Anda di halaman 1dari 21

Sumayyah binti Khabath adalah seorang yatim-piatu, budaknya Abu Hudzaifah bin Mughirah dari suku Makhzum.

Suatu ketika datanglah seorang pemuda yang bernama Yasir bin Amir al-Kinani bersama dua orang saudaranya
yaitu al-Harits dan Malik dari Yaman menuju kota mekkah. Bertujuan mencari saudara mereka yang sudah lama
menghilang. Alhasil mereka tak sedikitpun mendapatkan informasi tentang saudarannya itu, sehingga saudara-
saudara Yasir berniat untuk kembali ke Yaman. Namun, Yasir tetap tinggal di Makkah karena negeri itu sangat
menarik hatinya dan memutuskan untuk hidup di sana.
Sebagai orang asing, Yasir menyadari ia harus mencari seseorang yang dapat menjaga diri nya dari kerasnya
kehidupan di zaman yang berhukum dengan hukum rimba, siapa yang kuat ia yang berkuasa, tak ada tempat
untuk orang yang lemah.

Akhirnya Yasir menjadikan Abu Hudzaifah sebagai saudara angkatnya. Abu Hudzaifah melihat sifat dan akhlak
baik Yasir, sehingga hati Abu Hudzaifah tertarik dan memutuskan untuk menjodohkan Yasir dengan budak nya
Sumayyah. Maka menikahlah Sumayyah dengan Yasir. Allah mengkaruniakan mereka seorang anak yang diberi
nama Ammar bin Yasir, kebahagiaan mereka semakin sempurna ketika Abu Hudzaifah membebaskan Sumayyah
dan keluarganya dari statusnya sebagai budak. Namun,tidak lama setelah itu Abu Hudzaifah meninggal dunia.

Keluarga Sumayyah hidup di bawah perlindungan Bani Makhzum hingga Ammar menginjak dewasa sedangkan
Sumayyah -Yasir memasuki usia tua. Mereka sekeluarga bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Rasullulah adalah utusan Allah. Keislaman keluarga Sumayyah terdengar sampai kepada para pembesar Makkah.
Saat kaum Quraisy mengetahui Sumayyah sudah memeluk Islam, mereka menyerbu rumahnya. Mereka sekeluarga
ditangkap dan dibawa ke depan khalayak untuk disiksa. Sumayyah tidak takut dengan perlakuan kaum musyrikin
yang menyiksa dan membunuh siapapun yang diketahui telah memeluk Islam.

Tiba-tiba Abu jahal mengarahkan tombaknya kearah keluarga Summayah,seraya berkata di depan khalayak Kali
ini saya tidak akan bebaskan mereka bertiga sehingga mereka mengaku berhala-berhala kita sebagai Tuhan
mereka,

Mereka berhenti di kawasan yang dipenuhi bongkah batu besar. Yasir, Amar dan Sumayyah diikat pada bongkah
batu yang panas di padang pasir. Kaki dan tangan mereka diikat sangat ketat sehingga tidak dapat bergerak. Kaum
Quraisy benar-benar kejam dalam memperlakukan keluarga Yasir. Sekalipun mereka telah kepayahan menahan
sakit dan panasnya matahari serta menahan rasa haus yang teramat sangat. Abu Jahal dan pengikut setianya
tertawa melihat penderitaan itu.

Sumayyah, Yasir dan Ammar hanya bisa bersabar dan menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Tiba-tiba
Rasullullah saw lewat dan melihat penyiksaan yang dialami Sumayyah, Yasir dan Ammar. Lalu beliau bersabda
"Berbahagialah wahai keluarga Ammar karena sesungguhnya kalian telah dijanjikan masuk surga.Siksaan demi
siksaan terus dilakukan oleh kaum Quraisy yang dipimpin oleh Abu Jahal.

Kamu akan disiksa dengan lebih buruk seandainya kamu tidak mau meninggalkan agama yang dibawa oleh
Muhammad. Kamu akan dibebaskan jika kamu mengakui berhala-berhala ini sebagai Tuhan dan mereka lebih baik
dari Tuhan yang dibawa Muhammad, kata Abu Jahal sembari mengambil cambuk untuk menakut-nakuti Yasir,
Sumayyah dan Ammar.

Kami tidak akan mengakui berhala-berhala itu sebagai Tuhan kami. Hanya Allah Tuhan kami, balas Yasir
dengan tenang.
Abu Jahal marah mendengar perkataan Yasir. Ia dan pengikutnya mulai menyambuk tubuh Yasir, Sumayyah dan
Ammar dengan kejam. Hingga darah mengalir dari tubuh mereka yang terikat pada bongkah batu yang panas.

Kita lihat berapa lama kamu mampu menahan siksa di tengah-tengah panas matahari ini, sindir Abu Jahal sambil
memandang wajah Yasir dan Sumayyah dengan bengis.

Tiada tuhan melainkan Allah, kata Yasir dan Sumayyah

Siksaan demi siksaan atas Yasir menyebabkan fisiknya menjadi lemah karena usianya yang sudah lanjut.
Akhirnya, Yasir menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan menyebut nama Allah tanpa menerima agama
berhala Abu Jahal.

Walaupun hati Sumayyah hancur melihat suaminya mati akibat siksaan Abu Jahal yang kejam, dia gembira karena
suaminya mati dalam menegakkan agama Allah.

Tiba-tiba Abu Jahal berkata kepada summayah Apakah kamu mau mati seperti suamimu? Lebih baik kamu
terima tawaran ini sebelum ajal kamu tiba!

Lalu Sumayyah menjawab, Jangan kamu harap saya akan menurut kata-kata kamu itu. Tiada Tuhan melainkan
Allah. Hati Sumayyah keras seperti batu, teguh keimanannya pada Allah Taala.

Kamu sudah semakin bodoh dan melawan saya! kata Abu Jahal seraya mengambil tombak dari tangan
budaknya.

Allahu Akbar. Begitulah kata terakhir Sumayyah sebelum menghembuskan nafasnya akibat tikaman tombak
Abu Jahal yang tembus kebagian atas tubuhnya.

Peristiwa pembunuhan itu terjadi pada tahun 7 Hijriah. Ia telah syahid, keteguhan dan kesabaran yang dimilikinya
dengan mulia demi mempertahankan keimanannya terhadap Allah SWT.

Sungguh luar biasa.


Namanya adalah Sumayyah binti Khayyat, hamba sahaya dari Abu Hudzaifah bin Mughirah. Beliau dinikahi oleh
Yasir, seorang pendatang yang kemudian menetap di Makkah. Karenanya, tidak ada kabilah yang dapat
membelanya, menolongnya, dan mencegah kezaliman atas dirinya. Sebab, dia hidup sebatang kara, sehingga
posisinya sulit di bawah naungan aturan yang berlaku pada masa jahiliyah.

Begitulah Yasir mendapatkan dirinya menyerahkan perlindungannya kepada Bani Makhzum. Beliau hidup dalam
kekuasaan Abu Hudzaifah, sehingga akhirnya dia dinikahkan dengan budak wanita bernama Sumayyah. Dia hidup
bersamanya dan tenteram bersamanya. Tidak berselang lama dari pernikahannya, lahirlah anak mereka berdua
yang bernama Ammar dan Ubaidullah.

Tatkala Ammar hampir menjelang dewasa dan sempurna sebagai seorang laki-laki, beliau mendengar agama baru
yang didakwahkan oleh Muhammad bin Abdullah Shallallahu alaihi wassalam kepada beliau. Akhirnya,
berpikirlah Ammar bin Yasir sebagaimana berpikirnya penduduk Makkah. Karena kesungguhan dalam berpikir
dan fitrahnya yang lururs, maka masuklah beliau ke dalam agama Islam.
Ammar kembali ke rumah dan menemui kedua orang tuanya dalam keadaan merasakan lezatnya iman yang telah
terpatri dalam jiwanya. Beliau menceritakan kejadian yang beliau alami hingga pertemuannya dengan Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam, kemudian menawarkan kepada keduanya untuk mengikuti dakwah yang baru
tersebut. Ternyata Yasir dan Sumayyah menyahut dakwah yang penuh barakah tersebut dan bahkan
mengumumkan keislamannya, sehingga Sumayyah menjadi orang ketujuh yang masuk Islam.

Dari sinilah dimulainya sejarah yang agung bagi Sumayyah yang bertepatan dengan permulaan dakwah Islam dan
sejak fajar terbit untuk yang pertama kalinya.

Bani Makhzum mengetahui akan hal itu, karena Ammar dan keluarganya tidak memungkiri bahwa mereka telah
masuk Islam bahkan mengumumkan keislamannya dengan kuat, sehingga orang-orang kafir tidak menanggapinya,
melainkan dengan pertentangan dan permusuhan.

Bani Makhzum segera menangkap keluarga Yasir dan menyiksa mereka dengan bermacam-macam siksaan agar
mereka keluar dari dien mereka, mereka memaksa dengan cara mengeluarkan mereka ke padang pasir tatkala
keadaannya sangat panas dan menyengat. Mereka membuang Sumayyah ke sebuah tempat dan menaburinya
dengan pasir yang sangat panas, kemudian meletakkan di atas dadanya sebongkah batu yang berat, akan tetapi
tiada terdengar rintihan ataupun ratapan melainkan ucapan Ahad Ahad,

Beliau ulang-ulang kata tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Yasir, Ammar, dan Bilal.
Suatu ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menyaksikan keluarga muslim tersebut yang tengah disiksa
dengan kejam, maka beliau menengadahkan ke langit dan berseru:

Bersabarlah wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah Jannah.

Sumayyah mendengar seruan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, maka beliau bertambah tegar dan optimis,
dan dengan kewibawaan imannya dia mengulang-ulang dengan berani, Aku bersaksi bahwa Engkau adalah
Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar.

Begitulah, Sumayyah telah merasakan lezat dan manisnya iman, sehingga bagi beliau kematian adalah sesuatu
yang remeh dalam rangka memperjuangkan akidahnya. Di hatinya telah dipenuhi akan kebesaran Allah Azza wa
Jalla, maka dia menganggap kecil setiap siksaan yang dilakukan oleh para taghut yang zalim. Mereka tidak kuasa
menggeser keimanan dan keyakinannya sekalipun hanya satu langkah semut.
Sementara Yasir telah mengambil keputusan sebagaimana yang dia lihat dan dia dengar dari istrinya, Sumayyah
pun telah mematrikan dalam dirinya untuk bersama-sama dengan suaminya meraih kesuksesan yang telah
dijanjikan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.

Tatkala para taghut telah berputus asa mendengar ucapan yang senantiasa diulang-ulang oleh Sumayyah, maka
musuh Allah Abu Jahal melampiaskan keberangannya kepada Sumayyah dengan menusukkan sangkur yang
berada dalam genggamannya kepada Sumayyah. Maka terbanglah nyawa beliau yang beriman dan suci bersih dari
raganya. Beliau adalah wanita pertama yang mati syahid dalam Islam. Beliau gugur setelah memberikan contoh
baik dan mulia bagi kita dalam hal keberanian dan keimanan. Beliau telah mengerahkan segala apa yang beliau
miliki dan menganggap remeh kematian dalam rangka memperjuangkan imannya. Beliau telah mengorbankan
nyawanya yang mahal dalam rangka meraih keridhaan Rabbnya. Dan mendermakan jiwa adalah puncak tertinggi
dari kedermawanannya.

11. Sumayyah
Dialah Sumayyah binti Khayyat, hamba sahaya dari Abu Hudzaifah bin Mughiroh. Beliau
dinikahi oleh Yasir, seorang pendatang yang kemudian menetap di Mekkah sehingga tidak ada
kabilah yang dapat membela, menolak dan mencegah kezaliman atas dirinya, karena dia hidup
sebatang kara. Posisinya menjadi sulit dibawah naungan aturan yang berlaku pada masa
Jahiliyah.
Begitulah Yasir mendapatkan dirinya menyerahkan perlindungannya kepada Bani Makhzum.
Beliau hidup dalam kekuasaan Abu Huzaifah. Dia akhirnya dinikahkan dengan budak wanita
bernama Sumayyah, tokoh yang kita bicarakan ini. Beliau hidup bersamanya dalam suasana yang
tenteram. Tidak berselang lama dari pernikahan tersebut, merekapun dikaruniai dua orang anak,
yaitu Ammar dan Ubaidullah
Tatkala Ammar hampir menjelang dewasa dan sempurna sebagai seorang laki-laki beliau
mendengar agama baru yang didakwahkan oleh Muhammad bin Abdullah shallallhu alaihi wa
sallam kepada beliau. Maka berfikirlah Ammar bin Yasir sebagaimana yang difikirkan oleh
penduduk Mekkah, sehingga kesungguhan beliau di dalam berfikir dan lurusnya fitrah beliau,
menggiringnya untuk memeluk Dienul Islam.
Ammar kembali ke rumah dan menemui kedua orang tuanya dalam keadaan merasakan
lezatnya iman yang telah terpatri dalam jiwanya.
Beliau menceritakan kejadian yang beliau alami hingga pertemuannya dengan Rasulullah
shallallhu alaihi wa sallam, kemudian menawarkan kepada keduanya untuk mengikuti dakwah
yang baru tersebut. Ternyata Yasir dan Sumayyah menyahut dakwah yang penuh berkah
tersebut dan bahkan mengumumkan keislamannya sehingga Sumayyah menjadi orang ketujuh
yang masuk Islam.
Dari sinilah dimulai sejarah yang agung bagi Sumayyah yang bertepatan dengan permulaan
dakwah Islam dan sejak fajar terbit untuk pertama kalinya.
Bani Makhzum mengetahui akan hal itu, karena Ammar dan keluarganya tidak memungkiri
bahwa mereka telah masuk Islam bahkan mengumumkan keislamannya dengan kuat sehingga
orang-orang kafir menyikapinya dengan menentang dan memusuhi mereka.
Bani Makhzum segera menangkap keluarga Yasir dan menyiksa mereka dengan bermacam-
macam siksaan agar mereka keluar dari dien mereka. Mereka memaksa dengan cara menyeret
mereka ke padang pasir tatkala cuaca sangat panas dan menyengat. Mereka membuang
Sumayyah ke sebuah tempat dan menaburinya dengan pasir yang sangat panas, kemudian
meletakkan diatas dadanya sebongkah batu yang berat, akan tetapi tiada terdengar rintihan
ataupun ratapan melainkan ucapan Ahad.Ahad., beliau ulang-ulang kata tersebut
sebagaimana yang diucapkan juga oleh Yasir, Ammar dan Bilal.
Suatu ketika Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam menyaksikan keluarga muslim tersebut
yang tengah tersiksa secara kejam, maka beliau menengadahkan tangannya ke langit dan
berseru :
"Bersabarlah keluarga Yasir karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga"
Sumayyah mendengar seruan Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam, maka beliau bertambah
tegar dan optimis dengan kewibawaan imannya. Dia mengulang-ulang dengan berani: "Aku
bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar".
Sehingga bagi beliau kematian adalah sesuatu yang sepele dalam rangka memperjuangkan
aqidahnya. Di hatinya telah dipenuhi kebesaran Allah Azza wa Jalla, maka dia menganggap kecil
setiap siksaan yang dilakukan oleh para Thaghut yang zhalim, yang mana mereka tidak kuasa
menggeser keimanan dan keyakinannya sekalipun hanya satu langkah semut.
Sementara Yasir telah mengambil keputusan sebagaimana yang dia lihat dan dia dengar dari
istrinya. Sumayyah pun telah mematrikan dalam dirinya untuk bersama-sama dengan suaminya
meraih kesuksesan yang telah dijanjikan oleh Rasulullah shallallhu alaihi wa sallam.
Tatkala para Thaghut telah berputus asa mendengar ucapan yang senantiasa diulang-ulang
oleh Sumayyah maka musuh Allah, Abu jahal melampiaskan keberangannya kepada Sumayyah
dengan menusukkannya sangkur yang berada dalam genggamannya ke tubuhnya. Maka
terbanglah nyawa beliau dari raganya yang beriman dan bersih. Dan beliau adalah wanita
pertama yang syahid dalam Islam. Beliau gugur setelah memberikan contoh yang baik dan mulia
bagi kita dalam hal keberanian dan keimanan, yang mana beliau telah mengerahkan segala apa
yang beliau miliki, dan menganggap remeh kematian dalam rangka memperjuangkan imannya.
Beliau telah mengorbankan nyawanya yang mahal dalam rangka meraih keridhaan Rabb-nya.
"Dan mendermakan jiwa adalah puncak tertinggi dari kedermawanan".
(Diambil dari buku Mengenal Shahabiah Nabi shallallhu alaihi wa sallam dengan sedikit
perubahan, penerbit Pustaka AT-TIBYAN)

Bibir ni sentiasa mengikuti lirik lagu Sumayyah nyanyian Hijjaz...tapi kadangkala kita lupa untuk mengetahui
dengan lebih mendalam mengenai Sumayyah. So at least bila kita dah tahu serba sedikit mengenai Sumayyah....barulah
berkesan dilubuk hati kita ni dan secara langsung...kita memahami sejarah2 dalam Islam.So aku kongsi serba sedikit info
yang aku dapat....untuk dikongsi bersama.

Sumayyah binti Khayyat (Arab: ) merupakan hamba kepada Abu Huzaifah bin Al-Mughirah iaitu seorang
pembesar Quraisy dan telah menetap bersama Abu Huzaifah sedari kecil lagi memandangkan beliau seorang anak yatim
piatu. Perwatakan beliau yang baik dan taat kepada perintah tuannya sememangnya menjadikan beliau cukup disegani
walaupun taraf beliau hanya sebagai seorang hamba yang berkulit hitam. Beliau juga ditakdirkan berkahwin dengan Yasir
yang juga bekerja dengan Abu Huzaifah. Hasil perkahwinan itu mereka dikurniakan seorang anak lelaki yang bernama
Ammar ibn Yasir.

Memeluk Agama Islam

Sumayyah sekeluarga merupakan antara individu yang terawal memeluk agama Islam yang dibawa oleh junjungan besar,
Nabi Muhammad s.a.w. di Mekah. Kisah beliau yang masih dikenang adalah saat beliau sekeluarga ditangkap oleh Abu Jahal
dan kuncu-kuncunya. Dengan ketabahan hati Sumayyah sekeluarga serta taat setianya mereka kepada Islam, mereka tidak
gentar dengan seksaan-seksaan yang dilakukan oleh Abu Jahal dan kuncu-kuncunya.

Dijanjikan Syurga

Nabi Muhammad yang melihat kejadian tersebut juga tidak mampu berbuat apa-apa. Ini kerana, tahap pengambilalihan
kekuasaan, dan penerapan Islam secara utuh serta menyeluruh, lalu mengembangkannya sebagai risalah Islam ke seluruh
penjuru dunia melalui dakwah dan jihad belum dapat dilakukan. Baginda hanya mampu bersabda, Bersabarlah keluarga
Yasir. Sesungguhnya kamu semua dijanjikan syurga. Dalil ini menunjukkan jaminan Rasulullah kepada mereka sekeluarga
sebagai penghuni Syurga Jannatun Naim. Akhirnya dengan balingan lembing oleh Abu Jahal, mereka sekeluarga gugur mati
syahid dan Sumayyah merupakan wanita pertama Islam yang gugur mati syahid.

Sumbangan Sumaiyah

Sumbangan Sumaiyah amat bermakna dalam mempertahankan kesucian Aqidah Islam. Antaranya:

Pertama, berani menyatakan yang hak.


Kedua, sanggup mempertaruhkan nyawa kerana mempertahankan kesucian Aqidah.
Ketiga, memberi imej yang baik kepada umat Islam dalam soal mempertahankan agama Islam.
Keempat, memperteguh keyakinan dan keazaman penganut Islam yang lain untuk meneruskan perjuangan.

Seksaan terhadap Sumayyah sekeluarga

1.Kaki dan tangan mereka diikat dan diheret ke tengah padang pasir yang panas terik
2.Rumah mereka dibakar
3.Dicucuk dengan besi panas
4.Ditikam dengan lembing
5.Dicungkil biji mata
6.Dibenam ke dalam air

Sumayyah binti Khabath adalah seorang hamba Abu Hudzaifah bin


Mughirah, seorang tokoh terkemuka di Makkah. Abu Hudzaifah
menikahkan Sumayyah dengan Yasir, seorang perantau Yaman
yang tinggal di Makkah. Saat Allah mengkaruniakan mereka seorang
anak yang diberi nama Ammar bin Yasir, kebahagiaan mereka
semakin sempurna ketika Abu Hudzaifah membebaskan Sumayyah
dan keluarganya dari statusnya sebagai budak. Namun,tidak lama
setelah itu Abu Hudzaifah meninggal dunia. Tidak lama berselang
dari itu, mereka bertiga Sumayyah, Yasir dan Ammar bin Yasir
menjadi keluarga yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Rasullulah adalah utusan Allah.
Keislaman keluarga Sumayyah terdengar sampai kepada para
pembesar Makkah. Saat kaum Quraisy mengetahui Sumayyah sudah
memeluk Islam, mereka menyerbu rumahnya. Mereka sekeluarga
ditangkap dan dibawa ke depan khalayak untuk disiksa. Sumayyah
tidak gentar dengan perlakuan kaum musyrikin Quraisy yang
menyiksa dan membunuh siapapun yang diketahui telah memeluk
Islam.
Mereka sudah menyambut ajaran Muhammad walaupun mereka
berada ditengah perlindungan pihak Quraisy. Kamu akan menerima
balasan karena ingkar terhadap kami, kata Abu Jahal kepada
pengikutnya sambil menarik keluarga Yasir yang terikat ke kawasan
padang pasir di luar kota Mekah.
Kali ini saya tidak akan bebaskan mereka bertiga sehingga mereka
mengaku berhala-berhala kita sebagai Tuhan mereka, tegas Abu
Jahal yang mengarahkan tombaknya ke arah keluarga Yasir yang
diseret secara kasar oleh pengikutnya.

Mereka berhenti di kawasan yang dipenuhi bongkah batu besar.


Yasir, Amar dan Sumayyah ditanggalkan pakaian mereka lalu diikat
pada bongkah batu yang panas yang terpapar matahari padang
pasir. Kaki dan tangan mereka diikat sangat ketat sehingga tidak
dapat bergerak. Abu Jahal, si pembesar Quraisy dan pengikut
setianya tertawa melihat penderitaan keluarga itu.
Disana kondisinya sangat terik bahkan mereka dipakaikan pakaian
besi sehingga panasnya matahari semakin membuat keluarga Yasir
tersiksa. Kaum Quraisy benar-benar kejam memperlakukan keluarga
Yasir yang tetap teguh pada keimanannya kepada Allah SWT.
Sekalipun mereka telah kepayahan menahan sakit dan panasnya
matahari serta menahan rasa haus yang teramat sangat, karena
mereka sama sekali tidak diberikan minum.

Sumayyah, Yasir dan Ammar hanya bisa bersabar dan menyerahkan


segalanya kepada Allah SWT. Pada suatu hari, Rasullullah saw lewat
dan melihat penyiksaan yang dialami Sumayyah, Yasir dan Ammar.
Lalu beliau bersabda "Berbahagialah wahai keluarga Ammar karena
sesungguhnya kalian telah dijanjikan masuk surga."(diriwayatkan
oleh Ibnu Sa'ad dalam kitab Ath-Thabaqaat, vol.3 hlm.188.)

Siksaan demi siksaan terus dilakukan oleh kaum Quraisy yang


dipimpin oleh Abu Jahal.

Kamu akan disiksa dengan lebih buruk seandainya kamu tidak mau
meninggalkan agama yang dibawa oleh Muhammad. Kamu akan
dibebaskan jika kamu mengakui berhala-berhala ini sebagai Tuhan
dan mereka lebih baik dari Tuhan yang dibawa Muhammad, kata
Abu Jahal sembari mengambil cambuk untuk menakut-nakuti Yasir,
Sumayyah dan Ammar.

Kami tidak akan mengakui berhala-berhala itu sebagai Tuhan kami.


Hanya Allah Tuhan kami, balas Yasir dengan tenang.
Saya beriman dengan Allah saja, tambah Sumayyah pula.

Ini balasan kepada kamu karena enggan menerima berhala-berhala


ini sebagai Tuhan kamu, Abu Jahal dan pengikutnya mulai
menyambuk tubuh Yasir, Sumayyah dan Ammar dengan kejam.
Hingga darah mengalir dari tubuh mereka yang terikat pada bongkah
batu yang panas.

Kita lihat berapa lama kamu mampu menahan siksa di tengah-


tengah panas matahari ini, sindir Abu Jahal sambil memandang
wajah Yasir dan Sumayyah dengan bengis.

Tiada tuhan melainkan Allah, kata Yasir, Sumayyah dan Ammar


merintih dalam kesakitan.

Letakkan batu besar keatas badan Yasir, ujar Abu Jahal lagi karena
geram mendengar kata-kata Yasir sekeluarga.

Siksaan demi siksaan atas Yasir menyebabkan fisiknya menjadi


lemah karena usianya yang sudah lanjut. Akhirnya, Yasir
menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan menyebut nama
Allah tanpa menerima agama berhala Abu Jahal.
Walaupun hati Sumayyah hancur melihat suaminya mati akibat
siksaan Abu Jahal yang kejam, dia gembira karena suaminya mati
dalam menegakkan agama Allah.

Apakah kamu mau mati seperti suamimu? Lebih baik kamu terima
tawaran ini sebelum ajal kamu tiba!

Lalu Sumayyah menjawab, Jangan kamu berharap saya akan


menurut kata-kata kamu itu. Tiada Tuhan melainkan Allah. Hati
Sumayyah keras seperti batu teguh pada keimanannya pada Allah
Taala.

Kamu sudah semakin bodoh dan melawan saya!kata Abu Jahal


seraya mengambil tombak dari tangan budaknya lalu dihujamkan
kebagian bawah tubuh Sumayyah (kemaluannya).

Allahu Akbar. Begitulah kata terakhir Sumayyah sebelum


menghembuskan nafasnya akibat tikaman tombak Abu Jahal yang
tembus kebagian atas tubuhnya.

Peristiwa pembunuhan itu terjadi pada tahun 7 Hijriah. Ia telah syahid


dengan mulia demi mempertahankan keimanannya terhadap Allah
SWT, syahidah pertama yang teguh dan sabar dalam menjalani ujian
keimanan dan ketaqwaannya terhadap Allah SWT ialah Ummu
Ammar, Sumayyah.
Sesungguhnya Allah berfirman dalam (Surat Al - Anfalayat : 46 ) yaitu :

"...Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar."

Allah juga menjanjikan balasan yang terbaik bagi orang - orang yang besabar. Allah mengatakan dalam al-Qur'an
(QS: Ar-Ra'd ayat 23 - 24)

"(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-
bapaknya, isteri- isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari
semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bimashabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran
yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.

Semoga Allah meridhai Sumayyah ra. dan menjadikannya ridha, serta menjadikan surga Firdaus sebagai tempat
persinggahan terakhirnya.

Sumber : 35 Shirah Shahabiyah, Mahmud Al Mishri

- See more at: http://www.alimancenter.com/artikel/muslimah/item/562-sumayyah-binti-khabath--wanita-


muslimah-pertama-yang-mati-syahid#sthash.V7W87a8K.dpuf

Kisah Shahabiyah Sumayyah binti Khubbath

Bismillahirrahmanirrahim ..
Dengan menyebut nama Allah dan segala firman-Nya. Allah menjadikan Islam sebagai agama yang diridhai-Nya,
mengukir semua sejarah-sejarah keislaman setiap hamba-Nya yang taat dengan indah dan menjadikan semua
pelajaran yang bias menjadi uswatun hasanah bagi pengikut-Nya yang setia. Kemudian menanamkan keimanan
dan keyakinan sebagai pengokoh hamba-Nya dalam menjalankan syariat-Nya.
Keyakinan akan al-haq (kebenaran) dan loyalitas terhadap syariat Alloh dengan mempertahankannya dalam
keadaan apa pun juga, sungguh merupakan keistimewaan dan keindahan dalam keimanan setiap hamba yang taat.
Keimanan jugalah yang telah menyatukan hati seorang budak, hamba sahaya dari negeri Ethiofia dengan hati
Shuhaib dari negara besar, Romawi.
Keimanan juga yang mengangkat derajat seorang budak wanita yang tiada dikenal orang di masa hidupnya, hingga
namanya harum semerbak bak kesturi sampai akhir zaman. Dengan keimanan yang kokoh ia mempertahankan
keyakinannya, sekalipun tubuh yang sudah renta jadi tantangannya. Ia adalah Sumayyah, Ibunda Ammar bin
Yasir, satu keluarga yang dijamin masuk surga. Dan inilah sedikit ulasan tentang sejarah Sumayyah wanita
mukminah yang rela berkorban demi mempertahankan keimanannya.
Sebelum bersinarnya cahaya Islam di bumi ini, dan di kota Makkah khususnya, Sumayyah binti Khubbath
hanyalah seorang budak sahaya biasa, yang dimiliki oleh Abu Hudzaifah bin Mughiroh al-Makhzumi.
Suatu ketika datanglah seorang pemuda yang bernama Yasir bin Amir al-Kinani bersama dua orang saudaranya,
al-Harits dan Malik, dari Yaman untuk mencari saudara mereka yang sudah lama menghilang. Setelah letih
mencari dan bertanya tentang keberadaan saudara mereka yang hilang namun tak mendapatkan hasil dan tak ada
harapan untuk dapat bertemu dengan saudara mereka, maka pulanglah kedua saudara Yasir tersebut ke Yaman.
Adapun Yasir sendiri tetap tinggal di Makkah karena negeri itu sangat menarik hatinya dan memutuskan untuk
hidup di sana.
Sebagai orang asing, Yasir menyadari ia harus mencari seseorang yang dapat menjaminnya dari kerasnya
kehidupan di zaman yang berhukum dengan hukum rimba, siapa yang kuat ia yang berkuasa, tak ada tempat untuk
orang yang lemah.
Akhirnya Yasir menjadikan Abu Hudzaifah bin al-Mughiroh sebagai saudara angkatnya (haliif). Abu Hudzaifah
yang melihat kebaikan sifat dan akhlak Yasir yang menarik hatinya, memutuskan untuk menjodohkan Yasir
dengan budaknya, Sumayyah. Maka menikahlah budak Sumayyah dengan pemuda Yasir. Dan dari pernikahan itu
mereka dikaruniai seorang putra yang diberi nama Ammar. Dan bertambah pula kebahagiaan mereka ketika Abu
Hudzaifah memerdekakan Ammar dari perbudakan.
Setelah Abu Hudzaifah meninggal, keluarga Sumayyah hidup di bawah perlindungan Bani Makhzum sampai
Ammar menginjak dewasa dan Sumayyah dan Yasir memasuki usia tua. Kemudian datanglah masa diutusnya
Rosululloh untuk menyampaikan kebenaran dari Alloh dan mengeluarkan manusia dari gelapnya kesesatan yang
menyelubungi kehidupan mereka. Berita tentang datangnya Nabi baru itu tak lepas juga dari perhatian Ammar bin
Yasir. Kemudian dengan rasa penasaran ia mendatangi Rosululloh di rumah Arqom bin Arqom dan mendengarkan
langsung wahyu yang diturunkan kepada beliau . Hatinya pun tertambat dan merasakan ketenangan yang tiada
tara, yang menjadikan Alloh membuka hatinya untuk memeluk Islam. Setelah membaca dua kalimat syahadat, ia
langsung menemui ibunya, Sumayyah, dan menawarkan agama baru itu kepada ibunya. Gayung pun bersambut,
hati wanita tua yang telah lama kosong itu pun disinari cahaya Ilahi. Tanpa keraguan sedikit pun, begitu juga
suaminya, Yasir, yang juga bersegera menyambut ajakan putranya untuk memeluk Islam.
Maka bergabunglah keluarga yang bersahaja itu dalam bahtera Islam, yang pada masa itu para pengikutnya sangat
terkekang dan disudutkan, terutama bagi mereka dari golongan rendah seperti keluarga Yasir.
Mendengar berita keislaman keluarga Yasir, orang-orang musyrikin, terutama Bani Makhzum, menjadi murka dan
berang. Bila sahabat Rosululloh yang lain, seperti Abu Bakar, terlindungi oleh kaumnya karena kedudukannya,
maka keluarga Yasir dan Sumayyah setelah Bani Makhzum menabuhkan genderang perangnya terhadap Islam, tak
ada lagi yang dapat melindungi mereka dari hinaan dan siksaan kaum kafir Quraisy. Hanya Alloh-lah yang dapat
melindungi mereka dari segalanya. Tidaklah seseorang dikatakan beriman kecuali setelah diuji dan diberi cobaan
dalam agama dan kehidupan mereka. Jika mereka mampu bersabar maka mereka itulah orang-orang yang benar
dan tulus keimanannya.
Itulah yang sekarang menimpa Sumayyah dan suaminya serta putranya. Orang-orang Quraisy tanpa rasa iba dan
kasih sayang menyeret mereka di jalanan dan membawa mereka ke padang pasir di tengah terik matahari, dengan
memakaikan baju besi kepada mereka untuk menambah penderitaan mereka. Setelah keringat mereka berhenti
mengalir, tubuh mereka kering, dan darah mereka mulai bercucuran, mereka dipaksa untuk kembali murtad dari
agama Islam dan dipaksa untuk menghina dan mencaci Rosululloh , dan memuji tuhan-tuhan mereka. Namun hati-
hati yang telah mendapatkan ketenangan dan kedamaian dari petunjuk Alloh itu tak bergeming sedikit pun, walau
disiksa dan dibunuh sekalipun. Panasnya matahari tak lagi mereka takuti, mereka lebih takut akan siksa api neraka
yang berlipat-lipat lebih panas dari panasnya matahari di dunia. Kejamnya para penyiksa tak juga mereka takuti,
karena mereka lebih takut kepada Alloh yang maha pedih siksanya dan berkuasa atas segala sesuatu. Makin tubuh
mereka disiksa makin bertambah keimanan dan penyerahan diri mereka kepada Alloh.
Rosululloh setiap kali melewati mereka, beliau berkata: Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya yang
dijanjikan bagi kalian adalah surga. Ya.. surga adalah sesuatu yang paling berharga. Sudah selayaknya sesuatu
yang berharga dibayar mahal sesuai dengan nilainya, dan untuk mendapatkannya diperlukan kesabaran dan
pengorbanan.
Tubuh Yasir yang sudah renta tak mampu bertahan di bawah penyiksaan, hingga akhirnya ruhnya meninggalkan
dunia yang fana ini menghadap Alloh untuk mencari sesuatu yang kekal yang telah dijanjikan Alloh dan Rosul-
Nya.
Keadaan Sumayyah juga sangat menyedihkan. Siksaan demi siksaan ia hadapi dengan penuh kesabaran. Tak
sedikit pun terbetik dalam hatinya untuk menyerah dan kembali kepada agamanya yang dulu setelah cahaya Islam
menerangi relung hatinya. Abu Jahal yang melihat kekerasan hati wanita itu mendekatinya dan mengeluarkan kata-
kata jorok serta menghina Sumayyah sepuasnya. Namun Sumayyah dengan tegas menjawab dengan jawaban yang
membuat Abu Jahal berang dan merah mukanya. Dengan hati sangat mendongkol ia mengambil tombak dan
menusukkannya ke arah kemaluan Sumayyah sehingga tembus sampai ke punggungnya. Maka berakhirlah siksaan
yang diderita Sumayyah. Ia wafat dengan penuh keridhoan dan dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Dengan itu, maka tercatatlah Sumayyah sebagai syahidah (wanita yang meninggal dalam keadaan syahid) pertama
dalam Islam.
Suatu ketika, Ammar berkata kepada Rosululloh : Wahai Rosululloh , siksaan yang kami derita rasanya sudah
mencapai puncaknya. Maka Rosululloh berkata kepadanya: Bersabarlah wahai Abal Yaqdhon. Ketahuilah, tidak
satu pun keluarga Yasir yang akan disiksa dengan neraka. Dan ketika Abu Jahal terbunuh pada perang Badar,
Rosululloh berkata kepada Ammar bin Yasir: Alloh telah membinasakan orang yang telah membunuh ibumu.
Semoga Alloh meridhoi Ummu Ammar bin Yasir, ibu sang pendiri masjid pertama dalam Islam, dan menjadikan
kesabaran dan ketegarannya sebagai teladan bagi para muslimah dan mukminah, dan menempatkannya di sebaik-
baik tempat di sisi-Nya.

Gerakan Muslimat: meneladani mujahidah Asma' binti Yazid..

Asma binti Yazid bin Sakan bin Rafi bin Imriil Qais bin Abdul Asyhal bin Haris al-Anshariyyah al-Ausiyyah al-
Asyhaliyah merupakan seorang ahli hadis yg mulia dan seorang mujahidah yg agung memiliki kecerdasan dan
petah berkata-kata sehingga beliau digelar sebagai juru bicara wanita. Di antara sesuatu yg istimewa yg dimiliki
oleh Asma ra adalah kepekaan pancainderanya serta ketulusan hatinya. Selebihnya dalam segala sifat
sebagaimana yg dimiliki oleh wanita-wanita Islam yg lain yg menepati madrasah nubuwwah yakni tidak terlalu
lunak dalam berbicara bahkan beliau adalah seorang wanita yg pemberani tegar mujahidah. Beliau menjadi contoh
yg baik dalam banyak medan peperangan. Asma ra mendatangi Rasulullah saw pada tahun pertama hijrah dan
beliau berbaiat kepadanya dgn baiat Islam. Rasulullah saw membaiat para wanita dgn ayat yg tersebut dalam
surah Al-Mumtahanah yang bermaksud Hai Nabi apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yg beriman
utk mengadakan janji setia bahawa mereka tidak akan menyekutukan sesuatu pun dgn Allah, tidak akan mencuri,
tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yg mereka ada-adakan antara
tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yg baik maka terimalah janji setia mereka
dan mohonkanlah ampunan kepada Allah utk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. . Baiat dari Asma binti Yazid ra adalah jujur dan ikhlas sebagaimana yg disebutkan riwayatnya
dalam kitab-kitab sirah bahwa Asma mengenakan dua gelang emas yg besar maka Nabi saw bersabda
Tanggalkanlah kedua gelangmu wahai Asma. Tidakkah kamu takut jika Allah mengenakan gelang kepadamu
dgn gelang dari neraka? Maka segeralah beliau tanpa ragu-ragu dan tanpa membantah utk mengikuti perintah
Rasulullah sa dan beliau melepaskannya serta meletakkan di depan Rasulullah saw. Setelah itu Asma aktif utk
mendengar hadis Rasulullah saw yg mulia dan beliau bertanya tentang persoalan-persoalan yg menjadikannya
faham. Beliau pulalah yg bertanya kepada Rasulullah saw tentang tata cara thaharah bagi wanita yg selesai haidh.
Beliau memiliki keperibadian yg kuat dan tidak malu utk menanyakan sesuatu yg hak. Oleh sebab itu Ibnu Abdil
Barr berkata Beliau adalah seorang wanita yg cerdas dan bagus peribadinya. Beliau ra dipercaya oleh kaum
muslimah sebagai wakil mereka utk berbicara dgn Rasulullah saw tentang persoalan-persoalan yg mereka hadapi.
Pada suatu ketika, Asma mendatangi Rasulullah saw dan bertanya Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah
utusan bagi seluruh wanita muslimah yg di belakangku seluruhnya mengatakan sebagaimana yg aku katakan dan
seluruhnya berpendapat sebagaimana aku berpendapat. Sesungguhnya Allah SWT mengutusmu bagi seluruh laki-
laki dan wanita kemudiaan kami beriman kepada anda dan membaiat anda. Adapun kami para wanita terkurung
dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi pengurus rumah tangga kaum laki-laki dan kamilah yg
mengandung anak-anak mereka. Akan tetapi kaum lelaki mendapat keutamaan melebihi kami dgn solat Jumaat,
menghantarkan jenazah dan berjihad. Apabila mereka keluar utk berjihad kamilah yg menjaga harta mereka dan
mendidik anak-anak mereka. maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yg mereka dapat dgn amalan
mereka? Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah saw menoleh kepada para sahabat dan bersabda,
Pernahkan kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang dirinya yg lbh baik dari apa yg dia
tanyakan? Para sahabat menjawab Benar kami belum pernah mendengarnya ya Rasulullah! Kemudian
Rasulullah saw bersabdaKembalilah wahai Asma dan beri tahukanlah kepada para wanita yg berada di
belakangmu bahawa perlakuan baik salah seorang mereka kepada suaminya dan meminta keredhaan suaminya,
saatnya ia mendapat persetujuannya itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yg kamu sebutkan yg dikerjakan
oleh kaum lelaki. Maka kembalilah Asma sambil bertahlil dan bertakbir merasa gembira dgn apa yg disabdakan
Rasulullah saw. Dalam dada Asma terdetik keinginan yg kuat utk ikut keluar berjihad tetapi keadaan ketika itu
tidak memungkinkan utk merealisasikannya. Akan tetapi setelah tahun 13 Hijriyah setelah wafatnya Rasulullah
saw hingga perang Yarmuk beliau menyertainya dgn gagah berani. Pada perang Yarmuk ini para wanita
muslimah ramai yg mengikut suami dgn bagian yg banyak utk berjihad sebagaimana yg disebutkan oleh al-
Hafidz Ibnu Katsir dalam kitab al-Bidayah wan-Nihaayah beliau membicarakan tentang perjuangan mujahidin
mukminin. Beliau berkata Mereka berperang dgn perang besar-besaran hingga para wanita turut berperang di
belakang mereka dgn gagah berani.

Dalam bagian lain beliau berkata Para wanita menghadang mujahidin yg lari dari berkecamuknya perang dan
memukul mereka dgn kayu dan melempari mereka dgn batu. Adapun Khaulah binti Tsalabah ra berkata, "Wahai
kalian yg lari dari wanita yg bertakwa! Tidak akan kalian lihat tawanan. Tidak pula perlindungan. Tidak juga
keredhaan. Beliau juga berkata dalam bagian yg lain Pada hari itu kaum muslimah berperang dan berhasil
membunuh banyak tentara Romawi akan tetapi mereka memukul kaum muslimin yg lari dari kancah peperangan
hingga mereka kembali utk berperang. Dalam perang yg besar ini Asma binti Yazid menyertai pasukan kaum
muslimin bersama wanita-wanita mukminat yg lain berada di belakang para mujahidin mencurahkan segala
kemampuan dgn membantu mempersiapkan senjata memberikan minum bagi para mujahidin dan mengubati yg
terluka di antara mereka serta membangkitkan semangat juang kaum muslimin. Sewaktu berkecamuknya perang
dengan suasana yang panas membara sehingga mata menjadi merah, ketika itu Asma ra lupa bahawa dirinya
adalah seorang wanita. Beliau hanya ingat bahawa dirinya adalah muslimah mukminah dan mampu berjihad dgn
mencurahkan segenap kemampuan dan kesungguhannya. Beliau tidak mendapatkan apa-apa yg di depannya
melainkan sebatang tiang khemah maka beliau membawanya kemudian berbaur dgn barisan kaum muslimin.
Beliau memukul musuh-musuh Allah ke kanan dan ke kiri hingga dapat membunuh sembilan orang dari tentara
Romawi sebagaimana yg dikisahkan oleh Imam Ibnu Hajar tentang beliau Dialah Asma binti Yazid bin Sakan yg
menyertai perang Yarmuk ketika itu beliau membunuh sembilan tentara Romawi dgn tiang khemah kemudian
beliau masih hidup selama beberapa tahun setelah peperangan tersebut. Asma keluar dari peperangan dgn
membawa luka di punggungnya dan Allah menghendaki beliau masih hidup setelah itu selama 17 tahun. Beliau
wafat pada akhir tahun 30 Hijriyah setelah menyumbangkan kebaikan bagi umat. Semoga Allah merahmati Asma
binti Yazid bin Sakan dan memuliakan dgn hadis yg telah beliau riwayatkan bagi kita dan dgn pengorbanan yg
telah beliau usahakan dan telah beramal dgn sesuatu yg dapat dijadikan pelajaran bagi yg lain dalam hal
mencurahkan segala kemampuan dan usaha demi memperjuangkan al-haq dan mengibarkan bendera
Lailahaillallah dan menginfakkan diri ini hanya untuk Allah.

Lembut bukan hiasan, bukan juga kebanggaan, kau mampu menyaingi lelaki dalam berbakti..
MUSLIMAT AKTIF, HEBAT, MANTAP3X.. HARAPAN UMMAH..
(Juru Bicara Wanita)
Beliau adalah Asma Binti Yazid bin Sakan bin Rafi bin Imriil Qais bin Abdul Asyhal bin Haris Al-Anshariyyah,
Al-Ausiyyah Al-Asyhaliyah.
Beliau adalah seorang ahli hadist yang mulia, seorang mujahidah yang agung memiliki kecerdasan, dien yang
bagus dan ahli argumen, sehingga beliau dijuluki sebagai juru bicara wanita. Diantara keistimewaan yang
dimiliki oleh Asma Radhiyallahu anha adalah kepekaan inderanya dan kejelian perasaannya serta kehalusan
hatinya. Beliau adalah seorang wanita pemberani, tegar, mujahidah dan menjadi contoh yang baik dalam banyak
medan peperangan.
Asma Radhiyallahu anha mendatangi Rasulullah Shalallahu alahi wassalam pada tahun pertama hijrah dan
beliau berbaiat kepadanya dengan baiat Islam. Baiat dari Asma binti Yazid Radhiyallahu anha adalah untuk
jujur dan ikhlas, sebagaimana yang disebutkan riwayatnya dalam kitab-kitab sirah bahwa Asma mengenakan dua
gelang emas besar, maka Nabi Shalallahu alahi wassalam bersabda:

Tanggalkanlah kedua gelangmu wahai Asma, tidakkah kamu takut jika Allah mengenakan gelang kepadamu
dengan gelang dari neraka?

D. Zakat Untuk Perhiasan Emas (Termasuk Cincin)

Zakat dikeluarkan apabila telah mencapai haul (yakni 1 tahun) dan nishab (seberat 85 gram atau lebih).

Asma binti Yazid radhiyallahu 'anha berkata,


Aku masuk bersama bibiku menemui Rasulullah. Pada saat itu bibi memakai beberapa gelang dari emas.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bertanya kepada kami,

Apakah kalian sudah mengeluarkan zakatnya..


Kami jawab, Tidak

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidakkah kalian takut bila kelak Allah akan mengenakan
kepada kalian gelang dari api neraka. Keluarkanlah zakatnya...!!
(HR Ahmad: 6/461, Syaikh al-Albani menyatakan sanad hadits ini hasan)

Maka segeralah beliau tanpa ragu-ragu dan tanpa argumentasi untuk mengikuti perintah Rasulullah Shalallahu
alaihi wassala, maka beliau melepaskannya dan meletakkan di depan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.[1]
Setelah itu Asma aktif untuk mendengar hadist Rasulullah Shalallhu laihi wassalam dan dipercaya oleh kaum
muslimah sebagai wakil untuk bertanya tentang persoalan-persoalan yang menjadikan dia faham urusan dien.
Beliau pula yang bertanya kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam tentang tata cara thaharah bagi wanita
yang selesai haidh.
Pada suatu ketika Asma mendatangi Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dan bertanya : Wahai Rasulullah,
sesungguhnya saya adalah utusan bagi seluruh wanita muslimah yang dibelakangku, seluruhnya mengatakan
sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah
Taala mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan wanita, kemudian kami beriman kepada anda dan membaiat anda.
Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga
kaum lelaki, dan kamilah yang mengandung anak-anak meraka, akan tetapi kaum lelaki mendapat keutamaan
melebihi kami dengan shalat jumat, mengantarkan jenazah dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad
kamilah yang menjaga harta mereka, yang mendidik anak-anak mereka, maka apakah kami juga mendapatkan
pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?
Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam menoleh kepada para sahabat dan
bersabda : Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang dien yang lebih baik dari apa yang
dia tanyakan?
Para sahabat menjawab, Benar, kami belum pernah mendengarnya ya Rasulullah!
Kemudian Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda :
Kembalillah wahai Asma dan beritahukanlah kepada para wanita yang berada di belakangmu bahwa perlakuan
baik salah seorang di antara mereka kepada suaminya, dan meminta keridhaan suaminya, mengikuti persetujuan
suaminya atau tunduk kepada persetujuan suaminya, itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu
sebutkan yang dikerjakan oleh kaum lelaki.
Maka kembalilah Asma sambil bertahlil dan bertakbir merasa gembira dengan apa yang disabdakan Rasulullah
Shalallahu alaihi wassalam.[2]
Pada saat perang Yarmuk, Para wanita menghadang mujahidin yang lari dari berkecamuknya perang dan memukul
mereka dengan kayu dan melempari mereka dengan batu termasuk beliau Asma hingga mereka kembali untuk
berperang.
Asma keluar dari peperangan dengan membawa luka di punggungnya dan Allah menghendaki beliau masih hidup
setelah itu 17 tahun karena beliau wafat pada akhir tahun 30 hijriyah.
Hikmah dari kisah ini :
1. Muslimah harus cerdas
2. Pemberani dalam mengungkapkan kebenaran
3. Tidak malu bertanya untuk mencari kebenaran terutama dalam masalah dien.
4. Pintar menempatkan diri
5. Memiliki sifat jujur dalam mengungkapkan masalah yang dihadapi.
6. Memilki sifat ikhlas.
7. Mendengarkan peringatan, segera melaksanakannya dan tidak perlu berpikir panjang jika jelas datang dari
agama.
8. Mengetahui posisi tugas dan kewajiban seorang wanita.
9. Ketaatan kepada suami pahalanya sudah sebanding dengan apa yang dikerjakan oleh kaum lelaki.
10. Tidak lari dari suatu masalah.
11. Saling membantu dalam ketakwaan, ketika kaum muslimah melempari kaum muslimin ketika mau mundur
dari perang Yarmuk.
12. Saling menasehati

Shahabiyah Asma binti Yazid, Orator Wanita Yang Ulung

Beliau adalah Asma binti Yazid bin As-Sakan bin Rafi bin Umru Qais bin Abdul Asyhal bin Harits. Seorang
wanita ahli hadits, mujahidah yang agung, cerdas, taat beragama, dan ahli pidato, sehingga ia digelari orator
wanita. Sesuatu yang spesial dalam diri Asma adalah kehalusan perasaannya dan kehalusan budi bahasanya,
sebagaimana remaja muslimah lainnya yang lahir dari madrasah kenabian.

Dia adalah wanita teguh pendirian dan pejuang yang gagah berani. Dia adalah contoh wanita pelopor dalam
berbagai bidang. Asma datang dalam serombongan kaum wanita kepada Nabi untuk berbaiat pada tahun pertama
Hijriyah, berjanji untuk taat kepada Islam. Asma berbaiat kepada Nabi Shalallahualaihi wassalam dengan penuh
kejujuran dan keikhlasan. Dalam kitab-kitab sirah (sejarah) disebutkan bahwa ketika mau melakukan baiat, Asma
memakai dua gelang emas yang besar di kedua tangannya, maka Nabi Shalallahualaihi wassalam bersabda
kepadanya,

Lemparkanlah kedua gelang itu, wahai Asma! Apakah engkau tidak takut jika engkau kelak memakaikan gelang
dari api neraka kepadamu?

Tanpa membantah atau berbicara sedikit pun, dia langsung melaksanakan perintah Rasul Shalallahualaihi
wassalam. Kedua gelang itu dilepaskannya dan diletakkannya di hadapan Nabi Shalallahualaihi wassalam.

Asma pernah diutus oleh kaum wanita untuk membicarakan masalah mereka kepada Rasul Shalallahualaihi
wassalam. Suatu ketika dia datang kepada Rasul Shalallahualaihi wassalam dan berkata,

Wahai Rasul Shalallahualaihi wassalam, aku adalah utusan dari sekelompok wanita kepadamu. Apa yang akan
kutanyakan sama dengan pertanyaan mereka dan pendapat mereka sama dengan pendapatku.. Sesungguhnya Allah
taala telah mengutusmu kepada seluruh kaum laki-laki dan kaum wanita, maka kami beriman dan mengikutimu.
Akan tetapi, kami kaum wanita, terbatas gerak-geriknya. Kami hanyalah sebagai tiang penyangga (pengurus)
rumah tangga, tempat penyaluran syahwat para laki-laki, dan yang mengandung anak-anak mereka, sedang kaum
laki-laki memperoleh keutamaan, dengan diperintahkannya melakukan shalat berjamaah, mengantar jenazah, dan
berjihad di medan perang. Jika kaum laki-laki keluar untuk berperang, kamilah yang menjaga harta-harta mereka
dan mengasuh anak-anak mereka. Oleh karena itu, apakah kami bisa mengimbangi pahala mereka, wahai
Rasulullah?

Mendengar pertanyaan seperti itu, Rasul Shalallahualaihi wassalam lalu menoleh kepada para shahabat yang ada
di dekatnya dan bertanya, Pernahkah kalian mendengar pertanyaan wanita lain tentang urusan agamanya yang
lebih baik daripada pertanyaan wanita ini? Mereka menjawab, Belum pernah, wahai Rasul. Selanjutnya, beliau
bersabda, Kembalilah engkau, wahai Asma, dan beritahukan kepada wanita-wanita yang mengutusmu bahwa
perlakuan baik salah seorang dari kalian kepada suaminya, usahanya mencari keridhaan suaminya, dan
ketaatannya kepada suaminya, dapat menyamai pahala dari amal laki-laki yang engkau sebutkan tadi. Asma
pulang sambil bertahlil dan bertakbir karena saking gembiranya dengan apa yang disampaikan Rasul
Shalallahualaihi wassalam. Ma syaa Allah!

Hati Asma sebenarnya sangat ingin untuk ikut dalam berjihad. Akan tetapi, keadaan tidak memungkinkan dia
menyampaikan tuntutan tersebut. Keinginannya untuk terjun ke medan jihad baru terwujud setelah Rasul saw
wafat, yaitu ketika terjadi perang Yarmuk pada tahun ke-13 Hijriyyah.

Dalam perang besar (Yarmuk) itu Asma binti Yazid bersama kaum mukminah lainnya berada di barisan belakang
laki-laki. Semuanya berusaha mengerahkan segenap kekuatannya untuk mensuplai persenjataan pasukan laki-laki.
Memberi minum kepada mereka, mengurus mereka yang terluka, dan mengobarkan semangat jihad mereka.

Ketika peperangan berkecamuk dengan begitu serunya, ia berjuang sekuat tenaganya. Akan tetapi, dia tidak
menemukan senjata apapun, selain tiang penyangga tendanya. Dengan bersenjatakan tiang itulah, dia bisa
menyusup ke tengah-tengah medan tempur dan menyerang musuh yang ada di kanan dan kirinya. Sampai
akhirnya, dia berhasil membunuh sembilan orang tentara Romawi. Hal ini sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar, Dia
adalah asma binti Yazid bin As-Sakan yang ikut terjun dalam perang Yarmuk. Pada hari itu dia berhasil
membunuh sembilan orang tentara Romawi dengan menggunakan tiang tendanya.

Setelah perang Yarmuk ia masih hidup dalam waktu yang cukup lama. Asma keluar dari medan pertempuran
dengan luka parah, sebagaimana juga banyak dialami pasukan kaum muslimin. Akan tetapi, Allah berkehendak ia
tetap hidup dalam waktu yang cukup lama. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Asma binti Yazidd
bin As-Sakan, dan memuliakan tempatnya di sisi-Nya atas berbagai Hadits yang diriwayatkannya, dan atas segala
pengorbanannya. Dia telah berbuat sesuatu agar dijadikannya contoh bagi wanita muslimah lainnya, yaitu kerelaan
dan tekadnya yang kuat untuk membela dan mempertahankan agama Allah dan mengangkat panji Islam sampai
agama Allah tegak di muka bumi.

Asma binti Yazid


Nama lengkapnya adalah Asma' binti Yazid bin Sukun bin Rafi'. la termasuk dari golongan kaum Ansar. la juga
dijuluki sebagai juru bicara kaum wanita, sebab tak ada satupun wanita Arab yang mampu menandingi
kepiawaiannya dalam berkhutbah. la termasuk wanita yang sangat pemberani dan tangguh. la terjun langsung
dalam perang Yarmuk dan berhasil membunuh 9 tentara Romawi yang sedang berada dalam persembunyiannya.
la pernah mendatangi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang sedang bersama para Sahabatnya. Asma' binti
Yazid berkata kepada Rasulullah "engkau bagaikan ibu dan sekaligus ayahku wahai Rasul." Keberadaanku disini
adalah untuk mewakili para wanita. Bahwasanya Allah telah mengutusmu untuk segenap laki-laki dan perempuan.
Kami mengimanimu dan juga Tuhanmu. Aku akan memberitahukan kepadamu, bahwa kita kaum wanita tak
mempunyai gerak yang leluasa tak sebagaimana laki-laki. Amal perbuatan kami hanya sebatas amal perbuatan
yang bersifat rumah tangga saja, tempat pelampiasan nafsu kalian dan sekaligus untuk mengandung dan
melahirkan anak-anak kalian pula. Ini berbeda dengan kalian semua wahai kaum laki-laki! Kalian melebihi kami
dalam hal berjamaah, menjenguk orang sakit, mengantarkan mayat ke kuburan, Haji, dan yang lebih utama lagi
adalah kemampuan kalian untuk melakukan Jihad di jalan Allah. Amal perbuatan kami di saat kalian pergi Haji
atau melakukan Jihad hanya sebatas menjaga harta, mencuci pakaian, dan mendidik anak-anak kalian pula. Oleh
kerana itu, kami ingin bertanya kepada kalian, apakah amal perbuatan kami itu pahalanya bisa disetarakan dengan
amal perbuatan kalian?. Mendengar perkataan tersebut, Rasulullah sempat tersentak dan seketika itu langsung
menoleh kepada para sahabatnya, seraya berkata "apakah kalian pernah mendengar sebuah perkataan yang lebih
baik daripada perkataan seorang wanita yang sedang membahas permasalahan-permasalahan agamanya?.
Menjawablah para sahabat Rasul: 'wahai Rasul kami sama sekali tidak menyangka kalau para wanita mempunyai
keinginan yang mulia semacam itu.' Kemudian Rasulullah menoleh kepada Asma' bin Yazid, seraya berkata:
"engkau fahamilah dan sampaikanlah apa yang akan aku katakan nanti kepada wanita-wanita selainmu. Bahwa
suami dengan baik, merawatnya di saat ia sakit, mematuhi perintahnya, pahalanya setara dengan amal perbuatan
yang hanya bisa dikerjakan oleh para laki-laki tersebut." Mendengar jawaban Nabi itu, Asma' langsung beranjak
pergi meninggalkan tempat itu seraya mengucapakan kalimat "Uia Ila Ha Ilia Allah"
la juga termasuk periwayat Hadits Nabi. Banyak sekali para perawi Hadits yang meriwayatkan Hadits darinya. la
telah meriwayatkan sekitar 80 Hadits Nabi.

Asma binti Yazid (Ummu Salamah), perempuan Anshar, ahli pidato.

Posted in Kisah para sahabat on February 1, 2010 | 2 Comments

Asma binti Yazid bersama suaminya termasuk yang berhijrah ke Habasyah demi menghindari makin sengitnya
kaum Quraisy memusuhi kaum Muslimin. Pada hijrahnya yang kedua yaitu ke Madinah, ia dipersulit oleh
keluarganya hingga akhirnya ia terpaksa merelakan suaminya pergi sendiri ke Madinah sementara anak mereka
disandera oleh keluarganya sendiri di Makkah. Hal ini berlangsung selama 1 tahun hingga akhirnya dengan tekad
yang bulat ia bersama anaknya berhasil menyusul suaminya itu ke Madinah.

Perempuan yang kemudian biasa dipanggil dengan nama Ummu Salamah ini dikenal karena kepiawaiannya dalam
berkutbah. Ia adalah juru bicara kaum perempuan pada masa hidup Rasulullah. Disamping itu ia
juga meriwayatkan 80 hadis. Suatu ketika didorong keinginannya yang begitu besar untuk ikut berjihad bersama
kaum lelaki, ia pernah bertanya kepada Rasulullah :

Wahai Rasulullah , sesungguhnya aku adalah utusan bagi seluruh muslmah di belakangku, seluruhnya
mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku.
Sesungguhnya Allah Ta`ala mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan perempuan, kemudian kami beriman
kepadamu dan membai`atmu. Adapun kami para perempuan terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami
menjadi penyangga rumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat melampiaskan syahwat mereka, kamilah
yang mengandung anak-anak mereka, akan tetapi kaum lelaki mendapat keutamaan melebihi kami dengan
shalat jum`at, mengantar jenazah dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad kamilah yang menjaga
harta mereka, yang mendidik anak-anak mereka, maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang
mereka dapat dengan amalan mereka?

Rasulullah tersentak mendengar pertanyaan tersebut. Beliau menoleh kepada para sahabat dan bersabda :
Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang perempuan tentang dien yang lebih baik dari apa yang dia
tanyakan?. Para sahabat menjawab, Benar, kami belum pernah mendengarnya ya Rasulullah!. Kemudian
sambil tersenyum Rasulullah bersabda : Wahai Asma, kembalilah dan beritahukanlah kepada para
perempuan yang berada di belakangmu bahwa perlakuan baik salah seorang diantara mereka kepada
suaminya, dan meminta keridhaan suaminya, mengikuti (patuh terhadap) apa yang ia disetujuinya, itu semua
setimpal dengan seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum lelaki.

Namun demikian, keinginan kuat yang begitu menggebu dalam dada Asma untuk ikut andil dalam berjihad tidak
dapat dipadamkan begitu saja. Beberapa tahun kemudian setelah wafatnya Rasulullah saw, bersama para muhajirin
dengan gagah berani ia berhasil melaksanakan niat tersebut, yaitu pada perang Yarmuk. Bersama para muslimah
lainnya, ia berada di belakang para mujahidin untuk membantu jalannya peperangan. Mereka mencurahkan segala
kemampuan dengan membantu mempersiapkan senjata, memberi minum dan mengobati yang terluka serta
memompa semangat juang kaum muslimin. Bahkan dalam perang besar tersebut ia berhasil membunuh 9 tentara
Romawi yang ketika itu sedang dalam persembunyian.

Ibnu Katsir mengisahkan bahwa pada perang Yarmuk banyak muslimah yang ikut andil dan ambil bagian. Ia
menulis : Para perempuan menghadang mujahidin yang lari dari berkecamuknya perang dan memukul mereka
dengan kayu dan melempari mereka dengan batu. Adapun Khaulah binti Tsa`labah berkata: Wahai kalian yang
lari dari perempuan yang bertakwa .Tidak akan kalian lihat tawanan. Tidak pula perlindungan. Tidak juga
keridhaan.

Asma juga adalah masuk satu dari sedikit sekali perempuan yang berbait pada bait pertama Islam yang terjadi pada
tahun pertama hijriyah. Pada kesempatan tersebut Rasulullah saw membaiat para perempuan dengan ayat yang
tersebut dalam surat Al-Mumtahanah.

Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa
mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akn
membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki dan tidak
akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan
kepada Allah untuk mereka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-
Mumtahanah(60) : 12).

Baiat Asma binti Yazid adalah jujur dan ikhlas. Ini disebutkan riwayatnya dalam kitab-kitab sirah bahwa Asma
mengenakan dua gelang emas yang besar, maka Nabi saw bersabda: Tanggalkanlah kedua gelangmu wahai
Asma, tidakkah kamu takut jika Allah mengenakan gelang kepadamu dengan gelang dari api neraka?.

Maka dengan segera Asmapun mengikuti perintah Rasululah untuk melepas kedua gelang besarnya. Tanpa ragu
dan tanpa komentar ia meletakkannya di depan Rasulullah saw.

Wallahualam bishawab.

As-Syifa binti Abdullah


Guru Baca Tulis dan Ahli Ruqyah
A
s-Syifa binti Abdullah bin Abdi Syams bin Khalaf bin Sadad bin Abdullah bin Qirath bin Razah bin Adi Kaab al-
Qurasiyyah al-Adawiyah. As-Syifa ra masuk Islam sebelum hijrahnya Nabi saw. Dan beliau termasuk muhajirin angkatan ertama
dan termasuk wanita yang berbai!at ke ada Rasulullah saw. "eliaulah yang disebutkan dalam #rman Allah swt.$%&ai Nabi'
a abila datang ke adamu erem uan- erem uan yang beriman untuk mengadakan janji setia bahwa tidak akan
mem ersekutukan Allah dengan segala sesuatu a a un' tidak akan men(uri' tidak akan berzina' tidak akan membunuh
anak-anaknya' tidak akan berbuat dusta yang mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik' maka terimlah janji setia
mereka dan m)h)nlah am unke ada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah *aha +engam un lagi *aha +enyayang.,As-Syifa
termasuk wanita yang (erdas' dan utama' beliau se)rang ulama di antara ulama dalam Islam dan tanahyang subur
bagi ilmu dan iman. As-Syifa ra. *enikah dengan Abu &atsmah bin &udzaifah bin Adi. Allah mengkarunikakan se)rang anak
ke ada beliau yang bernama Sulaiman bin Abi &atsmah.As-Syifa dikenal sebagai guru dalam memba(a dan menulis sebelum
datangnya Islam' sehingga tatkala masuk Islam beliau teta memberikan engajaran ke ada wanita-wanita muslimah dengan
menghara kan ganjaran dan ahala. leh karena itu' beliau disebut guru wanita ertama dalam Islam. Di antara
wanita yang dididik )leh as-Syifa adalah &afshah binti mar bin Khattab ra istri Rasulullah saw.

/
0elah diriwayatkan dalam sebuah hadis bahwa Rasulullah saw. *eminta ke ada As-Syifa untuk mengajarkanke ada
&afshah ra tentang menulis dan sebagian Ru1yah 2 eng)batan dengan d)a-d)a3.As-Syifa berkata' % Suatu ketika Rasulullah
saw. *asuk sedangkan saya berada di sam ing &afshah' beliau bersabda4 5*enga a tidak engkau ajarkan ke adanya
ru1yahsebagaimana engkau ajarkan ke adanya menulis.!, 2&R Abu Daud3.Sebagaimana telah dimaklumi bahwa As-Syifa
adalah ahli ru1yah di masa 6ahiliyah' maka tatkala beliau masuk Islam dan berhijrah beliau berkata ke ada Rasululllah
saw.' %Aku adalah ahli ru1yah di masa 6ahililyah dan aku ingin mem erlihatkannya ke ada Anda.,7alu Nabi saw. "ersabda'
%+erlihatkanlah adaku.,AS-Syifa berkata' %*aka' aku erlihatkan (ara meru1yah ke ada beliau yakni meru1yah enyakit
bisul.,Kemudian' Rasulullah saw. "ersabda' %*eru1yahlah dengan (ara tersebut dan ajarkanlah hal itu ke ada &afshah.,Di antara
yang termasuk ru1yah adalah d)a.%8aAllah0uhanmanusia'8ang*ahamenghilangkan enyakit' sembuhkanlah' karena 9ngkau *aha
+enyembuh' tiada yang da at menyebuhkan selain 9ngkau' sembuh yangtiada terjangkiti enyakit lagi., 2&R. Abu
Daud3.Inilah' as-Syifa telah menda atkan bimbingan yang banyak dari Rasulullah saw. Sungguh as-Syifa sangat men(intai
Rasulullah saw. sebagaimana kaum mukminin danmukminat yang lain' beliau belajar dari hadis-hadis Rasulullah saw. yang
banyak tentang urusan agama dan dunia. "eliau juga turut menyebarkan Islam dan memberikannasihat ke ada umat dan tidak kenal
lelah untuk menjelaskan kesalahan-kesalahan.Di antara yang meriwayatkan hadis dari beliau adalah utranya yaitu
Sulaiman dan (u(u-(u(unya hamba
*."0amam.
Kisah Teladan Wanita-Wanita Mulia
. Surabaya4 Amalia Surabaya.

:
sahayanya yaitu Ishak dan &afshah mmul *ukminin serta yang lain-lain. mar bin Khattab sangat mendahulukan
enda at beliau' menjaganya dan mengutamakannya dan terkadang belliau mem er(ayakan urusan asar ke adanya."egitu ula
sebaliknya' As-Syifa juga mengh)rmati mar' beliau memandangnya sebagai se)rang muslim yang shadi1 2jujur3'
memiliki suri tauladan yang baik' dan mem erbaiki' bertakwa dan berbuat adil. Suatu ketika As-Syifa melihat ada
r)mb)ngan emuda yang sedang berjalan lamban dan berbi(ara dengan suara lirih' beliau bertanya' %A aini;,*ereka
menjawab' %Itu adalah ahli ibadah.,"eliau berkata' %Demi Allah' mar adalah )rang yang a abila berbi(ara suaranya
terdengar jelas' bila berjalan melangkah dengan (e at dan bila memukul mematikan.,As-Syifa menjalani sisa-sisa
hidu nya setelah wafatnyaRasulullah saw. dengan mengh)rmati dan menghargai emerintahan Islam hingga beliau wafat
ada tahun /< &ijriyah.Sem)ga Allah merahmati As-Syifa binti Abdullah' sungguh beliau telah mendahului
umatnya dengan segala ma(am kebaikan dengan ilmu dan din yang telah dikarunikanke ada beliau agar beliau menjadi uswah
hasanah 2 anutan yang baik3 bagi setia wanita di dalam Islam' sehingga beliau tidak kikir untuk men(urahkan
segala yang dimilikinya' baik ilmu atau un yang lainnya demi membela akidahnya dan menghara kan ridha Allah swt.
=asalam

Anda mungkin juga menyukai