Angular Cheilitis
Angular Cheilitis
Diajukan untuk memenuhi tugas skill lab blok Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan
Di susun oleh :
Lubna
111610101008
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
senantiasa memberikan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita, sehingga
kelompok kami dapat menyusun laporan ini, meskipun kami menyadari masih ada
beberapa kekurangan di dalamnya.
Dalam makalah ini membahas tentang Angular Cheilitis.Semoga bisa
bermanfaat, khususnya bagi kalangan mahasiswa yang bertujuan untuk menggali
pengetahuan serta untuk memperoleh ilmu di dalamnya.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drg.Kiswaluyo M,Kes dan drg.Zahara Meylawati M,Kes selaku dosen
pembimbing pada skill lab Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan yang telah
memberi bimbingan dan waktu untuk menyelesaikan laporan ini.
2. Seluruh pihak yang telah banyak membantu penulisan laporan ini.
Akhirnya kami pun berharap, semoga laporan ini bisa memenuhi syarat
untuk tugas tutorial. Dan kami pun berharap semoga Allah SWT meridhoi amal
usaha kami juga memberikan balasan kebaikan yang lebih baik. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Angular cheilitis
2. Mengetahui etilogi dari Angular cheilitis
3. Mengetahui gambaran klinis dari Angular cheilitis
4. Mengetahui pathogenesis terjadinya Angular cheilitis
5. Mengetahui cara pencegahan dan perawatan dari Angular cheilitis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk
tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan
berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan
membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang
mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat
lonjong dengan ukuran 2-5 x 3-6 hingga 2-5,5 x 5-28 . (Lodder,1970)
Kemampuan Candida berubah bentuk menjadi pseudohifa merupakan
salah satu faktor virulensi. Bentuk hifa mempunyai virulensi yang lebih tinggi
dibanding bentuk spora, karena : (Vazque dan Balish dalam Anne, 2000)
I.1 Ukurannya lebih besar dan lebih sulit difagositosis oleh sel makrofag,
sehingga mekanisme diluar sel untuk mengeliminasi hifa dari jaringan
terinfeksi sangatlah penting.
II.1 Terdapatnya titik-titik blastokonidia multipel pada satu filamen sehingga
jumlah elemen infeksius yang ada lebih besar
Angular Cheilitis sering terjadi pada dekade pertama dan kedua pada
kehidupan manusia, dan lebih banyak dijumpai pada anak- anak . Etiologi Angular
Cheilitis adalah infeksi jamur Candida albicans, bakteri staphylococcus atau
streptococcus. Sedangkan faktor-faktor penyebabnya adalah defisiensi zat besi,
denture sore mouth, avitaminosis, kebiasaan bernafas melalui mulut, kebiasaan
mengeluarkan air ludah atau membasahi bibir dan sudut-sudutnya dengan air
ludah, kemudian bisa juga karena sensitivitas terhadap kontak agen tertentu, seperti
bahan kimia, cahaya, udara atau makanan yang dikonsumsi.( Oral Medicine: A
Colour Handbook Oleh Michael A. O. Lewis & Richard C. K. Jordan )
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Definisi
Angular cheilitis atau perleche ialah reaksi inflamasi pada sudut bibir mulut
yang sering dimulai dengan penyimpangan mukokutaneus dan berlanjut
hingga ke kulit. Angular cheilitis ini dikarakteristik oleh kemerahan yang
menyebar, bentuknya seperti fisur- fisur, kulit yang nampak terkikis, ulser
yang permukaannya berlapis dan disertai dengan gejala yang subjektif seperti rasa
sakit, rasa terbakar, dan nyeri.(Dowl W,2010)
Istilah perleche sebenarnya digunakan untuk angular cheilitis yang
disebabkan defisiensi vitamin B kompleks, namun sekarang telah digeneralisasikan
untuk semua angular cheilitis dengan berbagai etiologi. (Dowl W,2010)
III.2 Etiologi
B. Trauma
Ada banyak penyebab trauma pada rongga mulut, seperti mekanik,
kimia, dan termal. Trauma mekanis bisa disebabkan oleh:
1. Trauma cups yang tajam
2. Peralatan ortodonti
3. Menggigit bibir atau pipi
Diagnosa jenis ini biasanya tidak sulit tergantung pada posisi, bentuk dan
ukuran ulserasi yang harus sesuai dengan penyebab yang dicurigai. Ulserasi
biasanya mulai sembuh dalam 10 hari. Jika penyembuhan tidak terjadi maka
penyebab lain dari ulserasi harus dicurigai. (Hari S,2010)
C. Gigi Tiruan
Gigi tiruan termasuk etiologi yang sering terjadi, dimana
ketidaknormalan anatomi dari pemasangan gigi tiruan penuh atau sebagian
dengan stabilitas yang tidak baik, kehilangan vertikal dimensi atau lingual
yang terletak pada gigi anterior, kehilangan gigi posterior, atrisi, dan
kehilangan gigi tanpa memakai gigi tiruan. Pada kasus ini, pasien sering
mengalami bilateral angular cheilitis dan dengan periode yang lama. Selain itu,
gigi tiruan yang tidak terpasang dengan baik dapat menyebabkan penutupan
mulut yang kurang tepat sehingga menyebabkan saliva memenuhi sudutmulut
dan terjadi infeksi. Bagian- bagian yang tajam dan celah yang dihasilkan
oleh gigi tiruan yang tidak pas dapat menyebabkan angular cheilitis. Selain
itu, gigi tiruan yang tidak pas dapat menyebabkan saliva menumpuk pada sudut
mulut dan infeksi. (Murai J.J et al.,2008)
Kekurangan gizi paska usia dini mempunyai dampak yang buruk pada
masa dewasa yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik yang lebih kecil dengan
tingkat produktivitas yang lebih rendah. Dampak kekurangan gizi pada usia dini
makin menjadi penting bila memperhatikan analisis berbagai data yang ada.
Hasil- hasil analisis tersebut memperkuat hipotesa mengenai besarnya peranan
kekurangan gizi pada usia dini terhadap terjadinya penyakit degenerative pada
dewasa yang justru merupakan usia produktif.(Deritana N et al.,2007)
F. Infeksi Virus
Tidak seperti bakteri yang terdiri dari sel tunggal dan mampu
berkembang secara mandiri, virus terdiri dari fragmen nuklir kecil dikelilingi
oleh lapisan protein. Mereka tidak dapat membagi atau mereplikasi sendiri dan
untuk dapat bertahan harus mendapatkan akses hidup di dalam sel- sel hospes.
(Susan ZL,2009)
Setelah masuk mereka menggunakan proses sendiri sel inang sintetik
untuk mereproduksi dan dan dalam prosesnya sering merusak sel inang. Dalam
kasus lain, tuan rumah akan menghancurkan virally sel yang terinfeksi dalam
rangka mengkilangkan virus.( Susan ZL,2009;Irelands R,2006)
Hal ini merupakan seluler kehancuran yang bertanggungjawab untuk
banyak klinis fitur dari infeksi virus yang mempengaruhi rongga mulut. Waktu
yang dibutuhkan bagi virus untuk menginfeksi host, replikasi dan untuk
kerusakan sel dan dengan demikian gejala klinis mungkin terjadi banyak hal, 3- 21
hari dan dikenal sebagai masa inkubasi. ( Susan ZL,2009;Irelands R,2006)
Kebanyakan virus dengan infeksi berat antara 10 dan 14 hari, setelah tuan
rumah telah merespon kekebalan tubuh yang efektif dan infeksi terselesaikan.
Infeksi lain kurang virulen mungkin berlangsung hanya beberapa hari. Pada
infeksi virus umumnya mempengaruhi kelompok usia yang lebih muda dan
infeksi virus yang terjadi pada kelompok usia yang lebih tua kemungkinan
imunosupresi yang mendasarinya. ( Susan ZL,2009;Irelands R,2006)
Menurut Stannus, lesi ini ditandai dengan adanya fisur-fisur dan eritema
pada sudut mulut yang menyebar sampai ke bawah bibir dan kemungkinan meluas
ke mukosa pipi. Angular cheilitis memiliki nama lain perleche, angular cheilosis
dan angular stomatitis.
Gejala awal Angular cheilitis ialah rasa gatal pada sudut mulut dan
terlihat tampilan kulit yang meradang dan bintik merah. Pada awalnya, hal ini
tidak berbahaya, tetapi akan terasa nyeri di sudut mulut dan mudah berdarah
yang dikarenakan oleh gerakan mulut seperti tertawa ataupun berbicara.
Tingkat keparahan inflamasi ini ditandai dengan retakan sudut mulut dan
beberapa pendarahan saat mulut dibuka.(Murai J.J et al.,2008)
Secara umum angular cheilitis mempunyai simtom utama bibir kering,
rasa tidak nyaman, adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur (celah) yang diikuti
dengan rasa terbakar pada sudut mulut. Yang paling sering sebagai daerah eritema
dan udema yang berbentuk segitiga pada kedua komisura atau dapat berupa atropi,
eritema, ulser, krusta dan pelepasan kulit sampai terjadi eksudasi yang berulang.
Reaksi jangka panjang, terjadi supurasi dan jaringan granulasi. (Murai J.J et
al.,2008)
Pada angular cheilitis yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi, dapat
terlihat penipisan papilla lidah (depapillated tongue) dikarenakan defisiensi besi.
Lidah yang merah dan berkilat (depapillated glossy red tongue) pada pasien
dengan defisiensi asam folat, atau lidah ungu kemerahan (reddish-purple
depapillated tounge) pada defisiensi vitamin B. Angular cheilitis yang disertai
alopesia, diare dan ulserasi oral non-spesifik yang biasanya terdapat di lidah dan
mukosa bukal, dapat diduga dikarenakan defisiensi seng.Lesi terjadi bilateral yang
iasanya meluas beberapa mm dari sudut mulut pada mukosa pipi dan ke lateral
pada kulit sirkum oral 1-10 mm.Dasar lesi lembab,adanya fissure yang
tajam,vertical dari tepi vermilion bibir dan area kulit yang berdekatan.Secara
klinis,epitel pada komisura terlihat mengerut dan sedikit luka.Pada waktu mengerut
,menjadi lebih jelas terlihat ,membentuk satu atau beberapa fissure yang
dalam,berulserasi tetapi tidak cenderung berdarah .Walaupun dapat berbentuk
krusta yang bernanah pada permukaan,fisur ini tidak melibatkan permukaan
mukosa pada komisura di dalam mulut , tetapi berhenti pada mucocutan junctional.
(Lubis S,2006)
III.4 Patogenesis
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Jaringan mulut dihuni oleh mikroflora yang unik dan salah satunya adalah
Candida albicans yang bersifat oportunistik yang jika ada kesempatan dapat
berkembang biak dengan cepat sehingga dapat menyebabkan kerusakkan
jaringan.Salah satu infeksi yang diakibatkan oleh Candida albicans ialah Angular
cheilitis yang merupakan suatu radang pada daerah sudut mulut .Radang ini dapat
terjadi karena didukung oleh factor penunjang pada infeksi candida yang meliputi
factor local dan sistemik.
DAFTAR PUSTAKA