian akan diberikan sebagai bentuk
Pembelajaran tematik cocok diterapkan ganjaran.
kepada siswa yang berusia rentang 5 sampai 10 Menurut Dixon dan Collin (1997:8) dalam
tahun (PAUD dan SD) (Kolstelnik (1991:17)). pemilihan sebuah tema perlu memperhatikan:
A ka n te ta pi d al am t ul is an i ni , di ba ha s a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun
karakteristik anak berusia 6 (bukan 5) sampai dengan mudah dapat digunakan untuk
10 tahun, karena anak usia SD kelas 1 3 mulai memadukan banyak bidang studi.
dari 6 tahun. Adapun karakteristik anak usia b. Tema harus bermakna, maksudnya bahwa
SD kelas 1-3 antara lain sebagai berikut. tem a yang dipil ih unt uk dik aji ha rus
a. Berpikir masih holistik artinya pada memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
umumnya siswa SD masih berpikir satu selanjutnya.
kesatuan dan belum bisa terkotak-kotak. c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat
Misalnya ketika mereka sedang bermain perkembangan psiologi anak
kekereta-apian mereka sibuk mencari d. Tema yang dikembangkan harus mampu
penumpang (sosialisasi) berkaitan dengan mewadahi sebagian besar minat anak
mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS dan e. Tema yang dipilih hendaknya memper-
PPKn, yang jadi penumpang bayar dengan timbangkan peristiwa-peristiwa otentik
uang-uangan. Kegiatan ini berkaitan yang terjadi di dalam rentang waktu belajar
dengan mata pelajaran matematika, yang f. Tema yang dipilih hendaknya mempertim-
masinis sibuk menjalankan kereta api bangkan kurikulum yang berlaku serta
sambil mengeluarkan bunyi Naik kereta harapan masyarakat
apituttut ...tut... , kegiatan ini berkaitan g. T e m a y a ng d i p i l ih he nd a k ny a j u g a
dengan mata pelajaran SBK, dst. mempertimbangkan ketersediaan sumber
b. Masih senang bermain artinya siswa SD belajar.
m a s i h s e na ng a k ti f b e r g e r a k u nt u k
m e l a nc a r k a n p s i ko m o t o r k a s a r ny a . Kewirausahaan dalam Pendidikan
Kegiatan yang paling mereka senangi Ke wi ra us aha an m er upa ka n di sip li n il mu
adalah bermain karena bagi mereka bermain ter sendi ri karena berisi body of knowledge yang
adalah ungkapan ekspresi, manipulatif,dan utuh dan nyata karena ada objek, konsep dan
inovasi mereka (Hurlock (1998: 146)). metodenya (Suryana, 2001: 2). Kewirausahaan
c. Rasa ingin tahu yang besar artinya anak pada hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak
usia 4 12 tahun rasa ingin tahu sangat seseorang yang memiliki kema uan dalam
besar, terlihat dari perilaku mereka ketika mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia
mereka berusia balita selalu bertanya nyata secara kreatif.
mengapa? , ketika usia mereka di atas balita Esensi wirausaha adalah menciptakan nilai
m ul ai d eng an m eng ot ak -a ti k m ai na n tambah dengan cara-cara baru dan berbeda agar
bahkan hingga rusak. dapat bersaing. Wirausaha adalah orang yang
d. Berpikir operasional kongkrit artinya memperoleh peluang dan menciptakan suatu
menurut Jean Piaget, siswa yang berusia 6 o r g a ni s i a s i u nt u k m e ng e j a r p e l u a ng .
1 4 t a hu n t e r m a s u k t i ng k a t b e r p i k i r Wirausaha merupakan sebuah pekerjaan yang
operasional kongkrit. Mereka butuh media/ b er s i fa t f l e ks i be l da n im a ji na ti f , m a mu n
alat peraga yang sebenarnya (real) untuk merencanakan, mengambil resiko, mengambil
m e m a ha m i s e s u a t u f a k t a /p e r i s t i w a . keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan
Mereka belum bisa berpikir abstrak seperti ( M e r e d i t h d a l a m S u ry a na 2 0 0 1 : 7 ) . J a d i
orang dewasa umumnya. wirausaha dan wiraswasta berbeda pengertian,
yang masih menggunakan hadiah dan hukuman disesuaikan dengan tingkat perkembangan
dalam melaksanakan sebuah aturan, perlu p s i k o l o g i a na k . Da l a m p e ng e m b a ng a n
pembiasaan sedini mungkin agar jiwa wirausaha pembelajaran tematik, penentuan tema yang
yang merupakan bagian dari karakter bangsa sesuai dengan jiwa kewirausahaan antara lain:
dapat dilatihkan pada anak SD. Makananku, kegiatanku, berbelanja, sampah,
transportasi, sahabatku, hewan dan tumbuhan,
Menurut Suderajat (2011: 41), ada dua cara
membangun karakter siswa termasuk jiwa serta hasil bumi. Tema-tema tersebut bersifat
kewirausahaan , pertama dengan melatih siswa umum namun dalam penyusunan silabus perlu
membiasakan perilaku sesuai dengan nilai-nilai.mempertimbangkan psikologi anak. Contohnya
Artinya anak agak dipaksa untuk berperilaku kelas 1 SD berbeda karakteristiknya dengan kelas
sesuai dengan norma-norma akhlak mulia. Hasil 3 SD, contohnya untuk tema berbelanja cakupan
materi untuk konsep belanja berbeda. Untuk
y a ng d i ha r a p k an a d al a h ak a n te r b i as a
berperilaku dengan akhlak mulia. Cara kedua, kelas 1 SD konsep belanja lebih menekankan
pada konsep membeli sebuah benda. Sedangkan
d e ng an m e ni ng ka t k a n k ec e r d a s a n s i s w a
sehingga dengan pemahaman atas akhlak untuk kelas 3 SD konsep belanja menekankan
pada pemilihan benda yang akan dibeli. Sama
akhlak mulia, maka nilai tersebut dapat diterima
oleh dirinya, kemudian diorganisasikan dalam halnya dengan jiwa kewirausahaan, untuk kelas
1 SD yang dikembangkan indikator berani dan
s i s t e m ni l a i y a ng d i s e b u t p e ng ha y a t a n
(interenalisasi). Dengan kecerdasan yang tinggiko muni kat if, sed ang kan kel as 3 S D ya ng
siswa mampu menganalisis dan mengevaluasi di kemb angk an adal ah i ndik ato r ma ndir i,
inovatif, menyampaikan gagasan, komunikatif
k o nse p d e nga n b a i k s e hi ng ga m i nds e t
memiliki wawasan yang luas sehingga terhindar dan berani. Hal lain yang perlu diperhatikan
dari dogmatisme. Itu beberapa alasan mengapa dalam pemilihan tema antara lain tema harus
jiwa kewirausahaan perlu ditanamkan sejak dini bermakna dan tidak terlalu luas cakupannya.
di kelas awal SD. Selain itu tema harus mempertimbangkan
Kelas 1-3 SD dilakasanakan pembelajaranketersediaan sumber belajar.
t e ma t i k s e s ua i PP 2 2/2 0 06 m a ka u nt u k Se lanju tny a t ema d apa t m eng ka itk an
mengembangkan pembelajaran tematik yang b e b e r a p a m a t a p el a j a r a n y a ng a k a n
dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan dapat dikembangkan. Jika memungkinkan semua
dikembangkan melalui tahapan-tahapan sesuai pelajaran yang ada di SD dikaitkan dalam
dengan yang tertera pada gambar 1. pembelajaran tematik agar mempermudah
p e s e r t a d i d i k m em a ha m i k o ns e p d a n
Menurut Dixon dan Collin (1997 : 8) untuk
merencanakan pembelajaran tematik langkah mempersingkat waktu. Sebuah tema diuraikan
awal adalah menentukan tema yang menarik menjadi sub tema kemudian menjadi sub-sub
dan sesuai dengan minat peserta didik serta tema agar pembelajaran tidak keluar dari tema
yang telah ditentukan. Pada
g a m b a r 3 a d a l a h c o nt o h
Analisis Konteks Analisis Tema
Standar bagaimana tema Belanja
Kompetensi
untuk peserta didik kelas 3
SD diuraikan menjadi sub
t e m a d a n s ub - s u b t e m a .
KD + Jiwa S e l a nju t ny a m e nent u k a n
Indikator Jaringan Tema
kewirausahaa Standar Kompetensi (SK)
n s e b u a h t e m a d i d as a r k a n
banyaknya sub tema yang
sudah ditentukan. Dalam
Silabus RPP Penilaian tema Belanja terdapat dua
s u b t e m a y ai t u m e m b e l i
barang dan tempat belanja,
Gambar 1: Diagram Langkah Pengembangan Tematik
Berjiwawirausaha (Suderajat: 2011:78) maka SK nya adalah:
Ma te ma tika
IPS
Melakukan operasi hitung
Memahami jenis
bilangan sampai tiga Belanja pekerjaan dan
angka
penggunaan uang
SBK
Membuat benda yang
dapat digerakkan oleh
angin secara sederhana
4. SBK Membuat benda yang dapat digerakkan oleh KD 4.1 KD 4.2 KD 4.3 KD 4.4
angin secara sederhana
Dari rumusan KD guru dapat menetapkan Menurut PP No. 19 Tahun 2005 pasal 20,
kegiatan apa yang harus dilakukan peserta didik perencanaan pembelajaran sekurang-kurangnya
dalam mengaplikasikan konsep berlandaskan memuat KD, materi ajar, metode pengajaran,
jiwa kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan yang sumber belajar dan penilaian hasil belajar. RPP
dikembangkan antara lain: berani, disiplin, dijabarkan dari silabus dan merupakan skenario
pantang menyerah, mandiri, kreatif, jujur, proses pembelajaran yang memuat komponen
bertanggungjawab, inovatif, menyampaikan antara lain : identitas sekolah, SK, KD, indikator
gagasan, dan komunikatif. Berikut ini contoh pencapaian kompetensi, materi ajar, metode
perumusan KD berdasarkan matriks di atas dan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran (
indikator keberhasilan siswa. terdiri dari kegiatan pembuka, inti, dan penutup),
No.
Kompetensi Dasar Indikator
KD
1.1 Siswa dapat menggunaan uang di pasar Siswa dapat membelanjakan uang maksimal Rp.
serta dapat mengaplikasikannya dalam 5.000,- dengan bertanggungjawab Siswa dapat
kehidupan sehari-hari dengan akhlak mulia memilih barang yang akan dibeli dengan
mandiri
2.1 Siswa dapat menguasai penjumlahan Siswa dapat menghitung barang yang dibeli
bilangan sampai 3 angka yang terjadi di maksimal Rp. 5.000,- dengan jujur
pasar serta dapat mengaplikasikannya Siswa dapat menghitung uang kembalian dari
dalam kehidupan sehari-hari dengan berbelanja dengan jujur.
akhlak mulia
3.2 Siswa dapat memberi saran mengenai Siswa dapat menentukan 5 macam jajanan
jajanan sehat di kantin serta dapat sehat dengan bertanggungjawab.
mengaplikasikannya dalam kehidupan Siswa dapat menyebutkan 2 buah alasan
sehari-hari dengan akhlak mulia memilih jajanan sehat dengan komunikatif
4.1 Siswa dapat membuat kincir angin dari Siswa dapat merancang kincir angin dari
bahan-bahan yang ada di pasar serta dapat barang bekas dengan kreatif S
mengaplikasikannya dalam kehidupan iswa dapat membuat kincir angin dari barang
sehari-hari dengan akhlak mulia bekas dengan inovatif
2. Siswa dapat Menjum- Siswa mem- Siswa dapat Buku 20 JP Tes tertulis
menguasai lahkan, praktekan menghitung tematik (2 mg) Tes lisan
penjumlahan meng penjumlahan- barang yang "Belanja" Tes
bilangan urangi, / dibeli maksimal performance
sampai 3 angka mengali- pengurangi Rp. 5.000,-
yang terjadi di kan dan uang yang dengan jujur
pasar serta membagi dimiliki Siswa dapat
dapat mengap- bilangan menghitung
likasikannya dari 1- uang kembalian
dalam kehi- 5000 dari berbelanja
dupan sehari- dengan jujur.
hari dengan
akhlak mulia
3. Siswa dapat SPOK Guru dan Siswa dapat Buku 20 JP (2 Tes tertulis
memberi saran dalam siswa berdis- menentukan 5 tematik mg Tes lisan
mengenai kalimat, kusi tentang macam jajanan "Belanja Tes
jajanan sehat di intonasi, jajanan sehat, sehat dengan performance
kantin serta mengem- Siswa bertanggungja-
dapat ukakan berdiskusi wab
mengaplikasik- pendapat kelompok Siswa dapat
annya dalam untuk menyebutkan 2
kehidupan membicaraka- buah alasan
sehari-hari n alasan memilih jajanan
dengan akhlak memilih sehat dengan
mulia jajanan sehat komunikatif
sumber belajar, dan penilaian. Di bawah ini maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran
contoh langkah-langkah pembelajaran dan sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,
penilaian Tema Belanja untuk mata pelajaran proyek, produk serta penggunaan portofolio,
IPS, Bahasa Indonesia, dan Matematika. contoh kegiatan saat simulasi, penilaian yang
P e ni l a i a n y a ng d i l a k u k a n d a l a m digunakan pengamatan kinerja. Saat peserta
pembelajaran tematik berupa penilaian proses didik berdiskusi kelompok maka penilaian yang
dan produk. Oleh karena itu penilaiannya tidak digunakan adalah pengukuran sikap gukuran
hanya menekankan pada aspek kognitif tetapi sikap. Contoh dapat dilihat pada tabel 7.
aspek afektif dan psikomotor juga. Hal ini Jika guru mengobservasi peserta didik
dilakukan untuk mewujudkan manusia yang selama proses pembelajaran, maka guru akan
memiliki logika, iman, dan akhlak mulia. mengetahui kekuatan dan kelemahan dari
D a l a m p r o s e s p e mb e l a j a r a n t e m a t i k peserta didik untuk ditindak lanjuti. Seandainya
digunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis peserta didik masih belum tuntas, maka perlu
Alokasi Sumber
Kegiatan Bahasa Indonesia
Waktu Belajar
Penutup 10 menit -
Siswa menyimpulkan jajanan sehat yang ada di kantin
Siswa mencatat 5 macam makanan yang dimakan di rumah untuk
didiskusikan pada pertemuan berikut
diberi pengayaan agar peserta didik dapat lembar observasi yang ada.Oleh karena itu Saiful
menuntaskan pembelajaranya dengan baik. Oleh harus diberi remedial agar dapat menuntaskan
karena itu guru perlu mempertimbangkan KD. Sebaliknya jika Jamil untuk KD mata
metode pembelajaran yang bervariatif dalam pelajaran SBK sudah tuntas dengan mudah guru
memberikan remedial. Tabel 8 contoh lembar mengetahuinya.
observasi untuk peserta didik agar guru dapat S e t i a p p e r k e m b ang a n s a a t p r o s e s
menindak lanjuti kegiatan berikutnya. pembelajaran tematik perlu diketahui oleh orang
Guru dapat melakukan observasi selama tua peserta didik. Oleh karena itu sebaiknya guru
k e g i a t a n p e m b e l a j a r a n t e m a ti k d e ng a nmenginformasikan perkembangan peserta didik
memperhatikan kelemahan dan kekuatan setiap dalam bentuk kartu hasil studi setiap tema.
peserta didik dengan mengacu pada KD setiap Berikut ini contoh kartu hasil studi Saiful untuk
mata pelajaran. Seandainya Saiful untuk KD tema Belanja.
mata pelajaran matematika belum tuntas maka Dalam pembelajaran tematik sumber belajar
dengan mudah guru mengetahui dari tabel perlu dipertimbangkan juga, artinya sumber
belajar sebaiknya sudah tidak asing lagi bagi
Tabel 7 : Contoh Instrumen Penilaian p es e rt a d i di k . S um be r b e la j ar se b ai k ny a
Pengukuran Sikap Saat Diskusi Tema
mempermudah peserta didik memahami konsep
" Belanja "
mat a pe laja ran. Contohnya p embe laja ran
Nama : Saiful Skore tematik tema Belanja menggunakan sumber
belajar uang nominal pecahan (Rp. 50,- , Rp. 100,-
Suara lantang 1 2 3 4 , Rp. 500,-, dan Rp. 1000,-), buah-buahan yang
dibawa masing-masing peserta didik, alat-alat
Keterlibatan 1 2 3 4
t u l i s y a ng a d a d i se k o l a h. T i d a k k a l a h
Mau mendengar pendapat 1 2 3 4 pentingnya bahan ajar pembelajaran tematik
sebagai penunjang kelancaran pembelajaran.
Berani mengungkapkan ide 1 2 3 4 Pilih bahan ajar tematik yang sesuai dengan
kondisi sekolah serta tema yang dibutuhkan. jika sekolah sudah menyusun silabus sebaiknya
Dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan seleksi saat memilih bahan ajar agar sesuai
antara silabus dan bahan ajar. Oleh karena itu proses penilaian dan RPP
Ketuntasan Saiful
No Kompetensi Dasar Nilai
T BT
IPS V 8
1. Siswa dapat menggunaan uang di pasar serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan
akhlak mulia
2 Bahasa Indonesia V 8
Siswa dapat memberi saran mengenai jajanan sehat di kantin
serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
dengan akhlak mulia
3 Matematika V 7
Siswa dapat menguasai penjumlahan bilangan sampai 3 angka
yang terjadi di pasar serta dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan akhlak mulia
H.A.R. Tilaar
E-mail: alextilaar32@gmail.com
Persatuan Guru Republik Indonesia
Abstrak
ehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia belakangan ini memberi kesan
Kata-kata kunci: Makna bangsa, karakter bangsa, kebudayaan, nilai Pancasila, pendidikan karakter.
Abstract
In the last few years, the practice of nation and state in Indonesia indicated unfavourable impression as the
number of phenomena occured weakening the national dignity and worsening the national character image. It
is believed that the unwanted phenomena resulted from decreasing knowledge, insight, and practice of Pancasila
value rooted on Indonesian original culture as the state ideology and life philosophy of Indonesian people. In
practice, many Indonesian leaders and people still perform their lives against the Pancasila value. Worse, the
implementation of Pancasila is considered as the business and responsibility of educational institutions,
curriculum, teachers, and politition not as the way of life of all Indonesians. This article elaborates and
discusses this matter by clearifying the notion of character building in Indonesian societies with multi cultural
background. The discussion is related to religion, culture, and character building.
ditandai oleh keimanan dan ketakwaan yang anggota masyarakat, sesama warganegara.
semakin meningkatkan serta terbentuknya Manusia yang berakhlak mulia adalah
akhlak mulia. Jelaslah di dalam perumusan ini anggota masyarakat yang mem-punyai
nampak bahwa pendidikan nasional diarahkan martabat atau kedudukan yang terhormat
kepada pengembangan seluruh pribadi manusia s e b a g ai a ng g o t a m a s y a r a k a t ny a d a n
Indonesia yang beriman dan bertakwa serta sebagai warganegara. Dia adalah seorang
memiliki akhlak mulia. 6 Dengan demikian yang bermartabat. Lebih-lebih lagi di dalam
pendidikan nasional bukan pertama-tama hanya dunia yang semakin rata dan menjadi
untuk pengembangan kognitif tetapi pemben- sebagai kampung besar (big village) me-
tukan iman dan takwa serta akhlak. Inilah yang nuntut setiap orang untuk mempedulikan
merupakan ciri utama dari pendidikan nasional. s e s a m a ny a b a i k d a l a m l i ng k u ng a n
Apakah hal ini berarti bahwa pendidikan keluarga, masyarakat etnisnya, masyarakat
nasional menelantarkan pembentukan kognitif ne g a r a ny a d a n ak hi r ny a t e r ha d a p
peserta-did ik? Didalam hal ini perlu kita masyarakat dunia. Inilah manusia yang
memp unyai penger tian m engena i apa se- memiliki akhlak mulia dan bermartabat baik
benarnya yang dimasudkan dengan kehidupan pada tingkat lokal, nasional, maupun
bangsa yang cerdas. global.3. Pengembang-an akal (IQ) yang
d i p a d u k a n d e nga n p e ng e m b a ng a n
Bangsa yang Cerdas dan Bermartabat i nt el ig e ns i s os ia l ( SI ) da n i nt e li ge ns i
Apakah yang dimasudkan dengan suatu bangsa emosional (EI). Pada Ayat (4) Pasal 32 UUD
yang cerdas dan bermartabat? Bangsa yang 1 9 4 5 d i ny a t a k a n b a hw a p e m e r i nt a h
cerdas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. m e m a j u k a n i l m u p e ng e t a hu a n d a n
1. Beriman dan bertakwa sesuai dengan agama/ teknologi dengan menjunjung tinggi nilai--
kep ercaya an ya ng dia nutny a. Neg ara nilai agama dan persatuan bangsa untuk
Indonesia berdasarkan Ketuhan-an Yang kemajuan peradaban dan kesejahteraan
Maha Esa dan oleh sebab itu mengakui dan manusia. Kehidupan modern dewasa ini
m e ng ha r g a i ak a n kebebasan dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta
warganegaranya untuk menghayati dan khususnya teknologi komunikasi telah
b er i ba d ah s es u ai de nga n a g a ma da n mengubah wajah kehidupan bersama umat
kepercayaannya itu. Tidak ada negara manusia di planet bumi ini. Oleh sebab itu
d e m o - k r a t i s y a ng t i d a k m e ng a k u i seorang warganegara dunia pada abad ke-
ke rag ama n k epe rcay aan/ag ama ya ng 21 perlu dikembangkan akalnya (aspek
dianut oleh warganya. Negara Indonesia kognitif) serta moral kemanusiaan agar
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa supaya dia dapat mengikuti perubahan
namun bukanlah negara Teokratis ataupun gl oba l y ang sa ngat ce pat ya ng dap at
negara yang tidak mengakui Ketuhanan. mempengaruhi iman dan takwanya bahkan
Demikian pula tidak ada satu pun agama/ juga dapat menggoyahkan akhlak mulia
kepercayaan yang mengajarkan anggotanya yang dimilikinya.8
u nt u k m e ny e p e l e ka n ha k - ha k a s a s i 4. Bangsa Indonesia yang multikultural terdiri
manusia termasuk hak asasi kebebasan d a r i l e b i h 7 0 0 su k u b a ng s a d e ng a n
beragama. Manusia yang beriman dan taat budayanya masing-masing mempunyai
t e r ha d a p a g a m a/k e p e r c a y a a nny a tanggung jawab untuk mengembangkan
m e mp u ny a i p a n- da ng a n hi d u p y a ng nilai-nilai Pancasila dari kebera-gaman
m e ng ho r m a t i k e hi d u - p a n t e r m a s u k kebudayaan Nusantara. Dengan demikian
kehidupan sesama manusia yang berbeda. nilai-nilai Panca-sila akan lebih berkem-
2. Berakhlak mulia. Manusia yang berakhlak bang dan diperkaya sungguhpun pada
mulia adalah manusia yang taat kepada hakikatnya nilai-nilai Pancasila telah digali
perintah-perintah Tuhan serta menghar-gai d a r i k e b u d a y a a n N u s a nt a r a y a ng
akan martabat sesamanya. la bukanlah multikultural, namun di dalam perkem-
manusia yang dianggap musuh dari sesama bangan kehidupan dewasa ini nilai-nilai
tersebut perlu diuji dan dikembangkan Pasal 2. Karakter: Berbagai Makna yang
ses uai de ngan perke mbanga n zam an. Melekat
D e ng a n d e m i k i a n P a nc a s i l a b u k a n Karakter atau watak dikenal dalam ling-kungan
merupakan suatu dogma yang statis tetapi ilmu pengetahuan terutama psikologi. Dalam
m e r u p a k a n p a nd ang a n hi d u p y a ng bahasa Belanda ada karakterkunde yaitu suatu
dinamis yang terus berkembang sesuai cabang psikologi mengenai sifat-sifat yang
dengan kemajuan zaman.9 dilahirkan manusia serta pengem-bangannya.ll
De mik ianl ah gam bara n s oso k pr iba di Ilmu watak (karakterkunde) bertalian dengan ilmu
manusia Indonesia Pancasila yaitu seorang mengenai sikap, tingkah-laku seseorang baik
pribadi yang cerdas dan bermartabat. Dia karena dibawa sejak lahir maupun hasil dari
s eo r ang y a ng c er d as da l am m eng ha d ap i pengaruh lingkungan atau kedua-duanya.
pe ru bahan gl oba l nam un di da la m s ik ap Ternyata tingkah-laku atau watak manusia itu
menghadapi perubahan-perubahan tersebut dia s ang at be rt a li a n e ra t d e ng a n pa nda nga n
tetap mempunyai iman yang kuat serta bertakwa manusia. Setiap pandangan menge-nai manusia
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa disertai melahirkan teorinya sendiri tentang watak
dengan akhlak mulia yaitu tidak hanyut di m a nu s i a . D e m i k i a nl a h m i s a l ny a L e s l i e
dalam arus globalisasi yang tanpa bentuk yang Stevenson dan David L. Haberman melihat
d a p a t m e ng g o y a hk a n k e i m a na n d a n hubungan hakikat manusia dengan watak
ketakwaannya. Dia bukan seorang ortodoks atau manusia.12 Dikemukakan sepuluh pandangan
fundamentalis tetapi seorang yang beriman dan mengenai hakikat manusia itu ialah pandangan
b e r t a k w a , m e nj u nj u ng t i ng g i ni l a i - ni l a i K onfu si o ni sm e , Hi nd u is me , K ri st i anit as ,
Pancasila yang telah digali dari kebudayaan Platonisme yang berdasarkan akal, pandangan
Indonesia yang multikultural. Oleh sebab itu dia Kant yang mengakui rasio serta kebe-basan
b e r d i r i t e g a k d a n t e t a p b a ng g a a k a n m a nu si a , M a r x i s m e y a n g b e r d a s a r k a n
keIndonesiaannya dalam menghadapi berbagai p anda ng an m a te ri al is me, pandangan atau
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut tidak hakikat manusia Freud yang mengakui adanya
apriori mengha-nyutkannya atau menolaknya bawah-sadar sebagai dasar dari tingkah-laku
tetapi dia akan ikut-serta di dalam perubahan manusia. Selanjutnya pandangan kebebasan
dengan berwatak atau berkarakter Indonesia. manusia dari eksistensialisme Sartre, pan-
Dengan demikian dia juga dapat menjadi d a ng a n b eha v i o r i s m e S k i nne r, a t a u p u n
seorang anggota masyarakat global yang dapat pandangan psikologi evolusi dari Lorentz.
ikut menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat Adanya kaitan yang erat antara pandang-
b a g i k e m a nu s i a a n y a ng b e r a d a b d a n an filsafat tentang hakikat manusia dengan
bermartabat.10 pengertian karakter atau watak maka amatlah
sukar bagi kita untuk memilih pengertian
Karakter Bangsa: mana yang paling tepat untuk menggam-
Makna dan Pengembangannya barkan pengertian watak atau karakter itu.
Mengatasi kesulitan akademis tersebut ada
Sudah kita lihat sosok seorang warganegara ba ikny a a pabi la kita m e n g a m b i l d e f i n i s i
Indonesia yang beriman dan bertakwa serta operasional untuk lebih dapat mendekati
b e r a k hl a k m u l i a d a n d e ng a n c e r d a s pe nge rtia n k ara kte r at au wat ak itu. Ba gi
menghadapi perubahan-perubahan global. penulis definisi o peras ional w atak adalah
Secara keseluruhan dapat dikatakan manusia keseluruhan sikap, tingkah-laku dan pola pikir
I nd ones i a te r se bu t m em pu nya i ka r ak te r seseorang yang melekat pada pribadinya.
tertentu. Namun demikian belum jelas benar apa Dengan definisi operasional itu dapat kita
s e be na r nya y a ng d i m ak s u d k an d e - ng a n bayangkan ungkapan sebagai berikut.
karakter, karakter bangsa, watak bangsa atau Dia berbuat demikian, alon-alon asal
jatidiri bangsa, identitas bangsa. kelakon karena dia seorang Jawa.
Mari kita lihat makna karakter atau istilah- Itu bisa dimengerti karena dia seorang
istilah yang bersamaan itu selanjutnya. Batak.
Sikapnya sangat demokratis, dia seorang kanak sampai dewasa.14 Yang lebih menarik bagi
Amerika. kita adalah bagaimana perkembangan pribadi
Dia sangat teliti, dasar orang Belanda. seseorang karena budaya da n ma sy ar ak at .
Melihat gelagatnya yang sangat sopan Menarik untuk diteliti lebih lanjut misalnya
mungkin dia seorang Jepang. ko ns ep per ke mba ng an pr iba di da ri Le on
Vigotsky seorang pakar psikologi Rusia seperti
Demikianlah ungkapan-ungkapan sehari- tampak di dalam diagram gambar 1.
hari yang bertalian dengan watak seseorang Pendapat Vigotsky tersebut di atas sangat
atau sekelompok masy arakat tertentu. Di penting bagi pe ndi dik an. Se jak la hir us ia
dalam ungkapan tersebut ditonjolkan sifat- seko lah se jak ta man ka nak-ka nak sa mpai
sifat yang dianggap khas yang melekat pada dewasa tampak sekali pekanya seseorang
seseorang di dalam tingkah-lakunya ataupun memperoleh pengaruh karena interaksinya
di dalam pola berpikirnya. Watak adalah suatu dengan lingkungannya khususnya dalam usia
pol a tind akan atau s kema berp ikir y ang dini sampai sekitar 4 tahun. 15 Di dalam kaitan
dibayangkan melekat pada seseorang atau ini pertemuan atau interaksi antara peserta-
masyarakat dari kelompok tertentu. Kelompok didik dengan lingkungan alam dan budayanya
itu dapat berupa masyarakat etnis juga dapat terutama dalam lingkungan keluarga sangat
me ru p a ka n su a tu ba ngsa . Da la m ilmu menentukan di dalam perkembangan watak
antropologi dan ilmu politik sifat yang spesifik peserta-didik itu kelak. Oleh sebab itu pemi-
melekat pada suatu kelompok masyarakat sahan pendidikan dari kebudayaan merupakan
dikenal sebagai identitas. Demikianlah dapat suatu bahaya di dal am p embe ntuk an d an
diidentifikasikan identitas orang Amerika, pengembangan watak para peserta didik.
identitas orang Inggris, identitas Melayu, Justru pada usia muda inilah dapat terbentuk
identitas orang Indonesia. Tentu pula identitas watak bangsa atau identitas bangsa Indonesia
tersebut melekat pada suku bangsa tertentu dan bukan menunggu sampai peserta-didik
seperti identitas orang Aceh, identitas orang itu menjadi dewasa.
Palembang, identitas orang Sunda, identitas
orang Menado dan sebagainya. Bagaimana Karakter Bangsa dan Latar Belakang
terbent uknya identi tas suatu suku-bangsa Kebudayaan
(etnis) ataupun suatu bangsa akan dibicarakan
lebih lanjut pada bagian akhir tulisan ini. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal
D al am kaj ian p sikolo gi ke pr ibad ian ungkapan seperti: Presiden bertindak menurut
(personality) dikaji per-embangan kepribadian c a r a J a w a. W a k il P r es i d e n m e ng a mb i l
manusia. Banyak studi psikologi yang telah keputusan cara Bugis. Demikianlah di dalam
dilakukan mengenai hal tersebut baik pribadi pergaulan sehari-hari kita d e n g a n m u d a h
s e c a r a k e s e l u r u ha n a u p u n a s p e k - a s p e k
memberikan cap tertentu atau sifat tertentu
kepribadian seperti perkembangan intelek t e rha d a p s u a t u k e l o m po k e t ni s a t au p u n
m a nu s i a s e j a k b a y i s a m p a i u s i a t u a , 1 3
bangsa. Kau itu dasarnya Cina! atau Kau
perkembangan moralitas sejak masa kanak- itu dasarnya Yahudi! Ungkapan-ungkapan
tersebut menya-takan suatu sifat
yang melekat atau dilekatkan kepada
ba ngs a C ina dan ba ngs a Y ahu di
K e te r a ng a n s e b a g a i m a n u s i a - m a nu s i a y a ng
A B C D Zona A: Daerah (scope)ke dap kikir, agak licik, dan sedikit rakus.
Zona B: Daerah berpori (porous)
Zona C: Daerah lokal/nasional
Sungguhpun demikian ungkapan-
Zona D: Daerah global ungkapan popular te rse but tid ak
selamanya benar karena sifat-sifat
demikian itu terdapat juga pada etnis
Gambar 1: Pembentukan Kepribadian a t a u b a ng s a y a n g l a i n . N a m u n
(Zone of Proximal Development) d e m i k i a n d e ng a n u ng k a p a n-
ungkapan tersebut menyatakan bahwa ada 4) Kecurigaan terhadap yang lain. Kecurigaan
kaitan yang sangat erat antara karakter atau tersebut biasanya tidak mendasar atau yang
i d ent i t a s suatu k elomp ok d eng a n sekadar dibayangkan. Lahirlah berbagai
kebudayaannya. 16 apa yang disebut stereotip atau kambing
hitam di dalam kehidupan. Kambing
Pasal 3. Prejudice dan Karakter Bangsa hitam tersebut dapat berasal dari faktor-
Telah kita lihat betapa etnisitas telah merupakan faktor ekonomi, budaya, agama. Ternyata
dasar dari tingkah-laku seseorang. Namun pencarian kambing hitam tersebut sama
demikian perlu kiranya disadari bahwa terdapat s e k a l i t i d a k b e rd a s a r na m u n d a p a t
b a ha y a - b aha y a y a ng p o t e ns i al a p a b i l a d i t u r u nk a n d a l a m s u a t u k e hi d u p a n
perkembangan etnisitas tidak diarahkan kepada bersama. Kambing hitam yang sangat
keIndonesiaan. Bahaya tersebut lahir dari berbahaya dikenal dalam sejarah manusia
prasangka (prejudice) yang mungkin dilahirkan hingga sekarang ialah rasisme.
oleh perkembangan watak etnisitas yang sempit. 5) Superioritas kompleks dari kelompok
S ua t u t u li s an kl a si k da r i U NE S C O y ang mayoritas.
d i k e m u k a k a n o l e h A r no l d M . R o s e 1 7 6) Ketidaktahuan (ignorance) terhadap biaya
menyatakan akar dari lahirnya prasangka (cost) yang disebabkan oleh prangka
sangat kompleks. Di dalam tulisannya itu antara tersebut. Tanpa disadari suatu kelompok
lain Rose mengemukakan akar-akar komplek- atau masyarakat yang dihinggap penyakit
sitas tersebut. prasangka terhadap kelompok yang lain
1) Prasangka lahir dari sikap kecurigaan telah merugikan kehidupannya sendiri
terhadap kelompok minoritas. Perbedaan maupun kehidupan bersama. Kerjasama
dan adanya hak-hak istimewa terhadap tidak dapat dibentuk bahkan permusuhan
kelompok mayoritas mempertajam perten- dilahirkan dari perbedaan-perbedaan
t a ng a n a nt a r a k el o m p o k k hu s u s ny a yang ditonjolkan di dalam kehidupan
mayoritas versus minoritas. Kontradiksi bersama.
m a y o r i t a s - m i no r i ta s t e r s e b u t d a p a t Melihat kepada kompleksnya akar dari
berdasarkan budaya, agama, ras maupun p r a s a ngk a j u g a t e l ah b a ny a k t e o ri s e r t a
perbedaan kelas-kelas ekonomi. penelitian yang telah dihasilkan untuk meng-
2) K e t a k u t a n y a ng d i b a y a ng k a n y a ng hilangkan prasangka di dalam kehidupan
sebenarnya tidak mempunyai dasar. Dapat bersama namun di dalam prakteknya masalah
s a j a k e t a k u t an t e r s e b ut b e r d a sa r k a n tersebut cukup sulit dilaksanakan. Pada pokok-
pengalaman pribadi atau kasus perorangan ny a str at eg i p ok ok da n amp uh di d al am
tetapi kemudian berkembang menjadi menghilangkan prasangka adalah komunikasi.
sejenis ketakutan terhadap kelompok yang Ketiadaan komunikasi akan mempertahankan
dianggap membahayakan kelangsungan bahkan mengembangbiakkan rasa kecurigaan.
hidup seseorang atau suatu kelompok. Demikian pula ketiadaan komunikasi menim-
D a l a m k e a d a a n de m i k i a n b i a s a ny a bulkan rasa ketakutan dari kelompok yang
dicarikan kambing hitam (scapegoat) yang t e r t i nd a s s e r t a l e bi h m e ny u b u r k a n r a s a
dibayangkan menjadi biang kerok dari superioritas dari kelompok mayoritas. Ketia-
ketakutan tersebut. Rasa ketakutan itu daan komunikasi menyebabkan ketidak-tahuan
menimbulkan pengambilan jarak (distance) (ig no ra nc e) te rhad ap k el om po k la in y ang
dengan kelompok yang lain yang dianggap dianggap sebagai musuh. Berbagai stereotip
membahayakan atau membatasi kemerde- lahir karena ketiadaan komunikasi dari satu
kaannya. kelompok dengan kelompok yang lain.
3) Mengambil keuntungan personal dari Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
prasangka tersebut. Keuntungan tersebut multikultural yang terdiri atas berbagai suku dan
dal am bentuk k euntu ngan k ekuas aan kebudayaannya yang bhinneka. Seperti yang
da la m bid ang pol it ik at au pun d al am t e l a h d i je l a s k a n k e b hi nne k aa n b a ng s a
lingkup ekonomi. Indonesia dan kebudayaannya yang beragam
dengan catatan bahwa dunia abad 21 merupa- ialah Ki Hadjar Dewantara sebagai bapak
kan dunia yang terbuka dan oleh sebab itu pendidikan nasional telah rneletakkan dasar
rangsangan terhadap pembentukan kepriba- pendidikan yang berdasarkan kebudayaan.
dian peser ta-did ik pada abad ke-21 akan M e m a ng a pa b i l a k i t a l i ha t pe r j u a ng a n
semakin bervariasi dan kompleks. Peserta-didik menentang penjajahan Ki Hadjar Dewantara
akan menghadapi tantangan baru dari berjenis- yang mengubah perjuangannya dari perjuang-
jenis rangsangan kebudayaan baik kebudayaan an p artai politi k (Indi sche Par tij ) m enja di
etnisnya maupun kebudayaan global. Dengan p e r j u a ng a n m e l a l ui p e nd i d i k a n y a ng
kemajuan teknologi khususnya teknologi ko- berdasarkan kebudayaan nasional. Kita lihat
munikasi peserta-didik dewasa ini hidup di misalnya ketika gerakan Taman Siswa didirikan
dalam dunia yang rata dan terbuka.24 Namun pada tahun 1922 Dewantara telah menjadikan
demikian dia dapat menghadapinya apabila dia identitas bangsa Indonesia sebagai senjata yang
mempunyai pola kepribadian dasar ( basic ampuh melawan kekuasaan penjajah. Ternyata
personality) yang diperolehnya dari ling-kungan pendidikan yang berdasar-kan kebudayaan atau
primernya atau lingkungan etnisnya. Dari nasiona lisme Indones ia lebih amp uh dari
kepribadian dasar (basic personality) dia dapat kekuatan senjata. Para intelektual Indonesia
m e m i l i h d a n m e - ng e m b a ng k a n s u a t u yang telah memperoleh pendidikan baik Barat
kebudayaan yang lebih subur dan kaya atau dia maupun melalui pendidikan di lingkungan
j a t u h k e pa d a k e b u d a y a a n t a np a b e nt u k p es a ntr e n t e l ah m er o nto k k an k ek u a sa a n
sehingga melahirkan pribadi-pribadi yang p e nj a j a ha n p a d a ta hu n 1 9 4 5 . K o ns e p
linglung. pendidikan nasional yang telah dipelopori oleh
Ki Hadjar Dewantara menjadi jiwa dari Pasal-
Pasal 5. Kebudayaan di dalam Pendidikan pasal mengenal pendidikan di dalam UUD 1945.
Nasional Bahkan juga di dalam Preambul UUD 1945
Dewasa ini kebudayaan bukan lagi merupakan dinyatakan dengan jelas betapa tanggung jawab
bagian dari pendidikan tetapi merupakan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
bagian dari kegiatan pariwisata yang sedang Menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk
boom dalam abad ke-21 sebagai sumber m e l a w a n k e k u a s a a n p e nj a j a ha n t e l a h
p e ng ha s i l a n ne g a r a. K e - b u d a y a a n t e l a h digunakan dalam pendidikan masyarakat
didegradasikan menjadi komoditi yang dapat (swasta) masa penjajahan seperti Muham-
diper-jualbelikan dan bukan merupakan dasar- m a d i y a h, s e k o l a h- s e k o l a h s wa s t a y a ng
dasar bagi pembentukan kepribadian dasar (basic didirikan di Sumatera, pesantren dan madrasah.
personality) dari bangsa Indonesia. Sangat menyolok juga apabila di dalam
Pendidikan nasiona l dewasa ini telah UUD 194 5 bai k yang as li ma upun revi si,
m e nj a d i k e r i ng k e r ont a ng t e r l e p a s d a r i pendidikan dan kebudayaan dimasukkan di
kebudayaan. Lihat saja sebahagian besar proses dalam satu bab. Hal ini berarti para founding
pendidikan hanya berkisar kepada pelaksanaan fathers kita dengan sadar melihat hubungan yang
Ujian Nasional yang hanya membatasi pada e r a t a nt a r a p e nd id i k a n na s i o na l d a n
beberapa mata pelajaran non budaya.zs Dengan kebudayaan nasional. Dalam UU No. 2 Tahun
sendirinya sudah dapat diterka bagaimana 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal
kepribadian generasi muda yang akan datang 1 A y a t ( 2 ) d i k a t a ka n s e b a g a i b e r i k u t .
yang dibentuk oleh kebudayaan global yang Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
d id o mi na s i o le h k eb u da y aa n B a ra t y ang b er da s ar ka n P anc as il a d an UU D N eg ar a
materialistik. Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
Bagaimanakah temp at kebudayaan di pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
d a l a m p e nd i d i k a n na s i o na l ? S e p a nj a ng Indonesia dan tanggap ter-hadap tuntutan
kemerdekaan Indonesia 65 tahun kita hanya pe ru ba ha n za ma n. S ay ang se ka li d al am
m e ng ena l d u a me nt e r i pe nd i d i k a n y a ng undang-undang tersebut hubungan antara
mempunyai konsep tentang fungsi pendidikan pendidikan dan kebudayaan hanya dijadikan
di dalam pendidikan nasional. Pertama tentunya sebagai salah satu ketentuan umum dan bukan
Basic Personality Indonesia dan Pancasila pendidikan yang qualified, penyediaan sarana-
Bung Karno sebagai penggali Pancasila menya- s a r a na p e nd i d i k an y a ng m e nc u k u p i ,
takan bahwa prinsip-prinsip Pancasila telah peningkatan kualifikasi pendidik di samping
d i g a l i d ar i k e b u d a y a a n N u s ant a r a y a ng dana yang memadai baik dari pemerintah pusat
multikultural. Sudah tentu tidak semua suku maupun oleh pemerintah daerah. Sebenarnya
bangsa di Indonesia telah mengalami keselu- suatu langkah besar telah dimulai dengan
ruhan prinsip Pancasila itu. Oleh sebab itu mencantumkan dalam UUD tentang alokasi
adalah merupakan tugas pendidikan untuk APBN/APBD sekurang-kurangnya 20% dari
menjabarkan nilai-nilai Pancasila sebagai suatu anggaran penerimaan dan pendapatan negara.
konstruksi ideal agar dapat diimple-mentasi-kan Namun demikian kenaikan dana tersebut belum
di da lam ma sya rak at y ang ny ata . L int on sepenuhnya diiringi dengan program yang
menyatakan adanya ke-budayaan realistis dan konkrit dalam peningkatan mutu pendidikan
kebudayaan construct 9 yang dikonstruksi-kan. nasional.
Nilai-nilai Pancasila yang abstrak tersebut
merupakan hasil konstruksi dari penggalinya. Glokalisasi dan Pendidikan yang Didasarkan
O le h s e b ab it u ni l ai - ni l ai t er s eb u t ha ru s pada Kebudayaan
dijabarkan dan disesuaikan dalam kehidupan Arus globalisasi telah melanda seluruh aspek
nyata dalam masyarakat yang realistis. Inilah k e hi d u p a n m a nu s i a a b a d k e - 2 1 . N a m u n
proses pendidikan yang dapat diwujudkan di demikian manusia yang tidak ingin kehilangan
dalam desentralisasi pendidikan sesuai dengan identitasnya dalam perubahan global dewasa
UU O tonomi Daerah No. 32 Tahun 2 002. ini, arti dari nilai-nilai lokal masih sangat
Sebenarnya tugas tersebut sudah mulai dapat signifikan bahkan memegang peranan yang
d i l a k s a na k a n a p a b il a a p a y a ng d i s e b u t s e m a ki n p e nt i ng. G l o b a l is a s i a k a n l e b i h
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bermakna apabila keseluruhan dari nilai-nilai
dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya lokal diinspirasikan kedalamnya. Bukankah hal
dan bukan sebagaimana yang terjadi dewasa ini t e r s e b ut m e r u p a k a n s a l a h s a t u c ir i d a r i
struktur KTSP yang telah ditentukan dari atas k e hi d u p a n m a s y a r a k a t m a nu s ia s e p e r t i
(dari Kementerian Diknas). KTSP seharusnya penglihatan Ralph Linton? Glokalisasi30 berarti
didasarkan kepada tuntutan sosial budaya di pengakuan terhadap nilai-nilai budaya lokal
daerah sehingga dengan demikian proses yang bermanfaat bukan hanya bagi pemiliknya
p e nd i d i k an d a n p r o s e s p e m a sy a r a k a t a n yang lokal tetapi juga untuk kepentingan umat
t e r m a s u k p e ni ng k a t a n e k o no mi r a k y a t , m anus ia p ad a um um ny a . Ha l ini be ra rt i
kehidupan bermasyarakat yang toleran dan mengglobalisasikan pen-didikan nasional yang
berta nggung ja wab dapat dikembangkan. didasarkan kepada kebudayaan Indonesia yang
Namun apa yang terjadi di dalam pendidikan b hi nne k a d a n u nik m e r u p a k a n s u a t u
nasional dewasa ini ialah proses pendidikan s um ba nga n y ang s anga t b er har ga da la m
t e la h m enc a b ut m a kna p end i d ik a n ya ng pengembangan budaya global .31
sebenarnya dari akarnya dan ditujukan kepada
standar pendidikan yang tidak didasarkan pada Nilai-Nilai Pancasila dalam
tingkat perkembangan masyarakat Indonesia Pendidikan Karakter Bangsa dalam
tetapi pada masyarakat industri maju. Inilah Masyarakat Indonesia Multikultural
yang terjadi dengan apa yang diinginkan oleh
pemerintah dewasa ini dalam melaksanakan Pancasila menurut Bung Karno digali dari
Ujian Nasional. Mudah-mudahan keputusan k e b u d a y a a n N u s a nta r a y a ng b hi nne k a .
Ma hk am ah Ag ung y ang m em e- rinta hk an Kebhinnekaan etnis dan budaya merupakan
kepada pemerintah untuk melihat kembali kenyataan di dalam masyarakat Indonesia. Oleh
pelaksanakan Ujian Nasional yang uniform s e b a b i t u p e r l u ki t e k a j i a p a m a k na
dewasa ini agar supaya mengadakan upaya- k e b hi nne k a a n t e r s eb u t d i d a l a m p r o s e s
upaya yang konkrit di dalam meningkatkan pendidikan karakter bangsa. Telah dijelaskan
mutu pendidikan seperti penyediaan tenaga pula betapa kebudayaan memegang peranan
jenis budaya yang bagi perkembangan pribadi yang semakin meluas atau scape 34 seperti
eorang anak kecil merupakan suatu masalah. landscape yang pertama yang sangat dekat
Dapat dibayangkan misalnya dari keluarga hybrid y a i t u i ngk u ng a n k e l u a r g a d i m a na d i a
seorang ayah dari Amerika dan seorang ibu dilahirkan. Budaya lokal sangat mempengaruhi
dari Indonesia dan anaknya menjadi besar di tingkah-laku seorang peserta-didik, kebiasaan,
salah satu negara Eropa Barat. Putera--puteri dari adat--istiadat yang membentuk pribadinya yang
k e l u a r g a i ni a k a n d i b e s a r k a n d i d a l a m pertama. Kemudian pada scape berikutnya
kebudayaan hybrid. Apakah benar pribadi peserta-didik mulai menghadapi lingkaran yang
hybrid tersebut di dalam negara tanpa batas semakin tidak kedap (porous). Pada tahap inilah
m er u pa k an p r ib a di id e al di ab ad ke - 21 ? terjadi kemungkinan pembentukan yang lebih
Sementara pakar tidak seluruhnya menyetujui luas dari watak atau karakter peserta-didik.
p end ap a t i ni ka r ena b a ga i ma nap u n j ug a Apabila pengaruh dari lust hanya terbatas atau
m a nu s i a t e r i k a t p a d a k e l o m p o k ny a . didominasi dan iindoktrinasi oleh budaya
Nasionalisme merupakan gejala kehidupan lokalnya maka pribadi yang terbentuk memiliki
modern akan tetap langgeng meskipun akan watak etnis yang terbatas. Namun apabila
mempunyai bentuknya yang lain. pengaruh lingkungan membuka pintu pikiran
Di tengah-tengah arus globalisasi ternyata (ilmu pengetahuan dan teknologi) serta pintu
etnisitas masih tetap hidup. Bahkan ada pakar hati (moral, agama) dengan dunia yang luas
y a ng m e n g a t a k a n b a h w a g e l o m b a n g maka akan terbentuk watak atau karakter pribadi
p e r u b a ha n g l o b a l a k a n s e m a k i n b e r a r t i yang lebih luas dan lebih matang. Inilah yang
apabila tetap menonjolkan nilai-nilai lokal. dapat kita rebut pribadi yang memiliki karakter
Inil ah a pa y ang d is eb ut g lok al is as i ya ng atau watak yang berbudaya dan berkeadaban.
me mb e r i k an w a rna t ert e nt u d i d ala m Selanjutnya karena pribadi tersebut hidup di
kehidupan global masa depan. Glokalisasi dalam dunia global yang terbuka maka dia
tidak menentang perubahan global tetapi juga dapat diterima di dalam pergaulan antar-
tidak menghilangkan hakikat manusia yang bangsa, pribadi yang dihor-mati dan saling
terikat kepada masyarakat etnisnya. Keunikan menghormati di dalam kehidupan masyara-
etnis yang positif akan memberikan warna k a t ny a d a n m a s y ar a k a t b a ng s a y a ng
yang indah di dalam taman kehidupan global bermartabat.
yang multietnis. Indonesia merupakan contoh M a s y a r a k a t I nd one s i a d e w a s a i ni
y a ng s a n g a t i n d a h m e n g e n a i l a h i r n y a mengalami berbagai krisis antara lain krisis di
k e b u d a y a a n na s i o na l d a r i k e b hi nne - a a n dalam kehidupan beragama yang beragam.
b u d a y a e t ni s . K e b e r h a s i l a n p e nd i d i k a n Timbul gejala-gejala yang apa yang disebut
nasional Indonesia yang multietnis barangkali terorisme yaitu sikap kekerasan yang lahir dari
dapat dijadikan contoh di dalam dunia global fundamentalisme agama. Di dalam kaftan ini
y a ng m e ng a k u i e k s i s t e nsi k e b hi nne k a a n P r o f . A z r a 35 m e ng a nj u r k a n a g a r s u p a y a
kebudayaan di planet dunia ini. pendidikan anti-terorisme diajarkan di dalam
lingkungan pendidikan seperti di pesantren.
Makna Nilai-nilai Etnis dalam Pembentukan T er o r is m e l ahi r k a re na k u ra ngny a s i ka p
Watak toleransi terhadap perbedaan yang merupakan
Baik Ralph Linton maupun Leon Vigotsky c i r i d a r i s u a t u m as y a r a k a t p l u r a l d a n
melihat betapa pentingnya interaksi kebudayaan multikultural seperti di Indonesia. Apabila setiap
terhadap pembentukan kepribadian pesertad- anggota masyarakat Indonesia mengakui akan
idik. Ralph Linton menunjukkan bagaimana kebhinnekaan masyarakat Indonesia maka
terbentuknya basic personality sebagai hasil t e r o r i s m e y a ng b e r - t u j u a n me m a k s a k a n
interaksi dengan nilai-nilai di sekitarnya atau kehendak kelompoknya atau kepentingan ke-
nilai-nilai budaya yang dikenal oleh anak l o m p o k ny a s e nd i r i t i d a k a k a n t e r j a d i .
manusia ketika dilahirkan. Leon Vigotsky Multikulturalisme yang lang-geng hanya dapat
menunjukkan terdapat lingkaran-lingkaran d i t eg a k k a n ap a b i l a s i k a p t ol e r a ns i y a ng
interaksi antara pribadi dengan lingkungannya melahirkan tars percaya sehingga menghargai
Grosby. p a nd a ng a n s e b e l um ny a d a n m e l i ha t
2) P e r e ni a l i s m e . P a nd a ng a n i ni perkembangan bangsa dan nasionalisme di
menitikberatkan kepada peranan sejarah dalam perubahan global. Menurut Smith
yang telah menghubungkan suatu etnis. Hal masalah-masalah nasionalisme dalam era
ini misalnya kita lihat dari Horowitz yang globalisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor
menunjukkan pentingnya bahasa sebagai sebagai berikut: a) Gerakan penduduk yang
pengikat etnis, demikian pula kekautan sangat cepat karena kemajuan komunikasi
mitos dan m e ta f o r a hu b u ng a n modern. Hal tersebut menyebabkan frag-
kekeluargaan untuk membangkitkan rasa mentasi dari identitas nasional dan semakin
nasionalisme. Pandangan ni memberikan m e ny e b a r ny a m u l t i- k u l t u r a l i s m e . b )
koreksi terhdapa interpretasi kelompok Pengaruh dari lahirnya feminisme dan
mod erni sm y ang terl alu mene kank an masalah gender yang semakin menonjolkan
k ep a da ke j ad i an- ke ja d ia n i nci d ent al . kesetaraan perempuan. c) Perdebatan politik
Pandangan perenialis mengingatkan kita dan normatif mengenai kevrarganegaraan
mengenai adanya proses kesinambungan dalam hubungannya dengan kemerdekaan
dari nasionalisme. serta hak asasi manusia. Sejalan dengan itu
3) Etnosimbolisme. Pandangan ini menitik- munculnya demokrasi liberal yang sedang
b e r a t k a n k e p a d a a r t i d a r i m e ng i n- mencari bentuknya di berbagai negara. d)
terpretasikan kembali simbol-simbol, mitos, Pengaruh dari globalisasi yang melahirkan
memori, nilai-nilai dan tradisi di dalam masalah-masalah supra nasional yang
s e j a r a h e t ni s ny a d a l a m m e ng ha d a p i berpengaruh kepada kedaulatan nasional
m a s a l a h- m a s a l a h m o d e r nt i t a s . D a r i dan identitas nasional.
kelompok ini seperti Amstrong mencoba
menginterpretasikan kembali peranan
Diskursus mengenai Bangsa (Nation) - Peran
m ho s, s i m b ol - s i m b ol , ni l ai - ni l a i d a n
Pendidikan
keterikatan nasional dari suatu kelompok.
Nasionalisme seperti di atas menunjukkan pada
Pa nda nga n i ni beru pay a m ene muk an
kita betapa pen-tingnya masalah tersebut di
ke mba li ar ti mit os da n m emo ri ya ng
dalam kehidupan modern dewasa ini. Suatu hal
mengikat suatu kelompok dalam suatu
penting yang dapat kita pelajari di dalam
teritori yang suci, tujuan kolektif ataupun
perkembangan nasiolionalisme di dunia yang
masa-masa emas (golden ages)
telah dialami oleh negara-negara yang relatif
4) Modernisme. Pandangan ini menjabarkan
l e b i h t u a i a l a h m e re k a m e l i ha t p e r a na n
bangsa dan nasiona-lisme dari proses-
pendidikan yang sangat penting di dalam
p r o s e s m o d e r n de w a s a i ni d e ng a n
terbentuknya suatu bangsa dan nasionalisme,
menunjukkan bagaimana kelompok elitnya
seperti diketahui negara-negara industri maju
memobilisasikan dan mempersatu-kan
t e l a h m e l a k s a na k a n w a j i b b e l a j a r s e j a k
penduduk di dalam suatu kesatuan untuk
pe rte nga ha n a bad ke -19 . M ere ka me lihat
menghadapi kondisi modern. Para pakar
kemajuan industri dalam masyarakat telah
seperti Anderson, Habsbawn antara lain
menimbulkan berbagai gejala baru yang belum
menunjukkan peranan dari komunikasi
dialami oleh bangsa yang manapun seperti
s e r t a a k t i v i t a s - a k ti v i t a s r i t u a l s e r t a
masalah tenaga kerja, kelas masyarakat seperti
simbolism e di dalam mempe rsatukan
kelas pekerja yang telah menimbulkan prioritas
masyarakat nasional. Para pakar dalam
dan materialisme dari Karl Max. Revolusi
kelompok ini seperti Mann, Tilly, Giddens.
Perancis telah merontokkan feodalisme di Eropa
Pandangan ini menunjukkan bagaimana
dan melahirkan demokrasi. Ternyata demokrasi
peranan for-matif dari negara, peperangan
menuntut pencerahan anggota--anggotanya di
dan birokrasi
dalam mewujudkan masyarakat yang mengakui
5) Pandangan posmodernisme. Pandangan
akan hak yang lama semua manusia. Hal tersebut
yang terbaru ini merupa-kan pandangan
secara mutlak menuntut pendidik an atau
y a ng d e ko ns tr u k t if d a ri p and a nga n-
pencerahan dari rakyat. Tidak mengherankan modern dan postmodern memerlukan landasan
apabila pendidikan dalam bentuk wajib belajar yang kuat dan visi yang jelas. Landasannya
merupakan suatu tuntutan hak asasi manusia adalah budaya yang bhinneka dari berbagai
sesudah revolusi industri dan revolusi Prancis. suku bangsa di Indonesia. Dari kebhinnekaan
Nasionalisme modern lahir sezaman dengan budaya tersebut telah berakar (rooted) dalam
kelahiran pendidikan modern. ni l a i - ni l a i P a nc as i l a y a ng k e m u d i a n
dikonstruksikan sebagai kesatuan nilai-nilai
Lahirnya Nasionalisme Indonesia Pancasila dalam UUD 1945 yang merupakan
Kapankah nasionalisme Indonesia lahir? Para milik dari seluruh warganegara Indonesia. Milik
politikus seperti Bung Karno atau ahli sejarah itu akan terpancar dari keseluruhan tingkah-
seperti Mohammad Yamin melihat nasio-alisme laku serta pola kehidupan (way of life) dari se-
Indonesia telah lahir sejak lahirnya kerajaan- t ia p wa rg aneg ar a Ind ones ia . Inil ah y ang
kerajaan besar dalam sejarah Indonesia seperti d i m a k s u d k a n d e ng an k a r a k - t e r b a ng s a
zaman Sriwijaya sejak abad ke-7 dan man Indonesia.
kerajaan Majapahit sejak abad ke-8. Kemudian Sebagai kesimpulan, karakter atau watak
nasionalisme Indonesia tersebut dihancurkan bangsa Indonesia dapat didefinisikan sebagai
oleh kedatangan kolonialisme Barat dan baru berikut.
m u nc u l k e m b a l i p a da a b a d k e - 1 9. B u k u Karakter atau watak bangsa Indonesia
Simbolon Menjadi- Indonesia menunjukkan adalah suatu konstruksi budaya tentang
s e j ar a h l a hir ny a nas i o na l i sm e I nd o ne s i a sikap hidup (cara berpikir dan bertindak)
d em i ki a n p ul a b u ku y ang d i ed i to r i o le h dari setiap individu bangsa Indonesia yang
Komaruddin Hidayat Menjadi-I ndonesia multikultural yang terpancar dari nilai-
menunjukkan proses menjadi-Indonesia dengan nilai budaya/ideology nasional Indonesia,
kedatan-gan Islam. Pendapat Tilaar di dalam Pancasila, dalam menghadapi perubahan
bukunya Multikulturalisme b eranggapan global.
bahwa Indonesia bukanlah suatu kata benda
dalam arti telah terwujud atau mempunyai Catatan kaki:
wujudnya yang nyata. Indonesia menurut 1 . Lihat Winarno Surakhmad, Pendidikan yang
Tilaar 43 merupakan suatu kata kerja yang M e n g i n d on e s i a k a n , d a l a m P e n d i d i k a n
merupakan tugas dari setiap warga Indonesia Nasional. Strategi dan Tragedi, h1m.181-196.
untuk mewujudkannya dan semakin menyem-
2.
Tim Sosialisasi Penyemaian Jati Diri Bangsa,
purnakannya. Menjadi Indonesia merupakan Membangun Kembali Karakter angsa, hlm. 58.
9.
Lihat hasil Seminar Reinvensi Keindonesiaan Nasional (1995).
8 Juni 2006, Memahami Kelndonesiaan.
28 .
Lihat: H.A.R. Tilaar, Standarisasi Pendidikan
10 .
Wata k k e i nd on es i a an ya n g be r sum ber pad a Nasional (2005).
Pa n ca s i l a bu k a n h a n y a d a l a m a s p e k - a s p e k 29 .
Ralph Linton, op cit, hlm. 43.
tertentu dalam kehidupan bersama tetapi dalam 30 .
Isti la h g lok al is a si (g lobal ya ng tum buh d ar i
to ta l i ta s k e h i d u pa n m a s y a r a k a t In d on e s i a . nilai-nilai lokal) berasal dari Roland Robertson
S e b a g a i c o n t oh k e h i d u pa n d a l a m b i d a n g sosiolog Inggris don dipopulerkan antara lain
e k on om i s e b a g a i ba g i a n d a r i k e s e j a h te r a a n
ol e h Pr o f. Ge or g e R i tz e r d a r i U n i ve r s i ty of
sosial masyarakat Indonesia tidak didasarkan
Maryland. Lihat: Teori Sosiologi Modern, him.
pada paham Neoliberal tetapi pada nilai-nilai
88. Sumber lain menyatakan pencetus pengertian
Pancasila. Lihat: Sri-Edi Swasono, Indonesia dan
glokalisasi ialah Akio Morita, mantan pemimpin
Doktrin Kesejahteraan Sosial (2010). Selanjutnya:
Sony (lihat Jan Nederveen Piterse, Globalization
Sri-Edi Swasono, Menolak Neoliberalisme dan
& Culture, 2004:50)
Membangun Ekonomi Rakyat (2010).
L i h a t pu l a g e r a k a n T e o l o g i P e m be ba s a n
31 .
Tulis an H.A.R . Tilaar, Pendidi kan Ting gi di
seperti Gutavo Gutierrez di Amerika Latin. Indonesia 2010, DINAMIKA MASYARAKAT,
Simak pula Teologi Pembebasan oleh Wahono Juni 2009.
Nitiprawiro dan Abdurrahman Wahid cs., Islam 32 .
Ge or ge Ri tze r, Th e Globa li zation of Nothi ng
L iber al & Fund a me ntal . Sebuah Per tar un ga n (2004).
Wacana. 33 .
T ul i s a n J . P i e te r s e Gl ob a l i z a ti on a s
11 .
B e r ba g a i t e o r i k e pr i b a d i a n m od e r n , l i h a t Hybridization dalam M. Featherstone cs (ed.),
S y a m s ul Y u s u f & Ju n t i k a N ur i h s a n , T e or i Global Modernities (1996).
Kepribadian (2007) 34 .
Pe nge rtia n sca pe per tam a k ali di luncurk an
12 .
Le sli e Steven son & David L. Haber man , T he Appadurai dengan konsep-konsep ethnoscapes,
Theories of Human Nature (1998, terjemahan: t e c h n os ca pe s , fi n a n c e s c a p e s , m e d i a s c a p e s ,
Sepuluh Teori Hakikat Manusia). ideascapes
13 .
Lihat studi Jean Piaget mengenai perkembangan 35 .
MEDIA INDONESIA, 26 Maret 2010. Lihat juga
pribadi dua anaknya. Pikiran Rakyat, 13 April 2010. Sosialisasi Barisan
14 .
Studi terkenal dari Lawrence Kohlberg Tolak Teroris di Cipasung. Lihat juga pidato
i l m i a h D r . Ma r th a T i l a a r d a l a m up a c a r a
15 .
Lihat: Luis C. Moll, Vygotsky and Education,
p e n g u k u h a n s e ba g a i D ut a H A M un tu k
h i m . 2 8 7 - 3 0 3 t e n ta n g z o n e of p r o xi m a l
Pendidikan dan Pelatihan, 20 Mei 2010.
development (ZPD). 36 .
Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran di
16 .
Kupasan mendalam tentang etnisitas, lihat John
Sekolah No. 4 Tahun 1950.
H u tch i n s on & A n th on y D . Sm i th (e d i t or s ), 37 .
Para pemrasaran: Prof. Dr. Yahya Muhaimin,
Ethnicity (1996).
Pr of. D r . F r a n z Ma g ni s Sus e n o, KH . Sy uk r i
17 .
Arnold M. Rose, The Roots of Prejudice (1951). Zarkazi.
18 .
H.A.R. Tilaar, Multikulturalisme (2004). 38 .
L i h a t pe n d a pa t S y a fi i Ma a r i f d a l a m T a ufi k
19 .
L i h a t S r i -E d i Sw a s on o , op c i t . L i h a t j ug a E ff e n d i , Ja ti D i d B a n g s a I n d on e s i a Me n uj u
Abdurrahman Wahid Memorial Lecture 11,18 Indonesia Jaya (2008:30).
Maret 2010. 39 .
G e d e R a k a , Ke bu tu h a n Me n d e s a k un tu k
20 .
R a l ph L i n t on , T h e C ul tur a l B a c k g r ou n d of Membangun Modal Maya Masyarakat Indonesia
Personality (1945). d al a m Y ay a sa n Ja ti D i d B an g sa , Me ma h am i
21 .
Ibid, hlm. 19 Keindonesiaan, h1m.18-
22 .
Ibid, hlm. 131
40 .
Anthony D. Smith, Nationalism and Modernity,
hIm. 5.
23 .
Ibid, hlm. 138 41 .
Ibld, hlm. 23.
24 .
Thomas L. Friedman, op cit.
42 .
Ibld, hlm. 223-225.
25 .
Lihat kritik Prof. Hamid Hasan mengenai Ujian
Nasional dalam Soemarno Soedarsono, op cit,
43 .
H .A .R . T il a ar , Men gi nd one si a . Etn is ita s da n
h1m.127-131. Ide ntita s Ban gsa Indone sia (2007 ). Li hat j ugs
pendapat Ahmad Syafii Maarif Indonesia: Pets
26 .
Lihat: Howard Gardner, Multiple Intelligences.
K e b a n g s a a n y a n g be l u m St a bi l , ME D I A
The Theory in Practice, (1993).
INDONESIA, 11 April 201
27 .
L i h a t : H .A .R . T i l a a r , 5 0 T a h un P e n d i d i k a n
S o e d ar s o no , S o em a r no . ( 2 00 9 ) . K a r a k t e r .
Daftar Pustaka Mengantar bangsa dari gelap me-nuju terang.
Jakarta: PT Eka Media Komputindo
Alexander, Robin. (2008). Essays on pedagogy. Stevenson, Leslie & David L. Haberman. (2001).
London: Routledge Hakikat manusia. (Judul asli: Ten theories of
A s o s i a s i L e m b a g a P e nd i d i k a n T e na g a human nature. 1998). Yogyakarta: Yayasan
Ke pe nd id ik an I nd ones ia ( AL PT KI ). Bentang Budaya
(2 009 ). Pe mi kir an te nt an g p en did ik an Sudijarto. (2008). Landasan dan arah pendidikan
karakter dalam bingkai utuh sistem pendidikan nasional kita. Jakarta : Buku KOMPAS
nasional. Jakarta: ALPTKI Surakhmad, Winarno. (2009). Pendidikan nasional,
Bakti, Andi Faisal. (2006). Nation building (Judul strategi dan tragedi. Jakarta : Penerbit
asli: Islam and nation formation in indonesia). KOMPAS
Jakarta: Churla Press Sutrisno, Muji. (2008). Filsafat kebudayaan. Ichtiar
Denzin, Norman K. & Michael D. Giardina (ed.). sebuah teks. Jakarta: Hujan Kabisat
(2007). Contesting empire, globalizing dissent. Swasono, Sri-Edi. (2010). Indonesia dan doktrin
Paradigm Publisher, Boulder kesejahteraan sosial. Jakarta: Perkumpulan
Dewantoro, Ki Hadjar. (1977) (cetakan kedua). Pra Karsa
Karya Ki Hadjar Dewantoro, Bagian pertama: Swasono, Sri-Edi. (2010). Menolak neoliberalisme
Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur d a n m e m ba n g u n e k o n o m i r a k y a t .
Persatuan Taman Siswa Yogyakarta: PUSTEP-UGM
Gardner, Howard. (1993). Multiple intelligences. Syamsudin M. cs. (2009). Pendidikan pancasila.
T he theory in pra ctice. New Y or k : Menempatkan Pancasila dalam konteks
BasicBooks keislaman dan keindonesiaan. Yogyakarta:
Gerakan Jalan Lurus. (2008). Seminar mewujudkan Totalmedia
cita-cita kemerdekaan. Implementasi pasal 33 Tilaar, H.A.R. 2004. Multikufturalisme. Jakarta:
clan 34 uud. Jakarta, 3 Agustus 2008 Grasindo
Gutierrez, Gustavo. (1999). A thoelogy of liberation. Tilaar, H.A.R. 2007. Mengindonesia. Etnisitas dan
New York : Orbis Books, Maryknoll indentitas bangsa indonesia. Jakarta : Rineka
Hafidzoh, Siti Muyassarotul. (2010). Perempuan Cipta
di tengah fundamentalisme global. MEDIA Tilaar, H.A.R. (2009). Kredo pendidikan (My
INDONESIA, Rabu, 21 April 2010 pedagogical credo). Jakarta : Lembaga
Karno, Bung. (2001). Pancasila sebagai dasar Manajemen, Univeritas Negeri
negara. Jakarta: Gunung Agung Ti la ar, M ar tha . (20 10 ). Hak asasi manusia.
Lampiran Peraturan Presiden Republik Kebangkitan nasional, dan perdamaian dunia.
Indonesia No. 5 Tahun 2010 Tentang Pidato Ilmiah disampaikan dalam upacara
Rencana Pembangunan Jangka Panjang pengangkatan sebagai Duta Kehormatan
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun Hak Asasi Manusia, Pendidikan dan
2010-2014 Pelatihan, oleh Menteri Hukum dan HAM
Linton, Ralph. (1945). The cultural background of Republik Indonesia, 20 Mei 2010
personality. New York: Appleton-Century- Tim Sosialisasi Penyelamat Jatidiri Bangsa.
Crofts (2003). Membangun kembali karakter bangsa.
Maarif, Ahmad Syafii. Indonesia: Peta kebangsaan Jakarta: Elex Media Komputindo
yang belum stabil. MEDIA INDONESIA, 11 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
April 2010 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Moll, Luis (ed.). (1998). Vygotsky and education. Nasional
New York: Cambridge University Press Wahid, Abdurrahman cs. (2005). Islam liberal &
Nitiprawiro, Wahono. (2000). Teologi pembebasan. fundamental. Sebuah pertarungan wacana.
S e j a r a h , m e t o d e , pr a k s i s , d a n i s i n y a . Yogyakarta: eLSAQ Press
Yogyakarta: LKiS Yayasan Jatidiri Bangsa. (2006). Reinv ensi
Rlzvi, Fasal & Bob Lingard. (2010). Globalizing keindoneslaan: Memahami keindonesiaan. Hasil
education policy. London : Routledge seminar, Reinvensi keindonesiaan. Bandung
Rose, Arnold M. (1953). The roots of prejudice. Yusuf, Syamsu LN & Juntika Nurisha. (2007).
Paris: UNESCO Teori Kepribadian. Bandung : Remaja
Smith, Anthony D. (1998). Nationalism and Rosdakarya
modernism. London: Routledge
Abstrak
anusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan istimewa. Semua hal yang dapat
M dilakukan manusia berasal dari anugerah kodrati, pemberian sempurna Sang Pencipta
dalam bentuk tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan. Kesempurnaan manusia ada dalam
kodrat kemanusiaannya, bukan atas usaha manusianya melainkan sebagai anugerah
Pencipta. Kesempurnaan manusia dalam dimensi kemanusiaannya itu eksis di dalam
ketidaksempurnaan manusia. Kesempurnaan dalam tubuh yang tidak sempurna, memiliki
kelemahan, dapat merasakan sakit, memiliki batas kemampuan dan daya tahan. Kesempurnaan
dalam jiwa yang bersemangat penuh gairah dan juga rapuh yang mungkin mati sebelum waktunya.
Kesempurnaan dalam perasaan yang dapat marah, sedih, kecewa, gembira. Kesempurnaan dalam
pikiran yang dapat memikirkan hal yang membangun dan merusak, pikiran yang mencipta dan
menghancurkan. Kesempurnaan manusia yang dianugerahkan Sang Pencipta melalui dimensi
kemanusiaan membuat manusia mampu memilih bahkan menciptakan pilihan, dan bertindak
sesuai pilihannya. Pendidikan membantu manusia menyempurnakan dirinya sebagai manusia.
Pendidikan berperan dalam pilihan-pilihan manusia, yaitu kehancuran atau pengembangan
kemanusiaan, yang merusak atau membangun, yang mematikan atau memberi kehidupan, yang
mencipta atau menghancurkan. Pendidikan yang memanusiakan manusia adalah pendidikan
yang berorientasi pada kemanusiaan manusia dengan model pendidikan yang mengembangkan
ruang bagi pengembangan dimensi kemanusian kearah perwujudan tertinggi dari pengembangan
tiap dimensi, ruang kebebasan, dan ruang bagi refleksi pribadi atau kelompok.
Abstract
Man is a humanbeing with peculiar ability to enable him to do more things than the other creatures can. He
receives this perfect gift from God, the Creator, in the form of body, spirit, mind and feeling. The perfectness
of humanbeings is in their nature given by God, not solely resulted from their own efforts. This article
discusses how education plays a role in transforming man to be more human. Of the opinion that education
can humanize man on the basis of humanity, this article prescribes an alternative educational model with
some guidelines. By providing an appropriate educational model, the article hopes the education can humanize
the educational process and products.
seluruh alam. (Louis Leahy, 1984:181) Kesempurnaan manusia eksis dalam usaha
Kesempurnaanya ada dalam tubuh, jiwa, pengembangan keempat dimensi yang
pikiran, dan perasaan yang ada dalam diri j u s t r u t e r b a t a s d a n t a k s e m p u r na
manusia sebagai pemberian Pencipta sejak pengelolaanya dan kesempurnaan manusia
awal, mulai dari benih dalam rahim, hingga membuat ia mampu memilih untuk membuat
manusia dilahirkan dan tumbuh berkem- keputusan apa yang akan ia lakukan.
bang di dalam dunia. Kesempurnaannya Manusia dapat memilih apa yang akan ia
ada dalam kodrat kemanusiaannya yang lakukan dengan dan melalui tubuhnya,
bukan berasal dari manusianya melainkan jiwanya, pikirannya, dan perasaannya.
sebagai anugerah Pencipta. Aki batnya, mela lui p ilihanny a da lam
Plato dengan pemahaman dualismenya, t u m b u h k e m b a ng s e b a g a i m a nu s i a ,
dimana jiwa dan tubuh terpisah, ditolak manusia dapat saja urung menunjukkan
o l e h m u r i d ny a s end i r i , A r i t o t e l e s kesempurnaannya, sebaliknya menengge-
(Lrahy:1984, 41) yang memahami bahwa la mka n d an me ngu bur da la m-d ala m.
tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan adalah Melalui empat dimensi kemanusiaannya,
satu. Paham monois yang dibawa oleh manusia dapat merusak tubuh, berpikiran
A r i t o t e l e s i ni me nj e l a s k a n b a hw a negatif dan merusak, tak peduli dengan
kehilangan salah satunya, maka kemanu- keselamatan jiwanya, memerangkap dalam
siaannya/kesempurnaannya tak mewujud. p ik i ra nny a s end ir i d a n t ak b e ru s aha
Keempat dimensi, menyatu tak terpisahkan membebaskan, mengumbar perasaan dalam
dalam satu pribadi, namun memiliki fungsi bentuk emosi negatif. Dengan demikian,
yang khas masing-masing dengan cara kerja l am ba t la un ke ma nu si aa nny a hi la ng ,
yang berbeda pula dan cara mewujud yang kesempurnaannya terkubur dalam-dalam
khas untuk masing-masing. Kehilangan entah di mana. Manusia tumbuh menjadi
salah satu dari dimensi kemanusiaan, m a nu s i a y a ng b uk a n m a nu s i a y a ng
k e s e m p u r na a a n m a nu s i a m e m u d a r m e m a k a n s e s a m any a m a nu s i a d a n
demikian juga dengan kemanusiaannya. m e m u nt a hk a nny a k e m b a l i d i w a j a h
Kesatuan ini berakibat masing-masing sesamanya manusia.
dalam perbedaannya saling terkait, saling Manusia menemukan dan mengembangkan
terpengaruh dan mempenga-ruhi satu k e s e m p u r na a nny a s e b a g a i m a nu s i a
dengan lainnya. dengan memilih dan bertindak melalui
b. Kesempurnaan dalam Cacat Cela tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan, dimana
Kesempurnaan manusia, anugerah Sang pilihan dan tindakannya itu justru dapat
Pencipta ini, tidak mengandaikan manusia bercacat cela. Namun justru, dalam cacat
y a ng t a k b e r c a c a t c e l a . S e b a l i k ny a , cela sebuah pilihan, dan tindakan manusia,
kesempurnaan manusia dalam dimensi melalui tubuh, jiwa, pikiran, dan jiwanya
k e ma nu si a a nny a i t u e k si s di d al a m ia ma mp u be re fl ek si d ar i ca ca t ce la
ketidaksempurnaan manusia. Kesempur- m e m b e nt uk p i l i ha n, k e p u tu s a n, d a n
naan dalam tubuh yang tidak sempurna, tindakan baru yang membawa manusia
memiliki kelemahan, dapat merasakan menemukan kesempurnaannya. Inilah
sakit, memiliki batas kemampuan dan daya y a ng dimaksud d e ng a n ist ilah
tahan. Kesempurnaan dalam jiwa yang k e se m p u rna a n da l a m c a c a t c e l a d a n
bersemangat penuh gairah dan juga rapuh pendidikan berperan aktif menghantar
yang mungkin mati sebelum waktunya. manusia untuk membenamkan kemanusia-
Kesempurnaan dalam perasaan yang dapat annya atau sebaliknya menghantar untuk
marah, sedih, kecewa, gembira. Kesempur- m e ne m u k a n, m e ng e m b a ng k a n d a n
naan dalam pikiran yang dapat memikirkan menunjukkan kemanusiaannya.
hal yang membangun dan merusak, pikiran
yang mencipta dan menghancurkan. 2. P endidikan yang Memanusiakan Manusia
kan pekerjaan, perasaan kecewa, marah, berburu taget baru. Begitulah manusia
takut menghadapi esok hari menghan- menghabiskan waktu hidupnya.
tuinya. Ia kehilangan arah. Lembaga pendidikan yang berorientasi
Kisah yang dapat menimpa siapa saja tak hanya pada masa depan juga dapat terjebak
t e r k e c u a l i i ni , m e nu nj u k k a n b a hw a d a la m da l a m b a y ang - ba y a ng s e bu a h
p e nd i d i k a n y a ng b e r o r i e nt a s i p a d a pertandingan yaitu to be a number one.
persiapan masa depan gagal menghantar Demi memenangkan buruan, jika tidak
mahasiswa tersebut menemukan, mengem- c ul a s s ep e rt i m e ma k an ma nus i a l ai n
ba ng kan, d an me nu nju kk an kem anu- s e b a g a i p e s a i ng ny a , m a nu s i a p e r l u
siaannya melalui program pendidikan yang k e a hl i a n y a ng b uk a n s e k e d a r b i s a
ditempuhnya. Bagi mahasiswa yang putus melainkan harus menjadi yang paling
asa tadi, pendidikan hanya sebagai sarana yaitu paling ahli, paling tangkas, paling
untuk mendapatkan pekerjaan, mendapat- cepat , paling ahli dem i mendap atkan
kan uang, hidup nyaman, tentram di masa buruan/target. Perbandingan manusia satu
depan tanpa menyadari perkembangan diri dengan manusia lain menjadi sangat kental
dalam dimensi kemanusiaannya melalui dalam pendidikan yang hanya beroerien-
pendidikan yang dilaluinya. tasi pada masa depan.
Apa yang keliru dengan pendidikan yang Terjebak pada hasil sebagai nomor satu
berorientasi pada persiapan masa depan? t a np a m e ng u t a ma k a n p r o s e s d a n
Masa depan, yang sebenarnya tak ada perbandingan-perbandingan yang berlebih-
seorang pun mampu menggambarkannya an dapat membuat manusia manusia yang
dengan pasti, hanya mampu menduga bertubuh kecil dan berkepala besar. Tubuh
b e r d a s a rk a n p e ng a l a m a n ya ng t e l a h kecil karena terlalu banyak beraktivitas,
dilaluinya itu penuh ketidakpastian. (Collin sedikit waktu untuk menikmati makanan
Ros e & Ma lcolm J. Nic holl, 2003: 32) dan istirahat. Kepala besar karena memang
Ketidakpastian yang disebabkan karena dilatih untuk selalu berpikir. Perasaan yang
kekuatan akan perubahan ini meningkat- nampak kuat dan tangguh namun pada
kan kompleksitas persoalan dan menyusut- k e ny a t a a nny a k os o ng k a r e na t a k
ny a j e ni s d a n l ap a ng a n p e k e r j a a n. diperkenankan untuk menjadi lemah dan
Akibatnya pendidikan yang beroerientasi lembut. Rasa empati terkikis dengan ego
pada masa depan akan mendidik manusia kemanusiaanya untuk menjadi pemenang.
pada perburuan yang sangat ketat. Hal ini Jiwa yang rapuh, mudah putus asa dan
membuat lembaga pendidikan yang hanya frustasi k a r e na p e r b a nd i ng a n-
berorientasi pada masa depan terjebak perbandingan yang terjadi membuatnya
hanya melihat hasil dan melupakan proses. merasa kecil tak berarti. Keadaan seperti ini,
Seperti layaknya orang berburu, manusia- d i m a na d i m e ns i k e m a nu s i a a n t a k
manusia berburu dengan sangat ketat berkembang proporsional, membuat manu-
mendapatkan targetnya. Satu target menjadi sia bergerak menjauh dari kesempurnaan
buruan puluhan bahkan ratusan manusia. kemanusiaannya.
Membayangkannya, tentu sangat mengeri- Peran pendidikan harus dikembalikan
kan sekali. Manusia hanya melihat target p ad a hak i ka t ny a , ya i tu bu k an u ntu k
tanpa memperhatikan manusia sekeli- mempersiapkan masa depan saja tetapi
lingnya, sehingga tidak mustahil, karena untuk membuat manusia dapat hidup dan
keterdesakan, manusia memakan sesama- melakukan tugas kemanusiaannya, yaitu
nya manusia demi memperkecil persaingan m e ne m u k a n, m e ng e m b a ng k a n d a n
dan memenangkan perburuan berupa menunjukkan kesempurnaannya sebagai
target. Saat mendapatkan targetnya, ia manusia. Menemukan, karena kesempur-
memakannya namun ia tak puas sehingga naan adalah anugerah Sang Pencipta yang
ia mulai mengincar target lain dan mulai telah dimiliki tiap manusia, namun dapat
terkubur dalam proses tumbuh kembangnya dibawanya sejak lahir juga oleh perlakuan
sebagai manusia. Mengembangkan, karena l i ng k u ng a n t e r had a p ny a . W a l a u p u n
sebagai manusia, yang bertumbuh dan beberapa ahli mengembangkan pengukuran
berkembang tak mencapai perkembangan perkem-bangan ini namun sesungguhnya
yang optimal dan proporsional apabila tak tidak ada yang mampu mengukur secara
diusahakan. Menunjukkan, karena manusia utuh potensi tumbuh kembang ini karena
perlu eksis sebagai manusia di antara manusia adalah misteri. Louis Leavy
sesamanya manusia, dan eksistensinya mengutip Michel Foucalt dalam bukunya
dalam bentuk manusia yang sempurna Les Mats Et Les Choses, yang mengatakan
dapat mendorong manusia lain juga untuk bahwa Manusia melebihi semua macam
m e ne m u k a n, m e ng e m b a ng k a n, d a n komprehensi maka ia harus menolak segala
menunjukkan kemanusiaanya. Ketiga hal definisi yang mau menempatkannya dalam
i ni m e nj a d i t u ga s m a nu s i a d a l a m suatu esen-si.(1984:190) Potensi tumbuh
kehadirannya sabagai manusia di muka k e m b a ng i ni s e l a lu m e nj a d i m i s t e r i ,
b u m i i ni d a n p e nd i d i k a n m e no l o ng sehingga perlakuan lingkungan memiliki
ma nus ia menjal ank an tu gas ke manu- p e r a n s a ng a t b es a r b a g i m a nu s i a
siaannya. m e ng a l a m i t u m b uh k e m b a ng y a ng
maksimal.
b. Model Pembelajaran yang Memanusiakan Stephen covey, dalam buku The 8th Habit,
Manusia Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan,
Pendidikan yang memanusiakan manusia me ngur aik an p eng emb anga n d imensi
adalah pendidikan yang berorientasi pada kemanusiaan ini melalui kecerdasan yang
kemanusia an manusia. Kem anusiaan m e ny e r t a i t i a p d i m e nsi . ( 2 00 5 : 7 4 ) I a
manusia tercapai melalui pengembangan menguraikan kecerdasan yang disebutnya
dimensi kemanusiaan secara seimbang. sebagai anugerah bawaan tiap dimensi,
P em a ha m a n m eng ena i k e ma - nu s i aa n sesuai dengan gambar 2.
m a nu s i a i ni m e nj a d i d a s a r b a g i Melalui perkembangan tiap kecerdasan
penyusunan model pembelajaran yang inilah dimensi kemanusiaan mengalami
berorien-tasi pada kemanusiaan manusia. perkembangan. Setiap usaha pengem-
Model pembela jaran di bangun d alam bangan harus ada arah perkembangannya
ruang-ruang yang mefasilitasi pembelajar agar pengembangan menjadi bermakna bagi
u nt u k m e ng e m b a ng k a n
dimensi kemanusiaan, yaitu
t u b u h, j i w a , p i k i r a n, d a n
perasaan.
Kata perkembangan seogyanya
me nja di k ata ku nci dal am
pendidikan. Melalui kesem-
purnaan yang dianugerahkan
Sang Pencipta, yaitu dimensi
kemanusiaan, perkembangan
manusia menjadi sangat unik
dan berbeda dari makhluk
l a i nny a . Pe r k e m b a ng a n
m a nu s i a m eliput i
perkembangan tubuh, jiwa,
pi kir an, d an pe ras aanny a.
P e r k e m - b a nga n m a nu s i a , Gambar 2: Empat Kecerdasan Anugerah Bawaan Manusia
s e l a i n d i p e ng a r u hi o l e h (Stephen R.Covey, 2005:74)
potensi tumbuh kembang yang
kemanussian dan tidak salah arah. Untuk menolong nara didik meraih visi dalam
ini, Stephen Covey (2005:96) menolong menyelesaikan persoalan. Di kelas, seorang
penentuan arah pengembangan dimensi guru yang memberi masalah kepada nara
kemanusiaan melalui perwujudan tertinggi didiknya tidak sekedar memberi masalah
tiap kecerdasan. Perwujudan tertinggi ini dan bagaimana pemeca-hannya, lebih dari
dapat menjadi arah bagi pengembangan i t u y a i t u m e ng a ja k na r a d i d i k ny a
dimensi kemanusiaan. menciptakan visi melalui persoalan yang
Pertama, perkembangan pikiran. Perwuju- akan dipecahkan. Menciptakan visi dapat
dan tertinggi dalam pengembangan pikiran, d i l a k u k a n d e ng an m e na nt a ng a t a u
menurut Stephen Covey adalah visi. Visi mengarahkan nara didik sesuai dengan
a d a l a h ha s i l d ar i p i k i r a n y a ng j e nj a ng ny a , u nt uk d a p a t m e nj a w a b
menjembatani antara kebutuhan dengan m e ng a p a s a y a ha r u s m e m e c a hk a n
kemungkinan kemungkinan. Bob Samples, persoalan ini, mengapa saya harus belajar
dalam bukunya Revolusi belajar setuju topik ini, mengapa saya harus menghafal,
dengan pemikiran Buckminster Fuller yang mengapa saya harus mengerjakan pekerjaan
menggambarkan bahwa pikiran manusia rumah, mengapa saya harus mengum-
adalah pikiran dengan sistem terbuka. pulkan tugas tepat waktu, mengapa saya
( 2 0 0 2 : 4 3 ) I r o ni s ny a , p e nd i d i k a n t a k harus berusaha sebaik-baik nya dalam
menyadari bahwa didikannya yang berupa mengerjakan tugas.
indoktrinasi merupakan sistem tertutup Kedua, perkembangan tubuh. Perwujudan
s ehingg a pi k ir an b er ke m ba ng s anga t tertinggi dalam pengembangan tubuh,
terbatas yang sulit menghasilkan karya menurut Stephen Covey adalah disiplin.
yang kreatif. Sedangkan visi, adalah hasil Disiplin ini muncul saat visi bertemu
dari pikiran terbuka. Di dalam visi, segala d e ng a n k o m i t m e n, s u a t u k e k u a t a n
hal yang tak mungkin menjadi mungkin. k e he nd a k y a ng di w u j u d k a n d a l a m
Karya kreatif tercipta melalui visi. Visi tindakan. Di dalam disiplin selalu ada
terwujud dari manusia yang berpikir di luar pe ng or banan. Nam un, t anpa di si pl in
kotak. Visi memampukan kita melihat apa mustahil visi dapat terwujud. Disiplin
yang terlihat (tindakan orang lain) dan menentukan realitas dan menerimanya.
berkaitan dengan segala kemungkinan. M el a l ui ke d is p l ina n, s es e or a ng a ka n
Visi menolong kita dapat memisahkan mengalami keadaan yang benar-benar
antara ti ndak an dan seb agai pr ibad i. bebas. Hal ini kebalikan dari pemikiran
P e m i s a ha n i ni m em b u a t k i t a d a p a t banya k orang bahwa ked isiplina n itu
memperlakukan seseorang tanpa syarat, menjerat dan memenjara, sebaliknya justru
tanpa dipengaruhi oleh stimulus yang k e d is i p l i na n m e m bu a t k i ta m e m il i k i
tercipta dari perlakuannya terhadap kita. kebebasan. Covey memakai ilustrasi seorang
Kita mampu memaafkan walaupun telah anak yang disiplin berlatih piano, membuat
berkali-kali ia melukai kita karena kita ia dapat bermain piano. Keahliannya dalam
mampu melihat kebutuhan nya untuk bermain piano ini memberikan kebebasan
dimaafkan. Kita mampu mengasihi setelah bagi dia untuk dapat memainkan alat musik
berulang kali dikhianati karena kita mampu piano. Sebaliknya, orang yang tak dapat
melihat kebutuhannya untuk dicintai. Kita memainkan piano, baginya pilihan lebih
mampu menerimanya tanpa mendasari sempit, taka da pilihan untuk bermain
pada perlakukannya kepada kita. piano karena memang ia tidak mengua-
Pendidikan yang memberi ruang bagi sa inya . C onto h la in, sese orang ya ng
pengembangan pikiran, adalah pendidikan disiplin menabung dapat lebih bebeas
yang menciptakan visi dalam diri setiap menggunakan uangnya karena ia memliki
nara didiknya. Bukan sekedar ia dapat u a ng l e b i h b a ny ak d i t a b u ng a nny a
menyelesaikan persoalan, lebih dari itu k et im ba ng o ra ng y a ng t id ak d is ip li n
y a i t u k e s a d a r a n me ng e na i k e a d i l a n,
Dimens i kemanusia an yang me nyatu,
nampak dalam perwujudan pengembangan
kejujuran, rasa hormat, kepercayaan, cinta.
Nurani kebalikannya dari ego. Nurani tiap dimensi. Nurani adalah alasan bagi
adalah suara lembut dan pelan dalam batinperwujudan visi, disiplin, dan gairah,
sedangkan visi mengidentifikasi dalam apa
kita sedangkan ego, bersifat tiran, kejam,
s e na ng m e m a k sa k a n yang akan diwujudkan, disiplin dalam
k e he nd a k ,
bagaim ana cara me ncapainya. Gairah
m e m f o k u sk a n p a d a d i r i s end i r i d a n
kesenangan diri sendiri. Ego mengkla- adalah api dibalik mengapa, apa, dan
sifikasikan, melihat hubungan dengan kacabagaimana tadi. Menurut Covey, nurani
mata ancaman dan bukan. Sedangkan a k a n m e m b a ng k i t ka n i nt e g r i t a s d a n
nurani, menghantar pada pemahaman yang ketenangan pikiran.
lebih luas dan inklusi. Nurani memandang Pendidikan yang memberi ruang bagi
kehidupan dalam kecamata pelayanan dan perkembangan jiwa adalah pendidikan
pemberian, fokusnya adalah keamanan dan yang mengajak anak mengembangkan
kepenuhan orang lain. Ego bekerja saat nuraninya. Ini hanya mungkin diraih jika
menghadapi kritis, tetapi tidak memiliki pendidikan dibangun di dalam ruang
pertimbangan mendalam sedangkan nurani kebebasan. Ruang kebebasan ini adalah
dipenuhi pertimbangan sehingga memiliki ruang yang bebas dari perasaan takut salah,
khaza na h j awa ba n y ang b any ak. E gob e b a s d a r i t e k a nan o t o r i t a s , b e b a s
menentukan pilihan dan bertindak. Ruang
m e r a s a t e r a nc a m d e ng a n k r i t i k a n,
sebaliknya nurani mampu belajar dari ini adalah ruang kebebasan yang bukan
sebuah kesalahan dan kritikan. Nurani relat a np a b a t a s t et a p i r u a ng y a ng
ber korban, meng alahka n diri sendi ri, memungkinkan nurani setiap individu di
menundukkan ego demi tujuan atau prinsip d a l a m ny a m u nc u l. D i d a l a m r u a ng
yang lebih tinggi/mulai. Nurani tidak kebebasan, tidak ada pelabelan orang salah
memisahkan visi dan cara mencapainya. dan orang benar, tindakan yang salah
T ujuan suda h ada d alam cara dianggap sebagai fakta perilaku dan tak
membuat si pembuat kesalahan menjadi
m enc a pa i nya . Nu r a ni t er u s m e ner u s
mengingatkan kita ikatan antara tujuan danmanusia yang salah. Kesalahan dianggap
cara mencapainya dan bahwa keduanya tak sebagai bagian dari pengembangan diri.
dapat dipisahkan. Semua manusia memiliki hak berbicara tak
te rke cua li dan ta k d ibe dak an
berdasarkan jabatan dan usia.
Pilihan-pilihan selalu tersedia dan
s et i a p o r ang b e r ha k me m i li h
d e ng a n m e na ng g u ng s e t i a p
ko ns ek ue nsi a ta s pil ihan d an
tinda kannya. D i dalam ruang
kebebasan ini ada ruang refleksi
sebagai pribadi maupun kelom-
pok. Setiap tindakan dan pilihan
di refleksikan dengan pengem-
ba ngan di mens i ke manusia an
sehingga segala perubahan atau
p e ng e m b a ng a n b a i k p i l i ha n
maupun tindakan berasal dari
hasil refleksi. Proses refleksi di sini
adalah proses melihat kembali
p il ihan da n ti nda ka n d enga n
Gambar 3: Perwujudan Pengembangan Dimensi Manusia
(Stephen R.Covey, 2005:96) segala konsekuensi yang menyer-
De sa in
Pendidikan
Disiplin
Visi
KE BEB A S A N
Refleksi
Nurani Gairah
Implementa si Eva lu asi
Pendidikan Pendidikan
ter c ipta m o d e l p e nd i d i k a n y a ng m e ne m u k a n, m e ng e m b a ng k a n, d a n
memanusiakan manusia menjadi dasar bagi mewujudkan kemanusiaannya.
pengembangan desain, implementasi, serta
evaluasi dalam proses pendidikan seperti Kesimpulan
terlihat pada gambar 4.
Desain pendidikan berupa kurikulum K e m a nu s i a a n y a ng m e nj a d i o r i e nt a s i
diimplementasikan dan dievaluasi dengan pendidikan adalah manusia yang menemukan,
memperhatikan perkembangan dimensi mengembangkan, dan mewu-judkan anugerah
k e m a nu s i a a n, y a i tu p i k i r a n, t u b u h, kodratinya berupa dimensi yang berbeda tetapi
perasaan, dan jiwa. Perkembangan tiap satu, yaitu tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan
dimensi menuju pada perwujudan visi, melalui kegiatan memilih, bertindak, dan
disiplin, gairah, dan nurani. Perwujudan ini berefleksi.
dimungkinkan terwujud dalam ruang Pe rw uj ud an t ert ingg i ya ng me nj ad i ar ah
refleksi dimana di dalamnya ada ruang pengembangan dimensi kemanusiaan seka-lian
kebebasan. menjadi acuan dalam evaluasi pendidikan
Model pendidikan yang memanusiakan adalah terwujudnya visi, kedisiplinan, gairah,
manusia ini, sangat mungkin diaplikasikan dan nurani dalam diri nara didik. Pendidikan
s e hi ng g a l a y a k u nt u k d i u j i c o b a d i y a ng m e m a nu - s i a ka n m a nu s i a a d a l a h
laboratorium penelitian., ruang-ruang kelas. pendidikan yang memberi ruang bagi pengem-
M e l a k u k a n u j i c o b a i ni m e m a ng bangan dimensi kemanusiaan, ruang kebebasan,
m e m e r l u k a n k e b e ra ni a n k a r e na a d a dan ruang berefleksi dengan model yang sesuai.
Desmon Simanjuntak
E-mail : desmon.simanjuntak@bpkpenabur.or.id
Bidang Kurikulum dan Evaluasi BPK PENABUR Jakarta
pendidikan karakter seperti di media massa dan elektronik banyak memberitakan tentang
apa yang mau dibangun oleh banyak pejabat, anggota DPR kasus jual beli kunci ujian,
negara ini, yang artinya dan pengusaha yang terlibat contek menyontek,
pembangunan karakter dalam korupsi. Di sekolah juga anak- plagiarisme, bahkan kasus
pendidikan seharusnya anak diajarkan saling kriminal (tawuran) yang
menentukan karakter apa saja menghargai dan saling dilakukan oleh pelajar. Itu
yang ingin dibangun dan menghormati, tetapi dalam semua menunjukkan bahwa
dikembangkan di sekolah, praktiknya anak-anak melihat nilai realisasi karakter bangsa
tetapi itu harus sejalan anggota Dewan (wakil rakyat) tidak terwujud nyata.
dengan karakter yang di bertengkar di ruang sidang Fenomena ini muncul akibat
desain oleh Pemerintah. paripurna karena perbedaan rendahnya kualitas
Senada dengan Retno pendapat. Selain itu anak- pendidikan di Indonesia.
Listyarti, pemerhati anak juga diajarkan bersikap Faktor-faktor yang
pendidikan dari Universitas dan berlaku adil terhadap mempengaruhinya, antara
Negeri Jakarta (UNJ) Jimmy S sesama, tetapi dalam lain: (1) rendahnya sarana
Paat7 mengatakan, pendidikan praktiknya anak-anak fisik, (2) rendahnya kualitas
karakter seharusnya melekat dipertontonkan dengan guru, (3) rendahnya
dalam proses pendidikan. inkonsistensi penegakan kesempatan pemerataan
Namun, keadaan yang hukum di tanah air yang pendidikan, (4) rendahnya
sekarang mengkondisikan tumpul terhadap penguasa relevansi pendidikan dengan
pendidikan karakter justru dan tajam kepada rakyat yang kebutuhan, (5) visi dan
berdiri sendiri, bukan masuk kecil dan lemah. moralitas pendidikan serta
dalam bagian pada proses Di sisi lain, pendidikan anak didik yang rendah, (6)
pembelajaran. Sikap reaktif karakter tidak akan berhasil mahalnya biaya pendidikan.
pemerintah ini justru terkesan sesuai dengan tujuan dari Keenam halangan ini
menyalahkan guru atas gerakan nasional pendidikan hanya bisa hilang jika nilai
berbagai persoalan di negeri yang dicanangkan oleh luhur dan pendidikan
ini, seperti budaya korupsi pemerintah, jika pemerintah karakter benar-benar
dan radikalisme akibat tetap bersikukuh terealisasikan. Untuk
pendidikan moral pada PKn melaksanakan Ujian Nasional mendapat hasil yang
dan Agama dianggap gagal. (UN). Karena pendidikan maksimal berkaitan dengan
Guru kembali dipersalahkan karakter adalah pendidikan permasalahan di atas sangat
dalam kasus ini. Padahal, soal budi pekerti plus, yaitu yang diperlukan suatu terobosan di
moral bukan tanggung jawab melibatkan aspek dunia pendidikan untuk
guru dan sekolah semata, pengetahuan (cognitive), menciptakan generasi muda
karena pendidikan perasaan (feeling), dan yang berkarakter dan
semestinya dimulai dari tindakan (action), sedangkan berprestasi tinggi. Untuk
rumah. Ujian Nasional (UN) mencapai itu diperlukan
Dalam tataran teori, cenderung hanya diukur dari inovasi dan pengembangan
pendidikan karakter sangat segi pengetahuan (cognitive) nilai disiplin serta komitmen
menjanjikan untuk menjawab saja. dari setiap perangkat sekolah
persoalan pendidikan di Pendidikan karakter agar pendidikan karakter bisa
Indonesia. Namun, dalam cenderung tak akan pernah terus berjalan. Dampak dari
tataran praktik, seringkali tersentuh secara nyata jika pendidikan karakter dapat
terjadi bias dalam hanya sebatas proses membangun individu untuk
penerapannya. Misalnya saja, pemahaman tentang karakter mengenali dirinya sendiri dan
di sekolah anak-anak atau hanya bersifat informasi mampu menetapkan tujuan
diajarkan tentang kejujuran, tanpa adanya tindakan. pendidikannya. Menciptakan
tetapi dalam praktiknya anak- Dewasa ini di media cetak, Insan yang Berkarakter Kuat
anak sering mendengar berita elektronik dan media internet
Judul Buku:
Pemasaran Jasa Pendidikan
Pengarang:
David Wijaya, M.M
Tahun /Cetakan:
2012 / Cetakan 1
Kolase:
1 jilid, 290 halaman, 17x24 cm
Penerbit:
SalembaEmpat Jakarta
ISBN:
978 979 061 258 7
Resensi oleh:
Debora L. Kana
Email: debora.ek@bpkpenabur.or.id
SDM BPK PENABUR Jakarta
Imma Helianti Kusuma
Email: hentye@yahoo.com
Kurikulum dan Evaluasi BPK PENABUR Jakarta
P
emasaran atau marketing dewasa ini berkelanjutan. Pemasaran jasa pendiddikan
bukan hanya dimiliki oleh dunia untuk organisasi berorientasi laba dengan
b i s ni s , t e t a p i t e r ny a t a l e m b a g a organisasi nirlaba (sekolah) tentulah sangat
pendidikan/sekolah juga membutuh- berbeda. Oleh karena itu perlu model tersendiri
kannya, karena meningkat- u nt u k p e m as a r a n j a s a
nya kompetisi, perubahan pendidikan. Buku Pemasar-
demografi, ketidakpercayaan a n J a s a P e nd i d i k a n y a ng
ma syar akat , pe nyel idik an ditulis David Wijaya, M.M
m ed i a s e r ta k et e r ba t a sa n merupakan salah satu buku
sumber daya. Kondisi inilah y a ng m e ng ul a s t e nt a ng
y ang m e m ic u m u nc u l ny a pemasaran jasa pendidikan.
pemasaran jasa pendidikan Bu ku i ni me mb er ik an
dalam rangka meyakinkan w a w a s a n p er b a nd i ng a n
masyarakat akan eksistensi pemasaran yang biasa terjadi
sekolah dan jasa yang ada d i d u ni a b is ni s d e ng a n
se su ai d engan k eb ut uhan pemasaran untuk jasa pendi-
masyarakat. Sekolah perlu dikan. Pengupasannyapun
mendapatkan input yang lebih mengalir dari yang umum
matang untuk mendukung menuju ke hal yang khusus
p r os e s p em b e l aj a r a n d a n yaitu dari dunia bisnis ke
meningkatkan daya saing. d al a m d uni a p e nd i di k an.
O l e h k a r e na i t u s e k o l a h Dengan demikian pembaca
memerlukan strategi jasa pendidikan untuk dapat memahami apa yang biasanya terjadi di
m e m e na ng ka n k o m p e t i s i a nt a r s e k o l a h. dalam dunia bisnis yang kemudian dapat
Pe ma sa ran j asa p endid ik an pe rl u b el aj ar memahami apa yang seharusnya ada di dalam
m e ni ng k a tk a n k e p u a s a n p e l a ng g a n j a s a pemasaran jasa pendidikan. Banyak pakar dan
pendidikan karena pendidikan merupakan praktisi pendidikan berpendapat bahwa buku
proses sirkuler yang saling mempengaruhi dan ini dapat menggugah pendidik dan tenaga
pemasaran pendidkan dan analisis pemasaran pendidikan; usia produk (product live), yaitu
j as a pe nd id i ka n. J u g a m e nc a ku p pi l i ha n lama waktu berlangsungnya proses pembel-
strategis atau cara memilih pendekatan strategis ajaran; dan kualitas produk (product quality)
pemasaran jasa pendidikan, serta pelaksanaan yaitu apakah produk jasa pendidikan memenuhi
strategis yang merubah strategi pemasaran jasa persyaratan kualitas yang diinginkan pelang-
pendidikan menjadi praktik pemasaran jasa gan jasa pendidikan.
pendidikan. Harga dapat diubah dengan cepat namun
Riset pemasaran jasa pendidikan sebenar- organisasi menghadapi masalah terpenting
nya menjadi sesuatu yang strategis untuk dalam kaitan dengan aktivitas penentuan harga.
dilakukan. Hal ini merupakan sumber data M e ne nt u k a n ha r g a m e r u p a k a n s e s u a t u
untuk pengembangan program sekolah. Buku ini pertukaran antara barang dan jasa. Namun di
memberikan tuntutan data seperti apa yang pendidikan harga jasa dianggap sebagai biaya
dapat dimanfaatkan, bagaimana proses riset itu pendidikan. Untuk menentukan hal ini tidaklah
sendiri, dan juga mengkombinasikan kecende- mu da h ka re na ba ny ak u ns ur ya ng har us
rungan pasar yang biasa menjadi sebuah pertim- d i p e r t i m ba ng k a n. B u k u i ni me m b e r i k a n
bangan untuk memperoleh informasi konteks- t u nt u na n b a g a i m a na m e ne nt u k a n b i a y a
tual. Sangat disa-yangkan bagian ini tidak pendidikan. Di dalamnya dikupas tentang faktor
dilengkapi dengan contoh nyata yang mampu yang memepengaruhi pengeluaran pendidikan.
menggiring pembaca yang awam akan riset Bagian ini sangat membantu dalam menentukan
u nt u k s e t i d a k ny a m e m a ha m i a p a y a ng biaya pendidikan. Kembali kepada kelemahan
d ilakuka n da la m buku ini, tidak ada
bagian ini. Dengan contoh nyata yang
demikian, pembaca dapat memperjelas
y a ng a w a m a k a n teori dan pertim-
riset merasakan
Promosi jasa pendidikan b a ng a n y a ng
b a g i a n ini k e k u - merupakan salah satu variabel dimunculkan.
rangan penjelasan yang seharusnya dilakukan oleh Strategi penentuan
atau informasi sekolah dalam memasarkan harga jasa tergam-
Jawaban untuk produk jasa pendidikan. b a r j e l as ha l -ha l
taha pan Di mana yang harus diper-
kita berada saat ini, hatikan.
dan tahapan dima- Pro mosi j asa
nakah kita akan berada, memerlukan audit pendidikan merupakan salah satu variabel yang
pemasar-an jasa pendidikan, yang dalam buku seharusnya dilakukan oleh sekolah dalam me-
ini dijelaskan dengan tuntas. Untuk men-capai masarkan produk jasa pendi-dikan. Bagaimana
a p a y a ng d i - t a r g e tk a n p e r l u d i a - d a k a n s e k o l a h me nj a ng - k a u m a s y a r ak a t u nt u k
pemilihan terhadap strategi pemasaran dan menginfor-masikan dan meya-kinkan untuk
bauran pemasaran. Secara sistimatis buku ini memilih produk yang dita-warkan. Kondisi ini
memberi wawasan bahwa untuk mencapai berhubungan dengan komuni-kasi dua arah.
tahap penting yang ke tiga, yaitu bagaimana cara Formula 6M lah untuk mengetahui unsur-unsur
kita mencapai apa yang ditargetkan, maka perlu ko munika si p ema -sa ran yan g se la nju tnya
diperhatikan tentang kualitas dan keistimewaan memerlukan strategi promosi jasa pendidikan.
p r o d u k , k u a l i t a s d an b a u r a n j a s a , s e r t a Bagaimana strategi promosi yang cocok untuk
kesesuaian harga tawaran, demikian pendapat sekolah sudah dibahas dalam buku ini, namun
Kotlen (2000). belum menampilkan bagaimana memilih yang
Produk jasa pendidikan (tawaran pasar) paling cocok untuk kondisi tertentu dengan
memberikan warna keberhasilan dalam sekolah karakteristik tertentu.
dan lembaga pendidikan yang berkaitan dengan Sumber daya manusia merupakan sumber
mutu pendidikan antara lain rentang produk penting bagi sebuah sekolah karena semua yang
(p r o d u c t r a n g e ) y a i t u a ne k a p r o d u k j a s a ada tidak akan pernah berfungsi ketika sumber
pendidikan yang ditawarkan; manfaat produk daya manusia tidak tersedia. Sumber daya
(p r o d u c t be n e f i t ) y a i t u m a nfa a t a k t i v i t a s m a nu s i a j u g a m e nj a d i p e ngg e r a k s i st e m
pembelajaran bagi siswa dan apakah produk pendidikan. Di samping itu sumber daya
jasa pendidik berorientasi kepada produk jasa manusia berfungsi sebagai sumber pengetahu-
Rewindinar
E-mail: rewindinar@gmail.com
Humas BPK PENABUR Jakarta
U nt u k m e nd u k u ng k e g i a t a n d an b e l a j a r
Tabel 2: Daftar Sekolah Baru
m e ng a j a r s i s w a d a n d a l a m r a ng k a BPK PENABUR Jakarta (2009-2012)
meningkatkan pelayanan kepada orang tua
muridnya, BPK PENABUR Jakarta membangun Tahun Sekolah
gedung sekolah yang baru, tidak hanya di
wilayah lokasi baru, tetapi juga melengkapi 2009 TKK dan SDK PENABUR
gedung-gedung sekolah untuk jenjang yang Kota Wisata
belum ada di satu kompleks. Denagn demikian, 2012 SMPK dan SMAK PENABUR
orang tua dapat menyekolahkan anaknya di BPK Summarecon Bekasi
PENABU R mulai dari jenjang TK sampai
dengan SMA di kompleks tersebut. Selain itu, 2012 SMAK PENABUR Kota
renovasi gedung sekolah lama juga dilakukan, Modern
sehingga kondusif dan siswa dapat termotivasi
belajar dan berprestasi lebih baik lagi.
Pada usia BPK PENABUR ke 62 tahun, Dengan demikian keseluruhan sekolah
berikut adalah daftar gedung sekolah yang telah PENABUR sampai tahun 2013 berjumlah 65
diresmikan selama kepengurusan Ir. Robert sekolah (18 TKK, 16 SDK, 14 SMPK, 13 SMAK, 1
Robianto (Ketua BPK PENABUR Jakarta Periode SMKFK, 1 Primary, 2 Secondary).
2006-2010 & 2010-2014). BPK PENABUR Jakarta mengelola sekolah
nasional dengan cirri-ciri sebagai berikut.
Tabel 1: Daftar Gedung Sekolah 1. Taman Kanak-kanak (TKK)
BPKPENABUR Jakarta TKK BPK PENABUR Jakarta menerapkan
yang Diresmikan (2009-2012) p r i ns i p b e r m a i n sa m b i l b e l a j a r d a n
b e r s o s i a l i s a s i . M e la l u i p e r m a i na n, a na k
Tanggal Peresmian Gedung diperkenalkan pada angka, huruf, warna, benda-
benda dan sebagainya, sehingga anak-anak
3 Oktober 2009 SMPK dan SMAK
akan menyenangi kegiatan belajar.
PENABUR Bintaro Jaya
Program di TKK BPK PENABUR Jakarta:
10 Januari 2009 PENABUR International nasional , bil ingual, dan toddler.
Kelapa Gading
2. Sekolah Dasar (SD)
14 November 2009 TKK 3 PENABUR Pada jenjang ini, siswa akan dibimbing dalam
upaya pembentukan dan pengembangan diri
20 Desember 2010 SMPK 6 dan SMAK 6 untuk menjadi manusia dewasa yang mandiri
dan bertanggung jawab serta takut akan Tuhan.
26 Februari 2011 Peresmian TKK dan Kebiasaan baik seperti disiplin, menghargai
SDK PENABUR Agus
orang lain, sikap menghormati, rajin beribadah,
Salim
peduli sesama, dipupuk dan dikembangkan di
15 Agustus 2011 SMPK PENABUR jenjang ini. Program SDK BPK PENABUR
Harapan Indah Jakarta: nasional, bilingual, SBI (Sekolah Bertaraf
Internasional dan akselerasi.
15 September 2012 TKK 2 dan SDK 2
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pembelajaran di jenjang ini, sudah mengarah
Selain per esmian gedung-gedu ng sekolah kepada pemahaman ilmu pengetahuan dan
tersebut, BPK PENABUR Jakarta juga melakukan logika. Selain itu, pendidikan karakter juga
pembukaan sekolah di lokasi-lokasi baru, mendapat penekanan yang kuat. Pada jenjang
berikut. SMP ini pula, guru menerapkan pendidikan
dengan komunikasi yang sesuai dengan remaja, f. SMAK 6: Mandarin for business, yaitu melatih
di mana pada usia jenjang SMP (12-15tahun) siswa melakukan komunikasi bisnis dalam
adalah usia anak mencari jati diri pengaruh Bahasa Mandarin. Dengan demikian, siswa
komunitas atau teman yang sangat tinggi bagi d a p a t m e ng e m b ang k a n k e m a m p u a n
mereka. Dengan demikian guru dapat menjadi Bahasa Mandarin untuk menjadi warga
teman ataupun model bagi anak didik. global.
Program SMPK PENABUR Jakarta: nasional, g. SMAK 7: Information Communication and
bilingual, Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Technology (ICT), yaitu melatih siswa dalam
dan akselerasi. memanfaatkan teknologi dan informasi
d a l a m m e l a k u k a n be r b a g a i a k t i f i t a s
4. Sek olah Men engah Ata s (S MA) dan siswanya. Sehingga siswa dapat menguasai
Sekolah Menengah Farmasi (SMF). teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan
P a da j e nja ng S MA i ni , p e nd id i k a n y a ng yang lebih baik.
diterapkan selama tiga tahun (usia 15-18tahun) h. SMAK Bintaro Jaya: Seni dan budaya, yaitu
adalah meningkatkan kualitas pembelajaran m e m u p u k k e m a m pu a n s i s w a d a l a m
dan penguasaan materi para siswa. Lulusan bersosialisasi dengan sesama.
SMAK PENABUR Jakarta memiliki prestasi yang i. SMAK Harapan Indah: Character Formation,
baik di dalam maupun luar negeri. Selain banyak y ai tu me nd i di k s is w a ya ng na nti ny a
diantaranya menerima beasiswa, lulusan juga me mi li ki k ep anda ia n inte le kt ua l da n
diterima di perguruan tinggi ternama di dalam memiliki karakter Kristus dalam perilaku
(UI, ITB, IPB, dll) dan di luar negeri (NTU, NUS, mereka.
SMU, MIT, Princeton). j. SMAK Gading Serpong: Robotic, yaitu
Program SMAK PENABUR Jakarta: nasional, melatih siswa untuk menguasai teknologi
Brilliant Class dan Sistem Kredit Semester (SKS). robotik terapan sehingga siswa lebih kreatif
Masing-masing SMAK BPK PENABUR dan inovatif dalam mencipta.
Jakarta memiliki ciri khas di dalam pembel- k. Sekolah Menengah Farmasi (SMF), yaitu
ajarannya, sehingga siswa dapat memilih sesuai menyiapkan siswa agar mampu melanjut-
dengan minat dan bakat serta kemampuan kan studinya maupun bekerja di bidang
mereka: farmasi dengan baik.
a. SMAK 1: Science and technology (IPTEK), yaitu
menyiapkan penemu atau ilmuwan masa Program Unggulan
depan. BPK PENABUR Jakarta
b. SMAK2: Entrepreneurship (kewirausaha-
wan), yaitu melatih siswa untuk mandiri, BPK PENABUR memiliki 6 (enam) program
gigih dan kreatif yang mendukung jiwa unggulan sebagai berikut.
seorang entrepreneur. 1. Kelas Toddler.
c. SMAK 3: Kedisiplinan dan ketrampilan TKK BPK PENABUR Jakarta, sudah dimulai
managerial, yaitu melatih siswa berdisiplin pada usia anak 1,7 tahun (Toddler), yaitu sebelum
dan memiliki pengelolaan diri dengan memasuki usia Kelompok Bermain (Play Group).
l i ng k u ng a n, s e hing g a s i s w a m a m p u Tujuan kelas toddler adalah membiasakan anak
merancang masa depan yang gemilang. dalam bersosialisasi bersama kelompoknya serta
d. SMAK 4: Entertain and public relations, yaitu mengembangkan aspek psikomotorik, afektif dan
melatih siswa melakukan entertain dan kognitif dalam belajar sejak usia dini.
k o m u ni k a s i y a ng ha nd a l s e hi ng g a Kelas toddler diselenggarakan di: TKK 1,
m e m b a ng u n r a s a pe r c a y a d i r i s e r t a TKK 3, TKK 6, TKK 10, TKK 11, TKK PENABUR
kemampuan berkomunikasi siswa. Bintaro, Gading Serpong, dan Kota Modern.
e. SMAK 5: Leadership (kepemimpinan), yaitu
melatih kepemimpinan siswa. Sehingga 2. Program Bilingual
siswa mandiri, bertanggung jawab, berani Program bilingual melatih siswa untuk dapat
dan aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dan
tidak sama. Siswa dapat menyelesaikan studi Kurikulum Cambridge (A Level & IGCSE
sesuai kecepatan belajar masing-masing lima Program).
hingga 10 (sepuluh) semester.
Program SKS terdapat di SMAK PENABUR Semua mata pelajaran disampaikan dalam
Harapan Indah. Bahasa Inggris (kecuali Bahasa Indonesia) baik
oleh native, expatriate maupun guru lokal.
Program Internasional Disedi akan double deg ree ba gi si swa y ang
BPK PENABUR Jakarta menghendaki pendidikan dengan kurikulum
nasional dan Cambridge. Program Internasional
Program internasional diperuntukan bagi siswa BPK PENABUR Jakarta saat ini terdapat di
yang menginginkan memperoleh pendidikan 1. Kelapa Gading 2 (Primary, Upper & Lower
s e t a r a d a n d i a k u i se c a r a i nt e r na s i o na l . Secondary) dengan CAMBRIDGE IE Centre
T u j u a nny a a d a l a h a g a r s i s w a d a p a t Number ID 087
memperoleh pendidikan seta ra dan diakui 2. Tanjung Duren (Upper & Lower Secondary)
secara internasional serta da pat mengambil dengan CAMBRIDGE IE Centre Number ID
studi lanjut di luar negeri denga n menggunakan 137
Ketua II/Ketua Bidang Pengembangan Strategis : Dr. Drs. Henson, SH, CN, MH
1. Kajian Pustaka
2. Kajian Empiris
3. Kajian/ Studi Kasus
4. Evaluasi
B. Ragam Naskah
5. Kajian Kebijakan
6. Kajian Pengembangan
7. Analisis Deskriptif/Opini
8. Resensi Buku
i. Sifat: Informatif
ii. Latar Belakang Masalah & Masalah
Minimal 3 kata
c. Kata-Kata Kunci
Merupakan istilah/konsep penting
i. Bahasa Indonesia
Acuan Penulisan Ilmiah d. Bahasa
ii. Bahasa Inggris
i. Deskriptif
b. Bentuk
ii. Informatif
a. Jenis Penelitian
i. Kualitatif
a. Hasil/Data
ii. Kuantitatif
i. Interpretasi
b. Pembahasan
6. Hasil dan Pembahasan ii. Analisis: induktif, deduktif, komparatif
i. Makro/Umum
c. Implikasi
ii. Mikro/Khusus
a. Kesimpulan
7. Penutup b. Saran
a. Gaya/Style: APA
1. Format: A4
2. Huruf: Book Antique- 10 point,
D. Fisik Naskah
3. Panjang naskah: 4.000 - 10.000 kata dengan1,5 spasi
4. Wujud: Soft copy dan printout