Oleh:
NIM : R024191026
Adalah benar telah menyelesaikan telah laporan kasus dengan judul “Manajemen
Ft Gangguan Gerak Dan Aktivitas Fungsional Regio Knee Joint Sinistra Berupa
Nyeri, Spasme, Kelemahan Otot, Limitasi ROM Dan Gangguan ADL (Praying
Dan Walking) e.c Osteoarthritis Genu Sejak 8 Bulan Yang Lalu” pada bagian RS
pembimbing.
Mengetahui,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan
Gerak Dan Aktivitas Fungsional Regio Knee Joint Sinistra Berupa Nyeri,
Spasme, Kelemahan Otot, Limitasi ROM Dan Gangguan ADL (Praying Dan
Walking) e.c Osteoarthritis Genu Sejak 8 Bulan Yang Lalu” dapat selesai sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah
sebagai tugas evaluasi diri terhadap kasus pada tempat praktik lapang masing-
masing.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari
bantuan, dorongan, semangat, saran, dan pendapat berbagai pihak, oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
4. Kak Syarif, Ayu, Ririn, Evita dan Mala selaku teman kelompok yang telah
tugas-tugas.
5. Semua pihak yang telah ikut membantu dan atau terlibat dalam penyelesaian
Akhirnya, semoga laporan kasus ini bermanfaat baik pada diri sendiri
Penulis
Hal
aman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
A. Latar Belakang................................................................................ 1
A. Kerangka Teori................................................................................ 1
B. Osteoarthritis Knee......................................................................... 5
1. Definisi......................................................................................... 7
2. Epidemiologi................................................................................ 7
3. Etiologi......................................................................................... 5
4. Faktor Resiko............................................................................... 7
5. Klasifikasi.................................................................................... 10
6. Patomekanisme............................................................................ 10
7. Manifestasi Klinis........................................................................ 12
8. Komplikasi................................................................................... 14
9. Diagnosa Banding........................................................................ 14
C. Pemeriksaan Fisioterapi.................................................................. 1
D. Penatalaksanaan Fisioterapi............................................................ 5
22
A. Anamnesis Umum...........................................................................
22
B. Anamnesis Khusus..........................................................................
26
C. Diagnosis Fisioterapi.......................................................................
26
D. Problem Fisioterapi.........................................................................
28
E. Tujuan Fisioterapi...........................................................................
22
F. Intervensi Fisioterapi.......................................................................
26
G. Evaluasi Fisioterapi.........................................................................
26
H. Modifikasi.......................................................................................
28
I. Home program.................................................................................
28
30
LAMPIRAN.........................................................................................................
31
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
terdiri oleh struktur tulang (distal femur, proksimal tibia, dan patella),
tulang rawan (meniskus dan tulang rawan hialin), ligamen dan membran
penurunan kualitas hidup. Ini adalah bentuk paling umum dari penyakit
mencari perhatian medis dan rehabilitasi. Jika tidak diobati, rasa sakit dan
kekakuan akan terjadi mengakibatkan hilangnya fungsi fisik dan
varus, dan penguncian lutut (Ayanniyi & Adeniyi, 2017; Sumathi et al,
duduk dan berdiri atau naik turun tangga. Ada remodeling pembentukan
seluruh penyakit yang ada. Hal tersebut dapat diketahui bahwa prevalensi
angka kejadian 18.0% pada perempuan dan 9.6% pada laki - laki, dari
tahun, 30% pada usia 40 - 60 tahun, dan 65% pada usia tua (lansia) lebih
tungkai bawah dan gaya berjalan (Sumathi et al, 2019). Fisioterapi sebagai
sendi paling besar dalam tubuh, sangat komplek mempunyai otot fleksor
dan ekstensor yang kuat serta mempunyai ligamen yang kuat. Fungsi dari
knee joint ini adalah untuk mengatur pergerakan dari kaki. Tulang-tulang
fibrosa, ligamen, tendon, fasia, atau otot. Persendian ini adalah lokasi
1. Tulang Pembentuk
a. Tulang femur
b. Tulang tibia
c. Tulang fibula
d. Tulang patella
adalah tetap dan yang berubah hanya jarak patella dengan femur.
(Pratama, 2019).
Tulang diikat bersamaan bukan oleh tulang tetapi oleh ligamen dan
melekat pada ligamen ini yang ikut serta untuk sering robeknya
2019).
sampai ke caput fibula, sendi ini sangat kuat dari benturan dari
3. Otot penyusun
Otot penyusun dalam knee joint terdapat dua gerakan utama, yaitu fleksi
a. Fleksor genu
Kelompok otot fleksor genu adalah hamstring yang terdiri dari biceps
(Pratama, 2019).
Nama
No Origo Insertio Innervasi
otot
tuberositas
ischiadicum,
membagi tendon
sama besar
Biceps Femoris sisi lateral
dengan nervus tibial
1 semitendinosus caput fibula
(S1-S3)
dan
semimembranos
us
tuberositas
ischiadicum, permukaan
Semitendinosus membagi tendon medial dari
sama besar nervus tibial
2 dengan superior tibia
(L5-S2)
semitendinosus melalui tendon
dan biceps pes anserinus
femoris
tuberositas
ischiadicum,
membagi tendon permukaan
sama besar posterior nervus tibial
3 Semimembranosus
dengan medial (L5-S2)
semitendinosus condylus tibia
dan biceps
femoris
permukaan
½ dibawah
medial dari nervus
symphisis pubis
4 Gracilis superior tibia obturator (L3-
dan ½ atas
melalui tendon L4)
arcus pubis
pesanserinus
nervus
spina iliaca permukaan
5 Sartorius femoral (L2-
anterior antero medial
L3)
atas os
superior tibia tepat di
pes anserinus
caput medial
permukaan
dan lateral dari
posterior
permukaan nervus tibial
6 Gastrocnemius calcaneus
posterior (S1-S2) 7)
membentuk
condylus
tendon Achilles
femoralis
permukaan
permukaan
posterior nervus tibial
7 Popliteus lateral condylus
proksimal shaft (L4, L5)
lateral
tibial
lateral
supracondylar
tenda
8 Plantaris femur di atas nervus Tibial
calcaneus
lateral head
gastrocnemius
Kelompok otot ekstensor genu adalah quadriceps yang terdiri dari rectus
otot quadriceps bersatu membentuk tendon dan melekat pada tulang tibia
spina iliaca
anterior inferior
dan bagian tuberositas n. femoris
1 m. rectus femoris superior lekukan L2- L 4
tibia
acetabulum
trochanter
major dan n. femoris
tuberositas
2 m. vastus lateralis permukaan
tibia L2- L 4
lateral atas linea
aspera
linea
intertrochanteric tendon patella n. femoris
3 m. vastus medialis a dan bagian dan tuberositas L2- L 4
medial linea tibia
aspera
2/3 atas bagian
m. vastus anterior dan Tuborisitas n. femoris
4 L2- L 4
intermedius permukaan tibiae
lateral os femur
lembek saling terpisah oleh suatu lapisan cairan licin yang menyerupai
putih telur. Sebagian suatu pelumas dan untuk mengurangi gesekan antara
a. Bursa anterior
2) Bursa prepatellaris
2019).
b. Bursa Superior
1) Reccessus subpopliteus
Ditemukann sehubungan dengan tendon m. popliteus dan
2) Bursa M. Semimembranosus
5. Meniscus
(Pratama, 2019).
a. Meniscus medialis
b. Meniscus lateralis
bebas.
7. Kapsul sendi
tulang tetap berada pada tempatnya pada waktu terjadi gerakan. Tersusun
kuat yang tidak teratur. Dan akan berlanjut menjadi lapisan fibrous
dari periosteum yang menutupi bagian tulang. Dan sebagian lagi akan
b. Lapisan dalam
darah dan cairan sekresi dari sel synovial. Cairan synovial ini
(Pratama, 2019).
sendi yang terbentuk dari tulang yang berhubungan, yaitu antar tulang
femur dan patella disebut articulation tibio femoral dan antara tulang tibia
(Pratama, 2019).
a. Tibiofemoral joint
kira 1-2 cm, sehingga jika terjadi gerakan fleksi atau ekstensi pada
pada bagian anterior lebih kecil dibanding pada bagian posterior. Pada
keadaan seperti itu maka fase-fase terjadi gerak rolling dan sliding
b. Patellofemoral joint
Facet sendi ini terdiri dari tiga permukaan pada bagian lateral
ikut memperkuat beban yang diterima knee joint sebesar 1/16 dari
1. Osteokinematika
bagian yaitu swing dan spin. Swing adalah suatu gerak ayunan sehingga
bergerak tetapi axis mekanik sendi tidak bergerak. Gerakan yang terjadi
pada knee joint adalah: gerakan fleksi 100-1400, gerakan hyperekstensi 50-
100, gerakan eksorotasi dengan posisi genu fleksi 900, gerakan endorotasi
fleksi femur rolling ke arah belakang dan sliding kearah depan. Untuk
akan searah, saat gerakan fleksi menuju ke doral sedang pada saat
a. Ekstensi
Ekstensi knee joint lebih lanjut disertai rotasi medial dari femur dan
(Pratama, 2019).
b. Fleksi
A. Kerangka Teori
Kelainan Obesitas, DM, histerektomi,
metabolik manisektomi, osteoporosis,
hiperuremia, & Hipertensi
Etiologi Multifaktorial
Usia
Ras
Perubahan metabolisme
kartilago dan sendi
Jenis
kelamin
Aktivitas Kondrosit ↑
Gaya hidup kurang konsumsi vit. D,
Pembentukan
kolagen+proteoglikan ↑
Pengahancuran kartilago ↑
Kartilago tipis
Pelepasan
Deformitas tulang
mediator nyeri
Nyeri Nyeri kronis
Penonjolan
tulang
Kekakuan sendi,
terutama pada pagi Perubahan gaya berjalan Resiko jatuh
hari
B. OSTEOARTHRITIS GENU
1. Defenisi
sendiri merupakan suatu jaringan keras yang memiliki sifat licin yang
mengacu pada sindrom klinis nyeri sendi disertai dengan berbagai tingkat
40% orang berusia 40 tahun ke atas. Penyakit ini adalah penyebab utama
mencari perhatian medis dan rehabilitasi. Jika tidak diobati, rasa sakit dan
varus, dan penguncian lutut (Ayanniyi & Adeniyi, 2017; Sumathi et al,
duduk dan berdiri atau naik turun tangga. Ada remodeling pembentukan
seluruh penyakit yang ada. Hal tersebut dapat diketahui bahwa prevalensi
angka kejadian 18.0% pada perempuan dan 9.6% pada laki - laki, dari
orang yang berumur lebih dari 60 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada
umum dan sering terjadi. Diperkirakan 8,5 juta orang di Inggris menderita
total penduduk yang menderita OA, 85% dari jumlah tersebut adalah
penderita dengan usia diatas 75 tahun dan 50% dari 3 jumlah tersebut
tinggi yaitu 5% pada usia 40 tahun, 30% pada usia 40 - 60 tahun, dan
65% pada usia tua (lansia) lebih dari 61 tahun (Ireneu et al, 2017).
(Pratama,2019).
3. Etiologi
awal penyakit. Oleh karena itu, sumber rasa sakit terutama berasal dari
yang memberikan beban atau tekanan pada sendi lutut sebagai alat gerak
(Adhiputra, 2017).
dengan riwayat trauma lutut memiliki risiko 5-6 kali lipat lebih
lutu anatara lain kelainan local pada sendi lutut seperti genu varum,
(Adhiputra, 2017).
3) Faktor pekerjaan → Osteoartritis banyak ditemukan pada pekerja
(Adhiputra, 2017).
atau lebih setiap hari), berjalan jauh ( 2 jam atau lebih setiap hari),
5. Klasifikasi
Berdasarkan kriteria American College of Rheumatology (ACR)
klafikasikan menjadi :
1) Grade 0 : Normal
subkondral.
5) Grade 4 : Berat, adanya osteofit yang besar, permukaan
6. Patomekanisme Osteoarthritis
yaitu fase inisiasi, fase inflamasi, nyeri, fase degradasi (Amanda, 2015).
a. Fase inisiasi : Ketika terjadi degradasi pada rawan sendi, rawan sendi
replikasi dan memproduksi matriks baru. Fase ini dipengaruhi oleh faktor
b. Fase inflamasi : Pada fase inflamasi sel menjadi kurang sensitif terhadap
c. Fase nyeri: Pada fase ini terjadi proses peningkatan aktivitas fibrinogenik
nyeri juga berupa akibat lepasnya mediator kimia seperti kinin yang
dan radiks saraf yang berasal dari medulla spinalis serta kenaikan
d. Fase degradasi : IL-1 mempunyai efek multipel pada sel cairan sendi
terjadi jejas mekanis, material asing hasil nekrosis jaringan atau CSFs
7. Manifestasi Klinik
kemampuan individu untuk bangun dari kursi, berjalan, atau naik tangga
badan, dan ketidakstabilan juga dapat diamati pada individu dengan OA.
1. Nyeri sendi
( Soeroso, 2006 )
dapat diasumsikan bahwa nyeri yang timbul pada OA berasal dari luar
kartilago (Felson, 2008).Pada penelitian dengan menggunakan MRI,
didapat bahwa sumber dari nyeri yang timbul diduga berasal dari
dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di dekat sendi.
Sumber nyeri yang umum di lutut adalah akibat dari anserine bursitis
3. Kaku pagi
Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri
mobil dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di
4. Krepitasi
sakit. Gejala ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya
hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk
(Soeroso, 2006 ).
pada sendi yang biasanya tidak banyak (<100cc) atau karena adanya
gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan) dapat
8. Komplikasi
Bursitis.
b) Komplikasi kronis berupa malfungsi tulang yang signifikan, yang
9. Diagnosis Banding
hal ini terjadi sebagai akibat dari tinggi nya kadar purin dalam tubuh
A. Pemeriksaan Fisioterapi
1. Pemeriksaan Penunjang
OA karena selain murah, mudah diakses serta lebih aman dibanding sinar-
Lutut :
a. Sering terjadi hilangnya kompartemen femorotibial pada
rongga sendi.
B. Penatalaksanaan Fisioterapi
a. Infrared
Sinar infra red merupakan salah satu modalitas yang digunakan dalam
didukung dari buku (Singh, 2012). Efek pancaran pada sinar infra red
memberikan rasa nyaman dan relaksasi pada otot (Ansari et al., 2014).
b. Elektroterapi
jaringan saraf yang komplek. Hal ini terjadi oleh karena aktifnya saraf
c. Therapeutic Exercises
berjalan, dan self-efficacy dan untuk mengurangi rasa sakit dan risiko
dengan OA lutut. Setiap perbaikan otot kekuatan atau peak power dari
tungkai bawah sebagai otot penyangga alami untuk knee joint, disfungsi
ekstensi knee dan 19% hingga 25% kehilangan kekuatan fleksi knee,
d. Strengthening exercise
setelah pelatihan, serta pengurangan rasa sakit dan cacat fisik pada orang
dengan OA knee. Memperkuat otot hamstring untuk meningkatkan
fungsional (Anwer & Alghadir 2014). Huang et al. melakukan pada 250
2017).
e. Stretching
normal. Fibers ITB distal menyatu dengan fibers superfisial dan dalam
Karena ITB adalah jaringan yang sangat padat dan berserat, efektivitas
f. Taping
pengikat kaku pada patela dan / atau struktur jaringan lunak terkait.
aligment patella dan peningkatan fungsi dan aktivasi otot (Bhagat et al,
2019).