Askep Alzheimer PDF
Askep Alzheimer PDF
Kumpulan Asuhan
Keperawatan
(Askep Alzheimer)
2012
WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM
Definisi
Penyakit Alzheimer adalah Penyakit yang progresif, degenerative yang
nenyerang sel saraf di otak yang mengakibatkan hilangnya memori, dan perubahan
pada kemampuan berbicara, berfikir dan berperilaku.
Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif, dan merupakan gangguandegeneratif
otak dan diketahui mempengaruhi memori, kognitif dan kemampuanuntuk merawat diri.( Suddart,
& Brunner, 2002 ).
Alzheimer merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan penurunan daya ingat,
intelektual, dan kepribadian. Tidak dapat disembuhkan, pengobatanditujukan untuk menghentikan
progresivitas penyakit dan meningkatkankemandirian penderita. (Dr. Sofi Kumala Dewi, dkk,
2008). Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan, yang terutama
menyerang orang berusia 65 tahun keatas (patofisiologi : konsep klinis proses- proses penyakit,
juga merupakan penyakit dengan gangguan degeneratif yang mengenai sel-sel otak dan
menyebabkan gangguan fungsi intelektual, penyakit ini timbul pada pria dan wanita dan menurut
dokumen terjadi pada orang tertentu pada usia 40 tahun. (Perawatan Medikal Bedah : jilid 1 hal
1003)
Etiologi
1. Dimensia
Demensia sering disebabkan oleh beberapa penyakit sebagai berikut:
a. Penyakit Alzheimer
Proses penyakit ini tidak terlihat atau tersembunyi. Biasanya penyakit ini
menyerang memori terlebih dahulu selanjutnya menyerang pada kemampuan
berbicara dan kemampuan spasial. Setelah beberapa tahun penyakit ini akan
memberikan dampak ke segala aspek untuk fungsi intelektual akan terkena
dampak dari penyakit ini yaitu lemah dan mudah goyah dalam pengambilan
keptusan.
b. Demensia dengan lewy bodies
Faktor genetik merupakan faktor resiko penting kedua setelah faktor usia.
Individu yang memiliki hubungan keluarga yang dekat dengan penderita beresiko
dua kali lipat untuk terkena Alzheimer. Pada penderita early onset umumnya
disebabkan oleh faktor turunan. Tetapi secara keseluruhan kasus ini mungkin
kurang dari 5% dari semua kasus Alzheimer. Sebagian besar penderita Downs
Syndrome memiliki tanda-tanda neuropatholigic Alzheimer pada usia 40 tahun.
c. Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, maka prevalensi wanita yang menderita
Alzheimer lebih banyak tiga kali lipat dibandingkan pria. Hal ini mungkin
disebabkan karena usia harapan hidup wanita lebih lama dibandingkan dengan
pria (Dr. Iskandar Japardi, 2002).
Pada otak yang sehat ukuran cortex dan hippokampus adalah normal dan
serat-serat saraf masih berfungsi dengan baik. Namun pada otak penderita
Patofisiologi
Secara makroskopik, perubahan otak pada Alzheimer Disease melibatkan
kerusakan berat neuron korteks dan hipokampus, serta penimbunan amiloid dalam
pembuluh darah intrakranial. Secara mikroskopik, terdapat perubahan morfologis
(struktural) dan biokimia pada neuron-neuron. Perubahan morfologis terdiri dari dua
ciri khas lesi yang pada akhirnya berkembang menjadi degenerasi soma (badan)
dan/atau akson dan dendrit neuron. Satu tanda lesi pada Alzheimer Disease adalah
kekusutan neurofibrilaris, yaitu struktur intraselular yang berisi serat kusut,
melintir, yang sebagian besar terdiri dari protein yang disebut protein tau. Dalam
sistem saraf pusat (SSP), protein tau sebagian besar telah dipelajari sebagai
penghambat pembentuk struktural yang terikat dan menstabilkan mikrotubulus, dan
merupakan komponen penting dari sitoskleton (kerangka penyangga interna) sel
neuronal. Di dalam neuron-neuron, mikrotubulus membentuk struktur yang
membawa zat-zat makanan dan molekul lain dari badan sel menuju ujung akson,
sehingga terbentuk jembatan penghubung dengan neuron lain. Pada neuron
seseorang yang terserang Alzheimer Disease, terjadi fosforilasi abnormal dari
protein tau, secara kimia menyebabkan perubahan pada protein tau sehingga tidak
dapat terikat pada mikrotubulus secara bersama-sama. protein tau yang abnormal
terpuntir masuk kefilamen heliks ganda yang sekelilingnya masing-masing terluka.
Dengan kolapsnya sistem transpor internal, hubungan interselular adalah yang
proses metabolisme Hilangnya kemampuan selektif sel Gangguan PD otak, ex: Benturan langsung/tidak
dikorteks serebral stroke dikepala
Proses degeneratif
ALZHEIMER
Penatalaksanaan
Penanganan simptomatik dan suportif diperlukan untuk memberikan rasa
nyaman, puas pada pasien dan keluarga. Penatalaksanaan medis pada penyakit
Alzheimer berupa pemberian obat-obatan. Obat tersebut diantaranya:
1. Cholinesterase inhibitor
Obat ini membantu penyampaian informasi di otak, yang termasuk golongan
obat ini ialah Donepezil, Rivastigmine, dan Dalantamine yang bekerja dengan
meningkatkan kadar neurotransmitter di otak. Donepezil telah disetujui oleh Food
and Drug Administration untuk pengobatan Alzheimer tingkat ringan, sedang, dan
Komplikasi
Komplikasi Alzheimer erat kaitannya dengan gangguan immobilisasi seperti :
a. Pneumonia
Pneumonia adalah salah satu infeksi paling umum pada orang dengan
penyakit Alzheimer. Saat ini kondisi sedang dalam stadium lanjut, mungkin sulit
bagi orang untuk menelan dengan benar, karena otot-otot di tenggorokan mereka
tidak dapat berfungsi dengan baik. Karena cacat ini, itu berarti mereka dapat
menghirup sebagian kecil dari makanan atau minum mereka sedang makan dan ini
dapat menyebabkan infeksi pneumonia. Sangat sering orang dengan penyakit
Alzheimer meninggal dari infeksi radang paru-paru ketika mereka berada di tahap
akhir dari penyakit, karena tubuh mereka tidak dapat mengatasi jenis infeksi
b. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Inkontinensia adalah gejala umum dari tengah dan penyakit tahap akhir
Alzheimer. Pada saat seseorang mengalami penurunan fungsi kandung kemih,
kateter urin kadang-kadang digunakan. Kateter yang terlalu lama akan
menimbulkan bakteri di dalam tubuh menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).
Prognosis
Pemeriksaan klinis pada 42 orang yang diduga mengidap penyakit
Alzheimer menunjukkan bahwa nilai prognostic penyakit tersebut bergantung pada
tiga faktor, yaitu:
1. Derajat keparahan penyakit
2. Variasi gambaran klinis
3. Perbedaan antar individu, seperti factor usia, keturunan, dan jenis kelamin
Ketiga factor ini diuji secara statistic, dan ternyata faktor pertama paling mempengaruhi
prognosis penyakit. Psien memiliki angka harapan hidup rerata 4-10 tahun sesudah
diagnose dan biasanya meninggal dunia akibat infeksi sekunder. (Agoes, 2008)
Analisa Data
1. Gangguan proses pikir berhubungan dengan defisit kognitif, gangguan sensori dan
kehilangan memori.
Data pendukung :
1. Kehilangan memori
2. Menurunnya kosentrasi
3. Kebinguangan
Orientasi :
1. Perkenalkan namanya 1. Membantu mengingatkan hal yang
penting atau mendasar
2. Buat jadwal kegiatan 2. Pasien dapat mengingat kegiatan dan
waktu
3. Pajang foto keluarga, teman, rumah 3. Untuk memudahkan memori dan
mengingat diri dan keluarga
4. Pengunjung dibuatkan papan nama 4. Mencoba mengidentifiksi orang
5. Catat rencana kunjungan keluarga dan 5. Mencoba mengingatkan kembali
Kaji orientasi :
1. Kaji orientasi pasien 1. Mengidentifikasi kemampuan orientasi
pasien
2. Panggil pasien dengan namanya 2. Mengingat namanya sendiri
3. Perkenalkan semua pemberi 3. Pasien mungkin tidak ingat kembali
perawatan dengan menggunakan
nama setiap waktu, ulangi secara
teratur
4. Orientasikan pasien pada hari, jam 4. Mengingatkan dan mengorientasikan
dan lokasi dengan sering waktu kepada pasien
5. Pemberi perawatan sebaiknya orang 5. Mudah mengingat dan lebih kooperatif
yang sama
6. Lakukan pekerjaan yang mudah 6. Melatih orientasi pasien
secara rutin
7. Buatkan kalender dengan ukuran 7. Mengorientasikan waktu
besar dan jam besar agar dapat dilihat
5. Defisit perawatan diri: higiene, nutrisi dan atau eleminasi berhubungan dengan
ketergantungan psikologis dan atau fisiologis, kerusakan kognitif, sensori persepsi,
kehilangan memori, gangguan keseimbangan dan koordinasi, paresis, menurunnya
tonus otot
Data pendukung :
Kesimpulan
Demensia merupakan sekumpulan sindrom yang disebabkan oleh matinya sel-sel
otak secara berangsur-angsur. Hilngnya kemampuan kognitif akbat penyakit ini adalah
melemahnya daya ingat, berbicara, berperilaku. Penyakit Alzhaimer adalah penyakit
degenerasi neuron kolinergik yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan, yang terutama
menyerang orang berusia 65 tahun keatas. Penyakit Alzhaimer ditandai oleh hilangnya
ingatan dan fungsi kognitif secara progresif. Salah satu etiologi dari dimensia dalah
Alzheimer.
Penyakit Alzheimer ini penyebabanya belum diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang diperkirakan dan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bukti
yang sejalan, yaitu : Usia, genetik, jenis kelamin, trauma kepala.
Saran
Kita sebagai perawat dalam melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada
pasien dengan Alzheimer harus disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan pasien serta
mampu dalam melakukan tindakan keperawatan yang tepat dan maksimal bagi pasien, agar
tidak terjadi komplikasi selanjutnya.
Doenges. E. Marylin Dkk, 2008. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC : Jakarta
Martyn dan Gale. 2002. Seri kesehatan bimbingan dokter pada pikun dan pelupa.
Palembang:dian rakyat
Muttaqin, Arief. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta:Salemba Medika
Pangkalan Ide. 2008. Tune up: Gaya HidupPenghambat Alzheimer. Jakarta: PT. Gramedia.
Ramachandran, Tarakad S.2012. Alzheimer Disease Imaging. Diakses pada 25 mei 2012
melalui Medscape reference web site: http://emedicine.medscape.com/article/336281-
overview.
Suzanne C.Smeltzer & Brenda G.Bare.2001. KMB vol 3. Hal.2194 BAB 60 UNIT
15.EGC.Jakarta.
Tarwoto, dkk. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta:
sugeng seto
Tucker, susan martin. 2008. Volume 2 Standart Perawatan Pasien Perencanaan
Kolaboratif & Intervensi Keperawatan Edisi 7. Jakarta: EGC