Sister Callista Roy adalah suster dari Saint Joseph of Carondet. Roy
dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles California. Roy
menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys
College di Los Angeles dan Magister Saint in nurshing pada tahun 1966 di
Universitas California Los Angeles. Setelah mendapat gelar perawat Roy memulai
pendidikannya di sosiologi dan menerima gelar di universitas California.
Pada tahun 1981 Roy adalah seorang dari Sigma Theta Tau dan Roy pun
menerima hadiah National Founder selama bertahan di Fosterus Proffesional
Nurshing Standars. Prestasinya masuk pada tahun 1984 sebagai kehormatan
dokter dari Humane Letters oleh Alverno College. Pada tahun 1985 mendapat
kehormatan dokter dari timur Michigan University dan pada tahun 1986 A.J.N
menghadiahi buku untuk model adaptasi utama Roy. Roy diakui di dunia siapa
wanita itu ? kepribadian dari Amerika dan sebagai Follow of the American
Academy of Nurshing.
B. Sumber Teori
Sistem
Tingkat Adaptasi
Masalah Adaptif
Masalah adaptasi adalah suatu area masalah yang luas yang berkaitan
dengan adaptasi. Ini menggambarkan kesulitan yang berhubungan dengan
indikator adaptasi positif (Roy & Andrew, 1999, hal. 65). Roy 1984 menyatakan
sebagai berikut:
Pada titik ini dapat dikatakan bahwa perbedaan antara masalah adaptasi dan
diagnosiskeperawatan didasarkan pada pengembangan kerja dalam kedua
bidang ini. Pada titik ini, masalah adaptasi tidak dilihat sebagai area masalah
bagi perawat yang berhubungan dengan sesesorang atau kelompok yang sedang
beradaptasi (dengan masing-masing mode adaptif) (hal. 89-90)
Stimulus Fokal
Stimulus Kontekstual
Stimulus Residual
Proses Koping
Proses koping adalah cara-cara, baik yang bersifat intrinsik atau didapat
dari luar, untuk berinteraksi dengan lingkungan yang berubah (Roy & Andrew,
1999, hal.31)
Subsistem Kognator
Subsistem Regulator
Respons Adaptif
Respons Inefektif
Mode fisiologis adalah berhubungan dengan proses fisik dan kimia yang
terlibat dalam fungsi dari aktivitas organisme hidup (Roy & Andrews, 1999
hal.102). lima kebutuhan yang diindentifikasikan dalam mode fisiologik-fisik
berhubungan dengan kebutuhan dasar integritas fisiologis yaitu: (1) oksigenasi,
(2) nutrisi (3) eliminasi (4) aktivitas dan istirahat dan (5) perlindungan. Mode fisik
adalah suatu cara dimana sistem adaptif manusia secara kolektif terwujud dalam
hubungan adaptasi dengan sumber-sumber operasional dasar, peserta, fasilitas
fisik dan sumber fiskal (Roy & Andrews, 1999 hal.104)
Mode identitas konsep diri kelompok adalah salah satu dari tiga mode
psikososial; yang berfokus pada aspek psikologis dan spiritual sistem manusia.
Konsep diri dapat didefinisikan sebagai kumpulan kepercayaan dan perasaan
tentang diri sendiri pada waktu tertentu yang terbentuk dari persepsi internal dan
persepsi dari orang lain (Roy & Andrews, 1999 hal.107)
Yaitu satu atau dua mode sosial yang berfokus pada peran seseorang di
masyarakat. Kebutuhan dasar yang mendasari mode fungsi peran adalah integritas
sosial kebutuhan untuk mengetahui bahwa seseorang memiliki suatu hubungan
dengan orang lain, sehingga orang tersebut bertindak berdasarkan hubungan
tersebut (Hill & Roberts, 1981,hal,109-110). Setiap orang memiliki peran
primer,sekunder dan tersier. Peran primer menentukan perilaku utama yang
dimiliki seseorang dalam periode tertentu dikehidupannya. Peran sekunder adalah
peran yang perlu dilakukan untuk melengkapi tugas tahap perkembangan
seseorang serta tugas dari peran primer. (Andrews, 1991 hal.349). Peran tersier
biasanya bersifat sementara dapar dipilih dengan bebas oleh induvidu, dan bisa
mencakup aktivitas, seperti hobi atau klub (Andrews, 1991 hal.349)
Mode Interdependensi
Persepsi
Asumsi Utama
Adaptasi
Menurut Roy adaptasi mengacu pada suatu proises dan luaran dimana
manusia yang berikir dan merasa, sebagai individu atau kelompok, menggunakan
kesadaran dan pilihan untuk menciptakan keterpaduan antara manusia dan
lingkungan (Roy & Andrews, 1999 hal.30)
Keperawatan
Manusia
Menurut Roy, manusia adalah sistem yang holistik dan adaptif. Sistem
manusia digambarkan sebagai suatu keseluruhan dengan bagian-bagiannya yang
berfungsi sebagai suatu kesatuan untuk tujuan masing-masing. Sistem manusia
meliputi manusia sebagai individu, atau dalam kelompok, termasuk keluarga,
organisasi, konunitas, dan masyarakat sebagai satu keseluruhan. Roy
mendefinisikan manusia sebagai fokus utama keperawatan, sebagai adaptif yang
hidup dan konpleks dengan proses-proses internalnya (kognator & regulator) yang
bekerja untuk mempertahankan adaptasi dalam ke empat mode adaptif (fisiologis,
konsep diri, fungsi peran, dan interdepedensi).
Kesehatan
Kesehatan adalah status dan proses ada atau menjadi seseorang yang utuh
dan menyeluruh. Kesehatan mencerminkan adaptasi, yaitu interaksi antara orang
dan lingkungannya. Kesehatan dan penyakit adalah satu dimensi yang tidak dapat
dihindari, dapat saling berdampingan, dari pengalaman hidup seseorang.
Lingkungan
Lingkungan menurut Roy adalah semua kondisi keadaan, dan pengaruh
yang melinkupi dan berdampak pada perkembangan dan perilakku seseorang atau
kelompok, dengan pertimbangan khusus pada hubungan timbal balik antara
manusia dan sumber-sumber bumi yang meliputi stimulus fokal, konstektual, dan
residual. Faktor-faktor dalam lingkungan yang memengaruhi seseorang dapat
dikategorikan sebagai stimulus fokal, konstektual, dan residual.
Penegasan Teoritis
Sebagai suatu sistem terbuka, manusia menerima inpit atau stimulus baik
dari lingkungan atau dalam diri sendiri. Tingkat adaptasi ditentukan oleh
kombinasi efek stimulus fokal, konstektual, dan residual. Adaptasi terjadi pada
saat seseorang berespons secara positif terhadap perubahan lingkungan. Respons
adaptif ini meningkatkan integritas seseorang, yang akan membawanya menuju
sehat. Di sisi lain respon inefektif akan mengarah pada gangguan integritas
seseorang.
1) kebutuhan fisiologis
2) konsep diri
4) interdepensi
Manfaat dari ke empat mode adaptif ini adalah untuk mencapai integritas
fisiologis, psikologis, dan sosial.
Bentuk logis
Praktik
Pada awalanya, model Roy dikenal sebagai teori yang berharga untuk
praktik keperawatan karena memiliki tujuan yang spesifik untuk aktifitas dan
menguraikan aktifitas untuk mencapai tujuan tersebut (Dickoff, James, dan
Wiedenbach, 1968a, 1968b).
Pendidikan
Penelitian
Yeh (2000) menguji Model Adaptasi Roy pada sampel yang terdiri 116
anak laki-laki dan perempuan asal Taiwan yang mengalami kanker (usia 7-18
tahun pada saat diagnosis). Pada akhirnya penelitian ini menunjukkan keterkaitan
antara mode adaptif fisiologi (HRQOL fisik), konsep diri (HRQOL penyakit dan
gejala), interdependensi (HRQOL social) dan fungsi peran (HRQOL kognitif).
Weiss, Fawcett, dan Aber (2009) menggunakan Model Adaptasi Roy untuk
mempelajari adaptasi pada ibu post partum dengan bedah sesar. Sedangkan Tim
Penelitian Ilmu Keperawatan Universitas Montreal mempelajari adaptasi terhadap
berbagai stimulasi lingkungan. Temuan ini mendukung proposisi Roy bahwa
koping meningkatkan adaptasi. Juga pada DeSanto-Madeya (2009) mengkaji
adaptasi pada individu dengan cedera tulang belakang dan anggota keluarganya
menggunakan Model Adaptasi Roy. Temuan ini berimplikasi penting bagi perawat
yang harus merawat pasien dengan cedera tulang belakang pada tatanan akut
maupun rawat jalan.
Kesederhanaan
Keumuman
Ruang lingkup yang luas dari Model Adaptasi Roy adalah suatu kelebihan
karena dapat digunakan untuk membangun teori dan menurunkan teori middle-
range untuk mempelajari fenomena dengan tingkat yang lebih kecil (Reynolds,
1971). Model Roy (Roy & Corliss, 1993) dapat digeneralisasikan ke dalam semua
tatanan praktik keperawatan tetapi dengan lingkup yang lebih terbatas karena
model Roy terutama berhubungan dengan adaptasi manusia lingkungan dari
pasien, di mana informasi tentang perawat tersirat dalam model tersebut.
Aksesibilitas
Konsep Roy yang luas berasal dari teori psikologi, fisiologis, sosiologi,
dan keperawatan. Data empiris menunjukkan bahwa basis teori umum ini
memiliki substansi. Roy (1980) mempelajari dan menganalisis 500 sampel
perilaku pasien yang dikumpulkan oleh mahasiswa keperawatan.
Roy (Roy & McLeod, 1981; Roy & Roberts, 1981) telah mengidentifikasi
berbagai proposisi yang berhubungan dengan mekanisme regulator dan kognator
serta mode konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Banyak dari proposisi
tersebut bersifat pernyataan hubungan dan dapat diuji (Tiedemanm, 1983). Selama
bertahun-tahun, banyak hipotesis yang dapat diuji telah diturunkan dari model
Roy (Hill & Roberts, 1981).
Sifat holistik dari model Roy membantu perawat peneliti dari seluruh
dunia yang tertarik dengan sifat kompleks dari proses adaptif fisiologis dan
psikososial. (Roy, 2011a; 2011b).
Kepentingan
Model Adaptasi Roy memberikan definisi yang jelas tentang proses
keperawatan dan bermanfaat untuk memandu praktik klinis keperawatan. Model
Roy mampu menghasilkan informasi baru melalui uji hipotesis yang diturunkan
dari teori tersebut (Roy, 2011a; Roy & Corliss, 1993; Smith, Garvis & Martinson,
1983).
RINGKASAN
Model Adaptasi Roy telah berpengaruh besar terhadap profesi
keperawatan. Model ini adalah salah satu model yang paling banyak digunakan
untuk memendu penelitian, pendidikan, praktik keperawatan. Model ini juga
diajarkan sebagai bagian dari kurikulum program sarjana, magister dan doktor
keperawatan. Model Adaptasi Roy telah menginspirasi pengembangan banyak
teori middle-range keperawatan dan berbagai adaptasi instrumen. Sister Callista
Roy terus menyempurnakan model adaptasi untuk penelitian, pendidikan dan
praktik keperawatan.
Menurut Roy, manusia adalah sistem adaptif yang holistik dan merupakan
fokus keperawatan. Lingkungan internal dan eksternal terdiri dari semua
fenomena yang mengelilingi sistem adaptif manusia dan mempengaruhi
perkembangan dan perilaku manusia. Manusia selalu berinteraksi terus menerus
dengan lingkungannya, serta bertukar informasi, materi, dan energi sehingga
manusia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan adalah
sumber informasi stimulus yang dapat mengancam ataupun meningkatkan
keberadaan seseorang. Untuk dapat bertahan hidup, sistem adaptasi manusia harus
berespons secara positif terhadap stimulus lingkungan. Manusia dapat berespons
secara efektif atau inefektif terhadap stimulus lingkungan. Definisi sehat menurut
Roy adalah menjadi manusia yang terpadu dan utuh.
Tiga jenis stimulus lingkungan dijelaskan dalam Model Adaptasi Roy.
Stimulus Konsektual adalah semua stimulus lain yang muncul pada situasi yang
dapat berkontribusi positif atau negatif pada kekuatan stimulus fokal. Stimulus
residual mempengaruhi stimulus fokal, tetapi efeknya tidak langsung diketahui.
Tiga jenis stimulus ini bersama-sama membentuk tingkat adaptasi. Tingkat
adaptasi seseorang dapat bersifat terpadu, terkompensasi, atau terabaikan.
Mekanisme koping mengacu pada proses dari dalam atau proses yang
dipelajari dari luar yang digunakan seseorang untuk menghadapi stimulus
lingkungan. Mekanisme koping dapat dikategorikan secara luas sebagai subsistem
regulator atau kognator. Subsistem regulator berespons secara otomatis melalui
proses koping neurologis, kimiawi dan endokrin. Subsistem kognator berespons
melalui proses kognitif emosi dari dalam ataupun dari luar yang mencakup
pemrosesan, pembelajaran, penilaian, dan emosi terhadap presepsi dan informasi.
Perilaku yang terwujud dari adaptasi dapat dilihat dalam empat mode
adaptif. Mode fisiologis mengacu pada respons fisik seseorang terhadap
lingkungan, dan kebutuhan. Mode konsep diri mengacu pada pemikiran,
keyakinan, atau perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri pada waktu tertentu.
Kebutuhan dasar dari mode konsep diri adalah integritas pskologis atau spiritual.
Konsep diri adalah kumpulan keyakinan dari diri sendiri yang terbentuk dari diri
fisik (sensasi tubuh dan citra tubuh) dan diri personal (konsistensi diri, ideal diri,
dan moral etik spiritual diri). Mode fungsi peran mengacu pada peran primer,
sekunder dan tersier yang ditampilkan seseorang dimasyarakat. Kebutuhan dasar
dari mode adaptif interdependensi adalah integritas sosial atau untuk pemberi dan
penerima cinta, rasa hormat dan nilai dari orang terdekat dan sistem pendukung
sosialnya. (Tabel 9-1).
Tujuan Keperawatan adalah untuk meningkatkan respons adaptif. Ini dapat
dicapai melalui 6 langkah proses keperawatan yaitu : pengkajian perilaku,
pengkajian stimulus, diagnosa keperawatan, penetapan tujuan, intervensi dan
evaluasi. Intervensi keperawatan berfokus pada pengelolaan stimulus lingkungan
dengan mengubah, meningkatkan, menurunkan, memindahkan atau
mempertahankan stimulus lingkungan tersebut (Roy & Andrews, 1999, hal 86).
Meleis (1985) mengajukan fokus dari teori keperawatan ke dalam 3 jenis
berikut :
1. Teori yang berfokus pada kebutuhan
2. Teori yang berfokus pada interkasi
3. Teori yang berfokus pada hasil.
Meleis (1985, 2007) mengklasifikasikan mode adaptasi Roy sebagai teori
hasil. Pada penerapan konsep sistem dan adaptasi terhadap manusia sebagai fokus
keperawatan Roy menyampaikan bahwa manusia adalah perangkat untuk praktik,
pendidikan dan penelitian perawat. Konsep Roy tentang manusia dan proses
keperawatan telah berkontribusi pada ilmu dan seni keperawatan. Model adaptasi
Roy layak dipelajari dan dipelajari lebih lanjut oleh perawat pendidik, peneliti
maupun praktisi.
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, H. 1991. The Roy adaptation model :The definitive statement (pp.347-
361). Norwalk, CT : Appleton & Lange.
Andrews, H., & Roy, C. 1986. Essentialis of the Roy adaptation model. Norwalk,
CT : Appleton-Century-Crofts.
Cooley, C.H. 1902. Human nature and social order. New York : Scribners
Dickoff, J., James, P., & Wiedenbach, E. 1968a. Theory in a practice discipline.
Nursing Research, 17, 415-435.
DiMattio, M. J., & Tulman, L. 2003. A longitudinal study of functional status and
correlates following coronary artery bypass graft surgery in women. Nursing
Research, 52, 98-107.