Anda di halaman 1dari 11

Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat

Terhadap Pelayanan Publik Pada BP2T Kota


Tanjungpinang
Ely Kartikaningdyah
Batam Polytechnics Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia
e-mail: ely@polibatam.ac.id.

Abstrak: Pelayanan publik yang dilakukan oleh pejabat pemerintah di berbagai sektor layanan
yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar yang
dirasakan tidak sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini dapat diketahui antara lain
dari jumlah pengaduan, keluhan yang disampaikan oleh masyarakat melalui media atau langsung
ke unit pelayanan, baik terkait dengan sistem dan prosedur masih rumit, tidak transparan, kurang
informatif, kurang akomodatif dan kurang konsisten yang tidak menjamin kepastian (hukum,
waktu dan biaya) serta masih adanya praktek biaya yang tidak sah. Hal ini perlu untuk dilakukan
penilaian pelayanan publik oleh masyarakat sebagai pengguna layanan. Penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan sampel 150 responden responden pengguna
layanan publik di Perijinan Terpadu Tanjungpinang Badan Layanan (BP2T). Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui bagaimana indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
publik kepada pengguna layanan. Teknik analisis data menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang dari setiap elemen layanan
berdasarkan Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks
kepuasan keseluruhan masyarakat akan Tanjungpinang BP2T layanan dapat dikatakan dalam
kondisi baik, dan masih harus ditingkatkan karena ada beberapa indikator yang menunjukkan
indeks kinerja yang tidak baik. Dari 14 indikator diteliti ada 12 indikator dalam kategori pelayanan
yang baik (layanan prosedur, kondisi pelayanan, kejelasan petugas pelayanan, petugas disiplin,
tanggung jawab petugas, kemampuan tenaga pelayanan, pelayanan keadilan memperoleh,
kesopanan dan keramahan staf, kewajaran biaya pelayanan, biaya pelayanan dan kenyamanan
lingkungan dan keamanan lingkungan dan mampu memuaskan penggunaan jasa) sementara dua
indikator lainnya tidak termasuk dalam kategori baik (kecepatan dan kepastian jadwal petugas
layanan).

Kata Kunci: Kepuasan Masyarakat Indeks, Layanan, Publik

Abstract: Public service is carried out by government officials in various service sectors related
to meeting the needs of civil rights and basic needs are felt not in accordance with the demands
and expectations of society. This can be known among others from the number of complaints, the
complaints submitted by the public through the media or directly to the service unit, both related
to systems and procedures are still cumbersome, not transparent, less informative, less
accommodating and less consistent so it does not guarantee certainty (legal, time and cost) as well
as the persistence of the practice of unauthorized charges. It needs to do an assessment of public
service to the public using the service. This research uses descriptive quantitative research with a
sample of 150 respondents respondents were users of public services in Integrated Permitting
Services Agency (BP2T) Tanjungpinang. The purpose of this study to determine how the index of
people's satisfaction with public services to the users of the service. Data analysis techniques using
the Community Satisfaction Index (HPI) is calculated using the weighted average value of each
element of the service by making MenPan Number 63/KEP / M.PAN/7/2003 results showed that
overall satisfaction index of the community will Tanjungpinang BP2T service can be said in good
condition, and still must be improved because there are some indicators that show the performance
indices are not good. Of the 14 indicators studied there were 12 indicators in the category of good
service (service procedures, conditions of service, clarity of service officers, discipline officers,
officer liability, the ability of service personnel, ministry of justice obtain, politeness and
friendliness of staff, the reasonableness of service charges, the charge service and environmental
comfort and safety of the environment and capable of satisfactory use of services) while the two
other indicators are not included in either category (speed and certainty attendant service
schedule).

Keyword : Community Satisfaction Indeks, Public, Service


melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju
1. Pendahuluan tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Kesinkronisasi tersebut tercipta apabila aparatur
Pemerintah merupakan suatu entitas yang negara memiliki semangat pengabdian yang tinggi
memiliki fungsi dan tujuan memberikan layanan dan profesional dalam pemberian layanan publik.
public kepada kelompok masyarakat dengan Perkembangan dan perubahan globalisasi yang
menjalankan peran sebagai organisasi publik non mempengaruhi seluruh aspek kehidupan seperti
profit. Pelayanan publik didasarkan atas fungsi, disektor ekonomi, investasi, barang dan jasa,
peran, kewajiban dan tujuan dalam pemenuhan menjadikan para pelaku birokrasi (aparatur) semakin
kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa yang ditantang dan dituntut untuk meningkatkan kualitas
memiliki karakteristik sebagai barang publik. dan kuantitas pelayanannya kepada masyarakat.
Memberikan pelayanan merupakan tugas utama
dalam penyelenggaraan pemerintahan yang sering 2. Ruang Lingkup
terlupakan akibat permasalahan yang dihadapi
pemerintah yang semakin rumit dan kompleks. Ruang Lingkup pada penelitian ini adalah tentang
Masyarakat berharap ada perubahan pengukuran persepsi dan harapan masyarakat selaku
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, pengguna jasa dengan melakukan survei, analisis dan
akuntabel dan reliable dalam menjalankan fungsi pemetaan terhadap kinerja pelayanan/persepsi
dan perannya. Ekspektasi masyarakat yang besar harapan masyarakat Kota Tanjungpinang terhadap
dapat merubah paradigma dan tatanan fundamental pelayanan publik, dan melakukan analisa tingkat
pada sistem Pemerintahan Daerah. Perubahan sistem kinerja.
pemerintahan di daerah berbalik haluan dari Wilayah pekerjaan penyusunan Indeks Kepuasan
sentralisasi menjadi desentralisasi dengan Masyarakat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
pelimpahan sebagian besar urusan pemerintahan Kota Tanjungpinang yang dilakukan pada jenis
kepada daerah. Pelimpahan penyelenggaraan urusan pelayanan :
tersebut disertai dengan desentralisasi fiscal untuk 1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
membiayai penyelenggaraan urusan pemerintahan 2. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
yang dilimpahkan kepada daerah. Perubahan tatanan 3. Izin Tempat Usaha (SITU)
fundamental sistem pemerintahan di daerah dari 4. Izin Usaha Kepariwisataan
sentralisasi menjadi desentralisasi diawali dengan a. Izin Usaha Hotel/Wisma/Penginapan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang b. Izin Usaha Tour & Travel, Biro Jasa
Pemerintahan Daerah yang kemudian diperbaharui c. Izin Usaha Keimigrasian, Biro Perjalanan
dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun Wisata
2004 yang memiliki filosofi untuk memberikan d. Izin Usaha Panti Pijat/Spa/Massage
pemerataan pelayanan publik dan untuk lebih e. Izin Usaha Restoran, Pujasera Terbuka
mendekatkan serta meningkatkan aksesibilitas 5. Izin Usaha Tempat Hiburan
masyarakat terhadap pelayanan publik melalui 6. Tanda Daftar Industri (TDI)
pelimpahan penyelenggaraan sebagian urusan kepada 7. Izin Usaha Industri (IUI)
Pemerintah Daerah. 8. Izin Perluasan
Pemberian pelayanan publik oleh aparatur 9. Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
pemerintah kepada masyarakat merupakan implikasi 10. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
dari fungsi aparat negara sebagai pelayan masyarakat 11. Tanda Daftar Gudang (TDG)
sehingga kedudukan aparatur pemerintah dalam 12. Izin Gangguan (HO)
pelayanan umum (public services) sangat strategis 13. Izin penyelenggara Reklame
karena akan menentukan sejauhmana pemerintah
mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya 3. Metodologi Penelitian
bagi masyarakat dan sejauhmana negara telah
menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan Tehnik Pengumpulan Data
tujuan pendiriannya. Moenir (1992) mengemukakan a. Observasi
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan yang Melakukan observasi dan survei di lokasi di
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang daerah Tanjungpinang dengan pemilihan lokasi
dengan landasan faktor material melalui sistem, dilakukan secara purposive di beberapa
prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kecamatan kota Tanjungpinang
kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. b. Wawancara/Interview dengan pejabat secara
Kesinkronisasi kegiatan masyarakat dan langsung, responden pengguna layanan.
pemerintah dapat dicapai dengan menunjang dan c. Focus Group Discussion (FGD), metode FGD ini
bertujuan untuk mengevaluasi hasil analisis indikator kepuasan public di BP2T kota
penelitian dengan kondisi riil di lokasi layanan Tanjungpinang, b) membandingkan hasil analisis
public. dengan suatu teori, konsep, undang-undang,
d. Penyebaran kuesioner terhadap masyarakat untuk keputusan menteri, peraturan daerah, kebijakan
mendapatkan informasi detail tentang layanan pelayanan public, manajemen kelembagaan/
public yang diterima oleh masyarakat pengguna organisasi yang dapat mendukung pelaksanaan
layanan. layanan, kualitas sumber daya perangkat daerah,
Jenis Data : standar pelayanan minimal organisasi dan standar
a. Data primer merupakan data hasil survey dan data operasional prosedur layanan public, c)
kuisioner responden pengguna layanan public di pendekatan/diskusi dan konsultasi antara pemerintah
BP2T Tanjungpinang. kota Tanjungpinang sehubungan dengan kepentingan
Jumlah responden minimal 150 orang yang layanan public dan pihak yang menerima manfaat
dipilih secara acak, dengan dasar (jumlah unsur dari penelitian ini.
+ 1) x 10 = (14 + 1) x 10 = 150 responden Data dianalisis dengan menggunakan nilai Indeks
b. Data sekunder, merupakan data yang sudah Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dihitung dengan
tercatat, baik berupa laporan, tabulasi, menggunakan nilai rata-rata tertimbang masing-
kriteria/standar/parameter dan pedoman, ataupun masing unsur pelayanan. Berdasar keputusan
peraturan perundangan yang berhubungan dengan MenPan Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, dalam
pelayanan public dan pemerintah daerah. penghitungan IKM terdapat 14 unsur atau indikator
yang dikaji. Setiap unsur pelayanan mempunyai
4. Analisis dan Evaluasi Data penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut:

Menggunakan analisis deskriptif kuantitatif


dengan melakukan a) identifikasi penentuan Bobot Nilai Rata-rata = Jumlah bobot = 1 = 0,071
Tertimbang Jumlah unsure 14

Untuk memperoleh IKM digunakan rumus sebagai Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan
berikut : digunakan nilai rata-rata tertimbang. Sedangkan
untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian
IKM = Total dari nilai persepsi per unsur x nilai IKM yaitu antara 25 100 maka hasil penilaian
Total unsure yang terisi penimbang tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25,
dengan rumus sebagai berikut :

Nilai IKM Unit pelayanan x 25


Hasil perhitungan tersebut di atas dikategorikan sebagai
berikut :

Tabel 1
Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM
No Nilai Interval Konversi IKM Mutu Pelayanan Kinerja Unit Pelayanan
1 1,00-1,75 25-43.75 D Sangat tidak baik
2 1,75-2.50 43.76- 62.50 C Tidak baik
3 2,50-3.25 62.51 81.25 B Baik
4 3,25-4,00 81.26 -100.00 A Sangat baik

Kinerja setiap sub indikator ditetapkan dengan Tki = Yi x 100 %


menetukan intervalnya terlebih dahulu. Rumus yang Xi
dipakai adalah :
Range = I Keterangan :
K Tki = Tingkat kesesuaian responden
Keterangan : Xi = Skor penilaian kualitas pelayanan.
I = Interval/Rentang Kelas. Yi = Skor penilaian kepentingan
Range = Skor Tertinggi - Skor Terendah b. Skor Rata Rata
K = Banyaknya Kelas X = Xi Y = Yi
n n
Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah
dalam penelitian ini, digunakan Importance- Keterangan :
Performance Analysis untuk melihat tingkat X = Skor rata-rata tingkat kepuasan
kesesuaian antara harapan dan kualitas pelayanan : Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan
a. Tingkat Kesesuaian n = Jumlah responden
c. Rata-rata dari rata-rata skor Keterangan :
N __ N __ X = Rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepuasan
X = i = 1Xi Y = i = 1Yi Y= Rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan
K K K = Banyaknya indikator atau sub indicator

5. Rumusan Masalah hendaknya tetap menyuntikkan ide pembangunan


Bagaimana Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap tetapi dalam misinya ini tetap diberi kebebasan
pelayanan publik oleh Badan Pelayanan Perijinan berkarya kepada berbagai lapisan tersebut agar
Terpadu pemerintah Kota Tanjungpinang hasil dan berbagai masukan dapat ditampung,
dalam rangka pemenuhan kebutuhan bersama.
6. Tujuan Penelitian Dengan demikian berbagai pihak bukan hanya
sekedar menghabiskan anggaran tetapi
Untuk mengetahui bagaimana Indeks Kepuasan menemukan pertumbuhan kembangnya.
Masyarakat terhadap pelayanan publik oleh Badan 4. Pemerintah sebagai pembangkit partisipasi
Pelayanan Perijinan Terpadu pemerintah Kota seluruh lapisan masyarakat juga mampu melihat
Tanjungpinang dan mengantisipasi keadaan dalam arti lebih baik
mencegah akan terjadinya berbagai kemungkinan
7. Landasan Teoritis kendala daripada menanggulangi dikemudian
hari.
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian 5. Dengan kewenangannya, pemerintah yang
layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat terdesentralisasi mampu menyerahkan sebagian
yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu urusan pemerintahannya, sehingga kekakuan
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah aturan dari pemerintah pusat yang lebih atas dapat
ditetapkan. Sebagaimana telah dikemukakan berganti mengikut sertakan daerah-daerah,
terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya dimana diharapkan terbentuk tim kerja yang
adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah optimal dan potensial.
diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk 6. Pemerintah sudah waktunya berorientasi pasar,
melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang dimana kecenderungannya penyelewengan dan
memungkinkan setiap anggota masyaraakat korupsi relatif kecil sehingga untuk itu diperlukan
mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya perubahan aturan agar lebih efektif dan efisien
demi mencapai tujuan bersama (Rasyid,2002). melalui pengendalian mekanisme pasar itu
Berdasarkan prinsip pelayanan yang ditetapkan sendiri.
dalam Keputusan MenPan Nomor 63/KEP/
M.PAN/7/2003 telah dikembangkan 14 unsur Untuk dapat menilai sejauh mana kualitas
minimal yang sebagai dasar pengukuran Indeks pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur
Kepuasan Masyarakat (IKM). Perubahan indikator pemerintah, perlu ada kriteria yang menunjukkan
bisa terjadi apabila kondisi di lapangan selama apakah suatu pelayanan publik yang diberikan dapat
survey menunjukkan bahwa indikator tersebut tidak dikatakan baik atau buruk. Zeithaml (1990)
relevan atau terlalu sulit untuk diukur. Peningkatan mengemukakan dalam mendukung hal tersebut, ada
ketersediaan kualitas data menjadi sasaran yang 10 (sepuluh) dimensi yang harus diperhatikan dalam
diharapkan dapat terealisasi seiring dengan upaya melihat tolok ukur kualitas pelayanan publik, yaitu
meningkatkan akuntabilitas pengukuran. Kinerja sebagai berikut :
input-proses-output penting sebagai alat penilaian. 1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan,
Indikator yang berkaitan dengan pelayanan kegiatan personil dan komunikasi;
pemerintahan yang baik harus mempertimbangkan 2. Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan
pada aspek yang berkaitan dengan kinerja pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan
kepada masyarakat. dengan tepat;
Prinsip-prinsip pelayanan public menurut Osborn 3. Responsiveness, kemauan untuk membantu
don Gaebler (1999) yaitu: konsumen bertanggung jawab terhadap kualitas
1. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan tidak pelayanan yang diberikan;
perlu harus selalu menjadi pelaksana dalam 4. Competence, tuntutan yang dimilikinya,
berbagai urusan pemerintahan tetapi cukup pengetahuan dan ketrampilan yang baik oleh
sebagai penggerak. aparatur dalam memberikan pelayanan;
2. Sebagai badan yang dimiliki masyarakat luas, 5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat,
pemerintah bukan hanya senantiasa melayani tanggap terhadap keinginan konsumen serta mau
publik tetapi juga memberdayakan segenap melakukan kontak atau hubungan pribadi;
lapisan secara optimal.Bab-7 6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk
3. Sebagai pemilik wewenang untuk menarik kepercayaan masyarakat;
mengkompetisikan berbagai lapisan, pemerintah
7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus dalam memberikan atau menyelesaikan
bebas dari berbagai bahaya dan resiko; pelayanan kepada masyarakat.
8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan 7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu
kontak dan pendekatan; pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang
9. Communication, kemauan pemberi pelayanan telah ditentukan oleh unit penyelenggaraan
untuk mendengarkan suara, keinginan atau pelayanan.
aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk 8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu
selalu menyampaikan informasi baru kepada pelaksanaan pelayanan dengan tidak
masyarakat; membedakan golongan/status masyarakat yang
10. Understanding the customer, melakukan segala dilayani.
usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. 9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap
dan perilaku petugas dalam memberikan
Ada 3 (tiga) ketentuan pokok dalam melihat pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan
tinggi rendahnya suatu kualitas pelayanan publik, ramah serta saling menghargai dan menghormati.
yaitu sebagaimana dalam gambar 2.4 tersebut 10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan
menjelaskan bahwa dalam melihat tinggi rendahnya masyarakat terhadap besarnya biaya yang telah
kualitas pelayanan publik perlu diperhatikan adanya ditetapkan oleh unit pelayanan.
keseimbangan antara : 11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian
1. Bagian antar pribadi yang melaksanakan (Inter antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang
Personal Component); telah ditetapkan.
2. Bagian proses dan lingkungan yang 12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan
mempengaruhi (Process and Environment); waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang
3. Bagian profesional dan teknik yang dipergunakan telah ditetapkan.
(Professional and Technical). 13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana
dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi dan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan kepada penerima pelayanan.
Aparatur Negara No. Kep./25/M.PAN/2/2004 14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat
tentang Indeks Kepuasan Masyarakat, menyatakan keamanan lingkungan unit pelayanan ataupun
bahwa: Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah sarana yang digunakan sehingga masyarakat
data dan informasi tentang tingkat kepuasan merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan
masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari
secara kuantitatif dan kualitaif atas pendapat pelaksanaan pelayanan.
masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari
aparatur penyelenggara pelayanan public dengan Indikator Kinerja Pelayanan
membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Sepuluh indikator kinerja pelayanan yang
Menurut Kep./25/M.PAN/2/2004 tersebut dikembangkan berdasarkan konsep servqual adalah:
terdapat 14 unsur yang relevan, valid dan reliable, 1. Penampilan fisik (tangible), yaitu bukti fisik dari
sebagai unsur minimal yang harus ada sebagai dasar jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang
pengukuran indeks kepuasan masyarakat, yaitu: dipergunakan, representasi fisik dari jasa.
1. Prosedur Pelayanan, yaitu kemudahan tahapan 2. Keterandalan (reliability) mencakup dua hal
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan
dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan. kemampuan untuk dipercaya (dependability).
2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis Berarti aparat pemerintah dalam memberika.n
dan administratif yang diperlukan untuk jasanya harus secara tepat semenjak saat pertama
mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis (right the first time), disampng memenuhi
pelayanannya. janjinya.
3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan 3. Daya tanggap (responsiveness), artinya kemauan
dan kepastian petugas yang memberikan atau kesiapan para aparat pemerintah untuk
pelayanan. memberikan jasa yang dibutuhkan masyarakat
4. Kedislipinan petugas pelayanan, yaitu 4. Kemampuan (competence), artinya setiap aparat
kesungguhan petugas dalam memberikan pemerintah dalam suatu SKPD memiliki
pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan
kerja sesuai ketentuan yang berlaku. agar dapat memberikan jasa tertentu.
5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu 5. Kesopanan (courstesy), meliputi sikap sopan,
kejelasan wewenang dan tanggungjawab petugas respek, perhatian dan keramahan yang dimiliki
dalam penyelenggaraan dan penyelesaian para contact personel (seperti resepsionis,
pelayanan. operator telepon, dan lain-Iain).
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat 6. Kredibilitas (credibility), yaitu sifat jujur dan
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama
unit pelayanan (SKPD), reputasi unit pelayanan, 3. Kejelasan dan kepastian (transparan),
karakteristik pribadi contact personel, dan mengandung akan arti adanya kejelasan dan
interaksi dengan pelanggan. kepastian mengenai :
7. Keamanan (security), yaitu aman dari bahaya, a. Prosedur/tata cara pelayanan.
resiko, atau keraguan. Aspek ini meliputi b. Persyaratan pelayanan, baik persyaratan
keamanan secara fisik (physical safety), teknis maupun persyaratan administratif.
keamanan financial (financial security), dan c. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang
kerahasiaan (confidentiality). dan bertanggung jawab dalam memberikan
8. Akses (access) meliputi kemudahan untuk pelayanan;
dihubungi atau ditemui, Berarti lokasi layanan d. Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara
jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu pembayarannya.
yang tidak terlalu lama, saluran komunikasi unit e. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.
layanan mudah dihubungi, dan lain-lain. 4. Keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara
9. Komunikasi (communication), artinya persyaratan, satuan kerja/pejabat
memberikan informasi kepada pelanggan dalam penanggungjawab pemberi pelayanan, waktu
bahasa yang dapat mereka pahami, serta selalu penyelesaian, rincian waktu/tarif serta hal-hal lain
mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib
10. Pemahaman terhadap pelanggan (understanding diinformasikan secara terbuka agar mudah
the customer), yaitu usaha untuk memahami diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik
kebutuhan pelanggan. diminta maupun tidak diminta.
5. Efisiensi, mengandung arti :
Penerapan pendekatan servqual tersebut a. Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada
memperhatikan pengukurannya terhadap dua dimensi hal-hal berkaitan langsung dengan pencapaian
yang terkait yaitu, disatu sisi penilaian servqual sasaran pelayanan dengan tetap
diiakukan pada dimensi konsumen (consumer), memperhatikan keterpaduan antara
sedangkan disisi lain penilaian juga dilakukan pada persyaratan dengan produk pelayanan yang
dimensi provider (penyedia layanan) atau secara berkaitan.
lebih operasional terhadap kemampuan kuaiitas b. Dicegah adanya pengulangan pemenuhan
layanan dari mereka yang ada tingkat frontline persyaratan, dalam hal proses pelayanan
service. Dengan melakukan penilaian terhadap dua masyarakat yang bersangkutan
dimensi tersebut maka akan terlihat kesenjangan atau mempersyaratkan adanya kelengkapan
gap antara harapan dan kenyataan yang dialami oleh persyaratan dari satuan kerja/instansi
para pengguna layanan tersebut. Perbedaan ini terjadi pemerintah lain yang terkait.
antara persepsi manajemen (hingga front-line 6. Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti
service) terhadap harapan-harapan konsumen pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat
tersebut. Dalam menjelaskan perbedaaan tersebut diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
Zeithaml-Parasuraman-Berry (1990) memaparkan ditentukan.
terdapat lima kesenjangan dalam service quality, 7. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan
yaitu, pertama, kesenjangan antara harapan cepat menanggapi apa yang menjadi masalah,
konsumen dengan persepsi manajemen. Terjadi kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang dilayani.
antara dimensi konsumen dengan dimensi 8. Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap apa yang
manajemen pada tingkat atas. menjadi tuntutan, keinginan dan aspirasi
Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan masyarakat yang dilayani yang senantiasa
publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan mengalami tumbuh kembang.
responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur
pemerintah) dengan ciri sebagai berikut : 8. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian
apa yang menjadi tujuan dan sasaran; Hasil analisis karakteristik responden menunjukkan
2. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara bahwa usia responden bervariasi, mulai dari usia 20-
pelayanan diselenggarakan secara mudah, cepat, 30 sebanyak 35%, usia 31-40 sebanyak 24%, usia
tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan 41-50 sebanyak 33% dan usia 51-50 sebanyak 8%
mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang (Gambar1). Berdasarkan jenis kelamin responden
meminta pelayanan; perempuan yang diwawancarai sebanyak 34% dan
responden laki-laki sebanyak 66% (Gambar 2).
Gambar 1 Data Klasifikasi Usia responden Gambar 2 Data Jenis Kelamin Responden

Berdasarkan data pendidikan, responden pengguna sebanyak 5 orang (3%). (Gambar 3) 3). Berdasar data
layanan public sebanyak 68 orang (45 %) adalah jenis pekerjaan, responden pengguna layanan public
tamatan SMA, kemudian Sarjana S1 38 orang (25,33 yang paling banyak adalah wiraswasta sebanyak 74
%), tamat SMP yaitu sebanyak 19 responden (13( orang (49,34 %), pegawai swasta 54 orang (36 %),
%), tamat Diploma yaitu sebanyak 13 orang (12,67%) , mahasiswa 19 orang (12,67 %) dan
responden (9 %) dan tamat SD sebanyak 7 orang pelajar 3 orang ( 2%). (Gambar 4)
(5%)
%) dan yang terakhir adalah tamat Sarjana S2

Gambar 3 Data Pendidikan Responden Gambar 4 Data Jenis Pekerjaan Responden

Pada Tabel 2 menunjukkan gambaran hasil kenyamanan lingkungan dan kemanan lingkungan.
penilaian seluruh indikator yang diteliti dalam Sementara terdapat dua indikator yang menurut
penelitian ini. Dari keempat belas indikator responden kategorinya tidak baik yaitu kecepatan
penelitian tersebut terdapat dua belas indikator yang pelayanan dan kepastian jadwal pelayanan. Indikator
dapat dikatakan dalam kategori yang baik, keempat yang menurut responden dalam kondisi yang paling
belas indikator tersebut adalah : prosedur pelayanan, baik dilihat dari nilai rata-rata
rata unsur adalah indikator
persyaratan pelayanan, kejelasan petugas pelayanan, prosedur kenyamanan lingkungan dan kepastian
kedisiplinan petugas pelayanan, tanggung jawab biaya pelayanan sementara indikator yang menurut
petugas pelayanan, kemampuan petugas layanan, responden paling buruk kondisinya adalah indikator
keadilan mendapatkan pelayanan, kesopanan dan kecepatan pelayanan.
keramahan petugas, kepastian biaya pelayanan,
pelayan

Tabel 2
Nilai Rata-rata
ta Unsur dari Unit Pelayanan pada BP2T kota Tanjungpinang

No Unsur pelayanan Bobot rata-rata Nilai rata- Keterangan


unsur rata unsur
1 Prosedur Pelayanan 389 2,59 Baik
2 Persyaratan Pelayanan 391 2,61 Baik
3 Kejelasan Petugas Pelayanan 401 2,67 Baik
4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan 380 2,53 Baik
5 Tanggungjawab petugas 403 2,68 Baik
6 Kemampuan petugas layanan 397 2,65 Baik
7 Kecepatan pelayanan 300 2,00 Tidak baik
8 Keadilan mendapatkan pelayanan 439 2,93 Baik
9 Kesopanan dan keramahan petugas 435 2,90 Baik
10 Kewajaran biaya pelayanan 408 2,72 Baik
11 Kepastian biaya pelayanan 427 2,85 Baik
12 Kepastian jadwal pelayanan 336 2,24 Tidak baik
13 Kenyamanan lingkungan 446 2,97 Baik
14 Keamanan lingkungan 447 3,13 Baik
Sumber : Data Primer (diolah)
.
Berdasarkan data dalam Tabel 2 maka nilai kinerja yang tidak baik. Dari 14 indikator yang
indeks secara keseluruhan diperoleh angka indek diteliti ada 12 indikator dengan kategori pelayanan
sebesar 2,66. Dengan demikian nilai indeks unit yang baik dan mampu memuaskan penggunan jasa
pelayanan hasilnya dapat disimpulkan sebagai sedangkan 2 indikator lainnya masuk dalam kategori
berikut : tidak baik sehingga perlu adanya pembenahan dalam
a. Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x hal pelayanan.
Nilai penimbang = 2.660 x 25 = 66,492 Dua belas indikator yang masuk dalam kategori
b. Mutu pelayanan B. baik adalah : prosedur
rosedur pelayanan, persyaratan
c. Kinerja unit pelayanan Bagus. pelayanan, kejelasan
ejelasan petugas pelayanan, kedisiplinan
petugas, tanggung
anggung jawab petugas, kemampuan
Berdasarkan perhitungan di atas, secara petugas pelayanan, keadilan
eadilan mendapatkan pelayanan,
keseluruhan indeks kepuasan masyarakat akan kesopanan dan keramahan petugas, kkewajaran biaya
pelayanan di BP2T Tanjungpinang dapat dikatakan pelayanan, kepastian biaya pelayanan dan
dalam
alam kondisi yang baik, namun perlu digarisbawahi kenyamanan lingkungan dan keamanan
eamanan lingkungan
bahwa kualitas pelayanan masih harus sedangkan 2 indikator dalam lam kategori tidak baik
ditingkatkan karena masih ada beberapa indikator adalah kecepatan petugas dan kepastian
epastian jadwal
maupun sub indikator yang indeksnya menunjukkan pelayanan

Sumber: Data primer (diolah)

Gambar 4 Nilai Rata-rata Unsur dari Unit Pelayanan

Analisis ini dapat dilakukan dengan cara diperoleh dengan cara mengalikan masing-masing
masing
menghitung nilai indeks dari unit pelayanan kinerja nilai rata-rata
rata unsur dengan bobot nila
nilai rata-rata
secara keseluruhan, adapun nilai indeks dapat tertimbang.

Tabel 3
Hasil Pengukuran Kinerja secara Keseluruhan
No Indikator Hasil Pengukuran
1 Prosedur Pelayanan Mudah
2 Persyaratan Pelayanan Sesuai
3 Kejelasan Petugas Pelayanan Jelas
4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan Disiplin
5 Tanggungjawab petugas Tanggungjawab
6 Kemampuan petugas layanan Mampu
7 Kecepatan pelayanan Kurang cepat
8 Keadilan mendapatkan pelayanan Adil
9 Kesopanan dan keramahan petugas Sopan dan ramah
10 Kewajaran biaya pelayanan Wajar
11 Kepastian biaya pelayanan Pasti
12 Kepastian jadwal pelayanan Kadang-kadang tepat
13 Kenyamanan lingkungan Nyaman
14 Keamanan lingkungan Aman
Sumber : Data Primer (diolah)

Pelayanan publik yang dilakukan oleh BP2T Sabtu dengan jam kerja hari Senin-Jumat jam 8.00
Kota Tanjungpinang sudah cukup baik dan cukup 16.00 WIB dan hari Sabtu jam 08.00-15.00 WIB.
memuaskan masyarakat. Dua indikator yang Beberapa pengguna layanan public sering
menyebabkan ketidakpuasan masyarakat pada memanfaatkan pihak ke tiga untuk melakukan
kecepatan petugas rata-rata pada pengurusan Ijin pengurusan ijin. Masyarakat tersebut ada yang tidak
Mendirikan Bangunan karena pengurusan ijin ini mau melakukan pengurusan sendiri karena berbagai
sebelumnya melibatkan beberapa pihak untuk alasan antara lain karena sibuk, tidak mengetahui
melakukan pengecekan di lokasi tempat mendirikan cara pengurusannya dan ingin mendapatkan
bangunan sehingga ijin yang dikeluarkan oleh BP2T penyelesaian pengurusan ijin lebih cepat dari waktu
kota Tanjungpinang membutuhkan waktu yang yang telah ditetapkan. Mereka bersedia membayar
melebihi standar yang telah dijanjikan. Layanan yang kepada pihak ketiga dengan memberikan biaya yang
sekarang sudah mulai ditingkatkan oleh pihak BP2T lebih mahal dibandingkan dengan yang ditetapkan
terutama untuk pengurusan IMB karena pengurusan oleh kantor BP2T kota Tanjungpinang. Hal ini
ijin sudah dikelola sendiri dengan menugaskan menyebabkan pengguna layanan yang mengurus ijin
karyawan BP2T sendiri untuk melakukan sendiri sesuai dengan prosedur yang ada tergeser
pengecekan lokasi tempat mendirikan bangunan. waktunya oleh pengguna layanan yang menggunakan
Pelayanan publik yang dilakukan oleh BP2T pihak ketiga yang lebih mengenal dengan petugas
Kota Tanjungpinang sudah cukup baik dan cukup layanan.
memuaskan masyarakat. Dua indikator yang Hasil penilaian indeks kepuasan masyarakat
menyebabkan ketidakpuasan masyarakat pada BP2T kota Tanjungpinang pada kenyamanan
kecepatan petugas rata-rata pada pengurusan Ijin lingkungan sudah memberikan nilai yang baik karena
Mendirikan Bangunan karena pengurusan ijin ini ruangan yang bersih dan ber AC, tetapi sebenarnya
sebelumnya melibatkan beberapa pihak untuk pada kenyataannya masih ada kekurangan untuk
melakukan pengecekan di lokasi tempat mendirikan kepemilikan gedung BP2T karena sarana gedung
bangunan sehingga ijin yang dikeluarkan oleh BP2T yang digunakan masih menyewa.
kota Tanjungpinang membutuhkan waktu yang Dengan demikian, pihak BP2T kota
melebihi standar yang telah dijanjikan. Layanan yang Tanjungpinang harus lebih meningkatkan layanan
sekarang sudah mulai ditingkatkan oleh pihak BP2T kepada masyarakat yang tidak menggunakan jasa
terutama untuk pengurusan IMB karena pengurusan pihak ketiga agar mereka bisa mendapatkan
ijin sudah dikelola sendiri dengan menugaskan pelayanan yang seimbang dan sesuai dengan standar
karyawan BP2T sendiri untuk melakukan yang sudah ditetapkan oleh BP2T kota
pengecekan lokasi tempat mendirikan bangunan. Tanjungpinang serta tidak membedakan pelayanan
BP2T kota Tanjungpinang juga sudah dengan masyarakat yang memanfaatkan jasa pihak
menyediakan kotak saran untuk menampung ketiga.
ketidakpuasan atas layanan dari masyarakat, tetapi Upaya yang sudah dilakukan oleh kantor BP2T
rata-rata masyarakat yang melakukan pengurusan ijin kota Tanjungpinang yaitu sudah mulai memperbaiki
tidak mengisi kotak saran sehingga kotak saran yang secara bertahap system pelayanan yang online, tetapi
diharapkan bisa sebagai evaluasi ternyata hasilnya masih belum sempurna karena baru beberapa bagian
tidak maksimal. yang menggunakan system teraplikasi dan online.
Pengukuran ketidakpastian jadwal layanan Pemerintah kota Tanjungpinang sebagai
hasilnya dinilai kurang baik menunjukkan bahwa ibukota propinsi mulai berkembang baik pada sector
masyarakat masih belum cukup puas dengan jadwal perdagangan, industry, pariwisata dan pembangunan
layanan yang ada. Pada kenyataannya, BP2T kota perumahan, infrastruktur serta fasilitas umum yang
Tanjungpinang sudah memberikan waktu layanan ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah
yang sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan masyarakat yang mengurus perijinan. Banyaknya
tetapi masyarakat pengguna layanan sering jumlah masyarakat kota Tanjungpinang yang
mengabaikan waktu yang telah ditetapkan untuk memanfaatkan layanan perijinan di BP2T
proses pengurusan. BP2T kota Tanjungpinang menyebabkan beban kerja yang lebih banyak bagi
memberikan layanan setiap hari mulai hari Senin- karyawan dengan jumlah karyawan yang kurang
sesuai untuk memberikan layanan yang cepat kepada
masyarakat. Oleh karena itu, pihak BP2T kota Saran
Tanjungpinang sebaiknya menambah jumlah Untuk menjaga kepercayaan masyarakat akan
karyawan dan menambah kesejahteraan bagi pelayanan pengurusan perizinan yang berkualitas dan
karyawan karena insentif yang rendah tidak sesuai memperhatikan kepentingan masyarakat maka ada
dengan beban pekerjaan. Diharapkan dengan beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk
meningkatnya kesejahteraan karyawan akan lebih memperbaiki kinerja di BP2T kota Tanjungpinang,
memberikan layanan yang cepat dan bersih kepada yaitu :
masyarakat tanpa menyalahgunakan kepentingan 1. Ketepatan waktu petugas menyelesaikan
masyarakat yang membutuhkan layanan public pelayanan
sehingga bisa tercipta system pemerintahan yang Ketepatan waktu pelayanan ini meliputi
baik (good governance) pelayanan teknis dan administrasi, kedua
pelayanan ini harus berjalan seimbang dan
9. Kesimpulan dan Rekomendasi terpadu. BP2T kota Tanjungpinang sebaiknya
menyusun dan menetapkan Standar Operasional
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah Prosedur yang diinformasikan kepada masyarakat
dipaparkan dalam bab sebelumnya, maka dapat terutama bagi yang mengurus perizinan agar
diambil suatu kesimpulan berikut ini : masyarakat yang berkepentingan mengetahui
1. Bila dilihat berdasarkan komposisi pengunjung dengan pasti jadwal pelayanan dan bisa
yang ingin mendapatkan pelayanan pengurusan mendapatkan proses izin dengan cepat. BP2T
perizinan di BP2T kota Tanjungpinang ditemukan menyusun dan mengevaluasi Standar Pelayanan
kenyataan bahwa pengunjung yang datang dari Minimum yang disesuaikan dengan setiap jenis
latar belakang yang berbeda yaitu dari kalangan layanan perizinan yang diberikan kepada
pelajar, pengusaha, karyawan swasta dan masyarakan pengguna jasa layanan.
mahasiswa. Hal ini dapat dikatakan bahwa 2. Kemampuan intelektual dan administrasi petugas
kualitas pelayanan di BP2T kota Tanjungpinang Menempatkan sumber daya yang memiliki skill
dinilai baik sehingga kepuasan masyarakat dan trampil sesuai dengan bidang keahlian dan
pengguna jasa diharapkan meningkat. pendidikan diharapkan dapat mendukung
2. Dari 14 Indikator pelayanan yang diteliti terdapat aktivitas pelayanan masyarakat dan
2 indikator dengan kategori tidak baik yaitu : meningkatkan kualitas kinerja di BP2T kota
kecepatan petugas pelayanan dan kepastian Tanjungpinang sehingga petugas layanan bisa
jadwal pelayanan. Selain itu juga terdapat 12 memberikan proses layanan yang lebih cepat.
indikator yang berkategori baik dalam hal 3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan
pelayanannya, kedua belas indikator tersebut memberikan insentif penggajian sesuai dengan
adalah : prosedur pelayanan, persyaratan beban kerja.
pelayanan, kejelasan petugas pelayanan, 4. Kebersihan dan kerapian lingkungan tempat
kedisiplinan petugas pelayanan, tanggung jawab pelayanan
petugas pelayanan, kemampuan petugas layanan, Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang
keadilan mendapatkan pelayanan, kesopanan dan bersih, nyaman bagi masyarakat yang
keramahan petugas, kewajaran biaya pelayanan, berkepentingan dan tempat parkir kendaraan yang
kepastian biaya pelayanan, kenyamanan aman.
lingkungan dan keamanan lingkungan. 5. Ketersediaan fasilitas pendukung pelayanan
3. Pengukuran nilai IKM secara keseluruhan Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
menunjukkan hal yang positf dan dikategorikan cukup memberikan kenyamanan bagi pengguna
dalam kondisi yang baik atau bagus. Hal ini dapat layanan. Fasilitas penunjang seperti ruang tunggu,
dilihat dari kualitas pelayanan yang diukur jumlah kursi yang memadai dan ruangan ber AC.
berdasarkan indilator yang telah ditentukan. Hal Pemerintah kota Tanjungpinang sebaiknya dapat
ini berarti lebih dari setengah item berada dalam menyediakan sarana gedung dengan kepemilikan
kondisi tidak bagus sehingga untuk periode sendiri dan bukan menyewa gedung.
berikutnya bisa digunakan sebagai dasar untuk 6. Kemutahiran dan kelengkapan sarana dan
mengevaluasi kinerja karyawan BP2T kota prasarana
Tanjungpinang dalam upaya peningkatan kualitas Kemutakhiran dan kelengkapan sarana prasarana
pelayanan pengurusan perizinan. Prioritas diharapkan dapat mendukung waktu proses
peningkatan kinerja berada pada indikator layanan perizinan misalnya dengan menggunakan
kecepatan pelayanan dan kepastian jadwal system pelayanan yang on-line, sehingga
pelayanan karena masyarakat berharap waktu masyarakat yang berkepentingan tidak menunggu
pelayanan yang lebih cepat dan tidak terlalu lama terlama dan sudah mengetahui jadwal yang pasti
menunggu untuk mendapatkan izin yang diurus di untuk mendapatkan perizinan.
BP2T kota Tanjungpinang.
Daftar Pustaka Moenir.2006, Pengertian Pelayanan Publik. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
Badan Pusat Statistik Kota Tanjungpinang, 2010. Mote, Frederik, 2008, Analisis Indeks Kepuasan
Tanjungpinang Dalam Angka 2010. Masyarakat (IKM) terhadap Pelayanan Publik
Danim, Sudarwan, 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif, di Puskesmas Ngesrep Semarang, Universitas
Bandung : Pustaka Setia Diponegoro.
Denhardt, Janet V. and Denhardt, Robert B.2003, Osborn David and Plastrik, 1997, Banishing
The New Public Service : Serving, not Steering, Bureacracy (The Five Strategy for Reinventing
New York, M.E. Sharpe, Inc. Government), Addison-Wesley Publishing, Inc.
Dwiyanto,Agus, 1995, Penilaian Kerja Organisasi New York.
Pelayanan Publik, Makalah disampaikan pada ------------------and Peter Hutchinson, 2004, The
Seminar Kinerja Organisasi Publik, Fisipol Price of Government, Getting the Result We
UGM, Yogyakarta. Need In An Age of Permanent Fiscal Crisis,
Dwiyanto, Agus, Partini, Ratmito, Wicaksono, Cambride,MA:Basic Books
Bambang, Tamtiari, Wini, Kusumasari, ------------------and T Gaebler, 1992. Reinventing
Beveola, nuh, Muhammad, 2002, Reformasi Government: How the Entrepreneurial spirit is
Birokrasi Publik di Indonesia, diterbitkan Pusat trasforming the public sector,
Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, Reading,MA:Addison-Wesley.
Galang Printika, Yogyakarta. Rasyid Ryaas, 1998, Desentralisasi dalam
Dwiyanto, Agus, dkk.2003, Reformasi Tata Menunjang Pembangunan Daerah dalam
pemerintahan dan Otonomi Daerah, Pusat Pembangunan Administrasi di Indonesia,
studi Kepedudukan dan Kebijakan Universitas Pustaka LP3ES, Jakarta.
Gajah Mada, Yogyakarta. Rasyid, Muhammad Ryaas, 2002. Makna
Fathor, 2010, Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat Pemerintahan Tinjauan dari Segi Etika dan
terhadap Pelayanan Publik BRSUD Kabupaten Kepemimpinan. Bandung: PT. Mutiara Sumber
Bangkalan Madura, Jurnal Studi Manajemen, Widya.
vol 4 no 1 April Ratminto dan Winarsih, Atik Septi. 2005,
Gasperz, Vincent, 1997. Manajemen Kualitas Dalam Manajemen Pelayanan, Pustaka Pelajar,
Industri Jasa, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta Jogjakarta.
_________, 1997, Total Quality Management, PT. Ratminto & Atik SW. 2005. Manajemen Pelayanan :
Gramedia Pustaka, Jakarta Gerson, Richard F., Pengembangan Model Konseptual, Penerapan
2002, Mengukur Kepuasan Pelanggan, Citizens Charter & SPM. Yogyakarta : Pustaka
Terjemahan, PPM, Jakarta. Pelajar.
Husein Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi Tjiptono, Fandy, 2002, Manajemen Jasa, Cetkan
dan Tesis Bisnis. Cetakan ke-6. Jakarta: PT ketiga, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Raja Grafindo Persada. Tjiptono, Fandy., 1997, Prinsip-prinsip Total Quality
Islamy, Muhammad Irfan, 1984, Prinsip-Prinsip (TQS)Yogyakarta : Penerbit ANDI
Perumusan Kebijaksanaan Negara, Bumi Warella, Y. 1997, Administrasi Negara dan Kualitas
Aksara, Jakarta. Pelayanan Publik Pidato Pengukuhan jabatan
-------------------------------, 1998, Agenda Kebijakan Guru Besar Madya ilmu Administrasi Negara.
Reformasi Administrasi Negara. Pidato Semarang, Universitas Diponegoro.
Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam Ilmu Wirawan, 2002, Kapita Selekta Teori Kepemimpinan
Kebijakan Publik pada FIA UNIBRAW Malang. Pengantar untuk Praktek dan Penelitian,
Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawas Yayasan Bangun Indonesia & Uhamka Press,
Keuangan dan Pembangunan RI, 2000, Jakarta.
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Zeithaml, Valarie A., (et.al), 1985, Servqual : A
Kinerja Instansi Pemerintah. Multiple-Item Scale for Measuring Consumer
----------------------------------------, 1999, Pengukuran Perceptions of Service Quality dalam Journal of
Kinerja Instansi Pemerintah. Retailing, Spring.
----------------------------------------, 2000, Zeitham Valarie; Parasuraman and Leonard Berry,
Akuntabilitas dan Good Governance. 1990, Delivering Quality Service, Balancing
Customer Perceptions and Expectation, New
York, The Free Press

Anda mungkin juga menyukai