OLEH :
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Profesi Fisioterapi di Klinik Physio Sakti dengan judul Manajemen Fisioterapi
Gangguan Gerak Fungsional Knee Sinistra Berupa Limitasi ROM et. causal Tear
Meniskus Lateral Akibat Trauma Olahraga 1 Minggu yang lalu pada tanggal 11 April 2018.
Mengetahui,
Dr. Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Pd. M.Kes Yahya Dwitama, S.Ft, Physio
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
BAB
PENDAHULUAN
dengan tulang femur disebut articulatio tibio femoral dan antara tulang
tibia dengan tulang fibula proximal disebut articulatio tibio fibular
proksimal (Kisner and Colby, 2013).
1
Sendi lutut merupakan suatu sendi yang disusun oleh beberapa tulang
ligament beserta otot, sehingga dapat membentuk suatu kesatuan yang
disebut dengan sendi lutut atau knee joint. Anatomi sendi lutut terdiri dari:
Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang
femur. Jarak patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah tetap
dan yang berubah hanya jarak patella dengan femur. Fungsi patella
di samping sebagai perekatan otot-otot atau tendon adalah sebagai
pengungkit sendi lutut. Pada posisi flexi lutut 90 derajat, kedudukan
patella di antara kedua 3ias3n3u femur dan saat
sa at extensi maka patella
pate lla
terletak pada permukaan anterior femur (Syaifuddin, 1997).
joint dengan gerak rotasi ayun dalam bidang sagital dan menghasilkan
gerakan fleksi dengan nilai ROM normal 130º-140º dan soft
dan soft end feel juga
posisi hiperekstensi berkisar antara 5º-10º dalam batas normalnya dengan
d engan
hard end feel , selain rotasi ayun lutut juga mempunyai gerak rotasi spin
dalam bidang tranversal pada posisi lutut fleksi dan menghasilkan gerakan
internal rotasi 15º-30º dengan elastic end feel dan eksternal rotasi 40º-45º
pada posisi awal, mid posisi dengan elastic end feel . Pada gerak akhir
ektensi terjadi eksternal rotasi yang dikenal sebagai closed rotation
(Sugijanto, 2008).
2. Artrokinematika
Arthrokinematik merupakan gerakan pada permukaan sendi. Gerak
arthrokinematik dari lutut yaitu : traksi dan kompresi dengan arah kaudal-
kranial searah axis longitudinal. Gerak translasi ke dorsal dan ke medial
terjadi saat fleksi sedangkan translasi ke ventral dan ke lateral terjadi saat
gerak ekstensi.
BAB II
PATOFISIOLOGI
diterima oleh sendi lutut. Meniskus juga berfungsi untuk menjaga stbilitas
sendi dan fungsi lubrikasi menghasilkan cairan sendi (Ria, 2015).
B. Epidemiologi
Sepeti dilansir dari Majeweski cedera meniskus adalah cedera paling
umum terjadi kedua pada lutut dengan kejadian 12 %- 14 % dan prevalensi
6 kasus / 100.000 orang (Frizziero
(Frizz iero dkk, 2012).
1. Frekuensi
Meskipun di USA insiden dan prevalensi kejadian tear meniskus tidak
diketahui, tetapi ini adalah cedera terkait olahraga yang cukup umum
di kalangan orang dewasa. Meskipun pada anak-anak kejadian cedera
meniskus kurang umum terjadi dibandingkan pada orang dewasa,
tetapi cedera meniskus lutut memang terjadi pada individu yang
secara skeletal belum matang. Keadian cedera meniskus jarang terjadi
pada anak-anak yang usianya kurang dari 0 tahun dengan bentuk
morfologis meniskus normal.
b. Degenerativ: Terjadi pada usia tua, nyeri kronik dan akut on
kronik dan nyeri aku knee.
Siapa saja yang melakukan kegitan yang melibatkan memutar lutut
secara berlebihan berisiko untuk mengalami tear meniskus, risiko yang
sangat tinggi terjadi pada atlet, terutama atlet yang berpartisipasi dalam
olahraga kontak seperti sepak bola atau kegiatan yang melibatkan
gerakan memutar, seperti ennis atau basket. Risiko tear meniskus juga
meningkat karena adanya proses degeneratif.
D. Klasifikasi
Hasil MRI meniskus yang abnormal dapat diklasifikasikan dalam tipe
berikut:
1 . Grade I : Area
Area kecil dari peningkatan sinyal
sinyal dalam meniskus
2. Grade II : Areaa linear dari sinyal yang meningkat dan tidak meluas
ke permukaan artiklatio.
3. Grade III : Abnormal peningkatan sinyal yang mencapai permukaan
atau meniskus (indikasi meniskus tear) tear meniskus ekstruasi
minimal 3 mm pada bidang mid-coronal (Bradley,2017).
E. Patomekanisme
Meniskus medial jauh lebih sering terkena daripada lateral, sebagian
karena perlekatannya pada kapsul yang membuatnya tidak begiu mobile.
Robeknya kedua meniskus dapat terjadi besama-sama bila terjadi ruptur
ligamen.
Pada 75 % kasus , robekan terjadi vertikal sepanjang meniskus. Kalau
fragmen yang terpisah tetap melekat di depan dan belakang, lesi itu
disebut “bucket handle tear” . bagian yang robek kadang-kadang
berpindah ke pusat sendi dan ditekan antara femur
f emur dan tibia, menyebabkan
penghambatan ekstensi.
ekst ensi. Kalau robekan timbul pada tepi yang bebas pada
meniskus akan tertinggal suatu penghubung yang memiliki dasar di bagian
antrior.
10
divaskularisasi dari kapsul. Bagian yang tidak terkena sebagai suatu iitan
mekanis, menimbulkan efusi sendi yang berulang dan pada beberapa kasus
OA sekunder.
F. Manifestasi Klinik
Meniskus injury yang sudah robek, akan mengalami tanda dan gejala
berikut:
. munculnya rasa sakit
2. Pembengkakang atau kekakuan
3. Rasa sakit terutama ketika memutar atau memutar lutut
4. Kesulitan meluruskan lutut sepenuhnya
5. Terasa ada yang menghambat lutut untuk digerakkan, seolah- olah
lutut terkunci.
G. Komplikasi
Meniskus injuri yang tidak tertangani dengan baik akan mengakibatkan
kerusakan kartilago di os tibia, os femur dan pada patella mengalami
kerusakan akibat gesekan dan beban yang belebihan yang akan
mengakibatkan risiko terjadinya osteoarthritis.
11
BAB III
MANAJEMEN FISIOTERAPI
C: Chief of complaint
Nyeri pada lutut bagian kiri
H: History taking
Sudah satu minggu yang lalu klien merasakan nyeri pada lutut bagian
kiri.
Nyeri yang dirasakan setelah bermain tennis lapangan, klien bermain
tennis selama kurang lebih 6 jam lamanya pada hari sabtu dan minggu.
PFGD :
Gerakan Aktif
Fleksi
Fleksi –
– Ekstensi
Ekstensi Hip DBN
Abduksi
Abduksi –
– Adduksi
Adduksi Hip DBN
Eksorotasi
Eksorotasi –
– Endorotasi
Endorotasi Hip DBN
Fleksi
Fleksi –
– Ekstensi
Ekstensi Knee terbatas
Dorsofleksi
Dorsofleksi –
– Plantarfleksi
Plantarfleksi Ankle DBN
Inversi
Inversi –
– Eversi
Eversi Ankle DBN
Gerakan Pasif
Fleksi
Fleksi –
– Ekstensi
Ekstensi Hip DBN
Abduksi
Abduksi –
– Adduksi
Adduksi Hip DBN
Endorotasi
Endorotasi –
– Eksorotasi
Eksorotasi Hip DBN
Fleksi
Fleksi –
– Ekstensi
Ekstensi Knee terbatas
Eksorotasi
Eksorotasi –
– Endorotasi
Endorotasi Knee terbatas
Dorsofleksi
Dorsofleksi –
– Plantarfleksi
Plantarfleksi Ankle DBN
Inversi
Inversi –
– Eversi
Eversi Ankle DBN
TIMT
Fleksi
Fleksi –
– Ekstensi
Ekstensi Hip DBN
Abduksi
Abduksi –
– Adduksi
Adduksi Hip DBN
Endorotasi
Endorotasi –
– Eksorotasi
Eksorotasi Hip DBN
13
Fleksi
Fleksi –
– Ekstensi
Ekstensi Knee lemah
Dorsofleksi
Dorsofleksi –
– Plantarfleksi
Plantarfleksi Ankle DBN
Inversi
Inversi –
– Eversi
Eversi Ankle DBN
R: Restrictive
ROM : Limitasi gerakan aktif dan pasif pada region Knee
Pekerjaan : -
ADL : Limitasi praying
Rekreasi : Limitasi aktivitas tennis lapangan
T: Tissue impairment and psychological prediction
Musculotendinogen :.
Kelemahan m.quadriceps femoris
Osteoarthrogen :
Meniskus lateral tear
Neurogen :-
Psikogen :
Kecemasan
S: Specific test
Vital sign
Tekanan darah : 140/80 mmHg.
Frekuensi pernapasan : 18 kali/menit.
Suhu : 37° C.
Denyut nadi : 7 kali/menit
kali/menit (irama regular).
VAS
Nyeri diam :0
Nyeri tekan :4
Nyeri gerak :3
MMT : Muscle Quadriceps femoris (3+)
Ballotement Test : (-) Tidak ada penumpukan cairan pada patella
Varus/valgus test : (-) Tidak ada masalah
mas alah pada LCM dan LCL
Anerior drawer test: (-) Tidak ada masalah
masal ah pada ACL
Posteror drawer test: (-) Tidak ada masalah pada PCL
14
Kompleks:
Gangguan ADL praying.
2. Planning:
Tujuan jangka panjang:
Mengajarkan cara berjalan yang baik agar klien dapat
mengoptimalkan ADL
Tujuan jangka pendek:
Mengurangi gangguan psikis dan kecemasan.
Mengurangi nyeri.
Meningkatkan ROM
Meningkatkan kekuatan otot
Mengurangi oedem
15
1. Program:
PROBLEM MODALITAS
No. DOSIS
FISIOTERAPI FISIOTERAPI
1 Gangguan psikis dan Komunikasi terapeutik F : 2x/hari
kecemasan. I : pasien fokus
T : Wawancara
T : selama proses FT
2 Oedem Cold Therapy F : 1x/hari
I : 3 menit kompres 2 menit
lepas / 3 x rept.
T : iced compres
T : satu 5 menit
3 Nyeri Elektro Therapy F : 1x/hari
(interferensi) I : 20-30 Hz
T : co planar
T : 5 menit
Manual therapy F : 1x/hari
I : 3x repetisi 10 hit. /1x
terapi
T : Thumb Friction
T : 1 menit
4 Limitasi ROM Exercise therapy F : 1x/hari
I : 3x repetisi 10 hit. /1x
terapi
T : static kontraksi dan
mobilisasi patella
T : 1 menit
16
T : stretching
T : 2 menit
9. Gangguan ADL dan Exercise Therapy F : 1x/hari
keseimbangan I : 3x repetisi 10 hit. /1x
terapi
T : Bridging+ strengtening
abduktor
T : 1 menit
17
4. Kemitraan
Melakukan kemitraan dalam rangka memberikan layanan prima kepada
pasien, diantaranya dengan membangun kemitraan
kemitraan dengan dokter spesialis
ortopedik, dokter spesialis radiologi, dokter ahli gizi.