Anda di halaman 1dari 16

PEMERIKSAAN REKTAL SWAB

I. PENDAHULUAN

Rektal swab merupakan apusan yang dilakukan pada daerah rectum + 2-3 cm diatas lubang anus.
Kuman-kuman pathogen penyebab gastroenteritis dapat diisolasi dari swab rectum.Kuman-
kuman yang ditemukan dari swab rectum juga terdapat pada saluran pencernaan.

II. TUJUAN

Untuk mengisolasi dan idertifikasi kuman pathogen (gastroenteritis) pada saluran pencernaan

III BAHAN / SPESIMEN

Faeces/rectal swab.

IV. REAGEN/MEDIA

1. Carry and blair


2. Ss agar, mc agar tcbs agar
3. Antisera salmonela paratyphi A
4. Antisera salmonela paratiphy B
5. Antisera salmonela paratyphi C
6. Antisera coly pathogen 1-5
7. Antisera coly pathogen 6-11
8. Antisera shigella Disentriae
9. Antisera shigella flexineri
10. Antisera shigella boydii
11. Antisera shigella sonii
12. Alkali pepton 1 %
13. Seletnite broth
14. Alkohol 70 %
15. Gulagula
16. TSI, SIM ,simon sitrat

V. ALAT

1. Pinset
2. Incubator
3. lampu busen
4. jarum ose
5. kertas label
6. lidi kapas
7. objek glas

VI. CARA KERJA:


1. Pengambilan Spesimen

Orang yang hendak diambil swabnya diminta bersimpuh dan menungging di atas tempat tidur.
Tangan kiri petugas pengambil swab membuka lubang anus dan tangan kanan memasukan lidi
kapas seteril ke dalam lubang anus dengan cara memutar sampai kurang lebih 2-3 cm ke dalam
lubang anus. Setelah itu lidi kapas ditarik ke luar dengan sambil tetap diputar. Selanjutnya lidi
kapas tadi dimasukkan dalam media carry and blir sampai terbenam ke dalam media. Apabila
lidi/ tangkainya terlalu panjang, kita potong sehingga botol bisa ditutup dengan rapat. Setelah
diberi label, specimen kita bawa ke laboratorium untuk diperiksa.

2. Cara Pemeriksaan

1. Siapkan media-media TCBS agar, SS agar, Mac Coli agar, selenite broth dan alkali pepton 1%
dengan diberi label sesuai dengan label pada sampel yang akan diperiks.

2. Sampel (lidi kapas) pada media carry dan blair diambil dengan pinset secara asepptik dan
dioleskan pada TCBS agar, SS agar, Mac coli agar, dan lidi kapas juga dikocok-kocok pada
selenite broth dan alkali pepton 1% broth.

3. Ambil ose, panaskan sampai membara kemudian dinginkan dengan cara menempelkan pada
media, setelah itu buat goresan pada masing-masing media tadi

4. Semua media yang telah digores tadi bersma-sama dengan alkali pepton broth 1% dan selenite
broth, diinkubasi pada suhu 35-37 C selma 18-24 jam.

3. Pembacaan Hasil

1. Vibrio cholera
a. Koloni yang berwarna kuningpada media TCBS agar, yang dicurigai sebagai kuman vibrio
colera diuji dengan antesera polyvalen vibrio, apabila hasilnya positif yang ditandai dengan
terjadinya aglutinasi, test diulanjutkan dengan biokimii dan selnjutnya dikomfirmasi dengan uji
antiera ogawa dan bila perlu dengan uji gula-gula.

b. Apabila koloni pada media TCBS menunjang untuk Vibrio colera namun tidak terjadi
aglutinasi pada test biokimia, konfirmasikan dengan uji antisera polivalent . Kalau uji biokimia
positif untuk Vibrio colera, uji lgi dengan Nacl 3%, kalau tidak terjadi aglutinasi, diharapkan
Vibrio colera non aglutinasi (NAG, Vibrio corela)

2. Salmonella sp.

a. Koloni tersangka pada media SS agar yaitu koloni putih trnasparan, diuji biokimia (TSI, SIM,
Simon sitrat) apabila terjdi aglutinasi pada salah satu tersebut. Pengujian dkonfirmasikan dengan
antesera Salmonella typhi A,B,dan C dan bila perlu diuji dengan gula-gula. Sehinga diperoleh
hasil yang betul-betul akurat.

b. Apabila koloni pada media SS agar tersebut diuji dengan semua antisera tidak menghasilkan
hasil positif, kalu laporkan hasil negatif.

3. Shigella sp.

a. Koloni yang berwarna putih kemerahan dengan titik merah tua pada media SS agar, dicurigai
sebagai koloni Shigella sp. Selanjutnya diuji dengan biokimia. Apabila salah satu dari tersebut
menunjukkan aglutinasi positif, untuk konformasi lakukan pengujian dengan antisera Shigella
dysentriae, Shigella flexneri, Shigella boydii, dan Shigella sonni dan gula-gula

b. Apabila koloni yang dicurigai pada media SS agar setelah dilakukan pengujian dengan
antisera hasilnya negatif, hasil bisa langsung dikeluarkan.
4. E coli pathogen

a. Koloni berwarna merah bata pada media Mc C agar. Bentuk koloni datat

b. Lakukan pengujian biokimia dan uji aglutinasi antisera E coli pathogen 1-5 & 6- 11

Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan Darah Lengkap


Pengertian Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count/blood panel) adalah jenis pemeriksan yang
dapat memberikan informasi tentang sel-sel darah pada pasien. Pemeriksaan Hitung darah
lengkap ini digunakan sebagai tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti anemia,
adanya infeksi serta banyak penyakit lainnya.
Sel-sel yang beredar di dalam aliran darah dapat dibagi menjadi tiga macam jenis, yaitu sel darah
putih (leucosit), sel darah merah (erytrosit) dan platelet (trombosit). Bila Tinggi atau rendahnya
hasil penghitungan mungkin menunjukkan adanya berbagai macam kelainan, jenis penyakit atau
status kesehatan pasien.

Pemeriksaan darah lengkap merupakan tes penyaring terhadap :


1) Kelainan sel darah (anemia, leukemia)
2) Adanya infeksi (bakterial, virus)
3) Kelainan perdarahan.

Panel Pemeriksaan Darah Lengkap


Hitung darah lengkap terdiri dari beberapa panel pemeriksaan, yaitu :

Hitung leukosit / white blood cell count (WBC). Pemeriksaan Hitung leukosit adalah jumlah
leukosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. (Baca Juga : Interpretasi Hasil Leukosit)

Hitung jenis leukosit / differential cell count. Hitung jenis leukosit digunakan untuk
mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, masing-masing dengan
fungsi tersendiri dalam melindungi tubuh dari infeksi. Jenis dari Sel-sel tersebut adalah limfosit,
monosit, neutrofil, eosinofil, serta basofil.(Baca Juga : Interpretasi Hasil Sel Darah Merah)

Hitung erytrosit / red blood cell count (RBC) Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per
milimeterkubik atau mikroliter dalah.

Jumlah Kadar hemoglobin (Hb) Hemoglobin merupakan protein yang berfungsi sebagai
pembawa oksigen dalam darah.

Kadar Hematokrit (Hct/Hmt) Hematokrit merupakan persentase erytrosit dalam volume


tertentu darah.

Mean corpuscular volume (MCV) adalah ukuran atau volume rata-rata eritroit. MCV
meningkat jika erytrosit lebih besar dari biasanya (makrositik), Misalnya pada penderita anemia
karena kekurangan vitamin B12. Menurunnya kadar MCV ini jika erytrosit lebih kecil dari
biasanya (mikrositik) seperti pada anemia karena kekurangan zat besi.

Mean corpuscular hemoglobin (MCH) adalah jumlah rata-rata hemoglobin dalam erytrosit.
Erytrosit yang lebih besar (makrositik) cenderung memiliki MCH yang lebih tinggi. Sebaliknya,
jika pada erytrosit yang lebih kecil (mikrositik) akan memiliki nilai MCH yang lebih rendah.

Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) adalah perhitungan rata-rata


konsentrasi hemoglobin di dalam erytrosit. MCHC menurun (hipokromia) dijumpai pada kondisi
di mana hemoglobin abnormal diencerkan di dalam erytrosit, seperti pada anemia dan
kekurangan zat besi dalam thalasemia. Adanya Peningkatan MCHC (hiperkromia) terdapat pada
kondisi di mana hemoglobin abnormal terkonsentrasi di dalam erytrosit, seperti pada pasien yang
mengalami luka bakar dan sferositosis bawaan.
Red cell distribution width (RDW) adalah variasi ukuran erytrosit. Pada beberapa kasus
anemia, seperti anemia pernisiosa, variasi dalam ukuran erytrosit (anisositosis) bersama dengan
variasi dalam bentuk (poikilositosis) dapat menyebabkan peningkatan RDW.

Hitung trombosit / platelet count adalah jumlah trombosit/platelet per milimeterkubik atau
mikroliter darah.

Mean platelet volume (MPV) adalah ukuran rata-rata trombosit dalam darah. Trombosit baru
lebih besar, dan peningkatan MPV terjadi ketika terjadi peningkatan jumlah platelet yang sedang
diproduksi. Sebaliknya adanya penurunan MPV merupakan indikasi penurunan jumlah trombosit
(trombositopenia).

Platelet distribution width (PDW) merupakan indikasi variasi ukuran trombosit yang dapat
menjadi tanda pelepasan platelet aktif.

Pemeriksaan darah lengkap umumnya telah menggunakan mesin penghitung otomatis yang
disebut hematology analyzer. Pemeriksaan dengan menggunakan mesin penghitung otomatis
dapat memberikan hasil yang cepat. Akan tetapi analyzer memiliki keterbatasan ketika terdapat
sel yang abnormal, seperti banyak dijumpainya sel-sel yang belum matang pada leukemia,
adanya infeksi bakterial, sepsis dan lain sebagainya. Atau, ketika jumlah sel sangat tinggi
sehingga analyzer tidak dapat menghitungnya. Untuk keadaan seperti ini, pemeriksaan manual
sangat diperlukan.

Keuntungan dari penghitungan manual adalah bahwa karena mesin penghitung otomatis tidak
dapat diandalkan dalam menghitung sel abnormal. Untuk itu diperlukan pemeriksaan manual
terhadap apusan darah. Dilakukan Pemeriksaan secara mikroskopik akan memberikan informasi
mengenai leukosit-leukosit yang abnormal dan variasi bentuk erytrosit. Pemeriksaan manual juga
dapat memberikan informasi mengenai adanya jenis sel lain yang biasanya tidak dijumpai dalam
darah tepi, misalnya pada sel plasma. Selain itu adanya trombosit yang meng-gerombol (clumps)
yang dapat menyebabkan rendahnya jumlah trombosit pada pemeriksaan, otomatis dapat
dikonfirmasi dengan pemeriksaan apusan darah.

Pemeriksaan manual menjadi pilihan untuk dilakukan dalam kasus jumlah sel yang sangat tinggi
dimana analyzer tidak mampu menghitungnya. Pemeriksaan manual ini darah diencerkan dulu
dengan tingkat pengenceran yang lebih tinggi.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan Laboratorium merupakan salah satu pemeriksaan diagnostik yang menunjang
dalam data objektif pengkajian keperawatan. Pemeriksaan diagnostik Penting untuk pasien
penegakan dini diagnosa awal. Salah satu peran perawat terpenting dalam hal ini adalah
. melakukan prosedur pengambilan, penyimpanan dan pengiriman spesimen dengan benar.
Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian dan pengetahuan seorang perawat dalam
pengambilan spesimen seperti spesimen urin,feses, dan sputum. Sehingga hasil pemeriksaan
benar dan akurat.

B. Tujuan
Mengetahui tujuan pemeriksaan spesimen urin, feses, dan sputum
Mengetahui alat-alat dan prosedur pengambilan spesimen urin,feses, dan sputum
Mengetahui peran perawat dalam pengambilan spesimen urin, feses, dan sputum
Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan spesimen urin, feses, dan
sputum

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Spesimen urin

Perawat bertanggung jawab mengumpulkan spesimen urin untuk sejumlah pemeriksaan.


Spesimen urin bersih untuk urinalisis rutin, spesimen urin tengah atau pancar tengah untuk kultur
urin, dan spesimen urin sewaktu untuk berbagai pemeriksaan bergantung masalah spesifik pada
klien.

Spesimen urin rutin


Spesimen urin bersih biasanya adekuat untuk pemeriksaan rutin. Banyak klien mampu
untuk mengumpulkan spesimen urin bersih dan mendapatkan spesimen mandiri dengan petunjuk
minimal. Klien priaumumnya mampu berkemih langsung kedalam wadah spesimen, dan klien
wanita biasanya duduk atau jongkok pada kloset,meletakkan wadah di dalam tungkai selama
berkemih.
Cara pengambilan urin rutin
Perlengkapan :
Sarung tangan
Pispot, urinal yang bersih untuk klien yang tidak dapat berkemih langsung ke dalam, wadah
specimen
Wadah spesimen dengan mulut lebar
Slip permintaan laboratorium
Label identifikasi spesimen yang terisi lengkap
Persiapan :
Sediakan peralatan yang diperlukan. Tentukan apakah klien perlu pengawasan atau bantuan
di kamar mandi. Klien yang sakit parah tidak mampu secara fisik perlu pispot atau urinal di
tempat tidur

Pelaksanaan :
Jelaskan pada klien apa yang anda lakukan dan mengapa hal itu dilakukan
Jelaskan tujuan pengambilan spesimen urin
Jelaskan bahwa semua spesimen harus terbebas dari semua kontaminasi dari feses
Jelaskan pada klien wanita jangan membuang tisu pada pispot karena menyulitkan analisis
laboratorium
Berikan wadah spesimen pada klien, dan arahkan klien ke kamar mandi untuk berkemih lalu
masukkan 120 ml urin ke dalam wadah
Cuci tangan
Berikan privasi
Bantu klien yang sakit parah, tidak mampu secara fisik atau disorientasi. Berikan bantuan
yang diperlukan di kamr mandi atau bantu klien meggunakan pisot atau urinal di atas tempat
tidur.
Pastikan spesimen disegel dan wadah bersih
Tutup rapat wadah. Tindakan ini mencegah urin tumpah dan terkontaminasi dari objek lain
Bila bagian wadah terkontaminasi oleh urin, bersihkan dengan sabun dan air. Tindakan ini
mencegah penyebaran mikroorganisme.
Beri label pada wadah dan bawa ke laboratorium
Dokumentasikan, meliputi tanggal, jam, tampilan urin

Spesimen urin sewaktu

Beberapa pemeriksaan urin memerlukan pengumpulan semua urn yang dihasillkan dan
dikeluarkan dalam periode waktu tertentu dengan rentang waktu 1-24 jam. Spesimen sewaktu
umumnya dibekukan atau dimasukkan pada wadah berpengawet untuk mencagh pertumbuhan
bakteri atau perubahan komponen urin. Semua urin yang keluar dikumpulkan dalam wadah kecil
yang bersih dan kemudian dimasukkan kedalam botol dan pendingin. Pemeriksaan ini bertujuan
untuk :
a. Mengkaji kemampuan ginjal dalam memekatkan dan mengencerkan urin
b. Untuk menentukan gangguan metabolisme glukosa
c. Untuk menentukan kadar unsur tertentu (albumin,amilase,kreatinin,urobilinogen,hormon
tertentu seperti estriol,kotrikosteroid) di dalam urin
Cara pengambilan urine sewaktu
Perlengkapan
Wadah spesimen
Label identifikasi spesimen terlengkap
Slip permintaan dari laboraturium
Tanda pada dekat tempat tidur klien yang menunjukan waktu tertentu dalam pengumpulan
urine
Antiseptik
Sarung tangan
Wadah yang berisi es bila lemari pendingin tidak tersedia
Persiapan
Ambil wadah spesimen berisi pengawet dari laboratorium. Tempelkan label pemeriksaan
berisi informasi yang mengidentifikasi klien, uji yang akan dilakukan, jam dimulai dan jam
selesai. Berikan alat yang bersih untuk mengumpulkan urine. Berikan tanda pada klien, kardeks,
ruangan, dan kamar mandi untuk mengingatkan tenaga kesehatan agar menyimpan semua urine
pada waktu tertentu.
Pelaksanaan
Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan : tujuan , waktu memulai dan mengakhiri
Semua urine harus disimpan dan ditempatkan di dalam wadah spesimen sejak mengumpulan
specimen
Urine harus bebas eliminasi fekal dan tisu toilet
setiap spesimen harus diberikan kepada staf keperawatan agar dapat dimasukan kedalam
botol spesimen yang tepat.
Cuci tangan dan observasi pengendalian infeksi
Beri privasi klien
Mulai periode pengumpulan dengan minta klien untuk berkamih di toilet, pispot, atau urinal.
Buang urine tersebut dan dokumentasikan waktu dimulainya pemeriksaan yaitu saat pembuangan
spesimen. Kumpulkan semua spesimen urine sesudahnya, termasuk satu spesimen pada akhir
pengumpulan.
Minta klien untuk meminum sejumlah cairan yang diperlukan untuk pemeriksaan.
Setelah dimulai waktu pengumpulan urine, intruksikan klien untuk selalu berkemih dalam
pispot.
Beri nomor pada wadah secara berurutan bila di perlukan terpisah.
Kumpulkan semua spesimen yang di perlukan. Hindari kontaminasi, masukan kedalam
pendingin dalam keadaan tertutup.
Dokumentasikan semua relasi yang relavan.

3. Spesimen urin tengah

Spesimen urin tengah dikumpulkan bila diminta pemeriksaan kultur urin yang bertujuan
untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab infeksi saluran kemih. Kehati-hatian
dilakukan untuk memastikan spesimen terbebas dari kontaminasi organisme disekitar meatus
urinari.
Prosedur mengumpulkan urin tengah
Langkah dan rasional pengambilan spesimen
a. Kaji status klien
Pada saat terakhir kali klien berkemih
Tingkat kesadaran atau tahap perkembangan
Mobilisasi ,keseimbangan , dan keterbatasan fisik dapat mengindikasikan penuhnya kandung
kemih
Menunjukan kemampuan klien dalam bekerja sama selama prosedur
Menentukan tingkat bantuan

b. Kaji tingkat pengetahuan klien terhadap pemeriksaan Informasi memungkinkan dapat


mengklarifikasi kesalah pahaman dan meningktkan kerjasa sama dari klien

c. Persiapkan peralatan :
Sabun,lap basah,dan handuk Digunakan untuk membersihkan,membilas,dan mengeringkan
perineum
Peralatan komersial untuk mengambil urine dengan cara bersih,gulungan kapas steril atau
bantalan kasa ukuran 2x2
larutan anti septic
Air steril
Wadah spesimen steril
Sarung tangan steril dan non steril
Pispot
Label spesimen yang lengkap untuk membilas larutan antiseptic

d. Jelaskan prosedur
Alasan dibutuhkannya spesimen midstream
Cara agar klien dan keluarga dapat membantu
Cara mengambil spesimen yang bebas dari feses bertujuan mengurangi ansietas
Membantu klien mengumpulkan spesimen urin secara mandiri
Feses dapat merubah karakteristik urin dan dapat menyebabkan nilai pengukuran menjadi
salah
apabila klien tidak merasakan keinginan berkemih yang mendesak, berikan air minum 30
menit sebelum pengambilan urin untuk meningkatkan kemampuan berkemih
Privasi klien Memungkinkan kline bersifat rileks
Berikan sabun,lap basah , dan handuk untuk membersihkan daerah perineum
Pakai sarung tangan non steril dan bantu perawatan perineum pada klien yang tidak dapat
berjalan untuk mencegah penularan mikroorganisme
ganti sarung tangan untuk mengurangi transfer infeksi
buka peralatan steril atau persiapkan peralatan steril
Tuang antiseptik diatas bola kapas. Bola kapas digunakan untuk membersihkan perineum
buka wadah steril

e. Bantu dan biarkan klien membersihkan perineum dan mengumpulkan spesimen urin nya secara
mandiri
Pria
Pegang penis dengan satu tangan dan bersihkan ujung penis dengan gerakan memutar dari
arah tengah keluar dan menggunakan swab antiseptik
Bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan bola kapas
Setelah klien mulai mengeluarkan aliran urin ,letakan wadah pengumpul dibawah aliran urin
dan kumpulkan 30 60 ml
Wanita
Buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang tidak dominan
Bersihkan daerah tersebut dengan bola kapas ,dari bagian depan ke belakang
Bantu klien membersihkan daerah perineum dan mengumpulkan secara mandiri
Bersihkan daerah tersebut dengan air sterildan keringkan dengan bola kapas
Dengan tetap memisahkan labia, klien harus mulai mengeluarkan urin , dan setelah aliran
keluar letakan wadah spesimen dibawah aliran urin dan kumpulkan 30 60 ml untuk
mengurangi jumlah bakteri dan mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptic
Urin yang pertama keluar membuang mikroorganisme yangt dalam kondisi normal
terakumulasi di meatus urinarius dan mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen
Memungkinkan akses kemeatus uretra
Mencegah kontaminasi spesimen dengan larutan antiseptic
Urin yang pertama keluar membuang mikroorganisme yang dalam kondisi normal
terakumulasi di meatus urinarius dan mencegah bakteri terkumpul di dalam spesimen
Pindahkan wadah spesimen sebelum aliran urin terhenti dan sebelum melepaskan labia atau
penis.klien meyelesaikan berkemih dalam bedpend tau toilet untuk mencegah spesimen
terkontaminasi oleh flora kulit
Tutup wadah spesimen dengan aman dan kuat Mempertahankan sterilitas bagian dalam
wadah
Bersihkan urin yang mengenai bagian luar wadah,dan letakan di kantung plastikn spesimen
Mencegah transfer mikroorganisme dengan orang lain
Pindahkan bedpen dan bantu klien untuk dapat posisi yang nyaman untuk meningkatkan
lingkungan yang rileks
Berikan label pada daftar specimen untuk mencegah identifikasi yang tidak akurat
lepaskan sarung tangan dan cuci tangan untuk mencegah transfer mikroorganisme dengan
orang lain
Kirim spesimen ke labort dalam 15 menit atau m,asukan dalam lemari es karena bakteri
dapat berkembang biak dalam urin
catat tanggal dan waktu pengambilan spesimen dalam catatan keperawatan
Mendokumentasikan implementasi yang diprogramkan dokter

f. Hal hal yang perlu diperhatikan perawat


Periode pengumpulan jenis ini dimulai setelah klien berkemih
Beri wadah yang telah disiapkan oleh pihak laboratorium
Setiap kali berkemih ,urin dikumpul dalam sebuah wadah yang bersih lalu segera masukan
dalam wadah yang lebih besar
Setiap spesimen harus bebas dari feses atau tisu toilet
Perawat harus mengigatkan klien untuki berkemih dan sebelum defekasi
wadah pengumpil urin perlu dimasukan dalam lemari ES

B. Spesimen feses

Analisa specimen feses dapat memberikan informasi meliputi proses tentang kondisi
kesehatan. Beberapa tujuan pemeriksaan feses meliputi :
a. Untuk menentukam adanya darah samar (tersembunyi) perdarahan dapat terjadi akibat adanya
ulkus,penyakit inflamasi atau tumor. Pemeriksaan samar sering disebut sebagai tes uji guaiase,
dapat dilakukan dengan cepat oleh perawat di klinik atau klien di rumah. Kertas guaiase yang di
gunakan untuk pemeriksaan sensitive terhadap adanya darah dalam feses. Makanan tertentu,obat
dan vitamin c dapat menjadikan pemeriksaan tidak akurat. Hasil positif palsu dapat terjadi bila
klien baru memakan daging merah,sayuran atau buah-buahan mentah atau obat-obatan tertentu
yang mengiritasi mukosa lambung dan mengakibatkan perdarahan, seperti aspirin atau abat anti
inflamasi nonsteroid (Nonsteroidal antI-inflamatory drugs/NSAID) yang lain,steroid,sediaan
besi dan anti koagulan. Hasil negatif palsu terjadi bila klien mengonsumsi lebih dari 50 mg
vitamin c/hari dari semua sumber baik dari diet dan suplemen 3 hari sebelum pengukuran
sekalipun njika ada perdarahan.
b. Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif. Sebagai contoh, jumlah lemak yang
berlebihan pada feses (steatore) dapat mengindikasi absorbsi lemak yang terjadi pada usus halus.
Penurunan jumlah empedu dapat mengiritasi obstruksi aliran empedu dari hati dan kandung
kemih ke dalam usus. Untuk pemeriksaan jenis ini, perawat perlu mengumpulkan dan mengirim
seluruh feses pada satu kali defekasi bukan sempel yang sedikit.
c. Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit. ketika mengumpulkan spesimen untuk pemeriksaan
parasit sample yang harus di bawa ke laboratorium masih baru. Biasanya, ada tiga spesimen
feses yang di evaluasi untuk memastikan dan mengidentifikasi adanya organisme sehingga dapet
disusun pengobatan yang sesuai.
d. Untuk mendeteksi adanya bakteri atau virus. Pemeriksaan ini hanya membutuhkan sedikit fese
karena spesimen tersebut akan di kultur. Wadah atau penampung harus steril dan teknik aseptik
digunakan saat mengumpulkan spesimen. Feses perlu dikirim segera ke laboratorium. Perawat
perlu membuat catatan pada slip permintaan laboratorium bila klien mendapatkan antibiotik.
e. Hal hal yang perlu diperhatikan
Penyimpanan
Feses tahan < 1 jam pada suhu ruang
Bila 1 jam/lebih gunakan media transpot yaitu Stuarts medium, ataupun Pepton water
Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang, sedangkan > 24 jam pada suhu 4C
Pengiriman
Pengiriman < 1 jam pada suhu ruang
Bila tidak memungkinkan, gunakan media transport atau kultur pada media Tetra Thionate
Broth
f. Mengumpulkan spesimen feses
Alat :
Pispot yang bersih
Sarung tangan
Wadah spesimen dari plastik berlebel dengan penutup, hapusan steril pada tabung untuk
kultur feses
Dua spatel
Tissue
Slip permintaan dari laoratorium yang terisi lenkap
Penyegar udara
Pemeriksaan feses untuk darah samar
Alat:
Pispot yang bersih
Sarung tangan
Dua spatel
Tissue
Persiapan perawat sebelum pemeriksaan :
Kumpulkan peralatan yang di perlukan
Pasang tanda di kamar mandi klien bila diperlukan spesimen feses sesuai waktu
Pelaksanaan
Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut harus dilakukan
dan apakah klien dapat bekerjasama.
Berikan informasi dan interupsi kepada klien yang dapet berjalan
Tujuan pengambilan spesimen feses dan bagaimana klien dapat mebantu mengumpulkannya
Defekasi pada pispot yang bersih
Jangan sampai spesimen terkontaminasi dengan urin atau darah menstruasi. Jika
memungkinkan klien berkrmih dulu sebelum mengumpulkan spesimen
Jangan membuang tisu ke dalam pispot defekasi karena kandungan kertas dapat
mempengaruhian alisis laboratorium
Beritahu perawat secepat mungkin setelah defekasi terutama setelah mendapatkan spesimen
dan segera dikirim ke laboratorium
Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai. Ketika
mengambil sampel feses yaitu saat membawa pispot klien, saat memindahkan sampel feses ke
wadah spesimen, saat membuang sisa pada pispot, perawat melakukan teknik aseptik dengan
cermat.
Berikan privasi klien
Bantu klien yang memerlukan bantuan
Bantu klien memakai pispot yang diletakkan di atas kursi di samping tempat tidur atau di
bawah dudukan toilet di kamar mandi
Setelah klien defekasi tutup pispot bertujuan untuk mengurangi rasa bau dan malu pada klien
Pasang sarung tangan untuk menghindari kontaminasi pada tangan dan bersihkan klien sesuai
dengan kebutuhan. Inspeksi sekitar anus untuk memeriksa adanya iritasi bila klien sering
defekasi dan fesesnya cair.
Pindahkan sejumlah feses yang diperlukan ke dalam wadah feses
Gunakan satu atau dua spatel untuk memindahkan sejumlah atau semua feses ke dalam
wadah spesimen, hati-hati agar tidak mengontaminasi bagian luar wadah. Jumlah desse yang
dikirim bergantung pada tujuan pengumpulan spesimen feses. Biasanya pemeriksaan cukup
membutuhkan 2 ,5 cm feses yang berbentuk atau 15-30 ml fese cair. Untuk beberapa spesime
waktu,seluruh feses yang keluar mungkin perlu di kirimkan, mukius atau darah yang terlihat
harus disertakan pada sampel.
Untuk kultur, masukkan swab steril kedalam spesimen. Letakkan swab kedalam tabung
periksa steril dengan menggunakan teknik steril.
Bungkus spatel yang telah digunakan dengan tissue sebelum membuangnya kedalam wadah
pembuangan. Tindakan ini membantu mencegah penyebaran mikroorganisme melui kontak
dengan benda lain
Tutup wadah segera setelah spesimen berada di dalam wadah
Pastikan klien dalam keadaan nyaman
Kosongkan dan bersihkan pispot dan letakkan kembali ke tempatnya
Lepaskan sarung tangan
Gunakan penyegar udara untuk mrenghilangkan bau kecuali dikontra indikasikan untuk klien
(misalmnya semprotan yang meningkatkan dispenia)
Beri label dan kirimkan spesimen ke laboratorium
Pastikan informasi yang benar terdapat pada slip permintaan laboratorium dan pada label
yang melekat di wadah specimen
Atur spesimen agar di bawa ke laboratorium untuk kultur atau pemeriksaan parasit perlu
segera dikirim. Bila tidak memungkinkan ikuti petunjuk pada wadah spesimen. Pada beberapa
institusi pendinginan di indikasikan karena perubahan bakteriologis terjadi pada spesimen feses
dalam suhu ruangan. Jangan pernah meletakkan spesimen dalam tempat pendingin yang berisi
makanan dan obat-obatan untuk mencegah kontaminasi

C. Spesimen Sputum

Saliva dimulut, disebut ludah. Orang yang sehat tidak memproduksi sputum. Sputum adalah
sekresi mukus dari paru, bronkus, dan trakea. Perlu dibedakan dari saliva, cairan bening yang
disekresikan oleh kelenjar Spesimen sputum diambil untuk pemeriksaan kultur sensitvitas guna
mengidentifikasi mikroorganisme tertentu dan sensitivita terhadap obat tertentu. Spesimen
sputum pagi hari diperiksa untuk mengidentifikasi kanker paru paru dan tipe sel khususnya.
Pemeriksaan untuk menentukan adanya bakteri tahan asam (BTA) juga memerlukan
pengumpulan spesimen sputumselama tiga hari berturut- turut untuk mengidentifikasia danya
TBC pada saat bangun tidur
a. Prosedur pengambilan
Perlengkapan
Wadah spesimen steril dengan penutup
Sarung tangan
Desinfektan
Tissue
Label terlengkap
Slip permintaan laboratorium
Obat kumur
Persiapan
Tentukan metode pengumpulan dan kumpulkan peralatan yang sesuai

Pelaksanaan
Jelaskan apa yang anda lakukan
Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan saliva
Jangan menyentuh bagian wadah dalam spesimen
Keluarkan sputum ke wadahnya
Jumlah sputum yang diperlukan 1- 2 sendok teh ( 5 -10 ml)
Cuci tangan
Berikan privasi
Berikan bantuan jika diperlukan untuk mengumpulkan spesimen
Bantu klien posisi duduk

b. Hal hal yang diperlukan dalam pengambilan spesimen sputum


Penyimpanan
Penyimpanan < 24 jam pada suhu ruang
Penyimpanan pada pot steril berpenutup
Pengiriman
Pengiriman < 2 jam pada suhu ruang
Bila tidak memungkinkan, simpan dalam media transport (Amies medium, Stuarts medium)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebelum pemeriksaan sederhana diperlukan sejumlah spesimen sebagai bahan
pemeriksaan diantaranya urine, feses dan darah. Penyediaan spesiman biasanya dilakukan oleh
perawat sehingga perawat perlu memperhatikan cara pengambilan spesimen, jumlah spesimen,
jenis pemeriksaan spesimen, cara penyimpanan, dan pengiriman spesimen. Selain itu perawat
perlu mengetahui tujuan pengambilan spesimen sebagai penunjang untuk mendiagnosa.
Perawat perlu memastikan setiap spesimen tidak terkontaminasi benda asing dan
dilakukan sesuai dengan prosedur kerja yang sistematis.
Oleh karena itu diperlukan kehati hatian dalam pengambilan spesimen, bagaimana
persiapan pasien sebelum, ketika pengambilan dan sesudah di setiap jenis spesimen. Hal
tersebut dilakukan agar pemeriksaan laboratorium tersebut menghasilkan secara akurat adanya
indikasi penyakit yang terkandung dalam setiap spesimen.

Anda mungkin juga menyukai