Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN SEDIAAN DAN DOSIS OBAT ANTIDEPRESAN

&
MEKANISME KERJA LITHIUM PADA BIPOLAR DISORDER

Dosen Pembimbing : dr. Ave Olivia Rahman

Disusun Oleh :

Jasmine Fimania

G1A113088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI
A. Sediaan dan Dosis Obat Antidepresan

No Golongan Obat Sediaan Dosis

A. Mono Amin Uptake Inhibitor

1. Antidepresan Siklik
a. Tablet a. Pasien Rawat Jalan
10 mg
75 mg/ hari PO
25 mg
50 mg b. Pasien Rawat Inap
b. Kapsul 100-150 mg/hari PO
a. Imipramin 75 mg
No response >2 wks
100 mg
125 mg 250-300 mg/hari PO
150 mg c. Dosis Rumatan
50-100 mg/hari PO
a. Tablet a. Depresi
10 mg
100-200 mg terbagi
25 mg
50 mg 12 jam PO
b. Desipiramin
75 mg b. Depresi berat
100 mg Mencapai 300
150 mg mg/hari
a. Tablet a. Depresi (Pasien
10 mg Rawat Jalan)
25 mg 25-50 mg saat akan
50 mg
75 mg
tidur PO
100 mg Ditingkatkan 25 mg
150 mg 5-7 hari menjadi
c. Amitriptilin 100-150 mg (terbagi
saat siang dan
malam hari)
b. Depresi (Pasien
Rawat Inap)
100-300 mg/hari PO

2. Selective Serotonin Reuptake


Inhibitor (SSRI)
a. Tablet a. Depresi (DSM-III
10 mg dan DSM III-R)
20 mg
Dosis Inisiasi : 20
40 mg
a. Citalopram b. Solusio Oral mg/hari
10 mg/50 mL >1 wk dapat
ditingkatkan menjadi
40 mg/hari
b. Anxiety Disorder
10 mg/hari PO
(dapat ditingkatkan
40 mg/hari)
c. Panic Disorder
Dosis Inisiasi : 20
mg/hari
>1 wk dapat
ditingkatkan menjadi
40 mg/hari
d. OCD
Dosis Inisiasi : 20
mg/haari
>1 wk dapat
ditingkatkan menjadi
40-60 mg/hari
a. Tablet a. Depresi Berat
5 mg 10 mg/hari PO (>1
10 mg wk dapat
b. Escitalopram 20 mg
b. Solusio Oral ditingkatkan menjadi
5mg/5mL 20 mg)
a. Tablet
10 mg
20 mg
a. Depresi dan OCD
Dosis inisiasi : 20
60 mg
b. Kapsul
mg/hari PO (dapat
c. Fluoxetine 10 mg
ditingkatkan
20 mg
sebanyak 20 mg
40 mg
setelah beberapa
c. Solusio Oral
minggu) <80 mg/hari
20 mg/5mL
a. Tablet a. OCD dan
25 mg 50 mg saat akan
50 mg tidur. (dapat
100 mg ditingkatkan 50
d. Fluvoxamine b. Kapsul mg/hari menjadi
100 mg 100-300 mg/hari)
150 mg *dosis >100 mg
dibagi 12 jam

a. Tablet a. Depresi
10 mg Konvensional : 20
20 mg
mg/hari PO (dapat
e. Paroxetine 30 mg
40 mg
dtingkatkan 10
b. Kapsul mg/hari)
7,5 mg Paxil CR : 25
c. Tablet (extended mg/hari PO (dapat
release) ditingkatkan 12.5
12.5 mg
mg/hari)
25 mg
37.5 mg b. OCD dan Anxiety
d. Suspensi Oral Disorder
e. 10mg/5mL 20 mg/hari PO
(dapat dtingkatkan
10 mg/hari)

a. Tablet a. Depresi dan OCD


25 mg Dosis inisiasi : 50
50 mg mg/hari PO (dapat
100 mg
b. Konsentrat Oral ditingkatkan 25 mg
20 mg/mL dengan jarak waktu
1 minggu)
b. Panic Disorder &
f. Sertraline
Anxiety Disorder
Dosis inisiasi : 25
mg/hari PO (dapat
ditingkatkan 25 mg
dengan jarak waktu
1 minggu)

3. Nor Adrenaline Reuptake


Inhibitor (NARI)
a. Tablet a. 4 mg/2x sehari
a. Reboxetine 4 mg
a. Kapsul a. ADHD
10 mg Dosis inisiasi :40
18 mg mg/hari PO (>3 hari
25 mg
b. Atamoxetine 40 mg
ditingkatkan menjadi
60 mg 80 mg/hari PO 1x
80 mg sehari atau terbia 12
100 mg jam)
4. Serotonin and Nor Adrenaline
Reuptake Inhibitor (SNRI)
a. tablet
a. Depresi
25mg
37.5mg
75 mg terbagi 8/12
50mg Jam PO
75mg Moderat : mencapai
100mg 225 mg/ hari terbagi
a. Venlafaxine b. Tablet (extended 8-12 jam PO
release) Berat : 375 mg/hari
37.5mg
terbagi 8-12 jam PO
75mg
150mg
(Immediate Release)
225mg b. Anxiety Disorder
c. Kapsul (extended 37.5-75 mg/hari PO
release)
37.5mg
75mg
150mg

a. Tablet (extended a. 50 mg/hari PO


release)
b. Desvenlafaxine 25 mg
50 mg
100 mg
a. Tablet a. Fibromyalgia
12.5 mg Hari ke-1 : 12.5 mg
25 mg PO
50 mg
100 mg
Hari ke-2 dan 3 : 25
mg terbagi 12 jam
PO
c. Milnacipran
Hari ke-4 sampai 7 :
50 mg/hari terbagi
12 jam
Hari selanjutnya
:100 mg/hari terbagi
12 jam
a. Kapsul (delayed a. Depresi
release) 40-60 mg/hari PO
20 mg
selama 1 minggu
30 mg
40 mg
b. Anxiety Disorder
d. Duloxetine 60 mg 60 mg/hari PO
c. Fibromyalgia
30 mg/hari PO
selama 1 minggu

Mono Amin Oxidase Inhibitor


B.
(MAOI)
a. Tablet a. Depresi
a. Phenelzine 15 mg 15 mg/8 jam PO
a. Tablet a. Depresi tanpa
10 mg melankolia
15 mg/12 jam PO
b. Tranylcypromine
(dosis dapat
ditingkatkan 5mg
pada minggu 1-3)
a. Tablet a. Depresi
c. Moclobemide 150 mg 300 mg/hari (terbagi
menjadi 2-3 dosis)
d. Clorglyzine - -
a. Tablet/kapsul a. Parkinson Disease
1.25 mg 5 mg PO (saat
5 mg sarapan) dan 5 mg
e. Selegiline
PO (saat makan
siang) = 10 mg/hari

C. Mono Amin Receptor Antagonist


1. Noradrenergic and Specific
Serotonic Antidepresant
(NaSSAs)
a. Tablet a. Depresi
7.5 mg 15 mg saat akan
15 mg tidur PO
30 mg
45 mg
a. Mirtazapine b. Disintegrating
Tablet
15 mg
30 mg
45 mg
a. Tablet a. Depresi
50 mg Dosis inisiasi :150
100 mg mg/hari PO (terbagi
150 mg
b. Trazodone 300 mg
8-12 jam)
b. Tablet (extended b. Insomnia
release) 50-100 mg/hari PO
150 mg
300 mg
a. Tablet a. 30 mg/hari PO
c. Mianserine 10 mg
30 mg
B. Mekanisme Kerja Lithium Pada Bipolar Disorder
Lithium bekerja pada kelainan bipolar melalui beberapa hal yaitu :
1. Efek lithium terhadap kimia otak
Lithium pada otak dapat meningkatkan level zat kimia menyenangkan untuk
membantu saat depresi termasuk serotonin.
2. Efek lithium terhadap sistem pengiriman sel
Sel-sel otak berkomunikasi terhadap satu sama lain dan diantara sel-sel tersebut
terdapatzat kimia yang memungkinkan sel tersebut untuk hidup, tumbuh dan
membelah hingga akhirnya mati. Terdapat banyak cara sel untuk berkomunikasi,
salah satunya yaitu dengan menggunakan pertukaran zat kimia. Peran lithium dapat
memberi efek terhadap proses kelenturan sel dan regenerasi.
3. Efek lithium terhadap brain fertilisers
Lithium dapat meningkatkan level hormone brain fertilizer. Salah satu fertilizer yaitu
BDNF (Brain Derived Neurotrophic Factor). BDNF berperan dalam membantu
pertumbuhan sel otak. Pada kelainan bipolar, BDNF memperbaiki kerusakanpada are
yang terluka seperti sirkuit emosi thermostat diantara amygdala dan korteks
prefrontal.
4. Lithium terhadap perbaikan dan penjagaan struktur otak
Amygdala merupakan bagian dari otak yang menghasilkan emosi sangat cepat. Hal
ini yang dapat menjaga dari hal-hal menakutkan yang telah terekam oleh otak.
Namun, mereaksikan emosi yang cepat tanpa terpikirkan setiap saat dapat
mengganggu masyarakat. Dengan menggunakan scan otak kita dapat melihat bahwa
orang dengan kelainan bipolar memiliki amygdalae yang cukup membesar dan
korteks prefontal yang cukup kecil. Dengan brain scan kita juga dapat melihat
aktivitas otak yang memperlihatkan adanya masalah pada sirkuit penghubung antara
amygdalae dan korteks prefrontal. Lithium dapat memperbaiki dan menjaga sirkuit
tersebut.
5. Lithium mempengaruhi pembacaan gen dan pembuatan protein
Lithium dapat memberikan efek terhadap beberapa protein yang mempengaruhi gen.
sehingga, lithium dapat mempengaruhi pembacaan gen yang menyebabkan sel otak
untuk tetap hidup lebih lama dan lebih elastis.
DAFTAR PUSTAKA

1. reference.medscape.com/drugs
2. Stanford, Nick. 2011. Lithium for Bipolar Disorder. My Mind Books :UK

Anda mungkin juga menyukai