Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS

4. Rangsangan Osmotik
Perlakuan pada rangsangan osmotik dilakukan dengan menggunakan kristal NaCl.
Pertama kristal NaCl dibubuhkan pada saraf iskhiadiskus kanan, hasilnya baik sebelum
dan sesudah saraf iskhiadiskus kiri dipotong otot gastroknemius sebelah kanan dan otot
gastroknemius sebelah kiri tidak merespon sama sekali. Kemudian saat kristal NaCl
dibubuhkan pada saraf iskhiadiskus kiri, baik sebelum dan sesudah saraf iskhiadiskus kiri
dipotong yang merespon hanyalah otot gastroknemius sebelah kiri. Sedangkan saat kristal
NaCl dibubuhkan pada otot gastronekmus kanan, baik sebelum dan sesudah saraf
iskhiadiskus kiri dipotong yang merespon hanyalah otot gastroknemius sebelah kanan.
Saat NaCl dibubuhkan pada otot gastronekmus kiri, sebelum saraf iskhiadiskus kiri
dipotong yang merespon baik adalah otot sebelah kiri, namun sesudah saraf iskhiadiskus
kiri diputus kedua otot gastroknemius baik kanan maupun kiri memberikan respon yang
baik.

PEMBAHASAN
Sebelum saraf iskhiadikus diputus dari medulla spinalis
4a. rangsangan osmotik
Perlakuan ke empat adalah memberikan rangsangan kepada katak hijau secara
osmotik. Rangsangan osmotik ini diberikan dengan cara membubuhkan kristal NaCl pada
saraf iskhiadikus baik kanan maupun kiri dan otot gastroknemius baik kanan maupun kiri
sebelum saraf iskhiadiskus kiri diputus. Berdasarkan analisis data didapatkan hasil yang
memberikan respon hanya otot gastroknemius kiri ketika saraf iskhiadiskus dibubuhi
dengan kristal NaCl, baik sebelum maupun sesudah saraf iskhiadiskus kiri diputus.
Sedangkan pada saat kristal NaCl dibubuhkan pada otot gastroknemius, hasil yang
ditunjukkan adalah tidak ada respon yang ditunjukkan oleh saraf iskhiadiskus. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa sel otot akan menunjukkan respon apabila
padanya diberikan rangsangan lewat saraf atau langsung pada otot. Respon yang
ditunjukkan oleh sel otot umumnya berupa kontraksi otot, sedangkan respon yang pada sel
saraf tidak dapat diamati, sebab berupa proses pembentukan potensial aksi yang kemudian
dirambatkan berupa impuls. Adanya respon sel saraf hanya dapat diamati pada efektornya
(Campbell, 2004).
sesudah saraf iskhiadikus diputus dari medula spinalis

4b. Rangsangan osmotik


Perlakuan ke empat selanjutnya adalah memberikan rangsangan secara osmotik.
Rangsangan osmotik ini diberikan dengan cara membubuhkan kristal NaCl pada saraf
iskhiadikus baik kanan maupun kiri dan otot gastroknemius baik kanan maupun kiri
sesudah saraf iskhiadiskus kiri diputus. Berdasarkan analisis data ketika saraf
iskhiadiskus dibubuhi dengan kristal NaCl didapatkan hasil yang memberikan respon
hanya otot gastroknemius kiri. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa
sel otot akan menunjukkan respon apabila padanya diberikan rangsangan lewat saraf
atau langsung pada otot. Respon yang ditunjukkan oleh sel otot umumnya berupa
kontraksi otot (Campbell, 2004). Sedangkan pada saat kristal NaCl dibubuhkan pada
otot gastroknemius, didapatkan hasil yakni tidak ada respon yang ditunjukkan oleh
saraf iskhiadiskus tetapi respon baik terjadi pada otot gastroknemius kanan dan kiri.
Hasil praktikum ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa saraf
iskhiadiskus merupakan saraf perifer yang kinerjanya memerlukan adanya medula
spinalis. Seharusnya saraf iskhiadiskus bagian kanan yang masih terhubung dengan
medula spinalis menunjukkan adanya respon ketika diberi rangsangan, yakni berupa
gerakan otot gastroknemius yang sebelah kanan juga. Tidak adanya respon pada saraf
iskhiadiskus ini terjadi karena beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi
diantaranya adalah kadar stimulus yang kurang atau disebabkan oleh kurang tepatnya
saat pemberian perlakuan pada bagian tertentu dari saraf iskhiadiskud. Besarnya
rangsangan yang diberikan pada saraf iskhiadikus sebelum saraf iskhiadiskus kiri
diputus akan mempengaruhi kontraksi otot gastroknemius (Kimball, 1983).
Sedangkan saraf iskhiadikus yang sudah terputus dengan medula spinalis tidak dapat
berkinerja lagi.

Daftar rujukan

Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga


Kimball, J. W. 1983. Biologi jilid 1. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai