MAKALAH KMB Fix PDF
MAKALAH KMB Fix PDF
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
yang Diampu oleh Bapak Ns. Annas Sumeru, S.Kep. M.Kep., Sp. KMB
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Hendra Ari Wibawa
Muhammad Nur Akmal Hidayat
Danang Setiyono
Nok Imroatul Azizah
Ika Wahyuni
Muslihudin
Heri Firmansah
Mohamad Romli
Penyusun,
KELOMPOK 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Permasalahan .......................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................... 2
D. Metode Penulisan .................................................................... 2
E. Sistematika Penulisan ............................................................. 3
A. Latar Belakang
Menurut Hirarki Maslow pemenuhan kebutuhan terdiri dari kebutuhan
biologis, psikologis dan sosialisasi. Kebutuhan tersebut dipenuhi dari tingkat
yang paling dasar ke tingkat yang lebih tinggi. Salah satu yang menjadi
penyebab cedera fisik serta gangguan rasa aman dan nyaman adalah trauma
fisik (fraktur) yang menjadi masalah kesehatan dan sosial yang signifikan.
Perawat sebagai ujung tombak pemberi pelayanan kesehatan diharapkan
mampu untuk mengatasi masalah kesehatan terutama kasus fraktur, karena
perawat berada di samping klien dalam 24 jam dan memiliki banyak
kesempatan untuk menjalin kontrak dan kontak yang lama dengan klien.
Pada kasus fraktur mempunyai efek yang sangat buruk jika terlambat
dalam pengobatan dan perawatannya, yang akan mengakibatkan kecacatan
fisik, oleh karena itu di butuhkan kemampuan perawat untuk memahami dan
memperhatikan prinsip kesterilan dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan fraktur ?
2. Seperti apa anatomi dan fisiologi tulang ?
3. Bagaimana etiologi terjadinya fraktur ?
4. Bagaimana manifestasi klinis fraktur ?
5. Seperti apa patofisiologi terjadinya fraktur ?
6. Apa saja klasifikasi fraktur ?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis yang perlu dilakukan pada klien
dengan fraktur ?
8. Bagaimana proses penyembuhan fraktur ?
9. Komplikasi seperti apa yang dapat terjadi pada klien dengan fraktur ?
1
Makalah Askep Fraktur-Kelompok 1-Keperawatan AJ 2017-Unsoed
10. Bagaimana pengkajian keperawatan pada klien dengan fraktur ?
11. Apa diagnosa keperawatan yang muncul dan bagaimana rencana asuhan
keperawatan pada klien dengan fraktur ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan fraktur.
2. Mendeskripsikan seperti apa anatomi dan fisiologi fraktur.
3. Mendeskripsikan etiologi terjadinya fraktur.
4. Mendeskripsikan manifestasi klinis fraktur.
5. Mendeskripsikan patofisiologi terjadinya fraktur.
6. Mendeskripsikan apa saja klasifikasi fraktur.
7. Mendeskripsikan bagaimana penatalaksanaan medis yang perlu dilakukan
pada klien dengan fraktur.
8. Mendeskripsikan bagaimana proses penyembuhan fraktur
9. Mendeskripsikan komplikasi seperti apa yang dapat terjadi pada klien
dengan fraktur.
10. Mendeskripsikan pengkajian pada klien dengan fraktur.
11. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul dan rencana asuhan
keperawatan pada klien dengan fraktur
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan
menggunakan metode pustaka, yang sebagian besar komponen utama makalah
ini dikutip dari literatur yang menunjang keberadaan isi makalah ini.
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari faktur ,menurut Brunner and Suddarth,(2002
: 2358) :
a. Nyeri terus-menerus dan bertambah beratnya sampai tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan
bentuk bidai almiah yang di rancang utuk meminimalkan gerakan
antar fregmen tulang.
b. Setelah terjadi faraktur, bagian-bagian tidak dapat di gunakan dan
cenderung bergerak secara alamiah (gerak luar biasa) bukanya tetap
rigid seperti normalnya. Pergeseran fragmen tulang pada fraktur
lengan dan tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun
teraba) ekstermitas yang bisa diketahui membandingkan
ekstermitas yang normal dengan ekstermitas yang tidak dapat
berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada
integritas tulang tempat melekatnya otot.
c. Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya
karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat
6. Klasifikasi Fraktur
Menurut Doenges (2000: 761) Fraktur dapat dibagi menjadi 150,
tetapi lima yang utama adalah:
a. Incomplete : fraktur hanya melibatkan bagian potongan menyilang
tulang. Salah satu sisi patah; yang lain biasanya hanya bengkok
(greenstik).
b. Complete : garis fraktur melibatkan selurah potongan menyilang dari
tulang, dan fragmen tulang biasanya berubah tempat.
c. Tertutup (Simple) : fraktur tidak meluas melewati kulit.
d. Terbuka (Complete) : fragmen tulang meluas melewati otot dan
kulit, dimana potensial untuk terjadi infeksi.
7. Patofisiologi
12. Komplikasi
a. Komplikasi Awal
1) Kerusakan Arteri
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya
nadi, CRT menurun, sianosis bagian distal, hematoma yang
lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh
tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit,
tindakan reduksi, dan pembedahan.
3) Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit sekarang.
Hal yang perlu ditanyakan adalah sebab dari fraktur. Ini
bisa berupa kronologi terjadinya fraktur sehingga bisa
ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh yang
mana yang terkena.
Riwayat penyakit dahulu.
Tanyakan tentang penyakit-penyakit yang dialami
sebelumnya seperti peningkatan kadar gula darah atau
tekanan darah tinggi, riwayat operasi, penggunaan obat-
obatan, ada tidaknya alergi obat.
Riwayat Penyakit keluarga.
Perlu ditanyakan ada tidaknya generasi terdahulu yang
mengalami keluhan yang sama.
Pengkajian psikososial spiritual.
Perawat perlu mengkaji tentang status emosi, kognitif, dan
prilaku klien. Pemeriksaan mental meliputi penampilan,
perilaku, afek, suasana hati, lafal, isi dan kecepatan
berpikir, persepsi dan kognitif.
2) Pengkajian Fisik
a) Sistem Integumen
Kulit
Keadaan kulit = luka ( ), Memar ( ), Gatal ( ),
Turgor = baik ( ), sedang ( ), buruk ( ).
Warna = sianosis ( ), merah ( ), pucat ( ).
Tekstur = halus / lentur ( ), kasar / tebal ( ).
Kelembaban = kering ( ), berkeringat ( ), berminyak ( ).
Kepekaan terhadap sentuhan = baik ( ), sedang ( ),
jelek ( ), hipersensitif ( ).
Penggunaan obat topikal / ramuan = Ya ( ), tidak ( ),
jenis .........
Kuku
Warna dasar = ....................
Sudut kuku dan dasar kuku (N = 1600) = ......................
Keadaan kuku (setelah penekanan 2 3 detik) = ...........
3) Pemeriksaan setempat.
Harus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal terutama
mengenai status neurovaskuler. Pemeriksaan pada sistem
muskuloskeletal adalah :
a) Look (inspeksi)
Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain:
Sikatriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan
seperti bekas operasi).
Fistulae
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu
mengontrol nyeri / Nyeri berangsur berkurang sampai hilang.
Intervensi yang bisa dilakukan antara lain :
1) Pemberian obat : analgetik
2) Pengurangan kecemasan
3) Manajemen lingkungan : kenyamanan
4) Aplikasi panas / dingin
5) Manajemen pengobatan
6) Manajemen nyeri
7) Pilihan intervensi tambahan : dukungan emosional
8) Humor
9) Terapi musik
10) Pengaturan posisi
11) Terapi relaksasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien dengan fraktur maka sebagai
langkah terakhir dalam penyusunan makalah ini dapat diamil beberapa
kesimpulan dan memberikan saran yang sekiranya dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi pemberian asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan
fraktur.
A. Kesimpulan
1. Fraktur dapat terjadi pada berbagai macam tulang. Proses penyembuhan
dan penatalaksanaan fraktur tergantung pada jenis dan lokasi fraktur
2. Penatalaksanaan yang tepat dan cepat diperlukan agar tidak terjadi
komplikasi.
3. Fraktur yang terjadi akibat respon patologis, trauma langsung atau tidak
langsung dan tekanan berulang dapat memunculkan beberapa diagnosa
keperawatan baik aktual maupun potensial.
B. Saran
1. Saran untuk perawat pada klien fraktur harus melakukan pengkajian
secara komprehensif mulai anamnesa pada klien dan keluarga,
pemeriksaan fisik dan melihat catatan klien atau rekam medis serta
sebaikanya berkonsultasi dengan anggota tim kesehatan lain dan
meninjau literatur yang terkait kondisi klien.
2. Perawat dalam melakukan diagnosa keperawatan klien prioritas dapat
dipilih untuk masalah yang paling menonjol dan mengakibatkan
maaslaah lain bila tidak diatasi.
41
Apley, A. Graham.(1995). Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley. Jakarta
:Widya Medika
Black, J.M, et al. (1995). Luckman and Sorensens Medikal Nursing : A Nursing
Process Approach, 4 th Edition, W.B. Saunder Company.
Bulechek, GM, et al. (2016). Nursing Interventions Clasification edisi keenam
Edisi Bahasa Indonesia.Jakarta : Mocomedia
Corwin,Elizabeth J.(2001).Buku saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
https://en.wikipedia.org/wiki/Bone# diunduh 05-09-2017
Mansjoer, Arif, et al,(2000). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II. Jakarta :Medika
Aesculapius FKUI
Muttaqin,A.(2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Muskuloskeletal.Jakarta : EGC
Oswari, E,.(1993). Bedah dan Perawatannya, Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama
PPNI,Tim Pokja SDKI DPP PPNI.(2017). Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia Edisi 1, Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
42
Makalah Askep Fraktur-Kelompok 1-Keperawatan AJ 2017-Unsoed