MAKALAH
Oleh
KELOMPOK 5
MAKALAH
Oleh:
Bagus Maulana NIM 152310101188
Uswatun Hasanah NIM 152310101197
Joveny Meining Tyas NIM 152310101209
Bintang Amzad Jahy F NIM 152310101268
Sari Mulianingrum NIM 152310101348
ii
2017
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Penyususn,
(Kelompok 5)
Mengetahui,
Penanggung jawab mata kuliah Dosen Pembimbing
(Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp. Kep. MB) (Ns. Rondhianto, M. Kep)
NIP 19810319201404 1 001 NIP 19830324200604 2 002
iv
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien
dengan Sprain Ankle”. Karya tulis ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp. Kep. MB selaku penanggung jawab mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah
2. Ns. Rondhianto, S. Kep., M. Kep selaku dosen pembimbing pembuatan makalah ini
3. Rekan-rekan yang senantiasa memberi dukungan dan semangat
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis menerima segala bentuk kritikan dan masukkan guna sempurnanya
karya tulis ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
PRAKATA ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 3
2.1 Pengertian .............................................................................. 3
2.2 Etiologi.................................................................................... 3
2.3 Klasifikasi ............................................................................... 3
2.4 Patofisiologi/ Patologi ............................................................ 4
2.5 Manifestasi Klinis .................................................................. 4
2.6 Pemeriksaan Penunjang ....................................................... 4
2.7 Penatalaksanaan .................................................................... 5
BAB 3. PROSES KEPERAWATAN ....................................................... 7
3.1 Pengkajian .............................................................................. 7
3.2 Diagnosa Keperawatan ......................................................... 7
3.3 Intervensi ................................................................................ 8
3.4 Evaluasi .................................................................................. 11
BAB 4. POHON MASALAH .................................................................... 12
BAB 5. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN .................................. 13
5.1 Ilustrasi Kasus ....................................................................... 13
5.2 Pengkajian .............................................................................. 14
5.3 Diagnosa Keperawatan ......................................................... 23
5.4 Intervensi ................................................................................ 24
vi
5.5 Implementasi .......................................................................... 26
5.6 Evaluasi .................................................................................. 27
BAB 6. PENUTUP ..................................................................................... 29
6.1 Kesimpulan ............................................................................ 29
6.2 Saran ....................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 30
LAMPIRAN
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
a. Mampu memahami dan mengetahui konsep dasar penyakit pada kasus sprain.
b. Mampu memahami dan mengetahui asuhan keperawatan pada kasus sprain.
c. Mampu memahami dan mengetahui pengelolaan asuhan keperawatan pada kasus
sprain.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai pengetahuan untuk
pembaca tentang penyakit sprain.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat gerakan menjepit atau
memutar (Brunner & Suddarth, 2001).
Sprain adalah trauma pada ligamentum, struktur fibrosa yang memberikan stabilitas
sendi, akibat tenaga yang diberikan ke sendi dalam bidang abnormal atau tenaga
berlebihan dalam bidang gerakan sendi (Sabiston, 1994).
Sprain merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen penyangga yang
mengelilingi sebuah sendi (Kowalak, 2011).
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sprain adalah cedera
struktural ligamen akibat tenaga yang di berikan ke sendi abnormal, yang juga
merupakan keadaan ruptura total atau parsial pada ligamen. Selain itu sprain juga bisa
dikatakan sebagai keadaan cidera dimana sebagian dari ligamen robek, kondisi ini
biasanya disebabkan karena memutar secara mendadak, dimana sendi bergerak melebihi
batas normal. Organ yang paling sering terkena sprain adalah lutut dengan pergelangan
kaki.
2.2 Etiologi
Penyebab sprain adalah tekanan ekternal berlebih, yaitu pemuntiran mendadak
dengan tenaga yang lebih kuat daripada kekuatan ligamen dengan menimbulkan
gerakan sendi di luar kisaran gerak (RPS) normal seperti terglincir saat berlari atau
melompat sehingga terjadi sprain.
2.3 Klasifikasi
a. Sprain derajat I (kerusakan minimal)
Nyeri tanpa pembengkakan, tidak ada memar, kisaran pembengkakan aktif dan pasif,
menimbulkan nyeri, prognosis baik tanpa adanya kemungkinan instabilitas atau
gangguan fungsi.
b. Sprain derajat II (kerusakan sedang)
3
Pembengkakan sedang dan memar, sangat nyeri, dengan nyeri tekan yang lebih
menyebar dibandingkan derajat I. Kisaran pergerakan sangat nyeri dan tertahan, sendi
mungkin tidak stabil, dan mungkin menimbulkan gangguan fungsi.
5
b) Analsik
Kandungan : Metampiron 500mg, Diazepam 2mg ; Indikasi : nyeri otot dan sendi ;
Kontra indikasi : hipersensitif ; Efek samping : agranulositosis ; Dosis : sesudah
makan (dewasa 3xsehari 1 kaplet, anak 3xsehari 1/2kaplet).
3) Pemberian kodein atau obat analgetik lain (jika cedera berat)
4) Pemasangan pembalut elastis atau gips, atau jika keseleo berat, pemasangan gips
lunak atau bidai untuk imobilisasi sendi
6
BAB 3. PROSES KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas klien
a. Identitas klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama,
Alamat.
b. Identitas penanggung jawab meliputi: Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku,
Agama, Alamat.
c. Tanggal masuk RS, No. Medical Record dan Diagnosa Medis
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : kaki bengkak, memar, nyeri tekan
b. Riwayat penyakit sekarang : terjadi pembengkakan pada tubuh terjadi sprain, nyeri
tekan, memar
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga.
3. Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi :
a) Kelemahan
b) Edema
c) Perdarahan perubahan warna kulit
d) Ketidakmampuan menggunakan sendi
b. Palpasi :
a) Mati rasa
c. Auskultasi.
d. Perkusi.
5. Pemeriksaan Penunjang.
Pada sprain untuk diagnosis perlu dilaksanakan rontgen untuk membedakan dengan
patah tulang.
8
g. Lakukan kompres dingin/es selama 24-48 jam pertama dan sesuai indikasi.
Rasional: Menurunkan udema/pembentukan hematoma, menurunkan sensasi nyeri.
h. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik.
Rasional: Diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot.
2. Dx.2 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan
sekitar fraktur.
Tujuan: Kerusakan mobilitas fisik dapat berkurang.
Kriteria Hasil:
1) Klien akan meningkat/mempertahankan mobilitas pada tingkat kenyamanan
yang lebih tinggi.
2) Klien mempertahankan posisi/fungsional.
3) Klien meningkatkan kekuatan/fungsi yang sakit dan mengkompensasi bagian
tubuh.
4) Klien menunjukkan teknik yang mampu melakukan aktifitas.
Intervensi:
a. Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera/pengobatan dan perhatikan
persepsi pasien terhadap imobilisasi.
Rasional: Mengetahui persepsi diri pasien mengenai keterbatasan fisik aktual,
mendapatkan informasi dan menentukan informasi dalam meningkatkan kemajuan
kesehatan pasien.
b. Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik/rekreasi dan pertahankan rangsang
lingkungan.
Rasional: Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali
perhatian, meningkatkan rasa kontrol diri dan membantu menurunkan isolasi sosial.
c. Instruksikan dan bantu pasien dalam rentang gerak aktif/pasif pada ekstremitas
yang sakit dan yang tak sakit.
Rasional: Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot,
mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur/atrofi dan respon kalsium karena
tidak digunakan.
d. Tempatkan dalam posisi telentang secara periodik bila mungkin, bila traksi
digunakan untuk menstabilkan fraktur tungkai bawah.
9
Rasional: Menurunkan resiko kontraktur fleksi panggul.
e. Bantu/dorong perawatan diri/kebersihan (contoh mandi dan mencukur).
Rasional: Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi, meningkatkan kontrol pasien
dalam situasidan meningkatkan kesehatan diri langsung.
f. Berikan/bantu dalm mobilisasi dengan kursi roda, kruk dan tongkat sesegera
mungkin. Instruksikan keamanan dalam menggunakan alat mobilisasi.
Rasional: Mobilisasi dini menurunkan komplikasi tirah baring (contoh flebitis) dan
meningkatkanpenyembuhan dan normalisasi fungsi organ.
g. Awasi TD dengan melakukan aktivitas dan perhatikan keluhan pusing.
Rasional: Hipotensi postural adalah masalah umum menyertai tirah baring lama dan
dapat memerlukan intervensi khusus.
10
Rasional: Penyusunan aktivitas sekitar kebutuhan dan yang memerlukan bantuan.
d. Dorong pasien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi di atas dab di bawah
fraktur.
Rasional: Mencegah kekakuan sendi, kontraktur dan kelelahan otot, meningkatkan
kembalinya aktivitas sehari-hari secara dini.
e. Diskusikan pentingnya perjanjian evaluasi klinis.
Rasional: Penyembuhan fraktur memerlukan waktu tahunan untuk sembuh lengkap dan
kerjasama pasien dalam program pengobatan membantu untuk penyatuan yang tepat
dari tulang.
f. Informasikan pasien bahwa otot dapat tampak lembek dan atrofi (massa
ototkurang). Anjurkan untuk memberikan sokongan pada sendi di atas dan di
bawah bagian yang sakit dan gunakan alat bantu mobilitas, contoh verban
elastis, bebat, penahan, kruk, walker atau tongkat.
Rasional: Kekuatan otot akan menurun dan rasa sakit yang baru dan nyeri sementara
sekunder terhadap kehilangan dukungan.
3.4 EVALUASI
11
BAB 4. POHON MASALAH
12
BAB 5. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
Seorang pemain sepakbola, Tn. K (28) asal jember dilarikan ke sebuah rumah sakit
karena mengalami keseleo ketika bertanding dengan klub sepakbola bodwoso pada 10
maret 2017. Klien tampak meringis mengeluh kesakitan di daerah pergelangan kaki
kanannya berawal dari jatuh ketika berlari di lapangan yang tidak rata. Sebelumnya
klien mengaku langsung mengkonsumsi analgesik yang diberikn temannya, tetapi nyeri
tidak kunjung hilang. Menurut keluarga, klien terus merintih dan merngatakan tidak
nyaman beraktivitas. Ketika diperiksa, kaki kanan klien tampak memar, nyeri saat
ditekan dan Tanda-tanda vital klien TD 135/85 mmHg, suhu 37, RR 22x/menit, Nadi
90x/menit
13
5.2 Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Tn. K No. RM : 123
Umur : 28 tahun Pekerjaan : Atlet Sepak bola
Jenis : Laki-laki Status Perkawinan : Kawin
Kelamin
Agama : Islam Tanggal MRS : 12 Maret 2017
Pendidikan : SMA Tanggal : 13 Maret 2017
Pengkajian
Alamat : Jember Sumber Informasi :Pasien dan Keluarga
14
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien mengaku tidak pernah mengalami penyakit serius. Hanya diare dan
maag
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Tidak ada alergi yang dirasa klien dan keluarga
c. Imunisasi:
Klien hanya ingat pernah menerima imunisasi BCG ketka masih anak-anak
d. Kebiasaan/polahidup/life style:
menurut keluarga klien rutin erolahraga kurang lebih 3 kali seminggu, klien
bukan seorang perokok. Tetapi hanya makan sedikit jenis sayuran.
e. Obat-obat yang digunakan
Klien sering meminum obat/vitamin penambah stamina
Genogram:
15
- Biomedical sign :
Albumin: 4.0 gr % HB: 15.5 gr/dl
Globulin: 2.8 gr %
Interpretasi:
Pemeriksaan biomedik menunjukkan kondisi pasien normal
- Clinical Sign :
TD: 135/85 Nadi: 90x/menit
RR: 22x/menit Suhu: 37
Interpretasi:
Terjadi peningkatan tekanan darah, frekuensi pernafasan, dan nadi klien.
Untuk suhu masih dalam keadaan normal
- Diet Pattern :
Sebelum sakit, klien makan dengan porsi sepiring penuh 3-4 kali sehari
dan minum air sebanyak 2L/hari.
Tidak ada perubahan pola makan atau mnum walau klien dalam keadaan
sakit
Interpretasi:
Tidak ada gangguan dalam pola nutrisi klien
3. Pola eliminasi:
BAK
- Frekuensi : 4-5 kali/hari
- Jumlah : 1200cc
- Warna : kuning terang
- Bau : bau khas urin normal
- Karakter : jernih khas urin normal
- BJ : 1.005
- Alat Bantu : tidak ada
- Kemandirian : mandiri
- Lain : tidak ada
BAB
- Frekuensi :Klien mengaku BAB sehari sekali
- Jumlah : 150 gr atau 100cc
- Konsistensi : padat sedikit lembek, berbentuk
- Warna : kuning
- Bau : khas feses
- Karakter : normal
- BJ :
- Alat Bantu : tidak ada
- Kemandirian : mandiri
- Lain : tidak ada
BALANCE CAIRAN = intake- output- IWL
Intake: air+air metabolisme(5xBB)= 2000+(5x65)=2325cc
16
Output: BAB+BAK= 1200+100= 1300
IWL= (15xBB)
15x65= 975cc
Balance cairan: 2325-1300-975=50 cc
Interpretasi:
tidak terdapat gangguan pada pola eliminasi, klien tidak mengalami dehidrasi
17
c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
- Status Oksigenasi
Status normal, 96%
- Fungsi kardiovaskuler:
masih normal, tetapi ada peningkatan frekuensi pernafasan
- Terapi oksigen
tidak diberikan
Interpretasi: ketika sakit klien meminta bantuan alat atau orang lain untuk
berpindah, frekuensi pernafasan meningkat
- Gangguan tidur
Seekali klien terbangun karena sakit di pergelangan kakinya, klien juga
merasakan sakit saat beraktivitas
Lain-lain: -
Interpretasi: klien merasa tidurnya sedikit berkurang akibat rasa sakit
Interpretasi : tidak ada gangguan dalam pola seksualitas dan reproduksi klien
9. Pola peran & hubungan
Keluarga mengatakan bahwa klien memiliki hubungan yang baik dengan teman-
teman atau pun keluarga.
Interpretasi: klien tidak memiliki gangguan dalam pola hubungan dan peran
10. Pola manajemen koping-stress
Apabila banyak pikiran klien akan melampiaskannya dengan bermain bola
seharian.
Interpretasi : koping stres cukup bagus tetapi sedikit berlebihan jika olahraga
dilakukan terus menerus
11. System nilai & keyakinan
Klien mengaku bahwa kehidupan ini bisa berubah apabila kita yang mau
merubah nya sendiri. Tidak ada kekuatan yang melebihi Tuhan, ia menyerahkan
segala urusannya kepada Allah SWT. Keluarga juga mengatakan bahwa klien
seorang yang rajin ibadah
Interpretasi
klien memiliki konsep spiritual dan mekanisme koping yang bagus
19
IV. PemeriksaanFisik
Keadaan umum:
Klien tampak meringis menahan sakit, tidak ada tanda-tanda kelemahan lain.
Tanda vital:
- TekananDarah : : 135/85 mm/Hg
- Nadi : 90 X/mnt
- RR : 22 X/mnt
- Suhu : 37 C
Interpretasi : terjadi kenaikan tekanan darah, nadi, dan frekuensi pernafasan sebagai
akibat dari nyeri cedera
20
Perkusi : sonor
Aukultasi : vesikuler
Jantung
Inspeksi : tidak ada jejas
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : pekak
Auskultasi : tidak terdengar suara tambahan
8. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, tidak ada jejas
Auskultasi : bising usus (-)
9. Urogenital
Tidak ditemukan keluhan ketika dilakuka inspeksi, palpasi, perkusi, maupun
auskultasi
10. Ekstremitas
Terdapat nyeri tekan di pergelangan kaki
11. Kulit dan kuku
Kulit warna sawo matang dan kuku bersih, CRT < 2 detik
12. Keadaan lokal
Terdapat infus di tangan kiri klien
V. Terapi
N Nama Golongan Indikasi Kontra Indikasi Efek samping Mekanisme
o Obat Obat
1 Bimastan Analgesik Nyeri Hipersensitif, Mual muntah, Per oral,
sendi, tukak lambung, agranulositosis, 500mg
nyeri asma, dan aeukopenia awal
otot ginjal selanjutnya
250 mg tiap
6 jam
21
VI. Pemeriksaan Penunjang &Laboratorium
Tidak dilakukan
Jember, 13 Maret 2017
Pengambil Data,
(Uswatun Hasanah)
22
5.3 Diagnosa Keperawatan
Sprain ankle
Lembar Intervensi
24
nyeri kenyamanan
- Klien menyatkan (massage,
perubahan
nyaman setelah
posisi).
nyeri berkurang - Dorong
penggunaan
teknik
manajemen
stress,
contohnya
relaksasi
progresif,
latihan nafas
dalam, imajinasi
visualisasi dan
sentuhan
terapeutik.
- Lakukan
kompres
dingin/es
selama 24-48
jam pertama
dan sesuai
indikasi.
- Kolaborasi
dengan dokter
pemberian
analgetik.
25
- Klien mampu - Ajarkan teknik
mengontrol nyeri nonfarmakologi
- Status - Evaluasi
kenyamanan keefektifan
meningkat kontrol nyeri
- Tingkatkan
istirahat
5.5 Implementasi
Lembar Implementasi
5.6 Evaluasi
Lembar Evaluasi
Nama
No Tgl/Jam Diagnosa Evaluasi Perawat
A: Maslah teratasi
27
P: Pantau TTV dan
perilaku klien tentang
nyeri
28
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Sprain juga bisa dikatakan sebagai keadaan cidera dimana sebagian dari ligamen
robek, kondisi ini biasanya disebabkan karena memutar secara mendadak, dimana sendi
bergerak melebihi batas normal. Organ yang paling sering terkena sprain adalah lutut
dengan pergelangan kaki.
Penatapelaksanaan medis yang dapat dilakukan yaitu:
1. Imobilisasi
2. Farmakologi
3. Pemberian kodein atau obat analgetik lain (jika cidera berat)
Penatapelaksanaan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Imobilisasi sendi yang cedera untuk mempercepat penyembuhan
2. Elevasi sendi di atas ketinggian jantung selama 48 hingga 72 jam (yang segera
dilakukan sesudah cedera)
3. Penggunaan kruk dan pelatihan cara berjalan (pada keseleo pergelangan kaki)
4. Kompres es secara intermiten selama 12 hingga 48 jam untuk mengendalikan
pembengkakan (letakkan handuk kecil diantara kantung es dan kulit untuk
mencegah cedera karena hawa dingin).
6.2 Saran
Keberhasilan dalam pengobatan cidera atau sprain hingga cepat sembuh adalah
tergantung dari tingkat kedisiplinan, ketekunan, dan kemauan untuk menjalani semua
proses perawatan baik medis dan keperawatan yang dijalankan oleh klien.
29
DAFTAR PUSTAKA
Brukner, P., dan Khan, K., (1993). Clinical Sports Medicine. Australia: Mc.
Graw-Hill Book Company.
Junaidi, 2013. Cedera Olahjraga pada Atlet Pelatda PON XVIII DKI
Jakarta.[online].http://download.portalgaruda.org/article.php?article=1782
16&val=4571&title=Cedera%20Olahraga%20Pada%20Atlet%20Pelatda%
20PON%20XVIII%20DKI%20Jakarta (diakses 12 Maret 2017)
Nurarif, A. Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda Nic Noc Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction.
Peterson, L., dan Renstrom. P., (1990). Sport Injuries: Their Prevention and
Treatment. London: CIBA-GEIGY.
Smelzer, Suzanne. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Dan
Suddarth. Ed 8. Jakarta :EGC
Marilynn. J & Lee. J. 2011. Seri Panduan Praktis Keperawatan Klinis. Jakarta:
Erlangga
30
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta:EGC
31
LAMPIRAN
32