Anda di halaman 1dari 126

Diterbitkan oleh:

BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR (BPK PENABUR)

I S S N : 1412-2588

Jurnal Pendidikan Penabur (JPP) dapat dipakai


sebagai medium tukar pikiran, informasi dan
penelitian ilmiah antar para pemerhati masalah pendidikan.

Penanggung Jawab
Ir. Budi Tarbudin, MBA.

Pemimpin Redaksi
Prof. Dr. BP. Sitepu, M.A.

Sekretaris Redaksi
Rosmawati Situmorang

Dewan Editor
Prof. Dr. BP. Sitepu, M.A.
Prof. Dr. Theresia K. Brahim
Dr. Ir. Hadiyanto Budisetio, M.M.
Ir. Budyanto Lestyana, M.Si.
Dra. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd.

Alamat Redaksi :
Jln. Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lt. 5, Jakarta Barat 11470
Telepon (021) 5606773-76, Faks. (021) 5666968
http://www.bpkpenabur.or.id
E-mail : jurnalpenabur@bpkpenabur.or.id
Jurnal Pendidikan Penabur
Nomor 19/Tahun ke-11/ Desember 2012
ISSN: 1412-2588

Daftar Isi i

Pengantar Redaksi ii - v

Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai, Sugiharti,


1-19

Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning Berbasis Web dengan Prinsip e-Pedagogy dalam
Meningkatkan Hasil Belajar, Muksin Wijaya, 20-37

Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan, Widodo, 38-51

Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan, Hilda Karli, 52- 63

Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa H.A.R. Tilaar, 64-84

Pendidikan yang Memanusiakan Manusia, Esther Christiana Yuwanda, 85-97

Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter: Membentuk Karakter Unggul? Desmon Simanjuntak,


98-103

Resensi buku: Pemasaran Jasa Pendidikan, Debora L. Kana dan Imma Helianti Kusuma,
104-107

Profil BPK PENABUR Jakarta, Rewindinar, 108-117

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 i


Pengantar Redaksi

encana Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan


R Kebudayaan untuk mengganti Kurikulum Pendidikan
Dasar Menengah dari KTSP 2006 menjadi Kurikulum
2013 menuai berbagai tanggapan dari berbagai pihak
dalam paruh akhir tahun 2012. Reaksi masyarakat yang peduli
akan pendidikan dapat dikategorikan pada 3 (tiga) kelompok yaitu
yang setuju, tidak setuju, dan setuju dengan catatan dengan alasan
masing-masing. Di samping itu terdapat juga kelompok yang masa
bodoh dalam arti tidak memberikan reaksi sama sekali, apakah
karena tidak memahami, tidak peduli, atau apatis. Polemik itu
semakin menghangat ketika Pemerintah memberikan ruang kepada
masyarakat untuk memberikan tangapan atau masukan dalam uji
publik bulan November dan Desember 2012.
Perubahan, penyempurnaan, atau pergantian kurikulum
adalah suatu hal yang wajar dan patut dilakukan dalam penyeleng-
garaan pendidikan. Dalam waktu tertentu kurikulum perlu ditinjau,
dikaji, atau dievaluasi untuk melihat sejauh mana kurikulum itu
masih sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni, serta dapat memenuhi kebutuhan peserta didik di
samping tuntutan pemakai tenaga lulusan lembaga pendidikan.
Akan tetapi, mengapa perubahan kurikulum di Indonesia selalu
menimbulkan kehebohan dan perubahan itu dianggap bukan
untuk peningkatan mutu pendidikan tetapi merupakan kemauan
atau kepentingan pihak tertentu sehingga memunculkan ungkapan
Ganti Menteri, ganti kurikulum?
Kurikulum yang merupakan dokumen resmi dan dijadikan oleh
lembaga pendidikan sebagai dasar memberikan pengalaman belajar
kepada peserta didik di dalam dan di luar lembaga pendidikan. Oleh
karena itu, kualitas dan kuantitas capaian belajar dalam bentuk
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh oleh peserta
didik sangat ditentukan oleh muatan kurikulum. Mutu dan relevansi
pendidikan sangat dipengaruhi oleh kurikulum yang disusun atas
landasan filosofis, psikologis, sosial-budaya,dan perkembangan
ilmu, teknologi, dan seni. Keberhasilan mencapaian tujuan
pendidikan nasional yang ditetapkan dalam Undang- Undang
tentang Sistem Pendidikan Nasional (yang terakhir No 20
Tahun 2003), sangat ditentukan oleh keberhasilan penjabarannya
dalam kurikulum pendidikan di masing-masing jenjang dan jenis
pendidikan. Dengan demikian, sebelum dilakukan perubahan
kurikulum perlu dilakukan evaluasi menyeluruh dan objektif atas
kurikulum yang sedang diberlakukan. Hasil evaluasi dan analisis
kebutuhan dijadikan acuan dalam menyempurnakan, merubah atau
mengganti kurikulum.
Proses penyusunan kurikulum, juga mempengaruhi kualitas
kurikulum yang dihasilkan. Untuk menghasilkan kurikulum yang
berkualitas, relevan dengan kebutuhan serta berorientasi ke depan,

2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


perlu mengikutsertakan sejumlah ahli dalam bidang penyusunan
kurikulum, mata pelajaran/disiplin ilmu, dan pendidikan.
Kelayakan dan keterpakaian kurikulum juga perlu dibuktikan
melalui uji coba.
Di lain pihak perubahan kurikulum menimbulkan sejumlah
konsekuensi yang patut diperhitungkan. Pertama, perubahan
kurikulum memerlukan sosialisasi kepada semua pendidik dan
tenaga kependidikan sampai mereka memahami benar perubahan
apa yang terjadi dalam kurikulum baru. Pendidik/guru merupakan
pelaksana langsung kurikulum, melakukan penyesuaian kurikulum
dengan lingkungan pembelajaran, mengembangkan kurikulum
sehingga operasional, dan secara profesional melakukan kajian/
telaahan atas komponen-komponen yang ada dalam kurikulum.
Dengan demikian guru perlu dilatih dan dipersiapkan dengan baik
jauh sebelum kurikulum diterapkan di sekolah.
Kedua, pelaksanaan kurikulum memerlukan berbagai perangkat
pendukung seperti buku teks pelajaran, alat peraga, alat peraktek,
buku rapor, atau sumber belajar lainnya. Pembuatan dan pengadaan
perangkat pendukung kurikulum itu memerlukan waktu dan biaya
yang tidak sedikit. Sungguhpun kurikulum diberlakukan secara
bertahap berdasarkan jenjang atau tingkat pendidikan, selalu saja
terjadi kesenjangan waktu antara mulainya pelaksanaan kurikulum
dengan tersedianya perangkat pendukung. Di samping itu perlu
diketahui bahwa sangat beresiko mempersiapkan perangkat
kurikulum bersamaan waktunya dengan penyusunan dan pengem-
bangan kurikulum dengan maksud agar perangkat pendukung telah
tersedia di sekolah ketika kurikulum baru dilaksanakan. Perangkat
kurikulum dapat dimulai dan dibuat secara efektif kalau kurikulum
sudah final, bukan masih dalam proses penyusunan.
Ketiga, perubahan struktur kurikulum dapat pula memerlukan
perubahan jumlah dan keahlian guru. Penambahan, pengurangan,
atau pengintegerasikan mata pelajaran mengakibatkan penataan
kembali tugas guru, yang mungkin berujung pada kelebihan atau
kekurangan jumlah guru di sekolah.
Keempat, perubahan kurikulum dapat mengakibatkan juga
perubahan proses pembelajaran di kelas sebagai akibat perubahan
pendekatan/strategi/metode pembelajaran atau pengembangan
sumber belajar yang memerlukan penyesuaian dari guru dan peserta
didik. Perubahan proses pembelajaran di kelas atau di luar kelas
didahului dengan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang disusun guru mengacu pada kurikulum yang berlaku.
Proses penyusunan kurikulum serta konsekuensi perubahan
kurikulum dapat mengakibatkan polemik atas rencana Pemerintah
mengubah Kurikulum KTSP 2006 menjadi Kurikulum 2013.
Kebijakan merubah kurikulum itu tidak didahului dengan evaluasi
formal atas pelaksanaan Kurikulum KTSP 2006 yang sedang
dilaksanakan. Guru pada umumnya baru mulai membiasakan diri
dengan tuntutan Kurikulum KTSP 2006 dan sejumlah guru masih
belum terampil menerapkan Kurikulum itu melalui penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan. Dalam

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 3


keadaan yang demikian muncul rencana Pemerintah mengganti
kurikulum dengan melakukan perubahan yang cukup mendasar
seperti perubahan mata pelajaran , pendekatan pembelajaran, jumlah
jam belajar dan sumber belajar.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan perubahan
kurikulum yang mulai diberlakukan tahun pelajaran 2013/2014
bertujuan untuk membuat manusia Indonesia yang bermartabat,
berbudaya, dan memiliki karakter kebangsaan yang kuat. Esensi
Kurikulum 2013 adalah basis kompetensi dengan pemikiran
kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan serta
tetap memberikan kewenangan kepada satuan pendidikan dan guru
mengembangkannya. Akan tetapi proses penyusunan kurikulum ini
terkesan tergesa-gesa dalam waktu yang relatif singkat serta
dipaksakan. Uji publik yang semestinya memberikan kesempatan
kepada masyarakat luas untuk memberikan tanggapan, penilaian,
masukan, atau penyempurnaan, dilakukan secara terbatas dan
hasilnya belum diumumkan secara meluas. Cara-cara seperti ini
dapat memberikan kesan, uji publik Kurikulum 2013 lebih bersifat
pro forma atau sekedar memenuhi prosedur untuk keperluan
pencitraan yang berarti ke luar dari ranah pendidikan.
Penyederhanaan jumlah mata pelajaran di SD pada Kurikulum
2013 misalnya, dianggap dapat mengurangi beban belajar serta
membuat peserta didik mempelajari dan memecahkan suatu masalah
secara terintegerasi. Sedangkan dengan menambah jam belajar di
sekolah dimaksudkan untuk memberikan lebih banyak pengalaman
belajar peserta didik di bawah bimbingan guru. Akan tetapi,
penambahan jam belajar dapat menimbulkan masalah baru terhadap
biaya operasional sekolah serta pengaturan jam belajar bagi sekolah
yang double shift.
Banyaknya masukan yang diberikan masyarakat kepada
Pemerintah bukan berarti keberatan atas perubahan kurikulum,
tetapi lebih disebabkan oleh persiapan yang dilakukan kurang
matang dan dalam waktu yang relatif sangat singkat. Walaupun
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan penjelasan
melalui jajarannya, jawaban itu dianggap belum memadai sehingga
menimbulkan kegelisahan guru, orangtua, dan masyarakat mengha-
dapi tahun pelajaran baru yang semakin mendekat. Kekhawatiran
itu dapat semakin mengarah pada apatisme masyarakat, karena
kelihatannya Pemerintah tetap bermaksud menerapkan Kurikulum
2013 mulai tahun pelajaran baru yang akan datang.
Dalam situasi peralihan kurikulum yang demikian,
masyarakat memberikan harapan kepada pendidik dan tenaga
kependidikan, khususnya guru dan kepala sekolah, yang menjadi
operator/pelaksana langsung kurikulum. Guru dan kepala sekolah
diharapkan cukup cerdik dan bijaksana menanggapi dan
melaksanakan Kurikulum 2013, walaupun mereka merupakan
komponen dari sistem pendidikan nasional yang dituntut loyal
pada cara kerja sistem yang berlaku, kepala sekolah, guru, serta
komite sekolah masih punya kesempatan untuk melakukan
penyesuaian dan pengembangan kurikulum di tingkat sekolah.

4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Profesionalisme guru diharapkan dapat menjadi benteng
pertahanan dalam menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan
yang kerap diterpa oleh berbagai masalah.
Dalam mengakhiri tahun 2012 ini, Jurnal Pendidikan
PENABUR terbit dengan aneka topik yang masih berkisar pada
kemampuan pedagogik guru baik dalam bentuk laporan penelitian
maupun sebagai hasil penalaran logika. Untuk meningkatkan
kreativitas guru misalnya, dimuat laporan penelitian tentang
pemanfaatan gambar karikatur sebagai media pembelajaran menulis
esai, pengembangan model pembelajaran elektronik berbasis web
dengan prinsip pedagogi elektronik dalam meningkatkan hasil
belajar, serta pengembangan sekolah unggulan yang dewasa ini
menarik perhatian.
Sebagai wacana yang lahir dari kajian kritis, dimuat tulisan
tentang pelajaran tematik untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan
peserta didik, pengintegrasian pendidikan kewirausahaan melalui
pembelajaran terpadu berbagai disiplin ilmu, serta pendidikan yang
memanusiakan manusia. Karakter bangsa serta pendidikan
membentuk karakter bangsa banyak didiskusikan atau dibahas di
berbagai kesempatan, khususnya karena banyaknya dekadensi
moral dalam berbagai bidang kehidupan yang dilakukan oleh
berbagai lapisan masyarakat sehingga secara perlahan menggerus
kepribadian dan martabat bangsa secara nasional. Dalam konteks
yang demikanlah, tulisan tentang agama, budaya, dan pendidikan
karakter bangsa serta isu mutakhir tentang pendidikan karakter
menjadi menarik untuk disimak.
Salah satu rubrik dalam Jurnal Pendidikan PENABUR ialah
resensi buku terbitan baru yang diisi oleh pemerhati, pembaca, dan
pencinta buku. Dalam edisi ini dimuat pula resensi buku tentang
pemasaran jasa pendidikan yang melihat jasa pendidikan sebagai
komoditas yang perlu dipasarkan dalam era persaingan yang
mendunia dewasa ini. Buku sejenis ini masih termasuk langka,
karena selama ini kebanyakan orang menganggap lembaga
pendidikan sebagai lembaga sosial. Semoga resensi ini dapat
menjadi pertimbangan bagi peminat buku tersebut.
DKI Jakarta berfungsi sebagai Ibu Kota Negara RI, pusat
perdagangan/perekonomian dengan berbagai latar belakang
penduduknya yang padat, serta berkembang dari kota metropolitan
ke megapolitan. Dalam situasi kota dan lingkungan yang demikian,
BPK PENABUR berperan serta memberikan pelayanan pendidikan
kepada masyarakat. Perkembangan profil BPK PENABUR Jakarta
dengan keunikannya melengkapi informasi yang diharapkan
bermanfaat bagi pembaca.
Seiring dengan berakhirnya tahun 2012, Dewan Redaksi Jurnal
Pendidikan PENABUR menyampaikan ucapan Selamat Merayakan
Hari Natal, serta dalam menyambut tahun 2013, mengucapkan
Selamat Tahun Baru, dengan doa dan harapan semoga berkat dan
kasih Tuhan selalu menyertai kita semua. Amin.

Redaksi

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 5


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai
Penelitian

Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai


Media Pembelajaran Menulis Esai

Sugiharti
E-mail: sugiwinarno@yahoo.co.id
SMAK 4 BPK PENABUR Jakarta

Abstrak
egiatan menulis bagi banyak kalangan dianggap sebagai kegiatan yang sangat sulit.

K Kegiatan ini akhirnya menjadi momok bagi masyarakat pelajar dan siswa pada khususnya.
Masalah yang dihadapi bagaimana guru dapat membuat siswa mampu mengungkapkan
gagasan dalam bentuk tulisan esai. Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas dalam
dua siklus, yang berlangsung selama dua bulan yaitu Februari Maret 2012, penelitian ini mengatasi
masalah tersebut baik bagi guru maupun siswa SMAK 4 BPK PENABUR Jakarta dengan meman-
faatkan karikatur sebagai media pembelajaran menulis esai. Pada akhir siklus dua terlihat siswa
bersemangat untuk melakukan proses menulis, merasa senang dalam melakukan pembelajaran
menulis esai, dan tidak merasa terbelenggu oleh aturan main proses penulisan esai. Agar siswa
tidak lagi merasa kesulitan mengawali proses penulisan, disarankan proses pembelajaran menulis
esai menggunakan media karikatur yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Kata-kata kunci: Gambar karikatur, media pembelajaran, menulis esai

Using Caricature as Instructional Media in Esay Writing

Abstract
Many people find expressing ideas through writing properly difficult to do. This expreience is also faced by
the students at school. The problem then is how the teacher teaches wasthe students to express their ideas and
feeling in written essay. This action reasearch conducted in two cycles to solve the writing problem. The
research took place at SMAK 4 BPK PENABUR Jakarta as from February through March 2012 applying
caricature as an instructional medium. At the end of the second cycle, the students were motivated to learn and
found essay writing joyful and were able to express their ideas freely. As the students learning outcome is also
significantly improved, the research suggests the teacher to use relevant caricature to motivate students in
essay writing.

Keywords: Caricature, instructional media, essay writing

p e r l u d i k e m b a ng ka n s e d i ni m u ng k i n
Pendahuluan Penguasaan bahasa mencakup kemampuan
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang Oleh karena itu, keempat kemampuan itu harus
dipergunakan oleh manusia dalam menyam- dilatihkan pada anak sejak dia memasuki
paikan informasi, gagasan, perasaan, dan pendidikan dasar.
keinginannya kepada orang lain. Oleh karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
itu penguasaan bahasa sangat penting dan (KTSP) yang tertuang dalam Silabus Bahasa
Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 6
Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

Indonesia terbagi ke dalam sejumlah unit. Setiap kan pendapat, ide, dan gagasan dalam bentuk
unit mengandung pokok bahasan mendengar- esai; serta (3) siswa dapat percaya diri dan
kan, berbicara, membaca, dan menulis yang di bertanggung jawab atas segala pernyataannya.
dalamnya sudah berisi kebahasaan dan sastra. Manfaat penelitian ialah (1) proses belajar
Penekanan pembelajaran bahasa Indonesia m e ng a j a r B a ha s a Ind o ne s i a d i S M A K 4
dalam sistem KTSP tidak lagi berorientasi pada P EN A BU R J ak a rt a m e nj a di me na r ik da n
teori semata, tetapi pada pembimbingan siswa m e ny e na ngk a n; ( 2 ) d i t e m u k a n s t r a t e g i
(peserta didik) agar menjadi pengguna bahasa pembelajaran yang tepat (tidak konvensional),
yang terampil. tetapi bersifat variatif; (3) keaktifan siswa dalam
Dalam kenyataannya di lapangan, proses menulis menjadi lebih baik; (4) keberanian siswa
b e l aj a r m eng a j a r y a ng b e r u s aha m e la t i h mengungkapkan ide, pendapat, gagasan, dan
keterampilan siswa untuk mampu menulis saran meningkat; dan (5) hasil belajar siswa
menjadi masalah besar. Misalnya kegiatan awal dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di
siswa menulis atau menuangkan ide selalu SMAK 4 PENABUR Jakarta meningkat.
tertunda karena bingung atau tidak mengerti
apa dulu yang harus ditulis. Titik awal kesulitan Kajian Pustaka
inilah yang kemudian membuat siswa malas dan
berakhir dengan rendahnya kemauan menulis. Hakikat Menulis
Pengalaman di atas memunculkan masalah, Menulis adalah aktivitas yang menunjukkan
bagaimana strategi dan metode membelajarkan s im b o l- s i mb o l y a ng t a mp a k m a t a d a la m
siswa dalam menulis sehingga siswa mampu mengomunikasikan sesuatu kepada orang
mengungkapkan gagasan tersebut dalam bentuk lain.Menulis membantu kita meningkatkan ilmu
esai? dan juga mewadahi aktivitas seseorang. Di sisi
Selama ini terdapat beberapa metode yang l a i n, ha s i l m e nu l i s a t a u t u l i s a n m a m p u
dipergunakan dalam pembelajaran bahasa menim bulkan im aaji dan membangk itkan
khusu snya di d alam meni ngkatkan siswa metafor yang mengandung banyak arti bagi
menulis, seperti penugasan membuat resensi, imajinasi dari pengalaman seseorang (Hernowo:
membuat macam-macam karangan, menulis 2001, 80). Melengkapi pernyataan tersebut Ismail
laporan berdasarkan pengamatan, mengapre- Marahimin (2002) mendefinisikan menulis
s i a s i k a n p u i s i , da n m e m b u a t c e r p e n. s e b a g a i ke g i a t a n m e ng e r a hk an s e l u r u h
Penggunaan metode pembelajaran tersebut pada pengetahuan dan kelaziman kebahasaan yang
umumnya disertai dengan pemanfaatan media. d i m i l i k i s e s e o r a ng , t e r m a s u k k o s a k a t a ,
Penelitian ini mempergunakan karikatur sebagai tatabahasa, dan sebagainya, di samping juga
media pembelajaran untuk mengembangkan hal-hal lain yang berkaitan dengan suasana
keterampilan menulis esai. Dengan demikian hatinya pada saat penulisan, serta banyak faktor
masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: lain. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa
Apakah gambar karikatur dapat dimanfaatkan ketika menulis, seseorangmencurahkan seluruh
sebagai media pembelajaran menulis esai siswa kepribadiannya dalam tulisannya.
kelas XII SMAK 4 PENABUR Jakarta? Karikatur
dipilih sebagai media pembelajaran karena Membelajarkan Siswa Menulis
merupakan gambar nonverbal yang menarik Ismail Marahimin d alam makalah MMAS
perhatian siswa dan masih sesuai untuk kelas (Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra)
XII, serta mengandung muatan fenomena di menyatakan langkah-langkah berikut yang
masyarakat dan bersifat dinamis. harus dilakukan oleh mereka yang mengajar
Penelitian ini bertujuan agar (1) guru maupun yang belajar menulis.
dapat meningkatkan strategi dan kualitas a. Langsung menulis, teori belakangan saja
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMAK 4 (kalau diperlukan)
PENABUR Jakarta dalam materi menulis esai; Penekanan aspek ini adalah kenyataan
( 2 ) s i s w a m e r a s a d i r i ny a m end a p a t k a n bahwa menulis sebagai sebuah keteram-
perhatian dan kesempatan untuk menyampai- pilan, bukan ilmu. Sebagai keterampilan,

2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

dibutuhkan latihan-latihan. Mengutip bacaan yang mereka baca. Penulis adalah


contoh latihan berenang, berenang tidak orangorang yang rajin membaca.
d i m u l ai d e ng a n t eo r i , l a ng s u ng s a j a
mencebur ke air. Terlalu banyak aturan Hakikat Esai
bahkan a kan membuat sisw a gamang Esai adalah tinjauan dalam bentuk prosa yang
menulis. digunakan pengarang untuk menampilkan
b. Mulai dari mana pun boleh pendapat pribadinya mengenai suatu masalah
Tidak ada satu titik awal yang pasti dari (aktual). Esai berisi ide-ide penulisnya yang
mana pelajaran menulis harus dimulai. Kita disertai argumen/alasan atau data, permasa-
bisa mulai dari mana pun yang kita sukai. lahan yang dikemukakan ditempatkan dalam
Kata kunci yang harus kita pegang adalah konteks yang lebih luas, dan menggunakan
m e ng a j a k m e nu l is , b u k a n m e ng a j a r pendekatan intelektual/ilmiah.
menulis. Sedangkan prinsip-prinsip dalam menulis
c. Belajar sambil bercanda esai adalah sebagai berikut.
Dalam langkah ini guru harus terampil 1. Penulis bebas mengemukakan pendapat
dalam penyajian awal. Gurauan dan canda 2. Sebaiknya pendapat yang dikemukakan
yang mengarahkan pada proses penulisan berkaitan dengan hal yang aktual
harus dibangkitkan agar siswa tergerak 3. Penyamp aian pendapa t di dasa ri o leh
keinginannya untuk menuliskan sesuatu. intelektualitas/keilmiahan
Sebab ketika seseorang menulis, apa pun 4. Pendapat harus disertai argumen atau
yang ditulisnya, seseorang akan mengerah- alasan
kan seluruh pengetahuan dan kelaziman 5. Pendapat harus disertai data/fakta
kebahasaan yang dimilikinya, termasuk ko-
sakata, tatabahasa dan sebagainya, kadang- Hakikat Karikatur
kadang bahkan juga dengan suasana hati Arti karikatur yang sebenarnya adalah potret
penulis pada saat penulisan berlangsung. wajah yang diberi muatan lebih sehingga
d. Pelajaran menulis nonlinear anatomi wajah tersebut terkesan distortif karena
P r o s e s m e nu l i s bu k a n m e ng a j a r k a n mengalami deformasi bentuk, namun secara
s e b a ny a k - b a ny a k ny a b a ha n, t e t a p i visual masih dapat dikenali objeknya. Karikatur
menanamkan kebiasaan dan kecintaan sudah sejak lama digunakan manusia sebagai
menulis. Proses ini harus terjadi berulang- alat melawan otoritas.
u la ng d an te r us me ne ru s . P ro s es ini Sutarno (Setiawan, 2002) menyebutkan Kari-
menghindari urutan-urutan pengajaran katur merupakan salah satu bentuk karya
menulis dari a sampai z. Tidak menjadi jurnalistik nonverbal yang cukup efektif dan
permasalahan apabila materi yang sama mengena balik dalam penyampaian pesan
diberikan dua tiga kali karena dalam setiap maupun kritik sosial. Dalam sebuah karikatur
pengulangan ada perubahan yang akan dapat ditemukan perpaduan dari unsur-unsur
menghasilkan kebiasaan dan keterampilan. kecer-dasan, ketajaman, dan ketepatan berpikir
e. Berbicara meniru mendengar, menulis kritis serta ekspresif yang dituangkan melalui
meniru membaca seni gambar. Karikatur pada umumnya merupa-
Ada empat keterampilan pokok dalam kan bentuk reaksi masyarakat (karikaturis),
berbahasa: mendengar, berbicara, membaca, dalam menanggapi fenomena permasalahan
d a n m e nu l i s . P ro s e s p e ng u a s a a n yang muncul dalam kehidupan masyarakat
keterampilan tersebut lebih ditekankan pada luas.Mengingat bentuknya yang nonverbal
meniru. Menulis merupakan kemampuan inilah maka para pembaca dirangsang dan
meniru dari membaca. Sampai dalam taraf didorong untuk secara kreatif mengembangkan
tertentu, siapa pun yang mampu menulis sendiri berbagai interpretasi sebagai respons
adalah mereka yang mampu meniru dari terhadap apa yang diungkapkan oleh karika-

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 3


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

tu ris dala m k arya nya. Dengan dem ikia n, Siklus I


masalah interpretasi merupakan salah satu 1. Penyusunan Program Pembelajaran
aspek penting dalam memahami pesan yang Proses pembelajaran pemanfaatan karikatur
diungkapkan oleh sebuah karikatur. dalam menulis esai ini dilaksanakan di SMAK4
PENABUR Jakarta. Siswa yang menjadi subjek
Menulis atas Dasar Gambar Karikatur dalam pelaksanaan kegiatan pembel-ajaran ini
Aktivitas menulis atas dasar gambar karikatur adalah siswa kelas XII SMAK4 PENABUR
ini sangat membantu siswa dalam mengerahkan Jakarta, yaitu XII IPA1, XII IPA2, XII IPS1, XII
s e l u r u h p e ng e t a hu a n d a n k e l a z i m a n IPS2, dan XII IPS 3 (populasi). Sampel dalam
keb ahasaa n yang dimi liki siswa . Menu lis karya tulis ini adalah kelas XII IPA2 yang
sebagai suatu keterampilan terwujud melalui berjumlah 29 siswa. Waktu pelaksanaan adalah
kreativitas siswa dalam menuangkan idenya. pada semester 2, sebanyak 4 jam pelajaran x 45
Mengingat karikatur sebagai bentuk nonverbal, menit dengan materi pembelajaran Menulis Esai.
kegiatan menulis melalui gambar karikatur ini
telah merangsang dan mendorong siswa untuk Perencanaan
s e c a r a k re a t i f m e ng e m b a ng k an s e nd i r i a. Materi esai akan disampaikan dengan
interpretasinya sebagai bentuk respon siswa menggunakan metode ceramah.
terhadap apa yang dilihat dan diketahui. b. Setiap siswa akan diberi fotokopi karang-
Dengan demikian penekanan pernyataan an esai argumantasi beserta karikatur yang
Ismail Marahimin bahwa mengarang adalah dijadikan objek menulis.
sebuah keterampilan tidak dimulai dari teori, c. Guru menjelaskan kerangka karangan dari
langsung saja menulis, mulai darimana saja contoh esai argumentasi tersebut.
b o l e h ( d e ng a n p e ne k a na n p a d a a s p e k d. Berdasarkan penjelasan dan contoh, siswa
mengajak menulis), dan menulis merupakan dikondisikan untuk membuat karangan esai
proses meniru dari membaca, penggunaan argumentasi.
karikatur sebagai media pembelajaran dapat e. Guru langsung memerintahkan s iswa
m e ng a t a s i p e r m a s al a ha n s i s w a d a l a m m em bu at k ar anga n e sa i ar gu me nt as i
mengungkapkan idenya. Gambar karikatur d eng a n m ed i a k a ri k a tu r ya ng s u da h
dapat mengarahkan siswa untuk memak- disiapkan.
simalkan kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan
berpikir kritis serta ekspresif. Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan adalah sebagai
Metodologi Penelitian berikut.
a. Guru mengondisikan suasana kelas dan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan reaksi siswa pada saat akan memulai
kel as (P TK) d engan meng gunak an mo del mengarang.
Kemmis dan MC Taggart. Model ini pada b. Guru membagikan dua buah artikel yang
hakikatnya mengemukakan sejumlah perangkat ada kaitannya dengan topik dan karikatur
atau untaian dengan satu perangkat terdiri atas yang menjadi tema esai.
empat komponen muatan, yaitu: perencanaan, c. Guru menyuruh siswa untuk membaca
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat artikel tersebut dengan saksama.
ko mp onen y ang be rup a unta ia n te rs eb ut d. Guru memberi kesempatan kepada siswa
dipandang sebagai satu siklus. Pengertian siklus untuk bertanya jawab berkaitan dengan
adalah putaran kegiatan yang terdiri perencana- artikel tersebut.
an, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Guru memberi kesempatan kepada siswa
Da lam pel aks ana anny a j uml ah s ikl us untuk memanfaatkan handpone untuk
sangat bergantung kepada permasalahan yang mengutip syair lagu, puisi, ungkapan atau
perlu diselesaikan. Penelitian ini dilakukan peribahasa sebagai bagian pembuka dalam
dengan dua siklus. sebuah karangan.

4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

e. Guru menghentikan aktivitas membaca struktur penulisan


artikel dan sumber lain karena aktivitas - kohesi dan koherensi
mengarang akan dimulai. - tingkat kelogisan
f. Guru mengondisikan ruang kelas dan siswa - diksi/pilihan kata
untuk memulai mengarang. - penggunaan Ejaan yang Disempurnakan
g. Guru memberi kesempatan kepada siswa (EyD)
untuk memanfaatkan handhpone untuk j. G u r u m e nj e l a s k a n k a i d a h p e nu l i s a n
mengutip syair lagu, puisi, ungkapan atau karangan:
peribahasa sebagai bagian pembuka dalam 1) Kemampuan mengungkapkan karang-
sebuah karangan. an 60 %
h. Guru menjelaskan skenario pembelajaran 2) Keberadaan strukturkalimat (30%):
yang akan dilakukan. Perbendaharaan kata , kaidah sintaksis,
1) Guru memulai kegiatan belajar di kelas g ay a p e ng u ng k ap an ga g as a n, da n
dengan urutan sebagai berikut: tingkat penalaran/logika.
2) Siswa mendapat lembar folio bergaris 3) Penguasaan EyD (10%): Huruf kapital,
untuk membuat karangan esai. tanda baca, penggunaan kata
3) Si swa me nda patk an soa l d eng an k. Siswa membuat karangan esai argumentasi.
sajian sebagai berikut. l. G u r u m e nc a t a t du r a s i w a k t u a na k
Buatlah sebuah esai argumentasi dengan tema menuliskan ide atau gagasannya
yang kalian kembangkan berdasarkan gambar m. Guru mengakhiri aktivitas menulis esai
yang tersaji berikut ini! (sesuai dengan durasi waktu).
Keterangan: n. P a d a t a ha p a k hi r, g u r u d a n s i s w a
1) Panjang karangan + 250 kata. mela kukan u mpan ba lik at au refl eksi
terhadap proses pembelajaran yang telah
berlangsung.

Pengamatan
S e t e l a h di l a k s a na k a n p e r e nca na a n d a n
tindakan, didapat fakta bahwa data yang
diperoleh terdapat beberapa ketidak sesuaian
antara perencanaan, tindakan, dan tujuan
penelitian.
Hasil yang diperoleh adalah:
1. Masih ditemukan siswa yang harus berla-
ma-lama untuk memulai mengarang.
2. Masih ditemukan siswa merasa bingung
harus mulai dari mana.
3 . P a d a s a a t p e l a ks a na a n, s i s w a m a s i h
bertanya-tanya tentang konsep esai
4. Aktivitas awal menulis lebih didominasi
dengan suasana kelas yang agak ribut
2) Menggunakan bahasa Indonesia yang karena siswa berusaha memahami gambar
baik dan benar. karikatur yang tersaji, berdiskusi dengan
3) Menggunakan Ejaan yang Disempur- teman berkaitan dengan gambar karikatur.
nakan.
4) Unsur yang dinilai: Refleksi
isi tulisan Lembar Refleksi
- kesesuaian topik dengan pembahasan. 1. Berapa l ama And a berani menuli skan
- kedalaman dan ketuntasan pembahasan gagasan atau mengungkapkan karangan
materi. berbentuk esai?

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 5


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

a. 5 menit b. 15 menit c. 20 menit lebih 1 0 sa m p a i de ng a n 15 m e ni t b a r u b er a ni


2. Kesulitan apa yang Anda temukan ketika mengungkapkan gagasannya sebanyak 7%,
akan mengarang? sedangkan yang membutuhkan waktu lebih dari
.........................................................................
20 menit 93%.
Pertanyaan kedua,Kesulitan apa yang Anda
Menulis Esai temukan ketika akan mengarang? Berbagai
Lembar refleksi ini diisi selesai mengarang jawaban siswa (1) menentukan tema, ide,
dengan cara melingkari jawaban yang sesuai inspirasi (2) pertama kali apa yang harus ditulis
untuk soal nomor 1 dan membuat alasan tertulis (3) tidak mengerti akan menulis apa.
untuk soal nomor 2. Hasil refleksi tertulis adalah
sebagai berikut. Penilaian proses
Pertanyaan pertama, berapa lama Anda Pada saat siswa melakukan kegiatan, guru
berani menuliskan gagasan atau mengungkap- melakukan observasi atau pengamatan dan
kan karangan berbentuk esai? Siswa yang berani melakukan penilaian proses. Hasil karangan
menuliskan gagasan hanya dalam waktu 5 menit esai sebagai berikut.
sebanyak 0%, siswa yang membutuhkan waktu Hasil Esai dari Karikatur Siklus I

1. Sepasang Sandal Bisu Bukti Tajamnya Sebilah Pisau

(Gabriela Ellenzy/XII IPA-2)

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak


Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia
Dan tak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli,
Malu aku jadi orang Indonesia.

Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Taufiq Ismail 1998

Dalam benak saya tak ada alasan apa pun untuk tidak setuju bahwa keadilan dalam bidang
hukum di Negara Kesatua Republik Indonesia, yang bernotabene adalah Negara hukum, telah
mengalami degradasi. Layaknya sebilah pisau, hukum di Indonesia terasa runcing ke bawah,
tetapi tumpul ke atas. Mengapa tidak? Toh, buktinya jelas! Meski sepuluh pengacara telah turun
tangan untuk membela sepasang sandal, tetap saja hal itu tidak membuahkan hasil. Sebuah ironi?
Ataukah sebuah tontonan konsumsi masyarakat yang tak akan berakhir?
Apabila sepasang sandal Ando putih itu dapat mengatakan siapa pemiliknya, maka kasus
yang terjadi AAL, seorang remaja berusia lima belas tahun, tak akan pernah tercatat dalam
Pengadilan Negeri Palu. Namun, kenyataan yang terjadi justru sebaliknya, sandal itu tetaplah
sandal biasa yang membisu, tidak ada yang dapat mengetahui kebenarannya tentang sandal putih
tersebut. Ah, tetapi saat hakim meminta si Pemilik untuk mengenakan sandal tersebut, tidak
tampak bahwa sandal tersebut berukuran pas dengannya. Sandal itu tampak kekecilan! Mungkin
hal itu tidak mengherankan bagi AAL, sebab si Pemilik, yang merupakan seorang Brigadir Polisi
Satu (Briptu), menyatakan kehilangan sepasang sandal bermerek Eiger, bukan Ando.
ALL memang mengambil sepasang sandal yang bukan miliknya, tetapi si Pemilik pun tak
seharusnya melayangkan pukulan-pukulan saat menginterogasi AAL. Sungguh mengesankan!
Hukum justru lebih memilih anak berusia lima belas tahun yang tidak memiliki kuasa apapun
ketimbang seorang Briptu yang tindakannya tidak dapat dibenarkan karena telah melakukan

6 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

penganiayaan kepada seorang anak di bawah umur. Bukankah hal itu pun merupakan perbuatan
yang melanggar hukum? Sungguh, hukum di Indonesia takluk pada kekuasaan dan jabatan (dan
harta yang terutama).
Entah apa yang terjadi. Entah apa maksud para penegak hukum ketika memutuskan suatu
kasus sederhana dengan sanksi yang berat, sementara kasus yang memakan milliaran uang Negara
dengan sanksi yang sama, bahkan lebih ringan. Entah kepada siapa lagi rakyat Indonesia harus
mendapatkan hak dan perasaan aman di tengah segala krisis yang melanda. Entah mau dibawa
ke mana lagi Negara Indonesia ini ketika lembaga yang seharusnya mengayomi masyarakat justru
menyerang kedudukan masyarakat yang lemah. Akankah sebilah pisau itu terus menyayat segala
sesuatu yang berada di bawahnya?

Hasil Esai dari Karikatur Siklus I

2. Sandal Jepit yang Lebih Mahal dari 28 Miliar Rupiah


(Giovanna Eunike, XII IPA-2)

Begini nasib jadi bujangan. Kemana-mana, asalkan suka. Tiada orang yang melarang. Inilah
sepenggal lirik lagu Bujangan yang dinyanyikan oleh Koes Plus. Lirik ini menceritakan tentang
kebebasan dan kebahagiaan menjadi bujangan. Tentunya dalam kehidupan nyata, semua orang
ingin bebasan dan kebahagiaan walaupun bukan bujangan, baik mereka rakyat kecil pun juga
demikian. Namun kenyataan dan harapan yang terjadi. Jauh berbeda hasilnya. Rakyat kecil dalam
kasus AAL pencurian sandal jepit tidak dapat merasakan kebebasan, kebahagiaan bahkan
keadilan itu.
Kasus ini menimpa AAL, pelajar sebuah sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri yang iseng
mencuri sepasang sandal jepit milik oknum anggota polisi. Akibatnya tak main-main, selain
diinterogasi, bahkan dipukuli dengan tangan dan benda tumpul, ia juga terancam lima tahun bui
atau hukuman penjara. Kini kasusnya sedang diproses di pengadilan. Mengetahui hal tersebut,
simpati public pun menyeruak. Berbagai elemen masyarakat didukung oleh sejumlah Lembaga
Swadaya Masayarakat (LSM), beramai-ramai mengadu ke Komisi Perlindungan Anak (KPA).
Kasus AAL tidak hanya menjadi perhatian public nasional. Dunia pun memberikan skandal
sandal jepit ini. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa Indonesia belum dapat menegakkan keadilan.
Bagaimana bisa dikatakan bahwa mencuri sandal jepit merupakan tindakan kriminal dan anak
tersebut diancam bui selama 5 tahun? Apakah ini yang namanya hukum? Bagaimana dengan
kasus para koruptor seperti Gayus yang masih dapat menikmati kebebasan dalam masa
hukumannya? Ini benar-benar mengusik rasa keadilan di masyarakat. Setiap anak berhak
memperoleh perlindungan baik secara fisik, mental, maupun sosial agar dapat tumbuh dan
berkembang secara sehat dan wajar. Perlakuan sama juga harus diterima anak yang tengah
berhadapan dengan proses hukum.
Berdasarkan pasal 16 Undang-Undang Nomor 23 tahun 20002 tentang perlindungan anak,
UU Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, serta keputusan bersama Mahkamah Agung,
Kejaksaan Agung, dan Polri, penahanan atau pemenjaraan anak adalah upaya terakhir. Sebenarnya
telah banyak kejanggalan yang diungkapkan oleh beberapa saksi, salah satunya adalah barang
bukti. Barang bukti yang diajukan ke persidangan bukan sandal yang awalnya dikatakan hilang.
Awalnya oknum polisi tersebut, Rusdi mengaku kehilangan sandal merek Eiger. Namun, yang
dibawa jaksa sebagai barang bukti bermerek Ando.
Dari kasus tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa penyebab kasus tersebut merupakan
hal yang sepele saja. Dimulai dari keisengan sang anak dan tindakan hiperbola sang oknum, kasus
ini pun sampai ke pengadilan. Sebagai masyarakat yang toleran, kita pun ketika menjadi sang
polisi dapat menempuh jalan damai yaitu dengan menasihati sang anak dengan baik-baik. Jangan
karena kita polisi, semua pelanggaran harus melalui jalur hukum, padahal polisi sekarang lebih

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 7


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

menyukai jalur damai. Coba polisi tersebut dapat memposisikan dirinya sebagai ayah anak
tersebut yang melihat kasus tersebut, maupun orang lain pasti akan mengatakan, namanya juga
anak kecil, merespon dari keisengan anak tersebut.

Berdasarkan data hasil karangan esai, format penilaian berikut:

Format Penilaian Hasil Menulis Esai Siklus I 1. Kesesuaian topik dengan pembahasan
A. Kemampuan untukmengungkapkan isi/
gagasan dengan memperhatikan panjang
karangan 250 kata dengan persentase
20%.

Gambar 2: Kesesuaian Topik


dengan Pembahasan

Berdasarkan gambar 2 data 41% siswa


sud ah ma mpu m engungkapk an to pik
Gambar 1: Kemampuan Mengungkapkan sesuai dengan pembahasan. Kesesuaian
Isi/Gagasan topik yang dimaksud adalah antara gambar
k a r i k a t u r y a ng t er s a j i d e ng a n t o p i k
Berdasarkan gambar 1 terdapat persentase pemba hasan at au perma salahan yang
kemampuan mengungkapkan isi /gagasan ke diulas siswa berdasarkan sudut pandang
dalam karangan dengan menekankan pada siswa (si pengarang) sudah ada kesesuaian.
ketentuan jumlah kata sebanyak 250 kata Dari sudut pandang pembaca, si pembacaKo
hanya 10%. dapat memiliki gambaran secara utuh dari
Kelompok kedua siswa dengan kemampuan ulasan tersebut. Sedangkan siswa yang
mengungkapkan gagasan/ide dalam sajian belum mampu mengungkapkan topik sesuai
karangan yang kurang mencapai 250 kata d e ng a n p e m b a ha sa n m e nc a p a i 5 9 % .
karena terbatas oleh durasi waktu mencapai K e l o m p o k i ni har u s m e nd a p a t k a n
32%. Sedangkan kelompok ketiga siswa yang mendapatkan penekanan tersendiri dalam
belum mampu mengungkapkan gagasannya hal pemahaman topik dan pembahasan.
dalam arti baru tiga atau lima kalimat bahkan
s am a se ka li b e lu m me nu li s ka n ka ta -k at a 2. Kedalaman dan ketuntasan pembahasan
sebanyak 58%. Kelompok ketiga ini harus materi
mendapat perhatian dan penjelasan ulang. Berdasarkan gambar 3 data didapatkan 10%
yaitu 3 dari 29 siswa mampu mengung-
B . I s i t u l i sa n d e n ga n p e rs e n t a s e 4 0 % kapkan gagasan dengan kedalaman isi
mencakup: materi yang sangat bagus dan ketuntasan
1. Kesesuaian topik dengan pembahasan. s a j i a n k a r a ng a n ya ng s e s u a i d e ng a n
2. Kedalaman dan ketuntasan pembahasan kerangka esai yaitu terdapat pendahuluan,
materi.

8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

mengulas kalimat dan bagian-bagiannya


sudah berada pada tataran kebahasaan
yang tinggi yaitu tataran urutan kelima.
Pada tingkatan ini dapat dikatakan sulit
bagi siswa. Tataran ini mencakup: (1)
pengertian kalimat, lebih terfokus pada
bagian-bagian Kalimat yaitu bagian inti,
ka li mat t ung ga l, kl aus a, da n kal im at
majemuk, (2) predikat dan subjek, dan (3)
kohesi dan koherensi kalimat yaitu bentuk
keterkaitan satu kalimat dengan kalimat
yang lain hingga membentuk paragraf yang
utuh. Bagian ini menjadi penghambat siswa
pada saat proses penulisan berlangsung.
Pada umumnya siswa sudah memikirkan
apakah kalimatnya benar atau tidak. Benar
yang dimaksud apakah ada subjek, predikat
Gambar 3: Kedalaman dan Ketuntasan atau objeknya, terkaitkah kalimat satu
Pembahasan Materi dengan kalimat yang lain. Pemikiran yang
demikian menjadi penghambat dalam
isi, dan penutup. Kelompok kedua siswa mengungkap-kan gagasan. Pada tataran ini
dengan kemampuan mengungkapkan isi persentase 41% dapat dikatakan cukup
materi sangat bagus, tetapi ketuntasan sajian bagus, mengingat jika siswa memikirkan
karangan kurang lengkap yaitu pada bagian tataran sebuah kalimat yang baik dan
penutup sebanyak 31%. Sementara 59% keterkaitan kalimat yang ada, siswa tidak
siswa masih belum mampu mengungkapkan akan mampu mengungkapkan gagasan
gagasan sesuai dengan kerangka esai. tertulisnya secara utuh. Maka sebagaimana
diutarakan oleh Ismail Marahimin dalam
C. Kemampuan berdasarkan struktur kalimat makalah MMAS (Membaca, Menulis, dan
dengan persentase 30%. Apresiasi Sastra) menyatakan ada langkah
1. Kaidah Sintaksis atau Kalimat mencakup yang harus dilakukan oleh mereka yang
kohesi dan koherensi 10% mengajar maupun yang belajar menulis
y a i t u : ( a ) l a ng s ung m e nu l i s , t e o r i
belakangan saja (kalau diperlukan), (b).
mulai dari mana pun boleh, (c) belajar sambil
bercanda (dibangkitkan perasaan senang/
gembira bagi si penulis), (d) pelajaran
menulis nonlinier (menanamkan kebiasaan
atau kecintaan), dan (e) berbicara meniru
mendengar, menulis meniru membaca).

2. Tingkat Penalaran atau Logika 10%


Pada bagian ini sesuai gambar 5,+ tingkat
Gambar 4: Kemampuan Berdasarkan penalaran logika juga memiliki persentase
Struktur Kalimat yang rendah yaitu hanya 46 %. Bagian ini
le bih be rka ita n de nga n p ola su sunan
Kemampuan siswa memahami kaidah kerangka karangan. Pola logis menjadikan
sintaksis dalam kalimat cukup rendah s e b u a h k a r a ng a n t e r s a j i d e ng a n
hanya 41 %. Rendahnya kemampuan ini me na mp ilk an t angga pa n yang se su ai
dikarenakan sintaksis atau bagian yang dengan jalan pikiran yang susunan dan

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 9


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

Gaya pengungkapan yang dimaksud adalah


pengembangan dari urutan logis yang terdiri
atas beberapa macam seperti klimaks,
antiklimaks, kausalitas, pemecahan masa-
lah, umum-khusus, urutan familiar atau
aksepabilitas. Gaya pengungkapan dalam
karangan dipengaruhi oleh diksi/pilihan
kata yang dipakai oleh siswa. Perbenda-
haraan diksi/pilihan kata siswa dipengaru-
hi oleh kemampuan membaca. Berdasarkan
d at a me nu nj uk ka n k em am pu an g ay a
pengungkapan sudah bagus yaitu sebesar
75%. Hal ini terjadi karena gaya tiap siswa
dalam mengungkapkan gagasannya dapat
Gambar 5: Tingkat Penalaran
terjadi secara manasuka atau bebas.
atau Logika
urutannya logis. Kesulitan yang dihadapi C. Penulisan dengan persentase 10%
siswa adalah kurangnya kemampuan siswa
untuk membuat kerangka karangan dan
mengaitkan dengan permasalahan yang ada
di masyarakat. Namun, kondisi persentase
yang demikian sudah menunjukkan adanya
tingkatan kelogisan siswa yang cukup
bagus dalam mengutarakan gagasannya.
Dalam aktivitas menulis jika karangan
siswa sudah memiliki kelogisan yang cukup
bagus maka kemampuan bernalar siswa
dapat dikatakan yang cukup baik.
Gambar 7: Penguasaan EyD
3. Gaya Pengungkapan Gagasan berkaitan dalam Karangan
dengan diksi/pilihan kata 10%
1. Penguasaan EyD dalam karangan
Penguasaan siswa terhadap pemakaian
huruf kapital cukup memadai 40%. Semen-
tara pemakaian tanda baca termasuk rendah
yaitu 15%. Hal ini besar kemungkinan kare-
na p em aka ia n tanda ba ca b agi s is wa
menjadi permasalahan besar karena harus
dihadapkan dengan buku panduan Ejaan
yang Disempurnakan (EyD). Penulisan kata
cukup memadai 45% bagian ini mencakup
penulisan kata, kata turunan, gabung kata,
kata baku, kata serapan, dan imbuhan.
Pem ahama n sis wa unt uk ba gian EyD
memang menjadi permasalahan dan pada
Gambar 6: Gaya Pengungkapan Gagasan um um ny a p engua sa an ej aa n m enja di
Berkaitan dengan Diksi/pilihan kata bagian yang rumit karena semua telah ada
aturannya.

10 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

Siklus II 5. Guru memberikan arahan kepada siswa


Perencanaan untuk jangan takut dalam mengungkapkan
Perencanaan pada siklus II ini adalah hasil dari apa saja yang terdapat dalam benak pikiran
refleksi yang dilakukan pada siklus I. berkaitan dengan menulis.
Perencanaan siklus II adalah : 6. Guru menyuruh siswa untuk membaca
1 G ur u m e mb ac a ka n c o nt o h pe nul i sa n artikel yang sudah disiapkan.
k ar i ka t u r y ang s u d ah se s ua i de nga n 7. Guru memberikan contoh (pemodelan)
ketentuan sebuah karikatur yang baik. karikatur yang telah diuraikan dan dibuat
2 Guru menyiapkan kembali beberapa artikel menjadi esai.
yang sudah disesuaikan dengan tema 8. Guru akan memberi kesempatan kepada
gambar karikatur yang akan dijadikan siswa untuk memanfaatkan handpone untuk
sebagai alat uji. mengutip syair lagu, puisi, ungkapan atau
3 Guru memberikan arahan kepada siswa un- peribahasa sebagai bagian pembuka dalam
tuk membaca artikel yang sudah disiapkan. sebuah karangan.
4 Siswa membaca artikel dengan batasan 9. Guru menjelaskan skenario pembelajaran
alokasi waktuh ditentukan. yang akan dilakukan.
5 Guru akan memberi kesempatan kepada 10 Guru memulai kegiatan belajar di kelas
siswa untuk memanfaatkan handpone (Black dengan urutan sebagai berikut:
Barry) untuk mengutip syair lagu, puisi, a. Siswa mendapat lembar folio bergaris
ungkapan atau peribahasa sebagai bagian untuk membuat karangan esai.
pembuka dalam sebuah karangan. b. Siswa mendapatkan soal dengan sajian
6 Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sebagai berikut:
g ur u me ng u mp ul ka n k em ba li ar ti ke l Buatlah sebuah esai argumentasi dengan tema
tersebut. yang kalian kembangkan berdasarkan gambar
7 Guru memberikan contoh (pemodelan) yang tersaji berikut ini!
karikatur yang telah diuraikan dan dibuat
menjadi esai.
8 Siswa disiapkan untuk kondisi mengarang.
9 Guru membagikan kertas folio dan gambar
karikatur sebagai alat uji.
10 Siswa mengarang sesuai dengan durasi
yang telah ditentukan.

Tindakan
1 Siswa yang terlibat dalam kegiatan ini sama
yaitu siswa kelas XII IPA 2 dengan jumlah
29 siswa.
Durasi waktu 2 jam pelajaran X 45 menit
dengan materi pembelajaran Menulis Esai.
2 Berpedoman pada contoh penulisan yang
benar dan baik, guru memberikan fotokopi
hasil penulisan esai yang benar dan baik, Keterangan:
sebagai bahan perbandingan pada saat 1) Panjang karangan + 250 kata.
nanti mereka akan menulis. 2) Menggunakan bahasa Indonesia yang
3 Guru mengulas bagian-bagian penulisan baik dan benar.
tersebut secara runtut termasuk ulasan 3) Menggunakan Ejaan yang Disempur-
tentang EyD. nakan.
4. Guru memberi kesempatan kepada siswa 4) Unsur yang dinilai:
untuk bertanya jawab berkaitan dengan isi tulisan
proses penulisan selanjutnya. - kesesuaian topik dengan pembahasan.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 1


1
Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

- kedalaman dan ketuntasan pembahasan 4. Hasil kegiatan sudah sesuai dengan rencana
materi. penilaian.
struktur penulisan
- kohesi dan koherensi Refleksi
- tingkat kelogisan Menurut siswa, penggunaan karikatur sebagai
- diksi/pilihan kata m ed i a d a l am p em b e la j a ra n me nu li s es a i
- penggunaan Ejaan yang Disempurnakan mengurangi la manya gagas an te rungk ap.
(EyD) Kesulitan utama siswa dalam menentukan tema
esai dapat diatasi dengan mudah melalui sajian
11 . G ur u m enje l as ka n k ai da h p enu li sa n
tema karikatur. Kemampuan mengungkapkan
karangan:
gagasan dalam sajian kalimat bagi siswa sangat
a) Kemampuan mengungkapkan karang-
leluasa/tidak terikat.
an 60 %
Berdasarkan pengamatan terdapat perbeda-
b) Keberadaan strukturkalimat (30%):
an kondisi pada saat siswa membuat esai dengan
Perbendaharaan kata , kaidah sintaksis,
tema- tema yang sudah um um (peris tiwa,
ga ya p engu ngk apan ga gasa n, d an
lingkungan, dll.) dengan menggunakan media
tingkat penalaran/logika.
karikatur sebagai tema/ide/inspirasi.
c) Penguasaan EyD (10%): Huruf kapital,
Berbagai jawaban ditulis oleh siswa. antara
tanda baca, penggunaan kata
lain adalah (1) dengan menggunakan media
12. Siswa membuat karangan esai argumentasi.
karikatur tema/ide lebih variatif dan luas, (2)
13 G u r u m e nc a t a t du r a s i w a k t u a na k
ide atau tema dari karikatur lebih jelas, (3) mun-
menuliskan ide atau gagasannya.
culnya ide-ide baru dalam pengembangan ka-
14 Guru mengakhiri aktivitas menulis esai
rangan jauh lebih banyak, (4) dengan media kari-
(sesuai dengan durasi waktu).
katur siswa sudah mendapat gambaran yang
15 Pada tahap akhir, guru dan siswa melaku-
akan diulas, serta (5) cara mengerjakan lebih cepat.
kan umpan balik atau refleksi terhadap pro-
ses pembelajaran yang telah berlangsung.
Penilaian proses
Penggunaan karikatur sebagai media dalam
Pengamatan
pembelajaran menulis esai mengurangi lamanya
1. Kemampuan mengarang siswa sangat
gagasan terungkap. Kesulitan utama siswa
memuaskan, walaupun esai berbentuk argu-
dalam menentukan tema esai dapat diatasi
mentasi masih kurang sempurna. Namun,
dengan mudah melalui sajian tema karikatur.
sudah terdapat keberanian siswa untuk
Kemampuan mengungkapkan gagasan dalam
mengungkapkan ide gagasan secara tertulis.
sajian kalimat bagi siswa sangat leluasa/tidak
2. Siswa masih harus terus dilatih untuk
terikat. Pengusaan EyD menjadi bagian atau
penekanan karangan argumentasi
rujukan ketika siswa menghadapi permasalahan
3. Kesempatan membaca artikel dan contoh
dalam proses penulisan.
model karangan esai yang sesuai dengan
Dibandingkan dengan siklus I pada siklus
sistematika sangat membantu siswa dalam
II dapat peningkatan kemampuan menulis esai
kemampuan mengungkapkan ide.
siswa.

12 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

Hasil Esai dari Karikatur Siklus II


Konst i t usi Tak Dapat Bi cara, Pet i nggi Hukum Beri mprovi sasi
(Angela Susanti, XII IPA-2)

Negara tak dapat diutuhkan


Tanpa rakyatnya dimanusiakan
Dan manusia tak akan menjadi manusia
Tanpa dihidupkan hati nuraninya

(Kesaksian Akhir Ahad, W.S. Rendra)


Saya tak dapat berkata lain selain setuju dengan apa yang diungkapkan W.S. Rendra dalam
puisinya tersebut. Ya! Negara tak akan utuh tanpa rakyatnya dimanusiakan. Rakyat akan
memberontak dalam tirani. Rakyat yang memang adalah manusia pasti menuntut untuk
dimanusiakan, yaitu dengan hati nurani yang direfleksikan dalam keadilan. Memanusiakan rakyat
kini menjadi tanggung jawab pemerintah dan memang dari sejak dahulu menjadi tanggungan
pemerintah, yang terwujud dengan lahirnya aparatur penegak hukum.
Namun saying, menjelang 67 tahun Indonesia merdeka dari cengkeraman kaum imperialis
dan kolonialis, tampaknya tendensi hukum dan peradilan di Indonesia semakin menjauh dari
kata adil. Tendensi hukum kini bukanlah keadilan, tetapi modal dan strata sosial. Aparatur penegak
hukum hanya menjadi properti negara. Bahkan kini, sebagian besar dari mereka beralih profesi
menjadi lambang eksekusi kekuasaan kaum borjuis. Oh, malangnya Indonesiaku!
Beberapa waktu lalu, rakyat Indonesia sempat dibuat tercengang dengan kasus Prita dan RS
OMNI. Prita yang hanya berniat untuk mencurahkan isi hatinya lewat layanan pesan singkat,
harus menanggung akibat yang tak sebanding yaitu denda senilai ratusan juta rupiah. Ia dituding
telah mencemarkan nama baik instansi terkait. Kasus ini menggerakkan hati jutaan simpatisan
untuk mengumpulkan koin yang kelak akan digunakan untuk membayar denda. Aksi sosial rakyat
Indonesia tampaknya belum menjadi tamparan kuat bagi system peradilan Indonesia.
Kini muncul nama Rasminah binti Rowan. Seorang nenek berusia 54 tahun tersebut terpaksa
menjadi pesakitan akibat tuduhan majikannya, Siti Aisyah Matgatos Soekarno Putri. Ia terpaksa
mendekam di balik jeruji besi selama 4 tahun akibat enam buah piring dan sop buntut. Tentu hal ini
menjadi pukulan yang sangat berat bagi nenek tersebut. Dalam kondisi ekonominya yang sulit, ia
masih harus menanggung beban mental yang sangat berat.
Hukum di Indonesia pun kerap melebih-lebihkan sebuah perkara. Untuk kasus pencurian
piring, baju, dan sop buntut saja, Rasminah harus diadili di tingkat kasasi (Mahkamah Agung).
Bagaimana dengan kasus para koruptor yang notabene merupakan parasit negara? Rasanya dunia
saja tak memiliki hukuman yang layak bagi mereka. Sedangkan Rasminah, yang pada akhirnya
terbukti tidak melanggar pasal 352 KUHP masih harus menanggung akibat dari perbuatan yang
tidak ia lakukan. Bukti-bukti yang ada akhirnya terungkap, dan untungnya Rasminah kini bisa
merasa lega.
Sebenarnya, perlukah Rasminah menjalani proses hukum sedemikian rupa? Rasanya tidak!
Ah, semua itu hanya tipu muslihat aparat penegak hukum. Ingin tampak heroik namun akhirnya
muncul sebagai penjahat bagi kaum miskin. Hukum di Indonesia memang tumpul ke atas tetapi
tajam ke bawah. Terlalu tajam hingga mengoyak kaum miskin di tengah kesulitan hidup. Rasa

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 1


3
Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

keadilan telah mati. Aparat penegak hukum memakai kacamata kuda ketika harus berhadapan
dengan kaum kelas atas. Semua lurus, sesuai pemegang kendali kuda, yaitu kaum borjuis.
Sebaik apapun konstitusi Indonesia disusun oleh petinggi negara, tetap konstitusi itu bisu.
Keputusan akhir seluruhnya berada di tangan penegak hukum. Untuk kasus Rasminah yang
harusnya dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan harus melalui birokrasi hukum yang sulit.
Dengan dicanangkannya program restorative justice, seharusnya permasalahan Rasminah harus
segera dieliminasi dari daftar kasus pengadilan. Hal ini dilakukan mengingat kerugian yang
ditimbulkan amat minim. Tapi apa daya, Rasminah harus diadili di tingkat tertinggi peradilan
Indonesia.
Aparat penegak hukum memang pasif menjalankan tugas sesungguhnya. Tetapi mereka
sangat aktif bahkan hiperaktif ketika uang beraksi. Sungguh mengenaskan. Apa yang saya rasakan
persis yang Taufik Ismail rasakan, malu aku jadi orang Indonesia!
Hasil Esai dari Karikatur Siklus II

Kekuatan Hukum Rimba dalam Peradilan yang Buram


(Gabriela Ellenzy, XII IPA-2)

Langit ahklak telah roboh diatas negeri


Karena akhlak roboh, hukum tak tegak berdiri
Karena hukum tak tegak, semua jadi begini
Negeriku sesak adegan tipu-menipu

Ketika Burung Merpati Sore Melayang, Taufik Ismail, 1998

Kalau boleh saya ibaratkan lembaga peradilan di Indonesia dengan sebuah kata, maka saya
akan segera menuliskan kata BURAM. Ya, buram! Saya yakin Anda pun tak akan bertanya
mengapa saya menyebutkan demikian. Negeri ini memang sesak dengan adegan tipu-menipu!
Sungguh! Namun, yang menjadi pertanyaan dalah apakah semua ini adalah sebuah tragedi nyata?
Ataukah sebuah ilusi?
Alih-alih mendapatkan kesetaraan hukum dan keadilan dari lembaga peradilan Indonesia,
rakyat (yang saya maksud tentunya rakyat biasa yang tidak memiliki kekuatan dan jabatan) Justru
harus menelan kenyataan yang sebaliknya. Lembaga peradilan bak memancarkan sebuah kekuatan,
sebuah gaya tolak, sebuah gaya pental yang seolah menyatakan bahwa semakin masyarakat terlibat
di dalamnya, maka masyarakat akan merasa semakin jauh dari rasa adil itu sendiri. Sebab, rasanya
tak perlu bagi seorang hakim untuk mendalami kasus yang tengah terjadi. Seakan hukum Indonesia
menganut sistem hukum rimba, di mana yang menang ialah yang memiliki kekuatan. Ironis memang.
Namun, hal itulah yang tengah terjadi.
Kasus yang menimpa Rasminah merupakan salah satu contoh dari ratusan, bahkan ribuan.
Kasus serupa, di mana lembaga peradilan memutuskan sebuah perkara hanya demi kepentingan
salah satu pihak. Tidak ada yang tahu kebenarannya tentang kejadian yang sesungguhnya terjadi.
Enam piring yang menjadi barang bukti pun tak akan mampu disulap untuk dapat bersaksi di
arena pengadilan. Namun, rasanya sungguh tak adil apabila seorang perempuan yang sudah
lanjut usia harus mengemban hukuman empat bulan kurungan.
Entah apa yang tengah terjadi. Entah harus kepada siapa lagi rakyat mendapatkan
perlindungan dan keadilan. Entah sampai kapan cerita buruk ini akan berlanjut. Entah harus
berapa ribu kasus lagi yang terjadi. Apakah system peradilan kita akan tetap menjadi buram?
Akankah ia akan terus menolak segalanya yang masuk ke dalamnya? Akankah hukum rimba akan
terus menjadi pedoman lembaga peradilan kita ?

14 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

Format Penilaian Hasil Menulis Esai Siklus II B. Isi tulisan dengan persentase 40% men-
A. Kemampuan untuk mengungkapkan isi/ cakup:
gagasan dengan memperhatikan panjang 1. Kesesuaian topik dengan pembahasan.
karangan 250 kata dengan persentase 20%. 2. Kedalaman dan ketuntasan pembahasan
materi.

1. Kesesuaian topik dengan pembahasan

Gambar 8: Mengungkapkan Isi/gagasan


Gambar 9: Kesesuaian Topik
Berdasarkan gambar 8 terdapat persentase dengan Pembahasan
kemampuan mengungkapkan isi /gagasan ke
dalam karangan utuh dengan menekankan pada Berdasarkan gambar 9 data 97% siswa
ketentuan jumlah kata sebanyak 250 kata sud ah ma mpu m engungkapk an to pik
meningkat secara signifikan yaitu sebesar 90%. sesuai dengan pembahasan. Kesesuaian
Hal ini menunjukkan pengalaman menulis esai topik dengan pembahasan sudah tersaji
pada siklus I yaitu dengan cara menampilkan dengan jelas. Permasalahan yang diulas
karangan esai yang benar dan baik kemudian siswa berdasarkan sudut pandang siswa (si
karangan tersebut diulas, langkah tersebut pengarang) sudah ada kesesuaian dan
memberi pengaruh besar terhadap kemampuan terulas secara variatif. Dari sudut pandang
siswa untuk mengungkapkan gagasan dalam pem baca , si pem baca dap at m emil iki
siklus II ini. Pemahaman dan kemampuan siswa gambaran secara utuh dari ulasan tersebut.
untuk lebih berani lagi mengungkapkan gagasan Sedangkan siswa yang belum mampu
sesuai dengan tema yang diangkat sudah me ngungka pkan top ik sesu ai deng an
terlihat. p e m b a ha s a n m e nca p a i 3 % . U l a s a n
Kelompok kedua siswa dengan kemampuan pembahasan terlalu melebar sehingga
mengungkapkan gagasan/ide dalam sajian kesesuaian pembaca belum mendapatkan
karangan yang belum utuh karena kurang isi secara utuh.
mencapai 250 kata mencapai 7%. Sementara
tersisa 3% lagi atau 1 siswa dari 29 siswa masih 2. Kedalaman dan ketuntasan pembahasan
be lu m ma mp u m engu ng ka pka n ga ga sa n. materi
Namun, jika dianalisis secara keluruhan dalam Berdasarkan data didapatkan 86% siswa
proses belajar mengajar dengan materi esai, mampu mengungkapkan gagasan dengan
keberanian atau kemampuan siswa dalam kedalaman isi materi yang sangat bagus
m e ng u ng k a p k a n ga g a s a n/i d e sudah dan ketunta san saj ian ka rangan yang
mengalami perubahan. sesuai dengan kerangka esai yaitu terdapat

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 1


5
Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

pengertian kalimat, lebih terfokus pada


bagian-bagian kalimat yaitu bagian inti,
ka li mat t ung ga l, kl aus a, da n kal im at
majemuk, (2) predikat dan subjek, dan (3)
Kohesi dan koherensi kalimat yaitu bentuk
keterkaitan satu kalimat dengan kalimat
yang lain hingga membentuk paragraf yang
utuh, menjadi penghambat siswa dalam
mengungkapkan ga gasan, mak a pada
siklus II siswa sedikit mengabaikan tataran
tersebut. Proses mengabaikan bertujuan
agar siswa tidak terbebani oleh aturan yang
tinggi. Penerapan konsep sebagaimana
diutarakan oleh Ismail Marahimin yaitu
Gambar 10: Kedalaman dan dengan mengajak siswa untuk belajar
Ketuntasan Pembahasan Materi menulis melalui : (a) langsung menulis, teori
belakangan saja (kalau diperlukan), (b)
pendahuluan, isi, dan penutup. Kelompok mulai dari mana pun boleh, (c) bejar sambil
k e d u a s i s w a d eng a n k e m a m p u a n bercanda (dibangkitkan perasaan senang/
mengungkapkan isi materi sangat bagus, gembira bagi si penulis), (d) pelajaran
tetapi ketuntasan sajian karangan kurang menulis nonlinier (menanamkan kebiasaan
l e ng k a p y a i t u p ad a b a g i a n p e nu t u p ata u kec intaa n), (e ) ber bicar a meniru
s e b a ny a k 1 4 % . P a da s i k l u s I I t i d a k mendengar, menulis meniru membaca).
did apat kan lagi sis wa b elum mam pu Berdampak pada keberanian anak untuk
mengungkapkan gagasan. mengungkapkan secara leluasa dalam
menulis.
C. Kemampuan berdasarkan struktur kalimat
dengan persentase 30%. 2. Tingkat Penalaran atau Logika 10%
1. Kaidah Sintaksis atau Kalimat mencakup
kohesi dan koherensi 10%

Gambar 11: Kemampuan Berdasarkan


Struktur Kalimat
Gambar 12: Tingkat Penalaran atau Logika
Kemampuan siswa memahami kaidah
sintaksis sesuai gambar 11 dalam kalimat Pada bagian ini tingkat penalaran logika
s a ng a t b a i k y a i tu 8 7 % . M e ny a d a r i siswa sudah mengalami perubahan yang
pengalaman menulis pada siklus I tataran berarti yaitu sebesar 86%. Pola susunan
sintaksis atau kalimat yang mencakup: (1) ke ra ng ka k ar anga n ya ng m enja di ka n

16 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

sebuah karangan tersaji dengan menam-


pilkan tanggapan yang sesuai dengan jalan
pikiran yang susunan dan urutannya logis
sudah terlihat bagus. Dalam aktivitas menu-
lis jika karangan siswa sudah memiliki
k e l o g i s a n y a ng c u k u p b a g u s m a k a
k e m a m p u a n b e r nal a r s i s w a d a p a t
dikatakan yang baik.

3. Gaya Pengungkapan Gagasan berkaitan


dengan diksi/pilihan kata 10%

Gambar 14: Penguasaan EyD


dalam Karangan

H a l i ni b e s a r k em u ng k i na n k a r e na
pemakaian tanda baca bagi siswa menjadi
p e r m a s a l a ha n b e s a r k a r e na s i s w a ha r u s
dihadapkan dengan buku panduan Ejaan yang
Disempurnakan (EyD).
Penulisan kata masih sama yaitu sebesar 45%
katagori cukup memadai. Penulisan kata yang
Gambar 13: Gaya Pengungkapan Gagasan mencakup penulisan kata, kata turunan, gabung
Berkaitan dengan Diksi/pilihan kata kata, kata baku, kata serapan, dan imbuhan.
Pemahaman siswa untuk bagian EyD memang
Berdasarkan data menunjukkan kemam- m a s i h m e nj a d i p e rm a s a l a ha n d a n p a d a
puan gaya pengungkapan sudah bagus umumnya penguasaan ejaan menjadi bagian
yaitu sebesar 80%. Gaya pengungkapan yang rumit karena semua telah ada aturannya.
dalam karangan yang dipengaruhi oleh
diksi/pilihan kata yang dipakai oleh siswa Analisis Data
sudah menggunakan pilihan kata yang
tepat. Perbendaharaan diksi/pilihan kata Evaluasi dalam pembelajaran ini dilakuan
s i s w a y a ng d i p e nga r u hi o l e h s a j i a n dengan dua cara, yaitu evaluasi proses dan
kar anga n es ai p ada s iklu s I memb eri evaluasi hasil. Secara umum, selama proses
dampak kepada siswa yang lain untuk l ebih p e m b e l a j ar a n, s i s w a c u k u p pe r ha t i a n,
leluasa, senang atau bebas dalam mengung- bersemangat, dan merasa senang dalam melaku-
kapkan gagasannya pada siklus II. kan pembelajaran menulis esai. Artinya, secara
afektif, siswa tidak lagi merasa kesulitan untuk
C. Struktur Penulisan dengan persentase 10% mengawali proses penulisan.
1. Penguasaan EyD dalam karangan dengan Penilaian hasil juga berlangsung dengan
persentase 10% baik dan menyenangkan, penuh pujian. Secara
Penguasaan siswa terhadap pemakaian umum, nilai yang diperoleh siswa masuk dalam
huruf kapital memiliki kemampuan yang kategori baik, yaitu rata-rata 83,3. Tidak ada yang
sama dengan siklus I yaitu sebesar 40%, di bawah standar ketuntasan belajar Bahasa dan
persentase tersebut masih termasuk cukup Sastra Indonesia, yaitu > 75.
memadai. Pemakaian tanda baca pun Mengingat pembelajaran menulis esai
memiliki kemampuan yang sama dan adalah materi baru di kelas XII dan belum pernah
termasuk rendah yaitu sebesar 15%. tersaji di jenjang sebelumnya seperti di SLTP atau

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 1


7
Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

di kelas X dan XI. Sementara kita ketahui materi aspek penting dalam memahami pesan yang
esai lebih layak diarahkan ke dalam materi diungkapkan oleh sebuah karikatur.
jenjang perguruan tinggi karena aktualisasi dan
logika menjadi fondasi dalam proses bernalar. Keunggulan Hasil Pemanfaatan Karikatur
Materi esai memiliki tingkat kesulitan yang sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai
sangat tinggi. Hakikat esai: Esai adalah tinjauan Karangan esai siswa ternyata rata-rata bagus,
dalam bentuk prosa yang digunakan pengarang kemampuan berargumentasi mereka cukup
untuk menampilkan pendapat pribadinya beragam. Paragraf pembuka proses menulis
mengenai suatu masalah (aktual). variatif, ada yang mengawali dengan larik lagu,
Menyadari akan kemampuan menulis siswa pantun, penggalan cerpen atau dialog. Keberaga-
sangat memprihatinkan sementara menulis esai man tema dan sudut pandang esai yang ditulis
adalah sebuah materi yang menuntut siswa cukup menarik. Dari Karikatur yang sama,
untuk menerapkan kemampuan bernalar yang ternyata lahir berbagai interpretasi atau respons
logis dan mampu berargumentasi dengan benar. siswa terhadap apa yang terjadi di masyarakat
Penerapan metode pembelajaran melalui media sesuai dengan batas bernalar seusia mereka.
k a r i k a t u r s e b a g a i m e d i a p e ng u ng k a p a n
kemampuan menulis dengan perolehan nilai Kesimpulan
t e r t i ng g i 9 0 , 0 d a n t e r e nd a h 7 6 , 5 a d a l a h
perolehan nilai yang sangat signifikan untuk Pe m a nf a a t a n k a r i k a t u r s e b a g a i m e d i a
kemampuan menulis. pembelajaran menulis esai siswa kelas XII
Pada dasarnya kesulitan menulis siswa SMAK4 BPK PENABUR Jakarta pada tahap
terjadi bukan karena siswa tidak dapat menulis, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran berjalan
tetapi lebih pada proses pemicu awal. Melalui dinamis, variatif, dan menyenangkan. Siswa
media karikatur, secara proses kemampuan benar-benar terlibat dalam seluruh proses
pengungkapan gagasan jauh lebih dinamis, kegiatan yang diskenariokan, baik secara fisik
aktif, interaktif, dan melibatkan emosi siswa. maupun emosi.
Sebagaimana tertulis dalam hakikat karikatur: Berdasarkan data penilaian hasil diperoleh
Karikatur merupakan salah satu bentuk karya k es im pu la n ba hw a pe mb el aj ar an d enga n
jurnalistik nonverbal yang cukup efektif dan menggunakan media karikatur dapat mening-
mengena b aik da lam pe nyampa ian pe san katkan hasil belajar. Rata-rata pencapaian siswa
maupun kritik sosial. Dalam sebuah karikatur adalah 83,3 dengan nilai terendah 76,5 dan
dapat ditemukan adanya perpaduan dari unsur- tertinggi 90,0. Kelebihan karikatur sebagai media
unsur kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan me ngu ra ngi la manya si swa untuk b era ni
berpikir kritis serta ekspresif yang dituangkan mengungkapkan ide, mengurangi kesulitan
melalui seni gambar. Karikatur pada umumnya mengungkapkan gagasan. Perbedaan yang
m e r u p a k a n b e nt u k r e a k s i m a s y a r a k a t didapat siswa menulis esai dengan media
(karikaturis), dalam menanggapi fenomena karikatur tema/ide lebih variatif dan luas, ide
permasalahan yang muncul dalam kehidupan atau tema dari karikatur lebih jelas, munculnya
masyarakat luas. ide-ide baru dalam pengembangan karangan
Mengingat bentuknya yang nonverbal jauh lebih banyak, siswa sudah mendapat
inilah maka para pembaca dirangsang dan g a m b a r a n y a ng a k an d i u l a s , d a n c a r a
didorong untuk secara kreatif mengembangkan mengerjakan lebih cepat.
sendiri berbagai interpretasi sebagai respons Berdasarkan hasil refleksi siswa secara lisan
t e r ha d a p a p a y a ng d i u ng k a p k a n o l e h maupun tulisan, proses pembelajaran menulis
karikaturis dalam karyanya. Dengan demikian, esai dengan menggunakan media karikatur lebih
masalah interpretasi merupakan salah satu variatif dan dinamis.

18 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pemanfaatan Gambar Karikatur sebagai Media Pembelajaran Menulis Esai

nonlinea yaitu menanamkan kebiasaan atau


Saran kecintaan menulis serta proses meniru dengan
penekanan berbicara meniru mendengar, menulis
Proses pembelajaran menulis esai dengan
meniru membaca .
menggunakan media karikatur dapat dicoba
Membuat metode dan karya inovatif untuk
untuk diterapkan di kelas dengan skenario yang
keperluan proses pembelajaran yang kreatif,
baik akan mendapatkan hasil yang maksimal.
produktif, dan kondusif mutlak harus dilakukan
Perlu dilakukan kebiasaan menulis secara
oleh guru.
Langsung menulis, teori belakangan saja (kalau
d i p e r lu k a n ) . P e ne k a na n a sp e k i ni a d a l a h
Daftar Pustaka
kenyataan bahwa menulis sebagai sebuah
keterampilan, bukan ilmu. Sebagai keterampilan,
Hernowo. (2001). Mengikat makna: Kiat-kiat ampuh
dibutuhkan latihan-latihan. Mengutip contoh
untuk melejitkan kemampuan plus membaca
latihan berenang, berenang tidak dimulai
dan menulis. Bandung: Kaifa
dengan teori, langsung saja mencebur ke air.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. (2009).
Terlalu banyak aturan bahkan akan membuat
Mengenal penelitian tindakan kelas. Jakarta:
siswa gamang menulis.
Indeks
Mulai dari mana pun boleh- Tidak ada satu
Marahimin, Ismail. (2002). Makalah MMAS
titik awal yang pasti dari mana pelajaran
(Membaca, Menulis, dan Apresiasi
menulis harus dimulai. Kita bisa mulai dari
Sastra) Jakarta, 3 Agustus
mana pun yang kita sukai. Kata kunci yang harus
Setiawan, Mohammad Nashir. (20020. Menakar
kita pegang adalah mengajakmenulis, bukan
panji pomong. Jakarta: Kompas
mengajar menulis.
Suryanto, Alex dan Agus Haryanta. 2007.
Belajarlah sambil bercanda, bahwa dalam
Panduan belajar bahasa dan sastra Indonesia
menulis ciptakan suasana yang menyenangkan
untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Esis
dalam kelas dan diri siswa. pelajaran menulis

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 1


9
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning
Penelitian

Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning Berbasis


Web dengan Prinsip e-Pedagogy dalam Meningkatkan
Hasil Belajar

Muksin Wijaya
E-mail: muksin.wj@gmail.com
Bidang Pembinaan dan Program Pendidikan BPK PENABUR Bandung

Abstrak
embelajaran mata pelajaran ekonomi di SMA sampai saat ini masih menghadapi masalah,

P diantaranya para siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep
perekonomian dan hasil belajar yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang
sudah ditetapkan sekolah. Oleh karena itu penulis memandang perlu adanya model
pembelajaran yang lebih baik yang dapat meningkatkan pemahaman siswa atas konsep-konsep
perekonomian dan hasil belajar yang meningkat pula. Model pembelajaran yang dikembangkan
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode Research and
Development yang dikembangkan oleh Gall dan Borg. Dari sepuluh langkah penelitian tersebut,
kemudian disederhanakan menjadi tiga tahap utama, yaitu: pendahuluan, pengembangan, dan
pengujian. Hasil pengujian efektifitas model menunjukkan bahwa model pembelajaran e-learning
berbasis web dengan prinsip e-pedagogy dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
materi mata pelajaran ekonomi dengan lebih baik yang dibuktikan dengan adanya peningkatan
hasil belajar yang dicapai. Model ini memperhatikan beberapa karakteristik: (1) Tujuan Model
pembelajaran difokuskan pada usaha pembelajaran mandiri yang terpusat pada siswa sebagai
subjek belajar (student-centred), (2) Kedudukan guru dalam model pembelajaran ini sebagai fasilitator
yang membantu dan memotivasi siswa dalam mengembangkan integritas belajar, (3) Pelaksanaan
pembelajaran tetap dilakukan dalam kelas, dengan memadukan pertemuan klasikal dengan e-
learning (blended learning). Berkaitan dengan digunakannya internet sebagai sumber belajar, maka
dukungan perangkat komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet menjadi salah satu syarat
penting. Dengan demikian pada akhirnya disarankan kepada sekolah untuk melaksanakan model
pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy sebagai model pembelajaran pada
mata pelajaran ekonomi di jenjang SMA.

Kata-kata kunci: Model pembelajaran, e-learning, pembelajaran berbasis web, e-pedagogi, blended-
learning.

Developing Web-Based e-Learning Instructional Model With e-Pedagogy Principles


to Improve Learning Achivement

Abstract
Teaching economy subject in high school is still facing problems, such students who still have difficulty in
understanding economic concepts and learning outcomes that have not reached a minimum completeness
criteria that have been established school. Therefore, the researcher looked at the need for a better learning
model that can enhance students understanding of economic concepts and learning outcomes are improved as
20 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

well. Learning model which developed in this study is a web-based e-learning model with the principles of e-
pedagogy. This study uses qualitative and quantitative approach to the method of Research and Development,
developed by Gall and Borg. Of the ten steps to the study, and then simplified into three main phases: the
information collecting, develop preliminary form of model, and model testing. The results of testing the
effectiveness of the model shows that web-based e-learning model with the principles of e-pedagogy significanly
to improve students ability to understand economy matter better and learning outcomes are improve. These
of learning models is focused on independent learning efforts are centered on students as subjects of learning
(student-centered), (2) teachers in this learning model as a facilitator to help and motivate students in developing
the learning, and (3) learning activities still being done in the classroom, by combining a classical face to face
with e-learning (blended learning). Associated with use of the Internet as a learning resource, the support of
computer devices which connected to the Internet network to be one important condition. Thus in the end,
researcher recommended the school to implement web-based e-learning model with the principles e-pedagogy
as a model in taught economic subjects in the high school level.

Keywords: Teaching model, e-learning, web-based learning, e-pedagogy, blended-learning.

Model pembelajaran seperti itu, sekarang ini


Pendahuluan dirasakan kurang bermakna bagi hasil belajar
siswa, karena siswa hanya dijejali dengan
Ketercapaian hasil belajar memang sangat hafalan-hafalan mengenai konsep-konsep bukan
dipengaruhi oleh berbagai unsur-unsur. Unsur- b a g a i m a n a me n g e r t i , m e m ah a m i a t a u
yang paling utama adalah unsur guru, unsur menguasai konsep dalam memecahkan suatu
siswa, unsur kurikulum, dan unsur sarana persoalan, apalagi didukung oleh kurangnya
prasarana pendukung pembelajaran. Guru kreativitas guru dalam menggunakan media
sesuai dengan fungsinya bertugas mengoptimal- selama proses pembel-ajaran, sehingga materi
kan kemampuan siswa dalam belajar dengan pembelajaran akan semakin sulit dipahami
apa yang kita sebut mengajar. Guru memberikan siswa. Oleh karena itu guru diharapkan mampu
peranan paling besar terhadap ketercapaian merubah paradigma lama dalam mengajar yaitu
hasil belajar siswa. Peranan guru di sini menyampaikan pelajaran sebanyak-banyaknya
menyangkut keseluruhan aspek termasuk pende- dengan paradigma baru yang menekankan pada
katan yang digunakan dalam pembelajaran. upaya membantu siswa agar lebih mampu
Guru tidak hanya memahami bahan materi mengerti, memahami, atau menguasai konsep
yang akan diajarkan, tetapi hendaknya untuk memecahkan suatu persoalan.
memahami semua karakteristik yang terkandung Berangkat dari pemaknaan dan pemikiran
di dalamnya sehingga dapat dengan mudah sebagaimana diuraikan pada latar belakang
menerapkan paradigma baru dalam proses tersebut di atas, penulis akan melakukan
pembelajaran. Namun yang terjadi di sekolah- penelitian dan pengembangan suatu model
sekolah pada saat sekarang cenderung banyak pembelajaran yang lebih efektif, dan cocok dalam
g u r u d a l am p r o s e s p e m b e l aj a r a n h a n y a membantu guru untuk lebih mening-katkan
menjelaskan atau memberitahukan segala hasil belajar siswa, meningkatkan kemampuan
sesuatu kepada siswa. Guru kurang memberikan dan kompetensi siswa SMA dengan tidak
kesempatan untuk melatih siswa dalam belajar meninggalkan unsur pedagogis, dengan
menemukan jawabannya sendiri. Dengan model memadukan pembelajaran tatap muka di kelas
pembelajaran seperti itu banyak siswa yang dan pemanfaatan teknologi informasi sebagai
semakin pasif dan cenderung merasa bosan. alat bantu pembelajaran.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


21
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

teknologi informasi dan komunikasi berupa


Kajian Pustaka komputer dan jaringan internet atau intranet.
Dengan e-learning, belajar bisa dilakukan kapan
1. E-Learning Berbasis Web dan Teori Belajar
saja, di mana saja, melalui jalur mana saja dan
yang Mendasarinya
dengan kecepatan akses apapun. Proses
Paradigma sistem pendidikan yang semula pembelajaran berlangsung efesien dan efektif.
berbasis tradisional dengan mengandalkan Ciri khas e-learning yaitu tidak tergantung
t a t a p m uk a s a j a , b e r al i h m e n j a d i s i s t em pada waktu dan ruang (tempat). Pembelajaran
pendidikan yang tidak dibatasi oleh ruang dan dapat dilaksanakan kapan dan di mana saja.
waktu dengan sentuhan dunia teknologi Dengan teknologi informasi, e-learning mampu
informasi khususnya dunia cyber (maya). Sistem menyediakan bahan ajar dan menyimpan
pendidikan yang berbasis dunia cyber yang instruksi pembelajaran yang dapat diakses
dimaksudkan disebut dan dikenal dengan kapanpun dan dari manapun. E-learning tidak
istilah e-learning. membutuhkan ruangan (tempat) yang luas
Adanya keterbatasan dalam proses belajar sebagaimana ruang kelas konvensional. Dengan
mengajar tradisional berbasis tatap muka yang demikian teknologi ini telah memperpendek
dibatasi oleh ruang dan waktu, maka e-learning jarak antara pengajar dan peserta didik.
hadir untuk mengantisipasi hal ini. Dengan Bates dan Wulf (1996) mengatakan bahwa
proses belajar mengajar tidak dibatasi lagi oleh pembelajaran e-learning juga memiliki kelebihan
ruang dan waktu sehingga hubungan antara sebagai berikut.
peserta didik dan pengajar bisa dilakukan kapan 1. Meningkatkan interaksi pembelajaran
saja dan di mana saja. (enhance interactivity)
Istilah e-learning sangat popular beberapa 2. Mempermudah interaksi pembelajaran dari
tahun belakangan ini, mekipun konsepnya m a n a d a n k ap a n s a j a (time and place
sudah cukup lama dimunculkan sebelumnya. flexibility)
Istilah ini sendiri memiliki definisi yang sangat 3. Memiliki Jangkauan yang Lebih Luas
luas. Terminologi e-learning cukup banyak (potential to reach a global audience)
dikemukakan dalam berbagai sudut pandang, 4. M e m p er m u d a h p e n y e m p u rn a a n d a n
namun pada dasarnya mengarah pada penyimpanan materi pembelajaran (easy
pengertian yang sama. Huruf e pada e-learning updating of contents as well as archivable
berarti elektronik yang kerap disepadankan capabilities)
dengan kata virtual (maya) atau distance (jarak). Perkembangan teknologi informasi dan
Dari hal ini kemudian muncul istilah virtual komunikasi (TIK) yang menghasilkan internet
learning (pembelajaran di dunia maya) atau dengan pembelajaran berbasis web merupakan
distance learning (pembelajaran jarak jauh). suatu kegiatan pembelajaran yang meman-
Sedangkan kata learning sering diartikan faatkan media situs web (website) yang bisa
dengan belajar pendidikan (education) atau diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran
pelatihan (training). Jadi e-learning berarti berbasis web atau yang dikenal juga dengan
pembelajaran dengan menggunakan media atau istilah web-based learning merupakan salah
jasa bantuan perangkat elektronika. Dalam s a t u j e n i s p e n e r a p a n d a ri p em b e l a j a r a n
pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa elektronik (e-learning).
audio, video, perangkat komputer, atau Kevin Kruse (2004) dalam salah satu
kombinasi dari ketiganya. tulisannya yang berjudul Using the Web for
E-learning merupakan sebuah proses Learning yang dimuat dalam situs web e-
pembelajaran yang dilakukan melalui network learningguru.com mengemukakan bahwa
(jaringan). Ini berarti dengan e-learning pembelajaran berbasis web seringkali memiliki
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar manfaat yang banyak bagi para peserta didiknya.
kepada peserta didik menggunakan media Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka

22 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

pembelajaran berbasis web bisa menjadi sebagai suatu proses yang aktif, dan
pembelajaran yang menyenangkan, memiliki pengetahuan tidak dapat diterima dari luar
unsur interaktivitas yang tinggi, menyebabkan mapun dari orang lain. Siswa sebaiknya
peserta didik mengingat lebih banyak materi diberi kesempatan untuk membangun
pelajaran, serta mengurangi biaya-biaya pengetahuan bukan diberi pengetahuan
operasional yang biasanya dikeluarkan oleh melalui pengajaran.
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
(contohnya uang jajan/biaya transportasi ke 3. Aplikasi e-Learning Berbasis Web di dalam
sekolah). Kelas
Dengan adanya perkembangan teknologi
2. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran informasi dalam bidang pendidikan, maka pada
Berbasis Web saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan
Menerapkan pembelajaran berbasis web dapat belajar jarak jauh dengan menggunakan media
dilihat sebagai proses yang kompleks yang tidak internet untuk menghubungkan antara siswa
hanya sekedar menjalankan langkah-langkah dengan gurunya, melihat nilai siswa secara
dalam model desain instruksional. Ada tiga teori online, mengecek keuangan, melihat jadwal
belajar utama yang digunakan sebagai dasar pelajaran, mengirimkan berkas tugas yang
pembelajaran berbasis web yaitu: behaviorisme, diberikan guru dan sebagainya, semuanya itu
kognitivisme dan konstrukstivisme. sudah dapat dilakukan. Faktor utama dalam
a. Behaviorisme distance learning yang selama ini dianggap
Behaviorisme melihat belajar adalah masalah adalah tidak adanya interaksi antara
perubahan perilaku yang dapat diamati guru dan siswanya.
yang disebabkan oleh stimulus eksternal. Namun demikian, dengan media Internet
Mereka melihat pikiran sebagai kotak sangat dimungkinkan untuk melakukan
hitam, respons terhadap suatu stimulus interaksi antara guru dan siswa baik dalam
dapat diamati secara kuantitatif, dengan bentuk real time atau tidak. Dalam bentuk realtime
mengabaikan pengaruh proses berfikir yang dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom,
terjadi di pikiran. interaksi langsung dengan real audio atau real
b. Kognitivisme video, dan online meeting. Interaksi yang tidak real
Kognitivisme melihat belajar merupakan time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion
proses internal yang melibatkan memori, group, newsgroup, dan bulletin board. Dengan cara
motivasi, refleksi, berfikir, dan meta kognisi. di atas interaksi guru dan siswa di kelas
Dalam pandangan aliran tersebut, pikiran mungkin akan tergantikan walaupun tidak
manusia memanipulasi simbol-simbol 100%. Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara
seperti komputer memanipulasi data. pendidikan lainnya dapat juga diimple-
Karena itu, pembelajar dianggap sebagai mentasikan ke dalam web, seperti materi guru
prosesor informasi. Psikologi kognitif dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat
meliputi proses belajar dari pemprosesan di download oleh siswa. Demikian pula dengan
informasi, dimana informasi diterima di ujian dan kuis yang dibuat oleh guru dapat pula
bermacam-macam indera, ditransfer ke dilakukan dengan cara yang sama. Penyelesaian
memori jangka pendek dan jangka panjang. administrasi juga dapat diselesaikan langsung
Informasi menjalani aliran transformasi dalam satu proses registrasi saja, apalagi
dalam pikiran manusia sampai informasi didukung dengan metode pembayaran online.
tersebut tersimpan secara permanen di Sampai saat ini dunia masih memerlukan
memori jangka panjang dalam bentuk paket- para guru dengan jumlah yang lebih banyak
paket pengetahuan. dengan kualitas yang lebih baik. Konferensi
c. Konstruktivisme Dakar mengungkapkan bahwa masih ada 100
Konstruktivisme melihat siswa membangun juta anak-anak yang putus sekolah mereka
pengetahuannya dari pengalaman memerlukan para guru seiring dengan target
belajarnya sendiri. Belajar dapat dilihat dunia untuk pendidikan di tahun 2015.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


23
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

Implikasinya diperlukan peningkatan atau perpaduan (Oxford English Dictionary)


keterampilan bagi para guru yang berjumlah (Heinze and Procter, 2006: 236). Sedangkan
kurang lebih 60 juta. Dari sekian jumlah guru learning memiliki makna umum yakni belajar,
tersebut sebagian besar belum memenuhi dengan demikian sepintas mengandung makna
standar kualifikasi yang diharapkan dalam arti pola pembelajaran yang mengandung unsur
kata memiliki kualitas rendah tidak memenuhi pencampuran, atau penggabungan antara satu
s y a r a t se s u a i t u n t u t a n p ro f a s i o n a l i s m e pola dengan pola yang lainnya. Apa yang
keguruan. Dalam kondisi apapun peningkatan dicampurkan? Elenena Mosa (2006) menyam-
kualitas guru perlu terus ditingkatkan sepanjang paikan bahwa yang dicampurkan adalah dua
karir mereka sebagai guru jika kita menginginkan unsur utama, yakni pembelajaran di kelas
pendidikan menuju ke arah kualitas dan daya (classroom lesson) dengan online learning.
saing tinggi. Untuk itu diperlukan strategi Pada perkembangannya istilah yang lebih
khusus yang dapat mengakomodasi populer adalah Blended e-learning dibandingkan
karakteristik aktivitas guru yang tetap dapat dengan blended learning. Kedua istilah tersebut
melaksanakan tugas kependidikan dan merupakan isu pendidikan terbaru dalam
keguruannya di samping terus memperoleh perkembangan globalisasi dan teknologi Blended
input pendidikan dan peningkatan kualifi- e-learning. Zhao (2008:162) menjelaskan isu
kasinya. Salah satu cara memperkuat profesi Blended e-learning sulit untuk definisikan karena
pengajaran para guru adalah dengan mengguna- merupakan sesuatu yang baru. Walau cukup
kan pendidikan jarak jauh dengan memanfaat- sulit mendefinisikan pengertian Blended e-
kan teknologi informasi dan komunikasi (ICT). learning tapi ada para ahli dan profesor yang
Pembelajaran konvensional tidak lagi meneliti tentang blended e-learning dan
sepenuhnya menjadi andalan, namun di tengah menyebutkan konsep dari Blended e-learning.
kemajuan teknologi saat ini diperlukan variasi Blended learning sebagai kombinasi
metode yang lebih memberikan kesempatan karakteristik pembelajaran tradisional dan
untuk belajar dengan memanfaatkan aneka lingkungan pembelajaran elektronik atau
sumber, tidak hanya dari man power seperti Blended e-learning, menggabungkan aspek
halnya guru. Pembelajaran yang dibutuhkan Blended e-learning seperti pembelajaran berbasis
adalah dengan memanfaatkan unsur teknologi web , streaming video, komunikasi audio
informasi, dengan tidak meninggalkan pola synchronous dan asynchronous dengan
bimbingan langsung dari pengajar dan pembelajaran tradisional tatap muka.
pemanfaatan sumber belajar lebih luas. Konsep Pendapat lainnyadipaparkan Bhonk dan
ini sering juga diistilahkan dengan blended Graham (2006) juga mendefinisikan sebagai
learning yaitu perpaduan antara pembelajaran berikut: Blended learning is the combination of
konvensional di dalam kelas (tatap muka guru instruction from two historically separate models of
dan siswa) dengan pembelajaran e-learning teaching and learning: Traditional learning systems
berbasis web (online). and distributed learning systems. It emphasizes the
Secara etimologi istilah Blended Learning central role of computer-based technologies in blended
terdiri dari dua
kata yaitu Blended
dan Learning. Kata
blend ber ar ti Use of
campuran, bersa- Technology
ma untuk mening-
katkan kualitas Face to Face (Dida
agar bertambah Learning Traditio
baik (Collins Dic-
tionary), atau for-
mula suatu penye-
larasan kombinasi Gambar 1: Konsep Blended Learning

24 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

learning. (Hadjerrouit, 2007: 286). Bhonk dan baik di dalam menyiapkan materi ajar, metode
Graham (2006) menjelaskan bahwa blended mengajar, maupun model pembelajarannya.
learning adalah gabungan dari dua sejarah Di dalam menyiapkan materi ajar, pada saat
model perpisahan mengajar dan belajar: sistem ini seorang guru diberi peluang untuk dapat
pembelajaran tradisional dan sistem penyebaran memanfaatkan informasi yang ada dan tanpa
pembelajaran, yang menekankan peran pusat batas untuk menghasilkan suatu materi ajar
teknologi berbasis komputer dalam blended yang lebih memiliki tingkat kualitas yang lebih
learning. Penjelasan mereka tentang konsep tinggi. Di dalam metode mengajar pun
blended learning dijelaskan pada gambar 1. seharusnya guru sudah menggunakan metode
yang lebih interaktif yang benar-benar dapat
4. Penerapan Prinsip-Prinsip e-Pedagogy menempatkan pembelajaran yang berpusat pada
dalam Model Pembelajaran e- Learning siswa (students-centered). Demikian juga dengan
Berbasis Web model pembelajaran, perlu disesuaikan dengan
Kenyataan kita lihat saat ini adalah semakin keterkinian karakteristik siswa dan keterkinian
banyak dan semakin berkembangnya perangkat perangkat yang dapat digunakan untuk semakin
yang dapat membantu kita di dalam mengajar meningkatkan kualitas pembelajaran.
at au p u n di dal am p embe l aj aran, namu n Berkaitan dengan apa yang diuraikan di
perkembangan itu tidak secepat perkembangan atas, George Siemen (2004) memperkenalkan
metode mengajar dan metode pembelajaran itu teori pedagogi connectivism yang dituangkan di
sendiri. Metode mengajar tradisional kerapkali dalam makalahnya yang bertema : Learning as
masih diterapkan di dalam lingkungan belajar network creation, yang di dalam makalahnya itu
baru yang sekarang kita hadapi dengan alasan: beliau memadukan teori belajar behaviorisme
pertama, tidak terlalu perlu metode mengajar dan konstruktivisme pada pembelajaran e-
dirubah karena metode tradisional yang learning. Connectivism yang di kemukakan
diterapkan sudah lama cukup teruji baik, alasan George mengungkapkan pengetahuan dan
kedua karena belum adanya metode mengajar pembelajaran sebagai suatu jejaring yang terdiri
yang baru yang benar-benar sesuai dengan dari simpul-simpul yang saling berhubungan.
perkembangan terkini. Para kelompok Pengetahuan menurut George sebagai suatu
pendukung adanya suatu perubahan di dalam simpul dari sekian simpul-simpul yang ada yang
mengajar dan pembelajaran sangat menentang saling berhubungan. Posisi belajar dalam
kedua alasan yang berkembang tersebut. konsep George adalah sebagai suatu hal yang
Sebagaimana diuraikan di depan, bagian membuat hubungan-hubungan baru yang
revolusi teknologi dibidang pendidikan adalah melengkapi simpul-simpul yang saling
muncul dan semakin berkembangnya e-learning terhubung dan yang sudah ada. Jadi belajar
atau blended learning. Di masa datang e-learning menurut connectivisim adalah penciptaan
akan semakin luas diterapkan tidak hanya di simpul-simpul dan keterhubungan setiap
jenjang pendidikan tinggi, tetapi mulai jenjang simpul-simpul tersebut.
pendidikan dasar karena e-learning pada Menurut George (2004) di dalam teori
dasarnya sangat mendukung dan sangat connectivism, ada delapan prinsip e-pedagogis :
mengakomodasikan konsep pendidikan seumur 1. Pembelajaran dan pengetahuan berada
hidup (life-long learning). Dalam berbagai dalam keanekaragaman ( d i v e r s i t y )
penerapan, e-learning di sampaikan melalui pandangan/pendapat/opini.
suatu lingkungan belajar yang bersifat online dan 2. Pembelajaran merupakan suatu proses
virtual seperti Blackboard dan Moodle. menghubungkan sumber-sumber informasi
Perubahan lingkungan yang menfasilitasi terutama simpul-simpul khusus.
belajar sebagaimana yang ada di dalam e-learning 3. Pembelajaran dapat terjadi dari sesuatu di
tentu akan memberikan dampak kepada guru luar manusia.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


25
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

4. Kemampuan untuk memahami adalah lebih 163 - 145). Produk yang dikembangkan dalam
penting daripada apa yang dipahami penelitian adalah suatu model pembelajaran e-
sekarang. learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogy
5. Menjaga kesinambungan dalam belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
sangat diperlukan untuk kelanjutan Berdasarkan pada langkah penelitian ini
pembelajaran. secara umum mengacu pada pendapat Gall dan
6. Kemampuan untuk melihat hubungan Borg (1989) di atas, Sukmadinata (2005:189)
diantara ide dan konsep sebagai suatu memodifikasi untuk menyederhanakannya
ketrampilan inti dalam pembelajaran. menjadi tiga tahap utama, yaitu pendahuluan,
7. Keterkinian (keakuratan, pengetahuan pengembangan, dan pengujian, seperti terlihat
mutakhir, up to date) adalah sesuatu yang pada gambar 2.
utama di dalam belajar Penelitian pendahuluan, yaitu tahap
8. Pengambilan keputusan dalam memilih apa persiapan untuk pengembangan model. Tahap
yang akan dipelajari sangat penting dalam ini terdiri atas dua langkah yaitu studi
proses pembelajaran dalam menghadapi kepustakaan dan survei lapangan. Tahap
banjir informasi. pengembangan terdiri dari tiga kegiatan yaitu
pengembangan draf awal, uji coba model
Metode Penelitian terbatas, dan uji coba lebih luas. Tahap ketiga,
adalah validasi yaitu melakukan penelitian
Pendekatan Penelitian dengan menggunakan metode eksperimen anta-
Penelitian ini menggunakan pendekatan ra kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
kualitatif dan kuantitatif dengan metode
Penelitian dan Pengembangan (Research and Hasil Penelitian
Development). Metode ini dirancang untuk
mengembangkan suatu produk baru dan atau 1. Hasil Studi Pendahuluan
menyempurnakan produk yang telah ada Tujuan studi awal adalah untuk mengetahui
dengan langkah-langkah yang dapat kondisi umum pelaksanaan Kurikulum 2006
dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2005; (KTSP) dan pembelajaran Ekonomi di tempat

Gambar 2: Skema Alur Penelitian dan Pengembangan

26 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

penelitian. Desain awal pembelajaran disusun sebagai seorang guru, diperoleh jawaban
berdasarkan hasil studi awal dan dikembangkan atas angket
melalui tahap-tahap pelaksanaan uji model. Dari jawaban angket tersebut di atas,
Melaksanakan studi awal dalam penelitian tergambar untuk aspek tujuan mengajar,
pengembangan model dipandang perlu, karena seluruh responden guru (100%) memilih
dalam penelitian ini akan diujicobakan suatu seluruh pilihan yang tersedia, artinya
model dalam rangka peningkatan kualitas bahwa seluruh responden memiliki tujuan
pembelajaran. Pengembangan model tersebut mengajar sebagai profesinya yang relatif
harus didasarkan kepada data lapangan, sama yaitu melaksanakan tugas profesinya,
tentang bagaimana kondisi lapangan yang akan transfer ilmu pengetahuan kepada siswa,
diteliti. memberikan pengetahuan kepada siswa
Aspek yang diteliti pada tahap studi awal dan juga mengubah tingkah laku siswa ke
adalah: (1) keadaan guru, siswa, sumber belajar arah positif.
dan fasilitas pendukung; (2) penerapan U n t u k as p e k h a r a p a n k e p a d a s i s w a
pembelajaran yang sedang berlangsung; (3) seluruh responden (100%) memilih semua
pandangan awal guru terhadap model pilihan yang ada, artinya seluruh guru
pembelajaran e-learning berbasis web. Pada m e m i l i k i h a r a p a n y a ng r e l a t i f s a m a
penelitian inipun, akan diteliti pandangan dan terhadap siswa didiknya yaitu agar siswa
pemahaman awal para guru tentang Kurikulum didiknya menjadi siswa yang mandiri,
2006 (KTSP) yang sudah diimplementasikan pintar, patuh.
sejak tahun pelajaran 2006-2007. Berikut rincian Untuk aspek pemberian tugas, tiga orang
hasil studi awal atas aspek-aspek yang dikaji responden (50%) menyatakan sebagai
sebagaimana disebutkan di atas: pekerjaan rutin dari semester ke semester,
a. Keadaan Guru, Siswa dan Sumber belajar dan tiga orang responden (50%)
1) Keadaan Guru menyatakan sebagai suatu kewajiban yang
Secara umum latar belakang responden harus dilakukan berdasarkan perintah, hal
guru berpendidikan tinggi dengan ini sudah diantisipasi dengan melihat pada
spesialisasi mata pelajaran ekonomi umur dan lamanya responden tersebut
sehingga jawaban-jawaban yang diberikan sebagai guru, ada yang sudah lama dan ada
melalui angket dapat dianggap layak untuk juga yang masih baru.
dianalisis. Untuk aspek penguasaan materi pelajaran,
Dilihat dari latar belakang pendidikan dua orang responden (33.3%) menyatakan
responden guru, pada umumnya para guru baik dan empat orang guru (66.7%) menya-
yang mengajar mata pelajaran ekonomi takan belum cukup, hal ini mengindika-
merupakan lulusan Strata satu (S1) ekonomi sikan adanya suatu motivasi dari para guru
kependidikan dan non kependidikan untuk terus menimba dan memutakhirkan
dengan pengalaman mengajar mata pengetahuan yang secara khusus berkaitan
pelajaran ekonomi di SMA antara 3 20 dengan mata pelajaran ekonomi yang
tahun, hal ini sangat memungkinkan dapat diampunya. Dari wawancara, beberapa hal
memberikan jawaban yang signifikan praktis yang mereka lakukan untuk semakin
terhadap wawancara dan pertanyaan menambah pengetahuan mereka adalah
angket yang diberikan. Selain ini para guru antara lain dengan membaca, berdiskusi
tersebut pada umumnya pernah mengikuti dengan guru mata pelajaran yang sama,
berbagai jenis pelatihan/penataran serta mengikuti kuliah pada jenjang pendidikan
lokakarya-lokakarya baik tingkat propinsi yang lebih tinggi, dan mengikuti lokakarya
maupun tingkat nasional lainnya. dan penataran yang berkaitan dengan mata
Selain hal tersebut di atas, berdasarkan pada pelajaran yang diampunya.
angket yang disebarkan untuk melihat Untuk aspek keinginan untuk memperbaiki
aktualisasi diri dari guru yang bersang- cara mengajar, seluruh responden (100%)
kutan terhadap tugas dan profesinya menyatakan keinginannya untuk dapat

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


27
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

memperbaiki cara mengajarnya, hal ini negatif yaitu merasa berat atas materi yang
mengindikasikan adanya suatu motivasi dirasakan terlalu banyak dan juga cara guru
yang besar dari seluruh guru yang menjadi dalam mengajar yang cenderung ceramah,
responden untuk dapat mengajar dengan sehingga dirasakan membosankan.
cara yang baru. Sedangkan untuk aspek Untuk tugas-tugas diberikan oleh para guru,
penguasaan kelas, tiga responden (50%) pada umumnya responden para siswa
menyatakan baik dan tiga responden (50%) ( 5 7 . 2 % ) m e ny a t a k a n t e r l al u b a n y a k
m e n y a t ak an b e l u m b a i k . Ha l i n i sehingga dirasakan mereka tidak sempat
mengindikasikan perlunya suatu model mengerjakannya, tetapi di sisi lain para
pembelajaran yang lebih variatis sehingga responden siswa (28.5%) juga menyadari
tidak membuat siswa merasa bosan dan bahwa pemberian tugas dapat membantu
monoton dengan pembelajaran yang selama mereka untuk dapat lebih menguasai
ini dijalaninya. pelajaran.
Data hasil jawaban angket divalidasi oleh Untuk aspek jumlah jam belajar di rumah,
peneliti dengan mengadakan visitasi kelas pada umumnya responden siswa (71.4%)
atas seijin dan kepala sekolah, dan ternyata menyatakan jam belajar di rumah kurang
memang bahwa jawaban para responden dari satu jam, kalaupun lebih dari satu jam
pada angket dengan kenyataannya relatif biasanya maksimal adalah dua jam saja
sama baik pada keseriusan ketika para (28.6%).
responden mengajar dan keterampilan di Untuk pertanyaan pembaharuan model
dalam mengelola kelas. pembelajaran, seluruh responden siswa
2) Kondisi Siswa (100%) menyatakan perlu adanya suatu
Siswa kelas X yang akan dijadikan subjek pembaharuan model pembelajaran.
penelitian berjumlah 35 orang yang terdiri P e r ny at a a n b a h w a s i s wa s e l u r u h n y a
dari 20 orang siswa dan 15 orang siswi menyetujui adanya pembaharuan model
dengan kemampuan akademik yang relatif pembelajaran ini merupakan kesan penting
sama, hal ini secara empiris dapat dilihat bagi peneliti untuk dapat melanjutkan
dari hasil pretest yang dilakukan sebelum pengembangan model sebagaimana yang
uji coba model dilakukan. Berdasarkan dirancang oleh penulis dalam penelitian ini
pada angket yang disebarkan untuk melihat karena memang dari hasil angket hal ini
aktualisasi diri dari para siswa. sesuai dengan kebutuhan dan keperluan
Dari jawaban angket yang disebarkan kondisi di lapangan.
kepada siswa, tergambar bahwa untuk 3) Sumber Belajar
aspek tujuan sekolah sebagian besar (77%) Sumber belajar yang digunakan adalah
responden siswa menyatakan menyenang- buku Ekonomi Kurikulum 2006 (KTSP).
kan karena dapat memperoleh ilmu yang Penggunaan buku s um ber para guru
banyak dan juga dapat berkumpul dengan beragam, tidak hanya mengacu pada satu
teman-teman, sebagian kecil (23%) buku sumber saja, melainkan menggunakan
menyatakan tidak menyenangkan karena sedikitnya 3 buku sumber dari penulis dan
dirasakan mata pelajaran terlalu banyak penerbit yang berbeda.
dan guru-guru yang kurang profesional. 4) Media dan Alat Pelajaran
Pada aspek kesan bersekolah, sebagian Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
besar responden siswa (77%) menyatakan efektif dan efisien, perlu dukungan pihak
h a l p o s it i f k a r e n a s e b a gi a n b e s a r sekolah, di antaranya berupa kelengkapan
menyatakan kesan bahwa bersekolah dapat s a r a n a da n p r a s a r a n a p em b e l a j a r a n ,
membuat mereka semakin pandai karena termasuk media pembelajaran yang
mereka mendapatkan banyak ilmu memadai. Media pembelajaran dapat
pengetahuan, tetapi sebagian kecil memotivasi siswa dalam belajar. Pada
responden siswa (23%) menyatakan kesan dasarnya sekolah memiliki sarana

28 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

p r a s a r an a p e m b e l a j a r a n ya n g r e l a t i f tanya jawab, penugasan, demonstrasi dan


lengkap, seperti gambar, alat, OHP, LCD sekali-kali kerja kelompok. Adapun yang
projektor, komputer, dan sebagainya. lebih dominan adalah metode ceramah dan
Dari jawaban angket sebagaimana tersebut tanya jawab. Sekalipun demikian, guru
di atas, tergambar bahwa semua responden menginginkan pendekatan pembelajaran
guru (100%) menyatakan sarana prasarana yang sesuai dengan kondisi siswa dan
di sekolah memadai baik dari aspek ruang keadaan lingkungan dan karakteristik
kelas, media pembelajaran, dan iklim sekolah, sehingga dengan demikian
sekolah yang mendukung pembelajaran kompetensi siswa akan mampu dicapai
yang kondusif. yang pada akhirnya siswa akan mampu
Dari jawaban angket yang disebarkan mencapai hasil belajar secara optimal.
kepada responden siswa perihal sarana
prasarana sekolah, tergambar bahwa pada c. Pandangan Awal Guru tentang Model
umumnya responden siswa (85.7%) Pembelajaran e-Learning Berbasis Web
menyatakan sarana prasarana di sekolah Mengenai model pembelajaran e-learning
memadai, tetapi masih terdapat sebagian berbasis web, berdasarkan hasil wawancara
kecil responden siswa yang menyatakan didapatkan kesan bahwa pada dasarnya
sarana prasarana untuk aspek ruang kelas p a r a g ur u s u d a h m e n g e ta h u i i s t i l a h
tidak memadai (14.3%), dan iklim sekolah tersebut, sedangkan implementasinya para
yang tidak mendukung (28.6%). guru belum terlalu mendalaminya.
Kemampuan dan keterampilan guru di
b. Penerapan Pembelajaran yang Sedang dalam mengembangkan pembelajaran e-
Berlangsung learning berbasis web masih perlu dilatihkan.
Dari hasil pengamatan peneliti, Namun demikian model pembelajaran ini
implementasi mata pelajaran Ekonomi sudah dikenal oleh mereka. Mengenai
masih cenderung berlangsung secara kesulitan dalam mengembangkan
konvensional, di mana guru lebih aktif dari pembelajaran e-learning berbasis web, para
siswa dan pembelajaran berjalan satu arah. guru mengatakan kesulitan teknis dalam
Keterlibatan siswa d alam proses pengoperasian komputer dan pembuatan
pembelajaran masih kurang optimal. Guru homepage pembelajarannya.
cenderung mengejar target kurikulum yang
telah disusun, kurikulum hanya sebatas d. Pandangan dan Pemahaman Awal Guru
dokumen tertulis yang berisi serangkaian Tentang Kurikulum 2006 (KTSP)
materi yang harus diberikan kepada peserta Berkenaan dengan diberlakukannya
didik sesuai dengan alokasi waktu yang Kurikulum 2006 (KTSP) per tahun pelajaran
tersedia, dan hal ini membuat pembelajaran 2006-2007 dan untuk mengetahui lebih jauh
berjalan kaku dan lebih terpusat kepada tanggapan dan pemahaman guru dan
guru (teacher-centered). kepala sekolah mengenai kurikulum 2006
Berdasarkan hasil wawancara dengan (KTSP), maka penulis melakukan
Kepala Sekolah dan Guru tentang wawancara dan menyebarkan angket, dan
Kurikulum Ekonomi, terungkap bahwa pada umumnya menyatakan kurikulum
materi tidak seimbang dengan alokasi 2006 lebih baik daripada kurikulum 2004
waktu dan tuntutan kompetensi, sedangkan (KBK). Pandangan ini didasarkan pada
muatan-muatan materi yang harus dikuasai pemahamannya terhadap kompetensi yang
siswa cukup banyak dan padat, terutama dituntut dan konsep teknologi
materi yang menuntut adanya perhitungan, pembelajaran yang diterapkan.
akibatnya penguasaan siswa terhadap Untuk pernyataan bahwa kurikulum yang
materi bersifat praktik belum optimal. dikembangkan atas prakarsa sendiri relevan
Pada proses pembelajaran, metode belajar dengan kurikulum 2006 (KTSP), satu orang
yang digunakan pada umumnya ceramah, responden menjawab sangat baik (SB),

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


29
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

empat orang responden menjawab baik (B) Kurikulum 2006 (KTSP) yang menjelaskan
dan satu orang responden menjawab cukup pengalaman belajar yang secara eksplisit
baik (CB). Untuk pernyataan bahwa dicantumkan. Seluruh responden menjawab
k e s e s u ai a n l a n d a s a n p e n g em b a n g a n Ya , begitu pula dengan pertanyaan-
kurikulum dengan karakteristik kurikulum pertanyaan lainnya, jawaban responden
2 0 0 6 ( K TS P) , l i m a o r a n g re sp o n d e n seluruhnya Ya. Semua jawaban yang
menjawab baik (B) dan satu orang diberikan disertai dengan alasan yang
responden menjawab cukup baik (CB). beragam. Dari hasil wawancara ini, dapat
Untuk pernyataan relevansi desain disimpulkan bahwa responden cukup
kurikulum dengan karakteristik siswa responsif terhadap Kurikulum 2006 (KTSP).
SMA, lima orang responden menjawab baik
(B) dan satu orang responden menjawab 2. Pengembangan Model Pembelajaran e-
cukup baik (CB). Untuk pernyataan atas Learning Berbasis Web pada pembelajaran
kejelasan tujuan dalam kurikulum 2006 Mata Pelajaran Ekonomi
(KTSP), satu orang menjawab baik (B) dan Berdasarkan data dari studi awal, penulis
lima orang responden menjawab cukup baik mengambil kesimpulan bahwa pengembangan
(CB). Untuk pernyataan bahwa desain model pembelajaran e-learning berbasis web pada
kurikulum 2006 (KTSP) sesuai dengan mata pelajaran ekonomi dapat dilakukan dengan
strategi pembelajaran yang digunakan, memperhatikan komponen-komponen : desain,
semua responden menjawab baik (B). Pada pengembangan, penggunaan, pengorganisasian
p e r n y a ta a n b a h w a e v a lu a s i m o d e l dan evaluasi. Kegiatan-kegiatan yang ditempuh
pembelajaran dengan pendekatan sebelum mengimplementasikan model
kompetensi dalam evaluasinya memerlukan pembelajaran e-learning berbasis web adalah
evaluasi formatif dan sumatif, empat orang penyusunan rancangan model dan penyusunan
responden menjawab sangat baik (SB), satu model awal, dimana kedua kegiatan itu dapat
orang responden menjawab baik (B), dan dideskripsikan sebagai berikut.
satu orang responden menjawab cukup baik a. Penyusunan Rancangan Model
(CB). Semua semua guru menyatakan baik Penyusunan rancangan model pembel-
bahwa evaluasi Kurikulum 2006 (KTSP) ajaran e-learning berbasis web diawali dari
memuat kemampuan-kemampun yang studi pustaka. Pengembangan model
bersifat praktis. pembelajaran e-learning berbasis web
B e r d a s a r ka n w a w a n c a r a le b i h l a n j u t didasarkan pada pemahaman bahwa dalam
dengan para guru dan kepala sekolah, mempelajari mata pelajaran ekonomi siswa
menurut mereka kurikulum 2006 (KTSP) tidak sekadar menghafal saja tetapi juga
jauh lebih baik dari kurikulum 2004 (KBK). harus dapat menghubungkan pengetahuan
Dari pertanyaan yang diajukan yang terkait baru dari apa yang sudah siswa dapatkan
dengan Kurikulum 2006 (KTSP) dengan dari pertemuan di dalam kelas ataupun dari
membandingkan dengan kurikulum 2004 hasil informasi yang di dapatkan di internet
(KBK). (e-learning). Pengembangan model e-learning
Pertanyaan terkait dengan kemampuan menggabungkan dengan pembelajaran di
siswa dalam Kurikulum 2006 (KTSP) adalah k e l a s , t a t a p m u k a a nt a r a g u r u d a n
berpusat pada potensi setiap siswa untuk siswakhususnya pada paparan aplikasi e-
dapat melakukan sesuatu dalam berbagai learning berbasis web di dalam kelas.
konteks, menurut para guru, kompetensi
terkait dengan hal tersebut. Alasan yang b. Penyusunan Model
diberikan untuk pertanyaan ini adalah Penyusunan model pembelajaran
dengan kemampuan dalam berbagai dilakukan dengan memperhatikan
konteks siswa mampu menghadapi komponen-komponen sebagaimana yang
lingkungannya. Pertanyaan yang berhu- dikemukakan Seels dan Richey (1994), yaitu:
bungan dengan kompetensi dalam desain, pengembangan, penggunaan,

30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

manajemen (pengorganisasian), dan eva- penting dalam proses pembelajaran


luasi. Model pembelajaran e-learning berba- dalam menghadapi banjir informasi.
sis web dalam mata pelajaran ekonomi diha- 3) Penggunaan, dalam implementasi model
rapkan mencapai sasaran sebagai berikut. pembelajaran e-learning berbasis web
1) Desain, penyusunan desain pembelajaran menggunakan media pembelajaran yang
e-learning berbasis web dapat mengintegra- relevan dengan rumusan tujuan dan
sikan kemampuan siswa dalam berfikir tuntutan kompetensi peserta didik.
dan memecahkan berbagai persoalan Penggunaan model pembelajaran e-
pembelajaran yang dihadapinya learning berbasis web pada prinsipnya
berdasarkan pada informasi dan solusi sejalan dengan kebutuhan peserta didik,
alternatif yang up to date. Penyusunan GBPP dan kebutuhan sekolah.
r a n c a ng a n ( d e s a i n ) i n i m e n ca k u p : 4) Manajemen, manajemen atau pengorgani-
perumusan tujuan yang sejalan dengan sasian dalam pembelajaran e-learning
pembelajaran e-learning berbasis web, berbasis web global mencakup: sistem
strategi pembelajaran dengan memperha- penyampaian pembelajaran, alokasi
tikan karakteristik peserta didik, bahan waktu yang tepat dan sumber-sumber
ajar dan lingkungan belajar. Penyusunan yang menunjang proses belajar mengajar
rancangan ini tertuang dalam rencana seperti sarana dan prasarana belajar yang
pembelajaran yang dibuat guru. digunakan.
Perumusan tujuan pembelajaran 5) Evaluasi, evaluasi model dilakukan untuk
dilakukan untuk membantu pemahaman melihat efektifitas dan efisiensi model
siswa terhadap konsep atau definisi dari p e m b e l aj ar a n . E v a l u a s i d i g un a k a n
sejumlah materi yang akan dipelajari. dengan test kemampuan dan pemahaman
2) Pengembangan, pengembangan model siswa serta observasi ketika proses
pembelajaran e-learning berbasis web pembelajaran berlangsung diharapkan
didasarkan pada delapan prinsip e- muncul aktivitas siswa, motivasi siswa
pedagogis sebagaimana yang dikemuka- dalam pembelajaran ekonomi . Sedang-
kan oleh George (2004), yaitu : kan hasil belajar siswa merupakan
a) Pembelajaran dan pengetahuan bera- parameter kemampuan belajar yang
da dalam keanekaragaman (diversity) dicapai oleh siswa setelah pembelajaran.
pandangan/pendapat/opini. Penyusunan alat evaluasi dilakukan
b) Pembelajaran merupakan suatu proses peneliti dan mendapat persetujuan dari
menghubungkan sumber-sumber infor- guru ekonomi. Evaluasi berbentuk
masi terutama simpul-simpul khusus. pilihan ganda dan uraian . Disamping itu,
c) Pembelajaran dapat terjadi dari sesuatu evaluasi secara keseluruhan juga
di luar manusia. mengidentifikasi hambatan-hambatan
d) Kemampuan untuk memahami adalah pembelajaran.
lebih penting daripada apa yang
dipahami sekarang. 3. Uji Coba Model
e) Menjaga kesinambungan dalam belajar Uji coba Model dilakukan dua tahap yaitu uji
sangat diperlukan untuk kelanjutan coba terbatas dan ujicoba lebih luas. Pada uji
pembelajaran. coba terbatas, diambil satu kelas. Rancangan
f) Kemampuan untuk melihat hubungan model setelah dilakukan ujicoba terbatas secara
diantara ide dan konsep sebagai suatu umum tidak banyak perubahan yang siginifikan.
ketrampilan inti dalam pembelajaran. Dari dua kali uji coba terbatas, dapat diterangkan
g) Keterkinian (keakuratan, pengetahuan sejumlah revisi model pembelajaran antara lain
mutakhir, up to date) adalah sesuatu dari skenario pembelajaran yang direvisi
yang utama di dalam belajar. sehingga lebih sistematik, sehingga ketika siswa
h) Pengambilan keputusan dalam memi- mengelola pengalaman belajarnya lebih terarah
lih apa yang akan dipelajari sangat dan ada tahap konfirmasi dimana siswa dapat

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


31
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

melakukan diskusi kecil dengan teman sebelah untuk mencapai kemampuan/kompetensi


ataupun kelompok kecil untuk membahas secara siswa setelah mengikuti pembelajaran
singkat temuan informasi atas topik yang sedang secara optimal. Rumusan tujuan menunjuk-
dipelajarinya. kan satu kemampuan yang harus dimiliki
Uji coba lebih luas, diambil dua kelas yang oleh siswa.
kemudian diamati dan dicatat beberapa hal b. Komponen Kegiatan
penting yang dapat menyempurnakan model Dalam perencanaan, guru mencantumkan
yang dikembangkan. Uji coba luas dilakukan komponen kegiatan siswa dan guru dengan
sebanyak tiga kali, dan pada akhirnya cukup rinci. Hal ini ditujukan bahwa
menghasilkan versi model final. dengan kegiatan semacam ini mempermu-
dah proses pembelajaran dan hasil belajar.
Pembahasan Hasil Penelitian c. Komponen Media dan Sumber Belajar
Komponen media dan sumber belajar
Untuk mengkaji berbagai hasil penelitian yang ditetapkan guru berdasa rkan tujuan
telah dilakukan secara teoritik, maka penulis pembelajaran yang telah dirumuskan dan
memaparkan pembahasan hasil penelitian kebutuhan peserta didik. Media yang
dengan tetap memperhatikan tiga pokok kajian, digunakan disamping untuk mencapai
yaitu perencanaan pembelajaran, hasil sasaran pembelajaran dengan efisien dan
implementasi dan pengaruh model pembel- efektif juga untuk memotivasi siswa. Dalam
ajaran tehadap hasil belajar siswa. Di samping kegiatan pembelajaran ekonomi, guru
itu pula ada kesesuaian antara kajian teoritik dituntut untuk mampu menyediakan
dengan praktik teknologi pembelajaran yang berbagai media dan sumber belajar terkini
mencakup : desain, pengembangan, implemen- agar bisa dipergunakan dalam pembel-
tasi dan evaluasi. ajaran. Di samping media dan sumber
belajar, guru tidak kaku dalam penetapan
1. Penyusunan Desain Pembelajaran e- sumber belajar, artinya banyak sekali
Learning Berbasis Web sumber belajar yang dapat dimanfaatkan
Model pembelajaran e-learning berbasis web yang guru di samping sumber belajar dalam
dirancang secara kolaboratif oleh guru dan bentuk buku paket. Tersedianya berbagai
peneliti yang berjalan cukup baik sesuai rencana, sumber belajar di jaringan global memung-
yang berguna untuk meningkatkan kemampuan kinkan para guru mampu mengembangkan
guru dan hasil belajar siswa. Di samping itu pula kemampuan profesionalnya. Keterbatasan
sejalan kajian teoritik dan praktik teknologi sumber belajar di sekolah justru memotivasi
p e m b e l a j ar a n y a n g m e n c a k up : d e s a i n , guru untuk kreatif memberdayakan informa-
pengembangan, implementasi dan evaluasi. si dari mencari sumber belajar yang dita-
Berdasarkan hasil pengamatan dan interpretasi, warkan oleh jaringan global dunia agar
perencanaan pembelajaran e-learning berbasis pembelajaran berjalan optimal sejalan
web yang dilakukan cukup baik. Hal ini dapat dengan pembelajaran yang dikembangkan.
dilihat dari kemampuan guru-guru dalam Dalam hal ini pembelajaran berbasis jaring-
membuat rancangan pembelajaran dengan an global untuk meningkatkan kemampuan
mengacu pada model yang akan digunakan memecahkan persoalan-persoalan berdasar-
serta kriteria dalam GBPP. Sebagaimana yang kan data dan informasi terkini .
tertuang dalam GBPP, penerapan model d. Pengorganisasian Kelas
pembelajaran pada dasarnya ditunjukan untuk Terkait dengan model pembelajaran e-
dapat meningkatkan kompetensi guru dan learning berbasis web, model ini memung-
siswa itu sendiri sebagai subyek belajar. kinkan pembelajaran dominan individual,
a. Komponen Tujuan namun tetap memperhatikan segi interaksi
Tujuan yang dicantumkan dalam rencana pembelajaran kelompok. Secara umum
pembelajaran biasanya mengandung unsur pembelajaran dirancang secara fleksikal

32 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

artinya siswa diorganisasi tidak hanya perbedaan pembelajaran ekonomi dalam


secara individual, melainkan dapat juga penelitian ini dengan pembelajaran yang biasa
dimodifikasi juga secara kelompok. dilakukan sehari-hari.
e. Penetapan waktu Pengorganisasian kelas dalam penelitian
Penetapan waktu tidak kaku, namun fleksi- ini bervariasi, dan belajar mandiri mendapat
bel sesuai dengan kegiatan yang dilaksana- porsi yang lebih besar dibandingkan dengan
kan guru. Namun efisiensi waktu menjadi belajar kelompok. Pengorganisasian kelas yang
perhatian terkait dengan model yang variatif ternyata menimbulkan kesan positif.
digunakan. Siswa cenderung terlihat lebih aktif dari pada
f. Evaluasi pembelajaran ekonomi sebelumnya. Pada
Evaluasi dirancang dengan menggunakan awalnya memang siswa tertentu saja yang
panduan observasi untuk guru dan siswa, mendominasi, namun setelah uji coba luas ketiga
hasil pre test dan post test, dan hasil kerja hampir seluruh siswa terlibat aktif. Dalam
siswa melalui lembar kerja siswa (LKS) pembelajaran ekonomi sebelumnya guru lebih
menguasai jalannya pembelajaran sementara
2. Implementasi Model Pembelajaran e- siswa terkesan pasif mendengarkan, pembel-
Learning Berbasis Web ajaran berjalan satu arah. Terjadi perubahan
Secara kuantitatif peningkatan tersebut cukup setelah tiga kali uji coba, pembelajaran ini patut
berarti, begitu pula secara kualitatif proses bela- dipertahankan agar pembelajaran ekonomi di
jar berdasarkan pengamatan peneliti mengalami kalangan peserta didik menjadi pelajaran yang
peningkatan yang berarti, baik yang terkait menyenangkan, dan menantang.
dengan peranan guru maupun aktivitas siswa Perbedaan yang cukup mencolok dari
yang semakin membaik pada setiap pertemuan. pembelajaran sebelumnya, adalah bahwa pada
Dalam kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran e-learning berbasis web kelihatan
model pembelajaran e-learning berbasis web, guru- siswa dalam proses pembelajaran lebih
guru sudah dapat melaksanakan dengan baik. seimbang dan merata, kemampuan berfikir siswa
Guru terlihat mampu menguasai model pembel- dapat lebih dioptimalkan sesuai tingkat
ajaran. Pengalaman guru dalam mengajar kemampuan masing-masing peserta didik , yang
sangat memberikan kontribusi bagi terlaksa- mana hal ini tidak terdapat pada pembelajaran
nanya pengembangan model pembelajaran e- model konvensional. Hal ini merupakan satu
learning berbasis web. diantara beberapa kelebihan dari model
D i l i h a t d a r i k e m a m p u a n p em e c a h a n pembelajaran e-learning berbasis web.
masalah dan kemampuan belajar mandiri,
pembelajaran e-learning berbasis web telah 3. Pengaruh Model Pembelajaran e-Learning
mampu meningkatkan kemampuan pemecahan Berbasis Web terhadap Hasil Belajar Siswa
masalah berdasarkan informasi terkini, Berdasarkan hasil penelitian dengan mengguna-
kemampuan berpendapat, serta tanggung jawab kan model pembelajaran e-learning berbasis web,
secara individual. Selama proses pembelajaran terlihat adanya pengaruh yang cukup signifikan
aktivitas dominan berpusat kepada siswa, terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran e-
dibandingkan dengan aktivitas guru. Siswa learning berbasis web berdampak pada motivasi
telah menunjukkan semangatnya untuk terlibat siswa dalam belajar, semangat untuk mencari
aktif merespon setiap pertanyaan dan bertanya dan menemukan, berpikir kritis dan logis. Hal
apabila ada hal yang tidak dimengerti. ini dapat dijelaskan karena pembelajaran e-
Dari pelaksanaan uji coba pertama sampai learning berbasis web memberikan banyak kele-
ketiga cenderung menunjukkan adanya peruba- bihan terutama dalam hal meningkatkan inter-
han aktivitas, motivasi dan kreativitas siswa aktivitas siswa dalam belajar dan kemudahan
serta perubahan hasil belajar yang cukup dalam menjangkau informasi pembelajaran
signifikan. Secara keseluruhan, baik dalam uji sebagaimana yang diungkapkan oleh Bates dan
coba terbatas maupun uji coba luas terdapat tiga Wulf (1996).

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


33
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

Hasil belajar siswa, dengan memban- didukung oleh berbagai faktor guru, sarana
dingkan hasil pre test dan post test ternyata prasarana (infrastruktur), sumber belajar, media
perbedaannya signifikan pada setiap uji coba. dan alat bantu belajar, ukuran dan kondisi kelas,
Begitu pula rata-rata hasil belajar siswa setiap dan waktu. Guru berkaitan dengan kemampuan
uji coba terus mengalami peningkatan. dalam berbagai aspek, diantaranya latar
belakang pendidikan, potensi dan kondisi, dan
4. Penguasaan Materi Pelajaran oleh Siswa kemampuan melaksanakan serta mengelola
Dalam aspek pengetahuan, kedua kategori pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
kemampuan awal yang menjadi kelompok model pembelajaran yang dipergunakan. Siswa,
eksperimen yaitu kelompok tinggi, dan kelompok berkenaan dengan karakteristik, potensi, minat
sedang memperlihatkan perbedaan yang kemampuan dan persepsi terhadap pembel-
signifikan antara peningkatan tes awal dengan ajaran ekonomi serta pelajaran pendukungnya.
tes akhir. Jika hasil tes dipandang sebagai tingkat Sarana prasarana, sumber belajar, media dan alat
kemampuan siswa, berati bahwa model bantu belajar, berkenaan dengan ketersediaan,
pembelajaran e-learning berbasis web hasilnya keberdayaan dan kreativitas penyajian dan
lebih tinggi bila digunakan pada kelompok pemanfaatannya oleh guru. Ukuran berkaitan
siswa pandai dan sedang. Hal itu dapat dengan luas dan pemanfaatan ukuran kelas,
dijelaskan karena model pembelajaran e-learning kondisi kelas berkenaan dengan penataan
melibatkan proses berpikir tahap menengah dan sarana dan prasarana di kelas sehingga
tinggi, seperti aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi kondusif untuk pembelajaran e-learning berbasis
dan kreativitas (Anderson & Kratchwohl 2000) web sedangkan suasana kelas berkenaan dengan
Perbedaan peningkatan tersebut diperkuat iklim belajar. Waktu, efektivitas implementasi
oleh hasil uji perbedaan dengan kelompok pembelajaran e-learning membutuhkan waktu
konvensional (kontrol). Dalam setiap pasangan untuk mempersiapan website tuntunan belajar.
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol Namun jika website tuntutnan belajar sudah
diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata dari dihasilkan efisiensi waktu pembelajaran bisa
kelompok eksperimen (yang menggunakan dihemat, yang pada gilirannya waktu guru
model pembelajaran e-learning) hasilnya lebih dapat lebih untuk memperhatikan kelompok
tinggi dari rata-rata nilai kelompok kontrol (yang siswa yang berkemampuan awal rendah.
menggunakan model pembelajaran konven-
sional), dan khususnya pada siswa berkemam- 6. Hambatan dan Optimalisasi Pelaksanaan
puan awal tinggi dan sedang perbedaannya Model Pembelajaran e-learning
sangat signifikan. Hal itu memperlihatkan Dari proses ujicoba pengembangan model
bahwa melalui model pembelajaran e-learning pembelajaran e-learning pada sejumlah objek
para siswa dapat menguasai pengetahuan yang yang diteliti, ditemukan beberapa masalah yang
lebih mendalam dan lebih luas dibandingkan dapat menjadi hambatan dalam pelaksanaan
dengan pembelajaran biasa. pembelajaran.
Disamping model pembelajaran e-learning Pertama, hambatan yang berkenaan dengan
menekankan latihan yang disesuaikan dengan guru. Baik dalam pelaksanaan ujicoba terbatas
kecepatan belajar siswa, jika siswa kecepatan maupun ujicoba lebih luas didapatkan temuan
belajar tinggi maka akan dibeirkan tambahan bahwa guru tidak langsung dapat melaksa-
latihan untuk menyelaraskan waktu belajar nakan model pembelajaran e-learning secara
dengan siswa yang kecepatan belajarnya kurang. efektif. Guru memerlukan waktu beradaptasi
Pelajaran akan meningkat sesuai dengan tingkat dan pembiasaan. Pada ujicoba terbatas ketiga
kesulitan dan kecepatan belajar siswa. guru-guru baru dapat melaksanakannya
dengan efektif, pada uji coba lebih luas dapat
5. Faktor Pendukung Model Pembelajaran e- lebih lancar dan efektif yaitu setelah ujicoba
Learning pertama.
Efektifitas pembuatan rancangan dan imple- B e r t o la k d a r i t e m u a n t e r s e b u t d a p a t
mentasi model pembelajaran ini sangat dimaknai bahwa guru-guru tidak dapat segera

34 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

menetapkan model pembelajaran yang baru atau pengembangan dalam pembelajaran. Para guru
suatu inovasi. Para guru memerlukan latihan, juga berusaha membuat persiapan mengajar
pengalaman, dan masukan dari pengala- sebaik mungkin, menjalin kerjasama dengan
mannya sendiri, sebelum dapat melaksa- berbagai pihak untuk mengusahakan dan
nakannya dengan benar. Dari sisi yang lain mengembangkan sumber belajar, dan melaksa-
hal ini juga menandakan bahwa guru-guru nakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
belum biasa menggunakan pembelajaran yang
mengaktifkan siswa yang merupakan inti di Kesimpulan
dalam belajar. Para guru memerlukan waktu
untuk merubah kebiasaan lama yang dilaku- Guru memandang model pembelajaran e-learning
kannya sebelumnya, pengajaran masih berbasis web sebagai suatu model yang baik
mengikuti pembelajaran model lama. Penye- karena bukan hanya pengembangan pembel-
bab lain adalah model model pembelajaran ajaran untuk siswanya saja tetapi juga wahana
lain belum banyak yang mengembangkan. untuk pengembangan kompetensi diri sebagai
Kedua, hambatan pada siswa. Hambatan seorang guru yang profesional. Berbagai tujuan
yang dihadapi adalah kebiasaan siswa minta pembelajaran dapat diakomodasikan oleh model
bantuan langsung ke guru pada waktu bekerja, ini seperti siswa dapat berpikir kreatif, dan aktif,
sehingga awalnya suasana menjadi gaduh. s e r t a s is w a d a p a t b e l a j a r se s u a i t i n g k a t
Masalah tersebut dapat diatasi dengan kecepatan belajar masing-masing siswa itu
mengatur tempat duduk kelompok dengan sendiri, dan berbagai hal lainnya. Berdasarkan
komposisi ada siswa yang pandai dan siswa penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa bagi
yang kurang. Guru menekankan prioritas guru yang memiliki dedikasi dan tanggung
bertanya kepada rekannya dulu, jika dirasa jawab yang tinggi terhadap peningkatan mutu
kurang baru bertanya ke gurunya. Untuk pembelajaran, akan melihat model ini sebagai
menciptakan keadaan tersebut dibutuhkan suatu cara dalam mengembangkan kemampuan
waktu dan perhatian dari guru. Ternyata dirinya, melakukan inovasi dan pengembangan
kebiasaan ini juga menunjukkan kesamaan dalam pembelajaran.
dengan guru, bahwa siswa memerlukan adaptasi Siswa memandang model pembelajaran e-
dan pembiasaan melalui pengalaman dan latihan learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogi
dalam pembelajaran dengan model pembelajaran sebagai suatu pembelajaran yang menyenang-
yang baru. kan, dan mereka terlibat langsung dalam
Ketiga adalah keterbatasan waktu. Awalnya pembelajaran dan pembentukan pengalaman
diperlukan waktu belajar yang relatif lebih lama. belajarnya sendiri. Berdasarkan pada hasil
Permasalahan ini dapat diatasi dengan menejemen penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
kelas yang baik, penentuan sasaran dan waktu model model pembelajaran e-learning berbasis
pada setiap tahap kegiatan, monitoring dan web dengan prinsip e-pedagogi minat siswa
peringatan untuk melakukan prosedur yang benar. dalam belajar semakin meningkat, proses
Kegiatan semacam ini juga membutuhkan latihan belajarpun dirasakan menarik dan tidak
dan pembiasaan, pada awalnya para siswa membosankan karena siswa secara aktif terlibat
kurang dapat mengatur waktu dengan baik, tetapi dalam pembelajaran.
setelah beberapa kegiatan, hal itu menjadi suatu
kebiasaan. Rekomendasi
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan
pembelajaran e-learning berbasis web, guru Mengacu pada hasil penelitian ini, maka
memegang peranan utama. Guru yang memiliki disarankan, pertama untuk menerapkan model
dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi pembelajaran e-learning berbasis web dengan
terhadap peningkatan mutu pembelajaran, akan prinsip e-pedagogy, guru perlu memperoleh
berusaha semaksimal mungkin melakukan pelatihan khusus dalam mengembangkan
b e r b a g a i u p a y a u n t u k m en g e m b a n g k a n rancangan pembelajaran, karena rancangan
kemampuan dirinya, melakukan inovasi dan pembelajaran ini dapat menentukan tehadap

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


35
Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

penerapan secara lebih akurat dan mencapai Anderson P. (2007), What is web 2.0? Ideas, techno-
hasil yang optimal. Kedua, optimalisasi logies and implication for education. JISC
pendayagunaan sarana dan prasarana Technology and Standards Watch, Feb. 2007
pendukung belajar, Kepala sekolah sebagai Banks, James A, (1985). Teaching strategies for the
pihak yang paling strategis dan memiliki social studies. New York & London:
kewenangan dalam menentukan kebijakan- Longman
kebijakan pendidikan dituntut untuk dapat Barnes K., Mareto R.C., Ferris S.P., Teaching and
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya learning with the net generation. Tersedia
kepada para guru untuk meningkatkan di http://www.innovateonline.info
kemampuannya dalam melaksanakan pembel- [diakses pada Juli 2009]
ajaran, baik melalui pendidikan formal, atau Bates, T. (1997), The impact of technological change
pendidikan pascasarjana bagi guru yang on open and distance learning. Distance
berpendidikan S1. Di samping itu wadah Education
pengembangan profesional guru perlu terus Bloom, B. S. (1982). Human characteristics and
diberdayakan, seperti kegiatan MGMP, workshop school learning. New York: McGraw Hill
dan sebagainya. Bruce Joyce et al. (2000). Models of Teaching. Fifth
Ketiga, dalam meningkatkan profesional Edition. Boston: Ally & Bacon
guru secara optimal, LPTK sebagai lembaga yang
Collis, B. & Monen, J. (2001). Flexible learning in a
berfungsi mencetak dan mempersiapkan guru digital world: experiences and expectations.
perlu membekali mahasiswa calon guru dengan London: Kogan Page
berbagai kemampuan profesional guru yang Cousin, G. (2003). Learning from cyberspace. JISC
diperlukan, termasuk mengenai penguasaan Departemen Pendidikan Nasional. (2006).
mengenai model-model pembelajaran yang lebih Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata
inovatif. Keempat, dalam upaya pengembangan pelajaran ekonomi Sekolah Menengah Atas.
model pembelajaran yang memafaatkan Jakarta: Departemen Pendidikan
teknologi informasi dan komunikasi selanjutnya Nasional
yang lebih mutakhir, maka perlu dilakukan Elangovan, T. (1997), Internet based on-line teaching
penelitian lanjutan dengan topik dan metodologi application with learning space. Paper
dengan melibatkan variabel yang lebih besar. Hal presented at the International
ini dimaksudkan untuk memberikan sentuhan Symposium on Distance Education and
yang lebih luas kepada guru-guru ekonomi Open Learning organized by MONE
tentang model pembelajaran yang dapat Indonesia, IDLN, SEAMOLEC, ICDE,
merangsang aktivitas dan kreativitas siswa UNDP and UNESCO, Tuban, Bali,
sehingga kualitas proses dan hasil pembelajaran Indonesia, 17-20 November 1997
mata pelajaran ekonomi dapat lebih meningkat Ely, D. P. (1996). Trends in educational technology.
lagi di masa-masa yang akan datang. Selain itu Syracuse, NY: ERIC Clearinghouse on
diharapkan dengan penelitian lanjut akan Information and Technology, Syracuse
ditemukan faktor-fakror lainnya yang dapat University
diterapkan pada mata pelajaran lainnya. Gagne, R. M., Briggs, L. J. & Wagner, W. W. (1992).
Principles of instructional design (4th ed.).
Daftar Pustaka New York: Holt, Reihhart and Winston
Gall, M. Borg, W. (2003), Educational research an
Abdulhak, I., dan Sanjaya, W. (1995). Media introduction. Colopon, United States of
pendidikan (Suatu pengantar). Bandung: America
Pusat Pelayanan dan Pengembangan Hamalik, Oemar. (2000), Kurikulum dan
Media Pendidikan IKIP Bandung pembelajaran, Jakarta. Bumi Aksara
Abdulhak, I. (2000). Metodologi pembelajaran Hamalik , Oemar. (1993). Strategi belajar mengajar,
orang dewasa. Bandung: Andira Bandung. Mandar Maju

36 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Model Pembelajaran e-Learning

Harmon, S.W., & Jones, M.G. (1999). The five levels Piaget, J. (1977). The grasp of consciousness.
of web use in education : Factors to considers London: Routledge and Kegan Paul
in planning an online course. Educational [online]. Tersedia di alamat http://
Technology romisatriawahono.net
Ibrahim, R. & Kayadi, B. (1994). Pengembangan Sari, Riri Fitri.(2005). Implementasi dan integrasi
Inovasi dalam Kurikulum. Jakarta: UT, aplikasi learning management system dan
Depdikbud grid computing untuk meningkatkan
Jarmon, L. (2008). Pedagogy and learning in the efektifitas online course. Disampaikan
virtual world of second life, Encyclopedia pada Seminar Nasional Information
of Distance and Online Learning, 2nd Communication and Telecommunication
Edition (ICTEL 2005), STT Telkom, Bandung, 21-
Joyce , B. & Weil, M. (2000). Models of teaching. 22 September 2005
Sixth Edition. Engle Wood Cliffs N.J. : Saylor, J. Galen, et.all. (1981). Curriculum Planning
Prentice Hall International, Inc for Better Teaching and Learning. Fourth
Jones, M.G., & Farquhar, J.D. (1997). User interface Edition. New York: Holt, Rinehart and
design for web-based instruction. Winston
Englewood Cliffs, NJ:Educational Seels, B. B. (Ed.) (1995). Instructional design
Technology Publication fundamentals: A reconsideration.
Koehler, M. J., & Mishra, P. (2009). What is Englewood Cliffs, NJ: Educational
technological pedagogical content Technology Publications
knowledge? Contemporary Issues in Seels, B. B., & Richey, R. C. (1994). Instructional
Technology and Teacher Education technology: The definition and domains of
Koentjaraningrat. (1991). Pengantar antropologi. the field. Washington, DC: Association for
Rineka Cipta. Jakarta Educational Com mu ni cations and
Munir, (2008). Kurikulum berbasis teknologi Technology
informasi dan komunikasi. Bandung: C.V. Skinner, B. F. (1968). Technology of teaching.
Alfabeta Paramus, NJ: Prentice Hall
Munir, (2009). Pembelajaran jarak jauh berbasis Sukmadinata, N.S. (2000), Pengembangan
teknologi informasi dan komunikasi. kurikulum : Teori dan praktek. Bandung:
Bandung: C.V. Alfabeta Remaja Rosda Karya
Nasution, S. (2003). Berbagai pendekatan dalam Sudjana, Nana. (1991). Penilaian hasil proses
proses belajar & mengajar. Jakarta: P.T. belajar mengajar. Bandung: Remaja
Bumi Aksara Rosdakarya
Nicole and Retta. (2006). Hybrid learning . Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar proses belajar
Dipublikasikan pada Journal of mengajar. Bandung: Sinar Baru
Information Technology Education Volume Willis, B. (1993). Distance education: A practical
5 tahun 2006 guide. Englewood Cliffs, NJ: Educational
Oblinger , D. (2003).Education the next generation. Technology Publications
Educause July/August 2003. Tersedia di Wilson, B. G. (Ed.) (1996). Constructivist learning
http://www.educause.edu. [diakses environments: Case studies in instructional
pada Juli 2009] design . Englewood Cliffs, NJ:
Oliva, Peter F., (1992), Developing the curriculum , Educational Technology Publications
3rd Edition, New York, Harper Collins Williams, B. (1999). The Internet for Teachers. IDG
Publishers. Books Worldwide.Inc. New York
Pannen, P. (2005). Pemanfaatan ICT dalam Zais, Robert. S. (1976), Curriculum principles and
pembelajaran. Presentasi pada Seminar foundations, New York, Harper & Row.
Sun Commitment in Education and Publisher, Inc
Research Industry, Jakarta, 29 Juni 2005

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


37
Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan
Penelitian

Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

Widodo
E-mail: widodo_gbu@yahoo.com
SMPK-SMAK BPK PENABUR Tasikmalaya

Abstrak
ekolah Dasar (SD) merupakan tingkat pendidikan formal yang paling rendah atau

S permulaan yang memberikan dasar bagi siswa untuk mampu mempelajari ilmu
pengetahuan. Siswa kelas I dan II SD rata-rata berumur siswa 6 8 tahun sehingga tergolong
pendidikan anak usia dini. Periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
otak, kemampuan gerak, kemampuan bicara, pembentukan moral, pembentukan visi, dan
pembentukan percaya diri. SD dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
tidak memberikan beban berat seperti yang dilakukan SD di Indonesia selama ini. Kurikulum SD
BPK PENABUR Unggulan yang diusulkan dalam tulisan ini menyajikan pembelajaran yang mampu
menghadirkan kesukacitaan dalam belajar dan menekankan pada kemampuan membaca, menulis,
dan berhitung dengan pembiasaan karakter berdasarkan Nilai-Nilai Kristiani (Calt-C = calistung
plus karakter). Menggunakan prosedur penilaian non tes (kecuali Bahasa Indonesia dan
Matematika), dan buku pegangan siswa yang diwajibkan hanya 3 (tiga) buah untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Matematika, dan Mandarin, sangat meringankan beban siswa. Penguasaan
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung dengan pembiasaan karakter berdasarkan Nilai-
Nilai Kristiani merupakan modal yang kuat bagi siswa untuk meningkatkan keinginan mempelajari
pengetahuan yang lebih luas.

Kata-kata kunci: Belajar, kurikulum, pengembangan kurikulum

Developing Leading School Curriculum

Abstract
Primary school is the lowest education level that gives students ability to learn basic knowledge. The average
age of the first and second grade students are between six to eight years. This period is the time when brain
grows, skills and speech skills develop, moral building begins, vision formulates, and self-confidence establishes.
The problem is the existing elementry schools curriculum tends to give heavy burden to the students. This
article discusses an ideal curriculum suitable for SD BPK PENABUR.Which presents the learning process to
bring joy in learning and focus on reading, writing and arithmetic by using habituation of Christian values
character. Using non-test assessment procedures (except for the Indonesian language and Mathematics), and
the student handbooks for Indonesian, Mathematics, and Mandarin subjects, will deerease the students
burden. Mastery of reading, writing, and arithmatic by using the habituation of Christian values character
based is a strong key to strengthen the students learning motivation.

Keywords: Learning, curriculum, curriculum development

38 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

Me me nu hi ha rap an m asy ar aka t ak an


Pendahuluan peningkatan kualitas pendidikan, muncullah
sekolah-sekolah unggulan baik negeri maupun
Pendidikan merupakan tanggungjawab s w a s t a . S e b a g i a n d ar i s e k o l a h t e r s e b u t
bersa-ma pemerintah, masyarakat, dan orang merupakan pengembangan sekolah lama dan
tua. Pemerintah, masyarakat, dan orang tua yang lainnya merupakan sekolah baru yang
sudah sewajarnya berperan aktif dalam bidang menawarkan konsep pendidikan yang berbeda
pendidikan dari mulai pendidikan anak usia dari sekolah pada umumnya. Sekolah-sekolah
dini (PAUD) sampai dengan perguruan tinggi. unggulan tersebut diberikan nama sebagai
Dalam era globalisasi informasi, keterbukaan sekolah standar nasional (SSN), rintisan sekolah
t e l a h m e nj a d i k a r ak t e r i s t i k k e hi d u p a n bertaraf internasional (RSBI), sekolah bertaraf
demokratis yang berdampak juga kepada internasional (SBI), sekolah internasional,
pendidikan. Kualitas pendidikan berhubungan sekolah plus, dan sebagainya. Sekolah-sekolah
erat dengan kualitas sumber daya manusia unggulan baik negeri maupun swasta semakin
(SDM), sebab SDM merupakan hasil pendidikan. diminati oleh sebagian masyarakat berpengha-
Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki data silan tinggi. Para orang tua berharap sekolah
pada tahun 2010 terdapat 51% pekerja Indonesia u ng g u l a n d a p a t m em e nu hi ha r a p a nny a ,
lulusan pendidikan dasar (Kurniawan, 2010: 1). mendidik dengan benar dan memperlengkapi
Hingga akhir tahun 2010 Indonesia mengirim- anak-anak dengan pengetahuan dan keteram-
kan banyak tenaga kerja yang sebagian besar pilan yang unggul. Dengan berjalannya waktu,
berpendidikan rendah, sehingga berdaya saing mulai banyak orang tua yang merasakan beban
rendah. Berhubungan dengan human development be laj ar anak -anaknya yang b erse kol ah di
index (HDI). Menurut data United Nations sekolah dasar unggulan menjadi sangat berat.
Educational, Scientific and Cultural Organization P a d a u m u m ny a pe ny e l e ng g a r a S D
(UNESCO) yang dirilis pada bulan November unggulan mengartikan sekolah unggulannya
2011, menunjukkan Indonesia berada pada dengan menambah mata pelajaran, misalnya
peringkat 124 dari 187 negara (hdr.undp.org, Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Komputer,
2011). S eni, da n s eb ag a inya . B e ba n b el aj a r da n
Rendahnya kualitas sumber daya manusia tuntutan penguasaan materi SD unggulan
mencerminkan rendahnya tingkat pendidikan m e nj a d i l e b i h b e r at d a r i p a d a S D b u k a n
di negara kita. Meningkatkan kualitas sumber unggulan. Semula orang tua merasa bangga
daya manusia tidak dapat dilepaskan dengan dapat menyekolahkan anak-anaknya di SD
upaya meningkatkan kualitas pendidikan. unggulan, meskipun menyita atau mengurangi
S e i r i ng d e ng a n m e ni ng k a t ny a t e k no l o g i waktu bermain anaknya. Dengan alasan beban
informasi, masyarakat semakin pandai dan belajar dan tuntutan materi yang berat serta agar
m e nunt u t p e ni ng k a t an k u a l it a s s e k ol a h. nilai ulangan (tes) baik, sepulang sekolah anak
Kurikulum 2006 memberikan kesempatan mengikuti pelajaran tambahan, les musik, les
kepada sekolah untuk meningkatkan kualitas bahasa Inggris, les Bahasa Mandarin, les renang,
pendidikannya, sebab memungkinkan setiap dan sebagainya.
satuan pendidikan mengembangkan kurikulum Beban berat yang dirasakan oleh anak-anak
sendiri yang dikenal dengan istilah Kurikulum bukan hanya tuntutan belajar, tetapi juga beban
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Setiap sesungguhnya berupa banyaknya buku yang
sekolah mengembangkan kurikulum berpedo- harus dibawa setiap hari. Ketika belajar di TK
man pada standar kompetensi kelulusan dan tidak banyak buku yang harus dibawa karena
s t a nd a r i s i , s e r t a p a nd u a n p e ny u s u na n tasnya hanya berisi bekal makan dan minum.
kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Ketika naik ke jenjang sekolah dasar pada tahun
Nasional Pendidikan atau BSNP (Sudibyo, 2006: yang sama, tangan yang mungil dan halus harus
6). Melalui KTSP setiap sekolah memiliki mengangkat beban berat tasnya setiap hari.
keleluasaan untuk mengembangkan keunggu- Pundak yang kecil dan masih lemah itu setiap
lan-keunggulannya. hari harus menggendong tas yang berat. Ketika

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 39


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

belajar di TK tidak pernah ada ulangan (tes), UNESCO memberi batasan anak usia dini
tetapi pada tahun yang sama ketika mulai belajar sebagai periode anak sejak lahir sampai berusia
di SD anak harus menghadapi ulangan (tes) delapan tahun (World Vision, 2005). Periode ini
harian, ulangan tengah semester, dan ulangan merupakan masa pertumbuhan dan perkem-
akhir semester. Semua mata pelajaran dinilai bangan otak, kemampuan gerak, kemampuan
melalui ulangan (tes). bicara, pembentukan moral, pembentukan visi,
Perbedaan jenjang pendidikan dari TK ke dan pembentukan percaya diri. Periode ini juga
SD membawa dampak perubahan sangat besar merupakan dasar pembangunan kualitas hidup
bagi peserta didik. Beban yang dibawa dari manusia. Jika pendidikan pada periode ini
ringan menjadi sangat berat, tuntutan belajar dari mengalami hambatan, dapat mengakibatkan
r i ng a n m e nj a d i s a nga t b e r a t d a n r u m i t . tidak maksimalnya perkembangan belajar pada
Perubahan tersebut dapat mengakibatkan periode selanjutnya.
pertumbuhan fisik dan mental terganggu, dan Usia peserta didik kelas I dan II tergolong
pelampiasan kebebasan bermain sehingga pada dalam periode anak usia dini. Anak usia dini
saat anak dituntut serius menjadi tidak serius memerlukan banyak bermain untuk memaksi-
dan cenderung mengganggu teman-temannya. malkan pertumbuhan gerak. Beban belajar yang
Dikuatirkan kemunduran semangat belajar dan diberikan selama ini terlalu berat sehingga
kejenuhan belajar akan dialami oleh peserta mengurangi kegiatan bermain bersama teman-
didik ketika mereka duduk di jenjang Sekolah temannya yang lebih dibutuhkan peserta didik.
Menengah Atas dan Perguruan Tinggi. Perbedaan beban belajar yang sangat jauh
Berdasarkan latar belakang tersebut dalam antara TK dan SD (terutama kelas I dan II) dilihat
pendahuluan, dapat dirumuskan masalah d ar i j u ml a hn ma t a p e la j ar a n, pe m be r ia n
pokok, yaitu: Bagaimana sekolah menyusun pekerjaan rumah (PR), dan ulangan (tes) terasa
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) berat bagi anak dan terlalu cepat mengubah
yang peduli terhadap perkembangan usia ke cer iaa n me nja di kes eri usa n. A kib atnya
peserta didik. banyak di antara peserta didik pada periode
bel ajar sel anjut nya masi h ber main ket ika
Kajian Pustaka seharusnya serius. Alangkah menyenangkan
bila kita dapat memberik an lebih b anyak
Belajar menurut Mohamad Surya (2004:48), kesempatan bermain di dalam pembelajaran
adalah suatu proses usaha yang dilakukan pada akhir periode emas ini.
individu untuk memperoleh suatu perubahan Menurut Soegeng Santoso guru besar
perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai Universitas Negeri Jakarta (UNJ), yang dianggap
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam pembelajaran unggul oleh masyarakat adalah
i nt e r a k s i d e ng a n li ng k u ng a nny a . M a s i h hasilnya, padahal yang tepat, adalah harus
menurut Mohamad Surya (2004: 51-52) kualitas proses dan hasilnya. Dengan menekankan pada
belajar yang perlu dikembangkan dalam diri hasil anak dituntut menjadi juara kelas, nilainya
para siswa adalah (1) belajar untuk menjadi diri selalu bagus. Anak kemudian diikutkan dalam
sendiri (learning to be) untuk menjadi pribadi bimbingan belajar, sebab hasil pembelajaran di
yang mandiri, (2) belajar untuk belajar (learning sekolah dirasakan kurang. Cara ini kadang-
to learn) mendorong siswa untuk belajar lebih kadang mengenyampingkan proses pendidikan,
l a nj u t s e um u r hi d u p a t a u b e la j a r u nt u k y a i t u m e m b e nt u k ke p r i b a d i a n a na k .
menguasai pengetahuan (learning to know), (3) Sebenarnya yang utama dalam pendidikan
belajar untuk berbuat (learning to do) sebagai adalah proses. Hanya saja, tidak sedikit sekolah
bekal untuk bekerja produktif dan efektif, dan yang lehih mengedepankan pada hasil akhir. Ini
(4) belajar untuk hidup bersama (learning to live menyebabkan anak didik kurang memperoleh
together) dengan bekal nilai-nilai universal kesempatan untuk bersenang-senang. Pelajaran
mampu menerima dan menghormati orang lain menjadi tidak menyenangkan. Padahal, dalam
sebagai sesama ciptaan Tuhan. pembelajaran, guru wajib memberikan suasana

40 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

senang. Jangan sampai siswa takut kepada guru, menengah setelah memperhatikan pertim-
takut pada mata pelajaran. Siswa harus dibuat b anga n da ri k om it e se ko la h at au k om it e
senang dengan pelajaran dan senang belajar. madrasah.
Menakut-nakuti dalam mendidik tidak baik. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
H ind ar i k a t a ja nga n k ar e na a na k b i as a (Depdiknas, BSNP, 2006: 6-7) adalah sebagai
bereksperimen. (Republika: 16 April 2004). berikut.
Pendidikan seharusnya tidak membuat a. Berpusat pada potensi, perkembangan,
anak kecil menjadi tertekan (Santrock, 2002:243). kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
Tes atau ulangan berpotensi menimbulkan stres dan lingkungannya.
pada anak. Tinggi rendahnya stres ditentukan b. Beragam dan terpadu.
oleh tinggi rendahnya kerugian dan ancaman, c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu
tantangan, sarana, dan kemampuan menangani pengetahuan, teknologi, dan seni.
cobaan. Bila kerugian dan ancaman tinggi, d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
sementara tantangan, sarana, dan kemampuan- e. Menyeluruh dan berkesinambungan.
nya rendah, biasanya stresnya akan tinggi. f. Belajar sepanjang hayat.
(Santrock, 2002:302-303). Anak-anak usia 6 8 g. Seimbang antara kepentingan nasional dan
tahun menghendaki nilai (angka rapor) yang kepentingan daerah.
baik, tanpa mengingat apakah prestasinya Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada
memang pantas diberi nilai baik atau tidak. prinsip-prinsip (Depdiknas, BSNP, 2006:7-8),
(Yusuf, 2004:25). sebagai berikut.
Abin Syamsuddin M dan Nana Syaodih S., a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada
d a l a m S y a m s u Y u s u f ( Y u s u f , 2 0 04 : 1 7 9 ) potensi perkembangan dan kondisi peserta
m e ny a t a k an, b a hw a u s i a s e k ol a h d a s a r didik untuk menguasai kompetensi yang
m e r u p a k a n m a s a b er k e m b a ng p e s a t ny a berguna bagi dirinya.
k e m a m p u a n m e ng e na l d a n m e ng u a s a i b. K u r i k u l u m d i l ak s a na k a n d e ng a n
perbendaharaan kata. Pada awal usia sekolah menegakkan ke lima pilar belajar, yaitu (1)
dasar, anak mampu menguasai sekitar 2.500 belajar untuk beriman dan bertakwa kepada
kata, dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) Tuhan Yang Maha Esa, (2) belajar untuk
mampu menguasai 50.000 kata. Dikuasainya memahami dan menghayati, (3) belajar
keterampilan membaca dan berkomunikasi untuk mampu melaksanakan dan berbuat
dengan orang lain, memungkinkan anak gemar secara efektif, (4) belajar untuk hidup
membaca dan mendengarkan cerita yang bersifat bersama dan berguna bagi orang lain, dan
kritis. Dengan demikian pembiasaan berbahasa ( 5 ) b e l a j a r u ntu k m e m b a ng u n d a n
yang baik pada anak usia sekolah dasar akan m ene m uk a n j a t i d ir i , m e l al u i p r o se s
membantunya mampu berkomunikasi dengan pembelajartan yang aktif, kreatif, efektif, dan
baik. menyenangkan.
Kurikulum 2006, berdasarkan Peraturan c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan
M e nt e r i Pe nd i d i k a n N a s i o na l R e p u b l i k peserta didik mendapat pelayanan yang
Ind ones ia N omor 22 T ahun, mem beri kan bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau
kesempatan setiap sekolah menyusun kurikulum percepatan sesuai dengan potensi, tahap
sendiri yang berbeda dengan sekolah lain. perkembangan, dan kondisi peserta didik
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) d eng an me m pe r ha t i ka n k e te r pa d ua n
je nj ang pe nd id ik an d as ar d an m enenga h pengembangan pribadi peserta didik yang
dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan,
berpedoman pada standar kompetensi lulusan kesosialan, dan moral.
( S K L ) , d a n s t a nd a r i s i , s e r t a p e d o m a n d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana
penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP hubungan peserta didik dan pendidik yang
(Depdiknas, BSNP, 2006: 6). Kurikulum satuan saling menerima dan menghargai, akrab,
pendidikan dasar dan menengah ditetapkan ter buka, dan hangat, dengan pri nsip tut
oleh kepala satuan pendidikan dasar dan wuri handayani, ing madyo mangun karso, ing

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 41


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

ngarso sung tulodo (di belakang memberi a. Mata Pelajaran , yang terdiri atas; (1)
daya dan kekuatan, di tengah membangun Pendidikan Agama dan akhlak mulia, (2)
s e m a ng a t d a n p ra k a r s a , d i d e p a n P e nd i d i k a n k e w ar g a ne g a r a a n d a n
memberikan contoh). kepribadian, (3)Ilmu Pengetahuan dan
e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggu- Tek nolo gi, y ang terdi ri a tas: Bahasa
na k an p e nde k a t a n m u l t i s tr a t e g i d a n Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan
multimedia, sumber belajar dan teknologi Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial, (4)
yang memadai, dan memanfaatkan ling- Estetika, yang terdiri atas : Seni Budaya dan
kungan sekitar sebagai sumber belajar, Keterampilan, (5) Pendidikan jasmani, Olah
dengan prinsip alam takambang jadi guru raga dan Kesehatan
(semua yang terjadi, tergelar, dan berkem- b. Muatan Lokal, yang merupakan kegiatan
bang di masyarakat dan lingkungan sekitar kurikuler untuk mengembangkan kompe-
serta lingkungan alam semesta dijadikan tensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
sumber belajar, contoh, dan teladan). potensi daerah, termasuk keunggulan
f. K u r i k u l u m d i l ak s a na k a n d e ng a n d a e r a h y a ng m a t er i ny a t i d a k d a p a t
mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan dikelompokkan ke dalam mata pelajaran
bud aya sert a ke kaya an d aera h untuk y a ng a d a . S u b s t ans i m u a t a n l o k a l
keberhasilan pendidikan dengan muatan ditentukan oleh satuan pendidikan.
seluruh bahan kajian secara optimal. c. Pe ng emb an ga n D ir i, ya ng b er tu ju an
g. K u r i k u l u m y a ng m e nc a k u p s e l u r u h memberikan kesempatan kepada peserta
komponen kompetensi mata pelajaran didik untuk mengembangan dan mengeks-
muatan lokal dan pengembangan diri presikan diri sesuai dengan kebutuhan,
diselenggarakan dalam keseimbangan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
keterkaitan, dan kesinambungan yang dengan kondisi sekolah.
cocok dan memadai antarkelas dan jenis Kurikulum untuk semua tingkat satuan
serta jenjang pendidikan. pendidikan dapat memasukkan pendidikan
Standar isi (Depdiknas, BSNP, 2006: 3) b e r b a s i s k e u ng g u l an l o k a l d a n g l o b a l .
secara keseluruhan mencakup hal-hal sebagai Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
berikut. global adalah pendidikan yang memanfaatkan
a Kerangka dasar dan struktur kurikulum keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing
y a ng m e r u p a k a n p e d o m a n d a l a m global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan teknologi informasi dan komunikasi, ekologi,
pendidikan. dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
b Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pengembangan kompetensi peserta didik.
pendidikan dasar dan menengah Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
c Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang global dapat merupakan bagian dari semua mata
akan dikembangkan oleh satuan pendi- pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran
dikan berdasarkan panduan penyusunan muatan lokal. Satuan pendidikan dasar dan
kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan menengah dapat mengembangkan kurikulum
dari standar isi. dengan standar yang lebih tinggi dari standar
d Kalender pendidikan untuk penyeleng- isi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
garaan pendidikan pada satuan pendidi- Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
k a n j e nj a ng p e ndi d i k a n d a s a r d a n tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
menengah. Dasar dan Menengah dan Standar Kompetensi
Menurut Menteri Pendidikan Nasional Lulusan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Republik Indonesia (Depdiknas, BSNP, 2006:9), Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun
Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Ibtidaiah (SD/MI) terdiri atas 3 (tiga) komponen, untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
yaitu: (Depdiknas, BSNP, 2006: 284).

42 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

sederhana, tetapi tetap dapat memberikan


Pembahasan lapora n hasil be lajar (Rap or) sesuai yang
diinginkan pemerintah dan orang tua. Bahkan
Sekolah Dasar (SD) unggulan yang ditawarkan banyak kesempatan guru memberikan pendi-
selama ini mengutamakan pada mata pelajaran dikan yang dikaitkan dengan nilai-nilai kristiani.
yang ditambahkan (seperti Bahasa Inggris, Usulan ini diharapkan menjadi salah satu
Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Komputer atau u ng g u l a n d a n d a y a t a r i k m a s y a r a k a t
teknologi informasi, pembelajaran bilingual, dan mempercayakan pendidikan putra/putrinya ke
ekstrakurikuler yang menarik) dan jam belajar SDK BPK PENABUR.
lebih lama dibandingkan SD biasa. Semua itu
tida k salah, karena tujuanny a agar s iswa 1 Tema
mendapatkan kemampuan lebih daripada SD CALT C
bia sa. Jam belaj ar y ang lebih lam a da pat CALT C merupakan singkatan dari
menjawab kebutuhan orang tua siswa yang membaca menulis berhitung (calistung)
kedua-duanya bekerja, sehingga sekolah dapat dan karakter. Strategi pembelajaran yang
berfungsi sebagai tempat belajar sekaligus diusulkan menekankan pada kemampuan
tempat anak bermain setelah belajar (yang m em ba c a m enul is be r hi tu ng da n
d i k e m a s d a l a m e k s tr a k u r i k u l e r ) s a m b i l pembentukan karakter N2K.
menunggu orang tua mereka pulang bekerja.
Sekolah unggulan biasanya menawarkan hasil 2 Tujuan
belum menawarkan proses (Republika: 16 April Kelas I
2004) yaitu prosedur penilaian non tes dan Setelah menyelesaikan pendidikan di kelas
pembelajaran atraktif tanpa buku paket yang I, peserta didik memiliki kemampuan
memberatkan yang memungkinkan guru kreatif berikut.
dan siswa mampu mengekspresikan dirinya 1. Membaca sekurang-kurangnya 60 kata
dengan lebih leluasa. Beban buku paket yang sederhana dalam 1 (satu) menit.
berat harus dibawa s etiap hari, p rosedur 2. M e nu l i s d e ng a n r a p i s e k u r a ng -
penilaian tes, dan pembelajaran guru aktif siswa kurangnya 25 kata sederhana dalam 1
pasif, membebani siswa secara jasmani maupun (satu) menit.
rohaninya. Siswa tertekan dan tidak bahagia 3. Berhitung menambah dan mengurang
mengikuti pembelajaran di sekolah. Prosedur sampai dengan bilangan 100.
penilaian tes/ulangan tidak sejalan dengan 4. Melakukan percakapan sederhana
dunia anak usia 6-8 tahun yang menginginkan menggunakan bahasa Inggris dan hafal
nilainya selalu baik. Hal ini mengakibatkan sekurang-kurangnya 20 kata istilah
siswa mengalami stres yang semakin meningkat yang digunakan dalam percakapan.
ketika diumumkan ak an ada tes/u langan 5. Mengucapkan sekurang-kurangnya 20
sampai pelaksanaan tes/ulangan. Lebih-lebih kata istilah dalam bahasa Mandarin.
lagi ketika akhir semester ada tes setiap hari 6. Menghormati dan mengasihi guru dan
selama satu minggu. Pendidikan seharusnya teman-temannya.
tidak membuat anak-anak kecil menjadi tertekan 7. Mengoperasikan komputer (mulai dari
(Santrock, 2002:243). menyalakan, menjalankan program
Berdasarkan paparan tersebut di atas bermain sambil belajar, sampai
mengingat siswa kelas I dan II tergolong anak mematikannya).
usia dini, penulis mengusulkan pengembangan 8. M eny any i ka n 1 0 l a gu ana k , l ag u
kurikulum yang menekankan pada proses rohani, dan lagu nasional.
terutama untuk kelas I dan II SD yang lebih
ringan, sederhana, dan fokus pada tujuan. Kelas II
Dalam pembelajaran, tetap menghadirkan Setelah menyelesaikan pendidikan di kelas
suasana bermain, keceriaan, dan praktik yang II, peserta didik memiliki kemampuan
s a ng a t d i g e m a r i ana k - a na k . M e s k i p u n berikut.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 43


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

1. Membaca sekurang-kurangnya 100 7. M e ng e na l I P A da l a m k e hi d u p a n


kata sederhana dalam 1 (satu) menit. sehari-hari.
2. M e nu l i s d e ng a n r a p ih s ek u r ang - 8. Mengenal IPS dalam kehidupan sehari-
kurangnya 40 kata sederhana dalam 1 hari
(satu) menit. 9. Menyanyikan 5 lagu nasional, 5 lagu
3. Berhitung menambah dan mengurang daerah, dan 15 lagu anak
s e r t a k o m b i na si m e na m b a h d a n 10. Mengoperasikan komputer lebih baik.
mengurang sampai bilangan 1.000
4. Melakukan percakapan sederhana 3 Struktur kurikulum
menggunakan bahasa Inggris dan hafal S t r u k t u r k u r i k u lu m S e k o l a h D a s a r /
sekurang-kurangnya 40 kata istilah Madrasah Ibtidaiah (SD/MI) berdasarkan
yang digunakan dalam percakapan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
5. Mengucapkan sekurang-kurangnya 30 Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006,
kata istilah dalam bahasa Mandarin. seperti terlihat pada Tabel 1.
6. Bekerja sama dengan guru dan teman Berdasarkan struktur kurikulum tersebut
dalam berbagai kegiatan. sekolah diberi wewenang untuk menentukan

Tabel 1: Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/


Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)

Jam Pelajaran Jam Pelajaran


No Mata Pelajaran
Kelas I Kelas II

A Mata Pelajaran Utama

1. Pendidikan Agama

Pendidikan
2.
Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia

4. Matematika

5. Ilmu Pengetahuan Alam

6. Ilmu Pengetahuan Sosial

Seni Budaya dan


7.
Keterampilan (SBK)

Pendidikan Jasmani, Olah


8.
raga dan Kesehatan

B. Muatan Lokal

9.

10.

C. Pengembangan Diri

11

Jumlah 26 27

Sumber: Depdiknas, BSNP, 2006:10 "Kurikulum 2006"

44 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

sendiri jam tatap muka setiap mata pelajaran, BPK PENABUR yang diusulkan seperti tertera
m a t a p e l a j a r a n mu a t a n l o k a l , d a n pada Tabel 2.
pengembangan diri, dengan jumlah jam tatap Pengembangan struktur kurikulum yang
muka sampai dengan 32 jam pelajaran per diusulkan seperti tersebut di atas memberikan
minggu untuk kelas 1, 2,dan 3. Sekolah secara kesan luas dengan jumlah tatap muka jauh
tidak langsung diperkenankan menambah jam melebihi ketentuan kurikulum. Belum lagi bila
tatap muka lebih dari 32 jam pelajaran per ditambahkan dengan upacara atau kebaktian,
minggu dengan alasan yang dapat dipertang- jumlah jam tatap muka akan melebihi 41 jam
gungjawaban. Adapun struktur kurikulum SDK t a t a p m u k a p e r m ing g u . P e ng e mb a ng a n

Tabel 2: Struktur Kurikulum SDK BPK PENABUR

Jam Pelajaran Jam Pelajaran


No Mata Pelajaran
Kelas I Kelas II

A Mata Pelajaran Utama

1. Pendidikan Agama 4 4

Pendidikan
2. 2 2
Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 5 5

4. Matematika 6 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam 3 3

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2

Seni Budaya dan


7. 4 4
Keterampilan (SBK)

Pendidikan Jasmani, Olah


8. 3 3
raga dan Kesehatan

B. Muatan Lokal

9. Bahasa Daerah 1 1

Pendidikan Lingkungan
10. 1 1
Hidup

11. Bahasa Inggris 4 4

12. Bahasa Mandarin 2 2

C. Pengembangan Diri

13. Komputer 2 2

14. Bimbingan 1 1

15. Perpustakaan 1 1

Jumlah 41 41

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 45


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

kurikulum yang terlalu luas dapat berakibat l a ng i t d a n p e r is t i w a a l a m s e r t a


kurang fokus dan terlalu berat bagi siswa, pengaruhnya terhadap kegiatan manusia;
sehingga target anak mampu membaca, menulis Mengenal makhluk hidup da n proses
dan berhitung (calistung) menjadi kurang k e hi d u p a nny a ; PKBN2K; Tidak
berhasil, apabila pembelajaran membosankan m e m e r l u k a n b u k u p e g a ng a n s i s w a ;
dan menggunakan prosedur penilaian tes. Akan Penilaian non tes; Tidak ada tes (formatif,
tetapi, meskipun terlihat pengembangannya tengah semester, maupun akhir semester);
terlalu luas dan berat, penyajian-penyajian mata Tidak ada PR; Pembelajaran pengenalan
pelajaran yang ringan, penuh keceriaan, dan dan praktik
penilaian banyak menggunakan prosedur non 6. Ilmu Pengetahuan Sosial: Memahami kedu-
tes menjadikan siswa dapat mengikuti dengan d uk a nny a da l a m k e lu a r ga ; Me m p er -
s u k a c i t a . H a ny a m at a p e l a j a r a n B a ha s a k e na l k a n k e b i a s aa n hi d u p m e nj a g a
Indonesia dan Matematika yang menggunakan kebersihan lingkungan rumah; Memahami
p r o se d u r te s ( u la ng a n) u nt u k p e ni l ai a n. peristiwa penting dalam keluarga dan
Kegiatan-kegiatan pembelajaran setiap pelajaran pentingnya menjaga dokumen; Memahami
diusulkan sebagai berikut. kedudukan dan peran anggota dalam
1 Pendidikan Agama: Menyanyi; Bercerita; k e l u a r g a d a n l i ng k u ng a n t e t a ng g a ;
Bermain; PKBN2K; Tidak memerlukan buku PK B N2K ; T id ak memer lukan buku
pegangan siswa; Penilaian non tes; Tidak pegangan siswa; Penilaian non tes; Tidak
ada tes (formatif, tengah semester, maupun ada tes (formatif, tengah semester, maupun
akhir semester); Tidak ada PR; Menghadir- akhir semester); Tidak ada PR; Pembelajaran
kan suasana sekolah minggu pengenalan dan praktik
2. Pendidikan Kewarganegaraan: Menerap- 7. Seni Budaya dan Keterampilan (SBK):
k a n hi d u p r u k u n d a l a m p e r b e d a a n; Memperkenalkan seni rupa; Memper-
Memb iasaka n terti b di ru mah da n di kenalkan seni musik; Memperkenalkan dan
sekolah; Menerapkan hak dan kewajiban menyanyikan lagu-lagu nasional;
a na k d i r u m a h d a n d i s e k o l a h; Memperkenalkan dan menyanyikan lagu-
Membiasakan hidup bergotong royong; l a g u r o ha ni ; M em p e r k e na l k a n d a n
Membiasakan cinta lingkungan; Membia- mempraktikkan seni tari/gerak; PKBN2K;
sakan sikap demokratis dan menjunjung Tidak memerlukan buku pegangan siswa;
tinggi nilai-nilai Pancasila; PKBN2K; Tidak Penilaian non tes; Tidak ada tes (formatif,
m e m e r l u k a n b u k u p e g a ng a n s i s w a ; tengah semester, maupun akhir semester);
Penilaian non tes; Tidak ada tes (formatif, Tidak ada PR; Pembelajaran pengenalan
tengah semester, maupun akhir semester); dan praktik
Tidak ada PR; Mempraktikkan kebiasaan 8. P e nd i d i k a n j a s m ani , O l a h r a g a d a n
hidup sebagai warga negara yang baik Kesehatan; Permainan; Senam; Renang;
3. Bahasa Indonesia : Membaca; Menulis; Memperkenalkan kebiasaan hidup sehat;
Percakapan; PKBN2K; Memerlukan buku PKBN2K; Tidak diperlukan Buku Pegangan
pegangan siswa; Penilaian tes siswa; Penilaian non tes; Tidak ada tes
4. Matematika: Memberikan materi sekurang- (formatif, tengah semester, maupun akhir
kurangnya sesuai tuntutan kurikulum; semester); Tidak ada PR; Pembelajaran
PKBN2K; Memerlukan buku pegangan pengenalan dan praktik
siswa untuk; Penilaian tes 9. Bahasa Daerah: Memperkenalkan istilah;
5. Ilmu Pengetahuan Alam: Mengenal anggota Percakapan; Menyanyi lagu anak; PKBN2K;
tubuhnya dan kegunaannya serta cara Tidak memerlukan buku pegangan siswa;
merawatnya; Mengenal cara memelihara Penilaian non tes; Tidak ada tes (formatif,
lingkungan agar tetap sehat; Mengenal tengah semester, maupun akhir semester);
berbagai sifat benda dan kegunaannya; Tidak ada PR
Mengenal berbagai bentuk energi dan 10. P e nd i d i k a n L i ng k u ng a n Hidup:
manfaatnya; Mengenal berbagai benda Memperkenalkan lingkungan hidup dan

46 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

m a nf a a t ny a b a g i m a nu s i a ; M e nj a g a pembicaraan, dan belajar berbagi dengan yang


kelangsungan lingkungan hidup agar tetap membutuhkan (Sutanto, 2011:33-34). Prosedur
lestari; PKBN2K; Tidak memerlukan buku penilaian dilakukan melalui aktivitas siswa,
pegangan siswa; Penilaian non tes; Tidak kemampuan anak melakukan perintah guru,
ada tes (formatif, tengah semester, maupun dan perubahan perilaku yang mencerminkan
akhir semester); Tidak ada PR nilai-nilai kristiani, bukan berdasarkan hasil tes
11. Bahasa Inggris: Memperkenalkan istilah/ atau ulangan sehingga tidak membebani siswa
kata yang digunakan dalam percakapan ; dalam belajar.
P e r c a k a p a n; P e r ma i na n; M e ny a ny i ; Pembelajaran Pendidikan Kewargane-
Membiasakan berbahasa Inggris untuk garaan yang lebih banyak praktik mengenai
k a t a - k a t a y a ng t el a h d i p e r k e na l k a n; hidup rukun dalam perbedaan, tertib di rumah
K B N 2 K ; T i d a k me m e r l u k a n b u k u dan di sekolah, memperkenalkan hak dan
pengangan siswa; Penilaian non tes; Tidak kewajiban siswa di rumah dan di sekolah, hidup
ada tes (formatif, tengah semester, maupun bergotong royong, cinta lingkungan, sikap
akhir semester); Tidak ada PR demokratis dan menjunjung tinggi nilai-nilai
12. B a ha s a Ma nd a r i n: M e m p e r k e na l k a n Pancasila. Siswa dapat dilatih untuk menulis
i s t i l ah/k a t a ; P e rc a k a p a n; M e ny a ny i ; dan me mbaca kalima t yang berhu bungan
PKBN2K; Memerlukan buku pegangan dengan indikator pembelajaran. Guru memiliki
Siswa; Penilaian non tes; Tidak ada tes banyak kesempatan dalam mengimplemen-
(formatif, tengah semester, maupun akhir tasikan ni l a i - ni la i k r i s t i a ni dalam
semester); Tidak ada PR pembelajarannya, sehingga sejak dini siswa
13. K o mp u t e r; P ra k t i k d i la b ko m p u te r ; membiasakan diri hidup benar yang terus
PKBN2K; Tidak diperlukan buku pegangan dibawa sampai dewasa ketika bergaul dengan
siswa; Penilaian non tes; Tidak ada tes sesamanya. Melalui LCD proyektor guru dapat
(formatif, tengah semester, maupun akhir memperkenalkan contoh-contoh kehidupan baik
semester); Tidak ada PR yang rukun maupun yang tidak, baik yang tertib
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen maupun sebaliknya, gotong royong, cinta
yang menghadirkan suasana Sekolah Minggu lingkungan maupun sebaliknya, sikap yang
diharapkan dapat membuat hubungan guru demokratis dan yang menjunjung tinggi nilai-
dengan siswa, dan antar siswa dekat, akrab, dan nilai Pancasila maupun yang sebaliknya. Siswa
menyenangkan. Guru dapat mengembangkan belajar melalui melihat contoh dan praktik
kreativitasnya dengan menayangkan gambar- bersama teman-temannya dapat membentuk
gambar atau film-film melalui LCD proyektor perilaku hidup yang benar. Prosedur penilaian
sebagai alat bantu bercerita yang menarik dan non tes melalui kegiatan praktik, kemampuan
mudah dimengerti oleh siswa. Siswa dapat siswa melakukan perintah guru, dan perubahan
dilatih untuk menulis dan membaca ayat-ayat perilaku, dapat membuat siswa senang belajar
hafalan untuk meningkatkan keterampilan dan tidak terbeban.
menulis, membaca, dan menghafal. Guru dapat Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki
merancang berbagai aktivitas yang atraktif dan target siswa mampu membaca, menulis, dan
menarik baik permainan maupun keterampilan melakukan percakapan. Dengan jam tatap muka
serta memanfaatkan barang-barang bekas pakai. sebanyak 5 (lima) jam pelajaran dalam seminggu
Memiliki banyak kesempatan bagi guru untuk guru mampu membimbing siswa untuk belajar
mengimpleme ntasikan nilai-nilai kristiani membaca selama dua jam pelajaran, menulis
d a l a m p e m b e l a j a r anny a . M e m b i a s a k a n selama dua jam pelajaran, dan percakapan
mengasihi Tuhan dan sesama (kasih),berterima selama satu jam pelajaran. Dalam percakapan
kasih,memberi salam, bertutur kata sopan, guru dapat melakukan tanya jawab, menyuruh
mudah tersenyum (rendah hati), melakukan siswa bercerita, atau mendengarkan cerita
tugas dengan benar (kesetiaan), kejujuran; interaktif. Ketika bercerita guru dapat membuat
menyelesaikan tugas sampai selesai, patuh pada cerita yang didasarkan pada nilai-nilai kristiani
aturan,mendengarkan dan tidak memotong (k asi h, rend ah hat i, kes eti aan, ke juj ura n,

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 47


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

ketekunan, ketaatan, keberanian, dan kepedu- rendah hati, kesetiaan, kejujuran, ketekunan,
lian). Kemampuan membaca, menulis, dan ketaatan dan keberanian. Prosedur penilaian
percakapan yang baik merupakan modal dasar mel alui akti vitas ana k, ke mampu an a nak
untuk belajar lebih baik di tingkat di atasnya. melakukan perintah guru, dan perubahan
Prosedur penilaian menggunakan tes atau p e r i l a k u y a ng m e nc er m i nk a n ni l a i - ni l a i
ulangan baik formatif, tengah semester, maupun kristiani, bukan berdasarkan hasil tes atau
akhir semester, dan juga dapat menggunakan ulangan sehingga tidak membebani siswa dalam
penilaian non tes dalam berbagai aktivitas. belajar.
Pembelajaran Matematika menekankan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
siswa mampu berhitung sederhana dengan melalui cerita, penayangan gambar atau film
materi sekurang-kurangnya sesuai tuntutan melalui LCD proyektor, dapat membuat siswa
kurikulum. Waktu tatap muka sebanyak 6 mampu mem ahami kedudukannya dalam
(enam) jam pelajara n dalam satu minggu keluarga, kebiasaan hidup menjaga kebersihan
diharapkan siswa mampu memenuhi target lingkungan rumah, peristiwa penting dalam
mengoperasikan penambahan angka maupun keluarga dan pentingnya menjaga dokumen,
pengurangan angka. Praktik penambahan dan dan kedudukan dan peran anggota dalam
pengurangan menggunakan gambar atau simbol keluarga dengan lingkungan tetangga. Waktu
atau benda memudahkan siswa memahami tatap muka sebanyak 2 jam pelajaran dalam satu
pengoper-asiannya. Pembelajaran yang menarik minggu diharapkan siswa mampu mengerti dan
dan mudah dapat memupuk siswa mencintai mencintai ilmu pengetahuan sosial. Siswa dapat
matematika yang berguna di berbagai disiplin juga dilatih menuliskan dan membaca beberapa
ilmu. Nilai-nilai kristiani yang dapat dibiasakan kalimat yang berhubungan dengan indikator
adalah: rendah hati, kesetiaan, kejujuran, pembelajaran. Nilai-nilai kristiani yang dapat
ketekunan, ketaatan dan keberanian. Penilaian dibiasakan adalah: kasih, rendah hati, kesetiaan,
menggunakan prosedur tes atau ulangan dan kejujuran, ketekunan, ketaatan, keberanian dan
juga dapat menggunakan penilaian non tes kepedulian. Prosedur penilaian melalui aktivitas
dalam berbagai aktivitas. anak, kemampuan anak melakukan perintah
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA guru, dan perubahan perilaku yang mencer-
atau Sains) memperkenalkan kepada siswa minkan nilai-nilai kristiani, bukan berdasarkan
anggota tubuh dan kegunaannya serta cara ha s i l t e s a t a u u l ang a n s e hi ng g a t i d a k
merawatnya, cara memelihara lingkungan agar membebani siswa dalam belajar.
tetap sehat, berbagai sifat benda dan kegunaan, P e m b e l a j a r a n Se ni B u d a y a d a n
b er ba ga i b entu k e ne rg i d an m anf aa tnya , Keterampilan (SBK) dengan waktu tatap muka 4
berbagai benda langit dan peristiwa alam serta (empat) jam pelajaran dalam satu minggu
pengaruhnya terhadap kegiatan manusia, dan diharapkan dapat membuat siswa mampu
makhluk hidup dan proses kehidupannya. mengenal seni rupa, seni musik, menyanyi lagu-
Waktu tatap muka sebanyak 3 jam pelajaran lagu nasional, menyanyikan lagu-lagu rohani
dalam satu minggu diharapkan siswa mampu anak, dan seni tari/gerak. Pembelajaran seni
mengerti dan mencintai ilmu pengetahuan alam. budaya dan keterampilan merupakan pelajaran
Sis wa dap at ju ga dil atih menul iskan dan yang menarik bagi anak, karena banyak praktik
membaca beberapa kalimat yang berhubungan dan ada hasil yang dapat dilihat siswa. Guru
dengan indikator pembelajaran. Melalui LCD yang dibekali keterampilan menggambar dan
proyektor guru dapat memperkenalkan contoh- membuat berbagai bentuk dari kertas akan selalu
c o nt o h a ng o t a - a ng g o t a t u b u h d a n c a r a mampu memberikan suatu kenangan yang
merawatnya, lingkungan sehat dan tidak sehat, dapat dibawa pulang siswa. Guru musik yang
m ac a m- m a ca m b e nd a da n k e gu na annya , juga dibekali keterampilan gerak akan selalu
macam-macam energi, benda-benda langit dan menghadirkan suasana ceria dalam setiap
berbagai peristiwa alam, dan mengenai makhluk pertemuan. Siswa dapat juga dilatih menuliskan
hidup dan proses kehidupannya. Nilai-nilai d a n m e m b a c a b e b er a p a k a l i m a t y a ng
kristiani yang dapat dibiasakan adalah: kasih, berhubungan dengan indikator pembelajaran.

48 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

Nilai-nilai kristiani yang dapat dibiasakan melakukan perintah guru, unjuk kemampuan,
adalah: kasih, rendah hati, kesetiaan, kejujuran, dan perubahan perilaku yang mencerminkan
ketekunan, ketaatan, keberanian, dan kepedu- nilai-nilai kristiani, bukan berdasarkan hasil tes
lian. Prosedur penilaian melalui aktivitas anak, atau ulangan sehingga tidak membebani siswa
kemampuan anak melakukan perintah guru, dalam belajar.
unjuk kemampuan, dan perubahan perilaku Pembelajaran Bahasa Inggris menguta-
yang mencerminkan nilai-nilai kristiani, bukan ma kan perc aka pan seha ri-hari , me ngenal
berdasarkan hasil tes atau ulangan sehingga beberapa istilah dan mampu mengucapkannya
tidak membebani siswa dalam belajar. dengan benar, dan membangkitkan keberanian
Pembelajaran Bahasa Daerah dengan waktu siswa untuk menggunakan Bahasa Inggris.
tatap muka satu jam pelajaran setiap minggu Pembelajaran yang kreatif, atraktif, dan ceria
memperkenalkan kepada siswa beberapa istilah m e la l u i pe r m a i na n, p ena y a nga n g a mb a r
yang lazim digunakan sehari-hari, budaya (menggunakan LCD proyektor ), film, lagu-lagu,
daerah, kesenian daerah, dan percakapan. cerita, percakapan, dan tanya jawab, serta
Jangan melatihkan kepada siswa menulis tulisan didukung pembiasaan sehari-hari akan mampu
bahasa daerah bila berbeda dengan kaidah menimbul-kan keberanian siswa berbahasa
p e nu l i s a n b a ha s a I nd o ne s i a , a g a r t i d a k Ing gris . Wa ktu tata p mu ka s elam a 4 jam
membingungkan siswa. Melalui proyektor LCD pelajaran dalam satu minggu dengan hari yang
guru dapat memperkenalkan contoh-contoh b e r b e d a d a p a t m em u ng k i nk a n s i s w a
budaya daerah, cerita yang difilmkan, kesenian membiasakan diri untuk berbahasa Inggris.
daerah dan ehidupan sehari-hari. Nilai-nilai Nilai-nilai kristiani yang dapat dibiasakan
kristiani yang dapat dibiasakan adalah: kasih, adalah: kasih, rendah hati, kesetiaan, kejujuran,
rendah hati, kesetiaan, kejujuran, ketekunan, ketekunan, ketaatan dan keberanian. Prosedur
ketaatan, keberanian, dan kepedu-lian. Prosedur penilaian melalui aktivitas anak, kemampuan
penilaian melalui aktivitas anak, kemampuan a na k m e l a k u k a n p er i nt a h g u r u , u nj u k
a na k m e l a k u k a n p er i nt a h g u r u , u nj u k kemampuan, dan perubahan perilaku yang
kemampuan, dan perubahan perilaku yang mencer minkan nil ai-nilai k ristiani, bukan
mencer minkan nil ai-nilai k ristiani, bukan berdasarkan hasil tes atau ulangan sehingga
berdasarkan hasil tes atau ulangan sehingga tidak membebani siswa dalam belajar.
tidak membebani siswa dalam belajar. Pembelajaran Bahasa Mandarin menguta-
Pembelajaran Pendidikan Lingkungan makan memperkenalkan istilah sederhana
Hidup (PLH) dengan waktu tatap muka satu jam untuk percakapan sehari-hari, misalnya sapaan,
pelajaran dalam satu minggu memperkenalkan nama hari, nama buah, nama pakaian, dan nama
l i ng k u ng an hi d u p d a n m a nf a at ny a b a g i anggota tubuh. Pembelajaran dilakukan melalui
manusia, dan cara-cara menjaga kelangsungan penayangan gambar dan siswa diminta meniru-
lingkungan hidup agar tetap lestari. Melalui kan pengucapan guru, dan lagu-lagu sederhana.
LCD proyektor guru dapat memperkenalkan Mengingat belum banyak model pengenalan
c o nt o h- c o nt o h l i ng k u ng a n hi d u p d a n Bahasa Mandarin, maka diperlukan buku
manfaatnya, lingkungan hidup yang rusak pegangan siswa sekaligus sebagai buku kerja
k ar e na pe r il a ku ma nu si a d a n a ki b at nya , siswa. Waktu tatap muka 2 jam pelajaran dalam
lingkungan hidup yang terjaga kelestariannya satu minggu yang dikemas dengan menarik,
dan manfaatnya bagi kehidupan manusia. c uk u p d a pa t m e m ba ntu s is w a m eng e na l
Siswa dapat diajak melakukan tindakan nyata beberapa istilah sehari-hari. Nilai-nilai kristiani
mencintai dan merawat lingkungan secara yang dapat dibiasakan adalah: kasih, rendah
sederhana, misalnya membuang sampah di hati, kesetiaan, kejujuran, ketekunan, ketaatan
tempatnya dan menyiram tanaman. Nilai-nilai dan keberanian. Prosedur penilaian melalui
kristiani yang dapat dibiasakan adalah: kasih, aktivitas anak, kemampuan anak melakukan
rendah hati, kesetiaan, kejujuran, ketekunan, p e r i nt a h g u r u , u nj u k k e m a m p u a n, d a n
ketaatan dan keberanian. Prosedur penilaian perubahan perilaku yang mencerminkan nilai-
mel alui akti vitas ana k, ke mampu an a nak nilai kristiani, bukan berdasarkan hasil tes atau

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 49


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

ulangan sehingga tidak membebani siswa dalam


Kesimpulan
belajar.
Pembelajaran Komputer praktik mengope-
Pengembangan kurikulum yang menawarkan
rasikan program-program permainan, program-
hasil dengan menambah lebih banyak mata
program pembelajaran, dan mengenal bagian-
pelajaran, mewajibkan siswa memiliki buku
bagian komputer. Waktu tatap muka 2 jam pela-
p e g a ng a n, d a n p r o s e d u r p e nil a i a n t e s
jaran dalam satu minggu akan selalu menarik
siswa, karena siswa praktik langsung mengope- diberlakukan kepada seluruh mata pelajaran
rasikan komputer. Nilai-nilai kristiani yang akan menambah beban berat siswa. Usia siswa
dapat dibiasakan adalah: kasih, rendah hati, kelas I dan II SD tergolong anak usia dini yang
kesetiaan, kejujuran, ketekunan, ketaatan dan yang memerlukan banyak bermain dan selalu
keberanian. Prosedur penilaian melalui aktivitas menginginkan pujian atau penilaian yang baik,
anak, kemampuan anak melakukan perintah menjadi tidak terpenuhi bila beban belajar yang
guru, unjuk kemampuan, dan perubahan perila- menjadi semakin berat jauh berbeda dengan
ku yang mencerminkan nilai-nilai kristiani, ketika masih di TK, ditambah dengan prosedur
bukan berdasarkan hasil tes atau ulangan penilaian tes yang meningkatkan stres sehingga
sehingga tidak membebani siswa dalam belajar. kemungkinan memberikan hasil yang tidak
Bimbingan mengutamakan pengenalan memuaskan.
cara belajar, cara berteman yang baik, cara Pengembangan kurikulum yang diusulkan
menghargai dan menghormati orang lain. Guru penulis lebih menekankan pada proses baru
bimbingan memiliki kesempatan yang cukup hasil. Meskipun kelihatannya sangat luas, yaitu
u nt u k m e ng i m p l e m e nt a s i k a n ni l a i - ni l a i sebanyak 15 mata pelajaran, akan tetapi dengan
kristiani. Meskipun waktu tatap muka hanya penyajian pembelajaran yang ringan, penuh
satu jam pelajaran dalam satu minggu, cukup keceriaan, dan penilaian banyak menggunakan
mampu membangkitkan keberanian siswa prosedur non tes (hanya mata pelajaran Bahasa
untuk bercerita tentang dirinya kepada orang Indonesia dan Matematika yang menggunakan
lain. Nilai-nilai kristiani yang dapat dibiasakan prosedur tes atau ulangan), menjadikan siswa
adalah: kasih, rendah hati, kesetiaan, kejujuran, dapat belajar dengan sukacita. Beban alat tulis
ketekunan, ketaatan, keberanian, dan kepedu- yang dibawa ke sekolah juga ringan, karena
lian. Bimbingan tidak diperlukan penilaian, siswa hanya membawa 3 buku pegangan siswa.
akan tetapi kedekatan dan kehangatan guru Beban orang tua juga ringan, karena tidak harus
kepada siswa mampu membantu siswa bila m e m b e l i b a ny a k b uk u p e g a ng a n s i s w a .
mengalami masalah. K e s u k a c i t a a n s i s wa d i d a l a m b e l a j a r
Penggunaan perpustakaan merupakan memberikan keleluasaan bagi pembiasaan
pembiasaan untuk membangkitkan siswa gemar p e m b e nt u k a n m o r al d a n m e nt a l y a ng
membaca dan memperkenalkan pentingnya me ma nus iak an ma nus ia se sa manya gu na
perpustakaan dalam pembelajaran. Waktu yang meningkatkan kualitas kehidupan. Penguasaan
dialokasikan satu jam pelajaran dalam satu membaca, menulis, dan berhitung dengan
minggu dapat digunakan oleh siswa membaca pembiasaan karakter berdasarkan Nilai-Nilai
buku di perpustakaan atau meminjam buku Kristiani (Calt-C = calistung plus karakter) pada
untuk dibaca di rumah. Dapat juga suatu saat awal-awal pendidikan dasar merupakan modal
siswa diberikan tugas untuk membaca suatu yang kuat bagi siswa untuk meningkatkan
buku dan diminta menceriterakan kembali isi keinginan mempelajari pengetahuan yang lebih
buku yang dibacanya. luas.

50 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pengembangan Kurikulum Sekolah Unggulan

Saran Daftar Pustaka

Sekolah disarankan menggunakan pengemban- Depdiknas, BSNP, (2006). Kurikulum 2006.


gan kurikulum usulan penulis yang menekan- Jakarta: Depdiknas
k a n p a d a p r o s e s b a r u k e m u d ia n ha s i l , Kurniawan, (2010). Sebagian besar pekerja indonesia
mempertimbangkan usia dan kemampuan lulusan sekolah dasar. Biro Pusat Statistik
s i s w a d a n a k a n b e r d a m p a k g ur u s e l a l u Republika: 16 April 2004
m e m p e r b a ha r u i ke t e r a m p a i l a n dan Santrock, John W. (2002). Live-span development
pengetahuannya. Banyaknya mata pelajaran ( pe rk em ban ga n m as a h id up ). Ja k a rt a :
dan jam tatap muka yang diusulkan dapat Erlangga
d i s e s u a i ka n d e ng a n s e k o l a h s e t e m p a t . Surya, Mohamad (2004). Psikologi pembelajaran
Penekanannya lebih pada pengurangan beban dan pengajaran. Bandung: Pustaka Bani
siswa, persiapan pembelajaran yang menuntut Quraisy
kreativitas guru, penyajian pembelajaran yang Sutanto, Maryam Kurniawati (2011). Pendidikan
atraktif dan praktis, dan penilaian mengguna- karakter berbasis nilai-nilai kristiani, Jakarta:
kan prosedur non tes. BPK PENABUR
Yusuf, Syamsu L. N. (2 004). P sik ol ogi
perkembangan anak dan remaja, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
http://hdr.undp.org/en/statistics/, (2011).
Human develompment index (HDI). Unesco.
ht t p : //w w w . w o r l d v is i o n. o r . i d , ( 2 0 0 5 ) .
Pendidikan Untuk Semua

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 51


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan
Opini

Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan


Jiwa Kewirausahaan

Hilda Karli
E-mail: temasain@yahoo.co.id
Universitas Terbuka - Bandung

Abstrak
alah satu untuk membangun semangat kewirausahaan adalah memasyarakatkan dan

S mengembangkan perkoperasian dan kewirausahaan melalui pendidikan sedini mungkin.


Akan tetapi dalam pelaksanaanya dihadapi berbagai hambatan sehingga belum berjalan
dengan baik seperti yang diharapkan. Tulisan ini melakukan kajian bagaimana
meningkatkan kewirausahaan siswa kelas 1 3 SD dengan pembelajaran tematik siswa kelas 1-3
SD. Jiwa wirausaha yang dapat dikembangkan antara lain: percaya diri, berorientasi pada tugas
dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorisinalan, dan berorientasi ke masa depan.
Diharapkan siswa tersebut lebih memiliki perilaku inovatif, kreatif, menyukai perubahan, kemajuan
dan tantangan.

Kata-kata kunci: Kewirausahaan, karakteristik anak, pembelajaran tematik.

Abstract
Cooperate and entrepreneurship can be promoted and developed through education as early as possibl. How
ever in practice there are still some problems in implementing cooperate and entrepreneurship education
making the objectives can not be obtained as expected. This article discusses how cooperate and entrepreneurship
can be developed through thematic learning approach in grade 1-3 of primary school. The entrepreneurial
spirit to be developed includes confidentce, task and result oriented attitude, risk taking, leadership,originality,
and future-oriented thinking. By this approach the students are expexted to behave more innovative,creative,
like change, progress and challenges.

Keywords: The entrepreneuship,childrens characteristics, thematic instruction.

untuk menyampaikan pembelajaran tematik


Pendahuluan yang menyenangkan. Guru masih mempunyai
anggapan bahwa fasilitas (media pembelajaran)
Pembelajaran tematik sudah dilaksanakan di harus mewah. Padahal dari benda-benda yang
Indonesia sejak bergulirnya Kurikulum Tingkat ada di lingkungan sekitar dapat dipergunakan
Satuan Pendidikan (KTSP). Namun berdasarkan sebagai media pembelajaran. Sebagai contoh
i nf o r m a s i d a n p e nga m a t a n p e nu l i s , a d a m em b el aj a rk a n te m a hew an, g u ru d a pa t
beberapa kendala yang ditemui. Berikut ini akan menggunakan semut, kecoa, cacing, kupu-kupu,
dip apar kan k endal a-ke ndala pela ksanaan dan lain-lain. Fasilitas penunjang tidak harus
pembelajaran tematik dan pendapat penulis. mewah tetapi menggunakan barang bekas yang
Pertama, Kurangnya fasilitas yang memadai ada. Contohnya ikan, tidak harus di akuarium

52 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

tetapi dapat menggunakan botol bekas air l e b i h m e ne k a nk a n p a d a p e ng e t a hu a n


mineral ukuran 600 ml atau 1500 ml yang sudah kognitifnya.
dipotong bagian mulut botol. Menurut Kohlberg, pada anak usia SD yang
Kedua, Kesulitan saat memberi penilaian masih menggunakan hadiah dan hukuman
untuk setiap mata pelajaran yang dihimpun dalam melaksanakan sebuah aturan, perlu
dalam pembelaj aran temat ik. Guru harus pembiasaan sedini mungkin agar jiwa wirausaha
melakukan beberapa kali pengelompokan nilai yang merupakan bagian dari karakter bangsa
setiap mata pelajaran karena evaluasi yang dapat dilatihkan pada anak SD.
diberikan memadukan beberapa mata pelajaran
dalam satu tema. Ada beberapa guru yang Perumusan masalah
kebingungan untuk memisahkan nilai setiap Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan No. 22
mata pelajaran. Padahal guru harus cermat Tahun 2006, diharapkan guru kelas 1 3 SD
memilih jenis pembelajaran tematik yang cocok dapat mengembangkan pembelajaran tematik
dengan kondisi sekolah. Pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran di kelas. Pembel-
jaring laba-laba lebih memudahkan guru dalam ajaran itu mengaitkan beberapa mata pelajaran
memberi penilaian untuk setiap mata pelajaran menjadi kesatuan yang utuh dan memberi
karena evaluasi diberikan sesuai karakteristik makna bagi siswa. Untuk memperkenalkan jiwa
mata pelajaran dan terpisah walaupun masih kewirausahaan pada siswa kelas 1-3 diharapkan
menggunakan tema. dapat diintergrasikan dalam pembelajaran
Ketiga, guru sulit menentukan bahan ajar t e m a t i k . M a s a l a hny a i a l a h b a g a i m a na
tematik yang tepat. Bahan ajar tematik yang ada mengintegrasikan jiwa kewirausahaan dalam
di sekolah banyak ragamnya. Sementara itu guru pembelajaran tematik di kelas 1-3 SD? Secara
belum terampil dalam memilih bahan ajar yang rinci masalah itu dapat dirumuskan sebagai
cocok dengan silabusnya sehingga materi yang berikut.
disampaikan pada peserta didik jadi berlebihan. 1. B a g a i m a na m e ng int e g r a s i k a n j i w a
H a l i ni t er j a d i k a r e na s e t i a p b a ha n a j a r kewirausahaan dalam pembelajaran di
me mp uny ai Ko mpe tensi Da sa r ( KD) d an kelas?
indikator tertentu. 2. Mengapa siswa kelas 1-3 SD cepat putus asa
K e e m p a t , g u r u ma s i h b e l u m p a ha m jika diberikan sebuah tantangan?
meskipun beberapa kali mengikuti pelatihan. 3. Seberapa besar pembelajaran tematik dapat
Sejak bergulirnya KBK sebagai embrio KTSP, meningkatkan jiwa kewirausahaan?
guru dan kepala sekolah sering mengikuti 4. A p a k a h a d a k e te r k a i t a n a nt a r a
pelatihan yang diselenggarakan oleh dinas p e m b e l a j a r a n d i k e l a s d e ng a n j i w a
setempat mengenai pembelajaran tematik. kewirausahaan?
N a m u n g u r u b e l u m m e m a ha m i ha k e k a t 5. Komponen jiwa kewirausahaan yang dapat
pembelajaran tematik itu sendiri sehingga guru diintegrasikan dalam pembelajaran pada
belu m mampu menera pkan p embelaj aran siswa di kelas 1-3 SD?
tematik dengan baik.
Kelima, guru sulit membelajarkan ranah
afektif yang menekankan pada perubahan sikap Kajian Pusataka
dan perilaku, termasuk mengembangkan jiwa
kewirausahaan melalui pembelajaran. Kurang Pembelajaran Tematik di SD
pahamnya guru dalam merancang pembel- M e nu r u t D i x o n d a n C o l l i ns ( 1 9 9 1 : 7 )
ajaran yang mengarah pada karakter terbukti pembelajaran tematik adalah suatu pembel-
dari guru yang memberikan soal ulangan secara ajaran yang melibatkan beberapa bidang studi
tertulis untuk mengukur kemampuan afektif. untuk memberikan pengalaman yang bermakna
Misalnya, apa yang dimaksud dengan disiplin? kepada siswa dengan mengaitkan dengan
Jadi siswa menghafalkan definisi disiplin. sebuah tema. Oleh karena itu siswa akan
Bukan mengajak siswa bagaimana melakukan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
dispilin dalam kehidupan sehari-hari., tetapi i t u m e l a l u i p e ng a la m a n l a ng s u ng s e r t a

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 53


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

menghubungkannya dengan konsep lain yang e. Hukuman dan ketaatan artinya menurut
sudah mereka pahami. Jika dibandingkan Lawrence Kohlberg anak pada usia 6 11
dengan pendekatan konvensional, pembelajaran t a hu n m e ng hi nd ar i hu k u m a n l e b i h
tematik lebih melibatkan siswa aktif secara dikarenakan rasa takut bukan karena rasa
mental dan fisik di dalam kegiatan belajar hormat. Karena pada tahap ini hukuman
mengajar di kelas. atau pujian akan diberikan sebagai bentuk
Pembelajaran tematik cocok diterapkan ganjaran.
kepada siswa yang berusia rentang 5 sampai 10 Menurut Dixon dan Collin (1997:8) dalam
tahun (PAUD dan SD) (Kolstelnik (1991:17)). pemilihan sebuah tema perlu memperhatikan:
A ka n te ta pi d al am t ul is an i ni , di ba ha s a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun
karakteristik anak berusia 6 (bukan 5) sampai dengan mudah dapat digunakan untuk
10 tahun, karena anak usia SD kelas 1 3 mulai memadukan banyak bidang studi.
dari 6 tahun. Adapun karakteristik anak usia b. Tema harus bermakna, maksudnya bahwa
SD kelas 1-3 antara lain sebagai berikut. tem a yang dipil ih unt uk dik aji ha rus
a. Berpikir masih holistik artinya pada memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
umumnya siswa SD masih berpikir satu selanjutnya.
kesatuan dan belum bisa terkotak-kotak. c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat
Misalnya ketika mereka sedang bermain perkembangan psiologi anak
kekereta-apian mereka sibuk mencari d. Tema yang dikembangkan harus mampu
penumpang (sosialisasi) berkaitan dengan mewadahi sebagian besar minat anak
mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPS dan e. Tema yang dipilih hendaknya memper-
PPKn, yang jadi penumpang bayar dengan timbangkan peristiwa-peristiwa otentik
uang-uangan. Kegiatan ini berkaitan yang terjadi di dalam rentang waktu belajar
dengan mata pelajaran matematika, yang f. Tema yang dipilih hendaknya mempertim-
masinis sibuk menjalankan kereta api bangkan kurikulum yang berlaku serta
sambil mengeluarkan bunyi Naik kereta harapan masyarakat
apituttut ...tut... , kegiatan ini berkaitan g. T e m a y a ng d i p i l ih he nd a k ny a j u g a
dengan mata pelajaran SBK, dst. mempertimbangkan ketersediaan sumber
b. Masih senang bermain artinya siswa SD belajar.
m a s i h s e na ng a k ti f b e r g e r a k u nt u k
m e l a nc a r k a n p s i ko m o t o r k a s a r ny a . Kewirausahaan dalam Pendidikan
Kegiatan yang paling mereka senangi Ke wi ra us aha an m er upa ka n di sip li n il mu
adalah bermain karena bagi mereka bermain ter sendi ri karena berisi body of knowledge yang
adalah ungkapan ekspresi, manipulatif,dan utuh dan nyata karena ada objek, konsep dan
inovasi mereka (Hurlock (1998: 146)). metodenya (Suryana, 2001: 2). Kewirausahaan
c. Rasa ingin tahu yang besar artinya anak pada hakikatnya adalah sifat, ciri, dan watak
usia 4 12 tahun rasa ingin tahu sangat seseorang yang memiliki kema uan dalam
besar, terlihat dari perilaku mereka ketika mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia
mereka berusia balita selalu bertanya nyata secara kreatif.
mengapa? , ketika usia mereka di atas balita Esensi wirausaha adalah menciptakan nilai
m ul ai d eng an m eng ot ak -a ti k m ai na n tambah dengan cara-cara baru dan berbeda agar
bahkan hingga rusak. dapat bersaing. Wirausaha adalah orang yang
d. Berpikir operasional kongkrit artinya memperoleh peluang dan menciptakan suatu
menurut Jean Piaget, siswa yang berusia 6 o r g a ni s i a s i u nt u k m e ng e j a r p e l u a ng .
1 4 t a hu n t e r m a s u k t i ng k a t b e r p i k i r Wirausaha merupakan sebuah pekerjaan yang
operasional kongkrit. Mereka butuh media/ b er s i fa t f l e ks i be l da n im a ji na ti f , m a mu n
alat peraga yang sebenarnya (real) untuk merencanakan, mengambil resiko, mengambil
m e m a ha m i s e s u a t u f a k t a /p e r i s t i w a . keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan
Mereka belum bisa berpikir abstrak seperti ( M e r e d i t h d a l a m S u ry a na 2 0 0 1 : 7 ) . J a d i
orang dewasa umumnya. wirausaha dan wiraswasta berbeda pengertian,

54 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

wiraswasta adalah seorang pengusaha atau m a k a i a a k a n ma m p u m e m e c a hk a n


pelaku yang berdagang. Sedangkan wirausaha permasalahan baik internal maupun eksternal
adalah pelaku yang profesional dibidangnya dirinya.
yang memiliki jiwa wirausaha. Zaman dulu Orang yang memiliki jiwa kewirausahaan
orang yang berdagang disitilahkan dnegan adalah orang yang memiliki perilaku inovatif,
wirausaha namun sekarang penegrtian istilah kreatif, menyukai perubahan, kemajuan dan
itu sudah bergeser. Guru termasuk seorang tantangan. Rahasianya terletak pada kreatifitas
wirausaha karena guru menjual jasanya kepada dan keinovasian. Secara ringkas ciri dan watak
kepala sekolah, siswa, orang tua dan masyarakat kewirausahaan menurut Geoffrey G. Meredith
untuk dapat mencerdaskan siswa melalui dalam Suryana (2001:8) dapat dilihat pada tabel
berbagai pendekatan dan metode yang mutakhir. berikut.
Hal ini dieprleukan jiwa wirausaha seperti
kreativitas, inovatif, pantang menyerah, percaya Tabel 1: Ciri dan Watak Kewirausahaan
diri, kepemimpinan. Jadi Wirausaha adalah
Ciri-ciri Watak
mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif
dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide 1. Percaya diri Keyakinan, ketergantungan,
dan meramu sumber daya untuk menemukan individualis dan optimisme
peluang dan perbaikan hidup (Prawirokusumo
2. Berorientasi Kebutuhan untuk
dalam Suryana 2001:6). pada tugas berprestasi, berorientasi
Sekolah sebagai ujung tombak dari output dan hasil laba, ketekunan dan
lulusan pendidikan, tentu ingin outcomesnya ketabahan, tekad kerja keras,
s i s w a y a ng m a nd i r i , b i s a m eng a ha d a p i mempunyai doroangan kuat,
tantangan dunia yang begitu cepat berubah, energetik, dan inisiatif
memecahkan masalah yang terj adi dalam 3. Pengambilan Kemampuan untuk
kehidupannya dengan baik. Hal ini tidak hanya resiko memgambil resiko yang
p e ng e t a hu a n y a ng b er s i f a t k o g ni t i f s a j a wajar dan suka tantangan
melainkan ranah afektif. Jiwa kewirausahaan
4. Kepemimpi- Perilaku sebagai pemimpin,
yang merupakan bagian dari ranah afektif perlu nan bergaul dengan orang lain,
di ta nam kan p ada si sw a. Ole h kar ena i tu menanggapi saran dan kritik
kew irau saha an d alam pendidi kan adal ah
5. Keorisinalan Inovatif dan kreatif serta
seorang individu yang berani mengembangkan
fleksibel
usaha dan ide barunya untuk memperbaiki
kualitas hidup yang diintergrasikan dalam 6. Berorientasi Pandangan ke depan,
pendidikan di sekolah melalui berbagai kegiatan kemasa prespektif
seperti ekstrakurikuler, pembelajaran sebuah depan
mata pelajaran yang diintegrasikan dengan
kewirausahaan. Guru dan kepala sekolah harus Banyak lulusan S1 atau S2 yang sulit
mampu mengintegrasikan pembelajaran afektif mendapat pekerjaan atau orang yang bekerja di
( p e nd i d i k a n k e w ir a u s a ha a n) dalam sebuah instansi dan sulit untuk memecahkan
p e m b e l a j a r a n k o g nit i f d e ng a n b e r b a g a i masalah yang ditemui, banyak tenaga asing
pendekatan dan metode mengajar. yang bekerja di Indonesia sehingga kedudukan
Dari paparan di atas mengenai definisi bangsa Indonesia terancam di negerinya sendiri,
wirausaha jika dikaitkan dengan UUSPN No. dll merupakan kenyataan sekarang ini yang
20 tahun 2003 Bab 2 pasal 2 ayat 3 maka perlu segera diatasi. Salah satu alternatif melalui
Pendidikan Kewirausahaan akan memberikan dunia pendidikan agar manusia yang tercetak
peluang tumbuh dan berkembangnya potensi dalam dunia pendidikan mempunyai jiwa
k r e a t i v i t a s d a n ino v a t i f a na k . J i w a w ir a us a ha y ang b a ik . Pe ndi d ik a n d a la m
kewirausahaan akan menjadi karakter siswa k e l u a r g a ( i nf o r m a l) p e r g a u l a n d e ng a n
untuk dapat berinteraksi dengan lingkung- masyarakat (nonformal) kurang memberikan
annya. Jika anak memiliki jiwa kewirausahaan dampak berarti untuk melatih jiwa wirausaha

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 55


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

pada anak. Hal ini karena kesibukan untuk r e nc a na p e l ak s a na a n pe m b el a j a ra n ya ng


mencari nafkah, kurangnya pemahaman orang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembel-
tua dalam mendidik anak, dan pengaruh media ajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber
y a ng m e m b a w a p e nga r u h ne g a t i f b a g i
belajar, dan penilaian hasil belajar. Di samping
perkembangan diri anak. i t u g u r u ha r u s m er e nc a na k a n p r o s e s
Sekolah menjadi tempat untuk memadukan pembelajaran tematik untuk kelas 1 - 3 SD sesuai
dan mengotimalkan kegiatan informal maupun Peraturan Menteri Pendidikan No. 22 Tahun
non for mal dengan p endidikan fo rmal di 2006. Jadi diharapkan guru kelas 1 3 SD dapat
sekolah. Mengintegrasikan jiwa kewirausahaan mengembangkan pembelajaran tematik sesuai
dengan mata pelajaran atau kegiatan lainnya didengan standar proses.
sekolah. Materi pembelajaran yang berkaitan Pembelajaran tematik adalah pembelajaran
deng an jiwa wirausa ha pada setiap mata yang mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam
pelajaran dapat dikembangkan, diekspilisitkan,sebuah tema yang dapat memberikan makna
dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari- bagi siswa. Dalam pembelajaran tematik lebih
hari. Artinya pendidikan wirausaha bukan menekankan pada pengalaman belajar peserta
hanya menekankan segi kognitif tetapi segi didik yang berorientasi pada kecerdasan berpikir
afeksi dan psikomotorpun perlu diperhatikan. (h e a d ) , k e c e r d a s a n b e r s i k a p ( h e ar t ) d a n
Jiwa kewirausahaan perlu diperkenalkan kecerdasan bertindak (hand). Aspek kognitif
d a n d i l a t i hk a n p a da s i s w a s e j a k d i ni .
bukan menjadi nomor satu dalam pembelajaran
Pembelajaran tematik yang dilaksanakan di tematik melainkan aspek afektif dan psikomotor
kelas 1-3 SD dapat menjadi sarana untuk pun perlu dipertimbangkan. Jiwa kewirausa-
mengembangkan jiwa wirausaha pada siswa haan merupakan salah satu aspek afektif yang
kelas rendah. Adapun jiwa wirausaha yang perlu dikembangkan sejak usia dini. Melalui
dapat dikembangkan dapat dilihat pada tabel pembiasaan yang terintegrasi dalam pembel-
berikut. ajaran tematik diharapkan peserta didik akan
Tabel 2: Indikator Jiwa Wirausaha yang di memiliki jiwa kewirausahaan.
Kembangkan di SD Jiwa kewirausahaan diperkenalkan dan
siswa SD sedini mungkin bertujuan agar siswa
Ciri-ciri Watak memiliki perilaku inovatif, kreatif, menyukai
1. Percaya diri Berani
perubahan, kemajuan dan tantangan. Hal ini
didukung oleh media masa seperti TV, koran
atau majalah seputar wirausaha. Bulan Agustus
2. Berorientasi pada Disiplin 2011 ada 2 (dua) buah majalah yang mengupas
tugas dan hasil
t e nt a ng w i r a u s a ha d i p a nd a ng d a r i s e g i
3. Pengambilan Pantang Menyerah pendidikan. Seorang direktur dari perguruan
resiko tinggi swasta Surabaya menganjurkan, guru
harus pula memiliki jiwa wirausaha untuk
4. Kepemimpinan Mandiri, komunikatif,
bertanggungjawab
menciptakan suasana belajar di kelas, sebuah
s ek o l ah s wa s t a d i B a ndu ng m e nba g i ka n
5. Keorisinalan Jujur, kreatif dan pengalamannya sudah membuat bazar untuk
Iiovatif siswa SMA dalam rangka menumbuhkan jiwa
6. Berorientasi Menyampaikan gagasan wirausaha, ada seorang guru yang membagikan
kemasa depan pengalamannya menyusun RPP untuk siswa
S M P m a t a p e l a j ar a n E k o no m i y a ng
mengintergrasikan dengan jiwa wirausaha, dll.
Pembahasan Pengamatan penulis untuk jenjnag SD masih
kurang memadukan jiwa wirausaha dalam
Menurut PP No. 19 Tahun 2005 pasal 20 tentang proses pembelajaran malah cenderung penilaian
Standar Proses yang berbunyi perencanaan di kelas masih menekankan pada aspek kognitif.
proses pembelajaran meliputi silabus dan Menurut Kohlberg bahwa pada anak usia SD

56 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

yang masih menggunakan hadiah dan hukuman disesuaikan dengan tingkat perkembangan
dalam melaksanakan sebuah aturan, perlu p s i k o l o g i a na k . Da l a m p e ng e m b a ng a n
pembiasaan sedini mungkin agar jiwa wirausaha pembelajaran tematik, penentuan tema yang
yang merupakan bagian dari karakter bangsa sesuai dengan jiwa kewirausahaan antara lain:
dapat dilatihkan pada anak SD. Makananku, kegiatanku, berbelanja, sampah,
transportasi, sahabatku, hewan dan tumbuhan,
Menurut Suderajat (2011: 41), ada dua cara
membangun karakter siswa termasuk jiwa serta hasil bumi. Tema-tema tersebut bersifat
kewirausahaan , pertama dengan melatih siswa umum namun dalam penyusunan silabus perlu
membiasakan perilaku sesuai dengan nilai-nilai.mempertimbangkan psikologi anak. Contohnya
Artinya anak agak dipaksa untuk berperilaku kelas 1 SD berbeda karakteristiknya dengan kelas
sesuai dengan norma-norma akhlak mulia. Hasil 3 SD, contohnya untuk tema berbelanja cakupan
materi untuk konsep belanja berbeda. Untuk
y a ng d i ha r a p k an a d al a h ak a n te r b i as a
berperilaku dengan akhlak mulia. Cara kedua, kelas 1 SD konsep belanja lebih menekankan
pada konsep membeli sebuah benda. Sedangkan
d e ng an m e ni ng ka t k a n k ec e r d a s a n s i s w a
sehingga dengan pemahaman atas akhlak untuk kelas 3 SD konsep belanja menekankan
pada pemilihan benda yang akan dibeli. Sama
akhlak mulia, maka nilai tersebut dapat diterima
oleh dirinya, kemudian diorganisasikan dalam halnya dengan jiwa kewirausahaan, untuk kelas
1 SD yang dikembangkan indikator berani dan
s i s t e m ni l a i y a ng d i s e b u t p e ng ha y a t a n
(interenalisasi). Dengan kecerdasan yang tinggiko muni kat if, sed ang kan kel as 3 S D ya ng
siswa mampu menganalisis dan mengevaluasi di kemb angk an adal ah i ndik ato r ma ndir i,
inovatif, menyampaikan gagasan, komunikatif
k o nse p d e nga n b a i k s e hi ng ga m i nds e t
memiliki wawasan yang luas sehingga terhindar dan berani. Hal lain yang perlu diperhatikan
dari dogmatisme. Itu beberapa alasan mengapa dalam pemilihan tema antara lain tema harus
jiwa kewirausahaan perlu ditanamkan sejak dini bermakna dan tidak terlalu luas cakupannya.
di kelas awal SD. Selain itu tema harus mempertimbangkan
Kelas 1-3 SD dilakasanakan pembelajaranketersediaan sumber belajar.
t e ma t i k s e s ua i PP 2 2/2 0 06 m a ka u nt u k Se lanju tny a t ema d apa t m eng ka itk an
mengembangkan pembelajaran tematik yang b e b e r a p a m a t a p el a j a r a n y a ng a k a n
dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan dapat dikembangkan. Jika memungkinkan semua
dikembangkan melalui tahapan-tahapan sesuai pelajaran yang ada di SD dikaitkan dalam
dengan yang tertera pada gambar 1. pembelajaran tematik agar mempermudah
p e s e r t a d i d i k m em a ha m i k o ns e p d a n
Menurut Dixon dan Collin (1997 : 8) untuk
merencanakan pembelajaran tematik langkah mempersingkat waktu. Sebuah tema diuraikan
awal adalah menentukan tema yang menarik menjadi sub tema kemudian menjadi sub-sub
dan sesuai dengan minat peserta didik serta tema agar pembelajaran tidak keluar dari tema
yang telah ditentukan. Pada
g a m b a r 3 a d a l a h c o nt o h
Analisis Konteks Analisis Tema
Standar bagaimana tema Belanja
Kompetensi
untuk peserta didik kelas 3
SD diuraikan menjadi sub
t e m a d a n s ub - s u b t e m a .
KD + Jiwa S e l a nju t ny a m e nent u k a n
Indikator Jaringan Tema
kewirausahaa Standar Kompetensi (SK)
n s e b u a h t e m a d i d as a r k a n
banyaknya sub tema yang
sudah ditentukan. Dalam
Silabus RPP Penilaian tema Belanja terdapat dua
s u b t e m a y ai t u m e m b e l i
barang dan tempat belanja,
Gambar 1: Diagram Langkah Pengembangan Tematik
Berjiwawirausaha (Suderajat: 2011:78) maka SK nya adalah:

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 57


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

SK 1 adalah siswa dapat


Tema Sub-Tema Sub-sub Tema m e ng u a s ai k o ns e p
membeli barang serta
Alat Tulis d a p a t m e ng a p l i k a -
sikannya dalam kehi-
Jajanan d upan s eha r i - ha r i
Membeli dengan akhlak mulia
Barang
yang bermanfaat bagi
Mainan
dirinya.
SK 2 adalah siswa
Baju/sepatu dapat menguasai kon-
Belanja sep tempat belanja serta
dapat mengaplikasi-
Toko
kannya dalam kehidup-
an sehari-hari dengan
Tempat Pasar a k hl a k mu l i a y a ng
Belanja bermanfaat bagi diri-
Kantin nya.
Kemudian dari
tema belanja diintegra-
Supermarket
s i k a n m at e r i m a t a
pelajaran IPS, SBK,
Gambar 2: Diagram Tema Belanja Matematika dan Bahasa
Indonesia. Untuk mem-
permudah penginteg-
rasian disusun sebuah
jaring laba-laba seperti
Baha sa Indonesia
gambar 3.
Mengungkapkan pikiran,
p e ra sa a n, p e nga l a ma n,
D a l a m m e ng u -
da n p e t u nj u k de nga n raikan SK menjadi KD
bercerita dan memberikan d apat d i g u na k a n
tang-gapa n/saran.
matriks analisis seperti
tabel 3.

Ma te ma tika
IPS
Melakukan operasi hitung
Memahami jenis
bilangan sampai tiga Belanja pekerjaan dan
angka
penggunaan uang

SBK
Membuat benda yang
dapat digerakkan oleh
angin secara sederhana

Gambar 3: Diagram Tema dan Deskripsi Materi dari 4 Mata Pelajaran

58 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

Tabel 3: Matriks Pengembangan SK 2 Menjadi Beberapa KD

SK Proses Penguasaan Materi


No
Super
Mata Pelajaran Pasar Kantin Toko
Market

1. IPS KD 1.1 KD 1.2 KD 1.3 KD 1.4


Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang

2. Matematika KD 2.1 KD 2.2 KD 2.3 KD 2.4


Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka

3. Bahasa Indonesia KD 3.1 KD 3.2 KD 3.3 KD 2.4


Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan
petunjuk dengan bercerita dan memberikan
tanggapan/saran

4. SBK Membuat benda yang dapat digerakkan oleh KD 4.1 KD 4.2 KD 4.3 KD 4.4
angin secara sederhana

Dari rumusan KD guru dapat menetapkan Menurut PP No. 19 Tahun 2005 pasal 20,
kegiatan apa yang harus dilakukan peserta didik perencanaan pembelajaran sekurang-kurangnya
dalam mengaplikasikan konsep berlandaskan memuat KD, materi ajar, metode pengajaran,
jiwa kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan yang sumber belajar dan penilaian hasil belajar. RPP
dikembangkan antara lain: berani, disiplin, dijabarkan dari silabus dan merupakan skenario
pantang menyerah, mandiri, kreatif, jujur, proses pembelajaran yang memuat komponen
bertanggungjawab, inovatif, menyampaikan antara lain : identitas sekolah, SK, KD, indikator
gagasan, dan komunikatif. Berikut ini contoh pencapaian kompetensi, materi ajar, metode
perumusan KD berdasarkan matriks di atas dan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran (
indikator keberhasilan siswa. terdiri dari kegiatan pembuka, inti, dan penutup),

Tabel 4: KD dan Indikator untuk Tema Belanja

No.
Kompetensi Dasar Indikator
KD

1.1 Siswa dapat menggunaan uang di pasar Siswa dapat membelanjakan uang maksimal Rp.
serta dapat mengaplikasikannya dalam 5.000,- dengan bertanggungjawab Siswa dapat
kehidupan sehari-hari dengan akhlak mulia memilih barang yang akan dibeli dengan
mandiri

2.1 Siswa dapat menguasai penjumlahan Siswa dapat menghitung barang yang dibeli
bilangan sampai 3 angka yang terjadi di maksimal Rp. 5.000,- dengan jujur
pasar serta dapat mengaplikasikannya Siswa dapat menghitung uang kembalian dari
dalam kehidupan sehari-hari dengan berbelanja dengan jujur.
akhlak mulia

3.2 Siswa dapat memberi saran mengenai Siswa dapat menentukan 5 macam jajanan
jajanan sehat di kantin serta dapat sehat dengan bertanggungjawab.
mengaplikasikannya dalam kehidupan Siswa dapat menyebutkan 2 buah alasan
sehari-hari dengan akhlak mulia memilih jajanan sehat dengan komunikatif

4.1 Siswa dapat membuat kincir angin dari Siswa dapat merancang kincir angin dari
bahan-bahan yang ada di pasar serta dapat barang bekas dengan kreatif S
mengaplikasikannya dalam kehidupan iswa dapat membuat kincir angin dari barang
sehari-hari dengan akhlak mulia bekas dengan inovatif

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 59


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

Tabel 5 : Pengembangan Silabus Pembelajaran Tematik

Materi Proses Indikator Hasil Sumber Alokasi


No KD Penilaian
Pokok Pembelajaran Belajar Belanja waktu

1. Siswa dapat Konsep Siswa Siswa dapat Buku 8 JP Tes tertulis


menggunakan jual beli, mensimulasi- membelanjakan tematik (2 mg) Tes lisan
uang di pasar kriteria kan bagai- uang maksimal "Belanja" Tes
serta dapat pemiliha- mana cara Rp. 5.000,- performance
mengaplikasik- n barang berbelanja di dengan bertang-
annya dalam pasar gungjawab
kehidupan
sehari-hari Siswa Siswa dapat
dengan akhlak berdiskusi memilih barang
mulia tentang yang akan
pemilihan dibeli dengan
barang mandiri

2. Siswa dapat Menjum- Siswa mem- Siswa dapat Buku 20 JP Tes tertulis
menguasai lahkan, praktekan menghitung tematik (2 mg) Tes lisan
penjumlahan meng penjumlahan- barang yang "Belanja" Tes
bilangan urangi, / dibeli maksimal performance
sampai 3 angka mengali- pengurangi Rp. 5.000,-
yang terjadi di kan dan uang yang dengan jujur
pasar serta membagi dimiliki Siswa dapat
dapat mengap- bilangan menghitung
likasikannya dari 1- uang kembalian
dalam kehi- 5000 dari berbelanja
dupan sehari- dengan jujur.
hari dengan
akhlak mulia

3. Siswa dapat SPOK Guru dan Siswa dapat Buku 20 JP (2 Tes tertulis
memberi saran dalam siswa berdis- menentukan 5 tematik mg Tes lisan
mengenai kalimat, kusi tentang macam jajanan "Belanja Tes
jajanan sehat di intonasi, jajanan sehat, sehat dengan performance
kantin serta mengem- Siswa bertanggungja-
dapat ukakan berdiskusi wab
mengaplikasik- pendapat kelompok Siswa dapat
annya dalam untuk menyebutkan 2
kehidupan membicaraka- buah alasan
sehari-hari n alasan memilih jajanan
dengan akhlak memilih sehat dengan
mulia jajanan sehat komunikatif

sumber belajar, dan penilaian. Di bawah ini maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran
contoh langkah-langkah pembelajaran dan sikap, penilaian hasil karya berupa tugas,
penilaian Tema Belanja untuk mata pelajaran proyek, produk serta penggunaan portofolio,
IPS, Bahasa Indonesia, dan Matematika. contoh kegiatan saat simulasi, penilaian yang
P e ni l a i a n y a ng d i l a k u k a n d a l a m digunakan pengamatan kinerja. Saat peserta
pembelajaran tematik berupa penilaian proses didik berdiskusi kelompok maka penilaian yang
dan produk. Oleh karena itu penilaiannya tidak digunakan adalah pengukuran sikap gukuran
hanya menekankan pada aspek kognitif tetapi sikap. Contoh dapat dilihat pada tabel 7.
aspek afektif dan psikomotor juga. Hal ini Jika guru mengobservasi peserta didik
dilakukan untuk mewujudkan manusia yang selama proses pembelajaran, maka guru akan
memiliki logika, iman, dan akhlak mulia. mengetahui kekuatan dan kelemahan dari
D a l a m p r o s e s p e mb e l a j a r a n t e m a t i k peserta didik untuk ditindak lanjuti. Seandainya
digunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis peserta didik masih belum tuntas, maka perlu

60 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

Tabel 6 : Langkah Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tema Belanja

Alokasi Sumber
Kegiatan Bahasa Indonesia
Waktu Belajar

Kegiatan Awal 10 menit -


Siswa menyanyi lagu " Aku Anak Sehat " sambil berlagak.
Siswa menjawab pertanyaan guru seputar sarapan pagi

Kegiatan Eksplorasi 15 menit Macam-mac-


Siswa menyimak penjelasan guru tentang macam-macam makanan yang am jajanan
ada dikantin

Kegiatan Elaborasi 20 menit LKS


Siswa berkelompok 4 orang untuk menentukan 5 macam jajanan sehat

Kegiatan Konfirmasi 15 menit Papan


Siswa dan guru mendiskusikan hasil diskusi setiap kelompok. display

Penutup 10 menit -
Siswa menyimpulkan jajanan sehat yang ada di kantin
Siswa mencatat 5 macam makanan yang dimakan di rumah untuk
didiskusikan pada pertemuan berikut

diberi pengayaan agar peserta didik dapat lembar observasi yang ada.Oleh karena itu Saiful
menuntaskan pembelajaranya dengan baik. Oleh harus diberi remedial agar dapat menuntaskan
karena itu guru perlu mempertimbangkan KD. Sebaliknya jika Jamil untuk KD mata
metode pembelajaran yang bervariatif dalam pelajaran SBK sudah tuntas dengan mudah guru
memberikan remedial. Tabel 8 contoh lembar mengetahuinya.
observasi untuk peserta didik agar guru dapat S e t i a p p e r k e m b ang a n s a a t p r o s e s
menindak lanjuti kegiatan berikutnya. pembelajaran tematik perlu diketahui oleh orang
Guru dapat melakukan observasi selama tua peserta didik. Oleh karena itu sebaiknya guru
k e g i a t a n p e m b e l a j a r a n t e m a ti k d e ng a nmenginformasikan perkembangan peserta didik
memperhatikan kelemahan dan kekuatan setiap dalam bentuk kartu hasil studi setiap tema.
peserta didik dengan mengacu pada KD setiap Berikut ini contoh kartu hasil studi Saiful untuk
mata pelajaran. Seandainya Saiful untuk KD tema Belanja.
mata pelajaran matematika belum tuntas maka Dalam pembelajaran tematik sumber belajar
dengan mudah guru mengetahui dari tabel perlu dipertimbangkan juga, artinya sumber
belajar sebaiknya sudah tidak asing lagi bagi
Tabel 7 : Contoh Instrumen Penilaian p es e rt a d i di k . S um be r b e la j ar se b ai k ny a
Pengukuran Sikap Saat Diskusi Tema
mempermudah peserta didik memahami konsep
" Belanja "
mat a pe laja ran. Contohnya p embe laja ran
Nama : Saiful Skore tematik tema Belanja menggunakan sumber
belajar uang nominal pecahan (Rp. 50,- , Rp. 100,-
Suara lantang 1 2 3 4 , Rp. 500,-, dan Rp. 1000,-), buah-buahan yang
dibawa masing-masing peserta didik, alat-alat
Keterlibatan 1 2 3 4
t u l i s y a ng a d a d i se k o l a h. T i d a k k a l a h
Mau mendengar pendapat 1 2 3 4 pentingnya bahan ajar pembelajaran tematik
sebagai penunjang kelancaran pembelajaran.
Berani mengungkapkan ide 1 2 3 4 Pilih bahan ajar tematik yang sesuai dengan

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 61


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

Tabel 8: Lembar Observasi Tema Belanja

Ketuntasan Saiful Ketuntasan Jamil


No Kompetensi Dasar Ket
T BT T BT

Siswa dapat menggunaan uang di pasar


1. serta dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan akhlak mulia

2 Siswa dapat menguasai penjumlahan


bilangan sampai 3 angka yang terjadi di
pasar serta dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan akhlak mulia

3 Siswa dapat memberi saran mengenai


jajanan sehat di kantin serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari dengan akhlak mulia

4 Siswa dapat membuat kincir angin dari


bahan-bahan yang ada di pasar serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari dengan akhlak mulia

kondisi sekolah serta tema yang dibutuhkan. jika sekolah sudah menyusun silabus sebaiknya
Dapat disimpulkan bahwa ada keterkaitan seleksi saat memilih bahan ajar agar sesuai
antara silabus dan bahan ajar. Oleh karena itu proses penilaian dan RPP

Tabel 9: Kartu Hasil Studi Tema Belanja

Ketuntasan Saiful
No Kompetensi Dasar Nilai
T BT

IPS V 8
1. Siswa dapat menggunaan uang di pasar serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan
akhlak mulia

2 Bahasa Indonesia V 8
Siswa dapat memberi saran mengenai jajanan sehat di kantin
serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari
dengan akhlak mulia

3 Matematika V 7
Siswa dapat menguasai penjumlahan bilangan sampai 3 angka
yang terjadi di pasar serta dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan akhlak mulia

4 Seni Budaya dan Keterampilan V 9


Siswa dapat membuat kincir angin dari bahan-bahan yang ada
di pasar serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari dengan akhlak mulia

62 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

ajar tematik yang sesuai dengan silabus yang


Kesimpulan s u d a h d i s u s u n s e su a i d e ng a n k o nd i s i
sekolahnya.
Orang yang memiliki Jiwa kewirausahaan
Pembelajaran tematik dapat dikembangkan
adalah orang yang memiliki perilaku inovatif,
oleh setiap sekolah sesuai dengan kondisi
kreatif, menyukai perubahan, kemajuan dan
sekolah misalnya menanamkan karakter, jiwa
tantangan. Jiwa kewirausahaan yang dapat
kewirausahaan, dll. Penentuan jenis model
dikembangkan dalam pembelajaran tematik
pembelajaran tematik pun perlu dipertimbang-
adalah berani, disiplin, pantang menyerah,
kan oleh seorang guru dan kepala sekolah.
mandiri, komunikatif, bertanggungjawab, jujur,
Apakah pembelajaran tematik yang digunakan
kreatif, inovatif, dan menyampaikan gagasan.
jenis laba-laba atau terpadu.
Melalui Pembelajaran tematik diharapkan
siswa kelas 1-3 SD jiwa wirausahanya dapat
Daftar Pustaka
meningkat melalui pengintegrasian proses
pembelajaran di kelas. Adapun tahap-tahap
Dixon,H&Collins.G.(1991). Integrated learning .
mengembangkan pembelajaran tematik tersebut
Stage 3, Australia:Bookshelf Pub
dimulai dari penentuan tema yang sesuai
Depdiknas. (2006). Standar pendidikan nasional.
dengan jiwa anak selanjutnya menganalisis
Jakarta: Puskur
tema menjadi sub tema dan sub-sub tema dari
Fogarty, Robin. (1991). How to integrate the
sub tema sebagai acuan untuk menentukan SK
curricula. New York City: Skylight Pub
sebuah tema. Kegiatan berikutnya menyusun
G a nd hi , T e g u h W a ng s a . (2 0 1 1 ) f i l s a f a t
jaring laba-laba untuk setiap mata pelajaran
pendidikan. Yogjakarta: AR-Ruzz Media
yang ingin dikaitkan dalam tema tersebut.
Jones, Laurie. (1997). Yesus: Chief executive officer.
Kemudian mengembangkan SK menjadi KD dan
Jakarta: Mita Utama
menentukan indikator pencapaian KD yang
Suryana. (2001). Kewirausahaan. Jakarta:Salemba
memasukan jiwa kewirausahaan untuk setiap
Empat
i nd i k a t o r, s e p e r t i b i a s a s el a nj u t ny a
Suderajat, Hari. (2011). Manajemen pembelajaran
mengembangkan silabus dan RPP pembelajaran
tematik. Bandung: Sekar gambir Asri
tematik. Langkah terakhir adalah menentukan
Santrock, John. (2007). Perkembangan anak. Jilid I.
penilaian dan menyusun instrumennya.
Edisi ke-11. Jakarta: Erlangga
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan
Saran Pelajaran untuk jenjang SD. Jakarta: Pusat
Kurikulum
Pembelajaran Tematik dapat terlaksana dengan
Kostelnik, M.J., et.al. (1991). Teaching Young
baik jika sang guru terampil untuk menyusun
Children Using Themes. Avenue: Good
silabus serta RPP dengan tema yang manarik
Year Books
perhatian peserta didik, serta penentuan bahan

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 63


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa
Opini

Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

H.A.R. Tilaar
E-mail: alextilaar32@gmail.com
Persatuan Guru Republik Indonesia

Abstrak
ehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia belakangan ini memberi kesan

K kerunyaman dengan berbagai peristiwa yang merendahkan martabat bangsa serta


mencerminkan karakter bangsa yang semakin memburuk. Kenyataan ini tidak dapat
dipisahkan dari semakin melemahnya pengetahuan, penghayatan, dan penerapan nilai-
nilai Pancasila sebagai dasar negara dan kristalisasi budaya bangsa. Sejak kemerdekaan Republik
Indonesia, nilai-nilai luhur Pancasila diupayakan dilestarikan dan dimutakhirkan melalui sistem
pendidikan nasional di semua jenis dan jenjang pendidikan. Akan tetapi, kenyataannya masih
banyak terdapat prilaku-prilaku pemimpin bangsa dan warga masyarakat Indonesi yang
menyimpang dari nilai-nilai Pancasila terlebih-lebih karena pendidikan Pancasila diangap sebagai
masalah guru, kurikulum, dan politik,bukan merupakan masalah ideologis yang harus diterapkan
dalam kehidupan sehari oleh setiap warga negara Indonesia. Tulisan ini menelaah masalah ini
dengan mengkaji kembali pengertian, makna, dan pengembangan watak dalam pribadi masyarakat
Indonesia yang bhineka. Pembahasan berkaitan dengan agama, budaya, dan pendidikan karakter
di Indonesia.

Kata-kata kunci: Makna bangsa, karakter bangsa, kebudayaan, nilai Pancasila, pendidikan karakter.

Religion, Clture, and Nation Character Education

Abstract
In the last few years, the practice of nation and state in Indonesia indicated unfavourable impression as the
number of phenomena occured weakening the national dignity and worsening the national character image. It
is believed that the unwanted phenomena resulted from decreasing knowledge, insight, and practice of Pancasila
value rooted on Indonesian original culture as the state ideology and life philosophy of Indonesian people. In
practice, many Indonesian leaders and people still perform their lives against the Pancasila value. Worse, the
implementation of Pancasila is considered as the business and responsibility of educational institutions,
curriculum, teachers, and politition not as the way of life of all Indonesians. This article elaborates and
discusses this matter by clearifying the notion of character building in Indonesian societies with multi cultural
background. The discussion is related to religion, culture, and character building.

Keywords: Nation, nation character, culture, Pancasila value, character building.

64 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

pendidikan nasional entah ke mana.1


Pendahuluan Sementara itu masyarakat dan bangsa
Indonesia seakan-akan kehilangan arah atau
Bagi ba ngsa I nd o nes i a , aga ma ada lah kehilangan masa depan. Keadaan ini seperti
weltanchauung dan sebagai ideologi masyarakat yang disinyalir oleh Yayasan Jatidiri Bangsa
dan bangsa Indonesia. Sebagai pandangan dunia sebagai berikut.
(weltanchauung), manusia dan masyarakat
Indonesia menjadikan agama sebagai nilai Sifat ramah-tamah, sopan-santun, dan suka
fundamental yang mendasari dan mengarahkan menolong yang sering dilekatkan pada kita
seluruh kehidupannya. Tidak mengherankan ternyata telah mengalami dete-riorisasi atau
perusakan yang cukup mencolok. Sifat
apabila Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
r a m a h- t a m a h b e r ub a h m e nj a d i s i f a t
negara Indonesia menjadikan kepercayaan
ber inga s, s ifat sop an-s antu n be rbal ik
kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sila
menjadi kasar, berangasan, dan bar-bar,
pertama dan utama yang menyinari keseluruhan sifat suka menolong memudar menjadi
sila-sila lainnya. egois dan hanya mementingkan diri sendiri
Dalam tulisan ini, penulis mendudukkan atau kelompoknya. Sementara, perbedaan
agama sebagai bagian integral dari kebudayaan suku, agama, ras, dan antargo longan
dalam arti luas. Bukan berarti mengdegra- bukannya memperkokoh toleransi dan
dasikan agama sejajar atau di bawah kebuda- persatuan, tetapi malah memperuncing
yaan, justru melihat agama sebagai bagian perbedaan.
int egral dar i kes eluru han hidup manu sia
Indonesia. Nilai-nilai agama menyinari dan K e a d a a n r u ny a m y a ng d i ha d a p i
mengarahkan nilai-nilai kehidupan lainnya masyarakat dan bangsa Indonesia dewasa ini
atau integratif dengan nilai-nilai Pancasila sebenarnya bertentangan dengan apa yang
s e b a g a i k e s e l u r u ha n te r m a s u k d a l a m dimiliki oleh bangsa ini. Kita memiliki watak
pendidikan nasional. yang mulia atau nilai-nilai di dalam kehidu-pan
Pada 14 Januari 2 0 1 0 t e l a h d i a d a k a n bersama yang luhur tetapi nilai-nilai tersebut
Sarasehan Nasional dengan topik Pengem- tidak terpancar di dalam kehidupan masyarakat
bangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bang- dan bangsa Indonesia dalam kehidupannya
sa. Menurut pendapat penulis Sarasehan s e ha r i - ha r i . N i l a i -ni l a i t e r s e b u t p e r l u
Nasional itu menunjukkan dua s ifat pos itif diwujudkan dalam berbagai tindakan kita
d a l a m m e na ng a ni p e nd i d i k a n n a s i o na l . sehari-hari dalam keluarga, dalam pekerjaan,
Pertama, untuk pertama kalinya dalam waktu dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
y ang c uk u p l am a k eb u da y aa n t i da k l ag i Namun dewasa ini kita cenderung mencari dan
m e r u p a k a n b a g i a n y a ng i nt e g r a l d a l a m menonjolkan perbedaan dan bukan memupuk
p endi di ka n na si onal . K eb ud ay aa n ha ny a kesamaan dengan mengak-tualisasikan kembali
merupakan bagian dari program pariwisata nilai-nilai yang kita sepakati bersama di dalam
dengan orientasi untuk memperoleh devisa membentuk masyarakat dan bangsa Indonesia.
ya ng cu kup me la lui ke gia ta n p ari wi sat a. N i l a i - ni l a i i t u t i d a k l a i n d a r i ni l a i - ni l a i
Seperti kita ketahui sudah sejak lama kebuda- Pancasila. Bukankah penggali Pancasila yaitu
y a a n t e l a h d i t a l a k t i g a d a r i p e n d i d i k a n Bung Karno telah menggalinya dari budaya yang
n a s i o n a l d a n m e r u p a k a n b a g i a n d a r i bhinneka dari masyarakat Indonesia?3
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Persoalannya sekarang ialah bagaimana
Kedua, untuk pertama kalinya masalah karakter caranya kita menguaktualisasikan tambang
b angs a a ta u w at a k ba ngs a m enda p at ka n emas nilai-nilai Pancasila itu di dalam ke-
sorotan dalam pendidikan nasional setelah hi d u p a n b e r s a m a . D i d a l a m k e hi d u p a n
sejak lama pendidikan nasional disibukkan oleh bersama masyarakat Indonesia dewasa ini yang
pengembangan aspek kognitif seperti Ujian serba semberawut dari tingkah-laku orang
Nasional (UN), World Class Education, World dewasa Indonesia merupakan suatu refleksi
Class Curriculum dan sejenisnya yang membawa dari kegagalan perkembangan orang-orang

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 65


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

d e w a s a i t u d a l am m e ng ha y a t i d a n mengenai titik-tolak darimana merumuskan


merealisasikan nilai-nilai Pancasila. Sejak watak bangsa Indonesia itu, apa makna watak
Indonesia merdeka kita mengenal pendidikan bangsa dan bagaimana pengembangannya di
bu di p eker ti s ejak se kola h da sar samp ai dalam pribadi-pribadi anggota masyarakat
pendidikan tinggi. Demikian pula pada masa Indonesia yang bhinneka.
Orde Baru kita mengenal mata-mata pelajaran
Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Pemimpin- Pasal 1. Makna Bangsa yang Cerdas dan
-pemimpin yang sekarang dalam masyarakat Bermartabat
Indonesia adalah hasil dari pendidikan budi Dalam UUD 1945 pada Pembukaan (Preamble)
p e k e r t i d a n P M P pa d a m a s a m u d a ny a . dinyatakan sebagai berikut.
Mengapa mereka sekarang bahkan menjadi Kemudian daripada itu untuk membentuk
pelopor perpecahan di dalam masyarakat suatu pemerintah negara Indonesia yang
Indonesia? Menurut para pakar dan juga melindungi segenap bangsa Indonesia dan
penulis sendiri keyakinan bahwa perilaku seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
p eny im p ang a n d ar i ni la i -ni la i Pa nca s il a m e m a j u k a n k e s e ja h- t e r a a n u m u m ,
bukanlah disebabkan oleh karena nilai-nilai mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
Pancasila itu telah mengalami kemerosotan melaksana-kan kete rtiban dunia yang
makna tetapi kepada kekeliruan penerapan berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
nilai-nilai itu di dalam kehidupan sehari-hari.4 abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Melalui program-program pendidikan tersebut kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
yang dicantumkan di dalam kurikulum sejak d a l a m s u a t u U nda ng - U nd a ng D a s a r
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, Negara Republik Indonesia, yang terbentuk
program pendi-dikan Pancasila dianggap dalam suatu susunan Negara Republik
semata-mata sebagai masalah guru, masalah Ind ones ia y ang berke daul atan rak yat
kurikulum, masalah politik kekuasaan, dan dengan berdasarkan kepada Ketuhanan
bukan merupakan suatu ideologi yang telah Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
disepakati bersama untuk dijadikan pedoman dan beradab, persatuan Indonesia dan
hidup yang harus direalisasikan setiap hari di kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
dalam tingkah-laku setiap anggota masyarakat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
Indonesia. Masalah inilah yang coba diangkat perwakilan, serta dengan pewujudkan
kembali di dalam tulisan ini. suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
UUD 1945: Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa Apa yang dinyatakan di dalam Pembu-kaan
UUD 1945 itu? Pertama-tama tentunya dasar
Masyarakat dan bangsa Indonesia memerlukan dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara
kesatuan arah dalam mewujudkan cita-cita ialah didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila.
Proklamasi Kemerdekaan 1945. Kesepakatan K e d u a , b ahw a s a l a h s a t u t u ju a n d a l a m
ar ah t ersebut t elah kit a ambil melalui membentuk negara Indonesia ialah mencer-
kesepakatan kita bersama untuk menjadikan daskan kehidupan bangsa. Apa makna dari
nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman bersama. kehidupan bangsa yang cerdas? Pasal 31 Ayat
Nilai-nilai bersama inilah yang mengikat, ( 3 ) d i r u mu s k a n d e m i k i a n: Pe m e r i nt a h
mengatur, dan mangarahkan tingkah-laku mengusahakan dan menyelenggarakan satu
anggota masyarakat sebagai warganegara. sistem pendidikan nasional, yang mening-
Kesatuan arah inilah yang akan membentuk katkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
masyarakat Indonesia yang diba-yangkan mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
(imagined-community) menurut Anderson.5 Roh bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
dari kesatu-an arah inilah yang dapat kita sebut Rumusan mengenai pendidikan nasional
watak bangsa Indonesia. dengan jelas menyatakan bahwa kehidupan
Dalam uraian selanjutnya akan dibahas bangsa yang cerdas adalah kehidupan yang

66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

ditandai oleh keimanan dan ketakwaan yang anggota masyarakat, sesama warganegara.
semakin meningkatkan serta terbentuknya Manusia yang berakhlak mulia adalah
akhlak mulia. Jelaslah di dalam perumusan ini anggota masyarakat yang mem-punyai
nampak bahwa pendidikan nasional diarahkan martabat atau kedudukan yang terhormat
kepada pengembangan seluruh pribadi manusia s e b a g ai a ng g o t a m a s y a r a k a t ny a d a n
Indonesia yang beriman dan bertakwa serta sebagai warganegara. Dia adalah seorang
memiliki akhlak mulia. 6 Dengan demikian yang bermartabat. Lebih-lebih lagi di dalam
pendidikan nasional bukan pertama-tama hanya dunia yang semakin rata dan menjadi
untuk pengembangan kognitif tetapi pemben- sebagai kampung besar (big village) me-
tukan iman dan takwa serta akhlak. Inilah yang nuntut setiap orang untuk mempedulikan
merupakan ciri utama dari pendidikan nasional. s e s a m a ny a b a i k d a l a m l i ng k u ng a n
Apakah hal ini berarti bahwa pendidikan keluarga, masyarakat etnisnya, masyarakat
nasional menelantarkan pembentukan kognitif ne g a r a ny a d a n ak hi r ny a t e r ha d a p
peserta-did ik? Didalam hal ini perlu kita masyarakat dunia. Inilah manusia yang
memp unyai penger tian m engena i apa se- memiliki akhlak mulia dan bermartabat baik
benarnya yang dimasudkan dengan kehidupan pada tingkat lokal, nasional, maupun
bangsa yang cerdas. global.3. Pengembang-an akal (IQ) yang
d i p a d u k a n d e nga n p e ng e m b a ng a n
Bangsa yang Cerdas dan Bermartabat i nt el ig e ns i s os ia l ( SI ) da n i nt e li ge ns i
Apakah yang dimasudkan dengan suatu bangsa emosional (EI). Pada Ayat (4) Pasal 32 UUD
yang cerdas dan bermartabat? Bangsa yang 1 9 4 5 d i ny a t a k a n b a hw a p e m e r i nt a h
cerdas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. m e m a j u k a n i l m u p e ng e t a hu a n d a n
1. Beriman dan bertakwa sesuai dengan agama/ teknologi dengan menjunjung tinggi nilai--
kep ercaya an ya ng dia nutny a. Neg ara nilai agama dan persatuan bangsa untuk
Indonesia berdasarkan Ketuhan-an Yang kemajuan peradaban dan kesejahteraan
Maha Esa dan oleh sebab itu mengakui dan manusia. Kehidupan modern dewasa ini
m e ng ha r g a i ak a n kebebasan dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta
warganegaranya untuk menghayati dan khususnya teknologi komunikasi telah
b er i ba d ah s es u ai de nga n a g a ma da n mengubah wajah kehidupan bersama umat
kepercayaannya itu. Tidak ada negara manusia di planet bumi ini. Oleh sebab itu
d e m o - k r a t i s y a ng t i d a k m e ng a k u i seorang warganegara dunia pada abad ke-
ke rag ama n k epe rcay aan/ag ama ya ng 21 perlu dikembangkan akalnya (aspek
dianut oleh warganya. Negara Indonesia kognitif) serta moral kemanusiaan agar
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa supaya dia dapat mengikuti perubahan
namun bukanlah negara Teokratis ataupun gl oba l y ang sa ngat ce pat ya ng dap at
negara yang tidak mengakui Ketuhanan. mempengaruhi iman dan takwanya bahkan
Demikian pula tidak ada satu pun agama/ juga dapat menggoyahkan akhlak mulia
kepercayaan yang mengajarkan anggotanya yang dimilikinya.8
u nt u k m e ny e p e l e ka n ha k - ha k a s a s i 4. Bangsa Indonesia yang multikultural terdiri
manusia termasuk hak asasi kebebasan d a r i l e b i h 7 0 0 su k u b a ng s a d e ng a n
beragama. Manusia yang beriman dan taat budayanya masing-masing mempunyai
t e r ha d a p a g a m a/k e p e r c a y a a nny a tanggung jawab untuk mengembangkan
m e mp u ny a i p a n- da ng a n hi d u p y a ng nilai-nilai Pancasila dari kebera-gaman
m e ng ho r m a t i k e hi d u - p a n t e r m a s u k kebudayaan Nusantara. Dengan demikian
kehidupan sesama manusia yang berbeda. nilai-nilai Panca-sila akan lebih berkem-
2. Berakhlak mulia. Manusia yang berakhlak bang dan diperkaya sungguhpun pada
mulia adalah manusia yang taat kepada hakikatnya nilai-nilai Pancasila telah digali
perintah-perintah Tuhan serta menghar-gai d a r i k e b u d a y a a n N u s a nt a r a y a ng
akan martabat sesamanya. la bukanlah multikultural, namun di dalam perkem-
manusia yang dianggap musuh dari sesama bangan kehidupan dewasa ini nilai-nilai

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 67


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

tersebut perlu diuji dan dikembangkan Pasal 2. Karakter: Berbagai Makna yang
ses uai de ngan perke mbanga n zam an. Melekat
D e ng a n d e m i k i a n P a nc a s i l a b u k a n Karakter atau watak dikenal dalam ling-kungan
merupakan suatu dogma yang statis tetapi ilmu pengetahuan terutama psikologi. Dalam
m e r u p a k a n p a nd ang a n hi d u p y a ng bahasa Belanda ada karakterkunde yaitu suatu
dinamis yang terus berkembang sesuai cabang psikologi mengenai sifat-sifat yang
dengan kemajuan zaman.9 dilahirkan manusia serta pengem-bangannya.ll
De mik ianl ah gam bara n s oso k pr iba di Ilmu watak (karakterkunde) bertalian dengan ilmu
manusia Indonesia Pancasila yaitu seorang mengenai sikap, tingkah-laku seseorang baik
pribadi yang cerdas dan bermartabat. Dia karena dibawa sejak lahir maupun hasil dari
s eo r ang y a ng c er d as da l am m eng ha d ap i pengaruh lingkungan atau kedua-duanya.
pe ru bahan gl oba l nam un di da la m s ik ap Ternyata tingkah-laku atau watak manusia itu
menghadapi perubahan-perubahan tersebut dia s ang at be rt a li a n e ra t d e ng a n pa nda nga n
tetap mempunyai iman yang kuat serta bertakwa manusia. Setiap pandangan menge-nai manusia
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa disertai melahirkan teorinya sendiri tentang watak
dengan akhlak mulia yaitu tidak hanyut di m a nu s i a . D e m i k i a nl a h m i s a l ny a L e s l i e
dalam arus globalisasi yang tanpa bentuk yang Stevenson dan David L. Haberman melihat
d a p a t m e ng g o y a hk a n k e i m a na n d a n hubungan hakikat manusia dengan watak
ketakwaannya. Dia bukan seorang ortodoks atau manusia.12 Dikemukakan sepuluh pandangan
fundamentalis tetapi seorang yang beriman dan mengenai hakikat manusia itu ialah pandangan
b e r t a k w a , m e nj u nj u ng t i ng g i ni l a i - ni l a i K onfu si o ni sm e , Hi nd u is me , K ri st i anit as ,
Pancasila yang telah digali dari kebudayaan Platonisme yang berdasarkan akal, pandangan
Indonesia yang multikultural. Oleh sebab itu dia Kant yang mengakui rasio serta kebe-basan
b e r d i r i t e g a k d a n t e t a p b a ng g a a k a n m a nu si a , M a r x i s m e y a n g b e r d a s a r k a n
keIndonesiaannya dalam menghadapi berbagai p anda ng an m a te ri al is me, pandangan atau
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut tidak hakikat manusia Freud yang mengakui adanya
apriori mengha-nyutkannya atau menolaknya bawah-sadar sebagai dasar dari tingkah-laku
tetapi dia akan ikut-serta di dalam perubahan manusia. Selanjutnya pandangan kebebasan
dengan berwatak atau berkarakter Indonesia. manusia dari eksistensialisme Sartre, pan-
Dengan demikian dia juga dapat menjadi d a ng a n b eha v i o r i s m e S k i nne r, a t a u p u n
seorang anggota masyarakat global yang dapat pandangan psikologi evolusi dari Lorentz.
ikut menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat Adanya kaitan yang erat antara pandang-
b a g i k e m a nu s i a a n y a ng b e r a d a b d a n an filsafat tentang hakikat manusia dengan
bermartabat.10 pengertian karakter atau watak maka amatlah
sukar bagi kita untuk memilih pengertian
Karakter Bangsa: mana yang paling tepat untuk menggam-
Makna dan Pengembangannya barkan pengertian watak atau karakter itu.
Mengatasi kesulitan akademis tersebut ada
Sudah kita lihat sosok seorang warganegara ba ikny a a pabi la kita m e n g a m b i l d e f i n i s i
Indonesia yang beriman dan bertakwa serta operasional untuk lebih dapat mendekati
b e r a k hl a k m u l i a d a n d e ng a n c e r d a s pe nge rtia n k ara kte r at au wat ak itu. Ba gi
menghadapi perubahan-perubahan global. penulis definisi o peras ional w atak adalah
Secara keseluruhan dapat dikatakan manusia keseluruhan sikap, tingkah-laku dan pola pikir
I nd ones i a te r se bu t m em pu nya i ka r ak te r seseorang yang melekat pada pribadinya.
tertentu. Namun demikian belum jelas benar apa Dengan definisi operasional itu dapat kita
s e be na r nya y a ng d i m ak s u d k an d e - ng a n bayangkan ungkapan sebagai berikut.
karakter, karakter bangsa, watak bangsa atau Dia berbuat demikian, alon-alon asal
jatidiri bangsa, identitas bangsa. kelakon karena dia seorang Jawa.
Mari kita lihat makna karakter atau istilah- Itu bisa dimengerti karena dia seorang
istilah yang bersamaan itu selanjutnya. Batak.

68 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

Sikapnya sangat demokratis, dia seorang kanak sampai dewasa.14 Yang lebih menarik bagi
Amerika. kita adalah bagaimana perkembangan pribadi
Dia sangat teliti, dasar orang Belanda. seseorang karena budaya da n ma sy ar ak at .
Melihat gelagatnya yang sangat sopan Menarik untuk diteliti lebih lanjut misalnya
mungkin dia seorang Jepang. ko ns ep per ke mba ng an pr iba di da ri Le on
Vigotsky seorang pakar psikologi Rusia seperti
Demikianlah ungkapan-ungkapan sehari- tampak di dalam diagram gambar 1.
hari yang bertalian dengan watak seseorang Pendapat Vigotsky tersebut di atas sangat
atau sekelompok masy arakat tertentu. Di penting bagi pe ndi dik an. Se jak la hir us ia
dalam ungkapan tersebut ditonjolkan sifat- seko lah se jak ta man ka nak-ka nak sa mpai
sifat yang dianggap khas yang melekat pada dewasa tampak sekali pekanya seseorang
seseorang di dalam tingkah-lakunya ataupun memperoleh pengaruh karena interaksinya
di dalam pola berpikirnya. Watak adalah suatu dengan lingkungannya khususnya dalam usia
pol a tind akan atau s kema berp ikir y ang dini sampai sekitar 4 tahun. 15 Di dalam kaitan
dibayangkan melekat pada seseorang atau ini pertemuan atau interaksi antara peserta-
masyarakat dari kelompok tertentu. Kelompok didik dengan lingkungan alam dan budayanya
itu dapat berupa masyarakat etnis juga dapat terutama dalam lingkungan keluarga sangat
me ru p a ka n su a tu ba ngsa . Da la m ilmu menentukan di dalam perkembangan watak
antropologi dan ilmu politik sifat yang spesifik peserta-didik itu kelak. Oleh sebab itu pemi-
melekat pada suatu kelompok masyarakat sahan pendidikan dari kebudayaan merupakan
dikenal sebagai identitas. Demikianlah dapat suatu bahaya di dal am p embe ntuk an d an
diidentifikasikan identitas orang Amerika, pengembangan watak para peserta didik.
identitas orang Inggris, identitas Melayu, Justru pada usia muda inilah dapat terbentuk
identitas orang Indonesia. Tentu pula identitas watak bangsa atau identitas bangsa Indonesia
tersebut melekat pada suku bangsa tertentu dan bukan menunggu sampai peserta-didik
seperti identitas orang Aceh, identitas orang itu menjadi dewasa.
Palembang, identitas orang Sunda, identitas
orang Menado dan sebagainya. Bagaimana Karakter Bangsa dan Latar Belakang
terbent uknya identi tas suatu suku-bangsa Kebudayaan
(etnis) ataupun suatu bangsa akan dibicarakan
lebih lanjut pada bagian akhir tulisan ini. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal
D al am kaj ian p sikolo gi ke pr ibad ian ungkapan seperti: Presiden bertindak menurut
(personality) dikaji per-embangan kepribadian c a r a J a w a. W a k il P r es i d e n m e ng a mb i l
manusia. Banyak studi psikologi yang telah keputusan cara Bugis. Demikianlah di dalam
dilakukan mengenai hal tersebut baik pribadi pergaulan sehari-hari kita d e n g a n m u d a h
s e c a r a k e s e l u r u ha n a u p u n a s p e k - a s p e k
memberikan cap tertentu atau sifat tertentu
kepribadian seperti perkembangan intelek t e rha d a p s u a t u k e l o m po k e t ni s a t au p u n
m a nu s i a s e j a k b a y i s a m p a i u s i a t u a , 1 3
bangsa. Kau itu dasarnya Cina! atau Kau
perkembangan moralitas sejak masa kanak- itu dasarnya Yahudi! Ungkapan-ungkapan
tersebut menya-takan suatu sifat
yang melekat atau dilekatkan kepada
ba ngs a C ina dan ba ngs a Y ahu di
K e te r a ng a n s e b a g a i m a n u s i a - m a nu s i a y a ng
A B C D Zona A: Daerah (scope)ke dap kikir, agak licik, dan sedikit rakus.
Zona B: Daerah berpori (porous)
Zona C: Daerah lokal/nasional
Sungguhpun demikian ungkapan-
Zona D: Daerah global ungkapan popular te rse but tid ak
selamanya benar karena sifat-sifat
demikian itu terdapat juga pada etnis
Gambar 1: Pembentukan Kepribadian a t a u b a ng s a y a n g l a i n . N a m u n
(Zone of Proximal Development) d e m i k i a n d e ng a n u ng k a p a n-

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 69


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

ungkapan tersebut menyatakan bahwa ada 4) Kecurigaan terhadap yang lain. Kecurigaan
kaitan yang sangat erat antara karakter atau tersebut biasanya tidak mendasar atau yang
i d ent i t a s suatu k elomp ok d eng a n sekadar dibayangkan. Lahirlah berbagai
kebudayaannya. 16 apa yang disebut stereotip atau kambing
hitam di dalam kehidupan. Kambing
Pasal 3. Prejudice dan Karakter Bangsa hitam tersebut dapat berasal dari faktor-
Telah kita lihat betapa etnisitas telah merupakan faktor ekonomi, budaya, agama. Ternyata
dasar dari tingkah-laku seseorang. Namun pencarian kambing hitam tersebut sama
demikian perlu kiranya disadari bahwa terdapat s e k a l i t i d a k b e rd a s a r na m u n d a p a t
b a ha y a - b aha y a y a ng p o t e ns i al a p a b i l a d i t u r u nk a n d a l a m s u a t u k e hi d u p a n
perkembangan etnisitas tidak diarahkan kepada bersama. Kambing hitam yang sangat
keIndonesiaan. Bahaya tersebut lahir dari berbahaya dikenal dalam sejarah manusia
prasangka (prejudice) yang mungkin dilahirkan hingga sekarang ialah rasisme.
oleh perkembangan watak etnisitas yang sempit. 5) Superioritas kompleks dari kelompok
S ua t u t u li s an kl a si k da r i U NE S C O y ang mayoritas.
d i k e m u k a k a n o l e h A r no l d M . R o s e 1 7 6) Ketidaktahuan (ignorance) terhadap biaya
menyatakan akar dari lahirnya prasangka (cost) yang disebabkan oleh prangka
sangat kompleks. Di dalam tulisannya itu antara tersebut. Tanpa disadari suatu kelompok
lain Rose mengemukakan akar-akar komplek- atau masyarakat yang dihinggap penyakit
sitas tersebut. prasangka terhadap kelompok yang lain
1) Prasangka lahir dari sikap kecurigaan telah merugikan kehidupannya sendiri
terhadap kelompok minoritas. Perbedaan maupun kehidupan bersama. Kerjasama
dan adanya hak-hak istimewa terhadap tidak dapat dibentuk bahkan permusuhan
kelompok mayoritas mempertajam perten- dilahirkan dari perbedaan-perbedaan
t a ng a n a nt a r a k el o m p o k k hu s u s ny a yang ditonjolkan di dalam kehidupan
mayoritas versus minoritas. Kontradiksi bersama.
m a y o r i t a s - m i no r i ta s t e r s e b u t d a p a t Melihat kepada kompleksnya akar dari
berdasarkan budaya, agama, ras maupun p r a s a ngk a j u g a t e l ah b a ny a k t e o ri s e r t a
perbedaan kelas-kelas ekonomi. penelitian yang telah dihasilkan untuk meng-
2) K e t a k u t a n y a ng d i b a y a ng k a n y a ng hilangkan prasangka di dalam kehidupan
sebenarnya tidak mempunyai dasar. Dapat bersama namun di dalam prakteknya masalah
s a j a k e t a k u t an t e r s e b ut b e r d a sa r k a n tersebut cukup sulit dilaksanakan. Pada pokok-
pengalaman pribadi atau kasus perorangan ny a str at eg i p ok ok da n amp uh di d al am
tetapi kemudian berkembang menjadi menghilangkan prasangka adalah komunikasi.
sejenis ketakutan terhadap kelompok yang Ketiadaan komunikasi akan mempertahankan
dianggap membahayakan kelangsungan bahkan mengembangbiakkan rasa kecurigaan.
hidup seseorang atau suatu kelompok. Demikian pula ketiadaan komunikasi menim-
D a l a m k e a d a a n de m i k i a n b i a s a ny a bulkan rasa ketakutan dari kelompok yang
dicarikan kambing hitam (scapegoat) yang t e r t i nd a s s e r t a l e bi h m e ny u b u r k a n r a s a
dibayangkan menjadi biang kerok dari superioritas dari kelompok mayoritas. Ketia-
ketakutan tersebut. Rasa ketakutan itu daan komunikasi menyebabkan ketidak-tahuan
menimbulkan pengambilan jarak (distance) (ig no ra nc e) te rhad ap k el om po k la in y ang
dengan kelompok yang lain yang dianggap dianggap sebagai musuh. Berbagai stereotip
membahayakan atau membatasi kemerde- lahir karena ketiadaan komunikasi dari satu
kaannya. kelompok dengan kelompok yang lain.
3) Mengambil keuntungan personal dari Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
prasangka tersebut. Keuntungan tersebut multikultural yang terdiri atas berbagai suku dan
dal am bentuk k euntu ngan k ekuas aan kebudayaannya yang bhinneka. Seperti yang
da la m bid ang pol it ik at au pun d al am t e l a h d i je l a s k a n k e b hi nne k aa n b a ng s a
lingkup ekonomi. Indonesia dan kebudayaannya yang beragam

70 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

(multikultural) merupakan suatu kekayaan diarahkan kepada kepentingan bersama


b ag i ba ng sa Ind o ne s i a. 18 N am u n a p a bi l a untuk rakyat banyak salah satu upaya
kekayaan tersebut tidak diarahkan kepada suatu d a la m me ng hap u s ka n b er b a g ai j eni s
cita-cita bersama maka kekayaan tersebut akan prasangka dan menghi-langkan berbagai
b e r u b a h me nj a d i p e r b e d a a n ya ng d a p a t bentuk kambing hitam yang dilekatkan
meruncing menjadi perpecahan. Dalam kaitan kepada atau kelompok etnis tertentu.
ini karakter bangsa Indonesia hanya dapat 6) Pentingnva peranan pendidikan sejak usia
d i b e nt u k m e l a l u i b e r b a g a i up a y a y a ng dini di dalam mengem-bangkan toleransi
menyeluruh. Banyak pakar telah mengadakan melalui pendidikan dan berbagai acara
p e ne l i t i a n dan kajian b a g a i m a na komunikasi sejak usia dini dalam lingkung-
mengembangkan karakter bangsa yang positif an keluarga, sekolah, masyarakat.
khususnya di dalam suatu masyarakat atau
bangsa yang multikultural. Langkah-langkah Pasal 4. Ralph Linton: Cultural Bakcground of
yang kreatif di dalam pembinaan karakter Personality
bangsa Indonesia meliputi hal-hal sebagai Sesudah Perang Dunia II ketika psikologi
berikut. mengenai kepribadian (personality) telah sangat
1) Memberikan kesadaran terhadap hal-hal diperkaya oleh psikologi Freud, psikologi
yang positif maupun yang negatif yang behaviorisme maupun personalisme, muncul-
t er d ap a t d i d al a m k eb u da y aa n l o ka l lah buku yang sangat terkenal dari seorang
(etnisitas) dari bangsa Indonesia yang antropolog, guru besar dari Columbia University
multikultural. Diperlukan informasi yang Prof. Ralph Linton. Berdasarkan serentetan
tepat m e ng e na i k e a ne k a r a g a m a n kuliah umumnya tahun 1943 di universitas
k e b u d a y a a n b a ng sa I nd o ne s i a y a ng (college) Swarthmore, almamaternya, penda-
mempunyai kesamaan derajat bahkan patnya mengenai perkembangan kepribadian
m e m p u ny a i t u g a s y a ng s a m a d a l a m (personality) manusia sebagai hasil interaksi
mengembangkan keIndonesiaan. dengan kebudayaannya, dibukukan pada tahun
2) Menghilangkan berbagai bentuk rasisme 1945.20
dal am p enge rtia n yang lu gs m elip uti
b ud a y a, a ga m a, s up e r io r it a s b u d ay a Manusia dan Kebudayaannya
mayoritas dan sebagainya. Apa yang membedakan antara manusia dengan
3) Menghilangkan tradisi yang negatif yang m a k hl u k - m a k hl u k l a i nny a k hu s u s ny a
masih hidup di dalam pergaulan etnis serta binatang? Pertama-tama kita lihat, secara
menyebarluaskan informasi yang tepat i ns ti ng s i k a ng g ot a d a r i s p e s ie s m a nu s i a
mengenai kebudayaan Indonesia yang mempunyai potensialitas yang besar untuk
bhinneka. b e r d i f e r e ns i a s i da n i nd i v i d u a l i s a s i
4) Adanya sistem hukum dengan sanksinya dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang
yang konsekuen untuk menghilangkan lain. Selain daripada itu kelompok manusia atau
berbagai jenis prasangka yang negatif yang masyarakat manusia mempunyai ciri-ciri khas
hidup di dalam kehidupan bersama baik di sebagai berikut.
dalam kehidupan budaya, agama, serta 1) Masyarakat lebih dari individu menjadi unit
menekankan kepada kebersamaan bangsa signifikan di dalam species untuk berjuang
Indonesia. b ag i k e la nj ut a n hid u pny a. K it a l i ha t
5) Melaksanakan kebijakan sosial yang dapat misalnya bagaimana nasib seorang bayi
menghilangkan ber-bagai jenis frustrasi yang baru dilahirkan, tanpa perto-longan
yang dapat menyebabkan gesekan-gesekan dan kerjasama dengan individu lainnya
horizontal karena kemiskinan, pembatasan seperti ibu, keluarganya, masyarakatnya,
terhadap hak asasi manu-sia.19 Di dalam kehidupan bayi itu tidak dapat dilanjutkan.
kaitan ini perlu dilaksa-nakan kebijakan 2) Suatu kenyataan bahwa kelanjutan suatu
sosial ekonomi yang lahir dari nilai-nilai masyarakat akan jauh melampaui rentang-
luhur Pancasila. Kebijakan ekonomi yang hi d up ( l i f e s p a n ) d a r i i ndi v i d u y a ng

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 71


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

manapun juga. Setiap manusia dilahirkan i ni b e r a rt i a ng g o t a s u a t u ma s y a r a k a t


menurut nasibnya oleh dan dari seorang ibu mempunyai pengertian dan nilai-nilai yang
serta terlempar di dalam suatu masyarakat sama yang membuatnya memberikan jawaban
tertentu. Tugas individu yang dilahirkan emosional yang serupa terhadap situasi-situasi
ialah bukan membentuk organisasi di mana yang meminta tanggapan berdasarkan nilai-nilai
dia hidup akan tetapi dia dibentuk oleh y ang di hay at iny a be rs am a . da la m s et ia p
masyarakat di mana dia dilahirkan. kebudayaan dikenal apa yang disebut status dari
3) M a s y a r a k a t m e r up a k a n s u a t u u ni t kepribadian. Status seseorang menentukan
fungsional dan unit operatif sungguhpun keberadaannya di dalam masyarakat meskipun
ma sya raka t i tu terd iri da ri indi vid u- dia tidak berpartisipasi di dalam status tersebut.
i nd i v i d u . I nd i v i du s e b a g a i a ng g o t a Misalnya status seorang pemimpin di dalam
merupakan bagian dari suatu keseluruh-an masyarakat tertentu yang mengenal perbudakan
di mana dia menyumbangkan kemampuan menge-tahui akan tugasnya tanpa ia sendiri
dan k e b e r a d a anny a t e r ha - d a p menjadi seorang budak. Dia sebagai seorang
masyarakatnya. pemimpin mempunyai pengetahuan mengenai
4) Kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk peranan budak tanpa berparti-sipasi sebagai
kelangsungan hidup sua-tu masyarakat seorang budak.
terbagi secara proporsional kepada para K e p r i b ad i a n ( p e r s o n a l i t y ) t e r ny a t a
anggota masyarakat itu. Sebagai contoh merupakan suatu konfig-urasi dari respon-
misalnya masyarakat yang bagaimana respon individu yang dikembangkan oleh
sederhanapun terdapat pembagian kerja individu sebagai hasil dari pengalamannya.
a nt a r a p e - r e m p u an d a n l a k i - l a k i . Pengalaman itu diperolehnya dari interaksi-nya
Pembagian formal terhadap kegiatan- dengan lingkungannya. Apakah ada faktor
kegiatan di dalam masyarakat menyebab- keturunan hereditary) terhadap perkembangan
kan terbentuknya struk-tur, organisasi dan personality? Banyak ahli antroplogi seperti Dr.
kohesi di dalam suatu masyarakat. Boas menyatakan kurangnya peranan keturun-
Berdasarkan ciri-ciri masyarakat tersebut di an di dalam terbentuknya kepribadian dari suatu
a t a s d a p a t k i t a l i ha t b e t a p a p e nt i ng ny a masyarakat. 23 Di alam penelitian-penelitian
masyarakat dan budayanya terhadap pemb- lapangan dari para ahli antroplogi me-unjukkan
entukan kepribadian seseorang. Berdasarkan hal betapa pentingnya tahun-tahun pertama dari
itu dapat kita rumuskan secara opera-sional kehidupan manusia sangat menentukan di
kebudayaan sebagai cara hidup (the way of live) dalam terbentuknya sistem nilai dan tingkah-
dari suatu masyarakat.21 laku yang kemudian menentukan akar yang
terdalam dari kepribadiannya itu. Suatu hal
Peranan Kebudayaan di dalam Pembentukan yang nyata ialah norma-norma kepribadian
Kepribadian (Personality) ternyata berbeda dari satu masyarakat dengan
H u b u ng a n a nt a r a kebudayaan dan m a s y a r a k a t l a i nnya b e r d a s a r k a n p a d a
pembentukan kepribadian digambarkan di perbedaan pengalaman dari anggota masya-
dalam suatu parodi Linton sebagai air dengan rakatnya yang diperolehnya dari hubungannya
ikan. Didalam kehidupan sewajarnya ikan tidak dengan kebudayaannya. Dengan tegas dapat
pernah mempersoalkan adanya air. Tetapi dinyatakan bahwa kebudayaan semestinya
apabila air menjadi kering maka ikan akan dilihat sebagai faktor yang dominan di dalam
mati.Demikian pula dengan hubungan antara penentuan dasar-da sar kepribadian ( bas ic
p enge mb anga n pr ib ad i da n ke bu da ya an. per sonali ty) dari se seor ang dal am masy a-
Apabila kebudayaan i tu dihilangk an dari rakatnya di dalam penentuan berbagai status
kehidupan manusia hal itu berarti hilangnya kepribadiannya yang merupakan karakteristik
eksistensi manusia itu. dari setiap masyarakat.
Linton mengatakan bahwa di dalam setiap Demikianlah uraian dan ungkapan Ralph
masyarakat terdapat apa yang disebut tipe Linton pada pertengahan abad ke-20 yang
kepribadian utama (basic personality type).22 Hal s ek ir anya m as ih b er g una da la m ab ad 2 1

72 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

dengan catatan bahwa dunia abad 21 merupa- ialah Ki Hadjar Dewantara sebagai bapak
kan dunia yang terbuka dan oleh sebab itu pendidikan nasional telah rneletakkan dasar
rangsangan terhadap pembentukan kepriba- pendidikan yang berdasarkan kebudayaan.
dian peser ta-did ik pada abad ke-21 akan M e m a ng a pa b i l a k i t a l i ha t pe r j u a ng a n
semakin bervariasi dan kompleks. Peserta-didik menentang penjajahan Ki Hadjar Dewantara
akan menghadapi tantangan baru dari berjenis- yang mengubah perjuangannya dari perjuang-
jenis rangsangan kebudayaan baik kebudayaan an p artai politi k (Indi sche Par tij ) m enja di
etnisnya maupun kebudayaan global. Dengan p e r j u a ng a n m e l a l ui p e nd i d i k a n y a ng
kemajuan teknologi khususnya teknologi ko- berdasarkan kebudayaan nasional. Kita lihat
munikasi peserta-didik dewasa ini hidup di misalnya ketika gerakan Taman Siswa didirikan
dalam dunia yang rata dan terbuka.24 Namun pada tahun 1922 Dewantara telah menjadikan
demikian dia dapat menghadapinya apabila dia identitas bangsa Indonesia sebagai senjata yang
mempunyai pola kepribadian dasar ( basic ampuh melawan kekuasaan penjajah. Ternyata
personality) yang diperolehnya dari ling-kungan pendidikan yang berdasar-kan kebudayaan atau
primernya atau lingkungan etnisnya. Dari nasiona lisme Indones ia lebih amp uh dari
kepribadian dasar (basic personality) dia dapat kekuatan senjata. Para intelektual Indonesia
m e m i l i h d a n m e - ng e m b a ng k a n s u a t u yang telah memperoleh pendidikan baik Barat
kebudayaan yang lebih subur dan kaya atau dia maupun melalui pendidikan di lingkungan
j a t u h k e pa d a k e b u d a y a a n t a np a b e nt u k p es a ntr e n t e l ah m er o nto k k an k ek u a sa a n
sehingga melahirkan pribadi-pribadi yang p e nj a j a ha n p a d a ta hu n 1 9 4 5 . K o ns e p
linglung. pendidikan nasional yang telah dipelopori oleh
Ki Hadjar Dewantara menjadi jiwa dari Pasal-
Pasal 5. Kebudayaan di dalam Pendidikan pasal mengenal pendidikan di dalam UUD 1945.
Nasional Bahkan juga di dalam Preambul UUD 1945
Dewasa ini kebudayaan bukan lagi merupakan dinyatakan dengan jelas betapa tanggung jawab
bagian dari pendidikan tetapi merupakan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
bagian dari kegiatan pariwisata yang sedang Menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk
boom dalam abad ke-21 sebagai sumber m e l a w a n k e k u a s a a n p e nj a j a ha n t e l a h
p e ng ha s i l a n ne g a r a. K e - b u d a y a a n t e l a h digunakan dalam pendidikan masyarakat
didegradasikan menjadi komoditi yang dapat (swasta) masa penjajahan seperti Muham-
diper-jualbelikan dan bukan merupakan dasar- m a d i y a h, s e k o l a h- s e k o l a h s wa s t a y a ng
dasar bagi pembentukan kepribadian dasar (basic didirikan di Sumatera, pesantren dan madrasah.
personality) dari bangsa Indonesia. Sangat menyolok juga apabila di dalam
Pendidikan nasiona l dewasa ini telah UUD 194 5 bai k yang as li ma upun revi si,
m e nj a d i k e r i ng k e r ont a ng t e r l e p a s d a r i pendidikan dan kebudayaan dimasukkan di
kebudayaan. Lihat saja sebahagian besar proses dalam satu bab. Hal ini berarti para founding
pendidikan hanya berkisar kepada pelaksanaan fathers kita dengan sadar melihat hubungan yang
Ujian Nasional yang hanya membatasi pada e r a t a nt a r a p e nd id i k a n na s i o na l d a n
beberapa mata pelajaran non budaya.zs Dengan kebudayaan nasional. Dalam UU No. 2 Tahun
sendirinya sudah dapat diterka bagaimana 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal
kepribadian generasi muda yang akan datang 1 A y a t ( 2 ) d i k a t a ka n s e b a g a i b e r i k u t .
yang dibentuk oleh kebudayaan global yang Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
d id o mi na s i o le h k eb u da y aa n B a ra t y ang b er da s ar ka n P anc as il a d an UU D N eg ar a
materialistik. Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar
Bagaimanakah temp at kebudayaan di pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
d a l a m p e nd i d i k a n na s i o na l ? S e p a nj a ng Indonesia dan tanggap ter-hadap tuntutan
kemerdekaan Indonesia 65 tahun kita hanya pe ru ba ha n za ma n. S ay ang se ka li d al am
m e ng ena l d u a me nt e r i pe nd i d i k a n y a ng undang-undang tersebut hubungan antara
mempunyai konsep tentang fungsi pendidikan pendidikan dan kebudayaan hanya dijadikan
di dalam pendidikan nasional. Pertama tentunya sebagai salah satu ketentuan umum dan bukan

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 73


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

secara eksklusif sebagai dasar pendidikan p e nd i d i k a n y a ng de m i k i a n y a ng ha ny a


nasional. menekankan kepada pengembangan intelek-
Se sud ah K i H adj ar D ewa nta ra, sia pa tualisme yang semu karena proses pendidikan
Menteri Pendidikan Nasional yang mempunyai adalah proses mempersiapkan kelulusan di
wawasan pentingnya kebudayaan sebagai d a l a m U N t e r s e b ut d a n b u k a n u nt u k
dasar pendidikan nasional? Menteri Pendi- mengembangkan kepribadian Indonesia atau
dikan tersebut adalah Daoed Joesoef yang jatidiri Indonesia dari generasi muda. Hasilnya
mengemukakan prinsip yang terkenal lembaga sudah dapat kita terka yaitu manusia-manusia
pendidikan sebagai pusat kebuda-yaan. Hal ini yang pintar tetapi kurang pertim-bangan moral
berarti lembaga-lembaga pendidikan bukan dan estetika yang merupakan ciri utama dari
hanya mengajarkan mata-mata pelajaran klasik kebudayaan Nusantara. Kebudayaan Indonesia
yang konvensional tetapi lebih daripada itu yang kita bangun bukanlah kebudayaan yang
berdasarkan kepada kebudayaan nasional dan materialistik tetapi kebudayaan yang didasar-
pusat pembudayaan peserta-didik. Dengan kan kepada nilai-nilai Pancasila yang mengakui
pr ins ip ter seb ut pendid ika n, bai k f orm al akan Ketuhanan Yang Maha Esa yang menjiwai
maupu n informa l bukan hanya ditu jukan s e l u r u h ni l a i - ni l ai k e hi d u p a n m a nu s i a
kepada pembinaan kognitif peserta-didik tetapi Indonesia. Peserta didik yang memper-oleh
juga pengem-bangan aspek-aspek inteligensi pendidikan yang didasarkan pada kebudayaan
seperti inteligensi sosial, inteligensi emosional, Indonesia yang dijiwai oleh Pancasila akan
inteligensi kinestetik yang semuanya merupa- menghasilkan kepribadian peserta-didik yang
k a n a s p e k- a s p e k d a r i k e b u d ay a a n y a ng d i a r a hk a n k e p a d a nil a i - ni l a i i nt i d a l a m
menyeluruh.26 Sayang sekali konsep pendidikan masyarakat Indonesia yang multikultural.
s e b a g a i pu s a t k e b u d a y a a n hany a d a p a t Apabila kita membicarakan mengenai
dil aksana kan d i dala m sat u Rep elita dan kebudayaan dan karakter bangsa maka hal ini
ses udah Daoe d Joe soef lengs er k ebija kan berarti kita ingin mencari nilai-nilai yang hidup
pendidikan diubah lagi dengan lahirnya UU No. di dalam kebudayaan Indonesia yang akan
2 Tahun 19 89 te nta ng Si ste m P end idikan menjadi ciri utama, identitas, karakter, watak dari
Nasional.27 Dalam era reformasi pendidikan b a ng s a I nd o ne s i a . P r o s e s i ni t e nt u ny a
na si ona l me mp e rol e h t al ak t ig a da r i merupakan suatu proses yang berkelanjutan
k e b u d a y a a n na s i o na l s e p e r t i y a ng t e l a h yang tidak pernah akan selesai. Sebagaimana
dijelaskan. juga apa yang dimaksudkan dengan budaya
Apa implikasi membuang kebudayaan Indonesia yang terus menjadi yang harus
nasional dari pendi-dikan nasional? Kita lihat dibina dari satu generasi ke generasi lainnya
sekarang ini bagaimana pendidikan nasional sebagai basic personality dari bangsa Indonesia.
d i k u a s a i o l e h b e rb a g a i s t a nd a r y a ng Apalagi di dalam menghadapi perubahan dunia
m e ny a ma r a t a k a n p e nd i d i k a n d i se l u r u h yang begitu cepat dan mengglobal diperlukan
Nusantara. Kita ketahui bagaimana diskrepansi kesadaran akan identitas sebagai anggota
yang besar dalam kualitas pendidikan antar masyarakat Indonesia.
daerah. Dengan lepasnya pendidikan dari Core values yang didiskusikan di dalam
kebudayaan, pendidikan nasional mengacu berbagai sarasehan tidak lain dari nilai-nilai
kepada standar di luar konteks kebudayaan Pancasila yang menurut penggalinya diperoleh
nasional. Standar pendidikan nasional ternyata dari nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat
diambil dari standar negara-negara industri Indonesia yang multikultural. Dengan demikian
maj u yai tu ne gara- negar a Org aniza tion of apabila kita membicarakan mengenai kebudaya-
Economic Cooperation and Develop-ment (OECD). an serta watak bangsa maka kita tidak akan
Dengan mengadopsi standar tersebut maka terlepas dari pembicaraan mengenai kebuda-
dengan sendirinya kita melepaskan kaftan yaan Indonesia yang sedang kita bangun dan
dengan kebudayaan kita sendiri seperti yang sekaligus dijadikan sebagai dasar pengembang-
tampak di dalam UN dewasa ini. 28 Proses an kepribadian (personality) peserta-didik.

74 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

Basic Personality Indonesia dan Pancasila pendidikan yang qualified, penyediaan sarana-
Bung Karno sebagai penggali Pancasila menya- s a r a na p e nd i d i k an y a ng m e nc u k u p i ,
takan bahwa prinsip-prinsip Pancasila telah peningkatan kualifikasi pendidik di samping
d i g a l i d ar i k e b u d a y a a n N u s ant a r a y a ng dana yang memadai baik dari pemerintah pusat
multikultural. Sudah tentu tidak semua suku maupun oleh pemerintah daerah. Sebenarnya
bangsa di Indonesia telah mengalami keselu- suatu langkah besar telah dimulai dengan
ruhan prinsip Pancasila itu. Oleh sebab itu mencantumkan dalam UUD tentang alokasi
adalah merupakan tugas pendidikan untuk APBN/APBD sekurang-kurangnya 20% dari
menjabarkan nilai-nilai Pancasila sebagai suatu anggaran penerimaan dan pendapatan negara.
konstruksi ideal agar dapat diimple-mentasi-kan Namun demikian kenaikan dana tersebut belum
di da lam ma sya rak at y ang ny ata . L int on sepenuhnya diiringi dengan program yang
menyatakan adanya ke-budayaan realistis dan konkrit dalam peningkatan mutu pendidikan
kebudayaan construct 9 yang dikonstruksi-kan. nasional.
Nilai-nilai Pancasila yang abstrak tersebut
merupakan hasil konstruksi dari penggalinya. Glokalisasi dan Pendidikan yang Didasarkan
O le h s e b ab it u ni l ai - ni l ai t er s eb u t ha ru s pada Kebudayaan
dijabarkan dan disesuaikan dalam kehidupan Arus globalisasi telah melanda seluruh aspek
nyata dalam masyarakat yang realistis. Inilah k e hi d u p a n m a nu s i a a b a d k e - 2 1 . N a m u n
proses pendidikan yang dapat diwujudkan di demikian manusia yang tidak ingin kehilangan
dalam desentralisasi pendidikan sesuai dengan identitasnya dalam perubahan global dewasa
UU O tonomi Daerah No. 32 Tahun 2 002. ini, arti dari nilai-nilai lokal masih sangat
Sebenarnya tugas tersebut sudah mulai dapat signifikan bahkan memegang peranan yang
d i l a k s a na k a n a p a b il a a p a y a ng d i s e b u t s e m a ki n p e nt i ng. G l o b a l is a s i a k a n l e b i h
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bermakna apabila keseluruhan dari nilai-nilai
dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya lokal diinspirasikan kedalamnya. Bukankah hal
dan bukan sebagaimana yang terjadi dewasa ini t e r s e b ut m e r u p a k a n s a l a h s a t u c ir i d a r i
struktur KTSP yang telah ditentukan dari atas k e hi d u p a n m a s y a r a k a t m a nu s ia s e p e r t i
(dari Kementerian Diknas). KTSP seharusnya penglihatan Ralph Linton? Glokalisasi30 berarti
didasarkan kepada tuntutan sosial budaya di pengakuan terhadap nilai-nilai budaya lokal
daerah sehingga dengan demikian proses yang bermanfaat bukan hanya bagi pemiliknya
p e nd i d i k an d a n p r o s e s p e m a sy a r a k a t a n yang lokal tetapi juga untuk kepentingan umat
t e r m a s u k p e ni ng k a t a n e k o no mi r a k y a t , m anus ia p ad a um um ny a . Ha l ini be ra rt i
kehidupan bermasyarakat yang toleran dan mengglobalisasikan pen-didikan nasional yang
berta nggung ja wab dapat dikembangkan. didasarkan kepada kebudayaan Indonesia yang
Namun apa yang terjadi di dalam pendidikan b hi nne k a d a n u nik m e r u p a k a n s u a t u
nasional dewasa ini ialah proses pendidikan s um ba nga n y ang s anga t b er har ga da la m
t e la h m enc a b ut m a kna p end i d ik a n ya ng pengembangan budaya global .31
sebenarnya dari akarnya dan ditujukan kepada
standar pendidikan yang tidak didasarkan pada Nilai-Nilai Pancasila dalam
tingkat perkembangan masyarakat Indonesia Pendidikan Karakter Bangsa dalam
tetapi pada masyarakat industri maju. Inilah Masyarakat Indonesia Multikultural
yang terjadi dengan apa yang diinginkan oleh
pemerintah dewasa ini dalam melaksanakan Pancasila menurut Bung Karno digali dari
Ujian Nasional. Mudah-mudahan keputusan k e b u d a y a a n N u s a nta r a y a ng b hi nne k a .
Ma hk am ah Ag ung y ang m em e- rinta hk an Kebhinnekaan etnis dan budaya merupakan
kepada pemerintah untuk melihat kembali kenyataan di dalam masyarakat Indonesia. Oleh
pelaksanakan Ujian Nasional yang uniform s e b a b i t u p e r l u ki t e k a j i a p a m a k na
dewasa ini agar supaya mengadakan upaya- k e b hi nne k a a n t e r s eb u t d i d a l a m p r o s e s
upaya yang konkrit di dalam meningkatkan pendidikan karakter bangsa. Telah dijelaskan
mutu pendidikan seperti penyediaan tenaga pula betapa kebudayaan memegang peranan

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 75


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

nasional yang akan mengikat seluruh bangsa


penting di dalam terbentuknya karakter atau
I nd o nes i a . K et e r ik a t an t er had a p b u d ay a
watak suatu bangsa. Bagaimana pengaruh
sendiri atau ethni city kadang-kadang sukar
kebhinnekaan kebudayaan terhadap pengem-
untuk ditinggalkan. Memang seperti kita lihat
bangan karakter bangsa Indonesia akan kita
di dalam teori Vigotsky bagaimana pemben-
tinjau lebih lanjut.
tukan kepribadian seorang anggota masyarakat
yang sangat terikat kepada pengalaman empat
Pasal 6. Peserta-didik dalam Masyarakat Etnis tahun yang pertama dalam kehidupan manusia
Indonesia terdiri dari berbagai jenis etnis dengan yaitu dalam li ngkungan k eluargany a dan
budayanya yang spesifik. Antara lain kita e t ni s nya . Ha l te r s eb u t m e r up a k an t ug a s
mengenal lebih dari 700 bahasa daerah baik yang p e nd i d i ka n y ang b es a r y ai t u ba g a i ma na
masih hidup dan berkembang maupun ada yang menghargai peranan budaya etnis yang dapat
d a l a m k e a d a a n s ek a r a t . K e b e r a d a a n disumbangkan kepada terbentuknya kebuda-
kebudayaan yang beranekaragam tersebut yaan nasional Indonesia. Apabila keterkaitan
( m u lt i k u l t u ra l ) t e n t u n y a m e n i m b u l k a n terhadap budaya etnis sangat besar tetapi
berbagai masalah yang positif maupun negatif m e ng a n d u n g n i l a i - ni l a i n e g a t i f d a l a m
di dalam pembentukan watak atau karakter kesatuan bangsa maka ini merupakan suatu
bangsa Indonesia. Seperti yang dikemukakan bahaya di dalam pembentukan nasiona-lisme
oleh Anderson bangsa adalah suatu masya- k a r e na d a p a t m e nim b u l k a n p e r g e s e r a n
rakat yang diimaginasikan. Bangsa Indonesia horizontal sebagaimana yang dialami oleh
m er up a ka n s ua t u i ma gi nas i y ang d i ci ta - ma sy ar ak at I nd ones ia b ar u- ba ru i ni . Er a
citakan oleh suku-suku bangsa yang men- reformasi yang merupakan eksperimen untuk
diami Nusantara menjadi satu bangsa, bangsa d e m o k r a s i , m a s y a r ak a t t e r b u k a , s e l a i n
Indonesia. Sebagai-mana yang kita kenal di menghormati hak-hak asasi manusia tetapi juga
d al am S um pa h Pe mu d a Ta hu n 19 28 k it a telah melahirkan konflik horizontal di daerah.
mengimaginasikan satu negara yang mempu- Konflik horizontal ini kita lihat s ema-kin
nyai satu tanah air, satu bahasa dan satu negara b e r b a ha y a a p a b i l a di s e r t a i j u g a d e ng a n
kesatuan Republik Indonesia. Sudah tentu negara kepentingan kelompok dan golongan ataupun
yang di cita-citakan t ersebut tidak datang agama.
dengan sendirinya etapi memerlukan suatu Etnosentrisme atau kehidupan manusia
perjuangan. Salah satu perjuangan itu ialah yang didominasi oleh nilai-nilai etnis sendiri di
bagaimana mempersatukan suku-suku bangsa dalam era globalisasi mengandung nilai-nilai
dengan budayanya masing-masing menjadi satu positif tetapi juga nilai-nilai negatifnya. Dalam
bangsa Indonesia. e r a g l o b al i s a s i t a m p a k k e c end e r u ng a n
M u l t i k u l t u r a l i s m e b a ng s a I nd o ne s i a terbentuknya budaya global yang menghi-
mengandung nilai-nilai positif tetapi juga langkan identitas etnis. Lahir kebudayaan yang
negatif. Nilai-nilai positif multikulturalisme tanpa jiwa32 karena didominasi oleh material-
b a ng s a Ind o ne si a ialah kebhinnekaan itu isme dan kekuatan modal besar. Akibatnya ialah
menyumbang bagi kekayaan budaya angsa lahirnya pribadi-pribadi tanpa arah yang hanya
Indonesia. Seperti yang dirumuskan di dalam mengikuti gelombang-gelombang global yang
Penjelasan UUD 945 kebudayaan Indonesia ta np a be nt uk se hi ng ga o rang ke hi la ng an
merupakan puncak-puncak dari kebu-ayaan identitasnya. Identitas nasional diganti dengan
suku-suku bangsa di Nusantara. Yang menjadi identitas metropoli-tan atau identitas global
persoalan sekarang ialah apa dan bagaimana yang sebenarnya tanpa arah den bentuk atau
masing-masing suku tersebut dapat menyum- lebih tepat tanpa jiwa. Memang benar etnisitas
b ang ka n p u nc a k k eb u d ay a annya ke p ad a dalam era globalisasi mengalami perubahan-
ke buda yaan bangsa Indonesia, kebudayaan perubahan yang sangat drastis akibat mobili-
nasional Indonesia. Disinilah terletak potensi sasi penduduk dunia yang cepat dan terbuka.
bahaya yang dapat menghancurkan upaya Bahkan telah lahir apa yang disebut budaya
u nt u k m e m b e n t u k kesatuan kebudayaan hybrid 33 yaitu percampuran antara berbagai

76 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

jenis budaya yang bagi perkembangan pribadi yang semakin meluas atau scape 34 seperti
eorang anak kecil merupakan suatu masalah. landscape yang pertama yang sangat dekat
Dapat dibayangkan misalnya dari keluarga hybrid y a i t u i ngk u ng a n k e l u a r g a d i m a na d i a
seorang ayah dari Amerika dan seorang ibu dilahirkan. Budaya lokal sangat mempengaruhi
dari Indonesia dan anaknya menjadi besar di tingkah-laku seorang peserta-didik, kebiasaan,
salah satu negara Eropa Barat. Putera--puteri dari adat--istiadat yang membentuk pribadinya yang
k e l u a r g a i ni a k a n d i b e s a r k a n d i d a l a m pertama. Kemudian pada scape berikutnya
kebudayaan hybrid. Apakah benar pribadi peserta-didik mulai menghadapi lingkaran yang
hybrid tersebut di dalam negara tanpa batas semakin tidak kedap (porous). Pada tahap inilah
m er u pa k an p r ib a di id e al di ab ad ke - 21 ? terjadi kemungkinan pembentukan yang lebih
Sementara pakar tidak seluruhnya menyetujui luas dari watak atau karakter peserta-didik.
p end ap a t i ni ka r ena b a ga i ma nap u n j ug a Apabila pengaruh dari lust hanya terbatas atau
m a nu s i a t e r i k a t p a d a k e l o m p o k ny a . didominasi dan iindoktrinasi oleh budaya
Nasionalisme merupakan gejala kehidupan lokalnya maka pribadi yang terbentuk memiliki
modern akan tetap langgeng meskipun akan watak etnis yang terbatas. Namun apabila
mempunyai bentuknya yang lain. pengaruh lingkungan membuka pintu pikiran
Di tengah-tengah arus globalisasi ternyata (ilmu pengetahuan dan teknologi) serta pintu
etnisitas masih tetap hidup. Bahkan ada pakar hati (moral, agama) dengan dunia yang luas
y a ng m e n g a t a k a n b a h w a g e l o m b a n g maka akan terbentuk watak atau karakter pribadi
p e r u b a ha n g l o b a l a k a n s e m a k i n b e r a r t i yang lebih luas dan lebih matang. Inilah yang
apabila tetap menonjolkan nilai-nilai lokal. dapat kita rebut pribadi yang memiliki karakter
Inil ah a pa y ang d is eb ut g lok al is as i ya ng atau watak yang berbudaya dan berkeadaban.
me mb e r i k an w a rna t ert e nt u d i d ala m Selanjutnya karena pribadi tersebut hidup di
kehidupan global masa depan. Glokalisasi dalam dunia global yang terbuka maka dia
tidak menentang perubahan global tetapi juga dapat diterima di dalam pergaulan antar-
tidak menghilangkan hakikat manusia yang bangsa, pribadi yang dihor-mati dan saling
terikat kepada masyarakat etnisnya. Keunikan menghormati di dalam kehidupan masyara-
etnis yang positif akan memberikan warna k a t ny a d a n m a s y ar a k a t b a ng s a y a ng
yang indah di dalam taman kehidupan global bermartabat.
yang multietnis. Indonesia merupakan contoh M a s y a r a k a t I nd one s i a d e w a s a i ni
y a ng s a n g a t i n d a h m e n g e n a i l a h i r n y a mengalami berbagai krisis antara lain krisis di
k e b u d a y a a n na s i o na l d a r i k e b hi nne - a a n dalam kehidupan beragama yang beragam.
b u d a y a e t ni s . K e b e r h a s i l a n p e nd i d i k a n Timbul gejala-gejala yang apa yang disebut
nasional Indonesia yang multietnis barangkali terorisme yaitu sikap kekerasan yang lahir dari
dapat dijadikan contoh di dalam dunia global fundamentalisme agama. Di dalam kaftan ini
y a ng m e ng a k u i e k s i s t e nsi k e b hi nne k a a n P r o f . A z r a 35 m e ng a nj u r k a n a g a r s u p a y a
kebudayaan di planet dunia ini. pendidikan anti-terorisme diajarkan di dalam
lingkungan pendidikan seperti di pesantren.
Makna Nilai-nilai Etnis dalam Pembentukan T er o r is m e l ahi r k a re na k u ra ngny a s i ka p
Watak toleransi terhadap perbedaan yang merupakan
Baik Ralph Linton maupun Leon Vigotsky c i r i d a r i s u a t u m as y a r a k a t p l u r a l d a n
melihat betapa pentingnya interaksi kebudayaan multikultural seperti di Indonesia. Apabila setiap
terhadap pembentukan kepribadian pesertad- anggota masyarakat Indonesia mengakui akan
idik. Ralph Linton menunjukkan bagaimana kebhinnekaan masyarakat Indonesia maka
terbentuknya basic personality sebagai hasil t e r o r i s m e y a ng b e r - t u j u a n me m a k s a k a n
interaksi dengan nilai-nilai di sekitarnya atau kehendak kelompoknya atau kepentingan ke-
nilai-nilai budaya yang dikenal oleh anak l o m p o k ny a s e nd i r i t i d a k a k a n t e r j a d i .
manusia ketika dilahirkan. Leon Vigotsky Multikulturalisme yang lang-geng hanya dapat
menunjukkan terdapat lingkaran-lingkaran d i t eg a k k a n ap a b i l a s i k a p t ol e r a ns i y a ng
interaksi antara pribadi dengan lingkungannya melahirkan tars percaya sehingga menghargai

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 77


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

perbedaan dan melihatnya sebagai kekuatan v a lu e s s e p e r t i t o l e r a ns i , k e r j a s a m a d a n


hidup di dalam satu kelompok masyarakat atau sebagainya tetapi tidak dinyatakan secara
b a ng s a . S a l a h s a t u m a s a l a h y a ng p e r l u eksplisit di mana nilai-nilai utama (core values)
mendapatkan prioritas di dalam pendidikan t e r s e b u t d i d a s a r k a n. M u ng k in ha l i ni
nasional dewasa ini ialah bagaimana membawa disebabkan karena dewasa ini orang enggan
peserta-didik keluar dari lingkaran etnis yang b e rb i c a r a m e nge na i P a nc a si l a . P a nc a si l a
kedap, dari sikap primordialisme kepada dianggap sebagai biang kerok kegagalan Orde
la hir nya ka rak ter ba ng sa Ind one sia ya ng Lama clan Orde Baru. 38 Seperti yang telah
menghargai adanya perbedaan. Inilah sikap dijelaskan khususnya dalam era Orde Baru
demokratis yang merupakan tujuan pen-didikan diada-kan program-program nasional seperti P-
nasional. Alangkah indahnya tujuan tersebut 4 untuk seluruh pemimpin baik birokrasi
telah dirumus-kan di dalam undang-undang maupun dalam masyarakat diindoktrinasikan
pendidikan pertama Republik Indonesia36 yang mengenai Pancasila. Demikian pula dalam
m e ny a t a k a n t u j u a n p e nd i d i k a n a d a l a h semua jenjang dan jenis pendidikan diberikan
membentuk manusia Indonesia yang susila dan program Pendidikan Moral Pancasila serta
demokratis serta bertanggung jawab terhadap program--program lainnya yang berkaitan
kesejahteraan bangsa dan tanah air. dengan itu. Namun demikian seperti yang kita
Desentralisasi pendidikan nasional dewasa lihat hasil yang dicapai dalam masyarakat
ini mer upa ka n s ua tu mo dal be sa r d al am bertentangan dengan apa yang dicita-citakan di
pengakuan terhadap etnisitas dan multikul- dalam program indoktrinasi Panca-sila itu.
tural bangsa Indonesia tetapi juga memberikan M e m a ng a d a g a p y a ng b e s a r a p a y a ng
tanggung jawab kepada daerah untuk ikut diindoktrinasikan de-ngan kenyataan hidup di
melahirkan karakter bangsa dari peserta-didik dalam masyarakat. Para pemimpin mem-atokan
sebagai anggota masyarakat Indonesia yang nilai -nilai l uhur Panc asila te tapi tingkah-
multikultural dan bersatu. la ku ny a be rt en- ta ng an d engan nil ai -nil ai
Pa nca si la itu . N epo ti sme , k oru psi , peng-
Pasal 7. Pancasila sebagai Dasar Pembentukan ingkaran hak asasi manusia semuanya terjadi
Karakter dengan bebas bahkan dilakukan oleh para
Apabila kita membicarakan dasar pembentukan pemimpin sendiri. Dalam keadaan demikian
karakter bangsa, spat dua masalah pokok yaitu: kemudian Pancasila seakan-akan disalahkan
1) Hubungan antara kebudayaan dan karakter sebagai biang kerok dari keruntuhan moral
bangsa masyarakat bangsa Indonesia. Namun apakah
2) Apa yang dimaksudkan dengan karakter dengan demikian segala sesuatu yang negatif
bangsa itu terjadi diakibatkan oleh salahnya Pancasila?
Mengenai hal yang kedua sudah dijelaskan Marilah kita lihat apa sebenarnya yang telah
di da lam tuli san ini secara p anjang-l ebar terjadi pada masa itu. Pancasila merupakan
mengenai apa sebenarnya yang dimasudkan suatu konstruk kebuda-yaan yang telah digali
dengan watak bangsa atau karakter bangsa atau dari milik bangsa Indonesia yang multikultural.
identitas bangsa. Mengenai persoalan yang Se ba gai s uat u konst ru k b ud aya haru sl ah
pertama hubungan antara pendidikan budaya di wu ju dk an d i da lam f ak ta k eb ud ay aa n.
dan karakter bangsa hampir tidak disinggung Memang benar butir-butir Pancasila tersebut
di dalam sarasehan Pengembangan Pendidikan d i g a l i d ar i k e b u d a y a a n N u s ant a r a y a ng
Budaya dan Karakter Bangsa dalam bulan bhinneka na mun de mik ian se bag ai sua tu
Januari 2010. Barangkali hal ini dibicarakan di kesatuan yang utuh masih harus diwujudkan
dalam diskusi kelompok. Namun dari para di dalam kehidupan semua suku bangsa di
ketiga pemrasaran37 di dalam sarasehan tersebut Indonesia ini. Selanjutnya Pancasila merupakan
tidak disinggung juga mengenai apa dasar suatu konstruk budaya yang abstrak yang harus
kebudayaan di dalam pengembangan karakter diwujudkan di dalam tingkah laku yang nyata
bangsa. Di dalam pemrasaran-pemrasaran yang sehari-hari. Di sini letak pentingnya para
telah diberikan dikemukakan perlunya nya core pemimpin dalam masyarakat baik pemimpin

78 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

d a l a m b i r o k r a s i pe m e r i nt a ha n m a u p u n dijajah oleh bangsa lain. Modal budaya a dapat


pemimpin dalam masyarakat harus dapat merupakan modal sosial yang menggerakkan
mewu-judkan nilai-nilai Pancasila itu di dalam masyarakat untuk mewujudkan cita-citanya.
kehidupan nyata. Dan hal ini jauh panggang Kohesi dalam masyarakat hanya dapat terjadi
dari api. Para pemimpin mempidatokan nilai- apabila masyarakat tersebut mempunyai modal
ni l a i l u hu r P a nc a s i l a na m u n d i d a l a m budaya yang mengikat para anggotanya. Modal
perbuatannya dia sendiri melanggar nilai-nilai budaya bukan hanya dapat bermanfaat di dalam
luhur tersebut. Maka berlakulah pepatah: Guru perjuangan suatu bangsa di dalam menghadapi
kencing berdiri, murid kencing berlari. Di dalam pembangunan tetapi juga di dalam menghadapi
proses pembentukan kepribadian peserta-didik, krisis atau bahaya dari luar. Bahkan hanya
contoh pemimpin (guru) sangat efektif. Oleh bangsa yang mempunyai modal budaya yang
karena peserta-didik melihat kesenjangan antara kuat dapat bertahan di dalam berbagai percobaan
apa yang dipidatokan atau diajarkan oleh sang ba hka n di da lam per ang me law an i nva si
pemimpin/guru bertentangan dengan apa yang kekuatan luar. Revolusi Indonesia telah dapat
diperbuat oleh pemimpin/guru maka terjadilah dimenangkan karena adanya modal budaya dari
konflik di dalam pembentukan pribadi atau b angs a Indo ne si a ya ng be rs at u me la wa n
watak peserta-didik itu. kekuatan kolonialisme yang di- backup oleh
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru persenjataan modern. Dengan modal budaya
dan Dosen ditentukan tentang syarat-syarat bangsa Indonesia dapat membangun masya-
profesionalisme guru dan dosen. Salah satu rakat yang maju karena mem-punyai rasa
syarat tersebut adalah memenuhi kualifikasi etis kesatuan untuk bersama-sama membangun
selain dari kualifikasi akademik. Kualifikasi etis masyarakat yang bersih, bebas dari korupsi dan
mempunyai peranan yang sangat penting di mementingkan kepentingan rakyat banyak
dalam pembentukan watak bangsa. Oleh sebab ketimbang kepentingan diri sendiri. Negara
itu perlu kiranya dijelaskan dengan lebih huk u m, be b as da r i k or u ps i ha ny a d a pa t
spesifik apa sebenarnya yang dimaksudkan diwujudkan apabila kita mempunyai pemerin-
dengasn kualifikasi etis tersebut. Sebagai seorang tah yang baik (good governance) karena tekad dari
guru (pendidik) nasional seorang yang berprofesi seluruh ngsa Indonesia untuk membangun
guru hendaknya seorang yang Pancasilais di masyarakat yang adil dan makmur.
dalam orientasi nilainya dan di dalam tingkah D i s a m p i ng m o da l b u d a y a d a p a t
lakunya dalam masyarakat. Seorang pendidik dikemukakan juga pentingnya modal maya.39
yang tidak Pancasilais tidak mungkin membawa Bangsa Indonesia terkenal dengan kekayaan
pe se rt a-d id ik nya m engem ba ng kan w at ak alam dan tersedianya cukup tenaga manusia.
Pancasila. Demikian pula setiap pemimpin di Namun demikian tidak kurang pentingnya
dalam negara kesatuan Republik Indonesia yang juga adanya modal maya yang dimiliki oleh
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 haruslah suatu bangsa seperti yang telah dibuktikan di
seorang Pancasilais. dalam karya bangsa Indonesia. Kekayaan dan
k e i nda ha n b u d ay a I nd o nes i a y a ng t e l a h
Pancasila sebagai Modal Budaya dan Modal m ene r ima s e ca r a d a ma i pe nga r uh d ar i
Maya dalam Pembentukan Karakter Bangsa berbagai kebudayaan dunia seperti budayaan
Peserta didik Hindu-Budha, Barat, Islam yang telah diterima
Terbentuknya tingkah-laku yang lahir dari basic secar a damai o leh masyar akat Nusa ntara
personality seseorang yang keseluruhannya memerlukan modal maya yang sangat besar.
dapat dikatakan watak bangsa telah dilahirkan Modal maya tersebut lebih-lebih lagi akan
dari modal budaya suatu bangsa. Modal budaya sangat penting di dalam kemajuan teknologi
suatu bangsa merupakan dasar dari ketahanan dewasa ini yang diwarnai oleh budayaan maya.
nasional suatu bangsa. Suatu bangsa yang tidak
mempunyai modal budaya tidak mempunya Watak Bangsa, Pancasila dan KTSP
ketahanan nasional. Bangsa itu tidak akan dapat Se pert i ya ng tela h di jel aska n t ujua n da ri
eksis atau dengan kata lain dapat dengan mullah Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP)

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 79


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

yang telah dilancarkan oleh pemerintah pusat kekuasaan t e ru t a m a p e r a ng ,


t a n g guh m e m p u n y a i t u j u a n yang ba ik kelompokelitclan negara-negara modern.
me sk ipu n di dalam pelaksanaannya belum 4) P a nd ang a n i d e o l o g i s s e p e r t i y a ng
sepenuhnya dapat terlaksana. KTSP sebenar-a dikemukakan oleh Kedouri, Kapferer, Mark
merupakan wadah yang sangat ideal di dalam Jugensmeyer yang melihat nasionalisme
mewujudkan nilai- nilai Pancasila di dalam sebagai suatu sistem kepercayaan (believe
kehidupan nyata peserta-didik. Seperti yang telah system), suatu bentuk agama sekuler dan
d i je l a s ka n P an c a s il a m er u p a ka n s ua t u menghubungkan lahirnya kekuasaan untuk
ko ns tru k bud ay a y ang abs tr ak da n i de al meng-ubah di dalam lingkup ide dan
sehingga perlu dijabarkan di dalam kehidupan kepercayaan. Pada dasarnya perbedaan-
s e h a r i - ha r i . d e ng a n a d a ny a K T S P m a k a perbedaan tafsiran mengenai bangsa dan
berbagai daerah mulai menterjemahkan nilai- nas i ona li s -m e t e rs eb u t d i a ta s d a pa t
nilai Pancasila mans yang perlu ditekankan dan dibedakan dalam dua kelompok yaitu
d ik em uk ak a n le bi h k e de pa n t er ga nt ung kelompok perenialis dan kelompok modern.
kepada nilai-nilai yang telah ado di dalam
masyarakat lokal. Dengan demikian lama-
Tabel 1: Bangsa Menurut Pandangan
kelamaan akan ter pupu k lahan ke hidu pan Perenialis dan Pandangan Modernis 4.1
Pancasila di dalam kehidupan berbagai etnis
di Nusantara. Selanjutnya akan lahir watak Perennialism Modernism
bangsa Indonesia yang semakin solid dan
Cultural community Political community
t er a ra h. Apa yang disebut dengan watak
bangsa atau identitas bangsa atau karakter Inmemorial Modern
bangsa Indonesia akan semakin kongkrit dan
semakin kokoh terbenam di dalam habitus setiap Rooted Created
suku bangsa Indonesia.
Organic Mechanical

Pasal 8. Nasionalisme Indonesia dan Karakter Seamless Divided


Bangsa
Dalam ilmu politik (political sciences) pengertian Quality Resource
bangsa (nation) mengalami perkembangan yang Popular Elite-construct
pe sa t. P ro f. S mi th d ar i Lo nd an S ch oo l o f
Economics, seorang pakar dalam ilmu politik Ancesstrally Communication-based
m engi de nti fi ka s i pa da t a hu n 19 7 0/80 -a n
terdapat berbagai pandangan mengenai bangsa Dalam perkembangan selanjutnya Anthony
(nation). Pandangan-pandangan tersebut adalah Smith mengkaterisasikan di dalam lima visi
sebagai berikut:40 perkembangan nasionalisme:42
1) Pandangan sosio-kultural seperti yang 1) Premordialisme: Pandangan ini berupaya
dikemukakan oleh Ernest Gellner yang menyelami sifat-sifat yang besar untuk
me ng hu bu ng ka n ba ng sa ( na tio n) d a n pengorbanan bangsa dan nasionalisme.
nasionalisme kepada kebutuhan untuk Sifat tersebut dijabarkan dari sifat-sifat atau
suatu kebudayaan tinggi (high culture) untuk atribut premordialisme dari fenomena
modernisasi dan perkembangan industri. soasial-budaya seperti bahasa, agama, dan
2) Pandangan sosio-ekonomik seperti yang hub ung an ke ke l ua r ga an. P e nd ek a ta n
dikemukakan oleh Nairn, Hechter yang p r em o r di a l i sm e ap a k a h b e r da s a rk a n
menjabarkan nasionalisme dari ekonomi budaya atau sosiobiologis menunjukkan
dunia serta kepentingan sosial ekonomi dari betapa pentingnya hubungan etnisitas dan
individu. kekeluargaan, etnisitas dan teritori yang
3) P a nd a ng a n p o l i t ik s e p e r t i A nt ho ny dapat menimbulkan kekuatan sentimental
Giddens, Michael Mann yang melihat kelompok. Pandangan ini dapat lita lihat
hubungan antara nasionalisme dengan dari karya-karya van den Berghe dan Geertz

80 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

Grosby. p a nd a ng a n s e b e l um ny a d a n m e l i ha t
2) P e r e ni a l i s m e . P a nd a ng a n i ni perkembangan bangsa dan nasionalisme di
menitikberatkan kepada peranan sejarah dalam perubahan global. Menurut Smith
yang telah menghubungkan suatu etnis. Hal masalah-masalah nasionalisme dalam era
ini misalnya kita lihat dari Horowitz yang globalisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor
menunjukkan pentingnya bahasa sebagai sebagai berikut: a) Gerakan penduduk yang
pengikat etnis, demikian pula kekautan sangat cepat karena kemajuan komunikasi
mitos dan m e ta f o r a hu b u ng a n modern. Hal tersebut menyebabkan frag-
kekeluargaan untuk membangkitkan rasa mentasi dari identitas nasional dan semakin
nasionalisme. Pandangan ni memberikan m e ny e b a r ny a m u l t i- k u l t u r a l i s m e . b )
koreksi terhdapa interpretasi kelompok Pengaruh dari lahirnya feminisme dan
mod erni sm y ang terl alu mene kank an masalah gender yang semakin menonjolkan
k ep a da ke j ad i an- ke ja d ia n i nci d ent al . kesetaraan perempuan. c) Perdebatan politik
Pandangan perenialis mengingatkan kita dan normatif mengenai kevrarganegaraan
mengenai adanya proses kesinambungan dalam hubungannya dengan kemerdekaan
dari nasionalisme. serta hak asasi manusia. Sejalan dengan itu
3) Etnosimbolisme. Pandangan ini menitik- munculnya demokrasi liberal yang sedang
b e r a t k a n k e p a d a a r t i d a r i m e ng i n- mencari bentuknya di berbagai negara. d)
terpretasikan kembali simbol-simbol, mitos, Pengaruh dari globalisasi yang melahirkan
memori, nilai-nilai dan tradisi di dalam masalah-masalah supra nasional yang
s e j a r a h e t ni s ny a d a l a m m e ng ha d a p i berpengaruh kepada kedaulatan nasional
m a s a l a h- m a s a l a h m o d e r nt i t a s . D a r i dan identitas nasional.
kelompok ini seperti Amstrong mencoba
menginterpretasikan kembali peranan
Diskursus mengenai Bangsa (Nation) - Peran
m ho s, s i m b ol - s i m b ol , ni l ai - ni l a i d a n
Pendidikan
keterikatan nasional dari suatu kelompok.
Nasionalisme seperti di atas menunjukkan pada
Pa nda nga n i ni beru pay a m ene muk an
kita betapa pen-tingnya masalah tersebut di
ke mba li ar ti mit os da n m emo ri ya ng
dalam kehidupan modern dewasa ini. Suatu hal
mengikat suatu kelompok dalam suatu
penting yang dapat kita pelajari di dalam
teritori yang suci, tujuan kolektif ataupun
perkembangan nasiolionalisme di dunia yang
masa-masa emas (golden ages)
telah dialami oleh negara-negara yang relatif
4) Modernisme. Pandangan ini menjabarkan
l e b i h t u a i a l a h m e re k a m e l i ha t p e r a na n
bangsa dan nasiona-lisme dari proses-
pendidikan yang sangat penting di dalam
p r o s e s m o d e r n de w a s a i ni d e ng a n
terbentuknya suatu bangsa dan nasionalisme,
menunjukkan bagaimana kelompok elitnya
seperti diketahui negara-negara industri maju
memobilisasikan dan mempersatu-kan
t e l a h m e l a k s a na k a n w a j i b b e l a j a r s e j a k
penduduk di dalam suatu kesatuan untuk
pe rte nga ha n a bad ke -19 . M ere ka me lihat
menghadapi kondisi modern. Para pakar
kemajuan industri dalam masyarakat telah
seperti Anderson, Habsbawn antara lain
menimbulkan berbagai gejala baru yang belum
menunjukkan peranan dari komunikasi
dialami oleh bangsa yang manapun seperti
s e r t a a k t i v i t a s - a k ti v i t a s r i t u a l s e r t a
masalah tenaga kerja, kelas masyarakat seperti
simbolism e di dalam mempe rsatukan
kelas pekerja yang telah menimbulkan prioritas
masyarakat nasional. Para pakar dalam
dan materialisme dari Karl Max. Revolusi
kelompok ini seperti Mann, Tilly, Giddens.
Perancis telah merontokkan feodalisme di Eropa
Pandangan ini menunjukkan bagaimana
dan melahirkan demokrasi. Ternyata demokrasi
peranan for-matif dari negara, peperangan
menuntut pencerahan anggota--anggotanya di
dan birokrasi
dalam mewujudkan masyarakat yang mengakui
5) Pandangan posmodernisme. Pandangan
akan hak yang lama semua manusia. Hal tersebut
yang terbaru ini merupa-kan pandangan
secara mutlak menuntut pendidik an atau
y a ng d e ko ns tr u k t if d a ri p and a nga n-

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 81


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

pencerahan dari rakyat. Tidak mengherankan modern dan postmodern memerlukan landasan
apabila pendidikan dalam bentuk wajib belajar yang kuat dan visi yang jelas. Landasannya
merupakan suatu tuntutan hak asasi manusia adalah budaya yang bhinneka dari berbagai
sesudah revolusi industri dan revolusi Prancis. suku bangsa di Indonesia. Dari kebhinnekaan
Nasionalisme modern lahir sezaman dengan budaya tersebut telah berakar (rooted) dalam
kelahiran pendidikan modern. ni l a i - ni l a i P a nc as i l a y a ng k e m u d i a n
dikonstruksikan sebagai kesatuan nilai-nilai
Lahirnya Nasionalisme Indonesia Pancasila dalam UUD 1945 yang merupakan
Kapankah nasionalisme Indonesia lahir? Para milik dari seluruh warganegara Indonesia. Milik
politikus seperti Bung Karno atau ahli sejarah itu akan terpancar dari keseluruhan tingkah-
seperti Mohammad Yamin melihat nasio-alisme laku serta pola kehidupan (way of life) dari se-
Indonesia telah lahir sejak lahirnya kerajaan- t ia p wa rg aneg ar a Ind ones ia . Inil ah y ang
kerajaan besar dalam sejarah Indonesia seperti d i m a k s u d k a n d e ng an k a r a k - t e r b a ng s a
zaman Sriwijaya sejak abad ke-7 dan man Indonesia.
kerajaan Majapahit sejak abad ke-8. Kemudian Sebagai kesimpulan, karakter atau watak
nasionalisme Indonesia tersebut dihancurkan bangsa Indonesia dapat didefinisikan sebagai
oleh kedatangan kolonialisme Barat dan baru berikut.
m u nc u l k e m b a l i p a da a b a d k e - 1 9. B u k u Karakter atau watak bangsa Indonesia
Simbolon Menjadi- Indonesia menunjukkan adalah suatu konstruksi budaya tentang
s e j ar a h l a hir ny a nas i o na l i sm e I nd o ne s i a sikap hidup (cara berpikir dan bertindak)
d em i ki a n p ul a b u ku y ang d i ed i to r i o le h dari setiap individu bangsa Indonesia yang
Komaruddin Hidayat Menjadi-I ndonesia multikultural yang terpancar dari nilai-
menunjukkan proses menjadi-Indonesia dengan nilai budaya/ideology nasional Indonesia,
kedatan-gan Islam. Pendapat Tilaar di dalam Pancasila, dalam menghadapi perubahan
bukunya Multikulturalisme b eranggapan global.
bahwa Indonesia bukanlah suatu kata benda
dalam arti telah terwujud atau mempunyai Catatan kaki:
wujudnya yang nyata. Indonesia menurut 1 . Lihat Winarno Surakhmad, Pendidikan yang
Tilaar 43 merupakan suatu kata kerja yang M e n g i n d on e s i a k a n , d a l a m P e n d i d i k a n
merupakan tugas dari setiap warga Indonesia Nasional. Strategi dan Tragedi, h1m.181-196.
untuk mewujudkannya dan semakin menyem-
2.
Tim Sosialisasi Penyemaian Jati Diri Bangsa,
purnakannya. Menjadi Indonesia merupakan Membangun Kembali Karakter angsa, hlm. 58.

suatu proses yang berkesinambungan berarti ada


3.
Bung Karno, Pancasila seba gai Dasar Negara
masa perkembangannya yang positif tetap ada (cetakan II, 2001).
pula masa perkembangannya yang cenderung
4.
L i h a t S oe m a r n o S oe d a r s on o , Ka r a k t e r .
neg atif apa bila daya pik atnya dan isi nya Mengantar Bangsa Dari Gelap Menuju Terang,
Bab 2 Ke Mana Arah Bangsa Ini? hlm. 19-82.
menghilang atau memudar. Meng-Indonesia L i h a t j ug a M e m ba n g u n Ke m b a l i K a r a k te r
merupakan suatu proses berkesinambungan Bangsa, hlm. 42.
yang mempunyai dasar atau isi. Dasarnya ialah 5 . B e n e d i c t A n d e r s o n , K om un i ta s - k o m u n i ta s
kebudayaan Indonesia yang bhinneka menuju T e r ba y a n g ( 2 0 0 2 , t e r j e m a h a n I m a g i n e d
pad a sua tu v isi k esatu an Indone sia y ang Comm unitie s).
d i be nt uk m e la l u i k e b ud a y aa n p er s a tu a n 6 . Pr ofes or Soed ija rto mel anjutka n rumus an i ni
Indonesia. Disinilah proses pendidikan dalam dalam rangka ... membangun Indonesia menjadi
arti yang luas memegang peranan yang sangat neg ara mode rn ya ng d emok rasi berd asar kan
Pancasila. Lihat: Soedijarto, Landasan dan Arah
panting dalam memperkuat landasan serta
Pendidikan Nasional Kita, hlm. 72
memperjelas visi untuk membentuk kesatuan 7 .
Thomas L. Friedman, The World is Flat: A Brief
bangsa Indonesia.
History of the Twenty-first Century (2005).
8.
Ma sa l a h m a r ak d i d uni a d ewa s a i n i s e per ti
Nasionalisme dan Karakter Bangsa
te rori sme, mer upa kan deka den si m oral ser ta
Nasionalisme Indonesia dalam pengertian hilangnya toleransi.

82 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

9.
Lihat hasil Seminar Reinvensi Keindonesiaan Nasional (1995).
8 Juni 2006, Memahami Kelndonesiaan.
28 .
Lihat: H.A.R. Tilaar, Standarisasi Pendidikan
10 .
Wata k k e i nd on es i a an ya n g be r sum ber pad a Nasional (2005).
Pa n ca s i l a bu k a n h a n y a d a l a m a s p e k - a s p e k 29 .
Ralph Linton, op cit, hlm. 43.
tertentu dalam kehidupan bersama tetapi dalam 30 .
Isti la h g lok al is a si (g lobal ya ng tum buh d ar i
to ta l i ta s k e h i d u pa n m a s y a r a k a t In d on e s i a . nilai-nilai lokal) berasal dari Roland Robertson
S e b a g a i c o n t oh k e h i d u pa n d a l a m b i d a n g sosiolog Inggris don dipopulerkan antara lain
e k on om i s e b a g a i ba g i a n d a r i k e s e j a h te r a a n
ol e h Pr o f. Ge or g e R i tz e r d a r i U n i ve r s i ty of
sosial masyarakat Indonesia tidak didasarkan
Maryland. Lihat: Teori Sosiologi Modern, him.
pada paham Neoliberal tetapi pada nilai-nilai
88. Sumber lain menyatakan pencetus pengertian
Pancasila. Lihat: Sri-Edi Swasono, Indonesia dan
glokalisasi ialah Akio Morita, mantan pemimpin
Doktrin Kesejahteraan Sosial (2010). Selanjutnya:
Sony (lihat Jan Nederveen Piterse, Globalization
Sri-Edi Swasono, Menolak Neoliberalisme dan
& Culture, 2004:50)
Membangun Ekonomi Rakyat (2010).
L i h a t pu l a g e r a k a n T e o l o g i P e m be ba s a n
31 .
Tulis an H.A.R . Tilaar, Pendidi kan Ting gi di
seperti Gutavo Gutierrez di Amerika Latin. Indonesia 2010, DINAMIKA MASYARAKAT,
Simak pula Teologi Pembebasan oleh Wahono Juni 2009.
Nitiprawiro dan Abdurrahman Wahid cs., Islam 32 .
Ge or ge Ri tze r, Th e Globa li zation of Nothi ng
L iber al & Fund a me ntal . Sebuah Per tar un ga n (2004).
Wacana. 33 .
T ul i s a n J . P i e te r s e Gl ob a l i z a ti on a s
11 .
B e r ba g a i t e o r i k e pr i b a d i a n m od e r n , l i h a t Hybridization dalam M. Featherstone cs (ed.),
S y a m s ul Y u s u f & Ju n t i k a N ur i h s a n , T e or i Global Modernities (1996).
Kepribadian (2007) 34 .
Pe nge rtia n sca pe per tam a k ali di luncurk an
12 .
Le sli e Steven son & David L. Haber man , T he Appadurai dengan konsep-konsep ethnoscapes,
Theories of Human Nature (1998, terjemahan: t e c h n os ca pe s , fi n a n c e s c a p e s , m e d i a s c a p e s ,
Sepuluh Teori Hakikat Manusia). ideascapes
13 .
Lihat studi Jean Piaget mengenai perkembangan 35 .
MEDIA INDONESIA, 26 Maret 2010. Lihat juga
pribadi dua anaknya. Pikiran Rakyat, 13 April 2010. Sosialisasi Barisan
14 .
Studi terkenal dari Lawrence Kohlberg Tolak Teroris di Cipasung. Lihat juga pidato
i l m i a h D r . Ma r th a T i l a a r d a l a m up a c a r a
15 .
Lihat: Luis C. Moll, Vygotsky and Education,
p e n g u k u h a n s e ba g a i D ut a H A M un tu k
h i m . 2 8 7 - 3 0 3 t e n ta n g z o n e of p r o xi m a l
Pendidikan dan Pelatihan, 20 Mei 2010.
development (ZPD). 36 .
Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran di
16 .
Kupasan mendalam tentang etnisitas, lihat John
Sekolah No. 4 Tahun 1950.
H u tch i n s on & A n th on y D . Sm i th (e d i t or s ), 37 .
Para pemrasaran: Prof. Dr. Yahya Muhaimin,
Ethnicity (1996).
Pr of. D r . F r a n z Ma g ni s Sus e n o, KH . Sy uk r i
17 .
Arnold M. Rose, The Roots of Prejudice (1951). Zarkazi.
18 .
H.A.R. Tilaar, Multikulturalisme (2004). 38 .
L i h a t pe n d a pa t S y a fi i Ma a r i f d a l a m T a ufi k
19 .
L i h a t S r i -E d i Sw a s on o , op c i t . L i h a t j ug a E ff e n d i , Ja ti D i d B a n g s a I n d on e s i a Me n uj u
Abdurrahman Wahid Memorial Lecture 11,18 Indonesia Jaya (2008:30).
Maret 2010. 39 .
G e d e R a k a , Ke bu tu h a n Me n d e s a k un tu k
20 .
R a l ph L i n t on , T h e C ul tur a l B a c k g r ou n d of Membangun Modal Maya Masyarakat Indonesia
Personality (1945). d al a m Y ay a sa n Ja ti D i d B an g sa , Me ma h am i
21 .
Ibid, hlm. 19 Keindonesiaan, h1m.18-
22 .
Ibid, hlm. 131
40 .
Anthony D. Smith, Nationalism and Modernity,
hIm. 5.
23 .
Ibid, hlm. 138 41 .
Ibld, hlm. 23.
24 .
Thomas L. Friedman, op cit.
42 .
Ibld, hlm. 223-225.
25 .
Lihat kritik Prof. Hamid Hasan mengenai Ujian
Nasional dalam Soemarno Soedarsono, op cit,
43 .
H .A .R . T il a ar , Men gi nd one si a . Etn is ita s da n
h1m.127-131. Ide ntita s Ban gsa Indone sia (2007 ). Li hat j ugs
pendapat Ahmad Syafii Maarif Indonesia: Pets
26 .
Lihat: Howard Gardner, Multiple Intelligences.
K e b a n g s a a n y a n g be l u m St a bi l , ME D I A
The Theory in Practice, (1993).
INDONESIA, 11 April 201
27 .
L i h a t : H .A .R . T i l a a r , 5 0 T a h un P e n d i d i k a n

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 83


Agama, Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa

S o e d ar s o no , S o em a r no . ( 2 00 9 ) . K a r a k t e r .
Daftar Pustaka Mengantar bangsa dari gelap me-nuju terang.
Jakarta: PT Eka Media Komputindo
Alexander, Robin. (2008). Essays on pedagogy. Stevenson, Leslie & David L. Haberman. (2001).
London: Routledge Hakikat manusia. (Judul asli: Ten theories of
A s o s i a s i L e m b a g a P e nd i d i k a n T e na g a human nature. 1998). Yogyakarta: Yayasan
Ke pe nd id ik an I nd ones ia ( AL PT KI ). Bentang Budaya
(2 009 ). Pe mi kir an te nt an g p en did ik an Sudijarto. (2008). Landasan dan arah pendidikan
karakter dalam bingkai utuh sistem pendidikan nasional kita. Jakarta : Buku KOMPAS
nasional. Jakarta: ALPTKI Surakhmad, Winarno. (2009). Pendidikan nasional,
Bakti, Andi Faisal. (2006). Nation building (Judul strategi dan tragedi. Jakarta : Penerbit
asli: Islam and nation formation in indonesia). KOMPAS
Jakarta: Churla Press Sutrisno, Muji. (2008). Filsafat kebudayaan. Ichtiar
Denzin, Norman K. & Michael D. Giardina (ed.). sebuah teks. Jakarta: Hujan Kabisat
(2007). Contesting empire, globalizing dissent. Swasono, Sri-Edi. (2010). Indonesia dan doktrin
Paradigm Publisher, Boulder kesejahteraan sosial. Jakarta: Perkumpulan
Dewantoro, Ki Hadjar. (1977) (cetakan kedua). Pra Karsa
Karya Ki Hadjar Dewantoro, Bagian pertama: Swasono, Sri-Edi. (2010). Menolak neoliberalisme
Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur d a n m e m ba n g u n e k o n o m i r a k y a t .
Persatuan Taman Siswa Yogyakarta: PUSTEP-UGM
Gardner, Howard. (1993). Multiple intelligences. Syamsudin M. cs. (2009). Pendidikan pancasila.
T he theory in pra ctice. New Y or k : Menempatkan Pancasila dalam konteks
BasicBooks keislaman dan keindonesiaan. Yogyakarta:
Gerakan Jalan Lurus. (2008). Seminar mewujudkan Totalmedia
cita-cita kemerdekaan. Implementasi pasal 33 Tilaar, H.A.R. 2004. Multikufturalisme. Jakarta:
clan 34 uud. Jakarta, 3 Agustus 2008 Grasindo
Gutierrez, Gustavo. (1999). A thoelogy of liberation. Tilaar, H.A.R. 2007. Mengindonesia. Etnisitas dan
New York : Orbis Books, Maryknoll indentitas bangsa indonesia. Jakarta : Rineka
Hafidzoh, Siti Muyassarotul. (2010). Perempuan Cipta
di tengah fundamentalisme global. MEDIA Tilaar, H.A.R. (2009). Kredo pendidikan (My
INDONESIA, Rabu, 21 April 2010 pedagogical credo). Jakarta : Lembaga
Karno, Bung. (2001). Pancasila sebagai dasar Manajemen, Univeritas Negeri
negara. Jakarta: Gunung Agung Ti la ar, M ar tha . (20 10 ). Hak asasi manusia.
Lampiran Peraturan Presiden Republik Kebangkitan nasional, dan perdamaian dunia.
Indonesia No. 5 Tahun 2010 Tentang Pidato Ilmiah disampaikan dalam upacara
Rencana Pembangunan Jangka Panjang pengangkatan sebagai Duta Kehormatan
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun Hak Asasi Manusia, Pendidikan dan
2010-2014 Pelatihan, oleh Menteri Hukum dan HAM
Linton, Ralph. (1945). The cultural background of Republik Indonesia, 20 Mei 2010
personality. New York: Appleton-Century- Tim Sosialisasi Penyelamat Jatidiri Bangsa.
Crofts (2003). Membangun kembali karakter bangsa.
Maarif, Ahmad Syafii. Indonesia: Peta kebangsaan Jakarta: Elex Media Komputindo
yang belum stabil. MEDIA INDONESIA, 11 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
April 2010 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Moll, Luis (ed.). (1998). Vygotsky and education. Nasional
New York: Cambridge University Press Wahid, Abdurrahman cs. (2005). Islam liberal &
Nitiprawiro, Wahono. (2000). Teologi pembebasan. fundamental. Sebuah pertarungan wacana.
S e j a r a h , m e t o d e , pr a k s i s , d a n i s i n y a . Yogyakarta: eLSAQ Press
Yogyakarta: LKiS Yayasan Jatidiri Bangsa. (2006). Reinv ensi
Rlzvi, Fasal & Bob Lingard. (2010). Globalizing keindoneslaan: Memahami keindonesiaan. Hasil
education policy. London : Routledge seminar, Reinvensi keindonesiaan. Bandung
Rose, Arnold M. (1953). The roots of prejudice. Yusuf, Syamsu LN & Juntika Nurisha. (2007).
Paris: UNESCO Teori Kepribadian. Bandung : Remaja
Smith, Anthony D. (1998). Nationalism and Rosdakarya
modernism. London: Routledge

84 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia
Opini

Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

Esther Christiana Yuwanda


E-mail: estherchristiana@yahoo.co.id
Universitas Bina Nusantara Jakarta

Abstrak
anusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan istimewa. Semua hal yang dapat

M dilakukan manusia berasal dari anugerah kodrati, pemberian sempurna Sang Pencipta
dalam bentuk tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan. Kesempurnaan manusia ada dalam
kodrat kemanusiaannya, bukan atas usaha manusianya melainkan sebagai anugerah
Pencipta. Kesempurnaan manusia dalam dimensi kemanusiaannya itu eksis di dalam
ketidaksempurnaan manusia. Kesempurnaan dalam tubuh yang tidak sempurna, memiliki
kelemahan, dapat merasakan sakit, memiliki batas kemampuan dan daya tahan. Kesempurnaan
dalam jiwa yang bersemangat penuh gairah dan juga rapuh yang mungkin mati sebelum waktunya.
Kesempurnaan dalam perasaan yang dapat marah, sedih, kecewa, gembira. Kesempurnaan dalam
pikiran yang dapat memikirkan hal yang membangun dan merusak, pikiran yang mencipta dan
menghancurkan. Kesempurnaan manusia yang dianugerahkan Sang Pencipta melalui dimensi
kemanusiaan membuat manusia mampu memilih bahkan menciptakan pilihan, dan bertindak
sesuai pilihannya. Pendidikan membantu manusia menyempurnakan dirinya sebagai manusia.
Pendidikan berperan dalam pilihan-pilihan manusia, yaitu kehancuran atau pengembangan
kemanusiaan, yang merusak atau membangun, yang mematikan atau memberi kehidupan, yang
mencipta atau menghancurkan. Pendidikan yang memanusiakan manusia adalah pendidikan
yang berorientasi pada kemanusiaan manusia dengan model pendidikan yang mengembangkan
ruang bagi pengembangan dimensi kemanusian kearah perwujudan tertinggi dari pengembangan
tiap dimensi, ruang kebebasan, dan ruang bagi refleksi pribadi atau kelompok.

Kata-kata kunci: Kesempurnaan, kemanusiaan manusia, ruang kebebasan, dimensi manusia,


perkembangan manusia

Education for Human Being

Abstract
Man is a humanbeing with peculiar ability to enable him to do more things than the other creatures can. He
receives this perfect gift from God, the Creator, in the form of body, spirit, mind and feeling. The perfectness
of humanbeings is in their nature given by God, not solely resulted from their own efforts. This article
discusses how education plays a role in transforming man to be more human. Of the opinion that education
can humanize man on the basis of humanity, this article prescribes an alternative educational model with
some guidelines. By providing an appropriate educational model, the article hopes the education can humanize
the educational process and products.

Keywords: Perfectness, humanity, freedom space, human dimensions, human development.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 85


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

dapat ditafsir bahwa pendidikan adalah proses


Pendahuluan yang membantu perkembangan manusia atau
dengan kata lain memanusiakan manusia.
Wawancara salah seorang penyiar televisi Pendidikan membantu manusia menyempur-
swasta dengan seseorang asli suku Baduy, yang nakan dirinya sebagai manusia.
diterjemahkan dari bahasa Sunda, kurang lebih Pendapat Dewey ini tidak serta merta
sebagai berikut: Apa untungnya sekolah? mengabaikan masa depan. Apabila ditelusuri
Apabila anak sekolah, nanti jadi pintar. Orang dengan seksama maka secara tidak langsung,
pintar cenderung membodohi/menipu orang. pendidikan juga berpengaruh pada masa depan
Jadi, untuk apa sekolah kalau nantinya menjadi nara didik. Bukankah manusia yang senantiasa
o r a ng y a ng m e m b od o hi o r a ng l a i n? menyempurnakan dirinya itu melalui proses
Penda patnya me nyadarkan kita akan arti belajar atau yang disebut para filsuf, penyem-
penting kata kemanusiaan dalam tujuan sebuah purnaan melalui kegiatan imanem dan kegiatan
pendidikan. Alasan masyarakat Baduy menjadi transitif (Louis, 1984:37) ini yang menjadi
masuk akal jika pendidikan hanya mendidik pemilik masa depan? Artinya, nara didik akan
anak pintar, kreatif, banyak pengetahuan, membentuk masa depannya sendiri melalui
pandai mencari uang alias seorang entrepreneur proses penyempurnaannya, antara lain melalui
handal, namun tak mampu mengangkat sisi pendidikan dan proses belajar. Pendapat Dewey
kemanusiaan diri-nya sendiri apalagi orang ini ingin mengedepankan yang utama, yaitu
lain. Apa gunanya menjadi orang yang katanya pendidikan pertama-tama tidak semata-mata
terdidik namun sisi kemanusiaannya merosot, d it u ju k an de m i m as a d e pa n t e ta p i d em i
dan hanya merugikan orang lain? kemanusiaan manusia itu sendiri.
Kemanusiaan menjadi bagian penting misi Pendidikan dan menjadi manusia adalah
pendidikan. Brook mengutip JohnDewey (Brook satu bagian yang tak terpisahkan, terlepas dari
& brook, 1993:9) yang menentang pemikiran apa yang menjadi cita-cita atau harapan masa
bahwa pendidikan adalah untuk mempersiap- depan. Keterikatan ini menunjukkan bahwa
kan masa depan. Sebaliknya, Dewey berpen- idealnya, pendidikan berorientasi pada kemanu-
dapat bahwa belajar/pendidikan adalah bagian siaan manusia. Masalahnya, apakah lembaga-
dari kehidupan itu sendiri dan bukan untuk lembaga pendidikan yang telah mewarnai
mempersiapkan masa depan. Menurut Dewey: misinya dengan kemanusiaan itu telah membe-
education be viewed as process of living and not rikan fasilitas yang memadai melalui proses
preparation for future living. Pendapat Dewey pendidikan bagi pengembangan kemanusiaan

Gambar 1: Gambaran Manusia yang Bunuh Diri per 100.000 orang

86 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

manusia atau hanya untuk persiapan masa A p a k a h p e nd i d i k a n b e o r i e nt a s i p a d a


depan? Sehingga misi kemanusiaan itu hanya pengembangan kemanusiaan manusia atau
menjadi semboyan belaka. hanya sekedar mempersiapkan masa depan,
See Ching Mey dan Lee Siew Siew melalui d a p a t hi d u p ny a m an, b e r k a r i e r , dan
Pusat Pengajian Ilmu Pendidikan, Universiti menghasilkan banyak uang.
Sains Malaysia, menemukan 43.41% daripada Di Indonesia, diperoleh data bahwa dari
sampel pelajar yang mengalami kemurungan t a hu n 2 0 0 3 hi ng g a t a hu n 2 0 1 1 , t e r j a d i
klinikal yang berpotensi melakukan usaha penurunan angka buta huruf untuk anak usia
bunuh diri. Ironisnya lagi, kemurungan remaja 1 5 ta hu n d a ri a ng k a 1 0 . 2 1 d i t a hu n 2 0 0 3
b e r hu b u ng a n d e ng an t a ha p p e nc a p a i a n menurun 7.17 ditahun 2011.(http://www.bps.
akademik lemah. Data ini menunjukkan bahwa go.id/, 23 Desember 2011). Angka ini menun-
pe nd id ika n ce nde ru ng m eng ej ar pr es ta si jukkan semakin banyak anak usia 15 tahun yang
akademik demi persiapan masa depan dan mengenyam pendidikan. Idealnya, jika pendidi-
melupakan kemanusiaan manusianya sendiri. kan itu bukan sekedar mengajarkan pengeta-
(http: //my ais .fsk tm. um.e du.m y/6 578/1/ huan tetapi juga mengembangkan kemanusiaan
JP PS ee _( 11 3- 12 9) B. pdf , 26 A gu st us 2 01 2) manusia, maka kasus bunuh diri usia remaja
Sirnanya kemanusiaan ditunjukkan melalui berkurang. Pada kenyataannya, beberapa kasus
usaha manusia untuk bunuh diri. Manusia bunuh diri justru muncul di kalangan pelajar
berusaha bunuh diri karena ia tak mampu lagi d e ng a n b er b a g a i m a s a l a h y a ng m e l a t a r
m e l i ha t k e s e m p u r na a n d i d a l a m d i r i belakangi tindakan bunuh diri. Wignya, melalui
kemanusiaannya. Ia, hanya melihat satu pilihan, data sebuah harian lokal Bali, menemukan angka
yaitu bunuh diri dan ia bertindak untuk bunuh bunuh diri di Bali naik dari tahun ke tahun.
d i r i d a l a m r a ng k a m e nu nj u k k a n s i s a Wignya mengumpulkan 98 data kasus bunuh
kemanusiaan yang sebenarnya tak dirasakan- d i r i d i B al i p a d a t a hu n 2 0 0 3, k e m u d i a n
nya lagi. Sangat mengejutkan, data bunuh diri meningkat cukup tajam menjadi 124 kasus pada
per 100.000 orang yang digambarkan pada tahun 2004, 137 kasus pada tahun 2005, dan
gambar 1 (http://id. wikipedia.or g/wiki/ 145 kasus pada tahun 2006. Dalam konteks
Berkas:Suicide_rates_map-en.svg, 24 Agustus masyarakat Bali, Wignya melihat fenomena ini
2012) memperlihatkan bahwa pendidikan gagal disebabkan karena tekanan berlebihan yang
membuat manusia menemukan kemanusiaan- dialami seseorang sementara ikatan sosial dan
nya karena negara-negara dengan angka bunuh agama merenggang. (http://sorot.vivanews.
diri tertinggi justru bukanlah negara terpencil com/, 20 Desember 2012)
dan terbelakang namun dari negara-negara maju Ke ma nu si aa n ma nu si a ya ng s em ak in
termasuk negara Finlandia, yang termasuk tergerus oleh modernitas dan pendidikan yang
da la m ne ga ra d engan s is te m pe nd id ik an ti dak bany ak m emba ntu bahk an s emak in
termaju. Idealnya, negara-negara dengan sistem menggerus dan menenggelamkan ini menjadi
pendidikan modern, baik muatan, strategi masalah yang serius. Peran pendidikan perlu
pembelajaran, dan gaya mengajar yang modern d i k e m b a l ik a n k e p a d a ha k i k i ny a , y a i t u
di kelas/luar kelas menunjukkan manusia- berorientasi kepada kemanusiaan manusia.
manusia yang menemukan, mengembangkan, Permasalahan ini, membangun beberapa
da n menunj uk kan ke ma nus ia an. Na mu n, p er t any aa n y a ng me nj ad i l a ta r b e la k ang
melalui data orang yang bunuh diri, hasilnya penelusuran pustaka dan penulisan tulisan ini
tidak sesuai dengan yang ideal, yaitu semakin yaitu sebagai berikut.
modern pendidikan, semakin menjauhkan 1. Kemanusiaan seperti apa yang menjadi
manusia dari keadaan frustasi dan berakhir orientasi pendidikan?
de ng an mem bu nuh di ri se ndi ri . D ata i ni 2. Pendidikan seperti apa yang memanu-
menunjukkan juga bahwa pendidikan modern siakan manusia?
tidak menjamin menghantar manusia pada Penelusuran pustaka melalui kedua pertanyaan
pengembangan kemanusiaannya. Hal ini sangat ini diharapkan dapat membangun pengetahuan
bergantung pada orentasi pendidikan itu sendiri. y a ng m e m a d a i d a la m m e ny u s u n m o d e l

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 87


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

pendidikan yang memanusiakan manusia yang justru melalui proses ketidaksempurnaannya


dapat diuji coba di ruang kelas sehingga dapat sebagai manusia (dalam arti bercacat cela).
m e m b a w a a ng i n p e ru b a ha n p a d a d u ni a Kesempurnaan manusia yang bercela itulah
pendidikan di Indonesia y a ng m e nj a d i k a n ma nu s i a m e ne m u k a n,
mengembangkan, dan mewujudkan kemanu-
Kajian Pustaka siaan.
a. Kesempurnaan dalam Kodrat Manusia
Mungkin tak banyak orang menyadari bahwa Manusia adalah makhluk yang memiliki
proses pendidikan adalah proses yang menuntut kemampuan istimewa. Ia dapat berpikir,
kemampuan seni. Torrance, dikutip oleh Allan bertanya, menyanggah, diam, menyelidik,
C Ornstein mengatakan: Teaching is perhaps the berekspresi, marah, bersemangat, berteori,
greatest of the arts because the medium is the human. dan banyak hal lain yang dapat dilakukan
(1999:15). Mendidik manusia dengan keunikan- ma nus ia. Seb aga i ma nus ia, waj ahnya
nya sebagai manusia yang bertumbuh dan memerah saat merasa malu atau menahan
berkembang tidak hanya secara fisik, juga marah. Kedipan matanya dapat lebih cepat
perasaan, cara berpikir, dan spirit, menuntut dari biasanya saat ada informasi yang ia
pendidikan yang senantiasa juga berkembang sembunyikan. Denyut nadinya dapat lebih
baik kurikulum, media belajar, pola ajar, strategi cepat saat takut atau marah atau sangat
mengajar hingga gaya mengajar. Tiap perubahan bersemangat. Mengerlingkan matanya saat
menuntut kreativitas dan seni. Sehingga tak berpikir sesuatu. Raut wajahnya nampak
berlebihan jika produk pendidikan berupa l a y u s a a t t a k b er s e m a ng a t d a n t a k
desain , implementasi dan evaluasi dalam proses termotivasi.
p e nd i d i k a n d i s e b u t s e b a g a i k a r y a s e ni . L o u i s L e a hy m e ng e m u k a k a n b a hw a
Paradigma tentang seni dalam pendidikan ini manusia dengan objektivitasnya, pemi-
menegaskan bahwa manusia ini unik sehingga kiran, dan kebebasannya, menampilkan diri
perlakuan terhadapnya membutuhkan kemam- s eb ag ai s ua t u pr ib ad i ( 1 98 4: 28 ) da n
puan seni. Manusia unik ini tidak saja unik menurut Louis hal itu ditunjukkan dalam
sebagai pribadi, yang berbeda satu manusia berbicara. Berbicara adalah penggunaan
dengan manusia lain, juga unik dalam kemanu- dinamis-dinamisme dari kodrati manusia.
siaannya yang berbeda dari makhluk ciptaan Dalam berbicara, manusia menunjukkan
lainnya. objektivasinya sebagai buah proses berpikir.
M e nu l i s m e ng e na i p e nd i d i k a n y a ng Dalam berbicara manusia menggerakkan
memanusiakan manusia berarti tak lepas dari bagian dari tubuhnya dan gerakkan itu
pendidikan yang berdasarkan pada keunikan terjadi karena adanya spirit dalam dirinya
manusia. Studi pustaka di bawah ini di awali u nt u k b e r b i c a r a s e b a g a i b u a h d a r i
dengan menelusuri keunikan manusia dalam k e s a d a r a n a k a n k e b e b a s a n. D a l a m
kemanusiaannya. Kemanusiaan manusia ini berbicara, manusia menggunakan perasa-
me nj ad i da sa r ba gi p enel us ur an p us ta ka annya, ia akan berbicara dengan orang yang
mengenai pendidikan yang memanusiakan. ia merasa nyaman berbicara. Sehingga
melalui berbicara, manusia menunjukkan
1. Manusia yang Sempurna kemanusiaannya.
Bahasan tentang manusia yang sempurna tidak Semua hal yang dapat dilakukan manusia
menuju kepada manusia yang tak bercela dan berasal dari anugerah kodrati, pemberian
tanpa cacat. Tak seorangpun manusia tak sempurna Pencipta dalam bentuk tubuh,
bercacat cela karenanya, kesempurnaan yang jiwa, pikiran, dan perasaan. Di dalam tubuh,
didasarkan pada tak bercacat cela hanyalah j i w a , p i k i r a n, d an p e r a s a a n i ni l a h
utopia belaka yang tak mungkin diraih dan kesempurnaan manusia tercipta. St. Thomas
dicapai. Manusia yang bercela itu mengalami A q ui na s m e ne ga s k a n b a hw a p r i ba d i
kesempurnaan ketika manusia dapat mengem- dengan tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan
bangkan dan mewujudkan kemanu-siaan yang a da la h ya ng pa li ng se mp ur na da la m

88 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

seluruh alam. (Louis Leahy, 1984:181) Kesempurnaan manusia eksis dalam usaha
Kesempurnaanya ada dalam tubuh, jiwa, pengembangan keempat dimensi yang
pikiran, dan perasaan yang ada dalam diri j u s t r u t e r b a t a s d a n t a k s e m p u r na
manusia sebagai pemberian Pencipta sejak pengelolaanya dan kesempurnaan manusia
awal, mulai dari benih dalam rahim, hingga membuat ia mampu memilih untuk membuat
manusia dilahirkan dan tumbuh berkem- keputusan apa yang akan ia lakukan.
bang di dalam dunia. Kesempurnaannya Manusia dapat memilih apa yang akan ia
ada dalam kodrat kemanusiaannya yang lakukan dengan dan melalui tubuhnya,
bukan berasal dari manusianya melainkan jiwanya, pikirannya, dan perasaannya.
sebagai anugerah Pencipta. Aki batnya, mela lui p ilihanny a da lam
Plato dengan pemahaman dualismenya, t u m b u h k e m b a ng s e b a g a i m a nu s i a ,
dimana jiwa dan tubuh terpisah, ditolak manusia dapat saja urung menunjukkan
o l e h m u r i d ny a s end i r i , A r i t o t e l e s kesempurnaannya, sebaliknya menengge-
(Lrahy:1984, 41) yang memahami bahwa la mka n d an me ngu bur da la m-d ala m.
tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan adalah Melalui empat dimensi kemanusiaannya,
satu. Paham monois yang dibawa oleh manusia dapat merusak tubuh, berpikiran
A r i t o t e l e s i ni me nj e l a s k a n b a hw a negatif dan merusak, tak peduli dengan
kehilangan salah satunya, maka kemanu- keselamatan jiwanya, memerangkap dalam
siaannya/kesempurnaannya tak mewujud. p ik i ra nny a s end ir i d a n t ak b e ru s aha
Keempat dimensi, menyatu tak terpisahkan membebaskan, mengumbar perasaan dalam
dalam satu pribadi, namun memiliki fungsi bentuk emosi negatif. Dengan demikian,
yang khas masing-masing dengan cara kerja l am ba t la un ke ma nu si aa nny a hi la ng ,
yang berbeda pula dan cara mewujud yang kesempurnaannya terkubur dalam-dalam
khas untuk masing-masing. Kehilangan entah di mana. Manusia tumbuh menjadi
salah satu dari dimensi kemanusiaan, m a nu s i a y a ng b uk a n m a nu s i a y a ng
k e s e m p u r na a a n m a nu s i a m e m u d a r m e m a k a n s e s a m any a m a nu s i a d a n
demikian juga dengan kemanusiaannya. m e m u nt a hk a nny a k e m b a l i d i w a j a h
Kesatuan ini berakibat masing-masing sesamanya manusia.
dalam perbedaannya saling terkait, saling Manusia menemukan dan mengembangkan
terpengaruh dan mempenga-ruhi satu k e s e m p u r na a nny a s e b a g a i m a nu s i a
dengan lainnya. dengan memilih dan bertindak melalui
b. Kesempurnaan dalam Cacat Cela tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan, dimana
Kesempurnaan manusia, anugerah Sang pilihan dan tindakannya itu justru dapat
Pencipta ini, tidak mengandaikan manusia bercacat cela. Namun justru, dalam cacat
y a ng t a k b e r c a c a t c e l a . S e b a l i k ny a , cela sebuah pilihan, dan tindakan manusia,
kesempurnaan manusia dalam dimensi melalui tubuh, jiwa, pikiran, dan jiwanya
k e ma nu si a a nny a i t u e k si s di d al a m ia ma mp u be re fl ek si d ar i ca ca t ce la
ketidaksempurnaan manusia. Kesempur- m e m b e nt uk p i l i ha n, k e p u tu s a n, d a n
naan dalam tubuh yang tidak sempurna, tindakan baru yang membawa manusia
memiliki kelemahan, dapat merasakan menemukan kesempurnaannya. Inilah
sakit, memiliki batas kemampuan dan daya y a ng dimaksud d e ng a n ist ilah
tahan. Kesempurnaan dalam jiwa yang k e se m p u rna a n da l a m c a c a t c e l a d a n
bersemangat penuh gairah dan juga rapuh pendidikan berperan aktif menghantar
yang mungkin mati sebelum waktunya. manusia untuk membenamkan kemanusia-
Kesempurnaan dalam perasaan yang dapat annya atau sebaliknya menghantar untuk
marah, sedih, kecewa, gembira. Kesempur- m e ne m u k a n, m e ng e m b a ng k a n d a n
naan dalam pikiran yang dapat memikirkan menunjukkan kemanusiaannya.
hal yang membangun dan merusak, pikiran
yang mencipta dan menghancurkan. 2. P endidikan yang Memanusiakan Manusia

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 89


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

Memanusiakan manusia berarti menghantar yang berpenampilan apik seakan menolong


m a nu s i a m e ne m u k an k e s e m p u r na a nny a namun ternyata menjerumuskan. Ilmu-ilmu
melalui kesadaran pertama-tama akan kesatuan yang seakan membangun tetapi ternyata
dimensi kemanusiaan, yaitu tubuh, jiwa, pikiran, menghancurkan kemanusiaan. Belum lagi,
d a n p e r a s a a n, j ug a k e s a d a r a n a k a n strategi mendidik, gaya mendidik, pola
kebebasannya sebagai manusia untuk memilih didik yang ternyata dapat juga menghan-
dan bertindak. Melalui pembahasan terdahulu curkan kemanusiaan manusia.
mengenai istilah kesempurnaan dalam cacat Jika pendidikan berorientasi pada persiap-
cela, membuka pemahaman mengenai peran an masa depan dan bukan pada kemanu-
pendidikan dalam membuat cacat cela itu siaan manusia maka pendidikan dapat
m e nj a d i s e b u a h b at u l o nc a t a n m e nu j u menjauhkan manusia dari kemanusia-
kesempurnaan. annya. Tak seorang pun dapat mengetahui
Pendidikan yang memanusiakan adalah dengan jelas dan pasti akan masa depan.
pendidikan yang menghantar manusia pada Ketidaktahuan ini dapat menyeret manusia
perkembangan yang signifikan dalam menemu- pada kekuatiran terus menerus tak berujung
ka n, me nge mb ang kan, dan m enu nju kk an hingga ia sendiri kehilangan arah bahkan
k e se m p u r na a n k em a nu s ia a nny a. S e ga l a kehilangan kemanusiaannya. Seorang
muatan pembelajaran, informasi yang diberi- mahasiswa yang telah meraih kesarjana-
kan, serta proses belajar menjadi media yang annya dengan sangat memuaskan dan
menantang tubuh, pikiran, jiwa, dan perasaan lengkap dengan serifikat keahlian yang
menemukan dinamikanya dengan seimbang. Di dapat membuatnya seakan siap mengha-
bawah ini dijabarkan penelusuran mengenai dapi masa depan, melamar pekerjaan yang
p e r a n p e nd i d ik a n d a l a m m e m a nu si a k a n sesuai dengan keahliannya. Penantiannya
manusia dan pendidikan yang memanusiakan s e l a m a b e r m i ng g u- m i ng g u t a k j u g a
manusia berujung pada panggilan dirinya sebagai
a. Peran Pendidikan dalam Memanusiakan karyawan sehingga ia putus asa. Ia melihat
Manusia kembali nilai-nilai yang tertera dalam
Kesempurnaan manusia yang dianuge- ijazahnya. Nilai yang sama sekali tidak
rahkan Sang Pencipta melalui dimensi b u r u k . T a p i m e ng a p a i a t a k j u g a
kemanusiaan membuat manusia mampu m e nd a p a tk a n p e k e r j a a n? Pi k i r a nny a
memilih bahkan menciptakan pilihan, dan m e ng e m b a r a d a n k e m b a l i k e m a s a
bertindak sesuai pilihannya. Pendidikan ku li ahny a du lu . Ter inga t pe rj ua ng an
berperan dalam pilihan-pilihan manusia, belajarnya di kampus, tempatnya ditempa
yaitu kehancuran atau pengembangan berbagai keahlian demi yang namanya masa
k e m a nu s i a a n, y ang m e r u s a k a t a u depan. Dengan putus asa dan kemarahan,
membangun, yang mematikan atau memberi akhirnya ia memilih untuk merobek ijasah
kehidupan, yang mencipta atau menghan- dengan predikat memuaskan dan sertifikat
curkan. Louis mengutip Levi Strauss dalam k e a hl i a nny a . B a gi ny a , s e m u a u s a ha
buku manusia sebuah misteri bahwa tujuan k er a s ny a s i a -s i a k a re na i a t a k d a pa t
t e r a k hi r i l m u - i lm u m a nu s i a b u k a n pekerjaan. Ternyata usahanya yang keras
membentuk manusia, melainkan menghan- demi masa depan tak mendatangkan hasil
curkannya. (1984:185) Kutipan ini memang yang ia harapkan, yaitu bekerja dengan gaji
dapat dinilai terlalu meng-generalisir ilmu- yang menjanjikan. Apa yang ia dengar di
ilmu manusia karena tidak semua ilmu b a ng k u k u l i a h ta k s e s u a i d e ng a n
menghancurkan kemanusiaan manusia. kenyataannya. Ia, yang lulus dengan nilai
Namun tidak belebihan juga jika kita baik, yang idealnya gampang dapat kerja,
waspada terhadap keberadaan ilmu-ilmu sesuai dengan janji para pengajar, ternyata
yang dapat merusak kemanusiaan, ilmu- gagal mendapatkan pekerjaan. Jiwanya
ilmu yang seakan mencipta tetapi pada seakan tak berharga lagi, pikirannya hanya
kenyataannya menghancurkan, ilmu-ilmu tertuju pada kegagalannya tak mendapat-

90 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

kan pekerjaan, perasaan kecewa, marah, berburu taget baru. Begitulah manusia
takut menghadapi esok hari menghan- menghabiskan waktu hidupnya.
tuinya. Ia kehilangan arah. Lembaga pendidikan yang berorientasi
Kisah yang dapat menimpa siapa saja tak hanya pada masa depan juga dapat terjebak
t e r k e c u a l i i ni , m e nu nj u k k a n b a hw a d a la m da l a m b a y ang - ba y a ng s e bu a h
p e nd i d i k a n y a ng b e r o r i e nt a s i p a d a pertandingan yaitu to be a number one.
persiapan masa depan gagal menghantar Demi memenangkan buruan, jika tidak
mahasiswa tersebut menemukan, mengem- c ul a s s ep e rt i m e ma k an ma nus i a l ai n
ba ng kan, d an me nu nju kk an kem anu- s e b a g a i p e s a i ng ny a , m a nu s i a p e r l u
siaannya melalui program pendidikan yang k e a hl i a n y a ng b uk a n s e k e d a r b i s a
ditempuhnya. Bagi mahasiswa yang putus melainkan harus menjadi yang paling
asa tadi, pendidikan hanya sebagai sarana yaitu paling ahli, paling tangkas, paling
untuk mendapatkan pekerjaan, mendapat- cepat , paling ahli dem i mendap atkan
kan uang, hidup nyaman, tentram di masa buruan/target. Perbandingan manusia satu
depan tanpa menyadari perkembangan diri dengan manusia lain menjadi sangat kental
dalam dimensi kemanusiaannya melalui dalam pendidikan yang hanya beroerien-
pendidikan yang dilaluinya. tasi pada masa depan.
Apa yang keliru dengan pendidikan yang Terjebak pada hasil sebagai nomor satu
berorientasi pada persiapan masa depan? t a np a m e ng u t a ma k a n p r o s e s d a n
Masa depan, yang sebenarnya tak ada perbandingan-perbandingan yang berlebih-
seorang pun mampu menggambarkannya an dapat membuat manusia manusia yang
dengan pasti, hanya mampu menduga bertubuh kecil dan berkepala besar. Tubuh
b e r d a s a rk a n p e ng a l a m a n ya ng t e l a h kecil karena terlalu banyak beraktivitas,
dilaluinya itu penuh ketidakpastian. (Collin sedikit waktu untuk menikmati makanan
Ros e & Ma lcolm J. Nic holl, 2003: 32) dan istirahat. Kepala besar karena memang
Ketidakpastian yang disebabkan karena dilatih untuk selalu berpikir. Perasaan yang
kekuatan akan perubahan ini meningkat- nampak kuat dan tangguh namun pada
kan kompleksitas persoalan dan menyusut- k e ny a t a a nny a k os o ng k a r e na t a k
ny a j e ni s d a n l ap a ng a n p e k e r j a a n. diperkenankan untuk menjadi lemah dan
Akibatnya pendidikan yang beroerientasi lembut. Rasa empati terkikis dengan ego
pada masa depan akan mendidik manusia kemanusiaanya untuk menjadi pemenang.
pada perburuan yang sangat ketat. Hal ini Jiwa yang rapuh, mudah putus asa dan
membuat lembaga pendidikan yang hanya frustasi k a r e na p e r b a nd i ng a n-
berorientasi pada masa depan terjebak perbandingan yang terjadi membuatnya
hanya melihat hasil dan melupakan proses. merasa kecil tak berarti. Keadaan seperti ini,
Seperti layaknya orang berburu, manusia- d i m a na d i m e ns i k e m a nu s i a a n t a k
manusia berburu dengan sangat ketat berkembang proporsional, membuat manu-
mendapatkan targetnya. Satu target menjadi sia bergerak menjauh dari kesempurnaan
buruan puluhan bahkan ratusan manusia. kemanusiaannya.
Membayangkannya, tentu sangat mengeri- Peran pendidikan harus dikembalikan
kan sekali. Manusia hanya melihat target p ad a hak i ka t ny a , ya i tu bu k an u ntu k
tanpa memperhatikan manusia sekeli- mempersiapkan masa depan saja tetapi
lingnya, sehingga tidak mustahil, karena untuk membuat manusia dapat hidup dan
keterdesakan, manusia memakan sesama- melakukan tugas kemanusiaannya, yaitu
nya manusia demi memperkecil persaingan m e ne m u k a n, m e ng e m b a ng k a n d a n
dan memenangkan perburuan berupa menunjukkan kesempurnaannya sebagai
target. Saat mendapatkan targetnya, ia manusia. Menemukan, karena kesempur-
memakannya namun ia tak puas sehingga naan adalah anugerah Sang Pencipta yang
ia mulai mengincar target lain dan mulai telah dimiliki tiap manusia, namun dapat

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 91


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

terkubur dalam proses tumbuh kembangnya dibawanya sejak lahir juga oleh perlakuan
sebagai manusia. Mengembangkan, karena l i ng k u ng a n t e r had a p ny a . W a l a u p u n
sebagai manusia, yang bertumbuh dan beberapa ahli mengembangkan pengukuran
berkembang tak mencapai perkembangan perkem-bangan ini namun sesungguhnya
yang optimal dan proporsional apabila tak tidak ada yang mampu mengukur secara
diusahakan. Menunjukkan, karena manusia utuh potensi tumbuh kembang ini karena
perlu eksis sebagai manusia di antara manusia adalah misteri. Louis Leavy
sesamanya manusia, dan eksistensinya mengutip Michel Foucalt dalam bukunya
dalam bentuk manusia yang sempurna Les Mats Et Les Choses, yang mengatakan
dapat mendorong manusia lain juga untuk bahwa Manusia melebihi semua macam
m e ne m u k a n, m e ng e m b a ng k a n, d a n komprehensi maka ia harus menolak segala
menunjukkan kemanusiaanya. Ketiga hal definisi yang mau menempatkannya dalam
i ni m e nj a d i t u ga s m a nu s i a d a l a m suatu esen-si.(1984:190) Potensi tumbuh
kehadirannya sabagai manusia di muka k e m b a ng i ni s e l a lu m e nj a d i m i s t e r i ,
b u m i i ni d a n p e nd i d i k a n m e no l o ng sehingga perlakuan lingkungan memiliki
ma nus ia menjal ank an tu gas ke manu- p e r a n s a ng a t b es a r b a g i m a nu s i a
siaannya. m e ng a l a m i t u m b uh k e m b a ng y a ng
maksimal.
b. Model Pembelajaran yang Memanusiakan Stephen covey, dalam buku The 8th Habit,
Manusia Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan,
Pendidikan yang memanusiakan manusia me ngur aik an p eng emb anga n d imensi
adalah pendidikan yang berorientasi pada kemanusiaan ini melalui kecerdasan yang
kemanusia an manusia. Kem anusiaan m e ny e r t a i t i a p d i m e nsi . ( 2 00 5 : 7 4 ) I a
manusia tercapai melalui pengembangan menguraikan kecerdasan yang disebutnya
dimensi kemanusiaan secara seimbang. sebagai anugerah bawaan tiap dimensi,
P em a ha m a n m eng ena i k e ma - nu s i aa n sesuai dengan gambar 2.
m a nu s i a i ni m e nj a d i d a s a r b a g i Melalui perkembangan tiap kecerdasan
penyusunan model pembelajaran yang inilah dimensi kemanusiaan mengalami
berorien-tasi pada kemanusiaan manusia. perkembangan. Setiap usaha pengem-
Model pembela jaran di bangun d alam bangan harus ada arah perkembangannya
ruang-ruang yang mefasilitasi pembelajar agar pengembangan menjadi bermakna bagi
u nt u k m e ng e m b a ng k a n
dimensi kemanusiaan, yaitu
t u b u h, j i w a , p i k i r a n, d a n
perasaan.
Kata perkembangan seogyanya
me nja di k ata ku nci dal am
pendidikan. Melalui kesem-
purnaan yang dianugerahkan
Sang Pencipta, yaitu dimensi
kemanusiaan, perkembangan
manusia menjadi sangat unik
dan berbeda dari makhluk
l a i nny a . Pe r k e m b a ng a n
m a nu s i a m eliput i
perkembangan tubuh, jiwa,
pi kir an, d an pe ras aanny a.
P e r k e m - b a nga n m a nu s i a , Gambar 2: Empat Kecerdasan Anugerah Bawaan Manusia
s e l a i n d i p e ng a r u hi o l e h (Stephen R.Covey, 2005:74)
potensi tumbuh kembang yang

92 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

kemanussian dan tidak salah arah. Untuk menolong nara didik meraih visi dalam
ini, Stephen Covey (2005:96) menolong menyelesaikan persoalan. Di kelas, seorang
penentuan arah pengembangan dimensi guru yang memberi masalah kepada nara
kemanusiaan melalui perwujudan tertinggi didiknya tidak sekedar memberi masalah
tiap kecerdasan. Perwujudan tertinggi ini dan bagaimana pemeca-hannya, lebih dari
dapat menjadi arah bagi pengembangan i t u y a i t u m e ng a ja k na r a d i d i k ny a
dimensi kemanusiaan. menciptakan visi melalui persoalan yang
Pertama, perkembangan pikiran. Perwuju- akan dipecahkan. Menciptakan visi dapat
dan tertinggi dalam pengembangan pikiran, d i l a k u k a n d e ng an m e na nt a ng a t a u
menurut Stephen Covey adalah visi. Visi mengarahkan nara didik sesuai dengan
a d a l a h ha s i l d ar i p i k i r a n y a ng j e nj a ng ny a , u nt uk d a p a t m e nj a w a b
menjembatani antara kebutuhan dengan m e ng a p a s a y a ha r u s m e m e c a hk a n
kemungkinan kemungkinan. Bob Samples, persoalan ini, mengapa saya harus belajar
dalam bukunya Revolusi belajar setuju topik ini, mengapa saya harus menghafal,
dengan pemikiran Buckminster Fuller yang mengapa saya harus mengerjakan pekerjaan
menggambarkan bahwa pikiran manusia rumah, mengapa saya harus mengum-
adalah pikiran dengan sistem terbuka. pulkan tugas tepat waktu, mengapa saya
( 2 0 0 2 : 4 3 ) I r o ni s ny a , p e nd i d i k a n t a k harus berusaha sebaik-baik nya dalam
menyadari bahwa didikannya yang berupa mengerjakan tugas.
indoktrinasi merupakan sistem tertutup Kedua, perkembangan tubuh. Perwujudan
s ehingg a pi k ir an b er ke m ba ng s anga t tertinggi dalam pengembangan tubuh,
terbatas yang sulit menghasilkan karya menurut Stephen Covey adalah disiplin.
yang kreatif. Sedangkan visi, adalah hasil Disiplin ini muncul saat visi bertemu
dari pikiran terbuka. Di dalam visi, segala d e ng a n k o m i t m e n, s u a t u k e k u a t a n
hal yang tak mungkin menjadi mungkin. k e he nd a k y a ng di w u j u d k a n d a l a m
Karya kreatif tercipta melalui visi. Visi tindakan. Di dalam disiplin selalu ada
terwujud dari manusia yang berpikir di luar pe ng or banan. Nam un, t anpa di si pl in
kotak. Visi memampukan kita melihat apa mustahil visi dapat terwujud. Disiplin
yang terlihat (tindakan orang lain) dan menentukan realitas dan menerimanya.
berkaitan dengan segala kemungkinan. M el a l ui ke d is p l ina n, s es e or a ng a ka n
Visi menolong kita dapat memisahkan mengalami keadaan yang benar-benar
antara ti ndak an dan seb agai pr ibad i. bebas. Hal ini kebalikan dari pemikiran
P e m i s a ha n i ni m em b u a t k i t a d a p a t banya k orang bahwa ked isiplina n itu
memperlakukan seseorang tanpa syarat, menjerat dan memenjara, sebaliknya justru
tanpa dipengaruhi oleh stimulus yang k e d is i p l i na n m e m bu a t k i ta m e m il i k i
tercipta dari perlakuannya terhadap kita. kebebasan. Covey memakai ilustrasi seorang
Kita mampu memaafkan walaupun telah anak yang disiplin berlatih piano, membuat
berkali-kali ia melukai kita karena kita ia dapat bermain piano. Keahliannya dalam
mampu melihat kebutuhan nya untuk bermain piano ini memberikan kebebasan
dimaafkan. Kita mampu mengasihi setelah bagi dia untuk dapat memainkan alat musik
berulang kali dikhianati karena kita mampu piano. Sebaliknya, orang yang tak dapat
melihat kebutuhannya untuk dicintai. Kita memainkan piano, baginya pilihan lebih
mampu menerimanya tanpa mendasari sempit, taka da pilihan untuk bermain
pada perlakukannya kepada kita. piano karena memang ia tidak mengua-
Pendidikan yang memberi ruang bagi sa inya . C onto h la in, sese orang ya ng
pengembangan pikiran, adalah pendidikan disiplin menabung dapat lebih bebeas
yang menciptakan visi dalam diri setiap menggunakan uangnya karena ia memliki
nara didiknya. Bukan sekedar ia dapat u a ng l e b i h b a ny ak d i t a b u ng a nny a
menyelesaikan persoalan, lebih dari itu k et im ba ng o ra ng y a ng t id ak d is ip li n

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 93


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

m e na b u ng . P e m aha m a n m e ng e na i motivasi terus menerus dari luar, berbeda


kedisiplinan yang membebaskan inilah dengan orang yang melakukan keahliannya
yang perlu ditanamkan. yang memang bakatnya, maka api itu sudah
Pendidikan yang memberi ruang bagi per- ada di dalam dirinya tak perlu dicari lagi.
kembangan tubuh tidak hanya puas diri Pendidikan yang memberi ruang bagi
dengan memasukkan pelajaran olah raga. perkembangan perasaan adalah pendi-
Perkembangan tubuh tidak akan tercapai dikan yang memperhatikan gairah nara
hanya melalui pelajaran olah raga yang d i d i k ny a . P e nd i di k a n t i d a k ha ny a
be ror ie nta si pad a k ea hli an rag a saj a. indoktrinasi pengetahuan atau sekedar
Mengacu pada pemikiran covey, maka meraih prestasi dalam bentuk piala dan
pendidikan yang memberi ruang bagi penghargaan dan mengabaikan gairah
perkembangan tubuh adalah pendidikan belajar. Gairah ini sangat labil, sangat
yang me nana mkan ked isip lina n ya ng bergantung pada situasi. Gairah muncul
membebaskan, terintegrasi dalam setiap sebagai respon dari situasi. Pendidikan
p e l a j a r a n. K a t a k e d i s i p l i na n y a ng yang memperhatikan gairah berarti juga
m e m b e b a s k a n i ni t i d a k b e r a r t i a d a memperhatikan sitausi dimana pendidikan
kedisiplinan yang tidak membebaskan. itu berlangsung. Di kelas, seorang guru
P a d a d a s a r ny a ke d i s i p l i na n i t u perlu memperhatikan lingkungan belajar,
membebaskan. Namun, pemahaman yang b a i k y a ng b e r u p a f a s i l i t a s m a u p u n
keliru tentang kedisiplinan yang memenja- l i ng k u ng a n y a ng se ng a j a d i c i p t a k a n
rakan dan membatasi ruang gerak inilah, menciptakan gairah di dalam diri nara
menjadikan kata membebaskan penting d id ik ny a. Ha l ini t entu l e bi h mu da h
untuk dikaitkan dengan kedisiplinan. Di dituliskan dan dibicarakan ketimbang
kelas, seorang guru yang menanamkan dilakukan, karena di dalam diri guru pun
kedisiplinan tidak hanya menuntut untuk ada gairah itu. Sulitnya, gairah itu cepat
tepat waktu saja, tetapi juga mengarahkan sekali menular, membuat guru, sebagai
nara didik untuk melihat kebebasan yang pelakon dalam dunia pendidikan, perlu
dapat ia raih jika ia tepat waktu. Tidak terlebih dahulu menciptakan gairah dalam
melulu kedisiplinan dikaitkan dengan mengajar dan belajar yang akan ia tularkan
hu k u m a n k a r e na ke d i s i p l i na n y a ng di kelas kepada nara didiknya. Pengalaman
dikaitkan melulu dengan hukuman akan sang guru dalam menciptakan gairah untuk
menimbulkan pemahaman yang keliru belajar dan mengajar ini menjadi modal
tentang kedisiplinan. Berbicara kedisilinan awal untuk pertama-tama berempati kepada
tidak hanya berbicara mengenai tepat waktu nara didik yang gairahnya menurun. Juga
tetapi juga kebebasan yang akan diraih menjadi modal bag i sang guru untuk
ketika kita disiplin. Konsep tentang disiplin mengarahkan nara didiknya menciptakan
yang benar inilah yang akan menolong nara gairah di dalam diri masing-masing dalam
didik mengembangkan tubuhnya hingga menghadapi berbagai situasi.
mencapai perwujudan tertinggi, yaitu Keempat, perkembangan jiwa. Perwujudan
menjadi manusia yang disiplin. t er ti ng g i da la m p eng em ba ng a n ji wa ,
Ketiga, p e r k e m ba ng a n p e r a s a a n. menurut Stephen Covey adalah Nurani.
Perwujudan tertinggi dalam pengembangan Orang sering menyebutnya dengan suara
perasaan, menurut Stephen Covey adalah hati, suara Tuhan, yang adalah kesadaran
gairah. Gairah adalah api mempertahankan moral yang universal, terlepas dari agama,
disiplin dan terus berjuang menggapai visi. budaya, geografis, nasionalitas, dan ras
Gairah ini muncul saat kebutuhan bertemu tertentu, mengenai apa yang baik dan buruk
de ng an k eu nik an b ak at ki ta . De ng an dan dorongan untuk memberi makna serta
demikian penting sekali untuk mengetahui member sumbangan nyata. Penyingkapan
bakat kita. Seseorang yang mengerjakan nurani ini justru saat kita berada dalam
keahliannya yang bukan bakatnya perlu di keragaman. Nurani sebagai perangkat nilai,

94 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

y a i t u k e s a d a r a n me ng e na i k e a d i l a n,
Dimens i kemanusia an yang me nyatu,
nampak dalam perwujudan pengembangan
kejujuran, rasa hormat, kepercayaan, cinta.
Nurani kebalikannya dari ego. Nurani tiap dimensi. Nurani adalah alasan bagi
adalah suara lembut dan pelan dalam batinperwujudan visi, disiplin, dan gairah,
sedangkan visi mengidentifikasi dalam apa
kita sedangkan ego, bersifat tiran, kejam,
s e na ng m e m a k sa k a n yang akan diwujudkan, disiplin dalam
k e he nd a k ,
bagaim ana cara me ncapainya. Gairah
m e m f o k u sk a n p a d a d i r i s end i r i d a n
kesenangan diri sendiri. Ego mengkla- adalah api dibalik mengapa, apa, dan
sifikasikan, melihat hubungan dengan kacabagaimana tadi. Menurut Covey, nurani
mata ancaman dan bukan. Sedangkan a k a n m e m b a ng k i t ka n i nt e g r i t a s d a n
nurani, menghantar pada pemahaman yang ketenangan pikiran.
lebih luas dan inklusi. Nurani memandang Pendidikan yang memberi ruang bagi
kehidupan dalam kecamata pelayanan dan perkembangan jiwa adalah pendidikan
pemberian, fokusnya adalah keamanan dan yang mengajak anak mengembangkan
kepenuhan orang lain. Ego bekerja saat nuraninya. Ini hanya mungkin diraih jika
menghadapi kritis, tetapi tidak memiliki pendidikan dibangun di dalam ruang
pertimbangan mendalam sedangkan nurani kebebasan. Ruang kebebasan ini adalah
dipenuhi pertimbangan sehingga memiliki ruang yang bebas dari perasaan takut salah,
khaza na h j awa ba n y ang b any ak. E gob e b a s d a r i t e k a nan o t o r i t a s , b e b a s
menentukan pilihan dan bertindak. Ruang
m e r a s a t e r a nc a m d e ng a n k r i t i k a n,
sebaliknya nurani mampu belajar dari ini adalah ruang kebebasan yang bukan
sebuah kesalahan dan kritikan. Nurani relat a np a b a t a s t et a p i r u a ng y a ng
ber korban, meng alahka n diri sendi ri, memungkinkan nurani setiap individu di
menundukkan ego demi tujuan atau prinsip d a l a m ny a m u nc u l. D i d a l a m r u a ng
yang lebih tinggi/mulai. Nurani tidak kebebasan, tidak ada pelabelan orang salah
memisahkan visi dan cara mencapainya. dan orang benar, tindakan yang salah
T ujuan suda h ada d alam cara dianggap sebagai fakta perilaku dan tak
membuat si pembuat kesalahan menjadi
m enc a pa i nya . Nu r a ni t er u s m e ner u s
mengingatkan kita ikatan antara tujuan danmanusia yang salah. Kesalahan dianggap
cara mencapainya dan bahwa keduanya tak sebagai bagian dari pengembangan diri.
dapat dipisahkan. Semua manusia memiliki hak berbicara tak
te rke cua li dan ta k d ibe dak an
berdasarkan jabatan dan usia.
Pilihan-pilihan selalu tersedia dan
s et i a p o r ang b e r ha k me m i li h
d e ng a n m e na ng g u ng s e t i a p
ko ns ek ue nsi a ta s pil ihan d an
tinda kannya. D i dalam ruang
kebebasan ini ada ruang refleksi
sebagai pribadi maupun kelom-
pok. Setiap tindakan dan pilihan
di refleksikan dengan pengem-
ba ngan di mens i ke manusia an
sehingga segala perubahan atau
p e ng e m b a ng a n b a i k p i l i ha n
maupun tindakan berasal dari
hasil refleksi. Proses refleksi di sini
adalah proses melihat kembali
p il ihan da n ti nda ka n d enga n
Gambar 3: Perwujudan Pengembangan Dimensi Manusia
(Stephen R.Covey, 2005:96) segala konsekuensi yang menyer-

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 95


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

t a i ny a d a n m e ng k ri t i s i p i l i ha n a t a u perombakan paradigma mengenai Manusia,


tindakan sebagai bagian dari perwujudan k e s e m p u r na a n m anu s i a d a n p e r a n
dimensi kemanusiaan. Ruang refleksi ini pendidikan manusia. Keberhasilan tidak
membatasi ruang kebebasan tidak menjadi dilihat dari prestasi akademik, yang akan
kebebasan yang brutal. menimbulkan kemurungan klinik bagi
M e l a l u i p e ne l u s ur a n p e r k e m b a ng a n sebagian manusia didik yang kesulitan
dimensi kemanusiaan ini, maka dapat mencapainya, tetapi dilihat dari usaha

De sa in
Pendidikan

Disiplin
Visi

KE BEB A S A N

Refleksi
Nurani Gairah
Implementa si Eva lu asi
Pendidikan Pendidikan

Gambar 4. Model Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

ter c ipta m o d e l p e nd i d i k a n y a ng m e ne m u k a n, m e ng e m b a ng k a n, d a n
memanusiakan manusia menjadi dasar bagi mewujudkan kemanusiaannya.
pengembangan desain, implementasi, serta
evaluasi dalam proses pendidikan seperti Kesimpulan
terlihat pada gambar 4.
Desain pendidikan berupa kurikulum K e m a nu s i a a n y a ng m e nj a d i o r i e nt a s i
diimplementasikan dan dievaluasi dengan pendidikan adalah manusia yang menemukan,
memperhatikan perkembangan dimensi mengembangkan, dan mewu-judkan anugerah
k e m a nu s i a a n, y a i tu p i k i r a n, t u b u h, kodratinya berupa dimensi yang berbeda tetapi
perasaan, dan jiwa. Perkembangan tiap satu, yaitu tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan
dimensi menuju pada perwujudan visi, melalui kegiatan memilih, bertindak, dan
disiplin, gairah, dan nurani. Perwujudan ini berefleksi.
dimungkinkan terwujud dalam ruang Pe rw uj ud an t ert ingg i ya ng me nj ad i ar ah
refleksi dimana di dalamnya ada ruang pengembangan dimensi kemanusiaan seka-lian
kebebasan. menjadi acuan dalam evaluasi pendidikan
Model pendidikan yang memanusiakan adalah terwujudnya visi, kedisiplinan, gairah,
manusia ini, sangat mungkin diaplikasikan dan nurani dalam diri nara didik. Pendidikan
s e hi ng g a l a y a k u nt u k d i u j i c o b a d i y a ng m e m a nu - s i a ka n m a nu s i a a d a l a h
laboratorium penelitian., ruang-ruang kelas. pendidikan yang memberi ruang bagi pengem-
M e l a k u k a n u j i c o b a i ni m e m a ng bangan dimensi kemanusiaan, ruang kebebasan,
m e m e r l u k a n k e b e ra ni a n k a r e na a d a dan ruang berefleksi dengan model yang sesuai.

96 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

Saran Freire, Paulo & Faunendez, Antonio. (1995).


B e l a j a r be r t a n y a, p e n d i d i k a n y a n g
P e ny e l e ng g a r a p e nd i d i k a n d i ha r a p k a n membebaskan. Jakarta: PT BPK Gunung
menolong nara didik untuk menciptakan visi , Mulia
membangun kedisiplinan diri melalui konsep Fruth, Hans G. (1970). Piaget for teacher. Ney York:
kedisiplinan yang membebaskan, gairah belajar Prentice Hall, Inc
y a ng m e m ba r a d i ha t i na r a di d i k , d a n Gardner, Howard. (2007). Five minds for the future.
kemampuan mendengarkan dan mempertajam Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
suara hati sebagai biduk dalam mengarungi Hyde, Arthur A., & Bizar, Marilyn. (1989).
gelombang kehidupan. Untuk ini beberapa hal Thingking in context, teaching cognitive
yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara processes across the elementary school
pendidikan, yaitu pertama, mengajak nara didik curriculum. New York: Longman
menemukan sebuah visi dalam setiap program Kosslyn, Stehen M., & Rosenberg, Robin S. (2000).
pembelajaran dan proses pembelajaran; kedua Psychology, The brain, the person, the world.
m e m b a ng u n k o ns e p k e d i s i p l i na n y a ng B os t on:A l ly n & B a co n, A P ea r so n
membebaskan dengan tidak melulu mengaitkan Education Company
kedi siplinan dengan hu kuman melainkan Leahy, Lewis. (1984). Manusia: Sebuah misteri
memperlihatkan ikatan yang erat antara visi dan sintesa filosofis tentang makhluk paradoksal.
kedisiplinan yang pada akhirnya, jika visi Jakarta: PT Gramedia
tercapai maka kebebasan sejati akan diraih; Lewis, Ralph G. & Smith, Douglas H. (1994).
k e t i g a m e m b a ng u n si t a u s i b e l a j a r y a ng Total quality in higher education. USA: St
meningkatkan gairah belajar; dan keempat Lucie Press
Ornstein, Allan C. (1999). Strategies for efective
menciptakan ruang belajar yang bebas untuk
mengungkapkan diri, mengekspresikan konsep teaching. New York: Mc Graw Hill
berpikir, tak dibatasi pembedaan gender, Palmer, Parker J. (1990). The active life. San
j a b a t a n, o t o r i t a s , st a t u s s o s i a l ek o no m i , Fransisco: Jossey-Bass
k e c e r d a s a n, s i k a p , d a n ni l a i u j i a n d a n Rose, Colin & Nicholl, Malcolm J. (2003).
menghantar pada sebuah proses refleksi. Accelerated learning for the 21st century, cara
Pemerhati pendidikan hendaknya menguji coba belajar cepat abad XXI. Bandung: Penerbit
model pendidikan kemanusiaan ini sebagai Nuansa
u pa ya nya m e nc ip t ak an pe nd i di ka n y ang Reiser, Robet A. & Dempsey, John V. (2002).
m e ng e m b a ng k a n d im e ns i k e m a nu s i a a n Trends and issues in instrustional design and
technology. New Jersey: Merril Prentice
manusia.
Hall
Samples, Bob. (2002). Revolusi belajar untuk anak.
Daftar Pustaka Bandung: Kaifa
Slavin, Robert E. (1991). Eucational psychology
Berk, Laura E. (1989). Child development. USA: third edition. USA: Allyn And Bacon
Allyn and Bacon http://id.wikipedia.org/wiki/
Brooks, Jacqueline Grennon & Brooks, Martin G. Berkas:Suicide_rates_map-en.svg, 24
(1993). In search of understanding the case Agustus 2012
for constructivist classrooms. Virginia: The htt p : //m y ai s . fs k t m. u m .e d u .m y /65 7 8 /1 /
A s s o c i a t i o n f o r S u p e r v i s i o n a nd JPPSee_(113-129)B.pdf, 26 Agustus 2012
Curriculum Development ht t p: //s o r ot . v i v a ne w s . c o m/ne w s /re a d /
Covey, Stephen R. (2005). The 8 th habit melampaui 114847-pulung_gantung_gunungkidul,
efektivitas, menggapai keagungan. Jakarta: 20 Desember 2012
PT Gramedia Pustaka Utama

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 97


Isu Mutakhir
Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter: Membentuk Karakter Unggul?

Pendidikan Karakter: Membentuk Karakter Unggul?

Desmon Simanjuntak
E-mail : desmon.simanjuntak@bpkpenabur.or.id
Bidang Kurikulum dan Evaluasi BPK PENABUR Jakarta

Pendahuluan sehari-hari. Mengabaikan lumpuh sehingga mudah


ersoalan budaya dan pendidikan karakter dapat disetir dimanfaatkan dan

P karakter bangsa kini


menjadi sorotan tajam
mengakibatkan karakter
bangsa yang utuh dapat
dikendalikan orang lain.
Pendidikan karakter di
masyarakat. Sorotan semakin terkikis dan lambat Indonesia hingga kini belum
mengenai berbagai aspek laun dapat berakhir dengan mencapai hasil seperti yang
kehidupan berbangsa dan perpecahan bangsa karena diharapkan. Sementara itu,
bernegara menimbulkan masing-masing kelompok disusunnya mata pelajaran
keprihatinan semua pihak. masyarkat mempertahankan budi pekerti yang diajarkan di
Jika masalah ini tidak di atasi sikap arogansi dan ego semua tingkatan pendidikan
dapat menimbulkan berbagai masing-masing. pada desain pembelajarannya
persoalan bangsa yang Bangsa yang cerdas masih tetap cenderung
semakin rumit. Persoalan memang diperlukan dalam mengarah pada satu ranah
yang muncul di masyarakat membangun bangsa dan kognitif saja. Bahkan, sejalan
seperti korupsi, kekerasan, negara serta untuk dengan syarat muatan
kejahatan seksual, perusakan, mengembangkan ilmu teknologi dan ilmu yang
perkelahian massa, anarkis, pengetahuan dan teknologi dipelajari, pendidikan budi
kehidupan ekonomi yang yang diperlukan dalam pekerti itu tersisihkan dan
konsumtif, kehidupan politik memecahkan berbagai ditinggalkan di sejumlah
yang tidak produktif, dan masalah. Akan tetapi sekolah.
lain-lain menjadi topik kecerdasan semata tidak lah Ketua Tim Ahli Pusat
pembicaraan yang hangat di cukup tetapi diperlukan Studi Pancasila, Prof. Dr.
berbagai media massa, kepribadaian atau karakter Sutaryo, mengatakan kondisi
seminar dan forum diskusi yang baik dan kuat. pendidikan karakter cukup
masyarakat. Kecerdasan perlu diimbangi memprihatinkan akibat
Itu adalah sekelumit fakta dengan kepribadian yang ditinggalkannya pendidikan
yang terjadi di tengah tangguh. dan pengajaran bidang
kehidupan masyarakat yang Kata bijak mengatakan, agama, Pancasila dan
terkadang berpengaruh dalam ilmu tanpa agama buta, dan Kewarganegaraan.
kehidupan berbangsa dan agama tanpa ilmu adalah Pendidikan yang berjalan
bernegara. Pendidikan lumpuh. Sama juga artinya tidak ubahnya seperti di era
karakter memang tidak bisa bahwa pendidikan kognitif penjajahan Belanda, yakni
dipungkiri dan mutlak tanpa pendidikan karakter mendidik para peserta didik
diperlukan, tidak hanya di adalah buta, sedangkan menjadi amtenar atau kuli/
lembaga pendidikan saja akan pengetahuan karakter tanpa pegawai Belanda. Bedanya,
tetapi dalam kehidupan pengetahuan kognitif, akan kini lulusan sebuah lembaga

98 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter: Membentuk Karakter Unggul?

pendidikan disiapkan untuk skolastik dan pandai secara Nasional berfungsi


memenuhi kebutuhan pasar. intelektual namun kurang mengembangkan kemampuan
Sangat disayangkan, memiliki karakter utuh dan membentuk watak serta
pendidikan karakter di sebagai pribadi. peradaban bangsa yang
Indonesia belum menyentuh, Lalu apa yang salah bermartabat dalam rangka
masih pada tingkatan dengan pendidikan sehingga mencerdaskan kehidupan
pengenalan norma atau nilai- setelah lebih dari 67 tahun bangsa, dan bertujuan untuk
nilai, belum sampai pada Indonesia merdeka, mengembangkan potensi
tingkat internalisasi dan pendidikan nasional belum peserta didik agar menjadi
tindakan nyata dalam mampu berfungsi menunjang manusia beriman dan
kehidupan sehari-hari. tumbuhnya bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang
Pendidikan cenderung berkarakter? Untuk itu, Maha Esa, Berakhlak mulia,
mengedepankan penguasaan penting untuk memahami sehat, berilmu, cakap, kreatif
aspek keilmuan dan secara tepat hakikat mandiri dan menjadi warga
kecerdasan. Hal ini pendidikan karakter anak Negara yang demokratis serta
dikarenakan pendidikan yang didik dan peranannya dalam bertanggung jawab
terjadi di kelas-kelas tidak pendidikan karakter bangsa. Amanah UU Sisdiknas
lebih dari latihan-latihan Dengan perkataan lain, perlu tahun 2003 itu bermaksud
skolastik, seperti mengenal, dibahas apa yang dimaksud agar pendidikan tidak hanya
membandingkan, melatih dan dengan pendidikan karakter, membentuk insan indonesia
menghapal, yakni mengapa pendidikan karakter yang cerdas, namun juga
kemampuan kognitif yang sangat penting bagi berkepribadian atau
sangat sederhana di tingkat kehidupan berbangsa dan berkarakter, sehingga
paling rendah. bernegara, dan bagaimana nantinya akan lahir generasi
Secara lebih ekstrim seharusnya pendidikan bangsa yang tumbuh
Helena Asri Siniwang (2008), karakter itu berkembang dengan karakter
mengatakan bahwa diimplementasikan? yang bernafas nilai-nilai
kecenderungan yang muncul, luhur bangsa serta agama.
pendidikan dikerdilkan Pendidikan Karakter Oleh sebab itu,
menjadi persekolahan yang pendidikan karakter adalah
kemudian dipersempit lagi Karakter adalah cara berpikir pendidikan yang menekankan
dengan pengajaran. dan berperilaku yang menjadi pada pembentukan nilai-nilai
Selanjutnya pengajaran ciri khas tiap individu untuk karakter pada anak didik.
dipersempit kembali dengan hidup dan bekerjasama, baik Pendidikan karakter
pengajaran di ruang kelas dalam lingkup keluarga, merupakan salah satu hal
dan semakin sempit menjadi masyarakat, bangsa dan penting untuk membangun
penyampaian materi negara. Individu yang dan mempertahankan jati diri
kurikulum yang hanya berkarakter baik adalah bangsa. Empat ciri dasar
berorientasi pada pencapaian individu yang bisa membuat pendidikan karakter yang
target sempit ujian nasional keputusan dan siap dirumuskan oleh seorang
(UN). Penyempitan seperti ini mempertanggungjawabkan pencetus pendidikan karakter
hanya mengarah pada aspek tiap akibat dari keputusan dari Jerman yang bernama FW
kognitif dan intelektual. yang ia buat. Foerster. Pertama, pendidikan
Sedangkan unsur Pembentukan karakter karakter menekankan setiap
fundamental yang berakar merupakan salah satu tujuan tindakan berpedoman
pada nilai moral dari pendidikan nasional. terhadap nilai normatif. Anak
pendidikan itu sendiri Undang-undang Sistem didik menghormati norma-
terlupakan. Akibatnya, Pendidikan Nasional Nomor norma yang ada dan
pendidikan hanya 20 Tahun 2003 menegaskan berpedoman pada norma
menghasilkan manusia yang bahwa Pendididikan tersebut. Kedua, adanya

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 99


Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter: Membentuk Karakter Unggul?

koherensi atau membangun mengklasifikasikan tujuan kompetitif mengingat budaya


rasa percaya diri dan pendidikan dengan istilah itu bersifat kontinue,
keberanian, dengan begitu tri-nga. Nga pertama konvergen dan konsentris .4
anak didik akan menjadi adalah ngerti (memahami
pribadi yang teguh pendirian atau aspek intelektual), nga Grand Design
dan tidak mudah terombang- kedua ngarasa (merasakan Pendidikan Karakter
ambing dan tidak takut resiko atau aspek afeksi), dan nga
setiap kali menghadapi ketiga adalah nglakoni Kementerian Pendidikan
situasi baru. Ketiga, adanya (mengerjakan atau aspek Nasional (Kemendiknas)
otonomi, yaitu anak didik psikomotorik). Rumusan ini Mohammad Nuh mengatakan,
menghayati dan dilakukan sekitar 20 tahun pendidikan karakter tidak
mengamalkan aturan dari sebelum Blom dan kawan- hanya untuk membangun
luar sampai menjadi nilai- kawannya merumuskan karakter karakter pribadi
nilai dari pihak luar. Keempat, taksonomi tujuan pendidikan berbasis kemuliaan semata,
keteguhan dan kesetiaan. yang meliputi aspek kognitif, tetapi secara bersamaan juga
Keteguhan adalah daya tahan afektif, dan psikomotor. bertujuan membangun
anak didik dalam Menurut Dewantara, hak tiap karakter kemuliaan sebagai
mewujudkan apa yang orang untuk mengatur diri bangsa, yang bertumpu pada
dipandang baik, dan sendiri, oleh karena itu kecintaan terhadap bangsa
kesetiaan merupakan dasar pengajaran harus mendidik dan negara.5
penghormatan atas komitmen anak menjadi manusia yang Masyarakat perlu
yang dipilih.1 merdeka batin, pikiran, dan mengapreasiasi gerakan
Berdasarkan penelitian di tenaga. Pengajaran jangan nasional pendidikan karakter
Harvard University Amerika terlampau mengutamakan yang telah dicanangkan oleh
Serikat, ternyata kesuksesan kecerdasan pikiran karena hal Pemerintah, namun yang
seseorang tidak semata-mata itu dapat memisahkan orang menjadi masalah tidak
ditentukan oleh pengetahuan terpelajar dengan rakyat.3 jelasnya arah karakter yang
dan kemampuan teknis dan Sejalan dengan itu, dimaksud Pemerintah, walau
kognisinya (hard skill) saja, pendidikan karakter pada tahun 2010 lalu
tetapi lebih oleh kemampuan sebenarnya sudah ada sejak Kemdiknas sudah
mengelola diri dan orang lain dulu seperti apa yang menetapkan pendidikan
(soft skill). Penelitian ini diungkapkan oleh Ki Hajar karakter. Grand design
mengungkapkan, kesuksesan Dewantara melalui Among pendidikan karakter bagi
hanya ditentukan sekitar 20 Metode, dimana ada tiga peserta didik di sekolah
persen hard skill dan sisanya unsur pendidikan yang harus dinilai tidak jelas. Ada
80 persen soft skill. Dan, berjalan sinergis yaitu kecenderungan ketidakjelasan
kecakapan soft skill ini keluarga, sekolah dan menerapkan pendidikan
terbentuk melalui masyarakat. Dengan Among karakter di sekolah ini
pelaksanaan pendidikan Metode diharapkan anak menyalahkan guru.
karakter pada anak didik.2 akan tumbuh sesuai kodrat Koordinator Forum
Ki Hajar Dewantara (naturelijke groei) dan keadaan Musyawarah Guru Jakarta
(18891959) tokoh pendidikan budaya sendiri (cultur (FMGJ) Retno Listyarti6
Indonesia memprakarsai histories). Sehingga ada tiga mengungkapkan Pemerintah
berdirinya lembaga hal yang patut dan perlu hanya melontarkan ide
pendidikan Taman Siswa. Dia untuk dikembangkan dalam tentang pengembangan dan
terkenal dengan filsafat rangka membangun karakter penerapan ide tentang
pendidikannya tut wuri yang berpendidikan yaitu pengembangan dan
handayani, hing madya mangun membangun budaya agar pendidikan karakter. Namun
karsa, hing ngarsa sung tulada. siswa selalu siap dengan demikian, Pemerintah tidak
Dewantara perubahan yang semakin memiliki cetak biru

100 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter: Membentuk Karakter Unggul?

pendidikan karakter seperti di media massa dan elektronik banyak memberitakan tentang
apa yang mau dibangun oleh banyak pejabat, anggota DPR kasus jual beli kunci ujian,
negara ini, yang artinya dan pengusaha yang terlibat contek menyontek,
pembangunan karakter dalam korupsi. Di sekolah juga anak- plagiarisme, bahkan kasus
pendidikan seharusnya anak diajarkan saling kriminal (tawuran) yang
menentukan karakter apa saja menghargai dan saling dilakukan oleh pelajar. Itu
yang ingin dibangun dan menghormati, tetapi dalam semua menunjukkan bahwa
dikembangkan di sekolah, praktiknya anak-anak melihat nilai realisasi karakter bangsa
tetapi itu harus sejalan anggota Dewan (wakil rakyat) tidak terwujud nyata.
dengan karakter yang di bertengkar di ruang sidang Fenomena ini muncul akibat
desain oleh Pemerintah. paripurna karena perbedaan rendahnya kualitas
Senada dengan Retno pendapat. Selain itu anak- pendidikan di Indonesia.
Listyarti, pemerhati anak juga diajarkan bersikap Faktor-faktor yang
pendidikan dari Universitas dan berlaku adil terhadap mempengaruhinya, antara
Negeri Jakarta (UNJ) Jimmy S sesama, tetapi dalam lain: (1) rendahnya sarana
Paat7 mengatakan, pendidikan praktiknya anak-anak fisik, (2) rendahnya kualitas
karakter seharusnya melekat dipertontonkan dengan guru, (3) rendahnya
dalam proses pendidikan. inkonsistensi penegakan kesempatan pemerataan
Namun, keadaan yang hukum di tanah air yang pendidikan, (4) rendahnya
sekarang mengkondisikan tumpul terhadap penguasa relevansi pendidikan dengan
pendidikan karakter justru dan tajam kepada rakyat yang kebutuhan, (5) visi dan
berdiri sendiri, bukan masuk kecil dan lemah. moralitas pendidikan serta
dalam bagian pada proses Di sisi lain, pendidikan anak didik yang rendah, (6)
pembelajaran. Sikap reaktif karakter tidak akan berhasil mahalnya biaya pendidikan.
pemerintah ini justru terkesan sesuai dengan tujuan dari Keenam halangan ini
menyalahkan guru atas gerakan nasional pendidikan hanya bisa hilang jika nilai
berbagai persoalan di negeri yang dicanangkan oleh luhur dan pendidikan
ini, seperti budaya korupsi pemerintah, jika pemerintah karakter benar-benar
dan radikalisme akibat tetap bersikukuh terealisasikan. Untuk
pendidikan moral pada PKn melaksanakan Ujian Nasional mendapat hasil yang
dan Agama dianggap gagal. (UN). Karena pendidikan maksimal berkaitan dengan
Guru kembali dipersalahkan karakter adalah pendidikan permasalahan di atas sangat
dalam kasus ini. Padahal, soal budi pekerti plus, yaitu yang diperlukan suatu terobosan di
moral bukan tanggung jawab melibatkan aspek dunia pendidikan untuk
guru dan sekolah semata, pengetahuan (cognitive), menciptakan generasi muda
karena pendidikan perasaan (feeling), dan yang berkarakter dan
semestinya dimulai dari tindakan (action), sedangkan berprestasi tinggi. Untuk
rumah. Ujian Nasional (UN) mencapai itu diperlukan
Dalam tataran teori, cenderung hanya diukur dari inovasi dan pengembangan
pendidikan karakter sangat segi pengetahuan (cognitive) nilai disiplin serta komitmen
menjanjikan untuk menjawab saja. dari setiap perangkat sekolah
persoalan pendidikan di Pendidikan karakter agar pendidikan karakter bisa
Indonesia. Namun, dalam cenderung tak akan pernah terus berjalan. Dampak dari
tataran praktik, seringkali tersentuh secara nyata jika pendidikan karakter dapat
terjadi bias dalam hanya sebatas proses membangun individu untuk
penerapannya. Misalnya saja, pemahaman tentang karakter mengenali dirinya sendiri dan
di sekolah anak-anak atau hanya bersifat informasi mampu menetapkan tujuan
diajarkan tentang kejujuran, tanpa adanya tindakan. pendidikannya. Menciptakan
tetapi dalam praktiknya anak- Dewasa ini di media cetak, Insan yang Berkarakter Kuat
anak sering mendengar berita elektronik dan media internet

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 101


Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter: Membentuk Karakter Unggul?

Membentuk siswa yang berkarakter adalah tujuan kegotongroyongan, saling


berkarakter unggul bukanlah akhir pendidikan yang membantu dan menghormati
suatu upaya mudah dan sebenarnya).9 dan sebagainya. Pendidikan
cepat. Hal tersebut Menurut Psikolog UGM, karakter akan melahirkan
memerlukan upaya terus Sylvi Dewajani, S.Psi,10 desain pribadi unggul yang tidak
menerus dan refleksi pembelajaran budi pekerti hanya memiliki kemampuan
mendalam untuk membuat semestinya tidak kognitif saja namun memiliki
rentetan Moral Choice dimunculkan sebagai suatu karakter yang mampu
(keputusan moral) yang harus mata pelajaran, namun mewujudkan kesuksesan.
ditindaklanjuti dengan aksi terserap sebagai muatan di Menurut Ki Hajar
nyata, sehingga manjadi hal setiap aktivitas pembelajaran Dewantara cara mendidik itu
yang praktis dan reflektif. yang didesain. Pendapat ini amat banyak, tetapi terdapat
Diperlukan sejumlah waktu bermakna bahwa pendidikan beberapa cara yang patut
untuk membuat semua itu karakter harus dlakukan pada diperhatikan, yaitu: (a)
menjadi custom (kebiasaan) setiap mata pelajaran sebagai memberi contoh (voorbelt); (b)
dan membentuk watak atau hidden curriculum. Bahkan, pembiasaan (pakulinan,
tabiat seseorang. Menurut melalui pembahasan setiap gewoontevorming); (c)
Helen Keller (manusia buta- pokok bahasan mata pengajaran (wulang-wuruk); (d)
tuli pertama yang lulus cum pelajaran mana pun dapat Laku (zelfbeheerssching); (e)
laude dari Radcliffe College di disampaikan nilai-nilai pengalaman lahir dan batin
tahun 1904) Character cannot pendidikan karakter. (nglakoni, ngrasa). Cara
be developed in ease and quite. Di sisi lain, membangun pendidikan tersebut sangatlah
Only through experience of trial kekuatan karakter bisa tepat untuk membangun
and suffering can the soul be dilakukan melalui pendidikan karakter anak bangsa.
strengthened, vision cleared, karakter baik di lingkungan Pemberian contoh yang
ambition inspired, and succes formal seperti sekolah, atau disertai dengan pembiasaan
achieved.8 non-formal seperti keluarga sangatlah tepat untuk
Selain itu pencanangan dan masyarakat. Pendidikan menanamkan karakter pada
pendidikan karakter tentunya karakter diberikan melalui peserta didik. Begitu juga
dimaksudkan untuk menjadi penanaman nilai-nilai pangajaran (wulang-wuruk)
salah satu jawaban terhadap karakter. Bisa berupa yang disertai contoh tindakan
beragam persoalan bangsa pengetahuan, kesadaran atau (laku) akan mempermudah
yang saat ini banyak dilihat, kemauan dan tindakan untuk peserta didik dalam
didengar dan dirasakan, yang melaksanakan nilai-nilai menginternalisasi nilai-nilai
mana banyak persoalan tersebut. Output pendidikan positif, sebagai bentuk
muncul yang diindentifikasi karakter akan terlihat pada perwujudan karakter. Apalagi
bersumber dari gagalnya terciptanya hubungan baik disempurnakan dengan
pendidikan dalam terhadap Tuhan Yang Maha pengalaman lahir dan batin
menerapkan nilai-nilai moral Esa, diri sendiri, sesama, maka menjadi sempurnalah
terhadap peserta didiknya. lingkungan dan masyarakat karakter peserta didik.
Hal ini tentunya sangat tepat, luas.
karena tujuan pendidikan Pendidikan karakter Penutup
bukan hanya melahirkan penting bagi pendidikan di
insan yang cerdas, namun Indonesia. Pendidikan Oleh karena itu, pendidikan
juga menciptakan insan yang karakter akan menjadi dasar karakter hendaknya
berkarakter kuat. Seperti yang dalam pembentukan karakter dirumuskan dalam
dikatakan Dr. Martin Luther berkualitas bangsa, yang tidak kurikulum, diterapkan metode
King, yakni Intelligence plus mengabaikan nilai-nilai sosial pendidikan, dan dipraktekkan
character that is the goal of true seperti toleransi, dalam pembelajaran. Selain
education (kecerdasan yang kebersamaan, itu, lingkungan keluarga dan

102 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Isu Mutakhir: Pendidikan Karakter: Membentuk Karakter Unggul?

masyarakat sekitar juga generasi indonesia nan http://nasional. kompas.


sebaiknya diterapkan pola unggul akan dilahirkan dari com/read/2011/04/
pendidikan karakter. sistem pendidikan karakter. 29/16413291/
Pendidikan karakter Hardiknas dan
menekankan setiap tindakan C ata ta n ka ki: Gaung Pendidikan
berpedoman terhadap nilai 1
ht tp://ww .pendidika nkarak Karakter, diakses
normatif. Anak didik te r.c om/la ngkah-awa l-dal am pada 7 November
menghormati norma-norma -pendi dikan-kara kter/ 2012.
yang ada dan berpedoman 2
Ibid . http://ww.mandikdasmen.
pada norma tersebut. Anak 3
Yusufhadi Miarso, Menyemai depdiknas.go.id/
didik akan lebih meneladani Benih Teknologi Pendidikan web/pages/urgensi.
tingkah laku, tutur kata dan (Jakarta: Kencana, 2004 ), html, diakses pada 7
perilaku guru di sekolah dan hl m. 1 30 November 2012.
orang tua di rumah daripada 4
ht tp://ww .pendidika nkarak http://www.pendidikan
mereka hanya te r.c om/la ngkah-awa l-dal am karakter.com/wajah-
mengajarkannya tapi tanpa -pendi dikan-kara kter/ sistem-pendidikan-
sikap hidup dan teladan yang 5
ht tp ://nasional .komp as.com/ di-indonesia/,
diberikan kepada anak didik re a d/2 0 1 1 /0 4 /2 9 / diakses pada 7
tersebut. 1 64 13 29 1 / Ha rdiknas.dan. November 2012.
Akhirnya di dalam Gaung. Pendidikan.Karakter http://www.pendidikanka
melaksanakan pendidikan 6
http:// rak ter.com/langkah-
karakter diperlukan na si onal .komp as.c om/rea d/ awal-dalam-pendidi
dukungan dan peran serta 2 0 1 1 /0 5 / 1 8 /1 3 5 7 4 3 8 0 / kan-karakter/,
semua pihak, baik Arah.Pendidikan.Karakter.Tidak.Jelas diakses pada 7
pemerintah, guru (sekolah) 7
Ibid November 2012.
dan orang tua (masyarakat). 8
ht t p :// http://www.pendidikanka
Dengan demikian pendidikan www.pendidikankarakter.com/ rakter. com/mewu
karakter seharusnya me wuju dka n-pe ndi dika n- judkan-pendidikan-
dikembangkan melalui proses karakter-yang-berkualit as/ karakter-yang-
pendidikan, baik di dalam 9
Ibid ., berkualitas/, diakses
sekolah maupun di luar 10
ht tp ://w ww .sua ra me rdeka. pada 7 November
sekolah, di dalam keluarga com/v1/index.php/rea d/ 2012.
maupun di dalam berbagai ne w s/2 0 1 2 /05 /0 4 /1 1 73 3 9 / http://www.suaramer
bidang kehidupan termasuk Pendidikan-Karakter-di- deka.com/v1/
bidang sosial (social Indonesia-Be lum-Berhasil index.php/read/
community). Peranan news/2012/05/04/
pendidikan baik formal 117339/Pendidikan-
Daftar Pustaka
maupun informal merupakan Karakter-di-Indone-
bidang yang sangat strategis sia-Belum-Berhasil,
di dalam mengembangkan Haryanto. Pendidikan karak- diakses pada 7
kebudayaan dan pendidikan ter menurut Ki Hajar November 2012.
karakter itu sendiri. Sehingga Dewantara. Yogyakar- http://www.ugm.ac.id/
pendidikan karakter yang ta: UNY, 2011. index.php?page=rilis&
diharapkan tidak serta merta http://nasional.kompas. artikel=3911, diakses
akan lahir di sekolah saja, com/read/2011/05/ pada 7 November
akan tetapi juga perlu 18/13574380/ 2012.
dikembangkan di dalam Arah.Pendidikan Miarso, Yusufhadi. Menye-
kehidupan keluarga dan Karakter. Tidak.Jelas, mai benih teknologi
kehidupan masyarakat. diakses pada 7 pendidikan. Jakarta:
Dengan begitu, generasi- November 2012. Kencana, 2004.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 103


Resensi buku: Pemasaran Jasa Pendidikan
Resensi buku

Judul Buku:
Pemasaran Jasa Pendidikan
Pengarang:
David Wijaya, M.M
Tahun /Cetakan:
2012 / Cetakan 1
Kolase:
1 jilid, 290 halaman, 17x24 cm
Penerbit:
SalembaEmpat Jakarta
ISBN:
978 979 061 258 7
Resensi oleh:
Debora L. Kana
Email: debora.ek@bpkpenabur.or.id
SDM BPK PENABUR Jakarta
Imma Helianti Kusuma
Email: hentye@yahoo.com
Kurikulum dan Evaluasi BPK PENABUR Jakarta

P
emasaran atau marketing dewasa ini berkelanjutan. Pemasaran jasa pendiddikan
bukan hanya dimiliki oleh dunia untuk organisasi berorientasi laba dengan
b i s ni s , t e t a p i t e r ny a t a l e m b a g a organisasi nirlaba (sekolah) tentulah sangat
pendidikan/sekolah juga membutuh- berbeda. Oleh karena itu perlu model tersendiri
kannya, karena meningkat- u nt u k p e m as a r a n j a s a
nya kompetisi, perubahan pendidikan. Buku Pemasar-
demografi, ketidakpercayaan a n J a s a P e nd i d i k a n y a ng
ma syar akat , pe nyel idik an ditulis David Wijaya, M.M
m ed i a s e r ta k et e r ba t a sa n merupakan salah satu buku
sumber daya. Kondisi inilah y a ng m e ng ul a s t e nt a ng
y ang m e m ic u m u nc u l ny a pemasaran jasa pendidikan.
pemasaran jasa pendidikan Bu ku i ni me mb er ik an
dalam rangka meyakinkan w a w a s a n p er b a nd i ng a n
masyarakat akan eksistensi pemasaran yang biasa terjadi
sekolah dan jasa yang ada d i d u ni a b is ni s d e ng a n
se su ai d engan k eb ut uhan pemasaran untuk jasa pendi-
masyarakat. Sekolah perlu dikan. Pengupasannyapun
mendapatkan input yang lebih mengalir dari yang umum
matang untuk mendukung menuju ke hal yang khusus
p r os e s p em b e l aj a r a n d a n yaitu dari dunia bisnis ke
meningkatkan daya saing. d al a m d uni a p e nd i di k an.
O l e h k a r e na i t u s e k o l a h Dengan demikian pembaca
memerlukan strategi jasa pendidikan untuk dapat memahami apa yang biasanya terjadi di
m e m e na ng ka n k o m p e t i s i a nt a r s e k o l a h. dalam dunia bisnis yang kemudian dapat
Pe ma sa ran j asa p endid ik an pe rl u b el aj ar memahami apa yang seharusnya ada di dalam
m e ni ng k a tk a n k e p u a s a n p e l a ng g a n j a s a pemasaran jasa pendidikan. Banyak pakar dan
pendidikan karena pendidikan merupakan praktisi pendidikan berpendapat bahwa buku
proses sirkuler yang saling mempengaruhi dan ini dapat menggugah pendidik dan tenaga

104 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Resensi buku: Pemasaran Jasa Pendidikan

kependidikan, khususnya pengelola lembaga bahwa lembaga pendidikan/sekolah harus


pendidikan milik swasta atau pemerintah, untuk mengetahui tempat sekolah itu berada saat ini.
menyadari tuntutan berbagai perubahan ke Ta ha p ked ua b ahw a se kol ah m eng et ahui
dalam dan ke luar yang perlu dilakukan dan lembaga pendidikan/sekolah ingin berada.
disesuaikan. Pendidikan di Indonesia tumbuh Tahap ke tiga adalah bagaimana cara lembaga
cep at de ngan muncul nya b anyak seko lah pendidikan/sekolah mencapai keinginan itu.
dewasa ini sehingga kompetisi dan masalah Dengan tahapan berpikir seperti ini dapat
dalam mengembangkan jasa pendidikan begitu disusun pemasaran strategis jasa pendidikan.
kompleks terutama dalam hal perekrutan guru, Ketiga tahap tersebut ada pada setiap tata urutan
perekrutan siswa, dan pengembangan sumber di dalam setiap bab.
daya manusia (SDM). Buku ini disajikan dalam bentuk yang
Buku ini memberikan wawasan bagaimana sistematis yang terdiri dari 10 bab yang dimulai
sebuah lembaga pendidikan/sekolah dapat dari pemahaman awal tentang pemasaran jasa
mengelola lembaga/sekolah tersebut agar SDM pendidikan, strategi, produk, harga, saluran
yang ada di dalamnya memahami aspek utama distribusi, promosi, sumber daya amanusia,
pemasaran jasa pendidikan dengan menempat- bukti fisik dan proses jasa pendidikan, serta
kannya dalam konteks strategis. Pemasaran setiap bab dimulai dari pemahaman umum
d iar t ikan sebagai ma rketi ng d an setiap sampai penerapannya. Namun, buku ini tidak
mendengar kata pemasaran, pemikiran kita memuat contoh nyata terhadap bukti penerapan
selalu terkait kepada dunia bisnis. Kemudian, yang berhasil pada suatu sekolah.
timbul pertanyaan apakah perlu memasarkan Keunikan buku ini adalah adanya gambar-
sekolah, atau dikatakan sekolah mengarah ke gambar sederhana yang mampu memperjelas
bisnis atau mengikuti sistem perusahaan. hal-hal yang sulit dimengerti oleh pembaca
Buku ini membahas secara menyeluruh yang belum biasa berkecimpung di dalam dunia
e m p a t k e r a ng k a d as a r p e m a s a r a n j a s a pemasaran. Selain itu, buku ini juga dilengkapi
pendidikan (terutama sekolah) yang mutlak dengan penjelasan khusus untuk istilah yang
diperlukan. Pertama, sebagai lembaga nirlaba, sering digunakan di dalam pemasaran namun
k i t a p e r l u m e y a k i nk a n m a s y a r a k a t a t a u jarang diketemukan di dalam pendidikan.
pelanggan bahwa lembaga pendidikan yang Penjelasan yang demikian sangat membantu
dikelola masih tetap eksis. Kedua, kitapun perlu untuk memahami isi buku ini. Di samping buku
meyakinkan masyarakat dan pelanggan bahwa ini cukup tebal (290 hlm), rujukan yang dipakai
layanan jasa pendidikan yang kita lakukan juga cukup banyak (180 sumber pustaka).
relevan dengan kebutuhan mereka. Ketiga, jenis Sesuai dengan tema dan fokus isi buku,
dan macam jasa pendidikan yang kita lakukan berikut dibahas lebih lanjut tentang pemasaran
dapat dikenal dan dimengerti secara luas oleh jasa pendidikan yang merupakan inti buku ini.
masyarakat dan pelanggan. Keempat, eksistensi Pada awalnya buku ini memberikan sebuah
lembaga pendidikan yang kita kelola tidak pemahaman akan pentingnya pemasaran jasa
d i ti ng g al k a n o l e h m a s ya r a k at l ua s s er t a pendidikan bagi sebuah sekolah. Kemudian,
pelanggan potensial. Pemasaran jasa pendidi- d i l a nj u t k a n d e ng a n ha l - ha l y a ng p e r l u
kan dalam buku ini menggambarkan pemasa- diperhatikan agar dapat meraih suskes dengan
ran jasa bukan kegiatan bisnis atau agar p e m a s a r a n j a s a p e nd i d i k a n. P e m a s a r a n
lembaga-lembaga pendidikan yang dikelola strategis sebagai proses untuk mengembang-
mendapat murid, tetapi merupakan bentuk kan dan memelihara kesesuaian strategis antara
tanggungjawab lembaga pendidikan kepada t u j u a n d a n k e m a m pu a n s e k o l a h, s e r t a
masyarakat luas akan layanan jasa pendidikan perubahan peluang pemasaran. Pemasaran
yang telah, sedang, dan akan diakukan. strategis merupakan aktivitas untuk mengem-
Struktur buku ini terdiri atas tiga tahapan bangkan misi, mendukung tujuan dan sasaran
praktis penerapan konsep pemasaran jasa lembaga, startegis yang logis serta pelaksanaan
pendidikan secara sistematis. Kerangka dan yang tepat. Menurut Johnson dan Scholes (1992),
tahapan ini disajikan dalam bagan yang bisa manajemen strategis mencakup analisis strategis
dianalogikan sebagai mind-mapping . Tahapan yang dapat memastikan apakah pemasaran jasa
pertama adalah tahapan yang menggambarkan pendidikan yang diterapkan terkait dengan riset

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 105


Resensi buku: Pemasaran Jasa Pendidikan

pemasaran pendidkan dan analisis pemasaran pendidikan; usia produk (product live), yaitu
j as a pe nd id i ka n. J u g a m e nc a ku p pi l i ha n lama waktu berlangsungnya proses pembel-
strategis atau cara memilih pendekatan strategis ajaran; dan kualitas produk (product quality)
pemasaran jasa pendidikan, serta pelaksanaan yaitu apakah produk jasa pendidikan memenuhi
strategis yang merubah strategi pemasaran jasa persyaratan kualitas yang diinginkan pelang-
pendidikan menjadi praktik pemasaran jasa gan jasa pendidikan.
pendidikan. Harga dapat diubah dengan cepat namun
Riset pemasaran jasa pendidikan sebenar- organisasi menghadapi masalah terpenting
nya menjadi sesuatu yang strategis untuk dalam kaitan dengan aktivitas penentuan harga.
dilakukan. Hal ini merupakan sumber data M e ne nt u k a n ha r g a m e r u p a k a n s e s u a t u
untuk pengembangan program sekolah. Buku ini pertukaran antara barang dan jasa. Namun di
memberikan tuntutan data seperti apa yang pendidikan harga jasa dianggap sebagai biaya
dapat dimanfaatkan, bagaimana proses riset itu pendidikan. Untuk menentukan hal ini tidaklah
sendiri, dan juga mengkombinasikan kecende- mu da h ka re na ba ny ak u ns ur ya ng har us
rungan pasar yang biasa menjadi sebuah pertim- d i p e r t i m ba ng k a n. B u k u i ni me m b e r i k a n
bangan untuk memperoleh informasi konteks- t u nt u na n b a g a i m a na m e ne nt u k a n b i a y a
tual. Sangat disa-yangkan bagian ini tidak pendidikan. Di dalamnya dikupas tentang faktor
dilengkapi dengan contoh nyata yang mampu yang memepengaruhi pengeluaran pendidikan.
menggiring pembaca yang awam akan riset Bagian ini sangat membantu dalam menentukan
u nt u k s e t i d a k ny a m e m a ha m i a p a y a ng biaya pendidikan. Kembali kepada kelemahan
d ilakuka n da la m buku ini, tidak ada
bagian ini. Dengan contoh nyata yang
demikian, pembaca dapat memperjelas
y a ng a w a m a k a n teori dan pertim-
riset merasakan
Promosi jasa pendidikan b a ng a n y a ng
b a g i a n ini k e k u - merupakan salah satu variabel dimunculkan.
rangan penjelasan yang seharusnya dilakukan oleh Strategi penentuan
atau informasi sekolah dalam memasarkan harga jasa tergam-
Jawaban untuk produk jasa pendidikan. b a r j e l as ha l -ha l
taha pan Di mana yang harus diper-
kita berada saat ini, hatikan.
dan tahapan dima- Pro mosi j asa
nakah kita akan berada, memerlukan audit pendidikan merupakan salah satu variabel yang
pemasar-an jasa pendidikan, yang dalam buku seharusnya dilakukan oleh sekolah dalam me-
ini dijelaskan dengan tuntas. Untuk men-capai masarkan produk jasa pendi-dikan. Bagaimana
a p a y a ng d i - t a r g e tk a n p e r l u d i a - d a k a n s e k o l a h me nj a ng - k a u m a s y a r ak a t u nt u k
pemilihan terhadap strategi pemasaran dan menginfor-masikan dan meya-kinkan untuk
bauran pemasaran. Secara sistimatis buku ini memilih produk yang dita-warkan. Kondisi ini
memberi wawasan bahwa untuk mencapai berhubungan dengan komuni-kasi dua arah.
tahap penting yang ke tiga, yaitu bagaimana cara Formula 6M lah untuk mengetahui unsur-unsur
kita mencapai apa yang ditargetkan, maka perlu ko munika si p ema -sa ran yan g se la nju tnya
diperhatikan tentang kualitas dan keistimewaan memerlukan strategi promosi jasa pendidikan.
p r o d u k , k u a l i t a s d an b a u r a n j a s a , s e r t a Bagaimana strategi promosi yang cocok untuk
kesesuaian harga tawaran, demikian pendapat sekolah sudah dibahas dalam buku ini, namun
Kotlen (2000). belum menampilkan bagaimana memilih yang
Produk jasa pendidikan (tawaran pasar) paling cocok untuk kondisi tertentu dengan
memberikan warna keberhasilan dalam sekolah karakteristik tertentu.
dan lembaga pendidikan yang berkaitan dengan Sumber daya manusia merupakan sumber
mutu pendidikan antara lain rentang produk penting bagi sebuah sekolah karena semua yang
(p r o d u c t r a n g e ) y a i t u a ne k a p r o d u k j a s a ada tidak akan pernah berfungsi ketika sumber
pendidikan yang ditawarkan; manfaat produk daya manusia tidak tersedia. Sumber daya
(p r o d u c t be n e f i t ) y a i t u m a nfa a t a k t i v i t a s m a nu s i a j u g a m e nj a d i p e ngg e r a k s i st e m
pembelajaran bagi siswa dan apakah produk pendidikan. Di samping itu sumber daya
jasa pendidik berorientasi kepada produk jasa manusia berfungsi sebagai sumber pengetahu-

106 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Resensi buku: Pemasaran Jasa Pendidikan

a n, k e t e r a m p i l a n d a n k e m a m p u a n y a ng strategy, market follower strategy atau market nicher


terakumulasi dalam diri anggota organisasi. strategy. Pemasaran jasa pendidikan, dan
Perlu pula diketahui unsur-unsur seperti apakah sekolah sebagai salah satu unit, harus mangam-
yang dapat terlihat dal am penj ualan jasa bil tindakan proaktif untuk mengembangkan
pendidikan. Misalnya, jika sekolah melakukan produk jasa pendidikan. Produk baru dapat
pemasaran jasa pendidikan maka diperlukan dikategorikan sebagai produk yang betul-betul
karakteristik tertentu agar efektif dan efisien. baru dan tidak ada substitusinya, produk yang
Buku ini memperikan panduan tim pemasaran sama jenisnya tetapi memiliki model baru, dan
y a ng e f e k t i f d a n e fi s i e n. S e k o l a h ha r u s produk tiruan tetapi baru bagi organisasi tetapi
memastikan bahwa karyawan mau dan mampu tidak baru bagi pasar. Produk baru pendidikan
m eny am p a ik a n k ua l it a s s e ko l ah . U ntu k diawali dengan memilih strategi produk baru
membangun budaya sekolah yang berorientasi dan dilanjutkan dengan menghasilkan gagasan,
kepada pelanggan dan karyawan sekolah yang penyaringan gagasan, pengembangan dan
berientasi melayani maka sudah selayaknya pengujian konsep, analisis usaha, pengem-
mengikuti empat strategi utama yang disajikan b a ng a n d a n p e ng u j ia n p r o d u k , u j i c o b a
dalam buku ini. Untuk mampu memahami lebih p e m a s a r a n, d a n p e l u nc u r a n. H a r g a j a s a
jelas agar mampu mengembangkan sumber daya pendidikan sebagai pendapatan sekolah yang
manusia maka 4 (empat) kelompok yang harus merupakan hasil perkalian antara harga jasa
d i be nt u k m e ng i ng a t da m p a k ny a k e pa d a pendidikan dan kualitas pendidikan. Strategi
pelanggan sekolah. yang dapat digunakan pemasar jasa pendidikan
Kurikulum dan penilaian sebuah sekolah untuk menentukan harga jasa pendidikan pada
atau lembaga pendidikan, merupakan bauran pel angga n jasa pend idika n dapa t dengan
p r o d u k j a s a p e ndi d i k a n y a ng ha r u s menggunakan : unit pricing, two-part pricing, term
mempertimbangkan efektivitas komunikasi, pricing, scaled pricing, peak-load pricing dan work
perilaku siswa, ketrampilan dasar, dan jiwa contribution. Cara ini dijelaskan dengan rinci
social siswa; yang merupakan kumpulan dalam buku ini.
semua produk dan unit produk yang ditawarkan M e nu r u t L o v e L o c k ( 2 0 0 2 ) , s t r a t e g i
s e k o l a h t e r t e nt u k ep a d a p e l a ng g a n j a s a penentuan harga termasuk penentuan harga jasa
pendidikan, Kurikulum sebagai produk jasa pendidikan adalah dengan penentuan harga jasa
p e nd i d i k a n d i k a t a k an b e r ni l a i b a i k b i l a pe ndid ikan be rdas ark an b iaya (c ost- bas ed
kurikulum itu tepat, khusus, luas, inovatif, dapat pricing), persaingan (competition based pricing),
m em enuhi k eb ut uhan si sw a, s e rt a da pa t dan berbasis nilai bagi pelanggan (value- based
digunakan sepenuhnya oleh guru. Siswa adalah pri ncin g). Pro sedu r pe nent uan harg a ja sa
produk jasa pendidikan yang kelihatan secara pendidikan adalah dengan mempertimbangkan
fisik yang mengindikasikan keunggulan sekolah per kiraan perm intaan, reak si pe rsaing an,
karena memiliki kara kteristik sis wa yang p a ng s a p a s a r y a ng d a p a t d i ha r a p k a n,
mam pu mem enuhi atau m elebihi standar m e m p e r t i m b a ng k a n p o l i t i k p e m a s a r a n
pendidikan, antara lain tingkat hasil belajar yang organisasi dan memilih harga tertentu; demikian
tinggi, prestasi yang menonjol, kesadaran pendapat Swastha dan Irawan (1990). Kondisi
berkewarganegaraan, anggota masyarakat ekonomi, permintaan dan penawaran, elastisitas
produktif, menjadi alumni yang berkontribusi permintaan, persaingan, biaya, tujuan manejer,
bagi masyarakat, nilai ujian tinggi, angka pengawasan dari pemerintah mempengaruhi
mangkir sekolah rendah dan angka putus penentuan harga jasa pendidikan
sekolah yang rendah pula. P e m a p a r a n d a l a m b u k u i ni a d a l a h
Menurut Lockhart (2005), produk jasa merupakan pedoman praktis bagi sekolah untuk
pendidikan adalah produk jasa atau atribut m e ne nt u k an s t r a t e g i y a ng t ep a t d a l a m
sekolah apapun yang menyediakan manfaat memasarkan dan menyediakan jasa pendidikan.
bagi pelanggan jasa pendidikan, baik internal Buku ini mampu menjadi buku pegangan bagi
maupun eksternal. Dalam menentukan pilihan setiap sek olah yang akan mengembangan
strategi produk jasa pendidikan yang akan dirinya menjadi lebih baik. Buku ini dapat
memastikan tindakan selanjutnya, pimpinan menjadi salah satu rujukan dalam memper-
sekolah harus dapat memilih apakah sekolah siapkan sekolah yang dapat diandalkan oleh
memilih market leader strategy, market challenger pelanggannya. Selamat membaca.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 107


Profil BPK PENABUR Jakarta

Profil BPK PENABUR Jakarta


Integrasi Peningkatan Kualitas dan Kuantitas

Rewindinar
E-mail: rewindinar@gmail.com
Humas BPK PENABUR Jakarta

Sejarah Singkat 1. Spiritual dan karakter


a d a n P e nd i d i k an K r i s t e n ( B P K ) Dalam hal kegiatan pembelajaran, yang

B PENABUR Jakarta berdiri pada tanggal


1 9 J u l i 1 9 5 0 y a ng p a d a m u l any a
dilaksanakan adalah mengejewantahkan
profil BEST. Sehingga tujuannya dapat
menggunakan nama Badan Pendidik- t e r c a p a i y a i t u s i s w a m e nu nj u k a n
an Tionghoa Kie Tok Kauw Hwee Khu Hwee spiritualitas dan karakter Kristiani. Dengan
Djawa Barat (BP THKTKHKH). Kemudian pada demikian, profil lulusan siswa BEST terlihat
2 7 J a nu ar i 1 96 7 m enj a d i Y a y a sa n B ad a n dalam pola pikir, sikap dan perilaku.
Pendidikan Kristen Djawa Barat dan pada Profil BEST
perkembangannya, di tahun 1989 nama BPK Be Tough: memiliki jati diri, spiritualitas dan
PENABUR mulai digunakan. karakter Kristiani yang utuh dan tangguh.
Yayasan yang dinaungi oleh Gereja Kristen E x c e l W or l d w i d e : m e ng u as a i i l m u
Indonesia ini, didirikan dengan dasar kesaksian p e ng e t a hu a n d a n te k no l o g i ( i p t e k ) ,
Alkitab dan bahwa Yesus Kristus adalah Anak menguasai ICT (information, communication
Allah dan Juru Selamat dunia. Sedangkan a n d t e ch n o l o g y ) , m e ng u a s a i b a ha s a
m a k s u d Y ay a s a n t e r s e b u t a d al a h u nt u k internasional, kreatif dan memiliki jiwa
membina manusia Indonesia berlandaskan kepemimpinan untuk tujuan positif.
Pa nc as il a, d an be rt uj ua n u nt uk m em be ri Share with society: menghargai kemajemuk-
pelayanan Kristen di bidang pendidikan dan an dan memiliki kepedulian sosial.
pengajaran dalam arti seluas-luasnya. Trust in God: mengandalkan Tuhan dan
Di tengah-tengah pesatnya kondisi perkem- meng internalisas ikan N 2K (ni lai-ni lai
bangan dunia pendidikan maupun tingginya K r i s t i a ni) y a i t u s e t i a b e r ib a d a h d a n
kompetisi, Ir. Robert Robianto (yang menjabat mempelajari firman Tuhan, serta memprak-
sebagai Ketua BPK PENABUR Jakarta mulai tikan pola hidup Kristiani dalam kehidupan
tahun 2006 hingga saat ini) mengutarakan keluarga, sekolah, gereja dan masyarakat.
bahwa BPK PENABUR Jakarta akan mampu 2. Penguasaan Bahasa Inggris
menghadapi tantangan globalisasi dengan Dalam hal penguasaan Bahasa Inggris,
penerapan pendidikan karakter di sekolah. siswa BPK PENABUR mampu dan berani
Peningkatan kualitas yang dilakukan oleh berkomunikasi dalam Bahasa Inggris sehari
BPK PENABUR Jakarta selain hal tersebut, juga hari. Siswa mampu membaca, menulis dan
secara menyeluruh yaitu pertama kepada siswa presentasi , serta proses pembelajaran yang
dan lulusan, sedangkan yang kedua mengacu menggunakan Bahasa Inggris sehingga
kepada kompetensi sumber daya manusia. dapat tercapai tujuan yaitu Bahasa Inggris
Terdapat tiga faktor yang menjadi tujuan merupakan bahasa kedua (English as a
peningkatan kualitas lulusan PENABUR yaitu: second language, ESL)

108 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Profil BPK PENABUR Jakarta

3. Penguasaan ICT 1. Spiritualitas dan karakter. Melalui kegiatan


Bertujuan yaitu ICT masuk dalam semua lini yang mengejewantahkan profil PENABURS
kegiatan pembelajaran yaitu melalui media maka profil guru PENABUR adalah guru
dan e-learning. Selain itu, siswa (mulai kelas yang berkarakter Kristiani di mana pola
5 SD hingga SMA) juga mampu mengguna- pikir, ucapan dan perilakunya mencermin-
kan ICT dalam berkomunikasi dengan kan profil PENABURS.
warga sekolah. Salah satu bentuk yang telah 2. Kemampuan Bahasa Inggris dan kompeten-
di lak uka n a dal ah age nda si swa ya ng si mengajar guru dalam Bahasa Inggris.
dapat diakses oleh siswa dan orang tua Guru melakukan pembiasaan komunikasi
murid me l a l u i o nl ine. ( ht t p : // b e r b a ha s a I ng g r is d a n j u g a p r o s e s
agendasiswa.com pembelajaran yang menggunakan Bahasa
Peningkatan kualitas dari segi sumber daya Inggris. Sehingga Bahasa Inggris menjadi
manusia juga merupakan hal terutama yang b a ha s a k e d u a d i l i ng k u ng a n B P K
dituangkan dalam profil pendidik maupun PENABUR Jakarta.
karyawan yaitu PENABURS: 3. Kemampuan Bahasa Inggris kepala sekolah
Professionalism: menjunjung tinggi kode etik d a n w a k i l k e p a l a s e k o l a h. D e ng a n
profesi dan citra pendidik Kristen, menguasai d e m i k i a n k e p a la s e k o l a h m a m p u
pekerjaannya, mempunyai loyalitas, mempu- berkomunikasi lisan maupun tulisan.
nyai integritas, mempunyai visi, mempunyai 4. Kemampuan Bahasa Inggris Karyawan
komitmen, dan mempunyai kreativitas. 5. Pemanfaatan ICT pegawai. Dalam hal ini,
Enthusiasm: bersemangat dalam membagikan pegawai menggunakan teknologi komputer
ilmunya bagi anak didik, berkemauan kuat, dalam proses kerja.
mampu bekerja keras, mempunyai motivasi, dan Sebagai salah satu bentuk yang dilakukan
mempunyai kebanggaan dalam rangka pemanfaatan ICT untuk mening-
Nurture: menjaga dan melindungi siswa dengan katkan layanan publik, saat ini Bidang Sumber
k a s i h s a y a ng , d a n m e m b i m b i ng s i s w a Daya Manusia BPK PENABUR Jakarta telah
bertumbuh dan berkembang secara optimal. me mbu ka la yanan peneri maa n kar yaw an
Ability to learn: belajar sepanjang hayat secara melalui internet yaitu http://recruitment.
ma ndir i, d an muda h b erad apta si deng an bpkpenabur.or.id
lingkungan. Demikian pula yang dilakukan oleh Humas
Belief in God: mengandalkan Tuhan, menginter- B P K P E N A B U R J a k ar t a , d a l a m r a ng k a
na l i s a s i k a n N i l a i - ni l a i K r i s t i a ni , d a n meningkatkan layanan komunikasi dengan
mepraktikan pola hidup Kristiani dalam setiap publik, saat ini BPK PENABUR Jakarta memiliki
aspek kehidupan. akun Facebook dengan nama akun Bangga
Unselfishness : mau berbagi dengan sesame, peka Prestasi Siswa PENABUR dan akun Twitter
dan peduli sesame, dan melayani sesama. @BPKPENABURJkt
Respect to others: menghormati orang lain (siswa,
r ek an g u ru , o ra ng t u a, d an se ba g ai ny a) , Pertumbuhan Sekolah
menghargai perbedaan, dan mengakui kelebihan BPK PENABUR Jakarta
orang lain
Satisfaction: situasi kerja yang kondusif, potensi Komitmen BPK PENABUR Jaka rta dalam
b e r k e m b a ng o p t i m a l ( a k t u a l i s a s i d i r i ) , m e ni ng k a tk a n k i ne r j a , p e ng ab d i a n d a n
penghargaan sesuai prestasi dan kompetensi kontribusinya pada dunia pendidikan, tidak
yang kompe titif, dukungan kes ejahteraan hanya difokuskan pada peningkatkan kualitas
(keamanan, keselamatan, kesehatan) pada masa mutu lulusan dan sumber daya manusia. BPK
kerja dan pensiun. PENABUR Jakarta juga terus mengupayakan
Terdapat lima faktor yang menjadi tujuan penyelenggaraan sekolah yang bermutu dan
peningkatan kualitas atau kompetensi sumber dilengkapi dengan fasilitas yang baik untuk
daya manusia yang ada di PENABUR yaitu: menunjang prestasi anak didik.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 109


Profil BPK PENABUR Jakarta

U nt u k m e nd u k u ng k e g i a t a n d an b e l a j a r
Tabel 2: Daftar Sekolah Baru
m e ng a j a r s i s w a d a n d a l a m r a ng k a BPK PENABUR Jakarta (2009-2012)
meningkatkan pelayanan kepada orang tua
muridnya, BPK PENABUR Jakarta membangun Tahun Sekolah
gedung sekolah yang baru, tidak hanya di
wilayah lokasi baru, tetapi juga melengkapi 2009 TKK dan SDK PENABUR
gedung-gedung sekolah untuk jenjang yang Kota Wisata
belum ada di satu kompleks. Denagn demikian, 2012 SMPK dan SMAK PENABUR
orang tua dapat menyekolahkan anaknya di BPK Summarecon Bekasi
PENABU R mulai dari jenjang TK sampai
dengan SMA di kompleks tersebut. Selain itu, 2012 SMAK PENABUR Kota
renovasi gedung sekolah lama juga dilakukan, Modern
sehingga kondusif dan siswa dapat termotivasi
belajar dan berprestasi lebih baik lagi.
Pada usia BPK PENABUR ke 62 tahun, Dengan demikian keseluruhan sekolah
berikut adalah daftar gedung sekolah yang telah PENABUR sampai tahun 2013 berjumlah 65
diresmikan selama kepengurusan Ir. Robert sekolah (18 TKK, 16 SDK, 14 SMPK, 13 SMAK, 1
Robianto (Ketua BPK PENABUR Jakarta Periode SMKFK, 1 Primary, 2 Secondary).
2006-2010 & 2010-2014). BPK PENABUR Jakarta mengelola sekolah
nasional dengan cirri-ciri sebagai berikut.
Tabel 1: Daftar Gedung Sekolah 1. Taman Kanak-kanak (TKK)
BPKPENABUR Jakarta TKK BPK PENABUR Jakarta menerapkan
yang Diresmikan (2009-2012) p r i ns i p b e r m a i n sa m b i l b e l a j a r d a n
b e r s o s i a l i s a s i . M e la l u i p e r m a i na n, a na k
Tanggal Peresmian Gedung diperkenalkan pada angka, huruf, warna, benda-
benda dan sebagainya, sehingga anak-anak
3 Oktober 2009 SMPK dan SMAK
akan menyenangi kegiatan belajar.
PENABUR Bintaro Jaya
Program di TKK BPK PENABUR Jakarta:
10 Januari 2009 PENABUR International nasional , bil ingual, dan toddler.
Kelapa Gading
2. Sekolah Dasar (SD)
14 November 2009 TKK 3 PENABUR Pada jenjang ini, siswa akan dibimbing dalam
upaya pembentukan dan pengembangan diri
20 Desember 2010 SMPK 6 dan SMAK 6 untuk menjadi manusia dewasa yang mandiri
dan bertanggung jawab serta takut akan Tuhan.
26 Februari 2011 Peresmian TKK dan Kebiasaan baik seperti disiplin, menghargai
SDK PENABUR Agus
orang lain, sikap menghormati, rajin beribadah,
Salim
peduli sesama, dipupuk dan dikembangkan di
15 Agustus 2011 SMPK PENABUR jenjang ini. Program SDK BPK PENABUR
Harapan Indah Jakarta: nasional, bilingual, SBI (Sekolah Bertaraf
Internasional dan akselerasi.
15 September 2012 TKK 2 dan SDK 2
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pembelajaran di jenjang ini, sudah mengarah
Selain per esmian gedung-gedu ng sekolah kepada pemahaman ilmu pengetahuan dan
tersebut, BPK PENABUR Jakarta juga melakukan logika. Selain itu, pendidikan karakter juga
pembukaan sekolah di lokasi-lokasi baru, mendapat penekanan yang kuat. Pada jenjang
berikut. SMP ini pula, guru menerapkan pendidikan

110 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Profil BPK PENABUR Jakarta

dengan komunikasi yang sesuai dengan remaja, f. SMAK 6: Mandarin for business, yaitu melatih
di mana pada usia jenjang SMP (12-15tahun) siswa melakukan komunikasi bisnis dalam
adalah usia anak mencari jati diri pengaruh Bahasa Mandarin. Dengan demikian, siswa
komunitas atau teman yang sangat tinggi bagi d a p a t m e ng e m b ang k a n k e m a m p u a n
mereka. Dengan demikian guru dapat menjadi Bahasa Mandarin untuk menjadi warga
teman ataupun model bagi anak didik. global.
Program SMPK PENABUR Jakarta: nasional, g. SMAK 7: Information Communication and
bilingual, Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Technology (ICT), yaitu melatih siswa dalam
dan akselerasi. memanfaatkan teknologi dan informasi
d a l a m m e l a k u k a n be r b a g a i a k t i f i t a s
4. Sek olah Men engah Ata s (S MA) dan siswanya. Sehingga siswa dapat menguasai
Sekolah Menengah Farmasi (SMF). teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan
P a da j e nja ng S MA i ni , p e nd id i k a n y a ng yang lebih baik.
diterapkan selama tiga tahun (usia 15-18tahun) h. SMAK Bintaro Jaya: Seni dan budaya, yaitu
adalah meningkatkan kualitas pembelajaran m e m u p u k k e m a m pu a n s i s w a d a l a m
dan penguasaan materi para siswa. Lulusan bersosialisasi dengan sesama.
SMAK PENABUR Jakarta memiliki prestasi yang i. SMAK Harapan Indah: Character Formation,
baik di dalam maupun luar negeri. Selain banyak y ai tu me nd i di k s is w a ya ng na nti ny a
diantaranya menerima beasiswa, lulusan juga me mi li ki k ep anda ia n inte le kt ua l da n
diterima di perguruan tinggi ternama di dalam memiliki karakter Kristus dalam perilaku
(UI, ITB, IPB, dll) dan di luar negeri (NTU, NUS, mereka.
SMU, MIT, Princeton). j. SMAK Gading Serpong: Robotic, yaitu
Program SMAK PENABUR Jakarta: nasional, melatih siswa untuk menguasai teknologi
Brilliant Class dan Sistem Kredit Semester (SKS). robotik terapan sehingga siswa lebih kreatif
Masing-masing SMAK BPK PENABUR dan inovatif dalam mencipta.
Jakarta memiliki ciri khas di dalam pembel- k. Sekolah Menengah Farmasi (SMF), yaitu
ajarannya, sehingga siswa dapat memilih sesuai menyiapkan siswa agar mampu melanjut-
dengan minat dan bakat serta kemampuan kan studinya maupun bekerja di bidang
mereka: farmasi dengan baik.
a. SMAK 1: Science and technology (IPTEK), yaitu
menyiapkan penemu atau ilmuwan masa Program Unggulan
depan. BPK PENABUR Jakarta
b. SMAK2: Entrepreneurship (kewirausaha-
wan), yaitu melatih siswa untuk mandiri, BPK PENABUR memiliki 6 (enam) program
gigih dan kreatif yang mendukung jiwa unggulan sebagai berikut.
seorang entrepreneur. 1. Kelas Toddler.
c. SMAK 3: Kedisiplinan dan ketrampilan TKK BPK PENABUR Jakarta, sudah dimulai
managerial, yaitu melatih siswa berdisiplin pada usia anak 1,7 tahun (Toddler), yaitu sebelum
dan memiliki pengelolaan diri dengan memasuki usia Kelompok Bermain (Play Group).
l i ng k u ng a n, s e hing g a s i s w a m a m p u Tujuan kelas toddler adalah membiasakan anak
merancang masa depan yang gemilang. dalam bersosialisasi bersama kelompoknya serta
d. SMAK 4: Entertain and public relations, yaitu mengembangkan aspek psikomotorik, afektif dan
melatih siswa melakukan entertain dan kognitif dalam belajar sejak usia dini.
k o m u ni k a s i y a ng ha nd a l s e hi ng g a Kelas toddler diselenggarakan di: TKK 1,
m e m b a ng u n r a s a pe r c a y a d i r i s e r t a TKK 3, TKK 6, TKK 10, TKK 11, TKK PENABUR
kemampuan berkomunikasi siswa. Bintaro, Gading Serpong, dan Kota Modern.
e. SMAK 5: Leadership (kepemimpinan), yaitu
melatih kepemimpinan siswa. Sehingga 2. Program Bilingual
siswa mandiri, bertanggung jawab, berani Program bilingual melatih siswa untuk dapat
dan aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dan

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 111


Profil BPK PENABUR Jakarta

M a nd a r i n. T u j u a n p r o g r a m i ni a d a l a h optimal sehingga siswa memiliki kesempatan


mempersiapkan lulusan BPK PENABUR Jakarta u ntu k m end a p at p e nd i d i k an l a nj u t a n d i
agar kelak dapat menjadi warga kelas dunia. perguruan tinggi terbaik di dunia. Dan agar
Program bilingual terdapat di: kelak mereka mampu mengabdikan diri dalam
Jenjang TK: TKK 3, TKK 6, TKK 10, TKK 11, TKK membangun bangsa dan negara melalui ilmu
PENABUR Gading Serpong pengetahuan yang mereka miliki.
Jenjang SD: SDK 4, SDK 6, SDK 10, SDK 11, SDK Para pengajar BC ialah guru-guru SMAK
PENABUR Gading Serpong PENABUR terpilih dan dosen dari ITB dan UI
Jenjang SMP: SMPK 1, SMPK 5 dan SMPK 7 yaitu doctor dan master di bidang sains. Materi
pelajarannya yaitu: kurikulum nasional yang
3. Program SBI disesuaikan, Cambridge Curriculum A Level,
Program SBI adalah upaya BPK PENABUR m a t e r i p e l a j a r a n u nt u k o l i m p i a d e s a i ns
Jakarta dalam memperoleh pengakuan dari (Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi), SAT/
pemerintah sebagai lembaga pendidikan yang TO EFL, Le ad er sh ip , pe nd id ik an K ri st ia ni ,
bertaraf internasional untuk jenjang SMP dan character formation.
SMA. Tujuannya adalah mempersiapkan siswa Profil lulusan Brilliant Class sebagai berikut.
menjadi warga kelas dunia dengan memberikan a. Academic excellent: lulusan berhasil diterima
beberapa mata pelajaran (matematika dan sains) di universitas terkenal di dunia dan unggul
dengan pengantar Bahasa Inggris. Dengan dalam persaingan global
d e m i k i a n s i s w a l eb i h t e r l a t i h d a l a m b. Biblical Faith: lulusan mengerti, mengalami
berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. dan mengembangkan iman yang hidup
Program SBI terdapat di: kepada Tuhan dan diwujudkan dalam
Jenjang SMP: SMPK 2, SMPK 4, dan SMPK sikap mengasihi kepada Tuhan dan sesama.
Gading Serpong. c. Community Builder:
Jenjang SMA: SMAK 1, SMAK 5 dan SMAK 1) Lulusan memiliki kecakapan hidup
PENABUR Gading Serpong u nt uk m e no pa ng d i r iny a m e nj a d i
pembaharu yang efektif dan selalu
4. Kelas Akselerasi berpikir positif
Kelas akselerasi adalah kelas percepatan yang 2) Lulusan peka dan peduli terhadap
ditujukan untuk siswa berbakat akademik yang lingkungan masyarakat, menjadi pelaku
menginginkan pembelajaran yang dipercepat. nyata sebagai garam dan terang dunia
Tujuannya adalah untuk mefasilitasi siswa 3) L u l u s a n m e m i l ik i k o m i t m e n d a n
yang memiliki bakat akademik dan intelektual memberikan sumbangsih yang nyata
tinggi sehingga mereka dapat menyelesaikan untuk kemajuan dan kesejahteraan
masa belajarnya dalam waktu lebih singkat. Bangsa Indonesia.
Diharapkan lulusannya juga dapat memperoleh BC terdapat di SMAK Gading Serpong
nilai tinggi dalam ujian nasional meskipun dengan fasilitas asrama yang diasuh
belajar dalam waktu lebih singkat. bapak/ ibu asrama dan dilengkapi sarana
Kelas akselerasi jenjang SD dilakukan dari internet sebagai fasilitas belajar, perpusta-
kelas 3-6 dalam waktu tiga tahun sehingga siswa kaan dan sarana pendukung lain seperti
dapat menempuh jenjang SD dalam waktu lima laboratorium, lapangan olah raga, aula,
tahun, sementara jenjang SMP dapat ditempuh dll.
dalam dua tahun. Terdapat di SDK 10 dan SMPK
6. Program SKS
5. Brilliant Class P r og r a m i ni b e rt u j ua n ag a r s i s wa d ap a t
Brilliant Class (BC) adalah program pendidikan menempuh pendidikan dengan mengikuti
khusus untuk siswa berbakat intelektual pelajaran sesuai dengan bakat dan kemampuan
tinggi (high intellectually gifted). Tujuannya y ang d im il i ki , d eng an m e ng ing at ba hw a
adalah mengembangkan potensi siswa secara kecepatan, potensi belajar dan minat siswa yang

112 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Profil BPK PENABUR Jakarta

tidak sama. Siswa dapat menyelesaikan studi Kurikulum Cambridge (A Level & IGCSE
sesuai kecepatan belajar masing-masing lima Program).
hingga 10 (sepuluh) semester.
Program SKS terdapat di SMAK PENABUR Semua mata pelajaran disampaikan dalam
Harapan Indah. Bahasa Inggris (kecuali Bahasa Indonesia) baik
oleh native, expatriate maupun guru lokal.
Program Internasional Disedi akan double deg ree ba gi si swa y ang
BPK PENABUR Jakarta menghendaki pendidikan dengan kurikulum
nasional dan Cambridge. Program Internasional
Program internasional diperuntukan bagi siswa BPK PENABUR Jakarta saat ini terdapat di
yang menginginkan memperoleh pendidikan 1. Kelapa Gading 2 (Primary, Upper & Lower
s e t a r a d a n d i a k u i se c a r a i nt e r na s i o na l . Secondary) dengan CAMBRIDGE IE Centre
T u j u a nny a a d a l a h a g a r s i s w a d a p a t Number ID 087
memperoleh pendidikan seta ra dan diakui 2. Tanjung Duren (Upper & Lower Secondary)
secara internasional serta da pat mengambil dengan CAMBRIDGE IE Centre Number ID
studi lanjut di luar negeri denga n menggunakan 137

Tabel 3 : Jumlah Peserta Didik


BPK PENABUR Jakarta (2008-2013)

Sumber: Bagian Keuangan BPK PENABUR Jakarta

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 113


Profil BPK PENABUR Jakarta

Tabel 4: Jumlah Guru dan Karyawan ( 2008-2012)

Sumber: Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) BPK PENABUR Jakarta

Sumber: Bagian Pendidikan BPK PENABUR Jakarta

Gambar 1: Prestasi Siswa SDK BPK PENABUR Jakarta


pada Olimpiade Sains Nasional (2010-2012)

Sumber: Bagian Pendidikan BPK PENABUR Jakarta

Gambar 2: Prestasi Siswa SMPK BPK PENABUR Jakarta


pada Olimpiade Sains Nasional (2010-2012)

114 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Profil BPK PENABUR Jakarta

Sumber: Bagian Pendidikan BPK PENABUR Jakarta

Gambar 3: Prestasi Siswa SMAK BPK PENABUR Jakarta


pada Olimpiade Sains Nasional (2010-2012)

Gambar 4: Prestasi Siswa BPK PENABUR Jakarta


Pada Olimpiade Sains & Matematika
Internasional, Tahun 2012

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 115


Profil BPK PENABUR Jakarta

Tabel 5: Pengurus BPK PENABUR Jakarta Periode 2010-2014

Penasehat : Pendeta Suta Prawira

Ketua : Ir. Robert Robianto

Bendahara I/ Ketua Bidang Keuangan : Henri Darmawan

Henri Darmawan : Aan Tunggawidjaja

Anggota Bidang Keuangan : Gunawan Santoso


Lim Suryanto Abednego
Lim Tjo Hin

Bidang Kerohanian & Karakter : Pendeta Matius Tukiran Adi Prawira

Ketua I/ Ketua Bidang Pendidikan : DR. Ir. Hadiyanto Budisetio, MM

Anggota Bidang Pendidikan : Adri Lazuardi (Bidang Pendidikan


& Kerohanian & Karakter)
Dr. Amran Budianto Theodorus
Ir. Daud Setiawan, MM
Johny CM Loelan, SH
Drs. Josua Wirjawan Santoso, MBA
dr. Tiorimun Tiorimin
Ir. Suwandi Supatra, MM (Bidang
Pendidikan & Sarpras)

Ketua II/Ketua Bidang Pengembangan Strategis : Dr. Drs. Henson, SH, CN, MH

Sekretaris II/Bidang Pengembangan Strategis : Drs. Daniel Kosasih

Anggota Bidang Pengembangan Strategis : Peter Anthony, SH Philo


Ponty Wiratama Siswono
Akuan Rokanta Stella S.
Warrouw

Ketua III/ Ketua Bidang Sarpras : Yosep Wiryawan


Anggota Bidang Sarpras : Ir. Budijanto Gunawan, MM
Irwan Yenathan, SPd.
Jahja Kristiantara Gunawan
Jakob Ramlan
Juniarto Hadimartono
Ir. Kenny Lim
Ir. Stefanus An Lie

Ketua IV/ Ketua Bidang SDM : Ir. Paulus Mustika S

Sekretaris I/ Bidang SDM : Drs. Adi JV Kaligis

Anggota Bidang SDM : Ir. Arif Suryanto


drh. Jan Hedijanto Atmadja
Sandra Setiawati Santoso, SH
Nancy Amelia Wattileo

116 Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012


Profil BPK PENABUR Jakarta

Penutup BPK PENABUR Jakarta juga menyadari


untuk tercapainya kualitas tersebut, perlu
Sebagai lembaga pendidikan yang bernaung didukung sarana dan fasilitas pendukung yang
pada Gereja Kristen Indonesia, BPK PENABUR baik. Oleh karena itu BPK PENABUR Jakarta
Jakarta akan terus berupaya untuk mening- melakukan renovasi, dan juga membangun
katkan pelayanannya dalam dunia pendidikan. gedung-gedung sekolah baru di lokasi baru.
Peningkatkan pelayanan ini juga sebagai Dengan demikian ora ng tua murid dapat
ko mit men BPK PE NABU R J aka rta dal am menyekolahkan anaknya di lokasi terdekat dari
mendukung pemerintah untuk mencerdaskan rumah.
Bangsa Indonesia. Begitu juga dengan para siswa dapat
Peningkatan pelayanan menyeluruh yang belajar dengan baik di gedung yang dilengkapi
dilakukan BPK PENABUR Jakarta terintegrasi, dengan fasilitas pendukung yang baik pula.
b ai k se c a ra k ua l i ta s ma u p un p eng a da a n Sehingga melalui pelayanan yang terintegrasi
fasilitas. Peningkatan kualitas yang dilakukan ini, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
yaitu kualitas mutu siswa dan lulusan, serta y a ng p a da a k hi r ny a a k a n m e ning k a tk a n
kualitas dari sumber daya manusia yang ada, prestasi belajar siswa.
yaitu guru dan karyawan.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.19/Tahun ke-11/Desember 2012 117


1. Belum diterbitkan/ Belum Pernah dikirim ke Media Cetak Lain.
A. Persyaratan
2. Karya Asli: Dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris

1. Kajian Pustaka
2. Kajian Empiris
3. Kajian/ Studi Kasus
4. Evaluasi
B. Ragam Naskah
5. Kajian Kebijakan
6. Kajian Pengembangan
7. Analisis Deskriptif/Opini
8. Resensi Buku

a. Menggambarkan Isi Naska, Singkat dan Padat


b. Tidak Spesifik/Sempit, Tidak Terlalu Umum
1. Judul
c. Paling panjang 14 Kata

a.Nama Lengkap, Tanpa Gelar

b. Alamat e-mail Pribadi


2. Identitas Penulis
c. Nama Institusi/Lembaga

i. Sifat: Informatif
ii. Latar Belakang Masalah & Masalah

a. Isi iii. Tujuan

iv. Metode, Tempat & Waktu


v. Hasil & Saran

150 -200 kata


3. Abstrak b. Panjang
Dalam 1 paragraf

Minimal 3 kata
c. Kata-Kata Kunci
Merupakan istilah/konsep penting

i. Bahasa Indonesia
Acuan Penulisan Ilmiah d. Bahasa
ii. Bahasa Inggris

i. Latar Belakang Masalah

ii. Rumusan Masalah


C. Struktur Naskah a. Isi
iii. Manfaat Penelitian

4. Pendahuluan iv. Kajian Pustaka/Teori

i. Deskriptif
b. Bentuk
ii. Informatif

a. Jenis Penelitian

b. Tempat dan Waktu Penelitian


5. Metode Penelitian
c. Prosedur Penelitian: sumber, teknik pengumpulan & analisis data

i. Kualitatif
a. Hasil/Data
ii. Kuantitatif

i. Interpretasi
b. Pembahasan
6. Hasil dan Pembahasan ii. Analisis: induktif, deduktif, komparatif

i. Makro/Umum
c. Implikasi
ii. Mikro/Khusus

a. Kesimpulan
7. Penutup b. Saran

a. Gaya/Style: APA

b. Jumlah referensi minimal 5


8. Daftar Pustaka c. Dirujuk langsung dlm tulisan

d. Terbitan minimal 5 thn terakhir

1. Format: A4
2. Huruf: Book Antique- 10 point,
D. Fisik Naskah
3. Panjang naskah: 4.000 - 10.000 kata dengan1,5 spasi
4. Wujud: Soft copy dan printout

Anda mungkin juga menyukai