Anda di halaman 1dari 5

ASEAN Bersatu dalam Wayang

Tujuan digelarnya pertunjukan kolaborasi wayang ASEAN itu salah satunya memang
untuk menyambut dan merayakan Masyarakat Ekknomi ASEAN (MEA) 2015. Sinergi
ekonomi di ASEAN semestinya dibarengi dengan sinergi kebudayaan sebagai
penyeimbang. Kolaborasi wayang ini juga menjadi program Asosiasi Wayang ASEAN
yang dibentuk pada 2006 dan pementasan akan dilakukan secara berkala.
Peserta kolaborasi wayang meliputi Indonesia, Brunei, Kamboja, Myanmar, Filipina,
Singapura, Thailand, dan Vietnam. Malaysia, Laos, dan Timor Leste tidak mengikuti
karena alasan teknis, bukan karena tidak memiliki wayang. Satu peserta tambahan
adalah Tiongkok.
Sembilan Negara memang memiliki sejarah pewayangan yang panjang. Vietnam,
misalnya, sudah memiliki gedung yang diberi nama Teater Wayang Vietnam di Hanoi
sejak 12 Maret 1956 dibawah pemerintahan Presiden Ho Chi Minh. Bahkan, menurut
Nguyen Tien Dung, perwakilan dari Teater Wayang Vietnam, gedung teater menjadi
pusat pewayangan terbesar di Vietnam yang bertugas melestarikan kesenian
tradisional.
Jika Indonesia memiliki wayang kulit, Vietnam punya wayang air yang khas dna unik.
Dengan media kolam air, cerita rakyat dan epik sejarah menjadi menarik dituturkan.
Anak-anak muda menyukainya. Wayang air Vietnam ini mahsyur dan dikenal di dunia
sejak di bawa tur dunia pada 1984. Pada festival wayang internasional di Praha,
Ceko. Pada 2002, wayang air Vietnam mendapat penghargaan wayang terunik dan
istimewa. Wayang air pernah dipentaskan di Jerman, Perancis, Kanada, Australia,
Spanyol, Tiongkok, Korea, Turki, Austria, Singapura, Slowakia, dan Indonesia.
Panggung untuk pementasan wayang ini adalah sebentuk kolam air dengan berbagai
ornamen. Wayang yang digunakan sejenis wayang golek tiga dimensi yang lantas
bergerak-gerak dipermukaan air. Dalang berada dibelkaang layar sehingga penonton
dibikin terpana melihat wayang-wayang golek yang berkecipak, menari, dan
melenggak-lenggok diatas air.
Wayang di Myanmar sudah ada sejak abad ke-11 pada periode Bagan dan hanya ada
satu bentuk, yakni wayang yang digerakkan dengan tali atau marionettes.
Cerita Ramayana pernah masuk ke Myanmar, tetapi kurang bisa diterima. Wayang tali
di Myanmar itulah kesenian asli Myanmar yang digagas orang bangsa Burma.
Cerita yang disuguhkan tim Myanmar ini unik, mengenai penciptaan musik dari
penjaga dunia baru yang muncul didalam roh rahib perempuan. Hal ini menunjukkan
dunia baru telah tercipta. Namun, sang rahib harus menghormati Thagymin, raja dari
dunia surgawi yang sangat bijak. Cerita pendek lain yang menjadi cerita wajib pada
pertunjukan wayang Myanmar adalah adegan hutan Himalaya. Kuda, monyet, raksasa,
dan ular sihir menari bersama dengan gaya dan musiknya sendiri. Ini adalah wujud
interpretasi akan konservasi alam dan lingkungan.
Menurut Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia yang juga Sekretaris
Jenderal Asosiasi Wayang ASEAN Suparmin Sunjoyo, budaya wayang memang dimiliki
negara-negara ASEAN. Kisah Ramayana dan Mahabarata, misalnya, juga dikenal di
Thailand dan Kamboja. Wayang air di Vietnam menceritakan tentang kehidupan
petani dan lingkungan, mirip dengan wayang Padi di Solo, Yang sangat lokalistik.
Diplomasi Budaya
Bagi Direktur Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung
Marijan, kolaborasi wayang ini merupakan sebentuk diplomasi budaya menyambut
MEA 2015. Banyaknya persamaan dalam seni tradisional, termasuk wayang di antara
anggota ASEAN, mengapa hal itu tidak disinergikan.
Tentu saja, sinergi ini tak bisa dipaksakan. Meski sama-sama wayang toh, bentuk dan
ceritanya juga berbeda. Kacung mencotohkan kolaborasi tari Ramayana pada tahun
lalu dengan India. Sama-sama sendratari Ramayana, ternyata, ya, beda sekali cara
menarinya. Tidak terlalu nyambung juga kalaiu dibarengkan karena ceritanya juga
nggak sama persis. Tetapi ya, tidak apa-apa karena tujuannya untuk kebersamaan,
katanya.
Bagi Suparmin, esensi kolaborasi wayang ini adalah upaya untuk menggelorakan
wayang, baik nasional maupun regional. Di Brunei dulu pernah ada, tetapi hilang dan
sekarang digalakkan lagi. Kolaborasi ini sebentuk promosi dan pelestarian
(perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan).
Tujuannya juga menjaga tradisi masing-masing supaya tidak klaim-klaiman. Nanti
wayang kita dibawa keliling ASEAN, begitu pula wayang dari negara-negara lain.
Bukan tidak mungkin muncul satu bentuk baru wayang ASEAN dalama bahasa Inggris.
Jika ada acara internasional, wayang ASEAN sudah siap, kata Suparmin.
Pegiat wayang dari Brunei, Pangeran Zainin bin Pangeran Mansor, mengatakan,
adanya asosiasi wayang menggairahkan dunia pewayangan di ASEAN. Tiap-tiap negara
kembali menggalakkan wayang Brunei pun sama, menggalakkan kembali wayang Asik,
sejenis wayang yang populer di Kampung Anyer di Sungai Brunei sejak 1960. Bentuk
wayangnya kecil, seukuran bungkus rokok.
Ketua Masyarakat Sosial Budaya ASEAN (ASCC) untuk Indonesia Dian Harianti
emimpikan Masyarakat ASEAN akan seperti Masyarakat Eropa. Sinergi yang dibangun
adalah untuk mencari persamaan dan menghindari pertikaian. Di bidang buadaya, ia
berharap bisa tercipta banyak kolaborasi, bukan hanya wayang, melainkan juga
arsitektur dan batik.
Tidak perlu mengkhawatirkan wayang dan batik Indonesia. Bahkan, tahun depan kita
mau bikin batik ASEAN, bentuknya workshop, pameran, seminar, dan kompetisi
menggagas batik bersama ASEAN, ujar Diah.
Menggagas bentuk wayang ASEAN, menga tidak? Indonesia sendiri sangat adaptif
terhadap perkembangan baru. Orang kini tidak hanya mengenal wayang kulit purwa,
wayang ebber, madya, dan gedhog. Ada juga wayang wasana dengan varian wayang
klithik atau krucil, lalu wayang suluh, wahyu, dupara. Kini ada wayang kontemporer
seperti wayang suket dan wayang kampung sebelah. Betapa kayanya wayang
Indonesia, paling kaya dibandingkan dengan negara ASEAN lain.
Bukan hal mustahil melahirkan wayang ASEAN dengan cerita dan bentuk baru. Butuh
kajian mendalam, tetapi mengapa tidak?, kata Kacung.

o ASEAN Gelar Malam Kesenian


Myanmar
VIVAnews - Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) menggelar
malam kesenian dan budaya untuk keempat kalinya. Pertunjukan seni dan
budaya ini menampilkan kesenian Myanmar di Gedung Kesenian Jakarta, Senin
malam, 14 November 2009.

Pertunjukan malam kesenian memadukan kesenian tradisional dan


komtemporer. Di antaranya tari tradisional solo, tari inagurasi, tari tiga era, tari
alkemis (dance of zawgi), serta tarian Ramayana.

Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan mengatakan, malam kesenian negara-negara


ASEAN merupakan bagian dari ragam budaya ASEAN. "Kebudayaan adalah
bagian sosio-kultur masyarakat yang sangat penting dalam komunitas dan
memberi kontribusi bagi budaya ASEAN," kata Pitsuwan.

Setelah pelaksanaan malam kesenian budaya dan kesenian Myanmar, awal tahun
depan ASEAN akan menggelar acara serupa dengan budaya Malaysia. "Setelah
itu, semua budaya dan kesenian semua negara ASEAN akan ditampilkan
bersama," terang Pitsuwan.

Hadir dalam pertunjukkan malam ini Duta Besar Myanmar dan negara-negara
ASEAN, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI Jero Wacik dan perwakilan
negara-negara ASEAN.
Lima Festival Indonesia
Dipromosikan Bersama
di ASEAN
SINGAPURA, KOMPAS.com - Lima festival di Indonesia akan dipromosikan
bersama oleh negara-negara Asia Tenggara.

Festival tersebut adalah bagian dari program perayaan hari jadi lembaga
Association of Southeast Asia Nation (ASEAN) ke-50.

"Dari ASEAN itu kita buat paket bersama. Masing-masing negara


mengusulkan lima festival dan lima destinasi dan dipromosikan selama
2017," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada KompasTravel di sela-
sela acara ASEAN Tourism Forum 2017 di Singapura, pekan lalu.

Ia mengatakan lima festival itu adalah Pesta Kesenian Bali, Festival Budaya
Asmat Papua, Festival Danau Toba, Festival Cap Go Meh Singkawang, dan
Jember Fashion Carnaval. Dengan promosi bersama festival di negara
ASEAN, menurut Arief, Indonesia akan diuntungkan.

"Kita diuntungkan dengan (promosi bersama), karena total kunjungan


wisatawan ke ASEAN itu 100 juta lebih. Kita baru (dikunjungi) 10-12 persen
yang datang," jelas Arief.

ASEAN Tourism Forum merupakan usaha regional untuk mempromosikan


kawasan ASEAN sebagai satu destinasi wisata.

Ajang tahunan ini melibatkan semua sektor industri pariwisata dari 10 negara
anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos,
Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam ditambah
negara-negara lainnya di Asia yakni China, Jepang, India, dan Korea Selatan.

Tahun ini, ASEAN merayakan ulang tahunnya yang ke-50. Untuk


merayakannya, kementerian pariwisata dari 10 negara anggota ASEAN
sepakat mengembangkan program pariwisata gabungan di bawah kampanye
bertemakan "Visit ASEAN@50 : Golden Celebration".

Kampanye ini dimaksudkan sebagai perayaan 50 tahun ASEAN dan juga


memandang ASEAN sebagai destinasi tunggal. Acara pre-launching
kampanye tersebut dilakukan oleh para menteri pariwisata dari negara
anggota ASEAN tahun lalu di ITB Berlin.
Festival kesenian menyambut
hubungan dialog ASEAN-Tiongkok
(VOVworld) Festival kebudayaan dan kesenian ASEAN-Tiongkok dibuka pada
Rabu malam (28/12), di kota wisata Siem Reap, Kamboja. Ini merupakan salah satu
aktivitas menyambut peringatan ulang tahun ke-25 hubungan dialog ASEAN-Tiongkok.
Yang menghadiri festival ini ada wakil dari kedutaan besar berbagai negara anggota
ASEAN, wakil lembaga swadaya masyarakat yang lain.

Dalam pidatonya di depan upacara pembukaan, Thon Khon, Menteri Pariwisata


Kamboja menyatakan bahwa festival ini merupakan kesempatan bagi negara-negara
anggota ASEAN dan Tiongkok untuk berbahas dan belajar satu sama lain dalam
melestarikan dan mengembangkan kebudayaan tradisional masing-masing negara,
bersamaan itu mendorong lebih lanjut lagi hubungan kerjasama yang
berkesinambungan antara negara-negara ASEAN dengan Tiongkok.

Anda mungkin juga menyukai